BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Manajemen Keuangan Beberapa pengertian manajemen keuangan, antara lain : Menurut Horne dan Wachowicz (2007:2) yaitu : Manajemen keuangan adalah segala aktifitas berhubungan dengan perolehan pendanaan, dengan pengelolaan dengan beberapa tujuan menyeluruh, oleh karena itu fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama: keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva.
Menurut Keown , et al (2001:2) yaitu : Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan, konsekuensinya semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kesejahteraan kesejahteraan. Manajemen keuangan mencakup keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen suatu perusahaan. Secara umum, manajemen keuangan berperan untuk menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan. Hal ini menyebabkan setiap pengambilan keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer keuangan, yaitu keputusan
investasi,
dimaksudkan
untuk
keputusan
pendanaan,dan
meningkatkan
kemakmuran
kebijakan pemilik
dividen
harus
perusahaan atau
penciptaan kesejahteraan bagi pemegang saham.
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam organisasi bisnis manajemen keuangan dikaitkan dengan fungsi pengambilan keputusan. Menurut Horne dan Wachowicz (2007:2) jenis-jenis pengambilan keputusan dibagi menjadi tiga jenis keputusan yang berkaitan dengan peranan seorang manajer keuangan, yaitu: a. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah untuk menentukan jumlah alokasi modal ke dalam bentuk aktiva sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang diharapkan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang dan menentukan kombinasi dari asset yang paling baik bagi perusahaan agar pendayagunaan
modal dapat berjalan dengan
optimal. b. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah untuk mempertimbangkan pendanaan yang tepat bagi perusahaan dari berbagai macam alternatif pembiayaan yang ada dan untuk menentukan struktur modal yang optimal, dengan ada nya struktur Keputusan dividen harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan keputusan pendanaan karena besarnya dividend payout ratio akan menentukan besarnya retained earning yang akan ditahan atau dibagikan kepada pemegang saham oleh perusahaan semakin besar retained earning yang dipertahankan oleh perusahaan akan memperkecil jumlah dividen yang dibagikan hal ini akan berpengaruh pada keputusan investor luar untuk membeli saham yang berguna bagi pendanaan perusahaan oleh karena itu manajer keuangan harus dapat menyeimbangkan antara opportunity cost dari retained earning dengan dividen yang dibagikan. c. Keputusan Manajemen Aktiva
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada saat aktiva telah diperoleh melalui struktur pendanaan yang tepat manajer keuangan harus dapat mengatur aktiva tersebut agar dapat digunakan dengan efisien. Manajer keuangan memiliki tanggung jawab operasional terhadap aktiva-aktiva yang ada dimana manajer keuangan harus lebih memperhatikan aktiva lancar daripada aktiva tetap.
2.2 Pengertian Pasar Modal Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:61) Pasar Modal adalah pasar dimana instrumen-instrumen keuangan yang jatuh
temponya lebih dari 1
tahun diperjualbelikan.
2.2.1 Karakeristik Pasar Modal Pasar Modal adalah pasar yang jauh lebih formal dan terkelola rapi
dibanding
pasar uang. Ada ketentuan-ketentuan hukum yang harus dipatuhi oleh para partisipan dipasar modal. Beberapa karakteristik Pasar Modal adalah sebagai berikut : a. Jatuh tempo lebih lama dari 1 tahun b. Resiko gagal tagih yang lebih besar c. Return yang lebih tinggi d. Koordinasi yang sangat formal
2.2.2 Pasar Primer dan Pasar sekunder Salah satu perbedaan mendasar dalam analisis pasar keuangan adalah dikenalnya istilah pasar primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Istilah pasar primer dan sekunder terkait dengan transaksi di pasar modal.
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.Pasar Primer Di Indonesia, pasar primer lebih dikenal dengan pasar perdana, yaitu pasar dimana sekuritas pertama kali diperjualbelikan. Penjualan perdana kepada publik sekuritas yang diterbitkan, baru dilakukan setelah mendapat izin emisi dari Ketua Bapepam. Yang melakukan pembelian di pasar perdana adalah penjamin emisi (underwriter) atau agen penjualan dengan membawa tanda bukti diri. Adapun tahap-tahap penawaran dipasar perdana adalah sebagai berikut : 1). Pengumuman dan Pendistribusian Prospektus 2). Masa Penawaran 3). Masa Penjatahan 4). Masa Pengembalian 5). Penyerahan Sekuritas 6). Pencatatan sekuritas dibursa b.Pasar Sekunder Pasar
Sekunder
adalah
pasar
dimana
sekuritas
diperjualbelikan dipasar primer diperjualbelikan kembali. Transaksi
yang jual
telah beli
dipasar sekunder berlangsung dibursa efek. Ada perbedaan antara pasar perdana dengan pasar sekunder. Dipasar perdana uang hasil penjualan menjadi milik emiten. Sedangkan dipasar sekunder uang hasil penjualan menjadi milik pihak penjual atau pemilik sekuritas. Keuntungan dari penjualan sekuritas dipasar perdana akibat selisih antara harga jua dengan harga nominal (harga pari) disebut dengan agio saham dan dicatat sebagai tambahan modal sendiri perusahaan. Sedangkan selisih antara harga jual
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan harga beli dipasar sekunder jika menguntungkan disebut capital gain dan jika merugikan disebut capital loss yang dinikmati atau diderita pemilik sekuritas.
2.2.3
Partisipan Pasar Modal Partisipan dipasar Modal antara lain adalah : a. Emiten Emiten dapat memperoleh dana dari masyarakat dengan menerbitkan obligasi atau saham. b. Investor Investor adalah pihak yang membeli sekuritas yang diperjualbelikan modal. Tujuan para Investor adalah pendapatan bunga atau keuntungan karena menjual sekuritas lebih tinggi dibanding
dipasar
deviden dengan
dan harga
belinya (capital gain). c. Lembaga Penunjang Fungsi lembaga penunjang adalah memperlancar proses transaksi dan
juga
memberikan hasil seoptimal mungkin kepada para pengambil
keputusan
dipasar modal khususnya para emiten dan investor. Adapun
lembaga-
lembaga penunjang tersebut antara lain : 1)
Penjamin Emisi (Underwriter)
2)
Perantara Perdagangan (Broker)
3)
Pedagang Sekuritas (Dealer)
4)
Penanggung (Guarantor)
5)
Wali Amanat (Trustee)
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3
6)
Perusahaan Sekuritas (Securities Company)
7)
Pengelola Dana (Investment Company)
8)
Kantor Administrasi Efek (Securities Administration Agency)
Saham
2.3.1 Pengertian Saham Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, menyatakan saham merupakan penyertaan modal pemegang saham dalam suatu perseroan terbatas, pemegang saham merupakan pemilik perseroan terbatas, besarnya kepemilikan seorang pemegang saham atas perseroan ditentukan besarnya penyertaan yang bersangkutan terhadap modal perseroan. Saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan dalam transaksi jual beli di Bursa Efek. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Menurut Dahlan Siamat (2005:507) saham dapat juga dibedakan antara saham biasa (common common stock stock)) dan saham preferen (preferred (preferred stock stock). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: 1) Saham Biasa (common stock) a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba b. Memiliki hak suara (one share one vote) c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2) Saham Preferen (preferred stock)
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Memilik hak paling dahulu memperoleh dividen. b. Tidak memiliki hak suara. c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham terlebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi. e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan diterima secara tetap. Menurut Dahlan Siamat (2005:268), saham biasa dikategorikan atas : 1) Blue Chips Stock Merupakan saham yang diterbitkan perusahaan Bear dan terkenal yang telah lama
memperlihatkan
kemampuannya
memperoleh
keuntungan
dan
pembayaran dividen. 2) Growth Stock Merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang sangat cepat dari rata-rata industri. 3) Emerging Growt Stock Merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung. 4) Income Stock
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Merupakan saham yang dapat membayar dividen melebihi jumlah rata-rata pendapatan. 5) Cylical Stock Merupakan saham perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha 6) Defensive Stock Merupakan saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi. 7) Speculative Stock Pada prinsip semua saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dapat digolongkan sebagai Speculative Stock Ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham: a) Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan pemegang saham perusahaan dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yang artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian saham tersebut. b) Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham XYZ dengan harga per saham Rp 2.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 2.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain: a) Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 400 per saham. Karena takut harga saham akan tersebut akan turun, investor menjual pada harga Rp 1.600 tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 400 per saham. d) Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. 2.3.2
Harga Saham Setiap pemegang saham memperoleh sertifikat sebagai tanda kepemilikan pada perusahaan. Pada sertifikat saham tercantum nama, alamat dan hak suara ((votting) para pemegang saham. Menurut Sunariyah (2006:128) nilai saham dapat dibagi menjadi empat, yaitu: a. Nilai Nominal ((par value value)) Nilai nominal adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Nilai Buku (book value) Nilai buku pada saham merupakan nilai surat berharga yang ditunjukkan dalam neraca, dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar dari total kekayaan aset dikurangi semua hutang dan nilai saham preferen (jika ada). c. Nilai Pasar (market value) Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
adalah harga penutupannya (Closing Price). Untuk mendapatkan jumlah nilai pasar (market value) suatu saham yaitu dengan mengalikan harga pasar dengan jumlah saham yang dikeluarkan. d. Nilai Dasar (base value) Nilai dasar merupakan harga perdana saham tersebut. Nilai dasar ini juga digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Faktor –faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran harga saham yaitu: 1. Suku Bunga yang rendah akan menaikkan permintaan saham. 2. Inflasi apabila tingkat inflasi tinggi akan menurunkan permintaan saham. 3. Apabila ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi maka risiko yang dihadapi juga tinggi dan sebaliknya. 4. Likuiditas dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. 5. Profitabilitas dari perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi. 6. Kebijakan pemerintah dalam mempertahankan kestabilan harga saham.
2.4
Informasi Laporan Keuangan
Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Nainggolan, 2004: 41). Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva. Neraca mempunyai dua sisi yang nilainya harus seimbang (Nainggolan, 2004: 43). Hutang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus melunasi, sedangkan modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis. Biasanya aktiva dan hutang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (tetap). Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu Nainggolan (2004:44). Laporan Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu. Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa hingga dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan kotor, penyajiannya adalah sebagai berikut: -
Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya.
-
Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel) atau bentuk skontro.
-
Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-lain. Perubahan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan
didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam perhitungan rugi laba dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara inklusif maka di dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.
2.4.1
Sifat Laporan Keuangan Menurut Nainggolan (2004:44). Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: -
Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact).
-
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (Accounting Conven-tion and Postulate).
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Pendapat pribadi (Personal Judgement). Hal tersebut di atas dikemuka-kan dalam buku Analisa Laporan Keuangan. Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut
diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, karena itu semua jumlah-jumlah atau halhal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam intern report ini terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep Going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menunjukkan unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin diikuti kenaikan tingkat hargaharga. Jadi suatu analisis dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang (Nainggolan, 2004:65).
2.4.2 Prosedur Analisa Laporan Keuangan Adapun prosedur analisis yang sudah umum diterapkan adalah sebagai berikut (Riyanto, 2008: 42): a. Sebelum
mengadakan
analisis,
penganalisis
harus
benar-benar
memahami laporan keuangan tersebut agar dapat menganalisis laporan keuangan
dengan
hasil
yang
lebih
memuaskan
maka
perlu
untuk
mengetahui latar belakang data dari laporan keuangan tersebut. b. Penganalisis cukup
di
harus dalam
memperhatikan
mempunyai mengambil
dan
kemampuan suatu
atau
kesimpulan,
mempertimbangkan
kondisi
kebijaksanaan
yang
disamping
itu
harus
perusahaan
dan
juga
harus mempertimbangkan tingkat harga yang terjadi. c. Sebelum
mengadakan
perhitungan-perhitungan
analisis
dan
interprestasi
maka penganalisis harus mempelajari secara menyeluruh dan kalau perlu diadakan penyusunan
kembali dari data sesuai dengan prinsip-prinsip
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang berlaku. Maksud mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan penganalisis bahwa laporan keuangan itu sudah jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkan prosedur
akuntansi
penganalisis
maupun
benar-benar
metode
mendapatkan
penelitian laporan
yang
tepat
keuangan
sehingga
yang
dapat
diperbandingkan.
2.4.3
Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfret, 2002: 47) 47). Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan teori akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu. Harapannya akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif dari rasio keuangan. Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan
akuntansi,
yang didalamnya
mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi. Dalam penggunaannya terdapat keunggulan dan keterbatasan dari analisa keuangan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut Harahap (2002 : 49) ada beberapa keunggulan dari analisa rasio yaitu: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series series“. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa digunakan untuk memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang umumnya dikenal antara lain rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, akan tetapi masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian dapat memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Salah satunya adalah
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
J. Courties sebagaimana yang dikutip dari Harahap (2002:52) memberikan kerangka rasio keuangan secara kategori sebagai berikut: 1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return on Investment (ROI). 2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal. 3. Solvency yatu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masih menurut Harahap (2002:54) adapun jenis rasio keuangan yang sering sekali digunakan adalah: 1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio
rentabilitas/profitabilitas,
rasio
ini
menggambarkan
kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya. 4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. 5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kegiatan lainnya. 6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik. 7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal. 8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
2.4.4 Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham Husnan (2005:88) mengemukakan bahwa harga saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut : a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi. b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS ((Earning per share share)) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya. c.
Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil. d. Di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan membeli
saham,
kondisi
perusahaan,
tingkat
suku
bunga,
harga
komoditas,kondisi perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran dan sebagainya. Koesno dalam Resmi (2002:12) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya saham. Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah terdapat kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio (Suryaputri dan Astuti, 2004:20).
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat keragaman pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dijadikan indikator paling penting hingga yang beranggapan minimalis terhadap rasio keuangan tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa rasio keuangan ini sebagai salah satu model analisis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat sangat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masingmasing analis (Bambang, 2002:50).
2.4.5 Pengertian Earning per Share (EPS) dan Price Book Value (PBV) Menurut Nainggolan (2004:68) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu antara lain Earning per Share (EPS) dan Price Book Value (PBV), untuk jelasnya akan dijelaskan uraian pengertian masingmasing rasio tersebut dan rumus-rumusanya sebagai berikut di bawah ini: a. Earning per Share (EPS) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian yang tinggi. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas. Rumus yang digunakan diambil dari buku Arief dan Edy (2009: 74) adalah:
EPS
=
Laba Bersih _________________ Jumlah Lembar Saham
b. Price Book Value (PBV) Price to book value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Nilai buku (book value per lembar saham) menunjukkan aktiva bersih {net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku perlembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price to book value adalah indikator lain yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal (investor) relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan diperusahaan. Secara teoritis PBV memiliki
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengaruh yang positif terhadap harga saham. Menurut buku yang ditulis Salim (2010:86), rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
Harga Saham PBV = Book Value
Dalam penelitian ini nilai buku perlembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar, book value (BV) rumus yang digunakan menurut Joko Salim (2010:86) adalah
Total Ekuitas BV = Jumlah Saham yang Beredar
2.5 Hubungan dan Pengaruh Antar Variabel Berdasarkan Penelitian Terdahulu Utama dan Fitriani (2001:18) melakukan evaluasi dari beberapa macam portofolio dengan menggunakan data akuntansi dan pasar seperti Price Earning Ratio (PER), Price to book value (PBV), Price to Sales Ratio (PSR) dan Return On Equity (ROE) di Jakarta Stock Exchange dari tahun 1993-1998. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja portofolio dengan PER, PBV dan PSR yang rendah lebih baik daripada kinerja portofolio dengan PER, PBV dan PSR yang tinggi, lebih lanjut kinerja portofolio dengan kapitalisasi yang besar secara umum lebih buruk daripada kinerja portofolio yang lain.
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ananto Sarono (2007:65), hasil penelitian ini menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh
antara
earning per share (EPS), return on asset (ROA), dan
deviden payout ratio (DPR) terhadap
harga
saham perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004-2005. Dan secara
parsial variabel bebas yang
berpengaruh terhadap harga saham adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian Aprilian (2010:17), menunjukkan ada pengaruh signifikan dari Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial ternyata dari empat variabel independen yang digunakan ada tiga variabel independen yang mempengaruhi harga saham secara signifikan yaitu Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV)m, sedangkan pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham tidak signifikan. Hasil Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0.387 berarti bahwa 38.7% perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price To Book Value (PBV) sedang sisanya 61.30% dijelaskan sebab-sebab lain.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/