DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad, U. (2005). Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya. Jogjakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2. Artificial Neural Networks. (2007). Artificial Neural Networks. (Artificial Neural Networks) Retrieved April 1, 2008, from Artificial Neural Networks: http://www.learnartificialneuralnetworks.com/ 3. Badan Standardisasi Nasional. (2000). SNI 01-1902-2000. Badan Standardisasi Nasional. 4. Beverages Health and Vitality Team, Lipton, Unilever. (2005, September). Tea Flavonoids. Retrieved April 30, 2007, from Lipton: www.lipton.com/downloads/tea_health/beverage_guide/tea_flavanoids.pdf 5. Borah, S. (2005, Juli). Machine vision for tea quality monitoring with special emphasis on fermentation and grading. (Tezpur University) Retrieved Mei 31, 2008, from biriz: www.biriz.biz/cay/imalat/ENose.pdf 6. Borah, S., & Bhuyan, B. (2005, Maret 29). Non-destructive testing of tea fermentation. Retrieved Mei 8, 2007, from Warwick: www.eng.warwick.ac.uk/~esreal/SBorahNDT-02UK.pdf 7. British Standard Institution. (2002, July 12). BS Tea. Retrieved April 1, 2008, from Surrey: http://ftp.ee.surrey.ac.uk/papers/AI/L.Gillam/bs_tea.pdf 8. Chandra, B., & Varghese, P. P. (2007, April). Applications of Cascade Correlation Neural Networks for Cipher System Identification. Retrieved April 1, 2008, from waset: http://www.waset.org/pwaset/v20/v20-59.pdf 9. Encyclopaedia Britannica, Inc. (2000). Encyclopaedia Britannica. 10. Heaton Research, inc. (2005). Heaton Research. (Heaton Research) Retrieved April 15, 2008, from Hopfield Applet: http://www.heatonreseacrh.com/articles/61/page1.html 11. Hicks, A. (2001, Oktober). Article 4. Retrieved April 30, 2007, from Journal: www.journal.au.edu/au_techno/2001/oct2001/article4.pdf 12. Kohonen's Self Organizing Feature Maps. (2008). (ai-junkie) Retrieved April 1, 2008, from ai-junkie: http://www.aijunkie.com/ann/som/som1.html 13. Kristanto, A. (2004). Jaringan Syaraf Tiruan, Konsep Dasar dan, Algoritma dan Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media.
129
14. Kuhne, P. (2004, Juni). Food and Nutrition, What Nourish Our Children? Retrieved Mei 8, 2007, from Waldorf Library: www.waldorflibrary.org/waldorf journals project/FoodandNutrition.pdf 15. Lam, M. (2001). Detox Tea. Retrieved April 30, 2007, from Dr Lam: www.drlam.com/pictures/pdf/DetoxTea.pdf 16. Medler, D. A., Dawson, & W., M. R. (Tanpa tahun). Using Redundancy to Improve the Performance of Artificial Neural Networks. Retrieved Maret 20, 2008, from CNBC: www.cnbc.cmu.edu/~medler/papers/ai94.pdf 17. Munir, R. (2004). Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Informatika Bandung. 18. Niles, R. (2007). Standard Deviation. Retrieved Mei 7, 2007, from RobertNiles.Com: http://www.robertniles.com/stats/stdev.shtml 19. Ningrat, R. G. (2006). Teknologi Pengolahan Teh Hitam. Bandung: Penerbit ITB. 20. Rich, E., & Knight, K. (1991). Artificial intelligence, 2nd ed. McGrawHill, inc. 21. Russell, S., & Norvig, P. (2003). Artificial Intelligence, A Modern Approach. New Jersey: Pearson Education, Prentice Hall, Inc. 22. Schmoldt, D. S. (2001). Application of Artificial Intelligence to Risk Analysis for Forested Ecosystems. Retrieved Mei 8, 2007, from forprod: www.srs4702.forprod.vt.edu/pubsubj/pdf/01t4.pdf 23. Shehata, S., Cox, L. J., Fujii, J. K., & Dickson, C. A. (2004, Agustus). Factors Affecting Development of a Tea Industry in Hawaii. Retrieved Mei 8, 2007, from ctahr: www.ctahr.hawaii.edu/oc/freepubs/pdf/AB-15.pdf 24. Song, J.-W., Zhang, B.-T., & Kaang, B.-K. (1999). Temporal Pattern Recognition Using a Spiking Neural Network with Delays. (Seoul National University) Retrieved April 1, 2008, from BCS: http://www.bcs.rochester.edu/people/jwsohn/ijcnn0386.pdf 25. Spiegel, M. R., & Liu, J. (1999). Mathematical Handbook of Formulas and Tables. Singapore: McGraw-Hill Book Co. 26. Supriana, I., & Zacharias, T. (2007). Pemberian Argumentasi pada Jaringan Syaraf Tiruan non Statistik. Bandung: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung. 27. Wiki. (2005, Desember 31). Elman Networks. (TCL) Retrieved April 1, 2008, from Elman Networks: http://wiki.tcl.tk/15206
130
28. Wilson, B. (2007). Simulated Annealing/Boltzmann Machine Notes. (cse) Retrieved April 1, 2008, from cse: http://www.cse.unsw.edu.au/~billw/cs9444/Boltzmann-07-4up.pdf
131
LAMPIRAN
132
Lampiran 1
Prosedur pengamatan fisik teh hitam
Prosedur penentuan besar ukuran partikel teh hitam adalah sebagai berikut (Badan Standardisasi Nasional, 2000). 1. Contoh uji dengan massa
100 g diayak dengan menggunakan
ayakan yang menjadi batas atas kelas tersebut, misal, mesh 12 untuk BP 1. Teh tersebut secara berturutan diayak dengan ayakan yang lebih kecil, yakni mesh33 14, mesh 16, dan seterusnya. 2. Banyaknya teh yang berada dalam batas untuk grade tertentu dinyatakan dalam satuan persen.
Prosedur pengamatan fisik teh kering adalah sebagai berikut (Badan Standardisasi Nasional, 2000). 1. Contoh uji disebarkan secara merata di atas alas berwarna hitam untuk pengamatan warna. 2. Contoh uji disebarkan secara merata di atas alas berwarna putih untuk pengamatan bentuk, aroma, tekstur, keseragaman ukuran, adanya benda asing, serta adanya tip meliputi warna, jumlah, dan keadaannya. 3. Menyatakan hasil pengamatan sebagai berikut. a. Warna dinyatakan dengan kehitaman, kecokelatan, kemerahan, dan keabuan. b. Bentuk dinyatakan dengan tergulung / tidak tergulung, keriting / tidak keriting. c. Bau dinyatakan dengan normal / tidak normal / berbau asing. d. Tekstur dinyatakan dengan rapuh / tidak rapuh, padat / tidak padat. e. Benda asing dinyatakan dengan ada / tidak ada. f. Warna tip dinyatakan dengan kemerahan / keperakan. g. Jumlah tip dinyatakan dengan banyak / sedang / sedikit. 33
Mesh adalah ukuran yang menyatakan banyaknya lubang per satuan panjang inchi.
133
h. Keadaan tip dinyatakan sesuai hasil pengamatan seperti cerah, hidup, dan berambut rapat.
Standard yang berlaku di Inggris memberikan suatu diagram tentang bentuk dan jenis peralatan yang diperlukan seperti pada Gambar 0-1 (British Standard Institution, 2002).
Gambar 0-1
Peralatan yang diperlukan untuk verifikasi manual
134
Lampiran 2
Klasifikasi teh hitam
A. Elevasi Penanaman Elevasi penanaman merupakan suatu besaran yang melambangkan elevasi kebun atau tempat budidaya teh tersebut. Secara umum diklasifikasikan menjadi 3 kelompok seperti Tabel 0-1 (Hicks, 2001).
Tabel 0-1
Elevasi penanaman Jenis
Elevasi
Lowland
0 – 600 m
Midland
600 – 1200 m
Highland
1200 – 2000 m
Elevasi dapat menjadi faktor yang penting, ia mempengaruhi dalam penilaian mutu. Ada kecenderungan perbedaan penilaian berdasarkan perubahan elevasi penanaman.
B. Grade Grade merupakan sebuah sistem klasifikasi yang melambangkan seberapa besar butiran partikel teh hitam, atau seberapa besar ukuran ayakan yang dapat dilewati dan menahan butiran partikel teh tersebut .
Teh dibedakan menjadi dua jenis utama, ortodoks dan CTC (Crushing Tearing Curling). Teh ortodoks dibedakan menjadi 4 kelas, yakni teh daun (leafy grades), teh bubuk (broken grades), teh halus (small grades), dan teh campuran (mixed grades). Teh CTC hanya terdiri dari satu kelas. Rincian grade teh adalah seperti pada bagan berikut(Badan Standardisasi Nasional, 2000). 1. Ortodoks 1) Leavy Grades i) Orange Pekoe (OP) ii) Orange Pekoe Superior (OP Sup) iii) Flowery Orange Pekoe (FOP) iv) Souchon (S)
135
v) Broken Souchon (BS) vi) Broken Orange Pekoe Superior (BOP Sup) vii) Broken Orange Pekoe Grof (BOP GR) viii)
Broken Orange pekoe Spesial (BOP S)
ix) Leavy Mixed 2) Broken Grades i) Broken Orange Pekoe I / Broken Orange Pekoe (BOP I / BOP) ii) Broken Orange Pekoe II (BOP II) iii) Flowery Broken Orange Pekoe (FBOP) iv) Broken Pekoe (BP) v) Broken Pekoe II (BP II) vi) Broken Tea (BT) vii) Broken Tea II (BT) viii)
Broken Orange Pekoe Fanning Superior (BOPF Sup)
ix) Broken Orange Pekoe Fanning (BOPF) x) Broken Mixed (BM) 3) Small Grades i) Tippy Pekoe Fanning (TPF) ii) Pekoe Fanning (PF) iii) Fanning (F) iv) Fanning II (F II) v) Pekoe Fanning II (PF II) vi) Dust vii) Dust II viii)
Dust III
4) Mixed Grades 2. CTC 1) Broken Pekoe 1 (BP 1) 2) Pekoe Fanning 1 (PF 1) 3) Pekoe Dust (PD) 4) Dust 1 (D 1) 5) Fanning (FANN)
136
6) Dust 2 (D 2) 7) Broken Mixed (BMC) 8) Dust 3 (D 3) 9) Powdery Dust (PW Dust) 10) Mixed CTC
Gradasi teh merupakan bagian integral dalam proses produksi dan pengolahan teh melalui beberapa alat sortasi mekanis, namun verifikasi di laboratorium dilakukan secara manual terhadap sampel yang dikirimkan baik oleh kebun maupun oleh perusahaan carrier34. Verifikasi manual dilakukan dengan metode pengayakan bertingkat dan pengamatan fisik. Ayakan yang digunakan adalah ayakan bertingkat, sehingga teh akan tergradasi berdasarkan ukuran. Perincian standard ukuran teh ditunjukkan pada Tabel 0-2.
Tabel 0-2
Standard ukuran teh Jenis
Grade
< dari ayakan (mesh35)
> dari ayakan (mesh)
Ortodoks
OP
6 - 12
14
FP / BS
6-7
8
CTC
FF
7-5
8
FBOP / BOP I SP
8
10
GBOP / BOP I
10
12
BOP
12
14
BOPF
14
16
PF
22
24
DUST
24
32
BT
10 - 14
16
BP
8 - 12
14
Fann II
16 - 30
40
BM 2
12 - 16
24
BP 1 Bold / MC
6
10
BP 1 GR
8
12
BP 1
12
16
PF 1
16
24
PD
24
30
34
Istilah baku untuk perusahaan jasa pengiriman barang untuk ekspor, biasanya untuk perusahan pengapalan. 35 Mesh adalah sebuah satuan luas khusus untuk ayakan, melambangkan jumlah lubang ayakan per satuan panjang inchi.
137
Jenis
Grade
< dari ayakan (mesh35)
> dari ayakan (mesh)
D1
30
40
Fann II
16 - 24
30
D2
30 - 40
60
FNGS
16 - 40
60
BM 2
12 - 16
24
C. Kelas Mutu Kelas mutu teh melambangkan seberapa baik teh diproduksi dan seberapa tinggi kualitas teh tersebut, diatur dalam SNI 01 - 1902 - 2001(Badan Standardisasi Nasional, 2000). Komponen penilaian kelas mutu teh hitam meliputi penilaian terhadap partikel teh, cairan hasil infusi teh, dan ampas pasca penyeduhan, seperti pada Gambar 0-2.
Evaluasi Rutin Teh Hitam
Partikel
Air Seduhan
Ampas
Bentuk
Warna
Warna
Ukuran
Rasa
Kerataan Warna
Tip
Bau
Warna
Bau
Tekstur
Keseragaman
Gambar 0-2. Komponen evaluasi rutin mutu teh hitam(Badan Standardisasi Nasional, 2000).
138
Dari ketiga komponen tersebut, penilaian terhadap partikel teh hitam merupakan bagian yang paling vital, karena merupakan syarat minimum kelulusan bahwa teh layak dijual.
Penilaian diberikan ke dalam suatu skala antara A hingga E, dengan pendefinisian seperti pada Lampiran 5. Nilai kelas mutu yang baik dapat dikatakan sebagai bukti atas performa tahapan produksi yang baik.
139
Lampiran 3
Teknik pengambilan sampel formal
Pada dasarnya teknik pengambilan sampel yang digunakan dibedakan menurut asal dari sampel. Ada tiga jenis metode pengambilan sampel yang dikenal dan umum digunakan, meskipun tidak ada penamaan spesifik untuk masing-masing metode.
Di pabrik pengolahan teh proses pengambilan sampel dilakukan secara free flow36, di mana pada saat penuangan sampel ke dalam kemasan dilakukan pula penuangan ke dalam kantong sampel. Variasi dari metode ini adalah pengambilan secara acak pada saat penuangan teh ke dalam sack37 maupun pengambilan secara periodik untuk setiap sack, sedikit demi sedikit. Sampel diambil sekurangkurangnya 10 % dari total massa teh dalam setiap chop38. Untuk mendapatkan jumlah teh yang ideal dilakukan quartering39. Standard yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa sampel untuk arsip sebanyak 100 g, dan untuk pembeli sebanyak 200 g. Sampel dikemas dalam kemasan 4 lapis kertas dengan aluminum foil di dalamnya.
Pengambilan sampel teh yang telah dikemas dalam ukuran kecil maupun sack dilakukan setidaknya 10 % dari massa teh dalam wadah tersebut. Untuk mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan dapat dilakukan quartering beberapa kali. Sampel dikemas dalam kemasan 4 lapis kertas dengan aluminum foil di dalamnya(Badan Standardisasi Nasional, 2000).
Di perusahaan pengapalan, pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut. 1. Sampel diambil berdasarkan instruksi contoh yang diberikan kepada bagian sampling. 36
Diambil ketika dialirkan. Semacam kantong kertas berukuran besar untuk mengangkut teh untuk ekspor. Kapasitas sekitar 60 kg. 38 Satuan terkecil pengapalan teh hitam, sama dengan 20 atau 40 sack. 39 Mencampur sampel secara hati-hati, membaginya menjadi 4 kelompok, dan mengambil dua diantaranya untuk dicampur kembali, dilakukan beberapa kali, hingga didapatkan jumlah sampel yang sesuai dengan yang diinginkan. 37
140
2. Daftar timbang dibuat dengan cara menimbang 10 % dari total sack teh yang datang. Sampel diambil sebanyak 400 g per kebun jenis no. chop secara acak. 3. Sampel diambil menggunakan semacam alat seperti pipa runcing yang ditusukkan ke dalam sack teh agar isinya keluar. 4. Isi yang keluar ditampung dalam sebuah kantong kertas dengan terlapisi aluminum di bagian dalam. 5. Lubang pada plastik sungkup dan sack teh ditambal dengan selotip dan ditandai dengan label sampling. 6. Sampel teh yang terkumpul dibagi menjadi 4 kantong dengan perincian: 1) 200 g untuk pembeli 2) 100 g untuk Kantor Pemasaran Bersama 3) 50 g untuk kantor perkebunan asal 4) 50 g untuk arsip 7. Setiap kantong diikat dengan tali resin dan disegel.
Perlu diperhatikan bahwa petugas pengambilan contoh harus memenuhi syarat, yakni orang yang berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu, dan mempunyai ikatan dengan badan hukum, misal, pegawai perusahaan bersangkutan atau pegawai perusahaan audit.
141
Lampiran 4
Kompetensi ahli organoleptik
Standard yang diterapkan di PTPN VIII menyebutkan bahwa ahli organoleptic yang bekerja di Laboratorium Pusat PTPN VIII harus telah berpengalaman menjadi ahli organoleptic di pabrik di salah satu kebunnya. Ia harus memiliki pengetahuan yang dalam mengenai jalannya proses produksi di pabrik, karena cacat pada produk teh berasal dari cacat pada proses produksi. Sebagai contoh, bila teh ketika diseduh memberikan rasa hangus, ini terjadi karena proses pengeringan yang terlalu panas atau terlalu lama. Dia juga harus memiliki pengalaman memeriksa setiap sampel pada setiap tahapan produksi; tidak hanya produk hasil akhir teh hitam, tapi juga teh pra pelayuan, pasca pelayuan, teh pada tahapan fermentasi, dan sebagainya.
Ahli organoleptic di PTPN VIII diambil dari karyawan pada bagian produksi. Pelatihan mereka ditangani oleh Bagian Teknologi PTPN VIII. Pelatihan mereka juga dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina di Gambung.
Setiap bulan Oktober diadakan festival testing teh, untuk mengevaluasi kemampuan ahli organoleptic di masing-masing kebun. Festival teh ini diikuti oleh semua ahli organoleptic pada setiap kebun milik PTPN VIII, Kantor Pusat, dan Kantor Pemasaran Bersama, serta beberapa ahli organoleptic tamu.
Setiap laboratorium organoleptic mempekerjakan sedikitnya 3 ahli organoleptic. Dalam sehari dapat diselesaikan sekitar 300 sampel pada masa sibuk di hari Senin dan hari Kamis, atau 70 sampel pada masa tenang. Jam kerja para ahli tersebut antara pukul 7:00 hingga pukul 18:00, dengan waktu pengamatan sampel antara pukul 9:00 hingga 17:00, karena diperlukan cahaya matahari dalam pengamatan. Pekerjaan para ahli organoleptic meliputi hal-hal berikut. 1. Memastikan kebenaran administrasi masing-masing sampel. 2. Memeriksa setiap sampel teh meliputi ketampakan teh kering, ketampakan air seduhan, dan ketampakan ampas seduhan teh, dan memberikan penilaian yang sesuai terhadap sampel teh tersebut. 142
Seorang ahli organoleptic dapat menangani sekitar 80 sampel dalam waktu 45 menit. Setiap sampel ditangani dalam waktu kurang dari 15 menit, dengan waktu untuk pengamatan fisik teh kurang dari 2 menit. 3. Memutuskan apakah suatu produk teh layak untuk diproses pada tahapan selanjutnya, atau layak untuk dijual.
143
Lampiran 5
Rincian penilaian ketampakan teh hitam (Badan Standardisasi Nasional, 2000)
Penggolongan
Parameter
Penilaian A
Ortodoks
Teh Daun
Warna
B 40
kehitaman
kehitaman
C
D
kehitaman /
E 43
keabuan
keabuan
4142
(Leafy)
kemerahan Bentuk
tergulung
tergulung
kurang tergulung
tidak
tidak
tergulung
tergulung
sempurna
sempurna
Bau
normal
normal
normal
normal
normal
Tekstur 44
tidak rapuh
tidak rapuh
tidak rapuh
tidak rapuh
mudah rapuh
Keragaman
seragam
seragam
-
tidak
tidak
seragam
seragam, tidak rata
Massa
-45
-
-
Benda
tidak ada
tidak ada
tidak ada
sedikit
banyak
banyak untuk
cukup untuk
-
-
-
kehitaman /
keabuan
keabuan
kurang
tidak
tidak
keriting
keriting
keriting
normal
normal
Asing Tip
Teh
jenis BOP,
jenis BOP,
BOP Sup,
BOP Sup, OP,
OP, OP Sup
OP Sup
Warna
kehitaman
kehitaman
Bentuk
keriting
tergulung
Bubuk (Broken)
kemerahan
Bau
normal
normal
kurang normal / apek
Tekstur
tidak rapuh
tidak rapuh
tidak rapuh
mudah
mudah
rapuh
rapuh
Keragaman
seragam
seragam
kurang
kurang
tidak
seragam
Massa
berat
-
40
-
seragam,
seragam,
kurang rata
rata
-
-
Warna teh yang diinginkan Warna teh yang terjadi akibat banyaknya unsur kayu pada butiran teh. 42 Dalam praktek, sebagian besar teh dengan warna kemerahan jatuh pada kelas mutu E, dan keabuan terjadi pasca pengemasan sehingga tidak memiliki nilai tetap. 43 Warna teh akibat pemberian usaha mekanis berlebihan. 44 Tidak berkaitan dengan definisi tekstur umum. Di sini merujuk pada kemampuan fisik teh untuk mempertahankan bentuk (elastisitas). Tekstur dalam pengertian umum merujuk pada parameter keseragaman dalam definisi standard teh hitam. 45 Tidak dinyatakan dalam standard. 41
144
Penggolongan
Parameter
Benda
Penilaian A
B
C
D
E
tidak ada
tidak ada
tidak ada
sedikit
banyak
banyak untuk
cukup untuk
-
-
-
jenis BOP,
jenis BOP,
BOPF
BOPF
kehitaman
kehitaman /
kemerahan
keabuan
keabuan
Asing Tip
Teh
Warna
Halus (Small)
kemerahan Bentuk
rata, halus
halus, rata
kurang halus
halus
halus
Bau
normal
normal
normal
apek
normal / apek
Tekstur
padat
padat
padat
padat
padat
Keragaman
seragam
seragam
kurang
kurang
tidak
seragam
seragam /
seragam /
kurang rata
tidak rata
Massa
-
-
-
-
-
Benda
tidak ada
tidak ada
tidak ada
sedikit
banyak
Asing
CTC
Tip
-
-
-
-
-
Warna
kehitaman
kehitaman /
kehitaman /
keabuan
keabuan
kemerahan
kemerahan
bulat
bulat (butiran)
bulat (butiran)
bulat
bulat
(butiran)
tidak berserat
agak berserat
(butiran),
(butiran),
berserat
berserat
Bentuk
tidak berserat
banyak Bau
normal
normal
normal
apek
apek
Tekstur
tidak rapuh
tidak rapuh
tidak rapuh
rapuh
rapuh
Keragaman
seragam
seragam
seragam
kurang
tidak
seragam,
seragam,
rata
tidak rata
Massa
-
-
-
-
-
Benda
tidak ada
tidak ada
tidak ada
sedikit
banyak
-
-
-
-
-
Asing Tip
145
Lampiran 6
Konsep ekstraksi objek
A. Gambar Gambar merupakan suatu rangkaian titik dalam bentuk 2 dimensi membentuk suatu bidang datar, di mana setiap titik pada gambar mewakili warna dan intensitas tertentu (Ahmad, 2005).
Dalam penelitian ini, gambar dipandang sebagai suatu citra yang merekam partikel teh hitam yang dihamparkan secara merata pada suatu bidang datar dengan warna homogen. Dalam gambar terdapat informasi kasar yakni data tiap butiran teh yang terdapat di dalamnya, disederhanakan46 sebagai berikut.
Gambar.RangkaianObjek Persamaan 0-1
Definisi gambar
Objek teh dikenali dari latar, disederhanakan sebagai berikut. Proses ini dikenal dengan nama pembatasan (thresholding). Warna latar dimasukkan sebagai rentang nilai warna yang terdapat pada latar, dan objek teh dikenali sebagai objek bukan latar, seperti pada Persamaan 0-2.
If Gambar.Point(i, j).Color <> Latar.Color then „Ia merupakan titik dalam objek Teh End If Persamaan 0-2
Algoritma penambangan titik
Di dalam gambar juga terdapat informasi berupa beberapa barisan (array) dua dimensi untuk berbagai keperluan. Contoh adalah sebagai berikut. Status Teh adalah status per titik apakah ia merupakan sebuah titik yang mewakili objek teh
46 Pseudocode yang digunakan bukanlah suatu baris program, dan dimungkinkan untuk tidak mencerminkan implementasi sebenarnya.
146
atau bukan (0 dan 1). Status Cek adalah status per titik apakah telah dilakukan pengambilan data pada titik tersebut (0 dan 1), seperti pada Persamaan 0-3.
Gambar.StatusTeh(i, j)
„0 untuk latar, 1 untuk teh
Gambar.StatusCek(i, j)
„0 dan 1
Persamaan 0-3
Pemberian status titik
B. Objek, Teh Teh merupakan suatu objek dalam gambar di mana ia merupakan kumpulan dari titik – titik yang memiliki warna yang berbeda dengan latar. Ia didapatkan dengan melakukan pemisahan antara latar dan objek teh pada gambar. Dalam sebuah gambar dapat terdapat banyak teh.
Teh sendiri merupakan sebuah kumpulan dari titik yang menyusun sebuah objek seperti Persamaan 0-4. Setiap titik memiliki ukuran warna dan intensitas tersendiri.
Objek.RangkaianTitik Persamaan 0-4
Objek merupakan rangkaian titik
Setiap butiran teh memiliki parameter ukuran tersendiri yang telah dijabarkan pada Lampiran 7, terdiri atas parameter dimensi dan warna. Parameter warna teh didefinisikan sebagai rerata warna pada setiap titik pada teh.
Terdapat parameter elevasi penanaman dan kelas mutu teh seharusnya sebagai masukan tambahan yang diberikan bukan dari pengukuran. Mereka merupakan suatu masukan manual, yang diberikan untuk keperluan pelatihan jaringan syaraf tiruan dan verifikasi sistem.
147
C. Titik Titik merupakan suatu satuan terkecil yang terdapat pada gambar. Baik gambar maupun teh, mereka merupakan kumpulan titik.
Setiap titik menyimpan informasi warna, sesuai pada Lampiran 7. Titik sendiri dikenali dari di mana ia berada (koordinat) pada gambar. Ia juga menyimpan informasi apakah ia merupakan suatu titik pada latar, objek, maupun pinggiran objek, disederhanakan menjadi Persamaan 0-5.
Titik.Status Persamaan 0-5
„0 untuk latar, 1 untuk teh, 2 untuk pinggir teh Pemberian status titik
148
Lampiran 7
Konsep parameter ukur
A. Dimensi 1. Luas Dalam suatu kumpulan titik dalam suatu objek teh, luas didefinisikan sebagai jumlah titik dalam objek teh tersebut, sesuai Persamaan 0-6. Objek.Luas = Objek.countTitik Persamaan 0-6
Luas objek
Ia menggambarkan besar ukuran partikel teh yang sedang di ukur, di ukur sebagai suatu objek dua dimensi. Dalam teh, parameter ini diduga47 berkaitan erat dengan grade teh tersebut.
2. Pusat Massa Pusat massa didefinisikan sebagai posisi titik kesetimbangan massa suatu objek, baik secara horizontal maupun vertikal, sesuai Persamaan 0-7.
Objek.PusatMassax-Axis = Objek.sumMassax / Objek.countTitik Objek.PusatMassay-Axis = Objek.sumMassay / Objek.countTitik Persamaan 0-7
Pusat massa
Teh yang baik diduga akan memiliki pusat massa yang cenderung di tengah, sesuai butir bentuk tergulung pada definisi kelas pada Lampiran 5.
3. Momen Inersia Momen Inersia adalah besar rata – rata hasil kali antara jumlah titik vertikal dengan jaraknya terhadap pangkal dari sumbu acuan. Ia melambangkan nilai momen putar dari objek butiran teh, seperti pada Persamaan 0-8.
Objek.PusatMomenx-Axis = Objek.sumMassaxsquarred / Objek.countTitik 47
Diduga dalam arti pembuktian dalam penelitian belum dilakukan.
149
Objek.PusatMomeny-Axis = Objek.sumMassaysquared / Objek.countTitik Persamaan 0-8
Pusat momen
Teh yang baik diduga akan memiliki letak momen inersia yang berada di tengah, sesuai butir bentuk tergulung pada definisi kelas pada Lampiran 5.
4. Tinggi Tinggi didefinisikan sebagai jarak vertikal antara titik terendah dan titik tertinggi dalam suatu objek teh, seperti pada Persamaan 0-9.
Objek.Tinggi = Objek.yMax() - Objek.yMin() Persamaan 0-9
Tinggi objek
Bila teh dalam bentuk yang tergulung dengan baik, tinggi teh dalam keadaan tersebar akan cenderung merata.
5. Lebar Tinggi didefinisikan sebagai jarak vertikal antara titik terendah dan titik tertinggi dalam suatu objek teh, seperti pada Persamaan 0-10.
Objek.Lebar = Objek.xMax() - Objek.xMin() Persamaan 0-10
Lebar objek
Bila teh dalam bentuk yang tergulung dengan baik, tinggi teh dalam keadaan tersebar akan cenderung merata.
6. Panjang Panjang didefinisikan sebagai jarak Euclid terjauh antara dua titik dalam suatu objek teh, sesuai Persamaan 0-11.
150
Objek.Panjang = [cek jarak semua pasangan titik yang mungkin dan ambil jarak Euclid terjauh] Persamaan 0-11
Panjang objek
Pada teh, ia akan berkaitan banyak dengan bentuk dimensi seperti grade, kebulatan, dan lain – lain.
7. Keliling Keliling didefinisikan sebagai jumlah titik di dalam objek teh yang berbatasan dengan latar dari objek tersebut, sesuai Persamaan 0-12.
Objek.Keliling = Objek.CountTepi Persamaan 0-12
Keliling objek
Suatu bentuk teh yang tergulung atau keriting akan memiliki keliling yang lebih panjang.
8. Kompleksitas Bentuk Kompleksitas bentuk didefinisikan sebagai perbandingan antara keliling dengan luas suatu objek, sehingga suatu bentuk yang lebih rumit akan memiliki nilai kompleksitas bentuk yang lebih tinggi, sesuai Persamaan 0-13.
Objek.KompleksitasBentuk = Objek.Keliling ^ 2 / (4 * π * Objek.luas) Persamaan 0-13
Kompleksitas bentuk
Pada teh, bermacam parameter seperti pada Lampiran 5 seperti tergulung, keriting, dan lain – lain dapat dipetakan pada parameter ini.
9. Kebulatan Kebulatan didefinisikan sebagai perbandingan antara panjang dengan luas suatu objek; objek dengan bentuk yang mendekati bulat akan memiliki nilai kebulatan minimum, sesuai dengan Persamaan 0-14.
151
Objek.Kebulatan = π * Objek.Panjang ^ 2 / (4 * Objek.Luas) Persamaan 0-14
Kebulatan
Pada teh, ketergulungan dan kebulatan bentuk dapat didekati dari kedua parameter tersebut.
B. Warna 1. RGB Pada model warna ini, warna digambarkan sebagai hasil penjumlahan atas tiga warna dasar, yakni merah, hijau, dan biru. Dari pencampuran ini didapat warna – warna lain yang diinginkan. Model warna ini sangat populer digunakan dalam dunia digital, Telah dikenal beberapa standard sistem pewarnaan RGB, seperti sRGB, Adobe RGB, dan ProPhotoRGB.
Model ini diturunkan berdasarkan bagaimana cara retina bereaksi terhadap warna. Sel fotoreseptor pada mata manusia memiliki kepekaan berbeda pada panjang gelombang berbeda, sehingga mereka dapat dikelompokkan sesuai dengan panjang gelombang mana yang paling diberikan reaksi. Sebagian besar mamalia memiliki 2 jenis reseptor cahaya, 4 pada beberapa jenis burung, dan 3 pada manusia.
Sistem layar komputer standard menggunakan metode RGB untuk mendefinisikan cahaya; dengan cara memendarkan sel warna merah, hijau, dan biru dengan intensitas yang berbeda – beda dapat didapatkan warna – warna lain yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, warna dari suatu objek didefinisikan sebagai rerata dari nilai parameter warna masing – masing titik penyusunnya, seperti pada Persamaan 0-15.
Objek.RGBR = Objek.meanRGBR Objek.RGBG = Objek.meanRGBG 152
Objek.RGBB = Objek.meanRGBB Objek.RGBIR48 = Objek.meanRGBIR Objek.RGBIG = Objek.meanRGBIG Objek.RGBIB = Objek.meanRGBIB Objek.RGBCV49 = Objek.meanRGBCV Persamaan 0-15
Nilai warna RGB
Parameter warna akan sangat berkaitan dengan warna objek teh yang diukur, sehingga dapat dengan mudah dipakai sebagai parameter untuk pengelompokan kelas.
2. CMYK Pada model ini, warna digambarkan sebagai subtraksi dari 3 warna dasar, di mana masing – masing warna dasar yang digunakan merupakan komplementer dari warna dasar pada model warna RGB. Warna dasar yang digunakan adalah warna magenta, kuning, dan cyan.
Model warna ini banyak diterapkan pada sistem pewarnaan untuk pencetak (printer dan plotter). Ia diterapkan berdasarkan fakta bahwa pencampuran ketiga warna tersebut pada intensitas maksimum akan memberikan warna hitam seperti pada gambar berikut, di luar ketidaksempurnaan subjek penghasil warna.
Model awal dari sistem warna ini hanya melibatkan ketiga warna tersebut. Dalam penerapannya ditambahkan warna dasar keempat, key50. Komponen keempat diterapkan untuk memudahkan representasi warna hitam, misal, penghematan tinta, dan penurunan biaya produksi karena tingginya kemurnian tinta, seperti pada gambar berikut.
48
I melambangkan indeks, yakni perbandingan antara nilai salah satu komponen warna terhadap jumlah komponen warna tersebut. 49 CV melambangkan hasil pemetaan nilai warna ke dalam sebuh parameter. 50 Beberapa sumber menerjemahkannya sebagai khrome, bentuk Latin dari chromation.
153
Dapat dilakukan penerjemahan dari dan ke ruang warna RGB dengan Persamaan 0-16.
K = max(R, G, B) C=1–R –K M=1–G–K Y=1–B–K Persamaan 0-16
Konversi RGB - CMYK
Dalam penelitian ini, warna dari suatu objek didefinisikan sebagai rerata dari nilai parameter warna masing – masing titik penyusunnya, seperti pada Persamaan 0-17.
Objek.CMYKC = Objek.meanCMYKC Objek.CMYKM = Objek.meanCMYKM Objek.CMYKY = Objek.meanCMYKY Objek.CMYKK = Objek.meanCMYKK Objek.CMYKIC = Objek.meanCMYKIC Objek.CMYKIM = Objek.meanCMYKIM Objek.CMYKIY = Objek.meanCMYKIY Objek.CMYKIK = Objek.meanCMYKIK Objek.CMYKCV = Objek.meanCMYKCV Persamaan 0-17
Nilai warna CMYK
Parameter warna akan sangat berkaitan dengan warna objek teh yang diukur, sehingga dapat dengan mudah dipakai sebagai parameter untuk pengelompokan kelas.
3. CIE XYZ Model warna ini adalah model warna yang distandardkan pada model warna CIE 1931. Model ini merupakan suatu usaha awal dalam upaya penggambaran sistem warna absolut. Model ini didasarkan atas penelitian oleh David Wright dan John 154
Guild mulai tahun 1920. Dalam model ini, warna digambarkan sebagai fungsi atas tiga spektrum warna dalam ruang warna absolut, dinamakan masing - masing X, Y, dan Z. Ketiga warna tersebut bukan merupakan warna yang dapat digambarkan (bersifat fiktif), atau tidak ada subjek yang dapat menghasilkan warna tersebut.
Dapat dilakukan penerjemahan dari dan ke ruang warna RGB dengan Persamaan 0-18. 𝑋 0.49 0.31 0.20 𝑅 𝑌 = 0.17697 0.8124 0.01063 𝐺 𝑍 0 0.01 0.99 𝐵 𝑅 2.365 −0.3896 −0.468 𝑋 𝐺 = −0.515 0.8124 0.088 𝑌 𝐵 0.005 −0.014 1.009 𝑍 Persamaan 0-18
Konversi RGB - CIEXYZ
Dalam penelitian ini, warna dari suatu objek didefinisikan sebagai rerata dari nilai parameter warna masing – masing titik penyusunnya, seperti pada Persamaan 0-19.
Objek.CIEXYZX = Objek.meanCIEXYZX Objek.CIEXYZY = Objek.meanCIEXYZY Objek.CIEXYZZ = Objek.meanCIEXYZZ Objek.CIEXYZIX = Objek.meanCIEXYZIX Objek.CIEXYZIY = Objek.meanCIEXYZIY Objek.CIEXYZIZ = Objek.meanCIEXYZIZ Objek.CIEXYZCV = Objek.meanCIEXYZCV Persamaan 0-19
Nilai warna CIEXYZ
Parameter warna akan sangat berkaitan dengan warna objek teh yang diukur, sehingga dapat dengan mudah dipakai sebagai parameter untuk pengelompokan kelas.
155
4. YUV, YDbDr, YIQ Model warna ini dipakai sebagai standard untuk sistem pewarnaan pada siaran televisi. Ketiga model warna ini diterapkan karena kemudahannya dalam konversi ke model warna RGB, namun dapat dengan mudah dibaca oleh televisi hitam putih, seperti pada ketiga gambar berikut. YUV diterapkan pada standard PAL, YDbDr pada standard SECAM, dan YIQ pada standard NTSC.
Model YIQ dibangun untuk memanfaatkan fakta bahwa mata manusia lebih peka terhadap rentang warna oranye – biru dibandingkan dengan rentang warna ungu – hijau, sehingga rentang kedua dapat disimpan dengan ukuran yang lebih kecil.
Dapat dilakukan penerjemahan dari dan ke ruang warna RGB dengan Persamaan 0-20.
Persamaan 0-20
Konversi RGB - [YUV, YDbDr, YIQ]
156
Dalam penelitian ini, warna dari suatu objek didefinisikan sebagai rerata dari nilai parameter warna masing – masing titik penyusunnya, seperti pada Persamaan 0-21.
Objek.YUVY = Objek.meanYUVY Objek.YUVU = Objek.meanYUVU Objek.YUVV = Objek.meanYUVV Objek.YUVIY = Objek.meanYUVIY Objek.YUVIU = Objek.meanYUVIU Objek.YUVIV = Objek.meanYUVIV Objek.YUVCV = Objek.meanYUVCV Objek.YDbDrY = Objek.meanYDbDrY Objek.YDbDrDb = Objek.meanYDbDrDb Objek.YDbDrDr = Objek.meanYDbDrDr Objek.YDbDrIY = Objek.meanYDbDrIY Objek.YDbDrIDb = Objek.meanYDbDrIDb Objek.YDbDrIDr = Objek.meanYDbDrIDr Objek.YDbDrCV = Objek.meanYDbDrCV Objek.YIQY = Objek.meanYIQY Objek.YIQI = Objek.meanYIQI Objek.YIQQ = Objek.meanYIQQ Objek.YIQIY = Objek.meanYIQIY Objek.YIQII = Objek.meanYIQII Objek.YIQIQ = Objek.meanYIQIQ Objek.YIQCV = Objek.meanYIQCV Persamaan 0-21
Nilai warna YUV, YDbDr, YIQ
Parameter warna akan sangat berkaitan dengan warna objek teh yang diukur, sehingga dapat dengan mudah dipakai sebagai parameter untuk pengelompokan kelas.
157
5. HSV dan HSL Pada model warna HSV, warna didefinisikan sebagai suatu fungsi dari tiga komponen. 1. Hue adalah warna yang diinterpretasikan manusia. 2. Saturasi adalah seberapa banyak warna itu ada pada objek. 3. Value adalah tingkat keterangan dari warna. Perbedaan antara saturasi dan value terlihat pada kedua gambar berikut.
Model warna HSL menggunakan istilah yang sama terhadap komponen penyusun warna yang digunakan, hue, saturasi, dan luminansi sebagai padanan dari value, tetapi berbeda dalam penerapan. Model ini menggunakan hue sebagai representasi warna seperti model warna HSV; Perbedaan terjadi pada definisi kedua parameter lain: 1. Pada HSL, selang saturasi berasal dari abu – abu menuju warna penuh, pada HSV, antara putih menuju warna penuh. 2. Pada HSL, selang luminansi berasal dari hitam menuju putih, sementara pada HSV, antara hitam ke warna penuh. Gambaran terhadap perbedaan tersebut terlihat pada Gambar 0-3.
Gambar 0-3
Perbandingan sistem warna HSL dan HSV
Dapat dilakukan penerjemahan dari dan ke ruang warna RGB dengan Persamaan 0-22.
158
RGB to HSL
HSL to RGB
159
RGB to and from HSL
Persamaan 0-22
Konversi RGB - [HSV, HSL]
Dalam penelitian ini, warna dari suatu objek didefinisikan sebagai rerata dari nilai parameter warna masing – masing titik penyusunnya, seperti pada Persamaan 0-23.
160
Objek.HSVH = Objek.meanHSVH Objek.HSVS = Objek.meanHSVS Objek.HSVV = Objek.meanHSVV Objek.HSVIH = Objek.meanHSVIH Objek.HSVIS = Objek.meanHSVIS Objek.HSVIV = Objek.meanHSVIV Objek.HSVCV = Objek.meanHSVCV Objek.HSLH = Objek.meanHSLH Objek.HSLS = Objek.meanHSLS Objek.HSLL = Objek.meanHSLL Objek.HSLIH = Objek.meanHSLIH Objek.HSLIS = Objek.meanHSLIS Objek.HSLIL = Objek.meanHSLIL Objek.HSLCV = Objek.meanHSLCV Persamaan 0-23
Nilai warna HSV, HSL
Parameter warna akan sangat berkaitan dengan warna objek teh yang diukur, sehingga dapat dengan mudah dipakai sebagai parameter untuk pengelompokan kelas.
C. Bentukan 1. Perbandingan Parameter hasil perbandingan didapat dengan cara membandingkan dua buah parameter atau lebih. Parameter yang terbentuk dengan perbandingan tersebut akan memiliki karakteristik sebaran tersendiri, terpisah dari parameter pembentuknya. Contoh sederhana adalah seperti Persamaan 0-24.
Objek.PanjangperLuas = Objek.Panjang / Objek.Luas Persamaan 0-24
Contoh parameter perbandingan
161
Lampiran 8
Jaringan syaraf tiruan propagasi balik
Jaringan syaraf tiruan adalah suatu bentuk arsitektur yang menekankan pada sistem pola hubungan antara unit – unit kecil pengambil keputusan. Ciri dari sistem jaringan tersebut adalah sebagai berikut (Rich & Knight, 1991). Struktur jaringan syaraf tiruan seperti pada Gambar II-1. 1. Banyak elemen proses sederhana sebagai emulator dari simpul syaraf. 2. Banyak hubungan antar elemen yang bersifat terbeban. Beban tersebut merupakan suatu perlambang dari “pengetahuan” yang tersimpan di dalam jaringan. 3. Kontrol sistem paralel terdistribusi. Setiap unit elemen proses bekerja dalam suatu laras, dan pengambilan keputusan dari sistem merupakan hasil dari keputusan setiap elemen dalam sistem. Ini dapat diterjemahkan ke dalam dua hal. a. Pada jaringan syaraf tiruan propagasi balik, sistem hanya dapat mengambil keputusan selama setiap elemen proses dapat memberikan keputusan. b. Dalam contoh jaringan Hopfield, sistem dapat mengambil keputusan meskipun sebagian dari elemen proses sistem tidak aktif.51 4. Penekanan pada kemampuan untuk mempelajari pola representasi internal (pengenalan pola) secara otomatis.
Secara logis, jaringan syaraf tiruan propagasi balik dapat digambarkan ke dalam Gambar 0-4. Masukan ke dalam jaringan syaraf tiruan diolah oleh sistem untuk menghasilkan suatu keputusan. Keputusan tersebut dibandingkan dengan keputusan yang diharapkan (dikenal dengan nama nilai target). Jaringan syaraf tiruan dimodifikasi sesuai dengan selisih antara nilai keluaran sistem dengan nilai target yang diharapkan. Proses ini dinamakan pelatihan jaringan syaraf tiruan, dan
51
Jaringan Hopfield di luar ruang lingkup thesis ini. Lebih lanjut dalam (Rich & Knight, 1991).
162
proses ini terus diulang hingga mencapai akurasi yang diinginkan / selisih antar keputusan dan target minimum.
Gambar 0-4
Bagan pelatihan jaringan syaraf tiruan propagasi balik
Pelatihan jaringan syaraf tiruan menggunakan algoritma logika propagasi balik adalah sebagai berikut. 1. Inisiasi. a. Setiap masukan data selang [0,1].
xi
datum masukan.
xi
dan target
tk
dinormalisasikan dalam
adalah variabel yang menyatakan besaran tk
adalah variabel yang menyatakan besaran
datum keluaran yang seharusnya. b. Untuk setiap bobot w ij dan bobot v jk diberikan suatu nilai acak antara selang [-1,1]. w ij adalah suatu variabel yang menyatakan bobot yang diberikan pada hubungan antara lapisan masukan dan lapisan tersembunyi. v jk adalah suatu variabel yang menyatakan bobot yang diberikan pada hubungan antara lapisan tersembunyi dan lapisan keluaran. 2. Tahap propagasi. a. Ambil sebuah sampel sebagai acuan set
163
xi
dan
tk
.
b. Lapisan tersembunyi h j dihitung dengan persamaan ℎ𝑗 = 1 1+𝑒
−
sebagai fungsi aktivasi.
𝑤 𝑖𝑗 𝑥 𝑖
c. Keluaran
yk
dihitung dengan persamaan 𝑦𝑘 =
1 1+𝑒
−
𝑣𝑗𝑘 ℎ 𝑗
,
yk
adalah variabel yang menyatakan besaran datum hasil perhitungan pada lapisan keluaran. d. Beda nilai antara target persamaan
𝑛 𝑝 =1
𝐸𝑘 =
tk
dan keluaran
𝑡 𝑘𝑝 −𝑦 𝑘𝑝
yk
dihitung dengan
2
𝑛
(root mean squared error),
p adalah suatu bilangan yang mewakili setiap sampel. 3. Propagasi Balik. a. Besar
error
dihitung
dk
dk = y k (1 - t k )(t k - y k ) . d k
dengan
persamaan
menyatakan selisih antara besaran
keluaran hasil perhitungan dengan keluaran yang seharusnya. b. v jk yang baru dihitung dengan persamaan v jk = v jk + b .d k .h j .
b
adalah suatu konstanta yang menyatakan laju pembelajaran. Konstanta ini ditentukan oleh pemakai algoritma (misal 0.35). c. Besar t
j
error
= h j (1 - h j ) å
t dk v jk
dihitung
j
. t
j
dengan
persamaan
menyatakan selisih antara nilai
k
hidden nodes dengan nilai hidden nodes yang seharusnya. d. w ij yang baru dihitung dengan persamaan w i j = w i j + b .t j . x i . 4. Loop. a. Pelatihan berpindah pada sampel selanjutnya. b. Proses dikembalikan pada tahap 2b. c. Bila keseluruhan sampel telah selesai dipelajari, bila
Ek
lebih
besar dari suatu nilai yang sangat kecil sebagai acuan, misal, 10
-5
, proses dikembalikan pada sampel yang paling awal.
Proses eksekusi dan terutama proses pelatihan jaringan syaraf tiruan merupakan proses yang sangat membutuhkan kekuatan komputasi; pelatihan suatu hubungan
164
antara masukan dan target yang rumit dapat memerlukan jutaan pengulangan pelatihan. Beberapa upaya untuk memperbaiki performa jaringan syaraf tiruan propagasi balik yang dikenal adalah sebagai berikut. 1. Mengganti fungsi aktivasi / pengambilan keputusan sesuai kebutuhan, seperti pada Gambar 0-5. 2. Metode pelatihan dengan pemberian momentum beban. Pada metode ini, pelatihan jaringan syaraf tiruan dilakukan seperti biasa, namun pada setiap pembaharuan beban diberikan faktor momentum, didefinisikan sebagai ∆𝑤 = 𝛼 𝑤 ′ − 𝑤 . Pola pikir penggunaan pembebanan adalah agar Bila suatu arah pelatihan telah terdefinisi dengan jelas, faktor momentum dapat mempercepat sistem mencapai akurasi yang diinginkan. 3. Perbaikan masukan dari sistem. Contoh dari metode perbaikan performa jaringan syaraf tiruan ini adalah penggunaan teknik analisis komponen utama dan penggunaan redundansi data (Medler, Dawson, & W., Tanpa tahun). 4. Penggabungan dengan metode sistem pakar lain, seperti algoritma genetika dan logika samar. Banyak pula digunakan pengembangan jaringan syaraf tiruan dengan cara memasukkan logika probabilitas.
165
Gambar 0-5
Bermacam fungsi aktivasi jaringan syaraf tiruan propagasi balik
166
Lampiran 9
Operasi dan atribut perangkat lunak
Tabel 0-3
Operasi dan atribut kelas EkstraksiData
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan
Metode
addTeh
void
private
menambahkan sebuah objek ke basis data objek
addTitik
void
private
menambahkan sebuah titik citra ke dalam basis data objek
AmbilGambar
void
public
kontrol pengambilan file antar muka yang dibutuhkan
BacaData
void
public
kontrol pembacaan file basis data
checkStatus
int
private
pengecekan status titik
findTeh
void
public
menemukan bagian citra yang bukan latar
isPinggir
boolean
private
menunjukkan apakah sebuah titik merupakan titik tepi citra
isTepi
boolean
private
menunjukkan apakah sebuah titik merupakan tepi objek
Treshold
void
public
pemisahan antara objek dengan latar citra
TulisData
void
public
penulisan data citra ke dalam file basis data
updateRincian
void
public
perhitungan ulang nilai korelasi parameter
ValidasiNilaiTreshold
void
public
penentuan apakah nilai parameter treshold yang
antarmuka
Form
private
bagian antarmuka dari ekstraksi data
checkmap
boolean[][]
private
matriks bagian citra yang telah diakses
datateh
ListTeh
private
tempat penyimpanan data citra
gambar
Bitmap
private
citra yang akan diekstraksi
rincian
DaftarParameter
private
hasil perhitungan korelasi parameter
tresholdmap
boolean[][]
private
matriks penyimpanan hasil pemisahan antara
digunakan adalah parameter yang benar Atribut
latar dan objek citra
Tabel 0-4
Operasi dan atribut kelas JaringanSyarafTiruan
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan
Metode
BacaBeban
void
public
Membaca file beban latihan
calculateAkurasi
void
public
Menghitung akurasi sistem
calculateDelta
void
public
Menghitung nilai delta sistem
calculateWeight
void
public
Menghitung beban sistem
IterasiBatasAkurasi
void
public
Melakukan iterasi pelatihan sistem hingga batas nilai akurasi yang diinginkan
IterasiBatasIterasi
void
public
Melakukan iterasi pelatihan sistem hingga batas nilai iterasi yang diinginkan
IterasiBatasIterasidanAkurasi
void
public
167
Melakukan iterasi pelatihan sistem
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan hingga batas nilai iterasi atau akurasi yang diinginkan tercapai, tergantung yang mana yang tercapai terlebih dahulu
IterasiDatum
void
public
IterasiLatih
void
public
Propagasi
void
public
Melakukan iterasi pelatihan sistem sebanyak sebuah datum Melakukan sebuah iterasi pelatihan sistem Melakukan kalkulasi sistem berdasarkan masukan pada simpul masukan
TulisBeban
void
public
TulisIsiLaporanLatihan
void
public
TulisJudulLaporanLatihan
void
public
Menulis nilai beban sistem ke dalam file Menulis isi dari laporan iterasi pelatihan ke dalam file Menulis judul dari laporan iterasi pelatihan ke dalam file
Atribut
Akurasi
double[]
private
Nilai akurasi parameter sistem
banyaknodekeluaran
int
private
Banyaknya simpul keluaran sistem
banyaknodemasukan
int
private
Banyaknya simpul masukan sistem
banyaknodetersembunyi
int
private
Banyaknya simpul tersembunyi sistem
bebankeluaran
double[][]
private
Nilai beban keluaran sistem
bebanmasukan
double[][]
private
Nilai beban masukan sistem
Dataparameter
DaftarParameter
private
Nilai daftar kesimpulan parameter sistem
Deltakeluaran
double[]
private
Nilai delta keluaran sistem
Deltamasukan
double[]
private
Nilai delta masukan sistem
indeksparameter
int[]
private
Nilai indeks parameter sistem
Iterasi
int
private
Nilai iterasi sistem
Keluaran
Parameter
private
Nilai simpul keluaran sistem
lajupembelajaran
double
private
Nilai laju pembelajaran sistem
Listdata
ListTeh
package
Data latih terpakai
Masukan
Parameter
private
Nilai simpul masukan sistem
Target
Parameter
private
Nilai parameter target sistem
Targetakurasi
double
private
Nilai target akurasi sistem
Targetiterasi
int
private
Nilai target iterasi sistem
Tersembunyi
Parameter
private
Nilai simpul tersembunyi sistem
Totalakurasi
double
private
Nilai total akurasi sistem
168
Tabel 0-5
Operasi dan atribut kelas DaftarParameter
Kelompok
Nama
Tipe
Metode
DaftarParameter
Peubah
Keterangan
public
Kelas untuk menyimpan kesimpulan parameter objek
TulisData
void
public
UrutNaikKorelasi
void
public
Menuliskan data daftar parameter objek pada suatu file data Daftar parameter diurutkan menanjak berdasarkan nilai korelasi absolut
UrutTurunKorelasi
void
public
Daftar parameter diurutkan menurun berdasarkan nilai korelasi absolut
Atribut
banyakelemen
int
private
Banyaknya parameter pengukuran
banyakelemenarget
int
private
Banyaknya parameter target
elemen
ElemenDaftarParameter[]
private
Elemen daftar parameter
elementarget
ElemenDaftarParameter[]
private
elemen target daftar parameter
Tabel 0-6
Operasi dan atribut kelas Teh
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan
Metode
computeKebulatan
double
public
Mengembalikan besar kebulatan objek
computeKompleksitasBentuk
double
public
Mengembalikan nilai kompleksitas bentuk objek
rerataWarna
double
public
Mengembalikan nilai rerata warna dari objek
Teh
public
Kelas untuk menyimpan nilai parameter dari objek
Atribut
banyakparameter
int
private
Banyaknya parameter objek
banyaktarget
int
private
Banyaknya parameter target objek
datateh
Parameter[]
private
Data parameter objek
rincian
ListTitik
private
Rincian titik anggota objek
target
Parameter[]
private
Data parameter target objek
Tabel 0-7
Operasi dan atribut kelas Titik
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan
Metode
computeHSLS
double
public
Menghitung besar parameter HSL-S
computeHSVS
double
public
Menghitung besar parameter HSV-S
computeHue
double
public
Menghitung nilai Hue
DeltaB
double
private
Menghitung delta B, metode bantu
DeltaG
double
private
Menghitung delta G, metode bantu
DeltaMaxMin
double
private
Menghitung selisih nilai maksimal dan minimal RGB, metode bantu
169
Kelompok
Nama
Tipe
Peubah
Keterangan
DeltaR
double
private
Menghitung delta R, metode bantu
Indeks
double
private
Mengembalikan nilai indeks parameter, metode bantu
Max
double
private
Mengembalikan maksimal dari nilai parameter,
Min
double
private
Pemetaan
double
private
metode bantu Mengembalikan minimal dari nilai parameter, metode bantu Mengembalikan nilai pemetaan dari nilai parameter, metode bantu Titik Atribut
public
Kelas titik pada citra
banyakparameter
int
private
Banyaknya parameter titik
Datatitik
Parameter[]
private
Wadah parameter titik
Statustitik
int
private
Status titik, apakah titik pinggir, latar, objek, dan lain lain
Xaxis
int
private
Koordinat x titik
Yaxis
int
private
Koordinat y titik
170
Lampiran 10 Algoritma dan kueri perangkat lunak
Tabel 0-8
Algoritma treshold
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal Proses
Ekstraksi Data Treshold pemisahan antara objek dengan latar citra Telah ada citra acuan Dibangun suatu matriks biner, di mana nilai benar diberikan pada setiap titik objek dan salah diberikan pada setiap titik latar, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-6.
Kondisi Akhir Notasi
Matriks peta treshold terbentuk Pseudocode berbasis Java
public void Treshold() { /*declare*/ boolean[][] wadahtreshold; int rvalue; int gvalue; int bvalue; int i; int j;
/*declare*/ int rmin; int rmax; int gmin; int gmax; int bmin; int bmax;
/*tes validasi nilai treshold*/
/*input*/ rmin = masukan; rmax = masukan; gmin = masukan; gmax = masukan; bmin = masukan; bmax = masukan;
/*initiate*/ if (this.getGambar() != null) { wadahtreshold = new boolean[this.getGambar().get_Width()][this.getGambar().get_Height()];
171
Nama Kelas
Ekstraksi Data
Nama Fungsi
Treshold
Keterangan Kontrak
pemisahan antara objek dengan latar citra
Kondisi Awal
Telah ada citra acuan
Proses
Dibangun suatu matriks biner, di mana nilai benar diberikan pada setiap titik objek dan salah diberikan pada setiap titik latar, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-6.
Kondisi Akhir Notasi
Matriks peta treshold terbentuk Pseudocode berbasis Java
/*warnai*/ for (i = 0; i < this.getGambar().get_Width(); i = i + 1) { for (j = 0; j < this.getGambar().get_Height(); j = j + 1) { /*ambil nilai treshold*/ rvalue = this.getGambar().GetPixel(i, j).get_R(); gvalue = this.getGambar().GetPixel(i, j).get_G(); bvalue = this.getGambar().GetPixel(i, j).get_B();
/*warnai*/ if ((rvalue <= rmax && rvalue >= rmin) && (gvalue <= gmax && gvalue >= gmin) && (bvalue <= bmax && bvalue >= bmin)) { wadahtreshold[i][j] = false; } else { wadahtreshold[i][j] = true; } } }
/*output*/ this.setTresholdMap(wadahtreshold);
this.getPictureBoxTreshold().set_Image(this.getTresholdMap(this.getGambar())); this. getPictureBoxTreshold().Refresh(); } }
172
Tabel 0-9
Algoritma penambahan objek ke dalam basis data
Nama Kelas
Ekstraksi Data
Nama Fungsi
addTeh
Keterangan Kontrak
menambahkan sebuah objek ke basis data objek
Kondisi Awal
Telah ada peta treshold dan peta status-cek acuan, titik awal objek dalam citra telah ditemukan
Proses
Objek titik per titik dipindahkan ke dalam basis data, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk satu objek dalam basis data Pseudocode berbasis Java
private void addTeh(int i, int j) { /*declare*/ Teh partikel; Parameter[] target = new Parameter[2]; ListTitik list; ElementListTitik temp;
/*input*/ target[1] = masukan; list = new ListTitik();
/*process initiation*/ this.addTitik(list, i, j); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(i, j, true);
/*process*/ do { if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() + 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() + 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() + 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis(), temp.getyAxis() + 1); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true);
173
Nama Kelas
Ekstraksi Data
Nama Fungsi
addTeh
Keterangan Kontrak
menambahkan sebuah objek ke basis data objek
Kondisi Awal
Telah ada peta treshold dan peta status-cek acuan, titik awal objek dalam citra telah ditemukan
Proses
Objek titik per titik dipindahkan ke dalam basis data, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk satu objek dalam basis data Pseudocode berbasis Java
} else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() + 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() + 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() + 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() + 1); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis()) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis()) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis()) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis()); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() - 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() - 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() - 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() + 1, temp.getyAxis() - 1);
174
Nama Kelas
Ekstraksi Data
Nama Fungsi
addTeh
Keterangan Kontrak
menambahkan sebuah objek ke basis data objek
Kondisi Awal
Telah ada peta treshold dan peta status-cek acuan, titik awal objek dalam citra telah ditemukan
Proses
Objek titik per titik dipindahkan ke dalam basis data, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk satu objek dalam basis data Pseudocode berbasis Java
temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() - 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() - 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis(), temp.getyAxis() - 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis(), temp.getyAxis() - 1); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() - 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() - 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() - 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() - 1); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis()) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis()) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis()) == false
175
Nama Kelas
Ekstraksi Data
Nama Fungsi
addTeh
Keterangan Kontrak
menambahkan sebuah objek ke basis data objek
Kondisi Awal
Telah ada peta treshold dan peta status-cek acuan, titik awal objek dalam citra telah ditemukan
Proses
Objek titik per titik dipindahkan ke dalam basis data, berdasarkan Lampiran 6 dan Gambar IV-7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk satu objek dalam basis data Pseudocode berbasis Java
) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis()); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if ( this.getTresholdMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() + 1) == true && this.getCheckMap(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() + 1) == false && this.isPinggir(temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() + 1) == false ) { /*tambahkan titik*/ this.addTitik(list, temp.getxAxis() - 1, temp.getyAxis() + 1); temp = list.getFirst();
/*tandai check map*/ this.setCheckMap(temp.getxAxis(), temp.getyAxis(), true); } else if (temp != list.getLast()) { temp = temp.getNext(); } } while (temp != list.getLast());
/*menambahkan teh ke basis data*/ partikel = new Teh(list, target); this.getDataTeh().InsertFirst(partikel); }
176
Tabel 0-10
Algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan, bagian propagasi
Nama Kelas
JaringanSyarafTiruan
Nama Fungsi
Propagasi
Keterangan Kontrak
Melakukan kalkulasi sistem berdasarkan masukan pada simpul masukan
Kondisi Awal
masukan data simpul masukan
Proses
Perhitungan nilai simpul tersembunyi dan simpul keluaran sistem berdasarkan Lampiran 8 dan Gambar IV-9.
Kondisi Akhir Notasi
terbentuk nilai simpul tersembunyi dan keluaran Pseudocode berbasis Java
public void Propagasi() { /*declare*/ int i; int j; int k; double alpha;
/*process*/ /*propagasi masukan*/ for (j = 1; j <= this.getBanyakNodeTersembunyi(); j = j + 1) { alpha = 0.0;
for (i = 0; i <= this.getBanyakNodeMasukan(); i = i + 1) { alpha = alpha + this.getBebanMasukan(i, j) * this.getMasukan(i).getBesar(); }
this.setTersembunyi(j, 1.0 / (1.0 + Exp(-1.0 * alpha))); }
/*propagasi keluaran*/ for (k = 1; k <= this.getBanyakNodeKeluaran(); k = k + 1) { alpha = 0.0;
for (j = 0; j <= this.getBanyakNodeTersembunyi(); j = j + 1) { alpha = alpha + this.getBebanKeluaran(j, k) * this.getTersembunyi(j).getBesar(); }
this.setKeluaran(k, 1.0 / (1.0 + Exp(-1.0 * alpha))); } }
177
Tabel 0-11
Algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan, bagian perhitungan delta
Nama Kelas
JaringanSyarafTiruan
Nama Fungsi
calculateDelta
Keterangan Kontrak
Menghitung nilai delta sistem
Kondisi Awal
Propagasi telah dilakukan, nilai target keluaran jaringan syaraf tiruan telah diketahui.
Proses
Perhitungan nilai simpul tersembunyi dan simpul keluaran sistem berdasarkan Lampiran 8 dan Gambar IV-9.
Kondisi Akhir Notasi
terbentuk nilai simpul tersembunyi dan keluaran Pseudocode berbasis Java
public void calculateDelta() { /*declare*/ int j; int k; double beta;
/*process*/ /*delta keluaran*/ for (k = 1; k <= this.banyaknodekeluaran; k = k + 1) { this.setDeltaKeluaran(k, this.getKeluaran(k).getBesar() * (1.0 - this.getKeluaran(k).getBesar()) * (this.getTarget(k).getBesar() - this.getKeluaran(k).getBesar())); }
/*delta masukan*/ for (j = 1; j <= this.getBanyakNodeTersembunyi(); j = j + 1) { beta = 0.0;
for (k = 1; k <= this.getBanyakNodeKeluaran(); k = k + 1) { beta = beta + this.getDeltaKeluaran(k) * this.getBebanKeluaran(j, k); }
this.setDeltaMasukan(j, this.getTersembunyi(j).getBesar() * (1.0 - this.getTersembunyi(j).getBesar()) * beta); } }
178
Tabel 0-12
Algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan, bagian propagasi balik
Nama Kelas
JaringanSyarafTiruan
Nama Fungsi
calculateWeight
Keterangan Kontrak
Menghitung beban sistem
Kondisi Awal
Propagasi dan perhitungan delta untuk propagasi balik telah dilakukan.
Proses
Perhitungan dan pengisian beban baru untuk setiap hubungan antar simpul, seperti pada Lampiran 8 dan Gambar IV-9.
Kondisi Akhir Notasi
Beban sistem terbaharui Pseudocode berbasis Java
public void calculateWeight() { /*declare*/ int i; int j; int k;
/*process*/ /*beban keluaran*/ for (j = 0; j <= this.getBanyakNodeTersembunyi(); j = j + 1) { for (k = 1; k <= this.getBanyakNodeKeluaran(); k = k + 1) { this.setBebanKeluaran(j, k, this.getBebanKeluaran(j, k) + this.getLajuPembelajaran() * this.getDeltaKeluaran(k) * this.getTersembunyi(j).getBesar()); } }
/*beban masukan*/ for (i = 0; i <= this.getBanyakNodeMasukan(); i = i + 1) { for (j = 1; j <= this.getBanyakNodeTersembunyi(); j = j + 1) { this.setBebanMasukan(i, j, this.getBebanMasukan(i, j) + this.getLajuPembelajaran() * this.getDeltaMasukan(j) * this.getMasukan(i).getBesar()); } } }
179
Tabel 0-13
Algoritma perhitungan korelasi parameter DaftarParameter52 / ListTeh53
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
correlationcoefficientParameter Mengembalikan koefisien korelasi parameter Objek rangkaian objek dalam citra (ListTeh) telah dibentuk. Setiap parameter ukur dan target dikenali melalui indeks.
Proses
Berdasarkan nilai parameter ukur dan parameter target yang didapatkan, nilai korelasi antara parameter masukan dan keluaran dihitung, berdasarkan II.3. Konsep Analisis.
Kondisi Akhir Notasi
Nilai korelasi antara parameter dengan parameter target disimpan. Pseudocode berbasis Java
public double correlationcoefficientParameter(int indeks, int indekstarget) { /*declare*/ double jumlah;
/*process*/ if ( Pow(this.cubicsumParameter(indeks) - Pow(this.sumParameter(indeks), 2.0) / ToDouble(this.Count()), 1.0 / 2.0) * Pow(this.cubicsumTarget(indekstarget) - Pow(this.sumTarget(indekstarget), 2.0) / ToDouble(this.Count()), 1.0 / 2.0) == 0.0 ) { return 0.0; } else { jumlah = this.sumParameterTarget(indeks, indekstarget) - this.sumParameter(indeks) * this.sumTarget(indekstarget) / ToDouble(this.Count()); jumlah = jumlah / Pow(this.cubicsumParameter(indeks) - Pow(this.sumParameter(indeks), 2.0) / ToDouble(this.Count()), 1.0 / 2.0); jumlah = jumlah / (this.cubicsumTarget(indekstarget) - Pow(this.sumTarget(indekstarget), 2.0) / ToDouble(this.Count()), 1.0 / 2.0); }
/*output*/ return jumlah; }
52 53
Kelas kontrol di mana nilai disimpan. Kelas di mana perhitungan dilakukan agar dekat dengan basis data.
180
Tabel 0-14
Algoritma perhitungan nilai titik
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Titik Titik (Konstruktor) Kelas titik pada citra Nilai masukan seperti posisi titik dan nilai parameter dasar titik serta status titik telah diketahui.
Proses
Dibentuk sebuah objek titik dalam basis data. Perhitungan nilai parameter yang diperlukan dilakukan. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
public Titik(int nilaix, int nilaiy, int nilaistatustitik, double nilairgbr, double nilairgbg, double nilairgbb) { /*reference*/ this.setxAxis(nilaix); this.setyAxis(nilaiy); this.setStatusTitik(nilaistatustitik);
/*parameter*/ Parameter[] param = new Parameter[this.getBanyakParameter()+1];
/*rgb, 1 - 7*/ param[1] = new Parameter("RGB-R", nilairgbr); param[2] = new Parameter("RGB-G", nilairgbg); param[3] = new Parameter("RGB-B", nilairgbb); param[4] = new Parameter("RGB-IR", this.Indeks(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar())); param[5] = new Parameter("RGB-IG", this.Indeks(param[2].getBesar(), param[3].getBesar(), param[1].getBesar())); param[6] = new Parameter("RGB-IB", this.Indeks(param[3].getBesar(), param[1].getBesar(), param[2].getBesar())); param[7] = new Parameter("RGB-CV", this.Pemetaan(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar()));
/*cmyk, 8 - 16*/ param[8] = new Parameter("CMYK-C", (1 - param[1].getBesar()) - this.Min(1 - param[1].getBesar(), 1 param[2].getBesar(), 1 - param[3].getBesar())); param[9] = new Parameter("CMYK-M", (1 - param[2].getBesar()) - this.Min(1 - param[1].getBesar(), 1 param[2].getBesar(), 1 - param[3].getBesar())); param[10] = new Parameter("CMYK-Y", (1 - param[3].getBesar()) - this.Min(1 - param[1].getBesar(), 1 param[2].getBesar(), 1 - param[3].getBesar())); param[11] = new Parameter("CMYK-K", this.Min(1 - param[1].getBesar(), 1 - param[2].getBesar(), 1 param[3].getBesar())); param[12] = new Parameter("CMYK-IC", this.Indeks(param[8].getBesar(), param[9].getBesar(), param[10].getBesar(), param[11].getBesar())); param[13] = new Parameter("CMYK-IM", this.Indeks(param[9].getBesar(), param[10].getBesar(), param[11].getBesar(), param[8].getBesar()));
181
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Titik Titik (Konstruktor) Kelas titik pada citra Nilai masukan seperti posisi titik dan nilai parameter dasar titik serta status titik telah diketahui.
Proses
Dibentuk sebuah objek titik dalam basis data. Perhitungan nilai parameter yang diperlukan dilakukan. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
param[14] = new Parameter("CMYK-IY", this.Indeks(param[10].getBesar(), param[11].getBesar(), param[8].getBesar(), param[9].getBesar())); param[15] = new Parameter("CMYK-IK", this.Indeks(param[11].getBesar(), param[8].getBesar(), param[9].getBesar(), param[10].getBesar())); param[16] = new Parameter("CMYK-CV", this.Pemetaan(param[8].getBesar(), param[9].getBesar(), param[10].getBesar(), param[11].getBesar()));
/*ciexyz, 17 - 23*/ param[17] = new Parameter("CIE XYZ-X", (0.4124 * param[1].getBesar() + 0.3576 * param[2].getBesar() + 0.1805 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.4124 + 0.3576 + 0.1805))); param[18] = new Parameter("CIE XYZ-Y", (0.2126 * param[1].getBesar() + 0.7152 * param[2].getBesar() + 0.0722 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.2126 + 0.7152 + 0.0722))); param[19] = new Parameter("CIE XYZ-Z", (0.0193 * param[1].getBesar() + 0.1192 * param[2].getBesar() + 0.9505 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.0193 + 0.1192 + 0.9505))); param[20] = new Parameter("CIE XYZ-IX", this.Indeks(param[17].getBesar(), param[18].getBesar(), param[19].getBesar())); param[21] = new Parameter("CIE XYZ-IY", this.Indeks(param[18].getBesar(), param[19].getBesar(), param[17].getBesar())); param[22] = new Parameter("CIE XYZ-IZ", this.Indeks(param[19].getBesar(), param[17].getBesar(), param[18].getBesar())); param[23] = new Parameter("CIE XYZ-CV", this.Indeks(param[17].getBesar(), param[18].getBesar(), param[19].getBesar()));
/*yuv, 24 - 30*/ param[24] = new Parameter("YUV-Y", (0.299 * param[1].getBesar() + 0.587 * param[2].getBesar() + 0.114 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.299 + 0.587 + 0.114))); param[25] = new Parameter("YUV-U", ((-0.14713 * param[1].getBesar() - 0.28886 * param[2].getBesar() + 0.436 * param[3].getBesar()) + 0.43599) / (0.436 + 0.43599)); param[26] = new Parameter("YUV-V", ((0.615 * param[1].getBesar() - 0.51498 * param[2].getBesar() 0.10001 * param[3].getBesar()) + 0.61499) / (0.615 + 0.61499)); param[27] = new Parameter("YUV-IY", this.Indeks(param[24].getBesar(), param[25].getBesar(), param[26].getBesar())); param[28] = new Parameter("YUV-IU", this.Indeks(param[25].getBesar(), param[26].getBesar(), param[24].getBesar())); param[29] = new Parameter("YUV-IV", this.Indeks(param[26].getBesar(), param[24].getBesar(), param[25].getBesar())); param[30] = new Parameter("YUV-CV", this.Indeks(param[24].getBesar(), param[25].getBesar(), param[26].getBesar()));
182
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Titik Titik (Konstruktor) Kelas titik pada citra Nilai masukan seperti posisi titik dan nilai parameter dasar titik serta status titik telah diketahui.
Proses
Dibentuk sebuah objek titik dalam basis data. Perhitungan nilai parameter yang diperlukan dilakukan. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
/*ydbdr, 31 - 37*/ param[31] = new Parameter("YDbDr-Y", (0.299 * param[1].getBesar() + 0.587 * param[2].getBesar() + 0.114 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.299 + 0.587 + 0.114))); param[32] = new Parameter("YDbDr-Db", ((-0.45 * param[1].getBesar() - 0.883 * param[2].getBesar() + 1.333 * param[3].getBesar()) + 1.333) / (1.333 + 1.333)); param[33] = new Parameter("YDbDr-Dr", ((-1.333 * param[1].getBesar() + 1.116 * param[2].getBesar() + 0.217 * param[3].getBesar()) + 1.333) / (1.333 + 1.333)); param[34] = new Parameter("YDbDr-IY", this.Indeks(param[31].getBesar(), param[32].getBesar(), param[33].getBesar())); param[35] = new Parameter("YDbDr-IDb", this.Indeks(param[32].getBesar(), param[33].getBesar(), param[31].getBesar())); param[36] = new Parameter("YDbDr-IDr", this.Indeks(param[33].getBesar(), param[31].getBesar(), param[32].getBesar())); param[37] = new Parameter("YDbDr-CV", this.Pemetaan(param[31].getBesar(), param[32].getBesar(), param[33].getBesar()));
/*yiq, 38 - 44*/ param[38] = new Parameter("YIQ-Y", (0.299 * param[1].getBesar() + 0.587 * param[2].getBesar() + 0.114 * param[3].getBesar()) * (1 / (0.299 + 0.587 + 0.114))); param[39] = new Parameter("YIQ-I", ((0.59572 * param[1].getBesar() - 0.27445 * param[2].getBesar() 0.32126 * param[3].getBesar()) + 0.59571) / (0.59572 + 0.59571)); param[40] = new Parameter("YIQ-Q", ((0.21146 * param[1].getBesar() - 0.52259 * param[2].getBesar() + 0.31114 * param[3].getBesar()) + 0.52259) / (0.52260 + 0.52259)); param[41] = new Parameter("YIQ-IY", this.Indeks(param[38].getBesar(), param[39].getBesar(), param[40].getBesar())); param[42] = new Parameter("YIQ-II", this.Indeks(param[39].getBesar(), param[40].getBesar(), param[38].getBesar())); param[43] = new Parameter("YIQ-IQ", this.Indeks(param[40].getBesar(), param[38].getBesar(), param[39].getBesar())); param[44] = new Parameter("YIQ-CV", this.Pemetaan(param[38].getBesar(), param[39].getBesar(), param[40].getBesar()));
/*hsv, 45 - 51*/ param[45] = new Parameter("HSV-H", this.computeHue(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar())); param[46] = new Parameter("HSV-S", this.computeHSVS(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar()));
183
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Titik Titik (Konstruktor) Kelas titik pada citra Nilai masukan seperti posisi titik dan nilai parameter dasar titik serta status titik telah diketahui.
Proses
Dibentuk sebuah objek titik dalam basis data. Perhitungan nilai parameter yang diperlukan dilakukan. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
param[47] = new Parameter("HSV-V", this.Max(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar())); param[48] = new Parameter("HSV-IH", this.Indeks(param[45].getBesar(), param[46].getBesar(), param[47].getBesar())); param[49] = new Parameter("HSV-IS", this.Indeks(param[46].getBesar(), param[47].getBesar(), param[45].getBesar())); param[50] = new Parameter("HSV-IV", this.Indeks(param[47].getBesar(), param[45].getBesar(), param[46].getBesar())); param[51] = new Parameter("HSV-CV", this.Pemetaan(param[45].getBesar(), param[46].getBesar(), param[47].getBesar()));
/*hsl, 52 - 58*/ param[52] = new Parameter("HSL-H", this.computeHue(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar())); param[54] = new Parameter("HSL-L", (this.Max(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar()) + this.Min(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar())) / 2); param[53] = new Parameter("HSL-S", this.computeHSLS(param[1].getBesar(), param[2].getBesar(), param[3].getBesar(), param[54].getBesar())); param[55] = new Parameter("HSL-IH", this.Indeks(param[52].getBesar(), param[53].getBesar(), param[54].getBesar())); param[56] = new Parameter("HSL-IS", this.Indeks(param[53].getBesar(), param[54].getBesar(), param[52].getBesar())); param[57] = new Parameter("HSL-IL", this.Indeks(param[54].getBesar(), param[52].getBesar(), param[53].getBesar())); param[58] = new Parameter("HSL-CV", this.Pemetaan(param[52].getBesar(), param[53].getBesar(), param[54].getBesar()));
this.setDataTitik(param);
}
184
Tabel 0-15
Algoritma perhitungan parameter ukur fisik
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Teh Teh (Konstruktor) Kelas untuk menyimpan nilai parameter dari objek Telah dibentuk suatu rangkaian titik yang mewakili objek dan rangkaian parameter target yang diperlukan.
Proses
Menggunakan data yang didapat pada setiap titik, dibentuk suatu data rangkaian parameter dari objek tersebut. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
public Teh(ListTitik list, Parameter[] nilaitarget) { /*declare*/ int i;
/*parameter*/ Parameter[] param = new Parameter[this.getBanyakParameter() + 1]; Titik acu = new Titik();
/*process*/ for (i = 1; i <= 58; i = i + 1) { param[i] = new Parameter("Mean " + acu.getDataTitik(i).getNama(), this.rerataWarna(i, list)); }
/*physical*/ param[59] = new Parameter("Luas", ToDouble(list.Count())); param[60] = new Parameter("Pusat Massa x-Axis", ToDouble(list.sumMassax() / list.Count())); param[61] = new Parameter("Pusat Massa y-Axis", ToDouble(list.sumMassay() / list.Count())); param[62] = new Parameter("Pusat Momen x-Axis", ToDouble(list.sumMassaxSquared() / list.Count())); param[63] = new Parameter("Pusat Momen y-Axis", ToDouble(list.sumMassaySquared() / list.Count())); param[64] = new Parameter("Tinggi", ToDouble(list.yMax() - list.yMin())); param[65] = new Parameter("Lebar", ToDouble(list.xMax() - list.xMin())); param[66] = new Parameter("Panjang", list.Panjang()); param[67] = new Parameter("Keliling", ToDouble(list.CountEdge())); param[68] = new Parameter("Kompleksitas Bentuk", computeKompleksitasBentuk(param[59].getBesar(), param[67].getBesar())); param[69] = new Parameter("Kebulatan", computeKebulatan(param[59].getBesar(), param[66].getBesar()));
this.setDataTeh(param);
/*target kelas teh*/ this.setTarget(nilaitarget);
185
Nama Kelas Nama Fungsi Keterangan Kontrak
Kondisi Awal
Teh Teh (Konstruktor) Kelas untuk menyimpan nilai parameter dari objek Telah dibentuk suatu rangkaian titik yang mewakili objek dan rangkaian parameter target yang diperlukan.
Proses
Menggunakan data yang didapat pada setiap titik, dibentuk suatu data rangkaian parameter dari objek tersebut. Rangkaian parameter berdasarkan Lampiran 7.
Kondisi Akhir Notasi
Terbentuk sebuah objek dengan rangkaian parameter ukur yang didapatkan. Pseudocode berbasis Java
/*rincian*/ this.setRincian(list); }
186
Lampiran 11 Hasil uji verifikasi perangkat lunak
Identifikasi54
Butir Uji
Prosedur
Kriteria Hasil
0.1
Pengujian
Menekan Tombol
FormAmbilData ditampilkan
O
Pemanggilan
Pemasukan Data Latih
Antar Muka
Menekan Tombol
FormPelatihanJaringanSyarafTiruan
O
Pelatihan Jaringan Syaraf
ditampilkan
Validasi
Tiruan Menekan Tombol
FormTerapanAnalisis ditampilkan
O
Citra ditampilkan di layar
O
Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan 1.1
Pengujian
Pada Antarmuka,
pengambilan
dilakukan pemilihan file
citra yang
citra yang akan
tersimpan di
diekstraksi
dalam basis data 1.2
1.3
Pengujian
Pengisian nilai treshold di
Nilai treshold disimpan di dalam
O, namun tidak
pemberian
blanko yang telah
sistem
ditampilkan di
nilai treshold
disediakan
Pengujian
Menekan tombol treshold
antarmuka Citra biner ditampilkan. Tidak
pemberian
berjalan bila citra yang akan
perintah
diekstraksi belum ada.
O
treshold 1.4
Pengujian
Menekan tombol
Data diekstraksi dari citra dan
pemberian
ekstraksi data
disimpan dalam basis data. Tidak
perintah
O
berjalan bila citra treshold tidak ada.
ekstraksi citra 1.5
1.6
Pengujian
Menekan tombol
Data disimpan dalam tempat yang
pemberian
penyimpanan data dan
telah ditentukan oleh aktor.
perintah
menentukan nama,
penyimpanan
bentuk file, dan tempat
data
file disimpan
Pengujian
Pengambilan data yang
Data sistem digantikan dengan data
pemberian
disimpan
yang diambil
Pengujian
Pada FormAmbilData,
Setiap terjadi perubahan data sistem,
pemberian
menekan tombol
perhitungan korelasi dilakukan
perintah
ekstraksi data
O
O
perintah pengambilan data 2.1
54
O, namun dimodifikasi. Hanya
Berdasarkan rencana uji.
187
Identifikasi54
Butir Uji
Prosedur
Kriteria Hasil
ekstraksi citra
Validasi dilakukan ketika data akan disimpan, untuk penghematan memori
2.2
Pengujian
Pada FormAmbilData,
Data korelasi disimpan bersama
pemberian
dilakukan penyimpanan
dengan data objek
perintah
data.
O
penyimpanan data 2.3
Pengujian
Pada FormAmbilData,
Data korelasi dihitung ulang
pemberian
dilakukan pengambilan
berdasarkan data yang baru
perintah
data.
O
pengambilan data 3.1
Pengujian
Memasukkan indeks dari
pemasukan
parameter mutu yang
indeks
akan dipakai.
Indeks parameter dan mutu disimpan
O, bentuk dimodifikasi dari rancangan
parameter ukur
awal.
dan mutu yang dipakai 3.2
Pengujian
Menekan tombol
pemberian
pengambilan data latih.
perintah
Data latih dipilih
Data latih disimpan di dalam sistem
O
O
pengambilan data latih 3.3
Pengujian
Menekan tombol Latih
Data target iterasi dan akurasi
pemberian
pada Form Pelatihan
disimpan di dalam sistem
perintah
JaringanSyarafTiruan
pelatihan 3.4
Pengujian
Memasukkan target
Pelatihan dilakukan, log pelatihan
pemasukan
iterasi dan akuasi yang
diberikan. Pelatihan dihentikan bila
target iterasi
dibutuhkan. Menekan
target pelatihan tercapai.
dan akurasi
tombol latih.
O
yang digunakan 3.5
Pengujian
Menekan tombol Tulis
pemberian
Data pada Form Pelatihan
perintah
Jaringan Syaraf Tiruan
Data beban dituliskan ke dalam data
O
O
penulisan beban 3.6
Pengujian
Pada Form Terapan
Data beban sistem digantikan data
pemberian
Analisis, ditekan tombol
beban yang diambil
perintah
ambil data beban
pembacaan beban
188
Identifikasi54
Butir Uji
Prosedur
Kriteria Hasil
3.7
Pengujian
Eksekusi data uji
Data uji dieksekusi, laporan pengujian
pemberian
diberikan.
diberikan.
Pengujian
Pada
Dengan menggunakan data citra yang
pemberian
FormTerapanAnalisis,
diekstraksi, sistem memberikan kelas
perintah
dilakukan pengambilan
mutu yang diinginkan
ekstraksi citra
gambar, penentuan beban
Validasi O
perintah eksekusi data uji 4.1
dan laporan parameter, treshold, dan eksekusi.
189
O
Lampiran 12 Nilai korelasi parameter dasar teh
Parameter dasar warna yang dipilih dalam pengamatan tumpukan cenderung untuk memiliki tingkat korelasi terhadap parameter mutu yang rendah, sehingga bila digunakan untuk jaringan syaraf tiruan akan memberikan performa yang cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan model korelasi tinggi.
Untuk pengamatan tumpukan dengan 1 keluaran, praktis hanya parameter dasar nilai indeks hijau (RGB-IG) yang memiliki korelasi tinggi terhadap parameter mutu. Untuk pengamatan tumpukan dengan 5 keluaran, terlihat bahwa masing – masing parameter memiliki korelasi yang tinggi terhadap parameter mutu E. Ini ekuivalen dengan pengamatan manual, di mana teh dengan mutu terburuk merupakan teh yang paling mudah diamati, seperti pada Tabel 0-16 dan Tabel 0-17.
Tabel 0-16
Nilai korelasi parameter standard 1 target kelas mutu pengamatan tumpukan. Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean RGB-R
-0.35345421
0.443567637
0.547870088
Mean RGB-G
-0.043688764
0.416167533
0.481743806
Mean RGB-B
0.395224813
0.287875038
0.435791876
-0.399474337
0.342459137
0.417456141
Mean RGB-IG
-0.869158021
0.344367415
0.353267847
Mean RGB-IB
0.455538904
0.231397738
0.313173448
Mean RGB-CV
-0.35343754
0.443569428
0.547549546
Mean CMYK-C
0.650414039
0
0.006934246
Mean CMYK-M
-0.286398737
0.005343344
0.082766823
Mean CMYK-Y
-0.394162712
0.046244809
0.225968704
Mean CMYK-K
0.319621294
0.452129912
0.549744246
Mean CMYK-IC
0.648062048
0
0.01168959
Mean CMYK-IM
-0.324388248
0.009982905
0.108813311
Mean CMYK-IY
-0.454623749
0.084457389
0.302587849
Mean CMYK-IK
0.403541168
0.58859884
0.893933945
Mean CMYK-CV
0.662567049
0.00017939
0.006930891
Mean CIE XYZ-X
-0.120660569
0.420608204
0.480211349
Mean RGB-IR 55
55
Parameter dengan pengarsiran memiliki korelasi tinggi.
190
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-Y
-0.110883859
0.421018513
0.480079884
Mean CIE XYZ-Z
0.383489333
0.305367934
0.44166947
Mean CIE XYZ-IX
-0.417645054
0.338848559
0.371505552
Mean CIE XYZ-IY
-0.498607078
0.342951142
0.37098743
Mean CIE XYZ-IZ
0.455095205
0.257507018
0.318200299
Mean CIE XYZ-CV
-0.417645054
0.338848559
0.371505552
Mean YUV-Y
-0.120754051
0.421391651
0.480678603
Mean YUV-U
0.440850818
0.41401225
0.479812038
Mean YUV-V
-0.3458732
0.502579491
0.552843184
Mean YUV-IY
-0.183720177
0.298598817
0.327938592
Mean YUV-IU
0.409515143
0.288816291
0.33857689
Mean YUV-IV
-0.376556647
0.348050259
0.393534325
Mean YUV-CV
-0.183720177
0.298598817
0.327938592
Mean YDbDr-Y
-0.120754051
0.421391651
0.480678603
Mean YDbDr-Db
0.44084204
0.414008314
0.479812767
Mean YDbDr-Dr
0.345895121
0.447144619
0.497416714
Mean YDbDr-IY
-0.327947278
0.306260231
0.351557256
Mean YDbDr-IDb
0.439269706
0.311650583
0.339979431
Mean YDbDr-IDr
0.106443358
0.33667407
0.353760338
Mean YDbDr-CV
-0.117696962
0.421404854
0.480450826
Mean YIQ-Y
-0.120754051
0.421391651
0.480678603
Mean YIQ-I
-0.381751827
0.510277906
0.579704407
Mean YIQ-Q
0.640196237
0.473480847
0.487530175
Mean YIQ-IY
0.138297957
0.283370213
0.31870822
Mean YIQ-II
-0.403469774
0.3495391
0.389894215
Mean YIQ-IQ
0.443038782
0.311383866
0.340712452
Mean YIQ-CV
-0.123572286
0.421962087
0.481029255
Mean HSV-H
0.533720864
0.105373396
0.200640544
Mean HSV-S
-0.44724823
0.102355197
0.441337077
Mean HSV-V
-0.319621294
0.450255754
0.547870088
Mean HSV-IH
0.531117846
0.098848559
0.257907123
Mean HSV-IS
-0.515130363
0.13525732
0.417104921
Mean HSV-IV
0.479185344
0.473930257
0.617243334
Mean HSV-CV
0.534798796
0.106670531
0.200262216
Mean HSL-H
0.533720864
0.105373396
0.200640544
Mean HSL-S
-0.444442453
0.055189522
0.298120128
Mean HSL-L
0.260100081
0.385214366
0.462062399
Mean HSL-IH
0.515143572
0.129868886
0.287066945
Mean HSL-IS
-0.48966776
0.079539269
0.369546109
Mean HSL-IL
0.445103253
0.491254161
0.644600425
Mean HSL-CV
0.534524884
0.106112485
0.200078335
191
Tabel 0-17 Nilai korelasi parameter standard 5 target kelas mutu pengamatan tumpukan Nama Mean RGB-R Mean RGB-G Mean RGB-B Mean RGB-IR Mean RGB-IG Mean RGB-IB Mean RGB-CV Mean CMYK-C Mean CMYKM Mean CMYK-Y Mean CMYK-K Mean CMYKIC Mean CMYKIM Mean CMYKIY Mean CMYKIK Mean CMYKCV Mean CIE XYZX Mean CIE XYZY Mean CIE XYZZ Mean CIE XYZIX Mean CIE XYZIY Mean CIE XYZIZ Mean CIE XYZ-
Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
-0.08264517
0.176079549
0.334229021
0.383533332
-0.811196732
0.178027203
0.090023182
-0.446001802
0.064288353
0.113663064
0.078870734
-0.125241388
-0.553545571
-0.229998357
0.829914581
-0.086708484
0.144903891
0.511109668
0.302257993
-0.871563067
0.491747196
0.26960598
0.162198193
-0.027265454
-0.896285915
0.035044519
-0.160956014
-0.49373002
-0.280423237
0.900064752
-0.082299167
0.176196973
0.333322924
0.383550307
-0.810771037
Nilai Minim um 0.4435 67637 0.4161 67533 0.2878 75038 0.3424 59137 0.3443 67415 0.2313 97738 0.4435 69428
-0.176189729
-0.265809921
-0.265781142
-0.265809921
0.973590714
0
Nilai Maksim um 0.54787 0088 0.48174 3806 0.43579 1876 0.41745 6141 0.35326 7847 0.31317 3448 0.54754 9546 0.00693 4246
-0.187733784
0.114988237
0.537974777
0.342593313
-0.807822543
-0.096410899
0.151747059
0.504484951
0.315008148
-0.87482926
0.1057386
-0.164722433
-0.335222616
-0.388373791
0.78258024
0.0053 43344 0.0462 44809 0.4521 29912
0.08276 6823 0.22596 8704 0.54974 4246
-0.17422191
-0.265733563
-0.265711727
-0.265733563
0.971400762
0
0.01168 959
-0.155516941
0.152005678
0.478766099
0.355404182
-0.830659018
0.0099 82905
0.10881 3311
-0.037970424
0.191318117
0.430549482
0.324166061
-0.908063236
0.0844 57389
0.30258 7849
0.085684293
-0.175286877
-0.453294684
-0.337020655
0.879917923
0.5885 9884
0.89393 3945
-0.191407958
-0.270872139
-0.251817226
-0.260645566
0.974742889
0.0001 7939
0.00693 0891
0.038199694
0.131530022
-0.19069471
0.260600111
-0.239635117
0.4206 08204
0.48021 1349
0.113605951
0.123904217
-0.307079242
0.180055669
-0.110486596
0.4210 18513
0.48007 9884
0.083857728
-0.117569629
-0.559717623
-0.219126319
0.812555843
0.3053 67934
0.44166 947
-0.069647423
0.147604243
0.509747333
0.292880547
-0.8805847
0.3388 48559
0.37150 5552
0.006854459
0.171030901
0.481494469
0.259342755
-0.918722583
0.3429 51142
0.37098 743
0.034895319
-0.158477174
-0.497574996
-0.278004292
0.899161142
-0.069647423
0.147604243
0.509747333
0.292880547
-0.8805847
0.2575 07018 0.3388 48559
0.31820 0299 0.37150 5552
192
Nama CV Mean YUV-Y Mean YUV-U Mean YUV-V Mean YUV-IY Mean YUV-IU Mean YUV-IV Mean YUV-CV Mean YDbDrY Mean YDbDrDb Mean YDbDrDr Mean YDbDrIY Mean YDbDrIDb Mean YDbDrIDr Mean YDbDrCV Mean YIQ-Y Mean YIQ-I Mean YIQ-Q Mean YIQ-IY Mean YIQ-II Mean YIQ-IQ Mean YIQ-CV Mean HSV-H Mean HSV-S Mean HSV-V Mean HSV-IH Mean HSV-IS Mean HSV-IV Mean
Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
Nilai Minim um
Nilai Maksim um
0.084145591
0.12950837
-0.257017503
0.215857574
-0.172494032
-0.349884726
0.4213 91651 0.4140 1225 0.5025 79491 0.2985 98817 0.2888 16291 0.3480 50259 0.2985 98817
0.48067 8603 0.47981 2038 0.55284 3184 0.32793 8592 0.33857 689 0.39353 4325 0.32793 8592
0.054275768
-0.168106245
-0.484776487
-0.30187438
0.900481344
-0.137550997
0.137325847
0.514273302
0.33252627
-0.846574422
0.023511693
0.158641413
-0.088153713
0.255885333
-0.349884726
0.07644707
-0.174267688
-0.446512634
-0.337814622
0.882147874
-0.097363914
0.122565793
0.545657671
0.26177173
-0.83263128
0.023511693
0.158641413
-0.088153713
0.255885333
0.084145591
0.12950837
-0.257017503
0.215857574
-0.172494032
0.4213 91651
0.48067 8603
0.054283666
-0.168103976
-0.484777915
-0.301878889
0.900477113
0.4140 08314
0.47981 2767
0.137532545
-0.137332482
-0.514269015
-0.332518631
0.846587583
0.4471 44619
0.49741 6714
-0.094574467
0.174075307
0.322278127
0.370984411
-0.772763378
0.3062 60231
0.35155 7256
0.022404788
-0.199151827
-0.355648019
-0.333920573
0.866315631
0.3116 50583
0.33997 9431
0.214545429
-0.116471626
-0.238652063
-0.407796813
0.548375073
0.3366 7407
0.35376 0338
0.084584704
0.12839361
-0.260620831
0.213843616
-0.166201099
0.084145591
0.12950837
-0.257017503
0.215857574
-0.172494032
-0.10682016
0.148995308
0.50415533
0.32168058
-0.868011059
-0.145474653
-0.231281791
-0.387652569
-0.212386381
0.976795393
0.085434894
0.025743853
-0.453645805
-0.00063664
0.343103698
-0.070175777
0.130635958
0.534510176
0.246255946
-0.841226303
0.027529091
-0.200353032
-0.368715797
-0.338004307
0.879544045
0.083282811
0.130557919
-0.253037651
0.218164306
-0.178967385
-0.04430851
-0.235399807
-0.343707048
-0.316140654
0.939556019
-0.045145841
0.168450439
0.482209696
0.292073937
-0.897588232
-0.1057386
0.164722433
0.335222616
0.388373791
-0.78258024
-0.037997889
-0.230356613
-0.361882211
-0.310959337
0.94119605
0.0213368
0.203840518
0.421230096
0.281931918
-0.928339332
0.00249342
-0.161423213
-0.49296851
-0.233943053
0.885841356
0.4214 04854 0.4213 91651 0.5102 77906 0.4734 80847 0.2833 70213 0.3495 391 0.3113 83866 0.4219 62087 0.1053 73396 0.1023 55197 0.4502 55754 0.0988 48559 0.1352 5732 0.4739 30257
0.48045 0826 0.48067 8603 0.57970 4407 0.48753 0175 0.31870 822 0.38989 4215 0.34071 2452 0.48102 9255 0.20064 0544 0.44133 7077 0.54787 0088 0.25790 7123 0.41710 4921 0.61724 3334
-0.045578396
-0.236287692
-0.341617494
-0.316387627
0.939871209
0.1066
0.20026
193
Nama HSV-CV Mean HSL-H Mean HSL-S Mean HSL-L Mean HSL-IH Mean HSL-IS Mean HSL-IL Mean HSL-CV
Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
-0.04430851
-0.235399807
-0.343707048
-0.316140654
0.939556019
-0.042599751
0.164617986
0.474390205
0.299105997
-0.895514437
0.017493332
-0.024167634
-0.474536448
0.032009816
0.449200935
-0.023432859
-0.226334265
-0.364690129
-0.319193076
0.933650329
-0.000790624
0.188905078
0.439533441
0.288617347
-0.916265243
0.03042432
-0.13792262
-0.519152858
-0.243301346
0.869952505
-0.04519231
-0.236076687
-0.342292239
-0.316247071
0.939808307
Nilai Minim um 70531
Nilai Maksim um 2216
0.1053 73396 0.0551 89522 0.3852 14366 0.1298 68886 0.0795 39269 0.4912 54161 0.1061 12485
0.20064 0544 0.29812 0128 0.46206 2399 0.28706 6945 0.36954 6109 0.64460 0425 0.20007 8335
Untuk pengamatan butiran, korelasi yang didapat antara parameter ukur dan parameter mutu cenderung rendah (< 0.6 dan > -0.6), sehingga tidak akan memberikan akurasi pengamatan yang baik. Pembentukan standard nilai parameter ukur untuk pengamatan butiran masih tidak disarankan sebelum menemukan parameter ukur dengan korelasi > |0.8|terhada parameter mutu, seperti pada Tabel 0-18 dan Tabel 0-19.
Tabel 0-18
Nilai korelasi parameter standard 1 target kelas mutu pengamatan butiran
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean RGB-R
0.298703749
0.055153124
0.37254902
Mean RGB-G
0.173046959
0.068430516
0.360784314
Mean RGB-B
0.089865196
0.034356736
0.258823529
Mean RGB-IR
0.447038454
0.232943255
0.522184853
Mean RGB-IG
-0.303101459
0.307692308
0.465455695
Mean RGB-IB
-0.365394936
0.117762066
0.391740336
Mean RGB-CV
0.298321629
0.055204561
0.372500501
Mean CMYK-C
-0.227606681
0
0.109803922
Mean CMYK-M
0.366144932
0
0.095432918
Mean CMYK-Y
0.353552033
0.005490196
0.226778192
Mean CMYK-K
-0.245900874
0.62745098
0.926865885
Mean CMYK-IC
-0.203938062
0
0.121212121
Mean CMYK-IM
0.361142643
0
0.093330773
Mean CMYK-IY
0.332932106
0.00560432
0.222889426
Mean CMYK-IK
-0.318148672
0.683772406
0.943616194
194
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CMYK-CV
-0.226550749
3.15E-05
0.109376353
Mean CIE XYZ-X
0.227789879
0.057334328
0.333866386
Mean CIE XYZ-Y
0.200618983
0.063579211
0.351110588
Mean CIE XYZ-Z
0.108523342
0.041643766
0.260217505
Mean CIE XYZ-IX
0.429331463
0.301756837
0.422641128
Mean CIE XYZ-IY
0.204454464
0.329599516
0.414779455
Mean CIE XYZ-IZ
-0.361142685
0.16411444
0.368643647
Mean CIE XYZ-CV
0.429331463
0.301756837
0.422641128
Mean YUV-Y
0.211361392
0.061257631
0.345078431
Mean YUV-U
-0.324889565
0.413698664
0.515511362
Mean YUV-V
0.371641964
0.452110833
0.558391122
Mean YUV-IY
0.209510165
0.05664087
0.269936399
Mean YUV-IU
-0.308474109
0.323614337
0.468189947
Mean YUV-IV
-0.029965983
0.376608145
0.481954726
Mean YUV-CV
0.209510165
0.05664087
0.269936399
Mean YDbDr-Y
0.211361392
0.061257631
0.345078431
Mean YDbDr-Db
-0.324909252
0.413700484
0.515518193
Mean YDbDr-Dr
-0.371657701
0.441595677
0.547879617
Mean YDbDr-IY
0.230557906
0.056173931
0.278475216
Mean YDbDr-IDb
-0.199394505
0.3338526
0.464329897
Mean YDbDr-IDr
-0.262937058
0.387266661
0.479496172
Mean YDbDr-CV
0.211190073
0.062925567
0.345347496
Mean YIQ-Y
0.211361392
0.061257631
0.345078431
Mean YIQ-I
0.39361949
0.461244282
0.583127677
Mean YIQ-Q
-0.027441193
0.432050885
0.506899824
Mean YIQ-IY
0.200786471
0.056185129
0.255877234
Mean YIQ-II
-0.097971331
0.388026896
0.47745836
Mean YIQ-IQ
-0.261887975
0.335293971
0.466356511
Mean YIQ-CV
0.211681994
0.062974906
0.345882661
Mean HSV-H
-0.355397382
0.044871795
0.522813907
Mean HSV-S
0.285363748
0.183333333
0.758451954
Mean HSV-V
0.245900874
0.073134115
0.37254902
Mean HSV-IH
-0.425415393
0.064500941
0.536495807
Mean HSV-IS
0.187484592
0.240468046
0.741224856
Mean HSV-IV
0.199134184
0.083641707
0.414825724
Mean HSV-CV
-0.35456577
0.046210448
0.522496744
Mean HSL-H
-0.355397382
0.044871795
0.522813907
Mean HSL-S
0.404240145
0.009174312
0.629610578
Mean HSL-L
0.198621593
0.053623312
0.282352941
Mean HSL-IH
-0.478414865
0.090216824
0.633378171
Mean HSL-IS
0.338075355
0.016955505
0.725045817
Mean HSL-IL
0.107746059
0.092102308
0.471372144
195
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean HSL-CV
-0.354026829
0.045636456
0.521729431
Luas
-0.403011512
1
4053
Pusat Massa x-Axis
-0.336657186
1
58
Pusat Massa y-Axis
-0.265660398
1
97
Pusat Momen x-Axis
-0.340454681
1
3907.927802
Pusat Momen y-Axis
-0.213798719
1
11439.32346
Tinggi
-0.339047509
0
98
Lebar
-0.274775005
0
183
Panjang
-0.300338768
0
185.6071119
Keliling
-0.330032428
1
762
Kompleksitas Bentuk
-0.057434593
0.079577472
14.89695755
Kebulatan
0.102002489
0
22.77654674
Tabel 0-19 Nilai korelasi parameter standard 5 target kelas mutu pengamatan butiran In de ks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15
16 17
Nama Mean RGB-R Mean RGB-G Mean RGB-B Mean RGB-IR Mean RGB-IG Mean RGB-IB Mean RGB-CV Mean CMYK-C Mean CMYK-M Mean CMYK-Y Mean CMYK-K Mean CMYK-IC Mean CMYKIM Mean CMYK-IY Mean CMYK-IK Mean CMYKCV Mean CIE XYZ-
Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
0.188842969 0.102489514 0.073929563 0.315151178
0.021712618
0.155917425
0.012345855
0.318243457
0.048161667
-0.20008853 0.229008027
0.000921894
0.221590368
0.0270983
0.129986109
0.198332087
0.300642528
-0.03363399
0.321702395 0.249142726
0.20831223 0.188575922
0.34092425 0.021458138
0.05474803 0.011422141 0.059312472
0.185162052 0.220924973
0.120075327 0.180285581
0.012307189 0.018601136
0.317974808 0.152554534
0.146561244
-0.14933881 0.004452078
0.032251885 0.019488347
0.32111981
-0.184321
0.026335246 0.051729834
0.167619761
0.111625041
0.182359183 0.132997252
-0.00818078 0.006487462
0.217609114 0.168945479
0.173661071 0.133596238
0.015983633 0.073605651
0.151122248
0.127056736
0.098852141
0.037282626 0.010665225 0.001423444
0.184623509 0.143734382
0.119572601
0.121774524 0.267861974
0.026577826
0.015932089 0.247345221 0.156127113 0.131616317
0.131778133 0.189583144
196
-0.24536919
0.369368446 0.281382339 0.137485712
0.316660182 0.35214209 0.341424518
0.018507047
-0.15153032
0.01032796
0.262642447
Nilai Minim um 0.0551 53124 0.0684 30516 0.0343 56736 0.2329 43255 0.3076 92308 0.1177 62066 0.0552 04561
0
Nilai Maksi mum 0.3725 4902 0.3607 84314 0.2588 23529 0.5221 84853 0.4654 55695 0.3917 40336 0.3725 00501 0.1098 03922 0.0954 32918 0.2267 78192 0.9268 65885 0.1212 12121
0 0.0056 0432 0.6837 72406
0.0933 30773 0.2228 89426 0.9436 16194
3.15E05 0.0573 34328
0.1093 76353 0.3338 66386
0 0 0.0054 90196 0.6274 5098
In de ks
18
19
20
21
22
23 24 25 26 27 28 29 30 31
32
33 34
35
36
37 38 39 40 41 42
Nama X Mean CIE XYZY Mean CIE XYZZ Mean CIE XYZIX Mean CIE XYZIY Mean CIE XYZIZ Mean CIE XYZCV Mean YUV-Y Mean YUV-U Mean YUV-V Mean YUV-IY Mean YUV-IU Mean YUV-IV Mean YUV-CV Mean YDbDr-Y Mean YDbDrDb Mean YDbDrDr Mean YDbDr-IY Mean YDbDrIDb Mean YDbDrIDr Mean YDbDrCV Mean YIQ-Y Mean YIQ-I Mean YIQ-Q Mean YIQ-IY Mean YIQ-II
Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
Nilai Minim um
Nilai Maksi mum
0.122664335
0.036959267
0.195196924
0.004960071
0.242954405
0.0635 79211
0.3511 10588
0.082015093
0.109110059
0.226152119
0.0232716
0.149928239
0.0416 43766
0.2602 17505
0.282726136
0.306060987
0.221926512
0.062928359
0.300243511
0.3017 56837
0.4226 41128
0.058635116
0.335677306
0.24090047
0.050659376
0.115766512
0.3295 99516
0.4147 79455
0.202640362
0.345366564
0.249269504
0.062511902
0.239959867
0.1641 1444
0.3686 43647
0.282726136 0.130858978
0.306060987
0.221926512 0.193118791
0.062928359
0.300243511
0.006924728
0.170101953 0.243854442 0.136800973
0.132562777 0.182039616
0.047534647
0.030350278
0.250908354 0.346123479
0.072434977 0.192123169
0.021188966 0.006279931
0.194867393
0.02939629 0.145459808
0.14011316
0.0079095 0.002803311 0.006279931
0.032810884
0.230929072 0.192123169 0.193118791
0.006924728
0.250908354
0.3017 56837 0.0612 57631 0.4136 98664 0.4521 10833 0.0566 4087 0.3236 14337 0.3766 08145 0.0566 4087 0.0612 57631
0.4226 41128 0.3450 78431 0.5155 11362 0.5583 91122 0.2699 36399 0.4681 89947 0.4819 54726 0.2699 36399 0.3450 78431
0.170118854
0.132568842
0.047530387
0.030344463
0.346136116
0.4137 00484
0.5155 18193
0.243856313 0.149049184
0.18204693
0.021180133 0.005685172
0.313208941
0.033403348
0.072424138 0.187018956
0.272316476
0.4415 95677 0.0561 73931
0.5478 79617 0.2784 75216
0.119673011
0.036090333
0.186486697
0.018376654
0.252957077
0.3338 526
0.4643 29897
0.181871615
0.028816704
0.181404862
0.010855842
0.288082751
0.3872 66661
0.4794 96172
0.006959118
0.250744057
0.006924728
0.250908354
0.034793562
0.003960757 0.056928583 0.006031468 0.004481051
0.359059841 0.109702374
0.0629 25567 0.0612 57631 0.4612 44282 0.4320 50885 0.0561 85129 0.3880 26896
0.3453 47496 0.3450 78431 0.5831 27677 0.5068 99824 0.2558 77234 0.4774 5836
0.028904791 0.136800973 0.130858978
0.032810884
0.046208434
0.046208434
0.193207177 0.193118791
-0.13078318 0.130858978 0.241986232 0.033548407 0.133832406
0.032963842
0.054630525
0.127333721 0.195028258
0.078615893
-0.12278738
0.22568372
0.032810884 0.182752099 0.018369119
197
0.313183668 0.254053114 0.334167073 0.093184799 0.254053114
0.245790142 0.149347911
In de ks 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Nama Mean YIQ-IQ Mean YIQ-CV Mean HSV-H Mean HSV-S Mean HSV-V Mean HSV-IH Mean HSV-IS Mean HSV-IV Mean HSV-CV Mean HSL-H Mean HSL-S Mean HSL-L Mean HSL-IH Mean HSL-IS Mean HSL-IL Mean HSL-CV
Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.165174122 0.131055822
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.003493051 0.032609898
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
0.299850499
0.006926173 0.026159532
0.251177515 0.295643256
0.245623604 0.182359183 0.119330956
0.086273579
0.166278522
0.00818078 0.065679191
0.281382339 0.333344906
0.260144548 0.207829108 0.080069746 0.081355622
0.06229207 0.011621195 0.025700601 0.026159532
0.077195143
0.241667771 0.204863328 0.135092131
0.096528153
0.256420537
0.011011488 0.077193845
0.238748351 0.359934058
0.083028307
0.195546304
-0.02874466 0.025604334 0.04464692
0.176312773 0.295045611 0.256964768
0.195848918 0.362229563
0.251743694 0.082635847 0.153805984
0.279353968 0.298864078
0.223499746
0.194143248
0.223681061 0.253492615 0.127124199
0.195848918 0.336294201
0.324995843 0.216812698
0.260588087 0.310305754
-0.09400502
0.145664666
0.222824756
0.258141866 0.233081299 0.080030152 0.200880416
0.092517848
0.0494335
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
0.01310006
0.162373383 0.193005945 0.081355622
0.223681061 0.123504814 0.146561244
0.004452078
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
0.244603558 0.295383768 0.295643256
Nilai Minim um 0.3352 93971 0.0629 74906 0.0448 71795 0.1833 33333 0.0731 34115 0.0645 00941 0.2404 68046 0.0836 41707 0.0462 10448 0.0448 71795 0.0091 74312 0.0536 23312 0.0902 16824 0.0169 55505 0.0921 02308 0.0456 36456
Nilai Maksi mum 0.4663 56511 0.3458 82661 0.5228 13907 0.7584 51954 0.3725 4902 0.5364 95807 0.7412 24856 0.4148 25724 0.5224 96744 0.5228 13907 0.6296 10578 0.2823 52941 0.6333 78171 0.7250 45817 0.4713 72144 0.5217 29431
1
4053
0.542034371
0.46133456
0.114732907
0.150127261
0.033032518
0.214764265
1
58
0.381449272
0.094422241
0.140694486
0.008493147
0.147959259
1
97
0.479045483
0.096234664
0.206185103
0.024763212
-0.19287738
1
3907.9 27802
63
Luas Pusat Massa xAxis Pusat Massa yAxis Pusat Momen x-Axis Pusat Momen y-Axis
0.194323061 0.112306951
11439. 32346
Tinggi
0.464770073
0
98
65
Lebar
0.392232219
0
66
Panjang
0.434168815
0.149817701 0.158890231 0.147115111 0.171810774
1
64
0.078283703 0.106880551
0
183 185.60 71119
67
Keliling Komplek sitas Bentuk Kebulata n
0.456260155
1
762
0.024314772
0.0795 77472
0.190224199
0
14.896 95755 22.776 54674
59
60
61
62
68 69
0.326373048
0.163503936 0.024399076
-0.09232119 0.100444959 0.096743443 0.076664333 0.080864082
0.004963422 0.019509232 0.004360903 0.002047117
-0.17617673
0.022213947
0.102472793 0.084093045
-0.01742387 0.077453725
198
0.101548293 0.206367389 0.150820924 0.158498631 0.195294093
Lampiran 13 Daftar parameter terpilih berdasarkan analisis korelasi
Parameter pilihan berdasarkan jenis sampel (tumpukan atau butiran) dan bentuk jaringan syaraf tiruan adalah sebagai berikut. Beberapa macam bentuk jaringan syaraf tiruan propagasi balik dicobakan untuk mencari kombinasi parameter yang akan memberikan hasil pengukuran dengan akurasi terdekat. Pilihan struktur jaringan syaraf tiruan dijelaskan pada bagian VI.3. 1. Tabel 0-20
Sampel tumpukan, jst 3-5-1
2. Tabel 0-21
Sampel tumpukan, jst 11-21-1
3. Tabel 0-22
Sampel tumpukan, jst 11-21-5
4. Tabel 0-23
Sampel butiran, jst 3-5-1
5. Tabel 0-24
Sampel butiran, jst 11-21-1
6. Tabel 0-25
Sampel butiran, jst 11-21-5
Tabel 0-20
Sampel tumpukan, jst 3-5-1
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean HSL-L / Mean RGB-G
0.805830545
0.923148378
0.960567557
Mean RGB-IG
-0.869158021
0.344367415
0.353267847
Tabel 0-21
Sampel tumpukan, jst 11-21-1
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean HSL-L / Mean RGB-G
0.805830545
0.923148378
0.960567557
Mean YIQ-Q / Mean RGB-IG
0.765465964
1.344597933
1.415726792
Mean HSV-S / Mean HSL-IS
0.757826328
1.114104044
1.286851112
Mean CMYK-Y / Mean HSL-S
0.754432159
0.678669513
0.84391682
Mean CMYK-CV / Mean HSV-IH
0.672939421
0.001427496
0.027758351
Mean HSL-S / Mean CMYK-Y
-0.749893224
1.184950905
1.473471227
Mean RGB-IG / Mean YIQ-Q
-0.767176355
0.706350975
0.743716746
Mean HSL-IS / Mean HSV-S
-0.76748175
0.777090676
0.897582237
Mean RGB-G / Mean HSL-L
-0.807537282
1.041051191
1.083249479
Mean RGB-IG
-0.869158021
0.344367415
0.353267847
199
Tabel 0-22 Nama
Mean HSL-IS / Mean HSV-S Mean YUV-V / Mean CIE XYZ-IX Mean RGB-B / Mean CMYKCV Mean HSV-CV / Mean CMYK-IK Mean HSV-IV / Mean CIE XYZ-Z Mean CIE XYZ-Z / Mean HSV-IV Mean YUV-V / Mean CIE XYZ-IY Mean CIE XYZ-IY / Mean YUV-V Mean YIQ-Q / Mean RGB-IG Mean RGB-IG / Mean YIQ-Q
Tabel 0-23
Sampel tumpukan, jst 11-21-5 Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.583912996
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.280244115
Nilai Korelasi Mutu Tampak C 0.257916802 0.243283595
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.052907024
Nilai Korelasi Mutu Tampak E 0.659147332 0.094645987
Nilai Minim um 0.7770 90676 1.4685 75597
Nilai Maksi mum 0.8975 82237 1.4942 24625
-0.567782133
-0.01430466
0.334533361
0.374443693
0.053182785
0.146355118
0.802149386
59.579 18774
1947.1 66474
-0.222235805
0.312992914
0.136078201
-0.271069965
0.942376885
0.1693 29052
0.2240 23506
-0.327672921
0.064860267
0.701177225
0.123793396
0.432437433
1.3975 23207
1.5519 97459
0.328020105
0.05551736
0.695043978
-0.129116
0.440622514
0.6443 30952
0.7155 51624
-0.49608269
0.018143092
0.470280885
0.452310277
0.444651563
1.4406 14668
1.4976 87416
0.497713501
0.022167815
0.467659153
-0.450155277
0.442268743
0.6676 96069
0.6941 48146
-0.303362557
0.257281951 0.25718755
0.302323723 0.304252847
-0.11638734
0.979355571
0.111610129
0.978225411
1.3445 97933 0.7063 50975
1.4157 26792 0.7437 16746
56
0.305174885
Sampel butiran, jst 3-5-1
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-IX / Mean YIQ-II
0.504558038
0.696691314
0.923316033
Luas / Mean HSL-S
-0.530502255
3.048780488
20077.68238
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-IX / Mean YIQ-II
0.504558038
0.696691314
0.923316033
Mean RGB-IR / Mean YUV-IV
0.501565833
0.545248524
1.111402437
Mean RGB-IR / Mean YIQ-II
0.498135378
0.537815625
1.141140147
Mean RGB-IR / Mean YDbDr-IDr
0.485207064
0.517546845
1.268951707
Tabel 0-24
Sampel butiran, jst 11-21-1
Nama
56
0.433449186
Pemilihan parameter berdasarkan korelasi terbaik terhadap masing - ,masing parameter mutu.
200
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-IX / Mean YDbDr-IDr
0.485068579
0.670434949
1.026730555
Luas / Mean HSL-S
-0.530502255
3.048780488
20077.68238
Tinggi / Mean HSL-S
-0.525669588
0
721.2226109
Luas / Mean CMYK-M
-0.519360389
1
838180.9969
Luas / Mean CMYK-IM
-0.5168031
1
817114.4239
-0.516317028
3.048780488
3197.020556
Keliling / Mean HSL-S
Tabel 0-25 Nama
Luas / Mean CMYK-M Mean HSV-IH / Mean HSL-IH Mean CIE XYZIZ / Mean YDbDr-Dr Mean HSV-S / Mean YUV-IV Mean CIE XYZCV / Mean YIQI Mean YIQ-I / Mean CIE XYZIX Mean HSL-S / Mean RGB-CV Lebar / Keliling Mean CIE XYZIX / Mean YIQII Mean YIQ-II / Mean CIE XYZCV
57
Sampel butiran, jst 11-21-5 Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.64634028
Nilai Korelasi Mutu Tampak C -0.20640843
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.062344162
Nilai Korelasi Mutu Tampak E 0.295559922
Nilai Minim um 1
57
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.072744257
Nilai Maksi mum 838180 .9969
0.401384533 0.171539825
0.056566355 0.349682051
0.093876745
0.049627988
0.29882474
0.264173196
0.067293769
0.198525334
0.6049 22577 0.3497 9705
0.8470 38675 0.7044 86227
0.133181904 0.218959012
0.372716617 0.308257646
0.224981317
0.087466284
0.2017883
0.310048435
0.09330833
0.142143991
0.4430 69949 0.6370 67615
1.5874 10839 0.7877 24453
0.215278282
0.30474663
0.311795944
0.086345776
-0.1397928
1.2694 79443
1.5696 92095
0.028546625 0.108810072 0.336617158
0.308458403 0.050742414
0.25658813
0.180229247
0.08350726
0.0467 52622 0
5.5188 2212 0.75
0.213370469
0.035735713
0.188713295 0.06992461
0.058909333 0.137992032 0.418642648
0.6966 91314
0.9233 16033
0.355182997
0.20868267
0.049870209
0.069054592
0.419837948
1.0830 52784
1.4353 55918
Parameter dipilih berdasarkan nilai korelasi terbaik terhadap masing – masing parameter mutu.
201
Lampiran 14 Parameter bantuan untuk pengujian jaringan syaraf tiruan
Untuk pengujian performa jaringan syaraf tiruan, dilakukan perbandingan dengan jaringan syaraf tiruan lain yang menggunakan struktur yang sama, namun menggunakan parameter masukan yang berbeda, sebagai berikut. 1. Tabel 0-26
Sampel tumpukan, jst 3-5-1, parameter standard
2. Tabel 0-27
Sampel tumpukan, jst 3-5-1, parameter korelasi
buruk 3. Tabel 0-28
Sampel tumpukan, jst 11-21-1, parameter standard
4. Tabel 0-29
Sampel tumpukan, jst 11-21-1, parameter korelasi
buruk 5. Tabel 0-30
Sampel tumpukan, jst 11-21-5, parameter standard
6. Tabel 0-31
Sampel tumpukan, jst 11-21-5, parameter korelasi
buruk 7. Tabel 0-32
Sampel butiran, jst 3-5-1, parameter standard
8. Tabel 0-33
Sampel butiran, jst 3-5-1, parameter korelasi buruk
9. Tabel 0-34
Sampel butiran, jst 11-21-1, parameter standard
10. Tabel 0-35
Sampel butiran, jst 11-21-1, parameter korelasi
buruk 11. Tabel 0-36
Sampel butiran, jst 11-21-5, parameter standard
12. Tabel 0-37
Sampel butiran, jst 11-21-5, parameter korelasi
buruk
Tabel 0-26
Sampel tumpukan, jst 3-5-1, parameter standard Nama
Tabel 0-27
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean RGB-R
-0.35345421
0.443567637
0.547870088
Mean RGB-B
0.395224813
0.287875038
0.435791876
Sampel tumpukan, jst 3-5-1, parameter korelasi buruk
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean HSL-IS / Mean CMYK-C
6.05E-07
1
228870.4861
Mean HSL-IS / Mean CMYK-IC
-5.80E-07
1
180403.7949
202
Tabel 0-28
Sampel tumpukan, jst 11-21-1, parameter standard Nama
Tabel 0-29
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean RGB-R
-0.35345421
0.443567637
0.547870088
Mean RGB-G
-0.043688764
0.416167533
0.481743806
Mean RGB-B
0.395224813
0.287875038
0.435791876
Mean RGB-IR
-0.399474337
0.342459137
0.417456141
Mean RGB-IG
-0.869158021
0.344367415
0.353267847
Mean RGB-IB
0.455538904
0.231397738
0.313173448
Mean RGB-CV
-0.35343754
0.443569428
0.547549546
Mean CMYK-C
0.650414039
0
0.006934246
Mean CMYK-M
-0.286398737
0.005343344
0.082766823
Mean CMYK-Y
-0.394162712
0.046244809
0.225968704
Sampel tumpukan, jst 11-21-1, parameter korelasi buruk
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean HSV-S / Mean CMYK-C
1.33E-05
1
267725.6945
Mean CMYK-IM / Mean CMYK-C
1.17E-05
1
54680.94294
Mean CMYK-Y / Mean CMYK-C
1.03E-05
1
128386
Mean HSV-S / Mean CMYK-IC
9.54E-06
1
211030.8415
Mean CMYK-Y / Mean CMYK-IC
3.68E-06
1
101198.3765
Mean HSL-IS / Mean CMYK-IC
-5.80E-07
1
180403.7949
Mean HSL-S / Mean CMYK-C
-1.38E-06
1
175289.192
Mean HSL-S / Mean CMYK-IC
-3.49E-06
1
138169.1278
Mean CMYK-IM / Mean CMYK-IC
-5.27E-06
0.880270405
43101.44914
Mean CMYK-CV / Mean CMYK-C
-1.10E-05
0.999247476
155.2039769
Tabel 0-30 Nama
Mean RGB-R Mean RGB-G Mean RGB-B Mean RGB-IR Mean RGB-IG Mean RGB-IB
Sampel tumpukan, jst 11-21-5, parameter standard
Nilai Korelasi Mutu Tampak A -0.08264517
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.176079549
Nilai Korelasi Mutu Tampak C 0.334229021
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.383533332
Nilai Korelasi Mutu Tampak E -0.811196732
0.178027203
0.090023182
-0.446001802
0.064288353
0.113663064
0.078870734
-0.125241388
-0.553545571
-0.229998357
0.829914581
-0.086708484
0.144903891
0.511109668
0.302257993
-0.871563067
0.491747196
0.26960598
0.162198193
-0.027265454
-0.896285915
0.035044519
-0.160956014
-0.49373002
-0.280423237
0.900064752
203
Nilai Minim um 0.4435 67637 0.4161 67533 0.2878 75038 0.3424 59137 0.3443 67415 0.2313 97738
Nilai Maksim um 0.54787 0088 0.48174 3806 0.43579 1876 0.41745 6141 0.35326 7847 0.31317 3448
Nama
Mean RGBCV Mean CMYKC Mean CMYKM Mean CMYKY
Nilai Korelasi Mutu Tampak A -0.082299167
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.176196973
Nilai Korelasi Mutu Tampak C 0.333322924
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.383550307
Nilai Korelasi Mutu Tampak E -0.810771037
Nilai Minim um 0.4435 69428
Nilai Maksim um 0.54754 9546
-0.176189729
-0.265809921
-0.265781142
-0.265809921
0.973590714
0
0.00693 4246
-0.187733784
0.114988237
0.537974777
0.342593313
-0.807822543
0.0053 43344
0.08276 6823
-0.096410899
0.151747059
0.504484951
0.315008148
-0.87482926
0.0462 44809
0.22596 8704
Tabel 0-31 Nama
Mean HSV-IV / Mean YDbDrIDb Mean CIE XYZIZ / Mean YIQCV Mean YDbDrIDb / Mean YDbDr-Dr Mean YUV-IV / Mean YUV-V Mean CIE XYZ-Y / Mean CMYKCV Mean YUV-IU / Mean CMYK-CV Mean CIE XYZIY / Mean CIE XYZ-X Mean YIQ-IY Mean YDbDr-IY / Mean YUV-V Mean YUV-V / Mean YDbDr-IY
58
Sampel tumpukan, jst 11-21-5, parameter korelasi buruk Nilai Korelasi Mutu Tampak A
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.122162229
Nilai Korelasi Mutu Tampak C 0.503699245
Nilai Korelasi Mutu Tampak D -0.16068072
Nilai Korelasi Mutu Tampak E 0.786474849
Nilai Minim um 1.4425 7635
Nilai Maksi mum 1.8645 34136
-7.25E-06
0.192319923
0.383060741
0.327123087
0.902511003
0.5505 73361
0.7175 8988
0.256969089
0.002105137
0.589817862
0.229789802
0.564743712
0.6641 59217
0.7198 86066
0.114606484
0.306708317
0.298651842
0.005056641 0.365756992
0.154877563 0.161790194
0.261380597 0.828019165
0.6896 48054 65.919 21336
0.7239 08927 2587.2 11404
0.316134252
0.363865454
0.141933655
-0.82087049
0.028880384
0.021319587
0.001062871 0.486599448
0.000917161
0.479955812
47.978 66539 0.7255 02253
1723.6 10256 0.8790 18235
0.085434894
0.025743853
-0.00063664
0.343103698
0.062006726
0.090101205
0.123480475
0.003802989
0.065221803
-0.09089873
0.453645805 0.279391395 0.272814013
0.113592661
0.003100819
0.2833 70213 0.5860 76041 1.5525 95325
0.3187 0822 0.6440 82836 1.7062 63232
58
6.73E-05
0.001820138
Pemilihan parameter berdasarkan korelasi terburuk terhadap masing – masing parameter mutu.
204
Tabel 0-32
Sampel butiran, jst 3-5-1, parameter standard Nama
Tabel 0-33
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Luas
-0.403011512
1
4053
Panjang
-0.300338768
0
185.6071119
Sampel butiran, jst 3-5-1, parameter korelasi buruk
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-IX / Mean CIE XYZ-Z
0.000160719
1.20653358
10.00313343
Mean CIE XYZ-IY / Mean HSL-IS
-0.000101262
0.569956301
20.92599658
Tabel 0-34
Sampel butiran, jst 11-21-1, parameter standard
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Luas
-0.403011512
1
4053
Pusat Massa x-Axis
-0.336657186
1
58
Pusat Massa y-Axis
-0.265660398
1
97
Pusat Momen x-Axis
-0.340454681
1
3907.927802
Pusat Momen y-Axis
-0.213798719
1
11439.32346
Tinggi
-0.339047509
0
98
Lebar
-0.274775005
0
183
Panjang
-0.300338768
0
185.6071119
Keliling
-0.330032428
1
762
Kompleksitas Bentuk
-0.057434593
0.079577472
14.89695755
Tabel 0-35
Sampel butiran, jst 11-21-1, parameter korelasi buruk
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-IX / Mean CIE XYZ-Z
0.000160719
1.20653358
10.00313343
Mean HSV-S / Mean YUV-IY
0.000169357
0.970702106
10.86666445
Mean YIQ-I / Mean HSL-IL
0.001009722
1.112279406
5.438881073
Panjang / Pusat Massa x-Axis
0.001060798
0
13.44072398
Mean HSV-S / Mean CMYK-CV
0.00106246
3.459416651
9972.324183
-0.000101262
0.569956301
20.92599658
-0.00029407
0.673351657
28.26350762
Mean CIE XYZ-IY / Mean HSL-IS Mean YIQ-Q / Mean HSL-IS
205
Nama
Nilai Korelasi Mutu Tampak
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Mean CIE XYZ-CV / Mean HSV-IS
-0.000803376
0.561999696
1.338346636
Mean RGB-IR / Mean CMYK-CV
-0.000892042
2.445152467
11789.08862
Mean YDbDr-IDb / Mean CMYK-CV
-0.000973138
3.420216598
12818.88197
Tabel 0-36 Nama
Sampel butiran, jst 11-21-5, parameter standard
Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.542034371
Nilai Korelasi Mutu Tampak B -0.112306951
Nilai Korelasi Mutu Tampak C -0.200880416
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.04464692
Nilai Korelasi Mutu Tampak E -0.256964768
Nilai Minim um 1
Nilai Maksim um 4053
0.46133456
-0.114732907
-0.150127261
0.033032518
-0.214764265
1
58
0.381449272
-0.094422241
-0.140694486
0.008493147
-0.147959259
1
97
0.479045483
-0.096234664
-0.206185103
0.024763212
-0.19287738
1
3907.92 7802
0.326373048
-0.078283703
-0.149817701
0.004963422
-0.101548293
1
11439.3 2346
0.464770073
-0.106880551
-0.158890231
0.019509232
-0.206367389
0
98
Lebar
0.392232219
-0.09232119
-0.147115111
0.004360903
-0.150820924
0
183
Panjang
0.434168815
-0.100444959
-0.171810774
0.002047117
-0.158498631
0
Keliling
0.456260155
-0.096743443
-0.17617673
0.022213947
-0.195294093
1
185.607 1119 762
Kompleks itas Bentuk
0.163503936
-0.076664333
-0.102472793
-0.01742387
0.024314772
0.0795 77472
14.8969 5755
Nilai Minim um 2.1719 46914 0.9875 78747 0.1236 78909 0.0039 60066
Nilai Maksi mum 12357. 01333 0.9990 85647 11.564 29345 0.4385 1347
Luas Pusat Massa xAxis Pusat Massa yAxis Pusat Momen x-Axis Pusat Momen y-Axis Tinggi
Tabel 0-37 Nama
Mean HSL-IL / Mean CMYK-CV Mean HSL-CV / Mean HSV-CV Mean RGB-R / Mean HSL-IS Mean RGB-IG / Pusat Massa yAxis Mean CMYKIM / Mean YDbDr-IDr Mean HSV-V /
Sampel butiran, jst 11-21-5, parameter korelasi buruk Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.0003822459
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.05798996
Nilai Korelasi Mutu Tampak C -0.07763809
Nilai Korelasi Mutu Tampak D 0.007805648
Nilai Korelasi Mutu Tampak E 0.006289939
-9.06E-05
0.23747268
0.049143426 0.092613147
1.03E-05
0.004297306 0.112105232 0.157224252
0.054481535 0.112876727
0.171813587 0.047892561
0.13145907
0.111405857
-5.91E-05
0.208138689
0.166880232
0.00040847
0.036696626
0.315605155
0
0.2295 87324
-
-
-5.76E-05
0.096504251
0.328884389
1.2271
1.6434
59
Parameter ukur dipilih berdasarkan parameter dengan nilai korelasi terendah terhadap tiap parameter mutu.
206
Nama
Mean YUV-IY Mean YDbDr-IY / Mean CIE XYZ-IY Mean YUV-IY / Mean CMYK-IK Mean RGB-B / Mean CMYK-CV Mean RGB-G / Mean CMYK-CV
Nilai Korelasi Mutu Tampak A 0.220652741
Nilai Korelasi Mutu Tampak B 0.221972481
Nilai Korelasi Mutu Tampak C
Nilai Korelasi Mutu Tampak D
Nilai Korelasi Mutu Tampak E
Nilai Minim um 32545
Nilai Maksi mum 68507
0.142474762
0.059049135
0.201272349
8.82E-05
0.249909523
0.1361 28319
0.7128 53266
0.121060367 0.015086896
0.00846923
-5.51E-05
0.264623741
0.053887482
0.002974145
0.000717833
0.038449525
0.039169321
0.186448796 0.077737893 0.076067161
-0.00675494
0.000369908
0.0600 57281 1.8644 02699 2.1131 0088
0.3526 04421 5111.0 8177 7430.3 59195
207
Lampiran 15 Hasil pengujian kecepatan pelatihan sistem pakar
Pengujian memberikan perbaikan performa pelatihan pada setiap jaringan syaraf tiruan bila menggunakan parameter optimal, seperti pada rangkaian diagram berikut. 1. Gambar 0-6
Sampel tumpukan, jst 3-5-1
2. Gambar 0-7
Sampel tumpukan, jt 11-21-1
3. Gambar 0-8
Sampel tumpukan, jst 11-21-5
4. Gambar 0-9
Sampel butiran, jst 3-5-1
5. Gambar 0-10
Sampel butiran, jst 11-21-1
6. Gambar 0-11
Sampel butiran, jst 11-21-5
Gambar 0-6
Sampel tumpukan, jst 3-5-1
208
Gambar 0-7
Sampel tumpukan, jt 11-21-1
Gambar 0-8
Sampel tumpukan, jst 11-21-5
209
Gambar 0-9
Sampel butiran, jst 3-5-1
Gambar 0-10 Sampel butiran, jst 11-21-1
210
Gambar 0-11 Sampel butiran, jst 11-21-5
211
Lampiran 16 Hasil pengujian akurasi jaringan syaraf tiruan
Dalam pengujian, perbaikan performa akurasi jaringan syaraf tiruan hanya tercapai untuk sebagian bentuk jaringan syaraf tiruan. Hasil pengujian akurasi jaringan syaraf tiruan diberikan pada rangkaian tabel berikut. 1. Pengamatan Tumpukan a. JST 3-5-1 1. Tabel 0-38
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1
parameter standard 2. Tabel 0-39
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1
parameter optimal 3. Tabel 0-40
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1
parameter disoptimal b. JST 11-21-1 1. Tabel 0-41
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
1 parameter standard 2. Tabel 0-42
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
1 parameter optimal 3. Tabel 0-43
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
1 parameter disoptimal c. JST 11-21-5 1. Tabel 0-44
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
5 parameter standard 2. Tabel 0-45
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
5 parameter optimal 3. Tabel 0-46
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-
5 parameter disoptimal 2. Pengamatan Butiran a. JST 3-5-1 1. Tabel 0-47
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1
parameter standard
212
2. Tabel 0-48
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1
parameter optimal 3. Tabel 0-49
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1
parameter disoptimal b. JST 11-21-1 1. Tabel 0-50
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1
parameter standard 2. Tabel 0-51
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1
parameter optimal 3. Tabel 0-52
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1
parameter disoptimal c. JST 11-21-5 1. Tabel 0-53
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5
parameter standard 2. Tabel 0-54
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5
parameter optimal 3. Tabel 0-55
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5
parameter disoptimal
Tabel 0-38
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-39
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1 parameter optimal Good Kelas A Kelas B
60
Benar Salah Jumlah Akurasi 100 0 100 1.00 53 47 100 0.53 100 0 100 1.00 93 7 100 0.93 87 13 100 0.87 433 67 500 0.8760
Benar
Salah
100 13
Jumlah 0 87
Akurasi terbaik dalam satu kelompok uji.
213
100 100
Akurasi 1.00 0.13
Good Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-40
Akurasi sampel tumpukan jst 3-5-1 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-41
Benar 0 100 0 0 0 100
Salah Jumlah Akurasi 100 100 0.00 0 100 1.00 100 100 0.00 100 100 0.00 100 100 0.00 400 500 0.20
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-1 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-42
Benar Salah Jumlah Akurasi 67 33 100 0.67 0 100 100 0.00 100 0 100 1.00 280 220 500 0.56
Benar Salah Jumlah Akurasi 100 0 100 1.00 13 87 100 0.13 100 0 100 1.00 53 47 100 0.53 100 0 100 1.00 367 133 500 0.73
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-1 parameter optimal Good Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Benar 100 47 87 53 100 387
Salah 0 53 13 47 0 113
214
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Akurasi 1.00 0.47 0.87 0.53 1.00 0.77
Tabel 0-43
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-1 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-44
Benar Salah Jumlah Akurasi 100 0 100 1.00 27 73 100 0.27 100 0 100 1.00 53 47 100 0.53 93 7 100 0.93 373 127 500 0.75
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-5 parameter optimal Good Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-46
0 100 0 0 0 100
Salah Jumlah Akurasi 100 100 0.00 0 100 1.00 100 100 0.00 100 100 0.00 100 100 0.00 400 500 0.20
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-5 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-45
Benar
Benar Salah Jumlah Akurasi 100 0 100 1.00 20 80 100 0.20 100 0 100 1.00 47 53 100 0.47 93 7 100 0.93 360 140 500 0.72
Akurasi sampel tumpukan jst 11-21-5 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Benar Salah Jumlah Akurasi 100 0 100 1.00 0 100 100 0.00 100 0 100 1.00 80 20 100 0.80 100 0 100 1.00 380 120 500 0.76
215
Tabel 0-47
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-48
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1 parameter optimal Good Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-49
Benar 78 26 0 0 6 110
Salah 22 74 100 100 94 390
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Akurasi 0.78 0.26 0.00 0.00 0.06 0.22
Akurasi sampel butiran jst 3-5-1 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-50
Benar Salah Jumlah Akurasi 71 29 100 0.71 58 42 100 0.58 0 100 100 0.00 0 100 100 0.00 0 100 100 0.00 129 371 500 0.26
Benar 87 11 0 0 0 98
Salah 13 89 100 64 100 366
Jumlah 100 100 100 64 100 464
Akurasi 0.87 0.11 0.00 0.00 0.00 0.21
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Benar Salah Jumlah Akurasi 55 45 100 0.55 33 67 100 0.33 6 94 100 0.06 10 90 100 0.10
216
Standard Kelas E Total
Tabel 0-51
Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Benar 75 39 20 0 2 135
Salah
Jumlah
25 61 80 100 98 365
100 100 100 100 100 500
Akurasi 0.75 0.39 0.20 0.00 0.02 0.27
Benar Salah Jumlah Akurasi 69 31 100 0.69 18 82 100 0.18 0 100 100 0.00 1 99 100 0.01 0 100 100 0.00 88 412 500 0.18
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5 parameter standard Standard Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-54
Jumlah Akurasi 91 100 0.09 387 500 0.23
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-53
9 113
Salah
Akurasi sampel butiran jst 11-21-1 parameter optimal Good
Tabel 0-52
Benar
Benar Salah Jumlah Akurasi 51 49 100 0.51 44 56 100 0.44 22 78 100 0.22 16 84 100 0.16 25 75 100 0.25 157 343 500 0.31
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5 parameter optimal Good Kelas A
Benar
Salah
42
Jumlah 58
217
100
Akurasi 0.42
Good Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Tabel 0-55
Benar Salah Jumlah Akurasi 19 81 100 0.19 68 32 100 0.68 39 61 100 0.39 28 72 100 0.28 196 304 500 0.39
Akurasi sampel butiran jst 11-21-5 parameter disoptimal Bad Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Total
Benar Salah Jumlah Akurasi 49 51 100 0.49 18 82 100 0.18 45 55 100 0.45 41 59 100 0.41 15 85 100 0.15 168 332 500 0.34
218