Dekonstruksi Merek
1
2
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
3
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
4
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
5
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
6
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
7
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Brand positioning dapat diidentifikasi dengan menentukan customer based brand equity.
resonance
Judgment
Performance
Feelings
Imagery
Salience
8
Dekonstruksi Merek- 04
Relationship
Response
Meaning
Identity
Manajemen Merek : @ LTL 2014
9
•
BRAND SALIENCE: this relates to aspect awareness of the brand.
•
BRAND PERFORMANCE: this relates to ways in which product/service meets customer needs.
•
BRAND IMAGERY: it’s how customers visualize a brand abstractly, with no relevance to what the brand actually does.
•
BRAND JUDGMENTS: the customer’s personal opinions and evaluations whit regard to the brand
•
BRAND FEELINGS: the customer’s emotional responses and reactions whit respect to the brand
•
BRAND RESONANCE: ultimate relationship & level of identification that the customer has whit the brand Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Empat langkah membangun merek • • • •
10
Identity (WHO ARE YOU) Meaning (WHAT ARE YOU) Response (WHAT ABOUT YOU) Relationship (WHAT ABOUT YOU & ME
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Perusahaan telah menyadari bahwa peluang pasar baru bukanlah berdasar pada pengurangan biaya dan peningkatan keuntungan pada suatu model bisnis tertentu, tetapi di atas segala-galanya adalah pengembangan sumber pendapatan yang benar-benar baru dengan ide-ide yang inovatif. Tetapi sesungguhnya apa yang membentuk konsep suatu merek yang hebat saat ini
11
Aspek EMOSIONAL Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Aspek EMOSIONAL Bagaimana suatu merek menggugah perasaan dan emosi konsumen; bagaimana suatu merek hidup bagi masyarakat dan membentuk hubungan yang mendalam dan tahan lama. (Marc Gobe:2001) Emosional Branding adalah saluran dimana orang secara tidak sadar berhubungan dengan perusahaan dan dengan produk dari perusahaan tersebut dalam suatu metode yang mengagumkan secara emosional.
12
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
INOVASI SAMSUNG
KEANGGUNAN PRADA Semua menjangkau kita secara emosional dengan menangkap imajinasi kita dan menawarkan janji realitas yang baru. Emosional Branding yang kuat dihasilkan dari kemitraan dan komunikasi.
10 Perintah Emosional Branding 1. Dari Konsumen 2. Dari Produk 3. Dari Kejujuran 4. Dari Kualitas 5. Dari Kemasyhuran 6. Dari Identitas 7. Dari Fungsi 8. Dari Ubikuitas 9. Dari Komunikasi 10. Dari Pelayanan
14
Dekonstruksi Merek- 04
Menuju Manusia Menuju Pengalaman Menuju Kepercayaan Menuju Preferensi Menuju Aspirasi Menuju Kepribadian Menuju Perasaan Menuju Kehadiran Menuju Dialog Menuju Hubungan
Manajemen Merek : @ LTL 2014
15
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
16
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
17
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Pengukuran Brand Equity
Brand Equity Customer Based
Customer based brand equity memiliki fokus pada hubungan konsumen dengan merek. 18
Market Based
Market based brand equity bertujuan menciptakan ukuran dalam dolar, rupiah dll. 18
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Membangun “Customer-Based Brand Equity TOOLS AND OBJECTIVES
KNOWLEDGE EFFECTS
Choosing Brand Elements Brand name Logo Character Packaging slogan
Memorability Meaningfulness Transferability Adaptability Protectability
Developing Marketing Programs Product Price Distribution channels communications
19
Depth
Recall recognition
Depth
Purchase consumption
Functional & symbolic benefits Values perceptions Integrate “push & pull” Mix & match option
Laverage of Secondary associations Company Country of origin Channel of distribution Other brands Endorsor Event
Brand Awareness
Awareness Meaningfulness transferability
Dekonstruksi Merek- 04
Brand Associations Strong
Relevance Consistency
Favorable
Desirable Deliverable
unique
BENEFITS Brand Awareness Greater loyalty Less vulnerability to competitive marketing actions Less vulnerability to marketing crises Larger margins More inelastic consumer response to price increases More elastic consumer response to price decreases Greater trade cooperation and suport Increased marketing communication effectiveness Possible licensing opportunities Additional brand extension opportunities
Point-of-parity Pont-of-difference
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Mengukur Ekuitas merek Terdapat dua pendekatan untuk mengukur ekuitas merek: 1. Measuring Sources of Brand Equity: “Indirect approach” dilakukan dengan mengukur struktur pengetahuan merek, yaitu kesadaran konsumen akan merek dan citra merek. Cara ini berguna untuk mengidentifikasi aspek pengatahuan merek apa yang secara potensial mengakibatkan perbedaan respon yang menjadi dasar terciptanya ekuitas merek berbasis konsumen. --- Pengukuran kesadaran merek dapat dilakukan dengan: brand recall dan recognition test. --- Pengukuran kekuatan, keterpilihan, dan keunikan dapat dilakukan dengan cara tehnik kuantitatif dan kualitatif. 20
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
2. Measuring Outcomes of Brand Equity: “Direct approach” dilakukan untuk mengukur akibat dari pengetahuan merek pada respon konsumen akan perbedaan elemen-elemen dari program pemasaran perusahaan. Pendekatan ini berguna dalam memperkirakan kemungkinan hasil dan keuntungan yang meningkat dari perbedaan respon yang menjadi ekuitas merek berbasis konsumen. --- Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode komparasi yaitu mengukur efek persepsi dan pilihan konsumen pada aspek-aspek yang ada pada program pemasaran. --- metode holistik, yaitu mengukur semua nilai yang ada pada merek 21
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Measuring Customer-Based Brand Equity 1. Brand Audit a. Brand inventory b. Brand exploratory c. Brand positioning 2. Brand Tracking a. Brand equity sources b. Brand equity outcomes 3. Brand Equity Management System a. Brand equity charter b. Brand equity report c. Brand equity director (brand overseers) 22
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Brand Strategy 1.
Define Brand Hierarchy A. Number of level to use
-------- Corporate brand -------- Family brand -------- Individual brand -------- Individual item or model
B. nature o awareness and types of ------ Relevant global associations associations created at each level ------ Differentiated individual items and brand 2.
Define Brand-product Matrix A. Brand-product relationships -------- Line and category extensions B. Product-brand relationships -------- Brand portfolio
3.
Enhance Brand Equity Over Time A. Reinforce brand meaning -------- Innovation in product design, manufacturing, and merchandising -------- Relevance in user and usage imagery B. Adjust branding program -------- Brand repositioning -------- Brand revitalization
4.
Establish Brand Equity Over Market Segments A. Identify differences -------- How they purchase and use product in consumer behavioral -------- What they know and feel about different brands B. Adjust branding program -------- Choice of brand elements -------- Nature of supporting marketing program -------- Leverage of secondary associations
Struktur Merek (Melissa Davis) Struktur Merek (Brand structure) dikenal juga sebagai kerangka merek yang memberikan gambaran hubungan antara semua merek dalam potofolio sebuah perusahaan. Hubungan dalam struktur merek dapat memberi keuntungan bagi merek individual. Misal: hubungan antara merek utama dengan merek turunan (sub-brand).
“TATA” TATA merupakan merek yang berasal dari India. Merek ini merupakan merek lokal yang kemudian berkembang pesat dan menjadi merek yang mendunia.
25
Dekontruksi Merek (Posisi & Nilai Merek)- 03
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Merek Utama
Merek Niche
L’Oreal memperoleh The Body shop di tahun 2006, yang memiliki reputasi kuat sadar lingkungan dan berpihak pada perdagangan yang adil. Hal ini menjadi perhatian konsumen bahwa gerakan etik seperti melawan percobaan pada hewan, pembelaan hak asasi manusia dan dukungan pada komonitas lokal tidak akan di lanjutkan dan diadopsi oleh L’Oréal. Namun satu tahun berikutnya The Body Shop tetap pada konsep merek heritage, original ethical beauty.
26
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Hirarki struktur merek dapat digunakan untuk mengelompokan merek-merek dalam satu kelompok. Selain itu membantu identifikasi peluang dan memperluas merek di pasar. Berikut beberapa perbedaan yang ditemukan dengan pengelompokan tersebut: Corporate Brand Peran “corporate brand” bergantung pada bagaimana rencana utama perusahaan bagi merek. Dantaranya elemen elemen sosial atau bisnis, hubungan suplayer, saluran distribusi dan juga pekerja. “corporate brands” yang murni sulit ditemukan. Perusahaan General Electric dan Philips, dimana produk-produk yang ada sama dengan perusahaan.
27
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Family Or Umbrella Brands merek-merek ini menopang berbagai produk atau jasa dalam nama yang sama di pasar yang berbeda. Contohnya: “Sony” Kadang-kadang “umbrella brand” tidak terlihat jelas perbedaannya dengan “corporate brand”. Namun perannya berbeda sebagaimana hubungannya dengan produk dan jasa. Individual Brand Adalah merek yang berkedudukan dalam kelompok namun tidak berhubungan secara jelas. Contohnya: “Ariel laundry”, produk ini dimiliki oleh P&G. Namun memiliki kekuatan dan teridentifikasi secara jelas--berdiri sendiri dalam kelompok merek. 28
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Modifier Brands Adalah variant produk atau jasa pada merek yang ditambahkan pada merek orijinal. Contohnya: “Coke Zero” sebagai bagian dari keluarga Coca-Cola atau minuman beer, Miller Lite. Brand Extensions Brand extensions membantu ekspansi merek pada konsumen. Dengan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen dan dapat mendorong merek ada pada areal petualang. Contohnya: rantai supermarket yang besar sekarang menjual jasa keuangan dibawah merek sendiri, fashion dan baju, dan juga interior rumah.
29
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Brand extension possibilities
Extension to existing class of Product e.g. a new chocolate bar
30
Dekonstruksi Merek- 04
Brand extension to protect the core brand from competition e.g. premium brand added to an economy brand, such as an airline premium economy service
Use existing brand to enter a new market or deliver customer needs e.g. Tesco’s financial services and mobile phones
Extension through collaboration such as co-branding or partnership e.g. Rizla and Suzuki clothing
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Posisi Merek Posisi merek merepresentasikan keberadaan merek di pasar. Hal ini berangkat dari membangun citra produk atau jasa agar dapat mempunyai perbedaan dan nilai dalam benak konsumen.
Positioning Brand’s values Needs and desires of the customer Merek dapat melakukan perbedaan penempatan: - Kelompok umur - Lokasi (internet) - Akses (Eksklusif atau harus beranggota) - Kualitas, Harga, Performa - Hubungan emosional dan warna merek -The market proposition
31
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Contoh: Mobile Phone Brands Sony Ericsson --- memiliki asosiasi yang kuat dengan konsumen muda. IPhone --- dengan kemampuan teknologi yang membantu pebisnis, penerbit. O2 ---memiliki aosiasi dengan musik, dengan mentransformasi sebuah bangunan dome sebagai tempat musik yang disebut ‘The O2’.
32
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014
Brand Values Nilai merek adalah seperangkat atribut yang merupakan pengalaman konsumen yang menjadi dasar ‘brand promise’. Nilai merek memberi hubungan personal dan emosional dengan konsumen melalui kepercayaan dan kesetiaan. Nilai merek merupakan inti/core sebuah merek – penyimpangan yang terjadi pada nilai merek akan membuat ‘brand promise’ tidak tercapai. Nilai harus berimplikasi pada siapapun yang memakai suatu merek, maka nilai merek biasanya dikomunikasikan dengan sejumlah kata kunci. Namun bukan merupakan “strapline” atau “headline” untuk kampanye pemasaran.
35
Dekonstruksi Merek- 04
Manajemen Merek : @ LTL 2014