Dapatkan Ebook Berkualitas ini di: www.IndonesiaCleanLanguage.com
Rahasia Clean Language
KATA PENGANTAR
Selamat! Dengan men-‐download buku ini artinya Anda adalah pribadi yang ingin bertumbuh, berkembang dan terus men-‐update dengan keilmuan yang paling mutakhir. Clean Language, ilmu yang masih langka di Indonesia, bahkan sedemikian langkanya, orang akan mengerenyitkan kening jika Anda menyebutkan frasa ini. Santai saja, ilmu langka memang hanya dikuasai oleh sedikit orang. Ilmu ini amat berdaya guna, powerful dan bisa diterapkan di berbagai bidang. Asyiknya, ilmu ini dibalik kedahsyatannya, ternyata menjanjikan kesederhanaan konsep, dan kemudahan dipelajari. Bagi Anda yang pernah belajar Meta Model dalam NLP, ilmu Clean Language berbeda dengan Meta Model. Perbedaannya adalah, ilmu Meta Model adalah ilmu bertanya untuk mengklarifikasi dan mengetahui ‘apa pengalaman sebenarnya yang dialami seseorang’, alias mengetahui ‘territory’. Sedangkan Clean Language adalah ilmu bertanya untuk mengetahui ‘apa dan bagaimana seseorang mengkonstruk suatu pengalaman secara metaforis / simbolis dalam pikirannya, alis untuk mengungkap ‘map’ nya. Penasaran? Yuk, baca saja buku ini dengan santai. Sementara Anda membayangkan sejuta manfaat yang segera Anda peroleh, saya ingin menyampaikan bahwa Anda diperbolehkan untuk sebarkan ebook ini ke berbagai pihak dengan gratis. Ronny F. Ronodirdjo Master Trainer Indonesia Clean Language www.IndonesiaCleanLanguage.com
1
Rahasia Clean Language
DAFTAR ISI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kata Pengantar Daftar Isi Apakah Clean Language Perkenalan Dengan Clean Language Apa Sebenarnya Yang bersih Dalam Clean Language Clean Language dan Metafora Symbolic Modelling dalam Clean Language 12 Pertanyaan Dasar Dalam Clean Language Clean Space Clean Coaching Daftar Pelatihan Penutup
www.IndonesiaCleanLanguage.com
Halaman 1 2 3 4 6 8 11 12 15 17 18 22
2
Rahasia Clean Language
APAKAH CLEAN LANGUAGE Mungkin Anda bertanya, apa dan mengapa Clean Language penting? Untuk apa dipelajari, dan apa bedanya dengan language pattern yang lain? Clean Language adalah suatu teknik pola bahasa yang sangat berguna untuk berbagai kebutuhan komunikasi. Anda akan bisa membantu orang lain (klien, coachee, mentee, trainee, anak buah, keluarga, dll) untuk menemukan dan mengembangkan simbol dan metafora untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai berbagai tujuan lainnya. Pola bahasa Clean Language ini terdiri dari pertanyaan-‐pertanyaan yang powerful. Pada saat ini Clean Language banyak dipergunakan terutama dalam coaching, bisnis, training, pendidikan dan psikoterapi. Anda bisa bayangkan betapa besar manfaat yang Anda peroleh dalam kehidupan, dengan menambah amunisi perbendaharaan alat komunikasi Anda dengan clean language ini. Apakah Anda ingin memiliki hubungan yang lebih baik, pemahaman yang lebih mendalam tentang orang-‐orang di sekitar Anda, dan menguasai cara yang sederhana namun amat powerful untuk membantu orang dalam mencapai tujuan hidup mereka? Untuk memberikan gambaran luasan penerapannya, maka Anda tahu bahwa Clean Language dapat dipakai dalam percakapan antara orangtua dan anak, guru dan murid, manajer dan staf, dokter dan pasien, peneliti dan subjek, dalam pertemuan tim, pengembangan organisasi, dan di berbagai konteks lain. Mempelajari Clean Language akan memberikan pada Anda kemampuan untuk melakukan itu semua. Teknik ini pertanyaan yang elegan dan powerful dan mudah untuk dipelajari. Keunggulannya ada pada kesederhanaan, kemudahan dan clean itu sendiri.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
3
Rahasia Clean Language
PERKENALAN DENGAN CLEAN LANGUAGE Pertama kali berurusan dengan Clean Language adalah saat saya ke London di tahun 2011, belajar Hypnosis Without Trance dengan James Tripp. Ya, hypnosis without trance (HWT), suatu disiplin yang mungkin orang Indonesia masih belum pernah dengar juga. Bahkan menurut James Tripp, istilah HWT biasanya akan ditanggapi dengan aneh oleh para “pakar” hypnosis lain, tanpa berusaha menyelaminya dahulu. Maklum, di luar negeri sana, banyak ahli hipnosis yang terlalu terhipnosis dengan konsep trance itu sendiri. Saat mengajarkan HWT, James Tripp menggabungkan dengan konsep Clean Language, dan efeknya ternyata menjadi lebih hipnotik, atau tepatnya lebih self hypnotic… Ia juga mengembangkan salah satu teknik HWT-‐nya dengan konsep mentalism (sulap), dan sekaligus juga konsep Clean Space (CS), yakni teknik turunan Clean Language yang menggunakan space (wilayah) untuk membantu Klien lebih merasakan metafornya secara kinestetik dan visual. Sangat mengesankan, dan makin menggoda untuk mempelajarinya. Setelah berkenalan dengan ilmu ini melalui James tripp, kemudian berlama-‐lama mempelajari secara mandiri, akhirnya awal April lalu -‐tiba juga kesempatan update ilmu bahasa resik ini lagi-‐ dengan belajar langsung pada Penny Tompkins dan James Lawley. Alhamdulillah, memiliki sikap open mind memang diperlukan dalam pembelajaran, menghindarkan diri untuk tidak berpuas diri, menghindarkan dari hanya belajar dan update ilmu-‐ilmu NLP doang, atau hypnosis doang. Ilmu lain juga perlu terus di update, kalau perlu tiap tahun, insya’ Alloh. Menyebut istilah Clean Language, maka rasa takzim perlu dialamatkan kepada seorang unik bernama David Grove dari New Zealand. Dialah pencetus dari apa yang sekarang dikenal sebagai Clean Language, CS dan Emerging Knowledge (EK). Dimulai saat ia bekerja dengan pasien trauma di tahun 1980-‐an ia melihat bahwa secara alamiah Klien lebih suka menceritakan pengalamannya secara metaforik dibandingkan daripada menjelaskan peristiwa traumatik itu sendiri. Jadi, ia bereksperimen dengan mendorong mereka untuk menggambarkan www.IndonesiaCleanLanguage.com
4
Rahasia Clean Language
metafora secara lebih rinci. Hasil yang didapatkannya cukup mengejutkan, yakni seringkali trauma itu malah menghilang dengan sendirinya. Uniknya, David Grove lebih tertarik pada klien-‐kliennya dan membantu mereka, dibandingkan dengan ketertarikan menuliskannya. Satu-‐satunya buku yang ditulis adalah “Resolving Traumatic Memories“, co-‐author dengan B I Panzer; Irvington, di tahun 1989. David Grove meninggal di 2008, untungnya cukup banyak orang yang sudah belajar padanya dan bisa melanjutkan penelitiannya. Salah satunya adalah Penny Tompkins dan James Lawley, dua orang NLP Trainer, yang terkesan dengan hasil karya David Grove dan akhirnya diizinkan untuk memodelnya. Akhirnya lahirlah Clean Modelling, karya mereka berdua. James dan Penny: adalah 2 dari beberapa tokoh yang sangat diperhitungkan sebagai pakar Clean Language di dunia saat ini. Nama lain yang terkenal adalah : Wendy Sullivan, Judy Rees, Sue Knight, Angela Dunbar, Carol Wilson, dan lain-‐lain. Ahli di Indonesia? Anda tahu kemana musti belajar..….
www.IndonesiaCleanLanguage.com
5
Rahasia Clean Language
APA SEBENARNYA YANG BERSIH DALAM CLEAN LANGUAGE? Masih banyak yang masih belum paham tentang: Apa Sebenarnya Yang Bersih Dalam Clean Language? Mungkin Anda pernah mengalami suatu sesi coaching di mana Anda merasa kesal karena Coach Anda terus menerus menyarankan suatu pandangan / paradigma untuk Anda terima. Anda benar-‐benar heran, mengapa dia tidak mengerti juga bagaimana dengan cara Anda memandang dunia dan permasalahannya.Nah itulah, Anda sedang mengalami suatu komunikasi yang tidak bersih, alias dipenuhi dengan ‘noise’. Baik dalam coaching, training, edukasi maupun terapi, maka praktisi perlu menguasai suatu teknik mengajukan pertanyaan yang “bersih”. Yaitu suatu cara untuk membantu orang lain menemukan jawaban tanpa Anda perlu memberikan saran dalam arti apapun. Saran di sini adalah bisa berupa saran langsung, saran metaforis, saran dari nada suara, ataupun saran dari body language Anda. Lebih jauh dari itu, pengertian ‘bersih’ ini tidak sekedar ‘content free‘ seperti para metode coaching yang sedang populer saat ini. Pengertian “bersih” dalam Clean Language adalah juga berbeda secara substansial. “Bersih” di sini dalam arti sebersih mungkin dari keberadaan asumsi, opini, dan metafora dari si praktisi. Dengan demikian, sekalipun praktisi clean language melakukan proses mendengarkan secara ekstensif, namuan proses mendengarkannyapun harus merupakan proses mendengarkan yang bersih. Artinya dalam melakukan clean language kita tidak tidak menggunakan teknik seperti parafrase , meringkas, recapping, dll. Teknik mendengarkan yang seperti itu, tercemar dengan intepretasi si praktisi. Inti penting dari Bahasa Bersih ini adalah untuk menciptakan konteks di mana klien dapat membuat dan belajar dari metafora mereka sendiri. Tingkatan Bersih ini dilakukan dengan cara membantu klien untuk www.IndonesiaCleanLanguage.com
6
Rahasia Clean Language
menciptaan dan mengembangkan metafora mereka dengan sesedikit mungkin atau bahkan tanpa masukan dari praktisi. Oleh karena itu praktisi menggunakan berbagai cara berbahasa yang bebas dari memberikan petunjuk, saran, arah atau salah satu pengaruh lain yang menghalangi klien mampu membuat metafora yang sesuai dengan dirinya.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
7
Rahasia Clean Language
CLEAN LANGUAGE DAN METAFORA Diperkirakan bahwa rata-‐rata orang menggunakan 1 metafora tiap 25 detik dalam bahasa sehari-‐hari. Seandainya Anda bersedia mulai benar-‐ benar mendengarkan kata-‐kata yang diucapkan seseorang, maka anda akan menjumpai puluhan metafora mulai membanjir keluar dari mulutnya. Hehehe “membanjir keluar” adalah suatu metafora juga kan? Contoh lain: …dia memang keras kepala.., …kami merasa mentok.., …tak ada yang bisa melampaui ketinggian ilmu yang dimiliki, saya… merasa terbuai oleh pujiannya…, dan lain-‐lain…. Metafora adalah proses membandingkan satu jenis hal ke hal lain – merupakan bahasa asli dari pikiran bawah sadar. Jadi melalui metafora inilah, kita bisa memasuki bawah sadar secara diam-‐diam, menggunakan simbol-‐simbol yang dimengerti dengan baik oleh bawah sadar. Sedemikian powerfulnya, maka teknik metafora ini juga bisa kita jumpai di dalam kitab suci, dipakai oleh pengiklan, politisi, salesman dan lain-‐ lain, untuk mempengaruhi orang lain agar setuju dengan mereka. Ohya, sudah disebut di muka, klien juga mengucapkan permasalahannya dalam bentuk metafora, bahkan mereka juga menyebutkan outcome-‐ nya dalam bentuk metafora. Membicarakan metafora, merupakan konversasi antar bahasa bawah sadar (klien dan fasilitator) yang akan mempermudah proses change-‐work di level bawah sadar. Nah, bagi pembelajar Hypnosis atau NLP, sudah biasa tentunya bekerja dengan metafora, apalagi bagi yang sudah menguasai Ericksonian. Well, tapi jangan terkejut, apa yang dilakukan David Grove sungguh amat berbeda dengan Milton Erickson. Jika Milton Erickson, memakai metafora (ciptaannya) untuk mempengaruhi realitas internal si Klien, maka sebaliknya, David Grove mengajarkan pada kita untuk meng-‐ utilisasi metafora klien sepenuhnya (metafora autogenik – metafora yang dihasilkan oleh klien). Metafora ini tidak boleh kita kontaminasi dengan pendapat kita, metafora kita, pemahaman kita, karena bisa menjadi tidak client centered. David Grove telah menyadarkan pada kita, dengan menemukan cara baru untuk bekerja dengan metafora klien sepenuhnya. Ketika Anda menangkap metafora yang digunakan oleh Klien, maka anda bisa membantu mereka untuk memperhatikan dan memahaminya, dan
www.IndonesiaCleanLanguage.com
8
Rahasia Clean Language
menemukan solusi yang diperlukannya. Kata clean (bersih) digunakan karena fasilitator hanya menggunakan pertanyaan terbuka dan metafora yang sifatnya universal: ruang, waktu dan bentuk, dan dikombinasikan dengan bahasa klien sendiri. Dengan cara ini maka fasilitator akan terhindar dari meng”kotori” atau mengkontaminasi lansekap metafora klien. Melalui CL , seorang Fasilitator akan mengajukan pertanyaan untuk menjelajahi medan pemikiran Klien. Langkah-‐langkah dasar dari teknik ini sangat sederhana, sekalipun demikian ada suatu paradigma penting yang perlu dipahami saat menerapkannya, yakni : sudut pandang seorang Klien adalah fokus utama, alias client centered, dalam arti yang sebenarnya. Sejak belajar Clean Language, saya benar-‐benar menjadi lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan cara orang lain menggunakan metafora dalam kehidupan mereka. Dulu saya memahami metafora dalam arti yang terlalu spesifik, yakni perumpamaan, yang biasanya dibangun menggunakan kata-‐kata tertentu, antara lain kata: ‘seperti’, ‘bagaikan’ ataupun ‘ibarat’, dll. Sejak menguasai clean language, saya tahu bahwa metafora dipergunakan lebih banyak oleh manusia dalam berbagai bentuk, dari yang jelas, sampai yang benar-‐benar halus sekali. Ide sentral dari clean language ini adalah bahwa metafora adalah alat fundamental untuk mengatur pikiran dan kita menggunakannya secara bawah sadar untuk memahami dunia dan kehidupan, bahkan dalam arti benar-‐benar tanpa menyadarinya. Beberapa contoh berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas, misalkan: • Mereka menegur saya dengan hangat. –> Disini menunjukkan dipergunakannya metafora ‘suhu’ untuk suatu bentuk komunikasi. • Tanggal 17 Agustus adalah hari besar. –> Disini, kita menggunakan ‘ukuran’ untuk menilai suatu kepentingan atas suatu hari. • Harga barang ini sungguh tinggi. –> Disini ‘tinggi’ digunakan untuk menilai suatu harga. Kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pemikiran dan pengalaman diri kita sendiri, atau kita bisa menolong orang lain untuk lebih memahami pola pikira dan pengalaman mereka dengan www.IndonesiaCleanLanguage.com
9
Rahasia Clean Language
melalui metafora. kita bisa mendorong orang untuk mengungkapkan medan lansekap yang lebih luas dan lebih nyata (embodied) dari metafor yang dipergunakannya. Sebagai contoh, pada saat Anda merasa terjebak saat bekerja, silahkan mulai berpikir tentang metaforis: perasaan terjebak seperti apa yang anda alami? Kembangkan dalam imajinasi Anda metaforis ini, dan apa yang membuat Anda merasa kemandekan dalam kerja itu. Kemudian, perluas medan metafor itu sehingga Anda akan memperoleh gambaran yang lebih utuh dari lansekap metafor itu, dan tiba-‐tiba Anda akan menemukan suatu penyelesaian yang menyenangkan.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
10
Rahasia Clean Language
SYMBOLIC MODELLING DAN CLEAN LANGUAGE
Anda mungkin penasaran dengan pengertian kata Symbolic Modelling yang sering disebut dalam disiplin Clean Language. Berikut adalah penjelasannya. Dalam menggunakan Clean Language, praktisi perlu memberikan perhatian khusus pada metafora / simbol yang dipergunakan oleh klien dalam menggambarkan situasi mereka. Ketika metafora atau simbol ini dicerminkan kembali kepada klien oleh praktisi, maka simbol ini dapat digunakan sebagai wahana untuk mendapatkan model, atau peta, atau proses berpikir klien dan perilaku yang dihasilkan. Dari sinilah pengertian symbolic modelling. Jadi symbolic modelling adalah istilah yang menjelaskan suatu proses membuat model atas pola pikir / dunia klien, menggunakan simbol / metafor yang mereka perguanakan. Sehingga dengan cara ini memungkinkan klien untuk memahami pola pemikiran dan model perilaku mereka sendiri. Lebih jauhnya, dalam proses terapi misalkan, maka terapis dan klien kemudian memanfaatkan pola-‐pola ini untuk mendorong kondisi untuk terjadinya perubahan jika diinginkan, atau untuk membantu meniru pola perilaku sukses mereka sendiri. Istilah dan metode symbolic modelling diciptakan oleh Penny Tompkins dan James Lawley ketika mereka bekerja dengan dan mengamati David Grove selama beberapa tahun, menemukan apa yang ia lakukan untuk mencapai hasil yang fenomenal. Mereka menggabungkan ide-‐ide David dengan ide-‐ide dari bidang linguistik kognitif, NLP dan lain-‐lain, sehingga menghasilkan model yang dapat diajarkan kepada orang lain agar mereka dapat mencapai jenis hasil yang sama seperti David Groove.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
11
Rahasia Clean Language
12 PERTANYAAN DASAR DALAM SESI CLEAN LANGUAGE
Berikut adalah 12 Pertanyaan paling dasar yang biasa dipakai dalam sesi Clean Language. Pertanyaan ini dibagi dalam 5 tujuan percakapan, saya adaptasi dari salah satu pakar Clean Language: Angela Dunbar. Beberapa ahli lain, seperti Penny & James, Sue Knight, maupun Wendy Sullivan mengorganisasikan pertanyaan dasar dengan cara yang berbeda. • Untuk mengetahui apa yang diinginkan Klien (menemukan outcome): 1. “Apa yang akan Anda inginkan terjadi?” • Untuk mengembangkan kesadaran: 2. Mendapatkan informasi lebih mendetail: “(Kata Klien) yang semacam apa, (kata Klien) itu?” 3. Mengetahui Lokasi: “Dimana keberadaan / lokasi (kata Klien)” 4. Memperluas kesadaran: “Apakah ada hal lain tentang (kata Klien)?” 5. Memicu keluarnya metafora: “(Kata Klien) itu, seperti apa?” • Untuk memahami gambaran yang lebih besar: 6. “Lalu apa yang terjadi?” 7. “Apa yang terjadi sebelumnya?” 8. “Dari mana datangnya (kata Klien) itu? • Untuk mengeksplorasi hubungan dan koneksi: 9. “Dan apakah ada hubungan antara (kata Klien tentang ‘x’) dan (kata Klien tentang ‘y’)?” 10. “Dan ketika (kata Klien tentang “x”) apa yang terjadi pada (kata Klien tentang “y”)?” • Untuk mengetahui bagaimana tujuan dapat dicapai: 11. “Apa yang perlu terjadi untuk/agar (tujuan Klien)?” 12. “Dan bisakah (kata Klien)?” www.IndonesiaCleanLanguage.com
12
Rahasia Clean Language
Nah, sejalan dengan pemakaian berbagai pertanyaan CL tadi, klien akan menemukan sendiri suatu insight solusi dari permasalahan yang dihadapi, atau goal yang tengah dikejarnya. Sungguhh menarik disini bahwa campur tangan si Fasilitator benar-‐benar minimal sekali. Fasilitator hanya menstimulasi bawah sadar si Klien dengan berbagai pertanyaan yang sistematis dan clean. Contoh: • Klien (K): Saya merasa bahwa karier saya mentok. • Fasilitator (F) : … dan Anda merasa karier mentok. Dan ketika … karier mentok, apa yang akan anda inginkan terjadi? (1) • K : Saya ingin keluar dari kementokan ini secepatnya. • F : … dan Anda ingin keluar dari kementokan, secepatnya. … Dan ketika keluar dari kementokan secepatnya, lalu apa yang terjadi? (6) • K : Saya merasa lega • F : … dan Anda merasa lega. … Dan ketika lega, lega yang semacam apa, lega itu? (2) • K : Merasa plong • F : … dan Anda merasa plong, …dan ketika plong, dimana lokai rasa plong itu? (3) • K : Di dada. • F : … dan Anda merasa plong, di dada. Dan ketika plong di dada itu, dimana tepatnya letaknya plong yang didada itu? (3) • K : Di jantung (sambil menunjuk dada kirinya). • F : …dan Anda merasa plong, di jantung (sambil menunjuk dada kiri klien), apakah ada hal lainnya tentang plong di jantung? (4) • K : Ya, rasanya seperti keluar dari kotak yang membatasi diri. • F : … dan rasanya seperti keluar dari kotak yang membatasi diri. Dan ketika keluar dari kotak yang membatasi diri, keluar yang semacam apakah keluar itu? (2) • K : Terbebas • F :… dan Anda terbebas. Dan ketika terbebas, dimana tepatnya letaknya keberadaan terbebas itu? (3) • K : Disini (Klien menunjuk di depan dadanya) • F : .. dan anda terbebas, disini (sambil menunjuk lokasi yang ditunjuk klien), dan ketikaterbebas disini, apakah ada hal lain tentang www.IndonesiaCleanLanguage.com
13
Rahasia Clean Language
terbebas disini? (4) • K : Ini yang saya inginkan. • F : … dan ini yang anda inginkan. Dan ketika yang anda inginkan, terbebas, disini, apa yang perlu terjadi agar Anda terbebas disini? (11) • K : Saya perlu mengambil keputusan untuk menilai ulang karier saya. • F : … dan Anda perlu mengambil keputusan untuk menilai ulang karier. Dan ketika mengambil keputusan untuk menilai ulang karier, bisakah Anda melakukannya? (12) • K : Ya saya bisa. Percakapan itu bisa berkembang ke arah yang berbeda, tergantung dari pertanyaan yang diajukan oleh Fasilitator. Kemana sebaiknya fasilitator mengembangkan pertanyaan? Jawabannya adalah kearah “titik berat” yang ditekankan oleh Klien dalam pembicaraannya. Untuk tujuan lain, misalkan suatu proses terapi, coaching, goal setting, listening skill, dan lain-‐lain. Maka kombinasi dari berbagai pertanyaan itu akan berbeda sesuai dengan outcome-‐nya. Lain kali, akan kita jelaskan di artikel yang berbeda, sekalipun, saat Anda ikuti pelatihannya akan lebih jelas dan mudah dilakukan.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
14
Rahasia Clean Language
CLEAN SPACE Clean Space adalah proses fasilitasi yang muncul dari David Grove sebagai upayanya untuk mencari cara memfasilitasi klien dengan sesedikit mungkin intervensi dari praktisi. Dalam sesi Clean Space, fasilitator mengajak klien untuk menemukan lokasi ruang fisik yang berbeda di lokasi tertentu (space) untuk mewakili aspek yang berbeda dari setiap pemikiran mereka. Sesi Clean Space dapat digunakan dengan individu , pasangan dan kelompok . Klien bergerak dari ruang (space) ke ruang (space) yang berbeda-‐beda, berhenti di masing-‐masing untuk mempertimbangkan ‘apa yang mereka tahu’ dari posisi space itu. Dengan cara ini , mereka membangun jaringan hubungan dari berbagai pemikiran, perasaan dan ide-‐ide ke dalam diri mereka. Menjelajahi jaringan spasial ini adalah seperti bepergian ke jalur-‐jalur sinap dalam pikiran mereka. Biasanya klien akan terkejut dengan pemahaman baru dan perubahan pemikiran yang yang mereka dapatkan dari situ. Perubahan ini terjadi secara organik sebagai akibat dari klien yang menjadi lebih sadar atas pemikiran yang lebih terorganisasi. Clean Space adalah proses yang sangat fleksibel yang dapat disesuaikan dalam ratusan cara. Beberapa contoh aplikasi sesi clean space adalah untuk digunakan pada pemecahan masalah , untuk merangsang kreativitas , sebagai cara untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian. Bagi Anda yang familier dengan NLP, maka kita bisa menggunakan beberapa pendekatan yang diciptakan oleh Robert Dilts untuk lebih mendalami Clean Space ini. Robert Dilt telah menciptakan ’spatial sorting‘ seperti Perceptual Position, Neuro – Logical Level, SCORE Model dan Timeline yang memungkinkan kita untuk membuat semacam ‘pemicu pikiran’ dalam lokasi-‐lokasi fisik (space) tertentu yang kita tentukan. Dalam proses ini yang praktisi menentukan sejumlah kategori dan mengalokasikan masing-‐masing kedalam suatu lokasi ruang fisik (space). Dalam Perceptual Position misalnya posisi 1, 2 dan 3 ditentukan tempatnya dalam space tertentu. Kemudian praktisi akan memberikan www.IndonesiaCleanLanguage.com
15
Rahasia Clean Language
karakteristik yang terkait dengan space tersebut , misal: Posisi 1: ‘melihat dari Anda mata sendiri’, posisi 2: ‘ berdiri di sepatu orang lain’, dan posisi 3: ‘dari pandangan observer’. Masing-‐masing posisi ini akan dieksplorasi untuk mendapatkan pemahaman apa dari si Klien. Nah, clean space ini seperti melakukan campuran dari berbagai teknik NLP seperti Perceptual Position , Neuro-‐ Logical Level, dll. Bedanya adalah praktisi tidak mendefinisikan salah satu dari space mana yang akan dipakai, atau memutuskan kategori pengalaman apa yang akan dilekatkan dalam space, atau berapa jumlah langkah yang akan dilakukan. Dalam clean space, masing-‐masing posisi dan dimana space ini terletak, ditentukan sendiri oleh klien, demikian pula atribut apa yang melekat dalam posisi itu. Inilah sebabnya maka disebut sebagai lokasi space yang ‘resik’.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
16
Rahasia Clean Language
CLEAN COACHING Istilah baru senantiasa menarik. Misalkan, jika Anda menggunakan Clean Language dalam Coaching, maka disebut sebagai Clean Coaching. Bagi para coach yang membaca tulisan ini, tentu saja anda langsung bisa mengerti mengapa CL ini sangat cocok untuk proses coaching. CL ini benar-‐benar mengawal suatu “proses” bukan “konten”, dan menghindari semaksimal mungkin campur tangan, pendapat, kontaminasi pemikiran si fasilitator. Jika dilakukan dengan baik, CL akan berjalan dengan menyenangkan. Namun CL juga bisa menjadi kurang mengasyikkan jika fasilitator tidak pandai menjalin rapport dengan Klien. Sebab pertanyaannya bisa terasa sebagai mengganggu dan bertele-‐tele. Nah, sikap yang dianjurkan dalam menjalankan CL adalah: • Bangun rapport mendalam • Set up situasi dengan meminta Klien menentukan bagaimana posisi relatif antara tempat duduk (atau tempat berdiri) si Klien dan Fasilitator. • Ajukan pertanyaan dengan santun. • Dengarkan jawabanya dengan penuh perhatian, perhatikan nada dan bahasa tubuh (khususnya gesture). • Tetap fokus pada Klien, dan hindari menggunakan asumsi Anda sendiri atau pendapat anda sendiri • Ajukan pertanyaan Clean Language untuk mengeksplorasi lebih jauh apa yang Klien katakan. • Gunakan kata-‐kata, nada suara yang sama dengan Klien Anda. Arahkan gesture tangan Anda kearah yang sama yang ditunjukkan oles gesture Klien (analog marking Klien) pada saat ia berbicara. Jangan melakukan gesture yang berupa mirroring, tapi sebaliknya justru Anda utilized analog marking dari Klien. • Jalankan dengan nyaman dan sabar. • Tugas Anda bukan mengerti apa metaphor klien, namun membantu klien untuk memproses medan landskap metafornya sehingga menghasilkan suatu Emergent Knowledge. www.IndonesiaCleanLanguage.com
17
Rahasia Clean Language
PELATIHAN DAN SERTIFIKASI CLEAN LANGUAGE
1. CLEAN LANGUAGE TRAINING Clean Language Training adalah pelatihan 2 hari untuk mendapatkan ketrampilan dasar dari penggunaan Clean Language. Di pelatihan yang menyenangkan ini, Anda akan mempelajari berbagai hal penting dan mendasar mengenai Clean Language, antara lain:
• • • • • •
Apakah Clean Language Sejarah Clean Language Set Up awal proses Clean Language 12 Pertanyaan Dasar Clean Language Praktek Clean Language Berbagai jenis penerapan Clean Language
Pelatihan dibawakan dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai dari training ini, peserta akan mendapatkan sertifikat bergengsi “Clean Language Practitioner” yang dikeluarkan langsung dari Indonesia Clean Language. 2. CLEAN SPACE TRAINING Clean Space Training adalah pelatihan advanced, 2 hari, sebagai lanjutan dari Clean Language Training. Untuk mengikuti pelatihan Clean Space Training ini, peserta diwajibkan sudah mengikuti pelatihan Clean Language Training. Di pelatihan yang menyenangkan ini, Anda akan mempelajari berbagai hal penting dan mendasar mengenai Clean Space, antara lain: • Apakah Clean Space www.IndonesiaCleanLanguage.com
18
Rahasia Clean Language
• • • • •
Sejarah Clean Space Set Up awal proses Clean Space Pertanyaan Dasar Clean Space Praktek Clean Space Berbagai jenis penerapan Clean Space
Pelatihan dibawakan dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai dari training ini, peserta akan mendapatkan sertifikat bergengsi “Clean Language Practitioner” yang dikeluarkan langsung dari Indonesia Clean Language. 3. CLEAN COACHING TRAINING Clean Coaching Training adalah merupakan advanced training, 2 hari, sebagai lanjutan dari Clean Language Training. Untuk mengikuti pelatihan Clean Coaching Training ini, peserta diwajibkan sudah mengikuti pelatihan Clean Language Training. Di training yang menyenangkan ini, Anda akan mempelajari berbagai hal penting dan mendasar mengenai Clean Coaching, antara lain:
• • • • • • • •
Apakah Coaching Apakah Clean Coaching Teknik Mendengarkan Dalam Clean Coaching Clean Coaching Model Set Up awal proses Clean Coaching Pertanyaan Dasar Clean Coaching Praktek Clean Coaching Berbagai jenis penerapan Clean Coaching
Materi training dibawakan dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai dari training ini, peserta akan mendapatkan sertifikat bergengsi “Clean Coaching Practitioner” yang dikeluarkan langsung dari Indonesia Clean Language. www.IndonesiaCleanLanguage.com
19
Rahasia Clean Language
4. CLEAN PARENTING TRAINING Clean Parenting Training adalah merupakan advanced training, 2 hari, sebagai lanjutan dari Clean Language Training. Untuk mengikuti pelatihan Clean Parenting Training ini, sebelumnya peserta diwajibkan sudah mengikuti pelatihan Clean Language Training. Di training yang menyenangkan ini, Anda akan mempelajari berbagai hal penting dan mendasar mengenai Clean Parenting, antara lain:
• • • • • • • •
Apakah Parenting Apakah Clean Parenting Teknik Mendengarkan Dalam Clean Parenting Clean Parenting Model Set Up awal proses Clean Parenting Pertanyaan Dasar Clean Parenting Praktek Clean Parenting Berbagai jenis penerapan Clean Parenting
Materi training dibawakan dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai dari training ini, peserta akan mendapatkan sertifikat bergengsi “Clean Parenting Practitioner” yang dikeluarkan langsung dari Indonesia Clean Language.
www.IndonesiaCleanLanguage.com
20
Rahasia Clean Language
PENUTUP
Selamat datang! Demikianlah buku Rahasia Clean Language ini, menyelesaikan membaca buku ini beukanlah akhir dari pembelajaran, namun justru merupakan awal dari suatu pintu gerbang dunia baru. Pembelajar sejati akan terus belajar dan mengembangkan diri makin maju. Dunia ilmu pikiran dan bahasa masih mengandung banyak rahasia untuk ditaklukkan. Agar lebih banyak lagi yang mendapatkan manfaat dari ebook ini, maka jika Anda mempunya website atau Blog, silahkan membuat link ke alamat kami: www.IndonesiaCleanLanguage.com. Dengan demikian, orang lain akan dapat dengan mudah men-‐download ebook bermanfaat ini. Sukses selalu untuk Anda. Ronny F. Ronodirdjo Master Trainer Indonesia Clean Language
www.IndonesiaCleanLanguage.com
21