Mashuni et al./ J. Prog. Kim. Si. 2011, 1 (2), 83-92
Detection Limit Of Carbamate Pesticides Biosensors Based Enzyme Acetylcholinesterase And Cholin Oxidase On Platinum Electrode Mashuni1), W. Wahab2), A. Ahmad2), M. Syahrul2) 1) 2)
Department of Chemistry , Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Haluoleo University Department of Chemistry , Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University
Abstract The presence of carbamate pesticides in environmental and food poses a potential hazard to human health and there is a growing interest in their rapid and accurate determination for food safety and environmental monitoring. The aim of this research is to design electrochemical biosensor for analyzingcarbamate pesticides residue in food material. Acetylcholinesterase (AChE) and cholin oxidise (ChO) enzyme was immobilized at platinum (Pt) wire plated with membrane materials of SA 5%, 10%, 15% and GA 25%. Result of this research show that for cellulose acetate (SA) 5% the detection limit is 10-7,7 M, for SA 10% the detection limit is 10-8,7 M, for SA 15% the detection limit is 10-7,6 M. This a results is approximately equal to 2,2 ppb). ), which means that this biosensor is very sensitive for determining carbamates pesticides residue where its detection limit is comparable to to the detection limit of conventional instrument such as Gas Chromatography (GC) and High Pressure Liquid Chromatography (HPLC), i.e. respectively 1,5 ppb and 2,0 ppb. Keywords : Biosensors, immobilized, enzyme Acetylcholinesterase (AChE) and choline oxidase (ChO), carbamate pesticides Received : 23 August 2011 Accepted :4 October 2011
Abstrak Keberadaan pestisida karbamat pada lingkungan dan bahan pangan berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu di desain biosensor untuk mengontrol keberadaan pestisida pada lingkungan dan bahan pangandengan cepat. Tujuan penelitian ini adalah mendesain biosensor elektrokimia untuk analisis residu pestisida karbamat pada bahan pangan. Desain biosensor menggunakan enzima setilkolinesterase (AChE) dan kolinoksidase (ChO) yang diimmobilisasikan pada kawat platina (Pt) yang dilapisi dengan bahan membranselulosaasetat (SA) 5%, 10%, !5% dan glutaraldehid (GA) 25%.
*Penulis Korespondensi/corresponding author: Telp.+62 401 3191929 Fax. +62 401 3190496 E-mail:
[email protected]
83
Hasil penelitian menunjukkan limit deteksi untuk SA 5% adalah10-7,7 M, untuk SA 10% adalah108,7 M dan untuk SA 15% adalah10-7,6 M. Hasil ini setara dengan 2,2 ppb sama dengan limit deteksi GC dan HPLC (2,0 ppb dan 1,5 ppb) sehingga biosensor ini sensitive untuk analisis residu pestisida karbamat. Kata kunci : Biosensor, immobilisasi, enzim asetilkolinesterase (AChE) dan kolinoksidase (ChO), pestisidakarbamat Diterima: 23 Agustus 2011 Disetujui untuk dipublikasikan: 4 Oktober 2011
sistem deteksi yang cepat untuk melindungi
1. Pendahuluan
kesehatan manusia serta sebagai kontrol
Di antara semua senyawa kimia yang berbahaya
di
lingkungan,
bagi produk makanan dan polusi lingkungan
pestisida
[1].
merupakan yang paling besar jumlahnya
Dalam beberapa dekade terakhir
terutama dalam tanah, air, atmosfer dan
pemakaian pestisida didominasi oleh dua
produk pertanian. Keberadaannya begitu meluas
di
menimbulkan
lingkungan masalah
sehingga bagi
jenis insektisida yaitu senyawa karbamat
dapat
dan organofosfat. Kedua senyawa tersebut
kesehatan
banyak diaplikasikan pada
manusia. Salah satu usaha yang dapat
pengolahan
pertanian karena kestabilannya yang rendah
dilakukan untuk memperbaiki ketahanan
di
pangan bagi masyarakat yaitu menyediakan
lingkungan
senyawa
bahan pangan selain bergizi juga harus aman
dibandingkan
organoklorin
[2,3].
dengan Efisiensi
karbamat dan organofosfat sebagai pestisida
untuk dikonsumsi. Keamanan pangan dari
dan
residu pestisida dapat dikontrol dengan
toksisitasnya
hewan
cepat dan akurat dengan mendisain suatu
disebabkan
terhadapmanusia oleh
dan
kemampuan
menghambat kelompok enzim hidrolase
biosensor pestisida.
yang
Beberapa pestisida sangat toksik, dan
disebut
esterase.
Enzim
asetilkolinesterase (AChE) sangat penting
akumulasi pestisida dalam organisme hidup
untuk sistem saraf pusat pada manusia dan
dapat menyebabkan penyakit yang serius.
serangga [4].
Jika keberadaan pestisida dalam jumlah
Enzim
yang rendah tapi stabil, dapat menimbulkan
asetilkolinesterase
menghidrolisis asetilkolin pada membran
toksisitas yang akut sehingga diperlukan 84
Mashuni et al./ J. Prog. Kim. Si. 2011, 1 (2), 83-92 untuk mencegah akumulasi. Penghambatan
Keunggulan dari analisis pestisida dengan
AChE menyebabkan akumulasi asetilkolin
biosensor adalah respon yang cepat, selektif,
sehingga terjadi disfungsi beberapa sistem
sederhana dan biayanya yang relatif murah
saraf dan perilaku dan dapat memicu
[7,8].
kerusakan pada sistem pernafasan serta akhirnya
dapat
menyebabkan
Pestisida
kematian
inhibitor
[5,6].
karbamat
kolinesterase
merupakan
utama.
Senyawa
karbamat mempunyai beberapa struktur Beberapa
yang hampir sama dengan asetilkolin (ACh),
organisasi internasional
substrat
mengatur batas maksimum residu pestisida
Food
and
reversibel
Agricultural
(WHO),
the
=k2/Kd,
0,1
µg/L
dapat
dilihat
pada
persamaan
sebagai berikut:
jenis pestisida yang diperbolehkan pada adalah
inhibitor
dikarakterisasi oleh konstanta laju inhibisi ki
dikeluarkan adalah memonitor batas satu
produk
enzim
enzim yang tidak aktif. Mekanisme total
European
Community (EU). Salah satu kebijakan yang
suatu
kompleks
(Kd = k-1/k1) dan (k2) yang menghasilkankan
Organisation (FAO), the World Health Organisation
kolinesterase.
dalam dua tahap: pembentukan secara
manusia dan hewan. Beberapa diantaranya the
dari
Mekanisme inhibisi enzim berlangsung
pada konsumsi air minum dan pangan bagi
adalah
alami
dan
konsentrasi total pestisida tidak boleh melebihi 0,5 µg/L [4]. Analisis pestisida yang sudah sering dilakukan adalah dengan kromatografi gas (GC) atau kromatografi cair tekanan tinggi
dimana E-OH enzim aktif, I-X inhibitor, E-I
(HPLC).
enzim yang tidak aktif, X gugus yang dapat
Kelemahanmetode analisis ini
karena membutuhkan perlakuan ekstraksi
dihidrolisis
dan
Asetilkolinesterase (AChE) menghidrolisis
pemurnian
di
laboratorium
yang
oleh
membutuhkan waktu analisis yang lebih
neurotransmitter
lama dan memungkinkan terdapatnya resiko
sinaptik, mempunyai peranan penting dalam
kesalahan. Untuk
mengatasi kekurangan
kerja saraf pada manusia dan serangga.
tersebut sekarang ini sedang dikembangkan
AChE menggunakan ACh sebagai substrat,
analisis
pestisida
dengan
biosensor. 85
ACh
inhibitor.
dalam
membran
menghasilkan produk kolin (Ch) dan asam
yang terdapat pada bahan pangan terutama
karboksilat.
residu yang terkandung pada sayur-sayuran. AChE
ACh + H2O Karena
Dalam penelitian ini akan didisain biosensor
Ch + asam asetat
Ch
tidak
aktif
karbamat
secara
menggunakan membran enzim
Asetilkolinesterase
(AChE)
dan
kolin
elektrokimia, pengujian inhibisi didasarkan
oksidase (ChO) dengan bahan pendukung
pada pengukuran perubahan pH yang terjadi
Selulosa Asetat (SA) dan Glutaraldehid
pada pembentukan asam. Perubahan pH ini
(GA) dalam bentuk elektroda kawat terlapis.
dapat
indikator
Selulosa asetat memiliki kestabilan yang
indikator
baik terhadap berbagai macam zat kimia,
secara
mempunyai kekuatan mekanik yang baik
dideteksi
spektrofotometri fluoresensi
dengan pH-sensitif,
pH-sensitif
atau
potensiometri.
dan tahan terhadap tekanan tinggi sehingga
Pengembangan biosensor yang lebih sensitif
dapat
dilakukan
dapat menahan materi yang sangat kecil.
dengan
Penggunaan glutaraldehid dilakukan karena
menggunakan sistem sensor bienzimatik
sifatnya sebagai ikatan pembawa berfungsi
untuk mendeteksi pestisida. Enzim yang
sebagai pereaksi bifungsional antara enzim
dapat digabungkan secara bersama untuk
dan selulosa asetat. Penggunaan komposisi
mendeteksi
adalah
membran dan konstruksi elektroda tersebut
kolin
untuk deteksi karbamat belum pernah
pestisida
asetilkolinesterase
(AChE)
dan
oksidase (ChO).
dipublikasikan.
Biosensor memiliki sensivitas dan
2. Bahan dan Metode
selektivitas yang tinggi, kecepatan respon, biaya yang rendah serta pengoperasiannya
2.1 Bahan Bahan yang digunakan adalah kawat
yang mudah, maka biosensor menjadi suatu peralatan
penting
untuk
perak, KCl, kawat tembaga, kawat platina,
mendeteksi
komponen kimia dan biologi pada obat-
kawat
obatan, makanan dan monitoring lingkungan
(AChE), enzim kolin oksidase (ChOx),
[9,10,11,12]. Tujuan yang ingin dicapai
Selulosa Asetat (SA), Glutaraldehid (GA),
dalam penelitian ini adalah menghasilkan
asetilkolin
biosensor karbamat yang sensitif untuk
(karbofuran),
menganalisis kandungan residu pestisida 86
timah,
enzim
klorida,
asetilkolinesterase
pestisida
karbamat
NaH2PO4.H2O, selanjutnya
Mashuni et al./ J. Prog. Kim. Si. 2011, 1 (2), 83-92 diencerkan dengan aquades hingga tanda
seperti pada Tabel 1. Na2HPO4.12H2O,
batas.
aseton, etanol, aquades, parafilm.
2.2 Pembuatan larutan enzim AChE dan ChOx
2.5 Peralatan Alat yang digunakan adalah pH
Enzim AChE dari Electrophorus
meter Orion Model 710A/potensiometer,
electricus Sigma 1,17 mg dengan aktivitas
pengaduk magnetik, oven, neraca analitik,
425,94 unit per mg padatan dilarutkan dalam
stopwatch, solder, lemari pendingin,
pelarut 9,0 ml buffer fosfat pH 8,0 dan 1 ml
biru, peralatan gelas yang biasa digunakan
KCl 0,1 M. Enzim ChOx dari Alcaligenes sp
di laboratorium.
tip
lyophilized Sigma sebanyak 3,3 mg dengan 2.6 Pembuatan larutan standar
aktivitas 15 unit per mg padatan dilarutkan dalam pelarut
Penyiapan larutan NaH2PO4. H2O
9,0 ml buffer fosfat pH 8,0
0,2 M (larutan A) dan larutan Na2HPO4.
dan 1 ml KCl 0,1 M.
12H2O 0,2 M (larutan B). Selanjutnya dari 2.3 Pembuatan selulosa asetat 5%, 10%, 15% dan glutaraldehid 25%
larutan A dan larutan B dibuat masingmasing larutan buffer fosfat pH 8,0.Larutan
Selulosa Asetat (SA) 5%, 10% dan
standar substrat asetilkolin
15% dibuat dengan menimbang masing-
dalam pelarut buffer fosfat pH 8,0 pada
masing 0,5 gram, 1,0 gram dan 1,5 gram SA.
Selanjutnya
masing-masing
klorida dibuat
SA
dilarutkan dengan aseton 10 ml. Larutan
konsentrasi
1 x 10-3 M
Selanjutnya
larutan
- 1 x 10-9 M.
standar
pestisida
karbofuran 1 x 10-1 M disiapkan dengan
Glutaraldehid (GA) 25% yang digunakan
menimbang
pada penelitian ini adalah produksi Aldrich
secara
teliti
karbofuran
kemudian dilarutkan dengan etanol dalam
Sigma.
labu ukur 100 ml diencerkan sampai tanda batas.
2.4 Pembuatan membran Biosensor Membran asetilkolinesterase
dibuat (AChE)
dari dan
Terhadap
larutan
ini
kemudian
enzim
dilakukan pengenceran sampai konsentrasi
kolin
1 x 10-2 M - 1 x 10-9 M. Penyiapan larutan
oksidase (ChOx) yang diimmobilisasikan
KCl
0,1 M,dilakukan dengan melarutkan
pada bahan pendukung selulosa asetat (SA)
0,7445 gram KCl ke dalam aquades pada
dan glutaraldehid (GA) dengan komposisi
labu ukur 100 ml selanjutnya diencerkan dengan aquades hingga tanda batas. 87
Komposisi membran
2.7 Pembuatan larutan enzim AChE dan ChOx
(SA)
(GA)
AChE (IU/ml)
ChO (IU/ml)
49,8303
4,95
5%
Enzim AChE dari Electrophorus
10%
electricus Sigma 1,17 mg dengan aktivitas
25 %
15%
425,94 unit per mg padatan dilarutkan dalam pelarut 9,0 ml buffer fosfat pH 8,0 dan 1 ml 2.10 Desain elektroda biosensor
KCl 0,1 M. Enzim ChOx dari Alcaligenes sp
Badan elektroda dibuat dari kawat
lyophilized Sigma sebanyak 3,3 mg dengan
tembaga panjang 7 cm dengan diameter 1
aktivitas 15 unit per mg padatan dilarutkan dalam pelarut
cm disambungkan dengan kawat platina (Pt)
9,0 ml buffer fosfat pH 8,0
panjang 2,0 cm berdiameter 0,4 mm
dan 1 ml KCl 0,1 M.
kemudian
dipatri
menggunakan
kawat
2.8 Pembuatan selulosa asetat 5%, 10%, 15% dan glutaraldehid 25%
timah. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tip
Selulosa Asetat (SA) 5%, 10% dan
menonjol keluar 1,5 cm digunakan sebagai
15% dibuat dengan menimbang masing-
badan elektroda. Pada masing-masing badan
masing 0,5 gram, 1,0 gram dan 1,5 gram
elektroda dililitkan plastik parafilm sebagai
SA.
SA
perekat kawat Cu dan kawat Pt. Bagian
dilarutkan dengan aseton 10 ml. Larutan
ujung elektroda yaitu kawat Pt dicelupkan
Glutaraldehid (GA) 25% yang digunakan
dalam larutan homogen selulosa asetat.
pada penelitian ini adalah produksi A ldrich
Setelah lapisan selulosa asetat terbentuk,
Sigma.
elektroda dibilas dengan aquades sebanyak
Selanjutnya
masing-masing
biru dengan posisi kawat platina (Pt)
tiga kali. Selanjutnya pada bagian kawat Pt
2.9 Pembuatan membran Biosensor Membran asetilkolinesterase
dibuat
dari
(AChE)
yang telah dilapisi membran selulosa asetat
enzim
dan
dicelupkan
kolin
dalam
larutan
glutaraldehid
oksidase (ChOx) yang diimmobilisasikan
selama enam jam setelah itu elektroda
pada bahan pendukung selulosa asetat (SA)
dibilas buffer fosfat pH 8,0 maka terbentuk
dan glutaraldehid (GA) dengan komposisi
elektroda membran (Em), selanjutnya Em
seperti pada Tabel 1.
dicelupkan dalam buffer fosfat pH 8,0 yang mengandung enzim asetilkolinesterase dan
Tabel
1:
Komposisi
biosensor
enzim kolin oksidase selama 48 jam.
pestisida karbamat
Elektroda membran (Em) yang belum 88
Mashuni et al./ J. Prog. Kim. Si. 2011, 1 (2), 83-92 digunakan tetap dicelupkan ke dalam buffer
350
0
300
Potensial (mV)
fosfat pH 8,0 pada temperatur 4 C. 2.11 Pengukuran Batas Deteksi Biosensor Pestisida Karbamat Pengukuran Asetilkolin
potensial
klorida
200 150 100
y = 29.271x + 4.719 R2 = 0.9842
50
substrat
dengan
y = -0.2x + 259.7 R2 = 1
250
0 0
inhibitor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
- Log [Karbofuran] M
pestisida karbofuran dengan cara elektroda Gambar 2. Limit deteksi biosensor untuk komposisi
biosensor yang telah dibuat sebelum dipakai
membran SA 10%, GA 25%
terlebih dahulu dicelupkan dalam larutan buffer fosfat pH 8,0 kemudian elektroda
350 y = 26.99x + 31.38 R2 = 0.9372
300
digunakan
untuk
mengukur
Potensial (mV)
biosensor
potensial substrat asetilkolin klorida dengan -3
konsentrasi 10 M yang telah ditambahkan
250 y = -1.1x + 243.63 R2 = 0.8811
200 150 100 50
larutan
karbofuran
dengan
konsentrasi
0 0
1
2
3
bervariasi dari 10-3 – 10-9 M.
4
5
6
7
8
9
10
11
- Log [Karbofuran] M
3. Hasil dan Pembahasan
Gambar 3. Limit deteksi biosensor untukkomposisi membran SA 15%, GA 25%
3.1. Hasil Pengamatan 3.2. Pembahasan
350
Immobilisasi enzim AChE dan ChO
Potensial (mV)
300 y = -0.85x + 236.88 R2 = 0.8775
250
pada bahan pendukung selulosa asetat dan
200 150
glutaraldehid
y = 27.57x + 16.97 R2 = 0.9489
100
dapat
dilakukan
dalam
pembuatan membran biosensor pestisida
50 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
karbamat. Membran selulosa asetat memiliki
11
- Log [Karbofuran] M
kestabilan yang baik terhadap berbagai macam zat kimia, mempunyai kekuatan
Gambar 1. Limit deteksi biosensor untuk Komposisi
mekanik yang baik sehingga tahan terhadap
membran SA 5% GA 25%
tekanan tinggi dan selektif sehingga dapat menahan
materi
yang
sangat
kecil.
Biosensor yang didasarkan pada prinsip inhibisi enzim dapat digunakan secaraluas 89
untuk
mendeteksi
seperti
(≈ 0,00221 ppm atau 2,2 ppb. Limit deteksi
berat.
biosensor dengan komposisi membran SA
didasarkan
10%, GA 25% adalah 10-8,7 M (≈ 0,000221
pada kenyataan bahwa analit toksik ini
ppm atau 0,2 ppb). Biosensor dengan
menghambat fungsi normal enzim. Pada
komposisi membrane ini yang terbaik dari
umumnya, pengembangan sistem biosensing
biosensor lainnya. Pada Gambar 1 – 3 hasil
ini mengandalkan pengukuran kuantitatif
ekstrapolasi terhadap sumbu x yaitu – log
pada aktivitas enzim sebelum dan sesudah
[karbofuran] M diperoleh limit deteksi
direaksikan atau dikontakkan dengan suatu
biosensor
analit target.
0,00221 ppm). Adanya perbedaan limit
komponen
suatu
pestisida
dan
analit logam
Pemilihan sistem enzim/analit
deteksi
Metode analisis yang spesifik bagi
yang
komposisi
disebabkan
membrane
dari
disebabkan karena zat pendukung membran
yang dinyatakan dengan suatu konsentrasi zat
diperoleh
diperoleh pada membran SA 15% hal ini
sampel selalu dihadapkan pada limit deteksi
suatu
10-8,7M (≈ 0,0221 -
elektroda biosensor. Limit deteksi terkecil
molekul dalam jumlah renik pada suatu
dari
yang
perbedaan
penentuan kuantitatif suatu unsur atau
terendah
10-7,6 -
SA dengan konsentrasinya lebih tinggi
dapat
menyebabkan bahan pendukung lebih tebal
ditentukan. Penentuan limit deteksi suatu
sehingga GA yang berfungsi sebagai bahan
elektroda dapat dilakukan dengan membuat
pengikat enzim sulit menembus pori-pori
garis singgung pada fungsi linier yang
material SA.
Nernstian dan non Nernstian. Titik potong kedua garis diekstrapolasikan ke sumbu x
4. Kesimpulan
sehingga dapat diperoleh konsentrasi limit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
deteksi. Hasil penentuan limit deteksi
untuk komposisi membran SA 5% dan GA
elektroda biosensor yang telah didisain
25% diperoleh limit deteksi 10-7,7 M, untuk
dapat dilihat pada Gambar 1 sampai gambar
SA 10% dan GA
3.
deteksi 10-8,7 M, untuk SA 15% dan GA Dari
hasil
ekstrapolasi
25% diperoleh limit deteksi 10-7,6 M. Hasil
terhadap
tersebut sebanding dengan 0,0022 ppm atau
sumbu x yaitu – log [karbofuran] diperoleh
2,2 ppb). Limit deteksi biosensor karbamat
limit deteksi biosensor dengan komposisi membran SA 5%, GA 25% adalah 10
-7,7
25% diperoleh limit
berkisar antara 10-7 – 10-9 M. Limit deteksi
M
maksimum 90
diperoleh
pada
komposisi
Mashuni et al./ J. Prog. Kim. Si. 2011, 1 (2), 83-92 membran
selulosa
asetat
(SA)
10%
4.
Prieto-Simon,
B.,
Campas,
M.,
danglutaraldehid (GA) 25%. Sebagaimana
Andreescu, S., and Marty, J.,
alat ukur instrumen lain seperti GC dan
Trends in Flow-based BiosensingSyatems
HPLC
for Pesticide Assessment, Sensors, 6 ,
yang
mempunyai
limit
deteksi
karbamat sebesar 2 ppb, maka biosensor
2006,
1161 – 1186.
hasil desain dapat diaplikasikan untuk
5. Donarski, W.J., Dumas, D.P., Heitmeyer,
mendeteksi pestisida karbamat dengan lebih
D.P., Lewis, V.E., and Raushel, F.M.,
efisien karena dapat dibawa ke lapangan.
1989, Structure-activity Relationship in
5. Pustaka
The Hydrolisis of Substrates by The
1. Ciucu, A.A., Negulescu,C., and Baldwin,
Phosphotriesterase from Pseudomonas diminuta, Biochemistry, 28, 4650-4655.
R.P., 2003, Detection of Pesticides Using an Amperometric Biosensors Based on
6. Tuovinen, K., Kaliste-Korhonen, E.,
Ferophthalocyanine Chemically Modified Carbon
Paste
Elekcrode
InmobilizedBienzymatic
Raushel, F.M., and Hanninen, O., 1994,
and
Phosphotriesterase-A
System,
Candidate for Use in detoxification of
Biosensors and Bioelctronics, 18, 303 –
Organophosphates,
310.
Carbamate
of
Organophosphate
Pesticides in Vegetable
Using
Potential
Applications
and of
8. Velasco-Garcia, M.N. and Mottram, T.,
and Ribeno, M.L., 1997, Detection of in
Charachteristics
Science, 20, 1113 – 1126.
3. Skadal, P., Nunes, G.S., Yamanaka, H.,
Pesticides
Developments,
Electrochemical Biosensors, Analytical
Biosnsors and Bioelekctronics, 18, 109.
Samples
Appl.
7. Mehrvar, M. and Abdi, M., 2004, Recent
and
Samples by a Photothermal Biosensor,
Carbamate
Fundam.
Toxico,. 23, 578-584.
2. Pogacnik, L., and Franko, M., 2003, Detection
Promising
2003,
Vegetable
Cholinesterse-based
Biosensors, Electroanalysis, 9, 1083-
Biosensors
Technology
Addressing
Agricultural
Problems,
Automation
and
Emerging
Technologies, 84 (1), 1 – 12.
1087. 9. Amine, A., Mohammadi, H., Bourais, I. and 91
Palleschi,
G.,
2006,
EnzymeInhibition-Based Biosensors for Food
Safety
Monitoring,
and
Environmental
Biosensors
and
Bioelectronics, 21, 1405 – 1423. 10. Baeumner, A., 2004, Biosensor for Environmental Poltatants and Food Contaminants, Anal Bioanal Chem, 377, 434 – 445. 11. Renedo, O.D., Alonso-Limillo, M.A. and Martinez, M.J., 2007, Recent Developments in the Field of ScreenPrinted Electrodes and their Related Applications, Talanta. 73, 202 – 219. 12. Tudorache, M., and Bala, C., 2007, Biosensors Based on Screen-Printing Technology, and their Applications in Environmental and Food Analysis, Anal BioanalChem, 388 , 565 – 578.
92