DAFTAR ISTILAH KHUSUS
Akhwat: perempuan. Amniyah: rahasia Ana: saya Antum: kamu Dauroh: pelatihan. Futur: kondisi iman yang labil, cenderung menurun. Hadits: perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad saw. Halaqoh: pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membina kader agar berpikir, bersikap dan berperilaku sesuai dengan Al-Quran dan hadits. Harokah: peregerakan. Ikhwan: laki-laki. Iman: meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. InsyaAllah: dengan seizin Allah. Jama’ah: kumpulan orang-orang/ikatan. Khilaf: salah Madrasah: sekolah. Manhaj: konsep dasar. Mukhayam: kemah. Murabbi: orang yang memandu halaqoh dan bertugas membina anggota halaqoh. Mutarabbi: anggota halaqoh. Qiyadah: pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
Rihlah: perjalanan. Syar’iyyah: sesuai dengan hukum Islam. Tarbiyah: mendidik, membina. Tilawah: membaca ayat Al-Quran. Tsiqah: rasa percaya yang dapat menumbuhkan dasa cinta, penghargaan, penghormatan dan akhirnya melahirkan ketaatan. Ukhti: panggilan untuk perempuan.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DATA KRIMINALITAS DI INDONESIA TAHUN 2008
Tindakan Kriminal
Jumlah Kasus
Pembunuhan
6.293 kasus
Perampokan
8.013 kasus
Pencurian
6.341 kasus
Penculikan
1.486 kasus
Pengedaran obat terlarang
3.178 kasus
Pemerkosaan
2.226 kasus
Perkelahian antar pelajar Kekerasan dalam Rumah Tangga
452 kasus 1.351 kasus
Sumber: Penelitian B2P3KS Depsos (2008)
Universitas Sumatera Utara
Murabbi Hari/Tanggal Wawancara
: Kamis, 23 Juli 2009
Nama
: Khadijah
Usia
: 30 tahun.
Pekerjaan
: Wiraswasta (tidak lama lagi resmi menjadi PNS)
Status
: Ibu dari 3 anak.
P : Sejak kapan kakak ikut tarbiyah? I : Sejak kakak kuliah di FISIP. Semester pertama. P : Berapa jumlah kelompok halaqoh yang kakak bina? I : Ada tiga kelompok. P : Apa perbedaan kelompok halaqoh ini dengan kelompok halaqoh lain yang kakak bina? I : Kelompok halaqoh yang ini, binaannya masih tergolong kader-kader baru, pemahamannya belum terlalu luas dibandingkan kelompok lainnya. Dari segi aktivitas dakwah, kelompok yang ini juga masih memegang amanah-amanah yang tergolong ringan. Kalau di kelompok kakak yang lain, bisa dibilang aktivitas dakwahnya lebih berat. Pengurus-pengurus inti dakwah di fakultas maupun universitas keseluruhan. P : Menurut kakak, binaan itu apa? I : Binaan itu adalah kader-kader yang harus dibina keseluruhan hidupnya agar sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Binaan itu adalah titipan yang harus dijaga benar-benar. P : Apa arti binaan dalam hidup kakak?
Universitas Sumatera Utara
I : Binaan adalah titipan Allah juga. Binaan sudah kakak anggap sebagai adik-adik kakak atau anak-anak kakak juga. Mereka prioritas kakak juga. P : Sejauh mana kakak mengenal mereka? I : Tiap binaan kakak selalu berusaha untuk menyelami kehidupan mereka sedalam-dalamnya. Kakak harus tahu mereka secara keseluruhan. Jika mereka tidak cerita kepada kakak, maka kakak akan cari informasi dari orang lain. Kakak harus mengenak mereka dengan baik dan menyeluruh. P : Bagaimana kondisi binaan kakak? I : Di kelompok ini binaannya masih tergolong baru. Jadi mereka masih agak labil. Masih suka terpengaruh teman dan lingkungan. Kadang-kadang masih suka melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh. P : Mengapa kakak mau membina mereka? I : Seperti yang kakak bilang, mereka adalah titipan. Setiap yang masuk ke dalam jama’ah tarbiyah tentu akan paham tentang kewajiban berdakwah. Salah satu bentuk dakwah jama’ah ini adalah halaqoh ini, multy level dakwah. Jadi membina mereka merupakan suatu kewajiban. Tentu mengharap pahala dari Allah dan semoga dengan pembinaan-pembinaan seperti ini terdapat perubahan pada individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya ke negara kita. P: Hal-hal pribadi seperti apa yang kakak ceritakan dengan binaan kakak? I : Karena mereka kakak anggap sebagai keluarga, kakak berusaha terbuka. Asalkan tidak menceritakan keburukan atau aib orang lain, kakak akan cerita. Kakak juga terkadang menceritakan masalah keluarga kakak, dengan suami kakak misalnya. Tentu saja bukan yang aib. Misalnya masalah keuangan atau soal pendidikan anak. Jadi mereka mendapat pengajaran juga dari apa yang kakak
Universitas Sumatera Utara
ceritakan. Dalam kelompok sudah ada kesepakatan bahwa hal pribadi harus disimpan rapat-rapat. Kakak percaya mereka amanah. P : Apa yang kakak lakukan jika binaan kakak melakukan suatu kesalahan? I
:
Sebagai
murabbi
sudah
tugas
kakak
untuk
menegur,
memberi
nasehat,mengingatkan agar ia tidak melakukan kesalahan yang sama. Tetapi sebelumnya kakak selidiki terlebih dahulu mengapa ia melakukan kesalahan tersebut. P : Sekompak apa kakak dengan mereka? I : Kakak berusaha agar tidak ada jarak di antara kakak dan binaan. kakak juga berusaha seperti teman bagi mereka. Jadi kami sering melakukan hal-hal yang seru bersama. Makan, belanja, dan lain-lain. P : Bagaimana jika ada binaan yang melanggar aturan kelompok yang telah disepakati? I : Ana biasanya membiarkan binaan kakak sendiri yang mengatasinya. Jika mereka benar-benar tidak bisa, barulah kakak ikut andil. P : Apakah kakak ikut menaati aturan atau norma kelompok yang telah disepakati? Atau ada semacam dispensasi? I : Tentulah kakak ikut menaati. Jika kakak terlambat, kakak akan ikut menjalani hukuman. Tidak ada pembedaan. P : Apa yang dapat menyebabkan seorang binaan ditransfer ke kelompok lain atau dengan kata lain murabbinya diganti? I : Jika binaan pemahamannya sudah matang dan meningkat, maka murabbinya harus diganti ke murabbi yang lebih tinggi lagi. Atau jika murabbinya sakit, pindah atau terlalu banyak memegang binaan.
Universitas Sumatera Utara
P : Apa arti tsiqah menurut kakak? I : Tsiqah menurut kakak berarti paham bahwa ketika ia sudah memilih untuk ditarbiyah, maka seseorang itu tidak lagi bisa semaunya sendiri, ia harus siap hidupnya juga di bawah kendali dakwah, yang berarti ia percaya akan jama’ah dan taat dengan ketentuan-ketentuannya. P : Menurut kakak, apa binaan-binaan dalam kelompok ini sudah tsiqah pada kakak? I : Belum sepenuhnya. Ada yang sudah dan ada yang belum. P : Bagaimana cara kakak menanamkan sikap tsiqah pada mereka? I : Dengan cerita-cerita tentang kader-kader yang tsiqah, dengan komunikasi yang mendalam dengan mereka, dengan materi-materi ketsiqahan, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Binaan Informan 1 Hari/tanggal wawancara
: Kamis, 30 Juli 2009
Nama
: Aira
Status
: Mahasiswi Fakultas Pertanian USU
Usia
: 20 tahun
P : Sejak kapan ukhti mengikuti tarbiyah? Alasannya? I : Sejak tahun 2006. Awal masuk kuliah. Tertarik untuk mengikuti pengajian waktu itu. P : Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh ini? I : Awal 2008. P : Sudah berapa kali ganti murabbi? I : 2 kali P : Alasan murabbinya diganti? I : Murabbinya sibuk. P : Menurut ukhti, murabbi itu apa? I : Murabbi itu pembina kehidupan. P : Apa arti murabbi dalam hidup antum? I : Beliau inspirasi hidup ana. P : Sejauh mana antum mengenal murabbi antum saat ini? I : Ana tau sebatas keluarga, pekerjaan dan keseharian beliau sedikit-sedikit. P : Menurut antum, bagaimana kondisi kehidupan murabbi antum saat ini? I : Sepertinya semuanya baik. Sesibuk apapun beliau, tetap menomorsatukan dakwah.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah antum percaya pada kemampuan dan keikhlasan murabbi antum? Alasannya? I : Percaya. Dalam hal kemampuan ana merasa beliau jauh di atas ana. Kan ilmu dan pengalaman beliau lebih banyak. Keikhlasan, ana juga percaya. Selama ini beliau tidak pernah menuntut apa-apa dari mutarabbinya. Beliau hanya mengharapkan perubahan dalam diri kami ke arah yang lebih baik. P : Hal-hal pribadi apa saja yang biasa antum bicarakan pada murabbi? I : Wah, banyak. Kayaknya hampir semua tentang ana, ana ceritakan kepada beliau. P : Adakah hal-hal yang sengaja ingin antum sembunyikan dari beliau, atau antum tidak ingi beliau tahu? i : Ada. Biasanya masalah keluarga tidak terlalu ana bicarakan pada beliau. P : Seperti apa antum menganggap murabbi antum? I : Ana menganggap beliau sebagai guru. P : Apakah antum selalu terus terang dan terbuka tentang apa yang antum pikirkan pada beliau? I : Hm, iya. Tapi kadang-kadang lihat situasi juga. P : Pernahkah antum mencoba menempatkan diri di posisi beliau dan memahami perasaannya? Peristiwa apa yang melatarbelakanginya? I : Kalau beliau terlalu sibuk dan sedikit mengabaikan kami. Ana merasa kecewa bila waktu ana untuk sharing dengan beliau terlalu sedikit. Jadi untuk menutupi kekecewaan ana, ana mencoba menempatkan diri di posisi beliau. P : Apa yang antum lakukan jika beliau melakukan kesalahan?
Universitas Sumatera Utara
I : Mencoba menegur tetapi tidak menggurui. Murabbi kan juga manusia yang tidak luput dari khilaf. P : Apakah antum merasa mendapat dukungan dari beliau? Dalam hal apa saja? I : Semua hal yang baik, dan tidak bertentangan dengan syari’at dan jama’ah beliau pasti mendukung. Tetapi beliau juga mempertimbangkan hal-hal yang lebih penting dan sesuai untuk kita. P : Apa tujuan antum sehingga ingin terikat oleh murabbi? I : Agar ana selalu mendapat bimbingan, nasehat yang rutin, yang tidak bosanbosannya. P : Sekompak apa antum dengan murabbi dan teman halaqoh antum? I : Sejujurnya kami tidak begitu kompak. Alasannya karena beda-beda fakultas. Agak sulit untuk kompak yang lebih. Tetapi masing-masing dari kami selalu berusaha untuk kompak. Kami selalu menyempatkan diri untuk makan bersama, sms-smsan. P : Bagaimana tanggapan antum jika ditransfer ke kelompok halaqoh lain dan murabbi antum diganti? I : Tidak mau. Sebisa mungkin ana akan menolak. Ana merasa kelompok ini sudah baik untuk perubahan diri ana. P : Bukankah itu berarti antum tidak tsiqah pada murabbi? I : (tertawa). Iya juga sih. Begini, ana pasti nurut dan memang harus nurut. Tetapi sebelumnya ana usahakan sebisa mungkin untuk bertahan di kelompok ini. P :
Menurut antum, apakah antum termasuk orang yang komitmen dengan
prinsip-prinsip di kelompok ini pada khususnya dan di jama’ah pada umumnya?
Universitas Sumatera Utara
I : Iya. InsyaAllah ana selalu berusaha komitmen dengan semua prinsip-prinsip yang dipegang kelompok dan jama’ah. Prinsip kelompok kan berdasarkan prinsip jama’ah juga. Sedangkan prinsip jama’ah tentu berdasarkan Al-Quran dan hadits. InsyaAllah tidak ada yang merugikan. P : Apa saja aturan di kelompok ini yang antum ingat? I : Tidak boleh terlambat, target-target harus dicapai, tidak boleh melalaikan tugas dan amanah. P : Apa antum menaatinya? I : InsyaAllah ana selalu menaatinya. Aturan-aturan yang dibuat memang untuk ditaati. Kalau ana terlambat, misalnya, kan jalannya halaqoh bisa terganggu. P : Apakah ada sanksi jika anggota kelompok halaqoh tidak menaatinya? I : Tentu ada. Hal ini agar menjadi pelajaran bagi anggota itu agar tidak mengabaikan aturan yang telah disepakati. Sanksinya seperti berdiri selama waktu terlambat, tidak boleh mengikuti materi, resensi buku, dan lain-lain. P : Bagaimana reaksi antum jika ada anggota lain yang melanggar aturan yang telah kalian sepakati? I : Ana yakin jika ada yang melanggar aturan kelompok, pastilah mereka memiliki alasan atau latar belakang yang kuat. Karena ana tau, teman-teman satu halaqoh ana orangnya bagaimana. Jadi, paling ana hanya bertanya alasannya melanggar aturan, lalu mengingatkannya. P : Sejauh apa antum membutuhkan murabbi? I : Sejauh umur ana. Selama ana masih hidup, insyaAllah ana kan terus halaqoh pada murabbi. Alasannya karena proses tarbiyah itu akan berlangsung sepanjang
Universitas Sumatera Utara
hidup kita. Selama itu pula kita membutuhkan murabbi sebagai pendukung tarbiyah itu sendiri. P : Menurut antum, apa arti tsiqah? I : Tsiqah berarti kita memberi kepercayaan pada murabbi untuk ikut serta dalam hal apapun dalam kehidupan kita. Yang berarti kita akan ikhlas atas pilihanpilihannya juga untuk kita karena kita percaya beliau akan memberikan yang terbaik untuk kita. P : Menurut antum, apakah antum termasuk orang yang tsiqah pada murabbi antum? I : InsyaAllah iya. Ana selalu berusaha melibatkan beliau. P : Apa antum tidak merasa hidup antum terlalu dicampuri dan diatur-atur? I : Dicampuri dan diatur memang iya. Tetapi tidak terlalu kok. Dan ini kan memang atas kemauan ana. Ana memang membutuhkan beliau dalam hidup ana. Dan ketika menentukan pilihan atau memutuskan sesuatu, beliau juga kan diskusi dengan kita terlebih dahulu. P : Pernahkah murabbi antum menyuruh antum untuk tsiqah? Bagaimana penyampaiannya? I : Murabbi tidak pernah secara langsung bilang ke ana ataupun anggota kelompok halaqoh lainnya sepertinya. Tetapi dalam tarbiyah, kita kan mendapat materi-materi tentang kepemimpinan,
peran dan fungsi murabbi. Dari situ
biasanya kita paham bahwa kader yang baik adalah kader yang tsiqah pada murabbinya. P : Bagaimana antum menyikapi dan menilai sikap tsiqah itu sendiri?
Universitas Sumatera Utara
I : Ana rasa sikap tsiqah itu sendiri tidak sulit dan tidak mudah. Asal kita ikhlas dan niatnya karena Allah, kita akan bisa tsiqah pada murabbi kita. Tsiqah itu butuh proses dan ana rasa komunikasi yang intenslah yang yang menjadi pelancar proses itu. P : Jadi antum setuju bahwa setiap binaan harus tsiqah dengan murabbinya? Alasannya? I : Tentu. Setuju sekali. Binaan yang tahu apa arti tarbiyah dan ikut dalam tarbiyah harus tsiqah. Karena ketidaktsiqahan seorang kader bisa mengahambat jalannya tarbiyah terutama tarbiyah bagi dirinya. Tidaklah mungkin seorang murabbi memberikan keputusan atau pilihan yang buruk untuk kita. Yah, walaupun kadang-kadang keputusan atau pilihan-pilihan tersebut tidak kita sukai. Tetapi seorang binaan harus mencoba untuk tsiqah. P : Dalam hal apa saja antum tsiqah dengan murabbi antum? I : Sepertinya hampir semua hal. Amanah dakwah tentu saja, akademik, pergaulan dan insyaAllah pernikahan. P : Tolong ceritakan pengalaman antum yang berkaitan dengan sikap tsiqah antum pada beliau! I : Wah, banyak nih. Ana tuh orangnya mudah diambil hatinya. Suatu kali, ada seorang lelaki yang ternyata menaruh hati pada ana. Beliau senior sekaligus salah satu asisten laboraturium. Dia cukup perhatian pada ana. Tidak tahu bagaimana awalnya, kami pun sering sms-an. Lama-lama kelaman muncul perasaan lain dalam diri ana. Ana lalu curhat dengan murabbi. Beliau lalu mengatakan agar ana menghentikan komunikasi yang berlebihan dengan lelaki itu. Dengan kata lain, jika tidak ada sesuatu yang penting, ana tidak boleh sms-an dengan lelaki itu. Ana
Universitas Sumatera Utara
pun berusaha untuk melakukan apa yang murabbi ana katakan. Tentu tidak mudah. Apalagi ana sudah memiliki perasaan lain dengan dia walaupun masih sedikit. Namun akhirnya, ana bisa melakukannya, ditambah dengan cara mengalihkan perhatian ana pada kuliah, dakwah dan ibadah tentu saja. Ana bisa dibilang tsiqah. Jika ana mau, ana bisa terus sms-an dengan lelaki itu, toh ana bukannya melakukan hal-hal yang dilarang seperti berdua-duaan, berdekatdekatan atau pergi bersama lelaki itu. Jika sms-an diteruskan murabbi juga kemungkinan besar tidak akan tahu. Tetapi ana memilih untuk tsiqah, nasehat murabbi ana benar, dan ini untuk kebaikan ana sendiri. Kalau waktu itu ana tetap sering sms-an yang tidak penting dengan lelaki itu, mungkin perasaan ana ke dia kan semakin besar dan mungkin saja ana tergoda untuk melakukan hal-hal yang semestinya tidak boleh.
Universitas Sumatera Utara
Informan 2 Hari/tanggal wawancara
: Kamis, 06 Agustus 2009
Nama
: Viona
Status
: Mahasiswi FMIPA USU
Usia
: 19 tahun
P : Sejak kapan antum mengikuti tarbiyah? Alasannya? I : Sejak tahun 2005, ketika ana masih SMA. Waktu itu diajak teman untuk ikut pengajian. Ternyata sesuai dan betah. P : Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh yang sekarang? I : Awal 2008. P : Sudah berapa kali ganti murabbi? I : 5 kali. P : Kenapa waktu itu murabbinya diganti? I : Kata murabbinya sih untuk pemahaman yang lebih luas lagi. P : Menurut antum, murabbi itu apa? I : Murabbi itu pembina seseorang dalam hal keagamaan dan kehidupan. P : Apa arti murabbi dalam hidup antum? I : Murabbi itu sumber pengetahuan dan sumber solusi masalah. P : Sejauh mana antum mengenal murabbi antum saat ini? I : Ana tahu pekerjaannya, keluarganya, sedikit tentang kehidupan pribadinya. P : Apakah antum percaya pada kemampuan dan keikhlasan murabbi antum? Mengapa I : Ya, ana sangat percaya. Karena ana sudah membuktikannya sendiri. Beliau tidak pernah mengeluh. Materi-materi yang beliau sampaikan juga beliau kuasai.
Universitas Sumatera Utara
P : Hal-hal pribadi seperti apa saja yang yang antum ceritakan dengan murabbi antum? I : Hampir semua hal. Ya keluarga, perasaan, apa saja. Ana termasuk orang yang cukup terbuka dengan murabbi. P : Adakah hal-hal yang sengaja ingin antum sembunyikan atau antum tidak ingin murabbi antum mengetahuinya? I : Tidak ada. Menurut ana, murabbi harus tahu semua tentang kita agar memudahkan proses pembinaan untuk kita sendiri. P : Apakah antum selalu terus terang tentang apa yang antum pikirkan pada murabbi antum? I : Sebisa mungkin ya. Ana selalu berusaha terus terang. Ana tidak suka menutupnutupi sesuatu. P : Apakah antum bersedia menerima pendapat murabbi antum jika bila pendapat antum berbeda dengan pendapatnya? Alasannya? I : Jika ada landasannya, ana akan selalu menerima pendapat beliau. Dan biasanya pendapat beliau selalu punya landasan kuat. P : Seperti apa antum menganggap murabbi antum? I : Ana menganggapnya sebagai guru, teman sekaligus kakak. P : Pernahkah antum mencoba menempatkan diri di posisi beliau dan memahami perasaannya? Peristiwa apa yang melatarbelakanginya? I : Pernah. Ketika ana merasa apa yang beliau katakan tidak berkenan di hati ana, atau pilihan yang beliau berikan untuk ana tidak ana sukai, ana mencoba memposisikan diri ana sebagai beliau. Sebagai murabbi. P : Apa yang antum lakukan jika murabbi antum melakukan kesalahan?
Universitas Sumatera Utara
I : Ana akan menanyakan penyebabnya dan tentu saja memaafkannya. P : Apa antum merasa mendapat dukungan dari murabbi antum? Dalam hal apa saja? I : Memang tidak semua yang ana suka, pilih dan lakukan didukung oleh murabbi. Tetapi beliau mendukung banyak hal. Dan jika ia mendukung, ia selalu mengirinya dengan motivasi juga. Kuliah, kegiatan, banyak deh. P : Hal-hal seperti apa yang biasanya tidak mendapat dukungan dari murabbi antum? I : Terlalu dekat dengan lawan jenis yang paling ana ingat. Beliau tegas soal itu. Jika tidak ada yang penting, kalau bisa kita jangan dekat-dekat dengan makhluk bernama lelaki itu. Karena menurutnya ana masih muda, dan masih rentan terhadap virus merah jambu. P : Apa antum sering mendukung murabbi antum juga? Dalam hal apa saja? I : Yang paling sering sih, dakwah dan karir beliau. P : Apa tujuan antum sehingga ingin terikat oleh murabbi? I : Tentu saja ana ingin menjadi wanita sholeha. Dengan terikat oleh murabbi, maka insyaAllah kita akan mendapat bimbingan yang intens. Sebagai manusia kita kan sering lalai. P : Sekompak apa antum dengan murabbi dan teman satu halaqohmu? I : Ana dan teman-teman satu halaqoh sudah seperti kakak beradik. Satu keluarga, dengan murabbi sebagai pemimpin keluarganya. Rahasia di antara kami tidak akan terdengar oleh siapapun kecuali kami. Selalu berusaha untuk menjaga komunikasi. Selama seminggu tidak boleh tidak ada komunikasi di luar halaqoh.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah antum termasuk orang yang komitmen dengan prinsip-prinsip dan aturan kelompok halaqoh ini pada khususnya dan jama’ah ini pada umumnya? I : Ana selalu berusaha untuk komitmen. Tetapi terkadang ana juga melanggar beberapa aturan. Itu kesalahan ana. Tetapi ana selalu berusaha untuk memperbaikinya. Bukan berarti ana tidak komitmen. Tetapi ada beberapa halangan. P : Bagaimana reaksi antum jika ada anggota kelompok halaqoh yang melanggar aturan kelompok yang telah kalian sepakati? I : Biasanya sesama anggota kelompok selalu mengingatkan. P : Sejauh apa antum membutuhkan murabbi? I : Ana akan membutuhkan murabbi selama hidup ana mungkin. P : Menurut antum, apa arti tsiqah? I : Tsiqah berarti kita patuh secara ikhlas. P : Apakah antum termasuk orang yang tsiqah dengan murabbi antum? I : Menurut ana, iya. Ana selalu berusaha melibatkan murabbi, termasuk dalam hal pribadi ana. P : Pernahkah murabbi antum menyuruh antum untuk tsiqah padanya? Bagaimana penyampaiannya? I : Secara langsung tidak. Tetapi ana tsiqah padanya karena beliau begitu baik dan perhatian dengan ana. Sesibuk apapun beliau selalu menyempatkan diri mendengarkan sekaligus memberi solusi terhadap masalah-masalah ana. P : Apakah antum setuju bahwa seorang binaan harus tsiqah dengan murabbinya? Alasannya?
Universitas Sumatera Utara
I : Binaan ingin terikat dengan murabbi
karena ingin dibina. Jadi tsiqah
merupakan bagian dari pembinaan itu sendiri. Kalau tidak tsiqah, pembinaan terhadap diri binaan itu sendiri tidak akan berjalan dengan baik. P : Dalam hal apa saja antum tsiqah dengan murabbi antum? I : InsyaAllah dalam semua hal. P : Tolong ceritakan pengalaman antum yang berkaitan dengan sikap tsiqah! I :
Pernah ada dua kegiatan ana yang bertabrakan waktunya. Yang satu
pembekalan untuk kader, yang satu lagi rihlah dengan pengurus musholla ke daerah pegunungan, ana sebagai panitianya. Kalau pilihan ana tentu saja ana akan milih ikut rihlah. Tetapi waktu itu ana menanyakan dan sekaligus meminta izin kepada murabbi. Beliau menyuruh ana untuk ikut pembekalan kader saja. Akhirnya ana ikut kata beliau. Pilihan beliau juga berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu. Pembekalan kader penting untuk ana yang masih kader baru di dunia dakwah, sedangkan rihlah waktu itu, panitianya cukup banyak dan semua tugas bisa tertangani. Selain itu, soal nikah dan hubungan dengan ikhwan. Ada seorang ikhwan dari jama’ah lain yang ingin menikah dengan ana. Waktu itu, komunikasi ana dengannya cukup intens. Tetapi ana belum bisa menikah karena orang tua ana belum mengizinkan ana menikah sebelum lulus kuliah. Lalu ana sharing dengan murabbi. Beliau membolehkan ana berjanji menikah dengan ikhwan itu. Tetapi dengan syarat, setelah ana dan ikhwan itu berkomitmen, kami tidak boleh saling berkomunikasi jika tidak ada hal-hal yang benar-benar mendesak atau penting. Ana pun mengikuti keputusan beliau ini.
Universitas Sumatera Utara
Informan 3 Hari/tanggal wawancara
: Kamis, 13 Agustus 2009
Nama
: Rasty
Status
: Mahasiswi Fakultas Pertanian USU
Usia
: 20 tahun
P : Sejak kapan ukhti mengikuti tarbiyah? I : 2006. Semester III kuliah. Sejak ikut mentoring, jadi ingin aktif mengaji. P : Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh ini? I : Januari 2008 P : Sudah berapa kali ganti murabbi? I : 3 kali. P : Kenapa waktu itu murabbinya diganti? I : Murabbinya pindah. P : Menurut ukhti, murabbi itu apa? : I : Murabbi itu orang yang membantu orang lain untuk menjadi sholeh/sholehah dengan cara membimbing. P : Apa arti murabbi dalam hidup ukhti? I : Murabbi itu pembimbing spiritual ana. Kalau gak ada murabbi, ana bisa tersesat. P : Sejauh mana ukhti mengenal murabbi kamu saat ini? : I : Ana akui, ana belum terlalu jauh mengenal murabbi ana. Ana mengenalnya baru sebatas luarnya saja. P : Bagaimana kondisi kehidupan murabbi antum menurut ukhti?
Universitas Sumatera Utara
I : Kalau ana bilang sih luar biasa. Sudah berkeluarga, memiliki 3 orang anak, masih bisa membina 3 kelompok halaqoh, masih sempat-sempatnya ikut les buat CPNS lagi, lulus jadi PNS pula. Top. P : Apakah antum percaya pada kemampuan dan keikhlasan murabbi antum?Alasannya? I : Tentu. Setiap murabbi yang bertahan pastilah ia ikhlas. Soalnya gak ada keuntungan materi yang ia dapat dari statusnya sebagai murabbi. Kalau soal kemampuan, ya. Saya percaya dan jadi murabbi kan ada dauroh yang harus diikuti dulu. Tidak sembarangan. P : Hal-hal pribadi apa saja yang ukhti bicarakan dengan murabbi? I : Hampir tentang semua hal. Keluarga, teman, pernikahan.....banyak. P : Hal-hal apa saja yang murabbi tanyakan pada antum? I : Kalau yang murabbi bicarakan ya hampir semua hal juga. Tapi yang paling sering beliau tanyakan tentu saja kabar saya, keluarga, kuliah, tugas dakwah, yaa....seputar-putar itu. P : Adakah hal-hal yang sengaja ingin antum sembunyikan dari murabbi, atau antum tidak ingin murabbi mengetahuinya? Hal-hal apa saja? I : Kalau tentang ana sendiri sih, gak ada. Tapi kalau teman satu halaqoh, misalnya, kadang-kadang iya. Misalnya ana tau ada teman satu halaqoh yang berbuat satu kesalahan dan kalau murabbi tahu pasti marah atau menegur. Nah, ana biasanya berusaha juga supaya murabbi gak tau. Tetapi, ana tetap berusaha mengingatkan teman satu halaqoh tadi. P : Apakah antum selalu terbuka dan terus terang tentang apa yang kamu pikirkan pada murabbi antum?
Universitas Sumatera Utara
I : Tidak begitu. Menurut ana murabbi orangnya sensitif. Jadi, ana lebih berhatihati jika menyampaikan apa yang ana pikirkan. P : Apakah antum bersedia menerima pendapat murabbi antum bila pendapat antum berbeda dengannya? : I : Iya. Soalnya ujung-ujungnya setelah melewati proses diskusi, ana merasa beliau benar. P : Seperti apa antum menganggap murabbi antum? I : Ana lebih suka menganggap murabbi ana sebagai kakak. Kakak yang memelihara dan mengemong adiknya. P : Pernahkah antum mencoba menempatkan diri kamu sebagai murabbi dan memahami perasaanya? Peristiwa apa yang melatarbelakanginya? I : Iya sih. Kadang kalau beliau terlambat banget dan kadang-kadang membatalkan janji, ana sangat kesal. Tapi ana lalu mencoba mikir, gimana kalo ana jadi dia. Kan yang diurusin bukan binaannya saja,tetapi keluarganya juga. P : Apakah yang antum lakukan jika murobbi kamu membuat suatu kesalahan? I : Biasanya sih, maklum dan memaafkan saja. P : Apakah antum mendapat dukungan dan motivasi dari murabbi kamu? Dalam hal apa saja? I : Murabbi paling mendukung dalam hal akademik ana rasa. P : Hal-hal apa saja yang biasanya tidak didukung oleh murabbi antum? Bagaimana tanggapan dan perasaanmu? I : Biasanya amanah dakwah. Kadang ana mau ikut berbagai wajihah, tapi beliau kadang gak mendukung. Kesal dan tidak terima juga sih. Tapi instropeksi diri lagi. Mungkin kemampuan ana belum mencukupi.
Universitas Sumatera Utara
P : Apa tujuan antum sehingga ingin terikat oleh murobbi? I : Ingin sholeha, tentu saja. Karena murabbi akan senantiasa membantu kita untuk menjadi hamba yang baik P : Apakah antum kompak dengan murabbi dan teman satu halaqohmu? Sekompak apa? I : Tidak terlalu kompak sih, tapi kompak. P : Hal-hal apa saja yang kamu lakukan dengan mereka yang menurut antum mencerminkan kekompakannmu dengan masing-masing mereka? I : Kadang-kadang kami mabit, belanja bareng, curhat.....banyak. P : Bagaimana tanggapan antum jika ditransfer ke kelompok halaqoh lain dan murabbi antum diganti? I : Tidak mau. Tidak tahu kenapa walaupun kelompok ini belum bisa benar-benar baik dan mendekati perfect, ana nyaman disini. Tidak mau pindah. P : Menurut antum, apakah antum termasuk orang yang komitmen dengan prinsipprinsip dan aturan di kemlompok halaqoh ini pada khususnya dan jama`ah ini pada umumnya? I : Itu tadi, ana orangnya gampang terbawa suasana, kadang kalo ada teman halaqoh yang suka terlambat, misalnya, nanti ana bisa ikut-ikutan terlambat juga. Tapi itu prinsip di halaqoh saja. Untuk prinsip-prinsip di jama`ah, Insya Allah ana akan selalu komitmen. P : Apa saja aturan atau norma yang telah disepakati kelompok halaqoh ini yang antum ingat? I : Kadang target ibadah tidak tercapai dapat iqob, terlambat di iqob, tidak hadir, kalau alasannya tidak syar`i akan diiqob juga.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah antum menaatinya? Alasannya? I : He...kadang-kadang ana langgar juga. Tapi sebenarnya itu harus ditaati. Aturan yang dibuat kan untuk kebaikan anggota halaqoh sendiri. P : Apakah ada sanksi jika anggota kelompok halaqoh tidak menaatinya? Sanksi apa? I : Ada. Tentu ada iqobnya. Kalau terlambat lebih dari 15 menit, selama halaqoh berdiri selama waktu kita terlambat itu. Terlambat halaqoh 20 menit, ya berdiri 20 menit. Terlambat 1 jam, denda 10 ribu, uangnya dimasukkan ke kas halaqoh. Tidak hadir, iqobnya meresensi buku. P : Bagaimana reaksi antum jika ada anggota kelompok lain yang melanggar aturan yang telah kalian sepakati? I : Tergantung alasannya. Kalau tidak syar`i ya kesal dan dia harus menerima iqobnya. P : Sejauh apa antum membutuhkan murabbi? Mengapa? I : Pokoknya murabbi harus terus ada dalam hidup ana. Artinya ana sangat membutuhkan murabbi soalnya kalau tidak ada murabbi, takutnya ana akan futur. P : Menurut antum, apa arti tsiqah? I : Tsiqah berarti kita taat dan percaya kepada murabbi dan jama`ah. P : Apakah antum termasuk orang yang tsiqoh terhadap murabbi kamu? I : Menurut ana, iya. Soalnya ana selalu meminta izin beliau, menanyakan pendapat beliau ketika dihadapkan kepada hal-hal yang cukup penting. P : Pernahkah murabbi antum menyuruh antum tsiqah padanya? Bagaimana penyampaiannya?
Universitas Sumatera Utara
I : Secara langsung tidak. Tapi dedikasinya, kesungguhannya, jasanya maka ana merasa itulah cara kita agar kita tsiqoh. Toh ketsiqohan kita sesuai dengan AlQur`an dan hadits. P : Bagaimana reaksi antum ketika antum diminta untuk tsiqah? I : Awalnya sulit. Tsiqah berarti ada campur tangan murabbi dalam hidup kita. Tetapi lama kelamaan ana bisa terima. Karena campur tangan murabbi itu malah membuat hidup ana lebih baik. P : Apakah antum setuju bahwa seorang binaan harus tsiqah dengan murobbinya? Alasannya? I : Tentu, ana sangat setuju. Setiap kader harus tsiqah dengan murabbi karena murabbi merupakan pemimpin kecil dari jama’ah. Apa yang beliau katakan tentu ada landasan syar’inya P : Dalam hal apa saja kamu tsiqah dengan murabbi kamu? I : Insya Allah dalam pernikahan. Ana akan menikah sesuai prosedur jama’ah dan murabbi, amanah dakwah, pekerjaan dan akademik. P : Tolong jabarkan ketsiqohan antum pada murabbi! I : Ketsiqahan ana terhadap murabbi, ya ketika ana mendapat perintah dari murabbi misal seputar peningkatan ibadah dan kehadiran dalam forum-forum lain yang diselenggarakan jama’ah. Kalau larangan…sepertinya jarang. Dan Insya Allah apa yang murabbi suruh, ana kerjakan. Seperti kehadiran dalam kegiatankegiatan jama’ah, amanah dakwah, dsb. Karena semuanya demi dakwah dan itu tanda ketsiqahan kita pada beliau. Dan ana siap meletakkan seluruh aktifitas kehidupan ana dalam kendali dakwah.
Universitas Sumatera Utara
Informan 4 Hari/tanggal wawancara
: Jum’at, 14 Agustus 2009
Nama
: Sylla
Status
: Mahasiswi Fakultas Pertanian USU
Usia
: 19 tahun
P : Sejak kapan antum mengikuti tarbiyah? I : Sejak tahun 2006, waktu ana masih SMA. Awalnya karena ikut Rohis SMA. P : Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh ini? I : Menjelang akhir 2008. P : Sudah berapa kali ganti murabbi? I : 2 kali. P : Kenapa waktu itu murabbinya diganti? I : Murabbi yang lama sakit. P : Apa arti murabbi dalam hidup antum? I : Pembimbing spiritual. P : Sejauh mana ukhti mengenal murabbi kamu saat ini? I : Ana baru mengenal luarnya saja. Sebatas pekerjaannya dan anak-anaknya saja. P : Bagaimana kondisi kehidupan murabbi antum dalam pandangan antum? I : Ana belum bisa memberi komentar karena ana belum terlau jauh mengenalnnya. P : Apakah antum percaya pada kemampuan dan keikhlasan murabbi antum?Alasannya? I : Ana percaya. Alasannya, hm, karena teman satu halaqoh yang lain sering cerita tentang kemampuan beliau.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah antum selalu terbuka dan terus terang tentang apa yang kamu pikirkan pada murabbi antum? I : Tidak. Ana agak tertutup dengan orang yang usianya terpaut jauh dengan ana. P : Hal-hal pribadi apa saja yang beliau ceritakan dengan beliau? I : Ana belum bisa cerita pribadi ke beliau. Ana masih segan. Belum terlalu dekat. P : Seperti apa antum menganggap beliau? I : Ana masih menganggap beliau sebagai guru agama saja. P : Pernahkah antum mencoba menempatkan diri di posisi beliau dan memahami perasaannya? I : Sepertinya belum. P : Apa yang antum lakukan jika murabbi antum melakukan kesalahan? I : Ana mungkin diam saja. Kan ada kakak-kakak binaan senior yang nanti mengingatkan. P : Apakah antum merasa mendapat dukungan dari murabbi antum? Dalam hal apa saja? I : Dalam hal akademik dan agama saja sepertinya. P : Hal-hal apa saja yang biasanya tidak didukung oleh murabbi antum? I : Banyak. Terutama pergaulan ana yang menurutnya terlalu cair dengan lawan jenis. P : Apakah antum sering memberikan dukungan kepada murabbi antum? I : Jarang. Ana tidak tahu harus memberi dukungan dalam hal apa. P : Apa tujuan antum sehingga ingin terikat oleh murabbi? I : Ingin jadi manusia yang baik, tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Yang paling nyata agar bisa berubah. Lebih baik dari saat ini.
Universitas Sumatera Utara
P : Sekompak apa antum dengan murabbi dan teman satu halaqoh antum? I : Kalau dengan murabbi tidak terlalu kompak. Tetapi kalau dengan teman satu halaqoh, terutama yangs satu fakultas, kompak banget. Kami sering sekali menghabiskan waktu bersama. P : Bagaimana jika antum ditransfer ke kelompok lain dan murabbimu diganti? I : Aduh, kalau bisa jangan. Ana agak susah beradaptasi dengan kelompok baru. Apalagi murabbi baru. P : Apakah antum termasuk orang yang komitmen dengan prinsip-prinsip di kelompok halaqoh dan jama’ah? I : Ana masih dalam proses belajar untuk komitmen. Mungkin ana masih termasuk kader yang agak bandal. He.. Tetapi ana sedang berusaha untuk berubah. P : Apakan antum menaati aturan atau norma yang disepakati kelompok halaqoh ini? I : Iya. Karena teman satu halaqoh yang lain selalu mengingatkan ana juga. P : Sejauh apa antum membutuhkan murabbi? I : Selama ana masih merasa diri ana beragama Islam dan membutuhkan murabbi, maka ana akan terus membutuhkannya dalam hidup ana. P : Apa arti tsiqah menurut antum? I : Tsiqah berarti taat dengan penuh keikhlasan. P : Apakah antum termasuk orang yang tsiqah dengan murabbi antum? I : Dengan murabbi yang ini ana belum bisa tsiqah sepenuhnya. Tidak tahu mengapa. P : Pernahkah murabbi yang sekarang menyuruh antum untuk tsiqah?
Universitas Sumatera Utara
I : Belum pernah. P : Apakah antum setuju bahwa seorang binaan harus tsiqah dengan murabbinya? I : Tentu saja. Namanya kita ingin dibina, kalau tidak mau tsiqah ya tidak bisa dibina. P : Tolong ceritakan pengalaman antum yang berkaitan dengan tsiqah! I: Ana belum terlalu tsiqah dengan murabbi yang sekarang. Mungkin karena belum terlalu dekat. Dulu, ana pernah khilaf. Pulang kuliah dibonceng teman satu kelas ana yang lelaki karena waktu itu ana sedang tidak enak badan. Tidak tahu mengapa beberapa hari kemudian, saat bertemu beliau, beliau memberikan materi dengan ilustrasi seorang binaan yang dipergokinya sedang berboncengan dengan lawan jenis. Karena ana pikir murabbi ana tahu bahwa beberapa hari sebelumnya ana telah berboncengan dengan lawan jenis, maka ana bermaksud untuk mengaku. Jadi, ana minta maaf dengan beliau sambil menjelaskan alasannya. Ternyata beliau kaget sekali mendengarnya. Beliau baru tahu setelah ana ceritakan. Beliau langsung menegur ana dan memberikan kembali materi seputar hubungan lelaki dan perempuan dalam Islam. Sejak saat itu, ana mulai menceritakan kepada beliau jika ada perbuatan yang salah yang ana perbuat, walaupun beliau tidak mengetahuinya.
Universitas Sumatera Utara
Informan 5 Hari/tanggal wawancara
: Sabtu, 23 Agustus 2009
Nama
: Srikandi
Status
: Mahasiswi FMIPA USU
Usia
: 21 tahun
P : Sejak kapan mengikuti tarbiyah? I : 2006. Ingin ikut pengajian dan menjadi wanita sholehah. P : Sejak kapan masuk ke kelompok halaqoh ini? I : Maret 2009 P : Sudah berapa kali ganti murabbi? I : 2 kali. P : Alasan murobbinya diganti? I : Murabbi yang dulu bilang kalau murabbi yang sekarang lebih tinggi ilmunya dan lebih sesuai untuk ana. P : Menurut kamu, murabbi itu apa? I : Murabbi itu pembina kehidupan agar sesuai Al-Qur`an dan Hadits. P : Apa arti murabbi dalam hidup kamu? I : Konsultan segala masalah. P : Sejauh mana kamu mengenal murabbi kamu saat ini? I : Sebatas pekerjaan saja. Ana belum terlalu kenal. Soalnya masih terbilang baru dihalaqoh ini P : Bagaimana kondisi kehidupan murobbimu menurut kamu? I : Dakwah dan kegiatan duniawinya seimbang
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah kamu percaya pada kemampuan dan keikhlasan murobbimu? Mengapa? I : Belum sepenuhnya. Karena saya belum terlalu mengenalnya P : Hal-hal pribadi apa saja yang kamu bicarakan dengan murabbi? I : Sejauh ini belum ada. Belum terlalu dekat. Jadi ana masih sungkan. P : Hal-hal apa saja yang murabbi tanyakan padamu? I : Beliau sepertinya ingin lebh dekat secara pribadi dengan ana. Jadinya, beliau lebih suka menanyakan hal-hal yang lebih pribadi P : Adakah hal-hal yang sengaja ingin kamu sembunyikan dari murobbi, atau kamu tidak ingin murobbi kamu mengetahuinya? Hal-hal apa saja? I : Untuk saat ini belum ada. Tidak ada yang ingin ana sembunyikan. Hanya saja ana juga belum bisa terbuka dengan beliau. P : Apakah kamu sering meminta informasi dari murobbi? Tentang apa saja? I : Tentang politik dan kepartaian. Dan yang paling penting tentang dakwah. P : Apakah murobbi sering meminta informasi padamu? Tentang apa saja? I : Tentang pekerjaan, kebetulan ana punya banyak link. Jadi sering dapat info tentang pekerjaan P : Apakah kamu selalu terbuka dan terus terang tentang apa yang kamu pikirkan pada murabbi kamu? I : Tidak. Kalo menurut ana hal itu kurang enak dibicarakan, karena ana belum dekat, maka ana tidak akan terbuka dan terus terang. P : Apakah kamu bersedia menerima pendapat murabbi kamu bila pendapat kamu berbeda dengannaya?
Universitas Sumatera Utara
I : Iya. Soalnya pendapat para murabbi biasanya lebih baik dan punya landasan yang kuat. P : Kamu menganggap murabbi kamu sebagai apa? I : Sebagai kakak, sekaligus guru. P : Pernahkah kamu mencoba menempatkan diri kamu sebagai murabbi dan memahami perasaanya? I : Belum. Belum terpikirkan oleh ana. P : Apakah yang kamu lakukan jika murobbi kamu membuat suatu kesalahan? I : Diam saja.. P : Apakah kamu mendapat dukungan dan motivasi dari murobbi kamu? Dalam hal apa saja? I : Karena beliau murabbi tentulah memang harus memotivasi dan memberi dukungan. Semua hal yang baik beliau motivasi dan dukung. P : Hal-hal apa saja yang biasanya tidak didukung oleh murabbi kamu? Bagaimana tanggapan dan perasaanmu? I : Tentu hal-hal yang banyak mudharatnya dan tidak sesuai dengan Islam. P : Apakah kamu sering mendukung dan memotivasi murobbi kamu? Dalam hal apa saja? I : Sepertinya belum P : Pernahkah kamu tidak mendukung suatu tindakan atau pilihan murabbi kamu?Dalam hal apa? Bagaimana tanggapannya? I : Belum pernah. P : Apa tujuan kamu sehingga ingin terikat oleh murobbi?
Universitas Sumatera Utara
I : Murabbi itu bisa dibilang navigator juga. Kalau ana tidak terikat dengan murabbi, ana rasa ana bisa tersesat dan jadi orang ammah kebanyakan. P : Apakah kamu kompak dengan murobbi dan teman satu halaqohmu? Sekompak apa? I : Ana mencoba untuk kompak walaupun masih baru. P : Hal-hal apa saja yang kamu lakukan dengan mereka yang menurut kamu mencerminkan kekompakannmu dengan masing-masing mereka? I : Belum ada. Paling pulang halaqoh bareng. P : Bagaimana tanggapanmu jika kamu ditransfer ke kelompok halaqoh lain dan murabbi kamu diganti? I : Mau tidak mau harus terima. Setiap kader pasti akan mengalami itu. Kalau tidak mau berarti tidak tsiqah. P : Menurut kamu, apakah kamu termasuk orang yang komitmen dengan prinsipprinsip dan aturan di kelompok halaqoh ini pada khususnya dan jama`ah ini pada umumnya? I : Ya! Kalau tidak komitmen pastilah kita merasa diatur dan kita bisa jadi futur dan keluar jamaah. P : Apa saja aturan atau norma yang telah disepakati kelompok halaqoh ini yang kamu ingat? I : Tidak boleh terlambat halaqoh, target ibadah harus dipenuhi, tidak boleh melanggar aturan jamaah. P : Apakah kamu menaatinya? Alasannya? I : Ya. Karena itu sudah kesepakatan bersama.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah ada sanksi jika anggota kelompok halaqoh tidak menaatinya? Sanksi apa? I : Tentu. Iqob berupa denda uang, bedah buku atau hukuman seperti berdiri selama waktu terlambat. P : Bagaimana reaksi kamu jika ada anggota kelompok lain yang melanggar aturan yang telah kalian sepakati? I : Mengingatkannya agar ikhlas menjalani iqob. P : Sejauh apa kamu membutuhkan murabbi? Mengapa? I : Murabbi harus terlibat dalam hidup ana. Tanpa murabbi ana lebih sering khilaf P : Menurut kamu, apa arti tsiqoh? I : Tsiqoh berarti patuh. P : Apakah kamu termasuk orang yang tsiqoh terhadap murobbi kamu? I : Menuju iya. Maksud ana masih dalam proses. P: Pernahkah murabbi kamu menyuruh kamu tsiqoh padanya? Bagaimana penyampaiannya? I : Murabbi yang sekarang belum. Tapi murabbi yang dulu pernah mengatakan bahwa setiap kader jamaah harus tsiqoh terhadap murabbinya. Siapapun dia, karena tanpa ketsiqohan, dakwah akan macet. P : Bagaimana reaksi kamu ketika kamu diminta untuk tsiqoh? I : Bertekad dalam hati bahwa siapapun murabbi ana, ana harus mencoba tsiqah. P : Apakah kamu setuju bahwa seorang binaan harus tsiqah dengan murobbinya? Alasannya? I : Ya. Kader harus tsiqoh kepada pemimpin. Murabbi kan juga pemimpin. Kalau tidak tsiqoh berarti ita menghambat dakwah. P : Dalam hal apa saja kamu tsiqoh dengan murobbi kamu?
Universitas Sumatera Utara
I : Harus semua hal. P : Tolong jabarkan ketsiqohanmu pada murabbimu? I : Setiap ada amanah yang ditugaska beliau, ana kerjakan. Kalau kepentingan pribadi bertemu dengan kepentingan dakwah ana konsultasi dengan beliau. Jika ana harus lebih memilih kepentingan dakwah, maka akan ana ikut i. Ibadah-ibadah dan training-training yang beliau rujuk, ana jalankan. Tentunya dengan niat karena Allah SWT.
Universitas Sumatera Utara
Informan 6 Hari/tanggal wawancara
: Kamis, 03 September 2009
Nama
: Lyana
Status
: Mahasiswi FISIP USU
Usia
: 21 tahun
P : Sejak kapan ikut tarbiyah? I : Akhir 2008. P : Masuk ke kelompok ini? Sejak kapan? I : Mei 2009. P : Menurut antum, apa arti murabbi? I : Murabbi itu orang yang membantu kita mendekatkan diri pada Allah. P : Apa arti murabbi dalam hidup antum? I : Murabbi membantu menerangi jalan hidup ana. P : Sejauh mana antum mengenal murabbi kamu saat ini? I : Ana baru tahu luar-luarnya saja. P : Apakah antum percaya pada keikhlasan dan kemampuan beliau? I : Tentu ana percaya. P : Antum kan baru mengenal beliau dan baru tahu sebatas luarnya saja, mengapa antum percaya? I : Ana percaya pada jama’ah ini, jadi ana percaya pada beliau. Dari pengalaman ana, kemampuan dan keikhlasan orang-orang di jama’ah ini tidak perlu diragukan lagi. Walaupun ana masih baru. P : Hal-hal pribadi seperti apa yang antum bicarakan dengan murabbi?
Universitas Sumatera Utara
I : Belum pernah. Ana belum berani. Soalnya ana belum terlalu dekat dengan beliau. P : Seperti apa antum menganggap murabbi antum? I : Saat ini masih sebagai guru, dan ana sedang berusaha menganggapnya sebagai kakak. P : Apakah yang antum lakukan jika murabbi antum melakukan kesalahan? I : Untuk saat ini mungkin ana masih akan diam saja. Belum berani bicara. P : Apakah antum merasa mendapat dukungan dari beliau. I : Iya. Saat ini ana ada mendapat sedikit masalah dalam hal akademik. Dan beliau berusaha untuk mendukung dan memotivasi ana. P : Apa tujuan antum sehingga ingin terikat oleh murabbi? I : Ana ingin dibina, diperhatikan. Jujur saja ana merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua ana di rumah. Dulu ana iri dengan teman yang sudah terlebih dahulu ikut tarbiyah. Ia diperhatikan, ketika ada masalah ia memiliki tempat curhat yang insyaAllah tidak hanya aman, tetapi juga bisa memberikan solusi yang sesuai Islam, tidak menyesatkan. P : Sekompak apa antum dengan murabbi dan teman satu halaqoh antum? I : Ana masih baru. Belum terlalu kompak. Tetapi mereka selalu berusaha untuk membuat ana lebih kompak dengan mereka. P : Bagaimana tanggapan antum jika antum ditransfer ke kelompo halaqoh lain dan murabbinya diganti? I : Mungkin ana akan biasa saja dan mencoba beradaptasi kembali dengan kelompok halaqoh yang baru.
Universitas Sumatera Utara
P : Apakah antum menaati aturan atau norma yangtelah disepakati di kelompok ini? Mengapa? I : Iya. Sebagai angggota baru, ana harus tetap ikut aturan. Dan itu disepakati juga untuk kebaikan kelompok. P : Sejauh apa antum membutuhkan murabbi? I : Sejauh-jauhnya. Ana merasa ana sangat membutuhkan sosok orang seperti para murabbi selama hidup ana. P : Apa arti tsiqah menurut antum? I : Tsiqah berarti kita bersedia kehidupan kita dikendalikan dakwah, jama’ah dan murabbi. P : Apa antum termasuk orang yang tsiqah dengan murabbi? I : Belum. Tetapi ana suatu saat akan tsiqah. P: Pernahkah murabbi menyuruh antum untuk tsiqah padanya? Bagaimana penyampaiannya? I : Beliau tidak pernah menyuruh ana untuk tsiqah. Tetapi dari materi tarbiyah yang ana baca, kader yang baik adalah kader yang tsiqah kepada peminpin. Murabbi adalah peminpin dalam halaqoh. Jadi binaan harus tsiqah. P : Apa antum setuju bahwa binaan harus tsiqah dengan murabbinya? Alasannya? I : Setuju. Tetapi ana belum bisa memberikan alasan. Ana belum terlalu paham soal tarbiyah dan tsiqah. Tetapi ana rasa banyak kebaikan jika kita tsiqah. P : Tolong ceritakan pengalaman antum yang berkaitan dengan sikap tsiqah! I : Berhubung ana masih baru. Masih sangat sedikit pengalaman ana. Tetapi yang paling ana ingat adalah peristiwa ini. Rumah ana jauh. Ana juga berasal dari keluarga yang bisa dibilang kelas bawah. Suatu kali, ada kegiatan jama’ah yang
Universitas Sumatera Utara
harus ana ikuti. Murabbi menyuruh ana untuk ikut. Waktu itu hujan deras, ana pergi juga. Padahal ana harus 3 kali ganti angkot untuk sampai tujuan. Uang ana saat itu pas-pasan untuk ongkos, tetapi ana tetap nekad untuk pergi. Untung saja murabbi sepertinya memahami kondisi ana. Beliau memberikan uang untuk ana sewaktu pulang.
Universitas Sumatera Utara