Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM
deteksi model kepemimpinan transaksional …
DETEKSI MODEL KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR Baiq Rohiyatun1 dan Kaswadi2 1
Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram 2 Pemerhati Pendidikan e-mail:
Abstract: This research is aimed at identifying the transactional leadership model of school headmaster in doing learning and teaching process at SMK Negeri 1 Bayan in Academic year 2011/2012. The population of this research is all teacher of SMK Negeri 1 Bayan in which all population as samples of this research. The technique of taking samples used simple random sampling. The technique of collection data used observation sheet and questionnaire as main method and documentation as complement method to know the transactional leadership model of school headmaster in doing learning and teaching process at SMK Negeri 1 Bayan in academic year 2011/2012. The technique of data analysis used statistic formula which is percentage. Based on the result of data analysis, the percentage of teachers’ performance was 95% with very good and teacher’ administration was 74,722% with good enough. The conclusion of this research shows that the percentage of transactional leadership model of school headmaster in doing learning and teaching process was good category at SMK Negeri 1 Bayan in academic year 2011/2012. Key Word: Model. Transactional leadership, Headmaster Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah ingin mengetahui model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012.Metode yang digunakan untuk menentukan subyek dalam penelitian ini adalah dengan teknik populasi karena jumlah guru relatif sedikit, sedangkan metode untuk memperoleh data yaitu metode angket sebagai metode pokok dan metode dokumentasi serta wawancara sebagai metode pelengkap, sedangkan analisis data digunakan adalah analisis statistik dengan rumus prosentase. Hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah yang paling dominan adalah indikator pencipta iklim kerja dengan perolehan prosentase sebesar 95% (Sangat Baik) dan yang paling rendah adalah indikator administrator dengan perolehan prosentase sebesar 74,722% (Cukup Baik). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 sudah dilaksanakan dengan Baik. Kata Kunci: Model, Kepemimpinan Transaksional, Kepala Sekolah PENDAHULUAN Tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru
ISSN: 2355-6358
dan muridnya. Di dalam kepemimpinannya kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangankekurangan yang terjadi di lingkunagn sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan seorang kepala sekolah yang mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, kepala sekolah selaku pemimpin harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Sebagai pemimipin yang mempunyai pengaruh, ia berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap,
1
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi guru yang profesional. Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah harus melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Di samping itu, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif. Dalam kepemimpinannya kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, menurut Wahjosumidjo (2000 : 83) mengemukakan empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Sedangkan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahannya. Pemimpin adalah orang yang mendesign pekerjaan dan mekanismenya, dan staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian. Gaya kepemimpinan ini masuk kedalam gaya kepemimpinan delegatif. Kepemimpinan transaksional, pemimpin dan pengikut bertindak sebagai pelaku tawarmenawar dalam suatu proses pertukaran yang melibatkan imbalan dan hukuman. Ide utama pendekatan transaksional adalah adanya satu pertukaran, pemimpin menginginkan apa yang dimiliki pengikut dan sebagai balasan pemimpin akan memberikan apa yang diinginkan oleh pengikut. Dengan demikian, pemimpin transaksional memotivasi bawahan untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan melalui penetapan imbalan dan hukuman. Kepemimpinan transaksional memiliki dua dimensi yang meliputi: (a) Aktif, pemimpin mengawasi dan mencari penyimpangan atas berbagai aturan dan standar, serta mengambil tindakan korektif; (b) Pasif, pemimpin melakukan intervensi hanya bila standar tidak
ISSN: 2355-6358
deteksi model kepemimpinan transaksional … tercapai (Pounder, 2001, dan Brown, 2003) dalam (Munawaroh, 2011 : 137). Dalam melaksanakan peran kepemimpinanya, para pemimpin transaksional percaya bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya daripada harus memikul sendiri tanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang diambil. Oleh karena itu, para bawahan pada iklim transaksi tidak cocok diserahi tanggung jawab merancang pekerjaan secara inisiatif atau pekerjaan yang menuntut prakarsa. Kepemimpinan transaksional juga dipandang sebagai contingent reinforcement atau dorongan kontingen dalam bentuk reward dan punishment yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja, yaitu manakala para staf menunjukkan keberhasilan ataupun kemajuan dalam mencapai sasaran target yang diharapkan, mereka mendapatkan contingent positif berupa imbalan. Namun, apabila staf menunjukkan kinerja sebaliknya, yaitu menunjukkan kegagalan atau ditemukan berbagai kesalahan maka dorongan contingent negative atau aversif dapat dikenakan berupa hukuman yang telah disepakati. Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat. Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan belajar kepada para siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu, dan diharapkan memberikan hasil tertentu pula kepada siswa (pelajar). Hal itu dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena” (Suharsimi, 2006: 244). Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
2
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif. Pemahaman tersebut tidak di tentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi focus penelitian. Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yakni Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 yang bersifat penelitian deskriptif. Selanjutnya yang menjadi populasi dalam penelitian ini ada dua yaitu: a. Populasi subyek yaitu jumlah individu yang dijadikan subyek penelitian. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang. b. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini yaitu Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012. c. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Bayan Instrumen dalam penelitian ini berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan data tentang model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012. Tahapan yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah: 1. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian 2. Instrumen/angket yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai aspek dari indikator masing-masing variabel. 3. Angket ini terdiri dari 20 item pertanyaan dengan 3 option jawaban yakni; apabila subyek memilih jawaban Ya diberikan skor 3, Kadang-kadang diberikan skor 2 dan Tidak diberikan skor 1, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi dimensi/indicator. Kemudian indicator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang berupa pertanyaanpertanyaan. Adapun metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok sedangkan metode dokumentasi dan metode wawancara sebagai metode pelengkap. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif karena data yang di perlukan adalah data kuantitatif yang berbentuk
ISSN: 2355-6358
deteksi model kepemimpinan transaksional … angka. Menganlisis data merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian sebab datadata yang sudah terkumpul tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak dianalisis. Dikarenakan dalam penelitian ini yakni Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012, maka rumus yang akan digunakan adalah: M= P(%)= Keterangan :
∑
100%
M = Mean (rata-rata) ∑ = Jumlah skor N = Jumlah individu (responden) P = Prosentase SMI = Skor Maksimal Ideal (Tim, 1982 : 74). Kemudian hasil perhitungan dari Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 dimasukkan ke dalam Kriteria klasifikasi sebagai berikut: 90% - 100% = Sangat Baik ( SB ) 80% - 89% = Baik ( B ) 65% - 79% = Cukup Baik ( CB ) 55% - 64% = Kurang Baik ( KB ) 0% - 54% = Sangat Kurang Baik ( SKB ) (Nurkancana, 1983 : 80). Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Membuat tabel kerja rekapitulasi prosentase 2. Memasukkan data kedalam rumus 3. Menguji data dengan rumus prosentase dan 4. Menarik kesimpulan HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Untuk pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan metode angket untuk menganalisis data tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012.
3
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM deteksi model kepemimpinan transaksional … Tabel 01: Rekapitulasi data skor angket tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012. No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
M= M=
Nama Guru 2 I Made Sudana, S.Pd Zaenuddin Adyan Purnawan I Gde Ngurah Sutama Ishakwadi Majduddin Insani I Wayan Pariastha Mur Dwiyanto Maulina Rahmani Sri Hartini Muhajir Didik Supriadi Sri Rahmayanti Hamidah M. syamsul Ramdhani Abdullah R. santyo Wibowo Mustain Atsah Kisman Amirudin M. Rifai Syahroni Widia Andriani I G Ayu Komang Sriastuti Saridi Rahibul Senadi Nurhayati Muliadi I Nyoman Sudarsana Johandi R. Kertabayun Subharuddin Lalu Sastra Utama Husna Istiana Irham Tina aprilia Rohyadin Amin Rakyah Siti Maemunah Jumlah Rata-rata
∑ .
M=51.225
ISSN: 2355-6358
Jumlah 3 56 59 55 55 47 54 54 55 55 46 54 54 43 45 47 34 46 55 54 56 53 54 57 45 55 56 54 43 55 55 49 55 54 49 44 52 54 36 54 52 2.049 51.225 Memasukan Data kedalam Rumus Untuk mencari prosentase Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 secara keseluruhan dipergunakan rumus prosentase sebagai berikut :
4
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM P (%) =
deteksi model kepemimpinan transaksional …
x100%
Keterangan : P = Prosentase keseluruhan M = Mean (Nilai rata-rata) SMI = Skor Maksimal Ideal 100% = Angka konstan Sebelum menghitung prosentase data tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 terlebih dahulu harus diketahui Mean (nilai rata-rata) dan SMI (Skor Maksimal Ideal) dari masing-masing indikator sebagai berikut : Mencari M (nilai ratarata/mean) ∑ M= Keterangan : M = Mean (nilai rata-rata) ∑X = Jumlah skor model kepemimpinan kepala sekolah N = Jumlah sampel guru Selanjutnya jumlah skor total Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah (berdasarkan table 02) dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 dari masing-masing indikator, sedangkan jumlah guru adalah 40 orang, dengan demikian mean/nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Educator (pendidik) ∑ M=
M= M = 7,175 3.
M=
M = 8,125
∑
M= M = 6,725 4.
a.
M=
Administrator
Supervisor (pengawasan) ∑ M= M= M = 7,550
5.
Leader (pemimpin) ∑ M= M= M = 7,650
6.
Pencipta Iklim Kerja ∑ M= M= M = 8,550
7.
Wirausahawan ∑ M= M=
2.
Manajer ∑ M=
M = 5,450
Tabel 02: Rekapitulasi skor rata-rata angket tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012.
ISSN: 2355-6358
5
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM N Indikator o 1 2 1 Educator 2 Manajer 3 Administrator 4 Supervisor 5 Leader 6 Pencipta Iklim Kerja 7 Wirausahawan Skor Total
b. Mencari skor maksimal ideal (SMI) Skor maksimal ideal (SMI) dalam penelitian ini diperoleh dengan jalan
deteksi model kepemimpinan transaksional … M Jumlah skor (rata-rata) 3 4 325 8.125 287 7.175 269 6.725 302 7.550 306 7.650 342 8.550 218 2.049
5.450 51.225
mengalikan bobot option jawaban tertinggi dengan jumlah item angket dari masing-masing indikator. Adapun analis data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 03: Rekapitulasi SMI tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012. N Jumlah Jumlah Indikator Bobot Maksimal o Item SMI 1 2 3 4 5 1 Educator 3 3 9 2 Manajer 3 3 9 3 Administrator 3 3 9 4 Supervisor 3 3 9 5 Leader 3 3 9 6 Pencipta Iklim Kerja 3 3 9 7 Wirausahawan 2 3 6
c. Menghitung Prosentase Setelah diketahui SMI dan M (mean) dari masing-masing indikator dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mencari prosentase Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P(%)=
x100%
1. Educator (pendidik) P(%)= P(%)=
.
P(%)= P(%)=
3.
Administrator P(%)= P(%)=
4.
.
x100%
Supervisor P(%)=
x100%
P(%)=
ISSN: 2355-6358
x100%
P(%)= 74.722
x100%
Manajer
x100%
P(%)= 79.722
P(%)= 90,278 2.
x100% .
x100% .
x100%
P(%)= 83.899 5.
Leader (pemimpin)
6
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM P(%)= P(%)=
deteksi model kepemimpinan transaksional …
x100% .
P(%)= 95
x100%
7.
P(%)= 85 6.
P(%)=
Pencipta Iklim Kerja P(%)= P(%)=
P(%)=
x100% .
Wirausahawan x100% .
x100%
P(%)=90,833
x100%
Tabel 04: Rekapitulasi jumlah skor rata-rata dan prosentase dari masingmasing indikator angket tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012. No
Indikator
1
2 Educator Manajer Administrator Supervisor Leader Pencipta iklim kerja wirausahawan
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Skor 3 325 287 269 302 306 342
4 8.125 7.175 6.725 7.550 7.650 8.550
9 9 9 9 9 9
Prosentase (%) 6 90.278 79.722 74.722 83.889 85 95
218
5.450
9
90.833
4.
Menguji Data dengan Rumus Prosentase Untuk menentukan klasifikasi/kriteria masing-masing indikator tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 dipergunakan pedoman konversi sebagai berikut: 90% - 100% = Sangat Baik ( SB ) 80% - 89% = Baik ( B ) 65% - 79% = Cukup Baik ( CB ) 55% - 64% = Kurang Baik ( KB ) 0% - 54% = Sangat Kurang Baik ( SKB ) (Nurkancana, 1983 : 80). Berdasarkan hasil perhitungan prosentase dari masing-masing indicator dalam penelitian ini, bahwa yang paling dominan dilakukan dalam Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut : 1. Indikator Pencipta iklim kerja sebanyak 95 % (Sangat Baik)
ISSN: 2355-6358
Mean
SMI 5
2. Indikator Wirausahawan yakni sebanyak 90,833%. (Sangat Baik) 3. Indikator Educator (pendidik) sebanyak 90,278 % (Sangat Baik) 4. Indikator Leader (pemimpin) sebanyak 85 % (Baik) 5. Indikator Supervisor (pengawasan) sebanyak 83,889 % (Baik) 6. Indikator Manajer sebanyak 79, 722% (Cukup Baik), dan 7. Indikator Administrator sebanyak 74,722% (Cukup Baik). 4. Menarik Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan prosentase Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 dan dengan mempergunakan pedoman konversi di atas, dapat disimpulkan bahwa model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 yang paling dominan adalah indikator pencipta iklim kerja dengan perolehan prosentase sebesar 95% (Sangat Baik) dan yang paling rendah adalah indikator administrator dengan
7
Jurnal Ilmiah IKIP MATARAM perolehan prosentase sebesar 74,722% (Cukup Baik). SIMPULAN Berdasarkan analisis data tentang Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 di peroleh yang paling dominan adalah indicator pencipta iklim kerja dengan perolehan prosentase sebesar 95%, berdasarkan pedoman konversi angka tersebut terletak antara 90%-100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Deteksi model kepemimpinan transaksional kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMKN 1 Bayan tahun pelajaran 2011/2012 di peroleh yang paling dominan adalah indikator pencipta iklim kerja dengan perolehan prosentase sebesar 95% dan termasuk dalam kategori Sangat Baik.
deteksi model kepemimpinan transaksional … Formal di Bali. FIP UNUD Singaraja. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Wahjosumidjo, 2000, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Raja Grafindo Persada. Jakarta.
SARAN 1. Kepala Sekolah diharapkan agar selalu melaksanakan model-model kepemimpinan dalam proses belajar mengajar yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh para guru. 2. Kepada para guru diharapkan dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan bidangnya masingmasing. 3. Kepada peneliti lain yang berminat meneliti masalah ini diharapkan agar dapat meneliti secara lebih luas mengenai aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini, sehingga mendapatkan hasil yang lebih sempurna untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Munawaroh, 2011. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th. 16, No. 2, Juli 2011, Jombang. Email:
[email protected], Diakses pada tanggal 14 januari 2012 pukul 08.45. Nurkancana & Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Roestiyah. 1986. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara. Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Tim Peneliti. 1982. Laporan Penelitian Tentang Persepsi Masyarakat Pendidikan Formal dan Non
ISSN: 2355-6358
8