Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN Volime 1(1), 1-9, September 2014
ISSN: 2356-2595
DESAIN MODEL PEMBELAJARAN BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP MAHASISWA SEMESTER TIGA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP-UHN MEDAN Adi Suarman Situmorang Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendisain sebuah model pembelajaran berbasis masalah yang dapat meningkatkan pemahaman konsep serta menyelidiki sejauh mana model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika mahasiswa semester tiga Jurusan Pendidikan Matematika FKIP-UHN Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Matematika FKIP-UHN dengan populasi sebanyak 147 orang mahasiswa, melalui teknik random sampling diperoleh sebanyak 96 orang sebagai sampel yang terdiri dari 44 orang kelas kontrol dan 52 orang kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman konsep matematika, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen adalah 34,64 dan kelas kontrol adalah 22,71 dengan nilai sig = 0,00 dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan Pemahaman matematik siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,065, karena 0,065 > 0,05 maka tidak adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Proses penyelasaian masalah yang dibuat oleh siswa dalam menyelesaikan masalah pada Model Pembelajaran (PBL) lebih bervariasi daripada Pendekatan Pembelajaran Konvensional. Temuan penelitian merekomendasikan PBL dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah utamanya untuk mencapai pemahaman konsep yang tinggi. Kata Kunci: Desain Model Pembelajaran, Model Pembelajaran Based Learning (PBL), Pemahaman Konsep PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang
Negara, dengan pendidikan yang bermutu, akan
sangat penting bagi umat manusia, sekaligus
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
sebagai
yang
Untuk menghadapi tantangan perkembangan
bahwasanya pendidikan itu tidak hanya akan
IPTEK dalam era globalisasi saat ini diperlukan
berhenti pada satu generasi melainkan akan
sumberdaya yang memiliki ketrampilan tinggi
terus berkesinambungan mulai dari generasi
yang
lampau,
organisasi,
bukti
generasi
mendatang.
faktual-fenomenal,
kini
Pendidikan
sampai merupakan
generasi sarana
untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan
melibatkan kepuasan
motivasi,
komitmen
pelanggan,
saling
ketergantungan, kerjasama tim (Poernomo, 2006).
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014 |
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Matematika
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
merupakan
yang
(Trianto, 2010). Kesulitan belajar yang dialami
diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan
oleh siswa ini disebabkan oleh siswa tidak
kemajuan teknologi selalu dibantu dengan
sepenuhnya memahami konsep (Situmorang,
peranan
pentingnya
A.S., 2013). Selain itu, kondisi pendidikan di
peranan matematika dalam ilmu dan teknologi
seluruh Indonesia memperlihatkan profil yang
serta dalam kehidupan sehari-hari sehingga
sangat tidak sama. Ada yang bagus. Ada yang
matematika menjadi salah satu bidang studi
tidak begitu bagus, tapi masih memenuhi serta
yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan
ada yang jelek sekali. Propil dalam hal ini
baik dari jenjang pendidikan dasar sampai
bukan dalam arti fisik tetapi dalam kaitannya
jenjang perguruan tinggi.
dengan kualitas yang tidak hanya dapat diukur
matematika.
Melihat
ilmu
Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang
dengan hal-hal yang sifatnya fisik, itu masih
diajarkan setiap jenjang pendidikan yang juga
banyak
faktor pendukung untuk tercapainya mutu
(Semiawan, 2009).
kekurangan-kekurangannya
pendidikan yang baik. Matematika merupakan
Penyebab dari rendahnya hasil, minat
ilmu yang membahas pola atau keteraturan.
dan motivasi belajar tersebut adalah suatu hal
matematika dapat dilihat sebagai bahasa
yang wajar dimana selama ini fakta di lapangan
yang menjelaskan tentang pola, baik pola di
menunjukkan proses pembelajaran yang terjadi
alam dan maupun pola yang ditemukan
masih konvensional dan berpusat pada guru dan
melalu pikiran. Di sisi lain, matematika
siswa hanya pasif, guru lebih sering hanya
merupakan salah satu disiplin ilmu dalam dunia
diberikan rumus-rumus yang siap pakai tanpa
pendidikan yang memegang peranan penting
memahami makna dari rumus-rumus tersebut
dalam perkembangan sains dan teknologi dapat
sehingga
digunakan dalam mengembangkan bidang ilmu
kreativitas matematis siswa (Makmur, 2011).
lain, karena dapat mengembangkan pemikiran
Merosotnya pemahaman matematik siswa di
kritis, kreatif, sistematis, dan logis, semestinya
kelas karena guru sering mencontohkan pada
merupakan suatu materi pembelajaran yang
siswa bagaimana menyelesaikan soal, siswa
paling mudah dipahami oleh setiap peserta
cenderung mendengar dan menonton guru
didik (Afrilianto, 2012).
mengerjakan persoalan matematik sedangkan
Namun
kenyataan
di
menghambat
pemahaman
dan
lapangan
guru memecahkannya sendiri, selanjutnya pada
menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan
saat mengajar matematika, guru langsung
sekolah kurang mampu menyesuaikan diri
menjelaskan topik yang akan dipelajari dengan
dengan
perubahan maupun perkembangan
pemberian contoh, dan soal untuk latihan
teknologi, sulit untuk dilatih kembali, kurang
(Antasari dalam Makmur Agus, 2011). Selama
bisa mengembangkan diri dan kurang dalam
ini, banyak sekali guru matematika yang
berkarya artinya tidak memiliki kreativitas
menggunakan waktu pembelajaran dengan
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
2
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
kegiatan membahas tugas-tugas lalu, memberi
menarik bagi siswa, agar siswa berminat dan
pelajaran baru, memberi tugas kepada siswa.
semangat belajar dan mau terlibat dalam proses
Pembelajaran seperti
belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut
di atas yang rutin
dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan
menjadi efektif.
membosankan,
Untuk penguasaan konsep yang baik
membahayakan, dan merusak seluruh minat
dibutuhkan komitmen siswa dalam memilih
siswa. Apabila pembelajaran seperti ini terus
belajar sebagai suatu yang bermakna, lebih dari
dilaksanakan
hanya
sebagai
3M,
indikator
yaitu
maka kompetensi dasar dan
pembelajaran
tidak
akan
dapat
tercapai secara maksimal (Sobel dan Maletsky
Dalam pembelajaran matematika perlu tentang
yaitu
memebutuhkan
kemauan siswa mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang sedang dipelajari di dalam kelas (Dahar 1989).
dalam Mansur, 2008).
ditekankan
menghafal,
pemahaman
konsep.
Pemahaman siswa terhadap berbagai konsep
Salah satu cara yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara bermakna adalah model pembelajaran berbasis masalah karena model pembelajaran
berbasis
masalah
(PBM)
dan prinsip sangat berguna untuk dapat
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena
memecahkan
maksimal
dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-
sehingga guru sebagai salah satu orang yang
betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
menekuni suatu bidang ilmu mempunyai peran
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga
dalam
siswa
siswa
dalam
menguji, dan mengembangkan kemampuan
masalah
meningkatkan
sehingga
guru
secara
hasil
perlu
belajar
waspada
dapat
memberdayakan,
mengasah,
menyampaiakn suatu materi pelajaran, guru
berpikirnya secara berkesinambungan
harus terbeban dalam
menciptakan atau
dalam Rusman, 2012: 229). Dalam model
mendesain suatu model pembelajaran yang
pembelajaran berbasis masalah, pebelajar tidak
dapat membantu guru mengembangkan topik pembelajaran
sehingga
meningkatkan
pemahaman dan kreativitas matematis siswa (Doerr dan Thompson dalam Rajagukguk waminton, 2007). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Slameto (2007) yaitu, guru
memegang
dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang
berhubungan
dengan
keterampilan
menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis (Ngalimun, 2012). Ada tiga hasil belajar (outcomes) yang
peningkatan kualitas siswa dalam belajar
diperoleh siswa yang diajar dengan model
matematika
pembelajaran berbasis masalah (PBM) yaitu:
guru
penting
saja harus memahami konsep yang relevan
dalam
dan
peranan
(Tan
harus
benar-benar
memperhatikan, memikirkan dan sekaligus
(1)
merencakan proses belajar mengajar yang
pemecahan
3
inkuiri
dan
ketrampilan
masalah,
(2)
melakukan
belajar
model
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
peraturan orang dewasa (adult role behaviors),
pembelajaran berbasis masalah yang dapat
dan (3) ketrampilan belajar mandiri (Arends,
meningkatkan
2004). Model pembelajaran berbasis masalah
seberapa besar peningkatan yang diberikan
(PBM) akan dapat diterapkan bila didukung
model
lingkungan
konstruktivistik,
pemahaman konsep mahasiswa semester tiga
sehingga model pembelajaran berbasis masalah
jurusan pendidikan matematika FKIP-UHN
sebaiknya
pembelajaran
Medan?. Tujuan dari penelitian ini adalah
karena: (1) Dengan Pembelajaran Berbasis
untuk mengetahui disain model yang baik yang
Masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
dapat meningkatkan
Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah
mahasiswa semester tiga jurusan pendidikan
maka mereka akan menerapkan pengetahuan
matematika FKIP-UHN Medan.
belajar
digunakan
yang
dalam
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui
pemahaman
tersebut
konsep
terhadap
serta
kemampuan
pemahaman konsep
METODOLOGI PENELITIAN
pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar
Secara umum metodologi penelitian
tersebut ada pada konteks aplikasi konsep.
yang direncanakan ini adalah menggunakan
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat
pendekatan empiris (empirical approach) yang
diperluas ketika siswa berhadapan dengan
menekankan pada pengumpulan dan analisis
situasi di mana konsep diterapkan; (2) Dalam
data. Metode yang digunakan adalah metode
situasi Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa
komprehensif, yaitu gabungan metode survey
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
dan metode intervensi melalui field experiment.
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
Metode survey digunakan untuk memperoleh
konteks yang relevan. Artinya, apa yang
gambaran kemampuan dosen dalam proses
mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata
pembelajaran dan teknik penilaian yang dipakai
bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah
untuk menggalakkan kemampuan kreativitas
dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka
matematis siswa. Metode intervensi dilakukan
akan temukan sekaligus selama pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan mengajar
berlangsung; dan (3) Pembelajaran Berbasis
dosen dengan mengunakan model pembelajaran
Masalah
kemampuan
berbasis masalah dengan menggunakan media
berpikir kreatif, menumbuhkan inisiatif siswa
pempelajaran. Perguruan tinggi yang terlibat
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dalam penelitian ini dilakukan Universitas
dan
HKBP Nommensen Medan. Sampel perguruan
dapat
dapat
meningkatkan
mengembangkan
hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
tinggi dipilih berdasarkan teknik stratifikasi
Berdasarkan masalah dan gambaran
random sampling. Dosen yang menjadi sampel
umum yang telah dipaparkan di atas maka yang
penelitian
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
Matematika UHN. Langkah-langkah untuk
adalah
bagaimana
suatu
disain
mewakili
dosen
Pendiudikan
model
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
4
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
menghasilkan data penelitian ini diperlihatkan
tetapi perlakuan pengajaran dilakukan secara
pada Gambar 3.1
murni tanpa diskriminasi di dalam kelas. Untuk selanjutnya pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara lain
uji
normalitas
dan
homogenitas,
selanjutnya dilakukan ANOVA 2 jalur untuk menguji hipotesis yang disesuaikan dengan Gambar 3.1. Rancangan penelitian meliputi kemampuan dosen, ketrampilan siswa, pembelajaran inovatif, dan hasil penelitian
permasalahannya. Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer yakni program SPSS 17.
Penelitian direncanakan akan dilakukan
intervensi
PEMBAHASAN Analisis Statistik ANOVA Dua Jalur hipotesis statistik yang akan diuji adalah. H0 : μ1 = μ2 H1 : μ1 > μ2 μ1 = Peningkatan kemampuan Pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran model based learning μ1 = Peningkatan kemampuan Pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional Secara Deskriptif Hasil perhitungan dari uji
adalah
signifikansi peningkatan KPM kedua kelompok
di Universitas HKBP Nommensen pada tahun 2013, dan yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa
yang
mengikuti
mata
kuliah
himpunan dan logika. Sebagai populasi adalah mahasiswa
yang
mengikuti
mata
kuliah
himpunan dan logika di Universitas HKBP Nommensen. Sampel perguruan tinggi dipilih berdasarkan sampling. pembelajaran
teknik
stratifikasi
Sedangkan
untuk
sampel
Mahasiswa
yang
kemudian
maha
berdasarkan
random
penelitian
dipilih siswa
tingkat
secara
purposif,
dikelompokkan
kemampuan
dasar
akademik siswa yang dilihat dari pencapaian indeks prestasi kumulatif (IPK), sehingga siswa
pembelajaran
dengan
menggunakan
uji-t
tunggal dapat dilihat pada sebagai berikut. Tabel1. Uji Signifikansi Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa untuk Kelompok PBL dan Kelompok Konvensional
dikelompokkan menjadi (a) siswa dengan kemampuan akademik tinggi (KT) apabila memiliki nilai IPK relatif tinggi, dan (b) siswa dengan kemampuan akademik tinggi (KR) apabila memiliki nilai IPK relatif rendah. Teknik dijadikan
pengambilan menjadi
sampel
data
yang
penelitian
akan adalah
disesuaikan dengan tujuan penelitian, akan 5
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
Dari tabel 1 di ats terlihat bahwa hasil
memeproleh pembelajaran PBL ada sebesar
perhitungan nilai t untuk semua indikator
75% (30 orang dari 40 orang) yang telah tuntas
pemahaman konsep matematika untuk PBL
belajar untuk indikator translasi, 75% (30 orang
berturut-turut adalah (28,561, 32,553, 28,528,
dari 40 orang) yang telah tuntas belajar untuk
30,260) dan Konvensional untuk masing-
indikator interpretasi, 75% (30 orang dari 40
masing indikator adalah (10,570, 10,570,
orang) yang telah tuntas belajar untuk indikator
19,287, 13,835). Dari tabel 4.11. juga terlihat
ekstrapolasi, dan 75% (30 orang dari 40 orang)
perbedaaan rata-rata peningkatan kemampuan
yang telah tuntas belajar untuk kumulatif
pemahaman konsep matematika, dimana nilai
indikator. Hal ini lebih banyak daripada
rata-rata
konsep
pembelajaran biasa sebesar 32,5% (13 orang
matematika untuk masing-masing indikator
dari 40 orang) untuk indikator translasi, 32,5%
kelas pembelajaran
(0,6319,
(13 orang dari 40 orang) untuk indikator
0,6330, 0,6303, 0,6197) lebih besar dari rata-
interpretasi, 35% (14 orang dari 40 orang)
rata
konsep
untuk indikator ekstrapolasi dan 30% (12 orang
matematika untuk masing-masing indikator
dari 40 orang) untuk kumulatif indikator. Hal
kelas
ini menunjukkan bahwa model based learning
peningkatan
peningkatan
pembelajaran
0,3115,
0,3396,
pemahaman
PBL adalah
pemahaman
konvensional
0,3209),
(0,3115, kalau
dan pembelajaran biasa efektif untuk digunakan
dihitung selisih perbedaannya untuk masing-
dan ketuntasan belajar dengan menggunakan
masing indikator dan kumulatif pkemampuan
model based learning (PBL) lebih tinggi
pemahaman
dibanding
konsep
sehingga
matematika
adalah
dengan
ketuntasan
dengan
(0,3204, 0,3215, 0,2907, 0,2988). Sekarang
pembelajaran biasa.
makin jelas terlihat bahwa nilai significant (sig)
Analisis Interaksi Antara Faktor Pembelajaran
untuk semua indikator pemahaman konsep
dan KAM Siswa Terhadap Pemahaman konsep
matematika dan kumulatif pemahaman konsep
matematika
Hipotesis H0 yang diuji adalah sebagai
matematika lebih kecil dari nilai = 0,05 dan juga diperoleh bahwa nilai μ1 > μ2, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa ada peningkatan kemampuan kreativitas matematis berdasarkan pembelajaran PBL,
Dari segi ketuntasan atau siswa yang mencapai skor 65 atau lebih sesuai dengan ketetapan yang berlaku di sekolah tempat ditemukan
bahwa
siswa
H0:µ ppxKAM (pemahaman konsep matematika) = 0 Ha:µ ppxKAM (pemahaman konsep matematika) ≠ 0 Keterangan: H0: µ ppxKAM adalah interaksi antara proses
konvensional dan secara keseluruhan.
penelitian
berikut:
yang
pembelajaran
dengan
KAM
terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika Kriteria pengujian adalah - Jika nilai sig. > 0,05, H0 diterima, artinya tidak
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
terdapat
interkasi
antara
model 6
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
pembelajaran (Tinggi,
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
(PBL,PK)
Sedang,
dengan
Rendah)
KAM
rata-rata gain ternormalisasi terlihat bahwa
terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika
kemampuan pemahaman konsep matematika - Jika nilai sig. < 0,05, H0 ditolak artinya
siswa
yang
kemampuan
menggunakan tinggi
PBL
(0,6331),
yaitu:
kemampuan
terdapat interkasi antara model pembelajaran
sedang (0,5903) dan
(PBL,PK) dengan KAM (Tinggi, Sedang,
(0,6591) lebih besar jika dibandingkan dengan
Rendah)
siswa
terhadap kemampuan pemahaman
yang
kemampuan rendah
menggunakan tinggi
PK
(0,3187),
yaitu,
konsep matematika
kemampuan
kemampuan
Tabel 3 Anova Dua Jalur Kemampuan
sedang (0,3533) dan
Pemahaman konsep matematika.
(0,3473). Selanjutnya, selisih rata-rata gain
kemampuan rendah
kemampuan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa yang diberi PBL (KKA) dan PK (KKB) berturut-turut untuk siswa berkemampuan tinggi sebesar 0,3144, kemampuan
sedang
sebesar
0,2370
dan
kemampuan tinggi sebesar 0,3118. Berdasarkan selisih rata-rata tersebut, Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa nilai significance (sig.) untuk level kelas yaitu 0,065 lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima, yang berarti tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Secara grafik disajikan dalam gambar 4.16 berikut.
tampak siswa dengan kategori KAM tinggi mendapat “ keuntungan lebih besar” yaitu dengan selisih skor 0,3144 sementara itu selisih skor untuk siswa berkategori KAM tinggi 0,3118 dan berkategori KAM sedang 0,2370. Hal
ini,
berarti
peningkatan
bahwa
secara
tidak
terdapat
bersamaan
yang
disumbangkan oleh pembelajaran dan KAM dan
kemampuan
terhadap
awal
kemampuan
matematika pemahaman
siswa konsep
matematika siswa. Dengan melihat selisihnya, ternyata dengan menggunakan PBL sangat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa untuk kategori rendah. Berdasarkan gambar 4.16 diatas terlihat
KESIMPULAN
bahwa tidak ada interaksi antara pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dengan KAM
dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal
(tinggi, sedang dan rendah)
terhadap peningkatan kumulatif kemampuan
berikut:
pemahaman konsep matematika siswa. Dari 7
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
1. Peningkatan pemahaman konsep matematika
pada semua kategori KAM. Oleh karena itu
siswa yang diajarkan dengan Model based
hendaknya model pembelajaran ini terus
learning (PBL) lebih tinggi dari pada
dikembangkan di lapangan sehingga siswa
peningkatan pemahaman konsep matematika
terlatih
yang
matematis
diajarkan
dengan
Pembelajaran
membangun untuk
Konvensional (PK) dengan selisih rata-rata
kemampuan
peningkatan untuk translasi adalah 0,3204,
matematika
interpretsi
untuk
adalah
0,3215,
ekstrapolasi
konsep
dasar
meningkatkan
pemahaman sehingga
konsep
dapat
menyelesaikan
digunakan
permasalahan
adalah 0,2907. Sehingga jelas bahwa selisih
matematis. Peran guru sebagai fasilitator perlu
rata-rata peningkatan pemahaman konsep
didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain
matematika lebih tinggi untuk indikator
kemampuan memandu diskusi di kelas, serta
interpretasi.
kemampuan dalam menyimpulkan. Di samping
2. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan
itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai
pembelajaran pendekatan PBL dan PK dan
syarat mutlak yang harus dimiliki guru. Untuk
kemampuan awal matematika siswa (tinggi,
menunjang
sedang dan rendah) terhadap pemahaman
pendekatan PBL diperlukan bahan ajar yang
konsep matematika matematik. Berdasarkan
lebih menarik dirancang berdasarkan proses
hasil penelitian ditemukan bahwa interaksi
belajar
pembelajaran dengan menggunakan PBL
pembelajaran
sangat
membosankan.
mempengaruhi
peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika
keberhasilan
induktif
dan
terasa
implementasi
bermakna bermakna
sehingga dan
tidak
2. Kepada lembaga terkait
siswa untuk kategori rendah.
Pembelajaran
dengan
model
pembelajaran (PBL), masih sangat asing
SARAN Penelitian
penerapan
bagi guru dan siswa terutama pada guru
pembelajaran dengan Pendekatan PBL ini,
dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu
masih merupakan langkah awal dari upaya
disosialisasikan
meningkatkan
guru,
harapan dapat meningkatkan kemampuan
maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu,
belajar siswa, khususnya meningkatkan
berkaitan dengan temuan dan kesimpulan
kemampuan
dari
agar
matematika siswa yang tentunya akan
berikutnya
berimplikasi pada meningkatnya prestasi
studi
mengenai
kompetensi
ini
dipandang
rekomendasi-rekomendasi
dari
perlu
sekolah
pemahaman
dilaksanakan oleh guru matematika SMA,
siswa
lembaga dan peneliti lain yang berminat.
matematika.
1. Kepada Guru
3. Kepada peneliti yang berminat
Pembelajaran Model based learning (PBL)
pada
kemampuan
pemahaman
konsep matematika siswa dapat diterapkan
dalam
oleh
penguasaan
dengan
konsep
materi
Berdasarhan hasil analisis penelitian ditemukan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model based
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014
8
ISSN: 2356-2595 Adi Suarman Situmorang
Desain Model Pembelajaran Based Learning .................
learning efektif untuk meningkatan kreativitas matematis ditinjau dari segi ketuntasan belajar. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya mengkaji apakah model pembelajaran ini efektif meningkatkan kreativitas matematis siswa untuk materi lain dan apakah model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan kemampuan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Afrilianto, M. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa Smp Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. INFINITY Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Bandung: 1(1): (1– 125). Dahar, R.W., (1996), Teori-teori Belajar, Jakarta: P2LPTK. Makmur, Agus. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa SMP Dengan Menerapkan Model based learning. Thesis tidak diterbitkan, Medan: PPS-UNIMED
Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Penerbit Aswaja Pressindo. Yogyakarta. Poernomo, Eddy. (2006). Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer pada PT. Jesslyn K Cakes Indonesia Cabang Surabaya. Jurnal IlmuIlmu Ekonomi, Surabaya, 1(2):(102-108). Rajagukguk, waminton dkk. (2007). Inovasi Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Medan, Penelitian Hibah Bersaiang UNIMED. Semiawan, Conny R. (2009). Kreativitas keberbakatan. Jakarta: PT. Macana Jaya Cemerlang. Situmorang, A.S., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Kreativitas Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pencapaian Konsep, Jurnala Penelitian Bidang Pendidikan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, Medan, 19(1): (52-59). Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
.
9
Jurnal Suluh Pendidikan | Volume 1 | Nomor 1 | September 2014