LPPM Politeknik Bengkalis
DESAIN, SIMULASI DINAMIK, ANALISIS KEKUATAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE MESIN PENGUPAS KOPI Indrawan Sukmana1), Kamarudin1), Ruddi Hartoni 2) & Azizen Supardi2) 1)
Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam- Bengkalis –Riau
[email protected] 2)
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo, Padang 25134
Abstract At this paper will be studied an approach of desain base on virtual prototype. Developed Fruit of coffee machine represent result of development with concept of virtual prototype. Performance of the coffee machine in which is type of hammer mill depends on result of dynamics analysis and desain of impact bar. This matter is studied using application program of Multibody Dynamics that is Visual Nastran 4D, which the result of this program can know respon and dynamics that happened such as shaff, impact bar, behavior of impact bar when colliding fruit copy. To know the performance of coffee fruit macine are conducted experiment to some parameter, like machine capacities, rate and efficiency irrigate coffee fruit. Experiment conducted with variation of rotation of impact bar and rate irrigate fruit coffee so that target can reach as result of desain which have been conducted, so that can know the machine efficiency, the duration dissociation time and also the quality of coffee rice. Keyword: virtual prototype, multibody dynamics, mill hammer.
1. PENDAHULUAN Pada tanaman kopi bagian yang dapat diolah untuk menjadi bahan komoditi adalah buah kopi. Buah kopi terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang membungkus biji kopi disebut kulit ari (excocarp) dan bagian dalam yang membungkus biji disebut kulit tanduk (endoscarp), seperti yang terlihat pada Gambar 1 (Ridwansayh, Pengolahan Kopi,USU, 2003) Gambar 1. Penampang lintang buah kopi
Teknik budi daya kopi untuk memperoleh hasil yang bermutu tinggi tidak hanya berhenti pada budi daya dan pemanen saja, melainkan juga cara penanganan hasil panen diantaranya hulling. Hulling bertujuan untuk memisahkan biji kopi yang sudah kering dari kulit tanduk dan kulit ari. Salah satu mesin pegupas kopi yang dikembangkan saat ini adalah mesin Hammer mill dimana proses pemisahan buah kopi dengan biji kopi dilakukan dengan proses mekanik. Proses mekanik terjadi ketika buah kopi memasuki ruang pemisah. Pada ruang pemisah terdapat batang pemukul yang digerakkkan oleh motor pengerak melalui puli pada putaran tertentu. Akibat gerak putar batang pemukul maka buah kopi yang masuk ke ruang pemisah akan terlempar sampai membentur ke dinding pembentur secara
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
195
LPPM Politeknik Bengkalis
berulang-ulang. Proses ini mengakibatkan buah kopi terkelupas dari kulit ari dan kulit tanduk . Sedangkan proses pemisahan kulit ari dan tanduk dari biji kopi terjadi akibat gaya sentrifugal yang terjadi pada buah kopi sebagai akibat gerak putar buah kopi itu sendiri.
2. Pengembangan metoda disain yang membuat prototipe secara virtual, sehingga waktu dan biaya pembuatan prototipe yang sesungguhnya dapat diminimalkan
Berdasarkan proses kerja secara mekanik tersebut, perilaku dinamik batang pemukul mempunyai peranan yang penting dalam proses pengelupasan buah kopi sehingga perlu dilakukan kajian terhadap pengembangan teknologi batang pemukul untuk melihat perilaku dinamiknya. Kajian perilaku dinamik batang pemukul dilakukan dengan sofware Multibody Dynamic System ( Sistem Dinamika Benda Jamak). Dinamika benda jamak adalah suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah dinamik yang menggunakan persamaan Kane’s sebagai penurunan persamaan geraknya (Farid. M. L. Amirouche, 1992). Kelebihan Multibody Dynamic System (disingkat MBS) adalah pada pemodelan fisik dimana model dapat dimodelkan dalam bentuk yang realistik dan model matematik diturunkan dalam konsep matrik dan vektor.
4. Meningkatkan produktivitas hasil biji kopi.
Kajian terhadap perubahan parameterparamater dinamik mekanisme pengupas kopi seperti dimensi panjang dan massa batang pemukul dapat dilakukan dengan bantuan teknologi komputer khususnya perangkat lunak, yang dapat melakukan perhitungan yang cepat dan akurat. Selain itu, dapat dilakukan animasi sehingga dapat diamati secara visual. Program komputasi ini disusun menggunakan perangkat lunak Visual Nastran. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan industri dan teknologi di Indonesia khususnya di bidang Peralatan Pasca Panen, serta kemajuan pendidikan di perguruan tinggi teknik. Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan disain alat pengupas kopi yang sangat dibutuhkan oleh industri Kopi.
3. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dibidang peralatan Pasca panen. 6. Bagi masyarakat akademik, hasil penelitian ini dapat disebar luaskan sehingga akan meningkatkan proses belajar mengajar di bidang pasca panen. 7. Secara tidak langsung, hasil penelitian ini dapat menunjang program nasional dalam meningkatkan produktivitas hasil-hasil pasca panen Manfaat Penelitian Seperti diuraikan pada bab Pendahuluan, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas hasil biji kopi. Diharapkan volume produksi meningkat dengan biaya produksi yang dapat ditekan, sehingga produksi biji kopi dapat lebih bersaing lagi dengan negara lain baik dari segi volume produksi maupun harga jualnya. Kontribusi terhadap perguruan tinggi adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pengalaman dosen/peneliti dalam merancang sebuah alat pengupas kopi, yang dapat disebarkan kepada mahasiswa pada beberapa mata kuliah Teknik mesin seperti Perancangan Produk, Konstruksi Mesin, Penggerak Mula, Proses Produksi, Menggambar Teknik, dan lain-lain. Selain itu kontribusi lainnya yaitu penelitian yang diusulkan ini akan menghasilkan beberapa materi-materi tugas akhir yang dapat dikerjakan oleh mahasiswamahasiswa S1 di Universitas. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Fungsional Salah satu cara yang dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kulit tanduk dan kulit ari adalah dengan mengunakan mekanisme batang pemukul. Fungsi utama alat
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
196
LPPM Politeknik Bengkalis
ini adalah sebagai alat pemukul buah kopi dengan memanfaat kecepatan sudut batang pemukul yang nantinya akan berpengaruh kepada besar percepatan buah kopi terhadap dinding pengupas. Pada tahapan ini akan dimulai dengan survey dan studi literatur, yang meliputi studi fisibilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi dari industri-industri. Survey juga dilakukan ke toko-toko suku cadang dan persayaratan mutu buah kopi seperti kandungan kadar air buah kopi dan sebagainya. Berdasarkan survey yang dilakukan, dapat disusun konsep disain yang berisi garis besar spesifikasi teknik dan performansi Alat Pengupas Kopi yang diharapkan. Konsep disain yang baik dan benar akan berdampak baik pada hasil penelitian ini. Sehingga alat pengupas ini nantinya dapat berkerja dengan baik dalam pengertian tanpa mengakibatkan adanya biji kopi yang pecah (cacat) pada tahap ini disebut sebagai sintesis. 2.2 Pendekatan Struktural Pembahasan secara pendekatan struktural lebih mengarahkan kepada komponen atau elemen apa saja yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini. Adapun pendekatan struktural yang dilakukan adalah sebagai berikut: [a] Pembuatan model virtual prototipe dengan mengunakan CAD. Pada tahap ini dilakukan pemodelan geometri dari model desain yang akan dibuat. Bentuk disain dibuat berdasarkan pengembagan dari model yang telah dibuat sebelumnya. [b] Mengamati beban yang terjadi pada buah kopi pada saat membentur batang pukul dengan mengunakan software. Kondisi yang diharapkan dalam ekperimen numerik ini adalah buah kopi terkelupas, kemudian baru dilakukan perhitungan besar gaya yang dibutuhkan yaitu dengan mengunakan hukum kedua Newton, F=ma. Dimana F adalah gaya pegas dan m adalah massa buah kopi, sedangkan besaran yang ingin diperoleh adalah percepatan linier buah kopi, a [c] Dimensi pemukul, ukuran batang pemukul ditentukan berdasarkan besar ruang penghancur, dan besar gaya
tumbukan yang diperlukan untuk memecahkan kulit tanduk. Analisis dilakukan dengan memvariasikan variabel dimensi yaitu panjang batang pemukul,L untuk mendapatkan disain yang kompak tetapi tetap memperhitungkan masalah dinamik yang terjadi. [d] Massa batang pemukul, massa batang pemukul,m sangat mempengaruhi perilaku dinamik mekanisme batang pemukul dan juga inersia massa sebagai akibat gerak rotasi dari batang pemukul. Sehingga dalam analisis nantinya variabel massa dan inersia massa pemukul juga menjadi salah satu variabel yang akan diamati dan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap gaya pemukul dengan tetap mempertimbangkan perilaku dinamik batang pemukul. Seperti pengaruh terhadap gaya sambungan pada batang pemukul dan daya motor yang diperlukan. [e] Kecepatan putar batang pemukul, ω yang bersumber pada putaran motor pengerak yang diberikan juga mempunyai peran terhadap gaya pukul maupun gaya centrifugal yang mengakibatkan terlepasnya kulit ari dari biji kopi sehingga biji menjadi lebih bersih. [f] Sambungan batang pemukul dengan batang pengerak, dengan pendekatan benda jamak dapat diperoleh besar gaya dinamik yang terjadi pada sambungan batang pemukul sehingga dapat ditentukan sambungan yang sesuai serta kuat menahan beban dinamik yang terjadi. Gambar 2. Diagram alir pelaksanaan pekerjaan
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
Survey dan Studi Literatur Penyusunan Konsep Desain Pemodelan CAD Simulasi & Analisis Dinamik Gambar Teknik Prototipe Pengujian Alat
197
LPPM Politeknik Bengkalis
3. METODOLOGI PENGUJIAN
•
Kadar Air Buah Kopi Kadar air buah kopi divariasikan menjadi tiga macam variasi untuk pengujianpertama yaitu : 14,5 %, 15,8 %, 17,1 %, dan untuk pengujian kedua dilakukan satu variasi. Ini juga untuk menentukan kualitas beras buah kopi setelah dilakukan pengujian.
•
Persentase kadar air buah kopi ( %) =
3.1 Parameter Pengujian a. Pengujian Numerik Pada pengujian numeric dilakukan dengan mengunakan bantuan perangkat lunak Visual Nastran 4D. Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan desain bentuk alat berdasarkan alat pengupas buah kopi yang telah ada dengan mempertimbangkan aspek desain diantaranya bentuk yang sederhana (bentuk desain kompak), ketersedian bahan, murah dan perawatan maupun aman saat pengoperasiannya. Setelah itu dilakukan pengujian dengan melihat beban-beban dinamik dan perilakuk dinamik yang terjadi pada batang pukul dan beban yang bekerja pada buah kopi saat berbenturan dengan batang pukul dan dinding bentur saat beroperasi dengan putaran yang berbeda. Disamping itu juga dilakukan variasi ketinggian masuk buah kopi saat menyentuh batang pukul, sehingga didapat ketinggian maksimal. b. Pengujian Lapangan Pada tahap ini pengujian dikelompokkan atas dua bagian, yaitu tahap awal, untuk melihat persentasi kadar air pada buah kopi yang baik pada beberapa putaran batang pukul. Tahap kedua, pengolahan data berdasarkan hasil pengujian dan analisis data pertama dengan pengertian setelah didapat kadar air yang baik kemudian dilakukan untuk beberapa variasi putaran mesin sehingga dapat diperoleh efisiensi mesin yang terbaik. Kemudian hasil pengujian buah kopi dilakukan pengamatan langsung terhadap buah kopi yang telah diproses dan diamati apakah ada biji kopi yang pecah atau cacat. Kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian untuk memperoleh kapasitas dan efisiensi mesin pemisah buah kopi sistem pukul dan disajikan dalam bentuk beberapa grafik sehingga dapat terlihat dengan mudah perbandingan data yang disajikan. Berikut pembahasan hasil pengujian.
W2 X 100% W1 Dimana: W1 = Berat awal (gr) W2 = Berat akhir(gr) •
Jumlah biji kopi rata- rata yang dihasilkan (WB) WBrata-rata =
ΣWB n
Dimana : WB = jumlah berat biji (gr) • •
• •
WBrata − rata x100% beratkopi Berat ampas kopi rata-rata yang dihasilkan (WA) ΣWA WA rata-rata = n W Persen berat ampas = Arata − rata x100% beratkopi Persen berat biji =
Berat kopi yang tidak terkupas rata-rata yang dihasilkan (WBT) WBT rata-rata =
ΣWBT n
WBTrata − rata x100% beratkopi
•
Persen berat biji =
•
Berat biji kopi yang pecah rata-rata yang dihasilkan (WBP) ΣWBP WBP rata-rata = n
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
198
LPPM Politeknik Bengkalis
WB Pr ata − rata x100% beratkopi
•
Persen berat biji =
•
Waktu Pengupasan rata-rata (Td)
Td =
ΣTd n
•
Kapasitas kupas rata-rata (Qs) W Qs = dt
•
Efisiensi Mesin
η=
Gambar 3b. Mesin Pemisah buah kopi yang dibuat.
ΣWBrata− rata + ΣW Arata− rata + ΣWkprata−rata ΣWK Pr ata − rata
a. Spesifikasi Alat
x100%
Dimana : WKp = Berat keseluruhan kopi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada alat pemisah buah kopi ini dikembangkan berdasarkan kemampuan pukul dari batang pukul dan tinggi ruang masuk optimal serta kadar air maksimum, dimana hal ini akan mempengaruhi hasil biji kopi dan gaya pukul yang dihasilkan. Pada Gambar 3 berikut diperlihatkan hasil desain alat pemisah buah kopi dan alat yang telah dibuat berdasarkan hasil desain. Gambar 3a. Model virtual prototype
Berdasarkan dari proses pengujian yang telah dilakukan terhadap alat pengupas buah kopi dimana alat pengupas buah kopi tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Jenis Kapasitas Penggerak Daya Putaran
: Alat Pengupas Buah Kopi : 120 kg/jam : Motor Bensin : 3,6 kW : 950 rpm
b. Hasil Simulasi Berikut disajikan hasil analisis pada mesin pengupas buah kopi dengan bantuan software MSC Visual Nastran 4D 2002, dengan menginputkan putaran sebesar 950 rpm.. Kemudian data seperti massa biji kopi, putaran mesin, massa dan material alat pengupas buah kopi serta sifak fisik masing-masing material juga dimasukkan sebagai masukan pada program ini, sehingga diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada buah kopi sebagai berikut: Tabel 1. Gaya yang berkerja pada kopi Biji Kopi (Ketinggian Terhadap Plat Pemisah)
Gaya Ketika Dipukul Oleh Batang Pukul
Biji kopi 1 (133 mm) Biji kopi 2 ( 182 mm) Biji kopi 3 ( 263 mm) Biji kopi 4 ( 302 mm)
F = 25.1 N F = 22.05 N F = 7.3 N F = 9.35 N
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
Gaya Ketika Membentur Dinding Pembentur F = 9.95 N F = 14.5 N F = 4.85 N F = 5.1N
199
LPPM Politeknik Bengkalis
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa gaya biji kopi lebih besar ketika dipukul oleh batang pukul dari pada ketika membentur dinding pembentur. Dengan ini kita dapat mengasumsikan bahwa biji kopi itu terkelupas dari kulit tanduknya adalah ketika dipukul oleh batang pukul.
17,1 % efisiensinya adalah rendah 81,2 % dan pada kadar air rendah 14,5 % efisiensinya adalah mempunyai nilai yang tinggi, namun pada nilai kadar air 15,8 % efisiensinya jauh lebih tinggi yaitu 82,7 %. •
Setelah proses desain dan simulasi dinamik dilakukan maka didapat beberapa data yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan alat maupun pengujian.
Kapasitas kupas
Gambar 5. Hubungan kadar air dengan kapasitas kupas 1200 rpm Grafik hubungan antara kadar air dengan kapasitas kupas pada putaran 1200 rpm
c. Hasil Pengujian
35 kapasitas kupas
Pada tahap pengujian dilakukan dua pengelompokan pengujian yaitu pengujian kadar air dan pengujian hasil pengolahan mesin berdasarkan kadar air yang terbaik.
34 33 32 31 30 14
1. Pengujian I Bertujuan untuk menentukan kadar air yang terbaik berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menghitung harga efisien, kapasitas kupas. Pada pengujian ini dilakukan pada putaran 1200 rpm. Hasil pengujian kapasitas terhadap variasi kadar air disajikan pada gambar berikut: •
Efisiensi
Kadar air vs efisiensi
efisiensi (%)
16
17
18
k adar air
Pada gambar 5 terlihat bahwa nilai kadar air 17,1 % kapasitas kupasnya adalah 30,24 kg/jam dan kapasitas kupas maksimum yaitu sebesar 34,3 kg/jam pada kondisi kadar air 15,8 %. 2. Pengujian II
Gambar 4. Grafik kadar air vs efisiensi pada putaran 1200 rpm
99.2 99 98.8 98.6 98.4 14
15
15
16
17
18
kadar air (%)
•
Efisiensi
Pada Gambar 6 disajikan hubungan efisiensi terhadap variasi putaran mesin, dimana pada putaran rendah 600 rpm memiliki efisiensi rendah dan apabila putaran batang pukul dinaikkan efisiensi juga ikut naik hingga 100 %. Hal ini disebabkan oleh komposisi berat biji, berat ampas, berat pecah, berat yang tidak terkupas buah kopi.
Pada gambar 4 terlihat bahwa kadar air dan efisiensi mempunyai nilai yang berbeda pada masing-masing pengujian, dimana pada kadar air tinggi
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
200
LPPM Politeknik Bengkalis
Gambar 6. Grafik putaran vs efisiensi
Gambar 8. Grafik putaran vs persen biji yang tidak terkupas
Putaran vs efisiensi
putaran vs biji yang tidak terkupas
0
500
1000
1500
biji yang tidak terkupas (% )
Putaran (rpm)
101 100 99 98 97 96 95 2000
6 4 2 0
Putaran (rpm )
0
500
1000
1500
2000
putaran (rpm )
Kapasitas kupas
•
Dari grafik pada gambar 7 terlihat bahwa kapasitas kupas mencapai harga maksimum pada putaran tertinggi yaitu 1600 rpm yaitu 190,2 kg/jam sedangkan pada putaran terendah 600 rpm harga kapasitas kupas menurun Gambar 7. Grafik putaran vs berat biji yang pecah
Pada pengujian ini waktu sangat diperlukan karena untuk menentukan berapa lama buah kopi tersebut sampai terkelupas sempurna. Waktu pengupasan tertinggi adalah 30 detik pada putaran 600 rpm dan terendah 7 detik pada putaran 1600 rpm seperti diperlihatkan pada gambar 9 berikut: Gambar 9 Grafik putaran vs waktu
putaran vs biji pecag biji pecah (%)
Waktu Pengupasan
40 30
putaran vs waktu
20 40
10 0 0
500
1000
1500
2000
putaran (rpm )
waktu (dt)
•
30 20 10 0 0
500
1000
1500
2000
putaran (rpm )
•
Kopi yang tidak terkupas
Kopi yang tidak terkupas berkisar antara 0 hingga 4 %. kopi yang tidak terkupas 0 % terdapat pada putaran tinggi 1600 rpm sedangkan pada putaran rendah 600 rpm terdapat persen kopi yang tidak terkupas 2,7 %. Hal ini disebabkan terutama oleh putaran batang pukul yang bervariasi seperti diperlihatkan pada gambar 8. namun pada putaran 900 kopi yang tidak terkupas naik lagi persentasenya menjadi 4 %.
Dapat dilihat dari hasil pengujian bahwa pada putaran rendah, 600 rpm, hasil biji kopi yang tidak pecah jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah yang terkelupas. Namun masih ada beberapa buah kopi yang tidak terkelupas yang disebabkan kekerasan atau kadar air yang tidak seragam pada kopi tersebut secara umum. Pada gambar 10 diperlihatkan grafik hubungan antara putaran batang pukul dengan kualitas biji kopi dimana pada putaran rendah 600 rpm nilai dari kualitas biji kopi adalah 81,8 %
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
201
LPPM Politeknik Bengkalis
apabila putaran dinaikkan kualitasnya cendrung turun, namun pada putaran 800 rpm kualitas mutu biji mencapai puncak tertinggi yaitu 97,4 %. Hal ini disebabkan pengaruh dari persentase berat biji yang pecah dan yang tidak terkupas pada pengujian alat.
Gambar 11. a,b,c,d Kondisi fisik kopi sebelum dimasukkan ke mesin pemisah, b. Hasil biji kopi yang telah diproses, c. Biji kopi yang pecah, d. Biji kopi yang tidak pecah
Gambar 10. Grafik putaran vs kualitas biji kopi
kualitas mutu biji (%)
putaran vs kualitas mutu biji 150
(a)
100 50 0 0
500
1000
1500
2000
putaran (rpm)
Dimana kualitas mutu biji kopi hasil pengujian diperoleh antara 35,7 % sampai 97,4 %. Hal ini tercapai karena variasi putaran dan variasi berat biji hasil pengujian sedangkan berat biji sesungguhnya tetap 232,03 gr.
(b)
3. Pengamatan Hasil Fisik Buah Kopi. Setelah buah kopi mengalami proses pemisahan kemudian dilakukan pengamatan fisik untuk mengetahui hasil kerja mesin. Berikut adalah beberapa gambar buah kopi sebelum dan setelah mengalami proses pemisahan oleh mesin pemisah dan hasilnya dapat terlihat pada gambar 11a,b,c,d. Dimana mesin beroperasi pada putaran 600 rpm dan berat awal 400 gram.
(c)
(d) 5. KESIMPULAN Hasil disain dan pengujian menunjukkan hasil yang baik dimana alat ini mampu meningkatkan kapasitas produksi dengan tetap menjaga kualitas fisik yang bagus atau tidak cacat (pecah) dengan melakukan perubahan parameter-parameter disain.
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
202
LPPM Politeknik Bengkalis
Sedangkan dari hasil pengujian mesin pemisah buah kopi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: [a] Dari analisis data hasil pengujian eksperimen pada alat pengupas buah kopi dapat diperoleh kesimpulan bahwa efisien mesin tertinggi pada kadar air 15,8 %, dimana untuk putaran 1200 rpm diperoleh efisiensi maksimum sebesar 99,01 % untuk kadar air 15,8 % dan pada putaran 1400 rpm efisiensi mesin didapatkan sebesar 99,26 % dengan kadar air yang sama pada putaran 1200 rpm yaitu 15,8 %. [b] Pada pengujian II dengan menetapkan kadar air sebesar 15,8 % dilakukan variasi putaran dimulai dari putaran terendah 600 rpm hingga putaran 1600 rpm. Dari hasil pengujian dan pengolahan data diperoleh efisiensi maksimum berbanding lurus dengan putaran, semakin tinggi putaran maka semakin tinggi pula efisiensi mesin, namun dari hasil pengamatan secara visual diperoleh biji yang mengalami banyak pecah pada putaran 1600 rpm. [c] Kualitas biji maksimum pada pengujian I berada pada posisi putaran 1200 dan 1400 rpm yaitu 99,2 % pada kadar air 15,8 % dan 17,1 % sedangkan yang terendah berada pada posisi putaran tertinggi 1400 rpm pada kadar air rendah 14,5 %. Kualitas biji kopi pada pengujian II maksimum yang diperoleh dari kalkulasi data manual dengan data pengujian alat sebesar 97,4 % pada putaran 800 rpm dan angka minimum diperoleh 35,7 % pada putaran 1600 rpm. Kualitas mutu ini dipengaruhi oleh berat biji hasil pengujian alat dan variasi putaran. Perbedaan kualitas biji pada kedua pengujian tersebut dipengaruhi oleh putaran batang pukul, kadar air dan sumber perolehan buah kopi. Pada pengujian II terdapat kapasitas maksimum pada putaran 1600 rpm dengan nilai 190,2 kg/jam dikadar air 15,8 % dan kapasitas minimumnya 44,4 kg/jam diputaran 600 rpm di kadar air yang sama, kapasitas kupas kedua pengujian ini berbanding terbalik dengan waktu semakin tinggi kapasitas kupas yang dihasilkan semakin sedikit waktu yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1999. Mengeruk Devisa Lebih Besar Lewat Kopi Instant. Warta AEKI No. 88: 1819 Anonim, 2001. ACPC Hentikan Program Retensi Kopi. Kopi Indonesia, Edisi 99/Th VIII/September 2001, p:4-5 Benny.Edzul, Pembuatan Dan Pengujian Mesin Pengupas Kopi Sistem Pukul, 2005 Biro Pusat statistika. 2002. Indikator Ekonomi, November 2002. Biro Pusat Statistika. Jakarta Direktorat Jendral Perkebunan, 1989. Statistic Perkebunan Indonesia Tahun 1984-1989, Kopi. Direktorat Jendral Perkebunan, Jakarta. Hartoni. Rudi, Analisis Dinamik dan Simulasi Alat Pengupas Buah Kopi Dengan Menggunakan Program Multybody Dynamik msc Visual Nastran, Padang, 2005 Herman, 2002. Perkembangan Agribisnis Kopi di Vietnam, Tinjauan Komoditas, 3(!):23-29. International Coffee Organization, Coffee Market Report, Oktober http://www.ico.org. 6p
2002. 2002.
Tapanuli Coffee.com, Wisma Asia Building jl. Samanhudi No,9-B, Medan, Indonesia Mawardi, S., 1999. Kopi Spesialti Sebagai Alternative Pengembangan Kopi Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Vol 15 (1): 1-21. Media Indonesia, 2001. Petani Kopi Frustasi, Tebang 3.000 Hektare Kebun. Media Indonesia 28 September 2001 Media Indonesia, 2001a. Harga Kopi Anjlok, Ribuan Anak Petani Putus Sekolah. Media Indonesia 21 September 2001
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
203
LPPM Politeknik Bengkalis
Siswoputranto, p.s., 1993. Kopi International Dan Domestic. Kinisius, Jakarta. Sumita, 2002. Industri Kopi Perlu Paradigma Baru. Kopi Indonesia Edisi 110/Th IX/September-Oktober 2002, p:18-19. Wahyu. M, Bercocok Tanam kopi, Aneka Ilmu, Jakarta, 1983
Disampaikan Pada Seminar Nasional Industri Dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
204