DAFTAR PUSTAKA
Berelson, Bernard. Content Analysis Communication Reseach. New York. Hafner Publishing. 1977. Bungin, Burhan. Pornomedia, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, dan Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2005. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdikarya. 2002. ----------, Televisi Siaran -Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdikarya. 1993. Hasibuhan, Malayu. Organisasi dan Motivasi. Jakarta. Bumi Aksara. 1999. Koespradono, Gantyo. KICK ANDY: Menonton dengan Hati. Yogyakarta. Bentang. 1998. Kriyantoro, Rachmat.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2007. Lusia, Amelita. Oprah Winfrey Rahasia Menaklukan Panggung Talkshow. Jakarta. Gagas Media. 2006. Mc.Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga. 2000. Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2009. Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1991. ----------, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2004. ----------, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2007. ----------, Teori Komunikasi Massa. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2002. Rivers, William L., Jay W. Jensen & Theodore Peterson. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta. Prenada Media. 2003.
Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka. 2003. Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2008. Siregar, Ashadi. Etika Komunikasi. Yogyakarta. Pustaka Book Publisher. 2006. Subroto, Darwanto Sastro. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta. Duta Wacana University Press. 1994. Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta. Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Sunarto, RM. Programa Televisi. Jakarta. FFTV – IKJ Pres. 2007. Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi. Tangerang. Agromedia Pustaka. 2006. Wibowo, Fred. Teknik Produksi Televisi. Yogyakarta. Pinus Book Publisher. 2007. Widjaja, A.W. Komunikasi dan Humas. Jakarta. Bumi Aksara. 1993.
Internet & Sumber Lainnya : Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia no.3 tahun 2007, tentang Standar Program Siaran (P3SPS). Undang-undang Republik Indonesia no.32 tahun 2002, tentang Penyiaran. Ahmad Sofiullah. Kick Andy Program Televisi Terbaik Pilihan Yayasan SET. www.mediaindonesia.com. 3 April 2009. Iman K. Pengetahuan. www.parapemikir.com. 22 Juli 2009. Karina Adistiana. Belajar dari Pendapat Mendiknas Mengenai Acara Tukul. www.halamansatu.net. 30 Maret 2009. Kontrol Sosial. www.sarungtenun.wordpress.com. 14 Jan 2010. Pengertian Motivasi. www.duniapsikologi.dagdigdug.com. 19 Nov 2008.
Rating Publik Menuju Televisi Ramah Keluarga. www.kickandy.com. 24 Juni 2009. www.id.wikipedia.org/wiki/norma_sosial www.id.wikipedia.org/wiki/komunikasimassa www.bagusboedhi.blogspot.com www.bahtera.org/kateglo www.kickandy.com www.metrotvnews.com www.tempointeraktif.com, 31 Maret 2004. Yurnaldi. Tiga Program Televisi Terbaik. www.kompas.com. 2 April 2009.
LAMPIRAN
CODING SHEET Peneliti : Lolita Winoto
No.
Kategori Muatan Edukatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5 Maret
12 Maret
19 Maret
26 Maret
2 April
9 April
16 April
23 April
30 April
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Adanya peningkatan pengetahuan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
2 Adanya pemahaman atas lingkungan sekitar
v
v
v
v
v
v
v
v
v
3 Menyampaikan infomasi utk memberi kecerdasan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
4 Memberikan motivasi
v
v
v
v
v
v
v
v
v
5 Memberikan hiburan yang sehat
v
v
v
v
v
v
v
v
v
6 Adanya penghormatan terhadap nilai-nilai agama
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7 Adanya norma kesopanan dan kesusilaan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
8 Adanya perlindungan anak, remaja, dan perempuan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
9 Adanya pembatasan adegan seks
v
v
v
v
v
v
v
v
v
10 Adanya pembatasan adegan kekerasan dan sadisme
v
v
v
v
v
v
v
v
v
11 Adanya kontrol dan perekat sosial
v
v
v
v
v
v
v
v
v
CODING SHEET Koder 1 : Afgiansyah, M.Comn
No.
Kategori Muatan Edukatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5 Maret
12 Maret
19 Maret
26 Maret
2 April
9 April
16 April
23 April
30 April
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Adanya peningkatan pengetahuan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
2 Adanya pemahaman atas lingkungan sekitar
v
v
v
v
v
v
v
v
v
3 Menyampaikan infomasi utk memberi kecerdasan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
4 Memberikan motivasi
v
v
v
v
v
v
v
v
v
5 Memberikan hiburan yang sehat
v
v
v
v
v
v
v
v
v
6 Adanya penghormatan terhadap nilai-nilai agama
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7 Adanya norma kesopanan dan kesusilaan
v
v
v
v
v
v
v
v
8 Adanya perlindungan anak, remaja, dan perempuan
v
v
v
v
v
v
v
v
9 Adanya pembatasan adegan seks
v
v
v
v
v
v
v
v
10 Adanya pembatasan adegan kekerasan dan sadisme
v
v
v
v
v
v
v
v
v
11 Adanya kontrol dan perekat sosial
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v v v
CODING SHEET Koder 2 : Adek Azhar
No.
Kategori Muatan Edukatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5 Maret
12 Maret
19 Maret
26 Maret
2 April
9 April
16 April
23 April
30 April
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Adanya peningkatan pengetahuan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
2 Adanya pemahaman atas lingkungan sekitar
v
v
v
v
v
v
v
v
v
3 Menyampaikan infomasi utk memberi kecerdasan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
4 Memberikan motivasi
v
v
v
v
v
v
v
v
v
5 Memberikan hiburan yang sehat
v
v
v
v
v
v
v
v
v
6 Adanya penghormatan terhadap nilai-nilai agama
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7 Adanya norma kesopanan dan kesusilaan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
8 Adanya perlindungan anak, remaja, dan perempuan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
9 Adanya pembatasan adegan seks
v
v
v
v
v
v
v
v
v
10 Adanya pembatasan adegan kekerasan dan sadisme
v
v
v
v
v
v
v
v
v
SINOPSIS KICK ANDY Periode Maret - April 2010 (9 episode) (sumber: www.kickandy.com) Jumat, 5 Maret 2010 Judul: Inovasi Tiada Batas Jangan pernah bilang kalau perkembangan kreatifitas dan inovasi anak negeri di bidang teknologi informatika jauh ketinggalan dibanding sumber daya manusia dari negara lain, di hadapan para narasumber Kick Andy episode ini. Anda bisa saja langsung diseret ke tempat mereka dan dibuat bengong dengan sejumlah produk TI mutakhir hasil karya “kecanggihan” otak mereka. Salah satu contohnya, empat remaja kelas 3 SMK Negeri I Surabaya ini. Irene Erlyn Wina Rachmawan, Putri Dyah Citra Nur Kumala Sari, Rara Indah Permatasari, dan Mochamad Basofi Eko Nugroho. Siswa-siswi jurusan rekayasa perangkat lunak dan multimedia ini, sudah sangat jago aplikasi bahasa pemrograman berbasis Java. Untuk sekedar membuat game dan kamus digital untuk handphone, bukan sesuatu yang sulit bagi mereka. Bahkan mereka punya pengalaman unik dan dahsyat saat terpilih sebagai siswa program pertukaran antara Indonesia dengan Kamboja dan Vietnam tahun 2009 lalu. Di dua negara itu, mereka bukannya duduk sebagai siswa, namun justru berposisi sebagai pengajar, bagi para mahasiswa teknik elektro dan sains terapan di kampus teknik dua negara tersebut! Sementara dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, dua tim TI mahasiswa serta alumnus dari kampus ini juga sudah mampu “bersuara lantang” di kancah kompetisi teknologi informatika dan multimedia dunia. Yang lebih membuat salut lagi, teknologi kecerdasan ciptaan mereka, dibuat berdasarkan empati kepada para kalangan yang memiliki keterbatasan fisik. Eye-B Pod karya Stanley Audrey, Victor, dan Josphine Klara misalnya. Perangkat lunak ini dibuat berdasarkan kepedulian mereka pada keinginan kaum tuna daksa, yang tak memiliki lengan namun tetap berhasrat tinggi pada komputer. Mereka bertiga membuat aplikasi pengganti mouse dan keyboard komputer, dengan mengandalkan gerakan bola mata serta kedipan! Sementara produk MLM for the Blind, dari namanya saja pasti sudah ketahuan apa dasar pertimbangan penciptaan aplikasi ini. Yup, Erik Taurino Chandra, Rico Wijaya, dan Yudhi merekayasa perangkat keras dan lunak sekaligus, untuk membuat para tuna netra memiliki alat pembaca buku digital portabel. Alat ciptaan mereka ini, mampu menerjemahkan tulisan elektronik atau artikel e-book ke dalam huruf Braille, dan enaknya bisa ditenteng-tenteng kemana saja oleh teman-teman tuna netra. Masalah keterbatasan bahan bacaan bagi para tuna netra, diatasi oleh kreatifitas dahsyat mereka bertiga. Tak mau kalah dari para jago TI berfisik normal, Eko Ramaditya Adikara juga membuat kita berdecak kagum. Setelah mendemonstrasikan kecanggihan kinerja MLM for the Blind, Rama yang tak bisa melihat sejak lahir ini ternyata juga memperlihatkan hasil karyanya. Rama adalah tuna netra yang berprofesi sebagai seorang sound engineer digital, alias komposer musik digital yang harus
menggunakan komputer juga. Prestasinya tak tanggung-tanggung. Ia berhasil menyisihkan ribuan sound engineer pada kompetisi pembuatan ilustrasi musik untuk game digital Super Mario Galaksi keluaran Nintendo serta sejumlah game online lain seperti Ragnarok dan Final Fantasy VII. Sementara 2 narasumber lain asal Bandung, juga tak kalah inovatif. Tim TI mahasiswi ITB yang berjuluk Putri Petir misalnya, menciptakan game interaktif yang berbasis kepedulian pada pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia. Mereka berhasil membuat Tari Saman Digital, yang dibuat serupa dengan game Dance-Dance Revolution. Jika saja aplikasi ini sudah mampu diproduksi secara massal, tak pelak game tarian yang bernama keren Thousand Hand Revolution ini, merupakan salah satu gerakan memperkenalkan seni budaya asli Indonesia yang dilakukan secara efektif dan menyenangkan. Narasumber satunya dari Bandung, adalah komunitas anak muda pecinta TI sekaligus asas Bhineka Tunggal Ika, ABIGDEV. Komunitas yang juga perusahaan pengembang game digital ini, telah memiliki 8 produk game digital yang tersebar dan dimainkan di situs-situs jejaring sosial secara online. Dua di antaranya adalah game bisa dipakai sebagai permaainan an sich sekaligus sebagai sarana pembelajaran dan pengenalan berbagai adat istiadat, seni budaya dan kekayaan tradisional warisan nenek moyang di berbagai suku dan daerah Indonesia. Angklung Heroes dan Nusa Challenge, adalah produk yang lahir didasari keprihatian Fajar Persada Supandi dan teman-temannya di ABIGDEV, terhadap isu klaim budaya Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu lalu, serta langkanya game yang “berbicara” tentang kekayaan budaya Indonesia. Dan narasumber berikutnya, adalah perusahaan pencipta ribuan perangkat lunak pembelajaran matematika dan sains terapan untuk kalangan pelajar SD, SMP dan SMA serta SMK. Pesona Edukasi, terbukti menjawab keraguan lemahnya kreatifitas dan inovasi teknologi informatika dan multimedia SDM Indonesia secara nyata. Siapa sangka, Pesona Edukasi telah mengekspor ribuan software pendidikan hingga ke 23 negara dunia? 3500 sekolah dalam negeri juga telah mengaplikasikan produk TI mereka dalam mata pelajaran matematika dan fisika. Dan berbagai penghargaan dari pemerintah negara-negara di 5 benua serta pengakuan PBB, telah mereka raih. Dan semua karya ciptaan ini, murni hasil kerja keras anak negeri. Jadi, masih adakah yang meragukan kualitas “otak” bangsa Indonesia di bidang Teknologi Informatika dan Multimedia? ***
Jumat, 12 Maret 2010 Judul: Cinta Dalam Sepotong Ginjal Bagaimana rasanya memiliki organ dalam tubuh saudara, anak, ibu atau ayah kandung, atau justru milik orang lain yang tidak diketahui jati dirinya sama sekali? Apakah jika ada saudara, teman atau orang lain yang Anda kasihi membutuhkan salah satu organ tubuh Anda, akan langsung Anda berikan dengan segala resikonya? Tidak ada satupun orang yang ingin mengalami penyakit gagal ginjal. Tapi jika suatu saat Anda divonis secara mendadak menderita penyakit sistem pengolahan limbah tubuh ini, hanya ada dua pilihan solusi. Cuci darah seumur hidup atau cangkok ginjal. Kisah-kisah perjuangan susahnya mencari donor ginjal, kerelaan memberikan ginjal dan susahnya melakukan cangkok ginjal inilah yang akan dibagi para narasumber Kick Andy episode ini. Seorang Afaf Susilawati, mengaku sangat senang dan berbahagia memberikan satu ginjalnya buat sang Adik tercinta, Huda Rosdiana Biarawati. Ia tak berpikir dua kali, jika untuk tindakannya itu, ia kini harus hidup dengan satu ginjal saja. Sebuah hal yang tentunya sangat beresiko untuk hidupnya ke depan. Huda yang divonis komplikasi ginjal saat usia 19 tahun, akhirnya menjalani transplantasi ginjal dari Afaf pada 2001 silam. Untungnya Huda hidup di tengah keluarga yang saling menyayangi sepenuhnya. Seluruh kakak bahkan ibunya sampai harus “berebut” untuk mendonorkan ginjal mereka. Tanpa disadari yang lain, Afaf secara diam-diam langsung melakukan pemeriksaan ke dokter, dan memutuskan ginjalnya-lah yang akan dicangkokkan ke Huda tanpa bisa dicegah yang lainnya. Huda akhirnya sukses cangkok ginjal. Namun ia hanya mampu bertahan selama 6 tahun saja. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 2007 lalu, setelah perjuangan kerasnya melawan virus yang menyerang ginjal barunya. Kisah perjuangan Huda yang direkamnya dalam diari hariannya, akhirnya dibukukan oleh kakak lainnya, Siti Darojah. Sementara Dadang Maulana, harus merasakan pukulan pahit pada usia 22 tahun. Nasibnya bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Beberapa saat setelah dinyatakan gagal lolos tes kesehatan seleksi masuk sebuah BUMN setamat kuliah, ia langsung dihadapkan pada vonis mengejutkan dari dokter. Ia mengalami gagal ginjal terminal alias stadium akhir. Ia mengaku tak merasakan atau mengalami gejala apapun, sehingga sangat membuatnya down. Saat disampaikan pada keluarga besar, seluruh keluarganya mendukung penuh untuk ia melakukan cangkok ginjal. Masalahnya, ginjal siapa? Tak dinyana-nyana, sang ayah yang sudah lama berpisah sejak perpisahan dengan sang ibu, menyatakan merelakan ginjalnya untuk Dadang. Mucharam yang saat itu berusia 56 tahun, siap menanggung segala resiko karena faktor usianya. Dan kini, ayah dan anak itu telah berhasil mengarungi hidup sejak 1989 hingga kini dengan segala perjuangannya berusaha tetap sehat. Dadang dengan ginjal sang ayah, dan Mucharam dengan satu ginjalnya. Apa resep mereka mampu bertahan hingga 21 tahun lamanya?
Nasib Basyrah Nasution, tak jauh beda dengan kisah Dadang. Basyrah yang menjalani hidup secara sangat higienis, ternyata tak mampu menghindar dari vonis gagal ginjal kronis. Padahal Basyrah tak pernah merokok, selalu berolahraga secara rutin dan teratur, serta tak pernah mengkonsumsi obat-obatan antibiotik selama 10 tahun terakhir. Namun vonis yang berujung pada keharusan cangkok ginjal itu, tak membuat Basyrah dan sang istri, Sari Meutia terpuruk. Terutama Sari, yang selama ini menganggap hidupnya sudah too good to be true bersama Basyrah dan dua putra mereka. Sari justru terpacu untuk mencari solusi terbaik demi Basyrah, yang harus istirahat total dari pekerjaannya sebagai seorang kontraktor. Sari menghabiskan hari-harinya untuk mencari informasi lewat berbagai sumber, cara dan tempat. Sedikit berbeda dengan kisah Huda dan Dadang yang didukung penuh keluarga besar, upaya pencarian donor ginjalnya, agak terbentur dari pandangan “kolot” keluarga besarnya, yang takut dengan resiko hidup dengan satu ginjal. Perjuangan keras Sari pun akhirnya berlabuh sampai di negeri tirai bambu, China. Perjuangan untuk transplantasi ginjal dengan ginjal orang China tak dikenal yang sedikit berbau “ilegal”, akhirnya sukses dilakukan pada 2009 lalu. Soal biaya, ada kisah mengharukan dari putra bungsunya, Avi, yang pernah berkata padanya “Mama, kalau biaya operasi Ayah kurang, jual Avi aja dulu buat menambahi sisanya, ntar, kan Mama bisa cari uang lagi untuk menebus Avi…” Dan kisah die hard terakhir, dituturkan oleh Sonny F. Hadiwarsito. Boleh jadi Sonny adalah satu-satunya manusia di Indonesia, mungkin juga dunia, yang hidup dengan 4 ginjal karena telah menjalani cangkok ginjal hingga dua kali. Belum cukup, kini ia bersiap-siap untuk melakukan cangkok ginjal yang ketiga kalinya. Pengusaha properti dan dosen yang hobi otomotif ini, berjiwa pejuang sejati. Saat menekuni hobi otomotifnya, ia mengalami kecelakaan hebat. Akibatnya, ia harus hidup dengan tulang kaki palsu dan cacat tangan seumur hidup. Namun hal ini tak menyurutkan aktivitasnya. Hingga akhirnya ia divonis gagal ginjal kronis akibat konsumsi rutin obat anti nyeri untuk sakitnya, serta imbuhan hipertensi yang dideritanya. Ia tak mau menyusahkan keluarganya, karena untuk menjadi donor ginjal diperlukan keikhlasan yang luar biasa. Dan China menjadi tujuan akhirnya untuk transplantasi ginjal pada tahun 2000. Sukses cangkok ginjal, ia tak mau terkungkung aktivitasnya. Ia tetap menjalankan perusahaan, mengajar di kampus dan menekuni hobinya. Alhasil, ia terserang virus yang menggerogoti ginjal barunya. Ia pun harus ke China lagi, menambah jumlah ginjalnya hingga menjadi 4 buah pada tahun 2005 silam. Tak berakhir deritanya, kini ia divonis gagal ginjal untuk ketiga kalinya. Cuci darah kini harus dijalaninya seminggu tiga kali. Namun ia tetap tak menampakkan profil seorang yang menanggung beban super berat. Berkat dukungan istri tercinta, Sonny melalui hidupnya dengan semangat. Selain 3 aktivitas utama, ia justru menambahnya dengan menjadi seorang motivator dan mendirikan yayasan ginjal, untuk memberikan konseling dan bantuan bagi sesama penderita gagal ginjal. ***
Jumat, 19 Maret 2010 Judul: Mengejar Mimpi Banyak jalan menuju Roma, hal inilah yang diyakini para narasumber Kick Andy kali ini dalam mengejar mimpinya. Misalnya kisah Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf. Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah, kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis. Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta. Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi. Sejak kecil ia disibukan dengan urusan membantu perekonomian keluarga dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek payung saat hujan. Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya, tidak berhasil. PHK yang menimpa ayahnya, kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen. Menjelang masa kuliah, Basuki mulai merambah usaha baru, yakni jadi loper koran. Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran dan di waktu luang jadi pedagang asongan. Pada Januari 2010 lalu, Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia. Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta. Dari Yogyakarta, ada kisah menarik milik Purwadi. Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya yang penjual bakul sayur, tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya. Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara. Masa kuliah ia berjualan kantung gandum, menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan. Untuk mengirit biaya buku dan makanan, ia memiliki trik-trik khusus semasa kuliah. Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Anda mengenal Saldi Isra? Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air. Di usianya yang ke 42 tahun, ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor. Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa? “Orang tua saya petani yang buta hurup, dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah,” katanya saat tampil di Kick Andy. Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia, Eka Julianta. Dokter yang telah berhasil melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini, kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Tapi tahukah anda, bahwa perjuangan Eka, untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-citanya sebagai dokter, dimulai dengan membantu ibunya menumbuk singkong getuk, dan menjajakannya di sekolah. Inilah episode yang akan mengajak kita semua untuk belajar pada pengalaman orang-orang yang berhasil. Pengalaman yang telah membawa bukti bahwa kemiskinan bukanlah halangan untuk mengejar mimpi dan mewujudkan apa yang kita cita-citakan. ***
Jumat, 26 Maret 2010 Judul: Berani Tampil Beda Seni pertunjukan – termasuk tari, musik, dll – di Indonesia kini sudah mengalami transformasi. Jika biasanya banyak di antara pelaku seni pertunjukkan memilih mengambil jalur aman (mainstream) alias berkompromi dengan keinginan pasar, kini tak jarang pula yang memilih untuk berkarya dengan cara yang berbeda, bahkan tergolong nyeleneh, berani, lucu, dan ekstrim. Mereka adalah orang-orang yang berani tampil beda! Dari Kota Pendidikan, Yogyakarta, hadir band The Produk Gagal dan Fonticello. The Produk Gagal (TPG), menamakan musik mereka Aliran Orkes Moral, yang terinspirasi pada grup musik angkatan 70-an, PMR (Pengantar Minum Racun) dan PSP (Pancaran Sinar Petromax). Genre musik humor, namun sarat dengan pesan-pesan moral serta kritik sosial, menjadi pilihan TPG untuk berkiprah di dunia musik Indonesia. TPG yang berumur 8 tahun tepat di hari yang sama mereka hadir menjadi tamu di Kick Andy ini, telah menghasilkan 3 album indie sejak 2004 hingga 2006. Band yang tahun ini meluncurkan album komersial pertama bertajuk MariJuana (Mari Berjuang Atasi Narkoba) pada 19 Maret 2010 lalu ini, sangat percaya diri melawan arus musik bertema percintaan saat ini. Mereka memadukan aliran musik pop, rock, jazz hingga ska dengan unsur musik etnik tradisional, selain mengkombinasikan 50% musik dan 50% kostum panggung. Simak seperti apa penampilan unik bin heboh mereka di Kick Andy, serta jawaban-jawaban nyeleneh yang keluar dari mulut Gepeng Kesana-Kesini dan teman-temannya saat ditanya host Kick Andy mengenai ciri dan karakter khas, konsep musik serta visi misi bermusik mereka. Sementara Fonticello, berusaha mendobrak anggapan bahwa alat musik Cello hanya sebatas instrumen pendukung untuk musik jazz maupun klasik, yang sangat terbatas segmentasinya. Di tangan 4 personil Fonticello, Madey, Angga, Taufan, dan Alex, serta Dave sebagai additional drummer, alunan gahar dan menggelegar khas musik classic rock dan heavy metal mereka ciptakan dari gesekan dan petikan Cello, yang mereka namakan Cello Rock. Berlatar belakang fakultas seni musik dengan jurusan Cello, yang berbasis musik klasik, tak membuat mereka terbelenggu dengan format musik ”berat” itu. Berawal dari wadah ajang kumpul-kumpul sesama pecinta Cello bernama Jogja Cello Ensemble, mereka akhirnya terinspirasi oleh grup musik asal Finlandia Apocalyptica, yang juga memainkan Cello untuk musik rock. Kini Fonticello menjadi satu-satunya grup musik yang memainkan aliran Cello Rock di Asia. Sementara dari Bandung, ada grup Lungsuran Daur yang dimotori oleh Dodong Kodir. Keunikan grup musik Kerawitan Sunda Kontemporer ini adalah dari alat-alat musiknya. Seluruh instrumen musik Lungsuran Daur, terbuat dari benda-benda bekas yang cenderung telah menjadi sampah. Mulai dari sampah plastik, kayu, logam, fiber hingga kulit buah-buahan. Hobi Dodong Kodir adalah menyusuri segala macam pasar loak dan mengobok-obok sampah, demi menemukan bahan-bahan limbah yang bisa dimodifikasinya menjadi alat musik dengan bunyi-bunyian baru. Misalnya Tornadong, instrumen dari buah labu yang mampu menghasilkan suara menggelegar seperti badai tornado, kemudian juga sebuah bolpoin bekas, yang mampu mengeluarkan suara gemuruh air bah, dan masih banyak lainnya. Selain kekhasan alat musiknya, Dodong juga kerap
mengkombinasikan seni musiknya dengan pertunjukan teater, musikalisasi puisi, maupun karya sastra lainnya. Alhasil, Dodong dan Lungsuran Daur bisa melanglang buana ke 5 benua atas undangan negara-negara asing untuk mempertunjukkan mahakarya seninya. Sedangkan The Indonesia Choir (TIC) berdiri pada tahun 2008. TIC adalah paduan suara yang mewadahi penyanyi dan musisi Indonesia untuk melestarikan dan mengembangkan musik tradisi, musik nasional dan musik dunia. Sebagian besar lagu yang dinyanyikan TIC adalah lagu-lagu daerah Indonesia, yang diaransir ulang dengan apik dan harmonis oleh sang pendiri sekaligus konduktor, Jay Wijayanto. Oleh Jay, paduan suara yang umumnya dipersepsikan serius, berat dan jaim, diubah menjadi paduan suara nan ceria, koreografi yang enerjik, dikombinasikan dengan keramaian acapella serta interaksi jenaka Jay dan personil TIC dengan para penonton. Keunikan TIC inilah, yang mengantarkan mereka pada sejumlah konser di beberapa negara Eropa. Dan tak kalah heboh, adalah pertunjukan seni tarian sekaligus olahraga cheerleading dari Indonesian Cheerleading Community (ICC) All-Stars. ICC AllStars berupaya mendobrak pandangan bahwa cheerleading selalu dikonotasikan hanya sebagai tarian sorak-sorai penyemangat oleh sejumlah perempuan yang dikenal sebagai pom-pom girl. Atau pandangan jika dilakukan oleh laki-laki, umumnya adalah laki-laki yang ”melambai” atau banci. ICC Allstars justru dirintis oleh seorang laki-laki tulen. Oki Trihartomo, adalah seorang pecinta olahraga fisik, yang tertarik pada tingginya tuntutan stamina dan keterampilan fisik serta keindahan gerakan-gerakan senam gimnastik sebagai daya tarik utama cheerleading. Selain lima orang perempuan, tujuh anggota ICC Allstars lainnya adalah para pria tulen, yang juga penggemar olah raga bela diri, olahraga fisik lainnya dan tarian modern. Berkat keseriusan ICC Allstars menekuni cheerleading, mereka mampu membawa nama Indonesia ke sejumlah kompetisi cheerleading internasional yang diadakan di Jepang dan Jerman. ***
Jumat, 2 April 2010 Judul: Berguru ke Negeri Kangguru Selama ini kita mengenal program pertukaran pelajar, yaitu pelajar dari Indonesia bertandang ke luar negeri atau sebaliknya dari mancanegara belajar ke Indonesia. Kali ini Kick Andy akan mengupas pertukaran guru. Yaitu sejumlah guru yang ada di beberapa daerah dikirim ke Australia. Di Benua Kanguru itu para guru belajar dan mengajar di sekolah-sekolah setempat dan tinggal di rumahrumah guru yang tentu saja warga Australia. Tentu saja banyak manfaat yang bisa diambil dan cerita-cerita unik dari para guru yang mengikuti program BRIDGE atau Building Relationship and Growing Engament Australia – Indonesia itu. Ahmad Faiz misalnya. Guru yang mengajar di Peguruan Al Hikmah Surabaya itu pernah mengikuti program BRIDGE ke Australia pada 2009 lalu. Sepulang dari Australia, pria 27 tahun itu langsung menterapkan metode yang diperolehnya. Salah satunya adalah dengan “pin”. Jadi setiap guru atau siswa yang memakai pin itu harus menggunakan bahasa Inggris, karena di pin itu tertulis “Speak English with me”. “ Akibatnya, di lingkungan sekolah Al Hikmah semua harus menggunakan bahasa Inggris mulai dari guru, siswa hingga petugas kebersihan,”ujar Ahmad Fais. Selain itu, Ahmad Fais juga meniru cara berdisiplin para guru di Australia. “Di Australia guru harus datang ke kelas sebelum murid masuk,”kata Ahmad Fais serius. Makanya di Sekolah Al Hikmah, sebelum guru mengajar 15 menit sebelum bel masuk, digelar “morning briefing”. Di acara morning briefing itu setiap guru selain mengaji, membaca ayat-ayat suci Al Quran juga menceritakan persoalan yang lagi hangat dalam bahasa Inggris. Cerita menarik lainnya adalah yang dikisahkan Johanes Budi atau akrab disapa Pak Budi. Pria asal Yogyakarta itu mengikuti program Bridge dan dikirim ke Australia pada 2009 lalu. Sepulang dari Benua Kanguru, Pak Budi langsung menterapkan pengalamannya di tempat ia mengajar yaitu di SMK Kesuma, Mataram, Lombok. Dengan peralatan seadanya Pak Budi yang terkenal di kalangan murid-muridnya itu membuat sejumlah alat peraga dan ditempelkan di dalam ruangan kelas. Di ruangan kelas yang tadinya kosong dan bersih diubah sedemikian rupa, sehingga penuh dengan pernak-pernik alat peraga. Dengan sejumlah pernak-pernik itu akan memudahkan siswa untuk mengingat dan menghafal. Pengalaman menarik selama mengikuti program Bridge bagi Pak Budi adalah ia sering diundang untuk mengajar di berbagai sekolah di Australia. Para guru di Australia banyak yang tertarik dan terkesan cara mengajar Pak Budi. Selain atraktif, Pak Budi juga selalu mengenakan baju tradisional Lombok ketika mengajar. ”Bahkan akibat ulah saya ini, saya pernah ditulis dan masuk di salah satu surat kabar setempat,” kata Pak Budi bangga. Sementara para guru dari berbagai daerah yang baru saja mengikuti program Bridge bertekad akan menterapkan apa yang dilihat dan dipelajari di negeri kanguru itu. Seperti Kasim Bahri dan Sally Kharisma Putri ini misalnya. Kedua guru asal SMU Negeri Palembang, Sumatera Selatan itu akan meniru cara mengajar di sekolah negeri di Kingscote, Kangaroo Island, Australia. Menurut mereka, sistem mengajar di Australia bisa ditiru terutama adalah dengan formasi duduk para siswa. Jika di Indonesia posisi bangku para murid berjajar dari depan ke belakang, maka akan diubah dengan melingkar. Ini dimaksudkan agar guru dan siswa bisa lebih interaktif, tidak satu arah.
Sama juga halnya pengalaman yang diperoleh Sri Wuryaningsih dan Keni Putri. Kedua guru SMU 70 Jakarta itu ditempatkan di Paramatta High School Sydney Australia ketika mengikuti program Bridge 2010 lalu. Di Paramatta mereka bisa melihat bagaimana sekolah itu menggunakan kurikulum yang benarbenar menghargai jerih payah para siswanya. Di sekolah yang siswanya sebagian besar adalah multi etnis itu tidak dikenal dengan tidak naik kelas. Jadi semua muridnya setiap tahunnya naik kelas. Hanya saja peringkat siswa ditentukan dengan nilainya. ”Benar-benar merupakan sesuatu yang baru,” ujar mereka. Program Bridge yang sudah berlangsung selama 3 tahun dan mendapat kucuran dana dari Yayasan Myer dan AusAid itu tentu saja patut dihargai terutama bagi sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Di tengah keterpurukan perekonomian Indonesia yang mengakibatkan sedikit terabaikan dunia pendidikan kita, studi banding para guru kita ke Australia itu benar-benar sangat terasa manfaatnya. Tentu saja, bukan studi banding yang marak dilakukan para pejabat kita ke luar negeri yang banyak menghambur-hamburkan uang rakyat. ***
Jumat, 9 April 2010 Judul: The Story of Kick Andy Apakah menurut Anda seorang Andy F. Noya adalah seorang presenter talk show yg selalu sempurna dalam hal membawakan acara bincang-bincang, tidak pernah melakukan kesalahan saat wawancara dan selalu mampu mengatasi permasalahan topik maupun narasumber secara mudah? Juga bahwa Kick Andy adalah sebuah acara televisi yang selalu mulus dan lancar dalam setiap proses produksinya? Belum tentu. Jika Anda pernah menonton proses rekaman Kick Andy di studio Metro TV, bisa jadi persepsi-persepsi tersebut tidak terlalu mengendap di benak Anda. Tapi bagi yang selama ini hanya menyaksikan lewat televisi, bisa jadi episode ini akan sedikit mengubah pandangan Anda. Inilah episode yang akan membuktikan bahwa Kick Andy dan Host-nya, Andy F. Noya, tetaplah sebuah acara dan individu yang sangat manusiawi. Tak pernah lepas dari salah dan keliru, baik teknis maupun non-teknis, termasuk yang unik, aneh tapi juga menarik. Hal-hal inilah yang akan dibongkar tuntas oleh pakar kelirumologi Indonesia, Jaya Suprana. Di sini ada sejumlah kilas balik episode-episode yg boleh jadi adalah bloopers atau adegan-adegan salah, yang tak masuk ke dalam tayangan di televisi, atau cuplikan-cuplikan episode yg fenomenal di Kick Andy. Misalnya adeganadegan di mana sejumlah tamu bertingkah aneh dan nyeleneh, sehingga membuat Andy Noya kikuk, salah tingkah, sampai speechless dan mutung. Juga beberapa tamu yang ngotot bahwa mereka mampu menggantikan posisi sang host dan mencoba menjadi pembawa acara. Kemudian juga beberapa adegan salah-salah saat proses rekaman. Misal saat Andy Noya salah menyebut nama narsum, salah baca sejumlah kalimat yang berulang-ulang hingga take ulang sampai lebih dari 5 kali hingga kepleset bicara. Masih ada lagi momen-momen khusus Kick Andy yang kembali muncul di episode ini. Terutama saat episode profil seorang tokoh, di mana di ujung acara diakhiri oleh munculnya tamu kejutan. Ada yang benar-benar mengejutkan dan membuat sang tamu utama terperangah tak menyangka sama sekali bahkan bengong atau menangis bahagia, tapi ada juga kejutan palsu yang membuat tamu utama terkekeh-kekeh karena kena dikerjai Kick Andy. Dan di episode ini Anda boleh menertawakan kekonyolan-kekonyolan Kick Andy, yang mungkin selama ini tak pernah disaksikan di televisi. Saat sejumlah gangguan non-teknis terjadi, dan membuat keseriusan perbincangan terganggu secara sukses. Baik lucu maupun justru mencekam. Masih banyak lagi warna-warni kisah di balik layar proses produksi Kick Andy. Tentang latar belakang penentuan topik, proses kreatif tim Kick Andy dalam menentukan alur acara, perburuan narasumber hingga bagaimana Kick Andy terus mempertahankan hubungan baik, bahkan sampai saat para "saudara dan keluarga" Kick Andy ini tutup usia.
Jumat, 16 April 2010 Judul: Mereka yang Terpanggil “Seorang Ibu itu secara tiba-tiba datang ke rumah saya sambil menggendong seorang bayi yang kepalanya membesar. Dan, secara reflek saya pun hanya mengulurkan uang sebesar Rp 100 ribu saja,” ujar Anne Avantie seorang perancang busana kebaya yang cukup terkenal di negeri ini. Dan, sejak itu Anne yang berdomisili di Semarang - Jawa Tengah itu pun mengaku, pertemuan dengan seorang ibu dan bayi yang kemudian diketahui bernama Aris Masori itu menjadi titik balik dalam kehidupannya. Hati Anne saat itu benar-benar terpanggil untuk memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkannya. Walaupun ia sudah punya nama besar dan harta melimpah, ia sering merasakan kekosongan atau kehampaan dalam hati. Terlebih ibundanya tercinta seakan mendapat mukzizat karena sembuh dari serangan kanker mulut rahim. Anne yang terpanggil kemudian membuat rumah singgah yang ia beri nama Rumah Singgah Kasih Bunda. Awalnya, menurut Anne rumah singgahnya menampung anak-anak yang menderita hydrocepalus atau kekurangan cairan di kepala. Namun kini. Rumah Singgah Kasih Bunda juga menampung anak-anak penderita radang otak, bibir sumbing dan lainnya. Anne mengaku, sering mendapat cibiran dan tuduhan mencari popularitas ketika mendirikan rumah singgah itu. Namun ia tak peduli, dan hingga kini sudah ratusan anak yang berhasil telah ia tolong. Kisah lain yang tak kalah menyentuh adalah yang dialami Budi Soehardi. Kala itu, Budi yang seorang pilot maskapai penerbangan Singapore Airlines itu hendak merencanakan liburan keliling dunia bersama keluarga. ”Sebagai pilot memang saya berhak mendapat cuti dan liburan keliling dunia dengan fasilitas first class,” ujar Budi mengenang. Ketika sedang makan malam, matanya tertuju kepada sebuah tayangan di televisi. Ia pun tertegun manakala melihat tayangan penderitaan anak-anak korban kerusuhan pasca jajak pendapat Timor Timur pada 1999 lalu. Hatinya menangis dan menjerit ketika melihat anak-anak itu makan seporsi mie instan yang dibagi berdelapan. Ia dan istrinya kemudian saling pandang. Mereka kemudian memutuskan membatalkan acara liburan keliling dunia. Budi dan istrinya, Peggy kemudian bahu membahu mengumpulkan bantuan untuk para pengungsi itu. Upaya Budi dan Istrinya ternyata mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan terutama teman-temannya. Setelah menyalurkan bantuan itu, Budi yang tinggal di Singapura itu kemudian membuat rumah panti asuhan di Kupang, Nusa Tenggara Timur bagi korban kerusuhan pasca jajak pendapat Timor Timur. Akibat upaya Budi dan istri yang tak kenal lelah itu tahun 2009 lalu ia mendapat penghargaan CNN HEROE dari stasiun televisi berita CNN. Kisah Daniel Alexander lain lagi. Pria separuh baya asal Babad, Jawa Timur itu sudah menjelajahi belahan dunia. Mulai dari Eropa, Amerika hingga Australia ia jelajahi untuk memberikan pelayanan di bidang agama. Namun suatu ketika ia secara tidak sengaja membaca sebuah buku yang berjudul From Jerusalem to Irian Jaya. Dan, sejak itu ia selalu terngiang-ngiang untuk datang dan melihat pulau paling timur di Indonesia itu. Ternyata, setelah ia melihat sendiri Pulau Irian Jaya, ia sangat sedih karena pulau yang kaya akan sumber daya alam itu ternyata penduduknya terbelakang terutama di bidang pendidikan. Dan sejak
saat itu ia dan istrinya bertekad untuk membantu warga Papua terutama di bidang pendidikan. Setelah melalui perjuangan dan rintangan, Daniel Alexander ditemani istrinya Loise yang warga negara Kanada telah berhasil mendirikan sekolah mulai jenjang Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Sekolah sistem asrama yang didirikan Daniel itu tersebar di berbagai pelosok antara lain, Jaya Wijaya, Kerom, dan Nabire. Kadang kita tak habis mengerti apa yang dilakukan orang-orang itu yang katanya hatinya ”terpanggil”. Mereka bisa hidup tenang-tenang dan ongkangongkang di rumah, karena secara materi memang cukup. Tetapi mereka tidak melakukan itu. Karena hidup itu bagi mereka harus berarti. Dengan memberikan pertolongan kepada sesama menurut mereka bisa menyirami jiwa. Dan itu menurut mereka tidak bisa dibeli dengan harta dan popularitas. ***
Jumat, 23 April 2010 Judul: Cinta Tanpa Batas Ini bukan dongeng, ini kisah cinta perempuan-perempuan terpilih yang melupakan mimpinya tentang seorang pangeran gagah dan tampan. Inilah kisahkisah para istri yang rela mencintai dan berbagi kehidupan dengan lelaki, yang secara fisik tidak sempurna. Mengapa mereka melakukannya? “Karena saya yakin cinta datang dari hati. Meski Ummi saya pada awalnya tidak menyetujui,” ujar Irma, seorang guru yang menikah dengan Zulfan, seorang duda yang mengalami lumpuh kedua. Pada awalnya Irma mengaku ragu untuk menerima Zulfan sebagai kekasihnya, terutama karena melihat kekurangan fisik lelaki itu, tapi khirnya hatinya pun luluh. Tak beres sampai situ, karena kemudian menghadapi tantangan berikutnya yakni, orang tua yang menolak mentah-mentah lamaran Zulfan. Kekuatan cinta lah yang kemudian meyakinkan orang tua Irma untuk menerimanya. Saat Ibunda Irma ditanya Host Kick Andy, apa perasaannya ketika pertama kali melihat calon pasangan putrinya itu? Ibu Siti Zaenab, atau yang biasa dipanggil Ummi menjawab tegas, “Ancur!” katanya. “Ya gimana? cacat begitu, kan gak bagus dibawa kondangan,” lanjutnya. Lalu apa yang membuat Umi menerimanya? “Ya lama kelamaan dia baik juga,” ujarnya diakhiri tawa. Persoalan ijin orang tua, sepertinya memang menjadi kendala terbesar dalam hubungan semacam ini. Misalnya kisah hubungan Jajang dan Maryati. Jajang adalah seorang pegawai di RS Fatmawati yang jadi korban tabrak lari hingga kedua kakinya menjadi tak sempurna, karena mengalami kelumpuhan. Namun bagi Maryati, seorang suster di rumah sakit yang sama, Jajang adalah pria sempurna yang layak jadi suaminya. Tentu saja, keluarga menentang hubungan mereka, tak hanya soal fisik tapi juga ekonomi. Meski Jajang punya keterbatasan, tapi cinta tak pernah memiliki batas. Mereka akhirnya menikah dan membuktikan bahwa kecacatan kaki Jajang bukanlah pembatas mereka untuk bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka kini sudah berusia 23 tahun, dan dikaruniai seorang putri. Cinta tanpa batas, juga ada pada pasangan Priagung yang menyandang tuna rungu, dengan Lela, yang secara fisik sempurna. Apa alasan Lela mau menerima pria tuna rungu yang diperjodohkan orang tua mereka? “Saya sangat ingin memiliki seorang suami yang tidak nakal,” jawabnya. Bagi Lela, Agung, panggilan Priagung, adalah pria yang sangat baik, tidak bergaul seperti anak muda kebanyakan, senang membaca dan religius. Jadi ia pun rela menjadi istri Agung, meski harus memiliki cara unik dalam berkomunikasi. Lain lagi kisah yang dialami pasangan Sinarahardja dan Herlina. Sinarahardja adalah penderita kaki lumpuh akibat polio. Meski demikian ia tumbuh sebagai lelaki bersemangat hingga bisa menyelesaikan kuliahnya di Universitas Gajah Mada. Saat bekerja di Bogor, Sinarahardja bertemu dan jatuh cinta dengan gadis bernama Herlina. Sayang hubungan mereka terhambat oleh orang tua yang tak merestui. Namun Herlina berusaha meyakinkan kedua orang tua , hingga restu itupun turun, meski hanya 50% saja. Kini pasangan itu bahkan saling bahu membahu membangun sebuah perusahaan konsultan pajak, dan berhasil. Kelumpuhan kaki
Sinarahardja tak melumpuhkan cinta dan kehidupan rumah tangga mereka yang kini dikaruniai 2 putri. Cinta memang tanpa batas, bahkan dalam batas kegelapan penglihatan. Bagi Saidah Fauzi , kebutaan di bola mata Muhammad Fitra Salahudin, bukanlah penghalang untuk mencintai dan membagi hidup hidupnya bersama pria itu. Padahal, sebelum bertemu Saidah, Fitra baru saja ditolak oleh keluarga perempuan yang menjadi pacar sebelumnya, karena tak mau memiliki menantu tuna netra. Fitra adalah seorang korban kecelakaan lalu lintas yang tak hanya menghilangkan penglihatannya, tapi juga kehancuran di wajahnya. Ia harus menjalani dua kali operasi dan sedikitnya mendapat 150 jahitan halus untuk memperbaiki wajahnya. Meski demikian, Saidah memiliki keyakinan bahwa sosok Fitra yang tuna netra itu adalah imam yang tepat baginya. Mereka menikah 4 tahun lalu, dan hidup bahagia bersama putra tunggal mereka. Inilah sebuah episode tentang sebuah bukti bahwa cinta tak memiliki batas, bahkan mungkin semakin hari, semakin cinta, seperti lantunan lagu penutup dari Vina Panduwinata di episode special ini. ***
Jumat, 30 April 2010 Judul: Kesempurnaan Cinta Setelah menyaksikan tayangan “Cinta Tanpa Batas” sejumlah perempuan hebat. Kini saatnya Anda menyimak “Kesempurnaan Cinta” dari para lelaki yang melupakan mimpinya tentang perempuan cantik dengan penampilan sesempurna mungkin. Ini kisah tentang sejumlah lelaki yang ikhlas mencintai dan berbagi kehidupan dengan perempuanperempuan yang mengalami kekurangan secara fisik. Mengapa pula mereka mau melakukannya? “Ketika pertama saya melihat Priska, saya merasa inilah jodoh saya,” ujar Fandy Prasetya Kusuma, mengenang awal hubungannya dengan Priskilla Smith Jully atau Priska, seorang perempuan penyandang tuna netra sejak lahir. Priska, perempuan asal Jambi, yang hidup mandiri di Kota Semarang. Menurutnya, kebutaan mata yang ia peroleh, adalah akibat dari perbuatan orang tua yang ingin menggugurkan ia saat masih janin. “Tapi sekarang saya memaafkan mereka, karena ini pasti akibat ketidaktahuan mereka,” tutur Priska, yang sejak kecil hidup berpindah-pindah kota ini. Hubungan Fandy dan Priska dimulai saat mereka bekerja di sebuah stasiun radio di Semarang. Bisa ditebak, pada awalnya, hubungan ini tak mendapat restu dari orang tua Fandy. “Begitu saya bawa Priska ke rumah, ayah saya menyelinap pergi ke luar rumah dan Ibu saya diam dengan mata berduka. Ia tak ikhlas mungkin, anaknya yang sarjana hanya mendapat gadis lulusan SD, buta pula!,” ungkap Fandy. Pasangan ini kini berbahagia dengan satu anak dan 80 anak asuh mereka! yang kebanyakan adalah anak-anak cacat ganda, juga anak-anak yatim piatu. Ya memang, sejak sebelum menikah, Priska yang mengaku punya masa kecil kurang indah ini, memiliki kepedulian untuk membantu anak-anak yang terabaikan keluarganya. Dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Kick Andy menemukan pasangan unik Mujadi dan Putri Meyrinawati. Mujadi pria normal yang berprofesi sebagai guru dan Putri adalah seorang perempuan penyandang Mental Reduction (MR) atau keterbelakangan mental. Putri pernah bersekolah di sekolah umum sampai kelas tiga, setelah itu bersekolah di sekolah luar biasa karena tidak mampu mangikuti pembelajaran di sekolah umum. Putri kemudian bersekolah di SLB masuk dalam kategori C (tuna grahita). Mujadi dan Putri menikah pada akhir tahun 2008 lalu. Tak ada masalah dengan soal perijinan orang tua, tapi diakui Mujadi, masih banyak hal yang harus dipelajari bersama dalam hubungan perkawinan mereka. “Saya masih harus banyak menyesuaikan diri karena Putri mempunyai sifat yang labil dan kekanak-kanakan,” ujarnya. Sementara dari Bandung ada pasangan Asep Dindin Sofiadin dan Mimin Aminah. Kita akan terkesan dengan kehadiran dan cara Asep membantu Mimin berjalan tertatih-tatih, dengan dua tongkat penyanggahnya, menuju set Kick Andy. Pasangan ini sudah saling kenal sejak masa sekolah. Asep adalah adik kelas Mimin. Bagi Asep soal usia atau kondisi fisik Mimin yang mengalami cacat kaki akibat polio, bukanlah alas an untuk
tidak mencintai Mimin. Tapi lebih penting baginya, ada kenyamanan yang ia rasakan saat berkomunikasi dengan perempuan yang notabene lebih tua darinya itu. Mimin sendiri sempat menolak untuk menerima Asep. Bahkan Mimin sempat berusaha untuk mencarikan perempuan lain bagi Asep. Tapi toh akhirnya cinta mereka bisa berlangsung hingga ke pelaminan tanpa rintangan dan hambatan dari keluarga. Kini 16 tahun sudah, mereka bersama dalam mahligai rumah tangga, dan memiliki 5 anak. Hebatnya lagi, pasangan ini kini menjadi konsultan dan memberikan banyak pelatihan tentang “Smart Love”. Pasangan Jumat dan Maryati dari Karawang adalah pasangan yang unik. Jumat, pemain lenong yang bertubuh normal ini, telah memilih Maryati yang hanya bertinggi badan 90 cm untuk menjadi istrinya. “Banyak yang cakep di lenong emang, tapi saya memilih dia,” ujar Jumat mantap. Maryati sendiri mengaku percaya kalo Jumat benar-benar mencintainya. “Saya suka diajak jalan-jalan, dan dia gak malu,” katanya. Kehadiran mereka di Kick Andy ditemani oleh buah kasih semata wayang mereka yang bernama Cipto. Ketika ditanya host Kick Andy, apakah Cipto malu punya ibu mini seperti itu? Cipto menjawab tegas, ”Enggak.” Kehadiran seorang anak memang selalu memberi warna bagi sebuah rumahtangga. Tapi kalo Tuhan menghendaki lain? Mungkin sebaiknya kita belajar pada kesempurnaan cinta pasangan Eko Priyo Pratomo dan Dian Wahdini Syarief, asal Bandung. Pasangan yang menikah 20 tahun lalu ini pada awalnya adalah pasangan yang normal, artinya kondisi fisik keduanya normal. Namun di tahun ke-9 perkawinan Mereka, Dian terserang penyakit Lupus, sebuah penyakit yang hingga kini belum diketahui penyebab dan obat yang dapat menyembuhkannya. Di tahun 1999 Dian harus berkurang penglihatannya, akibat infeksi di otak. Setelah beberapa kali operasi bongkar pasang otak, kini penglihatannya menjadi 5% saja. “Saya melihat orang seperti siluet di balik kaca es,” papar Dian. Sampai sekarang Dian sudah mengalami sekitar 20 operasi, dari otak hingga pengangkatan rahim. Dan dengan penuh kecintaan, Eko, sang suami menemaninya terus menerus. Dian sendiri mengaku sempat menawarkan pada sang suami untuk menikah lagi. “Bukan karena saya cemburu, tapi lebih pada saya tahu diri dengan kondisi saja,” kata Dian. Tapi toh Eko menolak. Baginya melihat penderitaan Dian selama sakit, menjadi motivasi terbesarnya untuk tetap mencintai dan menemani sang istri. “Saya belajar kekuatan pada Dian,” ungkapnya. Tak hanya sebatas itu, Eko juga membuktikan kecintaanya pada Dian dengan membuatkan puisi, hingga menulis sebuah buku tentang kekuatan cinta mereka, sebuah buku berjudul “Miracle of Love”. Inilah kisah-kisah penuh inspirasi, tentang kesempurnaan cinta, selamat menyaksikan. ***
RIWAYAT PENULIS
Nama
: Lolita Winoto
Tempat / tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Januari 1981
HP
: 0812-9620188
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL Tahun 2006 – 2010
: Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Broadcasting Program Kelas Karyawan
Tahun 2003 – 2004
: D1 Inter Studi Jurusan Bahasa Jepang
Tahun 1996 – 1999
: SMUN 19 (IPS)
PENGALAMAN KERJA November 2008 – sekarang
: freelance
Februari 2000 – Oktober 2008
: Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI - MNC)
Program yang pernah dibuat selama freelance (2008-2010) : -
Asisten Sutradara 2 Sitkom ”Kampung Sehat – DEPKES” di antv
-
Asisten Sutradara 2 Sitkom ”Kejar Tayang” di Trans TV
-
Asisten Sutradara 2 Sitkom “Bukan Romeo Juliet” di antv
-
Asisten Sutradara 2 Sitkom “SuperMen” di SCTV
-
Tim Penulis ”OKB” di Trans7
-
Asisten Sutradara 2 Sitkom “Numpang Idup” di antv
-
Tim Penulis Sitkom “Rumah Eyang by Indofood” di RCTI
Program yang pernah dibuat selama di RCTI (2000-2008) : - Production Assistant Sitkom “Office Boy (OB)” - Production Assistant Sitkom “SELEB” - Production Assistant Spesial Lebaran “Pesta Musik Hari Kemenangan” - Production Assistant Ulang Tahun RCTI “Sweet Seventeen” - Production Assistant Musik Spesial “Fantasi Bintang” - Asisten Sutradara Promo “Indonesian Idol 4” - Production Assistant, Post Production & Talent Coordinator Kuis “Who Wants To Be A Millionaire” - Continuity & Production Assistant FTV “Mencintaimu” (mendapatkan penghargaan Piala Vidia Utama di FFI 2006). - Production Assistant Hikmah Fajar Religi Islam “Pautkan Hati” - Production Assistant Spesial Lebaran “Pesta Kemenangan” - Continuity Movie Klip Padi “Siapa Gerangan Dirinya” - Production Assistant Spesial Maulud Nabi “Kumandang Cinta Aa Gym” - Production Assistant Diary “Bintang Cilik” dan “Bintang Cilik” - Production Assistant Sitkom Panggung “Dagelan Oke” - Production Assistant Spesial Tahun Baru “Musang Berjanggut” - Talent Coordinator Kuis 3 menit “F4” - Continuity & Pasca Produksi Sinetron “ Bintang Laut” - Continuity & Pasca Produksi Sinetron Spesial Hari Anak ”Geng Lima” - Continuity & Pasca Produksi Sinetron Anak ”LUV”