Dari data klimatologi yang diambil dari stasiun pengamatan Landasan Udara Abdul Rahman Saleh didapatkanlah rata-rata ETo nya adalah 3,77 mm/day.
Grafik dari table klimatologi diatas menunjukan ETo pada tiap-tiap bulannya. ETo paling tinggi dicapai pada bulan Oktober dan ETo paling rendah terdapat pada bulan Juni.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 1
Dari data hujan yang di dapat dari stasiun Landasa Udara Abdul Rahman Saleh menunjukan jumlah air selama setahun sebanyak 1.927 mm, dengan efisiensi hujan sebanyak 1.149,1 mm.
Dapat disimpulkan dari grafik bahwasannya bulan dengan hujan dan efisiensi hujan yang paling tinggi adalah bulan Desember, sedangkan bulan dengan hujan dan efiesiensi Sonia Tambunan – 105040202222271 | 2
hujan yang paling rendah adalah bulan September. Dari grafik ini juga saya dapat menyimpulkan bahwa hujan dan efisiensi hujan berbanding lurus.
Saya memilik komoditas Kedelai untuk dimasukan kedalam Cropwat 8. Dengan tanggal penanaman 2 Juli dan dipanen pada tanggal 24 September. Umur tanaman berdasarkan data FAO. Saya memilih tanggal 2 Juli untuk menanam karena penanaman kedelai biasa dilakukan saat bulan kering dan dilakukan setelah menanam padi. Sehingga pada bulan tersebut sangat efektif untuk menanam kedelai dan sebagai persiapan cadangan N untuk masa tanam padi berikutnya.
Untuk jenis tanah yang saya gunakan adalah medium (lempung) karena tanah di Malang pada umumnya bersifat demikian, karena saya belum survey langsung, saya
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 3
menggunakan data yang sudah disediakan oleh FAO dengan detil data yang ditampilkan diatas.
Lalu langkah selanjutnya adalah melihat kebutuhan air tanaman. Dari table diatas dapat dilihat pada intinya bahwa evapotranspirasi tanaman kedelai yang ditanam pada tanggal 2 Juli adalah 285,7 mm sepanjang masa tanam. Decade disini maksudnya 10 hari pada tiap bulannya. Efisiensi hujan selama masa tanam adalah 55,7 mm. Jadi kebutuhan irigasi air tanaman kedelai selama masa tanam yang dimulai pada musim kering yaitu tanggal 2 Juli adalah 228,1 mm. Sehingga dibutuhkan irigasi untuk mengoptimalkan produksi atau pertumbuhan.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 4
Dari grafik ini dapat dilihat bahwa kebutuhan air pada tanaman sangat tinggi pada bulan Agustus decade ke 2. Dan kebutuhan air pada tanaman paling rendah ada pada bulan September decade ke 2. Jadi pastikan terdapat irigasi pada bulan Agustus. SKENARIO I
Pada scenario 1 ini waktu irigasi adalah mengirigasi 100% saat titik layu dan dengan aplikasi irigasi mengisi air tanah hingga kapasitas lapang 100%. Irigasi efisiensinya adalah 80% karena saya menggunakan sprinkler irrigation.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 5
Dengan menggunakan skenario 1 maka tidak ada penurunan produksi. Irigasi dilakukan sekali yaitu pada tanggal 6 September tepatnya pada hari ke 67 pada fase tengah kekurangan air 60%, air yang masuk sebanyak 175 mm dan air yang diberikan sebanyak 218,8 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,38 liter/detik/ha. Irigasi berakhir pada tanggal 24 September dimana kekurangan air sebanyak 19%. Total air yang diberikan untuk irigasi adalah 218,8 mm, air yang diterima adalah 175 mm dan tidak ada irigasi yang terbuang. Air yang digunakan oleh tanaman adalah 283,4 mm begitu pula dengan potensialnya. Jadwal efisiensi irigasi adalah 100%, artinya sangat efisien sekali. Total curah hujan adalah 59,6 mm dan efisiensi curah hujan 53,5 mm. Hujan yang hilang adalah 6,1 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 54,9 mm, irigasi yang dibutuhkan sebenarnya adalah 229,9 mm dengan efisiensi hujan sebesar 89,8%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 6
Neraca airnya terlihat tidak kekurangan air, karena kebutuhan air sudah diberikan di 30 hst dan sudah mencukupi hingga panen.
Saya mempolikulturkan tanaman kedelai saya dengan jagung yang ditanam pada tanggal yang sama yaitu 2 Juli dengan persentase jagung di lahan tersebut sebanyak 50%.
Defisit presipitasi tanaman jagung ini dimulai dari Juli dengan nilai 9; 90,2; 133,5; 52,2. Dengan kebutuhan irigasi perbulannya dalam mm dimulai dari Juli adalah 4,5; 45,1; Sonia Tambunan – 105040202222271 | 7
66,7; 26,1. Dan daerah irigasi dalam persen dimulai pada mulai Juli hingga Oktober adalah 50%. Kebutuhan daerah irigasi sebenarnya dalam liter/detik/ha adalah 0,03; 0,34;0,51; 0,19 dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober. SKENARIO II
Pada scenario 2 ini waktu irigasi adalah mengirigasi 100% saat krisi pengurangn dan dengan aplikasi irigasi mengisi air tanah hingga kapasitas lapang 50%. Irigasi efisiensinya adalah 80% karena saya menggunakan sprinkler irrigation.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 8
Dengan menggunakan skenario 2 maka tidak ada penurunan produksi. Irigasi dilakukan sekali yaitu pada tanggal 6 September tepatnya pada hari ke 67 pada fase tengah kekurangan air 60%, air yang masuk sebanyak 88 mm dan deficit sebanyak 87 mm dengan air yang diberikan sebanyak 110 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,19 liter/detik/ha. Irigasi berakhir pada tanggal 24 September dimana kekurangan air sebanyak 48%. Total air yang diberikan untuk irigasi adalah 110 mm, air yang diterima adalah 88 mm dan tidak ada irigasi yang terbuang. Air yang digunakan oleh tanaman adalah 283,4 mm begitu pula dengan potensialnya. Jadwal efisiensi irigasi adalah 100%, artinya sangat efisien sekali. Total curah hujan adalah 59,6 mm dan efisiensi curah hujan 55,3 mm. Hujan yang hilang adalah 4,3 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 140,1 mm, irigasi yang dibutuhkan sebenarnya adalah 228,1 mm dengan efisiensi hujan sebesar 92,8%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 9
Neraca airnya terlihat tidak kekurangan air, karena kebutuhan air sudah diberikan di 30 hst dan sudah mencukupi hingga panen.
Saya mempolikulturkan tanaman kedelai saya dengan jagung yang ditanam pada tanggal yang sama yaitu 2 Juli dengan persentase jagung di lahan tersebut sebanyak 50%.
Defisit presipitasi tanaman jagung ini dimulai dari Juli dengan nilai 9; 90,2; 133,5; 52,2. Dengan kebutuhan irigasi perbulannya dalam mm dimulai dari Juli adalah 4,5; 45,1; Sonia Tambunan – 105040202222271 | 10
66,7; 26,1. Dan daerah irigasi dalam persen dimulai pada mulai Juli hingga Oktober adalah 50%. Kebutuhan daerah irigasi sebenarnya dalam liter/detik/ha adalah 0,03; 0,34;0,51; 0,19 dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober. SKENARIO III
Pada scenario 3 ini waktu irigasi adalah mengirigasi diberikan saat ETcrop menurun pada tiap fasenya dan dengan aplikasi irigasi mengisi air tanah hingga kapasitas lapang 100%. Irigasi efisiensinya adalah 80% karena saya menggunakan sprinkler irrigation.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 11
Dengan menggunakan skenario 3 maka tidak ada penurunan produksi. Irigasi dilakukan 8 kali yaitu pertama pada tanggal 11 Juli tepatnya pada hari ke 10 pada fase awal kekurangan air 4%, air yang masuk sebanyak 6,8 mm air yang diberikan sebanyak 8,5 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,10 liter/detik/ha. Kedua pada tanggal 21 Juli tepatnya pada hari ke 20 pada fase pertumuhan kekurangan air 5%, air yang masuk sebanyak 10,4 mm air yang diberikan sebanyak 13 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,15 liter/detik/ha. Ketiga pada tanggal 31 Juli tepatnya pada hari ke 30 pada pertumbuhan kekurangan air 8%, air yang masuk sebanyak 23,6 mm air yang diberikan sebanyak 29,5 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,34 liter/detik/ha. Keempat pada tanggal 10 Agustus tepatnya pada hari ke 60 pada fase pertumbuhan kekurangan air 12%, air yang masuk sebanyak 33,5 mm air yang diberikan sebanyak 41,9 mm dan air yang mengalir sebanyak 4,9 liter/detik/ha. Kelima pada tanggal 20 Agustus tepatnya pada hari ke 50 pada fase awal kekurangan air 12%, air yang masuk sebanyak 36,1 mm air yang diberikan sebanyak 45,2 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,52
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 12
liter/detik/ha danseterusnya hingga irigasi berakhir pada tanggal 24 September dimana kekurangan air sebanyak 2%. Total air yang diberikan untuk irigasi adalah 283,3 mm, air yang diterima adalah 226,7 mm dan tidak ada irigasi yang terbuang. Air yang digunakan oleh tanaman adalah 283,4 mm begitu pula dengan potensialnya. Jadwal efisiensi irigasi adalah 100%, artinya sangat efisien sekali. Total curah hujan adalah 59,6 mm dan efisiensi curah hujan 50,8 mm. Hujan yang hilang adalah 8,8 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 5,9 mm, irigasi yang dibutuhkan sebenarnya adalah 232,6 mm dengan efisiensi hujan sebesar 8,53%.
Neraca airnya terlihat tidak kekurangan air, karena kebutuhan air sudah diberikan di 30 hst dan sudah mencukupi hingga panen.
Saya mempolikulturkan tanaman kedelai saya dengan jagung yang ditanam pada tanggal yang sama yaitu 2 Juli dengan persentase jagung di lahan tersebut sebanyak 50%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 13
Defisit presipitasi tanaman jagung ini dimulai dari Juli dengan nilai 9; 90,2; 133,5; 52,2. Dengan kebutuhan irigasi perbulannya dalam mm dimulai dari Juli adalah 4,5; 45,1; 66,7; 26,1. Dan daerah irigasi dalam persen dimulai pada mulai Juli hingga Oktober adalah 50%. Kebutuhan daerah irigasi sebenarnya dalam liter/detik/ha adalah 0,03; 0,34;0,51; 0,19 dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober. SKENARIO IV
Pada scenario 4 ini waktu irigasi adalah mengirigasi 100% saat titik layu dan dengan aplikasi irigasi pada kedalaman 50 mm. Irigasi efisiensinya adalah 80% karena saya menggunakan sprinkler irrigation. Sonia Tambunan – 105040202222271 | 14
Dengan menggunakan skenario 4 maka tidak ada penurunan produksi. Irigasi dilakukan sekali yaitu pada tanggal 6 September tepatnya pada hari ke 67 pada fase tengah kekurangan air 60%, air yang masuk sebanyak 50 mm dan deficit sebanyak 125 mm dengan air yang diberikan sebanyak 62,5 mm dan air yang mengalir sebnyak 0,11 liter/detik/ha. Irigasi berakhir pada tanggal 24 September dimana kekurangan air sebanyak 61%. Total air yang diberikan untuk irigasi adalah 62,5 mm, air yang diterima adalah 50 mm dan tidak ada irigasi yang terbuang. Air yang digunakan oleh tanaman adalah 283,4 mm begitu pula dengan potensialnya. Jadwal efisiensi irigasi adalah 100%, artinya sangat efisien sekali. Total curah hujan adalah 59,6 mm dan efisiensi curah hujan 55,5 mm. Hujan yang hilang adalah 4,3 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 178,1 mm, irigasi yang dibutuhkan sebenarnya adalah 228,1 mm dengan efisiensi hujan sebesar 92,8%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 15
Neraca airnya terlihat tidak kekurangan air, karena kebutuhan air sudah diberikan di 30 hst dan sudah mencukupi hingga panen.
Saya mempolikulturkan tanaman kedelai saya dengan jagung yang ditanam pada tanggal yang sama yaitu 2 Juli dengan persentase jagung di lahan tersebut sebanyak 50%.
Defisit presipitasi tanaman jagung ini dimulai dari Juli dengan nilai 9; 90,2; 133,5; 52,2. Dengan kebutuhan irigasi perbulannya dalam mm dimulai dari Juli adalah 4,5; 45,1; Sonia Tambunan – 105040202222271 | 16
66,7; 26,1. Dan daerah irigasi dalam persen dimulai pada mulai Juli hingga Oktober adalah 50%. Kebutuhan daerah irigasi sebenarnya dalam liter/detik/ha adalah 0,03; 0,34;0,51; 0,19 dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober. SKENARIO V
Pada scenario 5 ini tidak dilakukan irigasi sama sekali.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 17
Dengan menggunakan skenario 5 maka terjadi penurunan produksi hingga 0,03%. Kekurangan air pada masa panen adalah 78%. Air yang digunakan oleh tanaman adalah 283,4 mm begitu pula dengan potensialnya. Jadwal efisiensi irigasi adalah -%, artinya sangat tidak efisien. Dengan defisiensi jadwal irigasi 0,4%. Total curah hujan adalah 59,6 mm dan efisiensi curah hujan 55,3 mm. Hujan yang hilang adalah 4,3 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 227,0 mm, irigasi yang dibutuhkan sebenarnya adalah 228,1 mm dengan efisiensi hujan sebesar 92,8%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 18
Neraca airnya terlihat kekurangan air, pada 65 – 75 hst yang dapat menyebabkan penurunan produksi.
Saya mempolikulturkan tanaman kedelai saya dengan jagung yang ditanam pada tanggal yang sama yaitu 2 Juli dengan persentase jagung di lahan tersebut sebanyak 50%.
Defisit presipitasi tanaman jagung ini dimulai dari Juli dengan nilai 9; 90,2; 133,5; 52,2. Dengan kebutuhan irigasi perbulannya dalam mm dimulai dari Juli adalah 4,5; 45,1; Sonia Tambunan – 105040202222271 | 19
66,7; 26,1. Dan daerah irigasi dalam persen dimulai pada mulai Juli hingga Oktober adalah 50%. Kebutuhan daerah irigasi sebenarnya dalam liter/detik/ha adalah 0,03; 0,34;0,51; 0,19 dimulai dari bulan Juli hingga bulan Oktober. KESIMPULAN Jadi berdasarkan 5 skenario diatas saya memilih metode mana yang paling sedikit menggunakan air tanpa harus mengurangi hasil produksinya. Ada 2 skenario yang memenuhi persyaratan yaitu skenario 2 dengan memaksimalkan kinerja hujan hingga 92,8% dan skenario 4 dengan memaksimalkan kinerja hujan pula hingga 92,8%.
Sonia Tambunan – 105040202222271 | 20