2014, No.102
5
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA
KOMUNIKASI
DAN
INFORMATIKA
NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN /DECODER
TEKNIS
PERANGKAT
INTEGRATED
RECEIVER
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT INTEGRATED RECEIVER /DECODER Ruang lingkup Persyaratan Teknis Perangkat Integrated Receiver/Decoder meliputi: BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
Ketentuan Umum a.
definisi;
b.
konfigurasi;
c.
singkatan dan
d.
istilah.
Persyaratan Teknis a.
persyaratan bahan baku dan konstruksi;
b.
persyaratan operasi;
c.
persyaratan keselamatan listrik;
d.
kesehatan dan Electromagnetic Compability (EMC);
e.
persyaratan antarmuka;
f.
persyaratan fungsi;
g.
persyaratan metode manajemen.
Kelengkapan Perangkat a.
identitas perangkat; dan
b.
petunjuk pengoperasian perangkat.
Pelaksanaan Pengujian.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
6
BAB I KETENTUAN UMUM 1.
Definisi Perangkat Integrated Receiver/Decoder (IRD) adalah suatu perangkat yang dapat menerima, melakukan dekode, dekripsi (deencryption/decryption) dan menkonversikan sinyal-sinyal penyiaran (seperti dari satelit) ke dalam suatu bentuk yang dapat ditransmisikan atau digunakan oleh alat dan perangkat lainnya.
2.
Konfigurasi
Gambar 1. Contoh Konfigurasi Sistem IPTV 3.
Singkatan ac
:
alternating current
AAC
:
Advanced Audio Coding
AC3
:
Audio/Advanced Codec 3
AES
:
Audio Engineering Society
ASI
:
Asynchronous Serial Interface
BER
:
Bit Error Rate
BNC
:
Bayonet Neill-Concelman connector
bps
:
bit per second
C
:
Celcius
CISPR
:
Comité International Spécial des Perturbations Radioélectriques
DVB
:
Digital Video Broadcasting
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
7
dB
:
dBm
DeciBel DeciBel milliwatt
ED
:
Enhanced Standard Definition
EMC
:
Electromagnetic Compability
EN
:
European Standard
F
:
F connector
G
:
Giga
GUI
:
Graphical User Interface
HD
:
High Definition
HTTP/
:
Hypertext Transfer Protocol/ secure Hypertext Transfer Protocol
Hz
:
Hertz
IEC
:
International Electrotechnical Commission
IEEE
:
Institute of Electrical and Electronics Engineers
IF
:
Intermediate Frequency
M
:
Mega
MPEG
:
Motion Picture Expert Grup
NTSC
:
National Television System Committee
OSD
:
On screen Display
PAL
:
Phase Alternating Line
RJ-45
:
Register Jack No.45
RS
:
Recommended Standard
S
:
Satellite
SD
:
Standard definition
SDI
:
Serial Digital Interface
HTTPs
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
4.
8
SNI
:
Standar Nasional Indonesia
SNMP
:
Simple Network Management Protocol
SMPTE
:
Society of Motion Picture and Television Engineers
T
:
Terrestrial
TIA
:
Telecommunications Industry Association
UHF
:
Ultra high frequency
V
:
Volt
VHF
:
Very high frequency
Istilah Audio
:
Pendengaran atau penerimaan bunyi.
Dekode
:
Pengubahan suatu sistem kode ke sistem kode yang lain.
Decoder
:
alat yang digunakan untuk mengembalikan suatu informasi yang telah diacak. Dengan alat ini, informasi tersebut bisa tersusun seperti informasi yang sebenarnya.
DeEncryption/ Decryption
:
proses untuk mendapatkan kembali sebuah pesan (informasi) yang telah teracak, sehingga dapat dilihat dengan menggunakan kunci pembuka.
Encryption
:
proses untuk mengubah sebuah pesan (informasi) sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan kunci pembuka.
Internet Protocol (IP)
:
Paket data dan skema pengalamatan yang memungkinkan pengguna untuk mengarahkan paket data menurut alamat yang dimilikinya dalam suatu sistem jaringan meskipun antara alamat pengirim dan penerima/tujuan tidak terdapat koneksi link secara langsung.
IPTV
:
Teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik dan data yang disalurkan ke
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
9
pelanggan melalui jaringan protocol internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanan, kehandalan dan mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif dan real time menggunakan pesawat standard dan atau alat telekomunikasi yang menggunakan media audio visual. Television (TV)
:
Jenis CPE (customer premises equipment) yang menjadi media untuk menampilkan (display) layanan IPTV yang diterima (berupa video/gambar, data dan suara) oleh pelanggan.
Video
:
Gambar bergerak elektronik.
yang
ditayangkan
secara
BAB II PERSYARATAN TEKNIS 1. Persyaratan Bahan Baku dan konstruksi Persyaratan bahan baku dan konstruksi memenuhi ketentuan sebagai berikut:
2.
perangkat
harus
a. perangkat dan komponen perangkat terbuat dari bahan berkualitas tinggi, anti korosi dan anti kondensasi sesuai dengan iklim tropis; b. bagian-bagian perangkat yang bersifat modular harus disusun dengan baik dan rapi; c. dilengkapi dengan terminal-terminal pengukuran dan pemeliharan; d. konektor antarmuka perangkat: 1) input: a) tipe konektor : IEC; b) tipe konektor : F ; dan/atau c) tipe konektor : BNC. 2) output : a) tipe konektor : BNC ; dan/atau b) tipe konektor : RJ-45. e. dilengkapi dengan sistem pendingin pasif dan/atau sistem pendingin aktif. Persyaratan Operasi Perangkat IRD harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. catu daya perangkat harus bekerja baik dengan kondisi tegangan bolak-balik: 220 Vac ± 10%, 50 Hz ± 6%.
arus
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
10
b. kondisi lingkungan 1) perangkat harus beroperasi normal pada suhu ruang : 0° 40° C. 2) perangkat harus beroperasi normal pada kelembapan: 5% - 95% anti kondensasi. 3) Total noise suara yang dikeluarkan oleh perangkat paling tinggi 65 dB pada jarak 1,5 meter. c. indikator mempunyai fasilitas indikator yang dapat menunjukkan status fungsi:
3.
1) catu daya; dan 2) antarmuka. Persyaratan Keselamatan Listrik, Kesehatan dan Electromagnetic Compatibility (EMC). Perangkat IRD harus memenuhi:
4.
a. Persyaratan keselamatan listrik dan kesehatan sesuai Standar Internasional IEC 60950-1 atau standar internasional yang setara; dan b. Persyaratan Electromagnetic Compatibility sesuai dengan SNI CISPR 22:2012. PersyaratanAntarmuka a. Perangkat IRD harus mempunyai paling sedikit 1 (satu) dari jenis antarmuka input sebagai berikut : 1) DVB-S (EN 300 421)/DVB-S2 (EN 302 307) karakteristik: a) frekuensi kerja IF input: 950 – 2150 Mhz; b) level sinyal input : -69 ~ -25 dBm; c) impedansi input : 75 Ω; d) level LNB : 0 (off) atau 0,13 V atau 18 V; dan e) redaman isolasi paling rendah antar port: 40 dB. 2) DVB-T (EN 300 744)/DVB-T2 (EN 302 755) karakteristik: a) frekuensi kerja : i. UHF: 470 MHz - 862 MHz; dan/atau ii. VHF: 174 MHz - 230 MHz. b) tuner bandwidth: 6 MHz, 7 MHz, atau 8 MHz; c) level sinyal input: -20 - 70 dBmV; d) impedansi input: 75 Ω; dan e) redaman isolasi paling rendah antar port : 40 dB.
dengan
dengan
www.djpp.kemenkumham.go.id
11
2014, No.102
3) DVB-C (EN 300 429)/DVB-C2 (EN 302 769) dengan karakteristik: a) frekuensi kerja : 47 - 862 MHz; b) tuner bandwidth: 6 MHz, 7 MHz, atau 8 MHz; c) input symbol rate range: 1 - 7 Mbps (PAL) atau 1 - 6 Mbps (NTSC); d) level sinyal input: -15 - 15 dBmV; e) impedansi input: 75 Ω; dan f) redaman isolasi paling rendah antar port: 40 dB. 4) DVB-ASI (EN 50083-9) dengan karakteristik: a) bit rate : 270 Mbps; b) BER paling tinggi : 10-13; c) tegangan paling tinggi sinyal input : 880 mV (peak-to-peak); d) impedansi saluran : 75 Ω; dan e) redaman isolasi paling rendah antar port : 40 dB. b. Perangkat IRD harus mempunyai paling sedikit 1 (satu) dari jenis antarmuka output berikut: 1) DVB-ASI (EN 50083-9) dengan karakteristik: a) bit rate: 270 Mbps; b) BER paling tinggi : 10-13; c) level tegangan sinyal output: 800 mV ± 10% (peak-topeak); f) impedansi output: 75 Ω; dan d) redaman isolasi paling rendah antar port: 40 dB. 2) SD-SDl (SMPTE 259M), ED-SDl (SMPTE 344M), HD-SDI (SMPTE 292M), Dual Link HD-SDI (SMPTE 372M), atau 3G-SDI (SMPTE 424M), dengan karakteristik : a) Bit r a t e : (1) SD-SDl: 143, 177, 270 atau 360, Mbps; (2) ED-SDl: 540 Mbps; (3) HD-SDI: 1,485 Gbps atau 1,485/1,001 Gbps; (4) dual link HD-SDI: 2,970 Gbps atau 2,970/1,001 Gbps; (5) 3G-SDI: 2,970 Gbps atau 2,970/1,001 Gbps; b) level tegangan sinyal output: 800 mV ± 10%; c) impedansi output: 75 Ω; dan d) redaman isolasi paling rendah antar port: 40 dB. 3) Digital AES Audio (AES-3id) dengan karakteristik : a) level tegangan sinyal output: 2 - 7 V (peak-to-peak); b) impedansi output: 75 Ω ± 10%;
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
5.
12
c) jumlah channel paling sedikit : 2; dan d) redaman isolasi paling rendah antar port : 40 dB. 4) Analog audio video c. Perangkat IRD jenis antarmuka manajemen antara lain: 1) RS-232 (EIA/TIA-232); 2) Ethernet (IEEE 802.3 ab/h); 3) Control panel; dan/atau 4) On screen Display (OSD). Persyaratan Fungsi Perangkat IRD harus menyediakan fungsi antara lain:
6.
a. sebagai demodulator dan pengawasandi (decoder) untuk paling sedikit 1 (satu) dari format yang tersedia pada antarmuka input; b. mampu melakukan dekompresi (decompression) untuk format : 1) Video: MPEG-2 atau MPEG 4; 2) Audio: Dolby Digital (AC3), MPEG layer II, MC atau MP3; c. mendukung standar video PAL dan/atau NTSC; dan d. menyediakan format stream ouput sesuai dengan pilihan antarmuka output. Persyaratan Metode Manajemen Perangkat IRD harus mampu di konfigurasi dan di monitor, melalui salah satu jenis antarmuka manajemen yang tersedia dengan metode: a. Dikonfigurasi, paling sedikit satu jenis antarmuka manajemen yang tersedia dengan metode : 1) Serial console untuk tipe antarmuka manajemen RS-232; dan/atau 2) WebGUI (HTTP/HTTPs) untuk tipe antarmuka manajemen Ethernet; 3) Control panel; dan/atau 4) On screen Display (OSD). b. Dimonitor melalui antarmuka Ethernet menggunakan protokol SNMP atau protokol sejenis dan dapat diintegrasikan ke dalam Network Management System (NMS). BAB III KELENGKAPAN PERANGKAT
Perangkat IRD yang akan diuji harus dilengkapi dengan: 1. Identitas Perangkat memuat merk, type/model, negara pembuat, dan nomor seri.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.102
13
2. Petunjuk Pengoperasian Perangkat IRD Dalam Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris. BAB IV PELAKSANAAN PNGUJIAN Pengujian perangkat IRD dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
TIFATUL SEMBIRING
www.djpp.kemenkumham.go.id