BADMINTON TRAINING CENTRE (HIGH TECH)
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh: HELMY FUAD 03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BADMINTON TRAINING CENTRE (HIGH TECH)
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh: HELMY FUAD 03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
LEMBAR PENGESAHAN
BADMINTON TRAINING CENTRE (HIGH TECH)
DISUSUN OLEH : HELMY FUAD 03 0406 058
Medan,
Maret 2009
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
IR SRI GUNANA MT.
YULESTA PUTRA ST, MT
Koordinator TGA – 490
IR. DWI LINDARTO H, MT (NIP : 132 206 820) Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) Nama
:
Helmy Fuad
NIM
:
03 0406 058
Judul Proyek Akhir
:
Badminton Training Centre
Tema Proyek Akhir
:
Expressionist
Rekapitulasi Nilai: Nilai Akhir
A
B+
B
C+
C
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan: No
Status
Waktu
Paraf
Paraf
Koordinator
Pengumpulan Pembimbing Pembimbing TGA – 490 Laporan 1
I
II
LULUS LANGSUNG
2
LULUS MELENGKAPI
3
PERBAIKAN TANPA SIDANG
4
PERBAIKAN DENGAN SIDANG
5
TIDAK LULUS
Medan,
Maret 2009
Ketua Departemen
Koordinator TGA - 490
IR. DWI LINDARTO H, MT
IR. DWI LINDARTO H. MT
(NIP : 132 206 820)
(NIP : 132 206 820)
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan ridha yang selalu dilimpahkanNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya dengan baik. Kemudian salawat serta salam saya haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammmad SAW karena berkat beliau lah kita berada di alam terang benderang ini Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan dalam penyelesaian skripsi ini, namun saya tetap bersyukur jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Banyak hal yang dirasakan setelah satu semester melalui proses Tugas Akhir ini, dan saya tidak melaluinya sendiri, karena ALLAH SWT menyediakan orang-orang yang mendukung saya untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Karena itu saya mengucapkan terimakasih saya kepada : •
Keluarga besar Almarhum Hasroel Noer beserta kedua abang saya dan ketiga kakak saya yang telah membesarkan saya dan juga selalu memberikan support dan dukungan baik materiel maupun spiritual. Juga kepada keponakankeponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dirumah.
•
Dan tak luupa pula kepada Syarifah Laila Khasmi yang selalu memberikan nasehat dan semangat yang menggebu-gebu dan selalu mendoakan anaknya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
•
Keluarga besar Wahab Abdul Gani yang sudah bersedia memberikan waktu dan tempatnya kepada saya sehingga saya dapat berada di tempat seperti ini
•
Ibu Ir. Sri Gunana, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan, semangat, dukungan,waktu
juga buat setiap masukan dan apresiasi yang
diberikan kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam mengerjakan Tugas Akhir saya ini. •
Bapak Yulesta Putra, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II atas segala dukungan, waktu, saran dan masukan yang sangat berarti buat saya dalam mengerjakan Tugas Akhir saya ini.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Ibu Ir. Nurlisa Ginting, MT, Ibu Ir. Dwira N Aulia, MT dan Ibu Lisa Suryani, ST, MT sebagai Dosen Penguji saya atas segala saran dan masukan dan dukungan dalam pengerjaan Tugas Akhir saya ini.
•
Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT sebagai Ketua Jurusan Departemen Arsitektur dan Koordinator Tugas Akhir.
•
Para Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
•
Sahabat-sahabat ajaibku Brell, Novira, Liak, Qiqi, Eka, Zumie, Dilot, Muti, kak Eno. Terimakasih buat support dan waktu yang telah kalian berikan ketika aku membutuhkan kalian dan atas traktiran kalian semua hehe.
•
Harianto Simanjuntak dan Andry P Tondang, yang selalu menemaniku dan memberikan semangat. Aku bersyukur telah diberikan kesempatan untuk menjadi sahabat dihati kalian berdua, meskipun dalam segala keterbatasan yang ada diantara kita.
•
Teman-teman satu kelompok sidang Tugas Akhir (Adam, Ruth, Rivanti, Ostovia, Kartika), terimakasih buat kebersamaan, semangat serta suasana Tugas Akhir yang menyenangkan dalam kelompok kita.
•
Teman-teman
peserta
Tugas
Akhir
angkatan
XXVI
Semester
A
T.A.2008/2009, buat suasana studio Tugas Akhir yang menyenangkan, menegangkan dlsb semuanya meninggalkan kesan yang tak terlupakan. •
Teman-teman anarkotig, buat Panal, Bangun, Yono, Aol, Brajat, Gaga, Togap, Deek Emm, Maghel, Cimek, Tungken, Adhit, Ompiung, Medot, Nyonyong, Via kecik, Nopa, Una, Vicka, dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan, juga buat Surya yang telah membantu dalam pengerjaan maket saya.
•
Adik-adikku tersayang, buat Deny, Suria. Thanks atas supportnya dan bantuannya selama Tugas akhir ini dan juga buat Dewi yang selalu siap mengabari kedatangan buk nana. Thanks for All
•
Teman-teman alumni Smunlie angkatan 03 juga makasih atas kebersamaan waktunya diantara kita semua.
•
Buat teman-teman di KISS FM juga thx atas diizinkannya aku menjadi bagian pada diri kalian selama beberapa tahun terakhir ini terutama pada bang Anca, bang Iie, bang Randy. Thx bang.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Buat semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk semua dukungannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur. Medan, Maret 2009 Penulis,
(Helmy Fuad) NIM. 030406058
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………….......……………………………………………......i Daftar Isi……………………………………………………...……………................ii Daftar Gambar…………………………………………………………..……..........iii
BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………………...1 1.2. Maksud dan Tujuan………………………………………………….…...3 1.2.1 Maksud perancangan ...........................……………………….…....3 1.2.2 Tujuan perancangan ...............…………………………………......4 1.3. Permasalahan perancangan.............…………………………………....…4 1.4 Pendekatan..........……………………………………………....................5 1.5. Lingkup Batasan Proyek……………………………………………….....5 1.6 Kerangka berfikir .......................................................................................6 1.7. Sistematika laporan……………………………....……………….….…..7
BAB. II. DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul..........……………………………………………........8 2.2. Tinjauan Kasus Proyek…………………………………………..............8 2.2.1. Gedung Bulutangkis..................................…………………... ..8 2.2.2. Sejarah Bulutangkis .................................……………...….….. 9 2.2.3. Bulutangkis di Indonesia...........................………….…….…..11 2.3. Tinjauan Kelayakan Proyek...….................………….............................12 2.3.1. Kelayakan Funsional...........……………………......................12 2.3.2. Kelayakan proyek..…….............……………….......................13 2.3.3. Kelayakan lokasi..……………..............……….......................14 2.4. Lokasi………………………………………...........................................15 2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi...........................................................15 2.4.2. Analisa pemilihan lokasi...........................................................18 2.4.3. Analisis penetapan lokasi..........................................................24 Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi............................................................24 2.4.5. Lokasi proyek terhadap Kota Medan........................................25 2.5. Tinjauan fungsi.........................................................................................25 2.5.1. Deskripsi pelaku dan kegiatan...................................................25 2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang……………...…………………….26 2.5.3 Kebutuhan Ruang......................................................................30 2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan futsal dan tribun…………….37 2.6.
Studi banding proyek sejenis................................................................44 2.6.1 Saitama Super Arena................................................................44 2.6.2 Cez Arena.................................................................................48 2.6.3 Staples Centre...........................................................................50
BAB. III. ELABORASI TEMA 3.1. Arsitektur High Tech ........………………………...................................52 3.1.1 Tinjauan Khusus ………………………....................................52 3.2. Interprestasi tema ....................................................................................60 3.3. Studi banding tema sajenis.......................................................................61 3.3.1. Warehouse and distribution center ..........................................61 3.3.2 The great court of british museum ...........................................62 3.3.3. Commerzbank tower ...............................................................63
BAB.IV. ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Fisik / Tapak.................…………………………………..........67 4.1.1. Analisa Lokasi..........................................................................67 4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan.........................................................69 4.1.3. Intensitas Pembangunan...........................................................70 4.1.4. Analisa Sirkulasi.......................................................................72 4.1.4.1.Analisa Sirkulasi Kendaraan........................................72 4.1.4.2. Sirkulasi Pejalan Kaki.................................................75 4.1.5. Analisa Pencapaian...................................................................76 4.1.6. Analisa Vegetasi.......................................................................77 4.1.7. Analisa Matahari......................................................................78 Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara......................................80 4.1.9. Analisa Utilitas.........................................................................81 4.1.9.1.
Pola-pola Penerangan.......................................81
4.1.9.2.
Jalur Utilitas.....................................................82
4.1.10. Analisa View............................................................................83 4.1.10.1.
View dari Luar ke Dalam.................................83
4.1.10.2.
View dari Dalam ke Luar.................................84
4.2. Analisis Non Fisik / Fungsional.........................…………………..........86 4.2.1. Pelaku dan Aktifitas.................................................................86 4.2.2. Program Ruang.........................................................................94
BAB. V. KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Tapak...................................................................104 5.1.1. Zooning dan Tata Ruang Luar................................................104 5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi...........................................105 5.1.3. Konsep Parkir.........................................................................108 5.2. Konsep Perancangan Bangunan.............................................................109 5.2.1 Zoning Ruang Dalam.............................................................109 5.3. Konsep Massa Bangunan.......................................................................112 5.4. Konsep Perancangan Utilitas..................................................................113
BAB.VI. HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Gambar....................................................................115 6.2. Foto Maket............................................................................................128
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................x
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
BAB I Gambar 1.1.
Kerangka Berfikir ...............................................................................6
BAB II Gambar 2.1
Alternatif Lokasi 1.............................................................................18
Gambar 2.2
Alternatif Lokasi 2.............................................................................18
Gambar 2.3
Alternatif Lokasi 3.............................................................................19
Gambar 2.4.
Alternatif Lokasi 4.............................................................................19
Gambar 2.5.
Lapangan Bulutangkis.......................................................................38
Gambar 2.6.
Net.....................................................................................................39
Gambar 2.7.
Shuttlecock........................................................................................40
Gambar 2.8.
PB DJARUM.....................................................................................44
Gambar 2.9.
Pelatihan PB Djarum.........................................................................45
Gambar 2.10.
Pendidikan PB Djarum......................................................................46
Gambar 2.11.
Lee Badminton Training Centre………...………………….………48
Gambar 2.12.
Interior untuk Indoor Lee Badminton Training Centre.....................49
BAB III Gambar 3.1.
Bangunan dengan finishing kaca transparan.....................................58
Gambar 3.2.
Ekspos detail struktur bangunan.......................................................58
Gambar 3.3
Interior Llyoid’s Building mengekspos jalur sirkulasi......................59
Gambar 3.4.
Millenium Dome menggunakan warna oranye cerah pada struktur..59
Gambar 3.5.
Penggunaan kabel ringan sebagai struktur........................................59
Gambar 3.6.
Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan kesan scientific..................................................................................60
Gambar 3.7.
Site Plan Warehouse and Distribution Center for Renault................61
Gambar 3.8.
Interior Warehouse and Distribution Center for Renault..................61
Gambar 3.9.
Sistem struktur Warehouse and Distribution Center for Renault.....62
Gambar 3.10.
Eksterior Warehouse and distribution Center for renault ................62
Gambar 3.11.
Great court........................................................................................62
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gambar 3.12.
British museum..................................................................................63
Gambar 3.13.
Tampak atas Great court ...................................................................63
Gambar 3.14.
Prinsip ekologi pada great court .......................................................63
Gambar 3.15.
Commerzbank tower ………………………………….....................64
Gambar 3.16.
Denah Commerzbank tower …………………………………….....64
Gambar 3.17.
Taman pada Commerzbank tower.....................................................64
Gambar 3.18.
Sirkulasi udara pada Commerzbank tower ……………...................64
Gambar 3.19.
Interior bangunan……………………………………………….…..65
Gambar 3.20.
Potongan bangunan………………………………………………...65
BAB IV Gambar 4.1.
Key Plan dan Lokasi Proyek............................................................67
Gambar 4.2.
Peta Lokasi Proyek............................................................................68
Gambar 4.3.
Peta land use......................................................................................69
Gambar 4.4.
Peta intensitas pembangunan.............................................................70
Gambar 4.5.
Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73
Gambar 4.6.
Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73
Gambar 4.7.
Analisa sirkulasi pejalan kaki...........................................................75
Gambar 4.8.
Analisa Pencapaian............................................................................76
Gambar 4.9.
Analisa Vegetasi...............................................................................77
Gambar 4.10.
Analisa Matahari...............................................................................78
Gambar 4.11.
Analisa Matahari .............................................................................79
Gambar 4.12.
Analisa kebisingan dan polusi udara................................................80
Gambar 4.13.
Pola Penerangan................................................................................81
Gambar 4.14.
Jalur Utilitas......................................................................................82
Gambar 4.15.
Analisa View dari Luar ke Dalam.....................................................83
Gambar 4.16.
Analisa View dari Dalam ke Luar....................................................85
Gambar 4.17.
Skema Aktifitas Pengelola................................................................88
Gambar 4.18.
Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola.....................................88
Gambar 4.19.
Skema Aktifitas Servis......................................................................88
Gambar 4.20.
Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit.............................89
Gambar 4.21.
Skema Organisasi Ruang Pemain......................................................89
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gambar 4.22.
Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung................................................90
Gambar 4.23.
Skema Organisasi Ruang VIP..........................................................90
Gambar 4.24.
Skema Organisasi Ruang Restoran...................................................90
Gambar 4.25.
Skema Organisasi Ruang Pertemuan.................................................91
Gambar 4.26.
Skema Organisasi Ruang Kebugaran................................................91
Gambar 4.27.
Skema Organisasi Ruang Retail........................................................91
Gambar 4.28.
Skema Organisasi Ruang Pengelola.................................................92
BAB V Gambar 5.1.
Konsep Zoning Ruang Luar...........................................................104
Gambar 5.2.
Sirkulasi Pejalan Kaki....................................................................105
Gambar 5.3.
Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan.............106
Gambar 5.4.
Sirkulasi Kendaraan Bermotor........................................................107
Gambar 5.5.
Konsep Parkir..................................................................................108
Gambar 5.6.
Konsep Zoning Ruang Dalam lt.1.................................................109
Gambar 5.7.
Konsep Zoning Ruang Dalam lt.2..................................................110
Gambar 5.8.
Konsep Zoning Ruang Dalam lt.3..................................................111
Gambar 5.9.
Konsep Massa Bangunan................................................................112
Gambar 5.10.
Skema Perancangan Utilitas............................................................113
Gambar 5.11.
Skema Sistem Pengelolaan Limbah................................................113
Gambar 5.12.
Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran.....................................114
Gambar 5.13.
Skema Sistem Pendingin Ruangan.................................................114
Gambar 5.14.
Skema Sistem Elektrikal ................................................................114
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh, pembentukan ketrampilan hidup, ketrampilan sosial, ketrampilan berfikir, pembentukan prestasi, penghayatan nilai-nilai sportifitas, nilai-nilai moral dan estetika.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 olahraga terbagi atas : -
Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
-
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
-
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
-
Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau kegemaran berolahraga.
-
Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga.
-
Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseoarang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Berbicara mengenai olahraga Berprestasi, cabang olahraga yang dapat membuat harum nama bangsa Indonesia adalah cabang olahraga Bulutangkis. Di Indonesia, cabang Olahraga bulutangkis merupakan suatu olahraga rakyat yang sangat digemari oleh berbagai macam usia. Sampai dengan saat ini, perkembangan olahraga Bulutangkis sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Walaupun pusat kekuatan Bulutangkis terpusat di Pulau Jawa, akan tetapi ada beberapa atlet yang berasal dari luar pulau Jawa yang berlatih di Pelatnas cipayung dan membawa harum nama bangsa Indonesia. Salah satunya adalah atlet yang berasal dari Sumatera utara yang mengikuti kejuaran dunia yakni Millicent yang memperkuat Indonesia di kelompok umur 16 tahun Di Medan, perserikatan bulutangkis didirikan dalam rapat pengurus klub pada tanggal 27 Februari 1951 dengan nama Ikatan Persatuan Olahraga Bulutangkis (IPOB) yang diketuai M Nurdin Datuk Besar, dengan sekretaris Amirsjam Pulungan dan Tengku Lutfi. Salah satu keputusan organisasi ini adalah mengadakan kompetisi, yang secara simbolis ditandai dengan pertandingan eksibisi pada tanggal 11 Maret 1951 di lapangan Balai Prajurit yang diikuti oleh pemain dari 28 perkumpulan termasuk luar kota Medan seperti Besitang dan Pangkalan Brandan. Pemain-pemain kenamaan seperti juara tak terkalahkan Impun, Amir Ketjik, dan Tan, Yap juga ikut serta. IPOB inilah yang mengirimkan pemainnya ke Bandung, dan setelah resmi PBSI berdiri berubah nama menjadi PBSI Cabang Medan (Sumatra Timur). Perkembangan bulutangkis di sumatera utara terutama di medan berjalan dengan baik. Sejak zaman Hindia Belanda perkembangan cabang olahraga bulutangkis cukup baik di Medan. Pada perayaan PON ke 3 Oei nan nio dan Rosnida nasution/Oei nan nio mendapatkan medali perak dari cabang tunggal puteri dan ganda puteri. Pada Pon ke 4 di Makassar Oei Lian Nio dan Oie Lian Nio/rosnida mendapatkan medali emas di cabang ganda puteri dan tunggal puteri. Pada Pon ke 5 di bandung Rosnida/bangun Siregar mendapatkan medali perak di cabang ganda campuran. Pada akhir tahun 1991 kota Medan memiliki Gedung Olahraga Bulutangkis PBSI yang dibangun diatas tanah seluas 2.327 m2 yang memuat 1500 orang dengan menelan biaya 1,2 Milyard. Kemudian juga pada tahun 1991 ketua KONI saat itu Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
meresmikan pembukaan Pusdiklat Sepha Smith Medan pada tanggal 5 agustus 1991 yang terdiri dari 18 atlit junior yang berlokasi di GOR Kodam 1 Bukit Barisan di jalan Gaperta Medan dengan Bapak angkat perusahaan PT.Mandala Sepha Smith. Hasil terakhir yakni pada PON terakhir di KALTIM atlit sumut berhasil mendapatkan medali perunggu di tangan Indra Bagas yang mengalahkan Ari yuli dari DKI JAKARTA. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa di Sumatera terdapat salah satu gudang atlet bulutangkis baru setelah era atlet legendaris bulutangkis Sumatera Utara yakni Impun nasution, Oei Lian Nio, serta pemerhati bulutangkis setia HM Soedjadi telah berakhir. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan prasarana olahraga. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet – atlet Bulutangkis yang terdapat di Indonesia pada umumnya dan Medan pada khususnya diperlukan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat pelatihan Bulutangkis baru mengingat kondisi terakhir bangunan yang menjadi Gedung Olahraga Bulutangkis itu atapnya sudah bocor dan butuh tempat pelatihan yang baru
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud Perancangan Maksud dari perancangan Badminton Training Centre ini adalah: -
merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan olahraga bulutangkis dan kegiatan apresiasi.
-
Menciptakan fasilitas yang saling mendukung sebagai Badminton Training Centre, yaitu asrama atlet, fasilitas komersial seperti Minimarket, ritel, dll, serta fasilitas penunjang.
-
Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis, serta mampu memenuhi persyaratan teknis
-
Mampu
menghasilkan atlet-atlet bulutangkis berbakat
yang akan
membantu Sumatera Utara untuk meraih hasil maksimal pada kejuaraan yang berhubungan dengan bulutangkis umumnya dan negara khususnya Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
1.2.2 Tujuan Perancangan -
memberikan image baru bagi kota dengan aktivitas kegiatan olahraga bulutangkis.
-
Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi dimana masyarakat penggemar bulutangkis dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi.
-
Menciptakan suatu karya bangunan arsitek yang mampu menjawab tantangan perkembangan dan persaingan dengan negara lain dalam bidang olahraga umumnya dan bulutangkis khususnya
-
Menyediakan tempat tinggal yang nyaman berupa wisma bagi atlet dan pelatih khususnya yang berasal dari kota Medan dan sekitarnya
1.3
PERMASALAHAN PERANCANGAN -
Bagaimana agar citra bangunan Badminton Training Centre ini bentuk dan penampilannya dapat menarik minat anak-anak muda untuk masuk ke dalam bangunan tersebut dan dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya.
-
Bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.
-
Bagaimana agar keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan sumbangan terhadap urban design.
-
Bagaimana mendesain sebuah Badminton Training Centre yang memenuhi standart Internasional baik dari segi kualitas bangunan dan fasilitasnya dan menjadi suatu wadah yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan penggunanya
-
Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang didalamnya memiliki sirkulasi udara yang baik namun tidak boleh sampai mengganggu lajunya shuttelcock karena pertandingan Bulutangkis menuntut kecepatan angin yang stabil dan rendah
-
Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang memiliki sistem pencahayaan yang baik dari segi warna, terang dan penempatan lampu tersebut agar tidak mengganggu pemain yang bertanding
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
1.4
PENDEKATAN Pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan dan perancangan adalah :
Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun judul yang diangkat dalam proyek ini.
Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.
Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang terkait sehubungan dengan kasus proyek.
Pendekatan perancangan yang akan dipakai pada Badminton Training Centre adalah metode pendekatan metafora intangible, yaitu suatu usaha pendekatan yang diambil dari suatu / beberapa kata yang masih abstrak untuk diterapkan ke dalam desain bangunan menggunakan bahasa desain. Dalam kasus ini yang menjadi kata kunci adalah power, endurance dan speed
1.5
LINGKUP BATASAN PROYEK
Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain dan perancangan sebuah Pelatihan Bulutangkis yang dapat memfasilitasi berbagai macam kegiatan olahraga bulutangkis yang sesuai dengan standard nasional maupun internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya
Fasilitas pendukung lain juga dimasukkan kedalam fungsi tambahan dari pelatihan bulutangkis ini sebagai prospek yang merupakan isu yang berkembang pada saat ini berupa fasilitas hiburan, asrama atlet dan pelatih serta rekreasi. Penggabungan berbagai fungsi ini dimaksudkan dapat menjadi alternative hiburan bagi masyarakat selain sebagai sumber bisnis baru baik bagi manajemen terkait maupun pemerintah daerah. Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
1.6 KERANGKA BERPIKIR Latar Belakang Judul
Latar Belakang Tema
Judul : Badminton Training centre Tema : Arsitektur High Tech
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Identifikasi Masalah
Kriteria Perancangan
Pengumpulan Data
Studi Lapangan Studi Pustaka
Peraturan
F E E D B A C K
Lingkup Kajian
Wawancara
Standarisasi
F E E D B A C K
Analisa
Masalah
Pendekatan Desain
Potensi
Konsep Perancangan
Pra-rancangan
Desain Akhir 1.7 SISTEMATIKA LAPORAN Gambar, maket, laporan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Prospek
Pendekatan Desain
Alternatif
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi
BAB III
ELABORASI TEMA Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema, keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan, analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema, dan kesimpulan.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian
BAB VI
HASIL RANCANGAN Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1. TERMINOLOGI JUDUL
Judul proyek yang direncanakan adalah “Badminton Training Centre”. Pengertian kata demi kata dari judul proyek : Badminton kok
: Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan ”(Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1990) Training
: Pelatihan.
Centre
: Pusat
Badminton Trainning Centre di Medan ini merupakan sebuah sarana untuk bermain bulutangkis dan untuk membentuk atlet-atlet handal yang nantinya akan berguna yang dimana pada dekade ini perkembangannya sangat cepat. Menanggapi hal ini maka sangat dibutuhkan sebuah pelatihan bulutangkis dengan standard international yang dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang telah ada yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Gedung ini juga menggunakan standart yang telah diakui oleh BWF (Batminton World federation)
TINJAUAN KASUS PROYEK 2.2.1 Gedung Bulutangkis
Pada umumnya merupakan sebuah bangunan dengan sekelilingnya terdapat bangku penonton. Gedung bulutangkis sering juga disebut sebagai gelanggang olahraga atau arena. Gedung yang telah ada pada saat ini berupa gedung tertutup. Desain gedung bulutangkis pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk tempat olahraga saja tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa gedung bulutangkis di China dan Amerika .
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
2.2.2 Sejarah Bulutangkis Nenek moyang terdininya oalhraga Bulutangkis ini
diperkirakan ialah sebuah
permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alihalih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Pinch mempublikasikan kartun untuk ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut
dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House),
estate di
Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan kejuaraan All England Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Badminton pun dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru negara itu. Tahun 1930an permainan itu makin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF. Ketika kejuaraan beregu Piala Thomas pertama kali diselenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong Peng Soon pada tahun 1950. Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada final di Queen's Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona Eropa (menundukkan Inggris 8-1), Amerika Serikat yang juara zona Amerika (mengalahkan Kanada 8-1). Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1. Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas. Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti Malaya/Malaysia lima kali dan Cina enam kali. Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali, negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang lima kali, dan Indonesia tiga kali. Dalam percaturan di luar arena perlandingan, badan dunia bulutangkis sempat terpecah menjadi dua, IBF dan World Badminton Federation (WBF). Ini terjadi pada saat memuncaknya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam pertarungan organisasi bulutangkis dunia, Blok Timur yang dipelopori Republik Rakyat Cina (RRC), membentuk WBF sebagai saingan IBF. Indonesia, meski berada di kawasan Timur lebih condong ke Blok Barat meski tidak memutuskan hubungan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
dengan Blok Timur. Indonesia bahkan aktif dalam usaha mempersatukan kembali kedua organisasi itu. Tahun 1981 disepakati WBF melebur menjadi satu dengan IBF. Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi : Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun 1972 (Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono), tetapi baru tahun 1992 dijadikan cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948. Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan beregu campuran (putra-putri) yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali membawanya pulang dan Korea tiga kali. Untuk kejuaraan perseorangan, kejuaraan dunia IBF menyelenggarakan pertama kali tahun 1977 dengan tuan rumah Swedia. Pada kejuaraan di Malmoe ini Indonesia hanya merebut satu gelar yaitu ganda putra. Baru pada tahun 1980 ketika kejuaraan berlangsung di Jakarta, Indonesia membuat catatan tersendiri: merebut seluruh lima nomor yang dipertandingkan. Pada kejuaraan dunia tidak resmi All England, Indonesia juga mencatatkan salah seorang pemainnya sebagai pemegang rekor, Rudy Hartono merebut gelar delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut pada tahun 1968 sampai 1976. Ia gagal mencetak delapan kali berturut-turut tahun 1975 karena di final kalah dari SvenPri dari Denmark. 2.2.3 Bulutangkis di Indonesia Olahraga
bulutangkis
merupakan
satu-satunya
olahraga
yang
dapat
mengharumkan nama bangsa kita di berbagai event terutama di event terbesar olahraga yakni Olimpiade. Dimulai oleh Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma dengan medali emas pada olimpiade 1992 di Barcelona dan terakhir pada tahun 2008 di China oleh ganda putra nomor 1 dunia markis kido dan hendra setiawan. Pada saat-saat sekarang ini, pemerintah terlalu menuntut banyak terhadap cabang olahraga
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi perkembangan bulutangkis itu sendiri.
Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapanganlapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak pedulian pemerintah
Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anakanak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu. Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food. Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia
2.3.
TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK
2.3.1. Kelayakan fungsional Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan, Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia. Untuk mengakomodasi peminat bulutangkis tersebut, sangat menjanjikan untuk membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini. Belum adanya suatu bangunan yang
dapat
mengakomodasi
kegiatan-kegiatan
diatas
maka
perlu
dirancang/direncanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga bulutangkis yang nantinya dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi di kancah nasional maupun internasional. Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Badminton Training Centre tersebut yaitu berupa : •
Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen bulutangkis di kota Medan, nasional, maupun internasional.
•
Dapat menjadi tempat yang lebih baik/kondusif bagi klub-klub bulutangkis di Medan,
•
Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan alat olahraga,.
•
Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga bulutangkis bagi atlet-atlet bulutangkis Sumatera Utara.
Pengelolaan Badminton Training Centre yang akan dirancang melibatkan kerjasama dengan pihak swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit bulutangkis nasional.
2.3.2. Kelayakan proyek Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
prasarana olahraga. Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Badminton Training Centre yang akan menampung kegiatan olahraga Bulutangkis. Dengan memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di bidang olahraga Bulutangkis yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah Badminton Training centre di kota Medan adalah: •
Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
•
Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI secara rutin..
•
Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
•
Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.
2.3.3. Kelayakan lokasi Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan sebuah Badminton training Centre di Kota Medan. Dikarenakan Bangunan ini harus dapat memberikan peran yang sangat penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Hal yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain : •
Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam pencapaian dan prasarana.
•
Berada di kawasan perumahan, pusat pendidikan, rekreasi ataupun perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.
•
Dapat mengakomodasi kegiatan olahraga bulutangkis baik indoor maupun outdoor,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun horizontal. Dengan adanya fasilitas Badminton Training Centre dikawasan tersebut,
diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan kawasan menjadi lebih baik.
2.4.
Lokasi
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan Wilayah
Cakupan
Wilayah Pusat
Pembangunan Adm Kecamatan
WPP A
Pengembangan
Kegiatan Utama
Kec.
Medan Pusat
Belawan,
Medan Pengembangan : Terminal,
Marelan,
Medan Belawan
Labuhan
Pelabuhan,
Industri,
Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi
Kec. Medan Deli WPP B
Pusat
Perumahan,
Pengembangan : Perdagangan, Tanjung Mulia
Perkebunan, Indoor
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Rekreasi
Kec. Medan timur, Pusat
Perumahan,
Industri,
Medan Perjuangan, Pengembangan : Terminal WPP C
WPP D
Medan Area, Medan Aksara
barang/pergudangan,
Denai,
Berorientasi
Medan
Amplas
konsumen
Kec. Medan Baru, Pusat
Pusat
Medan Medan
bisnis
Maimoon, Pengembangan : Pusat Polonia, di Inti Kota
Medan Kota, Medan
ke
(CBD),
Pemerintahan,
Perumahan,
Hutan
Kota, Pusat Pendidikan
Johor Kec. Medan Barat, Pusat Medan WPP E
Perumahan,
Petisah, Pengembangan : Perkantoran,
Medan
Sunggal, Sei Sikambing
Konservasi,
Medan
Helvetia,
Lapangan
Medan Tuntungan,
Rekreasi, Golf
dan
Hutan Kota
Medan Selayang
Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan a. Tinjauan terhadap Struktur Kota b. Berdasarkan
pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut
RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi. c. Pencapaian Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik, cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum. d. Area Pelayanan Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
e. Keadaan Lahan Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan klub latihan ( > 2 ha). Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak berkontur. f. Jarak ke pusat kota Fungsi bangunan adalah sebagai tempat pelatihan Bulutangkis maupun tempat pertandingan Bulutangkis. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi cocok sebagai starat pemilihan lokasi. g. Lingkungan Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
2.4.2 Analisa pemilihan lokasi a. Alternatif lokasi •
Lokasi A Jln Karya Jasa, Kec. Medan Johor
•
Lokasi B
Gambar. Alternative lokasi 1 Sumber : data pribadi
Jln Gatot Subroto, Kec. Medan Helvetia
. Alternative lokasi 2 Sumber: data pribadi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Lokasi C Jln Jamin Ginting (simp. Selayang), Kec. Medan Tuntungan
. Alternative lokasi 3 Sumber: data pribadi
Lokasi D Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang
b. Penilaian terhadap alternative lokasi Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
. Alternative lokasi 4 Sumber: data Pribadi
Table 2.3. Kriteria pemilihan lokasi No Parameter
Perincian unsur nilai
Keterangan
1
Peruntukan
Sesuai dengan struktur Pendidikan
site
kota
dan
Keterangan
Keterangan
Perdagangan
Perumahan
pusat dan komersil
olahraga
2
Keadaan
Lokasi
Lahan
Kondisi lahan saat ini
Dipinggiran
Diperbatasan
Di
kota Medan
kota Medan
Kota
pusat
Lahan kosong Ada beberapa Ada kantor
Luasan lahan
Sangat
bangunan
pemerintah
pada lahan
pada lahan
luas Cukup
(diatas 2 Ha)
Luas Sempit
(±2 Ha )
(kurang dari 2 Ha )
Harga lahan /m2
Murah
Cukup mahal
(dibawah
1 (± 1juta)
Sangat mahal
juta)
(diatas juta)
Jarak antar bangunan
Status
Jarang
kepemilikan Hak milik
lahan
Bangunan tinggi
3
Pencapaian
Kemudahan angkutan
Sedang
Jauh
Hak
Rapat
guna Milik
bangunan
Negara
Sedang
Dekat
sarana Jumlah trayek Jumlah trayek Tidak umum
ke angkot
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
yang angkot
yang dilewati
1
lokasi
lewat
cukup lewat
banyak
4
Sirkulasi
Waktu
tempuh
tidak angkot
banyak
dari < 30 menit
< 45 menit
< 1 jam
pusat kota
Kendaraan
Lebar,
ada Lebar,
pulau jalan
ada
tidak Sempit pulau
jalan
Pedestrian
Masalah kemacetan
Tersedia,
Tersedia,
Tidak
kondisi baik
kondisi buruk
tersedia
Tidak pernah
Waktu
Sering
tertentu
5
Lingkungan/ Keamanan
Sangat aman
Cukup aman
prasarana
Rawan kejahatan
Kedekatan
dengan Dekat dengan Dekat dengan Jauh
fasilitas umum
Utilitas
Jarak
dengan
banyak
sedikit
fasilitas
fasilitas
fasilitas
umum
umum
umum
Tersedia,
Tersedia,
Belum
kondisi baik
kondisi buruk
tersedia
Sedang
Dekat
fungsi Jauh
sejenis
Penilaian terhadap lokasi Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
dari
No
Parameter
Perincian unsure nilai
1
Peruntukan
Sesuai dengan struktur Pendidik
site
kota
2
Keadaan
Lokasi A Lokasi B
Lokasi C
Lokasi D
Pendidika
Pendidika
dan n dan
n dan
n dan
pusat
pusat
pusat
pusat
olahrag
olahraga
olahraga
olahraga
Dipinggir
Dipinggira Dipinggira Dipinggira
an
n
kota
n kota
kota
kota
Medan
Medan
Medan
Medan
Lahan
Ada
Ada
Lahan
kosong
beberapa
beberapa
kosong
bangunan
bangunan
an
Lokasi
Lahan
Kondisi lahan saat ini
Pendidika
pada lahan pada lahan
Luasan lahan
Sangat
Cukup
Sangat
Sangat
luas
Luas
luas
luas
(diatas 2
(±2 Ha )
(diatas 2
(diatas 2
Ha)
Ha)
Ha)
Harga lahan /m2
Jarak antar bangunan
Status
Cukup
Cukup
Murah
Murah
mahal
mahal
(dibawah
(dibawah
(± 1juta)
(± 1juta)
1 juta)
1 juta)
Sedang
Sedang
Sedang
Jarang
Hak milik
Hak milik
Hak milik
Sedang
Jauh
Jauh
kepemilikan Hak
lahan
milik
Bangunan tinggi
Jauh
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
3
Pencapaian
Kemudahan angkutan
sarana Jumlah umum
lokasi
4
Sirkulasi
Waktu
tempuh
Jumlah
Jumlah
Jumlah
ke trayek
trayek
trayek
trayek
angkot
angkot
angkot
angkot
yang
yang
yang
yang
lewat
lewat
lewat
lewat
cukup
cukup
cukup
tidak
banyak
banyak
banyak
banyak
dari < 45 mnt
< 30 menit < 45 menit < 45 menit
pusat kota
Kendaraan
Lebar,
Lebar,
Lebar,
Lebar,
ada pulau ada pulau ada pulau ada pulau jalan
jalan
jalan
jalan
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
kondisi
kondisi
kondisi
kondisi
buruk
baik
buruk
buruk
Waktu
Waktu
Tidak
Tidak
tertentu
tertentu
pernah
pernah
Lingkungan/ Keamanan
Sangat
Sangat
Sangat
Sangat
prasarana
aman
aman
aman
aman
dengan Dekat
Dekat
Dekat
Dekat
dengan
dengan
dengan
dengan
banyak
banyak
banyak
banyak
fasilitas
fasilitas
fasilitas
fasilitas
umum
umum
umum
umum
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
kondisi
kondisi
kondisi
kondisi
baik
baik
baik
baik
Pedestrian
Masalah kemacetan
5
Kedekatan fasilitas umum
Utilitas
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Jarak
dengan
fungsi Jauh
Jauh
Jauh
sejenis
2.4.3. Analisis penetapan lokasi Dari hasil penilaian terhadap alternative lokasi diperoleh lokasi D atau Kec. Medan Selayang memenuhi persyaratan yang baik sebagai lokasi peroyek ini. Hal ini disebabkan karena di Jalan Ngumban Surbakti merupakan lokasi Pendidikan dan pusat olahraga. Lokasi ini terletak dipinggiran kota Medan, Lokasi ini juga berupa Lahan kosong yang Sangat luas (diatas 2 Ha). Harga tanah yang terdapat di kawasan tersebut juga Murah yakni (dibawah 1 juta). Kemudian juga jarak antar bangunannya juga jarang. Status kepemilikan lahan juga merupakan Hak milik. Pencapaian yang dilalui angkot juga tidak banyak. Waktu tempuh yang dicapai dari pusat kota < 45 menit. Jalur sirkulasi kendaraan juga lebar, dan terdapat pulau jalan. Masalah kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut juga tidak pernah. Keamanan yang terdapat di lokasi tersebut juga sangat aman. Kemudian juga dekat dengan banyak fasilitas umum. Jaringan Utilitas yang tersedia juga dalam kondisi baik
2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi •
Kasus proyek
: Badminton Training Centre
•
Status proyek
: fiktif
•
Pemilik proyek
: Pemerintah kota Medan dan pihak swasta
•
Batas Administrasi Lahan
: Kecamatan Medan Selayang, Medan.
•
Kawasan
:Permukiman,
perkantoran,
konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota. •
Ketinggian Bangunan
:1-4 lantai
•
Luas lahan
: 25.000 m²
•
KDB
: 80%
•
Batas-batas Lahan • Utara
: Jl Ngumban Surbakti
• Selatan
: Jl Flamboyan
• Timur
: Rumah Penduduk
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
perdagangan,
Jauh
• Barat
: Jl Ngumban Surbakti
•
Eksisting
: Tanah Kosong
•
Topografi
: Relatif datar
•
Vegetasi
: Asri
•
Utilitas
: PLN, PDAM, Saluran Kota.
Pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan / potensi lahan antara lain
Keuntungan / potensi lokasi : • Aksesebilitas yang mudah karena site berada di jalan utama pusat kota. • Kelengkapan sarana dan prasarana, daerah jalan Ngumban Surbakti memiliki sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih, listrik, sanitasi, saluran telepon. • Lahan di sekitar site masih kosong dan luas • Tidak jauh dari pusat pendidikan dan perumahan
2.5. Tinjauan fungsi 2.5.1 Deskripsi pelaku dan kegiatan a. Pelaku kegiatan Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari: •
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas: -
Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
-
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta penonton pertandingan.
-
Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
-
Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari hiburan.
•
Pengelola.
b. Kegiatan •
Kegiatan utama
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
1. Olahraga Bermain, berlatih dan bertanding. 2. Rekreatif Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis 3. Edukatif Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik •
Kegiatan pendukung
1. Souvenir dan retail shop Menjual barang-barang olahraga 2. Restoran dan kafe Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. 3. Ruang pertemuan tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan wartawan 4. Pusat kebugaran Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah raga. 5. Museum olahraga Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang bulutangkis. 6. Klinik kesehatan Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di Badminton Training Centre ini
2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen bangunan ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama. Badmintoin Training Centre ini memiliki fasilitas sebagai berikut: a. Lapangan utama Lapangan yang digunakan berstandard internasional sesuai dengan standard IBF sebagai induk organisasi futsal ini. b. Ruang utama -
ruang ganti pemain dengan toilet
-
ruang ganti pelatih dan wasit Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan staf harus privat, area terlindungi dan dapat diakses mudah dengan bus pemain. Terpisah dari penonton, media, dan orang yang tidak berkepentingan.
-
ruang pijat
-
ruang kesehatan Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion.
-
ruang pemeriksaan obat terlarang Posisinya harus dekat dengan ruang ganti pemain dan tidak terjangkau media dan public.
-
ruang pemanasan
-
ruang latihan
-
tribun penonton biasa Area penonton harus di bagi dalam beberapa sector dan masing-masing harus memiliki akses tersendiri.
-
tribun penonton vip Diletakkan di tengah tribun sisis terpanjang dimana ruang ganti pemain diletakkan, pada posisi di atas area permainan dan terpisah dari tempat duduk public.
-
toilet penonton
-
kantor pengelola
-
ruang pertemuan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
-
gudang
-
ruang panel
-
ruang mesin
-
ruang pos keamanan
-
tiket box
-
ruang pers Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.
-
tempat parkir
-
studio televise
-
ruang komentator
-
fasilitas untuk fotografer
-
mushola
c. Ruang pendukung •
Restoran Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton
saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruang: -
banquet
-
bar
-
gudang
-
km/wc
-
kasir
-
dapur
-
ruang pegawai
-
sirkulasi
•
Ruang pertemuan Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers
dan penjamuan. Kebutuhan ruang; -
ruang pertemuan
-
ruang pengelola
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
-
ruang peralatan
-
ruang tunggu
-
ruang sound system
-
ruang raoat
-
dapur
-
janitor
-
toilet
•
Pusat kebugaran Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum.
Kebutuhan ruang:
•
-
ruang penerima
-
ruang latihan
-
janitor
-
kasir
-
ruang pegawai
-
ruang instruktur
-
ruang reparasi
-
km/wc
-
loker
Ruang pameran Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi
dan
informasi Bulutangkis Kebutuhan ruang:
•
-
ruang pameran
-
ruang pengelola
-
ruang penyimpanan
Souvenir shop dan retail Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan
ringan. Ruang-ruang dalam retail adalah display, kasir, gudang. D Asrama atlet dan pelatih Menyediakan tempat tinggal bagi atlet dan peltih yang berlatih dan bermain di Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Badminton Training Centre imi
2.5.3. Kebutuhan ruang Bangunan utama Kebutuhan ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Tribun vip
Penonton
Menonton pertandingan
Meriah Santai Nyaman
Tribun biasa
Penonton
Menonton pertandingan
Gemuruh Meriah spontan
Ruang ganti atlit
Atlit
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Ruang ganti pelatih Pelatih
Istirahat
Informal
/ ofisial
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Memeriksa kesehatan
Nyaman
Ofisial
Ruang ganti wasit
Wasit
Ruang pemeriksaan Atlit kesehatan
Wasit
Ruang pemanasan
Atlit
Ruang
pertemuan Atlit
teknis Ruang
Pelatih delegasi Atlit
Bersih Melakukan pemanasan
Santai
Mengatur strategi
Tenang
Memberi pengarahan
Serius
Menerima
undangan,
tamu Serius
pertandingan
Wasit
penting
Santai
Ruang pijat
Atlit
Memijat pemain
Sopan Nyaman Privat
Ruang P3K
Atlit
Pengobatan untuk penonton
Nyaman Bersih
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Ruang
pers
dan Wartawan
Meliput pertandingan
media
Sibuk Serius Santai
Gudang
Alat olahraga
Menyimpan peralatan
Tertutup Terlindungi
Ruang keamanan
Ruang mesin
Petugas
Menjaga
keamanan
dan Tenang
keamanan
ketertiban
Formal
Mesin
Merawat mesin
Formal
Teknisi
Memberi kontribusi tenaga
Sibuk Ribut
Loket
Pegawai
Menjual dan membeli tiket
Penonton
Serius Santai
Lapangan tambahan Kebutuhan ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Tribun biasa
Penonton
Menonton pertandingan
Gemuruh Meriah spontan
Ruang ganti atlit
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Ruang ganti pelatih Pelatih
Istirahat
Informal
/ ofisial
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Ruang ganti wasit
Atlit
Ofisial
Wasit
Ruang pendukung -Restoran
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Banquet
-Pengunjung
Menikmati hidangan, mengantar Santai
-Pelayan
hidangan
-Pelayan bar
Memesan
-Pengunjung
menyediakan
Bar counter
Suasana
Nyaman snack&minuman, Santai pesanan, Nyaman
menikmati pesanan R.Penyimpanan
Toilet pria
penyimpanan
Informal
Bahan-bahan
Tempat
bahan- Tertutup
mentah
bahan makanan
-Pengunjung
Buang air,membersihkan wc
Privat
Buang air,membersihkan wc
Privat
-Pegawai -Pengelola Toilet wanita
-Pengunjung -Pegawai -Pengelola
Kasir
-Kasir
Membayar
makanan,melayani Informal
pembayaran -Pengunjung Dapur
Gudang
-Pelayan
Memasak, menyiapkan pesanan, Sibuk
-Pegawai
mencuci
Bersih
Alat-alat
Menyimpan alat-alat
Tertutup
Istirahat, ganti pakaian
Formal
Persiapan
Formal
Kegiatan
Suasana
kebersihan R.Pegawai
-Pegawai
-Pengelola R.operator acara
-Pegawai -Teknisi
-Ruang pertemuan/serbaguna
Jenis ruang
Pemakai
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Ruang
-Pengelola
Rapat, pertemuan antar klub dan Formal
pertemuan/serbagu
-Pegawai
organisasi, konfrensi pers, acara Nyaman
na
-Manager
formal
-Atlit -Wartawan -Staff ofisial Ruang
Tunggu -Staff ofisial
/lobby
Menunggu
Formal
-Wartawan
Nyaman
-Pengguna gedung Ruang pengelola
Pegawai
Pengelolaan
bangunan, Privat
kegiatatan administrasi
Tenang Formal
Ruang peralatan
Alat-alat
Pemyimpanan alat
Tertutup
Ruang rapat
-offisial
Rapat
Formal
-pengelola
Tenang
-organisasi Dapur
-Pelayan
Menyiapkan makanan
-Pegawai
Toilet
-Pengunjung
Bersih Informal
Buang air, membersihkan wc
-Pegawai
Privat Bersih
-Pengelola
-Pusat kebugaran
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang
-Pengunjung
Menunggu
Formal
penerima/lobby
-Atlit -Pegawai
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Nyaman
Ruang latihan
-Pengunjung
Berlatih
Formal
-Atlit
Tenang
-Pegawai
Nyaman
-Instruktur -Reseptionis Ruang ganti
-Pengunjung
Berganti
pakaian, Privat
-Pegawai
mandi,menyimoan pakaian di Informal
-Cleaning
loker
service Ruang pengelola
Pegawai
Mengurus administrasi
Privat
pengelola
Tenang Formal
Ruang instruktur
Instruktur
Istirahat,
persiapan,
ganti Formal
pakaian
Tenang Nyaman
Ruang reperasi dan Alat-alat
Memperbaiki alat-alat fitness
Informal
Buang air, membersihkan wc
Privat
peralatan Toilet
-Pengunjung -Cleaning
Bersih
service -Pegawai pengelola
-Ruang pameran/museum prestasi
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Ruang display
-Pengunjung
Menyimpan penghargaan dan Santai
-Pegawai
piala, informasi tenteng sejarah Informal
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Suasana
Ruang pengelola
Pegawai
dan aktivitas olahraga sumut
Nyaman
Mengurus administrasi
Privat
pengelola
Tenang Formal
Ruang
Peralatan
Tempat penyimpanan peralatan
penyimpanan Toilet
Informal Terutup
-Pengunjung
Buang air, membersihkan wc
-Cleaning
Privat Bersih
service -Pegawai pengelola
-Retail shop
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang display
Penyewa
Berjualan
Nyaman Menarik
-Souvenir shop
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang display
Penyewa
Berjualan
Nyaman Menarik
-Ruang pengelola gedung
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan ruang
Ruang kerja
-Staff ofisial
Bekerja
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Formal
-Pegawai Ruang manager
Manager
Santai Manajemen
maintenance Privat
bangunan Ruang
Ass Asistan
Manajemen
Formal maintenance Privat
manager
manager
bangunan
Formal
Ruang Karyawan
Pegawai
Bekerja
Formal Tenang
Ruang Ganti
Pegawai
Istirahat, berganti pakaian
Privat Informal
Ruang tunggu
-Tamu
Menunggu
Nyaman
-Pegawai Ruang
Peralatan
Formal Tempat penyimpanan peralatan
penyimpanan Toilet
Tertutup Informal
-Pengunjung
Buang air, membersihkan wc
Privat
-Cleaning
Bersih
service -Pegawai pengelola
-Ruang pelayanan teknis
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang operator
-Teknisi
Pemberian informasi
Formal
-Pegawai Ruang PABX dan -Teknisi sound system
-Operator
Ruang CCTV
-Teknisi
Tenang Pengoperasian dan reperasi alat
Privat Pengawasan
Formal
-Operator Pompa dan ground Teknisi
Formal
Privat Pengoperasian dan reperasi alat
Formal
reservoir Tempat
Pengumpulan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
sampah
dan Tertutup
pembuangan
pemindahan sampah
sampah
2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan bulutangkis a. PERATURAN BULUTANGKIS Partai Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah: 1. Tunggal putra 2. Tunggal putri 3. Ganda putra 4. Ganda putri 5. Ganda campuran Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set" (best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point. Memainkan bulutangkis Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di diagram.Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
(meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu memulai servis Gelanggang badminton Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya. Lapangan •
Ukuran lapangan bulutangkis ; (13,40 x 6,10) meter
•
Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40 mm
•
Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih atau kuning
•
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court minimal 4 meter.
•
Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter
•
Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah 15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter
(diasumsikan
memakai
atap
lengkung/miring) •
Lantai
tidak
boleh
keras
untuk
mencegah
terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Net •
Tiang net (posts) harus setinggi 1,55 m terhitung dari permukaan lapoangan dan harus tetap vertikal sewaktu net ditarik tegang
•
Tiang net harus diletakkan di atas garis samping untuk ganda terlepas apakah tunggal atau ganda yang akan dimainkan
•
Net
harus
terbuat
dari tali
halus
berwarna gelap memiliki ketebalan yang sama dengan jaring tidak kurang dari 15 mm dan tidak boleh lebih dari 20 mm •
Lebar net harus 760 mm dan panjang 6,10 meter.
•
Puncak (topi net harus diberi batasan pita putih sleebar 75 mm secara rangkap diatas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus bergantung pada tali atau kabel tersebut
•
Tali atau kabel tersebut harus direntangkan secara kokoh sama tinggi puncak tiang
•
Puncak net dari permukaan lapangan harus 1.524 meter di tengah lapangan dan 1,55 meter di atas garis samping untuk ganda
•
Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan tiang. Bila diperlukan harus diikat ujungnya selebar net
Shuttlecock •
Kok harus memiliki 16 buah bulu.
•
Semua bulu harus memiliki panjang yang sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter antara 58 mm dan 68 mm.
•
Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.
•
Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter antara 25 mm dan 28 mm.
•
Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.
•
Shuttlecock dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintetis. Dari bahan apapun juga shuttlecock dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip dengan shuttle cock yang dibuat dari bulu angsa dengan gabus (cork base) yang ditutup selapis kulit tipis
Shuttle cock bukan dari bulu •
Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan kelima
•
Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10 % dapat diterima
•
Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain umum, kecepatan dan terbang dari shuttle, modifikasi dari spesifikasi seperti tersebut diatas diperkenankan
dengan
persetujuan
Persatuan
Bulutangkis
yang
bersangkutan untuk hal-hal tersebut ditempat – tempat, dimana kondisi atmosfir dikarenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standart menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa dimana situasi mengharuskan demi kepentingan bulutangkis itu sendiri Uji kecepatan Shuttle •
Untuk menguji shuttle, pergunakan pukulan bawah secara penuh (full underhand stroke), yang menyentuh shuttle pada saat berada di atas garis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
belakang (back boundary line). Shuttle harus dipukul secara melengkung ke atas dengan arah parallel terhadap garis samping (side line) •
Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar akan mendarat tidak kurang dari 530 mm dan tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis belakang (back boundary line) lainnya.
Raket Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan. Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002 adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu. Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat sampai kirakira enam buah raket. Bagian-bagian raket digambarkan pada peraturan-peraturan dibawah ini : •
Bagian-bagian rket yang utama disebut pegangan / gagang (handle), area yang disenari (stringed area), kepala (Head), batang (Shaft), leher (throat) dan kerangka (frame)
•
Pegangan / gagang adalah bagian raket yang dipegang pemain
•
Area yang disenari adalah bagian raket dimana dengannya pemain memukul shuttle
•
Kepala membatasi area yang disenari
•
Batang menghubungkan pegangan / gagang dengan kepala
•
Leher (bila ada) menghubungkan batang dengn kepala
•
Kerangka adalah nama yang diberikan untuk kepala, leher, batang dan pegangan raket secara keseluruhan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Kerangka raket panjang keseluruhannya tidak boleh melebihi 680 mm dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 230 mm
Area yang disenari : •
Area yang disenari harus datar dan
berpola senar yang saling
bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola peyenaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang kepadatannya daripada area lainnya. Panjnag keseluruhan area yang disenari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan area yang disenari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan dari area yang disenari tidak melebihi 330 mm •
Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolantonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan / gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial merubah bentuk
Sepatu dan Pakaian Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu bulutangkis haruslah enteng, namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya bervariasi. Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat pergesekan kulit dengan sepatu. Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut, balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan. Peraturan Pertandingan Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan. Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit, biasanya dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih lapangan dan melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu orang yang melakukan servis dan begitu gaga! mendapat angka, maka servis pun berpindah ke lawan. Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka. Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila bergerak sebelum lawan melakukan servis.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis bidang. Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI 2.6. Studi banding proyek sejenis STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
SEJARAH PB DJARUM
Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT Djarum)
pada
bulutangkis
serta
tingginya
kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olah raga yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di bawah nama komunitas Kudus. Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum. MISI Membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi di bidang perbulutangkisan dunia.
VISI Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top dunia asal Indonesia.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
PROFIL PELATIHAN PELATIHAN
“Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang datang dengan mudah” (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono). Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit, sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi. Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual, keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua. Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya. Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Hal diatas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosidegradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atlitnya. Sistem demikian dianut oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlit. Sehingga dengan kegagalannya, atlit bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri ataupun mengembangkan karirnya di bidang lain. Sedangkan mengenai pemulangan atlit, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlit di PB Djarum juga akan mengetahui hal tersebut dari awal
PROFIL PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak keberhasilan di bangku sekolah. Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlit PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua kegiatan
tersebut,
PB
Djarum
mengambil
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
langkah
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Sehingga, kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para atlit bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain. Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlit. Atlit diberikan ijin untuk memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan memperoleh ijin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan. S
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
2. LEE BADMINTON TRAINING CENTRE Lee Badminton Training Centre ini didirikan pertama dari 1995. Bangunan ini pada awalnya mempunyai luasan 3,500 square. Saat itu bangunan ini hanya mempunyai 2 lapangan bulutangkis. Setelah perkembangan selama 6 tahun yakni tepatnya November 2001, Bangunan Lee Badminton Training Centre ini mempunyai luasan 8,500 square.Saat ini Lee Badminton Training Centre mempunyai 8 lapangan bulutangkis yang berstandart Internasional yang berpegang teguh dengan peraturanperaturan BWF. Di Lee Badminton Training Centre juga diajarkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bulutangkis.
Lee Badminton Training Centre mempunyai sistem pelatihan profesional yang terbaik yang terdapat di propinsi Ontario Canada. Banyak juara-juara propinsi dan nasional yang diproduksi oleh Lee Badminton Trainig Centre ini. Pemain – pemain hasil didikan Lee
Badminton
Training
Centre
ini
yang
mempresentasikan Canada di dalam turnamen-turnamen bulutangkis internasional Karena alasan ini, Lee Badminton Training Centre ini dikenal oleh Ontario Asosiasi bulu tangkis sebagai salah satu pusat pelatihan bulu tangkis terbaik yang terdapat di Canada
Struktur kepengurusan Lee Badminton Training Centre
Pemilik
: Jennifer Lee
Koordinator : .. Cherry Ching Ng •
Pelatih
: Meiluawati Charatpong Mungwatana Ronny Tranggono Huang Zhi Qiang Sun Jun Hin cheng (pelatih Junior) Dan lain sebagainya
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Fasilitas-fasilitas di Lee Badminton Training Centre
Ruang fitnes
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Perlengkapan Olahraga
3. PB Jayaraya, Berbicara tentang perkembangan bulutangkis di Indonesia, rasanya sulit dipisahkan dari Gedung Bulutangkis Rudi Hartono, yang letaknya berseberangan dengan kawasan Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena dari gedung yang merupakan markas klub Jaya Raya itu, kerap kali lahir talenta-talenta muda berbakat yang selanjutnya akan dimatangkan dalam pelatnas di Cipayung. Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat bagi klub Jaya Raya. Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional seperti ”Maestro dan legenda Bulutangkis” Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca, Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto, Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di kancah nasional, regional maupun internasional. Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan. ”Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta memberikan biaya siswa,” tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai ”klub yang paling banyak memasok pemain ke tim pelatnas.” Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah dibukukan anak asuhnya.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB III ELABORASI TEMA
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB III ELABORASI TEMA
III. Arsitektur High Tech III.I Pengertian arsitektur high tech Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternatif. Sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin lazim digunakan, namun arsitek-arsitek sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius. Arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech. Dimana dalam industri bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot, dan sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna langgam bangunan.
Di Amerika Serikat, istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya dengan High Technology, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths (salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abad ke-3 Masehi menyerang
Kekaisaran
Romawi).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah • Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti kaca, metal, dan plastik. • Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan (seperti pada aliran modernisme Mies Van der Rohe). • Biasanya membubuhkan tentang produk industri. • Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai prioritas.
Berbagai elemen bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti : Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
•
Kekuatan struktur baja
•
Keluwesan permukaan yang menakjubkan
•
Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.
•
Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
•
Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan kegunaan bangunannya
•
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech
Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti : •
Richard Rogers
•
Norman Foster
•
Michael Hopkins
•
Nicholas Grimshaw
Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini. Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide, kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing. Fungsi dan Representasi Exposen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an percaya bahwa ada sesuatu semangat di abad ini dan arsitektur mempunyai tanggung jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini, menurut Arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi. Arsitektur harus berperan di dalamnya dan menggunakan teknologi itu termasuk teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbangan, dan perjalanan luar angkasa. Bahkan ada yang bertanya, haruskah ada bangunan berbeda dari artefak Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
budaya industri. Mengapa kita tetap saja membangun bangunan yang kurang memiliki ketepatan, kacau, yang tidak praktis seperti batu bata, mortar, beton, dan kayu, disaat kita bisa membuat bangunan dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh ketepatan, seperti material dan kaca yang dapat dipabrikasi dapat cepat dirakit di lokasi. Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi industri. Tidak ada penerapan artistik dan sosial. Dimana bangunan-bangunan yang dibuat akan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti alat-alat kehidupan sehari-hari. Dimana bangunan yang diciptakan haruslah fungsional dan efisiensi, tidak artistik dan simbolik. Namun ada hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur tidak akan pernah kelihatan benar-benar murni fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan. Tipikal bangunan Arsitektur High Tech lebih melambangkan dan menonjolkan teknologi daripada menggunakan secara sederhana dan dengan cara yang mungkin lebih efisien. Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang berat dari batu bata, namun Arsitektur High Tech akan lebih memilih bingkai baja dan panel metal yang ringan, karena ini sebuah teknologi yang lebih sesuai dengan semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu selaras dengan kejuan teknologi dalam hal ini simbolisme dan penonjolan telah menjadi sesuatu bagian terpenting. Motif High Tech struktur baja yang diekspose, saluran penghawaan yang ditonjolkan dan tidak pernah menjadi solusi ekonomis. Arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat murni dikatakan fungsional dan tidak murni representasional. Ada sebuah artikel tentang Arsitektur High Tech yang mengatakan bahwa ada sesuatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan sebagai salah satu contoh struktur tarik Arena Es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws. Di sini terlihat ketegasan, dimana bangunan kotak menjadi dinamis, menonjolkan diri sendiri dan sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang membawa khayalan pada sebuah kapal layar. Sebuah efek yang sama dapat timbul dari aplikasi sepasang tiang semu sebagai struktur sebagai portal biasa.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Tetapi arsitek High Tech sebenarnya tidak akan pernah untuk berbuat demikian. Struktur haruslah nyata dan dalam batas-batas fungsional tertentu. Dalam kasus ini pembatasannya adalah tanah dengan daya dukung rendah. Dari semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, dipilih struktur tarik bagaimanapun itu bukanlah pemecahan yang ekonomis namun lebih melambangkan kekuatan. Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali, namun dia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif sama dan sama sekali tidak menunjukkan sebagai sebuah mesin. Bangunan High Tech memang kelihatan seperti sebuah mesin, dimana mesin adalah : •
Lebih dari sekedar metafora
•
Sebuah sumber teknologi dan imajinasi
•
Mesin biasanya digunakan untuk produksi massal
•
Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan
•
Terbuat dari material sintesis, seperti metal, kaca, dan plastik
Karakteristik ini menjadi sebagai sebuah referensi dari Arsitektur High Tech. Bangunan bisa diproduksi massal atau setidaknya banyak memperlihatkan perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, atau dapat dipindah-pindahkan seperti televisi, tetapi mereka biasanya dibuat dari komponenkomponen yang berbeda, dan biasanya muncul dengan mengambang beberapa inci dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu dapat dipindah ataupun bergerak. Namun begitu, bangunan tersebut dari teknologi konstruksi sejauh mana bisa memberikan kesan seperti mesin. Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme
Struktur dan Zona Servis Kejayaan Teknologi
Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
perbedaan gaya dua arsitek High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan Richard Rogers : •
Rogers sangat suka meletakkan pipa-pipa saluran di seluruh fasade
bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap ada suatu pembatasan yang fungsional. Di samping itu juga mengambil efek-efek pictureque dimana permainan bayangan dan cahaya sama pentingnya. •
Foster sebaliknya hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran servis
tepat tidak di luar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkannya pada langitlangit gantung atau lantai yang ditinggikan. Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan berbagai macam keuntungan. Ruang dan Fleksibilitas Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti: •
Kekuatan struktur baja
•
Keluwesan permukaan yang menakjubkan
•
Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.
•
Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
•
Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan
kegunaan bangunannya •
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech
Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas (dalam Arsitektur High Tech). Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
memaksimalkan pemanfaatan berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi, dan elemen pelengkap, seperti partisi dan sebuah grid biasa. Hal yang dapat dipelajari : Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona servis, dan utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech dan Kota Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyod’s Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech. Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu : • High Tech melihat ke depan • Arsitektur yang optimistik • Pengaturan sementara daripada ruang permanen • Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan lingkungan • High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan tradisi kesinambungan dan sejarah • Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan tradisional. Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah. Kesimpulan • Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme • Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal. • Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal. • Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah.
Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech, “The Battle of High Tech Great Buildings with Great Faults”, dua bangunan High-Tech yang sangat penting dalam abad ini adalah Hong Kong Bank (yang merupakan salah satu karya masterpiece Norman Foster) dan Lloyd’s Building, London (Richard Rogers). Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan namun seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan, ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Building. (Farmer, Ben & Hentie Low, 1993)
Menurut Charles Jenks, ada 6 karakteristik Arsitektur High Tech: Karakteristik Arsitektur High Tech Karakteristik arsitektur High Tech adalah 1: 1.
Inside-out Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti
kaca.
tertutup/ditutupi
Fungsi-fungsi terkadang
yang
umumnya
ditonjolkan
keluar,
seperti fungsi servis dan utilitas.
2.
Gbr 3.1. Bangunan dengan finishing kaca transparan
Celebration of process Penekanan
terhadap
pemahaman
mengenai
konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, di antaranya hubungan dari struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga 1
Collin Davies, High Tech Architecture
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gbr 3.2. Ekspos detail struktur bangunan
timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu “ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.”
3.
Transparansi, pergerakan dan pelapisan. Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan tanpa terkecuali. Pelapisan dari pipapipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift merupakan karakteristik dari bangunan high tech. Gbr 3.3. Interior Llyoid’s Building mengekspos jalur sirkulasi
4.
Pewarnaan yang cerah Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, sehingga memahami penggunaanya secara efektif. Contohnya adalah pada bangunan Millenium Dome dimana struktur penopang bangunannya yang berupa space truss baja dicat dengan warna oranye cerah seolah untuk menonjolkan struktur tersebut.
5.
Gbr 3.4. Millenium Dome menggunakan warna oranye cerah pada struktur Sumber: Millenium Architecture
Komponen-komponen penopang yang ringan Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gbr 3.5. Penggunaan kabel ringan sebagai struktur Sumber: Sir Norman Foster
6.
Optimisme dalam Kultur Scientific di Masa Depan Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai/tidak ketinggalan zaman.
Gbr 3.6. Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan kesan scientific Sumber: Sir Norman Foster
III. 2. Interprestasi tema Badminton Training Centre merupakan pusat pelatihan Bulutangkis yang di dalamnya terdapat berbagai lapangan bulutangkis yang digunakan untuk pelatihan dan fasilitas-fasilitas lainnya.. Untuk menciptakan sebuah Badminton Training Centre dengan beberapa ruangan yang menuntut fleksibelitas ruangannya maka diambillah tema arsitektur High Tech yang dapat menciptakan fleksibelitas sebuah ruangan dengan pengunaan sistem struktur bentang lebar.
Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.
Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.
Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya, sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu, material
tersebut
juga dapat dimanfaatkan untuk menjadikan suatu bangunan
menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.
III. 3. Studi Banding Tema Sejenis 3.1 Warehouse and Distributon Center for Renault, UK Warehouse and Distributio Center for Renault adalah bangunan yang berfungsi sebagai gudang dan distribusi bagi kendaraan Renault di swindon. Bangunan ini berdiri diatas area seluas 6.5 hectar, dengan menggunakan modul pada bangunan untuk mengintegrasikan program dan site sehingga dapat diisi/ditambah untuk pertumbuhan bangunan selanjutnya. Penggunaan modul menyebabkan denah menjadi pesegi walaupun pada satu sisi tapak tidak persegi, ini disesuaikan dengan konsep fungsional yang tidak harus terikat dengan bentukan tapak.
Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and Distributon Center for Renault
Gambar 3.8.. Interior ruang pameran Warehouse and Distributon Center for Renault
Bangunan ini menggunakan struktur rangka baja yang ditopang dengan kabel baja sehingga menimbulkan ekspresi bangunan yang kokoh. Pewarnaan pada struktur ini menjadi cirri khas bangunan untuk membedakan struktut, tangga, dan utilitas.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and Distributon Center for Renault
Gambar 3.9. .Sistem Struktur Warehouse and Distributon Center for Renault
Untuk envelope bangunan menggunakan material kaca dan almunium. Pada bagian sisi dengan visual kedalam yang maximal menggunakan bahan kaca untuk menunjukkan fungsi atau kegiatan didalam bangunan. sedangkan pada sisi yang dominant untuk egiatan servis menggunaan material penutup dari bahan almunium yang berwarna perak. Sedangkan tangga diletakkan pada bagian luar bangunan. Pada bagian atap terdapat skylight yang berada dipertemuan kolom dengan balok rangka atap.
2. THE GREAT COURT OF BRITISH MUSEUM (1997 – 2004)
British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan
pencahayaan alami. (www.architectureweek.com)
GAMBAR 3.11. Tampak samping great court Sumber : Internet Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
GAMBAR 3.12. British museum
GAMBAR 3.13. Tampak atas great court
Sumber : Internet
Sumber : Internet
GAMBAR 3.14. Prinsip ekologi pada great court Sumber : Internet
3. COMMERZBANK TOWER, FRANKFURT, GERMANY (1991 – 1997) Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi di Eropa dan bangunan tinggi ekologi pertama. Pada bangunan ini terdapat taman – taman yang dapat mengalirkan udara dan memberikan cahaya ke dalam bangunan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Bangunan ini berlantai 56, memiliki tinggi 259 meter, menara lampu di bagian atas bangunan memberikan bangunan ini ketinggian tambahan menjadi 300,1 meter. (Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997)
GAMBAR 3.15. Commerzbank tower
GAMBAR 3.16. Denah Commerzbank tower
Sumber : Internet
Sumber : Internet
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
GAMBAR 3.17. Taman pada Commerzbank tower Sumber : Internet
GAMBAR 3.18. Sirkulasi udara pada Commerzbank Tower Sumber : Internet
4. Faculty of Law, University Of Cambridge, Cambrridgeshire, UK
Gambar 3.19. Interior bangunan
Gambar 3.20. Potongan bangunan Sumber : Internet
Sumber : Internet
Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling`s 1967 perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Foster ini paduan rancangan modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan ini terdiri dari perpustakaan hukum, 5 auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan ini berupa lekukan kaca. Pada bangunan ini dirancang meminimalkan penggunan energi listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliah diberi AC. Perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan sangat menyenangkan. Bangunan ini menyerupai potongan suatu bentuk denganpintu masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut, timbunan buku yang Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang memasukan cahaya alami
Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.
Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.
Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1.
ANALISA FISIK/TAPAK
4.1.1. Analisa Lokasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Posisi site terhadap Kota Medan Site berada di perbatasan kota Medan yang
terletak
pada
distrik
perumahan, pendidikan dan rekreasi yang sangat mendukung fungsi dari Gambar 4.1 Key plan dan lokasi proyek
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
proyek ini.
Posisi site terhadap lingkungan Di sekitar site terdapat bangunan dimana fungsi di sekitar lingkungan berupa area perumahan, pendidikan dan pertokoan
Gambar 4.2. Peta lokasi proyek
Site berada pada persimpangan Jl.Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang.
Tanggapan Posisi site terhadap Kota, Kawasan dan Lingkungan sangat strategis untuk fungsi bangunan yang akan didirikan di dalamnya yaitu Badminton Training Centre. Lokasi tidak berada di pusat kota dan bukan jalur sirkulasi padat namun lancar. Lokasi site yang berada pada persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan membuat pencapaian ke dalam bangunan lebih mudah.
Rekomendasi Didalam site akan dibangun Badminton Training centre
yang berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan pertandingan dan pelatihan Bulutangkis nasional maupun internasional juga sebagai tempat untuk memasyarakatkan Bulutangkis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.2. Analisa tata guna lahan
Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
•
Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas
•
Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan
•
Transportasi yang lancar dan baik
•
Luas site yang mendukung ± 2,5 Ha
•
Lahan di sekitar site masih luas
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah, yaitu antara 2-3 lantai
Gambar 4.3. Peta land use Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Legenda Site Perkantoran Permukiman Perdagangan
Berdasarkan land use pada Kecamatan Medan Selayang terdapat beberapa fungsi yaitu : • Permukiman • Perkantoran • Perdagangan • Konservasi • Rekreasi • Lapangan golf • Hutan kota
4.1.3. Intensitas pembangunan
GSB (Garis Sempadan Bangunan) •
Jl. Ngumban Surbakti : 11 meter
•
Jl. Flamboyan : 5 meter
GSB dapat dipergunakan sebagai : •
Parkir
•
Akses untuk pejalan kaki dan kendaraan
Gambar 4.4. Peta intensitas pembangunan
Luas site : 2,5 Ha = 25.000 m² KDB (Bulk) di kawasan sekitar = 80 % x L. Lahan KDB = 80 % x 25.000 m² = 20.000 m²
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Rekomendasi: Pembangunan ini nantinya akan di bangun dengan ketinggian 2-3 lantai dengan memperhatikan ketinggian bangunan di sekitar site Dengan KDB 80 %, maka diharapkan akan tercipta ruang luar yang akan digunakan untuk pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman
Tanggapan Existing site merupakan lahan kosong yang luas sehingga pengolahan bangunan akan lebih mudah dan dapat diusahakan suasana yang nyaman bagi pejalan kaki
Rekomendasi Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar bagi pejalan kaki.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.4. Analisa Sirkulasi
4.1.4.1.
Analisa Sirkulasi Kenderaan Penyebab kepadatan tinggi pada beberapa ruas jalan menuju site disebabkan antara lain:
Terdapat simpang yang bernama simp. Pemda dimana kepadatan cukup tinggi
Dengan adanya bangunan berfungsi stadion maka jl ngumban surbakti dan jl flamboyan akan menjadi padat
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Simpang pos yang cukup padat akibat ada pajak dan stasiun kenderaan umum
Jalan Ngumban Surbakti Jalan Setia Budi
Gambar 4.5. Analisa sirkulasi kenderaan
Jalan Flamboyan
Jalan Jamin Ginting
Gambar 4.6. Analisa sirkulasi kenderaan Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Jalan Karya Jasa
•
Jl. Setia Budi -
jalur sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll.
-
Lebar jalan 13 meter
-
Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.
•
Jl. Jamin Ginting -
jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi
-
lebar jalan 15 meter
-
intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore. Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya.
•
Jl. Ngumban Surbakti -
merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.
-
Lebar jalan 20 meter
-
Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya Jasa
•
•
Jl. Flamboyan -
jalur sirkulasi dua arah, dilalui semua jenis kenderaan
-
lebar jalan 10 meter
-
intensitas kenderaan kecil atau sedang
Jl. Karya Jasa -
merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
-
Lebar jalan 20 meter
-
Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan
jl Jamin ginting dan
Ngumban surbakti.
4.1.4.2 Sirkulasi Pejalan kaki
Pedestrian bagi pejalan kaki
Tanggapan Pada daerah ini ih diki
Gambar 4.7. Analisa sirkulasi pejalan kaki
Tanggapan Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan. Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya pembangunan proyek ini. Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk berjalan disekitar site. Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Rekomendasi Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang belum baik.
4.1.5. Analisa Pencapaian
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi Angkutan Umum Sepeda Motor Taxi Becak Bermotor Sepeda Gambar 4.8. Analisa pencapaian
Tanggapan
Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan relatif sedang.
Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan sedang
Jl. Flamboyan
merupakan jalan dua arah dengan intensitas kendaraan padat-
lancar.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Rekomendasi
Jalan utama merupakan Jl. Ngumban surbakti dan memiliki kemudahan dalam hal akses ke bangunan, hal ini menjadi pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.
Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi coakan untuk memberi ruang lebih bagi kendaraan yang masuk serta menghindari kemacetan karena antrian.
Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Flamboyan untuk memudahkan sirkulasi dalam site.
Untuk entrance servis akan di buat enterance khusus untuk akses menuju area servis bangunan.
4.1.6. Analisa Vegetasi
Gambar 4.9. Analisa vegetasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Tanggapan •
Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon besar masih berdiri di sepanjang jalan terutama pada Jl. Ngumban Surbakti. Vegetasi ini dimanfaatkan untuk peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk.
•
Terdapat tempat bagi pejalan kaki yang cukup nyaman dan baik
Rekomendasi •
Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang Jl.Ngumban Surbakti tetap dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian.
•
Perlu ditambahkan taman disekitar pinggir jalan terutama di jalan flamboyant yang jumlah vegetasinya masih kurang.
•
Pola pedestrian harus lebih dibaguskan.
4.1.7. Analisa Matahari a. Lapangan pertandingan
Tanggapan : Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak mempengaruhi
orientasi
dari
lapangan
pertandingan. Walaupun sebenarnya pada bangunan
arah
matahari
mempengaruhi
orientasi bangunan. Hal ini disebabkan karena bangunan ini adalah bangunan tertutup.
Gambar 4.10. Analisa matahari
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
b. fasilitas pendukung Area yang stabil dan normal karena tidak terkena panas matahari langsung atau tidak terkena panas matahri sore hari yang menyengat dan tidak sehat
Area yang stabil atau normal. tidak terlalu panas dan menyengat
Area yang cukup panas karena matahari sore yang panas dan menyengat
Area yang Panas, terkena Matahari Pagi, namun tidak menyengat dan sehat.
Area yang stabil dan normal karena tidak terkena panas matahari langsung atau tidak terkena panas matahri sore hari yang menyengat dan tidak sehat
Gambar 4.11. Analisa matahari
Tanggapan •
Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan tidak menyengat.
•
Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Rekomendasi •
Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi yang sehat kedalam bangunan.
•
Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi dengan minim bukaan dan shading pada fasade
•
Barier dapat berupa tanaman atau vegetasi juga diletakkan untuk shading matahari
4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara Tanggapan Sumber kebisingan dari arah Jl. Ngumban
Surbakti
dan
Jl.
Flamboyan. Kebisingan dan polusi ditimbulkan
oleh
banyaknya
aktifitas kendaraan yang melalui jalan ini. Rekomendasi Untuk mengurangi kebisingan dari arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak yang cukup antara jalan dengan bangunan dan juga menempatkan vegetasi buffer untuk mengurangi merambatnya suara bising ke site. Gambar 4.12. Analisa kebisingan dan polusi udara
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.9.
Analisa Utilitas
4.1.9.1.
Pola-pola Penerangan
Gambar 4.13. Pola penerangan
Tanggapan Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di kedua ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu ruas Jl. Flamboyan , dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan dekat dengan parit di sepanjang jalan.
Rekomendasi Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah pada ruas jalan sebelah kanan jl Flamboyan, sesuai dengan kebutuhan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.9.2 .
Jalur Utilitas
Gambar 4.14. Jalur utilitas
Tanggapan Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada didalam bangunan Badminton Training centre ini.
Rekomendasi Jalur utilitas yang ada dipertahankan untuk mendukung dan memberikan kemudahan dalam hal pelayanan bangunan. Perbaikan beberapa jalur utilitas yang sudah mengalami kerusakan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
4.1.10.
Analisa View
4.1.10.1. Analisa View dari Luar ke Dalam
View dari arah ini sangat baik yang berasal dari jalan utama.
+++
-
+++ ++
View kearah ini cukup baik karena menghadap tanah kosong
Gambar 4.15. analisa view luar ke dalam
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
View dari persimpangan sangat baik karena merupakan area yang banyak dilalui oleh kenderaan dan dapat terlihat dengan jelas dari arah ini.
Tanggapan +++
merupakan daerah yang memberikan view sangat baik
++
merupakan daerah yang memberikan view cukup baik
+
merupakan daerah yang memberikan view sedang
-
merupakan daerah yang memiliki view kurang baik
Rekomendasi Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik pada sisi + dan – pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area parkir atau area sirkulasi
4.1.10.2 View dari Dalam ke Luar
View bangunan kearah ini sangat baik karena menghadap jalan utama yang banyak dilalui kenderaan bermotor.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
+++
View ke sisi ini kurang baik karena langsung berbatasan dengan rumah penduduk yang kurang terawat.
+++ ++ Pada sisi ini viewnya cukup bagus, pada sisi ini terdapat rumah makan, tanah kosong dan rumah penduduk.
Gambar 4.16. analisa view dari dalam ke luar
Tanggapan •
Pada Persimpangan antara Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan memiliki view yang sangat baik keluar bangunan
•
Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar.
Rekomendasi Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban Surbakti yang juga akan diolah agar view kearah jln initidak tertutup. Begitu juga dengan
4.2.
ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL
4.2.1. Pelaku dan Aktifitas
a) Pelaku kegiatan Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari: •
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas: -
Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
-
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta penonton pertandingan.
-
Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
-
Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari hiburan.
•
Pengelola.
b) Kegiatan •
Kegiatan utama
1
Olahraga Bermain, berlatih dan bertanding.
2 Rekreatif Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis 3 Edukatif Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik •
Kegiatan pendukung
4
Souvenir dan retail shop Menjual barang-barang olahraga 5 Restoran dan kafe Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. 6 Ruang pertemuan tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan wartawan 7 Pusat kebugaran
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah raga. 8 Museum olahraga Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang bulutangkis. 9 Klinik kesehatan Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di Badminton Training Centre ini
1. Pengelola. Ruang-ruang yang dibutuhkan : -
R.Kerja
-
R.Direktur Umum
-
R.Direktur per divisi
-
R.Manager per divisi
-
R.Ass Manager per divisi
-
R.Karyawan
-
R.Ganti
-
R.Tunggu
-
Ruang Penyimpanan
-
Toilet
2. Kegiatan Pelayanan Teknis. Ruang-ruang yang diperlukan : -
Ruang Operator
-
R.O. PABX dan Sound System
-
CCTV
-
Pompa dan Ground
-
Reservoir
-
Tempat Pembuangan Sampah
c. Skema Aktivitas Pemakai Pengelola dan Karyawan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Pengelola Proyek Datang
Kantor Pengelola
Entrance
Parkir Pengelola
Administrasi
Istira hat
Pulang
Kontrol
Gambar 4.17. Skema Aktifitas Pengelola
Pengunjung dan Penonton
Datang
Entrance
Parkir Pengunjung
Kegiatan Bangunan
Pulang
Pengelola
Gambar 4.18. Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola
Servis Servis
Parkir Servis
Gambar 4.19. Skema Aktifitas Servis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Entrance
Bangunan
d. Organisasi Ruang Pemain, Ofisial dan Wasit PARKIR R. GANTI PEMAIN I PRIVAT ENTANCE MEDIS MIXED ZONE
R.GANTI WASIT TES DOPING
LAP. PERMAINAN R. GANTI PEMAIN II
Gambar 4.20. Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit
Pemain ENTRANCE
KORIDOR
R. DELEGASI
ENTRANCE MEDIA
R.PEMANASAN
R.GANTI
R.PIJAT/MASSAGE
R. MEDIA SHOWER
WC/TOILET
Gambar 4.21. Skema Organisasi Ruang Pemain
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Pengunjung
TICKET BOX
Pemeriksaan Pra pertandingan
PEMERIKSAAN 2
ENTRANCE
TRIBUN PENONTON
PEMERIKSAAN 4
PEMERIKSAAN 3
Gambar 4.22. Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung
Area VIP PRIVAT ENTRANCE
STUDIO TV
RECEPTIONIST
AREA VIP
TOILET
Gambar 4.23. Skema Organisasi Ruang VIP
Restoran
BAR COUNTER OPERATOR
DAPUR BANQUET G.KERING
ENTRANCE
PANTRY
DAPUR G.BASAH
R.PEGAWAI
KASIR
R.GANTI Gambar 4.24. Skema Organisasi Ruang Restoran Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
R. Pertemuan
ENTRANCE
DAPUR
R.PERALATAN
LOBBY / R.TUNGGU
R.PERTEMUAN
R.PENGELOLA
TOILET
R.RAPAT
Gambar 4.25. Skema Organisasi Ruang Pertemuan
Fitness Center/Pusat Kebugaran
ENTRANCE
R.GANTI
TOILET
LOBBY/ R.PENERIMA
R.LATIHAN
R.PENGELOLA
R.INSTRUKTUR
Retail Shop & Snack corner KASIR
ENTRANCE
GUDANG
Gambar 4.27.Skema Organisasi Ruang Retai
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
R.REPARASI/ PERALATAN
Pengelola
R.DIREKTUR
R. MANAGER
ASS. MANAGER
OPERASIONAL
R.KEPALA DIVISI
R.STAF DIVISI
Gambar 4.28. Skema Organisasi Ruang Pengelola
e. Kapasitas Pengunjung Analisa Kebutuhan Parkir Fasilitas parkirbadminton training centre harus menyediakan area khusus untuk petugas keamanan yaitu polisi dan satpam, pemadam kebakaran, ambulans, dan perangkat-perangkat darurat lainnya diluar kebutuhan parkir penonton. Area parkir tersebut harus ditempatkan dekat dan langsung, jalurnya khusus baik masuk dan keluar dari stadion serta terpisah dari jalur sirkulasi kenderaan maupun penonton.
Perkiraan Kebutuhan Parkir Penonton Kapasitas Penonton = 5.000 org
Tabel 4.1. kebutuhan parkir •
Mobil Pribadi Asumsi
: Jumlah 15%
Standard : 12,5 – 14 m2 (Data Arsitek) Jumlah pengguna mobil pribadi
= 15% x 5000 = 750 orang
Tiap mobil memuat 4-5 orang, Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
maka diperkirakan jumlah mobil
= 750 / 4 = 188 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk parkir mobil adalah
= 188 x 14 m2 = 2632 m2
•
Bus Rombongan Asumsi
: Jumlah 5 %
Standard : 28 m2 (Data Arsitek) Jumlah pengguna bus rombongan
= 5% x 5000 = 250 orang
Tiap bus memuat 30 orang, maka diperkirakan jumlah bus
= 250/30 = 8,3 = 9 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk parkir bus adalah
= 9 x 28 m2 = 252 m2
•
Sepeda Motor Asumsi
: Jumlah 30%
Jumlah pengguna sepeda motor
= 30% x 5000 = 1500 orang
Tiap sepeda motor membawa 2 orang, maka diperkirakan jumlah sepeda motor
= 1500/2 = 750 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk parkir sepeda motor
= 750 x 2m2 = 1500 m2
•
Taksi Asumsi
: Jumlah 2 %
Standard : 12,5 -14 m2 Jumlah pengguna sepeda motor
= 2% x 5.000 = 100 orang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Tiap taxi diperkirakan membawa 2-3 orang, maka jumlah taksi
= 100 /3 = 33,3 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk parkir taxi
= 33 x 14 = 462 m2
•
Sisa pengunjung diasumsikan naik kenderaan umum dan berjalan kaki sebesar 48 %
= 48% x 5.000 = 2400 orang
Perkiraan Kebutuhan Parkir Pengelola •
Parkir mobil untuk 5 mobil
= 75 m2
•
Parkir sepeda motor untuk 50 buah
= 100 m2
•
Mobil servis untuk 5 mobil
= 75 m2
Jumlah luas keseluruhan lahan parkir yang dibutuhkan (2632+ 252 + 1500 + 462 + 75 + 100 + 75) m2
= 5096 m2
4.2.2. Program Ruang Kebutuhan ruang, aktivitas pemakai, serta dimensi ruang (berdasarkan studi banding, pengamatan dan standar ruang)
Bangunan utama - ruang untuk bangunan utama Adapun program ruang dari bangunan ini adalah
Kebutuhan ruang
Sub Ruang
KAP
STD
SUMBER LUAS
Lapangan
10 unit
240 m2/unit
DA
2400
Tribun Penonton
500 org
0,54 m2/ org
DA
270
4500 org
0,45 m2/ org
DA
2025
R. Atlit
2 unit
18 m2/unit
A
36
R. Pelatih
2 unit
8,75 m2/unit
A
17,5
VIP Tribun Penonton Biasa
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
TOTAl 5457
R. P3K
1 unit
10,5 m2/unit
A
10,5
R. Offisial
1 unit
45 m2/unit
A
45
R. Pers
1 unit
21 m2/unit
A
21
Toilet - Wanita
Closet
22 unit
1,4 m2/unit
DA
30,8
Washtafel
16 unit
0,4 m2/unit
DA
6,4
Closet
18 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
10 unit
0,4 m2/unit
DA
4
Urinoir
27 unit
0,6 m2/unit
DA
16,2
@ 300 org
0,45 m2?org
DA
270
R. Atlit
@ 2 unit
13,5 m2/ unit
A
54
R. Pelatih
@ 2 unit
16, 2 m2/ unit
A
64,8
R. P3K
@ 1 unit
19,5 m2/ unit
A
39
R. Offisial
@ I unit
16,5 m2/ unit
A
33
- Pria
Tribun Penonton
Toilet - Wanita
Closet
@ 13 unit
1,4 m2/unit
DA
36,4
Washtafel
@ 8 unit
0,4 m2/unit
DA
6,4
Closet
@ 9 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
@ 6 unit
0,4 m2/unit
DA
4,8
Urinoir
@ 13 unit
0,6 m2/unit
DA
15,6
Kamar Tidur
25 unit
16,2 m2/unit
DA
405
Toilet
25 unit
1,8 m2/unit
DA
45
Kamar Tidur
25 unit
16,2 m2/unit
DA
405
Toilet
25 unit
1,8 m2/unit
DA
45
- Pria
Asrama Asrama Putra
450
Asrama Putri
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
450
Ruang Belajar
Kelas
2 unit
225 m2/unit
DA
450
450
Hall
Hall
200 org
0,6 m2/ org
DA
120
120
Kantin
Area makan
180 org
1,4 m2/org
TS
252
Pantry
4 org
-
DA
54
Dapur
-
40 %
DA
100,8
DA
20,16
426,96
R.makan R.saji
-
20 % Dapur
Toilet
Toilet
79,2
- Wanita
Closet
3 lantai (@
1,4 m2/unit
DA
25,2
6 unit)
Washtafel
@ 8 unit
0,4 m2/unit
DA
9,6
Closet
@ 6 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
@ 4 unit
0,4 m2/unit
DA
4,8
Urinoir
@8 unit
0,6 m2/unit
DA
14, 4
- Pria
Sub total
7433
. Ruang pendukung
-Restoran (2 unit)
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang Banquet
Kapasitas Standard/
ruang -
Menikmati
Pengunjun
hidangan,
g
mengantar
-Pelayan
hidangan
Bar
-Pelayan
Memesan
counter
bar
snack&min
-
uman,
R.Makan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Dimensi
sumber 350 org
1,85m2/ meja
150 org
0,65m2/ meja
161,2 m2
24,4 m2
Pengunjun
menyediaka
g
n pesanan, menikmati pesanan
R.Penyim Bahan-
Tempat
panan
bahan
penyimpana
mentah
n bahan-
10% L
18,56 m2
bahan makanan Kasir
-Kasir
Membayar
2m2/unit
4 m2
makanan,me -
layani
Pengunjun
pembayaran
g Dapur
-Pelayan
Memasak,
-Pegawai
menyiapkan
60% L
111,36 m2
pesanan, mencuci Gudang
Alat-alat
Menyimpan
5% L
kebersihan alat-alat R.Pegaw
-Pegawai
ai
m2
Istirahat,
10 org
ganti -Pengelola
R.operato -Pegawai r acara
5,568
5-
80 m2
10m2/org
pakaian Persiapan
10 org
5m2/org
50 m2
-Teknisi Luas total 2 restoran
456 m2
-Ruang pertemuan/serbaguna
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Kapasitas Standard/
Dimensi
ruang Ruang
ruang -Pengelola
Rapat,
pertemua -Pegawai
pertemuan
n/serbag
-Manager
antar klub
una
-Atlit
dan
-Wartawan
organisasi,
-Staff
konfrensi
ofisial
pers, acara
sumber 200 org
0,65m2/or
130 m2
g
formal Ruang
-Staff
Tunggu
ofisial
/lobby
-Wartawan
Menunggu
50 org
0,9m2/org
45 m2
Pengelolaan
5 org
5m2/org
25 m2
10 org
0,18m2/or
18 m2
-Pengguna gedung Ruang
Pegawai
pengelol
bangunan,
a
kegiatatan administrasi
Ruang
Alat-alat
peralatan
Pemyimpan an alat
Ruang
-offisial
rapat
-pengelola
g
Rapat
40 org
0,65m2/or
26 m2
g
-organisasi Dapur
Toilet
-Pelayan
Menyiapkan
-Pegawai
makanan
-
Buang air,
Pengunjun
membersihk
g
an wc
5m2/org
Wastafel
t Urinoir
-Pegawai -Pengelola
0,9m2/uni
0,72m2/un it
Kakus
1,04m2/un it
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
5 m2
4,6 m2
Luas total ruang serbaguna
254 m2
-Pusat kebugaran
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang Ruang
Kapasitas Standard/
ruang -
Dimensi
sumber
Menunggu
20 org
0,5m2/org
10 m2
Berlatih
50 org
3,06m2/or
153 m2
penerima/ Pengunjun lobby
g -Atlit -Pegawai
Ruang
-
latihan
Pengunjun
g
g -Atlit -Pegawai -Instruktur Reseptioni s Ruang
-
Berganti
ganti
Pengunjun pakaian, g
mandi,meny
-Pegawai
imoan
-Cleaning
pakaian di
service
loker
Locker pria
30 org
Wastafel
@0,53m2
15,9 m2
0,9m2/uni
1,8 m2
t Shower
10 org
1,26m2/or
12,6 m2
g Locker wanita
Wastafel
20 org
@0,53m2
10,6 m2
0,9m2/uni
1,8 m2
t Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Shower
10 org
1,26m2/or
12,6 m2
g Ruang
Pegawai
Mengurus
pengelola
pengelola
administrasi
Ruang
Instruktur
Istirahat,
instruktur
5 org
5m2/org
25 m2
10 org
1,5m2/org
15 m2
5 org
5m2/org
25 m2
persiapan, ganti pakaian
Ruang
Alat-alat
Memperbai
reperasi
ki alat-alat
dan
fitness
peralatan Toilet
-
Buang air,
Westafel (2)
Pengunjun membersihk
Urinoir (2)
g
Kakus (2)
an wc
9,2 m2
-Cleaning service -Pegawai pengelola Luas total pusat kebugaran
292,5 m2
-Retail shop (23 unit)
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang Ruang
ruang Penyewa
Berjualan
Kapasitas Standard/
Dimensi
sumber @30m2
690 m2
display Luas total 23unit retail shop
-Snack corner (8 unit)
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
690 m2
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang Ruang
Kapasitas Standard/
ruang Penyewa
Dimensi
sumber
Berjualan
@50m2
400 m2
display Luas total 8 unit souvenir shop 400 m2
-Ruang pengelola gedung
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kapasitas Standard/
ruang
Ruang
-Staff
kerja
ofisial
Dimensi
sumber
Bekerja
20 org
5m2/org
100 m2
Manajemen
10 org
1,2m2/org
12 m2
5 org
1,2m2/org
6 m2
10 org
5-
-Pegawai Ruang
Manager
manager
maintenance bangunan
Ruang
Asistan
Manajemen
Ass
manager
maintenance
manager Ruang
bangunan Pegawai
Bekerja
Karyawa
50 m2
10m2/org
n Ruang
Pegawai
Ganti
Istirahat,
Locker pria
12 org
63,6 m2
berganti pakaian
Lavatory
Locker wanita
3m2/unit
8 org
Lavatory
Ruang
@0,53m2
-Tamu
Menunggu
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
10 org
@0,53m2
6 m2
42,4 m2
3m2/unit
6 m2
0,5m2/org
5 m2
tunggu
-Pegawai
Ruang
Peralatan
Tempat
penyimpa
penyimpana
nan
n peralatan
Toilet
-
Buang air,
9m2
Wastafel
Pengunjun membersihk
Urinoir
g
Kakus
an wc
9 m2
9,2 m2
-Cleaning service -Pegawai pengelola Luas total ruang pengelola gedung
309,2 m2
-Ruang pelayanan teknis
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi ruang
Ruang
-Teknisi
Pemberian
operator
-Pegawai informasi
Ruang
-Teknisi
Pengoperasian
PABX dan
-
dan reperasi
sound
Operator
alat
Ruang
-Teknisi
CCTV
-
sumber 12m2
12 m2
20m2
20 m2
Pengawasan
20m2
20 m2
Pengoperasian
20m2
20 m2
20m2
20 m2
system
Operator Pompa dan
Teknisi
ground
dan reperasi
reservoir
alat
Tempat
Pengumpulan
pembuangan
sampah dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
sampah
pemindahan sampah Luas total ruang pelayanan teknis
Table 4.2. program ruang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
92 m2
BAB V PROGRAM DAN KONSEP PERANCANGAN
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Zoning dan Tata Ruang Luar Parkir khusus bus untuk supporter dan pengunjung. Sengaja ditempatkan dekat pada sisi persimpangan site dan jalur entrance sendiri untuk memudahkan pengontrolan keamanan.
Penyediaan open space atau plaza yang luas sebagai tempat public karena bangunan ini sendiri adalah bangunan yang bersifat bangunan public. Open space ini juga berghuna sebagai tempat bermain bulutangkis bagi masyarakat sekitar
Pemain, Offisial, dan wartawan diberi akses khsusus menuju langsung ke ruang pemain dan arena pertandingan. Hal ini ditujukan untuk memberikan rasa nyaman, aman dan jaminan keselamatan bagi para atlit.
Penempatan parkir petugas keamanan yang dekat dengan parkir pemain untuk keamanan pemain tersebut
Zona khusus disediakan bagi pejalan kaki dan dengan enterance khusus. Hal ini bertujuan untuk kemudahan akses bagi pejalan kaki selain untuk mengurangi kontak langsung pejalan kaki dengan kendaraan bermotor.
Entrance untuk kendaraan bermotor di khususkan pada Jl. Flamboyan dengan pembagian jalur berdasarkan jenis kendaraan, roda dua dan roda empat.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Penempatan Lapangan bulutangkis sebagai focal point pada site yang berada di persimpangan jalan.
Gambar 5.1.1 Konsep Ruang luar 5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi a. Sirkulasi Pejalan Kaki 1. Pejalan kaki turun dari kenderaan umum dan langsung menuju ke area plaza bebas kendaraan. 2. Pejalan kaki yang datang dari seberang jalan dapat menggunakan skybridge untuk menyeberang dan dapat langsung menuju ke lantai dua bangunan stadion melalui plasa Setelah
pertandingan usai dan
saatnya
untuk
meninggalkan area
pertandingan jalur masuk kembali dapat digunakan untuk jalur keluar orang. Dengan demikian sirkulasi pejalan kaki/penonton lain tidak membingungkan pemakai.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Gambar 5.2 Sirkulasi Pejalan kaki b. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan 1. Kendaraan (mis: bus pemain) masuk melalui entrance khusus yang bedekatan langsung dengan parkir polisi untuk memudahkan penjagaan keamanan. 2. Parkir khusus wartawan dan pengelola. 3. Untuk jalur keluar dapat melalui jalur masuk.
Gbr. 5.3. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
c. Sirkuasi Kendaraan Bermotor 1. Kendaraan bermotor : Mobil masuk dari sisi jalan Ngumban Surbakti dan flamboyan sedangkan sepeda motor melalui jalan flamboyan saja. 2. Untuk parkir yang terdapat disamping bangunan dengan sirkulasi dua arah dan dua sisi parkir, kiri dan kanan. 3. Untuk keluar dari area parkir di sediakan jalur keluar melalui jalan Ngumban Surbakti dan jalan Flamboyan bagi mobil dan bagi sepeda motor keluar melalui jl. Flamboyan. 4. Parkir vip berada di dalam bangunan 5. Parkir bagi para penghuni asrama diletakkan di depan bangunan asrama tersebut.yang masuk melalui jalan flamboyan
.
Gbr. 5.4. Sirkulasi Kendaraan Bermotor Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
] 5.1.3. Konsep Parkir Parkir tersedia di dalam dan luar bangunan, masingmasing memiliki fungsi tersendiri dan kedudukan antara parkir sepeda motor dan mobil terpisah
Parkir Basemen khusus roda empat
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. kendaraan USU Repository © 2009
Gbr. 5.5. konsep parkir 5.2 Konsep Perancangan Bangunan 5.2.1 Zoning Ruang Dalam
Entrance
Entrance
Lapangan Badminton Ruang Pertemuan
Fasilitas Penyelenggara Pertandingan
Ruang pengelola Entrance
Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang lantai 1 bangunan Badminton Training centre
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Lantai Mezzanine
Lantai Mezzanine
Tribun Penonton VIP
Tribun Penonton
Tribun Penonton
Fitnes Centre Tribun Penonton VIP
Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang lantai 2 bangunan Badminton Training centre
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Tribun Penonton
Ruang Khusus wartawan
Tribun Penonton
Restoran Tribun Penonton
Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang lantai 3 bangunan Badminton Training centre
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
5.3 Konsep Massa Bangunan Konsep bentukan massa sengaja dibuat hampir menyerupai bentukan site dimana site hampir menyerupai bentuk segitiga. Hal ini bertujuan agar bangunan dapat sesuai dengan konteks site. Sehingga terdapat pemanfaatan site yang efisien. Massa bangunan dibuat agak jauh dari jalan agar bangunan ini yang merupakan bangunan yang cukup monumental dapat dinikmati secara keseluruhan oleh orang yang berada di jalan. Bangunan juga menyediakan open space yang berupa lapangan badminton yang digunakan oleh masyarakat umum mengingat bangunan ini adalah bangunan public.
Gambar 5.9 Konsep Massa
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
5.4 Konsep Perancangan Utilitas 5.4.1. Sistem Penyediaan Air Bersih
PDAM
ROOF TANK LT 4 Hydrant P. Kebakaran Toilet LT 3 Hydrant P. Kebakaran Toilet LT 2 Hydrant P. Kebakaran Toilet
Ground Water
POMPA
Gambar 5.10. Skema Perancangan Utilitas
LT 1 Hydrant P. Kebakaran Toilet LT B Hydrant P. Kebakaran Toilet
5.4.2. Sistem Pengelolaan Limbah Sistem Kerja AIR LIMBAH
PIPA HORIZONTAL
CLOSED
2 % (1 cm tiap jarak)
PIPA VERTIKAL DI TIAP SHAFT PROSES SEPTICTANK
Limbah Organik Manusia LIMBAH PADAT
WASTE PROCESSING PLANT
RIOL KOTA
Limbah Cair LIMBAH CAIR
RIOL KOTA
Limbah Restoran LIMBAH ORGANIK
DISPOSAL
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
TPS
TPA
Gambar 5.11. Skema Sistem Pengelolaan Limbah
Sistem Penanggulangan Kebakaran API
HEAD DETECTOR SPRINKLER
ASAP
SMOKE DETECTOR
Gambar 5.12. Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran
5.4.3. Sistem Pendingin Ruangan
Gambar 5.13. Skema Sistem Pendingin Ruangan
5.4.4. Sistem Elektrikal PLN
Lantai 4
METERAN Lantai 3 SENSOR
PANEL UTAMA Lantai 2
GENSET
PANEL DISTRIBUSI Lantai 1 UNIT BEDAH LISTRIK Basement
Gambar 5.14. Skema Sistem Elektrikal
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
HASIL PERANCANGAN
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan berupa gambar-gambar dan foto-foto maket : 6.1.
Hasil Perancangan Gambar
Site Plan
Ground Plan
Denah Lt. 1 Badminton Training Centre
Denah Lt. 2 Badminton Training Centre
Denah Lt. 3 Badminton Training Centre
Denag Lt 1 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 2 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 3 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 4 Asrama Mahasiswa
Denah Lt. Basement
Denah Mezzanine
Tampak Depan dan Tampak Samping Kanan
Tampak Belakang dan Tampak Samping Kiri
Potongan A-A dan Potongan B-B
Rencana Pembalokan LT. 1
Rencana Pembalokan LT. 2
Rencana Pembalokan LT. 3
Rencana Pondasi
Rencana Atap
Rencana Utilitas
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA •
Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan susunannya.
•
De Chiara, Joseph de, Crosbie, 2001, Micahel J. Time Saver Standards for Building Types. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
•
John, Gerain dan Campbell Kit, (1996), Handbook of Sports and Recreational Building Design, Architectural Press, Sports Council, Wallington, Surrey.
•
Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta: Erlangga.
•
Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta: Erlangga.
•
White Edward. T. 1992. Buku Sumber Konsep, Terjemahan Intermata, Bandung.
•
Poerbo Hartono, 1995. Utilitas Bangunan, Jakarta: Erlangga.
•
DEPDIKBUD, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
•
Mega, Indra; 2000. Kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
•
Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan Dalam Angka
•
Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis
•
www.pbdjarum.com
•
www.wikipedia.com
•
www.leebadmintontrainingcentre.com
•
www.pbjayaraya.com
•
www.pbpbsi.com
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. USU Repository © 2009