Antono, A., et al
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
DAYA HAMBAT SUSU HASIL FERMENTASI Lactobacillus acidhopillus TERHADAP Salmonella thypimurium Agil Antono, Dike Bagus Pamuji, Sugiyartono, Isnaeni* Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya *Corresponding author:
[email protected]
ABSTRACT Growth inhibitory activity of fermented milk produced by probiotic microorganism Lactobacillus acidophilus on Salmonella thypimurium has been studied. The fermented milk has been prepared by inoculating the Lactobacillus acidophilus on pasteurized milk at 43oC and then incubated at room temperature for 24 hours. Characterization of fermentation product has been carried out every three hours and focused on viability cell; that affected by pH value. Both of the factors have correlation with inhibitory activity against Salmonella thypimurium. Duration of the fermentation process has a great influence on the cell viability, pH, and anti bacterial activity against Salmonella thypimurium. The longer of the fermentation process, the lower of pH value because of accumulating lactic acid produced by Lactobacillus acidophilus. Result of the research showed that pH of fermentation broth reached 4,93 after 24 hours. Biomass obtained that calculated by Total Plate Count for 18 hours fermentation showed increasing trend from 1,37x105 to 1,23x1012 cfu/mL fermentation broth. The colonies decreased up to 1,26x107 cfu/mL after 24 hours fermentation process, while diameter of inhibition zone 15,3 ± 0,4243 mm showed the highest activity against Salmonella thypimurium in comparison to other achievement before. Keywords : Lactobacillus acidophilus, fermented milk, inhibitory activity, Salmonella thypimurium.
ABSTRAK Telah dilakukan kajian tentang aktivitas hambatan susu hasil fermentasi mikroba probiotik Lactobacillus acidophilus terhadap pertumbuhan Salmonella thypimurium. Susu fermentasi dibuat dengan cara inokulasi Lactobacillus acidophilus pada susu yang telah dipasturisasi. Inokulasi dilakukan pada suhu 43oC, selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Karakterisasi susu fermentasi dilakukan setiap tiga jam, difokuskan pada viabilitas sel mikroba probiotik yang dipengaruhi oleh pH. Baik jumlah koloni mikroba probiotik yang hidup maupun pH memiliki korelasi terhadap aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan Salmonella thypimurium. Lama waktu fermentasi sangat berpengaruh baik terhadap viabilitas sel, pH dan aktivitas daya hambat terhadap Salmonella thypimurium. Semakin lama proses fermentasi, pH kaldu fermentasi semakin rendah, karena akumulasi asam laktat dan asam lain yang diproduksi oleh L. acidophilus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pH kaldu fermentasi mencapai 4,93 setelah 24 jam. Biomassa yang dihasilkan dihitung sebagai Angka Lempeng Total (ALT) selama 18 jam fermentasi menunjukkan kecenderungan 1
Daya Hambat Susu Hasil Fermentasi
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
meningkat dari 1,37x105 menjadi 1,23x1012 cfu/mL kaldu fermentasi. Jumlah koloni menurun menjadi 1,26x107 cfu/mL setelah 24 jam fermentasi, sedangkan diameter zona hambat mencapai 15,3 ± 0,4243 mm, menunjukkan aktivitas tertinggi dibandingkan aktivitas yang dihasilkan selama waktu fermentasi sebelumnya. Keywords : Lactobacillus acidophilus, susu fermentasi, daya hambat, Salmonella thypimurium. PENDAHULUAN Probiotik
memberikan efek menguntungkan pada
merupakan
satu
atau
saluran pencernaan manusia. Baktei ini
campuran kultur mikroorganisme hidup
merupakan Gram-positif yang hidup
yang diberikan kepada manusia atau
pada kondisi non-aerob, tetapi juga
hewan baik dalam bentuk sel kering
dapat hidup dalam keadaan aerob
atau sebagai produk fermentasi yang
(Holzapfel et al., 2001; Anal and Singh,
dapat memberikan efek menguntungkan
2007).
pada host melalui peningkatan jumlah
Efek probiotik spesifik untuk setiap
flora normal tubuh. Definisi ini juga
galur (Kekkonen et al., 2007) dan ini
berarti
probiotik,
merupakan salah satu alasan pentingnya
mengandung
menentukan genus dan spesies bakteri
bahwa
misalnya
produk
bio-yoghurt,
mikroorganisme
hidup
dan
probiotik ketika menyatakan manfaat
meningkatkan kesehatan tubuh manusia
kesehatan.
atau
efek
kesehatan yang menguntungkan dapat
saluran
bersumber dari produksi asam dan/ atau
hewan
melalui
menguntungkan
pada
pencernaan
in't
(Huis
Veld
dan
asam
probiotik
bagi
bakteriosin, kompetisi dengan patogen
Havenaar, 1991). Bakteri
Efek
serta peningkatan sistem imun (Chen laktat
merupakan
and
probiotik yang paling banyak
Chen,
2007).
Dosis
efektif
penggunaan probiotik disesuaikan
2
Antono, A., et al
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
dengan galur bakteri (Sanders, 2008),
saluran cerna, dikenal dengan nama
namun pada 106–107 CFU/g produk per
salmonellosis. Angka kejadian dapat
hari secara umum sudah dapat diterima
mencapai 14 kasus untuk setiap 100.000
(Krasaekoopt et al., 2003).
orang
Fermentasi
merupakan
mikroorganisme energi
untuk
yang
(MMWR
Weekly,
2006).
aktivitas
Dilaporkan terjadinya 30.000 kasus
mendapatkan
Salmonellosis setiap tahun di US (CDC,
diperlukan
untuk
2005). Pada tahun 2005 terjadi lebih
metabolisme dan pertumbuhan melalui
dari 36.000 kasus yang dilaporkan oleh
pemecahan atau katabolisme terhadap
laboratorium kesehatan dari berbagai
senyawa
negara (CDC, 2007).
organik
secara
anaerobik.
Proses fermentasi pada susu, terjadi
Kemampuan mikroba probiotik dalam
pemecahan laktosa menjadi asam laktat
menghambat
yang
pathogen menarik untuk dikaji dan
lebih
mudah
dicerna
tubuh
(Rahman et al, 1992). Lactobacillus
selanjutnya
acidopilus
pertumbuhan
dieksplorasi
mikroba
guna
merupakan
memperoleh senyawa bioaktif dengan
probiotik yang selama bertahun-tahun
potensi tinggi. Keuntungan probiotik
banyak digunakan, karena aman dan
sebagai mikroba non-patogen yang
tidak
infeksi
berasal dari flora normal menekan efek
berupa bakterimia (Snydman, 2008).
samping dan toksisitas yang biasanya
Lactobacillus
acidophillus
dapat
menjadi
menghambat
partum-buhan
bakteri
menimbulkan
resiko
kendala
pada
pengobatan
dengan antibiotik.
patogen seperti Salmonella thypimurium
Penelitian ini diharapkan mampu meng-
(X. Pan et al, 2009), yaitu bakteri yang
hasilkan
dapat menyebabkan terjadinya infeksi 3
temuan
bermakna
terkait
Daya Hambat Susu Hasil Fermentasi
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
pemanfaatan mikroba sebagai sumber
Penetapan Angka Lempeng Total
senyawa bioaktif.
(ALT)
BAHAN DAN METODE
Sebanyak 1 mL sampel diencer-kan 10
Lactobacillus acidophillus
kali dengan dapar fosfat pH 7,2,
Didapatkan dari hasil isolasi yang
kemudian diambil 1 mL, dimasukkan ke
dilakukan oleh Fakultas Kedokteran
dalam cawan petri steril, ditambah
Universitas Brawijaya. Dibiakan dalam
media
media deMann Rogosa and Sharpe
dihomogenkan,
(MRS) brooth.
memadat, dan diinku-basi selama 42
Proses Fermentasi
jam pada suhu 37 oC. Dihitung jumlah
Susu
sapi
murni
(pH
6,43±0,02;
koloni
MRS
pada
agar
suhu
45-50oC,
didiamkan
cawan
hingga
petri
yang
viskositas 0,4±0,0 dpas) yang telah
mengandung 30-300 cfu dan dikalikan
dipasteurisasi, ditambah
pengencerannya.
inokulum
2% suspensi
Lactobacillus
acidopilllus
Uji Aktivitas
dalam media MRS brooth berumur 24
Dilakukan pada media Nutrient agar
jam. Dilakukan pendiaman pada suhu
dengan base layer 10 mL dan seed layer
kamar
8
selama
24
jam.
Kemudian
mL
menggunakan
bakteri
uji
dilakukan pengambilan sampel pada
Salmonella thypimurium yang dibuat
jam ke 0. 3. 6. 9. 12. 18. 24.
inokulum dengan transmitan 50% pada
Penetapan pH
panjang gelombang 580 nm. Sebanyak
Sampel secukupnya diukur dengan pH-
5 µL inokulum bakteri uji, ditambahkan
meter SCHOTT glass mainz tipe CG
ke dalam media perbenihan (seed
842, dilakukan replikasi sebanyak 3
layer),
kali.
dituangkan ke atas permukaan media 4
dikocok
dengan
vortex,
Antono, A., et al
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
dasar (base layer) dalam cawan petri,
laktase yang mengkatalisis pemecahan
didiamkan hingga memadat. Dibuat
laktosa menjadi asam laktat. Penurunan
cetak lubang, diisi dengan 50 µL larutan
pH disebabkan adanya akumulasi asam
sampel, selanjutnya diinkubasi selama
hasil
24 jam. Diameter zona yang terbentuk
menyebabkan
di sekitar pencadang diukur (mm).
misel,
HASIL DAN PEMBAHASAN
penggumpalan. Berdasarkan data dalam
Hasil
fermentasi
Lactobacillus
susu
oleh
aktivitas
mikroba
terjadinya
sehingga
yang
perubahan
akan
terjadi
Tabel 1, hasil fermentasi menyebabkan
acidhopillus
penurunan pH mulai jam ke-9.
menunjukkan profil jumlah bakteri per
Tabel 1. Hasil pengamatan pH, Diameter Zona Hambat, dan Angka Lempeng Total (ALT) selama proses fermentasi
satuan waktu yang berbeda, demikian pH dan aktivitasnya (Tabel 1). Grafik pada Gambar 1 memberikan informasi
Jam Ke
bahwa semakin lama waktu fermentasi,
pH ± SD
Diameter Zona Hambat (mm) ± SD
ALT (cfu/mL)
Log ALT
6,35 ± 5,1367 1,37x105 0,0057 6,35 ± 5,1461 3 1,40x105 0,0000 6,32 ± 5,1761 6 1,50x105 0.0058 6,19 ± 7,5441 9 3,50x107 0.0200 6,04 ± 11,9 ± 11.1139 12 1,30x1011 0,0058 0.7778 5,53 ± 14,75 ± 12,0899 18 1,23x1012 0.0000 1,4849 4,93 ± 15,3 ± 7,1004 24 1,26x107 0,0058 0,4243 Kontrol (+) Ciprofloxacin 2 ppm : diameter zona 20,6 mm ± 0,2828 Kontrol (-) : - (tidak memberikan respon) 0
maka harga pH semakin menurun. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui pendekatan terbentuknya asam laktat dan asam lain sebagai hasil fermentasi susu oleh Lactobacillus acidhopillus. Semakin banyak produksi asam, maka pH susu fermentasi akan semakin rendah. Menurut Robinson dan Tamime (1981),
Proses fermentasi dapat memberikan
bakteri asam laktat dapat memproduksi
energi untuk pertumbuhan mikroba 5
Daya Hambat Susu Hasil Fermentasi
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
serta didukung adanya nutrisi lain yang
al., 2006). Dalam bentuk senyawa
merupakan komponen susu. Akibatnya,
tunggal, baik asam laktat maupun asam
durasi proses fermentasi juga akan
asetat
mempengaruhi jumlah mikroba yang
preservatif.
terbentuk.
bakteri
Penggunaan
sediaan
sering
digunakan
sebagai
Disebutkan pula bahwa
asam
laktat
menghasilkan
probiotik mensyaratkan jumlah koloni
sejumlah senyawa antimikroba yang
hidup dalam sediaan saat dikonsumsi,
terdiri dari asam laktat, H2O2, diasetil
sehingga
persyaratan
dan bakteriosin (Mortvedt et al., 1991),
aktivitas ketika sampai pada sel target.
yaitu senyawa yang disintesis pada
Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah
ribosom oleh bakteri (Gram positif
mikroba hidup pada jam ke-0 sampai
maupun Gram negatif) yang dapat
jam
memenuhi
ke-18
terus
mengalami
peningkatan. Pada jam ke-18 jumlah mikroba
tertinggi
berdasarkan
perhitungan ALT mencapai 1,23x1012 cfu/mL kaldu fermentasi. Setelah jam ke-18
jumlah
mikroba
mengalami
penurunan sampai jam ke-24 mencapai 1,26x107 cfu/mL. Penurunan jumlah sel menghambat pertumbuhan bakteri lain Lactobacillus
acidhopillus
dapat (Vesterfund dan Ouwehand, 2004).
disebabkan
oleh
adanya
akumulasi Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu fermentasi dengan pH, diameter zona hambat (mm), dan Log ALT.
jumlah asam laktat, asam asetat, dan produk
asam
lainnya,
yang
Bakteri asam laktat yang memproduksi menyebabkan penurunan pH (Donkor et bakteriosin bersifat sebagai bakterisidal 6
Antono, A., et al
terbukti
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
sangat
untuk
Berdasarkan hasil pengamatan daya
produk
hambat sampel susu fermentasi tiap tiga
fermentasi pangan. Sampai saat ini baru
jam yang diuji terhadap Salmonella
ditemukan
thypimurium,
mengembangkan
bermafaat keamanan
satu
bakteriosin
yang
menunjukkan
hasil
dihasilkan bakteri asam laktat, yaitu
positif mulai jam ke 12 (Gambar 2).
nisin yang banyak digunakan pada
Diameter
produk
Lactobacillus
aktivitas hambatan terbesar didapatkan
memproduksi
pada jam ke-24, saat jumlah koloni sel
bakteriosin yakni Acido-philucin A.
mencapai 1,26x107cfu/mL dengan nilai
Efek
pH 4,93.
pangan.
acidhopillus
dapat
antimikroba
acidopillus
dapat
Lactobacillus disebabkan
zona
yang
menyatakan
oleh
Menurut Krasaekoopt et al (2003),
aktivitas bakteriosin yang dihasilkan
untuk efektivitas penggunaan produk
serta adanya kompetisi mikroba dengan
probiotik, pada 106–107 CFU/g produk
bakteri lain.
per hari secara umum sudah dapat diterima. Fakta ini menjelaskan adanya produksi asam dan/atau senyawa lain seperti bakteriosin paling tinggi pada jam
ke-24,
walaupun
tidak
linear
dengan jumlah sel mikroba probiotik yang memasuki fase decline, sehingga menurun pada jam ke-24. Korelasi
Gambar 2. Hasil pengamatan daya hambat susu hasil fermentasi Lactobacillus acidhopillus terhadap Salmonella thypimurium pada jam ke- 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24 dengan pembanding ciprofloxac in 2 ppm ( )
antara produksi metabolit dan biomassa yang mengikuti pola non-associated dapat 7
dijadikan
referensi
ketika
Daya Hambat Susu Hasil Fermentasi
membuat probiotik,
formula
sediaan
khususnya
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
susu
acidopillus berdasarkan kondisi optimal
dengan
yang telah berhasil ditemukan.
Lactobacillus acidophilus.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat
Susu hasil fermentasi mikroba probiotik
terutama telah berhasil menemukan
Lactobacillus acidopillus menunjukkan
profil korelasi antara produksi biomassa
daya hambat terhadap pertumbuhan
dan metabolit yang aktif sebagai anti
Salmonella thypimurium tertinggi pada
bakteri
jam ke 24. Viabilitas sel mikroba
khususnya
Salmonella
thypimurium, yang tentunya
dapat
probiotik mencapai jumlah 1,26x107
dijadikan
akan
cfu/mL kaldu fermentasi pada jam ke-
dilakukan produksi skala pilot atau
24, sehingga merupakan persyaratan
skala komersial. Manfaat lain dapat
minimal yang harus dipenuhi untuk
diimplemntasikan
menghasilkan
referensi
ketika
ketika
dilakukan
aktivitas.
Selain
isolasi bakteriosin atau senyawa lain
informasi tentang jumlah sel dan durasi
sebagai molekul bio-aktif. Salah satu
proses fermentasi, pH optimal untuk
kelebihan
menghasilkan aktivitas tertinggi adalah
bakteriosin
dibandingkan
antibiotik adalah efek samping atau
4,93.
toksisitasnya relatif lebih rendah, karena
UCAPAN TERIMA KASIH
diperoleh dari mikroba yang merupakan
Terima Kasih kami sampaikan kepada
flora normal, sehingga diharapkan dapat
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
menggantikan fungsi antibiotik.
yang telah menyediakan sarana dan
Isu strategis yang dapat dikembangkan
prasarana
dari hasil penelitian ini adalah isolasi
program ini dapat berjalan dengan baik.
senyawa
aktif
dari
Lactobacillus 8
serta
fasilitas,
sehingga
Antono, A., et al
PharmaScientia, Vol.1, No.2, Desember 2012
gastrointestinal symptoms during training in marathon runners. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism, 17 (4), pp 352–363. Mortvedt, C. I, J. Nissen-Meyer, K. Sletten, and I.F. Nes2, (1991) Purification and Amino Acid Sequence of Lactocin S, a Bacteriocin Produced by Lactobacillus sake L45. Applied and Environmental Microbiology, 57 (6), pp 18291834 Rahman, A., S. Fardiaxz, W. P., Suliantri dan C. C. Nurwitri. (1992) Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Robinson, R. K., A. Y. Tamime dan M. Wszolek (1981) Microbiology of fermented milks. Dalam : R. K. Robinson (ed). Dairy Microbiology Handbook : The Microbiology of milk and milk products. John wiley & sons, Inc. New York Vasterlund, S. Dan A.C Ouwehand. (2004) Antimicrobial Components Form Lactic Acid Bacteria. New York. Snydman, D. R., (2008) The safety of probiotics. Clinical Infectious Disease, 46, pp 104–111. Xiaodong Pan, Fenqin Chen, Tianxing Wu, Honggang Tang, Zhanyu Zhao, (2009) The acid, bile tolerance and antimicrobial property of Lactobacillus acidophilus NIT. Food Control, 20, pp 598–602.
DAFTAR PUSTAKA Anal, A. K. and Singh, H., (2007) Recent advances in microencapsulation of probiotics forindustrial applications and targeted delivery. Trends in Food Science & Technology 18, pp 240-251. Chen, M.J., Chen, K.N., (2007) Applications of probiotic encapsulation in dairyproducts. In: Lakkis, Jamileh M. (Ed.), Encapsulation and Controlled ReleaseTechnologies in Food Systems. Wiley-Blackwell, USA, pp 83–107. Donkor, O.N., Henriksson, A., Vasiljevic, T., Shah, N.P., (2006) Effect of acidification on the activity of probiotics in yoghurt during cold storage. International Dairy Journal 16, pp 1181–1189. Holzapfel, W.H., Haberer, P., Geisen, R., Björkroth, J., Schillinger, U., (2001) Taxonomy and important features of probiotic microorganisms in food and nutrition. American Journal of Clinical Nutrition, 73 (2 Suppl.), 365S–373S. Huis in’t Veld, J. H. J., a Havenaar, R. (1991) Journal of Chemical Technology and Biotechnology, 51, pp 562–567. Krasaekoopt, W., Bhandari, B., Deeth, H., (2003) Evaluation of encapsulation techniques of probiotics for yoghurt. International Dairy Journal, 13 (1), pp 3–13. Kekkonen, R.A., Vasankari, T.J., Vuorimaa, T., Haahtela, T., Julkunen, I., Korpela, R., (2007) The effect of probiotics on respiratory infections and 9