Newsletter
4
6
Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Penerbitan Buku Cerita Anak di Indonesia
Agen Perubahan Buku Cerita Anak Indonesia
Daftar isi
Minimnya Buku Cerita Untuk Pembaca Pemula
7
8
Bukan Buku Cerita Biasa
10 12 Mentoring Lewat Dunia Maya
14 15
2
Newsletter Provisi Education
Menghidupkan Cerita Lewat Ilustrasi
Persiapan Ruang yang Memeras Otak
Surat Cinta dari Sekolah untuk YPPI
ProVisi Education adalah lembaga konsultan pendidikan dan partner implementasi program corporate social responsibility (CSR), yang didirikan tahun 2002. ProVisi Education berupaya memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan bekerja bersama siswa, guru, sekolah, dan masyarakat. Bentuk pengembangan pendidikan yang telah kami lakukan diantaranya, mengembangkan mutu sekolah, menciptkan sekolah berbudaya lingkungan, meningkatkan minat baca anak, menumbuhkan jiwa wirausaha siswa, meningkatkan kompetensi guru, serta menciptakan sekolah sebagai tempat pembelajaran hidup bagi siswa.
Sekilas ProVisi Redaksi Penanggung Jawab: Amanda Casimira Tim Redaksi: Timbuktu Harthana // Chatarina Trihastuti // Farida Aini Alamat Redaksi: tim.harthana@provisieducation. com Tim Desain & Illustrasi: Alfabet Design www.alfabetdesign.com
Sepak terjang kami selama lebih dari satu dasawarsa ini terbentang di lebih 27 provinsi, atau telah menyentuh 200 sekolah dan lebih dari 100.000 siswa dan guru di Indonesia. Mitra kerja kami juga berasal dari berbagai level dan sektor, mulai dari perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
"Menciptakan generasi yang lebih baik kepada dunia setelah kami". ProVisi Education selalu bertolak pada semangat peduli pendidikan, sehingga kami akan memberikan dan mewujudkan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan dan menyeluruh demi tercapainya pendidikan berkualitas di tanah air.
Newsletter Provisi Education
3
Pengembangan
Perpustakaan Sekolah dan Penerbitan Buku
Cerita Anak di Indonesia “World change starts with educated children” atau “perubahan dunia dimulai dari anak-anak yang terdidik.”
P
roVisi Education dan Room to Read bekerjasama dengan lima organisasi non-pemerintah mengembangkan perpustakaan sekolah dan menerbitkan buku cerita anak berbahasa Indonesia. Dengan dukungan dari ProVisi sebagai mitra, Room to Read menyebarluaskan pendekatannya kepada organisasi non-pemerintah yang ikut serta sebagai mitra, sehingga mereka dapat mengaplikasikan program secara efektif dalam pengembangan perpustakaan dan penerbitan buku cerita anak, dan memberi manfaat bagi ribuan anak-anak di Indonesia. ProVisi Education adalah konsultan pendidikan dan mitra pelaksana CSR.
4
Newsletter Provisi Education
Dengan misi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, ProVisi merancang serta melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di antaranya peningkatan kompetensi guru, sekolah model, dan peningkatan literasi siswa. Sejak tahun 2006 hingga saat ini, ProVisi Education telah bekerja sama dengan lebih dari 20 NGO internasional dalam berbagai program pengembangan mutu pendidikan, juga dengan 50 perusahaan-perusahaan multinasional sebagai mitra pelaksana program CSR di bidang pendidikan. Melalui berbagai program pendidikan tersebut ProVisi telah menyentuh kehidupan lebih dari ratusan ribu guru dan siswa dari ratusan sekolah di Indonesia.
Sedangkan Room to Read adalah sebuah organisasi global yang bertujuan untuk mentransformasikan kehidupan jutaan anak di Asia dan Afrika dengan berfokus pada literasi dan kesetaraan jender dalam pendidikan. Didirikan dengan suatu kepercayaan bahwa perubahan dunia dimulai dari anak-anak yang terdidik, Room to Read bekerja dan
Pengenalan Project
berkolaborasi dengan komunitas lokal, organisasi mitra, dan pemerintah, untuk mengembangkan keterampilan literasi dan mengembangkan kebiasaan membaca bagi anak-anak tingkat sekolah dasar. Room to Read selama bertahuntahun berfokus pada pencapaian pertumbuhan program yang luar biasa. Sebagai organisasi yang berpengalaman, Room to Read bekerja untuk melembagakan praktek terbaiknya dari pengalaman selama 15 tahun di 10 negara, dan saat ini, Room to Read berbagi bahanbahan dan pelatihan kepada organisasi lain dan pemerintah sebagai mitra, yang tertarik mengimplementasikan model program yang memiliki kesamaan dengan program Room to Read.
mengaplikasikan model Room to Read dalam pengembangan perpustakaan sekolah dan mengembangkan kapasitas penulis dan illustrator untuk pengembangan buku cerita anak berbahasa Indonesia. Ada tiga organisasi yang ikut serta dalam pengembangan perpustakaan, yaitu: Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI), Dompet Dhuafa (DD), dan Taman Bacaan Pelangi (TBP). Berdasarkan dukungan operasional dan pelatihan teknis yang mereka dapatkan dari ProVisi Education dan Room to Read, mereka akan mengembangkan 24 perpustakaan sekolah yang memiliki fungsi sangat baik di Bogor (West Java), Gresik (East Java) dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).
Sebagai tambahan, ada dua organisasi non-pemerintah, Yayasan Litara dan Yayasan Literasi Anak Indonesia (LAI), dan dua penerbit swasta, PT Mizan Publishing and PT Kanisius yang bekerja untuk pengembangan buku-buku cerita anak berbahasa Indonesia. Organisasi non-pemerintah ini dan penerbit akan mengembangkan 15 buku cerita anak berbahasa Indonesia, mencetak ribuan buku untuk didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan di Indonesia. Tiap organisasi yang terlibat proyek ini memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan pelajaran terbaik dari Room to Read sebagai contoh di masa depan, menumbuhkan sejumlah perpustakaan dan buku-buku cerita berbahasa Indonesia untuk anak-anak di Indonesia pada masa mendatang.
Hingga tahun 2016, ProVisi Education dan Room to Read akan menyediakan dukungan operasional dan pelatihan teknis kepada lima organisasi lokal-non pemerintah untuk Newsletter Provisi Education
5
Agen Perubahan
Workshop Book Development Skill dan Workshop Fasilitator
Buku Cerita Anak Indonesia
D
ua workshop yang pertama dilakukan dalam proyek ini adalah “Book Development Skills Workshop” dan Facilitator Workshop,” di Bali dan Jakarta, pada bulan Desember 2015 dan Januari 2015. Enam lembaga terlibat dalam pelatihan, yaitu dua lembaga mitra yaitu Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI) dan Yayasan Litara; dua mitra penerbit, yaitu Mizan dan Kanisius; dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Pengetahuan yang dibagikan dalam dua workshop ini adalah tentang proses penulisan dan pembuatan ilustrasi buku bergambar yang berkualitas. Selain itu, melatih peserta menjadi fasilitator serta pendamping yang memandu penerbitan 15 buku cerita bergambar khusus bagi anak-anak pembaca pemula. Hal ini penting bagi mitra, karena mereka akan berperan sebagai pembimbing dan penentu kualitas buku cerita bergambar yang akan diproduksi.
6
Newsletter Provisi Education
Namun, misi terpenting workshop sebenarnya “menularkan” pengetahuan proses pengembangan buku cerita bergambar yang sistematis dan memenuhi kebutuhan pembaca, agar dapat diaplikasikan sekaligus disebarkan pada penerbitan-penerbitan buku selanjutnya. Berawal dari 17 peserta di enam lembaga inilah, wajah buku cerita anak Indonesia akan berubah. Sebab, mereka akan menjadi agen perubahan penerbitan buku anak di Indonesia yang tidak sekadar mengikuti tren pasar tetapi mampu meningkatkan kegemaran anak membaca. (tim)
Minimnya Buku Cerita
untuk Pembaca Pemula
Level 1 Jumlah 41
5,04%
21,65%
Level 2 Jumlah 89
10,94% Pembaca Pemula
Level 6 Jumlah 176
Level 3 Jumlah 195
12,31%
15%
sar pa h di ole ak nasi n a i ita om cer did ku ia bu ones e r d n Ge ku In bu
r
ita
Ce
si
ik
F
23,98%
Level 5 Jumlah 100
26,08%
Level 4 Jumlah 212
U
ntuk memetakan ketersediaan buku
hanya sekitar 15%. Genre buku cerita anak di
bagi pembaca pemula, ProVisi Education
pasar buku Indonesia didominasi oleh cerita fiksi,
melakukan survey acak selama dua bulan
terutama cerita tentang dongeng dan fantasi.
di 4 toko buku dan 30 penerbit. Sebanyak
Kenyataan ini adalah ironi. Semua pihak, sekolah,
813 judul yang didata kemudian
orang tua, penerbit, dan pemerintah, menginginkan
diklasifikasikan ke dalam 6 jenjang. Penjenjangan
anak-anak memiliki kemampuan baca yang tinggi
berdasarkan kemampuan baca anak. Setiap jenjang
dan juga budaya membaca. Tetapi, obsesi itu tidak
memiliki syarat, seperti tingkat kerumitan kata/
dilengkapi dengan ketersediaan buku yang tepat
kalimat, jumlah kata/kalimat, hingga komposisi
bagi pembaca pemula. Padahal, buku yang tepat
ilustrasi dan kalimat di tiap halaman.
bagi mereka akan mendorong anak-anak menyukai, menikmati, dan memiliki kebiasaan membaca.
Survey acak itu mendapati bahwa jumlah buku
(tim)
cerita anak untuk pembaca pemula sangat sedikit, Newsletter Provisi Education
7
B u k an Buku
Ce r i t a Biasa
S
ebanyak 20 penulis cerita anak yang terpilih melalui audisi, mendapatkan pemahaman mendalam mengenai konsep
pengembangan buku cerita yang layak bagi anak-anak. Selama workshop, yang digelar di Bandung, 27-30 Januari 2015, tiap penulis harus menghasilkan dua cerita yang kemudian diseleksi menjadi 18 naskah untuk dibawa ke tahap selanjutnya, yaitu workshop ilustrator. Salah satu materi terpenting di workshop adalah mengembangkan tokoh cerita. Menurut Alfredo Santos, Literacy Program Manager – Quality Reading Material South East Asia of Room to Read, yang juga fasilitator workshop, tokoh dalam cerita sangat menentukan kualitas buku cerita anak. Tokoh yang menarik dan kuat akan
8
Newsletter Provisi Education
Workshop Penulis
mampu membawa pembaca terbawa dalam cerita, bahkan menguatkan cerita yang sederhana. Akan tetapi, membuat buku cerita bergambar terutama untuk anak-anak
Tokoh yang menarik
tidaklah sederhana. Revisi, revisi, dan revisi. Begitulah proses yang harus
dan kuat akan mampu
dilewati Krismariana, salah satu penulis pemula, yang bergabung dalam workshop. “Ceritanya belum pas, jadi harus direvisi bolak-balik,” ujarnya. Perbaikan terus menerus ini penting karena salah satu target buku cerita
membawa pembaca terbawa dalam cerita,
bergambar ialah meningkatkan keterampilan membaca anak, khususnya
bahkan menguatkan
pembaca pemula. Oleh karena itu, kosa kata, jumlah kata dan kalimat, topik
cerita yang sederhana.
cerita, komposisi kalimat dan ilustrasi sangat diperhatikan. Penulis pun harus berpikir cermat sekaligus kreatif dalam mengembangkan ide ceritanya. (tim)
Newsletter Provisi Education
9
Ilustrasi harus mampu menstimulus kreativitas anak; serta membantu memberi pemahaman pada konteks cerita.
10
Newsletter Provisi Education
Workshop Ilustrator
Buku dengan ilustrasi yang bagus dan unik akan menarik perhatian anak-anak. Sebab, anak-anak sangat sensitif dengan gambar dan media visual, bahkan sebelum mereka bisa membaca. Namun, menghasilkan ilustrasi yang bagus pada sebuah buku tidaklah gampang. Premis inilah yang menjadi pijakan pelaksanaan workshop ilustrator, 8-12 April 2015, di Bandung. Seorang ilustrator buku cerita anak harus memahami bahwa ilustrasi di buku cerita bergambar memiliki fungsi kompleks dan penting, yaitu memperjelas dan memperkuat pesan, serta menyuguhkan beragam sudut pandang. Gambar pun memiliki porsi khusus dalam menyampaikan sebuah pesan, terutama bagi pembaca pemula. Sementara itu, untuk perkembangan literasi anak, ilustrasi harus mampu
membantu memberi pemahaman pada konteks cerita. Ilustrasi pada buku cerita anak bukan sekadar gambar yang ditempel, namun sebuah nukilan cerita yang menggugah imajinasi anak. Peran inilah yang diharapkan tumbuh pada Mira dan 17 ilustrator lainnya yang turut dalam workshop. Mereka berjibaku selama lima hari menuangkan imajinasi 18 naskah ke dalam deretan gambar bercerita. Tekad mereka satu, mewujudkan buku cerita bergambar yang dicintai oleh anakanak. (tim)
menstimulus kreativitas anak; serta
Newsletter Provisi Education
11
Persiapan Ruang
yang Memeras Otak
Library Workshop
Muara dari kedua tujuan ini adalah terbentuknya proses kerja yang sistematis dan memiliki standar yang baik dalam memberikan ruang yang aman dan nyaman bagi siswa-siswi menikmati buku di perpustakaan.
“Perhatikan kondisi tembok, lantai, atap, dan keamanan ruangannya,” pesan David Strawbridge, Associate Director Room to Read of South East Asia, mengingatkan semua peserta workshop jika melakukan proses persiapan ruangan perpustakaan sekolah. Peserta pun meningat-ingat kembali kondisi kerusakaan dan kelayakan ruangan dari tiap perpustakaan, kemudian segera membuat daftar perbaikan dan pembenahan yang akan dilakukan. Workshop pertama pengembangan perpustakaan yang dilakukan di Sukabumi, 2-5 Maret 2015, memiliki dua tujuan. Pertama, membekali tiga lembaga mitra tentang standar ruang perpustakaan yang layak di sekolah. Kedua, memberi pemahaman yang jelas tentang alur dan aturan baku pengadaan barang-barang kebutuhan perpustakaan. Muara dari kedua tujuan ini adalah terbentuknya proses kerja yang sistematis dan memiliki standar yang baik dalam memberikan ruang yang aman dan nyaman bagi siswa-siswi menikmati buku di perpustakaan.
12
Newsletter Provisi Education
Selain ruangan yang layak, setiap sekolah juga akan difasilitasi dengan 350-800 judul buku cerita yang telah dipilih secara khusus, rak buku, dan meja baca. Setiap lembaga mitra akan mendampingi delapan sekolah yang tersebar di tiga kabupaten di tiga provinsi. Ketiga lembaga mitra pengembangan perpustakaan, Taman Bacaan Pelangi (TBP), Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI), dan Dompet Dhuafa, mengakui sedikit lelah. Namun, pengadaan barang yang terstruktur, mengacu pada standar, dan tercatat rapi, memudahkan kerja mereka dan memberikan hasil yang terbaik. (tim)
Lembaga
Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia
Dompet Dhuafa
Taman Bacaan Pelangi
Prov/Kab
Jawa Timur/ Gresik
Jawa Barat/Bogor
Nusa Tenggara Timur / Manggarai Barat
Gresik Manyar
Parung dan Ciseeng
Komodo, Sanonggoang, Mbeliling, Lembor
Kecamatan
Sekolah dikunjungi
19 19
18
17
16
15
Punya perpustakaan
Perpustakaan berfungsi maksimal
10 8
Punya pustakawan
8
8 6
5 Sekolah terpilih
2
3 0
Newsletter Provisi Education
13
Mentoring lewat
Cerita dari Lapangan – Mentoring penulis/ilustrator
Dunia Maya n buku proyek Barangkali di antara mitra penerbita ah yang tidak adal n Miza a, Room to Read di Indonesi a. Lokasi muk p tata g torin men sering melakukan al kerja jadw tnya pada a sert n, auha penulis berj Facebook n atka ilustrator menuntut kami memanfa dunia di i raks Inte n. inga sebagai media pendamp k. tida maya, mengapa terjawab, pertanyaan Pesan terkirim. Satu pertanyaan Saling berbalas las. berikutnya menanti untuk diba k kami boo Face al sosi pesan di laman jejaring dan ilustrator lis penu i ping dam men terapkan salama ambar. menyelesaikan dua buku cerita berg Facebook pun Namun, mentoring penulis lewat at menghindari sang n Miza b Seba sengaja dibatasi. Proses intervensi terhadap karya penulis. pada hal-hal yang hkan pendampingan lebih mengara uatan tokoh dan peng rti sepe , terkait materi workshop ai dengan sesu telah ep kons dan teks penggunaan a penulis bahw target jenjang buku. Mizan percaya i, dan Dew anti Hary yang terpilih; Dewi Rieka, Beby ceita lisan penu a duni di n pete Erna Fitrini sangat kom lis saja. penu 2 lih dipi rnya akhi pada anak. Walaupun
14
Newsletter 14 Newsletter Provisi Education Provisi Education
sama saat Mizan menerapkan perlakuan yang n pada yaki i Kam mendampingi para ilustrator. Faza. dan Tri, i Dew ilih, terp kapasitas 2 ilustrator pengaturan pada lebih ukan dilak yang n Pendampinga rator yang terlibat waktu kerja ilustrator. Maklum, ilust , di saat yang Faza rti memiliki banyak order. Sepe ek buku anak proy akan gerj bersamaan tengah men n. Miza grup di rbit dari satu pene yelesaikan Untuk menyemangati ilustrator men lis terpilih penu para tugasnya, Mizan menyertakan begitu, para gan Den an. akap perc p bergabung di grou illustrator. rjaan peke ng duku men ikut penulis bisa lis memungkinkan Saling kenalnya ilustrator dan penu i ilustrasi yang ekus geks men mereka berdiskusi dalam itu. a cerit buku akan dibuat pada dan ilustrator, Mizan Selama proses mentoring penulis Santos, Literacy do Alfre dari dengan masukan teknis Read, memberi to Room – ) Asia East Manager (South Dengan mentoring masukan, tetapi tanpa intervensi. gerjakan secara men yang minimal, Mizanberupaya +++ maksimal. (beni – Mizan)
Cerita dari Lapangan School Selection
“Surat Cinta” dari
Sekolah untuk YPPI Tim kecil YPPI tiba di sekolah pertama. Sontak, siswa berbaris teratur membawa bendera merah putih berukuran mini. Tarian jamuan disodorkan ketika kaki kami menginjakan halaman sekolah. Layaknya seorang raja Keraton Yogyakarta, kami disambut dengan meriah. Begitulah suasana yang terwujud saat YPPI dan ProVisi melakukan school selection di dua kecamatan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Januari lalu. Selama tiga hari, kami mengunjungi 18 sekolah untuk memilih 8 sekolah yang akan menerima manfaat program pengembangan perpustakaan Room to Read. Selain sambutan meriah, banyak hal menarik yang dijumpai selama proses survey dan penyeleksiaan sekolah. Seperti di hari ketiga, kami mendapat sepucuk “surat cinta”
dari salah satu sekolah, yang berisi permohonan untuk mendapat bantuan prasarana perpustakaan. Rupanya, informasi kedatangan kami telah disalahtafsirkan. Proses menentukan sekolah terpilih juga tidak gampang. YPPI dan ProVisi harus bisa menyatukan “rasa” untuk saling memahami ukuran standard penilaian saat di lapangan. Sekolah dipilih dengan memberikan nilai di tiap indikator yang ditetapkan. Diskusi yang “alot” pun tak dapat dielakkan. Sekolah yang punya komitmen besar pada program akan diprioritaskan lolos proses seleksi. Namun sekolah yang kondisi keamanannya kurang memadai, otomatis dikeluarkan dari proses seleksi. Apabila terdapat sekolah yang kurang yakin dan bertanggungjawab melaksanakan program, maka masih bisa diganti dengan sekolah lain yang masuk dalam waiting list.
Ada pertanyaan menggelitik pada acara pertemuan tersebut oleh salah satu guru, “Bila tujuan program gagal, apakah rak dan buku akan diambil lagi oleh YPPI?”. “Hasil dari program akan menjadi perpustakaan percontohan se-Kabupaten Gresik maupun seIndonesia. Maka tunjukkan bahwa sekolah Ibu/Bapak mampu dan bisa mencapai tujuan program ini”, jawab Kuswanto, Ketua Tim YPPI. School selection diakhiri dengan pertemuan bersama 8 sekolah terpilih, komite sekolah, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. YPPI kembali lagi menjelaskan inti dari program pengembangan perpustakaan sekolah ini, yaitu memberdayakan sekolah menciptakan perpustakaan berkualitas di sekolah dasar.
Newsletter Newsletter Provisi Education Provisi Education 15
15
Provisi Education Jl. Mandala Selatan No. 33 Tomang, Jakarta Barat 11440
telp. (021) 566 1017 fax. (021) 569 680 39 www.provisieducation.com