Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
DAMPAK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MUTU PEMINAT IMPACT EVALUATION OF THE TEACHER LIVING STANDARD IMPROVEMENT ON INPUT QUALITY ENROLLMENT Rumtini Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemdikbud Gedung E Lantai 19, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan - Jakarta Pusat email:
[email protected] Naskah diterima tanggal: 06/12/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 16/12/2013; Disetujui tanggal: 09/05/2014 Abstract: This study is aimed to provide better policy recommendations related to the government efforts in encouraging high schools graduations with high academic achievement to enroll teacher training institutes. Study used data from the impact evaluation of the teachers living standards improvement on the quality of input. The overview were aimed to measure the extent of which high school graduaters enrolled to teachers’ colleges. Survei approach was implemented to collect data from the two sources, Student Administration Bureau and students of 1st, 3rd, 5th, and 7th by 2011. Findings showed that there were increasing sharfly numbers of enrollements to teachers’ colleges during 2008-2011, especially for primary school teachers program. However, in term of quality, there were only slightly increased on quality of teachers’ candidate shown by the slight increase of high schools’ students’ rank of those who were in the 7th semester compared to 1st semester. Policy options will be: only high quality teacher training insitute are eligible to open the program; high knowledgeable and skills on curriculum content and pedagogic; student loan scheme; hiring teachrs of both local and outside with centralized teacher management; teachers’ contract for the remote, border, and outer areas. Keywords: impact evaluation, living standards of teacher, quality of input, programs, primary school teacher program Abstrak: Penelitian bertujuan merumuskan saran kebijakan dalam upaya peningkatan peminat profesi guru berkualitas pada Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan. Penelitian difokuskan pada kuantitas dan kualitas lulusan sekolah lanjutan tingkat atas yang mendaftar pada beberapa prodi pendidikan. Melalui survei, informasi dikumpulkan dari dua sumber data, yaitu Badan Administrasi Kemahasiswaan dan mahasiswa prodi kependidikan dan non-prodi kependidikan, khususnya semester 1, 3, 5, dan 7 pada tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas peminat profesi guru khususnya mahasiswa kependidikan. Secara kuantitas, terjadi peningkatan tajam jumlah pendaftar kependidikan terutama prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada sisi kualitas, terdapat peningkatan lebih baik ranking ketika di sekolah lanjutan tingkat atas pada sebagian mahasiswa semester awal dibandingkan mahasiswa semester akhir, meskipun mayoritas mahasiswa kependidikan masih berasal dari mereka yang memiliki ranking bawah ketika di sekolah lanjutan tingkat atas. Beberapa opsi kebijakan antara lain: perlunya pengetatan perizinan pendirian LPTK mengedepankan kriteria “mutu”; persyaratan ketat terhadap penguasaan konten dan pedagogis; pemberlakukan skema kredit mahasiswa; peluang guru selain dari unsur daerah, dibuka peluang guru dari wilayah Jawa dengan pengelolaan terpusat; memberlakukan guru kontrak dari wilayah Jawa ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil). Kata Kunci: dampak evaluasi, kesejahteraan guru, mutu peminat, prodi, pendidikan guru sekolah dasar
211
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Pendahuluan
mem peroleh
Dapat dipastikan bahwa tidak satupun di antara
peningkatan yang telah dilakukan berdampak
para pengelola dan praktisi pendidikan yang tidak
pada sasaran yang diprioritaskan. Salah satu
sepakat bahwa guru merupakan kunci penting
kegiatan yang penting dilakukan yaitu meneliti
keberhasilan pendidikan. Peran kunci tersebut
dampak dari peningkatan kesejahteraan guru
tidak jarang menjadikan guru sebagai subyek
terhadap peminat profesi guru, baik dari sisi
perdebatan, khususnya antara kecukupan secara
kuantitas maupun kualitas. Untuk keperluan
kuantitas dan kualitas. Di Indonesia, kuantitas
tersebut, penelitian ini dilakukan terutama untuk
guru dirasakan cukup, namun distribusi dan
memperoleh informasi tentang peminat profesi
kualitas merupakan kendala yang peningkatannya
guru, khususnya setelah program peningkatan
selalu menjadi prioritas pemerintah dari waktu ke
kesejahteraan guru diberlakukan. Terdapat dua
waktu. Distribusi dan kualitas guru menjadi
tujuan khusus dari penelitian ini: 1) menganalisis
permasalahan yang rumit. Tidak mengherankan,
besarnya peminat lulusan SLTA yang mendaftar
meskipun anggaran besar dialokasikan masih
ke
dirasakan tidak mencukupi.
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan
Pada satu sisi, pemerintah telah berupaya melalui berbagai intervensi agar tersedia guru
LPTK
informasi
pad a pr odi
se jauhmana
Mate mati ka,
upa ya
Baha sa
Alam (IPA); 2) menganalisis kualitas lulusan SLTA yang diterima di LPTK.
berkualitas di semua tingkat dan wilayah regional. Intervensi pemerintah bersifat menyeluruh mulai
Kajian Literatur
dari hulu bagi lembaga penghasil sampai dengan
Pendidikan Berkualitas
hilir bagi pengembangan profesi. Untuk menyebut
Definisi kualitas pendidikan yang dirumuskan oleh
beberapa di antaranya, melalui intervensi Dana
UNESCO ( 2005 ) me nga lami pe rkem bang an
Insentif Akreditasi, LPTK ditingkatkan kapasitas
sebagai berikut. Pertama, pada deklarasi pen-
pengelolaannya agar mampu menghasilkan calon
didikan untuk semua (EFA) tahun 1990an, UNESCO
guru berkulitas. Demikian pula dalam rangka
belum memiliki definisi yang jelas mengenai
imp leme ntasi Kurikulum 2013 , guru d ilat ih
kualitas pendidikan. Pada saat itu, isu pemerataan
sedemikian rupa tahap demi tahap agar mampu
lebih menjadi fokus utama, meskipun kualitas juga
memaknai materi dan mampu memainkan multi-
diidentifikasi sebagai aspek yang penting dalam
strategi pembelajaran di kelas. Pada sisi lainnya,
upaya mencapai tujuan pemerataan. Pengertian
dukungan pemerintah juga disalurkan melalui
lebih jelas, nampak dalam Kerangka Aksi Dakar
implementasi kebijakan Undang-Undang Republik
(the Dakar Framework for Action) di mana secara
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
jelas dinyatakan bahwa kualitas merupakan
dan Dosen, di mana guru secara berangsur dijamin
’jantung hatinya pendidikan’. Dalam kerangka aksi
kesejahteraanya.
tersebut, pengertian kualitas pendidikan di-
Kompleksnya permasalahan distribusi dan
rumuskan sebagai seperangkat karakteristik di
peningkatan kualitas guru, tidak dapat dipungkiri
mana peserta didik (sehat, termotivasi), proses
mempengaruhi mutu pendidikan. Sebagai contoh,
(guru yang kompeten dengan pedagogis yang
hasil test Programme for International Student
aktif), konten (kurikulum yang relevan), dan sistem
Assessment (PISA) tahun 2012, posisi kualitas
(pemerintahan yang bersih dan alokasi sumber
siswa Indonesia tampak mengalami penurunan
daya yang merata). Konsep kualitas pendidikan
peringkat, dapat dipastikan tidak semata-mata
berikutnya muncul pada dokumen Learning to Be:
dan/atau berkaitan langsung dengan kemung-
The World of Education Today and Tomorrow, dalam
ki nan bahw a te rjad i p enur unan upa ya p e-
era pemunculan konsep ’pendidikan seumur hidup
ningkat an
R eali tasnya,
dan relevansi’. Dalam hal ini, nuansa kualitas
Pem erint ah te lah m engoptima lkan berba gai
k emam puan
gur u.
pendidikan ditekankan pada mengakomodasikan
intervensi bagi tersedianya guru yang berkualitas
kondisi yang berkembang saat itu, yaitu sain dan
di Indonesia.
te knol ogi. Sel anjutnya , p enge rtia n kualit as
Agar intervensi Pemerintah terukur pening-
pendidikan dapat ditemukan dalam dokumen
kat anny a, p enel itia n pe rlu dila kuka n untuk
Learning: The Treasure Within, sebagai pendidikan
212
Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
se panj ang haya t be rdasarka n em pat pila r:
belaj ar siswa sekalig us media tor yang baik
learning to know (peserta didik mengembangkan
terhadap ketimpangan kesempatan belajar di
potensi pengetahuannya gabungan dari elemen-
antara siswa (Darling-Hammond, 2006; Smith
ele men – dalam dan luar) , le arning to do
dkk., 2005).
(mempraktekkan yang dipelajari), learning to be
Beberapa pengamat pendidikan berpendapat
(peserta didik memperoleh keterampilan untuk
bahwa di antara karakteristik guru, prediktor yang
mandiri) dan learning to live together (memperoleh
paling konsisten dalam menguji perbedaan pada
kesempatan yang sama untuk berkembang).
prestasi akademik siswa adalah pengalaman
Akhirnya pada Table on Quality of Education di Paris
mengajar guru (Laczko-Kerr & Berliner, 2002;
pada tahun 2003, UNESCO menetapkan akses
Darling-Hammond, 2006). Pendapat tersebut
terhadap kualitas pendidikan sebagai hak azasi
didukung oleh hasil penelitian Rowan dkk. (2002)
manusia dan mendukung pendekatan berbasis-
yang menunjukkan bahwa pengalaman guru
hak azasi terhadap semua aktivitas pendidikan
merupakan prediktor yang signifikan secara
(Pigozzi, 2010 dan UNESCO, 2005). Dari per-
statistik pada perkembangan prestasi akademik
kembangan pendefinisian kualitas pendidikan oleh
si swa, bai k pa da m atap elaj aran mat emat ik
UNESCO di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa
maupun membaca. Namun, perlu disadari, bahwa
peranan guru merupakan salah satu kunci bagi
tentunya pengalaman tidak selalu harus diukur
terciptanya pendidikan yang berkualitas.
dari lamanya menjadi guru. Hasil sebuah disertasi
Besarnya peran guru ditunjukkan dalam
(Rumtini, 2010) memperlihatkan adanya kecen-
berbagai penelitian, bahkan diyakini bahwa guru
derungan di mana semakin tinggi lama seorang
memiliki peran yang jauh lebih besar dibanding
guru mengajar mengindikasikan semakin mera-
aktor lain dalam pendidikan, seperti kepala seko-
sakan peningkatan kesulitan dalam mengajarkan
lah atau bahkan pembuat kebijakan sekalipun
matapelajaraanya. Kontekstual dan situasional
(Creemers, 1994, Darling-Hammond, 1997; Harris
pada saat informasi diberikan sangat berperan
& Muijs, 2005; Luyten & Snijders, 1996; Marzano,
seb agai fak tor peny ebab kondisi ter sebut.
2007; Van der Werf dkk., 2000). Logika se-
Se baga i contoh, se ora ng g uru yang tel ah
derha nanya, k arena guru lebih berinte raksi
mengajar selama 30 tahun, kurang memperoleh
langsung dengan siswa dalam proses belajar
pengemb anga n
me ngaj ar d ibanding kan aktor ke pend idik an
perubahan kurikulum berstandar tinggi, dapat
la inny a. N amun dem iki an, tida klah mud ah
dipastikan guru tersebut mengalami kesulitan
menentukan karakteristik guru yang sebenarnya
dalam mengajar. Sebaliknya, guru relatif barupun,
yang paling berkontribusi terhadap keberhasilan
jika memiliki bekal yang cukup baik, akan dapat
siswa dalam belajar (Goe & Stickler, 2008).
mempengaruhi kualitas belajar siswa dengan baik
Karakteristik guru yang sering digunakan sebagai
pula. Oleh karena itu, upaya memperoleh calon
indikator kualitas guru, antara lain sertifikat guru,
guru y ang berk uali tas sang atla h pe nting,
tingkat pendidikan, pengalaman, dan penge-
sebagaimana direalisasikan dalam peningkatan
tahuan pe dagog ik, pe nguasa an ma teri, dan
kesejahteraan guru. Namun demikian apakah
pengembangan profesi (Heck, 2007; Boyd dkk.,
peningkatan kesejahteraan guru menarik peminat
2006; Smith dkk., 2005; Goldhaber, 2002).
yang berkualitas, perlu dilakukan penelitian
Menarik dipelajari, kajian dari puluhan hasil
pr ofesi,
d ihad apka n
pa da
capaiannya.
penelitian tentang hubungan antara variabelvariabel kualitas guru dan hasil tes berstandar
Sertifikasi dalam Perspektif Kesejahteraan
menunjukkan bahwa sekolah-sekolah dengan
dan Mutu Guru
mayoritas siswa dari kelas ekonomi rendah dan
Sebelum sertifikasi guru diberlakukan, relatif
siswa-siswa bermotivasi belajar rendah, seringkali
rendahnya penghasilan guru di Indonesia menjadi
diajar oleh guru berkualifikasi rendah (Goe, 2007;
salah satu faktor rendahnya minat lulusan SLTA
Loeb, 2001; dan Beteille & Loeb, 2009). Temuan
untuk menekuni
tersebut semakin memperkuat keyakinan bahwa
yang menyarankan anak mereka untuk tidak
guru berkualitas akan berpengaruh pada kualitas
memilih LPTK karena kurang menjajikan secara
profesi guru. Banyak orang tua
213
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
ma teri .
Di sada ri
a tau
tid ak,
pand anga n-
Sebagai akibatnya, Lembaga Penyelenggara
pandangan negatif ini membawa dampak kurang
Tenaga Pendidik (LPTK) diminati bukan sebagai
baik terhadap pembangunan LPTK, karena hanya
pilihan pertama melainkan sebagai pilihan-pilihan
dapat menerima lulusan SLTA dengan kualitas
kedua atau bahkan ketiga. Tidak bisa dipungkiri,
rata-rata atau di bawahnya
pada sisi kualitas, LPTK diminati oleh mereka yang
Munculnya sejumlah peraturan baru tentang
kurang berkualitas secara akademik maupun
sertifikasi dan remunerasi guru sebagaimana di-
ekonomi. Padahal profesi guru memerl ukan
amanatkan Undang-Undang Republik Indonesia
kebalikan dari realitas tersebut. Idealnya, pada
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
satu sisi diperlukan banyak lulusan SLTA yang
diharapkan dapat menghilangkan citra bahwa
berminat menjadi guru, sehingga seleksi dapat
guru merupakan profesi dengan tingkat peng-
dilakukan dengan banyak pilihan. Pada sisi lain,
hasilan yang jauh dari mencukupi. Pelaksanaan
selain perlunya ketercukupan jumlah pendaftar,
Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa
kualitas pendaftar juga menjadi persyaratan, agar
guru bersertifikat berhak menerima tunjangan
tersedia kecukupan peminat guru yang ber-
profesi sebesar satu kali gaji, tunjangan pokok,
kualitas.
tunjangan kemaslahatan, dan beberapa tun-
Menjadi sebuah keniscayaan ketika peme-
jangan lainnya. Prospek kenaikan kesejahteraan
rintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk
guru setel ah d iber lak ukan Und ang- Unda ng
meningkatkan kualitas guru. Melalui sertifikasi
ser tifi kasi gur u me nyed iaka n st imul us b agi
gur u ba gi p emer inta h me rupa kan
masyarakat dan lulusan SLTA, termasuk mereka
investasi peningkatan kualitas guru, namun bagi
yang memiliki prestasi baik, untuk mendaftar pada
banyak kalangan penerima, investasi tersebut
LPTK (lihat Gambar 1).
dirasakan sebagai subsidi peningkatan kese-
sebuah
jahteraan. Sepertinya terdapat perbedaan dalam Perlunya Ketercukupan Jumlah dan Kualitas
memaknai tunjangan sertifikasi tersebut, di mana
Peminat
bagi pemerintah sebagai investasi yang harus
Meskipun tidak ditemukan penelitian yang bisa
dikembalikan, namun bagi sebagian besar pene-
dijadikan pijakan, telah berkembang wacana
rima sebagai subsidi yang tidak harus dikem-
selama ini bahwa pada satu dekade yang lalu,
balika n. Terlepas dari kont roversi ter sebut,
profesi guru kurang diminati atau bukan prodi
ada nya
peni ngka tan
kese jaht eraa n
guru,
favorit bagi calon mahasiswa atau pendaftar.
Arah Intervensi Peningkatan Kesejahteraan Guru Bagi Kualitas Input Calon Guru Kontrol area internal organisasi
Sertifikasi Guru
100% gaji pokok
hasil: keuntungan langsung
Peningkatan Penghasilan
pengaruh ekternal organisasi
Memotivasi lulusan SLTA mendaftar ke LPTK
Input calon guru berkualitas
faktor eksternal
Gambar 1 Dampak Intervensi Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Kualitas Input Calon Guru
214
Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
diharapkan juga memotivasi para lulusan sekolah
meliputi: perkembangan jumlah pendaftar tahun
menengah atas yang berprestasi untuk menjadi
2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 terdiri atas
guru. Harapannya, banyaknya lulusan sekolah
data prodi PGSD, prodi kependidikan, dan non
menengah atas yang mendaftar menjadi guru,
kependidikan masing-masing pada prodi Mate-
tentunya tersedia banyak pilihan untuk memilih
matika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
calon guru yang berkualitas.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sumber kedua, data diperoleh dari mahasiswa semester 1, semester
Metodologi Penelitian
3, semester 5, dan semester 7 tahun perkuliahan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
2011/2012 pada program studi kependidikan
terdiri atas data yang diambil pada tahun 2011
te rmasuk PGSD. Dat a d ikum pulk an m elal ui
(da ta m ahasiswa )
(da ta
kuesioner untuk mengumpulkan informasi tentang
mahasiswa di Biro Administrasi dan Kemaha-
kualitas mahasiswa melalui nilai ujian nasional dan
siswaan/BAK). Data mahasiswa dan data dari BAK
peringkat akhir-tahun kelas 1, kelas dua, dan
digunakan untuk memperoleh informasi tentang
kelas 3 SLTA. Selain itu, sebagai data pendukung
peningkatan jumlah peminat pada LPTK. Terdapat
dari para mahasiswa kependidikan ditanyakan
20 BAK dari 20 LPTK sebagai sumber data, namun
la tar bela kang pendid ikan ora ng t ua d an
ha nya seba gian dar i m erek a ya ng d atanya
kesanggupan ditempatkan di daerah terpencil.
lengkap dan dapat digunakan dalam penelitian.
Namun demikian, variabel nilai ujian nasional
Jika dirinci, data mahasiswa digunakan untuk
dik eluar kan da ri analisi s, ka rena m ayori tas
memperoleh terutama latar belakang mahasiswa
responden tidak menjawab pertanyaan tentang
pada masa duduk di bangku sekolah. Informasi
nilai ujian nasional mereka.
da n ta hun
2012
tersebut berupa peringkat pada setiap akhir tahun
Dengan mer ujuk pada tujuan p enelitian
selama di SLTA dan nilai ujian nasional. Dalam
pertama, yaitu dampak peningkatan kesejah-
rangka memp erol eh d ata tent ang damp ak
ter aan g uru melal ui ef ek sertif ikasi ber upa
peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu
kesejahteraan guru, terhadap kualitas calon guru,
input (enrollment) LPTK, data diperoleh dari
data dianalisis dari variabel-variabel berikut.
ma hasi swa baru yang ma suk LPTK tahun
Pertama, data dari Biro Administrasi Kemaha-
aka demi k
2 009/ 10
siswaan (BAK) digunakan untuk menganalisis
(semester 3), 2010/11(semester 5), dan 2011/
20 08/0 9
(semester1 ),
kecenderungan jumlah pendaftar tahun 2008,
201 2 (semester 7) m ayor itas pad a pr odi
2009, 2010, 2011, dan 2012 prodi PGSD, program
kep endi dika n da n se bagi an d ari prod i non-
studi
kependidikan. Respond en mahasiswa dip ilih
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
secara acak masing-masing sejumlah 20 orang
dan I lmu Peng etahuan Alam (IPA). Anal isis
untuk seti ap Prodi di LPT K sa mpel . Da ta
dilakukan untuk melihat kecenderungan jumlah
dikumpulkan melalui kuesioner untuk menggali
pendaftar dari tahun ke tahun selama lima tahun,
informasi tentang kualitas mereka ketika di SLTA
selain perbandingan antara prodi kependidikan
yang dalam penelitian ini disebut input atau calon
dan nonkependidikan. Jika kecenderungan jumlah
guru. Sebanyak 5012 responden mahasiswa
pendaftar meningkat dari tahun ke tahun sejak
sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.
2008 mengindikasikan adanya peningkatan minat
k ependidi kan
dan
nonk ependidi kan
Survei merupakan salah satu metode yang
menjadi guru dari masyarakat sebagai akibat
se ring dig unak an d alam ilm u sosial unt uk
ad anya peningk atan kesejahtera an m elal ui
memahami cara kerja masyarakat dan untuk
program sertifikasi. Indikasi tersebut dikuatkan
menguji teori perilaku (Groves dkk, 2004).
jika peningkatan jumlah pendaftar pada prodi non-
Demikian pula dalam penelitian ini, metode survei
kependidikan lebih rendah dibandingkan prodi
digunakan dalam rangka menjawab tujuan, yaitu
kependidikan.
mengukur dampak peningkatan kesejahteraan
Kedua, peringkat (ranking) mahasiswa prodi
guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, yang
kependidikan semester 1, semester 3, semester
datanya diperoleh dari beberapa sumber. Sumber
5, dan semester 7 ketika mereka di bangku SLTA
pertama, data dari BAK berupa data mahasiswa,
kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga semester
215
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
satu. Data tersebut digunakan untuk menganalisis
peminat profesi guru atau jumlah pendaftar
kecenderungan kualitas mahasiswa yang diterima
program studi kependidikan dari tahun ke tahun.
di LPTK. Jika data menunjukkan bahwa peringkat
Secara kualitatif, dampak peningkatan kesejah-
mahasiswa semester satu (semester 1) lebih tinggi
teraan guru bisa dilihat dari seberapa bagus
(peringkat 1 sampai dengan 15 ketika di SLTA)
kualitas peminat profesi guru, di antaranya dengan
di band ingk an semester 2, d an seter usny a,
melihat nilai ujian nasional dan ranking peminat
memberikan infomasi bahwa kualitas calon guru
profesi guru ketika mereka duduk di bangku SLTA
di LPTK semakin meningkat. Sebaliknya jika data
dan dengan melihat latar belakang pendidikan dan
menunjukkan peringkat yang sama atau lebih
pekerjaan orang tua. Namun demikian, variabel
rendah, menunjukkan bahwa t idak ada nya
ni lai ujia n di keluarka n da ri a nali sis kare na
peningkatan kualitas mahasiswa calon guru.
ketidaktersediaan data dari responden. Selain itu,
Selanjutnya, data pendukung dianalisis untuk
indikator kualitatif juga bisa dengan memper-
menemukan sejauhmana latar belakang pen-
timbangkan motivasi atau dedikasi peminat profesi
didikan orang tua memperlihatkan pola yang
guru yang dilihat dari kesediaan mereka di-
berbeda antara mahasiswa kependidikan dan non
tempatkan di daerah 3T (terdepan, terluar, dan
kependidikan. Data pendukung juga dianalisis
terpencil).
untuk mengetahui sejauh mana kesediaan maha-
Temuan data yang diambil dari tahun 2008
siswa kependidikan ditempatkan di daerah ter-
sa mpai
pencil. Meskipun tidak terkait dengan mutu calon
kuantitatif, jumlah pendaftar yang masuk pada
201 2 me nunj ukka n ba hwa
seca ra
guru, namun analisis data pendukung tersebut
program PGSD dari tahun ke tahun jumlahnya
perlu untuk perencanaan pengadaan guru ke
meningkat tajam, sebagaimana terlihat pada
depan.
diagram 1.
Penelitian ini tidak terbebas dari keter-
Tampak pada diagram 1, pada tahun 2008,
batasan-keterbatasan yang tidak terhindarkan.
jumlah pendaftar pada program PGSD mencapai
Pertama, ketersediaan data pada tingkat sumber
23.762 orang, yang pada tahun-tahun berikutnya
dat a ya ng p ada umum nya tida k le ngka p.
jumlah pendaft ar t erus me ning kat deng an
Be bera pa contoh, k eter bata san akse s da ta
puncaknya pada tahun 2009, yaitu sebesar
pengumpul data pada tataran Biro Administrasi
31.595 orang. Pada tahun 2010 - 2012 mengalami
Kem ahasiswa an, di m ana tida k se mua BAK
sedikit penurunan, namun masih jauh lebih banyak
memiliki dan/atau memberikan data lengkap
dibanding pada tahun 2008, karena angkanya
selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2008
masih di atas 30.000 pendaftar. Sebagaimana
sampai dengan 2012, sebagaimana diperlukan
diketahui profesi guru dan dosen dikuatkan
dalam penelitian ini. Akibatnya penelitian hanya
me lalui Undang -Und ang Republik Ind onesia
mengolah data yang lengkap dan mengeluarkan
Nomor 14 Tahun 2005, yang ditindaklanjuti oleh
data yang tidak lengkap. Kedua, pada data
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
ma hasi swa, ter nyat a ha nya seba gian kecil
41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan Profesi. Melalui
mahasiswa yang dapat mengingat nilai ujian
dua kebijakan tersebut, kesejahteraan guru
nasional dan ranking kelas ketika di SLTA. Sebagai
meningkat secara signifikan. Meskipun diperlukan
akibat, penelitian hanya mengolah data maha-
penelusuran lebih lanjut, peningkatan jumlah
siswa yang memberikan data dan mengeluarkan
peminat pada LPTK memberikan sinyal kuat
banyak data yang tidak terisi.
terhadap dampak peningkatan kesejahteraan guru.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Meskipun peningkatan tidak setinggi prodi
Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru
PGSD, prodi kependidikan Matematika, Bahasa
terhadap Input
Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan
Jumlah Peminat
Biologi juga menunjukkan adanya kecenderungan
Mutu input dapat dibaca secara kuantitatif dan
kenaikan pendaftar dari tahun ke tahun. Selain
kualitatif. Secara kuantitatif, dampak peningkatan
prodi kependidikan Matematika dan prodi ke-
kesejahteraan guru digambarkan melalui tren
pendidikan Fisika, yang tampak menurun pada
216
Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
Diagram 1 Perkembangan Jumlah Pendaftar Prodi PGSD tahun 2010, serta prodi kependidikan Kimia dan
Kualitas Lulusan SLTA Diterima di LPTK
prodi kependidikan Biologi pada tahun 2012,
Tidak hanya secara kuantitatif, secara kualitatifpun
jumlah pendaftar terus meningkat (Tabel 1). Sama
pendaftar prodi kependidikan juga memiliki
seperti prodi PGSD, meskipun diperlukan pe-
kualitas yang lebih baik. Dilihat dari ranking mereka
nel usur an l ebih lanjut, peningk atan jum lah
ketika masih di bangku SLTA, pendaftar yang
peminat pada prodi-prodi kependidikan juga
masuk setelah implementasi kebijakan sertifikasi
memberikan sinyal kuat terhadap adanya dampak
guru j uga namp ak l ebi h ba ik. Diag ram 2a
peningkatan kesejahteraan guru.
menggam bark an p osisi ra nking ma hasi swa
Namun demikian, perlu diwaspadai akan
semester 1 dan semester 7 ketika mereka di SLTA.
terjadinya dampak negatif dari peningkatan
Dengan membandingkan posisi ranking maha-
peminat yang tidak terkontrol terutama yang pada
siswa semester 1 dan semester 7 ketika mereka
akhirnya ditampung oleh LPTK yang kurang
duduk di bangku SLTA, akan diperoleh informasi
mem enuhi
d ari
tentang ada tidaknya peningkatan kualitas.
lemahnya kontrol penerimaan mahasiswa calon
Seperti diketahui mahasiswa semester 7 (2011)
guru, tidak hanya memunculkan problem kelebihan
berarti masuk LPTK pada tahun 2008 atau ketika
jumlah lulusan LPTK melainkan juga kualitas dan
tunjangan guru mulai diterimakan, sedangkan
distribusinya. Kelebihan pasokan guru tersebut
mahasiswa semester 1 (2011) berarti masuk SLTA
kemungkinan menyebabkan penumpukan guru di
pada tahun 2011 atau pada saat tunjangan sudah
sekolah-sekolah tertentu yang akan semakin
berjalan 3 tahun.
pe rsya rata n.
K onse kuensi
menyulitkan pemerintah dalam upaya pening-
Dat a
katan mutu dan distribusi yang ideal.
me nunj ukka n
ba hwa
persenta se
mahasiswa semester 1, posisi ranking sampai dengan ranking 5 tampak lebih tinggi diban-
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pendaftar Prodi Kependidikan Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika, dan Biologi Tahun Bidang studi Pend Matematika
2008
2009
2010
2011
2012
10048
12892
11269
12444
12817
Pend B. Ingris
9361
12498
12632
13793
13856
Pend B. Indonesia
4336
5851
6046
5241
5272
Pend Kimia
874
1374
1728
1874
1584
Pend Fisika
4281
5603
4092
6947
6996
Pend Biologi
3175
3730
3804
5347
4749
217
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
dingkan dengan semester 7. Informasi tersebut
kualitas sebagai dampak peningkatan kesejah-
memberikan sinyal adanya peningkatan kualitas
teraan guru. Namun, jika data juga dilihat secara
peminat profesi guru dalam periode 2008 – 2011.
horizontal masing- masing seme ster 1 d an
Demikian pula pada kategori kedua atau ranking
semester 7, untuk membandingkan dua kategori
lima ke atas, menunjukkan adanya penurunan
(kategori ranking 1 sampai dengan ranking 5 dan
presentasi mahasiswa semester 7 dan semester
kategori di atas ranking 5), data menunjukkan,
1 yang mendapat rangking lima ke atas ketika di
bahwa calon guru masih didominasi oleh mereka
SLTA. Kenyataan tersebut memberikan informasi
yang rankingnya di atas 5. Perlu dijelaskan bahwa
adanya peningkatan kualitas peminat menjadi
ranking kategori ini terentang antara ranking 6
guru. Informasi peningkatan kualitas peminat
sampai ranking terakhir. Kenyataan bahwa banyak
profesi guru tersebut dapat dilihat lebih rinci pada
responden yang tidak menjawab pertanyaan
diagram 2b.
tersebut, mengisyaratkan kemungkinan masih
Adanya peningkatan kualitas calon guru tersebut di atas memang cukup menggembirakan
dominannya mahasiswa calon guru yang ranking SLTAnya dalam kategori rendah.
sebagai sinyal ketercukupan calon guru ber-
Diagram 2a
Persentase Perolehan Ranking Responden Prodi Kependidikan pada Saat (2011) Semester 1 dan 7 Saat di SLTA dengan Dua Kategori
Diagram 2b Persentase Perolehan Ranking Responden Prodi Kependidikan pada Saat Ini (2011) Semester 1 dan 7 Saat di SLTA dengan Enam Kategori 218
Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
Selanjutnya, mahasiswa prodi kependidikan khususnya mereka yang berasal dari luar Jawa
didukung agar distribusi guru semakin merata baik kuantitas dan kualitas di seluruh kawasan.
memiliki motivasi dan dedikasi yang lebih baik dibandingkan mereka yang dari Jawa dilihat dari
Simpulan dan Saran
kesediaan menjalani profesi mereka kelak ketika
Simpulan
selesai. Hal ini bisa dilihat dari kesediaan mereka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
untuk ditempatkan di berbagai wilayah termasuk
kesejahteraan guru memiliki dampak positif
di daerah terpencil atau di luar Jawa sekalipun
terhadap mutu input, baik secara kuantitas
(Diagram 3).
maupun kualitas. Pertama, secara kuantitas,
Membandingkan kelompok bersedia dan tidak
jumlah pendaftar yang masuk pada LPTK khu-
bersedia mengajar di daerah 3T, tidak bisa semata
susnya PGSD mengalami kenaikan yang cukup
menyimpulkan bahwa yang satu lebih baik dari
besar dari tahun ke tahun. Kedua, secara kualitas,
lai n. Banya k fa ktor yang me lata rbel akangi
mahasiswa yang masuk pada program kepen-
kesediaan seorang calon guru mengajar di tempat
didikan juga lebih baik. Dapat dilihat pada ranking
yang sering diasosiasikan dengan ketertinggalan,
mahasiswa semester 1 (2011) yang memiliki
keterasingan, dan keterbelakangan dari aspek-
persentase ranking (ketika di SLTA) 1 sampai 5
aspek seperti ekonomi, transportasi, keramaian,
lebih banyak dibandingkan kakak kelas mereka
dan pemba nguna n. Dal am hal ini ideali sme
yang masuk LPTK sebelum tunjangan sertifikasi
seorang calon guru seperti pengabdian, partisipasi
dikeluarkan. Temuan ini menggembirakan, karena
pembangunan, kecintaan mengajar barangkali
profesi guru mampu menarik input yang lebih baik
tidak cukup jika tidak diiringi kesiapan berada
dan kelak ketika mereka lulus akan menjadi guru
pada situasi tersebut. Terkait dengan temuan
yang lebih baik, sehingga mampu mengantarkan
dalam studi ini, bagi mereka yang tidak bersedia
anak didik mereka menjadi generasi penerus yang
barangkali telah memperhitungkan berbagai
lebih baik. Namun demikian, peningkatan kualitas
faktor di atas, sebaliknya bagi mereka yang
menimbulkan keraguan karena dua hal. Pertama,
bersedia, barangkali belum mempertimbangkan
jika data dilihat secara horizontal masing-masing
tingkat kesulitan yang sesungguhnya. Terlepas
semester 1 dan semester 7, untuk memban-
dari asumsi tersebut, kesediaan calon guru
dingkan dua katergori (kategori ranking 1 sampai
ditempatkan di daerah 3T perlu diapresiasi dan
dengan ranking 5 dan kategori di atas ranking 5),
Diagram 3 Kesediaan mahasiswa mengajar di daerah 3T berdasarkan kelompok mahasiswa Jawa dan luar Jawa
219
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
data menunjukkan bahwa calon guru masih
sa mpai kan. Per tama , p erlunya peng etat an
didominasi oleh mereka yang rankingnya di atas
perizinan pendirian LPTK dengan mengedepankan
5. Perlu dijelaskan bahwa ranking kategori ini
kriteria “mutu” sebagai penghasil guru yang
terentang dari ranking 6 sampai dengan ranking
berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terakhir. Kedua, banyaknya responden yang tidak
peningkatan kesejahteraan guru memiliki dampak
mengisi pertanyaan, mengisyaratkan kemung-
positif terhadap mutu input, baik secara kuantitas
kinan masih dominannya mahasiswa yang ranking
maupun “kualitas.” Sebagai akibat dari kebijakan
SLTAnya termasuk dalam kategori rendah. Ketiga,
ini, sepertinya LPTK yang memenuhi syarat akan
mahasiswa prodi kependidikan khususnya mereka
terkonsentrasi di wilayah pulau Jawa dan hanya
yang berasal dari luar Jawa memiliki motivasi dan
beberapa di luar wilayah Jawa. Perlu dipertim-
dedikasi yang baik dibandingkan mereka yang dari
bangkan untuk membentuk LPTK Induk di pulau
Jawa dilihat dari kesediaan menjalani profesi
Jawa dan LPTK afiliasi di luar Jawa, karena
mereka kelak ketika selesai. Hal ini bisa dilihat dari
kebijakan pengetatan perijinan LPTK tidak dapat
kesediaan mereka untuk ditempatkan di berbagai
ditunda. Kedua, menerapkan persyaratan yang
wilayah termasuk di daerah terpencil atau di luar
ketat bagi calon guru selain terhadap penguasaan
Jawa sekalipun. Budaya dan sistem kekerabatan,
konten dan pedagogis juga aspek-aspek lain
diperkuat oleh kenyataan desentralisasi yang pro-
mi salnya k esed iaan dit empa tkan di daer ah
putra daerah sering terjadi, menjadikan calon guru
ter pencil d an p erba tasa n. K etig a, sebag ai
wila yah Ja wa kura ng ber minat m engaja r di
konsekuensi kebijakan kedua, perlu dipikirkan
wilayah-wilayah 3T yang dominan berlokasi di luar
pemberlakukan skema kredit mahasiswa (student
Jawa.
loan scheme), dengan jaminan setelah lulus
Terkait dengan penelitian dampak kesejahtera an g uru,
mendapa tkan
penempa tan
kerj a
se hing ga
ter lepa s da ri k ontr over si
mampu mengembalikan pinjaman pembiayaan
per spek tif seba gai inve stasi at au subsi di,
tersebut. Opsi kebijakan pertama, peluang guru
peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan
dii si oleh putr a da erah yang be rminat d an
memotivasi para lulusan sekolah menengah atas
berkualitas. Kedua, dibuka peluang dari guru dari
yang berprestasi untuk menjadi guru. Hara-
wilayah Jawa dengan p engelolaan te rpusat,
pa nnya ada lah bany aknya l ulusan sekol ah
sehingga membuka kesempatan bagi mereka
menengah atas yang mendaftar menjadi guru,
untuk mutasi dan kembali ke wilayah asalnya.
tentunya tersedia banyak pilihan untuk memilih
Ketiga, guru kontrak dari wilayah Jawa untuk
calon guru yang berkualitas.
bekerja dalam kurun waktu tertentu di wilayahwilayah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil).
Saran Berdasarkan simpulan penelitian di atas, terdapat be bera pa saran keb ija kan yang dap at d i-
Pustaka Acuan Beleille, Tara and Loeb, Susanna. 2009. Teacher Quality and Teacher Labor Markets. In Handbook of Education Policy Research. In Sykes, G., Schneider, B., Plank, D.N., & Ford, T. G. (Eds), Handbook of Education Policy Research. American Educational Research Association, 596-612. Boyd, D., Grossman, P., Lankford, H., Loeb, S., Wyckoff, J. 2006. How Changes in Entry Requirenments Alter the Teacher Workforce and Affect Student Achievement. Education Finance and Policy, 1 (2), 176-216. Creemers, B.P.M. 1994. The effective classroom. London: Cassell. Darling-Hammond, L. 1997. Doing what matters most: investing in quality teaching. New York: National
220
Rumtini, Penelitian Dampak Peningkatan Kesejahteraan Guru terhadap Mutu Peminat
Commission on Teaching & America’s Future. Darling-Hammond, L. 2006. Securing the right to learn: Policy and practice for powerful teaching and learning. Educational Researcher, 35(7), 13-24. Goldhaber, D. 2002. The Mystery of Good Teaching: The evidence shows that goof
teachers make a
clear difference in student achievement. The problem is that we don’t really know what makes a good teacher. Education Next, 2 (1), 50-55. Goe, Laura and Stickler, Leslie. 2008. Teacher Quality and Student Achievement: Making the Most of Recent Research. Research & Policy in Brief: Teacher Quality and Student Achievement. National Comprehensive Center for Teacher Quality. Washington DC. Goe, Laura. 2007. The Link Between Teacher Quality and Student Outcomes. Washington, DC: National Comprehensive Center for Teacher Training.
www.ncctg.org/link.php (June 5th, 2014)
Groves, R.M., Flower, F.J., Couper, M.P., Lepkowski, J.M, Singer, E., & Tourangeau, R. 2004. Survey Methodology. Weley Series I Survey Mathodology. A John Wiley & Sons. Inc., Publication. Heck, Ronald H. 2007. Examining the Relationship Between Teacher Quality as an Organizational Property of Schools and Students’ Achievement and Growth Rates. Educational Administration Quarterly 43(4), 399-432. Harris, A. &Muijs, D. 2005. Improving schools through teacher leadership. London: Open University Press. Laczko-Kerr, I. and Berliner, David, C. 2002. The Effectiveness of “Teach for America” and Other Undercertified Teachers on Student Academic Achievement: A Case of Hatmful Public Policy. Education Policy Analysis Archives, 10(37). Loeb, Susanna. 2001. Teacher Quality: Its Enhancement and Potential for Improving Pupil Achievement. In Monk, D.H., Walberg, H.J. (Eds). Improving Educational Productivity, IAP & LSS, 99-114. Luyten, J.W. & Snijders, T.A.B. 1996. School effects and teacher effects in Dutch elementary education. Educational Research and Evaluation, 2: 1-24. Marzano, R.J. 2007. The art and science of teaching. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development. Pigozzi, M. J. 2010. Implementing the UN Decade of Education for Sustainable Development (DESD): Achievement, open questions and strategies for the way forward. Int Rev Educ (online: 8 June 2010). Programme for International Student Assessment. 2012. Results in Focus: What 15-year-olds know and what they can do with what they know. http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012results-overview.pdf (June 3rd, 2014) Rowan, B., Correnti, R., and Millar, Robert J. 2002. What Large-Scale, Survei Research Tells Us About Teacher Effects on Student Achievement: Insights From the Prospects Study of Elementary Schools. Teachers College Record 104 (8), 1525-1567. Rumtini, S. 2010. Aligning Instructional Practices with Content Standards in Junior Secondary Schools in Indonesia. Disertasi.
221
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Smith, T. M., Desimone, L. M., & Ueno, K. 2005. “Highly qualified” to do what? The relationship between NCLB teacher quality mandates and the use of reform-oriented instruction in middle School Mathematics. Educational Evaluation and Policy Analysis, 27(1), 75-109. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. UNESCO. 2005. Cross-national Studies of the Quality of Education: Planning their design and managing their impact. International Institute for Educational Planning: http:www.unesco.org/iip (20 Maret 2014). UNESCO. 1990. World Conference on Education for All. www.un.org/en/development/devagenda/ education, diakses 5 Juni 2014. Van der Werf, M.P.C., Creemers, B.P.M., De Jong, R., & Klaver, L. 2000. Evaluation of school improvement through an educational effectiveness model: The case of Indonesia’s PEQIP project. Comparative Education Review, 44(3), p. 329–356.
222