189 DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan Pupuk untuk Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Adiwiganda, Y.T. and Z. Poeloengan. 1998. General Oil Palm Fertilizer Recommendation in Indonesia: 25 Years Experience. International Oil Palm Conference Commodity of The Past, Today, and Future. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Adiwiganda, R. 2002. Pengelolaan Lapangan dalam Aplikasi Pupuk di Perkebunan Kelapa Sawit. Seminar Nasional Pengelolaan Pupuk pada Kelapa Sawit. PT. Sentana Adidaya Pratama. Medan. Ardiansyah, F. 2006. Realising Sustainable Oil Palm Development in Indonesia – Challenges and Opportunities. International Oil Palm Confernce. Optimum Use of Resources: Challenges and Opportunities for Sustainable Oil Palm Development. Bali, 19-23 Juni 2006. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Alamsyah, T. 2000. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Perkebunan. Dalam Darnoko, W. Darmosarkoro, E.S. Sutarta, P. Guritno. T. Herawan, L. Buana dan J. Ellisabeth (Eds.). Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit: Penanganan Terpadu Limbah Industri Kelapa Sawit yang Berwawasan Lingkungan. Medan, 13-14 Juni 2000. Pusat penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 1-12. Baga, L. M. 2005. Penguatan Kelembagaan Koperasi Petani untuk Revitalisasi Pertanian. Makalah Disampaikan pada Seminar Revitalisasi Pertanian untuk Kesejahteraan Bangsa. 19 Juni 2005. Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Jakarta. http://www.miti.or.id. 27 Nopember 2008. Bafadal, A. 2000. Analisis Produksi dan Respon Penawaran Kakao Rakyat di Sulawesi Tenggara. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bangun, D. 2002. Prospect and Challenges of Palm Oil Bussiness in Indonesia. Proc. of Chemestry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 23-30. Basdabella, S. 2001. Pengembangan Sistem Agroindustri Kelapa Sawit dengan Pola Perusahaan Agroindustri Rakyat. Disertasi. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bourgeois, R and F. Jesus. 2004. Participatory Prospective Analysis. Exploring and Anticipating Challenges with Stakeholders. CAPSA Monograph. 46. UNESCAP – CAPSA. Bogor. Bourgeois, R. 2007. Analisis Prospektif Partisipatif. Bahan Pelatihan/Lokakarya. Training Of Trainer. ICASEPS. Bogor.
190 Darmosarkoro, W. dan S. Rahutomo. 2000. Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pembenah Tanah. Dalam Darnoko, W. Darmosarkoro, E.S. Sutarta, P. Guritno. T. Herawan, L. Buana dan J. Ellisabeth (Eds.). Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit: Penanganan Terpadu Limbah Industri Kelapa Sawit yang Berwawasan Lingkungan. Medan, 13-14 Juni 2000. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 112-118. Darmosarkoro, W. 2006. Towards Sustainable Oil Palm Industry in Indonesia. International Oil Palm Conference. Optimum Use of Resources: Challenges and Opportunitis for Sustainable Oil Palm Development. Bali, 19-23 June 2006. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 1-17. [DEPTAN] Departemen Pertanian. 2006. Primatani Membangun Desa Berbasis Inovasi. http://www. primatani.litbang.deptan.go.id. 10 Juli 2008 __________________________. 2008. Komitmen Pemerintah Membangun Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan. http://www. indonesia.go.id. 20 Agustus 2008. [DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan. 1992. Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan. Pelaksanaan dan Pelatihan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. __________________________. 2006a. Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2007. Departemen Pertanian. Jakarta. ___________________________. 2006b. Rencana Stratejik Pembangunan Perkebunan 2005-2009. Departemen Pertanian. Jakarta. ____________________________. 2007. Pedoman Umum Program Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, karet, dan kakao). Departemen Pertanian. Jakarta. Djaenudin, D., H. Marwan, H. Subagyo, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi I. Balai Penlitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. Dja’far, N. Ratnawati dan M. Aklmal. 2005. Pedoman Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Tentang Prinsip dan Kriteria Sustainable Palm Oil pada Industri Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 13(2):85-110. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Dja’far dan T. Wahyono. 2003. Skala Usaha dan Break Even Point Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 11(2): 61-73. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Dumelin, E., V. Rao, B.G. Smith, and R.H.V. Corley. 2002. Sustainable Palm Oil Agriculture: The Unilever Initiative. Proc. of Chemistry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 226-237. Eriyatno. 2003. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Managemen. IPB Press. Bogor. Erningpraja, L. dan Z. Poeloengan. 2000. Rancang Bangun Model Produksi Bersih Kebun Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 8(3): 203219. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
191 Erningpraja, L., T. Wahyono, M. Akmal, Ratnawati, dan A. Kurniawan. 2006. Strategi Mengembalikan Kejayaan Kelapa Sawit Indonesia dengan Barometer Malaysia. Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 14(1): 47-67. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Fairhurst, T. 2002. Estimasi Kebutuhan Pupuk. Makalah disampaikan dalam Seminar Pengelolaan Pupuk pada Kelapa Sawit. P.T. Sentana Adidaya Pratama. Medan 5 Maret 2002. Farirhurst, T., W. Griffiths and A.G. Kerstan. 2006. Concept and Implementation of Best Management Practice for Maximum Economic Yield in An Oil Palm Plantation in Sumatera. International Oil Palm Confernce. Optimum Use of Resources: Challenges and Opportunities for Sustainable Oil Palm Development. Bali, 19-23 Juni 2006. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Folster, H. and P.K. Khanna. 1997. Dynamics of Nutrient Supply in Plantation Soils. In E.K. S. Nambiar and A.G. Brown (Eds.): Management of Soil, Nutrients and Water in Tropical Plantation Forests. Australian Center for International Agricultural Research. Canbera, Pp. 339 - 378. Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama Widya. Bandung. Hadi, P.U., Supriyati, A.K. Zakaria, T. Nurasa, F.B.M. Dabuke dan E. Ariningsih. 2007. Posisi dan Masa Depan Pembangunan Perkebunan Indonesia. Pros. Kinerja dan Prospek Pembangunan Pertanian Indonesia. K. Suradisastra, Y. Yusdja dan P. U. Hadi (Eds.) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Hal. 23 – 43. Hall, C.A.S and J.W. Day. 1977. Ecosystem Modeling in Theory and Practice. An Introduction With Case Historie. John Willey and Son. New York. Handoko dan Y. Koesmayono. 2005. Kesesuaian Iklim Sebagai Faktor Penentu Tingkat Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit: Pendekatan dengan Model Simulasi Tanaman. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 46 -59. Harahap, Y., Winarna dan E.S. Sutarta. 2005. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit: Tinjauan dari Aspek Tanah dan Iklim. Dalam W. Darmosarkoro, E.S. Sutarta dan Winarna (Eds.). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 255 -277. Harahap, I. Y., Y. Pangaribuan, dan E. Listia. 2006. Keragaan Awal Pertumbuhan dan Potensi Produktivitas Berbagai Varietas Kelapa Sawit yang Ditanam dengan Populasi Tinggi. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 14(1): 1-10. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Harahap, E.M. 2007. Kelapa Sawit Penuhi Syarat Jadi Tanaman Konservasi. www.antara.co.id. 20 Agustus 2008
192 Hardjomidjojo, H. 2004. Panduan Lokakarya Analisis Prospektif. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hardjowigeno, S., Widiatmaka dan A.S. Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Widiatmaka (Eds.). Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik. Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. SEAMEO BIOTROP. Bogor Hasan, H. 2003. Rancang Bangun Model Penilaian Kesesuaian dan Dinamika Iklim untuk Perkebunan Kelapa Sawit. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hasbi. 2001. Rekayasa Sistem Kemitraan Usaha Pola Mini Agroindustri Kelapa Sawit. Tesis. Pro, gram Pasacsarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hasibuan A. 2005. Prospek Pengembangan PIR Kelapa Sawit dan Peranan Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan Di Masa Mendatang. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 119 -125. Hersuroso, H.I. 2005. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani Sekitar Perkebunan Besar Melalui Program Pengembangan Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 93 -107. Husien, H dan Hanafi. 2005. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 154-162. [ IWMI ] International Water Management Institute. 2004. Water Accounting for Integrated Water Resources Management. Booklet on Tools and Concept for Improved water Management. Colombo. Institut Pertanian Bogor. 2000. Penelitian Evaluasi Efektivitas Pemberian Kredit Kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA) untuk Pembiayaan Perkebunan Kelapa Sawit. Laporan Akhir. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor – Bank Indonesia. Bogor. [ IPPM ] Institut Pendidikan dan Pembinaan Managemen. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Komplek. Cetakan Pertama. L. Setiono (Penerjemah); I.K. Peniwati (Editor). Terjemahan dari: Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. P.T. Dharma Aksara Perkasa. Jakarta
193 Iswati. A. 2004. Desain Pengelolaan Kebun Plasma Kelapa Sawit Berkelanjutan. Studi Kasus pada PIR – Trans Kelapa Sawit P.T.P. Mitra Ogan di Kabupaten Ogan komering Ulu, Sumatera Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Juwanto. 2007. Pengembangan Model Penilaian Kesesuaian Lahan Gambut untuk Kelapa Sawit (Studi Kasus Wilayah Irigasi Muko-Muko Kanan). www.bdpnuib.org, Juni 2007. Karama, A.S. 2005. Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat yang Mensejahterakan. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 11 -15. Kartasasmita, S. 2005. Otonomi Daerah Dalam Pengembangan Perkebunan Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 35-45. Koedadiri, A.D., W. Darmosarkoro dan E.S Sutarta. 2005. Potensi dan Pengelolaan Tanah Ultisol pada Beberapa Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Dalam W. Darmosarkoro, E.S. Sutarta dan Winarna (Eds.). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Hal. 1 - 24. Koedadiri, A.D., R. Adiwiganda, dan K. Martoyo. 2007. Produktivitas Kelapa Sawit pada Tanah Hemic Troposaprist. www.iopri.org. Juni 2007. Koutsoyannis, A. 1977. Theory of Econometrics. Second Edition. The Macmillan Press Ltd. United Kingdom. Kurniawan, F. 2004. Penentuan Prioritas Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Pengolahan Kelapa Sawit (studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara V Sungai Galuh-Riau). Tesis. Program Pasacsarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lamade, E. and I.E. Setyo. 2002. Characterisation of Carbon Pools and Dynamics for Oil Palm and Forest Ecosystems: Application to Environmental Evaluation. Proc. of Chemestry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 212 - 225. Loebis, B. dan P.L. Tobing. 1989. Potensi Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Buletin Perkebunan. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). 20(1): 49-56. Medan. Lord, S and C. Ross, 2005. Sustainable Oil Palm: Implementing The Principles and Criteria of The Roundtable on Sustainable Palm Oil Within The Framework of ISO 14001. The 3rd Meeting of RSPO. Singapura, 22-23 November 2005. www.rspo.org, 26 Desember 2005 Lubis, H.A. 1994. Pengantar Managemen Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
194 Lubis, S., Bahtiar, S. Abbas dan Daswir. 1990. Pengorganisasian Kelompok Petani PIR – BUN Kelapa Sawit. Kumpulan Makalah Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Pusat Penelitian Perkebunan Medan – Dinas Perkebunan Propinsi Riau. Pekan Baru, 1921 April 1990. Ma’arif, S dan H. Tanjung. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif untuk Manajemen. PT. Grasindo. Jakarta. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Meadows, D.H. 1987. Batas – Batas Pertumbuhan.Terjemahan. P.T. Gramedia. Jakarta Miller, G.T. 1992. Living In The Environment: An Introduction To Environmental Science. Seventh Edition. Wadsworth Publishing Company. California. Mitchell, B., B. Setiawan dan D.H. Rahmi. 2003. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Moody, P.W., R. Lefroy, I G. P. Wigena, N. Chinabut, N.C. Vinh, P.T. Cong, and S. Phimsorn. 2003. Interpretation of Soil Chemical Analysis and The Fertility Management of Upland Soils. International Training on Soil Fertility Management. Department of Primary Industry. Queenlands. Muhammadi, E. Aminullah dan B. Soesilo. 2001. Analisis Sistem Dinamis. Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi. Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. UMJ-Press. Jakarta. Naibaho, P. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Ng, A. 2005. The Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Principles and Criteria for Sustainable Palm Oil Production. The 3rd Meeting of RSPO. Singapura, 22-23 November 2005. www.rspo.org, 26 Desember 2005. Oates, W.E. 1999. The Resources for The Future Reader In Environmental and Resource Management. Resources for the Future. Washington. Pahan, I. 2005. Sebuah Pemikiran: Pola Peremajaan Areal Plasma dari Segi Pembinaan Petani, Ketersediaan Modal dan Mengatasi Kesenjangan Pendapatan. Prosiding Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Pekan Baru, 15-16 April 2005. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Hal. 126-132. ________. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Pakpahan, A. 1989. Kerangka Analitik untuk Penelitian Rekayasa Sosial: Perspektif Ekonomi Institusi. Dalam E. Pasandaran dkk. (Eds). Prosiding: Evaluasi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
195 _______________. 2002. A Framework Toward Sustainable Oil Palm Development: Increasing What People Can Do or Can Be. Proc. of Chemestry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 88-112. Poeloengan, Z. 2002. Natural and Human Resources Capacity for Sustainable Development of Oil Palm Industry in Indonesia. Proc. of Chemestry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 1-13 Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, dan E.S Sutarta. 2005. Permasalahan Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. W.Darmosarkoro, E.S Sutarta dan Winarna (Eds.). Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 67-80. [PTPN V] Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara V. 1992. Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Perkebunan Kelapa Sawit Sei Pagar, Sei Garo, Sei Galuh dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sei Galuh, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. P.T Tanindo. Jakarta ___________________________. 1996. Laporan Hasil Perlaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Kegiatan Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit Unit Sei Galuh, Sei Garo dan Sei Pagar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Pekanbaru. __________________________. 2007. Laporan Sekilas Perkembangan Kebun Plasma Sei Garo/Sei Pagar/Sei Galuh. Pekanbaru. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2000. Paket Teknologi untuk Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. [PUSLITTANAK] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Participatory Impact Assessment Study on Sloping and Degraded Lands for Sustainable Agriculture. Annual Report on Sloping and Degraded Lands for Sustainable Agriculture in Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Reijntjes, C., B.Haverkot and A.W. Bayer. 2005. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Cetakan ke 7. E. Van De Fliert, dan B. Hidayat (Eds.). Terjemahan dari: Farming for Future. Kanisius. Jakarta. Risza, S. 2008. Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Cetakan Ke 8. Kanisius. Jakarta. Ritung, S., Wahyunto, F. Agus, and H. Hidayat. 2007. Guidelines and Suitability Evaluation with A Case Map of Aceh Barat District. Indonesian Soil Research Institute – World Agroforestry Centre. Bogor. Riyaldi dan H. Lumbantobing. 2005. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Menangkal Kemungkinan Masuknya Hama dan Penyakit Terbawa Benih Impor Kelapa Sawit. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005: Pemeliharaan Kesehatan Kelapa Sawit Melalui Pengendalian Terkini Hama, Penyakit dan Gulma serta Aplikasi Pemupukan. Yogyakarta, 1314 September 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal. 1 - 12.
196 Riyadi dan Bratakusumah. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi Mewujudkan Otonomi Daerah. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Roundtable on Sustainability Palm Oil (RSPO, 2005). The RSPO’S Principles and Criteria for Sustainable Palm Oil Production. Public Release Version. The 3rd Meeting of RSPO. Singapura, 22-23 November 2005. www.rspo.org, 26 Desember 2005. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Kompleks. K. Peniwati (Eds.). Diterjemahkan oleh L. Setiono. Terjemahan dari Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Analysis for decisions in Complex World. PT. Pustaka Binama Pressindo. Jakarta. Saharun, L. 2001. Analisis Respon Areal dan Produksi Kakao Pada Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Besar di Propinsi Irian Jaya. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. [SEKJEN DEPTAN]. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian. 2008. Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian Tahun 2007. www.deptan.go.id. 6 September 2008. Setyarso, A. and C. Wulandari. 2002. Criteria and Indicator for Best Practices Oil Palm Industry and Plantation Management. Proc. of Chemistry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 361-368. Siegel, S. 1990. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia. Jakarta. Sinukaban, N. 2007. Konsep Kebutuhan Hidup Layak. Materi Mata Kuliah Sistem Usaha Pertanian Berkelanjutan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sinuraya, J. F. 2000. Respon Produksi dan Ekspor Karet Sumatera Utara. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soil Survey Staff. 1999. Keys to Soil Taxonomy. Ninth Edition. Department of Agricultural Natural Resources Conservation Services. Washington. Sudihardjo, H., H. Sosiawan, B. Kaslan, Mudjiono, H.J. Deri, dan J. Dai. 1990. Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Pekanbaru (0816), Sumatera. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Sukiyono, K. 1995. PIR/NES dan respon Penawaran Produsen Kelapa Sawit di Indonesia. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 3(2): 163-178. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Sumodiningrat, G. Yogyakarta.
1998.
Pengantar
Ekonometrika.
BPFE-Yogyakarta.
Supardi, I. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. P.T. Alumni. Bandung.
197 Suslia, W. R., S. Bahtiar, P.U Hadi, A. Priyambodo, dan S.O. Lubis. 1995. Model Ekonomi Minyak Sawit Mentah Dunia. Jurnal Agro Ekonomi. 14(2):21-43. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Syahyuti. 2006. Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan Tentang Konsep, Istilah, Teori dan Indikator serta Variabel. P.T. Bina Rena Pariwara. Jakarta. ________. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi Di Perdesaan. http://www.pse.litbang.deptan.go.id. 15 Desember 2008. Syahza, A. 2008. Pengaruh Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Regional Daerah Riau. http://www.bung_hatta.go.id. 2 Desember 2008. Taryoto, A.H. 1995. Analisis Kelembagaan Dalam Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian: Suatu Pengantar. Prosiding Pengembangan Hasil Penelitian: Kelembagaan dan Prospek Pengembangan Beberapa Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.Bogor. Troeh, F.R., J.A. Hobss, and R.L. Donahue. 2004. Soil and Water Conservation for Productivity and Environmental Protection. Fourth Edition.Pearson Education. Prentice Hall. Upper Saddle River. New Jersey. Uexkhull, H.R. and T. Fairhust. 1991. Fertilizing for High Yield and Quality The Oil Palm. IPI Bulletin. 12. Pp. 4-8. [ UN ] United Nation. 1948. Report of The World Commission on Environment and Development: Our Common Future. United Nation Documents. http://www.un-documents.net. Wahyono, T. 2003. Konflik Penguasaan Lahan Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 11(1). 47 - 59. Pusat Penelitian kelapa Sawit. Medan Wahyono, T dan M. Dja’far, 2004. Pembangunan Ekonomi Melalui Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 3(12). 176-184. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Widhiastuti, R. 2001. Pola Pemanfaatan Limbah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit dalam Upaya menghindasri Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus I Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Tapian Nadengan SMART Group, Langga Payung, Sumatera Utara). Disertasi. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wigena, I G.P. and D. Santoso. 2003. Stick Fertilization and Its Effect to Immature Oil Palm Grown on Xhantic Hapludox, Jambi. Proc. Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Badan Litbang Pertanian. Hal. 168 - 176. Wigena, I G. P., J. Purnomo, E. Tuherkih dan A. Saleh. 2006. Pengaruh Pupuk ”Slow Release” Majemuk Padat terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kelapa Sawit Muda pada Xanthic Hapludox di Merangin, Jambi. Jurnal Tanah dan Iklim. 24. 10-20. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
198 Winarna. 2007. Lahan Gambut Saprik Paling Potensial untuk Kebun Sawit. www.kapanlagi.com. 30 Juni 2007. Winter, J. 2002. Material Recycling from Waste and Waterwaste of Oil Palm Production for Sustainable Environmental Development. Proc. of Chemistry and Technology Conference: Enhancing Oil Palm Industry through Environmentally Friendly Technology. Bali, 8-12 July 2002. Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). Medan. Pp. 31-38.
199 Lampiran 1. Kriteria dan Indikator Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Menurut Setyarso dan Wulandari (2002). Kriteria Legalitas
Penyiapan dan konservasi tanah
Pengelolaan produksi
Prosesing dan pemasaran
Aspek Ekologi/Lingkungan
Sosial
Pengelolaan bisnis
- Lokasi sesuai UU berlaku - Areal konservasi dan kegiatan sosial minimal 20% - Kebudayaan dan sumberdaya ekonomi lokal terpelihara - Lokasi kebun tidak di hutan lindung - Perubahan ekologi tidak merusak lingkungan - Penggunaan areal sesuai dengan potensi - Penyiapan lahan tanpa bakar - Tidak terjadi degradasi lahan - Lahan terdegradasi direhabilitasi - Penyerahan kembali tepat waktu areal masyarakat/adat jika waktu sewa sudah habis - Pengelolaan hama terpadu - Kebakaran minimal - Dampak negatif terhadap air, udara, tanah dan spesies endemi minimal - Lereng >15% diteras - Penurunan permukaan tanah gambut minimal - Penanaman cover crops sekitar 80-100% - Penggunaan bahan kimia berbahaya minimal
- Konsesi dan penguasaan lahan melibatkan masyarakat lokal - Penguasaan lahan sesuai keinginan masyarakat
- Areal maksimal yang ditanami 65% -Tidak boleh mengganti komoditas sawit dgn komoditas lainnya di areal konsesi
- Masyarakat Dilibatkan dalam kegiatan penyiapan lahan
- Konservasi tanah berdampak positif terhadap lahan masyarakat
- Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan produksi
- Pengelolaan limbah sesuai prosedur standar - Dampak limbah cair dan gas terhadap lingkungan minimal - Teknologi prosesing limbah berwawasan lingkungan
- Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan prosesing dan pemasaran produksi
- Panen dilakukan saat buah matang fisiologis untuk memperoleh harga yang lebih tinggi - Analisis tanah dan tanaman dievaluasi setiap 5 tahun - Pengamatan hama dan penyakit secara berkala - Penggunaan jenis dan dosis pupuk berdasarkan analisa tanah - Tata ruang kebun berdasarkan fungsi tanaman, fasilitas umum dan sosial, PKS dan infrastruktur - Teknologi pengelolaan kebun sesuai ekosistem. - Kadar asam amino CPO < 5% - Randemen TBS baik, efisiensi pengolahan TBS > 95% - Harga TBS sesuai pasar
200 Lampiran 1. (Lanjutan) Kriteria
Aspek Ekologi/Lingkungan
Sosial
Pengelolaan bisnis
sumberdaya manusia
- Pekerja tahu cara mengamankan diri dari kelainan mesin, bahan kimia - Pengelolaan limbah oleh Tenaga profesional
- Masyarakat sekitar diutamakan dalam seleksi tenaga kerja - Dilakukan pelatihan untuk meningkatkan skill tenaga kerja - Tidak ada diskriminasi antara tenaga lokal dengan upahan - Tenaga lokal Dijadikan tenaga tetap
-Tingkat UMR manusiawi - Pekerja memiliki skill untuk menjamin mutu produksi - Pekerja mendapat jaminan sosial dan kesehatan - Pekebun menjamin tempat tinggal pekerja
Pengembangan regional
- Pekebun memperhatikan flora dan fauna endemik dan habitatnya - Bertanggungjawab terhadap pengelolaan lahan pasca operacional - Harus ada lahan untuk pembinaan masyarakat lokal
- Pekebun Memberdayakan masyarakat sekitar dengan perbaikan fasisilitas umum, kesehatan, pendidikan, memberikan beasiswa - Pekebun meningkatka kapasitas individu lokal
-Informasi pengelolaan kebun sifatnya transparan - Kelembagaan ekonomi lokal tidak terganggu
Aksesibilitas informasi
- Informasi Pemantauan dan pengelolaan lingkungan transparan
- Komunikasi masyarakat lokal dan staf kebun lancar - Masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka
-Peluang bekerja bagi masyarakat lokal transparan - Pengelolaan kebun diaudit oleh ouditor independen minimal 1 kali/tahun - Data produksi berdasarkan umur tanaman dan kesesuaian lahan direkam secara berkala - Perkebunan didukung oleh sistem komputer dan bisa diakses setiap saat.
203 Lampiran 3. Jenis dan Sumber Data Primer yang Dibutuhkan dalam Penelitian No Jenis data Sumber Keterangan Data fisik 1.
Sifat kimia, fisika dan biologi tanah
Analisis contoh komposit dan bulk
Contoh tanah diambil berdasarkan peta tanah
2.
Laju erosi tanah
Pendugaan USLE
Pendugaan berdasarkan kelas lereng, konservasi, jenis tanah, vegetasi
3.
Kualitas air tanah permukaan (sungai dan sumur)
Analisis kimia contoh air
Contoh berdasarkan radius dari sumber polusi
4.
Kemiringan lereng
Survei
Didasarkan peta topografi dan observasi lapangan
5.
Keragaan teras pada lahan berlereng
Survei
6.
Pengelolaan pupuk
Survei
Jenis, dosis, waktu, dan cara pemupukan
7.
Pengelolaan sisa panen
Survei
Pengolahan dan pemanfaatan sisa panen
8.
Kesesuaian suitability)
lahan
(Land
Desk study
Overlay peta tanah, topografi, curah hujan, dan land use.
9.
Data fisik relevan
lainnya
yang
Time series data
Data Ekonomi 1.
Skim kredit Pola PIR-Trans
Survei
2.
Produksi dan harga TBS
Survei
3.
Pendapatan dan pengeluaran masyarakat
Survei
4.
Sistem pemasaran produksi
Survei
5.
Penyerapan tenaga kerja
Survei
6.
Data ekonomi relevan
Survei
lain
yang
1.
Data sosial Kesehatan masyarakat
Survei
2.
Konflik sosial
Survei
3.
Pendidikan masyarakat
Survei
4.
Aksesibilitas informasi pengelolaan perkebunan
Survei
5.
Penerapan azas legalitas
Survei
6.
Interaksi dan kelembagaan
Survei
7.
keterkaitan
Data sosial lain yang relevan
Survei
Time series data
204 Lampiran 4. No
Jenis dan Sumber Data Sekunder yang Diperlukan dalam Penelitian Jenis data Sumber Keterangan
1.
Data fisik Sifat kimia dan fisika tanah
2.
Laporan Balitanah
Hasil pemetaan RLREP
Rencana Tata Ruang Kabupaten
Laporan
Dicari yang masih berlaku
3.
Rencana Strategis Pengembangan Sawit Kabupaten
Laporan
Dicari yang masih berlaku
4.
Propinsi Riau dan Kampar dalam Angka
Laporan
Dicari yang paling baru
5.
Pengelolaan pupuk
Laporan
6.
Laju erosi tanah
Laporan
7.
Koalitas air tanah dan udara
Laporan
8.
Pengelolaan hama/penyakit
Laporan
9.
Pengelolaan limbah PKS
Laporan
10.
Frekuensi kebakaran, kekeringan dan kebanjiran
Laporan
11.
Keragaman biodiversitas
Laporan
12.
Pengelolaan sisa panen
Laporan
13.
Pengawasan kualitas produksi
Laporan
14.
Data fisik lain yang relevan
Kabupaten
Data ekonomi 1.
Produksi dan harga TBS, CPO
Laporan
2.
Pendapatan masyarakat
Laporan
3.
Sistem pemasaran produksi
Laporan
4.
Sistem rekrutmen dan penggajian pekerja
Laporan
5.
Penyerapan tenaga kerja
Laporan
6.
Skim Kredit Pola PIR-Trans
Laporan
7.
Data ekonomi lain yang relevan Data Sosial Pendidikan, Kesehatan masyarakat Sistem penguasaan lahan Konflik sosial Keselamatan kerja UUD dan Perda yang berkaitan dengan kelapa sawit Aksesibiltas informasi pengelolaan perkebunan Building cavacity
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
Dicari yang masih berlaku
205 Lampiran 5.
Tujuan
Matrik Tujuan, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis dan Keluaran Model Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Jenis Data
Teknik pengum pulan data
Teknik Analisis data
Keluaran
Tingkat Kesesuaian dan produktivitas lahan kelapa sawit
Data: - Peta jenis tanah - Peta topografi - Peta land use - Peta lereng - Pemeliharaan kelapa sawit - Produksi TBS
-Pengumpulan laporan Balai Penelitian tanah, Bakosurtanal. - Survei lapang
Overlay peta yang ada
Peta kersesuaian lahan dan produktivitas Kelapa sawit
Model produksi kelapa sawit plasma
- Produksi, harga TBS (time series) - Harga karet (time series) - Upah buruh (time series) - Harga saprodi (time series) - Kebijakan pemerintah - Status kesuburan tanah
Survei lapang
Ekonometrika Fungsi Prouksi Nerlove, indirect metohd
Model luas areal tanam, produktivitas dan produksi kelapa sawit plasma
Peranan dan keterkaitan institusi terkait dan stakeholdres
Data: - Jalur dan pembinaan Instansi Pemda Tingkat Kabupaten dan Propinsi - Sumber dan jalur dana pengelolaan kelapa sawit plasma - Kewajiban dan hak perusahaan inti, KUD, LSM, petani plasma - Mekanisme pengembalian kredit oleh petani plasma
Survei
Metode Analitycal Hierarcy Process (AHP)
Peranan, keterkaitan kelembagaan dan skim kredit pengelolaan Kebun plasma kelapa sawit berkelanjutan
206 Lampiran 5. (Lanjutan) Tujuan
Jenis Data
Model pengelolaan kebun plasma kelapa sawit berkelanjutan
Data: Fisik: - Produktivitas kelapa sawit - Peta Rencana Tata Ruang Kabupaten - Pengelolaan produksi kelapa sawit - Pemanfaatan sisa panen dan tunasan - Kapasitas, pengelolaan limbah PKS - Pencemaran tanah, air dan udara - Kesesuaian lahan - Frekuensi kekeringan, kebanjiran, kebakaran - Keanekaragaman hayati Ekonomi: -Harga TBS -Pendapatan dan pengeluaran petani - Sistem pemasaran produksi - Penentuan harga TBS Sosial: - Asas legalitas - Konflik sosial - Rekrutmen tenaga kerja - Penyerapan tenaga kerja - Interkasi dan keterkaitan kelembagaan - Aksesibilitas publik terhadap pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat - Kesehatan, pendidikan masyarakat
Strategi implementasi model pengelolaan kebun plasma kelapa sawit berkelanjutan
Data: Data komponen fisik, ekonomi dan sosial yang berperan penting dalam model pengelolaan kebun plasma kelapa sawit berkelanjutan
Teknik pengum Pulan data
Teknik Analisis data
Keluaran
Survei
Pendekatan Sistem Dinamis dengan perangkat lunak Powersim
Model pengelolaan kebun plasma kelapa sawit bekelanjutan
Metode Analisis Prospektif
Rumusan stra tegi implementasi model pengelola an kebun plasma kelapa sawit
Survei
Survei
FGD dengan para ahli perkebunan kelapa sawit (staf PTPN V, Instansi terkait)
207 Lampiran 6. Analisis Kebutuhan Stakeholders Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan No. 1.
Kebutuhan stakeholders
Stakeholders Petani sawit
• • • • • • • • • • • • •
Kompensasi kehilangan hak-hak yang memadai Tersedianya bibit sawit berkualitas Pembinaan pengelolaan kebun yang baik Tersedianya sarana produksi tepat waktu dengan harga terjangkau Degradasi lahan rendah Pencemaran sumberdaya lahan, air dan udara rendah Kehilangan keragaman biodiversitas rendah Tersedianya sarana pendidikan, kesehatan dan sarana sosial lainnya dengan kondisi layak Pemasaran TBS lancar dengan harga memadai Kondisi infrastruktur baik dan memadai Pendapatan meningkat Terbukanya peluang untuk bekerja dengan gaji memadai Adanya pelatihan reguler untuk mningkatkan kapasitas dan produktivitas tenaga kerja
2.
Perusahaan Inti perkebunan kelapa sawit
• Tersedianya tenaga kerja dengan keterampilan memadai • Kondisi sosial, politik dan keamanan kondusif untuk pengembangan kelapa sawit dari Instansi Kabupaten dan Propinsi Terkait • Konflik sosial dan politik rendah • Tingkat kesesuaian lahan untuk kelapa sawit tidak marginal • Komitmen Pemerintah daerah, masyarakat serta LSM yang ada untuk terus mendukung perkebunan kelapa sawit • Tersedianya TBS yang memenuhi standar kualitas untuk PKS • Keuntungan perkebunan layak dan berkelanjutan • Loyalitas pekerja untuk mencapai efisiensi dan kapasitas tenaga kerja yang memadai
3.
Dinas Perkebunan Kabupaten
• Tidak ada pelanggaran dalam konsesi sumberdaya lahan • Semua kegiatan sesuai dengan Peraturan dan PerundangUndangan yang berlaku • Rencana teknis pembinaan dan pemberdayaan • Sarana dan prasarana pelayanan pembinaan dan pemberdayaan
208
Lampiran 6. (Lanjutan No.
Stakeholders
Kebutuhan stakeholders
4.
Instansi Terkait Tingkat Kabupaten (Dinas Pertanian, BPN, Dinas Koperasi, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Bapedalda)
• Operasionalisasi semua kegiatan sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan berlaku • Tersedianya fasilitas umum dan sosial yang memadai • Kompensasi kehilangan hak-hak masyarakat memadai • Penggunaan lahan sesuai dengan Tata Ruang Daerah • Ada perencanaan, program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat setempat • Degradasi lahan rendah • Pencemaran air, udara dan tanah rendah • Tidak ada konflik sosial dan politik • Penyerapan tenaga kerja non skilled dan skilled • Pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat • Pengelolaan limbah sesuai standar sehingga pencemaran lingkungan rendah
5.
Lembaga Sosial Masyarakat
• Operasionalisasi semua kegiatan sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan berlaku • Kompensasi kehilangan hak-hak masyarakat memadai • Ada perencanaan, program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat setempat • Degradasi lahan rendah • Pencemaran air, udara dan tanah rendah • Tidak ada konflik sosial dan politik • Pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat • Penyerapan tenaga kerja non skilled dan skilled
6.
Masyarakat di luar lokasi Perkebunan
• Penyerapan tenaga kerja non skilled dan skilled • Pencemaran air, tanah, udara dan kehilangan biodiversitas rendah • Pendapatan masyarakat meningkat • Dilibatkan dalam program pembinaan dan pemberdayaan
209 Lampiran 7. Kualitas Limbah cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit pada Kolam Aerasi (siap dibuang ke Sungai Iyee) Parameter Satuan Nilai baku mutu Hasil Pengukuran Sifat fisika Temperatur
0
C
27-28
27
Padatan terlarut
Mg/l
2000
1250
TSS
Mg/l
250
168
6,0-9,0
7,62
Sifat kimia pH Kadmium
Mg/l
0,10
0,094
Total Nitrogen sbg N
Mg/l
50
27,15
Tembaga
Mg/l
3,00
1,41
Timah hitam
Mg/l
1,0
0,236
Seng
Mg/l
10,0
3,22
Air raksa
Mg/l
0,01
Ttd
Besi terlarut
Mg/l
10,0
6,77
Sulfida
Mg/l
0,10
0,08
Sianida
Mg/l
1,0
0,08
BOD
Mg/l
100
86
COD
Mg/l
300
188
Minyak dan lemak
Mg/l
25
18,76
Sifat biologi
210
Lampiran 8. Kualitas air Sungai Iyee sebagai Media Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di Sei Pagar Parameter Satuan Baku mutu Hulu Hilir Fisika 0
C
27,5
27,1
26,9
Padatan terlarut
Mg/l
1000
33
30
Padatan tersuspensi
Mg/l
50
16
21
6-9
7,4
7,4
Temperatur
Sifat kimia pH Total P
Mg/l
0,2
0,14
0,15
Nitrat sbg N
Mg/l
10
0,30
0,60
Amonia
Mg/l
0,1
0,08
0,01
Kadmium
Mg/l
0,01
0,0015
0,004
Chromium Vallensi VI
Mg/l
0,05
0,01
0,006
Tembaga
Mg/l
0,02
0,01
0,02
Besi
Mg/l
-
0,14
1,63
Mangan
Mg/l
-
0,17
0,04
Seng
Mg/l
0,05
0,01
0,12
Khlorida
Mg/l
-
Ttd
2,26
Florida
Mg/l
1,5
0,10
0,07
Sulfat
Mg/l
-
0,075
0,6
BOD
Mg/l
3,0
1,23
2,30
COD
Mg/l
25
7,15
15,7
Oksigen terlarut
Mg/l
4
2,88
5,80
Minyak dan lemak
Mg/l
1000
59
50
Per 100 ml
1000
40
80
Sifat biologi
Total Coliform
211 Lampiran 9. Kualitas air tanah (air sumur pantau) di Lokasi Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar Hasil pengukuran Parameter Satuan Baku mutu Awal 2005 pH
6,0-9,0
6,01
5,91
BOD
Mg/l
3,0
2.88
2,9
DO
Mg/l
15
7,04
5,04
Nitrat sbg N
Mg/l
10
0,02
1,10
NH3-N
Mg/l
10
0,66
0,96
Khlorida
Mg/l
600
8,77
24,5
Sulfat
Mg/l
400
12,08
41,9
Seng
Mg/l
15
0,04
0,08
Kadmium
Mg/l
0,005
Ttd
0,001
Tembaga
Mg/l
0,02
Ttd
0,008
Timbal
Mg/l
0,05
ttd
0,01
212 Lampiran 10. Matriks Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar Jenis Dampak
Sumber Dampak Tindakan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Tolok Ukur Lokasi
Periode
Penurunan kualitas udara
Kegiatan PKS, transportasi TBS dan CPO
• Pemakaian master bagi karyawan • Pemanfaatan tandan kosong ke tanaman • Melakukan penghijauan • Perawatan masin PKS secara rutin
• PP No 41 Tahun 1999 • Kepmen LH No 48 Tahun 1996 • Kepmen LH No 13 Tahun 1995
• Sebelum PKS, di sekitar PKS dan sesudah PKS •Emisi Boiler dan Genset PKS
2 kali setahun
Penurunan kualitas tanah
Budidaya tanaman Kelapa sawit
• Pemeliharaan saluran irrigáis • Penanaman cover crops • Pemeliharaan tanaman secara tepat
• Laju intensitas erosi USLE • Sifat fisik dan kimia tanah
• Areal perkebunan kelapas sawit plasma •Pada lahan dengan kemiringan >20%
1 kali setahun
Penurunan kualitas air permukaan
• Pelaksanaan Land Application (LA) • Kebocoran saluran pembuangan PKS dan IPAL
• Perlakuan limbah cair dengan fermentasi anaerob • Pembuatan sumur control • Perawatan kolam IPAL secara teratur
• Kepmen LH No 28 Tahun 2003 • Baku Mutu Air Sungai Kelas II • Permenkes No
• Outlet PKS •Hulu, tengah dan hilir sungai •Sumur pantau pada areal LA
• 2 kali setahun untuk air permukaan • 1 kali sebulan untuk limbah cair
Aktivitas kegiatan kebun dan PKS
• Kesempatan kapada masyarakat menjadi pekerja di kebun/PKS • Pengembangan sarana umum dan sosial • Pendekatan sosial kepada masyarakat
• Tingkat pendapatan masyarakat • Persepsi mayarakat terhadap kebun dan PKS • Frekuensi konflik
Desa di sekitar kebun/PKS
1 kali setahun
Perekonomi an dan kondisi sosial masyarakat sekitar kebun
97/MENKES/SK/VII/2000
213 Lampiran 11. Matrik Pelaksanaan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar Rencana Pemantauan Lingkungan Dampak Penting/Parameter Terpantau
Sumber Dampak
Tolok Ukur /Parameter
Pelaksanaan Metode
Hasil Pelaksanaan
Tindak lanjut Kendala
Penurunan koalitas udara
Aktivitas PKS dan transportasi TBS/CPO
•Gas ambien: SO2, CO2, NO2, Hidrokarbon, partikel dan kebisingan • Emisi: Opasitas, SO2, CO2, NO2, Hidrokarbon dan kebisingan
Pengambilan contoh udara dan pengukuran parameter secara langsung di lapangan
Semua parameter memenuhi baku mutu yang ditetapkan
-
Dilakukan secara rutin
Penurunan kualitas tanah (erosi, sifat nimia dan físika tanah)
Budidaya tanaman Kelapa sawit
Tingkat erosi tanah, tingkat kesuburan/kesesuaian tanah
Pengukuran langsung di lapangan dan analisa kimia/fisika di laboratorium tanah
Potensi erosi tanah rendah, sifat kimia dan fisika tanah masih baik untuk kelapa sawit
-
Dilakukan secara rutin
Pelaksanaan LA
Tingkat kesuburan/kesesuaian tanah
Pengukuran langsung di lapangan dan analisa kimia/fisika di laboratorium tanah
Sifat kimia dan fisika tanah masih baik untuk kelapa sawit
-
Dilakukan secara rutin
Penurunan kualitas air permukaan
Kebocoran saluran pembuangan PKS dan IPAL
Baku Mutu Air Sungai Kelas II
Pengambilan contoh air sungai, limbah cair dan air sumur pantau
Semua parameter memenuhi baku mutu yang ditetapkan
-
Dilakukan secara rutin
Penurunan kualitas air tanah
Aplikasi LA
Permenkes No 97/MENKES/SK/VII/2000
Perekonomian dan kondisi sosial masyarakat sekitar kebun
Aktivitas kegiatan kebun dan PKS
• Tingkat pendapatan masyarakat • Persepsi mayarakat terhadap kebun dan PKS • Frekuensi konflik
Wawancara terstruktur dengan masyarakat sekitar kebun
Pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat Konflik dan kecemburuan sosial menurun
Tidak semua masyarakat sekitar kebun bisa diangkat menjadi karyawan kebun/PKS
Program penanganan dampak sosial dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan
214
Lampiran 10. Land Use
Lampiran 11. Peta Land Unit
Lampiran 12. Peta Kesesuaian Lahan...
214 Lampiran 12. Peta Land Use Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, 2007
~
+
+
+
+
+
+
PETA PENGGUNAAN LAHAN PTPN SUNGAI PAGAR KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU
~
+
+
lEGENDA
Belukar Hutan sekunder Kebun campuran Karet
~
+
Kelapa sawit
+
Kelapa sawit muda Ladang Pabrik kelapa sawit Pemukiman
~
+
+
/V
SUfi,, ;
/V B. t .. P ... . bu" .n
~
+
+
+
+
+
+
'- . ... Sot .. . to , •• " .. o.,o ... s .. " ' ,""UOI L.< . " 10"
, .. ... . , ,- ,. ,",. ,,,,,, m o " • • ''0""'" l" _ p" O' g "l '."....,2 11' .'•• ~ ...
O."" '. -" (..... "•.11> . . . , . -" ,
,_. ... ... ,..o. , , n.s ••O'P"'" ~
(Lpn,O )
215 Lampiran 13. Peta Land Unit Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, 2007
I
+
+
+
+
+
+
PETASATUAN LAHAN PTPN SUNGAI PAGAR KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU
<1>
I
I
!
+
LEGENDA
+
+
+
+
+
c::::::J Af.1.3 c::::::J Au . 1.2. 1 c::::::J Au . 1.2.2 c::::::J D.2. 1 .2 c::::::J D. 2.1 .3 c::::::J Pfq.1.1 c::::::J Pfq. 2. 1 c::::::J Pq .2.1 c::::::J Pf. 3.2 c::::::J Pq.4 . 2 t=:I Pfq.5.4 _ _
Pq .7.2 Pfq. 7.3
c::::::J
Pfq. 8.'
IV ""'" IV "·'
I
. .. . ... o.-, ........ .. ... .. _ _ ' osonm"' .. ' ...,
+
+
+
+
+
+
• .I I .
.... _ , .. _
, . . . . . . . .. . . . . . . _, . ,_
. ... _
....... "' <_... ... , .... m., .. ,..,,,-.'.....,.....-" .. _ ~
~
-, . _~
216 Lampiran 14. Peta Kesesuaian Lahan Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, 2007
~
+
+
+
+
+
+
PETA KESESUAIAN LAHAN PTPN SUNGAI PAGAR KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU
" ~
rI-
+
LE GENDA
~
S2-f S2-fh S2-fn S2-n f S2-s nf S3-s nf
+
§ +
+
/V /V
s.., • • ,
."'.. ........
,". "
'- .... 0. ... , lo". " .. 0. ,0.,. $ . . . . U....... '0 " ""., . , p""~ , .. . ~ '''''' .1Dl Lo ... O . ,".."'" 01' ..... ' 019';'. .,,, '-» <:> ' "'~ " ' 9."" ,.-n (t . . . . ",,0). "" " _20 (l ~ ••••)
z . • • to
~
+
+
+
+
+
+
, . . ... b • • " " . "
,n . .•• ~ ,
~ _,
~
224 Lampiran 17. Hasil Analisis Fisika Contoh Tanah Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007 No/Kedalaman
Kadar air
BD
Ruang pori
(cm)
(% vol)
(gr/cc)
total(% vol)
Kadar air (% volume) pF1
pF2
pF 54
Pori drainase (% volume) pF 42
Cepat
Lambat
Air
Permeabili
tersedia
tas
(% vol)
(cm/jam)
1.I/0-20
40.3
0.7
67.9
61.7
46.6
35.9
14.1
21.2
10.7
21.8
8.87
1.II/20-40
38.2
0.9
59.0
52.6
40.8
35.6
18.0
18.1
5.2
17.6
16.31
2.I/0-20
32.0
1.2
47.5
46.2
38.4
31.6
11.1
9.2
6.7
20.6
4.82
2.II/20-40
30.9
1.4
42.8
43.1
34.2
29.3
11.4
8.6
4.9
17.8
6.23
3.I/0-20
67.7
0.3
85.2
71.2
60.8
52.8
11.4
24.4
7.9
41.5
7.98
3.II/20-40
62.0
.04
75.5
71.3
49.5
42.5
16.5
25.9
7.0
26.0
1.34
4.I/0-20
52.2
0.3
84.2
59.1
51.3
44.7
15.0
32.9
6.5
29.7
14.55
4.II/20-40
55.5
0.3
80.9
66.9
58.4
52.3
16.2
22.5
6.1
36.2
11.37
225 Lampiran 18. Hasil Analisis Kimia Contoh Tanah Komposit Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007 No.
P2O5
KTK
pasir
Tekstur (Pipet) (%) debu
Liat
H2O
pH
C(%)
Bahan organik N(%)
C/N
Bray(ppm)
Cmol/kg
(%)
KB Ca
Mg
Total (HNO3 +HclO4) (ppm) S
Fe
Al
Cu
Co
Abu
Si
(%)
(%)
PW1/I
24
41
35
4.7
5.00
0.33
15
3.8
13.32
2
1375
2469
230
1890
36517
0.19
PW1/II
22
42
36
5.1
0.86
0.09
10
3.7
5.88
4
327
2126
39
2177
47240
0.24
0.53
88.20
80.26
0.52
97.30
PW1/III
21
42
37
4.8
0.29
0.02
15
6.2
5.74
1
46
540
33
2208
44153
84.65
0.28
0.57
94.45
81.23
PW1/IV
20
43
37
4.7
0.26
0.02
13
2.0
7.82
2
13
458
28
1748
PW2/I
47
29
24
4.5
1.96
0.15
13
2.0
5.28
7
31
417
55
3394
40915
0.48
0.44
96.50
78.16
21137
0.21
0.36
94.16
PW2/II
50
23
27
4.8
0.52
0.05
10
3.1
4.07
4
36
375
55
73.44
3924
29263
0.32
0.54
95.00
PW2/III
45
27
28
4.8
0.19
0.02
10
4.5
7.03
2
150
353
86.45
55
3783
32948
3.34
0.52
93.64
73.98
PW2/IV
40
25
35
4.7
0.19
0.02
10
5.3
6.30
2
51
PW3/I
4
73
23
4.1
35.08
0.53
66
6.3
76.32
1
38
402
44
3975
38285
0.90
0.91
91.65
80.65
548
1975
901
43668
7.48
0.05
31.03
PW3/II
4
55
41
4.4
22.35
0.47
48
3.2
64.14
0
26.38
66
625
1382
2023
89340
7.76
0.52
54.75
47.08
PW3/III
2
69
29
4.5
43.40
1.37
32
3.6
76.99
PW3/IV
0
73
27
4.7
43.91
0.65
68
4.1
72.61
0
170
337
4194
939
61712
12.83
0.51
12.94
11.25
0
101
715
4088
783
54864
8.32
0.42
11.81
PW4/I
0
94
6
4.3
36.44
0.55
66
3.8
10.75
80.42
2
85
279
1828
1451
40772
10.70
0.56
27.66
22.68
PW4/II
39
32
29
4.7
14.83
0.85
17
PW4/III
0
71
29
4.8
37.91
0.61
62
6.8
53.76
0
96
274
2091
3008
105835
5.95
0.92
72.45
55.06
9.4
66.14
0
371
315
2802
1631
75653
24.73
0.41
24.66
PW5/I
4
80
16
4.0
33.99
0.62
20.22
55
6.6
71.70
1
109
867
784
908
17265
5.60
0.61
30.74
PW5/II
7
70
23
4.5
29.75
24.90
0.47
63
3.1
88.77
0
108
390
2977
1576
56178
11.05
0.50
38.48
35.01
PW5/III
26
40
34
4.8
PW5/IV
1
82
7
4.8
16.99
0.51
33
7.3
61.50
0
345
227
3625
3002
93506
8.62
1.00
64.04
55.07
40.70
0.74
55
7.6
59.08
1
125
689
5089
1393
67412
16.74
0.65
19.34
PW6/I
31
56
13
15.28
4.7
10.62
0.19
57
12.6
27.62
1
51
749
449
1580
27214
4.72
0.65
83.06
67.28
PW6/II
26
63
PW6/III
60
27
11
4.8
9.73
0.31
31
41.1
31.55
1
97
291
564
2919
46258
8.06
0.68
77.32
60.31
13
4.9
3.64
0.25
15
9.2
9.56
1
75
350
184
1029
16872
3.03
0.21
88.08
PW6/IV
23
59
72.23
16
4.9
1.60
0.13
12
7.6
7.75
2
68
321
325
1013
14851
2.85
0.20
96.80
77.93
226 Lampiran 19. Hasil Analisis Kimia Air Tanah Permukaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007 Me/l air bebas lumpur pH Lokasi DHL 250C Kation ∑ Anion ds/m kation K Ca Mg Na Fe Al NO3 SO4 Cl NH4
HCO3
S.Hangtuah1 0,021
4,7
0,01
0,01
0,03
0,01
0,03
0,01
0,00
0,10
0,01
0,01
0,16
S.Hangtuah2 0,013
5,5
0,01
0,01
0,04
0,01
0,03
0,01
0,00
0,11
0,01
0,01
S.PKS
0,023
4,8
0,01
0,02
0,03
0,02
0,06
0,00
0,00
0,14
0,02
S. SP3
0,044
4,5
0,01
0,02
0,07
0,02
0,08
0,00
0,04
0,23
S. Iyee
0,014
5,0
0,01
0,00
0,02
0,01
0,05
0,00
0,00
S.Pongke
0,008
5,9
0,01
0,01
0,02
0,01
0,02
0,00
0,00
∑ Anion
Kadar lumpur Mg/ltr
0,03
0,21
124
0,13
0,07
0,22
144
0,01
0,11
0,05
0,19
83
0,02
0,04
0,17
0,02
0,25
41
0,09
0,01
0,01
0,12
0,04
0,18
50
0,07
0,02
0,02
0,10
0,03
0,17
101
Lampiran 20. Hasil Analisis Kimia dan Biologi Limbah Cair PKS Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007 Sifat Kimia (Air bebas lumpur) Sifat Biologi Lokasi Fe Mg/l
Al Mg/l
Cu Mg/l
Pb Mg/l
Cd Mg/l
Co Mg/l
B Mg/l
Kolam 1
58,9
7,14
0,03
3,50
0,00
0,03
3,50
Kolam 2
0,14
Ttd
0,00
1,27
0,00
0,03
Kolam3/LA
0,10
Ttd
0,00
1,12
0,00
Kolam 4
ttd
Ttd
0,00
0,52
0,00
Hg Mg/l
BOD Mg/l
COD Mg/l
O2-larut Mg/l
Padatan suspensi Mg/l
Padatan larut Mg/l
Minyak dan lemak Mg/l
Ttd
5960
9100
0,00
7800
1734
77,0
1,27
Ttd
4120
7850
0,00
6450
1425
71,0
0,04
1,12
Ttd
2348
3918
0.00
1300
890
69,0
0,02
0,52
Ttd
1125
2645
0,0
850
550
34,5
227 Lampiran 21. Hasil Analisis Kimia Contoh Daun Kelapa Sawit Kebun Plasma Sei Pagar, 2007 Terhadap contoh kering 1050C
Lokasi N %
P %
K %
Ca %
Mg %
S %
Fe ppm
Al ppm
Cu ppm
B ppm
Cd ppm
Co ppm
Kadar abu %
Si-kasar %
Prod.rend ah SP1
2,51
0,11
0,05
0,57
0,17
0,13
120
46
6,11
20
0,03
0,22
5,41
3,24
Prod.rend ah SP3
2,58
0,15
0,03
0,91
0,22
0,14
94
36
7,29
25
0,05
0,37
4,69
2,15
Prod.sed ang SP1
2,59
0,15
0,05
0,77
0,28
0,12
99
98
8,55
20
0,05
0,22
5,01
2,35
Prod.ting gi SP4
2,73
0,15
0,04
0,99
0,24
0,15
123
90
8,53
23
0,02
0,39
4,93
0,73
Prod.sed ang SP3
2,44
0,14
0,04
0,71
0,26
0,15
101
100
8,65
22
0,06
0,24
5,03
0,78
Prod.ting gi SP3
2,81
0,16
0,05
1,00
0,27
0,17
125
93
9,00
28
0,07
0,44
5,02
0,84
Prod.rend ah SP4
2,43
0,09
0,04
0,46
0,14
0,11
125
48
6,13
18
0,03
0,20
5,08
3,29
228 Lampiran 22. Nilai Pengaruh Langsung Satu Variabel terhadap Variabel Lainnya Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan di Sei Pagar, 2007 → Thdp.
Ls
Stt
Kess
↓
Lhn
lhn
lhn
SDM
Modal
Klbgn
Tknlg
Upah
Hrg
Hrg
Keb
Pdpt
Pncmr
Atrn
Knflk
Prod
Klts
TK
Sapdi
Prod
pemth
ptn
lingkgn
WTO
Sos
TBS
CPO
Jumlah
Dari Ls lhn
__
1
2
2
2
.
2
1
.
.
1
3
1
.
1
3
1
20
Stt lhn
1
__
1
.
2
1
2
.
.
.
2
2
1
.
3
2
1
18
Kess lhn
.
1
__
.
2
.
2
.
.
.
.
3
1
.
1
3
3
16
SDM
1
1
1
__
2
1
2
2
.
.
.
2
2
.
2
2
2
20
Modal
1
2
2
2
__
.
3
2
.
.
.
2
1
.
1
2
2
20
Klbgn
2
3
1
1
2
__
1
2
2
3
1
2
1
.
3
2
2
28
Teknlg
1
.
2
1
1
.
__
1
.
1
.
2
2
.
1
2
3
17
Uph TK
.
.
.
1
2
.
1
__
.
2
1
2
.
.
1
1
.
11
Hrg sapdi
.
.
1
.
2
.
1
1
__
2
.
2
.
.
1
2
3
15
Hrg Prod
1
1
.
1
2
.
1
2
1
__
.
3
.
.
1
1
.
13
Keb Pemth
2
2
.
1
1
2
1
2
2
3
__
2
1
1
2
1
1
24
Pdpt ptn
1
1
2
2
3
.
2
1
.
.
.
__
1
.
1
1
1
16
Pncm lingk
.
.
2
1
1
.
2
.
.
2
2
1
__
.
1
2
3
17
Atrn WTO
.
.
.
.
.
1
.
.
1
2
2
.
.
__
.
.
.
6
Knfk Sos
2
3
.
1
.
1
.
1
1
1
2
.
.
.
__
1
1
14
Prod TBS
.
.
1
1
2
.
1
1
.
2
.
3
1
.
1
__
1
13
Klts TBS
.
.
1
.
1
.
.
.
.
3
.
2
1
.
1
.
__
9
229
Lampiran 23. Nilai Pengaruh Tak Langsung Satu Variabel terhadap Variabel Lainnya Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan di Sei Pagar, 2007 → Thdp.
Ls
Stt
Kess
↓
Lhn
lhn
lhn
SDM
Modal
Klbgn
Tknlg
Upah
Hrg
Hrg
Keb
Pdpt
Pncmr
Atrn
Knflk
Prod
Klts
TK
Sapdi
Prod
pemth
ptn
Lingkgn
WTO
Sos
TBS
CPO
Jumlah
Dari Ls lhn
1
2
2
2
.
2
1
.
.
1
3
1
.
1
3
1
20
__
1
.
2
1
2
.
.
.
2
2
1
.
3
2
1
18
Kess lhn
__
.
2
.
2
.
.
.
.
3
1
.
1
3
3
16
SDM
1
__
2
1
2
2
.
.
.
2
2
.
2
2
2
20
Modal
2
2
__
.
3
2
.
.
.
2
1
.
1
2
2
20
Klbgn
1
1
2
__
1
2
2
3
1
2
1
.
3
2
2
28
Teknlg
2
1
1
.
__
1
.
1
.
2
2
.
1
2
3
17
Uph TK
.
1
2
.
1
__
.
2
1
2
.
.
1
1
.
11
Hrg sapdi
1
.
2
.
1
1
__
2
.
2
.
.
1
2
3
15
Hrg Prod
.
1
2
.
1
2
1
__
.
3
.
.
1
1
.
13
Keb Pemth
.
1
1
2
1
2
2
3
__
2
1
1
2
1
1
24
Pdpt ptn
2
2
3
.
2
1
.
.
.
__
1
.
1
1
1
16
Pncm lingk
2
1
1
.
2
.
.
2
2
1
__
.
1
2
3
17
Atrn WTO
.
.
.
1
.
.
1
2
2
.
.
__
.
.
.
6
Knfk Sos
.
1
.
1
.
1
1
1
2
.
.
.
__
1
1
14
Prod TBS
1
1
2
.
1
1
.
2
.
3
1
.
1
__
1
13
Klts TBS
1
.
1
.
.
.
.
3
.
2
1
.
1
.
__
9
Stt lhn
__
230 Lampiran 24. Kombinasi Keadaan Variabel Skenario Pesimis Implementasi Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Di Sei Pagar Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario Kesesuaian Modal Kerja Kualitas SDM Kinerja Kebijakan Luas Lahan Stts. Penguasaan Lahan
Pesimis-1 Pesimis-2 Pesimis-3 Pesimis-4 Pesimis-5 Pesimis-6
Pesimis-7 Pesimis-8 Pesimis-9 Pesimis-10 Pesimis-11
Pesimis-12 Pesimis-13 Pesimis-14 Pesimis15
Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tidak terjamin Tidak terjamin Tidak terjamin Tidak terjamin Tidak terjamin
Tidak terjamin Tidak terjamin Tidak terjamin Tidak terjamin
Terjamin, sertifikat Terjamin, sertifikat Terjamin, sertifikat
Kelembagaan
Pemerintah
Turun, teknologi tidak intensif Tetap, teknologi semi intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Lahan Minim, akses susah Minim, akses susah Agak cukup, akses sedang Minim, akses susah Minim, akses susah Minim, akses susah
Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Tetap, agak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil
Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Agak kuat, instansi belum optimal Lemah, institusi tidak berperan
Tidak mendukung
Tetap, teknologi semi intensif Tetap, teknologi semi intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Minim, akses susah Agak cukup, akses sedang Agak cukup, akses sedang Minim, akses susah Minim, akses susah
Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Tetap, agak terampil Tetap, agak terampil Turun, tidak terampil
Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Agak kuat, instansi belum optimal Agak kuat, instansi belum optimal
Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang Minim, akses susah Minim, akses susah Minim, akses susah
Turun, tidak terampil Tetap, agak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil
Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Agak kuat, instansi belum optimal Lemah, institusi tidak berperan
Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Agak mendukung
231 Lampiran 24. (Lanjutan) Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario
Luas Lahan
Stts. Penguasaan Lahan
Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun karena terfragmentasi Turun karena terfragmentasi
Tidak terjamin
Pesimis-21
Turun karena terfragmentasi
Pesimis-22
Kesesuaian Lahan
Modal Kerja
Kualitas SDM
Kinerja Kelembagaan
Kebijakan Pemerintah Tidak mendukung
Tetap, teknologi semi intensif Tetap, teknologi semi intensif Tetap, teknologi semi intensif
Minim, akses susah Minim, akses susah Minim, akses susah
Tetap, agak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil
Lemah, institusi tidak berperan Agak kuat, instansi belum optimal Lemah, institusi tidak berperan
Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang Agak cukup, akses sedang
Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal Lemah, institusi tidak berperan
Tidak terjamin
Turun, teknologi tidak intensif
Minim, akses susah
Tetap, agak terampil
Lemah, institusi tidak berperan
Luas lahan tetap
Tidak terjamin
Pesimis-23
Luas lahan tetap
Tidak terjamin
Pesimis-24
Luas lahan tetap
Tidak terjamin
Pesimis-25
Luas lahan tetap
Tidak terjamin
Pesimis-26
Luas lahan tetap
Tidak terjamin
Turun, teknologi tidak intensif Tetap, teknologi semi intensif Tetap, teknologi semi intensif Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Minim, akses susah Minim, akses susah Minim, akses susah Agak cukup, akses sedang Minim, akses susah
Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil Tetap, agak terampil
Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Lemah, institusi tidak berperan Agak kuat, instansi belum optimal
Pesimis-27
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Pesimis-28
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif Turun, teknologi tidak intensif
Minim, akses susah Minim, akses susah
Turun, tidak terampil Turun, tidak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal Lemah, institusi tidak berperan
Pesimis-16 Pesimis-17 Pesimis-18
Pesimis-19 Pesimis-20
Tidak terjamin Tidak terjamin
Tidak terjamin
Tidak mendukung Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Tidak mendukung Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Tidak mendukung Agak mendukung,
232 Lampiran 25. Kombinasi Keadaan Variabel Skenario Medium Implementasi Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Di Sei Pagar Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario Kesesuaian Modal Kerja Kualitas SDM Kinerja Kebijakan Luas Lahan Stts. Penguasaan Kelembagaan
Pemerintah
Medium-1
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Lahan
Tetap, teknologi semi intensif
Lahan Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-2
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-3
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-4
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-5
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-6
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-7
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-8
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-9
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian
233 Lampiran 25. (Lanjutan) Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario
Luas Lahan
Stts. Penguasaan Lahan
Kesesuaian Lahan
Modal Kerja
Kualitas SDM
Kinerja Kelembagaan
Medium-10
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-11
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-12
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-13
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-14
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-15
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-16
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-17
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-18
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Kebijakan Pemerintah Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian
234 Lampiran 25. (Lanjutan) Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario
Luas Lahan
Stts. Penguasaan Lahan
Kesesuaian Lahan
Modal Kerja
Kualitas SDM
Kinerja Kelembagaan
Kebijakan Pemerintah Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi
Medium-19
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-20
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-21
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-22
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-23
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-24
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-25
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-26
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-27
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Medium-28
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
235 Lampiran 25. (Lanjutan) Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario
Luas Lahan
Stts. Penguasaan Lahan
Kesesuaian Lahan
Modal Kerja
Kualitas SDM
Kinerja Kelembagaan
Kebijakan Pemerintah Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi
Medium-29
Turun karena terfragmentasi
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-30
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-31
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-32
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-33
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Medium-34
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Turun, teknologi tidak intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-35
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Medium-36
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Medium-37
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Medium-38
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Agak cukup, akses sedang
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
236 Lampiran 26 . Kombinasi Keadaan Variabel Skenario Optimis Implementasi Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Di Sei Pagar Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario Kesesuaian Modal Kerja Kualitas SDM Kinerja Kebijakan Luas Lahan Stts. Penguasaan Lahan
Lahan
Kelembagaan
Pemerintah
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Agak kuat, instansi belum optimal
Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Mendukung, kepentingan petani dakumulasi
Optimis-1
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Optimis-2
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Optimis-3
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Optimis-4
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Optimis-5
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Optimis-6
Luas lahan tetap
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Optimis-7
Meningkat, beli dari penduduk lokal Meningkat, beli dari penduduk lokal Meningkat, beli dari penduduk lokal Meningkat, beli dari penduduk lokal
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Terjamin, sertifikat
Tetap, teknologi semi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Agak cukup, akses sedang
Meningkat, terampil
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Tetap, agak terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal Kuat, harmonis, peranan instansi optimal
Optimis-8 Optimis-9 Optimis-10
237
Lampiran 26. (Lanjutan) Keadaan Variable Kunci Di Masa Mendatang Skenario Optimis-11 Optimis-12
Luas Lahan Meningkat, beli dari penduduk lokal Meningkat, beli dari penduduk lokal
Stts. Penguasaan Lahan
Kesesuaian Lahan
Modal Kerja
Kualitas SDM
Kinerja Kelembagaan
Kebijakan Pemerintah Mendukung, kepentingan petani dakumulasi Agak mendukung, akumulasi kepentingan petani sebagian
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Agak kuat, instansi belum optimal
Terjamin, sertifikat
Meningkat, teknologi intensif
Cukup, akses mudah
Meningkat, terampil
Kuat, harmonis, peranan instansi optimal