DETEKSI DINI POTENSI KEBANGKRUTAN BANK MELALUI ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN MARKET EFFECT MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL Tengku Nuzulul Qurriyani Universitas Indonesia Abstrak:Prediksi potensi kebangkrutan bank berbasis rasio keuangan adalah tiada henti untuk diteliti. Upaya ini dilakukan agar dapat menemukan model prediksi yang dianggap mampu menjelaskan tingkat kesehatan bank, mampu memprediksi maupun mendeteksi secara dini potensi kebangkrutan bank, menemukan formula yang bisa diterapkan untuk semua bank, demi menyelamatkan bank dan sekaligus menciptakan kemakmuran perekonomian negara—perbankan adalah tulang punggung perekonomian negara. Hal ini dimungkinkan dengan bantuan teknik statistik berbasis model regresi logistik multinomial— variabel dependen bersifat kategorik. Ditemukan bahwa rasio keuangan yang bercerita mengenai capital adequacy sebuah bank dan rasio yang menggambarkan market effect, memang berdampak signifikan dalam mendeteksi secara dini potensi kebangkrutan bank. Terbukti dari ketepatan prediksi yang bisa diraih: bank gagal (bank likuidasi) adalah 80%, bank dalam penyelamatan (bdp) adalah 45.45%, dan bank sehat (bank survive (bs)) adalah 90.32%.Rasio keuangan dipercaya memiliki andil dalam model prediksi kebangkrutan, yaitu sebesar 71.92%. Keywords: bank go public, kategori bank survival, ketepatan prediksi (prediction correct), model regresi logistik multinomial, rasio keuangan.
Abstract:Prediction of potential bankruptcy of the bank based on financial ratio is a continual research. This study is done in order to find prediction model that is considered to explain the bank’s health, be able to predict or detect early potential bankruptcy of the bank, find a formula that can be applied to all banks, promote sound banking and at the same time create economic prosperity of the country—bank is the backbone of the country’s economy. This is possible with the help of statistical techniques based on multinomial logistic regression model, the dependent variable is categorical. It is found that the financial ratio about bank’s capital adequacy and the financial ratio that describes the market effect, it does have have a significant impact in the early detection of potential bank insolvency. It is proved from the accuracy of predictions which can be achieved: bank classified under failed bank (bl)) is 80%, bank classified under special surveillance or bank in resolution (bdp) is 45.45%, and bank classified under sound bank (bs) is 90.32%. Financial ratio is believed to have contributed to the bankruptcy prediction model, amounting to 71.92%. Keywords:bank survival category, financial ratio, go public bank, multinomial logistic regression model, prediction correct.
1
1. Pendahuluan Suatu negara tidak pernah luput dari terpaan krisis moneter. Dampak paling signifikan terlihat pada sektor perbankan. Ini ditandai dengan bank-bank yang masuk kategori bank beku operasi (BBO) dan bank takeover (BTO), yaitu seperti kasus krisis moneter yang meluas menjadi krisis perbankan pada tahun 1998 di Indonesia. Fraser & Fraser (1990) menyatakan bahwa kegagalan suatu bank akan dapat menyebabkan kegagalan pada banking system: ―… while the failure of an individual bank is tolerable, the failure of the banking system is intolerable.‖ Ini bermakna suatu bank itu bisa berdampak sistemik, yaitu bisa menyebabkan bank-bank sehat masuk ke dalam pusaran arus yang berbahaya— kepercayaan masyarakat dipertaruhkan di sini. Rujukan hal itu berada pada pasal 37A Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan: … yang dimaksud dengan kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional adalah suatu kondisi sistem perbankan yang menurut penilaian Bank Indonesia terjadi krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang berdampak kepada hajat hidup orang banyak. Dapat dikatakan bahwa perbankanlah yang sebenarnya menjaga perekonomian suatu negara—sebagai tulang punggung perekonomian negara, untuk itu perlu senantiasa menganalisis tingkat kesehatan bank. Indikator yang dapat merepresentasikan tingkat kesehatan bank adalah berada pada rasio keuangan. Contoh rasio yang sering dijadikan acuan untuk memprediksi kebangkrutan adalah rasio profitability dan rasio liquidity. ―Low profitability may be a prime signal of financial distress, it is not necessarily fatal if a business has a strong liquidity position‖(Morris, 1998). Rasio profitability adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan sesuatu bank untuk generate earnings melalui utilisasi resources; rasio
2
liquidity adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan sesuatu bank untuk dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih.Ini menunjukkan bahwa rasio keuangan memang berpotensi menjadi alat deteksi tingkat kesehatan bank. Terdapat wacana bahwa sebenarnya market effect juga bisa difungsikan sama seperti rasio keuangan, yaitu memiliki kemampuan prediksi atau mampu menjelaskan tingkat kesehatan bank ataupun menjadi alat deteksi potensi kebangkrutan bank. Market effect berkenaan dengan reaksi pasar saham, bisa ditunjukkan melalui harga saham sesuatu bank itu ataukah rasio yang merefleksikan penilaian pasar saham atas kinerja bank. Rasio yang menggambarkan market effect inilah yang akan menjadi tambahan variabel penelitian. Diduga reaksi pasar saham bisa berkoneksi secara langsung dalam menggambarkan kinerja bank, sehingga dapat menjadi alat prediksi maupun alat deteksi potensi kebangkrutan bank. Kemampuan rasio keuangan dan market effect dalam memprediksi dan menjelaskan tingkat kesehatan suatu bank harus melalui pengujian empiris. Ini dibutuhkan dalam rangka membangun sebuah model yang dapat menjawab apakah data akuntansi (accounting numbers) tersebut memang mampu memprediksi dan menjelaskan tingkat kesehatan bank, serta mampu mendeteksi secara dini potensi kebangkrutan bank. 2. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis 2.1 Evolusi Teori Akuntansi Perkembangan teori akuntansi telah berevolusi. Fenomena yang terjadi dalam dunia nyata—praktik akuntansi, harus bisa dijelaskan melalui keberadaan suatu teori (Watts & Zimmerman, 1986). Evolusi itu berkembang seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Terdapat perubahan perilaku dalam praktik akuntansi. Kemajuan dalam modern finance theory juga ikut menyumbang percepatan evolusi dalam teori akuntansi.
3
Tujuan utama teori akuntansi itu adalah memberikan dasar prediksi dan penjelasan mengenai perilaku dan peristiwa akuntansi (Belkaoui, 2004). Pada awalnya, dominasi teori berada pada kemampuan memberikan gambaran mengenai suatu kondisi ideal atau kondisi yang memang seharusnya begitu, yang kadangkala berbeda dengan praktik yang terjadi. Teori bersifat normatif (normative theory). Keynes (1891): ―a normative or regulative science as a body of systematized knowledge relating to criteria of what ought to be, and concerned therefore with the ideal as distinguished from the actual….‖ Dari sinilah bisa timbul pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai akibat ada perbedaan antara kriteria ideal yang seharusnya terjadi dan kondisi sebenarnya dalam dunia nyata (praktik). Perkembangan selanjutnya, ternyata kemampuan memprediksi dan menjelaskan atas suatu fenomena dalam dunia nyata, membawa kepada pemahaman mengenai konsep positive theory. Tanpa positive theory, para akademisi dan profesional tidak akan pernah membuat suatu kemajuan yang berarti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan normatif tersebut (Jensen, 1976). Inilah yang mencuatkan ide mengenai pengujian empiris atas fenomena yang terjadi, sehingga hasil pengujian bisa dibandingkan dengan prediksi yang berasal dari teori, dan pada gilirannya akan mampu menjelaskan mengapa suatu fenomena itu terjadi. 2.2 Model Prediksi Kebangkrutan Dalam rangka mencoba memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena itulah, maka timbul curiosity mengenai praktik akuntansi yang berlaku di dunia nyata. Hal yang menarik adalah pada saat angka akuntansi dalam suatu organisasi (perusahaan, bank) bisa merefleksikan kondisi kesehatan keuangan dari organisasi tersebut, maka akan bermanfaat apabila mampu mendeteksi potensi kebangkrutan secara lebih dini. Model prediksi kebangkrutan ini biasanya menggunakan data akuntansi, yaitu dalam bentuk analisis rasio keuangan (Watts & Zimmerman, 1986). Ini menyiratkan bahwa angka akuntansi tersebut,
4
yang tercermin dalam laporan keuangan, memiliki kandungan informasi yang berunsur prediksi. Bernstein (1989): financial statement analysis is the judgemental process that aims to evaluate the current and past financial positions and the results of operations of an enterprise, with the primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance. Penelitian ini akan dibatasi pada perbankan. Ini adalah karena perbankan itu merupakan tulang punggung perekonomian negara. Bank memainkan peran penting dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter, sehingga kesehatan bank menjadi perhatian utama, yaitu berkaitan dengan likuiditas dan solvabilitas bank (PSAK 31). ―Banks serve as the principal caretaker of the economy's money supply and, along with other financial intermediaries, provide an important source of funds for consumers and businesses― (Ritter, Silber, & Udell, 2009). Dampak sistemik juga menjadi perhatian, karena sesungguhnya apabila terlihat ada potensi kebangkrutan dari suatu bank, keresahan nasabah akan mudah menyebar dan akan berakibat juga pada bank-bank sehat. Walaupun dampak sistemik ini tidak diatur secara jelas dalam Perpu JPSK (Jaring Pengaman Sistem Keuangan), yaitu mengenai ukuran dan kriteria bank yang ditengarai berdampak sistemik, namun Bank Indonesia melihat dalam konteks penyelamatan sistem keuangan, perbankan, dan perekonomian secara keseluruhan (Gatra 2009, 23). Apabila satu bank dinyatakan bank gagal, ada 2 pilihan yang dapat dilakukan: diselamatkan atau tidak diselamatkan, dan penanganannya diserahkan kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (Gatra 2009, 19). Penjelasan Pasal 33 Undang-Undang LPS menyebutkan bahwa LPS menangani bank hingga bank itu menjadi sehat sesuai dengan Undang-Undang Perbankan (Tempo 2009, 127).
5
Qurriyani (2000) meneliti mengenai kesehatan bank melalui penggunaan logit model (model regresi logistik trikotomi): pada saat variabel dependen adalah trichotomous outcome variabel—penunjukan bank survival (BBO, BTO, bank survive) sebagai suatu fungsi dari sejumlah variabel independen (rasio keuangan CAMEL), maka akan dapat diketahui probability sesuatu bank itu masuk kategori BBO atau BTO atau bank survive. Ternyata, dari 22 bank go public yang menjadi sampel penelitian Qurriyani, 75% terjadi ketepatan pengkategorian untuk kasus BBO, 50% untuk kasus BTO, dan 66.7% terkategori bank survive. Penelitian yang akan dilakukan saat ini merupakan pemberlanjutan dari penelitian Qurriyani sebelumnya. Rasio yang menggambarkan market effect akan menjadi tambahan variabel dalam penelitian ini, dan akan dijelaskan kemudian (2.3.2). Logit model masih akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu karena perbankan merujuk pada tiga kategori (bank gagal (bank likuidasi (bl)), bank dalam pengawasan khusus (bank dalam penyelamatan (bdp)), bank sehat (bank survive (bs)). ―Logit regression models have the potential advantage of being nonlinear and should enable the likelihood of a company failing in the next accounting period to be assessed― (Morris, 1998). Logit juga berguna sebagai model prediksi kebangkrutan dengan ukuran sampel yang relatif kecil (Stone & Rasp, 1991). Logit analysis akan membentuk sebuah model yang diperkirakan dapat menjawab persoalan probability kebangkrutan bank. Hosmer & Lemeshow (2000): ―…the conditional mean must be greater than or equal to zero and less than or equal to 1
0 EY | x 1 .‖Ini
menunjukkan bahwa lebih kecil atau sama dengan 0 (nol) berarti
probability sesuatu bank itu akan berada pada kategori bank sehat (bank survive), dan apabila mendekati 1..maka sesuatu bank itu akan berada pada kategori bank likuidasi atau bank dalam pengawasan khusus (bank dalam penyelamatan).
6
Penelitian mengenai pengkategorian bangkrut atau tidak bangkrut sesuatu perusahaan ataupun bank itu berada pada: Altman (1968), Altman et al. (1977), Sinkey (1975), Ohlson (1980), Thomson (1991). Orientasi penelitian mereka adalah mengenai prediksi bankruptcy menggunakan rasio keuangan dengan bantuan teknik statistik. Altman (1968): ―the detection of firm operating and financial difficulties is a subject which has been particularly susceptible to financial ratio analysis.‖Multiple Discriminant Analysis (MDA) adalah statistic tools yang digunakan Altman (1968) dengan 5 rasio keuangan. Untuk satu tahun pertama, ketepatan pengkategorian (prediksi) mencapai 95%, untuk dua tahun sebelum bangkrut 72%, dan untuk tahun-tahun berikutnya sudah tidak signifikan ketepatan prediksinya. Berbeda dengan penelitian Altman et al. (1977) yang menggunakan model ZETA, dengan 7 rasio keuangan, ketepatan prediksi kebangkrutan dapat mencapai hingga 5 tahun, serta sudah memperhitungkan cost of errors in classification. Analisis statistik mereka adalah discriminant analysis. Thomson (1991) memprediksi kegagalan bank-bank di AS tahun 1980. Thomson memakai rasio CAMEL. Ternyata, rasio CAMEL cukup signifikan dalam memprediksi dan menjelaskan kemungkinan sesuatu bank itu gagal, yaitu untuk jangka waktu empat tahun sebelum bank gagal. Thomson juga menganalisis kondisi ekonomi, yaitu unemployment, growth in personal income, business failure rate, dan diversifikasi ekonomi. Teknik statistik yang digunakan adalah model logit regression. Bank bermasalah di AS juga menjadi penelitian Sinkey (1975). Aspek yang lebih dominan yang menyebabkan bank gagal itu adalah sebagian besar terletak pada ketidakjujuran manajemen. Sampel Sinkey 110 bank komersial yang bermasalah. Statistik yang digunakan adalah MDA, yaitu untuk mengidentifikasi rasio keuangan yang akan membedakan bank bermasalah dan bank tidak bermasalah.
7
Ohlson (1980) menggunakan logit analysis untuk mendiskriminasikan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut. Ohlson secara tepat mengkategorikan 87.6% dari sampel perusahaan bangkrut, dan 82.6% dari sampel perusahaan nonbangkrut, untuk masa 1 tahun sebelum bangkrut (classification errors dapat diminimalisasi melalui probability cutoff). Terdapat tanda (sign) berupa koefisien positif dan negatif pada variabel independennya: koefisien positif bermakna probability of bankruptcy yang meningkat; koefisien negatif bermakna probability of bankruptcy yang menurun. Rasio keuangan juga bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba sesuatu perusahaan perbankan, seperti penelitian Machfoedz (1994), Zainuddin & Hartono (1999), sementara penelitian Payamta & Machfoedz (1999) berada pada penggunaan rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan perbankan sebelum go public dan sesudah go public. Penelitian Surifah (2002) berkenaan dengan kinerja keuangan perbankan swasta nasional Indonesia sebelum dan setelah krisis ekonomi. Indikasi praktik manajemen laba (earnings management) juga bisa ditunjukkan melalui analisis rasio keuangan (Zahara & Siregar, 2009). 2.3 Faktor Penentu Kebangkrutan 2.3.1 Rasio Keuangan Diketahui bahwa industri perbankan adalah bersifat spesifik, yaitu bahwa keberadaan perbankan dalam suatu negara selalu berkenaan dengan hajat hidup orang banyak. Ini menyiratkan arti bahwa perbankan itu memiliki unsur intermediasi atau sebagai agent of development. Di sinilah, kesehatan bank itu perlu menjadi kajian serius dari pihak perbankan itu sendiri, dan tentu saja dari pihak regulator (pemerintah). Konsep CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity) menjadi alat bantu yang cukup efektif dalam menganalisis tingkat kesehatan bank.
8
Keberadaan konsep CAMEL dapat dijelaskan melalui beberapa aspek berikut, dan juga merupakan variabel independen penelitian ini:
Permodalan (capital adequacy) Permodalan sesuatu bank dianggap memadai apabila mampu menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang memang berisiko, serta mampu membiayai penanaman dalam aktiva tetap. ―Capital ratios and leverage are significant to banks because they pertain to risk‖ (Kamerschen, 1992). c1 → Capital Adequacy Ratio (CAR) = Equity Capital – Fixed Assets Total Loans + Securities c2 → Risked Assets Ratio = Total Assets – Cash − Securities
Equity Capital
c3 → Capital Risk = Equity Capital Risked Assets
Kualitas Aktiva Produktif (assets quality) Aktiva produktif selalu identik dengan credit risk, sebagai akibat pemberian kredit dan investasi yang dilakukan oleh bank. a1 → Return on Risked Assets (RORA) = Laba Sebelum Pajak Total Loans + Securities a2 → Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income Total Assets
Manajemen Perolehan laba sesuatu bank itu merupakan refleksi dari aspek manajemen. m1 → Assets Management (ROA) = Earnings Before Taxes Total Assets m2 → Leverage Management = Debt Equity m3 → Net Profit Margin (NPM) = Net Income Operating Income
Rentabilitas (earnings)
9
Terdapat unsur efektifitas manajemen dalam mengutilisasi resources demi menghasilkan laba. e1 → Gross Profit Margin = Operating Income − Operating Expense Operating Income e2 → Return on Equity Capital = Net Income Equity Capital e3 → Efficiency Ratio (BOPO) =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Likuiditas (liquidity) Sesuatu bank itu harus mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih (berjangka sangat pendek), dalam rangka minimalisasi liquidity risk. l1 → Net Call Money → Kewajiban Bersih Call Money Aktiva Lancar l2 → Quick Ratio = Cash Assets
Total Deposit l3 → Banking Ratio = Total Loans Total Deposit l4 → Loans to Assets Ratio → Total Loans Total Assets Variabel-variabel independen ini dianggap memiliki kemampuan prediksi, dan tentunya diharapkan memang dapat menjawab pertanyaan penelitian: apakah data akuntansi (accounting numbers) yang terefleksi dalam rasio keuangan dapat menjelaskan tingkat kesehatan bank ataupun mampu mendeteksi secara dini potensi kebangkrutan bank? Ini yang mendasari pembentukan hipotesis1. Hipotesis1. Rasio keuangan secara signifikan mampu merefleksikan kinerja bank, dan sekaligus menjadi alat deteksi potensi kebangkrutan bank.
10
2.3.2 Market Effect Selain konsep CAMEL, diperhatikan pula aspek lain yang dianggap mampu merefleksikan kinerja perbankan, dalam kaitan mendeteksi potensi kebangkrutan bank, yaitu aspek market effect. Diketahui bahwa interaksi antara pasar modal dan analisis laporan keuangan tidak perlu diragukan lagi. Semakin aktif pasar modal..semakin kritis investor menelaah keputusan berinvestasi. Data akuntansi (accounting numbers) akan berbicara banyak dalam kaitan investor mengambil keputusan berinvestasi. Diyakini bahwa melalui berinvestasi, kesejahteraan (wealth) akan meningkat. Bodie et al. (2011):―An investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefits; sacrifice something of value now, expecting to benefit from that sacrifice later.‖ Refleksi market effect—dalam kaitan menilai kinerja bank, bisa berasal dari cash flows from operations (CFO): kemampuan bank menghasilkan benefit di masa mendatang. ―The cash flow statement provides information about the firm’s liquidity and its ability to finance its growth from internally generated funds― (White et al., 2003). Apakah data akuntansi yang berbentuk CFO mampu menjawab keingintahuan investor dan analis mengenai tingkat kesehatan bank ataupun mampu mendeteksi potensi kebangkrutan bank? Selama ini fokus pengukuran kinerja berada pada informasi earnings, namun karena informasi earnings terpengaruh oleh management discretionary sebagai akibat fleksibilitas yang dimilki dalam pemilihan metode akuntansi, maka dicoba satu informasi lain yang mungkin saja mampu menjawab kebutuhan para investor dan analis. Cheng et al. (1997): Harold Williams (former SEC): “Corporate earnings reports communicate, at best, only part of the story….Indeed, in my view, cash flow from operations is a better measure of performance than earnings-per-share.” (Foster, 1986, 604). Penelitian Cheng et al. (1997)
11
berfokus pada sisi reported CFO (SFAS No. 95), walaupun tetap melibatkan aspek earnings, dalam melihat value-relevant information. Dibuktikan oleh Cheng et al. (1997) bahwa reported CFO memberikan gambaran yang cukup signifikan terhadap market returns—dalam hal ini unexpected return (actual return – expected return), dan memiliki value-relevant information, begitu pula halnya dengan earnings. Penelitian ini menggunakan formula Cheng et al. (1997), dalam hal rasio earnings& CFO beserta perubahannya: mkt1 → △Earnings P (t-1) mkt2 → Earnings P (t-1) mkt3 → △Cash Flow (CFO) P (t-1) mkt4 → Cash Flow (CFO) P (t-1) 𝐸𝑗𝑡 &𝐶𝐹𝑗𝑡 → earnings& CFO bank j tahun t (2006 & 2007); △ 𝐸𝑗𝑡 &△ 𝐶𝐹𝑗𝑡 → perubahan earnings & CFO bank j dari tahun t-1 (2005 & 2006) hingga
tahun t (2006 &2007); variabel independen diskala dengan market value of equity awal tahun (𝑃𝑗𝑡 −1 )).
Dipertegas oleh Bauman (2003) bahwa earnings berkorelasi dan memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap market value of equity. Pada saat earnings menurun— indikasi poor earnings prospect—biasanya selalu mengikutkan market value of equity (ME) yang juga rendah. Ingin dilihat sisi risiko dari kondisi keuangan perusahaan/bank— perspektif pasar (market effect). Rasio yang dianggap juga berkenaan dengan equity valuation model (securities valuation) adalah rasio BE/ME (book value of equity dibagi market value of equity)—
12
dianalogikan dengan rasio PBV (P/B atau price to book value of equity). Rasio ini dianggap mewakili pengaruh pasar (market effect) terhadap kinerja sesuatu perusahaan. Berbicara market effect..tentu berbicara return dan risk—high risk..high return, yang terefleksi dalam rasio tersebut. Fama & French (1992): ―high BE/ME are signals of poor earnings prospects; if current earnings proxy for expected future earnings, high-risk stocks with high expected returns will have low prices relative to their earnings.‖ Disimpulkan oleh Fama & French (1992) bahwa rasio BE/ME memiliki pengaruh signifikan dalam memprediksi average return perusahaan. White et al. (2003): ―Fama & French (1992) found that the P/B ratio was the best predictor of future stock returns; firms with low P/B ratios subsequently had consistenly higher returns than firms with high P/B ratios.‖Low P/B ratio sekaligus pertanda high BE/ME, dan otomatis bermakna poor earnings prospects. Ini menunjukkan bahwa rasio tersebut bisa juga dipakai dalam mengukur kinerja perusahaan—dalam hal ini bank, sehingga bisa memunculkan prediksi potensi kebangkrutan bank. Dibuktikan oleh Beaver (1968) bahwa memang terdapat hubungan antara return saham dan rasio, dan investor sudah biasa untuk menggunakan rasio dalam menilai solvency perusahaan, serta perubahan harga pasar saham mampu memprediksi failure (dua indikator dari prediksi failure: rasio keuangan dan perubahan harga pasar saham). mkt5 → PBV = Book Value of Equity per Share
Share Price
Rasio ini akan menjadi tambahan variabel independen penelitian, selain variabel CFO, dalam kaitan market effect terhadap penjelasan tingkat kesehatan bank ataupun pendeteksian potensi kebangkrutan bank. Diharapkan variabel independen yang mewakili potensi pasar (market effect) dalam menangkap fenomena mengenai tingkat kesehatan bank, adalah benar-benar mampu menjawab pertanyaan penelitian: apakah reaksi pasar saham
13
yang terefleksi dalam data akuntansi (accounting numbers) memang dapat dijadikan indikator pendeteksian potensi kebangkrutan bank? Dari sini, terbentuklah hipotesis2. Hipotesis2. Rasio yang menggambarkan keterlibatan market effect—berkaitan dengan securities valuation—mampu mendeteksi potensi kebangkrutan bank. Variabel independen—rasio keuangan dan market effect—yang dicoba dirangkum dalam penelitian ini adalah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian: apakah data akuntansi (accounting numbers) dapat memprediksi atau menjelaskan tingkat kesehatan bank ataupun mampu mendeteksi secara dini potensi kebangkrutan bank? Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi regulator dalam mengkategorikan sesuatu bank itu masuk kategori bank likuidasi, bank dalam pengawasan khusus (bank dalam penyelamatan), ataukah bank sehat (bank survive). Walaupun diketahui ada variabel politis yang melekat dalam pengambilan keputusan melikuidasi bank atau justru malah menyelamatkan bank tersebut dari kemungkinan likuidasi. 3. Metodologi Penelitian 3.1 Koleksi Data Data sekunder menjadi sumber data penelitian—bank sebagai unit analisis. Informasi laporan keuangan per 31 Desember 2006 dan 31 Desember 2007 (laporan laba/rugi, neraca, laporan arus kas), dan data pasar saham (2005, 2006, 2007), berasal dari bank go public (terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)). Perolehan data ini dimungkinkan oleh keberadaan website Bursa Efek Indonesia (BEI), website bank, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan Yahoo Finance. Populasi penelitian adalah bank go public (listing di BEI), melalui pertimbangan ketersediaan data laporan keuangan (unsur transparansi sudah lebih diutamakan), dan telah diaudit. Dibatasi sampel hanya bank go public tahun 2006 dan 2007—masa listing minimal
14
satu tahun. Sampel akhir adalah 47 observasi (tahun 2006 & 2007) (Tabel 3.1): 29 bank listing pada tahun 2007, dikurangi 1 bank karena delisting dari BEI, dikurangi 3 bank karena baru listing pada tahun 2007, dikurangi 1 bank karena diakuisisi oleh bank lain pada tahun 2007; 25 bank listing pada tahun 2006, dikurangi 2 bank karena baru listing pada tahun 2006. Dianggap 2 tahun tersebut dapat mewakili pendeteksian potensi kebangkrutan bank (atau bank survival) yang terjadi 1 tahun atau 2 tahun kemudian. Dalam hal observasi kategori bank survival(Tabel 3.2), dianalogikan bahwa bank yang sama sekali berganti nama—diakuisisi, berarti terkategori bank likuidasi; bank yang dimerger demi penyehatan bank, berarti terkategori bank dalam penyelamatan; dan bank survive adalah bank yang sampai saat ini masih beroperasi, tanpa status apapun. Sumber data variabel dependen berasal dari website wikipedia, laporan tahunan bank, dan laporan tahunan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). 3.2 Identifikasi Variabel Variabel dependen: bank sehat (bank survive (bs)) → Y=0 bank dalam penyelamatan (bdp) → Y=1 bank likuidasi (bl)→ Y=2
Variabel independen: c1 → Capital Adequacy Ratio (CAR) = Equity Capital – Fixed Assets Total Loans + Securities c2 → Risked Assets Ratio = Total Assets – Cash − Securities
Equity Capital
c3 → Capital Risk = Equity Capital Risked Assets a1 → Return on Risked Assets (RORA) = Laba Sebelum Pajak Total Loans + Securities
15
a2 → Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income Total Assets m1 → Assets Management (ROA) = Earnings Before Taxes Total Assets m2 → Leverage Management = Debt Equity m3 → Net Profit Margin (NPM) = Net Income Operating Income e1 → Gross Profit Margin = Operating Income − Operating Expense Operating Income e2 → Return on Equity Capital = Net Income Equity Capital e3 → Efficiency Ratio (BOPO) =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
l1 → Net Call Money → Kewajiban Bersih Call Money Aktiva Lancar l2 → Quick Ratio = Cash Assets Total Deposit l3 → Banking Ratio = Total Loans Total Deposit l4 → Loans to Assets Ratio → Total Loans Total Assets mkt1 → △Earnings P (t-1) mkt2 → Earnings P (t-1) mkt3 → △Cash Flow (CFO) P (t-1) mkt4 → Cash Flow (CFO) P (t-1) mkt5 → PBV = Book Value of Equity per Share
3.3 Prosedur Stepwise
Share Price
16
Pada saat variabel independen terkadang bercerita untuk hal yang sama, ditandai dengan multicollinearity (antar variabel independen saling berinteraksi → ≥ 0.8), diperlukan suatu teknik statistik untuk mengatasinya: prosedur stepwise. ―The stepwise procedure is employed to select variables for inclusion in the regression variate‖ (Hair et al., 2010). Korelasi tinggi biasa terjadi ketika jumlah variabel independen adalah banyak. Dikhawatirkan variabel independen itu menjadi tidak signifikan dalam menjelaskan tingkat kesehatan bank ataupun mendeteksi potensi kebangkrutan bank. Melalui prosedur stepwise, variabel langsung membentuk grup yang memiliki signifikansi tinggi, selebihnya akan hilang dari model statistik.
3.4 Model Regresi Logistik Multinomial Variabel dependen lebih dari 2 kategori, teknik statistik yang dianggap mampu mengakomodir persoalan itu adalah model regresi logistik multinomial. Model dengan 3 kategori..menghasilkan 2 fungsi logit. Pertanyaan penelitian diharapkan dapat dijawab oleh pilihan model ekonometrika tersebut, yaitu model regresi logistik multinomial. Multinomial logit: regressand bersifat unordered dengan categorical responses yang lebih dari 2 (Gujarati & Porter, 2009). ―Discriminant analysis and logistic regression are the appropriate statistical techniques when the dependent variable is a categorical (nominal or nonmetric) variable and the independent variables are metric variables‖ (Hair et al., 2010). Terdapat 2 fungsi logit dalam model dengan 3 kategori: fungsi logit dalam Y=1 banding Y=0, dan fungsi logit dalam Y=2 banding Y=0 (kode Y=0 akan berfungsi sebagai kategori pembanding/acuan (reference outcome value). Kode 0, 1, 2 diberikan sebagai kode variabel dependen:bank sehat (bank survive) → Y=0; bank dalam penyelamatan → Y=1; bank likuidasi → Y=2.
17
Pembentukan model dengan asumsi pcovariates dan konstanta, x sebagai vektor dari p+1 dengan x0 =1, terjadi denotasi 2 fungsi logit(Hosmer & Lemeshow, 2000):
P(Y 1 | x) g1 ( x) ln 10 11 x1 12 x2 ... 1 p x p x' 1 P(Y 0 | x)
P(Y 2 | x) g 2 ( x) ln 20 21 x1 22 x2 ... 2 p x p x' 2 P(Y 0 | x)
Diperlihatkan 3 conditional probability dari setiap kategori variabel dependen:
0
1
2
1 e
g j ( x)
1 1 e
g1 ( x )
e g2 ( x)
P(Y 0 | x)
j 1
1
e g1 ( x ) 2
1 e
e g1 ( x ) P(Y 1 | x) 1 e g1 ( x ) e g 2 ( x )
e g2 ( x) P(Y 2 | x) 1 e g1 ( x ) e g 2 ( x )
g j ( x)
j 1
2
e g2 ( x) 2
1 e
g j ( x)
j 1
Bentuk umum conditional probability dalam model dengan 3 kategori:
j ( x) P(Y j | x)
e
g j ( x)
2
e
gk ( x)
k 0
(vektor 0 =0 g 0 ( x) 0 ) 4. Hasil Empiris 4.1 Variabel Dependen dan Independen Sekumpulan data diperoleh untuk bisa menjawab apakah rasio keuangan (accounting numbers) memang mampu menjelaskan tingkat kesehatan bank ataupun mampu menjadi alat deteksi dini potensi kebangkrutan bank. Terdapat 20 rasio keuangan bank yang dianggap mencerminkan kinerja bank—populer dalam literatur mengenai kesehatan bank,
18
beserta rasio dari sisi perspektif pasar. Target penelitian adalah 47 observasi untuk bank go public yang listing di Bursa Efek Indonesia minimal 1 tahun, periode 2006 dan 2007. Variabel penelitian terangkum dalam Tabel 4.1.
4.2 Analisis Statistik—Pendukung Model 4.2.1 Korelasi antar Variabel Diupayakan untuk menghindari masalah multicollinearity antar variabel independen. Walaupun diketahui setiap variabel independen itu bermakna dalam menjelaskan variabel dependen, namun bisa saja karena ukuran sampel penelitian yang relatif kecil sehingga tidak bisa mengakomodir semua variabel independen. Gujarati & Porter (2009): ―although the theory says that all the X’s are important, sample may not be “rich” enough to accommodate all X variables in the analysis.‖ Dampaknya adalah sulit untuk mendapatkan estimasi koefisien dengan standard error yang kecil (Gujarati & Porter, 2009). Kemampuan rasio keuangan sebagai variabel independen dalam menjelaskan ataupun memprediksi bank survival, tentu tidak luput dari masalah multicollinearity. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interaksi cukup tinggi antar sesama variabel independen. Ini bisa terjadi sebagai akibat ada unsur yang sama yang digunakan sebagai pembilang atau penyebut dari rasio keuangan itu. Diketahui juga bahwa sebenarnya dalam model prediksi, tidak menjadi masalah mendasar isu multicollinearity ini. Gujarati & Porter (2009): If the sole purpose of regression analysis is prediction or forecasting, then multicollinearity is not a serious problem because the higher the 𝑅 2 , the better the prediction; if the objective the analysis is not only prediction but also reliable estimation of the parameters, serious multicollinearity will be a problem because we have seen that it leads to large standard errors of the estimators.
19
4.2.2 Prosedur Stepwise Estimasi stepwise digunakan dalam rangka mengurangi jumlah variabel independen dalam model penelitian ini—mengakomodir isu multicollinearity. Langkah yang ditempuh (Hair et al., 2010): memeriksa dan menghilangkan setiap variabel dalam persamaaan yang memang berada
di bawah significance threshold; menambahkan variabel dengan korelasi parsial yang secara statistik adalah signifikan
tertinggi. Forward stepwise adalah metode yang diambil demi menyederhanakan model regresi dalam penelitian ini, agar tercapai tujuan memprediksi atau mendeteksi kebangkrutan bank. Hair et al. (2010): ―The stepwise estimation procedure is designed to develop a regression model with the fewest number of statistically significant independent variables and maximum predictive accuracy‖. Forward stepwise fokus pada stopping rules (Bendel dan Afifi, 1977): the forward selection procedure selects the independent variable that maximizes the squared partial correlation coefficient with the dependent variable, given the variables already selected; the process “stops” whenever the sample partial correlation in “nonsignificant”. Dari 19 rasio keuangan, diperolehlah 6 rasio keuangan yang berasal dari step 6 prosedur forward stepwise—SPSS19 (Lampiran 2) (STATA belum mengakomodir persoalan stepwise selection of variables (Hosmer & Lemeshow (2000)). Dianggap step 6 mampu memberikan hasil signifikan pada model penelitian ini, setelah melalui serangkaian trial&error atas step 7, step 8, dan step 9. Selanjutnya, 6 rasio keuangan ini akan masuk dalam model regresi logistik multinomial. c1 → Capital Adequacy Ratio (CAR) = Equity Capital – Fixed Assets Total Loans + Securities
20
c2 → Risked Assets Ratio = Total Assets – Cash − Securities
Equity Capital
c3 → Capital Risk = Equity Capital Risked Assets mkt1 → △Earnings P (t-1) mkt2 → Earnings P (t-1) mkt5 → PBV = Book Value of Equity per Share
Share Price
4.2.3Statistik Deskriptif dan Korelasi Rangkuman statistik deskriptif berada pada Tabel 4.2 Panel A. Variasi cukup tinggi ditunjukkan dengan rata-rata survival(kategori tingkat kesehatan bank) sebesar 0.447 dan standar deviasi sebesar 0.686. Berarti, 47 observasi itu memang mengandung potensi bank sehat dan potensi bank bangkrut. Rasio keuangan yang menjadi prediktor potensi kebangkrutan bank, rata-rata paling tinggi berada pada mkt5 (1.936), rata-rata terendah berada pada mkt1 (0.039). Rasio ini menggambarkan aspek market effect. Terlihat juga bahwa standar deviasi untuk rasio c1, c2, c3—aspek capital adequacy ratio, dan mkt2, mkt5—aspek market effect, lebih kecil daripada rata-rata masing-masing rasio tersebut (misal: standar deviasi c1 (0.061) lebih kecil daripada rata-rata c1 (0.118)). Ini bermakna penyimpangan dari data variabel c1, c2, c3, mkt2, mkt5 adalah relatif kecil. Nilai minimum aspek capital adequacy ratio (c1, c2, c3) menunjukkan sebenarnya 47 observasi itu masih mengalami permodalan yang belum menggembirkan. Rasio keuangan yang menggambarkan leverage management (m2) dikeluarkan dari model karena terdeteksi sebagai outlier—nilai maksimum variabel m2 melebihi 3x standar deviasi.
21
Korelasi yang terjadi antar variabel (Tabel 4.2 Panel B), cukup tinggi berada pada aspek permodalan (c1, c2, c3), namun seperti Gujarati & Porter (2009) katakan bahwa untuk model prediksi, isu multicollinearity bisa ditinggalkan. Tanda negatif atas koefisien c2 (risked assets ratio), mkt2 (earnings/MV of equity atauearnings/share price), mkt5 (price to book value of equity (PBV)) terhadap survivalbermakna: semakin tinggi risiko aktiva produktif bank (risked assets ratio), semakin tinggi mkt2, semakin tinggi mkt5, maka akan menyebabkan semakin rendah tingkat kesehatan bank (potensi kebangkrutan bank meningkat). Rasio c2, c3 yang menjelaskan masalah kecukupan modal bank, bertanda positif, berarti semakin tinggi modal bank, maka akan semakin tinggi tingkat kesehatan bank (potensi kebangkrutan bank menurun). 4.3 Model Regresi Logistik Multinomial Teknik statistik yang dianggap mampu menjawab persoalan variabel dependen yang bersifat kategorik adalah model regresi logistik multinomial. Model dengan 3 kategori..menghasilkan 2 fungsi logit. Hosmer & Lemeshow (2000): ―When the outcome variable has three categories we have two estimated logistic probabilities, the estimated probabilities of categories 1 and 2, 𝑃(𝑌 = 1 ∣ 𝑥) and 𝑃(𝑌 = 2 ∣ 𝑥).‖ Diperoleh persamaan regresi logistik multinomial—hasil STATA10 (Tabel 4.3, Lampiran 3) (bank survive (bs) → kategori pembanding):
P(bdp | x) g bdp ( x) ln 1.113 90.940c1 27.975c2 P(bs | x)
P(bl | x) g bl ( x) ln 2.149 90.945c1 86.239c2 103.751mkt2 P(bs | x)
Probability bank survive (bs), bank dalam penyelamatan (bdp), bank likuidasi (bl):
bs
1.11390.940c1 27.975c 2
1 e
1 P(bs | x) e 2.14990.945c186.239c 2103.751mkt 2
22
bdp
bl
e1.11390.940c127.975c 2 P(bdp | x) 1 e1.11390.940c127.975c 2 e 2.14990.945c186.239c 2103.751mkt 2
e1.11390.940c127.975c 2 P(bl | x) 1 e1.11390.940c127.975c 2 e 2.14990.945c186.239c 2103.751mkt 2
Lampiran 3(output STATA10) memperlihatkan berapa probability bank itu masuk kategori bank dalam penyelamatan (bdp) dibandingkan terhadap bank survive (bs), dan berapa probability bank itu masuk kategori bank likuidasi (bl) dibandingkan terhadap bank survive (bs). Ketepatan prediksi mencapai 90.32% untuk kategori bank survive; 45.45% untuk kategori bank dalam penyelamatan; dan 80% untuk kategori bank likuidasi. 4.4Analisis Kebangkrutan Bank Dalam rangka menegakkan tonggak yang kokoh bagi sistem perbankan Indonesia, pemerintah telah membentuk API (Arsitektur Perbankan Indonesia) pada Januari 2004. Tindakan preventif banyak dilakukan melalui API ini demi menyelamatkan dunia perbankan. Salah satunya adalah dengan mengadakan merger dan akuisisi. Terdapat beberapa catatan bahwa ada bank go public masuk kategori bank dalam pengawasan khusus; bank yang diakuisisi (dilikuidasi); bank yang dimerger sebagai akibat menyelamatkan bank tersebut agar berkinerja lebih baik. Inilah yang kemudian mengilhami penulis untuk meneliti apakah kategori yang tercipta itu (bank sehat (bank survive), bank dalam penyelamatan, bank likuidasi) mampu dicerminkan melalui keberadaan rasio keuangan? Selama ini banyak penelitian terdahulu yang mengungkapkan kemampuan prediksi dari rasio keuangan sehubungan dengan potensi kebangkrutan. Ingin ditelaah kembali, setelah memasukkan sejumlah rasio keuangan, mampukah membentuk model prediksi kebangkrutan bank dengan rasio apa saja yang menjadi prediktor utama. Untuk itu dibentuk hipotesis 1 dan 2. Hipotesis 1 mengarah pada aspek rasio keuangan yang berkiblat pada
23
CAMEL; hipotesis 2 berkiblat pada rasio keuangan dengan persepsi pasar saham—market effect. Ternyata, setelah olah data melalui STATA10, diketahui aspek rasio keuangan yang mampu menjadi prediktor utama dalam menjelaskan tingkat kesehatan bank adalah rasio keuangan berunsur permodalan (c1, c2), dan berunsur market effect (mkt2). Signifikansi tercapai untuk fungsi logit 1 (bdp) dan 2 (bl) atas variabel c1, c2; atas variabel mkt2, signifikansi tercapai untuk fungsi logit 2 (bl). Hipotesis 1 dan 2 terbukti. Permodalan merupakan aspek penting bagi terciptanya sustainability bagi bisnis bank. Kamerschen (1992): ―Bank capital is much like capital provided for any business in that it provides an incentive and protection; a bank needs capital to operate.‖ Pada saat kecukupan modal bank terpenuhi, maka dimungkinkan bank tersebut untuk memperkuat ekspansi bisnis bank, mengantisipasi risiko, mengembangkan teknologi, dan meningkatkan kapasitas penyaluran kredit. Ini akan bermuara pada peningkatan kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Sustainability bank (bank survive) pun akan tercapai. Faktor permodalan ini juga memiliki bobot terbesar penilaian rating bank versi Infobank: bank yang sejumlah indikator kinerja keuangannya tidak mengalami pertumbuhan, namun terpilih sebagai rising star (predikat sangat bagus) adalah semata-mata karena faktor permodalan (Infobank 2009, 44). Rasio yang menggambarkan market effect diwakili oleh mkt2(earnings/MV of equity atau earnings/share price) sebagai rasio yang signifikan mampu menjelaskan tingkat kesehatan bank maupun memprediksi potensi kebangkrutan bank. Sejalan dengan Beaver (1968) bahwa perubahan harga saham bisa memprediksi failure. Pada saat rasio mkt2 tinggi yang menyiratkan arti bahwa bisa saja penyebut (harga saham) bernilai rendah, maka tingkat kesehatan bank diprediksi menjadi rendah. Diperlihatkan dengan tanda koefisien negatif atas variabel mkt2 pada persamaan fungsi logit 2 (bl).
24
Secara overall, model prediksi kebangkrutan bank melalui telaah rasio keuangan berbasis CAMEL dan market effect, memiliki ketepatan prediksi sebesar 71.92%. Andil rasio keuangan dalam memprediksi bank survive (bs) berada pada 90.32%, memprediksi bank dalam penyelamatan (bdp) adalah 45.45%, dan memprediksi bank likuidasi (bl) adalah 80%. Banyak keraguan untuk mengkategorikan sesuatu bank itu masuk dalam kategori bank dalam penyelamatan, karena memang tidak dinyatakan secara jelas. Asumsi yang diambil adalah bahwa resolusi bank demi penyelamatan dunia perbankan mewajibkan peningkatan kecukupan modal, membawa akibat bank-bank yang tidak cukup kuat struktur permodalannya..melakukan merger. Inilah yang memicu pengkategorian bank merger sebagai bank yang sedang berada dalam kondisi penyelamatan, sehingga ketepatan prediksi hanya 45.45%. Dalam hal bank likuidasi, 80% ketepatan prediksi diperoleh sebagai akibat memang terbukti bank itu masuk dalam pengawasan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Laporan Tahunan LPS (2010): … pendekatan penyelamatan bank dalam UU LPS dibedakan menjadi 2 yakni penyelamatan bank gagal yang tidak berdampak sistemik dan yang berdampak sistemik; untuk bank gagal tidak sistemik, keputusan melaksanakan penyelamatan sepenuhnya menjadi wewenang LPS, sedangkan untuk bank gagal sistemik, keputusan suatu bank berdampak sistemik dan oleh karenanya harus diselamatkan ditetapkan oleh Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK)/KK. Ketepatan prediksi bank survive adalah 90.32%. Ini membuktikan bahwa API memainkan perannya sedemikian rupa. Bank-bank yang terkena imbas krisis moneter tahun 1998, direstrukturisasi, dilakukan penguatan permodalan bank, sehingga laporan keuangan tahun 2006 dan 2007 sudah cukup menunjukkan tingkat permodalan yang baik dan tingkat pertumbuhan yang baik, tercermin dalam rasio keuangan bank-bank tersebut.
25
5. Kesimpulan Berbasis hasil model regresi logistik multinomial, diperlihatkan bahwa rasio keuangan, baik yang berasal dari accounting numbers maupun dari perspektif pasar saham (market effect), ternyata secara signifikan mampu menjelaskan tingkat kesehatan bank dan sekaligus menjadi alat prediksi potensi kebangkrutan bank. Diwakili oleh rasio permodalan (c1, c2) dan rasio market effect (mkt2). Formula model prediksi kebangkrutan yang ditemukan dari penelitian ini, diharapkan bisa mengakomodir persoalan penyelamatan bank secara lebih dini, membantu regulator (pemerintah) dalam membuat tonggak yang kokoh dalam dunia perbankan. Memberi masukan kepada Bapepam mengenai model prediksi kebangkrutan bank, sehingga diharapkan Bapepam mencanangkan penambahan pengungkapan apa saja yang dirasa perlu bagi bank yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pelaporan cash flow belum merata dijumpai di bank go public. Diharapkan juga melalui penelitian ini, investor lebih bisa melihat kondisi fundamental perusahaan atau bank, lebih waspada akan kemungkinan failure yang melanda perusahaan atau bank sebagai tempat berinvestasi. Keputusan berinvestasi merupakan keputusan penting yang harus diambil investor demi tujuan peningkatan wealth. Model prediksi ini memiliki 𝑃𝑠𝑒𝑢𝑑𝑜 𝑅 2 44.43%. Ini menunjukkan bahwa ada informasi lain selain rasio keuangan dalam model penelitian ini yang mungkin saja mempengaruhi prediksi potensi kebangkrutan bank. Dunia perbankan juga identik dengan situasi politik suatu negara, kondisi makro ekonomi, kebijakan Bank Indonesia, unsur corporate governance dari bank itu sendiri. Hal-hal ini yang perlu menjadi bahan kajian selanjutnya agar bisa mendapatkan model prediksi potensi kebangkrutan bank secara
26
komprehensif demi tercapai kemakmuran perekonomian negara melalui sistem perbankan yang kokoh. Diharapkan untuk menjadi penelitian masa mendatang adalah dengan meningkatkan jumlah sampel, serta mempertimbangkan variabel risiko, corporate governance, dan kondisi makro ekonomi.
DAFTAR REFERENSI
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. The Journal of Finance. Vol. XXIII (4): 589-609. Altman, Edward I., Haldeman, Robert G., Narayanan, P. 1977. ZETA Analysis A New model to identify bankruptcy risk of corporations. The Journal of Finance. Vol. XXIII (4): 2954. Atmanto, Irwan Andri, & Manuputty, Cavin R. Rekayasa Sistemik Tanpa Dasar Hukum. Gatra. No. 03 Tahun XVI (26 November-2 Desember 2009). Bauman, Mark P. 2003. The Impact and Valuation of Off-Balance-Sheet Activities Concealed by Equity Method Accounting. Accounting Horizons. Vol. 17(4): 303-314. Beaver, William H. 1968. Market Prices, Financial Ratios, and the Prediction of Failure. Journal of Accounting Research. Vol. 6(2): 179-192. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2004. Accounting Theory, 5th edition. South-Western. Bendel, Robert B., A. A. Afifi. 1977. Comparison of Stopping Rules in Forward ―Stepwise‖ Regression. Journal of the American Statistical Association. Vol. 72(357): 46-53. Bernstein, Leopold A. 1989. Financial Statement Analysis Theory, Application, and Interpretation. Richard D. Irwin, Inc., Illinois. Bodie, Kane, & Marcus, 2011, Investments and Portfolio Management, 9th Edition, Irwin McGraw Hill, Singapore. Cheng, C.S. Agnes, Chao-Shin Liu & Thomas F. Schaefer. 1997. The The Value-Relevance of SFAS No. 95 Cash Flows from Operations as Assessed by Security Market Effects. Accounting Horizons. Vol. 11(3): 1-15.
27
Christenson, Charles. 1983. The Methodology of Positive Accounting. The Accounting Review. Vol. LVIII (1): 1-21. Djaelani, Firdaus: Kami Tak Tahu Uang Itu ke Mana. Tokoh. Tempo. Edisi 14-20 Desember 2009. Fama, Eugene F., Kenneth R. French. 1992. The Cross-Section of Expected Stock Returns. The Journal of Finance. Vol. 47(2): 427-465. Fraser, Donald R., & Lyn M. Fraser. 1990. Evaluating Commercial Bank Performance A Guideto Financial Analysis. Bankers Publishing Company, Illinois. Gujarati, Damodar N., Dawn C. Porter. 2009. Basics Econometrics, 5th Edition. McGrawHill/Irwin, New York. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis A Global Perspective. Pearson Prentice Hall, New Jersey. Harman, Harry H. 1989. Modern Factor Analysis. The University of Chicago, Chicago. Hosmer, David W., Stanley Lemeshow. 2000. Applied Logistic Regression. John Wiley & Sons, Inc. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Juli 2009. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Iskandar, Tofik: Bank yang Dulu Muram Kini Bersinar. Fokus Utama. Infobank. No. 363Vol. XXXI (Juni 2009). Jensen, M.C. 1976. Reflection on the State of Accounting Research and the Regulation of Accounting. Stanford Lectures in Accounting (Graduate School of Business, Stanford University):11-19. Kamerschen, David R. 1992. Money and Banking. South-Western Publishing Co., Cincinnati. Keynes, J.N. 1891. The Scope and Method of Political Economy. Macmillan. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). 2010. Laporan Tahunan. Machfoedz, Mas’ud. 1994. Financial Ratio Analysis and the Prediction of Earnings Change in Indonesia. Kelola Gadjah Mada University Business Review. 7: 114-134. Mulyaningsih, Tri, Anne Daly. 2011. Competitive Conditions in Banking Industry: An Empirical Analysis of the Consolidation, Competition and Concentration in the Indonesia Banking Industry between 2001 and 2009. Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan: 151185.
28
Morris, Richard. How Useful are Failure Prediction Models? 1998. Management Accounting: 22-24. Ohlson, James A. 1980. Financial Ratios and the Probabilistic Prediction of Bankruptcy. Journal of Accounting Research. (Spring): 109-131. Payamta, & Mas’ud Machfoedz. 1999. Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di BEJ. Kelola Gadjah Mada University Business Review. 20 (1999), 54-67.
Qurriyani, Tengku Nuzulul. 2000. Indikasi Potensial menuju Bank Survival melalui Analisis Rasio Keuangan Model Regresi Logistik Trikotomi. Simposium Nasional Akuntansi III: 619-651. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik. Universitas Indonesia. Depok. Karya Akhir Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Republik Indonesia. Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Ritter, Lawrence S., William L. Silber, & Gregory F. Udell. 2009. Principles of Money, Banking & Financial Markets.Pearson Education, Inc., Boston. Sinkey, Joseph F., Jr. 1975. A Multivariate Statistical Analysis of the Characteristics of Problem Banks. The Journal of Finance: 21-36. Stone, Mary, & John Rasp. 1991. Tradeoffs in the Choice Between Logit and OLS for Accounting Choice Studies. The Accounting Review. Vol. 66 (1): 170-187. Surifah. 2002. Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia sebelum dan setelah Krisis Ekonomi. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia, Vol. 6 (2): 23-50. Thomson, James B. 1991. Predicting Bank Failure in the 1980s. Economic Review: 9-20. Ross L. Watts, Jerold L. Zimmerman. 1978. Towards a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards. The Journal of Finance. Vol. LIII (1): 112-134. White, Gerald I., Ashwinpaul C. Sondhi, Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of Financial Statements, 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc., USA. Zahara, & Sylvia Veronica Siregar. 2009. Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 12 (2): 88-102. Zainuddin, & Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, (1): 66-90.
29
LAMPIRAN 1 TABEL Tabel 3.1 Sampel Data 2006
No
Bank Go Public
Listing
1 Ba nk Arta Ni a ga Kenca na Tbk
2/11/2000
2 Ba nk Artha Gra ha Interna s i ona l Tbk
23/8/1990
3 Ba nk Bua na Indones i a Tbk
28/7/2000
4 Ba nk Bumi putera Indones i a Tbk
15/7/2002
5 Ba nk Centra l As i a Tbk
31/5/2000
6 Ba nk Century Tbk
25/6/1997
7 Ba nk Da na mon Indones i a Tbk
6/12/1989
8 Ba nk Eks ekutif Interna s i ona l Tbk
13/7/2001
9 Ba nk Interna tiona l Indones i a Tbk
21/11/1989
10 Ba nk Kes a wa n Tbk
21/11/2002
11 Ba nk Li ppo Tbk
10/11/1989
12 Ba nk Ma ndi ri (Pers ero) Tbk
14/7/2003
13 Ba nk Ma ya pa da Tbk
29/8/1997
14 Ba nk Mega Tbk
17/4/2000
15 Ba nk Nega ra Indones i a (Pers ero) Tbk
25/11/1996
16 Ba nk Ni a ga Tbk
29/11/1989
17 Ba nk NISP Tbk
20/10/1994
18 Ba nk Nus a nta ra Pa ra hya nga n Tbk
10/1/2001
19 Ba nk Pa n Indones i a Tbk
29/12/1982
20 Ba nk Perma ta Tbk
15/1/1990
21 Ba nk Ra kya t Indones i a (Pers ero) Tbk
10/11/2003
22 Ba nk Swa des i Tbk
1/5/2002
23 Ba nk Vi ctori a Interna tiona l Tbk
30/6/1999
30
2007
No
Bank Go Public
Listing
24 Ba nk Artha Gra ha Interna s i ona l Tbk
23/8/1990
25 Ba nk Bukopi n Tbk
10/7/2006
26 Ba nk Bumi Artha Tbk
1/6/2006
27 Ba nk Bumi putera Indones i a Tbk
15/7/2002
28 Ba nk Centra l As i a Tbk
31/5/2000
29 Ba nk Century Tbk
25/6/1997
30 Ba nk Da na mon Indones i a Tbk
6/12/1989
31 Ba nk Eks ekutif Interna s i ona l Tbk
13/7/2001
32 Ba nk Hi mpuna n Sa uda ra 1906 Tbk
15/12/2006
33 Ba nk Interna tiona l Indones i a Tbk
21/11/1989
34 Ba nk Kes a wa n Tbk
21/11/2002
35 Ba nk Li ppo Tbk
10/11/1989
36 Ba nk Ma ndi ri (Pers ero) Tbk
14/7/2003
37 Ba nk Ma ya pa da Tbk
29/8/1997
38 Ba nk Mega Tbk
17/4/2000
39 Ba nk Nega ra Indones i a Tbk
25/11/1996
40 Ba nk Ni a ga Tbk
29/11/1989
41 Ba nk NISP Tbk
20/10/1994
42 Ba nk Nus a nta ra Pa ra hya nga n Tbk
10/1/2001
43 Ba nk Pa n Indones i a Tbk
29/12/1982
44 Ba nk Perma ta Tbk
15/1/1990
45 Ba nk Ra kya t Indones i a (Pers ero) Tbk
10/11/2003
46 Ba nk UOB Bua na Tbk
28/7/2000
47 Ba nk Vi ctori a Interna tiona l Tbk
30/6/1999
Tabel 3.2 Kategori Bank Survival 2006
Bank dalam
Bank Likuidasi (bl)
Penyelamatan (bdp)
tahun 2007:
tahun 2007:
Ba nk Swa des i Tbk
Ba nk Arta Ni a ga Kenca na Tbk → Ba nk Commonwea l th
Bank Survive (bs) Ba nk Artha Gra ha Interna s i ona l Tbk Ba nk Centra l As i a Tbk Ba nk Da na mon Indones i a Tbk
tahun 2008: Ba nk Century Tbk
tahun 2009: Ba nk Eks ekutif Interna s i ona l Tbk
tahun 2008:
Ba nk Interna tiona l Indones i a Tbk
Ba nk Bua na Indones i a Tbk → Ba nk UOB Bua na Tbk
Ba nk Kes a wa n Tbk
Ba nk Li ppo Tbk → merger menja di CIMB Ni a ga
Ba nk Ma ndi ri (Pers ero) Tbk
Ba nk Ni a ga Tbk → Ba nk CIMB Ni a ga
Ba nk Ma ya pa da Tbk
Ba nk NISP Tbk → Ba nk OCBC NISP
Ba nk Mega Tbk Ba nk Nega ra Indones i a Tbk
tahun 2009: Ba nk Bumi putera Indones i a Tbk → ICB Bumi putera
Ba nk Nus a ntara Pa ra hya nga n Tbk Ba nk Pa n Indones i a Tbk Ba nk Perma ta Tbk Ba nk Ra kya t Indones i a (Pers ero) Tbk Ba nk Vi ctori a Interna tiona l Tbk
3
6
14
31
2007
Bank dalam
Bank Likuidasi (bl)
Penyelamatan (bdp)
tahun 2008:
tahun 2008:
Ba nk Century Tbk
tahun 2009: Ba nk Eks ekutif Interna s i ona l Tbk
Bank Survive (bs) Ba nk Artha Gra ha Interna s i ona l Tbk
Ba nk Li ppo Tbk → merger menja di CIMB Ni a ga
Ba nk Bukopi n Tbk
Ba nk Ni a ga Tbk → Ba nk CIMB Ni a ga
Ba nk Bumi Artha Tbk
Ba nk NISP Tbk → Ba nk OCBC NISP
Ba nk Centra l As i a Tbk
Ba nk Bua na Indones i a Tbk → Ba nk UOB Bua na Tbk
Ba nk Da na mon Indones i a Tbk Ba nk Hi mpuna n Sa uda ra 1906 Tbk
tahun 2009: Ba nk Bumi putera Indones i a Tbk → ICB Bumi putera
Ba nk Interna tiona l Indones i a Tbk Ba nk Kes a wa n Tbk Ba nk Ma ndi ri (Pers ero) Tbk Ba nk Ma ya pa da Tbk Ba nk Mega Tbk Ba nk Nega ra Indones i a Tbk Ba nk Nus a ntara Pa ra hya nga n Tbk Ba nk Pa n Indones i a Tbk Ba nk Perma ta Tbk Ba nk Ra kya t Indones i a (Pers ero) Tbk Ba nk Vi ctori a Interna tiona l Tbk
2
5
17
32
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel 2006 Capital Adequacy no
bank go public
Market Effect
survival
c1
c2
c3
mkt1
mkt2
mkt5
1 Bank Arta Niaga Kencana Tbk.
1
0.129
0.156
0.185
0.0003
0.076
1.50
2 Bank Artha Graha International Tbk.
0
0.050
0.065
0.067
0.006
0.021
0.41
3 Bank Bumiputera Indonesia Tbk.
1
0.111
0.115
0.118
0.233
0.033
0.87
4 Bank Central Asia Tbk.
0
0.139
0.242
0.159
0.015
0.101
3.55
5 Bank Centrury Tbk.
2
0.103
0.087
0.124
0.007
0.020
1.79
6 Bank Danamon Indonesia Tbk.
0
0.122
0.191
0.144
-0.029
0.057
3.53
7 Bank Eksekutif International Tbk.
2
0.014
0.097
0.134
0.538
-0.222
0.46
8 Bank International Indonesia Tbk.
0
0.119
0.160
0.141
-0.012
0.085
2.20
9 Bank Kesawan Tbk.
0
0.055
0.080
0.081
0.006
0.021
1.81
10 Bank Lippo Tbk.
1
0.202
0.148
0.261
0.016
0.087
1.88
11 Bank Mandiri (Persero)Tbk.
0
0.109
0.199
0.133
0.055
0.073
2.27
12 Bank Mayapada Tbk.
0
0.055
0.105
0.138
0.136
0.244
1.92
13 Bank Mega Tbk.
0
0.049
0.145
0.076
-0.009
0.052
1.76
14 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
0
0.098
0.140
0.136
0.030
0.113
1.68
15 Bank Niaga Tbk.
1
0.112
0.130
0.124
0.021
0.135
2.30
16 Bank NISP Tbk.
1
0.092
0.139
0.122
0.009
0.063
1.71
17 Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
0
0.098
0.137
0.108
0.019
0.274
0.79
18 Bank Pan Indonesia Tbk.
0
0.249
0.235
0.307
0.025
0.108
1.76
19 Bank Permata
0
0.082
0.137
0.130
0.003
0.057
1.83
20 Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk.
0
0.143
0.181
0.160
0.012
0.117
3.75
21 Bank Swadesi Tbk.
2
0.220
0.208
0.258
-0.027
0.064
1.87
22 Bank UOB Buana Tbk.
1
0.213
0.268
0.240
0.012
0.075
1.976
23 Bank Victoria International Tbk.
0
0.109
0.224
0.127
0.092
0.292
0.59
survival
c1
c2
c3
mkt1
mkt2
mkt5
24 Bank Artha Graha International Tbk.
0
0.064
0.072
0.082
-0.069
0.066
2.185
25 Bank Bukopin Tbk.
0
0.064
0.083
0.077
0.015
0.095
1.628
26 Bank Bumi Artha Tbk.
0
0.332
0.391
0.474
-0.010
0.033
1.677
27 Bank Bumiputera Indonesia Tbk.
1
0.107
0.099
0.115
0.036
0.058
1.224
28 Bank Central Asia Tbk.
0
0.132
0.214
0.148
0.004
0.070
4.403
29 Bank Centrury Tbk.
2
0.144
0.114
0.162
0.017
0.046
1.478
30 Bank Danamon Indonesia Tbk.
0
0.137
0.171
0.158
0.024
0.064
3.688
31 Bank Eksekutif International Tbk.
2
0.006
0.097
0.125
0.275
0.014
0.490
32 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
0
0.135
0.133
0.156
0.071
0.121
1.233
33 Bank International Indonesia Tbk.
0
0.110
0.144
0.128
-0.020
0.035
2.568
34 Bank Kesawan Tbk.
0
0.051
0.090
0.073
0.009
0.027
1.873
35 Bank Lippo Tbk.
1
0.154
0.142
0.193
0.037
0.117
2.199
36 Bank Mandiri (Persero)Tbk.
0
0.113
0.174
0.134
0.032
0.073
2.479
37 Bank Mayapada Tbk.
0
0.206
0.250
0.270
0.004
0.060
1.912
38 Bank Mega Tbk.
0
0.077
0.174
0.104
0.108
0.152
1.742
39 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
0
0.099
0.158
0.128
-0.041
0.036
1.680
40 Bank Niaga Tbk.
1
0.105
0.112
0.115
0.011
0.070
2.101
41 Bank NISP Tbk.
1
0.116
0.147
0.148
0.003
0.060
1.554
42 Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
0
0.093
0.162
0.102
0.007
0.144
1.533
43 Bank Pan Indonesia Tbk.
0
0.153
0.196
0.193
0.019
0.081
1.833
44 Bank Permata
0
0.093
0.133
0.139
0.027
0.073
1.802
45 Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk.
0
0.132
0.159
0.144
0.009
0.077
4.689
46 Bank UOB Buana Tbk.
1
0.207
0.253
0.229
0.002
0.066
1.925
47 Bank Victoria International Tbk.
0
0.063
0.166
0.091
0.115
0.281
0.879
2007 Capital Adequacy no
bank go public
Market Effect
33
Tabel 4.2 Deskripsi statistik Standard Variable
Mean
Deviation Minimum Maximum
Panel A: Descriptive Statistics s urvi va l
0.447
0.686
0
2
c1
0.118
0.061
0.006
0.332
c2
0.158
0.061
0.065
0.391
c3
0.152
0.072
0.067
0.474
mkt1
0.039
0.096
-0.069
0.538
mkt2
0.082
0.080
-0.222
0.292
mkt5
1.936
0.939
0.410
4.689
Panel B: Correlations s urvi va l
s urvi va l
c1
c2
c3
mkt1
mkt2
mkt5
1
c1
0.018
1
c2
-0.207
0.806
1
c3
0.113
0.915
0.791
1
mkt1
0.388
-0.384
-0.215
-0.125
1
mkt2
-0.415
0.065
0.159
-0.077
-0.312
1
mkt5
-0.312
0.252
0.272
0.096
-0.419
-0.011
1
34
Tabel 4.3 Multinomial Logit Model Variable
coefficient
z
p-value
Panel A: Logit Model bdp c1
90.941
2.360
0.018**
c2
-27.975
-1.800
0.072*
c3
-45.248
-1.490
0.135
mkt1
22.412
1.560
0.119
mkt2
-13.898
-1.230
0.219
mkt5
-0.695
-1.100
0.270
i ntercept
1.113
0.600
0.552
bl c1
90.946
2.020
0.068*
c2
-86.239
-1.490
0.045** 0.850
c3
7.855
-0.510
mkt1
25.412
-0.510
0.117
mkt2
-103.752
-1.020
0.096*
mkt5
0.206
-1.030
0.907
i ntercept
2.150
1.450
0.481
Number of obs = 47 LR chi 2(12) = 35.62 Prob > chi 2 = 0.0004 Ps eudo R2 = 0.4443 (**s i gni fi ka n=5%; *s i gni fi ka n=10%)
Panel B: Prediction Correct survival bs bdp bl tota l
predicted 0
1
2
28
3
0
tota l 31
90.32
9.68
0
100.00
5
5
1
11
45.45
45.45
9.09
100.00
0
1
4
5
0.00
20.00
80.00
100.00
33
9
5
47
70.21
19.15
10.64
100.00
35
LAMPIRAN 2 OUTPUT SPSS19
GET FILE='C:\Users\quri\Documents\tengkunuzululqurriyani_mra_newest\1tengkunuz ululqurriyani_mra\1qresearch_mra\excel&spss_final\qspss.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. LOGISTIC REGRESSION VARIABLES surviv /METHOD=FSTEP(WALD) c1 c2 c3 a1 a2 m1 m3 e1 e2 e3 l1 l2 l3 l4 mkt1 mkt2 mkt3 mkt4 mkt5 /CRITERIA=PIN(0.7) POUT(0.77) ITERATE(20) CUT(0.5).
Logistic Regression Case Processing Summary a
Unweighted Cases Selected Cases
N
Percent
Included in Analysis
47
100.0
0
.0
47
100.0
0
.0
47
100.0
Missing Cases Total Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
.00
0
1.00
1
Classification Table
a,b
Predicted Surviv Observed Step 0
surviv
.00
Percentage 1.00
Correct
.00
31
0
100.0
1.00
16
0
.0
Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
66.0
36
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E.
-.661
Wald
.308
4.616
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df 1
a
df
Sig.
c1
.510
1
.475
c2
1.184
1
.277
c3
.861
1
.354
a1
1.119
1
.290
a2
.791
1
.374
m1
1.874
1
.171
m3
1.689
1
.194
e1
2.451
1
.117
e2
4.405
1
.036
e3
2.451
1
.117
l1
.477
1
.490
l2
.034
1
.854
l3
.887
1
.346
l4
1.932
1
.165
mkt1
3.317
1
.069
mkt2
4.674
1
.031
mkt3
.126
1
.723
mkt4
.006
1
.938
mkt5
3.499
1
.061
a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.
Block 1: Method = Forward Stepwise (Wald) Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
Step 2
df
Sig.
Sig.
Step
5.580
1
.018
Block
5.580
1
.018
Model
5.580
1
.018
Step
3.891
1
.049
Block
9.471
2
.009
Model
9.471
2
.009
.032
Exp(B) .516
37
Step 3
Step 4
Step 5
Step 6
Step 7
Step 8
Step 9
Step 10
Step 11
a
Step 12
Step 13
Step 14
a
Step 15
Step
2.238
1
.135
Block
11.709
3
.008
Model
11.709
3
.008
Step
6.685
1
.010
Block
18.395
4
.001
Model
18.395
4
.001
Step
3.703
1
.054
Block
22.098
5
.001
Model
22.098
5
.001
Step
1.865
1
.172
Block
23.962
6
.001
Model
23.962
6
.001
Step
2.797
1
.094
Block
26.759
7
.000
Model
26.759
7
.000
Step
2.351
1
.125
Block
29.110
8
.000
Model
29.110
8
.000
Step
1.885
1
.170
Block
30.995
9
.000
Model
30.995
9
.000
Step
6.858
1
.009
Block
37.853
10
.000
Model
37.853
10
.000
Step
4.123
1
.042
Block
41.976
11
.000
Model
41.976
11
.000
-.051
1
.821
Block
41.925
10
.000
Model
41.925
10
.000
Step
4.097
1
.043
Block
46.022
11
.000
Model
46.022
11
.000
Step
14.262
1
.000
Block
60.284
12
.000
Model
60.284
12
.000
.000
1
.996
Block
60.284
11
.000
Model
60.284
11
.000
Step
Step
38
a
Step 16
a
Step 17
Step 18
Step 19
a
Step 20
Step
-27.340
1
.000
Block
32.943
10
.000
Model
32.943
10
.000
-.028
1
.867
Block
32.915
9
.000
Model
32.915
9
.000
Step
14.015
1
.000
Block
46.931
10
.000
Model
46.931
10
.000
Step
13.353
1
.000
Block
60.284
11
.000
Model
60.284
11
.000
Step
-17.120
1
.000
Block
43.164
10
.000
Model
43.164
10
.000
Step
a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.
Classification Table
a
Predicted surviv Observed Step 1
surviv
.00
Percentage 1.00
Correct
.00
29
2
93.5
1.00
13
3
18.8
Overall Percentage Step 2
surviv
68.1
.00
28
3
90.3
1.00
10
6
37.5
Overall Percentage Step 3
surviv
72.3
.00
27
4
87.1
1.00
9
7
43.8
Overall Percentage Step 4
surviv
72.3
.00
27
4
87.1
1.00
9
7
43.8
Overall Percentage Step 5
surviv
72.3
.00
28
3
90.3
1.00
7
9
56.3
Overall Percentage Step 6
surviv
.00
78.7 28
3
90.3
39
1.00
5
11
Overall Percentage Step 7
surviv
83.0
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 8
surviv
87.2
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 9
surviv
87.2
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 10
surviv
87.2
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 11
surviv
87.2
.00
29
2
93.5
1.00
3
13
81.3
Overall Percentage Step 12
surviv
89.4
.00
30
1
96.8
1.00
3
13
81.3
Overall Percentage Step 13
surviv
91.5
.00
30
1
96.8
1.00
2
14
87.5
Overall Percentage Step 14
surviv
93.6
.00
31
0
100.0
1.00
0
16
100.0
Overall Percentage Step 15
surviv
100.0
.00
31
0
100.0
1.00
0
16
100.0
Overall Percentage Step 16
surviv
100.0
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 17
surviv
87.2
.00
29
2
93.5
1.00
4
12
75.0
Overall Percentage Step 18
surviv
87.2
.00
30
1
96.8
1.00
1
15
93.8
Overall Percentage Step 19
surviv
68.8
.00
95.7 31
0
100.0
40
1.00
0
16
100.0
Overall Percentage Step 20
surviv
100.0
.00
29
2
93.5
1.00
2
14
87.5
Overall Percentage
91.5
a. The cut value is .500 Variables in the Equation B Step 1
a
Step 2
b
mkt2
Step 3
Step 4
Step 5
e
Step 6
Step 7
f
g
df
Sig.
Exp(B)
7.216
3.086
1
.079
.000
.276
.595
.215
1
.642
1.318
mkt2
-11.906
6.380
3.483
1
.062
.000
mkt5
-.887
.528
2.821
1
.093
.412
Constant
1.915
1.157
2.740
1
.098
6.790
c1
8.537
5.993
2.029
1
.154
5099.376
mkt2
-12.626
6.785
3.462
1
.063
.000
mkt5
-1.067
.572
3.483
1
.062
.344
1.235
1.230
1.008
1
.316
3.438
c1
33.728
13.266
6.464
1
.011
4.444E14
c2
-29.606
12.845
5.312
1
.021
.000
mkt2
-12.607
7.874
2.563
1
.109
.000
mkt5
-.946
.654
2.091
1
.148
.388
Constant
2.452
1.406
3.044
1
.081
11.614
c1
44.474
16.308
7.437
1
.006
2.065E19
c2
-37.535
14.988
6.272
1
.012
.000
mkt1
15.253
9.385
2.641
1
.104
4210275.669
mkt2
-12.815
9.996
1.644
1
.200
.000
mkt5
-.416
.591
.496
1
.481
.660
Constant
1.029
1.507
.466
1
.495
2.798
c1
79.174
32.890
5.795
1
.016
2.425E34
c2
-30.579
15.046
4.131
1
.042
.000
c3
-32.263
25.151
1.646
1
.200
.000
mkt1
24.174
12.126
3.974
1
.046
3.153E10
mkt2
-18.498
12.204
2.298
1
.130
.000
mkt5
-.705
.644
1.201
1
.273
.494
Constant
1.522
1.677
.824
1
.364
4.581
c1
123.778
49.522
6.247
1
.012
5.703E53
c2
-36.617
16.633
4.847
1
.028
.000
c3
-57.387
32.630
3.093
1
.079
.000
e3
8.665
5.491
2.490
1
.115
5797.368
34.591
15.468
5.001
1
.025
1.054E15
Constant d
Wald
-12.677
Constant
c
S.E.
mkt1
41
mkt2
-13.571
10.330
1.726
1
.189
.000
mkt5
-.579
.666
.755
1
.385
.561
-7.276
5.734
1.610
1
.204
.001
c1
110.304
48.314
5.212
1
.022
8.021E47
c2
-44.251
18.651
5.629
1
.018
.000
c3
-46.616
34.451
1.831
1
.176
.000
m3
29.885
24.975
1.432
1
.231
9.521E12
e3
17.720
13.980
1.606
1
.205
49601787.239
mkt1
27.675
17.030
2.641
1
.104
1.045E12
mkt2
-15.831
11.781
1.806
1
.179
.000
mkt5
-1.016
.773
1.726
1
.189
.362
Constant
-15.729
14.095
1.245
1
.264
.000
c1
124.219
53.386
5.414
1
.020
8.867E53
c2
-51.381
21.482
5.721
1
.017
.000
c3
-49.997
37.612
1.767
1
.184
.000
m3
28.427
21.974
1.674
1
.196
2.217E12
e3
19.531
11.430
2.920
1
.087
3.036E8
l4
5.124
3.942
1.689
1
.194
168.000
mkt1
30.745
18.839
2.663
1
.103
2.250E13
mkt2
-14.431
13.045
1.224
1
.269
.000
mkt5
-.828
.791
1.095
1
.295
.437
Constant
-20.542
12.037
2.912
1
.088
.000
c1
204.605
90.418
5.121
1
.024
7.224E88
c2
-60.689
26.343
5.307
1
.021
.000
c3
-88.144
52.739
2.793
1
.095
.000
m3
47.831
30.023
2.538
1
.111
5.923E20
e3
31.120
14.882
4.373
1
.037
3.276E13
l3
-31.017
16.125
3.700
1
.054
.000
l4
44.184
20.916
4.462
1
.035
1.545E19
mkt1
45.403
25.419
3.191
1
.074
5.229E19
mkt2
-24.775
15.884
2.433
1
.119
.000
mkt5
-1.237
1.016
1.482
1
.223
.290
Constant
-33.663
15.893
4.487
1
.034
.000
c1
147.955
82.553
3.212
1
.073
1.803E64
c2
-109.152
55.996
3.800
1
.051
.000
c3
17.242
75.784
.052
1
.820
30766800.798
m3
85.951
48.079
3.196
1
.074
2.129E37
e3
40.682
21.775
3.491
1
.062
4.656E17
l2
-23.546
13.528
3.029
1
.082
.000
l3
-46.760
20.017
5.457
1
.019
.000
l4
60.992
25.526
5.709
1
.017
3.078E26
Constant Step 8
h
i
Step 9
Step 10
Step 11
j
k
42
Step 12
k
l
Step 13
mkt1
18.003
29.777
.366
1
.545
65877760.710
mkt2
-20.563
16.785
1.501
1
.221
.000
mkt5
-.777
1.217
.407
1
.523
.460
Constant
-42.487
22.463
3.577
1
.059
.000
c1
161.544
62.854
6.606
1
.010
1.437E70
c2
-101.273
40.791
6.164
1
.013
.000
m3
81.611
43.045
3.595
1
.058
2.775E35
e3
40.200
20.863
3.713
1
.054
2.876E17
l2
-21.832
11.199
3.800
1
.051
.000
l3
-46.150
20.057
5.294
1
.021
.000
l4
60.304
25.582
5.557
1
.018
1.548E26
mkt1
23.373
19.045
1.506
1
.220
1.416E10
mkt2
-21.332
16.846
1.603
1
.205
.000
mkt5
-.827
1.200
.475
1
.491
.437
Constant
-42.086
21.655
3.777
1
.052
.000
c1
299.701
198.293
2.284
1
.131
1.440E130
c2
-193.385
127.593
2.297
1
.130
.000
m3
149.846
126.399
1.405
1
.236
1.194E65
e3
76.381
78.214
.954
1
.329
1.486E33
l2
-37.175
25.896
2.061
1
.151
.000
l3
-81.597
57.106
2.042
1
.153
.000
l4
109.176
76.265
2.049
1
.152
2.597E47
mkt1
33.714
40.014
.710
1
.399
4.383E14
mkt2
-39.851
26.279
2.300
1
.129
.000
mkt3
2.093
1.495
1.961
1
.161
8.112
mkt5
-1.092
1.703
.411
1
.521
.336
-79.769
78.978
1.020
1
.312
.000
c1
48254.083
718878.281
.005
1
.946
.
c2
-33113.787
492678.758
.005
1
.946
.000
a1
-72480.977
1079435.077
.005
1
.946
.000
m3
40351.237
601293.950
.005
1
.946
.
e3
12338.081
185481.327
.004
1
.947
.
l2
-2971.009
44878.767
.004
1
.947
.000
l3
-10402.895
155325.894
.004
1
.947
.000
l4
14611.843
218274.411
.004
1
.947
.
mkt1
4971.717
74827.087
.004
1
.947
.
mkt2
-3887.823
57935.292
.005
1
.946
.000
mkt3
301.833
4468.086
.005
1
.946
1.214E131
mkt5
37.998
926.426
.002
1
.967
3.179E16
-13596.560
204120.444
.004
1
.947
.000
59435.771
766406.339
.006
1
.938
.
Constant Step 14
m
Constant Step 15
m
c1
43
c2
-40674.292
524316.634
.006
1
.938
.000
a1
-86594.638
1118950.902
.006
1
.938
.000
m3
46821.968
614528.882
.006
1
.939
.
e3
12841.372
175954.336
.005
1
.942
.
l2
-3741.184
48772.921
.006
1
.939
.000
l3
-13321.141
171936.940
.006
1
.938
.000
l4
18659.358
240498.373
.006
1
.938
.
mkt1
7399.161
95094.970
.006
1
.938
.
mkt2
-5163.858
66583.501
.006
1
.938
.000
mkt3
380.534
4913.232
.006
1
.938
1.835E165
-14412.511
194991.184
.005
1
.941
.000
c1
104.153
37.099
7.882
1
.005
1.710E45
c2
-74.659
28.832
6.705
1
.010
.000
a1
-248.742
157.751
2.486
1
.115
.000
m3
59.479
35.540
2.801
1
.094
6.782E25
l2
-1.140
6.830
.028
1
.867
.320
l3
-14.374
9.559
2.261
1
.133
.000
l4
20.137
12.123
2.759
1
.097
5.564E8
mkt1
32.115
13.461
5.692
1
.017
8.859E13
mkt2
-21.425
13.666
2.458
1
.117
.000
mkt3
1.075
.838
1.645
1
.200
2.929
-1.710
2.987
.328
1
.567
.181
c1
104.814
37.258
7.914
1
.005
3.313E45
c2
-76.217
27.609
7.620
1
.006
.000
a1
-262.644
135.775
3.742
1
.053
.000
m3
62.432
31.039
4.046
1
.044
1.300E27
l3
-13.801
8.768
2.477
1
.115
.000
l4
19.749
11.746
2.827
1
.093
3.776E8
mkt1
32.571
13.275
6.020
1
.014
1.397E14
mkt2
-21.186
13.580
2.434
1
.119
.000
mkt3
1.106
.832
1.766
1
.184
3.021
-1.931
2.651
.530
1
.466
.145
c1
425.303
242.666
3.072
1
.080
5.092E184
c2
-315.771
175.174
3.249
1
.071
.000
a1
-975.236
668.228
2.130
1
.144
.000
m3
344.515
204.775
2.830
1
.092
4.178E149
e3
64.093
39.443
2.640
1
.104
6.841E27
l3
-75.011
44.282
2.869
1
.090
.000
l4
109.737
63.850
2.954
1
.086
4.552E47
mkt1
86.833
51.298
2.865
1
.091
5.142E37
mkt2
-34.737
19.719
3.103
1
.078
.000
Constant Step 16
m
Constant Step 17
m
Constant n
Step 18
44
mkt3
3.082
1.672
3.397
1
.065
21.806
-76.528
45.099
2.879
1
.090
.000
c1
36729.314
647357.080
.003
1
.955
.
c2
-24954.166
439469.953
.003
1
.955
.000
a1
-123208.119
2179405.076
.003
1
.955
.000
m1
97845.670
1735294.094
.003
1
.955
.
m3
24251.465
428185.927
.003
1
.955
.
e3
5908.842
104050.023
.003
1
.955
.
l3
-6328.084
111274.856
.003
1
.955
.000
l4
8900.889
156665.789
.003
1
.955
.
mkt1
6340.551
111792.981
.003
1
.955
.
mkt2
-2866.066
50826.405
.003
1
.955
.000
mkt3
228.427
4083.101
.003
1
.955
1.601E99
-6988.454
123146.975
.003
1
.955
.000
c1
228.609
94.496
5.853
1
.016
1.922E99
c2
-161.812
65.386
6.124
1
.013
.000
a1
-641.896
312.421
4.221
1
.040
.000
m1
573.271
381.250
2.261
1
.133
9.296E248
m3
130.415
68.321
3.644
1
.056
4.352E56
e3
42.438
20.805
4.161
1
.041
2.696E18
l3
-44.164
20.890
4.469
1
.035
.000
l4
58.602
27.684
4.481
1
.034
2.822E25
mkt1
52.287
31.513
2.753
1
.097
5.103E22
mkt2
-18.977
20.322
.872
1
.350
.000
Constant
-48.158
22.998
4.385
1
.036
.000
Constant o
Step 19
Constant o
Step 20
45
LAMPIRAN 3 OUTPUT STATA10
___ ____ ____ ____ ____ tm /__ / ____/ / ____/ ___/ / /___/ / /___/ 10.0 Statistics/Data Analysis
Special Edition
Copyright 1984-2007 StataCorp 4905 Lakeway Drive College Station, Texas 77845 USA 800-STATA-PC http://www.stata.com 979-696-4600
[email protected] 979-696-4601 (fax)
Unlimited-user Stata for Windows (network) perpetual license: Serial number: 198081611 Licensed to: harry harry Notes: 1. 2.
(/m# option or -set memory-) 10.00 MB allocated to data (/v# option or -set maxvar-) 5000 maximum variables
. use "C:\Users\quri\Documents\tengkunuzululqurriyani_mra_newest\qstata10\qqmlogit_data.dta", clear . summarize survival c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5 Variable
Obs
Mean
Min
Max
survival c1 c2 c3 mkt1
47 47 47 47 47
.4468085 .1184255 .1579362 .1523617 .0392191
Std. Dev. .6855182 .0610576 .0614787 .0721811 .096151
0 .006 .065 .067 -.069
2 .332 .391 .474 .538
mkt2 mkt5
47 47
.082234 1.935766
.0796954 .9389898
-.222 .41
.292 4.689
. corr survival c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5 (obs=47)
survival c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5
survival
c1
c2
c3
mkt1
mkt2
mkt5
1.0000 0.0182 -0.2072 0.1126 0.3881 -0.4150 -0.3119
1.0000 0.8057 0.9152 -0.3839 0.0652 0.2523
1.0000 0.7911 -0.2153 0.1589 0.2722
1.0000 -0.1247 -0.0768 0.0955
1.0000 -0.3120 -0.4188
1.0000 -0.0106
1.0000
. label define survival 0 "bs" 1 "bdp" 2 "bl" . label value survival survival . mlogit survival c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5, base(0) Iteration Iteration Iteration Iteration Iteration Iteration Iteration Iteration Iteration
0: 1: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8:
log log log log log log log log log
likelihood likelihood likelihood likelihood likelihood likelihood likelihood likelihood likelihood
= = = = = = = = =
-40.079296 -27.058366 -24.331821 -22.995142 -22.434135 -22.287605 -22.271187 -22.270883 -22.270883
Multinomial logistic regression
Number of obs LR chi2(12) Prob > chi2 Pseudo R2
Log likelihood = -22.270883 Std. Err.
z
P>|z|
= = = =
47 35.62 0.0004 0.4443
survival
Coef.
[95% Conf. Interval]
c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5 _cons
90.94086 -27.97516 -45.24778 22.41176 -13.89834 -.6953891 1.113018
38.5063 15.56059 30.27549 14.38759 11.30513 .6300852 1.869479
2.36 -1.80 -1.49 1.56 -1.23 -1.10 0.60
0.018 0.072 0.135 0.119 0.219 0.270 0.552
15.46989 -58.47336 -104.5867 -5.787409 -36.056 -1.930333 -2.551092
166.4118 2.52303 14.09109 50.61092 8.25931 .5395552 4.777129
c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5 _cons
90.94559 -86.23943 7.854556 25.41243 -103.7515 .2061906 2.149533
49.82003 43.09866 41.52174 16.2158 62.28511 1.756202 3.051995
1.83 -2.00 0.19 1.57 -1.67 0.12 0.70
0.068 0.045 0.850 0.117 0.096 0.907 0.481
-6.69987 -170.7112 -73.52655 -6.36995 -225.8281 -3.235902 -3.832267
188.5911 -1.767613 89.23567 57.1948 18.3251 3.648283 8.131332
bdp
bl
(survival==bs is the base outcome)
46
Key
frequency row percentage
survival
0
bs
28 90.32
bdp
survivalhat 1
2
Total
3 9.68
0 0.00
31 100.00
5 45.45
5 45.45
1 9.09
11 100.00
bl
0 0.00
1 20.00
4 80.00
5 100.00
Total
33 70.21
9 19.15
5 10.64
47 100.00
. list c1 c2 c3 mkt1 mkt2 mkt5 survival bspr bdppr blpr in 1/47
.
c1
c2
c3
mkt1
mkt2
mkt5
survival
bspr
bdppr
blpr
1. 2. 3. 4. 5.
.129 .05 .111 .139 .103
.156 .065 .115 .242 .087
.185 .067 .118 .159 .124
.0003 .006 .233 .015 .007
.076 .021 .033 .101 .02
1.5 .41 .87 3.55 1.79
bdp bs bdp bs bl
.8764115 .3157282 .000779 .9769495 .0279868
.1206175 .4559813 .7060432 .0230498 .0815541
.002971 .2282904 .2931777 6.68e-07 .8904591
6. 7. 8. 9. 10.
.122 .014 .119 .055 .202
.191 .097 .16 .08 .148
.144 .134 .141 .081 .261
-.029 .538 -.012 .006 .016
.057 -.222 .085 .021 .087
3.53 .46 2.2 1.81 1.88
bs bl bs bs bdp
.9717122 5.10e-15 .8698484 .5664278 .1021811
.0279679 2.34e-11 .1299539 .1698614 .4042056
.0003199 1 .0001978 .2637109 .4936133
11. 12. 13. 14. 15.
.109 .055 .049 .098 .112
.199 .105 .145 .14 .13
.133 .138 .076 .136 .124
.055 .136 -.009 .03 .021
.073 .244 .052 .113 .135
2.27 1.92 1.76 1.68 2.3
bs bs bs bs bdp
.8720843 .9913813 .9832571 .8919869 .7219346
.1278655 .0086187 .0167175 .1079899 .2780521
.0000502 2.08e-10 .0000254 .0000232 .0000133
16. 17. 18. 19. 20.
.092 .098 .249 .082 .143
.139 .137 .235 .137 .181
.122 .108 .307 .13 .16
.009 .019 .025 .003 .012
.063 .274 .108 .057 .117
1.71 .79 1.76 1.83 3.75
bdp bs bs bs bs
.8560578 .9325047 .2423721 .9574079 .8956838
.1426127 .0674953 .7483875 .0413494 .1042848
.0013295 8.82e-13 .0092404 .0012427 .0000314
21. 22. 23. 24. 25.
.22 .213 .109 .064 .064
.208 .268 .224 .072 .083
.258 .24 .127 .082 .077
-.027 .012 .092 -.069 .015
.064 .075 .292 .066 .095
1.87 1.976 .59 2.185 1.628
bl bdp bs bs bs
.2633058 .5049371 .967518 .9384542 .7286639
.6052083 .4944864 .032482 .0585459 .2710135
.1314859 .0005766 1.51e-15 .0029999 .0003226
26. 27. 28. 29. 30.
.332 .107 .132 .144 .137
.391 .099 .214 .114 .171
.474 .115 .148 .162 .158
-.01 .036 .004 .017 .024
.033 .058 .07 .046 .064
1.677 1.224 4.403 1.478 3.688
bs bdp bs bl bs
.7008746 .1100529 .9709256 .0381303 .7726046
.0374513 .8297946 .0289934 .4216143 .2154164
.2616741 .0601525 .000081 .5402554 .011979
31. 32. 33. 34. 35.
.006 .135 .11 .051 .154
.097 .133 .144 .09 .142
.125 .156 .128 .073 .193
.275 .071 -.02 .009 .037
.014 .121 .035 .027 .117
.49 1.233 2.568 1.873 2.199
bl bs bs bs bdp
.255036 .1593399 .7707394 .7761633 .4772509
.086351 .8403712 .185543 .1654218 .5204144
.658613 .0002889 .0437176 .0584149 .0023347
36. 37. 38. 39. 40.
.113 .206 .077 .099 .105
.174 .25 .174 .158 .112
.134 .27 .104 .128 .115
.032 .004 .108 -.041 .011
.073 .06 .152 .036 .07
2.479 1.912 1.742 1.68 2.101
bs bs bs bs bdp
.8264708 .7991933 .9138384 .9336233 .4598109
.1731825 .189788 .0861615 .0638137 .5277078
.0003468 .0110188 1.87e-08 .0025631 .0124813
41. 42. 43. 44. 45.
.116 .093 .153 .093 .132
.147 .162 .196 .133 .159
.148 .102 .193 .139 .144
.003 .007 .019 .027 .009
.06 .144 .081 .073 .077
1.554 1.533 1.833 1.802 4.689
bdp bs bs bs bs
.7248201 .9232426 .7613768 .889639 .8740675
.2682073 .0767574 .2378292 .1087055 .121206
.0069726 3.79e-08 .0007939 .0016554 .0047264
46. 47.
.207 .063
.253 .166
.229 .091
.002 .115
.066 .281
1.925 .879
bdp bs
.4278905 .9793356
.5702609 .0206644
.0018486 1.56e-14
47
IDENTITAS PEMAKALAH
Nama :
Tengku Nuzulul Qurriyani (mahasiswi Program Pascasarjan Ilmu Akuntansi (PPIA) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI))
Alamat :
Central Park C5 Kota Wisata Cibubur Jakarta 16968
Phone :
021-84931900/87795166 08151679000
E-mail :
[email protected]
Judul Makalah : Deteksi Dini Potensi Kebangkrutan Bank Penelitian
melalui Analisis Rasio Keuangan dan Market Effect Model Regresi Logistik Multinomial
Bidang Kajian : Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal (AKPM) (Kuantitatif)
48
Objective
Education
Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin, 20-23 September 2012 (Paper: Deteksi Dini Potensi Kebangkrutan Bank melalui Analisis Rasio Keuangan dan Market Effect Model Regresi Logistik Multinomial)
2011–present Pascasarjana Ilmu Akuntansi (semester 3) Universitas Indonesia (PIA-UI) Akuntansi, Strata 2 (Research Based) Pascasarjana
1998–2000 Magister Akuntansi Universitas Indonesia (MAKSI-UI) Akuntansi, Strata 2 Pascasarjana
1987–1992 Universitas Syiah Kuala Akuntansi, Strata 1 Sarjana Experience
February 2001December 2002
Universitas Atma Jaya
Depok
Jakarta
Banda Aceh
Jakarta
Dosen
September 2000 Magister Akuntansi Universitas Indonesia (MAKSI-UI)
Depok
Pemakalah
Simposium Nasional Akuntansi III
1992–1995 Kantor Akuntan Publik Koesbandijah dan Rekan
Interests
membaca, fotografi, musik
Bandung
49
Personal Specification
Name
: Tengku Nuzulul Qurriyani
Date of birth
: Medan, 7 Desember 1968
Marital Status
: Married
Spouse Name
: Syahmudrian Lubis
Children Name
: Anqi Querida Lubis Anza Sahel Lubis Anra Querina Lubis
Blood Group
:A
50
STATEMENTOFAUTHORSHIP
―Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah penelitian terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Makalah penelitian ini belum pernah dipublikasikan.‖
Nama
:Tengku Nuzulul Qurriyani (mahasiswi Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi (PPIA) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI))
Judul
: Deteksi Dini Potensi Kebangkrutan Bank melalui Analisis Rasio Keuangan dan Market Effect Model Regresi Logistik Multinomial
Tanggal
: 28 Juni 2012
Tanda Tangan :