Dasar dan Arah Penelitian Universitas Hasanuddin
Dana Investasi Penelitian • Seluruh negara berkembang yang merupakan 80% penduduk dunia mengalokasikan dana penelitian hanya sekitar 2 % dari pengeluaran global; atau rata-rata negara berkembang mengalokasikan dana penelitiannya jauh di bawah 1% dari GNP-nya; Sementara masing-masing negara industri maju mengalokasikan dana penelitian sebesar 3% dari GNP-nya. • Kenyataan ini disebabkan oleh harga instrumen, bahan, dan ICT di negara berkembang dinilai sangat mahal dibandingkan dengan negara-negara industri maju. Di samping itu, investasi dana penelitian dinilai sangat lambat untuk kembali modal.
Kapasitas Penelitian • Tidak semata-sama taraf kemampuan negara berkembang berada pada tingkat yang rendah untuk melakukan penelitian, tetapi juga taraf kemampuan hasil penelitiannya tidak mendorong dengan cepat laju pengembalian dana investasi; • Sesuai dengan kondisi masing-masing negara, Research capacity negara berkembang dapat ditingkatkan sejalan dengan peningkatan kualitas penelitiannya sendiri, di samping itu perlu diukur nilai inovasi hasilnya, dan seberapa jauh dapat meningkatkan cepat laju pengembalian dana investasi; • Pada umumnya, pengembalian dana penelitian yang berkaitan dengan teknologi pertanian dan pasca panen tidak bermanfaat secara langsung, tetapi akan tampak pada beberapa tahun kemudian.
Pengembalian Dana Investasi • Diperkirakan jenis-jenis penelitian dan pengembangan teknologi yang berkaitan dengan pertanian, manufaktur, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan pengelolaan lingkungan akan merupakan bidang-bidang yang cepat dapat mengembalikan dana investasi penelitian; • Penelitian dan pengembangan teknologi berpacu susul menyusul antara kebutuhan pasar dan supply hasil penelitian, maka perumusan masalah, metodologi penelitian, dan penggunaan instrumen, merupakan prosedur penting yang memerlukan kematangan formulasi dengan berpijak pada kepercayaan diri dan pemindaian kondisi external untuk penyesuaian; • Taraf akreditasi laboratorium tempat melakukan penelitian merupakan tonggak penting untuk menyiapkan segala prosedur dan mengundang kepercayaan mitra untuk melakukan kerjasama penelitian.
Asimilasi Teknologi • Beberapa dekade terakhir, negara-negara berkembang telah berhasil mengembangan teknologi lokal menjadi lebih efisien, dan bahkan berhasil pula meraih prestasi dengan mengadaptasikan teknologi maju ke dalam teknologi lokal melalui apa yang disebut dengan asimilasi teknologi; • Prestasi lain dari negara berkembang adalah berupa modifikasi teknologi maju ke dalam kebutuhan lokal melalui seleksi yang cermat dan perhitungan yang matang; • Kepiawaian memodifikasi teknologi import menjadi teknologi lokal dengan segala aspeknya merupakan persaingan yang seru antara negara berkembang sebagai pengimport dengan negara maju sebagai pengeksport.
Kerjasama penelitian • Universitas harus mampu memperlihatkan kinerja penelitian dengan kualitas prima yang relevan dengan kebutuhan industri; Sementara itu pihak industri harus memiliki kehendak untuk menggunakannya secara konstruktif, dan pemerintah harus berperan untuk memediasi di antara kedua belah pihak; • Kerjasama universitas dengan pihak industri secara langsung memerlukan pemahaman budaya belajar yang koheren di antara keduanya; Pihak industri diuntungkan dengan perolehan fasilitas R&D di Universitas, dan sebaliknya Universitas memiliki bahan pembelajaran yang terus terupdate; • Dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam R&D dapat mengalami pembelajaran di garis persaingan terdepan, dan pihak industri dapat mengenal calon yang memiliki talenta terbaik untuk kemajuan industri; Masalah lain adalah kepemilikan patent dari hasil penelitian ini, yang dapat terlebih dahulu dibicarakan sebelum kerjasama penelitian dimulai.
Pijakan dan Gapaian Prioritas Menurut Thulstrup (1992) Untuk meningkatkan kapasitas penelitian diperlukan: • Broad basic science research and research training capacity; • Selected applied research and development capability in fields of particular importance to the country; and • Methods and incentives for practical use of the knowledge in the development process.
Pengalaman (LP2M) Stanford University One model for organizational change was initiated by Stanford University. The purpose for changing the structure was to make research administration more “responsive, timely, and accountable." The mission of the research administration office, Stanford declared, was "to support outstanding sponsored research and education by providing service, expertise, innovative leadership, and by promoting a collaborative model of stewardship among all faculty and staff."
Perbaikan Tata kerja The values and standards of excellence and of academic freedom, some have argued, have eroded to the point that universities needed external regulations to govern conflict of interest and misconduct in research. These changes in the university increased pressure to the point that it became impossible for research administrators to act as a lubricant to reduce the friction between the faculty and the university. HANSEN, STEPHEN AND MORELAND, KIM (2004)
Suatu Kenyataan For example, although Poland produced close to 2 percent of the world‘s scientific papers in mainstream journals in the field of polymer science, and received well over 1 percent of the citations (a measure of how useful the research is to other researchers) in this important field, it only held 0.06 percent of the patents within rubber and plastics products. In these fields , it only held 10th in the world in research papers, 12th in Citations, but only 21 -26th in patents. Similarly, Poland ranked 6th in the world in chemical engineering research papers, 11th in citations, but ranked only around 27th in patents in fields like biotechnology, pharmacy. and petroleum, (World Bank 1993).
Kelemahan Negara Berkembang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11.
Lack of up-to-date, functioning equipment, suited for local conditions; Inefficient and uneconomical procedures for provision of maintenance, spare parts, specialty chemicals and other consumables; Lack of trained service technicians; Insufficient contact with other researchers and users of research in the field, both nationally and internationally; Insufficient and incomplete library holdings, especially of research journals, poor dissemination habits, and lack of strong national research publications; Lack of travel funds for participation in scientific cooperation and meetings as well as lack of means for fast communication with others in the field (fax, electronic mail); Weak or lacking professional societies in individual research fields; Insufficient monitoring of research quality and efficiency, both for individual research activities and on a national level (e. g., in the form of regularly monitored output indicators) and lack of systematic research evaluations; Lack of monetary and other incentives for active research; Insufficient salaries to ensure a full time effort by the researchers; and Insufficient or lacking national research policies and over dependences on outside donors.
Erik Thulstrup (1994) It seems increasingly clear that scientific research and research training is essential for the development process. A major difference between developing and developed countries is related to their ability to select, create, modify, adapt, or use advanced technologies efficiently. The high complexity and frequent changes in the most efficient technologies have increased the quantitative and qualitative need for research trained manpower in many developing countries, but these countries are often unable to carry out high quality research training on their own. At the same time, overseas training is becoming increasingly expensive and is in some cases less relevant to domestic needs. At least a partial solution to these problems can be obtained if relevant research activities in developing countries are improved and expanded.