Debat dan Berpikir Terbuka
Hubungan Guru-Murid
Kebiasaan mempelajari bahasa Inggris sejak kecil mengantarkan Annisa Laura Maretha ke ajang debat dunia di Manila. Hal 11
Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah kunci prestasi siswa. Hal 4
Bahasa Sastra Seni
suara Ungu Buletin Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
dokumen humas fbs uny
MARET 2012 Volume 2 Nomor 3
Gedung Kuliah IV Gedung Kuliah IV FBS merupakan fasilitas baru mahasiswa Pendidikan Seni Rupa. Berfungsi serba guna: dari ruang kuliah hingga galeri. Oleh Azwar Anas
M
“
bangun Pura Kanca” demikan tema page laran wayang yang di pilih untuk meramai kan peresmian gedung baru FBS. Dikisahkan di sana, para Panda wa bertumpah darah merebut Alas Wanamarta, hutan angker yang dihadiahkan para dewa ke pada Pandawa. Namun hadiah itu tidak bisa diterima langsung begitu saja. Pandawa harus ber
hadapan dengan mahluk jahat penghuni Alas Wanamarta sebe lumnya. Di ujung cerita, berkat keseriusan dan kerjasama Pan dawa, Alas Wanamarta akhirnya mampu direbut dan dibangun lah Pura Kencana di sana. Pagelaran ini sekaligus sebagai sebuah analogi dari usaha keras pihak dekanat FBS untuk terus menyempurnakan fasilitas-fasili tas baru mahasiswa. Gedung Ku liah IV yang bertengger di sebe lah selatan FBS itu, buktinya. Ge
dung yang masuk gagasan pada rencana pembangunan 2011 itu telah rampung dan diresmikan pada sabtu, 10 Maret lalu. Seperti yang dituturkan Wakil Dekan II, Drs. Sudarmaji, M. Pd., “Gedung Kuliah IV sudah dapat dipakai untuk belajar-mengajar. Gedung ini sebagai bentuk pe nambahan fasilitas untuk maha siswa Pendidikan Seni Rupa.” Sementara itu, Dekan FBS Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., merasa se nang telah menyelesaikan prog
BE R I TA U TA M A foto-foto: dokumen humas fbs uny
ram kerja 2011 tersebut. Dalam sambutannya, Zamzani turut berterima kasih kepada jajaran rektorat atas kerjasama dan ke mudahannya dalam membantu pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut.
Tak Sekadar Ruang Kuliah Gedung Kuliah IV menjawab kontroversi atas kurangnya ru ang pameran yang dimiliki oleh Mahasiswa Seni Rupa. Ruang pa meran yang digadang-gadang se bagai ajang berkreasi dan meng apresiasi karya mahasiswa seni rupa sekarang dapat ditemukan di Gedung Kuliah IV. Sudarmaji menjelaskan, “Gedung Kuliah IV bukan sebagai ruang kuliah sa ja namun juga sebagai ruang ber kreasi dosen dan mahasiswa seni rupa. Di sana, terdapat ruang pa meran kerajinan seperti, ruang galeri, studio batik, dan studio gambar. Jadi, mahasiswa bisa me masang karyanya dan diapresia si banyak orang,” jelasnya. Hal ini tentu saja menguntung kan, selain sebagai motivasi un tuk terus berkarya, di sana, di ru ang galery ini, pada tiap lukisan akan dicantumkan nama, nomor
HP, serta kisaran harganya. Se hingga jika ada yang berminat membeli lukisan, gambar, atau bahkan disain batik akan lebih mudah. “FBS akan memfasilitasi pameran-pameran karya dosen dan mahasiswa untuk mensosiali sikan kepada masyarakat dalam maupun luar kampus,” kata Su darmaji. Sudarmaji juga menambah kan, berkaitan dengan lokasinya yang berdampingan dengan PKM harapannya mahasiswa bisa me manfaatkan area sekitar Gedung
Semoga teman-teman mahasiswa dapat menggunakan fasilitas dengan baik, menjaga dengan baik, dan bisa belajar lebih baik pula di FBS. Kami sangat mendukung mahasiswa yang mau belajar agar jadi lebih sempurna. Prof. Dr. Rochmat Wahab, Rektor UNY
Ruang Galeri di Gedung Kuliah IV. Tempat untuk mengapresiasi karya-karya mahasiswa. Kuliah IV sebagai tempat berdis kusi. “Saya kira disana cukup kondusif. Tempatnya teduh dan bersih,” tuturnya. Berkaitan dengan hal itu, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., Rektor UNY, juga menitip pesan kepada mahasiswa agar dapat menggunakan fasilitas Gedung Kuliah IV dengan baik dan be nar. “Semoga teman-teman ma hasiswa dapat menggunakan fa silitas dengan baik, menjaga de ngan baik, dan bisa belajar lebih baik pula di FBS. Kami sangat mendukung mahasiswa yang mau belajar agar menjadi lebih sempurna lagi,” wejangnya. Gedung Kuliah IV disambut ba ik oleh mahaiswa, khusunya Ma hasiswa Seni Rupa. Arif, Pendi dikan Seni Rupa 2011 misalnya. Saat ditanya soal kenyamanan
Pelindung: Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. (Dekan FBS UNY) Penasihat: Dr. Widyastuti Purbani, M.A. (Wakil Dekan I), Drs. Sudarmaji, M.Pd. (Wakil Dekan II), Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. (Wakil Dekan III) Pengarah: Drs. Yudi Sutama, M.Pd. (Kabag TU), Herman, M.Pd. (Ketua Divisi Kerjasama) Pemimpin Umum: Akbar Kuntardi Setiawan, M.Hum. (Ketua Humas) Pemimpin Redaksi: Sismono La Ode, S.S Sekretaris Redaksi: Virga Renitasari, S.Pd. Redaktur Pelaksana: Azwar Anas Staf Redaksi: Febi Puspitasari, Fitri Ananda, Nunggal Seralati, Rani Eryani, S.I.P., Scholastica Wahyu Pribadi Perwajahan: MS Lubis Fotografer: Pairin Distribusi dan Sirkulasi: Djumari, Sarkowi. Alamat Redaksi: Kantor Humas, Gedung Pusat Layanan Akademik Lantai II Fakultas Bahasa dan Seni, Kampus UNY Karang malang Telepon: 0274-550583 Faks: 0274-548207 E-mail:
[email protected] Penerbit: Humas FBS UNY.
suara UNgu Maret 2012
Gerbang FBS Kini Sudah Ada
J
da jajaran FBS. “Akhirnya FBS punya gerbang. Dengan begini batas teritorial FBS jadi sema kin jelas,” ungkapnya. Pembangunan gerbang ini tetap mengikuti masterplan yang telah dibuat pada 2011. Sementara dana pembangun annya menggunakan dana mandiri yang berasal dari fa kultas. “Ini dananya murni da ri fakultas, tidak seperti ba ngunan-bangunan yang lain,” kata Sudarmaji menegaskan. Kasubbag Um per Mudzakir menjelaskan bahwa selain se bagai keaman an, gerbang FBS juga dimaksud kan untuk me nambah aspek keindahan fa kultas. “Gerbang ini adalah muka FBS yang baru. Biar FBS tampak lebih cakep dari segi fisiknya,” candanya. Mudzakkir juga menambah kan bahwa gerbang FBS ini rencanannya akan dilengkapi dengan jaringan internet, se hingga nanti baik dosen mau pun karyawan bisa melaku kan presensi kehadiran lewat gerbang tersebut. Azwar
Gerbang FBS rencananya akan dilengkapi jaring an internet.
dokumen humas fbs uny
Gedung Kuliah IV, Arif menilai sa ngat nyaman dan puas. “Ruang an yang ada lebih luas dan ber sih. Apalagi dengan adanya ru ang galeri yang dapat digunakan untuk memajang karya sehing ga bisa lebih cepat diapresiasi,” ujarnya. Akan tetapi, Gedung Kuliah IV menurut Arif belum dapat di manfaatkan dengan baik. Dengan kondisi ruang yang bagus dan serba baru, terkadang ia merasa takut untuk menggunakan alat lukis seperti cat, kuas dan lain se bagainya. “Takut mengotori lan tai yang ada,” candanya. Di sisi lain, Gigih Pendidikan Seni Rupa 2010, mengamini pen dapat Arif. Gedung Kuliah IV be lum bisa dimanfaaatkan secara maksimal. seperti, ruang galeri yang belum banyak dikunjungi oleh mahasiswa. “Kemungkinan karena masih dalam masa tran sisi kali ya. Selain itu, fasilitas yang tersedia Untuk kedepannya juga ditambah. Seperti AC, studio foto, kantin, dan sebagainya,” harapnya. Sebagaimana yang diceritakan Ki Iswahyudi, dhalang dari pe mentasan wayang tersbut, “Se perti kisah Mbangun Pura Kenca na ini, semoga fasilitas-fasilitas baru FBS dapat memberikan ke sejahteraan bagi orang-orang di sekitarnya.”
ika ditanya Fakultas Ba hasa dan Seni itu meng hadap ke mana, jawab saja ke Barat. Demikian ungkap Wakil Dekan II FBS Drs. Sudarmaji, M. Pd. dengan sedikit berseloroh. Ya, berbarengan dengan di resmikannya Gedung Kuliah IV, pintu gerbang FBS yang du lu sering dipertanyakan keber adaannya juga sudah dicacak kan. Selain berfungsi sebagai jalan keluar ma suknya sivitas akademika FBS, gerbang ini juga disimbolkan se bagai muka FBS secara fisik. Gerbang de ngan panjang 5 meter dan lebar 20 meter ini menghadap ke arah barat. Dilengkapi dengan pos satpam guna keamanan FBS. “Sehingga ada yang ber tanggung jawab mengontrol proteksi fakultas baik dari da lam maupun dari luar,” ung kap Sudarmaji. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., dalam sambutan saat kunjungan persemian Gerbang dan gedung Kuliah IV memberikan selamat kepa
suara UNgu maret 2012
EV E N T
Hubungan Guru dan Murid
Theo Wobber
Di dunia pengajaran, hubungan baik antara guru dan murid adalah kunci prestasi siswa.
Demikian kesimpulan Wobber untuk menekankan bahwa sema kin erat keterikatan dan semakin kuat bentuk kontrol yang terjalin antara guru dan siswa, semakin baik prestasi siswa. Keterikatan hubungan antara guru dan siswa itu melibatkan adanya kejujuran, keterbukaan, dan saling penghor matan antara guru dan siswa. Hubungan ini membuat atmos fer kelas berubah menjadi ruang kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk belajar dengan me nyenangkan. Di aspek lain, hubungan guru dan siswa yang bersifat kontrol juga penting karena dapat mem permudah guru mengatur kelas, mempermudah guru untuk mem beri instruksi kepada siswa, dan mendapat perhatian siswa ketika ia berpresentasi. Lebih lanjut, hasil penelitian Wobber yang berjudul “The Com parison of Teacher-Students Rela tionship between Netherland and Indonesia” memperlihatkan hu bungan guru-siswa di Belanda le bih cenderung bersifat terikat (af filiative), sedangkan di Indonesia cenderung bersifat kontrol. “Dominannya guru-guru di In donesia itu directive dan authori tative. Sedangkan guru-guru di Belanda lebih bersifat toleran,” kata Wobber. Tentunya Wobber
dokumen humas fbs uny
Oleh Febi Puspitasari
juga menyadari bahwa ada pe ngaruh budaya yang membuat dua negara ini memiliki karakter hubungan guru-siswa yang ber beda. “Di Belanda, power distance itu rendah sedangkan Indonesia termasuk bangsa berkarakter po wer distance yang tinggi”. Kendati demikian, dia mereko mendasikan Indonesia untuk me nerapkan kedekatan hubungan guru dan siswa yang bersifat ter ikat. “Pasalnya, keterikatan dan kontrol itu faktor yang mendu kung satu sama lain dalam kesuk sesan kegiatan di kelas. Jadi ada baiknya guru di Indonesia memi kirkan bagaimana mengadapta si bentuk hubungan keterikatan sesuai budaya,” terangnya. Sebagai contoh dari hal termu dah, hubungan keterikatan di ke las bisa ditunjukkan dengan ba hasa non-verbal seperti menje laskan pelajaran sambil berjalan mendekati siswa-siswa ketim bang duduk saja di meja. Menje laskan pelajaran dibantu dengan suara UNgu Maret 2012
gerakan tubuh atau ekspresi mu ka, dan menggunakan candaan di kelas. “Yang terpenting, guru harus mampu membangun kedekatan antarpersonal sekaligus mampu mengontrol kelas tanpa membu at siswa menyadari bahwa dia di dalam kontrol,” tambahnya. Akan tetapi, rekomendasi dari hasil penelitian ini bisa saja ha nya berstatus lips service. Jadi, agar keterikatan hubungan guru dan siswa ini bisa tertanam se bagai karakter guru dan siswa, Wobber menekankan penting nya internalisasi pengetahuan ke warganegaraan. “Di Belanda, demokrasi diapli kasikan dalam kehidupan seharihari, sehingga ada proses men dengar satu sama lain, bahkan antara guru dan siswa, sehingga terjadi kesalingpahaman dan akhirnya terjalin hubungan sa ling menghargai,” kata Dekan Fa culty of Social and Behavior Sci ence Utrecth University itu.
Mahasiswa FBS Terbitkan Antologi Puisi Puisi memang unik. Tak seka dar kumpulan kalimat sebagai bahan pelampiasan gejolak hati, namun puisi juga sebagai alat melawan kemandekan. Berawal dari keresahan bebe rapa mahasiswa yang aktif da lam kegiatan Malam Perjamuan Sastra (MPS) uang dilakukan tiap Jumat malam di Pendopo PKM lama, akhirnya mahasiswa FBS berhasil menerbitkan kumpulan puisi dalam antologi puisi “Ia Ter bangun di Tahun Yang Belum Tercatat Kalender.” Judul antologi tersebut sengaja diambil dari salah satu puisi ter baik karya Rozi Kembara (hal.
89). Dalam catatan kurator, Tia Sediadi (Penyair dan Esais), dise butkan bahwa puisi ini mampu memperbaharui pandangan pem baca terhadap kehidupan seharihari dan berhasil keluar dari te ma-tema umum yang ada. Menurut Mutiara Arum, ketua pelaksana sekaligus mahasiswa BSI 2009, antologi ini merupakan wadah bagi para mahasiswa pe nikmat sastra. Ia juga mengung kapkan keprihatinannya terha dap redupnya iklim sastra di FBS. Selebihnya, ia berharap se moga antologi ini mampu menja di penggerak kegiatan Sastra di Kampus Ungu.
Dimulai dengan seleksi pada 200 puisi yang terkumpul, seti daknya ada 80 puisi karya 42 ma hasiswa FBS yang tersaji di da lam antologi apik ini. Untuk sosia lisasi karya tersebut, maka pada Senin (9/4) panitia melakukan Launching Perdana Antologi. Hadir sebagai pembicara Tia Setiadi yang merupakan kurator, Prof. Suminto A. Sayuti (Budaya wan dan Guru Besar) dan Dwi S. Wibowo (Pegiat Sastra). Selanjut nya, buku ini akan disebarluas kan kepada seluruh universitas di Indonesia. “Mari berpesta pu isi dan menghayati eksistensi de ngan puisi.” Fitri
Drama Musikal Ein Romanze von Goethe Acara ini merupakan malam puncak peringatan hari ulang tahun BDS ke-10. Dengan Tema Die Zehnte Farbe Für Alle (10 Warna Untuk Semua), panitia mampu memberi suguhan ber beda lewat sajian teater, “Ein Romanze von Goethe.” “Kami berharap, suguhan se perti ini dapat dijadikan pema cu dalam tumbuh kembang sas tra asing di UNY.” Tegas Hashfi Kurniawan selaku Ketua Hima BDS. Suguhan berbeda ini tam pak jelas pada penggunaan ba
hasa yang keseluruhannya ber bahasa Jerman. Di acara ini juga diumumkan para pemenang lomba rangkai an HUT BDS, di antaranya ada lah lomba kreatifitas kelas, fut sal, foto kelas, dan baca puisi. Di samping itu, yang tak kalah penting, BDS juga memberikan penghargaan terhadap para do sen dengan predikat terfavorit (Yati Sugiarti, M.Hum.), terdi siplin (Sri Megawati, M.A.), dan teramah (Tri Kartika Handaya ni, M.Pd.). Fitri dokumen humas fbs uny
Stage Tari tampak berbeda dari biasanya, suasana klasik khas Eropa memenuhi ruang an. Malam itu, Kamis (29/3) be berapa pemuda Jerman terli hat berdansa diatas panggung. Dengan pakaian khas bangsa wan disertai sepatu boot, para pengunjung yang hadir dibuat terhipnotis. Tiba-tiba munculah Goethe si penyair kenamaan Jerman, di tempat dansa itulah ia bertemu Lotte yang menjadi pujaan hati nya. Namun, kelak Lotte akan dinikahi oleh pria lain yang me rupakan teman dari Goethe. Begitulah penggalan drama musikal yang diperankan oleh mahasiswa Pendidikan Baha sa Jerman FBS UNY yang ter gabung dalam Teater Regenbo gen yang berada di bawah na ungan BDS (Hima Jerman).
Para pemeran di drama musikal Ein Romanze von Goethe. suara UNgu maret 2012
EV E N T
Peningkatan Berbudaya Jawa Di era serba modern seperti sekarang ini, budaya lokal kerap dilupakan. Seminar ini sekaligus mengajak untuk menghargai budaya lokal.
Kazunori Toyoda (tengah), peneliti kebudayaan Jawa asal Jepang. Foto kanan: Museum Ranggawarsita, Semarang.
dokumen humas fbs uny
Dua orang mahasiswa bergiliran bereportase di depan para peser ta Studium General “Peningkat an Keterampilan Bahasa, Sastra, dan Budaya” (15/3). Kedua maha siswa tersebut tampil layaknya reporter berita berbahasa Jawa yang sedang melaporkan kegiat an Sekaten dalam studium gene ral ini. Walaupun canggung dan harus siap disambut gelak tawa, kedua mahasiswa tersebut berusaha menunjukkan kemampuan terba iknya untuk dikritisi oleh Andi Wisnu, S.S., programmer Jogja TV. “Keterampilan berbahasa Ja wa sudah baik, namun masih perlu pemolesan karena isi pela poran presenter berbeda dengan yang digunakan Master of Cere mony,” komentar Andi. Dalam presentasinya, Andi me maparkan keterampilan presen ter berita bahasa Jawa yang ha rus bisa membedakan bahasa
yang digunakan presenter atau penyiar dan MC. “Isi laporan se orang presenter lebih berkaitan dengan detail kejadian di suatu tempat dalam bentuk 5W+1H, se dangkan isi laporan MC masih bersifat runtutan acara dan cen derung datar,” terangnya. Selain itu, seorang presenter yang sedang meliput juga harus sudah dibekali dengan kesiapan materi. Andi menerangkan, “Mi salnya dalam pelaporan berita Grebeg Sekaten, seorang presen ter harus sudah mengerti ten tang tata upacara acara tersebut agar tidak ada kekeliruan pela poran berita hanya karena meng
suara UNgu Maret 2012
andalkan informasi dari sekitar.” Karena menurutnya, jurnalis bu daya tidak cukup mengandalkan keterampilan komunikasi jurna lisme semata namun juga harus memiliki pengetahuan budaya setempat. Pentingnya pengetahuan ten tang daerah setempat, khususnya Jawa, juga disampaikan oleh Ka zunori Toyoda, M.A., peneliti kar ya Ranggawarsita dari Jepang. Menurutnya, mahasiswa Pendi dikan Bahasa Jawa harus menger ti tentang sastra Jawa, khususnya Ranggawarsita, karena karya Ranggawarsita adalah intisari ke budayaan Jawa. “Saya sebagai airyz.wordpress.com
Oleh Febi Puspitasari
Mahasiswa Pendidik an Bahasa Jawa harus mengerti tentang sastra Jawa, khususnya Rang gawarsita, karena kar yanya adalah intisari kebudayaan Jawa. Salah satu yang membuatnya terkesan adalah tema tentang kewajiban raja untuk mende ngarkan rakyatnya dan tuntunan wanita untuk bersikap lembut dan sopan. “Tema-tema itu men cerminkan karakter dari budaya Jawa,” ungkapnya pada reporter FBS di tempat yang terpisah. Wakil Dekan I Dr. Widyastuti Purbani, M.A., pun mendorong peserta studium general untuk terus meningkatkan keterampil an bahasa, sastra dan budaya da erah. “Kita seharusnya malu de ngan keberadaan peneliti Jepang yang tertarik belajar tentang sas tra dan budaya Jawa, padahal ki ta tidak,” ungkapnya membuat sanubari peserta stadium tersen til. “Jadi alangkah baiknya kita memanfaatkan kesempatan dari stadium general ini untuk terus belajar tentang bahasa, sastra, dan budaya demi meningkatkan budaya Jawa.”
dokumen humas fbs uny
orang Jepang berminat dengan karya Ranggawarsita tetapi sa yangnya mahasiswa di Jawa ti dak banyak tahu tentang karya ini,” ungkapnya ironi. Kazunori lalu memaparkan sekilas tentang hasil penelitian nya tentang karya Ranggawarsi ta, “Serat Cemporet karya pujang ga ini mengisahkan cerita cinta antara Dewi Suritna dan Jaka Pra yana tapi ternyata banyak tematema utama dalam kisah ini.”
Pemilihan Mapres FBS 2012 Pemilihan Mahasiswa Ber prestasi telah memberikan dampak positif pada budaya menghargai karya prestasi ma hasiswa di kalangan perguru an tinggi. Oleh sebab itu, sete lah melewati beberapa proses, akhirnya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogya karta (FBS UNY) memiliki dua kandidat mahasiswa berpres tasi yang nantinya akan diadu di tingkat universitas. Pendaftaran yang mulai di buka pada Januari 2012 berha sil mengumpulkan 16 maha siswa dari berbagai jurusan di FBS untuk mengikuti selek si tahap awal, yaitu seleksi ad ministrasi. Beberapa di antara nya adalah IPK minimal 3.00, menyusun Curriculum Vitae (CV) secara terstruktur yang terdiri atas prestasi, pengalam an kegiatan, bukti mengikuti organisasi, dan yang tak kalah penting yaitu pengumpulan karya tulis. “Pemilihan ini merupakan tahap awal sebelum menuju pemilihan tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Direk torat Pembelajaran dan Kema hasiswaan, Direktorat Jende ral Pendidikan Tinggi, Kemen terian Pendidikan dan Kebu
suara UNgu maret 2012
dayaan.” Tutur Iman Santoso selaku ketua panitia pemilih an tingkat fakultas. Setelah pengumpulan syarat administrasi, maka dipilihlah tujuh mahasiswa yang layak untuk mengikuti tahap selan jutnya, yakni presentasi karya tulis pada Jum’at (13/3). Me reka adalah Maria Wulanda ri (PB. Inggris), Rasman (PB. Inggris), Zyah Rocmad (PB. Ing gris), Anisa Wulandari (PB. Jer man), Rahma Fitriana (PB. Ing gris), Retno Safitri (PB. Inggris), dan Oktaviana Nur (PBSI). Kemudian dengan memper timbangkan kriteria penilaian (IP Kumulatif, karya tulis ilmi ah, kegiatan ko dan ekstraku rikuler, bahasa Inggris/asing, kepribadian), para dewan juri menetapkan Maria Wulandari sebagai juara pertama dengan nilai 96,5, disusul Rasman de ngan nilai 83, dan juara keti ga diraih Zyah Rochmad Z. de ngan nilai 82,6. Juara pertama dan kedua akan diadu di tingkat univer sitas dengan semua fakultas yang ada di UNY. Kemudian, yang terbaik di tingkat univer sitas berhak untuk mewakili UNY berkompetisi di tingkat nasional. Fitri
EV E N T
Dari Inggris sampai Mongolia The Asia Pacific Network for Moral Education hadir untuk membahas pendidikan karakter. Oleh Nunggal Seralati Selasa (3/4) FBS UNY kembali kedatangan tamu dari luar nege ri. Setelah Maret lalu seorang Be landa menyampaikan seminar bertemakan pendidikan, kini Australia dan Inggris tak mau ka lah. Dorrie Hancock serta Chris topher Drake turut menjadi pem bicara kunci dalam seminar pen didikan karakter”The Implemen tation of Character Education in England, Australia, China, and Mongolia”. Peserta dari seluruh fakultas, bahkan sampai mahasis wa pascasarjana, memenuhi kur
si yang berjejer rapi di Ruang Se minar lantai III PLA, FBS UNY. Hafian Fuad selaku panitia me nuturkan dalam sambutannya bahwa pendidikan karakter di perlukan untuk mengimbangi masalah moral yang acap terjadi dewasa ini, terutama dengan ada nya globalisasi. Hal ini diamini oleh Shirotol Mustaqim, Wakil Ketua BEM FBS, “Semoga kita se mua dapat mengaplikasikan il mu yang didapat tidak hanya da lam kehidupan sehari-hari tapi juga pada kegiatan akademik.” Seminar ini mengulik seputar pendidikan karakter di Mongo
lia, Cina (Hongkong khususnya), Inggris, dan Australia. Para pa kar yang dihadirkan memang berasal dari institusi yang sama, yaitu The Asia Pacific Network for Moral Education. Maka bahasan pun berkisar pada negara Asia, khususnya Mo ngolia dan Cina, terlebih karena masing-masing negara tersebut telah memiliki pengalaman pen didikan karakter mumpuni. Dor rie Hancock membawakan ma teri mengenai edukasi moral di Australia dan Mongolia, sementa ra Christopher Drake membawa kan materi dari Inggris dan Cina, khususnya Hongkong. “Pendidikan karakter bukan lah suatu program, tapi merupa kan proses yang mendasari pem bentukan hubungan interperso nal,” ujar Hancock. Lebih lanjut Drake menambahkan, “Pendidik an karakter akan mempengaruhi bagaimana kita bersikap kepada orang lain.” Pada dasarnya pendidikan ka rakter memang berpusat tentang bagaimana kita membentuk sua tu karakter sesuai denganmoral value yang dihargai masing-ma sing individu. Hal ini lantas mem bawa kita kepada hubungan an tar sesama dan bagaimana mem bangun ikatan tersebut. Ada ba nyak sekali benefit yang bisa di dapat dengan mengembangkan karakter yang baik. Seperti yang diucapkan Prof. Dr. Zamzani, “Se moga kita dapat menyerap pem belajaran ini dengan baik.”
Ag e n da Seleksi Mahasiswa Berprestasi, 2 Maret, R. Sidang Gedung PLA Seminar Internasional “Perbandingan Pendidikan di Eropa dan Asia”, 2 Maret, R. Seminar gedung PLA Raker LIMLARTS, 3 Maret, R. Sidang Gedung PLA Workshop PKM, 3-4 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Seminar I’m Here, 6 Maret, R. Sidang Gedung PLA
Rapat Dewan Dosen FBS UNY, 7 Maret, R. Seminar Gedung PLA Workshop Penulisan Proposal Penelitian, 7 Maret, R. Seminar Gedung PLA Konser HIMA Musik, 8-9 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Dialog Jurusan Perancis, 9 Maret, R. Seminar Gedung PLA Konser STUPA, 9 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Raker Al-Hu-
da FBS, 10 Maret, R. Seminar Gedung PLA Pagelaran Wayang Kulit, 10 Maret, Pelataran Gedung Kuliah IV Ra ker EDSA, 11 Maret, R. Seminar Gedung PLA Pelantikan Ormawa se-FBS, 14 Maret, Stage Tari Tedjokusumo Studi Banding Universitas Siliwangi, 15 Maret, R. Seminar Gedung PLA Stadium General Jurus
suara UNgu Maret 2012
an Pendidikan Bahasa Daerah, 15 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Workshop on Tutoring UKM SAFEL, 17 Maret, R. Seminar Gedung Kuliah I Kunjungan MAN 1 Surakarta, 22 Maret, R. Seminar Gedung PLA Drama Musikal HUT BDS, 29 Maret, Stage Tari Tedjo kusumo Yudisium, 30 Maret, R. Seminar Gedung PLA.
Untuk membuktikan komit men Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dalam pengembangannya seba gai lembaga, pada Rabu (14/3) pihak dekanat melaksanakan Pelantikan Pengurus Ormawa FBS UNY periode 2012-2013. Sebanyak 560 aktivis maha siswa yang tergabung dalam Or ganisasi Mahasiswa (Ormawa) resmi dilantik dan siap meng emban amanah untuk satu ta hun ke depan. Aktivis FBS diha rapkan bisa menjadi penggerak budaya Indonesia dan mampu membawa nama harum fakul tas maupun universitas. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku de kan FBS mengaku bangga dan patut mengibarkan bendera pe nuh untuk antusiasme mahasis wa yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. “Pada tahun sebelumnya pi hak dekanat hanya melantik se kitar 70 sampai 80 aktivis, na mun malam ini, di Stage Tari, ki ta bisa merasakan semangat pe muda yang makin berkobar,” ujarnya. Ia juga berpesan semo
dokumen humas fbs uny
Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. melantik pengurus Ormawa fakultas.
ga dengan kuantitas yang ber tambah, kualitas FBS juga sema kin meningkat. Acara dilanjutkan dengan Pembacaan Sumpah dan Janji Jabatan Pengurus Ormawa FBS yang dipimpin langsung oleh Dekan FBS. Sebagai tanda pe resmian, dilakukan pemotong an tumpeng yang dibagikan pada 15 ketua ormawa. Mema suki acara inti, para mahasiswa mengikuti talk show yang meng hadirkan dekan dan para wakil dekan sebagai pembicara. Dalam talkshow ini para ma hasiswa diberikan informasi dan pembekalan seputar hak dan kewajiban mahasiswa mau pun pihak dekanat. Bertindak sebagai moderator Arda Sedyo ko (Ketua BEM FBS UNY 20122013). Di sini juga dibahas jam malam PKM, apakah hingga jam 16.00 atau 22.00 WIB. Menanggapi hal tersebut sa lah satu mahasiswa yang dilan tik mengatakan bahwa ia lebih setuju jika jam malam untuk PKM diberlakukan hingga jam 22.00 WIB, hal ini terkait de ngan jadwal kuliah yang ber langsung hingga sore. Jika jam 16.00 WIB PKM sudah ditutup kapan aktivitas organisasi bisa diaktualisasikan. Fitri
suara UNgu maret 2012
Lintas dokumen humas fbs uny
Dekanat FBS Lantik 560 Aktivis
Pagelaran Wayang Sabtu (10/03) lalu di depan Gedung Kuliah IV FBS diselenggarakan pa gelaran wayang dengan tema “Mba ngun Pura Kencana”. Dikisahkan, para Pandawa mendapat hadiah da ri Dewa berupa negara Indraphras ta melalui Babat Alas Wanamarta. Negara yang masih berupa hutan belantara angker itu dijaga oleh pa ra makhluk jahat penunggu Alas Wanamarta. Pagelaran wayang ku lit yang didalangi oleh Ki Iswahyudi yang juga Dosen Seni Rupa, beser ta kru yang diboyong langsung dari Bantul tersebut berlangsung khid mat. Acara juga dimeriahkan oleh para pegiat seni, seperti Gareng Ra kasiwi, Rimi Widyastuti, dan Les tantun. Nunggal dan Fitri
Haul Chairil Anwar Keluarga Mahasiswa Sastra Indone sia (KMSI) menyelenggarakan Ma lam Puncak Haul Chairil Anwar ber tema “Seribu Tahun Lagi Untuk Sa jak Chairil Anwar”. Acara haul di awali dengan diadakannya Lomba Cipta Puisi bagi Mahasiswa dan Ba ca Puisi bagi Siswa Sekolah Mene ngah Atas (SMA) tingkat DIY. Kemu dian malam puncak diselenggara kan pada Sabtu, 28 April 2012 di La boratorium Karawitan Fakultas Ba hasa dan Seni UNY. Selain khotbah acara, malam puncak tersebut juga diisi dengan pembacaan dan musi kalisasi puisi oleh para Bintang Tamu (Kedung Dharma Romansa, Asar kem, Sasmita, Urban Musik Kustik) dan audience. Fitri
KA B A R P L A
Budaya Kerja Berbasis “WASH” Sudah saatnya tenaga pendidik mengamalkan WASH (work, appearance, speak, and honour) dalam rangka mencapai profesionalitas pengajaran. Oleh... Fakultas Bahasa dan Seni UNY melaksanakan Rapat Dewan Do sen pada 7 Maret 2012, di Ruang Seminar Gedung PLA FBS UNY. Pertemuan dihadiri seluruh do sen FBS UNY. Hadir sebagai pem bicara inti, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah dari UNS (Universi tas Negeri Surakarta Sebelas Ma ret). Ia menyampaikan presen tasi yang bertema “Membangun Budaya Kerja Berbasis WASH”. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FBS UNY dan dilanjut kan penyampaian program kerja
2012 yang disampaikan oleh Wa kil Dekan I,II, dan III. Masing-ma sing memiliki program kerja un tuk tahun 2012, seperti Wakil Dekan I memfokuskan pada peningkatan kerjasama, sekolah binaan, peningkatan percepatan masa studi, dan peningkatan ku alitas PBM. Wakil Dekan II, me nyampaikan prog ram peningkatan sarana dan prasa rana serta pening katan kesejahte raan karyawan dan dosen UNY. Sementara itu, se suai kewenangan nya, Wakil Dekan III menyampaikan program PKM, mahasiswa berprestasi, Ormawa dan lain sebagainya. Para peserta mengikuti acara tersebut dengan penuh perhati an, mendengarkan paparan prog ram kerja fakultas dari para Wa kil Dekan FBS. Setelah penyam
paian program kerja, pada sesi berikutnya Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah menyampaikan apa dan bagaimana membangun bu daya kerja berbasis “WASH” dan karakter perilaku pendidik dan tenaga kependidikan. Beliau menjelaskan “WASH”, yang merupakan akronim dari work (Kinerja se penuh hati) pro fesionalisme pen didik, dan tenaga kependidikan; ap pearance (berpe nampilan mena rik) wajah berse ri-seri, selalu ter senyum, inner beauty; speak (komunikasi ba gus) jelas, pesan tersampaikan dengan tepat, menyejukkan, me motivasi, dan memberi inspirasi; dan honour (pelayanan maksi mal) peduli dan proaktif. Acara tersebut berjalan dengan lancar. Berakhir sekitar pukul 13.00 WIB dan ditutup dengan harapan, semoga para dosen be tul-betul dapat meningkatkan ki nerja dengan menerapkan me tode berbasis “WASH”.
Metode WASH dapat membangun karakter positif bagi pendidik.
foto-foto: solopos.com, natiqahdr.wordpress.com
Prof Dr. Furqon Hidayatullah dari UNS Solo. Foto bawah: ilustrasi pengajaran yang menyenangkan.
10
suara UNgu Maret 2012
FIGUR annisa laura maretha
Belajar Debat, Belajar Berpikir Terbuka Kebiasaan mempelajari bahasa Inggris sejak kecil mengantarkan Retha ke arena World University Debating Championship.
“
dokumen pribadi
Oleh Nunggal Seralati
W
orld University De bating Championship (WUDC) adalah lom ba debat tahunan ba gi seluruh universitas di dunia. Acara ini bisa diikuti siapa pun, jadi tidak ada seleksi. Meski be gitu, jelas yang menjadi perwakil an negara dan universitas sudah disaring terlebih dahulu,” kata Annisa Maretha. Retha, begitu sapaan akrabnya, adalah salah satu wakil Indone sia di ajang WUDC 2011-2012. Bersama rekan sekampusnya, In tan Charina, serta para delegasi dari universitas lain, mereka ber angkat ke Manila, Filipina, De sember lalu. Retha memang ke rap menjadi ujung tombak tim de bat bahasa Inggris UNY. Ia per nah berkompetisi di Java Over land Varsities English Debate (JO VED), National Universities Eng lish Debating Championship (NU EDC), Indonesian Varsity English Debate (IVED), dan JDF As You Like It (JADISULIT). Ditemui di beranda Student Center UNY, Retha menceritakan pengalamannya bertandang ke De La Salle University, Manila. Tujuh belas tim yang berasal da ri 12 universitas menjadi perwa kilan Indonesia dalam ajang WU DC dari Desember 2011 hingga Ja nuari 2012, termasuk UNY. Meski mereka belum berhasil meraih juara, Retha mengaku ada ba nyak hal yang bisa dipetik. “Di sana kami bertemu timtim dari negara lain, seperti dari Stanford University, Cambridge University, York University, dan University of Colorado. Dari pa ra native speaker itulah kami ba
Annisa L Maretha Lahir: Klaten, 27 Maret 1991 Prodi: Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2008 Prestasi: best speaker JADISULIT 2010; semifinalis NUEDC Regional dan NUEDC Undip 2011; delegasi WUDC 2012. nyak mengulik gaya debat serta metode atau pendekatan terha dap suatu mosi,” katanya. Menurut Retha, kompetisi de bat dunia seperti WUDC bukan sekadar prestasi dan kebangga an. Namun lebih kepada bagai mana ia dan rekan-rekannya bi sa berbaur dengan tim-tim dari negara lain yang notabene sudah ahli di dunia debat sehingga da pat belajar dari mereka. Bahasa Inggris sudah lama menjadi minat Retha. Kebiasaan berucap dialog pendek dalam ba hasa tersebut sejak kecil telah menciptakan ketertarikan tersen diri baginya. Dengan keinginan suara UNgu maret 2012
Retha, Pendidikan Bahasa Inggris UNY yang kerap mengikuti.... memperlancar bahasa Inggris, ia pun bergabung dalam tim de bat SMA-nya. Meski baru mulai berkecimpung di dunia debat ba hasa Inggris pada semester tiga masa perkuliahan, mahasiswi yang pernah meraih juara kedua Lomba Pidato dan Debat Baha sa Inggris tingkat provinsi keti ka berseragam putih abu-abu ini mengaku bahwa debat mensti mulasi cara berpikirnya. “Bagi saya, debat itu lebih da ripada improving bahasa Inggris saja. Debat adalah tentang bagai mana kita memandang suatu hal dari perspektif berbeda serta membuat kita berpikir logis dan kritis,” terangnya. Sebagai penutup, Retha meng ungkapkan harapannya, “Berusa halah berpikir bahwa dunia itu luas, nggak cuma spesifik di satu bidang. Belajarlah berpikir terbu ka karena open-minded memang dibutuhkan terutama dalam era global seperti sekarang.”
11
AP R E S I AS I
Realitas Kebudayaan dalam Puisi
B
erbicara tentang puisi, tentu akan melibatkan kata, bahasa, diksi, meta fora, dan semacamnya. Puisi merupakan karya sastra yang mempunyai ruang gerak bebas tapi dibatasi oleh kebebas an puisi itu sendiri. Maksudnya, puisi tidak serta merta mencip takan kata-kata yang kemudian membentuk kalimat yang indah kedengarannya yang hampa makna. Pendapat ini mengambil teori kebebasan sosiologi dalam berin teraksi dengan orang lain. Ken datipun puisi, eksistensi puisi de ngan pembaca mempunyai hu bungan emosional yang kuat dan terikat. Puisi bisa saja dapat meng ubah kultur masyarakat dan belum tentu masya rakat mampu mengubah kultur puisi. Damar Kembang me rupakan karya puisi ber jenis kelamin sastra ka mar. Agus R. Sarjono pa da kata penutup dalam Puisi dan Prosa Chairil Anwar yang berjudul De rai-Derai Cemara meng ungkapkan bahwa, pada dasarnya karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yakni karya sastra berciri Sastra Kamar dan Sastra Mimbar. Meminjam istilah Carl Gustav Jung, dapat di katakan bahwa Sastra Kamar ber kehendak kepada individualisa si, sementara Sastra Mimbar ber kehendak pada sosialisasi. Sekalipun demikian, Damar Kembang bukan berarti mempo sisikan puisi tersebut dari kekhu susan makna. Justru tokoh-tokoh yang diangkat di dalamnya mem punyai keumuman makna. Tokohtokoh keseharian puisi Damar Kembang juga sangat vital dalam
Oleh Mawaidi D Mas
kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak hanya itu, tokoh-tokoh Da mar Kembang akan sangat signi fikan di dunia dan maupun di akhirat. Semisal peran “Ibu” da lam keseharian kita. Ada apa dengan Ibu? Damar Kembang: Aku memu jamu dengan api ini, anakku. Se bab aku tahu rahasia pendar da mar pada sumbu kapas yang de sisnya terdengar. Di atas sekerat
kau ikuti lajurnya adalah perpan jangan sumbu yang kau sulut di rahimku dulu. Karena itu, aku menjagamu tak mengenal waktu. (Catatan: Damar Kembang ada lah ritual orang Madura untuk mengetahui keadaan anak atau keluarga di rantau. Sumber: Kom pas Minggu, 21 Agustus 2011). Seperti dalam catatan puisi ter sebut, Damar Kembang adalah ri tual orang Madura untuk menge tahui keadaan anak (keluarga) di rantau. Biasanya, ritual meng hidupkan Damar Kembang dila kukan pada hari-hari tertentu, setiap malam Jum’at atau setiap hari kelahiran keluarganya ter sebut, baik itu suami atau anak nya. Tak dapat dipungkiri ketika anaknya yang sedang belajar di sebuah pesan tren, pada malam kela hiran anaknya atau pa da malam Jum’at Damar Kembang akan dinya lakan. Ritual ini menjadi sa lah satu alat petanda atau simbol di mana ke luarga tersebut yang se dang bepergian jauh akan diketahui kesela matannya, baik keadaan secara fisik atau non fisik: /Aku memujamu dengan api ini, anak ku/Sebab aku tahu rahasia pendar damar pada sumbu kapas yang desisnya terdengar/Di atas seke rat daun lontar dan jelantah itu, suluh damar menjadi kompas ba giku, dan kusulut ia bagi jiwamu, agar nyala dan terangnya mere sap ke dasar hatiku//. Ritual ini dalam pelaksanaan nya menggunakan sebuah cang kir, mangkuk atau apa saja yang dapat mewadahi minyak kelapa yang menjadi bahan bakarnya. Lalu, di atasnya ada eratan kecil
Puisi dan pembaca mempunyai hubungan emosional yang kuat dan terikat. Puisi bisa saja dapat mengubah kultur masyarakat, namun belum tentu masyarakat mampu mengubah kultur puisi.
12
daun lontar dan jelantah itu, su luh damar menjadi kompas bagi ku, dan kusulut ia bagi jiwamu, agar nyala dan terangnya mere sap ke dasar hatiku. Bila api menggeliat di udara: ke kanan dan ke kiri. Ia melarut jiwa. Kau pasti bahagia di sana. Dan bila ia mati, kusulut lagi, ma ti lagi; gerimis bening tumpah da ri mataku, memadamkan segala sukamu. Bagiku, kau adalah api itu, anak ku. Api yang berkobar di aliran darahku, sumsum tulang, dan de tak jantungku. Garis nasib yang suara UNgu Maret 2012
jogjaartwork.indonetwork.co.id
pelepah pisang yang masih hijau dan dilubangi agar sumbu dari pintalan kapas masuk. Sebab, ka lau menggunakan eratan pele pah pisang yang sudah kering di khawatirkan akan terbakar. Se mentara api disulut ketika sum bu kapas menyatu dengan kental minyak kelapa. Menyalalah, sam pai malam benar-benar larut atau sampailah di esok pagi. Damar Kembang dalam ritual orang Madura menjadi barome ter keselamatan keluarganya. Api yang menyala dan berpendarpendar tentu akan menjadi pu sat perhatian seorang ibu yang menggelar ritual itu. Betapapun apa yang terjadi, seorang Ibu akan melakukan apa saja yang dapat ia lakukan demi keselamat an yang bersangkutan: /Bila api menggeliat di udara: ke kanan dan ke kiri/Ia melarut jiwa/Kau
pasti bahagia di sana/Dan bila ia mati, kusulut lagi, mati lagi; geri mis bening tumpah dari mataku, memadamkan segala sukamu//. Ahmad Muchlish Amrin dalam puisi Damar Kembang ini tak ha nya memaparkan ritual Damar Kembang. Lebih dari itu, sastra wan yang juga cerpenis ini meng elaborasi peran seorang ibu da lam hubungan batinnya dengan anaknya. Esensialitas seorang ibu begitu mendalam dieksplor dan kuat. Meskipun tak banyak pengungkapan bait terakhir pu isinya namun menjanjikan: /Ba giku, kau adalah api itu, anakku/ Api yang berkobar di aliran darah ku, sumsum tulang, dan detak jan tungku/Garis nasib yang kau ikuti lajurnya adalah perpanjangan sumbu yang kau sulut di rahimku dulu/Karena itu, aku menjagamu tak mengenal waktu//. suara UNgu maret 2012
Karya sastra ditilik secara umum tidak lepas dari pentas ke budayaan. Puisi Ahmad Much lish Amrin berperan sebagai ben tuk sintagmatis secara linier pa da satuan tertentu di antara un sur-unsur bahasa dengan kebuda yaan. Terkadang pula menying gung aspek sosial-kultural sosok seorang ibu kepada seorang anak, yang sampai saat ini banyak anak yang lupa pada peran se orang ibu. Mawaidi D Mas, pemerhati budaya dan mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UNY.
Kirimkan esai Anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke
[email protected] berikut foto dan identitas diri. 13
elanordh.deviantart.com
SAST R A
Wanita Embun Cerpen Azwar Rizky Syafrudin
N
“
ak, manusia itu dicipta kan Tuhan dari tanah surga yang katanya sa ngat subur. Tanah yang bisa kau tanami tumbuhan apa saja. Bahkan konon di surga sa na, pohon yang telah tumbuh tak pernah lelah berhenti berbuah. Juga bunga-bunga yang tak per nah bosan bermekaran, seakan saling ingin menunjukkan siapa yang paling indah. “Namun ada beberapa wanita yang tidak Tuhan ciptakan dari tanah seperti yang lainnya. Mere ka adalah wanita-wanita pilihan Tuhan, yang beruntung yang di ciptakan dari embun surga. Em bun-embun yang menyegarkan surga di setiap paginya, di setiap harinya. “Dan asal kau tahu nak, konon katanya tanah di surga itu subur karena setiap paginya Tuhan tak pernah lupa menyiraminya de ngan embun pagi yang sengaja ia jatuhkan dari dedaunan. Dengan nafas-Nya sendiri sengaja Tuhan meniupkan embun-embun agar jatuh dan berlinangan. Berlinang an bagai air mata ibu yang ber guguran, tumpah karena luapan kasih sayang.”
14
Saat aku kecil sebelum tidurku, aku selalu meminta ibu untuk menceritakan dongeng itu. Do ngeng tentang para wanita yang diciptakan Tuhan dari embun surga. Entah mengapa dari seki an banyak dongeng yang pernah ibu ceritakan, aku hanya selalu tertarik dengan dongeng tentang wanita embun itu. Pernah ibu bertanya mengapa aku tak pernah bosan dengan cerita itu. Namun akhirnya ibu hanya tersenyum, diam, dan tertunduk karena tak tahu harus menjawab apa. “Bu, seperti apa wajah wanita embun yang ibu ceritakan itu? Apakah ia cantik seperti ibu peri yang sering aku lihat di televisi?” Ibu tersenyum lagi saat meli hat kerut keningku muncul kare na tak sabar menunggu jawaban darinya. “Iya nak, ia seperti ibu peri yang sering kau lihat di televisi. Ia sangat cantik dan baik hati. Ma tanya bersinar namun tidak be gitu terang. Sinarnya begitu lem but dan menyejukkan. Seperti sinar kunang-kunang yang men damaikan hatimu ketika kau ter sesat di telan kegelapan. Suara nya juga begitu lembut dan me suara UNgu Maret 2012
nyejukkan. Seperti semilir angin yang mengusap lembut wajahmu, seperti suara bidadari yang mer du. Tapi ia tak punya sepasang sayap putih dan tongkat sihir se perti ibu peri yang kau lihat itu, Nak. Ia punya senyuman yang da pat mengabulkan semua keingin anmu, Nak.” “War, kamu kenapa diem aja, sakit?” Suara itu begitu lembut. Aku yang dari tadi terlelap dalam ke nangan masa laluku akhirnya ter bangun, ketika suara lembut itu hinggap di telingaku. “Eh, enggak papa kok Yuk. Ma af, sampai mana tadi ya?” Melihat aku yang begitu susah mencari jawaban, ia hanya terse nyum. Ah, senyum itu. Aku sela lu dibuat kagum olehnya. Senyum itu bagai kepak sayap sepasang kupu-kupu yang berterbangan. Senyum itu membuatku lupa pa nas matahari yang sedari tadi menyengatku. “Yuk, bukunya bagus kan?” Un tuk mencairkan suasana yang ter lanjur kaku, aku coba tunjukkan kepadanya buku Dunia Sophie
karya Jostein Gaarder, buku yang baru saja aku beli bersamanya. “Iya War, bagus. Kan sampul nya meling-meling, hahaha.” “Hahaha” Mendengar jawaban nya, aku pun jadi ikut tertawa. Suasana kini dipenuhi dengan tawa. Aku jadi teringat ketika ia bertanya tentang alasanku mem beli buku itu. Aku yang sebenar nya sama sekali tidak tahu buku itu, menjawab asal. Kami terus larut dalam canda dan tawa. Di depan kami terham par lautan motor dan mobil. Se tiap detik ada saja yang datang untuk meninggalkan motornya di sana, juga setiap detik ada saja yang datang untuk mengambil motornya kembali. Matahari se makin panas menyengat tubuh kami, mungkin ia cemburu meli hat kebersamaan kami. Pada sebuah kesempatan, ma ta kami bertemu. Aku baru sa dar, ternyata mata itu sama saja seperti senyumannya. Mata itu begitu bulat dan indah, meng ingatkanku pada kelereng war na-warni di masa kecilku. Dulu aku sangat senang mengumpul kan kelereng-kelereng yang ber
warna indah. Namun, dari seki an banyak koleksi kelerengku, tentu saja tidak ada satupun kele reng yang seindah matanya. Mata itu sama dengan mata wa nita embun yang dahulu pernah ibu ceritakan. Matanya bersinar namun tidak begitu terang se perti sinar kunang-kunang yang mendamaikan hati ketika kita ta kut saat tersesat di telan kegelap an. Matanya adalah senja, redup sinarnya namun begitu mengha ngatkan. Senja adalah matanya, lembut sinarnya membawaku ha nyut dalam sebuah kenangan. “Nak, mungkin suatu saat nan ti kau akan bertemu dengannya, seorang wanita yang Tuhan cip takan dari embun surga. Jika kau bertemu dengannya, jagalah ia baik-baik. Ia bagaikan hujan yang menghapus kemarau panjang. Ia adalah setetes embun yang akan menyelamatkanmu dari daha ga kehidupan. Jagalah ia, Nak. Ja ngan sampai panas matahari menguapkannya, dan menjadi kannya hujan pada setiap sudut matamu.”
“War, kamu kenapa lagi?” Sekali lagi suara lembut itu me nyadarkanku. Aku tersenyum melihatnya. Aku tersenyum saat melihat ribuan kunang-kunang yang berhamburan dari tiap su dut matanya. Ribuan kunang-ku nang itu terbang menghampiri ku. Mereka menyeretku, memba waku terbang ke dalam kenang an dongeng masa kecilku. “Eh, enggak papa kok Yuk. Aku hanya teringat janjiku pada ibu.” “Ha? Janji apa War?” “Janji untuk menjaga seorang wanita embun yang suatu saat nanti kutemui.” “Ha? Wanita embun? Apa itu?” Lagi-lagi aku hanya bisa terse nyum. Ribuan kunang-kunang kembali menyeretku terbang ke dalam kenangan dongeng masa kecilku. Azwar Rizky Syafrudin, mahasiswa
Bahasa dan Sastra Indonesia UNY. Kirimkan cerpen dan puisi Anda ke
[email protected] berikut identitas diri.
P U ISI - pui s i b ek alaya
Menyetrika
Pendakian
Yang kusut adalah ingatan, Kemudian kita merabainya diam-diam Menyiram dengan beberapa butir kenangan; merapikan dalam tafakur kasih sayang melipatnya dalam simpul kerinduan menyimpannya dalam rumah keabadian begitukah, sayang, sampai kapan? diam-diam sunyi mendekap malam
Sebab cinta adalah sesama Maka kutekadkan untuk mencintaimu. Dahan reranting dan rumput yang menerima desahku Bebatuan, pepohonan yang menerima luka jalanku. Bukankah kita begitu karib, dalam damai yang kita sebut sunyi. Ijinkan aku menjadi satu, denganmu, dalam angkuhmu…
Sepak Bola
Sehabis Hujan
Adalah nasib Yang meliukliuk Ke kiri ke kanan Mempermainkan. Terlepas Kemudian, kita giring. masuk sasaran, Goal...menembus-MU
Yang turun, rerintik Doa. Mengusap kerinduan Gersang jiwa pengembara Di persimpangan rumahmu B Ekalaya, mahasiswa P Bahasa dan Sastra Indonesia. suara UNgu maret 2012
15
s u a r a u n gu
IMage Digital Art Karya Novida NM Arif Novida NM Arif adalah mahasiswa Seni Rupa angkatan 2008.
1. Cover Komik Sampul untuk komik yang ditujukan untuk mempromosikan tempat wisata di Yogyakarta.
2. CO2 (Digital Painting) Image illustration dari salah satu tokoh film pendek “Cahaya Biru”, yang digarap bersama tim produksi dari Pendidikan Seni Rupa UNY.
3. Stiker GK Pop art, unsur tradisional ditambah unsur modern. Desain stiker yang ditujukan untuk mempopulerkan wayang.