ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 81- 88
DESAIN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE SISTEM MONITORING DAN KENDALI PEMANFAATAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENGISIAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI Khalif Ahadi, Endang Lestari, Dedi Suntoro Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Telp.(021)7203530, Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 0031 Tahun 2005 mengisyaratkan adanya pemantauan pemanfaatan energi listrik pada bangunan komersial dan gedung perkantoran sebagai langkah konservasi energi. Manajemen energi dapat terlaksana dengan baik apabila sistem pemantauan data pemakaian energi dilakukan dengan rapi dan selalu tersedia setiap saat. Dengan mengacu pada pembagian jenis beban sesuai Kartu Penggunaan Energi pada lampiran peraturan menteri tersebut, dilakukan perancangan dan pembuatan suatu prototipe sistem monitoring pemakaian energi listrik sederhana yang diharapkan dapat diterapkan untuk mendukung manajemen energi listrik. Perancangan sistem dilakukan dengan mengacu pada beberapa literatur mengenai mikrokontroler, komunikasi data dengan komputer serta pengkondisi sinyal untuk pencuplikan tegangan dan arus. Hasil pengujian sistem telah menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sehingga dapat digunakan untuk pemantauan pemakaian listrik dan mengisi Kartu Penggunaan Energi, namun pengujian dan kalibrasi menggunakan peralatan standar masih harus dilakukan. Kata kunci: aplikasi mikrokontroler, sistem monitoring pemakaian energi listrik.
ABSTRACT According to the Minister of Energy and Mineral Resources regulation No.0031/2005, a monitoring of energy consumption in office and commercial buildings is one of the energy conservation implementation. A proper energy management can be achieved if the monitoring system of energy consumption data is well arranged and available at anytime. Based on load distribution on the energy utilization card on that regulation, design and development of simple power utilization monitoring system was conducted, which is expected to be well applied to support power utilization management. The design refers to literatures of microcontroller, data communication with computer and signal conditioning of sampling voltage and current. Test result of the system has give result as expected so this system can be used to monitor the power utilization to fill the energy utilization card but further test and calibration have to be performed. Keywords: Microcontroller applications, power utilization monitoring system.
PENDAHULUAN Terbitnya Peraturan Menteri ESDM No. 0031 Tahun 2005 sebagai penjelasan dari INPRES No. 10 Tahun 2005 yang digantikan
oleh
INPRES
mengisyaratkan
No. harus
2
Tahun
adanya
2008
pemantauan
pemanfaatan energi listrik pada bangunan komersial dan gedung perkantoran sebagai
81
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 81 - 88
82 132 132
langkah konservasi energi. Saat ini masih banyak bangunan komersial dan perkantoran yang belum menerapkan manajemen energi yang baik. Tujuan dari manajemen energi adalah untuk dapat melakukan pemantauan secara
berkelanjutan
terhadap
pemakaian
Gambar 1. Format tabel pemantauan pemakaian listrik pada Kartu Penggunaan Energi [1]
energi sehingga tingkat pemborosan dapat Dengan mengacu pada pembagian beban
dikurangi. Manajemen energi dapat terlaksana dengan baik apabila sistem pemantauan data pemakaian energi dilakukan dengan rapi dan
sesuai dengan peraturan menteri tersebut, dilakukan perancangan, pembuatan, percobaan dan
selalu tersedia setiap saat.
modifikasi
suatu
prototipe
sistem
monitoring pemakaian energi listrik yang lebih Pemantauan pemakaian energi listrik
sederhana dan diharapkan dapat diterapkan
dapat dilakukan secara manual oleh operator
untuk mendukung manajemen energi listrik
menggunakan peralatan sederhana seperti kWh
terutama
meter dan power quality analyzer yang
pemerintah.
di
gedung
perkantoran
milik
dipasang sesuai pembagian jenis beban dan dilakukan pencatatan secara berkala. Beberapa
METODOLOGI
pabrikan internasional telah membuat sistem Perancangan sistem dilakukan dengan
pemantauan pemakaian energi yang sangat komplek sehingga memerlukan biaya yang sangat mahal dan diperlukan pelatihan khusus untuk instalasi dan mengoperasikannya. Halhal
tersebut
mengakibatkan
keengganan
berbagai pihak di Indonesia untuk melakukan pemantauan pemakaian energi listrik. Pada Gambar 1 tampak contoh kartu
mengacu pada beberapa literatur mengenai rangkaian
mikrokontroler,
pencuplikan
tegangan dan arus listrik beserta pengkondisi sinyal menggunakan op-amp. Langkah-langkah yang
dilakukan
dalam
perancangan
ini
diantaranya adalah: Pengumpulan informasi dan literatur
pemantauan pemakaian listrik yang tercantum
Perancangan sistem dan blok rangkaian
di dalam Lampiran Peraturan Menteri ESDM
Simulasi tiap blok rangkaian
No 0031 Tahun 2005. Pada tabel tersebut
Perancangan
tampak pemisahan pemakaian energi listrik
Circuit Board (PCB)
(kWh) yang didasarkan pada 3 jenis beban,
Pemrograman
yaitu:
mikrokontroler dan komputer
dan
pembuatan
perangkat
lunak
Printed
untuk
Pengkondisi udara (AC)
Penyolderan dan assembling tiap blok
Lampu penerangan
rangkaian
Peralatan lain
Uji coba tiap blok rangkaian Diskusi dengan berbagai pihak.
Desain Dan Pembuatan Prototipe Sistem Monitoring Dan Kendali Pemanfaatan Energi Listrik Untuk Pengisian Kartu Penggunaan Energi
83 132
132 clock) untuk membantu penghitungan kWh
setiap bulan. Sedangkan untuk penyimpanan
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem ini terdiri dari beberapa bagian, namun komponen utama dari sistem ini adalah mikrokontroler. Dalam sebuah mikrokontroler tergabung CPU (central processing unit), dua
data sementara digunakan RAM (random access memory) tambahan. Pada Gambar 2, dapat dilihat blok diagram sistem secara keseluruhan.
macam memory (RAM dan ROM), port I/O (input/output), status mode, register-register data, dan random logic yang digunakan untuk pergantian fungsi peripheral. Semua bagian dihubungkan dengan data bus 8 bit yang terdapat di dalam chip[2]. Data bus ini mempunyai penahan (latch) pada seluruh port I/O, sehingga pengembangan di luar chip dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pada CPU dilakukan semua operasi logika, aritmetika, pembacaan program dan mengeksekusi setiap instruksi yang tersimpan di dalam memori. Elemen utamanya adalah ALU (aritmetic logic unit) 8 bit yang digabungkan dengan register A (accumulator), register B, PSW (program
V 1-3 I 1-3 PF 1 - PF 3 MUX ADC µC 1 - µC 4 RTC RAM KEY SCAN LCD CONVERTER PC L1 - L3
status word) dan PC (program counter) 16 bit, serta DPTR (data pointer) register pointer 16 bit [3].
: Pengkondisi sinyal untuk sensor tegangan : Pengkondisi sinyal untuk sensor arus : Pengkondisi sinyal untuk faktor daya : Multiplexer analog : Konverter sinyal analog ke data digital : Mikrokontroler : Real Time Clock : Penyimpan data sementara : Keypad : Sistem untuk scanning keypad : Tampilan : Konverter data serial 232-485 : Komputer : Jalur beban
Gambar 2. Diagram Blok Sistem Karena
menggunakan
mikrokontroler
AVR ATMega 8535 sebagai mikrokontroler Digunakan 4 buah mikrokontroler untuk
utama (μC 4) maka komponen multiplekser
pembuatan sistem ini karena diperlukan jalur
(MUX) dan analog to digital converter (ADC)
interrupt
untuk
dengan resolusi 10 bit dan waktu konversi yang
mendeteksi beda fasa antara arus dan tegangan
cukup singkat (65-260 μs)[4] tidak berdiri
sebagai
sendiri
pada
dasar
mikrokontroler
perhitungan
faktor
daya,
melainkan
berada
di
dalam
sehingga untuk masing-masing jalur beban
mikrokontroler utama. Hal ini memudahkan
digunakan 1 buah mikrokontroler. Sedangkan
pembuatan alat dimana keluaran dari seluruh
moikrokontroler
utama
pengkondisi sinyal yang berjumlah 6 buah
pengolah
Pencuplikan
data.
digunakan
sebagai pada
dapat dihubungkan ke kaki-kaki mikrokontroler
dilakukan
tersebut. Sedangkan untuk komunikasi data
menggunakan sensor arus dan trafo tegangan.
dari sistem ke perangkat komputer, digunakan
Selain itu digunakan komponen RTC (real time
jalur serial dengan standar ANSI (American
masing-masing
jalur
beban
sinyal
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 81 - 88
84 132 132 National
Standards
Institute)
Telecommunications
Industry
Association/Electronic Industries Alliance (TIA/EIA) tegangan
RS485 diferensial
yang
menggunakan
sehingga
mampu
mengantarkan data lebih jauh dan tahan terhadap gangguan jika dibandingkan RS232. Untuk
itu
digunakan
’converter’
untuk
mengubah sinyal RS485 ke RS232 karena pada
Gambar 4. Tampilan perangkat lunak pada komputer
komputer hanya tersedia jalur serial dengan standar RS232.
Program untuk mikrokontroler pada tiap jalur beban dibangun dengan menggunakan bahasa assembler dan di-compile menggunakan 8051 Macro Assembler versi 4.03c, kemudian di-link menggunakan Linker versi 4.03b yang diproduksi oleh 2500 A.D. Software, Inc. Sedangkan untuk mikrokontroler utama yang menggunakan AVR ATMega 8535 digunakan CodeWizardAVR v1.24 Standard Automatic Program Generator produksi HP InfoTech s.r.l. yang berbasis pada bahasa C [5]. Untuk pengendalian pemakaian energi
Single Line Diagram Sebelum Pemasangan Alat
Single Line Diagram Sesudah Pemasangan Alat
listrik, hanya digunakan suatu relai jenis solid state relay. Pengendalian ini dimaksudkan
Gambar 3. Diagram blok pemasangan sistem pada panel distribusi Pemantauan pemakaian energi listrik menggunakan
sistem
monitoring
ini
direncanakan dilakukan pada setiap cabang
untuk
Perangkat lunak sebagai interface pada
kelalaian
pengguna
ruangan. Misalnya, jika jam kantor telah lewat dan tidak ada yang lembur, maka setiap jalur beban dapat dimatikan dari komputer operator tanpa harus masuk ke tiap ruangan.
jalur beban pada panel distribusi seperti yang tampak pada Gambar 3.
menghindari
Proses ujicoba dilakukan bertahap untuk setiap modul. Pada Gambar 5 tampak ujicoba salah
satu
modul
yang
penting
yaitu
komputer untuk monitoring dan kendali ini
pengkondisi sinyal dari sensor arus dan trafo
dibuat menggunakan bahasa pemrograman
tegangan.
Borland Delphi yang tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.
Desain Dan Pembuatan Prototipe Sistem Monitoring Dan Kendali Pemanfaatan Energi Listrik Untuk Pengisian Kartu Penggunaan Energi
85 132 132
Gambar 5. Pengujian modul pengkondisi sinyal untuk pencuplikan arus dan tegangan Tampak pada gambar tersebut trafo untuk pencuplikan tegangan dipisahkan dengan trafo untuk catu daya (power supply). Hal ini
Gambar 6. Sinyal hasil simulasi modul pengkondisi sinyal untuk pencuplikan beda fasa arus dan tegangan.
dilakukan untuk mengurangi adanya distorsi dan pengaruh dari sinyal yang dicuplik terhadap kualitas tegangan catu daya. Hasil simulasi dan hasil uji coba pada pengkondisi sinyal ini telah sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh seperti yang tampak pada Gambar 6 dan Gambar 7 merupakan sinyal untuk
pendeteksian
faktor
daya
yang
merupakan beda fasa antara arus dan tegangan yang nantinya akan dijadikan masukan pada jalur interrupt INT0 dan INT1.
Inti dari
pengkondisi sinyal ini adalah merubah bentuk sinusoidal menjadi gelombang kotak agar jalur interrupt
dapat
mendeteksi
beda
fasa
Gambar 7. Sinyal hasil pengukuran modul pengkondisi sinyal untuk pencuplikan beda fasa antara arus dan tegangan.
berdasarkan selisih waktu antara transisi turun pada sinyal dari trafo arus dan transisi turun
Pengujian
juga
dilakukan
pada sinyal dari trafo tegangan. Gambar 6
membandingkan
hasil
pengukuran
merupakan
menggunakan
dilakukan oleh prototipe dengan alat ukur
perangkat lunak Electronic Work Benc dengan
komersial terhadap beban berupa sebuah
setting simulasi beban yang dikondisikan
kompor listrik dimana pada name plat tertulis
sangat
7
125 watt selama 10 jam. Hasil pengukuran
merupakan hasil pengukuran pada percobaan
dengan alat ukur komersial tampak pada Tabel
yang diambil oleh osiloskop dengan beban riil.
1.
hasil
ekstrim,
simulasi
sedangkan
Gambar
dengan yang
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 81 - 88
86 132 132
Tabel 1. Hasil pengukuran
penggunaan
komponen
panel
pada
pemrograman Delphi yang hanya mengijinkan Tegangan (V)
Arus (A)
angka dan huruf sehingga tanda titik dan koma
Pengukuran 1
218,2
0,623
tidak
Pengukuran 2
219,1
0,617
menunjukkan prototype yang dikemas dalam
Pengukuran 3
218,8
0,618
sebuah panel.
Pengukuran 4
218,3
0,622
Nilai rata-rata
218,6
0,62
dapat
ditampilkan.
Gambar
9
Karena keterbatasan alat ukur, pengukuran faktor
daya
dilakukan
terpisah
dan
menunjukkan nilai 0,87. Dari hasil pengukuran dengan alat ukur komersial tersebut dapat dihitung besarnya daya listrik yang digunakan adalah 218,6 x 0,62 = 135,532 watt, sedangkan energi yang digunakan adalah 135,532 x 10 = 1355,32 Wh atau 1,35532 kWh. Sedangkan hasil yang ditampilkan oleh prototipe alat yang dibuat pada akhir percobaan, dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 9. Prototipe Sistem Monitoring dan Kendali Pemanfaatan Listrik.
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam
perancangan
dan
pembuatan
sistem ini, pembagian jalur beban sudah dapat mengakomodasi pembagian jalur beban sesuai Kartu Penggunaan Energi yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ESDM Gambar 8. Tampilan perangkat lunak saat uji coba pengukuran.
No.0031 tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi.
Pada tampilan tersebut, terdapat pembulatan nilai arus menjadi 1 ampere karena alat ini dirancang untuk dapat mengukur hingga 125A, namun hasil pengukuran kWh menunjukkan angka 13. Seperti halnya nilai faktor daya yang menunjukkan angka 9, penunjukan nilai kWh masih harus dibagi 10. Hal ini terkait
Penggunaan AVR ATMega 8535 sebagai mikrokontroler
utama
dapat
mengurangi
jumlah komponen yaitu multiplekser dan ADC dan
dari
hasil
pengujian,
sistem
telah
menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sehingga dapat digunakan untuk pemantauan energi listrik dan mengisi Kartu Penggunaan
Desain Dan Pembuatan Prototipe Sistem Monitoring Dan Kendali Pemanfaatan Energi Listrik Untuk Pengisian Kartu Penggunaan Energi
87 132
Energi. Namun tentu saja pengujian dan kalibrasi
dengan
menggunakan
peralatan
standar masih harus dilakukan.
DAFTAR ACUAN [1] Peraturan Menteri ESDM No.0031 tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi [2] Intel
Corp.,
1990.
8-Bit
Embedded
Controllers, Intel Corp. [3] Mackenzie,
S.,
1995.
The
8051
Microcontroller, New Jersey, PrenticeHall [4] Heryanto, M. Ary & Wisnu Adi, P., 2008. Pemrograman
Bahasa
C
untuk
Mikrokontroler Atmega 8535, Yogyakarta, Andi. [5] Winoto, Ardi., 2008. Mikrokontroler AVR Atmega
8/32/16/8535
dan
pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung, Informatika.
132
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 81 - 88
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN