Desain Sistem Augmented Reality dengan Marker di Dalam Film Pendek Beranimasi yang Mengadopsi Cerita Rakyat Sangkuriang Anissa Nur Amalina, Muhammad Salman Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia Kampus Baru UI-Depok,16424, Indonesia
[email protected],
[email protected]
Abstrak—Di
dalam
penelitian
ini
akan sebuah
film
pendek
beranimasi
yang
digunakan teknologi Augmented Reality di dalam ditampilkan pada layar komputer secara realsebuah film animasi. Pendeteksian berbasis
time dengan markers sebagai implementasi
Computer Vision pada penelitian ini akan Augmented menggunakan ARToolKit
ARToolKit
yang
digunakan
dan
3dSMax.
membutuhkan
Reality.
Film
beranimasi
ini
mengadopsi cerita rakyat Sangkuriang, yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia.
marker. Marker sendiri adalah visual tag yang dimasukkan ke dalam real scene yang bisa In this research we design Augmented Reality dikenali dalam Augmented Reality. Kamera yang System inserted inside an animated movie. akan Computer Vision based tracking in this research merubah pola pada marker ke dalam biner. work uses ARToolKit and 3dSMax. ARToolKit Setelah kamera mengidentifikasi marker, maka needs marker. The marker itself is a visual tag dilakukan transformasi posisi marker dan inserted into real scene and it could be digunakan
untuk
mengenali
marker,
melakukan render objek 3D di atas marker, recognized in Augmented Reality. sehingga akan terlihat film animasi pada The camera used to recognize the marker and desktop. Dari segi fungsionalitas, pengguna detect it to be changed to the binary form. After the marker, the position melihat animasi sudah bekerja dengan cukup identifying juga
transforming of the marker and the rendering
tersampaikan. Jadi, keberhasilan implementasi
part will follow as the 3D objects show up on the
cukup besar, dengan beberapa perbaikan di
marker. The result is an animated movie get
masa
started. The animation functions quite well. The
baik.
Inti
depan
sari
dari
materi
diharapkan
bisa
pun
mencapai
ekspektasi. Tujuan pembuatannya adalah untuk point of the story is delivered enough. Overall, memberikan pengetahuan mengenai pembuatan the implementation turns out considerably good, by correcting some points it could reach the
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
expectation. The purpose of this project is to
2.
TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY, LIBRARY
share the techique to present an animated movie on
the
desktop
using
markers
as
implementation of Augmented Reality.
SISTEM PENDETEKSI ARTOOLKIT BESERTA
the
APLIKASINYA, DAN FILM PENDEK BERANIMASI
The
Bagian ini menceritakan beberapa teori dasar
animated movie adopting Sangkuriang folk
yang digunakan dalam implementasi ini.
story, originated from West Java, Indonesia.
2.1 Augmented Reality (AR) Definisi dari Augmented
reality (AR) adalah
Kata Kunci— Augmented reality; ARToolkit; penggabungan antara objek nyata dan objek virtual Marker; Computer Vision yang dioperasikan dengan computer [1]. Alat yang 1.
Beberapa
dibutuhkan untuk mengoperasikan AR ada 4
PENDAHULUAN
tahun
terakhir
dunia
teknologi
dikesankan oleh sebuah penemuan system yang menggabungkan informasi realita dan virtual. Istilahnya lebih dikenal sebagai Augmented Reality (AR). AR adalah teknologi yang mempersilahkan interaksi antara pengguna dengan objek yang dibuat dalam komputer yang ditampilkan dengan latar belakang lingkungan yang sebenarnya. Peneliti tertarik untuk membawa system Augmented Reality di dalam film animasi berdurasi pendek. Melihat film animasi bisa dijadikan media pendidikan untuk mengajarkan anak-anak tentang kebudayaan, maka diambillah tema untuk film animasi yaitu cerita rakyat nusantara. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat animasi dalam bentuk tiga dimensi ini adalah 3D Studio Max. Menggunakan library dari ARToolkit dan CV, sebuah film animasi berbasis Augmented Reality ini mampu untuk dibuat.
macam, yaitu: displays, input devices, tracking, dan komputer. Dalam penelitian ini displays yang digunakan adalah desktop komputer, kamera web, CPU yang powerful dan komputer.
merupakan
salah satu teknologi yang memanfaatkan virtual reality di dalamnya, virtual reality adalah teknologi yang
mempersilahkan
penggunanya
untuk
berinteraksi dengan suatu lingkungan yang telah disimulasikan dengan komputer [1]. Lingkungan yang
disimulasikan
dengan
komputer
ini
memberikan dukungan berupa persepsi atau nilai tambah
dari
penglihatan,
pendengaran
dan
sentuhan. Dengan menggunakan teknologi virtual reality, lingkungan virtual bisa dihasilkan dalam suatu ruangan yang spesifik dengan memanfaatkan integrasi sentuhan
dari yang
penglihatan,
pendengaran
memungkinkan
dan
penggunanya
melakukan interaksi dengan objek yang ada di dalam lingkungan virtual [2]. Metode yang dipakai dalam AR terdiri dari dua stage yaitu tracking dan reconstructing. Tracking merupakan pelacakan terhadap masukan yang
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
disebut marker, citra optik dan titik acuan di depan
dalam hal ini merupakan photogram single yang
kamera ataupun penangkap video yang akan
bisa diproses. Pada identifikasi adegan terjadi
dideteksi.
pengidentifikasian
Setelah dilakukan pelacakan terhadap
scenario
dan
pengenalan
titik acuan tertentu maka hasil tersebut akan diolah
marker. Pada pemrosesan adegan, mulai dilakukan
dan di cek dalam database apakah titik acuan
penggabungan objek nyata dan virtual. Dimana
tersebut
digunakan open software library openGL sebagai
memiliki
id
yang
sesuai
dengan
data/informasi dalam database dan bila ada graphical library. Baru yang terakhir adalah kecocokan maka akan dimunculkan suatu objek
visualisasi adegan yang telah selesai diproses dan
atau lingkungan virtual yang cocok tersebut, proses
ditampilkan pada desktop komputer.
ini disebut reconstructing [3]. 2.3 Film Pendek Beranimasi 2.2 Library ARToolkit Beserta Aplikasinya Untuk
mengembangkan
sebuah
Animasi system
benda/karakter
adalah
proses
menghidupkan
yang tidak bergerak sehingga
Augmented reality (AR), maka dibutuhkan sebuah menjadi lebih hidup. Animasi tersebut disajikan sistem library. Dalam penelitian ini, peneliti
dalam bentuk film pendek. Dalam pembuatan film
menggunakan ARToolkit v2.71. ARToolkit adalah
beranimasi, ada 3 pembagian tahap, yaitu pra-
tracking system library yang bersifat open-source produksi, produksi, dan pasca-produksi. Tahapan yang memungkinkan pemrogram dengan mudah
pra-produksi yang penulis jalankan adalah terdiri
mengembangkan aplikasi AR. Karena kemudahan dari pengembangan
tersebut,
layout,
dan
animatics.
membawa
Storyboarding yang dilakukan adalah dengan
yang berbeda dengan
membuat comic strip, yang digunakan baik untuk
mengambil source-code untuk menambahkan suara
membantu memvisualisasikan animasi dan untuk
ARToolkit ke tingkat
di
dalam
film
menggunakan
peneliti
storyboarding,
beranimasi.
teknik
visi
ARToolkit mengkomunikasikan ide dengan jelas. Meskipun
komputer
untuk hanya berguna saat bekerja secaa berkelompok di
menghitung posisi kamera nyata dan hubungannya terhadap
marker,
sehingga
suatu lingkungan (daerah yang biasanya ada di
memungkinkan industri
programmer untuk menampilkan objek virtual ke
animasi),
tetapi
storyboard
juga
menghasilkan suatu ingatan visual dair rencana
penanda ini. Metode yang dipakai dalam AR terdiri aslinya, yaitu sesuatu yang bisa menjadi acuan dari empat tahap, yaitu penangkapan adegan,
selama produksi.
identifikasi
penulis lebih memperhatikan kepada pemilihan
adegan,
pemrosesan
adegan,
dan
Baru
Pada saat membuat layout,
visualisasi adegan. Untuk penangkapan adegan bias
setting.
selanjutnya
dilakukan dengan kamera atau perekam video yang
animatics untuk membantu merencanakan efek
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
dilakukan
proses
visual yang akan diintegrasikan di tahapan akhir. Tahapan
produksi
yang
dilakukan
Aplikasi yang dirancang dalam sistem ini
adalah disajikan menjadi satu versi yaitu aplikasi non-
modelling, texturing, rigging, dan animation. portable. Penulis tidak mengikutsertakan lighting di dalam tahapan
produksi.
Karena
untuk
Augmented
Reality, tidak berpengaruh terhadap tampilan animasi nantinya. Pencahayaan akan bergantung kepada yang real, bukan saat memproses animasi. Pada bagian modelling akan dilakukan pembuatan karakter dan freeform lainnya. Texturing dilakukan setelahnya sehingga permukaan tiap karakter sesuai dengan yang diinginkan. Proses penambahan kerangka
atau
yang disebut
dengan rigging
3.1 Deskripsi Sistem Aplikasi versi portable ini adalah aplikasi yang memiliki fitur dan fungsi yang cukup baik. Kelebihannya adalah bisa digunakannya kapan dan dimana saja diperlukan karena tidak membutuhkan koneksi internet untuk menampilkan visualisasi dari gambar 3D. Sistem aplikasi berada di komputer pengguna sehingga sistem akan memproses dengan cepat. Ilustrasi bisa dilihat melalui Gambar 2.
dilakukan untuk mendefinisikan pergerakan dari sebuah objek mekanik, dan berpusat kepada proses animasi. Tahapan paska-produksi yang dilakukan
Alasan dibuatnya Alur kerja sistem bisa dilihat melalui Gambar 3.
hanya sound-editing. Video-editing tidak dilakukan karena hal tersebut bisa diatur dengan penggunaan beragam marker. Untuk memberikan manfaat sebagai media edukasi, peneliti memilih untuk mengadopsi skenario dari cerita rakyat nusantara, yaitu Sangkuriang. Bagian cerita yang diambil adalah saat Dayang Sumbi menemukan dua syarat supaya pernikahannya dengan Sangkuriang tidak terjadi. Syarat pertama yang diajukannya adalah Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum terbendung. Syarat yang kedua adalah dengan meminta Sangkriang membuat sampan yang sangat besar untuk menyebrangi sungai.
Gambar 3. Diagram Alur Kerja Sistem
3.2 Diagram Unified Modelling Languange (UML) 3.
PERANCANGAN SISTEM
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
Unified Modelling Language (UML) adalah suatu operasi. Gambar 5 dibawah ini merupakan sejumlah diagram dengan beberapa tipe berbeda
activity diagram pembuatan film beranimasi.
yang bisa digunakan secara sendiri atau bersama untuk memvisualisasi atau mendeskripsikan semua bagian dari sistem [5]. UML memiliki beberapa tipe model, model yang digunakan dalam sistem ini adalah use case diagram, state diagram, sequence diagram, deployment diagram dan activity diagram. 1) Use Case Diagram Use
case
diagram
adalah
diagram
yang
menunjukkan pengguna dan juga fungsi / interaksi yang disediakan oleh sistem untuk pengguna. Interaksi yang bisa dilakukan oleh pengembangan system dan pengguna dalam sistem ini ditunjukkan melalui Gambar 1.
Gambar 5. Activity Diagram Pembuatan Film Beranimasi
4. IMPLEMENTASI Gambar 4. Use Case diagram untuk Pengembang Sistem dan Pengguna
Reality
2) Activity Diagram Activity
diagram
4.1 Implementasi Modul pada Aplikasi berbasis Augmented
berfungsi
untuk
mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam
Pengembangan modul ini dilakukan dalam lingkungan pengembangan terintegrasi (Integration Development Environment, IDE). Modul program akan
diimplementasikan
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
dengan
bahasa
pemrograman C++ dengan menggunakan library pada ARToolkit yang berbasis CV. Dimana sebelumnya akan didesain karakter 3D di 3dSMax. Implementasi sistem berbasis CV dilakukan dengan menggunakan
notepad++
dengan
bahasa
Pola
pemrograman C++. Gambar 9. Bingkai dan Pola dari Penanda (Marker)
1)
Implementasi Pembuatan Penanda
Hasil dari pengolahan pola bisa dilihat melalui
Dalam library ARToolkit yang dibuat oleh Dr. Gambar 10. Hirokazu Kato didukung oleh Human Interface Technology
Laboratory
(HIT
Lab)
dan
ARToolworks, Inc., penanda (marker) yang bisa dideteksi oleh sistem memiliki spesifikasi yang harus dipenuhi, spesifikasi tersebut adalah sebagai berikut [8], •
Penanda berupa Persegi
•
Hanya 50 % dari area yang di tengah yang digunakan
dalam
proses
penyepadanan
(matching) •
Pola penanda (marker) secara default adalah 16 x 16 dot bitmap.
Gambar 10. Pola Penanda
Sistem pembacaan yang dilakukan oleh library ARToolkit adalah mengenali penanda berbentuk persegi lalu mengenali pola yang terdapat di dalam persegi
tersebut.
Dengan
demikian
target
permodelan yang dilakukan dalam sistem ini adalah membuat satu disain bingkai sebagai master bingkai dan beberapa pola. Gambar 9 di bawah ini menunjukkan bagian bingkai dan pola dari penanda (marker).
2)
Implementasi Pengenalan Penanda (Marker) oleh library Sistem ARToolkit dengan Proses Pengolahan
Citra
menggunakan
ARToolkit
Marker Generator Penanda (Marker) baru belum dikenali oleh sistem sehingga diperlukan proses pengolahan citra untuk mengubah formatnya agar dikenali oleh sistem. Proses pengolahan citra ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi ARToolkit Marker Generator. Proses ini bisa dilihat melalui Gambar 11.
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
4)
Implementasi Pemasukkan Tekstur pada Objek 3D Proses memasukkan tekstur pada objek 3D juga
dilakukan di 3dsMax. Tekstur untuk planet yang digunakan disini merupakan tekstur yang berasal dari [11]. Tekstur ini bebas digunakan selama bukan untuk kepentingan komersial. Tekstur objek
Gambar 11. Pengenalan Penanda Baru
Hasil
pengolahan
ini
akan
menghasilkan
yang digunakan dalam sistem ini bisa dilihat
bilangan hasil pengolahan citra yang bernilai 1-255. melalui Gambar 14. Bilangan ini dipengaruhi oleh resolusi dari kamera, cahaya di sekitar penanda dan ketebalan dari penanda. Hasil pengolahan citra ini bisa dilihat pada Gambar 12. Gambar 14. Tekstur dari karakter 3D
Di dalam 3dsMax, berkas tekstur ini dimasukkan melalui menu material 3dsMax. 5.
PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan tingkat kestabilan dari sistem. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian terhadap ukuran penanda, 3)
Gambar 12. Bilangan Hasil Pengolahan Citra dari Pola Citra/Penanda
terhadap jarak diantara kamera dan penanda,
Implementasi Pembuatan Objek 3D
terhadap cahaya dan pengujian kualitatif oleh
Pembuatan
model
objek
3D.
Hasil
dari
pengguna. Hasil pengujian terhadap ukuran penanda bisa
pembuatan model objek 3D bisa dilihat pada
dilihat melalui Tabel 1.
Gambar 13.
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Ukuran Penanda No
Perihal
1.
Tampilan animasi bagus dan menarik
2.
Tulisan bisa dibaca dengan jelas
3.
Penempatan posisi objek cukup baik
x
4.
Apakah informasi yg perlu saja yg
x
ditampilkan(efektif) Gambar 13. Pembuatan Karakter 3D Sangkuriang
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013
1
2 x
x
3
4
5
No
Perihal
1
1.
Semua animasi bekerja dengan baik
x
2.
Materi Augmented Reality berjalan dengan
x
2
3
4
5
7.
PENGEMBANGAN SELANJUTNYA
baik
Pada
pengembangan
selanjutnya
diharapkan
sistem ini mampu melakukan pengenalan terhadap No
Perihal
1
2
3
4
5
1.
Materi ditampilkan bagian inti sari saja
x
gesture sehingga interaksi yang diberikan lebih
2.
Materi dikemas dengan menarik
x
menarik. Penggunaan ARToolkit tanpa marker juga
3.
Materi dikemas dengan menyenangkan
x
4.
Materi cukup jelas
x
akan membuat simulasi dari cerita menjadi lebih praktis. DAFTAR REFERENSI
Berdasarkan Gambar 21 diatas dapat ditarik [1]
kesimpulan bahwa system.
Lopez, H., Navarro, A., & Relano, J., “An Analysis of Augmented Reality Systems”, 5th International Multi-conference on Computing in
.
the Global Information Technology, 2010. IEEE Computer Society.
6.
Teknologi
[2]
KESIMPULAN
Augmented
Reality
http://www.gadgetgrid.com/2007/09/28/i-theater-head-mounteddisplay/i-theater-head-mounted-display-hmd-itheater-1jpg/,
(AR)
terakhir
diakses pada November 201.,
bisa
diterapkan dalam film pendek beranimasi. Untuk
[3]
http://www.mimoa.eu/blog/?cat=36, terakhir diakses November 2011,
menampilkan model yang detil dan disertai animasi
[4]
Tedy Gorbala, B. & Hariadi, M. “Aplikasi Augmented Reality untuk Katalog Penjualanan Rumah”.
dengan baik, 3DsMax adalah pilihan yang tepat. Untuk menghindari kesalahan yang ditimbulkan oleh marker, sebaiknya marker yang digunakan
[5]
[6]
adalah marker dengan pola asimetris karena dapat membantu proses pose and position estimation. Sistem tracking pada ARToolKit masih termasuk belum robust karena masih mengandalkan proses corner detection sehingga marker tidak bisa dikenali ketika berada di lingkungan yang kurang cahaya, atau ketika ada benda yang menutupi bagian kecil dari marker.Pengujian kualitatif oleh
http://www.spopos.dk/index.php%3Fid=1455.html, terakhir diakses 3012-2011 jam 8:48 http://belajar-ar.blogspot.com/2010/05/apa-itu-artoolkit.html, terakhir diakses 3-01-2012
[7]
http://handheldar.icg.tugraz.at/markerbased.php, terakhir diakses 3-012012
[8]
http://handheldar.icg.tugraz.at/stbtracker.php, terakhir diakses 30-122011, 9:16
[9]
http://cg.tutsplus.com/articles/step-by-step-how-to-make-an-animatedmovie/, terakhir diakses 3-01-2012
[10] Daniel Wagner, Tobias Langlotz, Dieter Schmalstieg: Robust and Unobtrusive Marker Tracking on Mobile Phones, IEEE and ACM International Symposium on Mixed and Augmented Reality (ISMAR 2008), 2008
pengguna didapatkan hasil yang cukup bagus, yaitu 7.5 dari skala 1-10 terhadap tampilan animasi, kinerja sistem, dan juga materi.
Desain sistem augmented..., Anissa Nur Amalia, FT UI, 2013