DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 4.1 Populasi Perusahaan yang Melakukan IPO ................................................
28
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................................
29
Tabel 4.3 Ringkasan Nilai Tolerance dan VIF ...........................................................
34
Tabel 4.4 Ringkasan Nilai Durbin-Watson .................................................................
36
Tabel 4.5 Hasil Regresi Perubahan Leverage dan Leverage.......................................
38
Grafik 4.1 Histogram dan P-P Plot Perubahan Leverage ............................................
32
Grafik 4.2 Histogram dan P-P Plot Leverage..............................................................
33
Grafik 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Perubahan Leverage ................................
35
Grafik 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas Leverage ..................................................
35
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan mendanai perusahaannya dengan modal yang berasal dari hutang maupun ekuitas. Keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan yang vital karena dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan dan juga nilai perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan harus memenuhi kebutuhan modalnya dengan memilih kombinasi yang tepat antara modal internal yang berupa ekuitas dan modal eksternal yang berupa hutang. Hal ini dilakukan agar dapat meminimalkan biaya modal tersebut sekaligus dapat memaksimalkan harga saham. Manajemen perusahaan umumnya belum mengetahui kapan struktur modal perusahaannya optimal. Begitu juga investor, karena biasanya terdapat informasi yang asimetris di pasar modal sehingga tidak dapat memperkirakan nilai perusahaan secara pasti. Oleh karena itu diperlukan acuan yang dapat digunakan manajer perusahaan maupun investor supaya dapat mencapai struktur modal yang optimal, sehingga nilai perusahaan juga akan maksimal. Beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan keputusan dalam menentukan struktur modal, diantaranya trade off theory dan pecking order theory. Selain itu kemudian teori struktur modal dikembangkan lagi dengan market timing theory (Baker dan Wurgler, 2002).
1
Dalam trade off theory, struktur modal akan kembali menyesuaikan dengan perubahan market to book. Market to book yang tinggi berhubungan positif dengan biaya kebangkrutan masa lalu yang tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan menggunakan banyak hutang untuk membiayai investasi di masa lalu. Perusahaan yang mempunyai biaya kebangkrutan yang tinggi akan menggunakan ekuitas pada level yang tinggi pula. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan meningkatkan rasio hutang sehingga dapat mengurangi biaya pajak. Dalam pecking order theory, market to book yang tinggi menunjukkan investasi yang tinggi di masa lalu. Hal ini disebabkan rasio market to book yang tinggi mendorong semakin tingginya kepercayaan pasar dan pemegang saham terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu perusahaan akan mengutamakan penggunaan dana internal yang diperoleh dari laba ditahan. Jika pada akhirnya dana eksternal dibutuhkan, maka perusahaan akan menggunakan dana eksternal yang lebih murah yaitu hutang atau obligasi daripada menerbitkan saham baru. Dalam teori ini hanya fokus pada urut-urutan pendanaan perusahaan sehingga tidak dapat mengindikasikan adanya target struktur modal. Sedangkan dalam market timing theory menurut penelitian yang dilakukan Baker dan Wurgler (2002), market to book dapat menjadi sebuah proksi yang menunjukkan peluang bagi manajer untuk melakukan penerbitan saham baru (equity market timing). Equity market timing mengacu pada kegiatan menerbitkan saham pada harga yang tinggi dan membelinya kembali pada harga yang rendah. Dengan kata lain perusahaan dapat menambah ekuitasnya ketika market to book tinggi dan melakukan pembelian kembali
2
ketika market to book rendah. Equity market timing ini menunjukkan bahwa penggantian antara hutang dan ekuitas memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Rasio market to book yang merupakan proksi dari kesempatan investasi dan persepsi dari adanya mispricing (overvalued atau undervalued) saham dapat juga mengindikasikan tingkat kemakmuran suatu perusahaan. Perumusan yang digunakan untuk mengetahui rasio market to book adalah dengan membandingkan nilai pasar saham dengan nilai buku suatu perusahaan. Rasio market to book yang tinggi juga mengindikasikan adanya peningkatan pembiayaan eksternal perusahaan, begitu pula sebaliknya apabila rasio market to book rendah berarti pembiayaan eksternal perusahaan juga cukup rendah. Ada pula kecenderungan perusahaan untuk melepas saham pada waktu investor memiliki optimisme dan antusias yang tinggi (Huang dan Ritter, 2005). Oleh karena itu teori market timing akan lebih sesuai digunakan dalam penyusunan kebijakan struktur modal perusahaan dibandingkan dengan trade off theory atau pecking order theory. Sebab dalam market timing theory penentuan dan pemanfaatan timing dilakukan secara sistematis berulang dan tidak selalu dihubungkan dengan defisit dana internal atau kapasitas hutang perusahaan. Selain itu teori market timing juga cenderung lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi pasar pada waktu tertentu. Tingginya investasi di masa lalu berhubungan negatif dengan leverage perusahaan (Baker dan Wurgler, 2002). Rasio leverage yang dimaksud di sini adalah sebagai proksi dalam mengukur struktur modal suatu perusahaan. Karena ketika kondisi pasar bagus, perusahaan cenderung memilih pendanaan dengan mengeluarkan ekuitas.
3
Pengaruh negatif ini bersifat permanen, sehingga efek persistensi yang ditimbulkan pada struktur modal perusahaan cukup besar yaitu minimal selama 10 tahun. Dalam jangka panjang, perubahan struktur modal dipengaruhi oleh kesempatan untuk menerbitkan atau membeli kembali saham perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo pada tahun 2006, struktur modal merupakan hasil akumulasi dari keputusan untuk melakukan market timing sepanjang waktu dengan memanfaatkan nilai saham yang overvalued atau undervalued. Selain itu kondisi pasar modal di Indonesia cenderung tidak efisien, sehingga dapat diperkirakan bahwa dalam penentuan kebijakan pendanaan perusahaan-perusahaan di Indonesia banyak menerapkan teori market timing. Selain itu teori-teori struktur modal tradisional seperti pecking order theory dan trade off theory belum memuaskan para manajer keuangan dalam penentuan kebijakan struktur modal terbaik. Persoalan menjadi kompleks terutama ketika manajemen harus memutuskan faktor determinan “kapan” struktur modal optimal. Baker dan Wurgler (2002) menyatakan bahwa keputusan struktur modal terkait dengan upaya perusahaan untuk melakukan timing terhadap pasar modal. Menurut Kusumawati dan Danny dalam Frensidy (2008) mengatakan bahwa dalam market timing theory menunjukkan lebih pentingnya implikasi dari pilihan hutang atau ekuitas pada berbagai titik waktu dibandingkan dengan mencari rasio leverage yang optimal. Yang dapat menjadi alasan adalah bahwa pecking order theory dan trade off theory belum mampu memaksimumkan nilai perusahaan, serta market timing theory yang memiliki karakter “persisten” karena dilihat dari sejak adanya IPO nantinya diharapkan
4
mampu menjadi alat pencapai tujuan keuangan perusahaan. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti hubungan antara market timing theory dengan struktur modal pada perusahaan non-keuangan di Indonesia serta seberapa persisten pengaruhnya. Pada penelitian ini akan digunakan leverage sebagai proxy dalam mengukur struktur modal perusahaan. Sedangkan leverage sendiri dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu rasio market to book, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas (Rajan dan Zingales, 1995). Karena penelitian ini cenderung fokus untuk mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Wurgler (2002), sehingga rasio market to book akan digunakan sebagai proksi dari equity market timing. Namun ketiga variabel lainnya, yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas, juga tetap akan digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel kontrol.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apakah market timing mempengaruhi perubahan struktur modal pada perusahaan non-keuangan di Indonesia? b. Apakah market timing memiliki efek persistensi pada struktur modal pada perusahaan non-keuangan di Indonesia?
5
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah market timing memiliki pengaruh terhadap perubahan struktur modal pada perusahaan non-keuangan di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya efek yang persistensi dari market timing terhadap struktur modal pada perusahaan non-keuangan di Indonesia.
1.4
Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: a. Bagi manajer perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan bagi perusahaan. Selain itu juga untuk dapat mengetahui bauran atau kombinasi struktur modal yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan. b. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengambil keputusan di masa mendatang dengan mengetahui kebijakan pendanaan yang dilakukan perusahaan. c. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris tentang hubungan market timing theory dengan struktur modal pada perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang mendukung formulasi hipotesis atau landasan teori bagi penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
6
1.5
Lingkup Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh market timing terhadap keputusan pendanaan perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia. Oleh karena itu lingkup penelitian terbatas pada perusahaan non-keuangan di Indonesia. Sampel perusahaan non-keuangan ini digunakan karena sektor keuangan memiliki struktur modal yang cenderung menggunakan hutang yang sangat besar pada tingkat risiko yang ekuivalen dengan perusahaan sektor non-keuangan (Jensen dan Meckling, 1976). Periode penelitian ini adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, dengan sampel perusahaan non-keuangan yang melakukan IPO pada tahun 2008-2010, serta memiliki laporan keuangan yang lengkap dengan periode laporan keuangan yang berakhir setiap tanggal 31 Desember dan telah dipublikasikan. Selain itu perusahaan yang diteliti tetap survive selama periode penelitian.
1.6
Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: -
BAB 1 Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan lingkup penelitian.
7
-
BAB 2 Bab ini menguraikan landasan teori mengenai struktur modal, khususnya market timing theory. Selain itu juga mencakup bukti-bukti penelitian terdahulu serta penyusunan hipotesis.
-
BAB 3 Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang akan digunakan, termasuk jenis penelitian, data dan sampel, variabel penelitian, model penelitian, serta prosedur analisis dan pengujian.
-
BAB 4 Bab ini membahas tentang analisis dari hasil pengujian hipotesis dan rincian penjelasan mengenai hasil penelitian.
-
BAB 5 Bab ini merupakan penutup yang meliputi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan harapan atau saran untuk penelitian berikutnya.
8