D A M P A K P l f B E R T A S DI NI P ADA P E R K E M B A N G A N A N A K ( St udi F e n o m e n o l o g i s pada SI* w a SD H j tsria t i B a i t n r r a h m a n Ko t a S c m a r a n g T a h u n 20 09)
Tri Esti Budiningsih* A rlta Rahm adhani*
ABSTRACT The purpose o f this study wav to understand how the impact c f eariy puberty in child development that happended by some student in SD Hj Isriati Baiturrahman Semarang on 2009. Five student is being used in this study, that experienced puberty before 10th age. This study came under qualitativephenomenological approach. The result o f this study found out that some impact o f early puberty occur in child development, particularly in physical, psychological and social aspects. Beside these three aspects, early puberty also bring the impact fo r the surrounding o f children, which every surrounding has different responses, as the impression or the expectation fo r thet growing children. Children with early puberty would adopt more easily i f they have positive responses from their surrounding. Inversely, children with early puberty would feel more difficulties or trouble to adopt with their surrounding i f they haved negative responses from their surrounding. Keywords: Child development, puberty, early puberty PENDAHULUAN Pubertas merupakan salah satu tahap perkembangan yang dialami oleh setiap mamsia. Proses pubertas ini mengindikasikan kesiapan anak untuk memasuki fase kehidupan selanjutnya. Umumnya pubertas teijadi pada usia 12,5 tahun pada arak perempuan, yakni dengan dialaminya menarche atau haid pertama. Sementara, pada anak laki-laki terjadi poludo atau mimpi basah pertama dan perkembangan testis dan penis sekitar usia 14,5 (Hurlock, 2004:187). Namun dewasa ini terjadi pergeseran usia pubertas. Hal ini ditandai dengan pengalaman pubertas pada usia dini Seperti yang d ialami oleh Putri, seorang anak asal Jakarta yang mendapat haid pertama pada usia setahun, diikuti dengan tumbuhnya payudara dan rambut di beberapa bagian tubuhnya (http://www.tempointeractive.com/hg/nusa/iawa madura /2007/07/09/brk,2007070910333l.id.html diunduh pada 30 November 2008). Kondisi serupa juga dialami oleh seorang anak asal Solo bernama Keisha, yang mengalami menstruasi pada usia setahun dan mengalami pertumbuhan payudara pada usia tiga tahun (http://www.slbpangkabinang.net/index. phpTmeru-newsl&idl = 3109 diunduh pada 17 Jaruari 2009). Martha, bocah Kolumbia pun mengalami menstruasi pada usia tiga tahun dan hamil pada usia sembilan tahun.
Fenomena pubertas dini tersebut juga ditemukan di Kota Semarang. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan di kota Semarang, SD Hj. Isriati Baiturrahman adalah satu-satunya sekolah yang berhasil mendeteksi para siswanya yang mengalami pubertas dini. Informasi ini didapatkan dari keterangan dan partisipasi para guru kelas maupun guru BK SD H j. Isriati Baiturrahman. Di sana, terdapat beberapa siswa yang mengalami pubertas dini yakni siswa putri yang mengalami menarche atau siswa putra yang mengalami polutio sebelum usia 10 tahun, dengan rentang kejadian pada usia antara delapan hingga sembilan tahun. Seperti yang telah disebutkan, pubertas tentu saja membawa dampak bagi anak dan perkembangannya. Dampak ulama dari pubertas yang terjadi lebih dini adalah terhentinya pertumbuhan, tulang, lebih cepat dari yang seharusnya. Hal tersebut dapat menyebabkan individu memiliki tubuh lebih pendek dibanding orang dewasa pada umumnya Hurlock (2004 : 199) mengemukakan adanya bahaya psikologis yang potensial bagi arak yang mengalami pubertas dini. Sementara Brooks, Gunn dan Paikoff (dalam Santrock, 1995 : 9) menyatakan bahwa puberts dini dapat menyebabkan kerentanan, terutama pada anak perempuan, seperti perilaku alkoholik, merokok, gangguan makan, depresi, dan tuntutan kemandirian yang lebih awal.
* Universitas Negeri Semarang Vol. 1 No. 3 Jurnal Ilmiah Psikologi
Intuisi
149
Berdasarkan paparan di atas, maka tema mengenai dampak pubertas dini merupakan bahan kajian yang menarik untuk diteliti secara intensif demi mengetahii bagaimana pengaruhnya pada perkembangan anak, terutama oleh anak-anak di wilayah kota Semarang, di mana masih terbatasnya studi yang mengangkat masalah pubertas dini. Mengingat, pubertas sebagai salah satu bagian penting dalam proses perkembangan anak yang akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya PERKEMBANGAN ANAK Perkembangan merupakan sebuah proses yar^ selalu akan dialami oleh manusia. Proses ini bersifat progresif yang teijadi sebagai akibat dari adanya proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 2004 : 2). Perkembangan tidak diartikan sekadar pertambahan tinggi badan atau peningkatan kemampuan seseorang, namun sebuah proses yang lebih integratif melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia Tujuan dari seluruh proses perkembangan individu adalah adanya kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan individu berada. Oleh karena ku, pada tiap proses perkembangan terdapat tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh manusia, di mana terdapat batas-batas tertentu yang bersifat khas atau spesifik untuk masa-masa kehidupan seseorang. Menurut Havighurst (dalam Ahmadi dan Soleh, 2005 : 69) tugastugas perkembangan yang dilakukan seseorang adalah disesuaikan dengan norma sosial serta norma kebudayaannya, yang berguna untuk membantu individu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Faktor-faktor perkembangan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain adalah (1) (2) (3) (4)
. Faktor herediter . Faktor lingkungan . Faktor kematangan . Faktor aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkembang
PUBERTAS Pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa Diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir saat ovarium telah berfungsi dengan mantap dan teratur. Secara biologis, pubertas dimulai dengan
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika kemampuan reproduksi telah berkembang. Menurut Santrock (1995 : 7) pubertas adalah suatu periode di mana kemalangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja Kematangan ini diperlihatkan dengan perubahan bentuk fisik dan berfungsinya organ reproduksi Sementara Steinberg ( 1993 : 22) mengatakan kata pubertas berasal dari bahasa latin “pubesceré” yang berarti dewasa Artinya, pubertas dimaknai sebagai sebuah periode dari anak-anak menuju dewasa, di mana pada proses tersebut individu mengalami pematangan secara seksual, ditandai dengan perubahan biologis dan pembahan fisik. Banyak ahli yang menyebutkan rentang usia pubertas pada fase kehidupan manusia Morks (2006 r 263) menyatakan pubertas umumnya teijadi pada usia 12 - 16 tahun pada anak laki-laki dan 1 1 - 1 5 tahun pada anak perempuan. Sementara Papalia, dkk (2007 : 400) mengatakan bahwa usia 10 hingga 11 tahun adalah masa puber bagi anak laki-laki, di mana pada usia sembilan tahun telah nampak beberapa pembahan yang mengawali proses pubertas ini Sementara pada anak perempuan, terjadi tiga tahun lebih awal, yaitu pada usia rata-rata sembilan hingga 13 tahun Ciri-ciri periode puber Menurut Marshall (dalam Steinberg. 1995 : 22), ada lima ciri-ciri fisik sebagai tanda dialaminya pubertas pada anak yaitu : (1) Percepatan peningkatan tinggi dan berat tubuh (2) Perkembangan gonad atau kelenjar seksual (3) Perkembangan tanda-tanda seks sekunder (4) Pembahan komposisi tubuh, terutama pada kuantitas dan penyebaran lemak (5) Pembahan dalam sistem pernafasan dan sistem peredaran darah Pembahan pada masa puber Adapun aspek pembahan yang terjadi selama manusia mengalami puber adalah sebagai berikut (Hurlock, 2004 : 192): 1. Aspek psiko logis 2. Aspek biologis 3. Aspek sosial PUBERTAS DINI Pubertas di usia yang lebih awal dikenal sebagai kematangan dini (early maturing) atau pubertas pnaecox (pmecocision = dini). Pubertas
dini atau pubertas praecox adalah perkembangan yang terlalu cepat menjadi dewasa atau perkembangan yang ekstrim dari karakter seksual sekunder dan permulaan berfungsinya kelenjar-kelenjar seksual primer (Chaplin, 2002 : 408). Menurut Kartono (1989 : 42), pubertas praecox adalah sebuah gangguan yang teijadi karena adanya disfungsi pada kelenjar endokrin, yakni pada kelenjar adrenal yang menyebabkan terjadinya oversekresi pada se la u t adrenaL Hal ini menyebabkan percepatan dari pertumbuhan ciri-ciri seksual dan ciri-ciri pubertas. Percepatan ini ditandai dengan berkembangnya bentuk badan menyerupai bentuk badan orang dewasa. Contohnya adalah suara yang membesar, dan ciri-ciri kematangan seksuaL Berdasarkan paparan di atas, dapat disknpulkan bahwa yang dimaksud dengan pubertas dini adalah perkembangan kematangan seksual anak yang dialami lebih awal, yaitu aktifnya fungsi reproduksi anak sebelum masa wajar, ditandai deraan bekerjanya hormon dan kelenjar seksual pada tubuh, yang memberi pengaruh pada diri individu, teriiama bentuk fisik dan fungsi biologisnya. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan pubertas dini adalah pubertas yang teijadi sebelum usia 10 tahun.
Faktor-faktor pubertas dini Kematangan seksual yang lebih cepat pada anak dibanding dengan teman-teman sebayanya ini dipenganthi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah : (1) Faktor Gaietik (2) Faktor Gaya hidup (3) Faktor informasi METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis. Subjek utama berjumlah lima orang, yaitu anakanak yang mengalami pubertas sebelum usia 10 tahun. Sementara uituk crosschek data, peneliti menggunakan subjek sekunder yakni para orangtua, guru dan teman sebaya subjek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, interview dan observasi, dengan instrumen berupa angket pubertas dini, intreview guide, dan form catatan lapangan. Penelitian ini juga menggunakan recorder sebagai bahan penunjang instrumen penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada kelima subjek yang mengalami pubertas sebelum
K ondisi S a a t Ini
P e n d ra h a n -p e ru b a h a n Selam a P n b e rta s D ini P e ru b a h a n Fisik P e ru b ah an Sosial P e ru b a h a n Psikologis 1. Mengalami 1. Perasaan m alu & minder, 1. Membentuk kelompok m aistruasi saat Subjek 1 menyebabkan anak menutup pertemanan, terdiri dari anakusia 8 tahun diri, baik dari orangtua, guru Nama : 1RS anak perem puan yang sering & tem an Usia : 10 th 2 . Perturrbuhan berinteraksi dengan IRS Kelas :V 2. Merahasiakan informasi payudara dan 2. o bjek perm ainan juga berubah, T B : 150cm rambut d i daerah mengenai m e n a r c h e yang IRS tidak lagi melakukan B B : 50kg ketiak, alat dialami dari g iru dan teman perma ina n dengan banyak kelamin dan bagian sebaya sampai +1 thn (ada aktivitas fisik n a n u n hanya atas bibir berkumpul dengan teman teman yang jg m e n a r c h e ) kelom pokdan bercerita apa saja 3. Penirentukan 3. Emosi yang labil, b a d m o o d malas dbn m elaksanakan 3. Minat dan kegemaran IRS saat pinggul aktivitas harian; belajar ini cenderung pada kegemaran 4 . Penambahan berat 4. Rasa tertarik terhadap lawan remaja yang sering ia saksikan &tii^>gi badan d i media televisi atau majalah secara signifikan jenis yang s a n ^ t besar, seperti mengkolcksi aksesoris, 5 . Munculnya jerawat dinyatakan secara tidak mem ilih gaya berpenampilan, langsung seperti mengobrol/ sekitar wajah merawat t i i u h dengan jen is bercanda dg lawan jenis, d II kosm etika rem aja 5. Menuntut kemandirian dari orangtua, dengan tidak ingin 4. M unculnya rasa taiggung jaw ab didampingi saat bermain/ untuk mengerjakan berjalan-jalan dg teman kewajibannya, seperti beribadah, membantu orangtua di rumah
VbL 1 No. 3 Juma! Ilmiah Psikologi
Intuisi
Subjek 2 nama :RAP Usia : 10 Ih Kelas : V T B : I45cm B B : 45kg
Subjek 3 nama :DTY Usia : 12 th K e la s: V I T B : 159 cm BB : 45 kg
1. Mengalami 1. Perasaan mal u dan minder menstruasi usia 9 sehingga tidak berani mem beri tahu guru & teman tahun 2. Pertumbuhan yang kurang begitu dekat payudara dan 2. Ketertarikan yang besar rambut di daerah ta-hadap lawan jenis yang ketiak, alat diwujudkan dengan kelamin & bagian hubungan pacaran bibir 3. Emosi labil, sering merasa b a d m o o d , & terlalu sensitif 3. Pembentukan thdp perilaku dan perkataan pinggul orang lain. Sehi n g jp sering 4. Penambahan berat dan tinggi badan boiconflik dengan teman dan sang ibu yang dirasa kurang secara signifikan memperhatikan dirinya 5. Munculnya jerawat di wajah 4. Merasa sudah beranjak remaja sehingga bebas bepergian dengan tem ants n a n menggunakan kendaraan pribadi (motor)
1. Mengalami menstruasi usia 9 tahun 2. Pertumbuhan payudara dan rambut daerah ketiak, alat kelamin, sktr atas bibir 3. Penambahan tinggi badan scr signifikan 4. M unculnyajeraw at sekitar b a g a n wajah
1. Mengalami menstruasi usia 9 Subjek 4 thn nama 1 Pertumbuhan AMS payudara dan Usia : 11 th rambut di daerah Kelas : V I ketiak, alat kelamin TB : 155cm & bag. atas bibir BB : 60 kg 3. Pembentukan pinggul
1. Perasaan mal u kepada tem an mengalami m e n a r c h e dini 2. Menuntut kem andirian dari orangtua karena merasa sudah beranjak remaja, terutama saat berjalan-jalan dengan tem an di pusat keram aian (tanpa pendampingan orangtua). Merasa malu jika jalan dg orangtua 3. Ketertarikan thdp lawan jenis, suka bercanda dg teman law an jenis. Sering berkomunikasi pd lawan jenis y ang disukai 4. Sering merasa badmood, malas m elakukan kegiatan
1. Perasaan m inder dan perilaku menutup diri dari lingkungan luar, terutam a tem an sebaya dan orang baru. R asa m inder masih sering dirasakan AMS hingga sekarang 2. Emosi sangat labil, terutama kepada orangtua dan teman ta d e k a t. M enyebabkan orangtua meminta bantuan jasap sik o lo g u n tu k menangani AMS
1. O bjek perm ainan b en ira h dari yang gemar berlarian atau m ain monopoli m enjadi suka berm otor-m otoran ke pusat keramaian d g tem an 2. Interaksi di sekolah lebih banyak d ilakukandengan2 sahabatnya dibanding dengan tem an lainnya (perilaku berkelom pok) 3. M enjalin hubungan pacaran dengan lawanjerris seperti yang banyak dilakoni para sahabatnya di rumah yang usianya ieb ih tu a dari RAP 4. Perilaku mem bangkang dari orangtua (sang ibu) karena m erasa tidak d ¡perhatikan dan didukung 5. M enentukan minatnya bernyanyi sebagai salah satu cita-cita masa depan karena banyak melihat acara televisi 1. M embentuk kelom pokpersahabatan dg te m a n y g se rin g bersama sejak awal sekolah. Sering m enghabiskanw aktudi sekolah atau di luar sekolah dengan para anggota kelom pok ini, baik untuk c u rh a t berbelanja & jalanjalan dari berm ain objek perm ainan fisik 2. DTY memilih sendiri gaya berbusana yang diinginkan, yakni yang banyak dipakai para remaja seperti j e a n s pensil dan kaos atraktif. Tidak lagi mau memaka i pakaian pil ihan orangtua 3. Kegemaran DTY saat ini cenderung mendengarkan musik b and yan g serin g dilayangkan m edia elektronik 1. M embentuk kelompok pertemana n dengan teman sekolah y a n g te la h AM S kenal lama dan AMS merasa nyam an, A M S cenderung hanya b e r ^ u l dengan tem an kelompoknya tersebut di sekolah 2. O bjek perm ainan A M S berubah menjadi beijalan-jalan di pusat perbelanjaan dg tem an kelompoknya
4.
Penambahan berat badan scr signifikan 5 . Munculnya jerawat di wajah
1. Menstruasi usia 9 Subjdt 5 thn nama 2. Pertumbuhan ANA payudara & rambut Usia : 12 th daerah ketiak, alat Kelas : VI kelam in bag. atas T B : 149cm bibir B B : 50 kg 3. Pembentukan pinggul 4. P e n a n i aha n berat & tinggi badan 5. Munculnya jerawat di wajah
3.
Ketertarikan pd lawan jenis 3. Menjalin komunikasi intensif dg yang sangat besar, berusaha lawan jenis yang disukai dan menunjukkan pada lawan sering menceritakan pada teman jenis yang disukai k ekuipok mengenai lawan jenis 4. Mulai gemar mengkoleksi yang disukai tsb aksesori s dan merawat 4. Perilaku AM S merawat diri dg tubuhnya menggunakan beberapajenis kosmetika remaja, serta melakukan diet untuk menjaga tubuh 1. Perasaan malu dan minder 1. Membentuk pertemanan saat mengalami menarche berkelompk dengan teman yang dini se h in g ^ menimbulkan dekat dengannya p a i laku menutup d r i, baik 2 ANA merasa telah lebih dewasa pd orang tua maupun teman sehingga sering menasehati sebaya selama beberapa saat teman2 terdekat dan menjadi 2. Menuntut kemandirian dari terrpat curhat crangtua dg tidak ingin 3. Menyesuaikan perilaku ditemani saat sedang bersama tanggung jawah, dengan temannya di luar sekolah bersikap mandiri baik di rumah 3. Mengembangkan penilaian atau di luar rumah meski anak tunggal diri sendiri terhadap barang atau orang yang baru dikenal 4. Minat ANA saat ini cenderung 4. Labil secara emosi, terutama pada novel bergenre teenlit ditampakkan saat bersama 5. ANA mulai gemar merawat orangtua tubuh menggunakan jenis kosmetik remaja & menghias tubuh dg aksesaris koleksinya
Pubertas dini yang dialami oleh anak dapat disebabkan beberapa faktor, di antaranya faktor herediter atau genetik, faktor gaya hidup, termasuk didalamnya adalah pola makan dan bahan makanan yang dikonsumsi anak. Anak yang mengkonsumsi makanan bergizi tinggi cenderung lebih cepat mengalami pubertas. Begitu pun dengan anak yang sering makan makanan dengan zal aditif tinggi, seperti penyedap atau pengawet, dapat lebih mudah mengalami pubertas dini Gaya hidup lain adalah dari pola asuh, seperti kerekatan anak dengan sang ayah. Selain itu, faktor lainnya adalah tayangan atau informasi yang sering dilihat oleh anak, terutama tayangan atau informasi yang tidak sesuai dengan usia anak, sehingga memicu metabolisme lebih awal. Faktor selanjutnya berasal dari lingkungan pergaulan anak. Hasil yang telah didapatkan selama penelitian, pubertas dini pada anak memberi pengaruh pada proses perkembang anak. Dampak pubertas dini pada perkembangan anak terbagi menjadi dua
bagian. Pertama adalah dampak secara langsung, yakni terjadinya pembahan fisik, seperti pertumbuhan berat dan tinggi badan, rambut yang tumbuh di daerah kemaluan dan sekitar tubuh, kemunculan jerawat, pembentukan tulang pinggul, serta pertumbuhan payudara pada anak perempuan. Dampak yang kedua, dampak tidak langsung, yakni dampak psikologis dan sosial, di antaranya perasaan malu atau minder yang berkembang daiam diri anak saat mengalami menarche, kondisi emosi yang labil, munculnya tuntutan kemandirian, ketertarikan pada lawan jenis, perubahan kegemaran dan minat anak, pembahan pola pergaulan dan permainan anak, pembahan dalam berpenampilan, serta kesadaran urtuk mulai membatasi perilaku dengan lawan jenis. Beberapa pembahan atau dampak yang dihasilkan dari pengalaman pubertas dini pada perkembangan anak, dapat dilihat pada tiga bagan di bawah iniusialO tahun, didapatkan hasil seperti dalam tabel di bawah ini.
Vol. 1 No- 3 Jomal Ilmiah Psikologi
Intuisi
153
Gambar 4.6 Dampak Fisik Pubertas Dini pada Anak
Gambar 4.7 Dampak Psikologis Pubertas Dini
Gambar 4.8 Dampak Sosial Pubertas Dini pada Anak
Dampak pubertas dini tersebut akan dirasakan secara berbeda oleh masing-masing anak, tergantung pada penerimaan lingkungan sekitar anak dan penerimaan diri anak sendiri Jika lingkungan dapat menerima peristiwa pubertas dini yang dialami oleh anak, beserta perubahan-perubahan yang menyertai maka akan muncul sebuah dukungan yang positif pada anak. Hal ini membual anak memahami bahwa pubertas dini yang dialaminya bukanlah hal negatif. Penerimaan lingkungan yang diikuti dengan penerimaan diri akan pubertas dini yang dialami oleh anak, membuat proses perkembangan selanjutnya menjadi lebih mudah dihadapi oleh anak. Sebaliknya, jika lingkungan tidak memberikan dukungan dan penerimaan
secara cukup baik bagi pubertas dini yang dialami anak, maka anak mulai merasa bahwa pubertas dini yang dialaminya adalah sesuatu yang tidak wajar, dan buruk. Akibatnya, anak mengembangkan perasaan dan perilaku yang negatif, seperti rasa minder dan rendah diri terhadap teman sebaya dan lingkungan, kondisi emosional yang sangat tidak stabil akibat anak merasa perlu mempertahankan dirinya dihadapan orang lain, serta adanya hambatan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Adapun proses pengaruh respon lingkungan terhadap penerimaan diri anak dan perilaku yang dimunculkan anak terkait dengan pubertas dini yang dialami, dapat dilihat pada bagan berikut di bawah ini.
Vol. 1 Mo, 3 Jurnal Ilmiahi Psikologi
Intuisi
155
Orangtua
Teman sebaya
Guru dan orang dewasa lainnya
Orangtua
Teman sebaya
Guru dan orang dewasa lainnya
1. Menerima dan mendukung anak menghadapi pubertas dini 2. Memberi pengertian dengan cara yang baik dan dimengerti 3. Memberi informasi yang baik dan benar tentang pubertas 1. Memperlakukan anak dengan wajar dan biasa 2. Bertanya pada anak tanpa menyudutkan atau memaksa
1. Mengembangkan sikap menerima dan menghadapi pubertas secara normal 2. Lebih percaya diri dan melunturkan rasa malu dan minder saat menarche pertama 3. Rasa aman dalam bersosialisasi
1. Mengembangkan sikap dewasa dan percaya diri saat bersosialisasi 2. Melatih komunikasi anak dalam menyampaikan informasi pubertas
Pengembangan perilaku yang lebih positif pada anak
— z --------
1. Memberi pengertian / informasi dengan baik dan dimengerti 2. Memberi lingkungan yang dapat mengembangkan diri anak
1. Mengembangkan keterbukaan perilaku 2. Mengembangkan kesadaran untuk beradaptasi dengan tugas dan kewajiban baru sebagai individu yang berkembang
1. Kurang menerima dan mendukung anak menghadapi pubertas dini 2. Menuntut perubahan langsung 3. Memberi larangan atau aturan tanpa disertai informasi
1. Mengembangkan sikap tidak percaya diri dan minder 2. Tidak menerima diri dengan perasaan bersalah dan aneh terhadap diri sendiri 3. Kaku dalam sosialisasi 4. Kelabilan emosi
I .Menghina dan mengejek anak saat pubertas dini 2. Melontarkan banyak pertanyaan menyudutkan anak
1. Perasaan minder dan tidak percaya diri 2. Kesulitan dalam bergaul 3. Menarik diri
1. Menuntut perubahan perilaku seketika seperti orang dewasa 2. Memperlakukan anak seperti orang dewasa lainnya
1. Perilaku menarik dan menutup diri pada anak dari lingkungan sekitar 2. Pengembangan sikap tidak percaya diri 3. Kebingungan dalam berinteraksi 4. Emosional tidak stabil
Gambar 4.10 Respon lingkungan terhadap perilaku pada anak pasca pubertas dini
Pengembangan perilaku yang dibawa selama masa perkembangan
___ *_____ Pengembangan perilaku yang lebih negatif pada anak
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pubertas dini membawa pengaruh pada perkembangan anak. Pengaruh atau dampak pubertas dini pada perkembangan anak terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah dampak secara langsung, yakni perubahan fisik. Dampak yang kedua, dampak tidak langsung, yakni perubahan psikologis dan sosial penyerta pubertas dini anak. Dampak pubertas dini tersebut akan dirasakan secara berbeda oleh masing-masing anak, tergantung pada penerimaan lingkungan sekitar anak dan penerimaan diri anak sendiri Jika anak diterima dengan positif serta mendapat dukungan tinggi maka akan muncul pemahaman dalam diri anak, bahwa pubertas dini yang dialami bukanlah sebuah hal yang aneh, dan hal ini membartu anak dalam menetralisir ketegangan dan ketidakstabilan emosi dalam diri Sebaliknya, jika anak kurang diterima oleh lingkungan, dan kurang mendapat dukungan, maka anak akan merasa bahwa pubertas dini yang dialami adalah sesuatu hal yang buruk, di mana hal ini membuat anak semakin sulit untuk menghadapi periode puber yang dialami. SARAN 1. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini SD Hj Isriati Baiturrahman Semarang agar dapat mengatur sesi bimbingan menuju pubertas depgan lebih maksimal. Bimbingan mengenai informasi pubertas tidak hanya diberikan kepada siswa yang mengalami haid, namun juga kepada para siswa yang mendekati waktu mengalami puber untuk mengetahui informasi pubertas dengan lebih baik dan lebih tepat. 2. Kepada para orangtua untuk dapat lebih memperhatikan tumbuh kembang anak, dan menyediakan informasi yang tepat bagi anak ketika mengalami pubertas, baik putra maupun putri Serta memberikan dukungan dan pengertian yang tepat dan baik bagi anak, sehingga anak dapat lebih mengembangkan perilaku dan perasaan positif terhadap pubertas yang dialaminya, termasuk pubertas dini 3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat memaksimalkan pengumpulan data dengan mengkombinasikan beberapa instrumen dan narasumber lain yang belum tercakup dalam penelitian ini, sehingga dampak pubertas dini
pada anak dapat lebih terangkum dengan detil dan utuh Juga memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi munculnya dampakdampak tertentu pada pubertas dini. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Azwar, Saefuddin. 2006. Penyusunan Skala Psikologi, Cetakan ke Delapan Edisi 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berk, Laura. E. 1993. Child Development U fh Edition. USA : Allyn and Bacon Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Cokk. 2008 Ajarkan anak memeluk anakanaknya. Diunduh pada laman http://www.depsos.gp.id/modules.php? name=News&file=article&sid=795 pada 15 Desember 2008 Djhvandono, Sri Esti Wuryani 2008. Psikologi Pendidikan, Cetakan ke empat. Jakarta : PT. Grasindo Dom, Crocket dan Petersen. 1988. The relation o f pubertal status to intrapersonal chages in adolescence. Lincoln : Journal o f Early Adolescence IJalim, Felicia. 2008. Mengenali Pubertas Dini pada Anak. Diunduh dari laman http-//rodaro.otadesho.conv'?p=85 pada 17 Januari 2009 Hurlock, Elizabeth. B. 2004. Psikologi Perkembangan ; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi ke lima. Penerjemah : Isiwidayanri, Soedjarwo. Jakarta : Penerbit Erlangga Jersild, Arthur. T. 1965. The Psychology Of Adolescence, 4* Printing. New York : The Macmillan Company Kartono, Kartini 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung : Penerbit Mandar Maju _____________ .1989. Psikologi Wanita ; Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa, cetakan ke IV. Bandung : Penerbit Mandar Maju _____________ .1990. Psikologi Anak Psikologi Perkembangan, Cetakan ke IV. Bandung : Penerbit Mandar Maju
Vol. 1 No. 3 Juntai Ilmiah Psikologi
Intuisi
157
Karyono, dan Listiara, Anita. 2003. Tes Grefs; Buku Pegangan Mata Kuliah. Semarang : FK UNDIP Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan ke 24. Bandung : FT. Remaja Rosdakarya Offset Monks, F.J, Knoers, A. M. P. 2006. Psikologi Perkembangan; Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, cetakan ke 16 Edisi Revisi HI. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Papalia, Old dan Feldman. 2007. Human Development I0th Edition. USA : McGraw-Hill Companies, Inc Poerwandari, E. Kristi 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : LPSP3 Raffaele Virdis, Maria E Street, Maria Zampolli, Giorgio Radetti, Barbara Pezzini, Marzia Benelli, Lucia Ghizzoni, dan Cecilia V olta 1998. Precocious puberty in girls adopted from developing countries. Diunduh dari laman http://adc.bmi .com/cgi/elettersubmit/78/2/152 pada 17 Januari 2009 Rahayu, lin T dan Ardiani, Tristiadi.2004. Observasi dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing R.M Coakley, G.N. Holmbeck, D. Friedman, R.N. Greenley, A.W. ThilL 2002. A Longitudinal Study O f Pubertal Timing, Parent-Child Conflict, And Cohesion In Family O f Young Adolescence with spina bifida. Chicago : Journal Of Pediatric Psychology Salkind, NeiL J. 2002. Child Development 2nd series. USA : The Macmillan Psychology Reference Series Santrock, John. W. 1995. Life-Span Development ; Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Penerjemah : Achmad Chusairi, Juda Damanik. Jakarta : Penerbit Eriangga ______________ . 2003. Psychology 7 ; Updated Edition. London : Mc-Graw Hill Steinberg, Laurence. 1993. Adolescence, Irtemational Edition. New York : McGraw-Hill Suyanto, Bagong. 2005. Merebaknya Game Pomo dan Subkultur ABG. Diunduh dari laman http://www.survaonline.co .id/web pada 19 Februari 2009
Zulkamain, Fenmy. 2005. Pubertas. Diunduh dari halaman http7/ksuheiml blog spot, com/2007/09/p ubertasJitml pada 15 Desember 2008