DAFTAR LAMPIRAN
L.1
Denah Tampak Depan Struktur Dermaga
59
L.2
Denah Tampak Samping Struktur Dermaga
60
L.3
Denah Pembalokan Struktur Dermaga
61
L.4
Tabel Fungsi
L.5
Tabel Pemilihan Fender
63
L.6
Pemodelan Struktur pada Perangkat Lunak SAP 2000
64
L.7
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
74
š« š³
š«
untuk Pertambahan Nilai š³
58
š
62
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 1 DENAH TAMPAK DEPAN STRUKTUR DERMAGA
59
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 2 DENAH TAMPAK SAMPING STRUKTUR DERMAGA
60
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 3 DENAH PEMBALOKAN STRUKTUR DERMAGA
61
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 4 TABEL FUNGSI
š« š³
UNTUK PERTAMBAHAN NILAI
62
š« š³š
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 5 TABEL PEMILIHAN FENDER
63
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 6 PEMODELAN STRUKTUR PADA PERANGKAT LUNAK SAP 2000
Pemodelan struktur dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SAP 2000, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Input Grid Data Aktifkan program SAP 2000, pilih File, New Modelā¦ dan pilih Grid Only. Klik kanan pada layar, lalu pilih Edit Grid Dataā¦, sehingga muncul tampilan seperti Gambar L6.1, dan input Grid pada kolom ordinat sesuai dengan ukuran yang tertera pada denah struktur, setelah itu pilih OK.
Gambar L6.1 Define Grid Data
64
Universitas Kristen Maranatha
2. Mendefinisikan material serta properties dari masing-masing elemen struktur. Pilih Define, Materialsā¦, Add New Materialā¦ (Gambar L6.2).
Gambar L6.2 Define Materials
Material yang digunakan adalah beton. Kemudian mengisi data properties dari material (Gambar L6.3), yaitu: Weight per unit volume f c'
= 25 MPa
E
= 2700 šš ā²
= 2400 kg/m3
= 2700 25 = 23 500 MPa
65
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L6.3 Material Property Data
3. Mendefinisikan balok dan kolom Pilih Define, Frame Sectionā¦, Add New Propertyā¦, lalu pilih tipe Concrete, Rectangular. Sehingga muncul tampilan seperti Gambar L6.4.
Gambar L6.4 Add Frame Section Property
66
Universitas Kristen Maranatha
Setelah itu muncul tampilan seperti Gambar L6.5 sampai L6.7, input kan ukuran-ukuran yang telah ditentukan, ubah material sesuai dengan yang digunakan, yaitu beton. a. Balok B 40x60
Gambar L6.5 Rectangular Section untuk Balok B 40x60
b. Balok B 120x150
Gambar L6.6 Rectangular Section untuk Balok B 120x150
67
Universitas Kristen Maranatha
c. Kolom
Gambar L6.7 Rectangular Section untuk Kolom
4. Mendefinisikan beban yang akan digunakan. Pilih Define, Load Casesā¦, input kan beban yang diinginkan, maka muncul tampilan seperti Gambar L6.8.
Gambar L6.8 Define Loads
5. Menentukan kombinasi pembebanan yang akan digunakan. Pilih Define, Combinationsā¦, Add New Comboā¦, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar L6.9.
68
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L6.9 Combination Data
Kombinasi pembebanan yang digunakan berjumlah 3 combo, yaitu: 1.
1,4 DL
2.
1,2 DL + 1,6 LL
3.
1,2 DL + 0,5 LL + 1,1 EQx + 0,3 EQy
6. Pemasangan balok dan kolom pada grid. a. Balok Klik Quick Draw Frame/Cable Element, pilih Section sesuai tipe balok, lalu klik pada grid yang akan dipasang balok tersebut. b. Kolom Klik Quick Draw Frame/Cable Element, pilih Section kolom, lalu klik pada grid yang akan dipasang kolom.
7. Pemasangan perletakan struktur. Klik joint yang akan diberi perletakan. Pilih Assign, Joint, Restrainsā¦, kemudian muncul tampilan seperti pada Gambar L6.10, klik gambar perletakan jepit.
69
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L6.10 Joint Restrains Jepit
Setelah dipasang balok, kolom dan perletakan, maka tampilan potongan struktur dalam 3-D seperti terlihat pada Gambar L6.11.
Gambar L6.11 3-D View
8. Pembebanan Beban Vertikal Klik balok yang akan dibebani beban vertikal, pilih Assign, Frame Loads, Distributedā¦. Beban vertikal diletakan pada balok sebagai beban segitiga, baik untuk beban mati (DL) maupun beban hidup (LL), sehingga muncul tampilan pada Gambar L6.12 dan L6.13.
70
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L6.12 Frame Distributed Loads untuk Beban Mati (DL)
Gambar L6.13 Frame Distributed Loads untuk Beban Hidup (LL)
Beban Horizontal Pembebanan horizontal terdiri dari gaya gelombang, gaya berthing, gaya mooring dan gaya gempa, sebagai beban terpusat. Untuk gaya gelombang, gaya berthing dan gaya mooring dilakukan langkah-langkah berikut: klik pada joint yang akan dibebani, Assign, Joint Loads, Forcesā¦, sehingga muncul tampilan seperti pada Gambar L6.14.
71
Universitas Kristen Maranatha
Besarnya beban yang di input disesuaikan dengan perhitungan masing-masing beban.
Gambar L6.14 Joint Forces
Untuk gaya gempa statik ekuivalen, mengikuti langkah berikut: klik seluruh elemen struktur, Assign, Joint, Constraintsā¦, pilih tipe Constraints ke Diaphragm (Gambar L6.15).
Gambar L6.15 Assign Constraints to Diaphragm Setelah itu, pilih Define, Load Casesā¦, pilih Load Name āgempaxā, Modify Lateral Loadā¦ (Gambar L6.16). Lalu isi kolom Fx sesuai beban gempa yang telah dihitung (Gambar L6.17). Lakukan hal yang sama untuk Load Name āgempayā.
72
Universitas Kristen Maranatha
Gambar L6.16 Define Loads
Gambar L6.17 User Seismic Loading 9. Run Analysis Klik simbol
, kemudian muncul tampilan seperti pada Gambar L6.18.
Gambar L6.18 Set Analysis Case to Run
73
Universitas Kristen Maranatha
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa: Nama
: Yuda
NRP
: 1021051
Menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul: ANALISIS DAN DESAIN DERMAGA TIPE PIER DI DESA TEMKUNA, NUSA TENGGARA TIMUR
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, 23 Juli 2012
Olga C. Pattipawaej, Ph.D. Pembimbing
74
Universitas Kristen Maranatha