DAFTAR TANYA PENELITIAN SYAIR BURUNG PUNGGUK PADA PERILAKU SISWA SMA NEGERI 3 P.SIDIMPUAN .
A. LATAR BELAKANG RESPONDEN
1. Jenis Kelamin 1. Lelaki 2. Perempuan
2. Umur 1. 15-18 tahun 2. 19-22 tahun 3. 23-25tahun 3. Suku Etnik 1. Batak (Mandailing,toba simalungun) 2. Melayu 3. Jawa 4. Cina (lain-lain)
4. Kelas berapa di SMA N 3 P.Sidimpuan? 1. Kelas 1 2. Kelas 2
70 Universitas Sumatera Utara
3. Kelas 3
5. Apa mata pelajaran kesukaan? 1. Isi di dalam kotak
B. DAFTAR PERTANYAAN SASTRA DALAM BIDANG BAHASA INDONESIA
1. Pernahkah anda membaca sebuah karya sastra ? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu 2. Seberapa sering anda membaca karya sastra? 1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Sering 4. Setiap hari 3. Jenis karya sastra apakah yang anda sukai? 1. Mitos 2. Puisi 3. Syair 4. Hikayat 4. Apakah anda mengetahui tentang syair? 1. Ya
71 Universitas Sumatera Utara
2. Tidak 3. Ragu-ragu
5. Berapa kali anda mendengar syair? 1. Sekali 2. Lebih dari sekali 3. Tidak pernah 6. Dimanakah anda mengetahui tentang syair? 1. Di sekolah 2. Di lingkungan masyarakat 3. Dari teman 7. Apakah anda pernah mendengar dan mengetahui Syair Burung Pungguk? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu 8. Dari siapa anda mendengar dan mengetahui tentang syair Burung Pungguk? 1. Guru 2. Orang tua 3. Orang lain (teman,guru les,media,radio,dll) 9. Dimanakah anda mengetahui tentang syair Burung Pungguk? 1. Di sekolah
72 Universitas Sumatera Utara
2. Di rumah 3. Di lingkungan masyarakat 10. Disaat apakah anda mendengar dan mengetahui tentang syair Burung Pungguk? 1. Saat pelajaran Bahasa Indonesia 2. Saat perlombaan karya sastra 3. Lain-lain (Sesuai dengan pengalaman)
11. Adakah makna yang anda dapat setelah mendengar dan membaca syair Burung Pungguk? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu 1. PERSEPSI TERHADAP KERELIGIUSAN Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal keagamaan? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
73 Universitas Sumatera Utara
PERSEPSI TERHADAP KEJUJURAN Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 1. Apakah dalam syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal kejujuran? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu PERSEPSI TERHADAP NILAI TOLERANSI Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dan dirinya. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal toleransi? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI KERJA KERAS
74 Universitas Sumatera Utara
KerjaKeras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. 1. Apakah Syair Burnung Pungguk berhubungan dengan hal kerja keras? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI KREATIF Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan sesuatu yang telah dimiliki. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal kreatif? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
75 Universitas Sumatera Utara
PERSEPSI TERHADAP NILAI KEMANDIRIAN Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal kemandirian? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI DEMOKRATIS Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
1. Apakah dalam Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal demokratis? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI KEINGINTAHUAN 76 Universitas Sumatera Utara
Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dan sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan denga hal keingintahuan? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP RASA SEMANGAT BANGSA Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal kebangsaan? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI CINTA TANAH AIR Cinta Tanah Air
77 Universitas Sumatera Utara
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal cinta tanah air? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI PENGHARGAAN PRESTASI Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal penghargaan prestasi? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI PERSAHABATAN
78 Universitas Sumatera Utara
Bersahabat Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dengan hal persahabatan? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI CINTA DAMAI Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal cinta damai? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI KEGEMARAN MEMBACA Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 79 Universitas Sumatera Utara
1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal gemar membaca? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP RASA PEDULI LINGKUNGAN Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya,
dan
mengembangkan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal peduli lingkungan? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP NILAI PEDULI SOSIAL Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
80 Universitas Sumatera Utara
1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal peduli sosial? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP RASA BERTANGGUNG JAWAB Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 1. Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal tanggung jawab? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
PERSEPSI TERHADAP RASA DISIPLIN Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1.Apakah Syair Burung Pungguk berhubungan dalam hal disiplin? 1. Ya
81 Universitas Sumatera Utara
2. Tidak 3. Ragu-ragu
2. Apakah setelah mengetahui syair Burung Pungguk memberikan manfaat pada anda? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu-ragu
82 Universitas Sumatera Utara
TEKS SYAIR BURONG PUNGGOK
1 Bismillah itu mula dikata lempah rahmat terang cuaca berkat muhammad penghulu kita ialah penghulu alim pendita. 2. Al rahman * itu sifat yang seni maknanya murah amat mengasihani kepada mukmin hati nurani di situlah tempat mengasihani. 3. Al rahman itu pengasihani kita kepada allah puji semata itulah tuhan yang amat nyata memberi hambanya berkata-kata. 4. Dengarkan tuan suatu rencana syair disalinkan dagang yang hina syairnya janggal banyak yang tak kena daripada faham belum sempurna. 5. Salam diiringi pula dikata atas muhammad penghulu kita
83 Universitas Sumatera Utara
sahabat yang ada hendaklah serta tiadalah pakir perpanjang kata. 6. Amma ba’du* inilah nazam tidalah fakir perpanjang kalama hatinya sepi menjadi kelam kerena percintaan siang dan malam 7. Inilah tuan suatu cerita dagang yang yatim yang empunya kata hati yang susah semata-mata dawat* bercampur airnya mata. 8. Inilah nazam fakir yang gharib* duka bercinta di bawah nasib terkenangkan sahabat jahil yang karib rasanya hati bagaikan ghaib. 9. Jikalau ada khilaf dan sesat jangan kiranya fakir di umpat kalam dipegang tiada terangkat disyairkan juga barang yang apat*.
84 Universitas Sumatera Utara
10. Suatu malam fakir berfikir ingatkan untung nasib takdir sahabat pun tiada maulah hadir di suratkan juga mana yang zahir. 11. Daripada hati terlalu murung dikarangkan syair seekor burung sakit kasih sudah terdorong gila merawan segenap lorong. 12. Pertama mula punggok merindu berbunyilah guruh berdayuh-dayu hatinya rawan bercampur pilu seperti diiris dengan sembilu. 13. Punggok bermadah seraya merawan bulan weh ! terbit apalah tuan gundah ku tidak berketahuan keluarlah majlis di celah awan. 14. Satu malam kita beradu mendengarkan bunyi punggok merindu suaranya halus tersendu-sendu laksanakan orang berahikan jodo.
85 Universitas Sumatera Utara
15. Punggok nen dua bersaudara saleh dari desa udara tabal dari rimba berantara suatu pun belum bahaya dan mara. 16. Punggok ne nasal yang berbangsa saleh dari desa angkasa dengan adinda sudah sebangsa ingatnya dari sentiasa. 17. Punggok merawan senja kala kalbunya hancur tidak berkala menghempaskan bulang dari kepala lakunya seperti orang yang gila. 18. Bersyair burong cenderawasih punggok nen rindu akan kekasih melihat bulan cahayanya bersih cinta yang lain habis menyisih. 19. Ketika bulan sedang berkurung punggok terbang kesegenap lorong lalu bertanya sekalian burong punggok weh apa diri nen murong.
86 Universitas Sumatera Utara
20. Punggok menjawab dengan rayunya Paksi weh ! jangan diri bertanya jikalau tidak ada mulanya masakan punggok muram durjana. 21. Jikala sudah bulan nen rembang baharulah punggok saleh terbang paksi melayang dua berambang di kaki awan ia mengimbang. 22. Tatkala punggok di godai bayu terbang segenap dahannya kayu sebarang main tidaklah payu menjadi kalbu paksi nen rayu. 23. Di atas kayu punggok merindu paksi menangis tersendu-sendu mendengarkan bunyi si burong beledu tersandar kekasih di dalam peradu. 24. Abang nen tuan tidak ketahuan sinar silam ingau-ingaukan jikalau tidak kasihan tuan meeratlah abang di dalam rawan
87 Universitas Sumatera Utara
25. Punggok merawan kesegenap hutan sebilang zaitun berlompat-lompatan Bulan mengambang di sebelah wetan dengan bintang bersambut-sambutan. 26. Ke sana ke mari punggok nen terbang melihat cahaya bulan mengambang daripada sangat takutkan sambaing makakan punggok berhatikan bimbang. 27. Punggok bertingkir di dahan beraksa di dalam hati rosak binasa letih lesu serba rasa di godai bayu dari angkasa. 28. Beberapa lamanya punggok di situ dari ahad sampai ke sabtu bulan mengambang cahaya tentu paksi memandang hatinya mutu. 29. Di atas kayu punggok bercinta gundahnya tidak menderita melihat bulan cahayanya nyata hancur luloh rasa anggota,
88 Universitas Sumatera Utara
30. Punggok bercinta pagi dan petang melihat bulan dip agar bintang terselap rindu dendam pun datang dari saujana punggok menentang. 31. Punggok menentang dari saujana di dalam hati gundah gulana jikalau di tolong tuhan rabbana makakan boleh punggok ke sana. 32. Di atas beraksa beberapa lama gilakan cahaya bulan purnama jikalau bulan jatuh ke rama di manakah boleh punggok bersama. 33. Bulan purnama cahayanya terang bintang laksana intan di karang rawannya punggoknya bulannya sebarang beralihkan bulan di tanah seberang. 34. Gemerlapan cahayanya bintang kartika beratur majlis bagai di jangka sekalian bintang terbit belaka punggok melihat kalbunya duka. 35. Bintang di langit berbagai rupa punggok merawan badan terlepa
89 Universitas Sumatera Utara
meminta doah tidaklah terlupa dengan bulan hendak berjumpa. 36. Tengah malam punggok terjaga melihat bintang puyoh berlaga bintang belantek bertutur tiga cahayanya terang tidak terhingga. 37. Punggok melihat bintang perdah paksi nen berhati gundah tersedar bulan paras yang indah habis umor dendam tak sudah. 38. Rawannya punggok tidak terperi melihat bintang pari-pari bulan purnama cahaya berseri haram tak nampak punggok hampiri. 39. Bulan mengambang di sebelah utara cahayanya bersih tidak terkira kalbunya hancur tidak ketara berosak hati menanggung lara. 40. Terbitlah bintang disebelah wetan cahayanya lempah di tengah lautan punggok bercinta berlarut-larutan menantikan sampai janji suratan.
90 Universitas Sumatera Utara
41. Setelah timbullah bintang barat Paksi memandang hatinya ghairat jikalau tak sampai seperti hasrat rendahlah punggok sama meerat. 42. Sekalian bintang sudahlah pasti bulan nen juga pemutus hati beberapa lamanya punggok menanti habis bulan tahun berganti. 43. Sinar pun habis perakkan silam samsu masuk cahayanya kelam berbagailah bunyi punai dan balam merosakkan hati segala islam. 44. Hari malam bulan pun terang paksi bunyi suaranya jarang merak berbunyi segenap jurang cengkrik # bersyair mengatur sarong, 45. Berbagailah bahana sekalian burong gagak berbunyi segenap lorong unggas pergam sebilang jurang*
91 Universitas Sumatera Utara
punggok merawan lakunya murong. 46. Punggok semayam di balek kaca merapat di atas hamparan di leka bulan pun terang mata cuaca Punggok pun rebah lalulah merca. 47. Lalu di tambar bintang jadi di dalam cembul permata serodi seraya berkata bintang yang shahdi baiklah bangun adinda mandi. 48. Badanku lesu terlalu letih kena panah oleh enche putih tawar dan tambar tidak mematih jikalau tidak kurnia enche uteh. 49. Bintang tersenyum seraya berkata ayohai tuan muda yang fokta janganlah sangat bergundah cinta inilah tambar dari mahkota. 50. Setelah punggok mendengarkan sabda baharu segar di dalam dada lalu bersirang usul yang sahda
92 Universitas Sumatera Utara
berserta dengan paduka kakanda. 51. Sudah bersiram muda bestari kedunya sama memantut diri sudah memakai muda johari mungkin bertambah manis berseri. 52. Terbanglah punggok dua bersambar dengan kakanda muda mu tabar kedua majlis imannya sabar saleh melayang ke gunung sambar. 53. Terbang melayang mengadu tuan hinggap di zaitun tiada berbuah hatinya sudah tumpah ruah kepada bulan pergi meruah. 54. Adakah konon suatu taman punggok terpekor di halaman baharulah hati punggok siuman sebab menantang kuntum setaman. 55. Tamannya indah kepada pemandangan laksana taman di dalam kayangan kuntumnya rata berkembangan
93 Universitas Sumatera Utara
paksi dan kumbang berlayangan. 56. Tamannya indah sangat rupanya kolam berikat kiri kanannya beratur jambangan di halamannya kuntum seroja di seri tamannya. 57. Punggok bungsu hendak menitir tidak diberi kakanda satir adinda jangan tuan bersyair jikalau didengar gur\oh dan petir. 58. Demi lihat burong dewata hairannya tidak terkata-kata sampailah hasrat yang dicita tuan sudah berpandang mata. 59. Burong dewata mari kutanya taman ini siapa yang punya berjenis kuntum banyak bagainya kumbang mengeram di hujung tangkainya. 60. Bersyair bagai burung dewata adinda dengar madahnya beta moleh weh ! jangan berbanyak kata
94 Universitas Sumatera Utara
jikalaukan tuan beroleh leta. 61. Inilah taman orang yang bahari Punggok weh ! jangan tuan ke mari bukannya tidak kakanda beri ]jikalaukan tuan di goda peri. 62. Jambangan emas berlazuardi betatah nilam nila kendi berpahat tembus berdaun budi batunya zamrud intan dan pudi. 63. Tamannya indah amat terala berpagarkan emas berjala-jala zaitun berbuah akan ke rata inilah taman purba kala. 64. Tambaknya emas tatah pertama ukir dan kelok jangan di kata disanalah punggok mendengar kata paksi mulai membawa warta. 65. Bersyairlah bagi bintang Punggok nen baik tuan ke gunong jikalau di tentang sang yang mendong
95 Universitas Sumatera Utara
banyaklah bayu datang merenung. 66. Bermadah bagi kuntum seroja punggok nen sahaja orang yang manja banyak laku disengaja-ngaja supaya jadi sembarang kerja. 67. Unggas menjelis yang baik paras bulunya indah bagai di jaras di godai bayu terlalu keras punggok terselam di laut yang deras. 68. Punggok terpekor bertongkatkan paroh bulu yang indah habislah luroh ketika petir kilatan guroh kepada bulan punggok menyuroh. 69. Bermadah bagi mega antara Punggok nen tidak gentarkan mara kita di dalam huru hara laku nen jangan sangat ketara. 70. Bermadah lagi mega dan awan Pungguk weh ! mari apalah tuan jikalau sangat hatimu rawan
96 Universitas Sumatera Utara
marilah masuk ke dalam peraduan. 71. Beta nen tidak boleh merapat hatiku gundah bukan setempat paras yang indah sudah bersifat bila gerangan tuanku dapat. 72. Bangkit bertelut bintang balantek tuanku dengar sembahnya patek sungguh pun kuntum bagai diretak masakah mudah tuanku petik. 73. Jikalau punggok sabar mewarma nantilah kepada bulan purnama biarlah beta bersama-sama supaya boleh bertentangan lama. 74. Jikalau punggok hendak bersiram jangan ke tasik air yang jaram sungainya itu ada bertiram jikalaulah durja punggok nen muram. 75. Gundah itu jangan tuan turuti jadi penyakit di dalam hati jikalau sudah ajal kan mati
97 Universitas Sumatera Utara
meskipun duduk di dalam peti. 76. Punggok weh jangan tuan merambang beta nen sangat hendak terbang jikalau tuan dendamkan abang nantilah kepada bulan mengambang. 77. Bersyairlah bintang puyoh laga punggok we jangan terbang juga jikalau tuan kena murka di mana boleh dapat hingga. 78. Bermadalah lagi awan berarak punggok weh jangan terbang beranjak jikalau tuan dirundung merak tidaklah boleh tuan bergerak. 79. Punggok weh jangan terbang dahulu nanti ku bubuh minyak di hulu jikalau mengirai bulu supaya lalai mencium bahu. 80. Bersyair bagi unggas merpati punggok weh baik tuan berhenti sembang nen banyak berpeloh keti
98 Universitas Sumatera Utara
jikalaukan tuan berosak hati. 81. Punggok weh sabar apalah dahulu janganlah sangat berhati pilu jikalau bertemu dewa penghulu supaya lalai mencium bahu. 82. Bukanlah punggok orang budiman mengapakan tidak menaruh iman mohonkan tolong malikul rahman sampai kepada akhir zaman 83. Biarlah beta jadi alamat meminta doah biar selamat jikalau ada beroleh rahmat supaya tuan bertemu bangat. 84. Bukanlah pungguk orang yang sakit mengapakah tidak tertahan hati boleh juga tuan menanti gundah tu jangan tuan turuti. 85. Berahi itu baik tuan tahani janganlah menjelis selaku ini jikalau ditolong tuhan robbani
99 Universitas Sumatera Utara
segeralah juga edarkan ke sini. 86. Bersyairlah bagi binatang timur insaallah panjanglah umur sungguh pun sambaing sabor-limor# sampailah juga ke bandar makmur. 87. Genaplah empat puloh hari baharulah hati pungguk berseri sudah berdendang berhias diri terbang ke pohon mangga sari. 88. Punggok terselam di tepi kolam menyamar menanti hari kan malam disanalah tempat punggok menyelam pasirnya intan permata nilam. 89. Punggok menanti daripada petang meminta doah tangan terlentang bulan mengintai angin pun datang menyamar dari celah binatang. 90. Ketika bulan aram temaram hatinya punggok bertambah geram tubuhnya ragu durjananya muram
100 Universitas Sumatera Utara
turun ke kolam pergi bersiram. 91. Bersyair burong cenderawasih memintah doah tangan telentang bulan mengintai angin pun datang menyamar dari celah bintang. 92. Terbanglah punggok dengan pilunya serta memakai bulang hulunya daripada punggok sangat malunya serta melangkah mengirai bulunya. 93. Bersyairlah bagi bintang jauhara punggok weh jangan banyak bicara unggas itu sahaja isi udara puncok dan cumbu tidak terkira. 94. Bermadalah bagi bintang suraya punggok nen sahaja burong yang mulia kukunya indah seperti mutiara menjadi luput budi upaya. 95. Bermadalah binatang puyoh laga punggoklah ubat lapar dahaga ragamnya tidak dapat dihingga hati menentang terlalu suka. 96.
101 Universitas Sumatera Utara
Punggok tu sahaja muda terbilang wajahnya persis gilang gemilang bijaksananya bukan kepalang patut sekali bela ku bilang. 97. Punggok pun sampai kepada bulan di bawa oleh mega berjalan mega dan awan berkumpul-kumpulan lantas melengoh dig eta dembilan.* 98. Punggok pun duduk bertentangan lekat di atas papan dondangan bulan merapat berbantalkan lengan bintang melengoh bercengangan. 99. Punggok pun duduk di dalam gundah rawannya tidak lagikan sudah oleh terpandang paras yang indah bulan terpengkor tundok tengadah. 100. Pungguk melihat hatinya rawan di pujoknya dengan cumbu-cumbuan ayohai menjelis muda bangsawan marilah merapat di dalam pangkuan. 101. Marilah tuan kemala ratna melungoh di atas singgsana
102 Universitas Sumatera Utara
elok menjelis sifat mengerna memberi hati bimbang gulana. 102. Tubuhnya nipis sederhana panjang surainya ikal lehernya jinjang wironnya seperti emas keranjang laksana raden galoh di panjang. 103. Bulan bersyair durja berseri dijerlinnya durja yang kiri mulutnya manis amat berseri ditepisnya dengan di hujung jari. 104. Di sambut punggok bulan berkisar tuanlah obat penawar yang besar jamala mahkota janganlah gusar kecil molek tubihnya langsar. 105. Marilah encek marilah tuan marilah molek usul bangsawan didukungnya masuk ke dalam peraduan di pujoknya dengan cumbu-cumbuan. 106. Cantik menjelis tiada terkira seperti bidadari di dalam udara sedap manis penglipur lara patek menentang tulus dan mesra.
103 Universitas Sumatera Utara
107. Bulan bermadah merawan-rawan dendamkan apa ini weh tuan bersyair nan tidak berketahuan laksana orang macok cendawan. 108. Punggok tersenyum seraya berkata ayohai bangsawan emas juita patek nan tidak berdua cinta moleklah obat hati bercinta. 109. Di dalam budi bicaranya abang tuan laksana bunga yang kembang jikalau abang laksana kumbang tuan kusambut ku bawa terbang. 110. Tujuh bulan di kandung bunda menjelislah menjadi mahkota kakanda jikalau abang berbohong sabda adinda tikam dengannya kanda. 111. Bersyair bagi bintang mustari bulan weh apa bicara diri punggok nen sudah menghampiri ke mana lagi tuan hendak lari. 112. Inilah taman paduka cita
104 Universitas Sumatera Utara
elok menjelis di pandang mata warnanya seperti desa gempita tidaklah dapat ditentang nyata.
113. Taman nan balai banyak penggoda di halaman balai panca persada zaitun berpucuk akan perada di sinilah kalbu punggok tergoda. 114. Bulan pun tidak terkata-kata tundok berlinang airnya mata sesak belah di dalam cita’ hancur luluh rasa anggota. 115. Setelah hari hampirkan siang Punggok bermohon hendak melayang hatinya kasih bercampur sayang meninggalkan bulan paras gemilang. 116. Melayang gunung indera syahperi dendam bersiram sehari-hari bersiramkan zamzam mawar berseri berbedakan ambar dengan kesturi. 117. Sudah mandi di patut mengindera terbanglah punggok mengawang udara 105 Universitas Sumatera Utara
melintas dari tengah segera tasik berpasir akan mutiara. 118. Bersyair bagi ikan temenung punggok weh baik ke gunung di sanalah baik tuan bertenong bintang yang banyak jangan direnong. 119. Baiklah tuan pergi beramal mohonkan kepada tuhan yang akmal tilek di dalam ilmu dan ramal supaya kerja tuan nen kamal. 120. Terbanglah punggok pergi bertapa ke atas gunung indera maharupa badannya seperti diguncang gempa melihat bulan hendak diterpa. 121. Punggok tu sahaja berahikan bulan cinta di dalam kesugolan rezeki dimakan tidak tertelan zamzam terhambor sepanjang jalan. 122. Datanglah kepada suatu masa bulan bermain bersuka rasa
106 Universitas Sumatera Utara
tersedarlah punggok hatinya binasa ke mana gerangan bertandang desa. 121. Ia pun seorang muda dewanggi* laksana seroja kembangnya pagi lamalah tidak ku pandang lagi ke desa mana gerangan pergi. 124. Punggok terbang dengan cintanya sayang mendengar ragam bahananya terbang bersiram air matanya dimana gerangan khabar wartanya. 125. Berdatang sembah burong angkasa tuanku tidak patek periksa jikalau bayu sudah binasa maulah juga rusak binasa. 126. Bersyair bagi unggas merpati tuanku jangan berusak hati patek nan seorang mambang yang sejati maulah juga berbuat bakti. 127. Di sahut oleh burung dewata patek pun tidak mendengar warta
107 Universitas Sumatera Utara
jikalau ada khabar yang nyata disembahkan juga kepada mahkota. 128. Di sahut oleh bintang jadi punggok tu ada di gunung jugi khabarnya mendam di khayal baggi tidak boleh melayang lagi. 129. Akan sembah burung dewata patek pun ada mendengar warta di gunung ledang konon bertahta leka bersiram dengan air mata. 130. Punggok bertinggir di dahan kayu siang dan malam mengindap rayu lemah longlai mendayu-dayu laksana tarok angsoka. 131. Demi bulan mendengar warta di persembahkan oleh burong dewata hatinya pilu sangat bercinta tundok berhambar airnya mata. 132. Paksi weh pergi apalah diri bawalah punggok saleh ke mari
108 Universitas Sumatera Utara
jikalau ke taman banjaran sari # barang kehendak biar ku beri. 133. Terbanglah paksi bijak laksana masuk ke hutan rimba kelana menuju gunung anta permana jikalau ada punggok di sana. 134. Kepada Masa ketika itu punggok bertapa berhati mutu dengan bulan hendak bersatu demikianlah konon pemintanya. 135. Dahulu Allah kemudian Muhammad meminta doah biar selamat kepada Tuhan mohonkan rahmat barang dipinta barang selamat. 136. Meminta doah tangan terlentang supaya jangan mara melintang berkat daulat raja Siguntang daripada bulan ku suruh datang. 137. Pertama menyembah Mega Antara bangsawan tu remaja putera
109 Universitas Sumatera Utara
tuanku di sambut mahkota indera bulan rindu di dalam selera. 138. Rawannya tidak menderita siang dan malam duduk bercinta tuanku tidak lupa dicta terpandang-pandang kepada mata. 139. Gundahnya tidak lagi terhingga kalbunya tidak kalanya suka cahayanya persis suram belaka rasanya dendam di dalam leka. 140. Bercinta sungguh rupanya bulan duduk di dalam keseunggolan selama bercerai dengan mu tuan barang dimakan tidak tertelan. 141. Bermadah paksi sambil bercura Ayohai tuan Mega Antara mohonlah beta kembali segera biarlah meerat di dalam sengsara. 142. Daripada badan tidak beruntung bulan tak boleh tempat bergantong
110 Universitas Sumatera Utara
daripada duduk tergantong-gantong baiklah menjadi kera dan lutong. 143. Duduk demikian tiada sempurna biarlah pergi barang ke mana mengikut nasib badan yang hina diam di gunung jadi Berahmana. 144. Mega bermadah bersali-Sali Punggok weh baik tuan kembali jikalau bayu menggali-gali biarlah beta meerat sekali. 145. Jikalau punggok saleh ke sana hilanglah kalbu gundah gulana Leka bermain di taman Rakna suka termasya terlalu benar. 146. Jikalau punggok abang salehkan bintang yang banyak beta sembahkan di lawang taman kekanda berikan supaya jangan harap-harapkan. 147. Jikalau punggok mau kembali maksud itu tidak disangkali
111 Universitas Sumatera Utara
bulan nen rindu berhati sali ridhalah meerat sekali-kali. 148. Punggok mendengar kata dan madah lalu berfikir tunduk tengadah jikalau demikian betaplah sudah supaya lipur hati yang gundah. 149. Punggok berkata jikalau begitu tidaklah hati paksi nen mutu Punggok berdiri di muka pintu memetik kuntum di celah batu. 150. Lalu bermadah burong Jentayu* Punggok nen handai rupanya rayu sebarang main tidaklah payu seperti dondangan di puput bayu. 151. Punggok nen orang yang baik laku menjadi heran pulak hatiku bulunya indah mematah paku bagaikan cucur air mataku. 152. Bermudahlah bagi bintang tu tuan ayuhai Punggok muda bangsawan
112 Universitas Sumatera Utara
jikalau mendengar madah cumbuan mungkin bertambah hatiku rawan. 153. Bermadalah bagi bintang kartika khabar nen jangan kakanda buka bukan kerena beta tak suka jikalau jadi malam pestaka*. 154. Bersyairlah bagi bintang suranya kakanda dengar madanya sehaya kita nen sudah bersatu rahasia apa mulanya menjadi bahaya. 155. Punggok pun sampai kepada bulan dibawa oleh awan berjalan beradulah punggok bulan bangsawan beberapa pujok dengan cumbuan. 156. Bulan merapat pilu dan rawan seperti orang ingau-ingauan kalbu di dalam tidak ketahuan laksana orang mabuk cendawan. 157. Bulan dan Punggok bangun merapat melungoh kepada suatu tempat
113 Universitas Sumatera Utara
di dalam kelambu awan selimpat paras yang sudah tersifat. 158. Bangsawan Punggok lalu berkata memujuk bulan dengan suka cita bulan pun lari ke balik geta belinang-linang airnya mata. 159. Punggok berkata manis berseri molek weh hamper juga ke mari abang nen hendak mohon kembali janganlah menjelis berhati sali. 160. Mengerna laksana intan Baiduri di mata abang tidak terperi rindunya kakanda sebilang hari air diminum serasa duri. 161. Hampir ke mari karangan tuan akan ubat hati yang rawan tidur bermalam ingau-ingauan laksana orang mabuk cendawan. 162. Hampir ke mari karangan belai supaya hati kakanda nen lalai
114 Universitas Sumatera Utara
sapa laksana sunting dan malai di hati abang tidak ternilai. 163. Bermadalah bagi burong Dewata baharulah puas rasa anggota sampailah maksud yang dicinta mengerna nen sudah berpandang mata. 164. Bermadalah bintang bersyairlah tuan supaya hilang yang rawan Punggok tu sahaja orang cumbuan pandai memujuk di dalam peraduan. 165. Punggok memujuk di dalam kelambu makan sireh di dalam kelambu* dengan bulan punggok bercumbu berahi dan dendam di dalam kalbu. 166. Bersyairlah bintang dengan cumbunya hairan mendengar ragam bahananya terlalu merdu bahasa suaranya seorang pun tiada tolak bandingnya. 167. Bermadahlah bulan bijak laksana janganlah sangat menghambur bahana
115 Universitas Sumatera Utara
jikalau didengar oleh gerhana menjadilah meerat semena-mena. 168. Janganlah tuan berhati Sali janganlah abang edar kembali jikalau bertemu dirajawali akhirnya tak boleh abang kembali. 169. Janganlah tuan berpilu sangat lepaskan rasa nafsu semangat jikalau lupa kurang-kurang ingat paksi weh jangan kembali banget. 170. Punggok tersenyum sembari menyahuti ayuhai tuan yang baik pekerti maukah tuan bersama mati supaya lama beta berhati. 171. Bersyairlah bulan dengan rawannya sayang melihat tingkah lakunya kerana sangat ia sakitnya beberapa lamanya dihentikannya. 172. Bulan pun tunduk menyahuti tuanlah timbang bela kumati
116 Universitas Sumatera Utara
aduh gusti emas sekati hilang tak dapat kakanda ganti. 172. Abang nen hamba dibawa perintah sedikit tidak abang membantah melainkan mana juga perintah sedikit tidak abang membantah. 174. Ayuhai tuan adinda abang kalbu ku tidak lagi bercabang tuan laksana patung terkembang tempat bernaung tatkala rambang. 175. Masakan tuan tidak setiawan dengan kakanda orang yang rawan tatkala lagi di dalam awan sudah tersurat kepada tuan. 176. Ayuhai tuan bulan purnama menjelislah bela mata bersama jikalau datang suatu rencana ridhalah meerat dengan utama. 177. Dengan bulan berjaji sudah berdua dengan paksi yang indah
117 Universitas Sumatera Utara
jikalau tuan beroleh olah mati pun tiada memberi paedah. 178. Bintang mendengar terlalu suka sekaliannya ramai gurau jenaka lalu menyahut bintang kertika punggok nen berahikan mereka. 179. Disahut bintang pari-pari janganlah seperti katanya diri jikalau dikuisnya dengan kaki kiri tujuh harian beta menari. 180. Bersyairlah bintang kenjuara beta nen tidak banyak bicara jikalau diambilnya akan saudara seperti naik ke atas udara. 181. Bersyairlah bagi bintang anjung mulutnya besar kepalanya lonjong laksana kuntum bunganya tanjong siapa gerang sudi menunjong. 182. Di sahut bintang peradah patah kita bagai nen orang latah
118 Universitas Sumatera Utara
daripada tidak tahu perentah makanya kita jadi berbantah. 183. Di sahut bintang puyoh berlaga engkau ini berbantah juga rambutmu merah bagai tembaga dijual tidak ada harga. 184. Punggok mendengar terlalu suka melihat bintang gurau jenaka sudahlah nasib untuk celaka menjadi kasih sayang tak baqa. 185. Tidak berapa lama selangnya datang celaka dengan malangnya daripada tidak pertemuannya badan lama dijulangnya. 186. Jikalau dulu Punggok meerat biarkan beta menunggu jirat cintalah ianya seumur hayat sudahlah sampai bagai yang di ghairat 187. Demi Punggok mendengarkan bahana bermadah sambil merencana
119 Universitas Sumatera Utara
jikalaukan beta kena bencana bulan pun hampir akan gerhana. 188. Bersyairlah pulak baginya bulan abang weh jangan banyak ambilan pakailah persalin pemberian taulan akan bekal abang berjalan. 189. Seraya bersyair Punggok merawan tersernyum manis pujok cumbuan di sambut kapan pemberian bangsawan akan suloh abang berjalan. 190. Disambut Punggok lalu dipakai tepinya bertekat awan setangkai bergemerlapan pertama sembilan bagai bersambutan dengan sinar bercangkai. 191. Memakai bulang pelangi awan sireh dilipat akan perbekalan sifatnya menjelis amat handalan patut sekali menjadi taulan. 192. Sudah memakai kiranya duli Punggok memohon edar kembali
120 Universitas Sumatera Utara
melayang ke gunung cenderamuli* lalu menyisih kawan sekali. 193. Salah tu dengan gurau dan senda menyengatkan bulang mengenakan khanda bertemu dengan unggas geroda Punggok berdebar menggosokkan dada. 194. Dilihat geroda sudahlah nyata pakaian Punggok kurnia mahkota tepinya berakam tatah permata indahnya lagi jangan dikata. 195. Sunggohlah geroda unggas ternama menyambar Punggok dengan seksama marilah saleh bersama-sama tidak ditentang rindukan lama. 196. Demi Punggok mendengarkan bahana tundok hikmat dengan sempurna geroda nen unggas yang bijaksana hatinya sangat gundah gulana. 197. Dengan geroda Punggok perduli sesumbar dengan serajawali
121 Universitas Sumatera Utara
geroda nen biram gandasuli menentang punggok tidaklah lari. 198. Saleh berduli dua semimbar kalbunya geroda sangatlah gentar hatinya tidak tertahan sabar kepada burung disuruhnya barbar. 199. Di kampungnya unggas yang hina dina Punggok terkejut semena-mena Punggok bersifat bagai Arjuna Seorang tiada hampir ke sana. 200. Sudah Punggok bersikap diri menghunus khanda genggam di kiri mengusir unggas ke sana ke mari ke sana sini membawa diri. 201. Sungguhlah Punggok muda terbilang beraninya bukan alang kepalang di dalam senjata silang menyilang serta melangkah menyengatkan bulang. 202. Sabaslah Punggok muda yang manja tidak sekali gentarkan senjata
122 Universitas Sumatera Utara
tatkala berperang di medan tersenja seorang tak dapat menentang durja. 203. Demi dilihat si Rajawali ia pun seekor unggas terjali menghunus pedangnya memerang sekali sedikit tidak mengali-ali. 204. Ia pun seorang muda terala parangnya ke mana di tengah kepala bulangnya putus berjela-jela sedikit pun tiada Punggok bercela. 205. Demi Punggok merasai parang bangkit berjalan hatinya berang bertemu gajah lalu diparang putus gandingnya bagai dikarang. 206. Sungguhlah Punggok unggas yang pokta beraninya tidak mendurita geroda nen berang di dalam cita diadunya dengan biram yang meta. 207. Diterpa biram Gandasuli serta ditikam dilambung sekali
123 Universitas Sumatera Utara
sedikit tidak mengali-ali Punggok tu belum sampai ajali. 208. Gandasuli semuanya biram dilontarnya Punggok ke dalam zamzam terselam kepada air yang dalam barulah Punggok kalbunya muram. 209. Di sanalah Punggok merasai sakit diselamkan biram ke bawah rakit sungainya deras zamzamnya lekit di dalam lumpur berekat. 210. Keuda Punggok sudah meerat ke dalam zamzam badannya sakrat disuruh geroda tarik ke darat si kutok derhaka amat keparat. 211. Ditarek ke darat di tepi lumpur darahnya merecek * bersembor-sembor badannya laksana ubor-ubor Punggok nen mati tiada berkubor. 212. Setelah Punggok sudahlah mati bulan nen tinggal berosak hati
124 Universitas Sumatera Utara
pergilah bintang engkau lihati supaya boleh khabar yang pasti. 213. Pergilah bintang peradah patah berduli seperti orang yang latah sepanjang jalan ia berbantah jikalaukan ada khabar berentah. 214. Bintang berduli seranya mngerlang dilihatnya Punggok sudah terguling saleh berduli berulang-ulang membawa khabar terlalu perulang. 215. Demi bulan mendengarkan warta selaku bersiram airnya mata jikalau kabul bagai peminta biarlah bulan meerat serta. 216. Bersyair kuntum Gandasuli bulan weh jangan merawan sali jikalau didengar si rajawali menjadilah bulan meerat sekali. 217. Demi bulan mendengarkan bahana Kalbunya bimbang gundah gulana cinta di dalam anta permana supaya jangan kelihatan bena.
125 Universitas Sumatera Utara
218. Tersebutlah Punggok muda utama meerat kerana bulan permana daripada bulan jatuh ke rama makakan tidak mati bersama. 219. Meerta seeorang tiada berbela sebab menurut hati yang gila hancurlah badan tidak berkala remok redam tiada bersela. 220. Sehabislah Punggok muda bestari tidak sekali gentar dan ngeri patutlah bulan di hampiri menjadi mati seorang diri. 221. Layuan Punggok muda bangsawan mati tumbuh jadi cendawan menjelma kepada sifat yang haiwan. 222. Jatuhlah ia ke dalam dunia hendak balik tiada berdaya sifat pun tidka lagi mulia menjadi hilang budi upaya. 223. Duduklah Punggok merawan Sali rindukan bulan tiadalah khali
126 Universitas Sumatera Utara
tidaklah boleh lagi mulia menjadi hilang budi upaya
224. Duduklah Punggok tercinta sayang daripada malam sampai siang tubuh pun kurus tergoyang-goyang ke udara tidak boleh melayang. 225. Sampailah masa zaman sekarang turun temurun dendam tak kurang jikalau bulan terbit terang semuanya itu meninggalkan sarang. 226. Duduk merawan segenap kayu suaranya halus mendayau-dayu benarlah sungguh punggok merayu hatinya pilu tidak terpayu. 227. Sampailah sekarang Pungguk nen murung lain daripada sekalian burung duduk merawan segenap lorong malam berbunyi siang berkurung. 228. Tamatlah syair Punggok merawan di pesta ini disalin khabarkan tuan dengan bulan hendak sekawan
127 Universitas Sumatera Utara
jadilah badan tidak ketahuan. 229. Tamatlah syair disalinkan ne kasih dawat pun kering kalam pun patah sajaknya janggal banyak yang salah jikalau tak kena tuanku bersimbah. 230. Tamatlah bersyair di majlis saya menyalin tidak sampai menangis jangan bawa di luar majlis jikalau orang tidak menjelis. 231. Ayuhai tuan yang nyata dawat dicecah tangan mereka hamba menyair bukan pendita supaya jangan hilang di adat kita. 232. Mohon ampun hamba yang hina pada sekalian yang bijaksana salinan jangan sajak tak kena fikir pun pendek belum sempurna.
Tamat
128 Universitas Sumatera Utara