BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalarn penelitian sosial setiap peneliti berhubung an dengan manusia-manusia yang
masing-masing.
Sebagai
mernegang
peranan
sosial
bagian dari suatu sistem sosial,
manusia tidak dapat dipahami tanpa adanya upaya situasi lingkungan yang melatar belakanginya.
dahkan pemahaman terhadap objek penelitian,
memahami
Untuk memu-
di dalarn BAB
ini terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran umum daerah penelitian.
daerah beda,
Hal
ini dirasakan penting
mengingat
ketiga
objek penelitian memiliki karakteristik yang ber baik kondisi geografis maupun demografisnya.
bagian
selanjutnya
diuraikan
yang digunakan serta proses
Pada
tentang rnetode penelitian
pentahapan,
pencatatan
dan
analisis data. A.
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Daerah
Kecamatan
Cicadas
Wilayah Kabupaten Bandung,
tiga kelurahan. Bandung
pada
yang meliputi tujuh desa
dan
Dengan adanya pemekaran wilayah Kotamadya
sejak
tanggal
1
April
desa/kelurahan ini dipecah ke dalarn yaitu Kecamatan Cimenyan, Kaler,
mulanya termasuk
5
Cibeunying
Arcarnanik dan Cicadas.
82
Kecamatan
1989
kesepuluh
(lirna)
kecamatan
Kidul,
Cibeunying
Cimenyan
tetap
merupakan
wilayah
kabupaten
sedang empat kecamatan
lainnya menjadi Kotamadya Bandung. Sejak adanya pemekaran tersebut wilayah Kecamatan Cicadas meliputi 2 (dua) dan
1 (satu) kelurahan,
desa
yaitu Desa Mandalajati dan Desa
Karang Pamulang, serta Kelurahan Antapani. Desa Mandalajati yang terletak
dan
berbatasan
dengan
beunying Kidul,
rapa
RW
sebelah
Barat
daerah Pasirlayung Kecamatan Ci
memiliki
(Rukun
di
wilayah seluas 205
Ha.
Bebe
Warga) yang berada di dekat jalan Ahmad
Yani dahulu termasuk Kecamatan Cibeunying Kidul Kotamadya Bandung.
Sedang beberapa RW
lainnya
yang
terletak
di
sebelah Utara, semula termasuk wilayah Kabupaten Bandung. RW
01
sampai
dengan
RW
06 merupakan daerah usaha dan
perumahan penduduk yang cukup padat.
Sedang daerah RW 07
sampai dengan RW 13 merupakan daerah "pinggir" yang masih
bercirikan desa kabupaten,
kecuali daerah RW 11 yang me
rupakan suatu komplek perumahan.
terdiri
Desa
Mandalajati
dari 13 RW (Rukun Warga)dan 88 RT (Rukun Tetang-
ga) ini, termasuk klasifikasi Desa Swakarya-V.
dalajati
yang
Desa Man
dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang dipilih
oleh masyarakat, dan pada saat penelitian dilakukan telah
menjabat
selama
hampir
sebelas
tahun.
Sejak menjadi
wilayah Kotamadya Bandung belurn terjadi pergantian kepala desa.
83
Desa
Karang Pamulang dengan wilayah seluas 260 Ha
semula bernama Desa Cikadut
Cicadas.
termasuk
Kecamatan
Seluruh wilayah desa ini yang meliputi 11 Rukun
Warga dan 63 Rukun Tetangga,
bupaten
wilayah
Bandung.
Hal
ini
semula merupakan daerah Ka
menyebabkan mayoritas masya
rakatnya masih bercirikan masyarakat
desa.
Desa
Karang
Pamulang merupakan Desa Swakarya V. Sejak bulan September
1990,
Kepala
Desa
yang lama telah diganti oleh seorang
Kepala Desa baru yang
dipilih
oleh
diangkat
masyarakat.
oleh
Dengan
pemerintah,
demikian
tidak
Desa Karang
Pamulang ini merupakan desa transisi menuju kelurahan. Di
Desa
Karang
Pamulang
ini
terdapat
tiga
pabrik
yang
merupakan perusahaan PMDN.
Kelurahan
Antapani
dari Kecamatan Cicadas.
merupakan daerah yang terluas
Dengan jumlah wilayah seluas 402
Ha, kelurahan ini terbagi ke dalam 53 Rukun Warga dan 288 Rukun Tetangga.
Dari jumlah tersebut sebanyak sekitar 40
Rukun Warga berada di
komplek
perumahan
Antapani.
lurahan ini termasuk klasifikasi Swasembada" I.
Khususnya
di daerah perumahan Antapani masyarakatnya relatif
homogen.
Ke
lebih
Beberapa daerah yang berbatasan dengan kompleks
perumahan merupakan daerah pernukiman kumuh.
Kelurahan An
tapani mengalami penggantian pimpinan pada bulan
84
Oktober
1990 yang lalu,
setelah Lurah yang lama menderita
selama kurang lebih satu tahun.
Lurah yang baru,
sakit
diang-
kat oleh pemerintah.
Dari data statistik kecamatan tentang
diperoleh
gambaran
pendidikan dan mata pencaharian masyarakat Keca
matan Cicadas adalah sebagai berikut : Tabel
1
TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK •
KECAMATAN CICADAS KOTAMADYA BANDUNG Tingkat Pendidikan
Desa
Desa
Mandalajati
Kelurahan
Kr. Pamulang
Antapani 6627
Tdk/BliB sekolah
2563
1053
Tidak tamat SD
5440
429
871
Belum tamat SD
4837
2115
4668
523
4906
9828
S.L.P.
344
2162
4539
S.L.A.
166
130
6254
49
157
1080
29
13
Tamat
SD
Akademi/Sarjana Muda Sarjana Jumlah
14.457
10.873
Sumber : Data Statistik Kecamatan Cicadas Tahun 1990
85
507
34.374
.
Tabel
2
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
KECAMATAN CICADAS,
KOTAMADYA BANDUNG
Miata
Desa
Desa
Kelurahan
Penca harian
Mandalajati
fc'r. Pamulang
Antapani
Pegawai Negeri
806
259
37
73
808
811
192
60
121
D a g a n g
445
270
714
P e 1 a jar
5498
4321
6305
Mahasiswa
200
18
629
Pens i u n
100
34
423
98
19
414
6273
5308
16.830
14.457
10.873
34.374
Anggota
A8RI
Pegawai
Swasta
T a n
i
Purnawirawan A8RI Lain-lain J
u
iii
1 a h
3731 195
5102
Sumber i Data Statistik Kecamatan Cicadas Tahun 1991
Sejumlah
sekitar 97% penduduk Kecamatan Cicadas menganut
agama Islam, sedang sekitar 3% lainnya menganut agama Katholik, Protestan, Hindu, dan Budha.
Di Kecamatan Cicadas terdapat berbagai
organisasi
pemuda seperti FKPPI (Forum Komunikasi Putra-putri Purna wirawan
ABRI),
AMPI
(Angkatan Muda Pembaharuan Indone
sia), AMS (Angkatan Muda Siliwangi), Pemuda Kosgoro, Wira
86
Karya dan AMSI (Angkatan Sejak
bulan
Muda
Askar
Ulama
Indonesia).
Juli 1989 dibentuk pula kepengurusan Karang
Taruna di masing-masing desa dan kelurahan.
Sebagai daerah-daerah
beda,
daerah
pemekaran
yang
terbentuk
dari
yang semula berasal dari wilayah yang ber
kondisi dan keberadaan Karang Taruna pada
masing-
masing daerah pun bervariasi. Beberapa daerah Rukun Warga telah
sejak dulu memiliki wadah kepemudaan.
Mereka mem
bentuk wadah pemuda sejak
masih
bernarna
Beberapa
telah
membentuk Karang Taruna
daerah
lainnya
sejak masih menjadi demikian
pada
wilayah
saat
Kabupaten
Taruna
Bandung.
Karya.
Dengan
Karang Taruna dibentuk secara resmi
pada bulan Juli-Agustus 1989 di masing-masing
kelurahan/
desa, di dalam organisasi tersebut ada wadah-wadah pemuda RW
yang
telah berjalan sejak masa Taruna Karya.
Selain
itu terdapat pula wadah pemuda Karang Taruna yang terben tuk sejak masa kabupaten.
Dari pihak
pada
kecamatan
diperoleh
informasi
bahwa
saat menjadi wilayah Kotamadya Bandung (April 1939)
wadah pemuda yang ada di kecamatan
ini
belum
melakukan
kegiatan yang berarti sehingga dikatakan "vakum". Hal ini rnendorong
Carnat
selaku
kukan pembinaan awal.
pembina organisasi pemuda mela
Upaya yang dilakukan adalah
mema
syarakatkan konsep Karang Taruna dan membentuk organisasi Karang Taruna pada masing-masing desa/kelurahan. Kegiatan
87
ini
diawali
dengan
Desa) yang diisi
selaku
diadakannya
dengan
Rakerdes
pengarahan
dari
dasarkan
Taruna
program
potensi
Pada akhir
Desa/
kerja
dan
Rakerdes
Dinas Sosial.
Karang
permasalahan
ini
Kelurahan
dibentuk dan
Sosial
Dalarn Rakerdes
Taruna
dengan
ber
masing-masing desa.
kepengurusan
selanjutnya
Karang
dilantik oleh
Masing-masing Karang Taruna kelurahan men-
ciptakan nama untuk wadah organisasinya.
Desa
Dinas
pembina fungsional Karang Taruna.
ini disusun
(Rapat Kerja
Karang Taruna di
Karang Pamulang dibentuk dengan nama Inti Jaya,
Desa Mandalajati memakai nama
Jati
Mandiri,
sedang
di di
Kelurahan Antapani menggunakan nama Karya Nugraha. Sejak dibentuknya (Juli-Agustus tahun 1939),
per-
kembangan dan keberadaan Karang Taruna dalara meningkatkan kondisi kesejahteraan sosial pemuda pada kecamatan
ini
diteliti.
Pada tahun 1939 peneliti memperoleh
dari
menunjukkan
ketiga
wilayah
perbedaan yang menarik untuk informasi
Dinas Sosial bahwa Karang Taruna Kelurahan Antapani
raerupakan salah satu dari dua Karang Taruna.se
Kotamadya
Bandung yang termasuk klasifikasi percontohan.
Pada tahun
1990
jumlah
Karang
(sebelas) Karang Taruna. adalah
1.
Taruna
Percontohan
mencakup
11
Kesebelas Karang Taruna tersebut
:
Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung;
2. Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying;
88
3. Kelurahan Merdeka Kecamatan Bandung Wetan; 4. Kelurahan Sekeloa Kecamatan Sekeloa; 5. Kelurahan Sukapada Kecamatan Kiaracondong; 6. Kelurahan Malabar Kecamatan Lengkong; 7. Kelurahan Balonggede Kecamatan Regol;
8. Kelurahan Kebonlega Kecamatan Bojongloa Kidul; 9. Kelurahan Cibuntu Kecamatan Bandung Kulon;
10. Kelurahan Husen Sastranegara Kecamatan Cicendo;
'
11. Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari.
Dengan demikian,
menurut penilaian
Dinas
Sosial
yang dilakukan tahun 1990 tidak satupun Karang Taruna da
ri
Kecamatan
Cicadas ini yang mencapai klasifikasi per
contohan. Kriteria penilaian dari Dinas Sosial meliputi :
(a) Tertib Administrasi:
(b) Tertib Organisasi: (c) Ter
tib Personalia dan (d) Tertib Operasional. mikian No.
de
berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Bandung
506 Tahun
tian/Pemilihan
1990
Karang
tentang
Pengesahan
Taruna
Hasil
Peneli-
dan Pekerja Sosial Masya
rakat Teladan Tingkat Kotamadya Daerah
dung,
Meskipun
Tingkat
II
Ban
Karang Taruna Inti Jaya Desa Karang Pamulang telah
terpilih sebagai Karang Taruna Terbaik I.
Dari beberapa data dan
baran
bahwa
observasi
diperoleh
pada umumnya masyarakat di Desa Mandalajati
dan Desa Karang Pamulang masih bercirikan desa.
tampak
dari
gam
tanggapan
89
masyarakat
Hal
ini
khususnya pemuda
terhadap wadah Karang Taruna,
pada untung rugi.
yang terutama
Selain itu taraf pendidikan masyarakat
di kedua desa ini (khususnya pada beberapa relatif
berdasarkan
sangat
rendah
(rata-rata
RW
pendidikan
dasar).
Pekerjaan masyarakat khususnya kaum
umumnya
adalah
buruh
Pada kedua desa ini, ngan jalan raya,
pabrik,
kedua
"khas"
atau buruh harian lepas.
terdapat daerah yang berbatasan de
umum
yaitu ke
ojeg.
Ojeg-ojeg
daerah-daerah
yang
karena kedua jalan
angkutan umum roda empat.
Para
pengemudi
dari kalangan pemuda ini
Karang
berada
kehidupan
melayani di
tidak
terletak
atas
dilalui
di
sebelah
ojeg yang sebagian besar berasal menganggap
keterlibatan
Taruna sebagai "tidak menghasilkan".
ngendara ojeg, keras.
ini
ini
Kedua jalan ini mengapit
daerah Pekuburan Cina Cikadut yang
utara.
Sukamiskin.
kantong ini terdapat jasa pelayanan angkutan
"pasir" (bukit),
oleh
pada
yaitu daerah Jatihandap (depan terminal
pedesaan
angkutan
sekolah
muda,
Cicaheum) dan daerah Pasir Irnpun di depan LP
Pada
tertentu)
rnereka
bersuasana
dalarn
Sebagai pepanas
dan
Pada malam hari tidak sedikit pemuda yang mengha-
ngatkan dirinya dengan minuman keras.
dampak pada kehidupan pemuda di
Hal ini menimbulkan
daerah
tersebut,
serta
mengundang datangnya pemuda-pemuda dari daerah lain untuk "ngadon" menenggak minuman keras di daerah tersebut.
90
Masyarakat
Desa Karang Pamulang pada umumnya ter
diri dari penduduk asli.
rupakan pendatang,
Hanya sebagian kecil
yang
me
baik sebagai penduduk bertempat ting-
gal maupun sebagai buruh pabrik yang menetap sernentara di
daerah tersebut. Sebagaimana dikatakan sebelumnya, kat
pendidikan
penduduk
ting
pada umumnya adalah pendidikan
dasar dengan tingkat pendapatan yang juga relatif rendah. Dengan demikian kebutuhan
dasar
pada
Dan
kebutuhan
ekonomi.
mereka
rnasih
terbatas
informasi yang diperoleh,
sebagian masyarakat belum memiliki kepedulian yang besar
terhadap
agaraaan.
pendidikan
cukup
termasuk juga pendidikan ke-
Dari pengamatan yang
dilakukan,
dari
sebelas
unit Karang Taruna yang ada di sebelas RW, hanya terlihat
dua
unit
Karang
Taruna yang menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan rutin.
Masyarakat
Desa
Mandalajati
menurut
pengamatan
peneliti terbagi ke dalarn tiga kelompok. Kelompok pertama
adalah masyarakat daerah perkotaan pinggiran, yang menernpati
daerah
pemukiman yang padat di sekitar jalan Ahrnad
Yani dan jalan Jatihandap. Kelompok .kedua adalah kelompok masyarakat kompleks perumahan yang relatif lebih homogen.
Sedang kelompok semula
ketiga
termasuk
wilayah
adalah
masyarakat
kabupaten.
bedaan karakter ketiga kelompok ini,
bauran
antara
pemuda-pemuda
91
yang
daerah
yang
Dengan adanya per
terlihat bahwa pern-
berasal
dari ketiga
kelompok ini sulit dilakukan.
liki
kelompok
sendiri.
Di
Masing-masing merasa memi
daerah Mandalajati ini gerna
kegiatan Remaja Mesjid lebih terasa dari Karang
Taruna.
gerna
Selain itu beberapa unit yang pada waktu
masih menjadi wilayah kabupaten menggunakan Taruna
Mekar Jaya,
nama
Karang
tidak menggunakan nama Karang Taruna
Jati Mandiri
dalam
wadah-wadah
pemuda
Taruna Desa
Mandalajati.
telah
kegiatan
kegiatan-kegiatannya.
Kelompok
dan
ini seolah-olah terlepas dari Karang Walaupun
Karang
Taruna
Desa
mencanangkan program-program kegiatan untuk dikem-
bangkan di masing-masing unit RW,
program tersebut belum
terealisasikan.
Masyarakat
Kelurahan Antapani dapat dikelornpokkan
ke dalam dua bagian besar, kornpleks
Perumnas Antapani dan penduduk di luar kompleks
perumahan tersebut.
Masyarakat penduduk di luar kompleks
Perumnas, pada umumnya gang
yaitu yang merupakan penduduk
dan
bermata pencaharian sebagai peda-
kegiatan wiraswasta lainnya.
Pemukiman mereka
belum tertata dengan baik. Tingkat pendidikan maupun pendap atan mereka tergolong
menengah
ke bawah. Beberapa RW
yang berada di luar kompleks yang dikenal sebagai
daerah
rawan
daerah
kejahatan
dan
kenakalan
Cihaurkuku.
92
remaja
adalah
Masyarakat di luar kompleks inilah yang sebenarnya raerupakan penduduk asli kelurahan ini,
luruh
penghuni
kompleks
sedang hampir se
Perumnas
adalah
pond atari??.
Sebagian besar penduduk Cicadas berada di kompleks
mahan
peru
ini (dua kali lipat jumlah penduduk desa lainnya).
Masyarakat disini dapat dikatakan homogen. Para orang tua memiliki pekerjaan tetap, meskipun jenis pekerjaan mereka bervariasi.
peroleh
Begitu pula kesempatan kaum muda dalarn
pendidikan,
mem
relatif lebih luas dari pada mereka
yang ada di kedua desa lainnya. Pada daerah perumahan ini
jumlah kaum muda usia cukup banyak,
dengan tingkat
pen
didikan yang bervariasi, sejak SD sampai dengan perguruan tinggi.
Secara
umum
pengurus
dan
ngarti".
Artinya
penduduk
pembina
Karang
tidak
perumahan dikatakan oleh
Taruna
sedikit
di
sebagai
"jelema
antara mereka yang
telah mengerti tentang organisasi dan menyadari
perlunya
berorganisasi.
Sesuai perumnas,
wadah-wadah
dengan adanya pentahapan dalam pembangunan
terjadi
juga
pentahapan
dalam" terbentuknya
kepemudaan di Kelurahan Antapani ini.
sebelum Karang Taruna meraasyarakat di Kotamadya pada
beberapa
Rukun
kepemudaan Taruna Karya.
Warga
telah
waktu
di
kelornpok-kelompok
pemuda tersebut telah memiliki pengalaman
93
Bandung,
terbentuk wadah
Dengan demikian pada
bentuk Karang Taruna di kelurahan' ini,
Sejak
berorganisasi.
Selain itu,
jika unit-unit Karang Taruna yang lain diben
tuk atas saran/instruksi. dari atas, maka unit-unit Karang Taruna
yang
berasal
dari
Taruna Karya ini betul-betul
dibentuk atas kesadaran pernuda tentang perlunya wadah un tuk mernpersatukan pernuda.
yang berdekatan,
Dengan
penataan
letak
rurnah
kondisi rurnah yang relatif sama,
serta
tingkat ekonomi dan pendidikan warga masyarakat juga ham pir sama, antara
suasana keakraban dan saling rnemperhatikan
sesarna
warga
cukup
besar.
Kesulitannya adalah
dalam membaurkan daerah-daerah yang merupakan
batas
tara korn-pleks dengan perumahan di luar kompleks.
daerah yang padat dengan perumahan, dan kejelian pengurus Karang
sumber
daya
yang
ada
buah)
an
Sebagai
diperlukan kemampuan
Taruna
dalam
memanfaatkan
untuk mengatasi masalah kesejah
teraan sosial generasi muda.
(53
di
Jumlah RW/unit
yang
besar
juga menuntut kemampuan tersendiri dalara pen-
gelolaannya.
Dari tiga Karang Taruna desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Cicadas,
hanya Karang Taruna Inti Jaya di Desa
Karang Pamulang yang memiliki ruangan sekretariat di kan-
tor
desa.
Kedua
desa/kelurahan
lainnya hanya memiliki
"papan nama" di kantor desa/kelurahan.
miliki kegiatan
ruangan nyata
untuk
sekretariat
kesekretariatan
dilakukan di rurnah Ketua
Karang
94
Meskipun telah me
di
kantor
desanya,
Karang Taruna Inti Jaya Taruna
Desa.
Demikian
juga kegiatan kesekretariatan Kelurahan Antapani, ngurus,
rang
di
Desa
desa/kelurahan.
prasarana bagi Karang menyulitkan
Taruna
kerja pengurus,
"keterikatan"
dan
dan
dilakukan di masing-masing rurnah pe
dengan sekretariat "abstrak" di
Taruna
Mandalajati
rurnah Ketua
Ketiadaan
Ka
sarana
desa/kelurahan
ini
dan
cukup
dan kurang menimbulkan rasa
"memiliki"
terhadap
Karang
Taruna
desa/kelurahan. B.
METODA PENELITIAN
Penelitian tentang Karang Taruna sebagai mekanisme pengembangan
tingkat
kesejahteraan sosial generasi muda
ini menggunakan metoda kualitatif.
Mengenai metoda
kua
litatif ini, Nasution (1988 : 18) menyatakan :
"Disebut kualitatif karena sifat data yang dikurnpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan bersifat natural dan wajar, sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperirnen atau test". Dengan adanya kecenderungan dalarn ilmu-ilmu sosial untuk rnakin banyak rnendasarkan analisanya atas data kuan
titatif,
peneliti
sependapat
dengan
Koentjaraningrat
(1985 :vii) yang mengemukakan sebagai berikut :
"Sebaliknya dalarn suatu masyarakat yang sedang ber kembang seperti masyarakat Indonesia, banyak orang belum bisa mencatat misalnya penghasilan dan pengeluaran mereka tiap hari dan sistem sensus juga masih sedang berkembang maka seorang peneliti masyarakat seperti itu sulit dapat mengharapkan adanya data dan fakta yang benar, tepat dan teliti. Data sosial sernacam itu, di suatu negara yang sedang berkembang
95
memang^ harus didarnpingi dulu dengan data kualitatif yang didapatkan oleh seorang peneliti dengan ber*bagai macam metode kualitatif seperti wawancara intens if, observasi, dan partisipasi". Di pihak lain,
Bogdan dan
Taylor
metoda kualitatif sebagai berikut
"Metode
kualitatif atau
:
sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif
tulis
rnendefinisikan
berupa
kata-kata
ter-
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati ....pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi hal ini tidak
boleh
ganisasi
ke
mengisolasikan
dalara
individu
atau
variabel atau hipotesis,
or
tetapi
perlu mernandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moleong, 1989 : 3).
Uraian tersebut di atas raendasari
ti ini.
ini
dalarn
peneli
menggunakan metoda kualitatif dalam penelitian
Secara singkat alasan pemilihan
adalah
:
sistem terbuka dijadikan
Pertama,
yang
objek
dengan
metoda
kualitatif
peneliti menggunakan pendekatan
menganggap
bahv/a
organisasi
yang
penelitian tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan sekitarnya, dipahami
alasan
dan oleh
karenanya
hanya
dapat
mernandangnya sebagai suatu keseluruhan.
Walaupun penelitian ini dibatasi pada peran (role), tidak berarti bahwa peran ini dapat
dipahami
secara
terlepas
dari permasalahan dan kondisi maupun nilai-nilai yang ada pada masyarakat setempat. pada
tiga
wilayah
teristik geografis,
lainan.
Hal
ini
Kedua.
objek penelitian berada
desa/kelurahan
dernografis,
menuntut
96
yang memiliki karak
maupun sosial yang ber-
pertimbangan
yang
mendalam
terhadap
berbagai
perbedaan
yang
karenanya yang penting dalarn hal
ada
tersebut.
Oleh
ini adalah mencari makna
hubungan antara peran-peran tersebut dengan fenomena yang ada.
Ketiga.
dari
pengamatan peneliti pada rnasa penja-
jagan penelitian ini,
tulis
maupun
lisan
diperoleh gambaran bahwa data ter-
kerap
yang ada di lapangan.
tidak sesuai dengan realitas
Elal ini mendorong
peneliti
untuk
mengamati secara langsung dan mencari sumber data primer. Dengan
demikian penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, dengan tujuan untuk memperoleh peraahaman men-
dalarn tentang berbagai peran litian.
Berbagai
menjadi
fokus
pene
gejala menarik yang merupakan gambaran
yang kompleks dan nyata yang ini
yang
diperoleh
dari
penelitian
diharapkan dapat dikembangkan menjadi suatu rekomen-
dasi untuk meningkatkan kualitas Karang Taruna. C.
TEKNIK PENELITIAN
Dalam penelitian penelitian yang meliputi 1.
ini
digunakan
beberapa
teknik
:
Observasi
Melalui
observasi
atau pengamatan.ini,
dapat membuat
deskripsi
yang
kenyataan
lapangan.
Dalarn
di
relatif
terinci
peneliti
tentang
melakukan pengamatan ini
peneliti tidak melibatkan diri secara penuh sebagai tisipan
Karang
darkan/mengurangi
Taruna.
Hal
kemungkinan
97
ini
par-
adalah untuk menghin-
terjadinya
bias
dalam
pandangan Taruna
peneliti.
pada
unit-unit
dasarnya
Karang
peneliti
Karena
dilaksanakan
Taruna
merencanakan
kegiatan-kegiatan
di
RW
terlebih
secara
Karang
nyata
oleh
yang juralahnya banyak, dahulu
apa
yang
akan
dicari melalui pengamatan yang singkat pada masing-masing kegiatan/per-temuan.
Pengamatan
dilakukan dengan memberitahukan maksud
dan tujuan penelitian kepada masing-masing kelompok menjadi
sasaran
penelitian.
yang
Dengan demikian penelitian
yang dilakukan ini merupakan kombinasi dari
tipe
parti
cipant as observer dan tipe observer as participant, yang dikemukakan oleh George Ritiser (1930 : 74).
Pengamatan
dilakukan
dang mengadakan kegiatan.
pada Karang Taruna yang se
Dengan demikian interaksi ber-
langsung dalam keadaan wajar dan spontan. Pada pengamatan yang dilakukan secara purposive.
khususnya berkenaan de
ngan pelaksanaan program di lapangan secara
nyata,
gam
baran kenyataan yang sebenarnya tidak dapat disembunyikan melalui kata-kata sumber informasi. bina,
tirn pelaksana FKKT
penelitian
ini
maupun
Kesadaran pihak pem pengurus
akan
sangat membantu pelaksanaan observasi di
lapangan.
Kalaupun ada kejanggalan yang
peneliti,
dengan waktu keterlibatan peneliti yang
lama di lapangan,
tujuan
ditemukan
oleh
cukup
dapat ditemukan hubungan antara berba-
98
gai
kejanggalan
tentang adanya
tersebut.
perilaku
Dengan demikian kekhawatiran
yang
dipengaruhi
oleh
adanya
kehadiran peneliti, dapat dikurangi. 2.
Wawancara
Dalara
penelitian
pengumpulan data yang pengamatan
ini
wawancara merupakan bentuk
dilakukan
partisipasi.
secara
Wawancara
ini
bersarna
dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang persepsi responden
dunia nyata,
dengan
mengenai
yaitu melalui ungkapan pikiran dan perasaan
responden. Nasution (1988 : 69) mengemukakan :
"Dalam penelitian naturalistik kita ingin mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenya taan. Untuk itu kita harus berkomunikasi dengan dia melalui wawancara. Observasi saja tidak memadai dalam melakukan penelitian. Mengamati kegiatan dan kelakuan
orang saja tidak dapat mengungkapkan apa yang diamati atau dirasakan orang lain. Itu sebabnya observasi harus dilengkapi oleh wawancara. Dengan melakukan wawancara kita dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden".
Data yang terutama ingin dikurnpulkan adalah data
verbal,
yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab.
Patton (Moleong,
1989 : 148-149) membedakan jenis
wawancara sebagai berikut : a.
Wawancara Pernbicaraan Informal
Dalara jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan terutama bergantung pada
spontanitas
rnengajukan kepada yang diwawancarai.
kukan pada latar alamiah.
pewawancara
Wawancara ini dila
Suasana yang
99
dalam
tercipta
adalah
suasana yang wajar,
sehingga pada waktu pernbicaraan ber-
langsung responden mungkin tidak menyadari bahv/a
ia
se
dang d iwav/ancarai . b.
Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara
Dalam jenis wawancara ini peneliti membuat kerangka dan garis besar bahan v/awancara.
berisi
garis
besar
isi
Pedoman wawancara ini
wawancara
untuk
menjaga agar
pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup, Pelaksanaan
wawancara
seluruhnya.
dan pertanyaan disesuaikan dengan
jawaban responden dalarn konteks wawancara
yang
sebenar-
nya.
c.
Wawancara Baku Terbuka
Dalarn nyaan baku.
(probing)
wawancara
ini digunakan seperangkat perta
Keluwesan mengadakan
terbatas,
perlu,
untuk
Jenis wawancara ini digunakan
mengurangi
yang terjadi antara seorang lainnya.
Maksud
pendalaman
dan hal itu tergantung pada situasi
dan kecakapan pewawancara. jika
pertanyaan
sedapat-dapatnya variasi
responden
pelaksanaan
dengan
v/awancara
ini
responden tidak lain
adalah untuk menghindari terjadinya bias. Dalam penelitian ini jenis nakan
adalah
jenis
wawancara
wawancara
yang
digu
pernbicaraan informal dan
v/awancara dengan
menggunakan
Jenis
pernbicaraan informal dilakukan rnanakala
wawancara
peneliti
tanpa
direncanakan
100
petunjuk
umum
sebelumnya
wav/ancara.
menjumpai
seseorang yang dapat dijadikan sumber informasi. Meskipun demikian
formal,
lepas
walaupun
wawancara dilakukan dalarn suasana in*--
pertanyaan--pertanyaan yang diajukan
dari
tidak
ter
fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak
av/al penelitian.
Wav/ancar a dengan menggunakan petunjuk umum
cara
dilakukan pada responden yang dipilih sesuai infor
masi yang dibutuhkan. ngan
wawan
Untuk itu wawancara dilakukan
perjanjian perterauan terlebih dahulu.
de
Dalam kesem
patan ini digunakan alat perekam atas ijin responden, un tuk menghilangkan kemungkinan tidak terliputnya informasi yang penting. cipta
Pada awal pernbicaraan
suasana
yang
kadang-kadang
agak kaku/formal.
Dengan keluwesan
dalarn car a mengajukan pertanyaan sesuai responden, formal.
jawaban
Seringkali bahkan jawaban responden meluncur ce-
dan dirasakannya. "off
responden
mencari
konteks
lambat laun suasana formal berubah menjadi in
pat seolah ingin mengeluarkan semua
untuk
ter-
the bahwa
hal
yang
diketahui
Walaupun terkadang terselip perminta.an record",
peneliti
penelitian
kejelekan/kegagalan
dapat
meyakinkan
ini tidak dimaksudkan untuk
seseorang
melainkan
untuk
mencari jalan rnenuju peningkatan efektivitas organisasi.
Ada
beberapa
untuk diwawancarai,
tiba
waktu
yang
responden yang diminta kesediaannya datang ke tempat
dijanjikan,
101
pertemuan
walaupun
sebelum
sepengetahuan
peneliti tempat tinggal responden tersebut jauh dari tem
pat dilaksanakannya responden
pertemuan.
lainnya
ngatakan :
tentang
"Sengaja
saya
Ketika
hal
ditanyakan
tersebut
datang
oleh
responden
pertama
supaya
rne bisa
pulang duluan ... (responden tertawa). Lagi gini ... saya tuh saya. saya
ingin
sekali
ngomong tentang Karang Taruna di unit
Wah saya ingin uneg-uneg saya segera plong".
Dengan
adanya
keinginan
responden untuk memberikan informasi,
jebol,
yang
biar
kuat dari
pelaksanaan wawan
cara dengan menggunakan petunjuk umum tersebut dapfit •berlangsung secara informal.
Wawancara kelompok.
satu
secara
berlangsung wawancara
serta wawancara yang
directive untuk memperoleh keterangan yang ber
sifat etic (sesuai dengan pandangan peneliti).
Wawancara
bersifat directive dilakukan untuk raenghindari per
bedaan antara apa yang dimaksudkan responden dengan dangan peneliti. 3.
dari
yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi
ernic (menurut pandangan responden),
yang
lebih
ini dapat diperoleh informasi yang lebih
Dalam proses wawancara,
nondirective
bersifat
perorangan maupun
Melalui wawancara yang melibatkan
responden
objektif.
dilaksanakan
Catatan Lapangan
102
pan
Untuk
dapat menganalisis data yang diperoleh dari
observasi dan v/awancara,
peneliti membuat catatan lapang
an. Cat at an lapangan ini berisi tentang apa yang; dilihat, didengar,
catatan
dialarni dan dipikirkan.
lapangan
ini
Dengan demikian dalam
digarnbarkan
situasi
teramati pada saat observasi dan wawancara.
catatan
lapangan
ini
sosial yang Secara
umum
berkenaan dengan tiga unsur utama
yang membentuk situasi sosial,
aksi/interaksi terjadi,
yaitu :
tem-pat
di
pelaku aksi atau interaksi,
kegiatan yang berlangsung.
mana
dan
(Nasution 1938 : 43).
Bogdan dan Biklen (Moleong,
1983 : 171) mernbedakan
catatan lapangan ke dalam dua bentuk,
yaitu :
(a)
des-
kriptif, dan (b) reflektif. Dalam pelaksanaan di lapangan digunakan Laporan Lapangan yang berisi catatan hasil pen gamatan
dan
wawancara
didengar dan dilihat yaitu
sejak
11
yang
pada
Agustus
dilakukan.
saat
rnana
adanya.
pelaksanaan
penelitian
1990 hingga berakhir berada di
lapangan pada akhir December 1990,
laporan lapangan.
Peristiwa yang
dideskripsikan
dalarn
Dialog yang terjadi dikemukakan sebagai
Laporan lapangan ini belum mernuat ref leksi
penelitian tentang pikiran dan perasaan responden.
Di dalarn laporan lapangan ini, "disernbunyikan" peneliti.
melalui
identitas responden
kode yang hanya diketahui
oleh
Meskipun demikian fungsi dan kedudukan respoden
103
selaku
pemegang peran,
bangan bahv/a kedudukan
tidak dihilangkan dengan pertim-pemegang
peran
tersebut
adalah
kunci utama d a1am pen e1i t ian ini. 4.
Sumber Data
Dengan
mernperhatikan
ngenai peran pengurus, dalam
upaya
fokus
tirn pelaksana
meningkatkan
penelitian yaitu me FKKT
dan
pembina
efektivitas organisasi sosial
Karang Taruna,
maka yang dijadikan
para
peran dan subjek-subjek informasi sebagai
pemegang
berikut
a.
sumber
data
adalah
:
Informan Kunci
Yang dijadikan informan kunci dalam penelitian ini
adalah Kepala Pemerintahan
Bandung.
Pemilihan
Kecamatan
Cicadas
Kotamadya
Kepala Pemerintahan sebagai informan
kunci ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : 1) Informan kunci ini merupakan
anggota mayarakat setem-
pat;
2) Jelas keterlibatannya dalam organisasi Karang Taruna; 3) Mengetahui perkembangan dan permasalahan generasi muda secara menyeluruh;
4) Mengetahui permasalahan dan perkembangan Karang Taruna di daerah tersebut;
5) Mampu memberikan informasi tentang yang sudah,
sedang,
maupun
akan
berbagai
kegiatan
dilaksanakan
Karang Taruna di lingkungan kecamatan tersebut;
104
oleh
6)
Diketahui
dan
dikenal oleh para pemegang peran yang
m en j ad i s a sa r an penelitian,
serta m eng e t ahu i d an
m e "-
ngenal para pemegang peran tersebut.
Sebagai
seorang yang rnemenuhi kriteria tersebut di atas,
peneliti berpendapat bahwa informan
kunci
terpilih
ini
cukup representatif sebagai informan kunci. b. Subjek Sumber Data Dalarn
masa
secara purposif,
peneliti.
sumber
data
ditentukan
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
Identitas
penelitian,
pemegang
penjajagan,
pemegang
peran
yang menjadi objek
diperoleh dengan bantuan informan kunci.
peran
Kelurahan)
pertama
(Ketua
Karang
Taruna
Desa/
ini diperoleh informasi tentang unit-unit Eva-
rang Taruna Rukun Warga yang kegiatannya menonjol unit-unit
Dari
yang vakum.
maupun
Pemegang peran pada unit-unit ini
menjadi subjek sumber data berikutnya. Sumber data lainnya diambil pada
FKKT
dari dan
unsur pembina
pembina
Sosial
Cabang
Sosial Kecamatan. sumber data
terdiri
organisasi.
yang dijadikan sumber data
Dinas
pemegang
(Forurn Komunikasi Karang Taruna)
Sumber data fungsional
dari
utama
Kotamadya
peran
dan Pembina.
.dari
pembina
Pembina fungsional
adalah
Bandung,
Kepala
Kantor
serta Petugas
Unsur pembina organisasi yang dijadikan
adalah
Kepala
Kepala Desa/Lurah.
105
Pemerintahan
Kecamatan
dan
Untuk rnolengkapi data yang diperoleh, agan kebutuhan yang langsung, data
muncul
pada
saat
sejalan de
penelitian
digunakan beberapa sumber data, tomhahan.
tambahan
borCumber
ini terdiri dari para tokoh masyarakat dan
para anggota Karang Taruna. c.
Alat Pengurnpul Data Peneliti
penelitian ini. data ini,
pekaan
merupakan alat pengurnpul data utama dalam
Sebagai
instrumen utama dalam pengurnpulan
peneliti perlu memiliki adaptabilitas dan
yang tinggi terhadap stimulus dari
nelitian.
lingkungan pe
Pemilihan teknik v/awancara dengan
petunjuk
menggunakan
urnura wawancara antara lain adalah agar peneliti
dapat rnerespons berbagai stimulus secara fleksibel.
penelitian di
lapangan,
sun pedoman,
pengurnpul data,
pembuat
dsskripsi
analisis.
Dalam
peneliti sekaligus menjadi penyu-
dan
pelaksana pengurnpul
penafsir
data,
Pada akhirnya seluruh hasil
serta
data, pembuat
penelitian
angkan ke dalarn sebuah laporan penelitian. D.
ke
ditu--
-
PENTAHAPAN PENELITIAN
1 • Tahap Pen.ia.jagan
Pada
perkembangan Kotamadya
tahap
awal
peneliti
pelaksanaan
Bandung.
Dari
fungsi
menjajagi
Karang
Taruna
peneliti tertarik pada dua
Taruna
waktu
pada
di
penjajagan yang dilakukan pada
akhir tahun 1939 ini,
yang
tentang
itu
termasuk
Karang
klasifikasi
percontohan,
dan
yaitu Karang Taruna di
Kelurahan
Anta-pani.
yang dilakukan diperoleh Taruna
ini
Kelurahan
Dari pengamatan dan v/awancara informasi
bahwa
kegiatannya
bermasalah, generasi
dengan
muda
pada
terutama memberi umumnya.
pada
yang
prinipnya
sedikit
Padasuka
masalah ekonomi,
program-program
adalah
rnaka Karang
kegiatan
kebutuhan pernuda pada
yang
umumnya.
pada
Prinsip yang dianut Ketua "lebih
sedikit tapi berhasil,
Taruna
mem--
perhatian
baik
mem-
dari pada merangkul
keseluruhan pemuda tapi tidak ber-hasil".
Karang
Karang
pemuda-pemuda yang
Karang Taruna di Kelurahan ini adalah
benahi
kedua
rnemi- liki kelebihan dalarn hal yang berbeda.
Karang Taruna di Kelurahan Padasuka pada fokuskan
Padasuka
Bila orientasi
mengatasi
Taruna
kesenjangan
Antapani
lebih Karang
memiliki
bervariasi sesuai Taruna
Antapani
memasyarakatkan Karang Taruna dan merangkul pemuda secara keseluruhan
walaupun
daerah garapannya adalah yang ter-
luas di Kotamadya Bandung.
ganisasi
sosial
Karang
Dengan pertimbangan bahwa or
Taruna sepatutnya mampu menjadi
milik seluruh generasi muda dan secara
luas,
peneliti
mampu
memutuskan
merangkul
pemuda
untuk mengangkat An
tapani sebagai sasaran penelitian. Setelah menetapkan Kelurahan Antapani sebagai
saran penelitian, ke
Kecamatan
sa
peneliti mengadakan penjajagan kernbali
Cicadas.
Dari
107
informan
kunci
diperoleh
informasi tentang permasalahan nyata yang dihadapi Karang Taruna.
Permasalahan
tersebut antara lain tentang tidak
rneratanya perkembangan Karang Taruna di
lurahan
yang
ada
di
Kecamatan
fungsinya FKKT sebagai Forurn
ketiga
desa/ke
Cicadas dan tidak ber--
Karang
Taruna.
Walaupun ketiga desa/kelurahan tersebut memiliki
potensi
dan permasalahan yang berbeda, an
bahwa
peneliti memiliki keyakin
ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari
fenomena yang ada.
fungsi
Komunikasi
FKKT
Selain itu untuk melihat
pelaksanaan
yang berada pada tingkat Kecamatan,
desa/kelurahan perlu dijadikan objek penelitian.
ketiga Demikian
pula pembina fungsional terrendah yaitu PSK (Petugas sial Kecamatan) berada di tingkat kecamatan.
timbangan tersebut peneliti menetapkan
untuk
So
Dengan per
mengangkat
Kecamatan Cicadas sebagai lingkung wilayah penelitian. 2.
Tahap Pendekatan
Pada
bulan-bulan pertama peneliti mulai melakukan
pengamatan. Pada umumnya belum diperoleh masukan informal yang berarti.
Pendekatan dilakukan terhadap
yang akan dijadikan sumber data.
Di Desa Karang Pamulang
pendekatan awal dilakukan kepada pihak desa. dan
Kepala Desa
istrinya menerima peneliti dengan tangan terbuka dan
langsung rnenawarkan undangan untuk di
pihak-pihak
salah
satu RW.
menghadiri
pengajian
Walaupun kegiatan pengajian tersebut
belum tentu menghasilkan informasi tentang Karang
108
Taruna
bagi kepentingan penelitian,
peneliti- menyempatkan hadir
tiada lain untuk memperoleh kepercayaan dari pihak Kepala Desa,
LKMD,
liti
diberi
maupun masyarakat.
kesempatan untuk memperkenalkan diri kepada
penduduk yang hadir,
Warga,
Pada kesempatan ini pene -
para
Ketua
yang terdiri dari para Ketua
LKMD,
dan Ibu-ibu PKK.
Rukun
Yang sangat
terasa dari pertemuan tersebut adalah pene;liti tidak lagi dianggap orang asing yang perlu
"disaha-sah-a
atav/a
di-
naha-naha".
Demikian
pula
yang terjadi pada upaya pendekatan
yang dilakukan di Desa Mandalajati.
Pada av/alnya terlihat
adanya kekhawatiran terutama pada pihak Kepala ngan kehadiran peneliti.
Ia mengungkapkan,
bapa mah pada dasarna teu kaabotan bahkan
samampu
bapa.
Ngan
titip,
ari
anu
Desa
"Pek bae, arek
de ari
ngabantu
gorengna mah ulah
teuing dibolekerkeun".
Tetapi beberapa saat kemudian
rnenawarkan
untuk melibatkan peneliti sebagai
kesempatan
salah seorang
pelaksana
didikan
dan
(Diklat
Karakterdes)
desa. tuk
Latihan
upacara,
Kader
yang
dalam
Penggerak
-kegiatan Teritorial
diselehggarakan
di
ia
Pen Desa
tingkat
Peneliti melihat tav/aran tersebut sebagai jalan un memperoleh
kepercayaan
dari
pihak Kepala Desa dan
LKMD,
maupun untuk dapat diterima sebagai anggota masya
rakat
.setempat.
Pada saat itu peneliti menempatkan diri
sebagai seorang anggota masyarakat setempat yang berperan
109
serta secara aktif dalarn kegiatan desa. peroleh
Hasil
yang
di
dari peran serta tersebut adalah lebih luv/es dan
terbukanya pihak
desa
maupun
LKMD
terhadap
kehadiran
peneliti.
Dalam
pendekatan terhadap pihak Kelurahan Antapani,
peneliti raenemukan pengalaman
yang
berbeda.
Lurah
An
tapani pada saat itu sudah hampir satu tahun tidak melak sanakan
fungsinya secara penuh karena sakit.
Sekretaris
Kelurahan menerima peneliti dengan tangan terbuka,
bahkan
mengan jurkan agar peneliti langsung menemui subjek--sub jek
yang akan dijadikan sumber data. ngetahuan
aparat kelurahan,
Dengan seijin dan sepe-
dilakukan pendekatan kepada
para pengurus Karang Taruna tingkat kelurahan.
Secara umum dalam upaya pendekatan
terhadap
para
pengurus Karang Taruna maupun FKKT tidak dialarai hambatan
yang berarti.
Hal ini mungkin antara lain disebabkan ka
rena usia para pengurus Karang Taruna dan FKKT ini
rata sama atau bahkan lebih muda dari peneliti, komunikasi sering kali terjadi Pada
mengikuti
satu bulan penuh.
belum
Latihan
berhasil
informal.
seorang
ditemui
pembina karena
Pra Jabatan di Jakarta selama
Pertemuan pertama dengan Petugas Sosial
Kecamatan (PSK) terjadi di Kantor Desa bagai
suasana
sehingga
saat dimulainya kegiatan pengurnpulan-data,
fungsional di kecamatan sedang
dalara
rata--
sarjana
110
lulusan
Mandalajati. Sekolah
Se
Tinggi
Kesejahteraan Sosial (STKS),
PSK ini terlihat rnudah ber-
gaul sehingga peneliti tidak meneraui kosulitan dalarn. mem peroleh informasi yang diperlukan.
Walaupun
telah
Dinas Sosial Cabang berhasil
menemui
berulang
Kotamadya Kepala
kali
datang
Bandung,
ke Kantor
peneliti
Kantor Dinas Sosial
tersebut.
Pendekatan dilakukan terhadap beberapa staf Dinas;
yang
terlibat
belum
Sosial
banyak dengan kegiatan Karang Taruna khu
susnya di Kecamatan
Cicadas.
Perternuan
pertama
dengan
Kepala Dinas Sosial terjadi pada v/aktu peneliti melakukan
pengamatan Group (LDLG)
Forum
pada yang
pembukaan
kegiatan
diselenggarakan
Lornba oleh
yang
Taruna, tinggi
Pelaksana
Komunikasi Karang Taruna (FKKT) Kecamatan Cicadas.
Pada kesempatan itu peneliti berhasil ngat
Tim
Desain Logo
tinggi
ketika
menemuinya.
membicarakan
masalah
SernaKarang
mencerrninkan kepedulian subjek sumber data terhadap
masalah Karang Taruna.
Hal itu semakin
terlihat melalui kesediaan menerima peneliti setiap dibutuhkan informasi.
Dengan demikian,
yang
saat
tidak ada hambatan
yang berarti yang ditemui dalam pendekatan'terhadap semua subjek sumber data utama. 3 . Tahap Pengurnpul an Data
Sebenarnya
tahap pengurnpul an data ini sulit dipi-
sahkan dari tahap pendekatan terhadap subjek sumber data. Pada saat pendekatan dilakukan telah terkurnpul pula'
111
data
walaupun masih bersifat umum.
Artinya belum terfokus pada
permasalahan mengenai peran dalam Karang Taruna.
Pengurn -
pulan data secara intensif baru dilakukan pada awal tember
Sep
1990.
Waktu
penelitian
tidak
dapat
ditentukan secara
kaku (terjadv/al) karena kegiatan Karang Taruna tidak ber -
langsung setiap Taruna
hari.
Pada
saat-saat
di
mana
tidak sedang menyelenggarakan kegiatan,
mengurnpulkan data dari
subjek
data
melakukan pengamatan lingkungan, sumber data pendukung. kegiatan,
secara
peneliti
perorangan,
atau rnengunjungi subjek
Pada saat Karang Taruna mengadakan
dilakukan pengamatan menyeluruh mengenai
aksi sosial yang terjadi dalam situasi tersebut. kadang
Karang
inter
Kadang-
terjadi pada satu hari beberapa Karang Taruna me
ngadakan kegiatan secara bersarnaan ataupun berurutan.
Hal
ini menyebabkan penelitian dilakukan sepanjang hari untuk dapat meliput informasi dari seluruh kegiatan tersebut.
Sebagai mana dikemukakan dalara uraiari tentang meto da dan teknik penelitian,
ngan dua cara utama. Taruna,
pengurnpulan data dilakukan de
Pada perternuan antara anggota Karang
atau pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Ka
rang Taruna dan FKKT,
peneliti
pengamat
Sedang
(observer).
112
berperan pada
saat
serta
sebagai
tiada kegiatan
Karang Taruna yang terjadwal, matan
lingkungan
s u ii'ib e r
d at a.
E.
peneliti mengadakan penga
atau melakukan wawancara dengan subjek
KRITERIA KEABSAHAN DATA
Penelitian kualitatif perlu memenuhi beberapa kri teria untuk dapat dikatakan sebagai karya ilrniah.
Krite
ria tersebut meliputi kreclibil itas, transf erabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas (Nasution, 1988 : 114). 1.
Kredibilitas
Kriteria
ini menuntut tercapainya aspek kebenaran
atau "the truth value" hasil dipercaya. memenuhi
a.
Beberapa
kriteria
ini
penelitian
sehingga
dapat
upaya yang dilakukan peneliti untuk adalah
:
Memanfaatkan Waktu Penelitian
Penelitian yang naturalistik-kualitatif
kan
waktu
yang
relatif lebih lama dari pada penelitian
dengan pendekatan konvensional kualitatif.
tirabangkan mendesaknya batas v/aktu mencoba
memanfaatkan
awal penelitian, yang
natural.
membutuh-
v/aktu
Dengan memper-
penelitian,
peneliti
yang dapat digunakan.
Pada
pengurapulan data dilakukan pada situasi Kekosongan
sasaran penelitian,
kegiatan
pada
dimanfaatkan untuk
beberapa sisi
mengadakan
per
ternuan dengan beberapa pengurus yang menjadi sumber data.
113
Hal ini dilakukan pada Karang Taruna yang setelah ditung-gu
beberapa
temuan
v/aktu
tidak
juga mengadakan kegiatan per
rutin.
Keberadaan informan kunci yang sanggup
informasi
tentang berbagai kegiatan Karang Taruna,
dukung termanfaatkannya v/aktu
penelitian,
singkat (Agustus 1990 - Desember 1990).
kan waktu penelitian,
nilai
yang
mudanya,
memberikan
ada
pada
yang
men
relatif
Dalam memanfaat
peneliti mencoba mengamati -nilai
masyarakat
setempat dan generasi
permasalahan nyata generasi muda yang telah dan
belum teratasi,
serta hal-hal lain yang muncul pada saat
penelitian berlangsung.
Sedapat mungkin observasi
dila
kukan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-
unit Karang Taruna, Karang Taruna Desa, maupun oleh FKKT. Melalui
pengamatan
yang
telah
dilakukan secara
merata tersebut antara lain dapat ditemukan perbedaan an tara "program tertulis" yang telah diberi predikat secara
formal oleh pihak pemerintah, dengan "program nyata" yang ada di
lapangan.
dilakukan
karena
Pengamatan secara terus
penelitian
yang berbeda.
b. Triangulasi
114
ini
menerus
sulit
mencakup tiga wilayah
Triangulasi dilakukan
data
tertentu
diperoleh dari
dengan
untuk
Upaya yang
Memperbanyak
dilakukan
dalarn
ini adalah :
1) Membandingkan hasil v/awancara
2)
kebenaran
membandingkannya dengan data yang
sumber lain.
rangka triangulasi
memeriksa
subjek
dengan hasil pengamatan
;
sumber data untuk setiap fokus pe
neliti an t ertentu.
c. Kecukupan Referensi Sejak
awal
cassette-recorder data hasil
hasil
mengadakan
untuk
wawancara.
penelitian
digunakan
micro
membantu meningkatkan kelengkapan
Catatan kecil
pengamatan yang terlihat.
dibuat
untuk
rnerekam
Rekaman hasil wawancara di
pindahkan ke dalam bentuk laporan. lapangan setelah dipadukan
dengan hasil observasi. kukan
dalam
Pada pernberian informasi yang dila
suasana
natural,
dikhawatirkan mengubah suasana.
penggunaan
alat
Untuk mengurangi
daya ingat peneliti yang raemang terbatas,
perekam
kelemahan
pembuatan laporan
lapangan dilakukan pada setiap malam hari setelah
observasi
dan wawancara dilakukan.
d.
Member
-
check
Sering kali
dalarn wawancara yang dilakukan,
respon
den mengemukakan kalimat-kalimat yang rancu serta
kata-kata
yang
dilakukan
khas
daerah
"member-check" Member-check
tersebut.
untuk
Oleh
rnenghindarkan
dilakukan
langsung
115
karenanya
kesalahan setelah
penafsiran. responden
mengemukakan
pendapat/pemikiran
peneliti,
ataupun
dilakukan.
Pada
setelah
akhir
yang sukar dirnengerti oleh
seluruh
wawancara,
member-cheek
dengan cara mengulangi garis besar hasil kedua
cara
wawancara
selesai
dilakukan
wawancara.
Dengan
ini kekoliruan yang mungkin terjadi telah dapat
dikurangi. e.
Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak hasil
penelitian
pelaksanaan diperoleh
hingga saat tertentu (Ibid,
penelitian tentang
ini,
Karang
pada
Taruna
umumnya
1990
ditemukan
suatu
dengan
117).
Dalam
gambaran
yang
adalah "kurang aktif dan
selalu terharnbat oleh dana untuk kegiatan".
November
sesuai
unit
dianggap sebagai "kasus negatif".
Pada awal bulan
Karang
Taruna
Unit ini berhasil
yang menga
dakan kegiatan-kegiatan yang bervariasi dan mampu memanfaat kan potensi yang ada di sekelilingnya secara optimal. Dengan menganalisis kasus negatif ini,
mukan
adanya
konsep
"swadaya"
pelaksanaan fungsi Karang
kembali
ditelusuri
berhasil dite
yang mewarnai keberhasilan
Taruna.
Dari
penemuan
tersebut
unit-unit dan responden terdahulu untuk
rnenggali informasi tentang
keswadayaan
pada
unit
masing tersebut.
Meskipun dengan"keterbatasan waktu,
dan
tidak
kemampuan,
penelitian
ini,
tercapai
ketuntasan
mutlak
masingbiaya, dalam
adanya kasus negatif ini telah memperhalus
temuan-temuan dalarn penelitian ini.
116
2.
Dependab i1i tas
Kriteria ini berhubungan
instrumen
yang digunakan.
masalah
kehandalan
Dalarn penelitian kualitatif ini,
peneliti merupakan instrurnen
capainya
dengan
utama.
kriteria dependabilitas,
Dengan
demikian
ter
diukur dengan adanya ja-
minan terhadap kebenaran proses dan produk penelitian. Sejak penentuan subjek sumber data, pengurnpulan data sampai dengan analisis serta sintesisnya,
peneliti
melakukan
konsultasi
dengan para pembimbing. 3.
Konf irrnabilitas
Konfirmabilitas
secara
sederhana
dapat
diartikan
sebagai pernyataan yang mernbenarkan bahwa sesuatu itu dipercaya.
ini,
Pada
dasarnya
dapat
untuk memperoleh konf irrnabilitas
proses yang dilakukan adalah rnenyatu dengan upaya mem
peroleh dependabilitas. Melalui konsultasi khususnya konfirmasi diperoleh dari para pembimbing. bimbing
tidal;
mendorninasi
Terlebih lagi para pem
jalan pikiran peneliti sehingga
hal-hal yang emergent telah memperkaya penelitian ini. 4.
Transferabi1itas
Nilai transfer dalarn penelitian kualitatif
dengan
pertanyaan apakah hasil penelitian ini dapat diguna
kan dalam situasi-situasi lain.
jarnin
Peneliti sendiri tidak men-
bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan dalam kon
teks dan situasi umum. melihat
berkenaan
tidak
ada
Dari sudut pandang ilmu sosial
situasi
yang
benar-benar sarna,
yang hasil
penelitian ini dapat digunakan pada konteks dan situasi ter tentu dengan beberapa penyesuaian
menurut
kondisi
potensi
dan permasalahan masing-masing. F.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data
yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi
masih bersifat mentah sehingga memerlukan pengolahan bih dahulu.
formasi
terle-
Langkah awal yang dilakukan adalah menyaring in
yang
diperlukan
dan
relevan
dengan
penelitian.
Selanjutnya dibuat refleksi mengenai informasi hasil matan dan wawancara.
penga
Proses analisis yang dilakukan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Setiap laporan
lapangan mengandung
berbagai
tentang berbagai hal dan masalah yang berbeda.
nanya
langkah
pertama
fokus penelitian
informasi Oleh kare
yang digunakan adalah menentukan
tertentu.
Sesuai
dengan
perkembangan
yang terjadi dalam penelitian ini, peneliti rnembagi fokus penelitian ke dalam :
a. Kegiatan Karang Taruna saat ini (Fl)-
Informasi
yang
ini adalah yang
dimasukkan berkenaan
kegiatan Karang Taruna,
ke dalam fokus penelitian dengan
bentuk
serta tingkat keberhasilan
Karang Taruna.
FKKT,
dan Pembina (F2)
118
jenis
prioritas masyarakat sasaran,
sumber dana yang digunakan,
b. Peran Pengurus,
dan
Berhubungan pemegang
dengan
peran
ekspektasi
sesuai
dengan
dan
perbuatan
para
fungsinya serta dalam
meningkatkan efektivitas Karang Taruna. c.
Faktor
yang
mempengaruhi pelaksanaan fungsi pengurus
Karang Taruna (F3) d.
e.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi FKKT (F4)
Faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan fungsi
pembina
Karang Taruna (F5)
2. Mengorganisasikan litian.
data menurut masing-masing fokus pene
Dalam format ini tercaatum deskripsi hasil penga
matan dan observasi,
kode sumber data (responden),
serta
nomor laporan lapangannya (Format 1). 3. Data yang telah terorganisasikan,
dianalisis sehingga di
peroleh suatu kedalarnan makna.
Hasil analisis ini berupa
suatu
Untuk memudahkan pelaksa
temuan konsep teoritis.
naan analisis
ini,
dibuat format
yang
memuat
refleksi
peneliti serta hasil analisisnya (Format 2).
4. Langkah terakhir adalah rnenafsirkan apa-yang berhasil di
peroleh dari analisis, mungkin ada,
mencoba menarik "benang rnerah yang
dan mengemukakan penjelasannya'.
5. Mengingat bahwa penelitian ini bersifat
dicignostik,
maka
pada langkah terakhir diajukan rekomendasi berupa bebera
pa pemikiran tentang apa yang sepatutnya
pihak-pihak
yang
dilakuk-an
oleh
terkait dalam pembinaan organisasi so
sial Karang Taruna ini.
119