BAB I PENDAHULUAN
Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan bervariasinya aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan. Resiko yang berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi yang terencana umumnya telah dapat diprediksi sehingga persyaratan keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu kecelakaan masih juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan mematikan. Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya. Salah satu cara yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap peralatan yang menggunakan sumber radiasi dan zat radioaktif tersebut. Pada makalah ini akan dibahas tentang Computed Tomography (CT) Scan sebagai alat penunjang diagnostik. CT-scan saat ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan penampang lintang dari susunan syaraf pusat (otak) manusia. Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga kurang baik untuk pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak. Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan bagian kepala. Obyek pengawasan Computed Tomography (CT) Scan dalam bidang kesehatan dan industri dicoba disajikan dalam makalah ini yang meliputi jenis dan gambaran fisik peralatan, kegunaan serta prinsip kerja/ prosedur pengoperasian, aspek keselamatan dan potensi bahaya penggunaan dalam pengoperasiannya. Makalah ini bertujuan agar peserta mengetahui tentang jenis peralatan sumber radiasi yang digunakan dalam pemanfaatan bidang kesehatan dan industri, prinsip kerja dan sistem serta aspek keselamatan peralatan dalam pengoperasiannya.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnostik
Dalam pemberian paparan radiologi diagnostik harus dipastikan bahwa :
1 Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis radiologi : a. Menggunakan peralatan yang sesuai b.
Mengusahakan
paparan
sekecil
mungkin
pada
pasien
dengan
tetap
memperhitungkan norma kualitas citra yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan batas pengendalian paparan medik; dan c. Memperhatikan informasi hasil pemeriksaan sebelumnya guna menghindari pemeriksaan berulang yang tidak diperlukan; 2 Praktisi medik, teknisi dan staf pencitraan lainnya memilih parameter sedemikian rupa sehingga kombinasinya memberikan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan kualitas citra dan tujuan pemeriksaan tetap tercapai, untuk radiologi anak dan intervensional radiologi, pemilihan parameter berikut harus lebih diperhatikan, yakni : 3. Area yang diperiksa, jumlah dan ukuran proyeksi penyinaran (misal jumlah film atau potongan Tomografi) dan waktu pemeriksaan (misal waktu fluoroskopi); a. Jenis penerima citra (misal film kecepatan rendah atau tinggi); b. Penggunaan grid anti hamburan; c. Kolimasi berkas utama sinar-X untuk memperkecil volume jaringan yang terirradiasi dan memperbesar kualitas bayangan; d. Nilai-nilai parameter operasional (misal tegangan tabung; arus dan waktu atau hasil kalinya); e. Teknik-teknik penyimpanan citra dalam pencitraan dinamis (misal jumlah citra per detik); dan f. Faktor-faktor pengolah citra (misal suhu developer dan algoritma rekonstruksi citra);
2
4. Peralatan mobile radiology digunakan hanya untuk pemeriksaan khusus atau bilamana pasien tidak mungkin dibawa ke ruang pesawat sinar-X stasioner dan ini dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai proteksi radiasi. 5. Pemeriksaan radiologi yang mengakibatkan paparan pada perut atau panggul wanita hamil atau yang diduga hamil harus dihindari, kecuali adanya alasan klinis yang sangat kuat.
6. Setiap pemeriksaan radiologi pada daerah perut atau panggul wanita usia subur harus direncanakan sehingga memberikan dosis minimal pada janin yang mungkin ada. 7. Bilamana mungkin, disediakan pelindung organ yang peka terhadap radiasi seperti gonad, lensa mata, payudara dan tiroid.
2.2 CT-Scan (Computed Tomography) CT-Scan (computed tomography) pertama kali digunakan untuk diagnosa kedokteran pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini dilakukan dengan melewatkan seberkas sinarX terkolimasi (lebar ±2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang diteruskan ditangkap oleh suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor bergerak di suatu bidang mengitari tubuh pasien. Berdasarkan perbedaan respon detektor pada berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang disinari.
Prinsip pencitraan akuisisi pada alat CT-Scan 3
2.2.1 Peralatan CT-Scan Peralatan CT-Scan terdiri dari : o Meja tempat pasien o Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X terkolimasi dan susunan detektor o Perangkat elektronik untuk akuisisi data o Generator sinar-X o Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol
Gantry scanning
Peralatan untuk akuisisi data
Meja pasien
Peralatan pesawat CT-Scan
Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi pasien pada posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses rekonstruksi akan didapatkan hasil tomografi yang benar. Tegangan sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV dengan kuat arus antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada layar monitor komputer selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi (seperti pada diagnostik konvensional), dicetak pada printer ataupun disimpan dalam disket (floppy disk).
2.2.2 Penggunaan CT-Scan
CT-scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan utama penggunaan CT-scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi 4
rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh CT Scan. CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan penampang lintang dari susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien yang akan diperiksa harus tidur di meja pasien. Setelah didapatkan posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan data yang diatur dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang pemeriksaan. Pengambilan data ini bisa memakan waktu beberapa menit, tergantung dari jenis pemeriksaan dan tipe pesawat CT-scan yang digunakan. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk mendapatkan gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatu pekerjaan yang sangat komplek dan hanya dilakukan dengan komputer, sehingga teknik diagnosa ini dikenal computerized tomography atau computed tomography. Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga kurang baik untuk pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak. Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan bagian kepala.
2.2.3 Prinsip kerja
Pada alat konvensional tube sinar X berputar secara fisik dalam bentuk sirkuler. Sedangkan pada alat elektron beam tomography (EBT) yang berputar adalah aliran elektronnya saja. Data yang dihasilkan akan memperlihatkan densitas dari berbagai lapisan. Pada saat sinar X melalui sebuah lapisan maka lapisan tersebut akan mengabsorbsi sinar dan sisanya akan melalui lapisan tersebut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitive terhadap elektron. Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung pada densitas jaringan yang dilaluinya. Pada tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu lebih sedikit maka akan muncul gambaran berwarna putih atau abu-abu yang terang. Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan menghasilkan gambaran lebih gelap. CT-Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5 -11,3 cm dan memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil. CT-Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai pemandu
5
untuk prosedur intervensi. Kadang-kadang membandingkan material seperti kontras yang diodinasi kedalam pembuluh darah . Ini berguna bagi menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak akan sukar untuk menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan. Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT-scan adalah radiodensitas. Ukuran tersebut berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit. Hounsfileds sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan. Peningkatan teknologi CT-Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di penempatan yang sama dari suatu penjuru/sudut berbeda) telah meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional meneliti. Sinar-X adalah suatu format radiasi pengion dan tentunya berbahaya.
Gambaran jaringan pada CT-Scan
Jaringan
Hounsfield unit
Warna abu-abu
Udara
-1000
Hitam (↓↓↓)
Lemak
-100
Hitam (↓↓)
Cairan cerebrospinal
0
Hitam (↓)
Otak
30
Abu-abu (-)
Darah
100
Putih (↑↑)
Tulang
1000
Putih (↑↑↑)
2.2.4 Aplikasi CT-Scan
Aplikasi CT-Scan pada klinis : Pada cranial : -
diagnosa dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage
-
deteksi tumor; Ct scan dengan kontras lebih sensitif dari MRI
-
deteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture atau evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt. 6
-
Evaluasi fraktur wajah atau kranial
-
Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan evaluasi tumor sinus, nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental
Pada dada -
mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru
-
evaluasi proses intrestitial kronik (emfisema, fibrosis)
-
evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per IV
-
metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta menggunakan kontras IV
Pada abdomen dan pelvik -
diagnosa pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis, anerisma aorta
-
abdomen, obstruksi usus
-
pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
-
CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah ultrasonografi
Pada Ekstremitas -
digunakan pada fraktur kompleks
Pada aplikasi sehari-hari sering dibanding-bandingkan antara penggunaan CT-Scan dan MRI. MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnoatik yang mulai digunakan sejak tahun 1980. gambar yang dihasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi komputer. Namun berbeda dengan CT-Scan MRI tidak menggunakan radiasi ion melainkan menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi. MRI merupakan studi pilihan bagi evaluasi pada sebagian besar lesi pada otak dan spinal. MRI melakukan scan terhadap nukleus hidrogen yang merupakan atom terbanyak ditubuh manusia.
Keuntungan CT Scan dan MRI Keuntungan penggunaan CT Scan adalah : -
dapat digunakan pada pasien dengan implant metal
-
lebih sedikit menghasilkan klaustrofobia
-
waktu yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga tepat untuk pasien emergensi
7
Keuntungan penggunaan MRI -
tidak terpapar radiasi
-
diferensiasi yang lebih baik antara abu-abu dan putih sehingga sangat baik pada diagnosa MS dan infrak lakunar
-
gambaran lebih baik pada fossa posterior
-
gambaran lebih baik pada medula spinal
-
visualisasi lebih baik secara noninvasif menggunakan MR angiografi
2.2.5 Asuhan Keperawatan
Tidak ada kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada klien. Namun sebagai radioaktif terlebih lagi adanya penggunaan zat kontras maka perawat harus memperhatikan beberapa hal. Berikut ini adalah asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan diagnostik CT Scan
Pengkajian Pengkajian terutama ditujukan kepada penggunaan zat kontrast. Zat yang umum digunakan adalah iodium atau barium. Kaji apakah ada adanya reaksi terhadap zat kontras seperti hematoma pada tempat injeksi dan nadi pada area sekitarnya. Sedangkan sebelum pemberian perlu diaji apakah klien memiliki elargi tertentu contohnya terhadap iodium atau terhadap ikan yang dikeringkan. Penggunaan kontras dapat berbahaya karena dapat mengiritasi pembuluh darah. Sedangkan klien yang memiliki kecenderungan alergi dapat mengalami shock anafilaktik.
Diagnosis Pelaksanaan CT Scan sendiri tidak memiliki bahaya yang fatal kecuali pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi. Sedangkan bahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontras. Diagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma, iritasi dan alergi akibat pemberian benda kontras. Sebagai sebuah alat yang asing maka CT Scan juga dapat memunculkan rasa cemas pada klien., pada klien dengan resiko tertentu ini akan membahayakan dirinya.
Intervensi -
kaji adanya alergi terhadap zat kontras 8
-
berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan termasuk prosedur pemeriksaannya
-
jelaskan tentang adanya pemberian kontras
-
pindahkan alat bantu yang mengganggu sebelum pemeriksaan
-
ajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress pernafasan, urtikaria, mual dan muntah)
9
BAB III KESIMPULAN
CT-scan merupakan test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. CT-scan memerlukan waktu yang singkat dalam menegakkan diagnostik sehingga tepat sebagai pemeriksaan penunjang untuk pasien-pasien emergensi. Pelaksanaan CT-scan sendiri tidak memiliki kontraindikasi pada pasien, serta tidak memiliki bahaya yang fatal kecuali pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi. Sedangkan bahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontras.
10
DAFTAR PUSTAKA -
Lemone P, Burke K.(2004). Medical Surgical Nursing : clinical thinking in client care.ed-3 . New Jersey : Pearson.
-
International Atomic Energy Agency, Safety Report Series No. 34, Radiation Protection and the Management of Radioactive Waste in the Oil and Gas Industry, IAEA, Vienna (2003).
-
Studi Penyusunan Konsep Peraturan untuk Keselamatan Radiasi Fasilitas Iradiator dan Lingkungan. Jurusan Fisika, Fakultas MIFA, UGM, Yogyakarta, 2004.
-
Computed Tomography, diambil dari http :/en wiki/wikipedia/computed tomography.html diambil tanggal 7 Mei 2010.
-
MRI,. Diambil dari http :/en.wiki/wikipedia/MRI.httml diambil tanggal 7 Mei 2010.
11