Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Knowledge of Women on Childbearing Age about Exclusive Breastfeeding Daniel1, Murniati Manik2 1 2
Mahasiswa F. Kedokteran USU Angkatan 2009/ email:
[email protected] Staf Pengajar Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran USU
Abstrak Air Susu Ibu (ASI) lebih baik daripada susu formula karena ASI mengandung nutrisi yang tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar ASI eksklusif diberikan kepada bayi yang baru lahir minimal selama enam bulan. Tetapi ada faktor yang mungkin dapat menyebabkan kegagalan pemberian ASI diantaranya adalah karena faktor pengetahuan yang kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita pada usia produktif tentang ASI eksklusif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study, data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 40 wanita usia produktif (15-49tahun) di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak. Responden dipilih dengan metode consecutive sampling. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan wanita pada usia produktif di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “baik” adalah sebanyak 10 orang, yang termasuk dalam kategori “cukup” adalah sebanyak 29 orang, dan yang termasuk dalam kategori “kurang” adalah sebanyak 1 orang. Sebagian besar responden pendidikan terakhirnya adalah SMA (50%) dan status kawinnya adalah kawin (65%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita pada usia produktif di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak tentang ASI eksklusif tergolong dalam kategori “cukup”. Kata Kunci: pengetahuan, wanita usia produktif, ASI eksklusif Abstract It is known that mother’s milk is better than those of formula milk because it contains high nutrient that is useful for child growth and development. To reduce child mortality and morbidity, World Health Organization (WHO), suggest that newborn baby must be breastfed for at least 6 months. However there are some factors that may inhibit the breastfeeding process for example due to lack of knowledge. The aim of this study is to understand the level of knowledge from women in childbearing age about exclusive breastfeeding. This is a descriptive research with cross-sectional approach. This study data is collected by distributing questionnaires to 40 women in childbearing age (15-49years old) in Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak. The sample is chosen through consecutive sampling method. In conclusion, the knowledge of women in childbearing age in Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak about exclusive breastfeeding are 10 person in “good” category, 29 person in “average” category, and 1 person in “less” category. Most of the sample are High School graduate (50%) and Married (65%). From this study, it can be concluded that the knowledge about exclusive breastfeeding from women in childbearing age in Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak is in average category. Keywords: knowledge, women in childbearing age, exclusive breastfeeding
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
1
Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Pendahuluan Seperti yang kita ketahui bersama Air Susu Ibu (ASI) lebih baik daripada susu formula karena ASI mengandung nutrisi yang tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. ASI juga meningkatkan imunitas anak yang berguna sebagai anti infeksi, anti alergi dan anti diare (Titi, et al., 2002). Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar ASI eksklusif diberikan kepada bayi yang baru lahir minimal selama enam bulan. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) seharusnya diberikan setelah bayi berumur 6 bulan dan pemberian ASI disarankan untuk dilanjutkan hingga bayi berumur 2 tahun (WHO, 2005). Tetapi di Indonesia sekarang ini persentase wanita yang memberikan ASI eksklusif kepada bayi-bayi mereka sudah mengalami penurunan dari 40% pada tahun 2002-2003 menjadi 32,4% pada tahun 2007 (Statistics Indonesia and Macro International, 2008). Studi kualitatif Fikawati & Syafiq (2009) melaporkan faktor predisposisi kegagalan ASI eksklusif adalah karena faktor pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan wanita pada usia produktif tentang ASI eksklusif di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak. Metode Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian gambaran pengetahuan wanita pada usia produktif tentang ASI eksklusif
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia produktif (15-49 tahun) di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Sampel pada penelitian ini adalah sebesar 40 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner. Data sekunder penelitian ini adalah catatan jumlah wanita usia produktif (15-49 tahun) di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Pengolahan data dengan bantuan program komputer. Hasil dan pembahasan Dari 40 orang responden yang menjadi sampel penelitian, karakteristik responden yang diamati adalah status kawin dan pendidikan terakhir. Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa responden didominasi oleh kelompok status kawin sebanyak 26 orang (65%) dan pendidikan terakhir SMA sebanyak 20 orang (50%). Berdasarkan Tabel 2. dari 40 responden yang menjadi sampel penelitian, didapati pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “baik” sebanyak 10 orang (25%), pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “cukup” sebanyak 29 orang (72.5%), dan pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk kategori “kurang” sebanyak 1 orang( 2.5%). Jadi, pengetahuan wanita usia pada produktif tentang ASI eksklusif tergolong dalam kategori “cukup”.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Subjek Penelitian Karakteristik Responden Jumlah (orang) Persentasi (%) Status Kawin Pendidikan Terakhir
Kawin Belum Kawin SD SMP SMA Diploma
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
26 14 8 11 20 1
65 35 20 27.5 50 2.5
2
Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai ASI Eksklusif Berdasarkan Kuesioner Karakteristik Responden Jumlah (orang) Persentasi (%)
Pengetahuan Responden
Baik Cukup Kurang
10 29 1
25 72.5 2.5
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden tiap Pertanyaan Pengetahuan Mengenai ASI Eksklusif Jawaban Responden No
Pertanyaan
Paling Benar
Benar
Salah
n
%
n
%
n
%
1
ASI eksklusif adalah:
17
42.5
10
25
13
32.5
2
Bayi diberikan ASI eksklusif pada umur:
31
77.5
7
17.5
2
5
3
Biasanya dalam sehari bayi menyusui sebanyak
6
15
11
27.5
23
57.5
4 5
15 15
37.5 37.5
11 17
27.5 42.5
14 8
35 20
18
45
19
47.5
3
7.5
7
Warna dan kekentalan ASI saat pertama kali keluar Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) keluar dari hari pertama melahirkan sampai: ASI pertama (Kolostrum) harus diberikan kepada bayi karena: ASI transisi (ASI masa peralihan) adalah:
11
27.5
20
50
9
22.5
8
ASI matur adalah:
10
25
23
57.5
7
17.5
9
ASI matur keluar dari hari ke-15 sampai bulan ke:
13
32.5
12
30
15
37.5
10
Kelebihan kandungan ASI dibandingkan dengan susu formula adalah:
29
72.5
10
25
1
2.5
11
Bayi diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berumur:
27
67.5
2
5
11
27.5
12
Risiko pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan akan mengakibatkan bayi menjadi:
19
47.5
12
30
9
22.5
13
Keuntungan dari bayi yang mendapat ASI adalah:
21
52.5
19
47.5
0
0
14
Keuntungan dari ibu yang memberikan ASI adalah:
6
15
27
67.5
7
17.5
15
Langkah awal yang benar sebelum melakukan perlekatan atau menyusui adalah: Posisi mulut bayi yang benar saat menyusui adalah:
31
77.5
9
22.5
0
0
24
60
16
40
0
0
12
30
5
12.5
23
57.5
18
Cara yang benar untuk menghentikan proses menyusui adalah: ASI dapat bertahan dalam suhu ruangan selama:
6
15
16
40
18
45
19
Bayi cukup ASI jika bayi:
19
47.5
20
50
1
2.5
20
Manfaat pemberian ASI eksklusif dalam KB adalah:
7
17.5
27
67.5
6
15
6
16 17
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
3
Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 3., dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling banyak menjawab pilihan jawaban kuesioner salah ada 2 pertanyaan yaitu “Biasanya dalam sehari bayi menyusui sebanyak:” (pertanyaan nomor 3) dan “Cara yang benar untuk menghentikan proses menyusui adalah:” (pertanyaan nomor 17) sebanyak 23 responden (57.5%).
Berdasarkan Tabel 4., karakteristik pendidikan terakhir responden dibagi dalam empat kategori yaitu SD, SMP, SMA, dan Diploma. Hasil penelitian terlihat bahwa pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “baik” terbanyak terdapat pada kelompok SMA sebanyak 7 orang (70%).
Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Pengetahuan Responden Terakhir Baik Cukup Kurang N % n % n % SD 2 20 6 20.7 0 0 SMP 1 10 9 31 1 100 SMA 7 70 13 44.8 0 0 Diploma 0 0 1 3.4 0 0 Total 10 29 1 Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Kawin Status Pengetahuan Responden Kawin Baik Cukup Kurang N % N % n % Kawin 7 70 18 62.1 1 100 Belum Kawin
3
Total
10
30
11 29
Meskipun responden pada penelitian ini ada yang tingkat pendidikan terakhirnya diploma tetapi pengetahuannya tentang ASI eksklusif hanya termasuk dalam kategori “cukup” oleh karena tingginya tingkat pendidikan terakhir seseorang tidak akan menjamin seseorang itu akan mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif yang lebih baik (Sriningsih, 2011). Akan tetapi pada penelitian ini tidak dapat menunjukkan secara signifikan bahwa tingginya tingkat pendidikan terakhir seseorang tidak akan menjamin pengetahuannya tentang ASI eksklusif yang lebih baik, oleh karena jumlah responden antar kelompok pendidikan terakhir pada penelitian ini jumlahnya tidak seimbang. Berdasarkan Tabel 5., karakteristik berdasarkan status kawin dibagi atas dua kategorik yaitu kawin dan belum kawin. Hasil penelitian terlihat bahwa pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “baik” terbanyak pada kelompok kawin sebanyak 7 orang (70%).
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
37.9
0 1
0
Jumlah
8 11 20 1 40
Jumlah
26 14 40
Simpulan dan saran Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah pengetahuan wanita pada usia produktif tentang ASI eksklusif di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak terbanyak dalam kategori “cukup”. Kemudian berdasarkan pendidikan terakhir dan status kawin, responden yang mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif yang termasuk dalam kategori “baik” adalah yang pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 7 orang (70%) dan berstatus kawin sebanyak 7 orang (70%). Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah pemerintah dan tenaga kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan mengenai ASI eksklusif kepada wanita pada usia produktif melalui media elektronik seperti televisi dan radio atau media
4
Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
cetak seperti majalah dan koran secara berkesinambungan, oleh karena pengetahuan wanita pada usia produktif di Dusun III, Desa Sei Baharu, Kecamatan Hamparan Perak mengenai ASI eksklusif masih tergolong dalam kategori “cukup”. Perlunya dilakukan edukasi kepada wanita pada usia produktif mengenai ASI eksklusif sejak usia muda, tidak hanya pada wanita yang sudah menikah atau melahirkan agar kelak wanita pada usia produktif lebih mau memberi ASI eksklusif kepada bayinya setelah tahu tentang ASI eksklusif. Daftar Pustaka Fikawati, S. and Syafiq, A., 2009. Praktik Pemberian ASI Eksklusif, PenyebabPenyebab Keberhasilan dan Kegagalannya, Jurnal Kesmas Nasional, 4(3), pp.120-131. Sriningsih, I., 2011. Faktor Demografi, Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu dan Pemberian ASI Eksklusif, Jurnal Kesehatan Masyarakat , 6(2), Januari 2011, pp. 100-106 Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik— BPS) and Macro International, 2008. Indonesia Demographic and Health Survey 2007. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro International. Titi, S., Sekartini, R., Soedjatmiko, Gunardi, H., and Wawolumaya, C., 2002. Knowledge and Behavior of Mothers About the Way of Suckling Their Babies, Paediatrica Indonesiana, 42(9-10), September – October, pp.201-204. World Health Organization, 2005. Guiding Principles on Feeding Nonbreastfed Children 6 to 24 Months of Age. Geneva: World Health Organization.
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
5