1
Dampak Kecemasan pada Atlet Bola Basket Sebelum Memulai Pertandingan Indra Darma Sitepu E-mail:
[email protected] Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kecemasan pada atlet bola basket sebelum memulai pertandingan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan subjek dilakukan dengan cara menggunakan teknik extreme sampling. Subjek terdiri dari tiga atlet bola basket yang memiliki kecemasan tinggi dari lima belas atlet bola basket di klub bola basket Angsapura Medan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi nonpartisipan, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah dampak dari kecemasan pada atlet bola basket sebelum bertanding disebabkan oleh gangguan perhatian dan konsentrasi kemudian mempengaruhi gejalagejala psikis lainnya. Gejala fisik timbul dikarenakan pengaruh dari gejala psikis kemudian menimbulkan dampak kecemasan pada atlet bola basket sebelum bertanding. Kata kunci: Atlet bola basket, Kecemasan, Pertandingan basket
PENDAHULUAN
permasalahan yang berasal dari dalam
Seorang atlet bola basket untuk mencapai
prestasi
yang
maksimal
diri
atlet
itu
permasalahan
sendiri, emosi,
misalnya motivasi,
dibutuhkan kesiapan fisik, teknik, dan
intelegensi, kecemasan yang tinggi, stres
taktik, selain itu diperlukan juga kesiapan
yang berlebihan.
psikologis
mencapai
itu tentu akan berpengaru terhadap
kemampuan permainan terbaik. Baik atau
prestasi atlet, namun dalam kesempatan
buruknya kemampuan seorang atlet di
ini peneliti hanya akan mengambil salah
lapangan akan mempengaruhi keadaan
satu permasalahan yang ditimbulkan dari
psikologis
faktor internal yaitu kecemasan.
untuk
atlet
dapat
tersebut
khususnya
pada perasaan seperti kecemasan. Permasalahan dialami
oleh atlet
kecemasan
Semua permasalahan
Kecemasan ini akan menyertai di yang
setiap kehidupan manusia terutama bila
bermacam-macam
dihadapkan pada hal-hal yang baru
seperti permasalahan yang ditimbulkan
maupun
dari faktor eksternal, yaitu permalahan
Sebenarnya kecemasan merupakan suatu
yang berasal dari luar diri atlet, misalnya
kondisi
adanya lawan, wasit, penonton, dan
hampir semua orang, hanya tarafnya
lingkungan. Adapun permasalahan yang
saja
timbul karena faktor internal, yaitu
Chaplin (Ghazalba, 2009), kecemasan
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 8 No.1, Juni 2016
adanya yang yang
sebuah
pernah
konflik.
dialami
berbeda-beda.
oleh
Menurut
2
merupakan perasaan campuran berisikan
secara maksimal saat diturunkan di
ketakutan
keprihatinan
lapangan oleh pelatih dalam pertandingan
mengenai masa yang akan datang tanpa
bola basket. Berangkat dari latar belakang
sebab khusus untuk ketakutan tersebut.
masalah tersebut, maka peneliti meneliti
dan
Dari
pernyataan
kecemasan suatu
berisi
dapat
di
diartikan
reaksi
emosi
atas,
dampak kecemasan pada atlet bola basket
sebagai
sebelum bertanding (Studi kasus di Klub
seseorang.
Angsapura Medan).
Kecemasan dapat didefinisikan sebagai
KAJIAN PUSTAKA
manifestasi dari berbagai proses emosi
Kecemasan (Anxiety)
yang bercampur baur yang terjadi ketika orang
sedang
Singer
1996)
mengalami
tekanan
perasaan dan pertentangan.
Hal ini
reaksi dari rasa takut terhadap atau di
muncul karena beberapa situasi yang
dalam suatu situasi. Secara lebih jelas
mengancam diri manusia sebagai mahluk
Singer mengatakan bahwa kecemasan
sosial. Ancaman ini berasal dari adanya
menunjukkan suatu kecederungan untuk
konflik, kegagalan, dan adanya tekanan
mempersepsikan suatu situasi sebagai
yang melebihi kemampuan (Ghazalba,
ancaman atau stressful (situasi yang
2009). Menurut
menekan). Sementara Kroll (Satiadarma,
Weekes
(Ghazalba,
mendefinisikan
(Gunarsa, kecemasan
2009) secara emosional seseorang yang
2000)
mengalami keletihan dalam menghadapi
kecemasan dianggap sebagai akibat dari
konflik akan merasakan ketakutan dan
stress yang sanggup untuk mempengaruhi
akhirnya menjadi apatis, tidak begitu
tingkah laku.
menaruh minat terhadap sekelilingnya atau
bahkan
berpengaruh
terhadap
kondisi fisiknya. Berdasarkan penulis
mengatakan
adalah
Evans
bahwa
(Gunarsa,
dimana
1996)
mendefinisikan kecemasan sebagai suatu keadaan stress tanpa penyebab yang jelas
pemaparan
berharap
di
dengan
atas,
dan hampir selalu disertai gangguan pada
adanya
susunan saraf otonom dan gangguan pada
penelitian ini, seorang atlet bola basket
pencernaan.
yang mengalami dampak kecemasan
perasaan khawatir tentang ketakutan atau
mampu
adanya persepsi tentang sesuatu hal yang
untuk
kecemasannya pertandingan, basket
menanggulangi sendiri sehingga
rasa
sebelum atlet
bola
dapat memberikan kontribusi
Kecemasan
merupakan
mengancam. Menurut
Pahlevi
(Firmansyah,
2007), berpendapat bahwa kecemasan
3
merupakan suatu kecenderungan untuk
bersangkutan, standar prestasi individu
mempersepsikan
yang terlalu tinggi dengan kemampuan
ancaman
situasi
dan
sebagai
akan mempengaruhi
yang dimilikinya,
seperti misalnya
tingkah laku. Kecemasan sebagai suatu
kecenderungan
keadaan emosional yang dialami oleh
rendah
seseorang,
bersangkutan, kekurangsiapan individu
dimana ia merasa tegang
tanpa sebab-sebab
perfeksionis,
diri
pada
perasaan
indivudu
yang
yang nyata dan
sendiri untuk menghadapi situasi yang
keadaan ini memberikan pengaruh yang
ada, pola fakir dan persepsi negative
tidak menyenangkan serta mengakibatkan
terhadap
perubahan-perubahan pada tubuhnya baik
terhadap diri sendiri (Firmansyah, 2007).
secara somatik maupun psikologis.
Gunarsa
Straub (Husdarta, 2010) menyatakan bahwa
kecemasan
adalah
reaksi
situasi
sumber
Apabila
a.
dimiliki
mempunyai
yang
2007)
yang menimbulkan kecemasan,
stress
ketegangan-ketegangan
ataupun
mengatakan bahwa terdapat sumberyaitu:
ketegangan.
ada
(Firmansyah,
situasional terhadap berbagai rangsang atau
yang
Sumber
kecemasan arti
dari
bahwa
dalam,
penyebab
atlet berlebihan, dan melebihi batas
kecemasan berasal dari diri atlet itu
normal atlet akan mengalami kecemasan.
sendiri,
Greist (Gunarsa, 1996) secara lebih jelas
menghadapi
merumuskan kecemasan sebagai suatu
cermat,
ketegangan
biasanya
mengantisipasi setiap serangan yang ia
disertai dengan gangguan tubuh yang
lakukan. Akibatnya atlet tersebut akan
menyebabkan
yang
merasa terdesak dan selanjutnya tidak
bersangkutan merasa tidak berdaya dan
mampu lagi menguasai situasi yang
mengalami kelelahan karena senantiasa
sedang
harus berada dalam keadaan waspada
perasaan yang memberikan beban mental
terhadap ancaman bahaya yang tidak
pada diri atlet itu sendiri, misalnya; atlet
jelas.
merasa bermain bagus sekali. Demikian
Sumber yang Menimbulkan Kecemasan
pula pada perasaan sebaliknya, yang
Sumber
mental
yang
individu
kecemasan
yakni:
1)
lawan
sehingga
seorang
atlet
yang
dan
lawan
dihadapinya;
2)
ulet
itu mampu
perasaan-
bermacam-
seakan-akan dia telah menjatuhkan vonis
macam, seperti tuntutan sosial yang
pada diri sendiri bahwa dia tidak akan
berlebihan dan tidak atau belum dapat
mencapai sukses; 3) dicemooh atau
dipenuhi
dimarahi akan menimbulkan reaksi pada
oleh
individu
yang
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 8 No.1, Juni 2016
4
diri atlet. Reaksi tersebut akan tetap
dalam suasana pertandingan.
bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang
mereka terhadap atlet bisa dalam bentuk
menekan dan menimbulkan frustasi yang
negatif seperti; tindakan agresif berupa
mengganggu pelaksanaan tugas; 4) bila
cemoohan terhadap atlet itu sendiri,
dalam diri atlet ada pikiran atau rasa puas
disamping pengaruh yang merugikan,
diri, maka dia telah menanamkan benih-
adapula
benih stress pada diri sendiri. Atlet akan
membangkitkan
dituntut
untuk
percaya diri, sehingga dalam situasi yang
mungkin
kritis atlet merasa masih ada yang
oleh
mewujudkan berada
diri sesuatu
diluar
sendiri yang
kemampuannya.
pengaruh
Pengaruh
yang
semangat
dapat
atau
rasa
Bila
mendukungnya dan selanjutnya secara
demikian keadaannya, maka sebenarnya
berangsur-angsur ia mampu menguasai
atlet itu telah menerima tekanan yang
keadaan
tidak disadari (Firmansyah, 2007).
penampilan yang lebih baik.
b. Sumber-sumber dari luar, diartikan
3) Saingan yang bukan tandingannya
sebagai kecemasan dari luar diri atlet. Adapun
beberapa
faktor
yang
kembali
Apabila yang
dan
melanjutkan
atlet mengetahui
akan
dihadapi
lawan
adalah
atlet
menimbulkan kecemasan adalah sebagai
peringkat diatasnya atau lebih unggul
berikut:
daripada dirinya, maka dalam hati kecil
1) Rangsangan yang membingungkan
atlet tersebut telah timbul pengakuannya
Salah satu bentuk rangsang yang membingungkan
adalah
komentar
akan
ketidak
menang.
mampuannya
Situasi
untuk
tersebut
akan
anggota pengurus atau pelatih yang
menyebabkan berkurangnya kepercayaan
merasa berkompeten untuk melakukan
pada
koreksi, strategi atau teknik yang harus
kesalahan, ia makin menyalahkan diri
diterapkan serta petunjuk lain pada
sendiri.
atlet. Menerima beberapa petunjuk dan
4) Kehadiran atau ketidak hadiran pelatih
perintah sekaligus akan membingungkan
diri sendiri.
Pelatih
tidak
atlet.
pertandingan
2) Pengaruh massa
membuat
Massa masih
penonton,
asing,
dapat
terlebih
yang
mempengaruhi
petunjuk,
Setiap kali berbuat
hadir
berlangsung atlet
motivasi
pada
saat
sehingga
kurang
mendapat
dari
pelatihnya.
Karena mungkin bagi atlet tersebut,
kestabilan mental atlet. Penonton juga
pelatihnya
bisa
dipercaya
memainkan peranan yang sangat berarti
memberikan arahan-arahan
dalam yang baik
5
untuk memenangi pertandingan. Namun
1. Gangguan
bisa juga atlet tersebut merasa tertekan
pada
perhatian
konsentrasi
karena tuntutan pelatih yang terlalu
2. Perubahan emosi
tinggi, sehingga atlet kurang konsentrasi
3. Menurunnya rasa percaya diri
dalam pertandingan (Firmansyah, 2007).
4. Timbul obsesi
Menurut Cratty (Husdarta, 2010) hubungan
antara
kecemasan
dan
5. Tiada motivasi
dengan
Gunarsa (Firmansyah, 2007) juga
pertandingan:
menjelaskan
a. Pada umumnya kecemasan meningkat
mengalami kecemasan cenderung untuk
bahwa
seseorang
yang
sebelum
pertandingan
yang
terus menerus merasa khawatir akan
disebabkan
oleh
akan
keadaan yang buruk, yang akan menimpa
bayangan
beratnya tugas dan pertandingan yang
dirinya
akan datang.
dikenalnya
b. Selama
pertandingan
berlangsung,
atau
karena sudah mulai adaptasi.
tersinggung,
baik.
tidak
konsentrasi,
kecemasan mulai naik lagi, terutama
tidurnya
apabila skor pertandingan sama atau
untuk
hanya berbeda sedikit.
mengalami
Menurut Gunarsa (2004), gejala-
lain
seseorang yang mengalami cenderung
Gejala–Gejala Kecemasan
orang
dengan
tingkat kecemasan mulai menurun c. Mendekati akhir pertandingan, tingkat
diri
yang
Biasanya kecemasan
sabar,
mudah
sering mengeluh, sulit dan
atau
mudah
terganggu
mengalami
tidur. Penderita
kesulitan kecemasan
gejala-gejala
seperti;
berkeringat berlebihan (walaupun udara tidak
panas
dan
bukan
setelah
gejala kecemasan dapat dibedakan atas:
berolahraga), jantung berdegup ekstra
A. Gejala Fisik
cepat atau telalu keras, dingin pada
1. Adanya perubahan yang dramatis pada
tangan atau kaki, mengalami gangguan
tingkah laku, gelisah atau tidak tenang
pencernaan, merasa mulut kering, tampak
dan sulit tidur.
pucat, sering buang air kecil melebihi
2. Terjadi
peregangan pada otot-otot
pundak, leher, perut. 3. Terjadi perubahan irama pernapasan.
batas kewajaran, dan lain-lain. Kecemasan
B. Gejala Psikis
Atlet
Saat
Menghadapi Pertandingan
4. Terjadi kontraksi otot setempat; pada
dagu, sekitar mata dan rahang.
Pada
Kecemasan menghadapi
atlet
pertandingan
sebagai berikut;
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 8 No.1, Juni 2016
saat terlihat
akan
tergambar
bahwa
atlet
6
akan mengalami
puncak ketegangan
justru
akan
membuat
mahasiswa
beberapa jam sebelum pertandingan.
mengalami blocking dan tidak bisa
Pada saat memasuki menit-menit akhir
menjawab pertanyaan ujian. Hal ini
menjelang pertandingan sampai dengan
disebut sebagai debilitating anxiety.
dimulainya
pertandingan,
ketegangan
Menurut Greist, Jefferson dan Marks
akan menurun atau hilang sama sekali.
(Videman, 2007), kecemasan sampai
Akan
Gunarsa,
pada batas tertentu merupakan hal yang
Satiadarma, dan Soekasah (1996), dalam
normal dan berfungsi sebagai alarm yang
pertandingan yang berlangsung lama,
memberikan sinyal- sinyal (tanda-tanda)
tingkat kecemasan biasanya makin lama
bahaya
makin
mengalaminya
tetapi,
menurut
naik.
Mendekati
pertandingan,
tingkat
akhir
kecemasan
sehingga menjadi
Menurut
Gunarsa,
pertandingan berimbang.
Soekasah
(1996),
Kecemasan
Terhadap
Penampilan Atlet Menurut
yang
lebih
siap
menghadapi keadaan yang akan muncul.
biasanya akan naik lagi terutama bila skor Dampak
orang
Satiadarma, kecemasan
dan akan
membuat atlet bertindak berhati-hati, tidak terburu-buru (tidak gegabah) dan
Fauziah
Widury
bersikap waspada untuk mengantisipasi
(Videman 2007), kecemasan pada kadar
serangan lawan. Akan tetapi, apabila atlet
yang rendah membantu individu untuk
mengalami kecemasan secara berlebihan,
bersiaga
ia dapat menjadi ekstra hati-hati, takut
mengambil
mencegah
bahaya
dan
langkah-langkah
atau
memperkecil
berbuat salah, tidak berani membuat
dampak bahaya tersebut. Kecemasan
keputusan
sampai
dapat
menunggu.
performa.
berlebihan
pada
taraf
tertentu
mendorong meningkatnya Misalnya,
cemas
mendapat
Indeks
dan
terlalu
bersikap
Kecemasan pada
yang
atlet menimbulkan
gangguan dalam perasaan yang kurang
Prestasi (IP) buruk membuat seorang
menyenangkan,
mahasiswa
dan
psikofisik atlet berada di dalam keadaan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
kurang (tidak) seimbang. Akibatnya atlet
Kecemasan sebagai
belajar
keras
semacam
facilitating
ini
disebut
terpaksa
anxiety.
Namun,
psikofisiknya
sehingga
memfokuskan untuk
kondisi
energi
mengembalikan
apabila kecemasan sangat besar, justru
kondisinya ke keadaan seimbang. Hal
akan sangat mengganggu.
ini
Misalnya
kecemasan berlebihan akan ujian skripsi
menyebabkan
konsentrasi
atlet
7
untuk
menghadapi
lawan
menjadi
berkurang (Videman 2007).
negatif, misalnya ketakutan akan kalah dan kembali muncul kecemasan baru.
Gunarsa, Satiadarma, dan Soekasah (1996)
juga
mengatakan
adanya
Gunarsa
(Videman,
2007)
mengatakan bahwa jika seorang atlet
gangguan kecemasan yang kompleks
pada
pada atlet membuat keadaan menjadi
yang tinggi, maka kecemasan yang ia
lebih buruk karena fokus perhatian atlet
miliki
menjadi terpecah-pecah pada saat yang
mendominasi aspek psikisnya. Hal ini
bersamaan. Hal ini menyebabkan atlet
merupakan kendala yang serius bagi
harus
yang
atlet tersebut untuk dapat berpenampilan
keadaan
baik. Secara teoretis, seorang atlet yang
menggunakan
berlebihan
untuk
energi
mencapai
dasarnya memiliki trait anxiety akan
selalu
berlebihan
seimbang dalam kondisi psikofisiknya.
didominasi
oleh trait anxiety
Penggunaan
mengubah
gambaran
energi
menyebabkan mengalami
berlebihan
atlet
dengan
kelelahan,
dan
dapat
kepribadiannya
cepat
tersebut melalui berbagai pengalaman
sehingga
positif tertentu, seperti meraih sukses
kondisinya dengan cepat akan menurun
terus
dan penampilannya menjadi buruk.
kenyataannya, hal tersebut tidak mudah
Gunarsa (Videman, 2007) dalam bukunya
yang
berjudul
Psikologi
Olahraga Prestasi mengatakan
terjadi. seorang
menerus.
Namun,
Sehingga atlet
tidak yang
pada mustahil,
sebenarnya
bahwa
berpotensi sangat baik untuk dapat
ketegangan
berprestasi atau meraih gelar juara,
terhadap penampilan atlet akan secara
akhirnya gagal akibat sifatnya yang
bertingkat berakibat negatif. Apabila
sangat pencemas dan mudah tegang.
tingkat
Atlet
dampak
kecemasan
dan
kecemasan
tinggi
akan
tersebut
bahkan
mungkin
mempengaruhi peregangan otot-otot yang
sekali mengundurkan diri sebelum tampil
berpengaruh pula terhadap kemampuan
maksimal karena tidak dapat menguasai
teknisnya,
akan
kecemasannya. Oleh karena itu, penting
buruk)
sekali untuk mengetahui apakah seorang
atau
calon atlet, atlet junior, atau bahkan atlet
penampilan
terpengaruh dengan
(tentunya
akibat
pun lebih
permainan
penampilan
menjadi
lebih
buruk.
Selanjutnya,
alam
pikiran
semakin
elite memiliki trait anxiety yang tinggi. METODE PENELITIAN
terganggu dan muncul berbagai pikiran
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif dengan memakai
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 8 No.1, Juni 2016
8
bentuk
studi
Penentuan
kasus
subjek
(case
study).
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan
dengan
Hasil
cara menggunakan
teknik extreme
Kecemasan
sampling. Subjek terdiri dari tiga atlet
tidaklah
bola basket yang memiliki kecemasan
faktor-faktor
tinggi dari lima belas atlet bola basket di
timbulnya
klub Bola Basket Angsapura Medan.
sumber
Teknik
pengumpulan
data
sangatlah
wawancara
semi
timbulnya
menggunakan terstruktur,
observasi
dari ketiga
selalu
sama, yang
sumber kecemasan
karena
ada
menyebabkan kecemasan, ini
tentu
berpengaruh gejala
subjek
dari saja
terhadap
psikis
kecemasan
non-partisipan,
pada atlet tersebut, adapun gejala psikis
dan dokumentasi. Teknik analisa data
kecemasan yang dialami ketiga atlet
deskriptif dengan menggunakan coding.
yaitu,
Pengujian Validitas Dan Reliabilitas
Gejala psikis
Validitas dalam penelitian ini yang
1. Gejala psikis RM adalah
gangguan
sesuai dengan hasil penelitian yaitu,
pehatian dan konsentrasi, perubahan
rhizomatic
emosi,
validity
yang
merupakan
validitas yang mencoba untuk memberi
timbul
obsesi,
dan
tiada
motivasi.
gambaran bahwa tidak ada peristiwa yang
2. Gejala psikis FT adalah gangguan
terjadi secara linear, namun dengan
pehatian dan konsentrasi, menurunnya
perhatian yang tinggi, setiap peristiwa itu
rasa percaya diri, timbul obsesi, dan
dapat dipahami dan diungkap banyak
tiada motivasi.
cerita sebagai kebenaran yang sahih Reliabilitas data dalam
penelitian
3. Gejala psikis AF adalah gangguan
pehatian dan konsentrasi, perubahan
ini adalah synchronic reliability yang
emosi,
merupakan
motivasi.
kepercayaan
karena
timbul
obsesi,
dan
tiada
kesesuaian. Kirk dan Miller (Moleong,
Gejala-gejala psikis kecemasan yang
2007), reliabilitas synchronic reability ini
dialami oleh atlet mempunyai pengaruh
mengacu pada kesesuaian data atau
terhadap timbulnya gejala yang dapat
informasi
diamati atau disebut juga dengan gejala
pada
setiap
kegiatan
pengumpulan data, dalam mengamati perilaku
manusia
seringkali
didapati
fisik dari kecemasan. Adapun gejala fisik yang dialami
adanya persamaan sikap, motif dan
dari ketiga atlet tersebut, yaitu:
perilaku.
Gejala fisik
9
1. Gejala fisik yang dialami RM adalah
dialami atlet berasal dari dalam diri atlet
nafas lebih cepat, keringat berlebihan,
sendiri, seperti menimbulkan keyakinan
dingin pada tangan dan muka tampak
dalam menghadapi pertandingan, situasi
pucat.
ini tentu saja dapat membuat atlet merasa
2. Gejala fisik yang dialami FT adalah
optimis, sehingga atlet dapat mengontrol
gelisah atau tidak tenang, nafas lebih
kecemasan
cepat, keringat berlebihan, dingin
Pengalaman
pada tangan, muka tampak pucat
pernah dialami atlet sendiri juga bisa
dan sering buang air kecil.
menimbulkan
3. Gejala fisik yang dialami AF adalah
sebelum akan
bertanding.
kegagalan
motivasi
untuk
yang tidak
mengulangi kegagalan tersebut.
nafas lebih cepat, keringat berlebihan,
Dari ketiga atlet bola basket diatas
dingin pada tangan dan sering buang
sumber kecemasan dan gejala-gejala
air kecil
kecemasan
membuktikan
adanya
hubungan timbal balik psikis serta fisik,
Pembahasan Faktor utama yang menyebabkan
bila aspek psikis terganggu maka fungsi
atlet mengalami kecemasan sebelum
fisik
bertanding
menimbulkan dampak kecemasan, yang
adalah
adanya
gangguan
juga
ikut
terganggu
perhatian dan konsentrasi yang kemudian
pada gilirannya
memberi pengaruh pada gejala
keterampilan motorik pada atlet saat
lainnya.
psikis
Gejala-gejala kecemasan fisik
dilapangan.
akan
dan
mengganggu
Satu hal penting yang
timbul karena atlet mengalami gejala
banyak dilupakan bahwa kecemasan tidak
kecemasan psikis yang menimbulkan
selamanya negatif, kecemasan merupakan
dampak kecemasan sebelum bertanding.
hal yang sangat dibutuhkan
untuk
Dampak kecemasan yang dialami
mencapai hasil maksimal. Oleh karena
atlet berasal dari luar atlet seperti
itu, dengan kemampuan mengontrol rasa
kebingungannya atlet dalam memahami
cemas pada tiga atlet bola basket tersebut
strategi pelatih, merasa tidak sesuainya
sebelum bertanding, maka hasil yang
strategi dengan karakter permainan atlet,
diharapkan bisa tercapai.
gangguan konsentrasi yang disebabkan
PENUTUP Bagi
permasalahan keluarga, adanya pengaruh
subjek,
melalui
penelitian
penonton dan merasa lawan tanding
ini bisa lebih memahami mengenai
memiliki
dampak kecemasan
kemampuan
lebih
baik.
Sedangkan dampak kecemasan yang
memahami
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 8 No.1, Juni 2016
apa
yang
dialaminya,
yang
harus
10
dilakukan
jika
mengalami kecemasan
dan mampu mengontrol kecemasan untuk merubah menjadi hal yang positif. Bagi para
pembina,
pelatih,
atlit
basket agar memperhatikan psikologis dalam
kondisi
atlit khususnya kecemasan
pelaksanaan
maupun
bola
program
pertandingan.
latihan
Dalam upaya
meminimalisir dampak kecemasan atlit bola
basket
sebelum
bertanding,
sebaiknya diberikan intervensi yang dapat mengurangi
kecemasan
atlit,
salah
Ghazalba, F. A. 2009. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Terhadap Kecemasan Pada Atlet Karate. (Skripsi). Universitas Muhamadiyah Surakarta. Gunarsa, D. S. 1996. Psikologi Olahraga. Jakarta: Gunung Mulia -------------., Satiadarma, M. P. dan Soekasah, M. H. R. (1996): Psikologi Olahraga: Teori dan Praktik. Jakarta: BPK Gunung Mulia. ----------------. 2004. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
satunya melalui kegiatan konseling baik secara individu maupun berkelompok.
Husdarta, H. J. S. 2010. Psikologi Olahraga. Bandung: ALFABETA
Melalui kegiatan konseling, diharapkan kecemasan
yang
dialami
sebelum
bertanding
sehingga
atlit
para
dapat
mampu
atlet
direduksi
menunjukkan
kemampuan yang optimal di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Firmansyah, M. A. 2007. Kecemasan Atlet Renang Dalam Menghadapi Pertandingan. (Skripsi). Universitas Gunadarma.
Moleong, L. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Videman, H. 2007. Kecemasan Atlet Sepakbola Tim Persija Junior. (Skripsi). Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia.