DESAIN DAN ANALISA STRUKTUR YOKE MOORING TOWER UNTUK FLOATING STORAGE OFFLOADING (FSO) Amalia Adhani, Iwan R. Soedigdo Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK Floating Storage Offloading (FSO) adalah salah satu tipe anjungan terapung yang berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan sementara produksi minyak atau gas alam. FSO ditambat pada mooring tower untuk menjaga FSO agar stabil dan relatif tetap pada posisinya sehingga aspek operasional FSO tetap dapat berjalan lancar. Mooring tower dipilih sesuai dengan keadaan lingkungan Laut Jawa yang tergolong dangkal. Dalam jurnal ini dibandingkan 3 tipe struktur jacket mooring tower dengan perbedaan geometri perangkaan diagonal untuk dipilih sebagai struktur mooring tower terbaik yang mampu menahan beban struktural, beban lingkungan serta beban akibat FSO. Berdasarkan hasil analisa dipilih tipe struktur dengan berat paling ringan yang memenuhi kriteria. Kata Kunci: FSO, anjungan struktur tambat, struktur lepas pantai, inplace analysis
ABSTRACT Floating Storage Offloading (FSO) is a floating structure that serves as a temporary storage facility for oil or gas production. FSO is moored to a mooring tower to stabilize its position in order to maintain the operational aspect of FSO. Mooring tower is selected in accordance with the state of Java Sea which is relatively shallow. The objective of this journal is to select the best out of three compared type of structures with diagonal bracings difference as a yoke mooring tower structure that able to resist its structural and environmental loadings and FSO tension. Analysis resulted in choosing the lightest structure for mooring tower that also able to meet all requirements. Key words: FSO, yoke mooring tower, offshore structure, inplace analysis PENDAHULUAN Pada daerah perairan dengan kedalaman laut dangkal, mooring tower merupakan sistem tambat anjungan terapung seperti FSO (Floating Storage Offloading). Sistem tambat yang baik diperlukan untuk menjaga kestabilan posisi kapal FSO agar tetap relatif pada tempatnya sehingga aspek operasionalnya sebagai sebuah storage vessel atau kapal tampung minyak sementara dapat tetap berjalan lancar. Yoke mooring tower merupakan anjungan menara tambat berupa fixed steel jacket-template structure, dengan sebuah yoke sebagai struktur penghubung anjungan menara tambat dengan FSO. Sebagai konektor, yoke menyalurkan gaya-gaya yang diterima FSO ke menara tambatnya. Pada laut dengan kedalaman seperti Laut Jawa yang tergolong dangkal, struktur mooring tower tepat untuk diaplikasikan. Mooring tower juga berfungsi sebagai struktur 1
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
penunjang alur distribusi minyak dan gas dari darat untuk ditampung sementara di FSO sebelum dimuat ke dalam shuttle tanker untuk dibawa menuju oil refinery (kilang minyak) domestik. Jurnal ini membahas perancangan mooring tower yang dapat menahan beban struktural dan lingkungan serta beban FSO. Pada jurnal ini dianalisa 3 tipe struktur dengan perbedaan perangkaan diagonal untuk dipilih sebagai struktur yoke mooring tower terbaik yang dapat menahan pembebanan akibat lingkungan dan FSO dalam batasan hanya analisa statis (inplace) yang dilakukan.
YOKE MOORING TOWER Anjungan menara tambat (mooring tower) adalah struktur tipe jacket yang terpancang ke dasar laut yang berfungsi menambat anjungan terapung. Konektor yoke menyambungkan menara dengan FSO, menstabilkannya dengan menyalurkan gaya-gaya yang diterima FSO ke menara tambat. Yoke mooring tower dibagi menjadi 3 komponen struktur yaitu anjungan menara (crane, dek putar, swivel), sistem transfer produk (jumper hose, riser), dan komponen sistem tambat (yoke, mooring structure interface) yang diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 1. Komponen yoke mooring tower Sumber: bluewater-offshore.com
Dengan terpasangnya komponen yoke pada level dek putar, FSO dapat berputar bebas 360° sekitar mooring tower sebagai respon terhadap gelombang, arus dan angin. Konfigurasi pergerakan yoke pada level dek putar digambarkan pada ilustrasi di bawah ini:
Gambar 2. Pergerakan komponen yoke Sumber: Penulis, Referensi: Bluewater’s Lukoil SYMS Yuri Korchagin field 2
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
FLOATING STORAGE OFFLOADING (FSO) FSO adalah struktur terapung (floating structure) yang tidak terbatasi lautan dalam. FSO didefinisikan sebagai fasilitas terapung berbentuk kapal dengan fungsi storage (penyimpanan) dengan sistem offloading, tanpa peralatan produksi. Struktur ini meyimpanan minyak mentah dan gas alam sementara sembari menunggu kedatangan tanker untuk pemuatan ekspor.
KONSEP PEMBEBANAN Beban-beban yang dipertimbangkan dalam perancangan struktur lepas pantai yaitu: a. Beban lingkungan (environmental loads): Beban gelombang (wave load) pada struktur bangunan lepas pantai dihitung dengan: persamaan Morison, teori Froude-Krylov dan teori difraksi. Persamaan Morrison digunakan bila struktur berukuran kecil dibanding panjang gelombang yang terjadi. Struktur besar mempergunakan teori difraksi karena gelombang mengalami penyebaran ketika menghantam struktur besar dan struktur dengan ukuran antara keduanya menggunakan teori FroudeKrylov. Beban arus (current load) akibat pasang surut memiliki kecepatan makin kecil seiring bertambahnya kedalaman sesuai fungsi nonlinier, sedangkan arus akibat angin memiliki karakter sama namun dalam fungsi linier. Beban angin (wind load) direspon sebagai beban statis paling mendekati. Gaya di permukaan datar diasumsikan gaya normal dan gaya pada tanki silinder vertikal, pipa, dan silinder lain diasumsikan searah dengan arah angin. b. Beban gravitasi (gravity loads): Beban mati (dead loads) merupakan beban komponen kering, peralatan, perlengkapan dan permesinan pada struktur. Beban hidup (live loads) yaitu beban struktur selama dipakai dan berubah dari mode operasi satu ke mode lain. c. Beban lainnya (transportasi, seismik, kecelakaan, panas, dan sebagainya)
PERANCANGAN STRUKTUR Struktur mooring tower adalah jenis struktur terpancang tipe jacket, yaitu struktur dengan rangka baja yang terdiri dari kaki struktur dan rangka penunjang (brace) yang dikonfigurasi dalam perangkaan tertentu. Struktur jacket dibedakan menjadi 3 (tiga) komponen utama, yaitu dek, pondasi, dan jacket. Kemiringan kaki jacket atau disebut batter menahan momen guling yang timbul. Tiang pancang (pile) sebagai pondasi terletak di dalam jacket leg berfungsi meneruskan seluruh gaya luar yang bekerja pada anjungan ke tanah. Ukuran awal tiang pancang ditentukan mempertimbangkan beban aksial dan lateral maksimum serta karakteristik tanah. Ketebalan kaki jacket di desain untuk menahan gaya aksial, bending dan deformasi. 3
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
Kombinasi bentuk vertikal horizontal, dan diagonal dengan kaki jacket membentuk perangkaan dengan sistem kekakuan tersendiri. Pola-pola perangkaan jacket diantaranya pola K, T, N, X, Y, dan kombinasi. Sudut elemen maksimal 30° agar mempermudah fabrikasi.
ANALISA STATIS (IN-PLACE) Analisa statis adalah analisa dimana gaya-gaya akibat beban dinamis diabaikan. Evaluasi saat in-place dilihat dari unity check (UC) atau perbandingan tegangan aktual dan tegangan izin pada member, tiang pancang, dan sambungan, serta nilai safety factor (SF) atau angka keamanan. Menurut API 2A-WSD, UC kondisi operasional dan ekstrim masing-masing 1,00 dan 1,33. Untuk SF kondisi operasional dan esktrim masing-masing adalah minimum sebesar 2,00 dan 1,50. Analisa dilakukan pada 2 mode yaitu operasional dan badai.
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3. Metodologi Penelitian 4
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
PENGUMPULAN DATA a. Data metocean Sector Sector Sector Sector 070° - 150° 150° - 260° 260° - 320° 320° - 070° Direction Direction Direction Direction 90° & 135° 180° & 225° 270° & 315° 0° & 45° Return Period Return Period Return Period Return Period 1 100 1 100 1 100 1 100 22,1 31,7 11,7 18.3 17,9 25,6 14,1 24,3 3,2 5,4 1,1 2,1 2,7 4,3 1,2 2 6,2 10,2 2,2 4,1 5,3 8,3 2,2 3,8 8,3 10,6 5,3 6,8 7,8 9,3 5,1 6,7 1,24 1,44 0,32 0,42 1,06 1,18 0,36 0,53 0,79 0,92 0,2 0,27 0,67 0,75 0,23 0,34
Parameter
Wind 3-sec wind speed @ 10 m (m/s) Wave Significant wave height, Hs (m) Maximum wave height, Hmax (m) Spectral peak wave period, Tp (s) Current Sea surface current velocity, ṽ (m/s) Seabed current velocity, ṽ (m/s)
Gambar 4. Data lingkungan Sumber : PT. Rekayasa Industri
b. Data FSO Tabel 1. Data FSO Parameter Kapasitas FSO Length Between Perpendiculars Breadth Depth Sumber : PT. Rekayasa Industri
Keterangan 2,0 MBOE 317 m 58 m 34 m
c. Data tanah Interaksi struktur dengan tanah mempergunakan data tanah yang diolah sebagai berikut: Pile Axial Capacities - Kips 0.0
500.0
1000.0
1500.0
2000.0
2500.0
3000.0
3500.0
4000.0
0 -25 -50
Pile Penetration - Ft
-75 -100 -125 -150 -175 -200 -225 -250 -275 -300 Compression Tension
Gambar 5. Plot kapasitas tiang pancang struktur yoke mooring tower Sumber : PT. Rekayasa Industri 5
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
PEMODELAN STRUKTUR Sebagai analisa diambil 3 tipe struktur dengan perbedaan geometri perangkaan diagonal untuk membandingkan tipe perangkaan yang paling baik diaplikasikan sebagai yoke mooring tower. Ketiga tipe ini meliputi struktur perangkaan diagonal tunggal (tipe struktur I), struktur perangkaan diagonal X (tipe struktur II), dan struktur perangkaan diagonal V (tipe struktur III), yang digambarkan seperti dibawah ini:
P G3
P G3
P G6
P G6
P G3
LG8
LG8 P G2 LG7 LG6 LG5
P G1 HB4
LG4
D
B4
+ 21,75 m
LG8
P G2
BL
P G6
P G2 LG7 LG6 LG5
P G1 HB4 D
BL LG4
LG4
HB3
LG7 LG6 LG5
P G1 HB4
B4
LG4
DB4
LG4
LG4
-5 m
HB3 D
LG3
B3
LG3
LG3
+5m
BL
HB3 D
+ 11,75 m + 8,75 m
B3
LG3
LG3
LG3
DB3 HB2
HB2
- 18 m
HB2 D
D
B2
B2
LG2
LG2
LG2
LG2 HB1 PL
LG2 DB2
LG2
HB1
PL
HB1 PL
Tipe Struktur I
PL
PL
Tipe Struktur II
PL
Tipe Struktur III
- 33 m
Gambar 6. Tipe-tipe struktur yang dianalisa untuk diaplikasikan sebagai yoke mooring tower
Dengan masing-masing grup memiliki dimensi seperti ditabelkan berikut ini: Member PL1, PL2, PL3, PL4, PL5 LG1 LG2, LG3, LG4 LG5 LG6, LG7, LG8 HB HBB HB1, HB2, HB3, HB4 DB2 DB3, DB4
Diameter (cm) 96.52 106.68 106.68 106.68 96.52 66.04 66.04 60.96 60.96 50.8
Tebal (cm) 2.54 2.54 1.905 2.54 2.54 1.905 1.905 1.27 1.905 1.27
Fy (kg/cm2) 2531 2531 2952 2531 2531 2531 2531 2531 2531 2531
Member PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PGC BL WB SV
Diameter Tebal (cm) (cm) W27X539 W21X112 W21X73 W30X108 W30X108 W36X800 W24X207 50.8 1.27 50.8 1.27 295 5.08
Fy (kg/cm2) 2531 2531 2531 2531 2531 2531 2531 2531 2531 2531
Gambar 7. Dimensi grup
Dek putar turut menjadi analisa pemilihan tipe struktur, dimana pada penelitian ini dianalisa dek posisi 0° dan 90° sesuai gambar ilustrasi halaman dibalik ini:
6
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
DEK PUTAR
DEK PUTAR
(1)
(2)
Gambar 8. Posisi dek putar (1) 0° dan (2) 45°
PEMODELAN PEMBEBANAN Pembebanan pada struktur terdiri dari 17 beban dasar yang dikombinasikan sesuai tabel berikut ini: LC 01 LCOMB 101
LCOMB 102
LCOMB 103
LC 02 LC 03
LC 04
LC 05
LC 06
LC 07
LC 08
LC 09
LC 10
Beban Yoke Arm
Boat Landing Impact
Beban Beban Beban Beban Hidup Pelat Handrails Mati Dek
Beban Crane
Beban Swivel
Beban Jumper Hose
Beban Jumper Hose Gutter
LC 01
LC 05
LC 06
LC 07
LC 08
LC 09
LC 10
Beban Beban Beban Beban Hidup Pelat Handrails Mati Dek
Beban Crane
Beban Swivel
Beban Jumper Hose
Beban Jumper Hose Gutter
Beban Yoke Arm
Boat Landing Impact
LC 01
LC 05
LC 06
LC 07
LC 08
LC 09
LC 10
Beban Jumper Hose
Beban Jumper Hose Gutter
Beban Yoke Arm
Boat Landing Impact
LC 02 LC 03
LC 02 LC 03
LC 04
LC 04
Beban Beban Beban Beban Hidup Pelat Handrails Mati Dek
Beban Crane
Beban Swivel
LC 11
LC 14
Beban Gelombang Beban Angin (Wave) & Arus (Current) Arah 0° Arah 0° LC 12
LC 15
LC 17 Beban FSO LC 17
Beban Gelombang Beban Beban Angin (Wave) & Arus FSO (Current) Arah 45° Arah 45° LC 13
LC 16
LC 17
Beban Gelombang Beban Beban Angin (Wave) & Arus FSO (Current) Arah 90° Arah 90°
Gambar 9. Kombinasi pembebanan (LCOMB) kondisi ekstrim
ANALISA Berdasarkan hasil program SACS untuk analisa statis (in-place), tiap tipe struktur telah berhasil memenuhi kriteria namun akan dianalisa lebih lanjut mana yang lebih tepat dipilih sebagai struktur yoke mooring tower. Analisa UC Member dan Tiang Pancang Analisa perbandingan UC yang dialami masing-masing tipe struktur akibat perbedaan geometri perangkaan diagonal, diambil beberapa member yang sama pada ketiga tipe struktur yaitu member dalam grup LG dan HB dengan total 40 member seperti digambarkan pada halaman dibalik ini:
7
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
+ 21,75 m
+ 11,75 m + 8,75 m +5m
-5 m
- 18 m
- 33 m
DEK 0°
DEK 45°
Gambar 10. 40 member yang menjadi bahan analisa perbandingan UC
Hasil plot UC member kondisi ekstrim pada 40 member yang dianalisa sesuai grafik berikut: Perbandingan Unity Check Member Masing-Masing Tipe Struktur (Dek Posisi 0° Kondisi Ekstrim) Tipe Struktur I (SACS) Tipe Struktur I (Analitis) Tipe Struktur II (SACS) Tipe Struktur II (Analitis) Tipe Struktur III (SACS) Tipe Struktur III (Analitis)
1 0.9 0.8 0.7
UC
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Member
Gambar 11. UC member masing-masing tipe struktur (dek 0° kondisi ekstrim) Perbandingan Unity Check Member Masing-Masing Tipe Struktur (Dek Posisi 45° Kondisi Ekstrim) Tipe Struktur I (SACS) Tipe Struktur I (Analitis) Tipe Struktur II (SACS) Tipe Struktur II (Analitis) Tipe Struktur III (SACS) Tipe Struktur III (Analitis)
1 0.9 0.8 0.7
UC
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Member
Gambar 12. UC member masing-masing tipe struktur (dek 45° kondisi ekstrim)
8
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
Mengamati hasil plot diatas, yaitu nilai UC member baik hasil keluaran SACS maupun hasil perhitungan analitis terlihat bahwa tipe struktur II (warna ungu) secara konsisten memiliki nilai UC relatif paling kecil diantara ketiga tipe struktur. Untuk UC pada tiang pancang (pile) dalam kondisi ekstrim diplot sesuai kedalaman tiang pancang sesuai grafik dibawah ini: Perbandingan UC Vs. Pile Depth Masing-Masing Tipe Struktur (Dek 45° Kondisi Ekstrim)
Perbandingan UC Vs. Pile Depth Masing-Masing Tipe Struktur (Dek 0° Kondisi Ekstrim)
Pile UC
Pile UC 0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0
1
-50
Pile Depth (Ft)
Pile Depth (Ft)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0
0
-100 -150
-50 -100 -150 -200
-200 Tipe Struktur I
-250
Tipe Struktur III
-300
Tipe Struktur I
-250
Tipe Struktur II
Tipe Struktur II Tipe Struktur III
-300
Gambar 13. Grafik pile UC per kedalaman (dek 0° dan 45° kondisi ekstrim)
Analisa UC Joint Hasil analisa joint membandingkan UC 12 joint tertentu di plot dalam grafik berikut: Perbandingan UC Joint Masing-Masing Tipe Struktur (Dek 0° Kondisi Ekstrim) Tipe Struktur I (SACS) Tipe Struktur I (Analitis) Tipe Struktur II (SACS) Tipe Struktur II (Analistis) Tipe Struktur III (SACS) Tipe Struktur III (Analitis)
1 0.9 0.8 0.7 UC
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 101 103 107 109 201 203 207 209 301 303 307 309 401 403 407 409 Joint
Gambar 14. Perbandingan UC joint masing-masing tipe struktur (dek 0° kondisi ekstrim) Perbandingan UC Joint Masing-Masing Tipe Struktur (Dek 45° Kondisi Ekstrim) Tipe Struktur I (SACS) Tipe Struktur I (Analitis) Tipe Struktur II (SACS) Tipe Struktur II (Analistis) Tipe Struktur III (SACS) Tipe Struktur III (Analitis)
1 0.9 0.8 0.7 UC
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 101 103 107 109 201 203 207 209 301 303 307 309 401 403 407 409 Joint
Gambar 15. Perbandingan UC joint masing-masing tipe struktur (dek 45° kondisi ekstrim) 9
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
Selain UC, dilakukan juga analisa distribusi tegangan pada joint 103, 203, dan 403 pada ketiga tipe struktur. Hasil distribusi tegangan digambarkan dalam kontur warna berikut: Joint 103
Joint 203
Joint 403
Elevasi +5 m
Elevasi -18 m
Elevasi –33 m 30%
20%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Gambar 16. Distribusi tegangan pada joint 102, 203 dan 403 tipe struktur I (dek 0° kondisi ekstrim) Joint 103
Joint 203
Joint 403
Elevasi +5 m
Elevasi –18 m 20%
Elevasi –33 m 30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Gambar 17. Distribusi tegangan pada joint 102, 203 dan 403 tipe struktur II (dek 0° kondisi ekstrim)
Joint 103
Joint 203
Joint 403
Elevasi +5 m
Elevasi –18 m 20%
Elevasi –33 m 30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Gambar 18. Distribusi tegangan pada joint 102, 203 dan 403 tipe struktur III (dek 0° kondisi ekstrim)
Dalam kontur diatas nilai 20% mewakili tegangan aktual 3.569 kg/mm2, dan 90% mewakili tegangan aktual 28.552 kg/mm2. Berdasarkan analisa joint baik nilai UC maupun distribusi tegangan, tipe struktur II dapat dianggap sebagai tipe struktur paling baik diantara tipe-tipe lainnya.
Analisa Safety Factor (SF) Untuk hasil plot SF pada kondisi operasional disajikan dalam grafik halaman dibalik ini:
10
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
Perbandingan Safety Faactor Masing-Masing Perangkaan (Dek 0 Operasional)
Perbandingan Safety Factor Masing-Masing Perangkaan (Dek 45 Operasional)
22
22 Tipe Struktur I Tipe Struktur II Tipe Struktur III
20
Tipe Struktur I Tipe Struktur II Tipe Struktur III
20 18
16
16
14
14
SF
SF
18
12 10
12 10
8
8
6
6
4
4
2
2 PILE JOINT 2
PILE JOINT 4
PILE JOINT 8
PILE JOINT 10
PILE JOINT 2
PILE JOINT 4
Pile ID
PILE JOINT 8
PILE JOINT 10
Pile ID
Gambar 19. Plot safety factor masing-masing tipe struktur (dek 0° dan 45°kondisi operasional)
Hasil plot SF pada kondisi ekstrim disajikan dalam grafik dibawah ini: Perbandingan Safety Factor Masing-Masing Perangkaan (Dek 0 Kondisi Ekstrim)
Perbandingan Safety Factor Masing-Masing Perangkaan (Dek 45 Kondisi Ekstrim) 21.5
24.0 Tipe Struktur I Tipe Struktur II Tipe Struktur III
21.5 19.0
17.5 15.5
16.5
13.5
14.0
SF
SF
Tipe Struktur I Tipe Struktur II Tipe Struktur III
19.5
11.5
11.5 9.5
9.0
7.5
6.5
5.5
4.0
3.5
1.5
1.5 PILE JOINT 2
PILE JOINT 4
PILE JOINT 8
PILE JOINT 2
PILE JOINT 10
PILE JOINT 4
Pile ID
PILE JOINT 8
PILE JOINT 10
Pile ID
Gambar 20. Plot safety factor masing-masing tipe struktur (dek 0° dan 45° kondisi ekstrim)
Pada hasil plot, baik kondisi operasional maupun ekstrim, pile joint 4 dan 10 pada masingmasing tipe struktur memiliki nilai SF paling kecil. Pada kasus struktur yoke mooring tower ini, kemungkinan yang terjadi ialah pile joint 4 dan 10 paling berperan dalam menahan bebanbeban yang terjadi pada struktur.
KESIMPULAN 1. Nilai UC member paling besar adalah pada struktur I saat posisi dek 0° sebesar 0,412 pada kondisi operasional dan sebesar 0,742 pada kondisi ekstrim. Nilai UC tiang pancang paling besar adalah pada struktur III saat posisi dek 0° sebesar 0,49 pada jarak 25,7 m dari mudline pada kondisi operasional dan sebesar 0,869 pada jarak 34,2 m dari mudline pada kondisi ekstrim. Nilai UC joint paling besar adalah pada tipe struktur III sebesar 0,489 ketika dek posisi 0° kondisi operasional dan sebesar 0,919 ketika dek pada posisi 45° pada kondisi ekstrim. Nilai SF paling rendah adalah pada struktur II kondisi dek 45° sebesar 4,49 pada kondisi operasional dan sebesar 2,1 pada kondisi badai. 11
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
2.
Nilai UC dan SF seluruh tipe struktur telah sesuai kriteria API RP 2A WSD, yaitu UC<1 pada kondisi operasional dan UC<1,33 pada kondisi ekstrim dan SF >2 pada kondisi operasional dan SF >1,5 pada kondisi ekstrim.
3.
Dari ketiga struktur, yang paling sedikit memiliki member kritikal (UC>0,5) adalah tipe struktur II, dan yang terbanyak adalah tipe struktur III. Berdasarkan nilai UC, struktur yang sebaiknya digunakan sebagai yoke mooring tower ialah struktur II dengan perangkaan diagonal X.
4.
Meninjau faktor berat sendiri, struktur paling ringan ke paling berat adalah berturut turut struktur I seberat 755,42 ton, struktur III seberat 793,27 ton, dan struktur II seberat 838,46 ton. Berdasarkan faktor ini, struktur paling paling ideal adalah struktur I.
5.
Mempertimbangkan 2 faktor yaitu UC dan berat struktur, tipe struktur yang tepat dipilih sebagai yoke mooring tower adalah tipe struktur I, yaitu struktur paling ringan namun tetap memenuhi kriteria evaluasi.
REFERENSI AISC. 1989. “Specification for the Design, Fabrication, Erection of Structural Steel for Buildings.” API RP 2A. 1989. “Recommended Practice for Planning, Designing, and Constructing Fixed Offshore Platforms.” American Petroleum Institute, Washington D. C. Chakrabarti, S. K. 1987. “Hidrodynamics of Offshore Structures.” CBI Industries, Inc. Plainfield, Illinois. Graff, W. J. 1981. “Introduction to Offshore Structures.” Gulf Publishing Co. Hsu, H. T. 1981. “Applied Offshore Structural Engineering.” Gulf Publishing Co. Indiyono, P. 2010. “Hidrodinamika Dasar Bangunan Laut.” ITS Press. Surabaya. McLelland,
Bramlette.
1986.
“Planning
and
Design of
Platform.” TERA, Inc., Houston, Texas.
12
Desain dan analisa..., Amalia Adhani, FT UI, 2013.
Fixed Offshore