Lampiran 1 Daftar Buku Biologi SMA Kelas XII ditulis Berdasarkan Kurikulum 2013 yang Memuat Materi Genetik dan Pola-Pola Heriditas di Kabupaten Kulonprogo. No 1.
SMA N 1
Judul Buku Bilogi yang digunakan Kelas XII Biologi Peminatan
Ririn safitri &
Sentolo
Matematika dan Ilmu
Bowo
Alam untuk SMA/MA
sugiharto
Nama Sekolah
Penulis
Penerbit Mediatama
Kelas XII. 2.
SMA N 1 Wates
BIOLOGI
untuk Irnaningtyas
Erlangga
SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam 3.
SMA N 2 Wates
Biologi untuk
D.A Pratiwi ,
SMAMA Kelas XII
Sri Maryati,
Kelopok Peminatan
Srikini,
Matematika dan Ilmu
Suharno, dan
Alam
Bambang S
141
Erlangga
Lampiran 2 Daftar Panelis Instrumen Analisis Miskonsepsi pada Materi Genetik dan Polapola Heriditas dalam buku SMA Kelas XII yang Ditulis Berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon Progo.
No
Nama Panelis
Profesi
1.
Rizka Apriani Putri, S.Si., M.Sc
Dosen Genetika FMIPA UNY
2.
Evi Yulianti, S.Si., M.Sc
Dosen Biokimia FMIPA UNY
3.
Ixsora Sartika Mercuriani S. Si., M, Si
Dosen Bioteknologi FMIPA UNY
142
Lampiran 3 Indikator Kategori Miskonsepsi
No Kategori Miskonsepsi 1. Misidentifications
Deskripsi Konsep yang dikemukakan salah atau dinyatakan dalam pernyataan yang salah disebabkan oleh penafsiran atau identifikasi penulis yang keliru.
Indikator Contoh a. Konsep yang a. Petunia, tomat, geranium dikemukakan berlawanan (Pelargonium spp.), begonia, dengan konsep dalam koleus, dan tanaman tidak literatur karena kebiasaan berkayu lainnya biasa dikenal penyebutan istilah yang sebagai tanaman annual. muncul oleh adanya Tanaman-tanaman tersebut kesalahan identifikasi. adalah tanaman perennial, tetapi b. Konsep yang pekerja kebun (petani) dikemukakan salah karena menyebutnya sebagai tanaman kesalahan identifikasi atau annual ketika tanaman-tanaman penafsiran. tersebut tumbuh selama satu musim sebelum tanamantanaman itu mati saat musim dingin. Contoh tanaman annual yang sebenarnya adalah jagung dan zinnia. b. Sebuah buku proyek sains mendaftarkan seledri sebagai monokotil. Seledri adalah tanaman dikotil atau eudikotil. Penulis buku tersebut dimungkinkan mengalami misidentifikasi terhadap petiola seledri yang dapat dimakan 143
2.
Oversimplifications
Penyederhanaan konsep yang berlebihan, sehingga konsep yang dikemukakan kurang lengkap atau bahkan salah.
sebagai sehelai daun dan meyakini bahwa daun itu mempunyai pertulangan daun sejajar yang merupakan karakteristik tanaman monokotil. a. Konsep yang a. Sebuah buku proyek sains dikemukakan tidak menyatakan bahwa klorofil dan lengkap atau utuh, hemoglobin masing-masing sehingga dengan konsep mengandung 137 atom dan yang seadanya penggantian satu atom menyebabkan mengubah hemoglobin menjadi penyederhanaan konsep klorofil. Peristiwa tersebut tidak menjadi tidak tepat. mungkin terjadi karena klorofil b. Penggunaan istilah mempunyai berat molekul di keseharian untuk bawah 900 dalton, di mana satu memudahkan subunit hemoglobin manusia pemahaman, namun justru mempunyai berat 16.000 dalton. mengurangi kebenaran Kebenarannya bahwa klorofil konsep yang dan hemoglobin keduanya sesungguhnya. mengandung struktur cincin c. Menyebutkan komponen, yang hampir sama dengan ion ciri-ciri, maupun fungsi pusat yang berbeda: magnesium dari suatu objek biologi pada klorofil dan besi pada tidak secara lengkap dari hemoglobin. yang seharusnya. b. Pernyataan bahwa gimnospermae berarti “biji terbuka” dapat menyesatkan siswa karena tingkat “keterbukaan” bermacam144
macam di antara empat filum gimnospermae. Biji Ginkgo terbuka dari tahap awal perkembangannya, tetapi pada biji yew (Misal: Taxus baccata) terdapat bagian yang terselubungi oleh daging, atau terlapisi, yang salah apabila disebut sebagai buah. Biji pinus biasanya tersembunyi saat konus hingga matang, tetapi konus dari kelima spesies Pinus (Pinus albicanus dan empat lainnya) tetap tertutup hingga tanaman membusuk atau terbuka oleh hewan (polinator). Yang terpenting dan perlu ditekankan adalah gimnospermae berbeda dengan angiospermae dalam hal perbungaan dan buah yang dihasilkan. c. Cycas dinyatakan punah dalam sabuah kamus biologi. Hal tersebut benar bahwa banyak Cycas yang terancam, tetapi masih terdapat sekitar 100 spesies Cycas yang hidup, termasuk palm sago (Cycas revoluta), tanaman rumahan. 145
3.
Overgeneralizations
Generalisasi konsep yang terlalu luas.
a. Konsep yang dikemukakan terhadap kategori tertentu diberlakukan untuk semua komponen tanpa memperhatikan pengecualian. b. Konsep yang dikemukakan benar untuk sebagian besar objek atau permasalahan umum, namun salah bila digunakan untuk sebagian kecil dari objek atau permasalahan tersebut.
4.
Undergeneralizations
Generalisasi konsep yang diterapkan secara sempit daripada yang sebenarnya.
a. Konsep yang dikemukakan untuk kategori tertentu menunjuk pada sebagian objek atau permasalahan biologi. b. Konsep yang dikemukakan mempersempit atau membatasi cakupan definisi atau karakteristik dari objek atau permasalahan biologi 146
a. Teks sering menyatakan bahwa biji membutuhkan oksigen untuk berkecambah. Sebagian besar memang seperti itu, tetapi terdapat beberapa biji, misalnya Echinochloa oryzicola, yang berkecambah dengan menggunakan respirasi anaerobik. b. Cahaya sering tidak dimasukkan sebagai kebutuhan untuk perkecambahan, padahal beberapa tipe biji membutuhkan cahaya untuk berkecambah, contohnya pada pohon ratu (Paulownia tomentosa). a. Spesies monoecius sering didefinisikan sebagai tumbuhan yang mempunyai stamen dan karpela bunga berada pada satu tanaman. Hal ini meniadakan monoecius gimnospermae yang mempunyai runjung jantan dan runjung betina pada satu tanaman. b. “Perennial” sering digunakan untuk mendeskripsikan tanaman yang hidup lebih dari dua tahun dan biasanya berbunga setiap
yang sebenarnya.
5.
Obsolete Concepts and Konsep dan istilah yang terms digunakan sudah usang, sehingga tidak relevan lagi dengan hasil penelitian terbaru.
a. Konsep yang a. dikemukakan sudah tidak berlaku karena konsep yang baru sudah ditemukan dan membenarkan konsep yang sebelumnya. b. Konsep baru yang ditemukan melengkapi b. konsep sebelumnya, sehingga konsep yang baru dapat ditambahkan. c. Konsep yang dikemukakan benar pada masanya, sebelum ditemukan konsep terbaru. c. d. Penggunaan istilah yang sudah tidak sesuai lagi dengan konsep atau istilah terbaru yang ditemukan.
d.
147
tahun, namun mayoritas tanaman tidak berbunga juga termasuk perennial. Teks biasanya mengatakan fotorespirasi menurunkan efesiensi fotosintesis pada tanaman C3 dan tanpa maksud. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa metabolisme normal nitrat membutuhkan fotorespirasi. Hormon tanaman, asam absisat dipandang berperan dalam pengguguran pada tanaman. Namun sekarang, diketahui bahwa hormon etilen yang menjadi hormon pemicu terjadinya absisi (pengguguran). Nikel sering tidak dimasukkan sebagai sebuah unsur esensial bagi tanaman, namun hasil penelitian yang dipublikasikan pada tahun 1987 menunjukkan bahwa nikel termasuk unsur esensial bagi tanaman. Florigen sejak lama dianggap secara hipotesis hanya sebagai hormon pembungaan, namun sekarang florigen nampak
menjadi RNA messenger, menurut hasil penelitian terbaru. e. Floem terkadang dikatakan membawa “sampah” organik, ketika peranan senyawa organik tidak diketahui dalam tanaman. Senyawa organik sekunder diduga berfungsi dalam pertahanan jika senyawa tersebut tidak mempunyai peranan yang lain. Bukti langsung untuk pernyataan tersebut sangat lemah, meskipun hal itu mungkin dapat dibuktikan oleh penelitian selanjutnya. Sebagai contoh, ketika tembakau secara teknik genetika tidak memproduksi nikotin, serangga menyerang tanaman tanpa nikotin lebih keras daripada tanaman dengan tingkat nikotin normal.
148
Lampiran 4 HASIL ANALISIS KONSEP TEKS PADA BUKU BUKU A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode Panelis P1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 2 1 1 0 0 2
P2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 5 3 1 0 0 2
P3 0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 2 1 1 0 0 2
NM (0)
MI (1)
OS (2)
OG (3)
OC (4)
UG (5)
3 3 3 3 0 1 3 3 3 0 0 3 0 0 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 0 0 0 3 3 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 0 0 0
0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
148
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 0 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
149
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
3 0 89 0 0 90 1 0 91 0 0 92 0 0 93 0 0 94 0 0 95 0 0 96 0 0 97 0 0 98 0 0 99 0 0 100 0 0 101 0 0 102 0 0 103 2 0 104 0 4 105 0 0 106 0 0 107 0 3 108 1 1 109 2 3 110 0 0 111 0 0 112 0 0 113 0 0 114 1 3 115 0 0 116 2 0 117 0 0 118 0 0 119 0 3 120 0 0 121 2 0 122 0 0 123 0 0 124 2 0 125 0 0 126 0 0 127 0 0 128 0 0 129 1 3 130 0 0 131 Total (n) Frekuensi (ni)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 0 0 3 3 3 3 0 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 0 3 317 109
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 31 11
Perhitungan koefisien kecocokan ( dengan rumus sebagai berikut:
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 32 7 4 2 10 0 1 0 menurut Krippendorf (Eriyanto,2013:296),
150
[
∑ ∑
]
keterangan : α = koefisien kecocokan
n m pfu pmt
= jumlah banyaknya unit = jumlah panelis = penjumlahan frekuensi dari unit yang mengalami ketidaksetujuan = penjumlahan dari total marginal ∑ [ ∑
] (
(
(
(
( (
(
( (
(
(
( ( (
(
( ( (
( (
(
( (
(
(
( ( (
α=1-
( (
(
( (
( ( (
( (
(
( ( (
(
( (
( (
( (
( (
( ( ( ( (
( (
( (
(
(
(
HASILANALISIS KONSEP TEKS PADA BUKU B No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kode Panelis P1 P2 P3 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NM (0) 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
MI (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
OS (2) 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
151
OG (3) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OC (4) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
UG (5) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 4 4 4 0 3
0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 4 4 0 3
0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 1 0 4 4 4 0 3
3 3 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 2 1 3 0 3 3 3 3 3 0 3 3 2 3 3 3 2 0 3 0 0 0 3 0
0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
152
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 3 0 60 0 0 0 3 0 61 0 0 0 3 0 62 0 0 0 2 0 63 3 0 0 3 0 64 0 0 0 2 0 65 2 0 0 3 0 66 0 0 0 0 3 0 67 0 1 2 1 68 0 Total (n) 155 20 Frekuensi (ni) 53 7 Perhitungan nilai koefisien kecocokan (α): ∑ [ ∑
( (
( ( (
( ( (
(
(
0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
]
(
α=1-
0 0 0 0 0 1 0 0 0 16 4
(
( (
( (
( ( ( (
( ( (
(
( ( (
( (
(
(
( (
( ( ( (
( (
(
( (
( (
( (
(
(
(
(
α= 0,78
HASIL ANALISIS KONSEP TEKS PADA BUKU C No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kode Panelis P1 P2 P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
NM (0) 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 2 3
MI (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
153
OS (2) 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
OG (3) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OC (4) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
UG (5) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
0 0 2 0 2 1 1 1 2 1 5 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 2 1 1 1 2 1 5 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 2 0 2 1 1 1 2 1 5 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 3 1 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 0 0 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0
0 0 0 0 0 3 3 3 0 3 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
154
0 0 2 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 0 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
155
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 2 1 101 2 0 0 2 0 102 0 0 0 3 0 103 0 0 0 3 0 104 0 0 0 3 0 105 0 0 0 3 0 106 3 0 0 2 0 107 0 0 0 3 0 108 0 0 0 3 0 109 0 0 0 3 0 110 Total (n) 274 30 Frekuensi (ni) 94 9 Perhitungan nilai koefisien kecocokan (α) : ∑ [ ∑
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1
] (
(
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 21 6
(
(
(
(
(
(
( (
(
( ( (
( (
( α=1-
(
(
(
( (
( (
( (
( ( ( (
(
(
( (
( (
(
α= 0,75
156
( (
(
( (
( (
( (
(
( (
( (
(
(
Lampiran 5.
INSTRUMEN ANALISIS MISKONSEPSI MATERI GENETIKA (MATERI GENETIK DAN POLA-POLA HERIDITAS) DALAM BUKU (A) BIOLOGI SMA KELAS XII YANG DITULIS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KULON PROGO
Petunjuk Pengisian Instrumen : 1.
Perhatikan dan baca dengan seksama konsep-konsep dari buku biologi SMA kelas XII yang tersedia pada tabel!
2.
Bandingkan setiap unit analisis (teks) dengan uraian konsep berdasarkan literatur!
3.
Kategorikan setiap miskonsepsi yang ditemukan, apabila ditemukan, dengan mencentang (√) pada kolom:
4.
a.
Nonmiskonseption (NM) apabila tidak terdapat kesalahan konsep.
b.
Misidentifications (MI) apabila terdapat kesalahan dalam mengidentifikasi suatu konsep biologi.
c.
Oversimplifications (OS) apabila terlalu menyederhanakan suatu konsep.
d.
Overgeneralizations (OG) apabila konsep terlalu umum (generelasi yang berlebihan).
e.
Obsolete concepts and terms ( OC) apabila penggunaan konsep atau istilah yang sudah lama atau usang.
f.
Undergeneralizations (UG) apabila suatu konsep yang terlalu dikhususkan.
Berilah alasan pengkategorian miskonsepsi tersebut di dalam kolom keterangan (Ket)!
161
No
Hal
1.
96
2.
96
3.
96
4.
97
5.
97
6.
97
7.
97
Konsep dalam buku (A) MATERI GENETIK Di dalam inti sel, terdapat kompleks DNA dan protein yang membentuk struktur benang-benang halus dan mudah diwarnai dengan pewarna tertentu yang disebut kromatin. Pada saat sel akan membelah (tahap profase), benang-benang kromatin tersebut memendek dan menebal membentuk struktur padat yang disebut kromosom. Kromosom tubuh (autosom) adalah kromosom yang mengendalikan sifat-sifat tubuh. Kromosom seks (gonosom ) adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin. Kromosom dalam suatu spesies memiliki pola tampilan tertentu yang disebut kariotipe.
Kromosom homolog yaitu kromosom yang berasal dari kedua induknya sehingga memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama atau hampir sama. Pasangan kromosom homolog disebut genom atau ploidi (perangkat/set).
Kategori miskonsepsi Konsep literatur
NM
Di dalam nukleus ada benang-benang halus yang disebut kromatin (Pai, 1992: 22). Kromatin merupakan kompleks dari protein dan DNA (Campbell, 2010:108). Kromatin dinamai demikian karena mudah diwarnai dengan pewarna-pewarna tertentu (Elfrod dan Stansfield, 2007: 4). Permulaan profase dari mitosis ditandai oleh suatu kondensasi benang-benag kromatin yang sangat halus menjadi struktur-struktur benbentuk batang yang merupakan kromosom (Pai, 1992 :24).
Kromosom autosom adalah kromosom lain selain kromosom seks, yang berfungsi untuk mengendalikan sifat-sifat tubuh (Klug, 2000: 142) . Kromosom seks adalah kromosom yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin (Campbell, dan Reece, 2010: 270). Kariotipe adalah gambar susunan kromosom dari sel somatik suatu individu menurut standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom (Suryo, 1996: 123). Kedua kromosom yang menyusun satu pasangan memiliki kesamaan panjang, posisi sentromer,dan pola pewarnaan disebut kromosom homolog (Campbell, dan Reece, 2010: 270).
Satu set kromosom haploid dinamakan genom (Suryo,2008:7)
162
MI
OS
OG
OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
8.
97
9.
98
10.
99
Sentromer merupakan bagian kromosom yang berkontriksi (mengecil),menyerupai bulatan kecil ditengah-tengah kromosom, berwarna terang karena daya serap terhadap zat warna rendah.
11.
99
12.
99
Kromatid (lengan) merupakan badan kromosom yang mengandung filamen tipis kromonema. Kromonema diselubungi oleh matriks yang dibungkus oleh suatu membran.
13.
99
14.
99100
15.
100
Pada sel tubuh (sel somatik), inti selnya mengandung kromosom yang berpasangan (diploid=2n). Pada sel kelamin, inti selnya mengandung kromosom yang tidak berpasangan (haploid=n).
Untaian DNA membentuk pintalan pada protein histon menjadi nukleosom yang merupakan unit dasar kromosom. Nukleosom –nukleosom tersusun padat dan terpilin membentuk lipatan solenoid. Lipatan –lipatan solenoid tersusun padat membentuk benang kromatin.
Konsep literatur
NM
Pada organisme tingkat tinggi, dalam inti sel dari sel-sel somatis mengandung dua set kromosom, yang disebut diploid (2n) (Suleman Rondonuwu, 1989: 38) Gamet (sperma dan sel telur) mengandung satu set kromosom. Sel-sel itu disebut sel haploid, dan masingmasing memiliki jumlah haploid kromosom (n) (Campbell dan Reece, 2010: 270). Sentromer adalah daerah penyempitan pada kromosom, letakanya ada yang ditengah, hampir diujung dan diujung kromosom. Dapat menyerap zat pewarna sehingga mudah diamati ( L.V Crowder, 2006: 41) Suatu daerah pada kromosom yang merupakan tempat melekatnya benang-benang spindel dari sentriol selama berlangsungnya pembelahan sel (Agus Hery Susanto, 2011: 49 Di dalam kromatid (lengan kromosom) tampak adanya pita berbentuk spiral yang disebut kromonema (Suryo, 2007: 58). Kromonema dikelilingi oleh sitoplsma yang memadat seakan-akan merupakan bungkus (wadah) bagi kromonema, wadah ini disebut matriks (Dwidjoseputro, 1977: 75). Nukleosom merupakan struktur berupa kancing yang secara periodik dibentuk sepanjang kromatin oleh DNA dan protein-protein histon (Pai, 1996: 117).
Solenoid merupakan struktur pilinan nukleosom. Struktur solenoid selanjutnya dirapatkan lagi dengan membentuk pilinan solenoid (Triwibowo Yuwono, 2005: 82) Kumpulan dari solenoid membentuk kromatin (Sumadi dan Aditya Marianti, 2007: 185).
163
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
16.
100
Benang-benang kromatin berkondensasi menjadi kromatid (Sumadi dan Aditya Marianti, 2007:191).
17.
100
18.
100
19.
100
Benang-benang kromatin yang memadat membentuk kromatid. Bentuk dan ukuran kromosom antarspesies bervariasi. Panjang kromosom ±0,5 µm dengan diameter 0,2-20 µm. Pada umumnya, kromosom tumbuhan berukuran lebih besar dibandingkan hewan. Asentrik, kromosom yang tidak memiliki sentromer.
20.
100
Monosentrik, kromosom yang memiliki satu sentromer.
Monosentris merupakan kromosom yang memiliki satu sentromer (Suryo, 2007: 95).
21.
100
22.
100
Kromosom disentris merupakan kromsom yang memiliki dua sentromer (Suryo, 2007: 95). Pada metasentrik kedudukan sentromer lebih kurang berada di tengah-tengah kromosom sehingga memberikan kenampakan kromosom seperti huruf V (Agus Hery Susanto, 2011: 50).
23.
100
Disentrik, kromosom yang memiliki dua sentromer. Metasentrik, jika memiliki sentromer di tengah-tengah kromatid sehingga kromatid menunjukkan dua bagian yang sama, kromosom berbentuk seperti huruf V. Polisentrik, kromosom yang memiliki banyak sentromer.
24.
100
Submetasentrik, jika sentromer tidak terletak tepat di tengahtengah kromatid sehingga kedua bagian kromatid tidak sama panjangnya.
Pada bentuk submetasentrik sentromer terletak di antara tengah dan ujung kromosom, bentuk submetasentrik menghasilkan dua lengan kromosom yang tidak sama panjangnya (Agus Hery Susanto, 2011: 50).
NM
Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2-50 µ, diameternya antara 0,2 – 20 µ (Suryo, 1986: 9). Pada umumnya tumbuh-tumbuhan mempunyai kromosom lebih besar daripada hewan (Suryo, 1986: 9). Asentrik adalah kromosom yang tidak memiliki bagian sentromer (Klug, 2000: 269).
Kromosom polisentris merupakan kromsom yang memiliki banyak sentromer (Suryo, 2007: 95).
164
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
25.
100 101
Akrosentrik apabila sentromer terletak hampir di ujung kromosom sehingga memberikan kenampakan kromosom seperti huruf L, dan kedua lengan kromosom semakin jelas beda panjangnya (Agus Hery Susanto, 2011: 50).
26.
101
Akrosentrik, jika sentromer terletak di antara bagian ujung dan tengah kromatid sehingga bagian kromatid yang satu lebih panjang dan yang lainnya sangat pendek. Kromosom berbentuk seperti huruf L. Telosentrik, jika sentromer terletak di bagian ujung kromatid sehingga bentuk kromosom menyerupai huruf I.
27.
102
Gen adalah unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunan (Campbell dan Reece, 2011: 9)
28.
102
Gen adalah unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat hereditas suatu organisme. Setiap kromosom memiliki ratusan lokus sehingga di dalam sel mengandung ribuan gen.
29.
102
DNA manusia mengandung sekitar 50.000 sampai 100.000 gen, 10-30 kali dari jumlah pada E. coli (Marks, 2000: 155-156).
30.
102
Pada setiap sel tubuh manusia, diperkirakan mengandung sekitar 26.000-40.000 gen yang tersimpan di dalam 46 kromosom. Satu gen mengendalikan satu sifat hereditas sehingga satu individu memiliki ribuan sifat.
31.
102
Alel adalah pasangan gen yang terdapat pada kromosom homolog yang menunjukkan sifat alternatif sesamanya.
Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat ) tertentu (Agus Hery Susanto. 2011: 16).
NM
Telosentris merupakan kromsom yang memiliki sentromer di salah satu ujungnya, sehingga kromosom tetap lurus dan tidak terbagi atas dua lengan. Bentuk kromosom telosentrik seperti huruf I. (Suryo, 2007: 60)
Setiap kromosom terdiri dari satu molekul DNA yang sangat panjang, dengan ratusan atau ribuan gen yang tersusun disepanjang DNA (Campbell, Neil A., dan Jane B. Reece, 2011: 9)
Gen menumbuhkan karakter ( sifat keturunan baik struktural dan fungsional). Ada 1 gen yang menumbuhkan 1 karakter, ada banyak gen menumbuhkan 1 karakter, ada pula 1 gen yang menumbukan banyak karakter ( Wildan Yatim, 1996: 147).
165
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
32.
103
33.
103
34.
103
Pasangan gen dalam kromosom homolog suatu individu disebut genotip. Gen dominan dilambangkan dengan huruf besar, sedangkan gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil. Ekspresi gen dominan akan menutupi ekspresi gen resesif. Ekspresi tersebut akan mempengaruhi kenampakan sifat-sifat yang disebut fenotipe.
35.
103
Genotip adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotipe (Suryo, 1996: 7). Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital. Gen resesif disimbolkan dengan huruf kecil (L. Hartanto Nugroho dan Isserep Sumardi, 2004: 6768). Gen dominan yang terekspresikan akan menutupi gen resesif (L. Hartanto N dan Issirep Sumardi S, 2004: 67). Karena efek-efek yang berbeda dari gen dominan dan resesif, organisme tidak selalu mengungkapkan komposisi genetiknya. Sehingga kenampakan atau sifat yang teramati pada organisme disebut fenotipe (Campbell dan Reece, 2011: 287). Kenampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan, umur, jenis kelamin,species, fisiologis, genetik dan macam-macam faktor lainnya (L . V. Crowder, 2006: 61).
36.
104
37.
104
Keaktifan suatu gen pada manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tempat keberadaan gen, jenis kelamin, dan umur. DNA merupakan penyusun gen pada kromosom di dalam inti sel. Namun, DNA dapat ditemukan pula di dalam mitokondria, sentriol,kloroplas,dan plastid. DNA merupakan suatu polimer yang terdiri atas nukleotidanukleotida dengan jumlah ratusan hingga ribuan.
NM
Sebagian besar DNA terdapat di dalam kromosom, sedikit DNA terdapat di dalam mitokondria dan kloroplas dari ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi (Suryo,2008: 29).
DNA merupakan polimer dari berbagai tipe nukleotida (sebagai unit berulang) dengan jumlah ratusan sampai jutaan nukleotida (Yohanis Ngili, 2009: 227).
166
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur NM
38.
104
Setiap nukleotida terdiri atas 3 komponen, (1) gula pentosa deoksiribosa (ribosa yang kehilangan satu atom oksigennya) (2) gugus fosfat (PO4-) (3) basa nitrogen, terdiri atas dua jenis yaitu purin yang ada dua macam : guanin(G) dan (A), pirimidin yang ada dua macam : timin (T) dan sitosin (S atau C= Citosin). Satu nukleotida terdiri atas 1 gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1 basa nitrogen. Nukleotida yang tidak memiliki gugus fosfat disebut nukleosida atau deoksiribonukleosida. Nukleosida merupakan prekusor dalam sinteis DNA.
39.
104
40.
104
41.
104
Pasangan basa nitrogen purinpirimidin yaitu (1) guanine (G)-sitosin (C atau S) (2) adenine (A)-timin (T).
42.
104
Adenin (A) dengan timin (T) membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan guanin (G) dengan sitosin (C) membentuk tiga ikatan hydrogen (G≡C).
Setiap nukleotida tersusun oleh tiga bagian: basa nitrogen, gula bergugus lima (pentosa) dan gugus fosfat (Campbell dan Reece, 2010: 93). Basa-basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin. Purin terdiri dari dua macam basa yaitu adenin (A) guanin (G). Pirimidin terdiri dari tiga basa yaitu timin (T), urasil (U), dan cytosin (C) (Suleman Rondonuwu, 1989: 136).
Setiap nukleotida tersusun oleh tiga bagian: basa nitrogen, gula bergugus lima (pentosa) dan gugus fosfat (Campbell dan Reece, 2010: 93) Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dan Reece, 2010: 93). Nukleosida atau deoksiribonukleosida dapat berperan sebagai prekusor elementer untuk sintesis DNA (Suryo, 2008: 61). Nukleotida dapat pula mempunyai dua atau tiga gugus fosfat (ADP atau ATP). Inilah nukleosida triposfat yang merupkan prekusor langsung untuk sintesis DNA (Suryo, 2008: 64). Setiap jenis basa tertentu dalam heliks ganda hanya dapat membentuk pasangan dengan satu jenis basa spesifik yang lain. Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) sedangkan guanin (G) selalu berpasangan dengan sitosin (C) (Campbell dan Reece, 2010: 95) Ikatan antara adenin (A) dan timin (T) dihubungkan oleh dua ikatan hydrogen sedangkan untuk sitosin (C) dan guanin (G) dihubungkan oleh tiga ikatan hydrogen (Suleman Rondonuwu, 1989: 140).
167
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
43.
106
Polaritas dari rantai DNA ditunjukkan dengan sebutan ujung 5‟ dan ujung 3‟. Arah pembacaan basa nukleotida dari ujung 5‟ menuju ujung 3‟. Ujung 3‟ membawa gugus OH bebas pada posisi 3‟ dari cincin gula, dan ujung 5‟ membawa gugus fosfat bebas pada posisi 5‟ dari cincin gula (Fatchiyah,ddk, 2011: 15). Kedua untai polinukeotida saling memilin sepanjang sumbu yang sama. Satu sama lain arahnya sejajar tetap berlawanan (Antiparalel) (Agus Hery Susanto, 2011: 152).
44.
106 107
45.
107
DNA heliks ganda mempunyai polaritas (kutub) di kedua ujung untai polinukleotida yang berlawanan. Ujung salah satu untai polinukleutidanya merupakan ikatan antara gugus fosfat dengan gula deoksiribosa karbon 5‟ dan ujung lainnya merupakan ikatan antara gugus hidroksil (OH) dengan gula deoksiribosa karbon 3‟. Kedua untai polinukleotida berjajar membentuk heliks ganda secara antiparallel. Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA untuk memperbanyak diri yang terjadi pada fase sintesis saat interfase menjelang sel akan membelah. Tujuannya agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induknya. Replikasi DNA model konservatif yaitu kedua untai polinukleotida induk atau yang lama tidak berubah dan fungsi sebagai cetakan. Jadi, heliks ganda DNA baru tidak mengandung polinukleotida lama.
NM
Pembelahan DNA (sintesis DNA/duplikasi) sudah dimulai sejak interfase yaitu pada fase sintesis (S) pada siklus sel (Subowo, 2011: 156). Melalui pembelahan, sel menghasilkan sel-sel anakan dengan kandungan kromosom dan materi genetik (DNA) yang sama ( Agus Hery Susanto, 2011: 54).
Replikasi DNA model konservatif yaitu double helix DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru . DNA baru tidak mengandung DNA lama. (Suleman Rondonuwu,1989: 145).
168
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
46.
107
47.
107
48.
108
49.
108
Replikasi DNA model semikonservtaif yaitu kedua untai polinukleotida berpisah, kemudian masing-masing untai nukleotida membuat untai polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi, diperboleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung satu unit polinukleotida lama dan satu unit polinukleotida baru. Replikasi DNA model dispersive yaitu beberapa bagian kedua unit polinukleotida lama secara tersebar berfungsi sebagai cetakan, kemudian masingmasing bagian tersebut membuat bagian-bagian polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi, diperoleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung molekul DNA lama dan DNA baru secara berselang-seling pada kedua untai nukleotida. Replikasi DNA terjadi di dalam nukleus, Sumber energinya berasal dari nukleotida trifosfat (nukleotida dengan 3 gugus fosfat). Helikase, berfungsi memutuskan ikatan-ikatan hydrogen untuk membuka heliks ganda DNA menjadi dua untai tunggal
Konsep literatur
NM
Replikasi DNA model semikonservatif yaitu dua rantai spiral dari double helix memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru . Hasilnya diperoleh rantai DNA lama dan satu DNA baru (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Replikasi DNA model dispersif yaitu kedua rantai DNA parental terputus-putus kemudian segmen-segmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan basa-basa yang sama dengan molekul DNA parental (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Replikasi DNA, terjadi di dalam inti sel dan membutuhkan energi berupa ATP (Wildan Yatim, 1996: 151).
Helikase merupakan enzim yang dapat menguraikan heliks ganda DNA, memisahkan dan menjadikan kedua untai siap sebagai untai cetakan baru (Campbell dan Reece, 2010: 338-339)
169
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
50.
108
RNA primase berfungsi untuk menambahkan nukleotidanukleotida RNA satu per satu, menggunakan untai DNA induk sebagai cetakan (Campbell dan Reece, 2010: 340).
51.
108
52.
108
53.
109
RNA primase, untuk menggabungkan nukleotidanukleotida RNA agar dapat membentuk primer (kelas lain asam nukleat). DNA polymerase, berfungsi menggabungkan nukleotidanukleotida menjadi polimer DNA yang panjang. DNA ligase, berfungsi menyambungkan fragmenfragmen DNA (fragmen Okazaki) yang baru terbentuk sehingga menjadi untaian DNA yang lengkap. Mekanisme replikasi DNA : (1) helikase membuka heliks ganda DNA induk. (2) protein pengikat untai tunggal menstabilkan DNA induk yang terbuka. (3) untai utama (leading strand) disintesis secara terus menerus pada arah 5‟3‟ oleh DNA polymerase. Pembentukan leading strand dimulai dari satu primer DNA yang disintesis oleh enzim primase. Primer RNA bukanlah DNA tetapi potongan pendek RNA. DNA polymerase kemudian menggantikan nukleotid primer RNA dengan DNA. Lanjutan ada di sebaliknya
NM
DNA polymerase berfungsi mengkatalis sintesis DNA baru dengan cara menambahkan nuklotida-nukleotida ke rantai yang telah ada sebelumnya (Campbell dan Reece, 2010: 340). DNA ligase berfungsi menggabungkan 3‟ dari DNA yang menggantikan primer ke bagian lain dari untai maju dan menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki menjadi untai DNA tak terputus (Campbell dan Reece, 2010: 341-342).
Replikasi DNA bakteri : (1) helikase membuka uliran heliks induk DNA. (2) molekul protein pengikatan untaitunggal menstabilkan untai-cetakan yang terbuka (3) untai maju (leading strand) disintesis terus menerus dengan arah 5‟3‟ oleh DNA polymerase III. Untai maju (leading strand) mulai disintesis oleh DNA polymerase III , setelah primer RNA dibuat oleh enzim primerase. Rantai nukleotida awal yang dihasilkan selama sintesis DNA sebenarnya merupakan bentangan pendek RNA, bukan DNA, rantai ini disebut primer. Untuk memperpanjang untai baru DNA yang satu lagi ke arah yang menjauhi garpu replikasi. Untai DNA yang memanjang ke arah ini disebut untai lamban (lagging strand). Untai lamban disintesis secara tersendat-sendat.
170
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
54.
Hal
111
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
(4) untuk memanjangkan unti baru DNA yang lain, DNA polymerase harus bekerja di sepajang cetakan yang jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis pada arah ini disebut lagging strand (untai lamban). Lagging strand disintesis secara tidak kontinu. Enzim primase menyintesis primer-primer RNA pendek yang kemudian diperpanjang oleh DNA polymerase membentuk fragmen Okazaki.(5) setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polymerase yang lainnya, DNA ligase menggabungkan fragmen Okazaki ke untai yang sedang tumbuh. RNA (ribonucleic acid) adalah makromolekul polinukleotida yang berbentuk untai tunggal. RNA berperan dalam sintesis protein. RNA memiliki untai polimer yang lebih pendek dari pada DNA karena dibentuk melalui transkripsi fragmenfragmen DNA.
. (4) Enzim primerase menggabungkan nukleotidanukleotida RNA ke dalam primer, DNA polimerase III menambahkan nukleotida DNA ke primer untuk membentuk fragmen Okazaki. (5) DNA polymerase III menyelesaikan sintesis fragmen keempat. Saat mencapai primer RNA di fragmen ketiga, DNA polimerase III melepaskan diri, bergerak ke garpu replikasi dan menambahkan nuklotida DNA ke ujung 3‟ primer fragmen kelima. (6) DNA polymerase 1 menyingkirkan primer dari ujung 5‟ fragmen kedua, menggantikan primer dengan nukleotida DNA yang ditambahkan satu demi satu ke ujung 3‟ fragmen ketiga. Penggantian nukleotida RNA berakir dengan DNA mengasilkan tulang punggung gugus fosfat dengan ujung 3‟ bebas.(7) DNA ligase mengikatkan ujung 3‟ fragmen kedua ke ujung 5‟ fragmen pertama (Campbell dan Reece, 2010: 342).
NM
Molekul RNA merupakan untaian molekul nukleotida yang bentuknya komplementer dengan molekul yang mempunyai berbagai kepentingan, namun umumnya diperlukan untuk sintesis protein. RNA berbentuk untai tunggal (Subowo, 2011: 154). Molekul RNA biasanya lebih pendek daripada molekul DNA (L.V Crowder, 2006: 93).
171
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep Literatur
55.
111
Seperti halnya DNA molekul RNA terdiri dari nukleotida-nukletida dari gula, fosfat, dan basa-basa purin dan pirimidin, hanya perbedaannya pada RNA terdapat gula ribosa dan basa timin diganti dengan urasil (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
56.
112
57.
112
Komponen penyusun RNA adalah gula ribose berkarbon 5, gugus fosfat, basa nitrogen yang terdiri atas dua jenis : purin: guanine (G) –adenin (A), pirimidin: urasil (U) dan sitosin (S atau C= cytosine). mRNA merupakan untai tunggal panjang yang terdiri atas ratusan nukleotida. mRNA dibentuk oleh DNA melalui proses transkripsi di dalam inti sel. mRNA memiliki urutan basa nitrogen sesuai dengan pasangan komplementer salah satu untai DNA (untai sense). mRNA berfungsi membawa kode genetik (kodon) dari kromosom di dalam inti sel ke ribosom di dalam sitoplasma sel.
58.
112
Setiap tiga urutan basa nitrogen (triplet) pada mRNA merupakan satu kodon dan menentukan satu jenis asam amino.
59.
112
mRNA berumur sangat pendek, hanya beberapa menit hingga beberapa hari, setelah itu akan segera terurai. mRNA pada sel eukariotik berumur lebih panjang daripada sel prokariotik.
NM
dRNA atau mRNA berbentuk pita tunggal, terdapat di dalam nukleus dan dibuat (dicetak) oleh DNA dalam suatu proses yang dinamakan transkripsi (Suryo, 2008: 80). Molekul mRNA komplementer, bukan identik, dengan cetakan DNA karena basa-basa RNA dirakit pada cetakan berdasarkan aturan berpasangan basa (Campbell dan Reece, 2011: 357). Setelah mRNA dicetak (artinya telah menerima keterangan genetik dari DNA), maka mRNA keluar dari nukleus melalui pori-pori dinding nukleus menuju ke ribosom. Jadi fungsi mRNA ialah untuk membawa keterangan genetik yang diterimanya dari DNA (Suryo, 2008: 81) Kodon terbentuk oleh tiga basa pada RNAd/ mRNA (Pai, Anna C, 1992: 127). Kode triplet/kodon merupakan tiga urutaan basa yang menentukan satu jenis asam amino pada urutan polipeptida dalam molekul protein (Suleman Rondonuwu, 1989: 147) mRNA pada E. coli / prokariot memiliki waktu-paruh yang sangat singkat. mRNA mengalami penguraian dalam beberapa menit. Oleh karena itu, mRNA harus ditranskripsikan secara konstan agar sintesis protein dapat dipertahankan. Karena waktu-paruh mRNA yang singkat, pengaturan transkripsi, terutama di tingkat inisiasi, cukup untuk mengatur kadar protein (Marks, 2000: 218).
172
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
60.
112
Molekul tRNA ditranskripsi dari cetakan DNA di dalam nukleus, kemudian diangkut ke sitoplasma.
61.
11 2
62.
112
63.
113
64.
113
tRNA berfugsi membawa asam amino ke ribosom. Molekul tRNA terdiri atas untai tunggal yang pendek,sekitar 80 nukleotida. Untai tunggal ini melipat membentuk struktur tiga dimensi dan terjadi ikatan hidrogen pada tempat-tempat tertentu. tRNA memiliki ujung tempat perlekatan asam amino dan ujung lain yang mengandung antikodon. Antikodon adalah triplet basa nitrogen yang terikat dengan kodon mRNA secara spesifik. tRNA mempunyai anticodon yang mampu mengenali dua atau lebih kodon yang berbeda sehingga jumlahnya lebih sedikit dari jumlah kodon,yaitu sekitar 45 dari jumlah total kodon sebanyak 61. rRNA terdapat di ribosom.Jumlah rRNA didalam ribosom sebanyak 60 % dari berat total ribosom. Satu sel mengandung ribosom – ribosom sehingga di dalam sel,jumlah rRNA adalah yang paling banyak dibandingkan dengan mRNA maupun tRNA.
Konsep literatur
NM
Seperti mRNA dan tipe-tipe RNA sel lain, molekul RNA transfer diitranskripsikan dari cetakan DNA. Dalam sel eukariotik, tRNA, seperti mRNA dibuat di dalam nukleus dan harus berpindah dari nuleus ke sitoplasma, tempat translasi terjadi.(Campbell dan Reece, 2010: 365). tRNA berfugsi menstransfer asam amino dari sekumpulan asam amino di sitoplasma ke ribosom. Suatu molekul tRNA terdiri dari seutas untai RNA tunggal yang panjangnya hanya sekitar 80 nukleotida. tRNA senenarnya memuntir dan menggulung menjadi struktur berdimensi tiga padat berbentuk kira-kira seperti huruf L (Campbell dan Reece, 2010: 365).
Ketika suatu molekul tRNA tiba di ribosom, molekul tersebut membawa suatu asam amino spesifik pada salah satu ujungnya. Pada ujung lain tRNA terdapat suatu triplet nukleotida yang disebut anticodon., yang berpasangan basa dengan kodon komplementer pada mRNA (Campbell dan Reece, 2010: 365). Proses pengenalan melibatkan anticodon tRNA dengan kodon mRNA yang sesuai. Jika terdapat satu varietas tRNA untuk setiap kodon mRNA yang menspesifikan asam amino, akan ada 61 tRNA. Pada kenyataannya, hanya ada sekitar 45, yang menandakan bahwa sebagian tRNA pastilah bisa mengikat lebih dari satu macam kodon (Campbell dan Reece, 2010:367). rRNA terdapat terutama di dalam ribosom. (Suryo, 1986: 42) Sekitar dua per tiga massa ribosom terdiri atas rRNA, yang bisa terdiri atas tiga molekul (pada bakteri) atau empat (pada eukariot). Karena sebagian besar sel mengandung ribuan ribosom, rRNA adalah tipe RNA seluler yang paling melimpah (Campbell dan Reece, 2010: 365).
173
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
65.
113
66.
114
Molekul rRNA ditranskripsikan oleh DNA Sintesis protein adalah proses pembentukan partikel protein yang melibatkan sintesis RNA dan dipengaruhi oleh DNA.
67.
114
68.
115
69.
115
Ribosom RNA/rRNA ditranskripsi oleh DNA dalam inti sel (Suleman Rondonowu, 1989: 154). Sintesis protein adalah proses pembentukan protein, dengan cara pembentukan ikatan peptide antara dua buah asam amino; ujung –COOH pada sebuah asam amino mengadakan ikatan dengan ujung –NH2 pada asam amino yang lain, dengan mengeluarkan H2O (Wayan Bawa, 1988: 116-117). Dalam proses sintesis protein molekul DNA berperan sebagai cetakan bagi terbentuknya RNA, sedangkan molekul RNA kemudian mengarahkan urutan asam amino dalam pembentukan molekul protein yang berlangsung dalam ribosom (Anna Poedjiadi, 2006: 326). Gen menyediakan instruksi untuk membuat protein spesifik. Akan tetapi, gen tidak membangun protein secara langsung. Pelaksana sintesis protein adalah RNA-m, dan RNA-t (Wildan Yatim, 1996: 240). Sintesis protein berlangsung dalam sitoplasma terutama pada struktur sitologik yaitu ribosom (Suleman Rondonuwu, 1989: 154). Sintesis protein menggunakan bahan asam amino. (Suryo, 1986: 43) Transkripsi adalah transfer informasi genetik yang berasal dari DNA untuk membentuk RNA dengan menggunakan cetakan DNA (Klug, 2000: 284).
70.
115
Gen (DNA) hanya memberikan perintah untuk membuat protein tertentu, sedangkan yang melaksanakan sintesis protein adalah RNA. Sintesis protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom dengan bahan baku berupa asam amino. Transkripsi adalah sintesis RNA pada suatu cetakan DNA dengan enzim RNA polymerase. Rentangan DNA yang ditranskripsikan menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
NM
Unit transkripsi merupakan bagian DNA yang ditranskripsikan menjadi satu molekul RNA (Campbell dan Reece, 2010: 359).
174
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
71.
115
72.
115
Dalam proses transkripsi DNA mensintesis RNA, yang terdiri dari RNA-t, RNA-r, RNA-m. (Wildan Yatim, 1996: 150). Pada tahap translasi, sekuens kodon/ triplet basa di sepanjang molekul mRNA diterjemahkan menjadi sekuens asam amino yang menyusun rantai polipeptida (Campbell dan Reece, 2010: 357). Tahap inisiasi transkripsi: setelah RNA polymerase berikatan ke promoter ( sekuens/bagian DNA tempat RNA polymerase melekat dan menginisiasi transkripsi disebut promoter), untai-untai DNA membuka, dan RNA polymerase menginisiasi sintesis RNA di titik mulai pada untai cetakan (Campbell dan Reece, 2010: 359-360).
73.
115 116
Transkripsi berfungsi untuk menyintesis mRNA, tRNA , dan rRNA . Namun, hanya urutan basa nitrogen pada mRNA yang menentukan jenis asam amino-amino penyususn protein yang disintesis. Tahap inisiasi (permulaan) transkripsi terjadi ketika RNA polymerase menempel pada DNA. Tempat menempelnya RNA polymerase pada unit DNA disebut promoter. RNA polimerase mulai membentuk RNA pada titik awal (start point) promoter. Tahap elongasi (pemanjangan) untai RNA terjadi ketika RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA cetakan sehingga heliks ganda DNA terbuka secara berurutan, kirakiran 10-20 basa nitrogen sekaligus. RNA mulai terbentuk dan RNA polimerase menambahkan nukleotida ke ujung 3„ pada RNA yang sedang tumbuh. Perakitan nukleotida-nukleotida RNA selalu dari arah 5‟ ke 3‟. Lanjutan ada di sebaliknya
NM
Tahap pemanjangan transkripsi: RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA, membuka putiran heliks ganda DNA, mengekspos/ membuka sekitar 10 sampai 20 basa DNA dalam satu waktu untuk perpasangan dengan nukleotida RNA. RNA polymerase menambahkan nukleotida ke ujung 3‟ RNA yang sedang tumbuh sambil terus menyusuri heliks ganda/ memperpanjang RNA dari ujung 5‟ ke 3‟. Setelah gelombang sintesis RNA yang maju ini, molekul RNA baru akan melepaskan diri dari cetakan DNA-nya, dan heliks ganda DNA terbentuk kembali (Campbell dan Reece, 2010: 360).
175
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
74.
116
75.
116
Basa nitrogen pada RNA yang dibentuk merupakan komplementer terhadap basa nitrogen untai DNA sense yang terbuka,kecuali A pada DNA untuk cetakan U pada RNA. Basa nitrogen T pada DNA untuk cetakan A pada RNA,G pada DNA untuk cetakan pada RNA. Apabila untai DNA ditranskripsi,triplet basa nitrogen ATG pada DNA akan menyediakan cetakan untuk AUG dalam molekul RNA. Tahap terminasi (pengakhiran) transkripsi: proses transkripsi akan berhenti pada saat RNA polymerase menstranskrips suatu untai DNA terminator.
Padas sel prokariotik transkripsi berhenti tepat saat RNA polimerase berada pada titik terminasi. Sementara itu, pada sel eukariotik, transkripsi akan berhenti setelah RNA polimerase melewati titik terminasi hingga 10-35 nukleotida. Setelah pembentukan RNA selesai, heliks ganda DNA menutup kembali dan RNA terlepas dari enzim RNA polimerase.
Molekul mRNA komplementer dengan cetakan DNA, karena basa-basa RNA dirakit pada cetakan berdasarkan aturan perpasangan basa (Campbell, Neil A., dan Jane B. Reece, 2010: 357). Gugus basa T DNA disalin menjadi A dari RNA, G menjadi C, C menjadi G, kecuali A tidak disalin menjadi T, karena RNA tidak memiliki gugus T. Untuk untaian molekul RNA T diganti dengan gugus U. Sebagai contoh, apaabila DNA dengan urutan basa nukleotida sebagai: TAC-CAA-TTG-GAC-ATT maka akan ditranskripsi menjadi mRNA dengan urutan : AUG-GUU-AAC-CUGUAA (Subowo, 2011: 180).
Tahap terminasi transkripsi : transkripsi berlanjut melalui sekuens terminator pada DNA. terminator yang ditranskripsikan (suatu sekuens RNA) berfungsi sebagai sinyal terminasi, menyebabkan RNA polymerase melepaskan diri dari DNA dan mengakhiri transkripsi, yang bisa digunakan langsung sebagai mRNA (Campbell dan Reece, 2010: 361). Pada bakteri, tarnskripsi berlanjut melalui sekuens terminator pada DNA. terminator yang ditranskripsikan (suatu sekuens RNA) berfungsi sebagai sinyal terminasi, menyebabkan RNA polymerase melepaskan diri dari DNA dan mengakhiri transkripsi, yang bisa digunakan langsung sebagai mRNA. Pada eukariotia, RNA polymerase II menstranskripsikan sekuens pada DNA yang disebut sekuens sinyal poliadenilasi, yang mengkode sinyal poliadenilasi (AAUAAA) pada premRNA. Kemudian, pada suatu titik kira-kira 10 sampai 35 nukleotida yang mengarah ke hilir sinyal AAUAAA, protein-protein yang berasosiasi dengan transkrip RNA yang sedang tumbuh memotong bagian itu hingga terlepas dari polymerase, dan pre-mRNA dilepaskan (Campbell, dan Reece, 2010: 361).
176
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literature
76.
116
Padas sel eukariotik, transkrip RNA memiliki rentangan nukleotida bukan pengkode (urutan penyela disebut intron atau daerah yang tidak ditranslasi) yang tersebar berselang-seling di antar segmen pengkode (ekson).
Sebagian besar gen eukariotik dan transkrip RNAnya mengandung rentangan panjang nukleotida bukan wilayah-wilayah yang tidak ditranslasikan. Sebagian besar sekuens bukan pengkode ini berselang-seling dengan segmen-segmen pengkode pre-mRNA. Segmen bukan pengkode disebut sekuens penyela atau intron, wilayah-wilayah pengkode disebut exon (Campbell dan Reece , 2010: 362).
77.
116
mRNA yang terbentuk kemudian keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti dan menempel pada ribosom.
78.
117
79.
117
Translasi adalah sintesis polipeptida dengan menggunakan informasi genetik yang dikode pada suatu molekul mRNA. Translasi dilakukan oleh ribosom dan tRNA. tRNA mempunyai antikodon yang merupakan urutan basa nitrogen komplementer dari mRNA. Setiap tiga urutan basa nitrogen (triplet) pada mRNA merupakan kodon yang akan menentukan jenis asam amino. Setiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh enzim sintetase tRNA –aminoasil. Di dalam sel, terdapat 20 jenis enzim tersebut karena satu enzim untuk satu jenis asam amino.
Pada tahap transkripsi, RNAd dibentuk sepanjang salah satu pita DNA/pita sens. RNAd yang telah selesai menerima pesan genetik dari DNA segera meninggalkan nukleus melalui pori-pori dari membran nukleus dan menuju ke ribosom dalam sitoplasma (Suryo, 2008: 48). Translasi adalah proses dimana urutan kode pada mRNA di terjemahkan ke urutan-urutan asam amino pada rantai polipeptida (Suleman Rondonowu, 1989: 153).
NM
Translasi dilaksanakan dalam ribosom yang terdapat dalam sitoplasma. Untuk translasi dilibatkan 2 jenis RNA yaitu tRNA dan rRNA (Subowo, 2011: 186). Pada ujung lain tRNA terdapat suatu triplet nukleotida yang disebut anticodon, yang berpasangan basa dengan kodon komplementer pada mRNA (Campbell dan Reece, 2010: 365). Tiap tiga basa mRNA akan menyandikan pembentukan satu asam amino sehingga tiap tiga basa ini dinamakan triplet kodon (Agus Hery Susanto,2011: 172). Perpasangan yang benar antara tRNA dan asam amino dilakukan oleh suatu family dari enzim-enzim yang terikat yang disebut aminoasil - tRNA sintetase. Ada 20 aminoasil- tRNA sintetase yang berbeda, satu untuk setiap asam amino (Campbell dan Reece, 2010: 366).
177
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
80.
117
Translasi membutuhkan energy dari GTP (guanosina 5trifosfat)
81.
117
Inisiasi translasi : subunit kecil ribosom berikatan dengan molekul mRNA di ujung 5‟. Translasi selalu dimula dari kodon inisiasi AUG pada mRNA yang berfungsi sebagai sinyal “star”. tRNA inisator yang memiliki anticodon UAC membawa asam amino (Met) dan melekat pada kodon inisiasi AUG. Metionin selalu menjadi asam amino awal dalam proses sintesis protein.
82.
117
Elongasi translasi : asam-asam amino ditambakan satu per satu pada asam amino pertama. Siklus ini berlangsung sekitar 1/10 detik dan terus diulang pada saat penambahan asam amino hingga terbentuk rantai polipeptida yang lengkap.
Energi dibutuhkan untuk aspek tertentu dari inisiasi ,pemanjangan dan terminasi translasi. Energi tersebut disediakan oleh hidrolisis GTP (guanine trifosfat) (Campbell dan Reece, 2011: 368) . Inisiasi translasi: subunit ribosom kecil berikatan dengan sebuah molekul mRNA sekaligus tRNA inisiator spesifik yang mengangkut asam amino metionin. Subunit kecil bakteri berikatan dengan mRNA pada sekuens RNA spesifik yang terletak tepat di bagian hulu dari kodon mulai yaitu AUG. Pada eukariota, subunit kecil, yang telah berikatan dengan tRNA inisator, berikatan dengan ujung 5‟ mRNA dan bergerak, atau memindai, ke arah hilir di sepanjang mRNA hingga mencapai kodon mulai, dan tRNA inisator membentuk iktan hydrogen dengan kodon tersebut. tRNA inisator dengan anticodon UAC, berpasangan basa dengan kodon mulai AUG. tRNA ini mengangkut asam amino metionon (Met). (Campbell dan Reece, 2010: 368). Pada tahap pemanjangan dari translasi, asam amino ditambahkan satu per satu ke asam amino sebelumnya. siklus pemanjangan memakan waktu kurang dari sepersepuluh detik pada bakteri, dan diulangi setiap kali asam amino ditambahkan ke rantai itu sampai polipeptida selesai dibentuk ( Campbell dan Reece, 2010: 369) .
NM
178
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
83.
118
Siklus elongasi translasi meliputi tiga tahap : (1). Pengenalan kodon : kodon mRNA (di tempat A dari ribosom) membentuk ikatan hydrogen dengan anticodon tRNA yang baru masuk membawa asam amino. (2) Pembentukan ikatan peptide: molekul rRNA dari subunit besar berfungsi sebagai enzim (ribosom) yang mengatalisis pembentukan peptide dengan amino yang baru datang (di tempat A). (3). Translokasi : tRNA (di tempat A) yang sudah terikat pada polipeptida yang sedang tumbuh ditranslokasikan ke tempat P. Saat tRNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hidrogen pada kodon mRNA. mRNA ikut bergerak dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi (di tempat A). tRNA “kosong” yang tadinya berada di tempat P bergerak ke tempat E, lalu keluar dari ribosom.
Siklus pemanjangan translasi :(1) pengenalan kodon, anticodon dari tRNA aminoasil yang datang akan berpasangan basa dengan kodon mRNA komplementer di situs A. Hidrolisis GTP meningkatkan akurasi dan efisiensi dari langkah ini. (2) pembentukan ikatan peptide : molekul rRNA subunit ribosom besar mengkatalis pembentukan sebuah ikatan peptide di antara asam amino baru di situs A dan ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh di situs P. Langkah ini menyingkirkan polipeptida dari tRNA di situs P dan melekatkanya ke asam amino tRNA di situs A. (3) translokasi: ribosom mentranslasikan tRNA di situs A ke situs P. tRNA kosong di situs P bergerak ke situs E, dan dilepaskan di situ. mRNA bergerak terus bersama tRNA- tRNA yang berikatan dengannya, membawa kodon berikut untuk ditranslasikan ke dalam situs A. Ribosom siap untuk tRNA aminoasil berikutnya (Campbell dan Reece, 2010:369).
NM
179
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (A)
Konsep literatur
84.
119
Terminasi translasi : Elongasi berakhir setelah kodon stop mencapai tempat A di ribosom.Triplet basa nitrogen kodon stop, yaitu UAA, UAG, dan UGA yang berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan translasi dan tidak mengkode asam amino. Protein faktor pelepas langsung mengikatkkan diri pada kodon stop dan menghdrolisis ikatan antara tRNA dengan asam amino terakhir pada rantai polipeptida. Kedua subunit ribosom dan komponen lainnya terdisosiasi (terpisahpisah).
Terminasi translasi: pemanjangan berlanjut sampai kodon stop pada mRNA mencapai situs A di ribosom. Tripet basa UAG, UAA, dan UGA tidak mengkodekan asam amino, melainkan bekerja sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. suatu protein yang disebut faktor pelepasan berikatan langsung dengan kodon stop di situs A. Faktor pelepasan menyebabkan penambahan molekul air, sebagai pengganti asam amino, ke rantai polipeptida. Reaksi ini memutus (mengidrolisis) ikatan antara polipeptida yang sudah selesai dengan tRNA di situs P, sehingga melepaskan polipeptida melalui terowongan keluar pada subunit besar ribosom. Kedua subunit ribosom dan komponen-komponen rakitan lain memisahkan diri.Penguraian rakitan translasi membutuhkan hidrolisis dua molekul GTP lagi (Campbell dan Reece, 2010: 370).
NM
180
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
POLA-POLA HERIDITAS No
Hal
Konsep dalam buku A
Konsep literatur
85.
161
Penerusan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut pewarisan-sifat atau heriditas (Campbell dan Reece, 2010: 267).
86.
162
87.
162
Penurunan atau pewarisan sifat-sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas. Parental (P) adalah individu yang disilangkan, misalnya P1 merupakan induk dalam penyilangan pertama dan P2 merupakan induk dalam penyilangan kedua. Gamet (G) adalah sel kelamin jantan atau betina.
88.
162
Filial ialah generasi keturunan hasil persilangan (Agus Hery Susanto, 2011: 318)
89.
162
Filial (F) adalah hasil keturunan atau anak, misalnya F1 merupakan keturunan pertama dan F2 merupakan keturunan ke dua. Gen adalah faktor pembawa sifat.
90.
162
Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat ) tertentu (Agus Hery Susanto, 2011: 16).
91.
162
Alel merupakan pasangan gen yang terdapat pada kromosom sehomolog (dari kedua induknya) yang menunjukkan sifat alternatif sesamanya. Genotip (tipe gen) adalah keadaan genetik dari suatu individu atau populasi.
92.
162
Fenotip adalah sifat yang muncul atau dapat diamati dari suatu organisme (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, atau perilaku).
Fenotip adalah kenampakan atau sifat yang teramati pada organisme (Campbell dan Reece, 2010: 287)
NM
Parental (P) ialah tetua, orang tua atau induk (Suryo,1996: 7).
Gamet adalah sel reproduksi haploid, misalnya sel telur atau sperma (Campbell dan Reece, 2011: 245).
Gen adalah unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunan (Campbell dan Reece, 2011: 9).
Genotip adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotip. (Suryo, 1996: 7)
181
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
Kategori miskonsepsi No
Hal
Konsep dalam buku A
93.
162
94.
162
95.
163
96.
164
Karakter merupakan istilah yang digunakan para ahli genetika untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan. Setiap varian dari suatu karakter disebut sifat (trait). Mendel memilih tanaman kacang ercis dengan beberapa alasan sebagai berikut: a. memilki banyak varietas dengan pasangan sifat yang kontras, yaitu bunga berwarna ungu dan putih, posisi bunga aksial dan terminal, bentuk biji bulat dan keriput, warna kotiledon biji hijau dan kuning, bentuk polong menggembung dan mengerut, warna polong hijau dan kuning, serta batang panjang dan pendek. b. dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogamy). c. mudah dilakukan perkawinan silang. d. cepat mengasilkan biji e. mengasilkan banyak keturunan. Hukum Mendel I atau hukum segregasi (pemisahan) adalah suatu kaidah pemisahan pasangan alel secara bebas pada saat pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet.
Ket
Konsep literatur NM Karakter adalah sifat terwariskan yang berbeda-beda di antara individu (Campbell dan Reece, 2011: 283).
Sifat merupakan varian karakter genetik apa pun yang bisa dideteksi (Campbell dan Reece, 2011: 283). Mendel memilih tanaman ercis sebagai tanaman percobaan dengan alasan: a. mempunyai daur hidup yang relatif pendek (tanaman semusim) b. memiliki sifat-sifat yang bervariasi, yaitu bentuk biji: bulat dan kisut, warna biji: kuning dan hijau, warna bunga: ungu dan putih, bentuk polong : gembung dan kempis, warna polong: hijau dan kuning, kedudukan bunga: axial dan terminal, tinggi tanaman : tinggi dan pendek. c. memiliki bunga sempurna, artinya pada satu bunga terdapat benang sari dan putik sehingga mudah terjadi penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang d. mudah dipelihara dan menghasilkan banyak turunan, meskipun dipelihara di tempat yang relatif sempit (Suleman Rondonuwu, 1989: 12).
Hukum segregasi menyatakan bawa dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gametgamet yang berbeda (Campbell dan Reece, 2010: 286)
182
MI
OS
OG
OC
UG
No
Hal
97.
164
Monohibrid adalah penyilangan dengan satu sifat beda yang merupakan satu pasangan alel.
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan memperhatikan satu sifat beda. (Suleman Rondonuwu, 1986: 17).
98.
167
Hukum pemilahan bebas (law of independent assortment) menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel selama pembentukan gamet (Campbell dan Reece, 2010: 290).
99.
167
Hukum Mendel II atau hukum asortasi (berpasangan) secara bebas adalah suatu kaidah yang menyatakan bahwa setiap alel dapat berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel pada waktu pebentukan gamet. Penyilangan dihibrid, yaitu penyilangan dengan dua sifat beda atau dua alel yang berbeda.
100.
169
Silang uji (testcross) adalah membiakkan organisme dengan genotip yang belum diketahui dengan homozigot resesif. (Campbell dan Reece, 2010: 288).
101.
171
102.
171
Testcross merupakan penyilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya dengan individu yang bergenotip homozigot resesif. Backcross merupakan penyilangan antara suatu individu dengan salah satu induknya (atau dengan individu-individu yang bergenotipe identik dengan induknya). Backcross menghasilkan progeny, yaitu keturunan yang berasal dari sumber yang sama. Penyilangan resiprok adalah penyilangan ulang dengan menukarkan kelaminnya.
171 103.
Konsep dalam buku A
Konsep literatur
NM
Persilangan dihibrid yaitu persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat seketika (Agus Hery Susanto, 2011: 17)
Persilangan balik (backcross) ialah persilangan antara individu hibrida F1 dengan induknya (Suryo, 1996: 17).
Persilangan balik (Backcross) akan mengasilkan progeny. Progeny yaitu hasil persilangan yang diperoleh dari sumber yang sama ( Elford dan Stansfield, 2007: 30). Persilangan resiprok ialah penyilangan yang terjadi dengan menukarkan jenis kelamin jantan dan betina (Agus Hery Susanto.2011:94)
183
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku A
104.
176
Penyimpangan semu hukum Mendel terjadi karena interaksi antaralel dan interaksi genetik.
105.
177
106.
178
107.
178
Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersamasama dan menghasilkan fenotip yang berbeda pada individu bergenotip heterozigot. Dominasi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna sehingga menghasilkan fenotip “campuran” pada individu bergenotip heterozigot. Alel ganda merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua alel.
108.
180
109.
180
Alel ganda menyebabkan adanya gejala polimorfisme, yaitu bertambahnya jenis fenotipe yang mengarah kepada terbentuknya varietasvarietas yang berbeda pada suatu populasi. Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya.
Konsep literatur
NM
Penyimpangan hukum Mendel terjadi karena adanya sifat-sifat yang murni, yang dipengaruhi dua atau lebih pasangan alel, yang dalam penampilannya saling mempengaruhi atau saling berinteraksi ( Djumhur Winatasasmita, 1993: 257). Kodominansi adalah situasi yang terjadi ketika fenotip dari dua alel ditunjukkan dalam keadaan heterozigot, karena kedua alel sama-sama mempengaruhi fenotip dengan cara yang terpisah dan dapat dibedakan ( Campbell dan Reece, 2011: 293). Peristiwa semi dominasi (dominasi tidak sempurna) terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermediet) (Agus Hery Susanto, 2011: 24).
Alel ganda merupakan kondisi dimana sebuah lokus gen memiliki lebih dari dua alel (Elfrod dan Stansfield, 2007: 27). Keberadaan dua atau lebih alel pada sebuah lokus yang sering disebut alel ganda dapat menyebabkan polimorfisme. Variasi genetik yang terjadi pada tingkat DNA dan protein, serta seringkali terekspresikan dalam bentuk fenotip-fenotip yang berbeda pada populasi disebut polimorfisme (Elfrod, dan Stansfield, 2007: 201). Alel letal adalah alel yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (Agus Hery Susanto, 2011: 25).
184
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku A
Konsep literatur
110.
180
Pengaruh alel letal dapat terjadi pada masa embrio sehingga menyebabkan kematian sebelum lahir atau kematian pada usia anak-anak hingga dewasa (subletal).
111.
180
112.
181
113.
182
114.
182
115.
183
Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati sebelum lahir, sedangkan yang bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal. Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe homozigot resesif. Individu yang bergenotipe heterozigot dan homozigot dominan adalah normal. Alel subletal adalah alel homozigot dominan atau homozigot resesif yang menyebabkan kematian individu pada usia anak-anak hingga dewasa. Interaksi genetik adalah interaksi antara dua pasang gen nonalelik atau lebih yang mmenimbulkan fenotipefenotipe dengan rasio yang menyimpang secara semu terhadap hukum Mendel. Atavisme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan sifat baru.
Alel letal dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot. Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu individu yang bersangkutan menjelang dewasa ( Agus Hery Susanto, 2011:25). Alel letal dominan yang bila homozigot berakibat letal (Suryo, 1996: 111). Alel letal dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe ( Agus Hery Susanto, 2011: 25).
NM
Alel letal resesif: bila gen resesif berada dalam keadaan homozigot, maka bersifat letal (Suryo, 1996: 111). Alel letal resesif cenderung menghasilkan fenotip normal pada individu heterozigot ( Agus Hery Susanto, 2011: 25).
Sebuah gen letal resesif yang tidak memiliki penetrasi dan ekspresivitas sempurna akan membunuh kurang dari 100% homozigot untuk sifat tertentu sebelum kematangan seksual disebut alel semiletal. alel subletal ataupun alel subvital (Elfrod dan Stansfield, 2007: 27). Interaksi gen adalah peristiwa dimana suatu sifat keturunan timbul akibat oleh adanya kerjasama atau saling pengaruh dari dua pasang gen atau lebih (Suryo, 1996: 33).
Atavisme adalah peristiwa timbulnya kembali suatu sifat keturunan yang telah menghilang untuk beberapa generasi (Suryo, 2008: 137).
185
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku A
Konsep literatur
116.
185
Epistasis dan hipostasis adala peristiwa dimana gen yang saling menutupi dan ditutupi gen lain yang bukan alelnya (Suryo, 2008: 131).
117.
185
Epistasis dan hipostasis yaitu bentuk interaksi ketika suatu gen mengalahkan gen lainnya yang bukan sealel. Gen yang menutupi (menghalangi) kemunculan karakter disebut gen epistasis.
118.
185
119.
185
Gen yang ditutupi (dikalahkan) dinamakan gen yang hipostatik (Suryo, 2008: 131). Epistasis dominan yaitu bila sebuah gen dominan mengalahkan/menutupi pengaruh gen dominan yang bukan sealelnya (Suryo,1986: 140).
120.
188
121.
189
122.
190
Gen yang ditutupi (dihalangi) disebut gen hipostasis. Epistasis dominan terjadi jika gen yang menutupi kerja gen lainnya bersifat dominan. Gen dominan ini dapat menutupi gen dominan lainnya yang bukan sealel. Epistasis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainnya bersifat homozigot resesif. Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainnya yang bersifat dominan, baik yang sealel maupun tidak sealel. Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotip dominan yang sama. Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika kondisi dominan, baik homozigot maupun heterozigot, pada salah satu lokus menghasilkan fenotip yang sama.
NM
Sebuah atau sepasang gen yang menutupi (mengalahkan ekspresi gen lain yang bukan alelnya dinamakan gen yang epistatik (Suryo, 2008: 131).
Epistasis resesif yaitu bila gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan yang bukan sealelnya (Suryo, 1986: 140).
Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika alel-alel dominan pada kedua lokus menghasilkan fenotipe yang sama tanpa efek kumulatif (Elfrod dan Stansfield, 2007: 82) Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif jika kondisi dominan baik homozigot ataupun heterozigot pada salah satu lokus mengasilkan fenotip yang sama, rasio F2 menjadi 9:6:1 (Elfrod dan Stansfield, 2007: 80).
186
Kategori miskonsepsi MI O OG OC S
UG
Ket
Kategori miskonsepsi
No
Hal
Konsep dalam buku A
123.
190
Poligen/polimeri merupakan pengaturan suatu sifat oleh sejumlah gen non alelik secara kumulatif (Agus Hery Susanto, 2011: 329).
124.
192
125.
192
Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih (gen ganda) yang mempengaruhi dan menguatkan suatu sifat yang sama (bersifat kumulatif). Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri, tetapi akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Komplementer adalah interaksi antara gen-gen dominan yang saling melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat.
126.
194
Tautan adalah kondisi dimana dua atau lebih gen terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat secara bebas berpisah, tetapi dapat memisah dengan pindah silang ( Klug, 2000: 137).
127.
194
Tautan (lingkage) adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak pada kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu pembelahan meiosis. Tautan lebih sering terjadi antara gen-gen yang berbeda, tetapi letaknya berdekatan.
128.
194
Tautan autosomal adalah gengen yang terletak pada kromosom tubuh yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu pembelahan meiosis.
Konsep literatur
Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya, apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini seolah-olah tersembunyi (Elya Nusantari.2014: 188)
Gen-gen komplementer, ialah gen-gen dominan yang berlainan tetapi bila terdapat bersama-sama dalam genotip akan saling membantu dalam menentukan fenotip. (Suryo.1986:142) .
Gen yang bertautan jika letaknya berdekatan dalam satu kromosom (L Hartanto Nugroho dan Isserep Sumardi, 2004:68) . Tautan autosomal adalah jika dua gen atau lebih terletak pada kromosom tubuh yang sama dan gen tersebut tidak memisah menjadi gamet-gamet secara bebas satu sama lain saat pembelahan meiosis ( Elford dan Stansfield, 2007: 114) .
187
No
Hal
Konsep dalam buku A
Konsep literatur
129.
197
Tautan seks adalah gen-gen yang terletak pada kromosom seks yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu pembelahan meiosis.
Gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin yang sama disebut gen-gen terpaut kelamin dan gen tersebut tidak memisah menjadi gamet-gamet secara bebas satu sama lain saat pembelahan meiosis ( Elford dan Stansfield, 2007: 114)
130.
197
Pindah silang adalah pertukaran materi genetik (gen) di antara kromosom-kromosom homolog (Agus Hery Susanto, 2011: 80)
131.
199
Pindah silang adalah bertukarnya gen-gen yang terdapat dalam suatu kromosom dengan gen-gen yang terletak pada kromosom lainnya yang sehomolog maupun yang bukan sehomolog. Gagal berpisah adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau lebih untuk berpisah ke arah kutub yang berlawanan pada anafase meiosis I maupun meiosis II.
NM
Gagal berpisah merupakan kesalahan dalam meiosis atau mitosis, berupa kegagalan anggota pasangan kromosom homolog atau pasangan kromatid saudara untuk memisah secara benar (Campbell, dan Reece, 2010: 321).
188
Kategori miskonsepsi MI OS O OC G
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (B) MATERI GENETIK Kromosom adalah struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul ADN dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme. Kromosom terletak pada inti sel atau nukleus.
1.
79
2.
79
3.
79
Kromosom hanya terlihat saat metafase pada pembelahan sel.
4.
80
5.
80
Jumlah kromosom dalam sel bervariasi, tergantung pada jenis makhluk hidupnya. Namun, jumlah kromosom pada tiap jenis makhluk hidup selalu tetap. Kromosom manusia dibedakan menjadi autosom dan genosom.
6.
80
Autosom adalah kromosom tubuh sedangkan genosom adalah kromosom kelamin.
7.
80
8.
80
Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44 (22 pasang) autosom dan 2 (1 pasang) seks kromosom. Seorang wanita mempunyai dua buah kromosom X, sedangkan laki-laki mempunyai sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y.
Konsep literature Kromosom tersusun atas protein dan DNA. DNA yang berupa rantai panjang nukleotida adalah materi genetik (Heru Santoso W.H, 2009: 17).
Kromosom merupakan struktur pembawa materi genetik, yang ditemukan di dalam nukleus (Campbell dan Reece, 2010:106). Tahap metafase merupakan tahap mitosis dengan kenampakan kromosom paling jelas karena kromosom menebal, memendek dan menempati bidang tengah sel (ekuator) (Agus Hery Susanto, 2011: 56). Jumlah kromosom pada berbagai organisme bervariasi, tetapi konstan pada setiap spesies. (Suleman Rondonuwu, 1989: 39).
Kromosom dibedakan atas kromosom tubuh atau autosom dan kromosom kelamin (genosom) (Suleman Rondonuwu, 1989: 39). Kromosom autosom (kromosom tubuh) adalah kromosom lain selain kromosom seks ( Klug , 2000: 142). Kromosom seks (genosom) adalah kromosom yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin (Campbell dan Reece.2010:270). Pada manusia, laki-laki dan perempuan mempunyai 46 kromosom yaitu 44 (22 pasang) kromosom autosom dan 2 (1 pasang) kromosom gonodom (L. Hartanto Nugroho, 2004: 69). Perempuan memiliki sepasang kromosom X homolog (XX), namun laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY) (Campbell dan Reece, 2010:270).
189
NM
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur NM
9.
80
Dalam keadaan normal jumlah kromosom konstan, yaitu diploid (2n). Tetapi sering terjadi bervariasi jumlah kromosom. Gen adalah “ substansi hereditas” yang terletak di dalam kromosom yang bersifat sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.x
10.
85
11.
86
Gen terletak di dalam kromosom, yaitu di dalam DNA.
12.
86
13.
86
Tempat gen di dalam kromosom tersebut dinamakan lokus . Gen berfungsi untuk mengatur perkembangan dan proses metabolisme serta menyampaikan informasi genetika dari suatu generasi ke genersi berikutnya.
14.
86
15.
86
Gen dominan yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutup) oleh gen lain (gen dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
Jumlah kroosom pada berbagai organisme bervariasi, tetapi konstan pada setiap spesies. Manusia mempunyai jumlah kromosom diploid (2n) dalam inti sel 46 buah (Suleman Rondonowu, 1989: 38). Gen adalah unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunan (Campbelldan Reece, 2011: 9) Bukti genetik menunjukkan bahwa gen terletak secara linier pada kromosom (L V Crowder, 2006: 3) Gen merupakan unsur-unsur pembawa informasi genetik yang tidak kelihatan. Pada proses pembelahan sel, gen mengalami penggandaan agar setiap sel hasil pembelahan memiliki gen-gen secara lengkap ( Albert, et al, 1994: 145). Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA panjang, biasanya mengandung ratusan gen atau lebih (Campbell dan Reece, 2010: 93) Lokasi spesifik suatu gen pada suatu kromosom disebut lokus (Campbell dan Reece, 2010: 268) DNA yang terdapat di gen menjadi pusat pengendali jalannya metabolisme di dalam sel, yaitu dengan menyandikan protein (Muhammad Jusuf, 2001: 182). Gen adalah unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunan (Campbell dan Reece, 2011: 9). Gen dominan adalah gen yang terekspresikan/menutupi gen lainnya Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital. (L. Hartanto Nugroho dan Isserep Sumardi, 2004: 67-68)
Gen resesif adalah gen yang tertutupi, sehingga tidak dapat terekspresikan (L. Hartanto N dan Issirep Sumardi, 2004: 67).
190
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur NM
16.
86
Gen heterozigot adalah gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A) dan sel telur (a).
Gen heterozigot merupakan gen yang berasal dari persatuan gamet-gamet yang membawa alel-alel berbeda (Elfrod dan Stansfield, 2007: 20).
17.
87
Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat ) tertentu. (Agus Hery Susanto, 2011: 16)
18.
87
19.
89
Alel adalah gen yang memiliki lokus (posisi pada kromosom) yang sama, mengawasi sifat yang sama tetapi ekspresinya berbeda. Peristiwa yang menunjukkan di mana suatu gen mempunyai alel lebih dari satu disebut multiple alel. DNA adalah materi hereditas pada makhluk hidup.
20.
89
21.
90
22.
90
Kebanyakan DNA terletak di inti sel, dan sejumlah kecil DNA juga dapat ditemukan di dalam kloroplas dan mitokondria. DNA terdiri atas dua utas benang polinukleoida yang saling berpilin membentuk heliks ganda (double helix). Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida.
Gen yang memiliki alel tiga atau lebih disebut multiple alel (Klug, 2000: 80). DNA (deoxyribonucleic acid, asam deoksiribonukleat) merupakan molekul asam nukleat beruntai ganda dan berbentuk heliks yang tersusun atas monomer-monomer nukletida dengan gula deoksiribosa, mampu bereplikasi dan menentukan struktur terwariskan dari proteinprotein suatu sel (Campbell dan Reece, 2010: 332). Sebagian besar DNA terdapat di dalam kromosom, sedikit DNA terdapat di dalam mitokondria dan kloroplas dari ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi (Suryo,2008: 29). Molekul-molekul DNA memiliki dua polinukleotida yang membentuk spiral di sekeliling sumbu khayalan, membentuk heliks ganda (Campbell dan Reece, 2010: 95). Setiap polinukleotida terdiri atas monomer-monomer nukleotida (Campbell dan Reece, 2010: 93).
191
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
Ket UG
Kategori miskonsepsi No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur
Setiap nukleotida tersusun atas 3 gugusan yaitu gususan gula deoksiribosa (gula pentose yang kehilangan satu atom oksigen), gugusan fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula, dan gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula. Basa nitrogen terdiri atas golongan purin, yaitu adenin (A) dan guanine (G) serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (C) dan timin (T).
Setiap nukleotida tersusun oleh tiga bagian: basa nitrogen, gula bergugus lima (pentosa) dan gugus fosfat (Campbell dan Reece, 2010: 93). Dalam molekul nukleotida gugus fosfat terikat oleh pentose pada atom C-5. Basa purin dan purimidin terikat pada pentose oleh ikatan glikosidik, yaitu pada atom karbon nomor 1 (Anna Poedjiadi, 1994: 129-131).
23.
90
24.
90
25.
90
Setiap nukleotida terletak pada bidang datar yang tegak lurus seakanakan membentuk anak tangga, sedangkan fosfat membentuk ibu tangganya.
Tiap rantai nukleotida di bentuk oleh molekul-molekul deoksiribosafosfat (gula-fosfat) yang seakan-akan membentuk induk tangga dan dihubungkan oleh ikatan hydrogen diantara basa-basa purin dan pirimidin sebagai anak tangga (Suleman Rondonuwu, 1989: 140).
26.
90
Antara 2 rantai polinukleotida dihubungkan oleh ikatan hidrogen pada masing-masing pasangan basa nitrogennya.
Dua rantai polinukleotida saling berikatan melalui ikatan hydrogen antara basa-basa nitrogen dari rantai yang berbeda (Fatchiyah ddk, 2011: 14).
Basa-basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin. Purin terdiri dari dua macam basa yaitu adenin (A) guanin (G). Pirimidin terdiri dari tiga basa yaitu timin (T), urasil (U), dan cytosin (C) (Suleman Rondonuwu, 1989: 136).
192
NM
M I
O S
OG
OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur NM
27.
90
DNA ternyata dapat mensintesis dirinya sendiri, artinya membelah sama seperti dirinya. Saat suatu sel membelah secara mitosis tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya.
28.
91
29.
91
Replikasi DNA teori konservatif pada replikasi DNA: dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini mempertahankan molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru. Dengan kata lain DNA induk tidak mengalami perubahan apapun, lalu urutan basa nitrogennya disalin sehingga terbentuk dua rantai DNA yang sama persis. Replikasi DNA teori semikonservatif pada replikasi DNA: dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama. Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
Kemampuan DNA yang mampu menggandakan diri sendiri atau replikasi yang disebut autokatalik. (Suleman Rondonuwu, 1989: 142). Sel-sel anak yang dihasilkan oleh pembelahan sel mitosis mempunyai susunan dan fungsi yang sama dengan sel induk atau dengan kata lain mempunyai susunan gen dan kromosom yang sama dengan sel induk, jika tidak terjadi kerusakan (Suleman Rondonuwu, 1989: 39) . Replikasi DNA model konservatif yaitu double helix DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru. DNA baru tidak mengandung DNA lama. (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Replikasi DNA model Semikonservatif yaitu dua rantai spiral dari double helix memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru. Hasilnya diperoleh rantai DNA lama dan satu DNA baru (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
193
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literature
Replikasi DNA teori dispersif pada replikasi DNA: beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru. Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling berselang-seling pada setiap untai. DNA berfungsi menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya, karena DNA mampu melakukan replikasi.
Replikasi DNA model Dispersif yaitu kedua rantai DNA parental terputus-putus kemudian segmen-segmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan basa-basa yang sama dengan molekul DNA parental.(Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Fungsi RNA tergantung dari macamnya; RNAd bertugas menerima informasi/keterangan genetik dari DNA. RNAt bertugas mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma dan membawa asam amino ke ribosom sehingga terjadi proses translasi.RNAr bertugas mensintesis protein dengan menggunakan bahan asam amino. Prosesnya berlangsung di ribosom dan asilnaya berupa polipeptida (Suryo, 2008: 42-43). Terdapatnya RNA tergantung dari macamnya, RNAd terdapat dalam nucleus, RNAt terdapat di dalam sitoplasma, RNAr terdapat di dalam ribosom (Suryo, 2008: 41-42).
30.
91
31.
91
32.
92
RNA adalah makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
33.
92
RNA terletak di inti sel/nucleus, sitoplasma,kloroplas dan mitokondria.
DNA mampu menggandakan diri sendiri atau replikasi (Suleman Rondonuwu, 1989: 142). Replikasi DNA menyediakan salinan gen yang akan diwariskan oleh induk ke anaknya ( Campbell dan Reece, 2010: 349).
194
NM
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
UG
Ket
No
Hal
34.
92
35.
92
36.
94
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur
RNA mempunyai struktur sama-sama tersusun oleh polinukleotida, tetapi pada RNA jauh lebih pendek daripada nukleotida penyusun DNA, RNA hanya terdiri atas satu rantai, RNA disusun oleh basa nitrogen, yaitu dari golongan purin terdiri atas adenine (A) dan guanin (G), dan dari golongan pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan urasil (U). Jika pada ADN ditemukan Timin (T), maka pada ARN ditemukan urasil (U). Tipe RNA ada 3, yaitu (1) RNA duta/RNAd atau messenger RNA/mRNA, berfungsi sebagai pembawa pesan atau kodon dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma), (2). RNA ribosom /RNAr atau ribosom RNA/rRNA berfungsi sebagai tempat pembentukan ribosom. (3) RNA transfer /RNAt atau transfer RNA/ tRNA, berfungsi sebagai pembawa asam amino satu per satu ke ribosom.
Seperti halnya DNA molekul RNA terdiri dari nukleotida-nukletida dari gula, fosfat, dan basa-basa purin dan pirimidin, hanya perbedaannya pada RNA terdapat gula ribosa dan basa timin diganti dengan urasil. Struktur molekul dari RNA adalah rantai tunggal yang tidak berpilin (Suleman Rondonuwu, 1989: 145). Molekul RNA biasanya lebih pendek daripada molekul DNA (L.V. Crowder, 2006: 93).
Nukleotida yaitu molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula, dan satu atau lebih gugus fosfat.
Tiga macam RNA yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA), transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal atau ribosomal RNA (rRNA) (Agus Hery Susanto, 2011: 171-172). RNAd berfungsi untuk membawa keterangan genetik yang diterimanya dari DNA, setelah itu RNAd keluar dari nucleus melalui pori-pori nucleus menuju ke ribosom (Suryo, 2008: 81) RNAr membentuk bagian dari ribosom. RNAr ada hubungannya dengan protein untuk membentuk unit ribosom (L.V. Crowder, 2006: 103). tRNA berfungsi menstransfer asam amino dari sekumpulan asam amino di sitoplasma ke ribosom. (Campbell dan Reece, 2010: 365). Setiap nukleotida tersusun oleh tiga bagian ;basa nitrogen, gula berkarbon lima (pentosa) dan gugus fosfat (Campbell dan Reece, 2010: 93).
195
NM
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (B)
Konsep literatur Kodon yang berupa 3 basa RNAd berpasangan dengan 3 basa dari RNAt yang disebut antikodon (Suryo, 2008: 47). Tiap tiga buah basa yang berurutan (triplet) disebut kodon. Oleh karena basa pada RNA ada empat buah yaitu A, U, C, G maka akan terdapat 43 kombinasi atau 64 buah kodon. Mengingat jumlah asam amino hanya 20 buah, maka tidak setiap kodon disediakan bagi satu macam asam amino. Umumnya beberapa jenis kodon disediakan untuk satu macam asam amino. Hanya triptofan dan metionin yang mempunyai satu jenis kodon (Anna Poedjiadi, 2004: 328). Sintesis protein berlangsung dalam sitoplasma terutama pada struktur sitologik yaitu ribosom. (Suleman Rondonuwu, 1989: 154). Transkripsi adalah transfer informasi genetik yang berasal dari DNA untuk membentuk RNA dengan menggunakan cetakan DNA (Klug, 2000: 284). Translasi adalah proses dimana urutan kode pada mRNA di terjemahkan ke urutan-urutan asam amino pada rantai polipeptida. (Suleman Rondonowu, 1989: 153).
37.
94
Kodon atau kode genetik adalah kode yang dibawa oleh RNA duta untuk disampaikan kepada RNA transfer. Kodon ini berupa urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu triplet. 1 kodon akan diterjemahkan menjadi 1 asam amino. Ada 64 macam kodon yang disintesis tubuh.
38.
95
Sintesis protein terjadi di organel sel yang disebut ribosom.
39.
95
Transkripsi adalah percetakan RNA duta oleh DNA
40.
95
Translasi adalah penerjemahan kodekode oleh RNA transfer, berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki.
196
NM
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
UG
Ket
41.
95
Tahapan sintesis protein : DNA mencetak RNA duta untuk membawa kode-kode pembawa protein, berdasarkan pada urutan basa nitrogennya. RNA duta melepaskan diri dari DNA dan membawa kodon keluar dari nucleus menuju ke ribosom di dalam sitoplasma. RNA duta ini akan bertindak sebagai cetakan. Di ribosom RNA duta melekat pada RNA ribosom. RNA transfer yang ada di dalam sitoplasma datang dengan membawa asam amino yang sesuai dengan kode-kode yang dibawa oleh RNA duta. RNA transfer melekat/berpasangan dengan RNA duta sesuai pasangan-pasangan basa nitrogennya (dengan tripel dari basa nitrogen RNA transfer). Asamasam amino yang dibawa oleh RNA transfer akan saling bergandengan dan membentuk rangkaian rantai polipeptida sampai terbentuk protein yang diharapan di dalam ribosom. Protein yang terbentuk ini merupakan suatu enzim yang mengatur metabolisme sel.
Tahapan sintesis protein meliputi dua tahap yaitu transkripsi dan translasi: Tahap transkripsi diawali dengan double helix DNA membuka di bawah pengaruh RNA polymerase. Setalah double helix DNA sebagian membuka, maka RNAd dibentuk sepanjang salah satu pita DNA itu. RNAd ini komplememter dengan basa yang menyusun pita DNA itu. RNAd dikatakan telah disalin dari DNA, artinya RNAd telah membawa pesan/informasi/keterangan dari gen. Pita DNA yang dapat mencetak RNAd disebut pita sens, sedangkan pita DNA yang tidak mencetak RNAd disebut pita antisens. RNAd yang telah selesai menerima pesan genetik dari DNA segera meninggalkan nucleus melalui pori-pori dari membran nucleus dan menuju ke ribosom dalam sitoplasma. RNAd menempatkan diri pada leher ribosom. Sementara itu RNAt dalam sitoplasma mengikat asam amino yang telah berenergi ATP. Sebuah molekul RNAt mengikat satu asam amino saja, sehingga paling sedikit ada 20 RNAt. Proses pengikatan asam amino ini diperlukan enzim amino asil sintetase, paling sedikit sejumlah 20 enzim amino asil sintetase semacam ini. Selanjutnya RNAt yang telah mengikat asam amino akan menuju ke ribosom. Tahap translasi, setelah sampai di ribosom, maka 3 basa dari RNAt yang disebut anticodon berpasangan dengan 3 basa dari RNAd yang disebut kodon. Ribosom dan RNAd bergerak satu sama lainnya. Sebuah asam amino ditambahkan pada protein yang tumbuh, setiap kali ribosom melalui 3 nukleotida RNAd yang baru. RNAt berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya. Asam amino yang pertama segera lepas dari RNAt yang membawanya dan berangkai dengan asam amino yang datang berikutnya. Proses berangkainya asam amino diperantarai oleh peptida. Di dalam ribosom terdapat RNAr yang berfungsi melengkapi penerjemahan pesan DNA yang dibawa RNAd dalam pembentukan protein tertentu. RNAt yang datang pertama tadi dilepaskan dari RNAd dan bebas kembai ke sitoplasma untuk mengulangi fungsinya dengan cara yang sama. Proses keseluruhan ini 197 berkesinambungan sampai terbentuk rantai polipeptida tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan tertentu (Suryo, 2008: 47-51).
Konsep dalam buku (B) No
Hal
42.
126
43.
127
44.
132
45.
132
46.
132
POLA-POLA HERIDITAS
Konsep literatur
Hukum Mendel I disebut juga The law of segregation of allelic genes (hukum pemisahan gen yang sealela). Hukum segregasi menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Hukum Mendel II disebut juga The law of independent assortment of genes (hukum pengelompokkan /asortasi gen secara bebas). Hukum Mendel II ini mengatur tentang ketentuan penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya gamet pada perkawinan dihibrid. Persilangan testcross, yaitu persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipenya dengan induk yang genotipenya homozigot resesif. Tujuan persilangan testcross untuk mengetahui heterogenitas suatu persilangan.
Hukum segregasi menyatakan bawa dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda (Campbell dan Reece, 2010: 286).
Persilangan backcross merupakan persilangan antara anakan F1 yang heterozigot dengan induknya yang homozigot dominan..
Persilangan balik (backcross) ialah persilangan antara individu hibrida F1 dengan induknya (Suryo, 1996: 17).
Hukum pemilahan bebas (law of independent assortment) menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel selama pembentukan gamet (Campbell dan Reece, 2010: 290).
Silang uji (testcross) adalah membiakkan organisme dengan genotype yang belum diketahui dengan homozigot resesif (Campbell dan Reece, 2010: 288).
Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat menentukan genotype suatu individu (Agus Hery Susanto, 2011: 23)
198
NM
Kategori miskonsepsi M O OG OC I S
UG
Ket
NO
Hal
Konsep dalam buku (B) POLA-POLA HERIDITAS
47.
133
48.
136
49.
136
50.
136
51.
137
52.
137
53.
138
Persilangan resiprok disebut juga persilangan tukar kelamin, yaitu persilangan ulang dengan jenis kelamin yang dipertukarkan. Penyimpangan semu Hukum Mendel terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi. Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri memiliki ciri, yaitu makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin kuat. Kriptomeri merupakan sifat gen dominan yang tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Namun jika gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya, akan muncul sifat gen dominan yang sebelumnya tersembunyi. Kriptomeri memiliki ciri, yaitu ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama. Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis dan yang tertutupi disebut hipostasis
Kategori miskonsepsi Konsep literatur NM Persilangan resiprok ialah penyilangan yang terjadi dengan menukarkan jenis kelamin jantan dan betina (Agus Hery Susanto.2011:94) Penyimpangan hukum Mendel terjadi karena adanya sifat-sifat yang murni, yang dipengaruhi dua atau lebih alel, yang dalam penampilannya saling mempengaruhi atau saling berinteraksi (Djumhur Winatasasmita, 1993: 257). Poligen/polimeri merupakan pengaturan suatu sifat oleh sejumlah gen non alelik secara kumulatif (Agus Hery Susanto, 2011: 329). Pewarisan poligenis/polimeri terjadi ketika semakin banyak suatu tanaman mewarisi gen dominan, makin kuat sifatnya ( Pai, 1992: 89). Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya, apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini seolah-olah tersembunyi (Elya Nusantari, 2014: 188)
Dalam kriptomeri, suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya, apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya (Elya Nusantari, 2014: 188). Epistasis dan hypostasis adalah peristiwa dimana gen yang saing enutupi dan ditutupi gen lain yang bukan alelnya (Suryo, 2008:131). Epistatik adalah gen yang menutupi. Hipostatik merupakan gen yang tertutupi (Pai,1992:90)
199
M I
O S
OG
OC
Ket UG
NO
Hal
Konsep dalam buku (B) POLA-POLA HERIDITAS
54.
139
55.
149
56.
150
57.
150
58.
152
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antargen dominan maupun antargen resesif Pautan yaitu peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak gen pada sebuah kromosom sama. Pautan autosomal merupakan gengen yang terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersamaan. Pautan seks adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan bersamaan dengan jenis kelamin. Pindah silang (crossing over ) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya.
Kategori miskonsepsi Konsep literatur NM Interaksi gen adalah peristiwa dimanan suatu sifat keturunan timbul akibat oleh adanya kerjasama atau saling pengaruh dari dua pasang gen atau lebih (Suryo, 1996: 33). Tautan adalah kondisi dimana dua atau lebih gen terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat secara bebas berpisah , tetapi dapat memisah dengan pindah silang (Klug, 2000:137) Tautan autosomal adalah jika dua gen atau lebih terletak pada kromosom tubuh yang sama dan gen tersebut tidak memisah menjadi gamet-gamet secara bebas satu sama lain saat pembelahan meiosis ( Elford dan Stansfield, 2007: 114) Gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin yang sama disebut gen-gen terpaut kelamin dan gen tersebut tidak memisah menjadi gamet-gamet secara bebas satu sama lain saat pembelahan meiosis ( Elford dan Stansfield, 2007: 114) Pindah silang adalah pertukaran materi genetik (gen) di antara kromosom-kromosom homolog (Agus Hery Susanto , 2011: 80) .
200
M I
O S
OG
OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (B) POLA-POLA HERIDITAS
Kategori miskonsepsi Konsep literatur NM
59.
155
Faktor-faktor yang mempengaruhi pindah silang antara lain: a. temperatur, makin tinggi atau makin tendah dari temperature biasa makin besar persentase pindah silang. b. umur, makin tua makin sedikit terjadi pindah silang. c. zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan dapat memperbesar pindah silang. d. sinar X dapat memperbesar terjadinya pindah silang. e. jenis kelamin kadang-kadang mempengaruhi berlangsungnya pindah silang.
Beberapa faktor yang mempengarui kemungkinan berlangsungnya pindah silang ialah: a. temperature, temperatur yang kurang atau melebihi temperatur kamar (normal) dapat memperbesar kemungkinan berlangsungnya pindah silang. b. umur, makin tua individu, makin kecil kemungkinan berlangsungnya pindah silang. c. zat kimia, zat kimia tertentu dpat memperbesar kemungkinan berlangsungnya pindah silang. d. perlakuan sinar X, penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang e. jarak antara gen-gen yang terpaut, makin jauh jarak gen-gen terpaut, makin besar kemungkinan berlangsungnya pindah silang. f. jenis kelamin, pada umumnya pindah silang dijumpai baik pada makhluk betina maupun jantan. Namun ada perkecualian pada ulat sutera yang betina dan lalat Drosophila jantan. (Suryo, 1996: 166).
60.
156
Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat.
Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat (Suryo, 1986: 306).
61.
156
Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat.
Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terletak di dua tempat (Suryo, 1986: 307).
201
M I
O S
Ket OG
OC
UG
No
Hal
Konsep dalam buku (B) POLA-POLA HERIDITAS
62.
159
63.
159
64.
159
65.
159
66.
160
67.
160
68.
161
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis), kromosom dapat mengalami gagal berpisah sehingga jumlah kromosom menjadi berubah. Kromosom dapat gagal berpisah dengan kromosom homolognya pada saat meiosis I. Selain itu, kromatid dalam satu kromosom juga dapat gagal berpisah saat meiosis II. Gagal berpisah dapat mengakibatkan gamet atau individu yang baru lahir mengakibatkan kelainan jumlah kromosom. Aneuploidi adalah individu yang mrmiliki kekurangan atau kelebihan satu kromosom dari kromosom tetuanya. Poliploidi adalah individu yang mempunyai kelipatan jumlah kromosom tetuanya. Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaan homozigotik menyebabkan kematian individu. Gen dominan letal, ialah gen dominan yang bila homozigotik akan menyebabkan individu mati. Gen resesif letal, ialah gen yang bila homozigotik akan menyebabkan matinya individu.
Kategori miskonsepsi
Kategori miskonsepsi
Konsep heriditas NM Nondisjungsi diakibatkan oleh kegagalan sepasang kromosom homolog untuk berpisah pada pembelahan meiosis pertama, atau pasangan kromatid pada pembelahan meiosis kedua. Ini mengakibatkan pembentukan sel-sel kelamin dengan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.(Pai, 1992:38)
Nondisjungsi mengakibatkan pembentukan sel-sel kelamin dengan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu sedikit (Pai, 1992: 38). Aneuploidi ialah keadaan bahwa individu mempunyai kekurangan atau kelebihan kromosom tunggal dibandingkan dengan individu diploid normal (Suryo, 1996: 223). Poliploidi adalah penyimpangan kromosomal berupa kepemilikan lebih dari dua perangkat kromosom lengkap oleh suatu organisme ( Campbell dan Reece, 2011: 321). Gen letal ialah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (Agus Hery Susanto, 2011: 25) Gen dominan letal yaitu gen dominan yang bila homozigotik berakibat letal (Suryo, 1996: 111). Gen resesif letal yaitu bila gen resesif berada dalam keadaan homozigot, maka bersifat letal (Suryo, 1996: 114)
202
MI
OS
OG
OC
UG
Konsep dalam buku (C) No
Hal
Kategori miskonsepsi Konsep literatur
MATERI GENETIK Hereditas berarti penurunan sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak.
1.
182
2.
182
DNA (deoxyribonucleic acid= asam deoksiribonukleat) dan RNA (ribonucleic acid= asam ribonukleat) bertanggung jawab membentuk protein serta mengontrol sifat-sifat keturunan.
3.
82
DNA merupakan komponen penyusun gen.
4.
82
DNA banyak terdapat di dalam inti sel dan sedikit terdapat di mitokondria dan kloroplas.
5.
82
DNA dapat membentuk RNA yang berfungsi dalam sintesis protein.
Ket NM
Penerusan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut pewarisan-sifat atau heriditas (Campbell dan Reece, 2010: 267). DNA (deoxyribonucleic acid, asam deoksiribonukleat), mampu bereplikasi dan menentukan struktur terwariskan dari protein-protein suatu sel (Campbell dan Reece, 2010: 332). DNA dan RNA mempunyai peranan sangat penting dalam proses sintesa protein (Suryo, 1986: 46). DNA adalah substansi gen, unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunannya (Campbell dan Reece, 2010:8). Sebagian besar DNA terdapat di dalam kromosom, sedikit DNA terdapat di dalam mitokondria dan kloroplas dari ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi (Suryo,2008: 29). DNA dapat membentuk RNA dengan menggunakan cetakan DNA, melalui proses yang disebut transkripsi (Klug, 2000: 284) RNA dalam proses sintesis protein berperan untuk mengarahkan urutan asam amino dalam pembentukan molekul protein yang berlangsung dalam ribosom (Anna Poedjiadi, 2006: 326).
203
MI
OS
OG
OC
UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literature NM
6.
82
Gen-gen yang berderet pada kromosom masing-masing mempunyai tugas khusus dengan waktu “bereaksi” yang khusus pula. Ada gen yang aktif pada masa embrio ada pula yang aktif setelah dewasa. Selain itu ada pula gen yang aktif dalam beberapa organ, sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
7.
83
Asam nukleat tersusun dari nukleotidanukleotida sehingga merupakan polinukleotida.
8.
83
Satu nukleotida terdiri atas nukleosida dan fosfat (PO4-).
9.
83
Nukleosida terdiri atas sebuah gula pentose dan sebuah basa nitrogen berupa purin atau pirimidin.
10.
83
Nukleosida adalah nukleotida tanpa fosfat, sedangkan nukleotida adalah nukleosida dengan fosfat.
Sebagian besar sel dalam suatu organisme memiliki rangkaian gen yang identik, pada setiap saat, dalam sel hanyah sejumla kecil gen yang diekspresikn. Gen lainnya tidak aktif . Organisme eukariotik mengatur ekspresi gennya dalam periode perkembangan. Sewaktu sebuah telur yang telah dibuahi berubah menjadi multisel, terjadi sintesis bermacam-macam protein, dalam jumlah yang berbeda. Pada manusia, sewaktu anak berkembang menjadi remaja lalu dewasa, perubahan fisik dan fisiologis yang terjadi adalah akibat variasi ekspresi gen dan, dengan demikian, variasi sintesis protein. Bahkan setelah organisme mencapai tahap perkembangan dewasa, tetap terjadi pengaturan ekspresi gen yang memungkinkan sel tertentu menjalani diferensiasi untuk memperoleh fungsi baru (Marks, 2000: 212). Hasil analisis kimia asam nukleat menunjukkan bahwa makromolekul ini tersusun dari subunitsubunit berulang (monomer) yang disebut nukleotida sehingga asam nukleat dapat juga dikatan nukleotida (Agus Hery Susanto,2011:149). Setiap nukleotida tersusun oleh tiga bagian: basa nitrogen, gula bergugus lima (pentosa) dan gugus fosfat (Campbell dan Reece, 2010: 93). Komponen penyusun nukleosida adalah basa bernitrogen dan gula berkarbon lima (pentose). Basa bernitrogen berupa pirimidin dan purin. (Campbell dan Reece, 2010:93). Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida. Komponen nukleosida adalah basa bernitrogen dan gula. Nukleotida terdiri dari basa bernitrogen, gula berkarbon lima, dan gugus fosfat. (Campbell dan Reece, 2010: 93).
204
Kategori miskonsepsi MI OS OC OG
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literature NM
11.
84
12.
84
13.
84
14.
84
15.
84
16.
85
Kemampuan DNA untuk membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA asal (replikasi) disebut kemampuan autokatalitik. Kemampuan DNA membentuk molekul kimia lain dari salah satu atau sebagian rantainya disebut kemampuan heterokatalitik. Replikasi DNA teori konservatif pada replikasi DNA menyatakan bahwa double helix yang lama tidak berpisah dan langsung terbentuk double helix yang baru. Replikasi DNA Teori dispersif menyatakan bahwa double helix yang lama terputus-putus. Kemudian potongan-potongan tersebut memisah dan membentuk potongan-potongan baru yang akan bersambungan dengan potongan-potongan lama sehingga kembali menjadi dua DNA baru yang sama persis Replikasi DNA Teori semikonservtif menyatakan bahwa dua pita dari double helix memisahkan diri dan masing-masing pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangannya yang lama , sehingga terbentuklah dua DNA baru yang sama persis. Replikasi berlangsung pada sel-sel muda saat interfase pada pembelahan mitosis.
Autokatalik, yaitu kemampuan DNA yang mampu menggandakan diri sendiri atau replikasi (Suleman Rondonuwu, 1989: 142) Heterokatalis,yaitu kemampuan DNA yang dapat berfungsi langsung mensintesis makromolekul lain seperti RNA dan protein (Suleman Rondonuwu, 1989: 142) Replikasi DNA model Konservatif yaitu double helix DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru (Suleman Rondonuwu, 1989: 145). Replikasi DNA model Dispersif yaitu kedua rantai DNA parental terputus-putus kemudian segmensegmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan bsa-basa yang sama dengan molekul DNA parental (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Replikasi DNA model Semikonservatif yaitu dua rantai spiral dari double helix memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru. (Suleman Rondonuwu, 1989: 145).
Pembelahan DNA (sintesis DNA/duplikasi) sudah dimulai sejak interfase yaitu pada fase sintesis (S) pada siklus sel mitosis (Subowo, 2011: 156).
205
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
17.
85
Proses replikasi DNA ini melibatkan beberapa enzim : (1) helikase untuk mempermudah membuka untai ganda DNA menjadi dua buah untai tunggal. (2) polimerase untuk menggabungkan deoksiribonukleosida trifosfat. (3) ligase untuk menyambung bagianbagian-bagian untai tunggal DNA yang baru terbentuk.
18.
85
RNA duta, disebut juga mRNA (messenger RNA), dibentuk oleh DNA di dalam nukleus, berperan membawa kode genetika dari DNA.
19.
85
RNA ribosom (rRNA), dibentuk oleh DNA, banyak terdapat di dalam ribosom.
Beberapa enzim yang dibutuhkan dalam replikasi DNA beserta fungsinya: Helikase merupakan enzim yang dapat menguraikan heliks ganda DNA, memisahkan dan menjadikan kedua untai siap sebagai untai cetakan baru (Campbell dan Reece, 2010: 338-339). Topoisomerase membantu mengurangi tegangan „pembukaan berlebihan‟ di depan garpu replikasi dengan cara mematakan, memutir dan menggabungkan kembali untai-untai DNA. DNA polymerase berfungsi mengkatalis sintesis DNA baru dengan cara menambahkan nukleotidanukleotida ke rantai yang telah ada sebelumnya (Campbell dan Reece, 2010: 340). DNA ligase berfungsi menggabungkan 3‟ dari DNA yang menggantikan primer ke bagian lain dari untai maju dan menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki menjadi untai DNA tak terputus (Campbell dan Reece, 2010: 341-342). mRNA dibuat dalam inti sel , menggunakan DNA sebagai cetakan dibantu oleh enzim RNA polymerase (Suleman Rondonuwu, 1989: 150). RNAd berfungsi menerima informasi/keterangan genetik dari DNA (Suryo, 1986: 42). rRNA dibuat menggunakan DNA sebagai cetakan dibantu oleh enzim RNA polymerase. (Suleman Rondonuwu.1989:150). rRNA terutama terdapat di dalam ribosom. (Suryo, 1986: 42).
206
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
20.
85
RNA transfer (tRNA), dibentuk oleh DNA, berada dalam sitoplasma, berperan mengikat asam amino.
21.
85
Struktur kimia RNA seperti pada DNA, yaitu tersusun dari polinukleotida yang terdiri atas asam nukleat. Sementara itu gulanya ribose dan tidak mempunyai basa nitrogen timin, melainkan urasil.
22.
86
Sintesis protein berbahan dasar asam amino, berlangsung di dalam inti sel dan ribosom.
23.
86
Transkripsi adalah pembentukan mRNA (messenger RNA/RNA duta ) dari salah satu pita DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase.
transfer RNA dibentuk menggunakan DNA sebagai cetakan dengan dibantu enzim RNA polymerase (Suleman Rondonuwu, 1989: 150). tRNA berfungsi menstransfer asam amino dari sekumpulan asam amino di sitoplasma ke ribosom (Campbell dan Reece, 2010: 365). Seperti halnya DNA molekul RNA terdiri dari nukleotida-nukletida dari gula, fosfat, dan basa-basa purin dan pirimidin, hanya perbedaannya pada RNA terdapat gula ribosa dan basa timin diganti dengan urasil. Struktur molekul dari RNA adalah rantai tunggal yang tidak berpilin (Suleman Rondonuwu, 1989: 145) Asam amino sebagai bahan sintesis protein ( Wildan Yatim,1996: 240) Sintesis protein berlangsung dalam sitoplasma terutama pada struktur sitologik yaitu ribosom. (Suleman Rondonuwu, 1989: 154) . Transkripsi adalah transfer informasi genetik yang berasal dari DNA untuk membentuk RNA dengan menggunakan cetakan DNA dibantu dengan enzim polymerase (Klug, 2000: 284).
207
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
24.
8687
25.
87
26.
87
Tahapan transkripsi: (1) RNA polymerase melekat pada molekul DNA sehingga menyebabkan sebagian double helix membuka. (2) Akibat terbukanya pita DNA, basabasa pada salah satu pita menjadi bebas sehingga memberi kesempatan basabasa pasangannya menyusun mRNA. Oleh karena enzim RNA polimerase bergerak di sepanjang pita DNA yang menjadi model, jumlah mRNA yang dihasilkan dari transkripsi dapat melebihi DNA. DNA yang melakukan transkripsi adalah DNA sense/template. (3) mRNA yang sudah selesai dicetak akan meninggalkan inti sel menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ribosom adalah granula-granula dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein, biasanya berderet empat atau lima dan disebut polisom
Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA dengan bantuan RNA lain, yakni RNA transfer (tRNA).
Proses transkripsi , mula –mula sebagian dari double helix DNA membuka di bawah pengaruh enzim RNA polymerase. Setelah double helix DNA sebagian membuka, maka RNAd dibentuk sepanjang salah satu pita DNA itu. Basa pada RNAd komplementer dengan basa yang menyusun pita DNA itu. RNAd dikatakan telah disalin dari DNA,dengan perkataan lain RNAd tela membawa pesn/informasi/ keterangan dari gen. Pita DNA yang dapat mencetak RNAd disebut pita DNA sens. RNAd/ RNAm yang telah selesai menerima pesan genetik dari DNA segera meninggalkan nukleus melalui pori-pori dari membran nukleus dan menuju ke ribosom dalam sitoplasma. RNAd menempatkan diri pada leher ribsom (Suryo, 1986: 48-49).
Ribosom merupakan salah satu organel sel yang berada di sitoplasma ( Anna Poedjiadi, 2006: 194) Ribosom merupakan tempat bagi sintesis protein di dalam sel. Polisom merupakan hubungan antara untian RNAd dengan sekelompok ribosom (Pai, 1992: 129) Pada ribosom akan terjadi proses penerjemahan kodekode genetik (kodon) yang dibawa mRNA. Dalam penerjemahan tersebut akan terlibat tRNA yang membawa anticodon, tRNA tersebut menggandeng asam amino (Sumadi dan Aditya Marianti, 2007: 147).
208
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
27.
87
Di dalam sitoplasma banyak terdapat tRNA, asam-asam amino, dan lebih dari 20 enzim amino asil sintetase.
28.
87
Tahapan translasi adalah sebagai berikut : (1) pemindahan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dilakukan oleh tRNA. Asam amino terlebih dahulu diaktifkan dengan ATP (adenosine trifosfat). Proses ini dipengaruhi oleh enzim amino asil sintetase. Hasilnya berupa aminoasil adenosine monofosfat (AA-AMP) dan fosfat organik. (2) AA-AMP diikat oleh tRNA untuk dibawa ke ribosom. Lanjutan ada di sebaliknya
Sitoplasma adala fase cair dalam sel yang mengandung berbagai macam organel sel, antara lain mitokodria, RNA (terutama RNAt, karena RNAr berada diribosom dan RNAd berada di nukleus), ribosom dan lain-lain. Zat-zat yang terlarut dalam sitoplasma antara lain protein, metabolit untuk digunakan oleh sel (misalnya glukosa), elektrolit dan beberapa sisa dari hasil kegiatan sel, misalnya urea, kreatinin, asam urat enzim-enzim untuk proses glikolisis, serta enzim untuk biosintesis asam lemak (Anna Poedjiadi, 2006: 194). Proses translasi diawali dengan RNAt yang berada di sitoplasma mengikat asam amino yang berenergi dengan ATP. Asam amino melekat ke tRNA oleh enzim yang sangat spesifik yang dikenal sebagai aminoasil – tRNA sintetase. Pengaktifan asam amino dengan cara bereaksi dengan ATP menghasilkan kompleks enzim/ aminoasil AMP dan pirofosfat. Asam amino yang telah diaktifkan dipindahkan ke gugus 2‟- hidroksil atau 3‟ hidroksil urutan CCA di ujung -3‟ tRNA , dan AMP dilepaskan (Marks, 2000:199).
209
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
(3) ujung bebas tRNA memiliki tiga basa nitrogen pada salah satu sisi yang dapat mengikat asam amino tertentu yang telah diaktifkan. Bagian itu disebut antikodon, yang nantinya berhubungan dengan tiga basa yang disebut kodon pada pita mRNA. (4) mRNA telah melekat di ribosom. Antikodon harus sesuai dengan pasangan basa dari kodon. Jika suatu unit tRNA melepaskan asam amino, ribosom akan bergerak di sepanjang mRNA ketiga basa berikutnya, dimana tRNA lainnya dengan asam amino telah melekat. (5) tRNA yang telah melepaskan asam amino kemudian meninggalkan ribosom, tRNA bebas dalam sitoplasma untuk selanjutnya mengikat asam amino lain semacam yang telah diaktifkan oleh ATP. tRNA dengan asam amino ini datang ke ribosom, melepas asam amino ke mRNA. Demikian seterusnya sehingga dalam polisom terangkai bermacam-macam asam amino dan tersusun menjadi protein.
Setelah sampai di ribosom maka 3 basa dari RNAt yang disebut anticodon berpasangan dengan 3 basa dari RNAd yang disebut kodon. Ribosom dan RNAd bergerak satu sama lainnya. Sebuah asam amino ditambakan pada protein yang tumbuh, setiap kali ribosom melalui 3 nukleotida RNAd yang baru. RNAt berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya. Asam amino yang pertama segera lepas dari RNAt yang membawanya dan berangkai dengan asam amino yang datang berikutnya. Proses berangkainya ini dengan perantara peptide. RNAt yang datang pertama tadi dilepaskan dari RNAd dan bebas kembali ke sitoplasma untuk mengulangi fungsinya dengan cara yang sama. Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk suatu rantai polipeptida tertentu yang terdiri atas asam amino dengan urutan tertentu (Suryo.2008:49-51).
210
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
29.
88
Translasi meliputi tiga tahapan, yatu inisiasi, elongasi, dan terminasi, dan dua tahap pertama memerlukan energi.
Translasi suatu protein terdiri dari tiga langkah: inisiasi, pemanjangan (elongasi) dan penghentian (terminasi) ( Marks, 2000:200). Sel menggunakan energy dalam bentuk molekul GTP untuk membentuk kompleks inisiasi. Pada tahap elongasi dibutuhkan 2 energi berupa GTP, yaitu saat pengenalan kodon dan translokasi. Pada tahap terminasi dibutuhkan 2 molekul GTP untuk penguraian rakitan translasi. Dalam setiap tahapnya diperlukan enzim (Campbell dan Reece.2011:369).
30.
88
Dalam ribosom berlangsung penerjemahan urutan nukleotida DNA ke dalam bentuk protein.
Di dalam ribosom terjadi proses translasi, dimana sel menerjemahkan atau mentranslasi sekuens basa molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida (Campbell dan Reece.2011:335)
31.
90
Gen adalah unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk ke keturunan. (Campbell dan Reece.2011:9)
32.
92
Gen dianggap sebagai satuan terkecil di dalam sel yang berperan menentukan hereditas (sifat keteruanan). Fungsi pokok gen yaitu mengatur perkembangan dan metabolisme individu dan menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya.
33.
92
Gen merupakan zara tersendiri yang kompak di dalam kromosom.
34.
92
Gen mengandung informasi genetik.
DNA yang terdapat di gen menjadi pusat pengendali jalannya metabolisme di dalam sel, yaitu dengan menyandikan protein (Muhammad Jusuf, 2001: 182) Gen merupakan unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari induk keketurunannya (Campbell dan Reece, 2011:9) Bukti genetik menunjukkan bahwa gen terletak secara linier pada kromosom (L .V. Crowder, 2006: 3) Gen merupakan unsur-unsur pembawa informasi genetik yang tidak kelihatan, yang didistribusikan ke setiap sel hasil pembelahan ( Albert et al, 1994: 145)
211
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
35.
92
36.
92
37.
92
38.
92
39.
92
Gen dapat menduplikasi diri pada peristiwa mitosis (pembelahan sel); artinya gen dapat membelah menjadi dua bagian yang sama persis sehingga dapat menyampaikan informasi genetik kepada sel generasi berikutnya. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom; lokasi khusus yang ditempati gen dalam kromosom disebut lokus gen.
Pada proses pembelahan sel, gen mengalami penggandaan agar setiap sel hasil pembelahan memiliki gen-gen secara lengkap. Gen-gen akan membawa informasi hereditas dari satu generasi ke generasi berikutnya ( Albert et al, 1994: 145)
Kromosom ialah benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri atas zat yang mudah mengikat zat warna di dalam nukleus. Kromosom mulai tampak sesaat ketika sel akan membelah dan selama proses pembelahan, serta akan tampak jelas pada stadium pembelahan metafase karena kromosom berjajar di bidang pembelahan yang disebut ekuator.
Di dalam nukleus kebanyakan makhluk terdapat benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah mengikat zat warna. Benda-benda itu dinamakan kromosom (Suryo,2008:6) Kromosom hanya dapat dipelajari dengan seksama pada waktu sel sedang membelah dengan teknik pewarnaan tetentu (Suleman Rondonuwu, 1989: 37) Tahap metafase merupakan tahap mitosis dengan kenampakan kromosom paling jelas karena kromosom menebal, memendek dan menempati bidang tengah sel (ekuator) (Agus Hery Susanto, 2011: 56) . Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0.2-50 µ, diameternya antara 0,2 – 20 µ. Misalnya kromosom manusia mempunyai panjang sampai 6 µ. Pada umumnya tumbuh-tumbuhan mempunyai kromosom lebih besar daripada hewan (Suryo, 1986: 9).
Kromosom yang terdapat di dalam sebuah sel tidak pernah sama ukurannya. Panjang kromosom antara 0,2 hingga 50 mikron, dan diameternya antara 0,2 hingga 20 mikron. Pada manusia, panjang kromosom dapat mencapai 6 mikron. Kromosom tumbuhan berukuran lebih besar daripada kromosom hewan.
Lokasi spesifik suatu gen pada suatu kromosom disebut lokus (Campbell dan Reece, 2010: 268).
212
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur NM
40.
92
Banyaknya kromosom di dalam nukleus berbeda-beda pada tiap spesias makhluk hidup dan jumlahnya untuk tiap spesies konstan. Susunan kromosom berdasarkan panjang, jumlah, bentuk dan pearnaan kromosom dari sel somatic suatu individu disebut kariotipe. Pasangan kromosom itu disebut kromosom homolog. Kromosom homolog yang berpasangan memiliki kesamaan panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan.
Jumlah kromosom pada berbagai organisme bervariasi, tetapi konstan pada setiap spesies (Suleman Rondonuwu, 1989: 39).
41.
92
42.
92
43.
93
Secara garis besar, struktur kromosom terdiri dari atas sentromer dan lengan.
Kromsom terdiri dari dua daerah, kepala dan lengan. Kepala (sentromer/ kinetokor), umumnya hanya 1 pada setiap kromosom. Lengan ini ada yang sama panjang, ada yang satu pendek, ada pula yang satu pendek sekali ( Wildan Yatim, 1996: 141).
44.
93
Sentromer adalah suatu daerah pada kromosom yang merupakan tempat melekatnya benang-benang spindel dari sentriol selama berlangsungnya pembelahan sel (Agus Hery Susanto, 2011: 49).
45.
93
Sentromer atau kinetokor adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spindel, yang berperan menggerakkan kromosom selama proses pembelahan sel. Monosentris ialah kromosom yang hanya memiliki sebuah sentromer.
46.
93
Disentris ialah kromosom yang memiliki dua sentromer.
Kromosom disentris merupakan kromsom yang memiliki dua sentromer, (Suryo, 2007: 95)
47.
93
Polisentris ialah kromosom yang memiliki banyak sentromer.
Kromosom polisentris merupakan kromsom yang memiliki banyak sentromer, (Suryo, 2007: 95)
48.
93
Kromosom yang tidak memiliki sentromer disebut asentris
Asentrik adalah kromosom yang tidak memiliki bagian sentromer (Klug, 2000: 269).
Karyotype adalah gambar susunan kromosom dari sel somatic suatu individu menurut standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom (Suryo, 1996: 123) Kedua kromosom yang menyusun satu pasangan memiliki kesamaan panjang, posisi, sentromer,dan pola pewarnaan disebut kromosom homolog (Campbell dan Reece, 2010: 270).
Monosentris merupakan kromosom yang memiliki satu sentromer, (Suryo, 2007: 95)
213
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literature NM
49.
93
Telosentik : jika sentromer terletak di ujung lengan kromosom
50.
93
Akrosentik : jika sentromer terletak di dekat ujung kromosom.
51.
93
Metasentrik : jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan.
52.
93
Submetasentrik : jika sentromer terletak agak di tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang.
53.
93
54.
93
Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita berbentuk spiral di dalam kromosom). Selubung pembungkus kromonema disebut matriks.
55.
93
Bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut kromomer (granula besar).
56.
94
Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer.
Telosentris merupakan kromsom yang memiliki sentromer di salah satu ujungnya, sehingga kromosom tetap lurus dan tidak terbagi atas dua lengan (Suryo, 2007: 60). Akrosentrik apabila sentromer terletak hampir di ujung kromosom sehingga memberikan kenampakan kromosom seperti huruf L, dan kedua lengan kromosom semakin jelas beda panjangnya (Agus Hery Susanto, 2011: 50). Pada metasentrik kedudukan sentror lebih kurang berada di tengah-tengah kromosom sehingga mmberikan kenampakan kromosom seperti huruf V. (Agus Hery Susanto, 2011: 50). Pada bentuk submetasentrik sentromer terletak di antara tengah dan ujung kromosom, bentuk submetasentrik menghasilkan dua lengan kromosom yang tidak sama panjangnya (Agus Hery Susanto, 2011: 50) Di dalam kromatid (lengan kromosom) tampak adanya pita berbentuk spiral yang disebut kromonema (Suryo, 2007: 58). Kromonema dikelilingi oleh sitoplasma yang memadat seakan-akan merupakan bungkus (wadah) bagi kromonema, wadah ini disebut matriks (Dwidjoseputro, 1977: 75). Kromomer merupakan penebalan-penebalan di beberapa tempat pada kromonema. Beberapa ahli sel menganggap kromomer ini sebagai bahan nukleoprotein yang mengendap (Suryo,2008: 17). Telomer,merupakan DNA tandem yang berulang (repetitif) diujung molekul DNA pada kromosom eukariot yang melindungi gen-gen organisme dari pengikisan akibat bebera kali repliksi berturut-turut (Campbell dan Reece, 2010: 344)
214
Kategori miskonsepsi MI OS OG OS
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literature NM
57.
94
Bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom disebut satelit.
Satelit merupakan bagian kecil di ujung kromosom (Suryo, 2007: 58).
58.
94
Kromosom dibedakan atas kromosom tubuh atau autosom dan kromosom kelamin (genosom) (Suleman Rondonuwu, 1989: 39).
59.
94
Pada sel eukariota (sel yang intinya bermembran) terdapat dua macam kromosom, yaitu autosom dan genosom. Autosom (kromosom tubuh) tidak menentukan jenis kelamin individu. Jumlah autosom dalam inti sel suatu makhluk hidup normal pada umumnya adalah 2n-2.
60.
94
61.
94
Kromosom seks adalah kromosom yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin (Campbell, dan Reece, 2010: 270). Pada manusia, kromosom gonosom berjumlah 1 pasang (L. Hartanto Nugroho, 2004: 69).
62.
94
Gonosom (kromosom seks) adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin individu. Jumlah gonosom di dalam inti sel suatu makhluk hidup normal pada umumnya adalah satu buah (satu pasang). Pada individu jantan, umumnya pasangan kromosom seks tidak sama, disebut kromosom X dan kromosom Y.
63.
94
64.
94
Pada individu betina kedua kromosom seks berbentuk sama, disebut kromosom X. Jumlah kromosom manusia 46, berarti jumlah kromosom seksnya 2 dan autosomnya 44 dalam tiap nukleus sel tubuhnya.
Perempuan memiliki sepasang kromosom X homolog (XX) (Campbell, Neil A., dan Jane B. Reece, 2010: 270). Pada manusia, laki-laki dan perempuan mempunyai 46 kromosom yaitu 44 (22 pasang) kromosom autosom dan 2 (1 pasang) kromosom gonosom. (L. Hartanto Nugroho, 2004: 69).
Kromosom autosom adalah kromosom lain selain kromosom seks. (Klug, 2000: 142) Dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (atau 22 pasang) merupakan autosom (Suryo, 2008: 11).
Laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY) (Campbell dan Reece, 2010: 270).
215
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
65.
122
66.
122
67.
122
68.
123
69.
123
Konsep dalam buku (C) POLA-POLA HERIDITAS Tanaman yang dipilih Gregor Johan Mendel adalah kacang kapri (Pisum sativum) karena memiliki kelebihankelebihan sebagai berikut: a. mudah melakukan penyerbukan silang b. mudah didapat c. mudah hidup atau mudah dipelihara d. cepat berbuah atau berumur pendek e. dapat terjadi penyerbukan sendiri f. terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat beda yang mencolok, misalnya: Warna bunga (ungu atau putih), warna biji (hijau atau kuning), warna buah (hijau atau kuning), bentuk biji (bulat atau kisut), sifat kulit (halus atau kasar), letak bunga (aksial atau terminal), ukuran batang (tinggi atau pendek) Pada persilangan, induk jantan dan induk betina disebut parental (tetua) dan disimbolkan dengan huruf P (huruf kapital). Hasil persilangan parental disebut filus (anak) dan disimbolkan dengan huruf F (huruf kapital). genotip ialah sifat tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen dalam individu. Sifat yang tampak dari luar atau yang dapat kita amati dengan panca indra disebut fenotip.
Konsep literatur NM Mendel memilih tanaman ercis sebagai tanaman percobaan dengan alasan: a. mempunyai daur hidup yang relatif pendek (tanaman semusim) b. memiliki sifat-sifat yang bervariasi, yaitu bentuk biji: bulat dan kisut, warna biji: kuning dan hijau, warna bunga: ungu dan putih, bentuk polong : gembung dan kempis, warna polong: hijau dan kuning, kedudukan bunga: axial dan terminal, tinggi tanaman : tinggi dan pendek. c. memiliki bunga sempurna, artinya pada satu bunga terdapat benang sari dan putik sehingga mudah terjadi penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang d. mudah dipelihara dan menghasilkan banyak turunan, meskipun dipelihara di tempat yang relatif sempit. (Suleman Rondonuwu.1989:12)
Parental (P) ialah tetua, orang tua atau induk, biasanya disimbolkan dengan huruf P (Suryo, 1996: 7) Filial ialah generasi keturunan hasil persilangan. Filial biasanya disimbolkan dengan huruf F. (Agus Hery Susanto, 2011: 318). Genotip adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotip (Suryo, 1996: 7) Fenotip adalah kenampakan atau sifat yang teramati pada organisme (Campbell dan Reece, 2010: 287)
216
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
Ket UG
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur
70.
123
71.
123
Genotip dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi fenotipe. Genotip homozigot BB dan RR disebut homozigot dominan, sedangkan bb dan rr adalah homozigot resesif.
72.
123
Genotip dan lingkungan dapat menetapkan/menentukan fenotip. (Suryo.2008:9) Homozigot dominan adalah individu yang genotipnya terdiri dari alel yang sama dan biasanya bersifat kuat. misalnya TT. (Suryo, 2008: 7) Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital (L. Hartanto Nugroho, 2004: 67-68). Jika dilihat dari segi letak, Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat ) tertentu (Agus Hery Susanto, 2011: 16).
73.
123 124
74.
124
75.
124
76.
125
Menurut letaknya, alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian di dalam kromosom homolog. Genotipe suatu individu yang terdiri atas pasangan alel yang tidak sama disebut genotype heterozigot. Genotipe yang terdiri atas pasangan alel yang sama disebut homozigot. Sifat gen-gen dominan (yang bersifat kuat sehingga mempunyai pengaruh alelnya) disimbolkan dengan huruf besar, sedangkan gen yang tertutup alelnya disebut resesif dan disimbolkan dengan huruf yang sama dengan gen dominan, tetapi huruf kecil. Genotip individu heterozigot dituliskan dengan dua huruf, gen dengan sifat dominan dituliskan dengan huruf besar didepan dan sifat resesif alelnya dituliskan dengan huruf kecil di belakang. Persilangan monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan dengan satu sifat beda.
Suatu organisme yang memiliki dua alel yang berbeda untuk suatu gen disebut heterozigot. Heterozigot mengasilkan gamet dengan alel yang berbeda. Suatu organisme yang memiliki sepasang alel identik untuk suatu karakter disebut homozigot (Campbell dan Reece, 2010: 287) Gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya. Gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya (Agus Hery Susanto, 2011: 16). Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital.Gen resesif disimbolkan dengan huruf kecil. (L. Hartanto Nugroho, 2004: 67-68). Genotip heterozigot disimbolkan dengan dua huruf, terdiri dari huruf kapital dan kecil. Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital.Gen resesif disimbolkan dengan huruf kecil. (L. Hartanto Nugroho, 2004: 67-68). Persilangan monoibrid adalah persilangan dengan memperhatikan satu sifat beda. (Suleman Rondonuwu, 1986: 17)
217
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
77.
125
78.
125
79.
125
Persilangan monohibrid memiliki perbandingan fenotip = 3:1 dan perbandingan genotip = 1:2:1 Prinsip pembentukan gamet pada genotype induk yang heterozigot dengan pemisahan alel terkenal dengan Hukum Mendel I yang disebut Hukum Segregasi Bebas (pemisahan gen secara bebas). Tiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan, lainnya dari induk betina.
80.
125
81.
126
82.
127
83.
127
Pada pembentukan sel kelamin (gamet), yaitu proses meiosis, pasangan faktor-faktor keturunan memisah. Setiap gamet menerima salah satu faktor dari pasangan itu. Kemudian, pada proses fertilisasi, faktor-faktor itu akan berpasangan secara acak. Jika dominasi tampak sepenuhnya, individu FI memiliki fenotip seperti induknya yang dominan. Persilangan dihibrid atau dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda. Mendel menganggap bahwa gen-gen pembawa sifat itu berpisah secara bebas terhadap sesamanya sewaktu terjadi pebentukan gamet. Hukum Mendel II ini disebut juga Pengelompokan Gen secara Bebas.
Konsep literatur Persilangan monohybrid menghasilkan fenotip = 3:1 dan genotip= 1:2:1 (Agus Hery Susanto, 2011: 15). Hukum segregasi menyatakan bawa dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda. (Campbell dan Reece, 2010: 286) Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikroba yang diatur oleh suatu gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masingmasing orang tua mewariskan satu alel dari pasangan gen tadi kepada keturunannya (L .V. Crowder, 2006: 27) Pada pembentukan gamet ( ketika berlangsungnya meiosis) maka gen-gen yang menentukan suatu sifat bersegregasi (memisah), sehingga setiap gamet hanya menerima satu gen saja (Suryo, 2008: 95). Selama fertilisasi, gamet saling menyatu secara acak (Campbell dan Reece, 2010: 286)
Pada dominasi penuh, generasi pertama (F1) bersifat dominan, sama seperti induk yang dominan (Suleman Rondonowu, 1989: 13). Persilangan dihibrid yaitu persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat seketika. (Agus Hery Susanto, 2011: 17) Hukum pemilahan bebas (law of independent assortment) menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel selama pembentukan gamet. (Campbell dan Reece, 2010: 290)
218
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur
84.
128 129
85.
129
86.
129
87.
129
88.
129
Pada setiap individu terdapat unit sifat yang selalu menurun, yang sekarang ini disebut gen. Tiap sifat dari organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen) yang menentukan pernyataan suatu sifat. persatuan gamet jantan dan betina dalam fertilisasi berlaku secara acak membentuk zigot yang kemudian membentuk individu baru (Suryo, 1989: 14). Gen-gen dalam sperma dan sel telur membawa informasi hereditas dari satu generasi ke generasi berikutnya ( Alberts, et all, 1994: 145) Hukum segregasi menyatakan bawa dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda (Campbell dan Reece, 2010: 286) Hukum pemilahan bebas (law of independent assortment) menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel selama pembentukan gamet (Campbell dan Reece, 2010: 290). Peristiwa dominasi penuh terjadi ketika, gen dominan menutupi ekspresi gen resesif, sehingga ekspresi gen dominanlah yang akan terekspresikan. Peristiwa semi dominasi (dominasi tidak sempurna) terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermediet). (Agus Hery Susanto, 2011: 24) Persilangan resiprok ialah penyilangan yang terjadi dengan menukarkan jenis kelamin jantan dan betina (Agus Hery Susanto.2011:94)
89.
129
Prinsip hereditas menyatakan bahwa pewarisan sifat-sifat organisme dikendalikan oleh faktor-faktor menurun (gen). Setiap individu berkembang dari zigot yang merupakan penyatuan gamet jantan (spermatozoa) dan gamet betina (ovum). Melalui gamet-gamet inilah informasi genetik dari kedua orang tua atau induk diturunkan kepada individu yang dibentuknya Prinsip segregasi bebas : pada pembentukan gamet, pasangan gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut. Prinsip berpasangan secara bebas : pada pembuahan (fertilisasi), gen-gen dari gamet jantan maupun gen-gen dari gamet betina akan berpasangan secara bebas. Prinsip dominasi penuh atau tidak penuh (intermediet) : pada dominasi penuh, fenotipe gen dominan akan menutupi pengaruh gen resesif. Sementara itu, pada prinsip dominasi tidak penuh, fenotipe gen pada individu heterozigot berada di antara pengaruh kedua alel gen yang menyusunnya. Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama. Backcross adalah persilangan antara individu FI dengan salah satu induknya (induk dominan atau induk resesif).
Persilangan balik (backcross) ialah persilangan antara individu hibrida F1 dengan induknya (Suryo, 1996: 17).
219
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
90.
130
Testcross adalah perkawinan FI dengan salah satu induk yang resesif.
91.
130
92.
130
93.
130
94.
131
95.
137
96.
139
97.
140
Testcross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotip homozigot (galur murni) atau heterozigot. Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama, dan memiliki pengaruh kerja yang sama, atau berlawanan. Jika dalam satu lokasi terdapat lebih dari satu pasang alel, disebut alel ganda (multiple alelomorfi). Alel ganda terdapat misalnya pada lokus yang menentukan warna bulu pada kelinci dan golongan darah sistem ABO pada manusia. Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja sama atau menghalangi dalam memperlihatkan fenotipe disebut interaksi gen. Kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, di mana suatu faktor dominan tertutup oleh faktor dominan lainnya dan baru tampak jika tidak bersama dengan faktor penutup itu. Epistasis-hipostasis adalah peristiwa di mana gen dominan menutupi gen dominan lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut hipostasis.
Konsep literatur Silang uji (testcross) adalah membiakkan organisme dengan genotip yang belum diketahui dengan homozigot resesif. (Campbell dan Reece, 2010: 288) Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat menentukan genotip suatu individu. (Agus Hery Susanto, 2011: 23) Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat ) tertentu. (Agus Hery Susanto, 2011: 16) Alel ganda merupakan kondisi dimana sebuah lokus gen memiliki lebih dari dua alel (Elfrod, dan Stansfield, 2007: 27). Pada kelinci terdapat alel ganda yang mengatur warna bulu. Manusia terdapat alel ganda pada golongan darah sistem ABO (Agus Hery Susanto, 2011: 38-39) Interaksi gen adalah peristiwa dimana suatu sifat keturunan timbul akibat oleh adanya kerjasama atau saling pengaruh dari dua pasang gen atau lebih (Suryo, 1996: 33). Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya, apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini seolah-olah tersembunyi (Elya Nusantari, 2014: 188) Epistasis dan hipostasis adala peristiwa dimana gen yang saling menutupi dan ditutupi gen lain yang bukan alelnya. (Suryo, 2008, 131). Epistatik adalah gen yang menutupi. Hipostatik merupakan gen yang tertutupi.( Pai, 1992: 90)
220
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Ket
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
140
Polimetri adalah gen dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Gen-gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotip alelnya. Jika salah satu gen tidak ada, pemunculan sifat terhalang. Apabila dalam satu kromosom terdapat lebih dari satu gen yang mengendalikan sifat berbeda (bukan alelnya), peristiwa itu disebut tautan gen (linkage=berangkat=tautan). Pembentukan sel kelamin terjadi selama pembelahan meiosis. Pada profase I, setiap kromosom mengganda menjadi dua kromatid. Pada saat itulah, terjadi peristiwa pindah silang. Pindah silang yaitu pertukaran segmen kromatid-kromatid dari pasangan kromosom homolog. Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma. Kromatid yang bersilangan melekat dan terputus di bagian kiasma.
98. 141 99.
151 100.
153 101.
153 102. 153 103.
153 104.
Dua macam gamet yang memiliki gen seperti induknya (parental), disebut gamet tipe parental.
Konsep literatur Poligen/polimeri merupakan pengaturan suatu sifat oleh sejumlah gen non alelik secara kumulatif (Agus Hery Susanto, 2011: 329). Gen-gen komplementer, ialah gen-gen dominan yang berlainan tetapi bila terdapat bersama-sama dalam genotip akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, pemunculan sifat terhalang. (Suryo,1986: 142) Tautan adalah kondisi dimana dua atau lebih gen terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat secara bebas berpisah , tetapi dapat memisah dengan pindah silang. (Klug, 2000: 137) Pindah silang terjadi ketika meiosis I, yaitu pada saat kromosom telah mengganda menjadi 2 kromatid. (Suryo, 1986: 306)
Pindah silang adalah pertukaran materi genetik (gen) di antara kromosom-kromosom homolog. (Agus Hery Susanto , 2011: 80) Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma. Kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus di bagian kiasma, kemudiann tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. (Suryo, 1986: 306) Gamet tipe parental memiliki susunan gen yang sama dengan susunan gen induknya.(Agus Hery Susanto, 2011: 80).
221
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Keterangan
No
Hal
Konsep dalam buku (C)
Konsep literatur
153
Dua macam gamet lainnya merupakan gamet yang berbeda dengan induknya. Gamet ini merupakan hasil peristiwa pindah silang sehingga disebut gamet rekombinasi. Pindah silang tunggal adalah pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Pindah silang ganda adalah pindah silang yang terjadi di dua tempat atau lebih. Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu.
Gamet tipe rekombinasi adalah gamet yang susunan gennya merupakan rekombinasi susunan pada induknya. Gamet rekombinasi adalah gamet hasil pindah silang. (Agus Hery Susanto, 2011: 80).
Gen dominan letal adalah gen dominan yang apabila dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu. Gen resesif letal ialah gen resesif yang apabila dalam keadaan homozigot akan menyebabkan kematian individu.
Gen dominan letal yaitu gen dominan yang bila homozigotik berakibat letal. (Suryo, 1996: 111).
105.
106.
154 154
107. 162 108. 162 109. 163 110.
Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat (Suryo, 1986: 306). Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terletak di dua tempat (Suryo, 1986: 307). Gen letal ialah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (Agus Hery Susanto, 2011: 25).
Gen resesif letal yaitu bila gen resesif berada dalam keadaan homozigot, maka bersifat letal (Suryo, 1996: 114).
222
NM
Kategori miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Keterangan
N o 1.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Kromosom raksasa pada Drosophila. Keterangan: Kromosom ukurannya jauh lebih besar dari kromsom sel organisme lainnya sehingga disebut kromosom raksasa.
Gambar: kromosom raksasa Drosophila melanogaster Keterangan: Kromosom raksasa ini ditemukan di kelenjar ludah lalat buah. Berukuran lebih besar dibandingkan ukuran kromosom normal. Sumber: (Nelson, 1967:193)
96
NM
N o 2.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
97
Gambar : Kariotip kromosom pada manusia. Keterangan : kromosom autosom (nomor 122) dan gonosom (XX atau YY).
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar : Karyotipe kromosom pada manusia. Keterangan : kromosom autosom (nomor 1-22) dan gonosom (XX atau YY). (Jenkins, 1983: 67) Keterangan
UG
223
N o 3.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literatur
98
Gambar: Siklus kehidupan Drosophila melanogaster. Keterangan: Setelah sperma lalat buah jantan membuahi sel telur lalat buah betina, terbentuklah embrio, selanjutnya akan menjadi larva yang terdiri dari tiga tahapan larva yaitu larva instar 1, larva instar II, larva instar III, larva menjadi prapupa kemudian menjadi pupa dan pupa akan menjadi lalat buah dewasa.
NM
N o 4.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Siklus kehidupan Drosophila melanogaster. Keterangan: Setelah sperma lalat buah jantan membuahi sel telur lalat buah betina, terbentuklah telur pada hari pertama, hari kedua telur menjadi larva fase I, hari ketiga memasuki tahap larva fase 2, hari ke empat dan lima memasuki tahap larva 3, selanjutnya larva akan menjadi pupa pada hari enam dan sembilan dan akhirnya pupa akan menjadi lalat buah jantan atau betina.
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literatur
98
Gambar: Karyotip kromosom Drosophila melanogaster. Keterangan: Kromosom sel tubuh lalat buah hanya berjumlah 4 pasang yang terdiri dari atas 3 pasang autosom (kromosom tubuh) dan 1 pasang gonosom (kromosom kelamin) XX atau YY.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar : Susunan kromosom (karyotip) Drosophila menlanogaster jantan dan betina. Ketertangan : Lalat buah memiliki 4 paasang kromosom, tiga pasang autosom dan sepasang kromosm seks (XY untuk jantan, XX untuk betina). (Sumber: Strickberger, 1985: 200) Keterangan
UG
224
N o 5.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literatur
99
Gambar : Struktur kromosom Keterangan : bagian-bagian kromosom; sentromer (berupa bulatan kecil), satelit ( bagian ujung kromosom yang terbentuk akibat terjadinya kontriksi sekunder), kromatid (lengan) merupakan badan kromosom yang mengandung filamin kromonema. Kromatid terbentuk dari benangbenang kromatin yang memadat, dua kromatid kembar kemudian membentuk satu kromosom. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 6.
Hal
Gambar: Struktur kromosom Keterangan : Bagian-bagian dari kromosom ialah, kromonema, kromomer, sentromer, satelit, matriks, eukromatin, heterokromatin. Terdapat dua lekukan yaitu lekukan primer dan sekunder. (Sumber: Strickberger, 1985: 24)
Keterangan
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literatur
Gambar : kromosom dengan pintalan DNA di dalamnya. Keterangan: DNA berbentuk untaian pita heliks ganda, untaian DNA membentuk pintalan pada protein histon menjadi nukleosom. Nukleosom-nukleosom tersusun padat dan terpilin membentuk lipatan
Gambar: Pengemasan DNA dalam kromosom Keterangan: DNA melilit protein histon untuk membentuk nukleosom. Kemudian nukleosom dipadatkan dan terkumpar membentuk kromatin. Kromatin memadat membentuk kromosom. Sumber: (Solomon, 2008: 214)
100
225
selonoid. Lipata-lipatan solenoid tersusun padat membentuk benang kromatin. Benangbenang kromatin yang memadat membentuk kromatd. Dua kromatid kembar kemudian membentuk satu kromosom.
NM
N o 7.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
101
Gambar: Bentuk kromosom Keterangan: berdasarkan letak sentromer, bentuk kromosom dibedakan menjadi empat: a. Metasentrik, jika memiliki sentromer di tengah-tengah kromatid. b. submetasentrik, jika sentromer tidak terletak tepat di tengah-tengah kromatid. c. akrosentrik, jika sentromer terletak di antara bagian ujung dan tengah kromatid. d. telosentrik, jika sentromer terletak di bagian ujung kromatid.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Posisi sentromer yang membedakan bentuk kromosom. Keterangan: a. telosentrik, jika sentromer terletak di ujung kromatid b. akrosentrik, jika sentromer berada di dekat ujung kromatid. c. submetasentrik, jika posisi sentromer menjadikan lebih panjang di lengan (q) dan pendek di lengan (p) d. metasentrik, jika letak sentromer menjadikan kromatid (lengan) memiliki ukuran yang sama. Sumber: (Lewis, 2010:2 37)
Keterangan UG
226
N o 8.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
103
Gambar: pasangan alel pada kromosom sehomolog Keterangan: a. homozigot dominan (BB), b. heterozigot (Bb) dan, c. homozigot resesif (Bb). NM
N o 9.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Pasangan alel pada kromosom sehomolog. Keterangan: a. homozigot dominan (PP), b. homozigot resesif (aa) dan c. heterozigot (Bb). Sumber: (Campbell, 2002: 148)
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
105
Gambar: pita dari dua untai DNA Keterangan: DNA tersusun oleh monomermonomer nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga bagian yaitu gula pentosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen purin dan pirimidin. Purin (guanin dan adenin), pirimidin (timin dan sitosin).
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: struktur DNA Keterangan: Model struktur DNA yang double helix, tersusun oleh gula pentosa, fosfat dan basa. Ikatan gula dan fosfat diilustrasikan sebagai “tulang belakang “ (back bone) gula fosfat. Basa nitogen purin pada suatu nukleotida akan membentuk ikatan hidrogen sebagai pasangan tetap dengan pirimidin dari nukleotida lainnya. Ikatan basa nitrogen, adenin dengan timin, guanin dengan sitosin Sumber: (BSCS, 2006: 45) Keterangan
UG
227
N o 10.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
105
Gambar: Struktur kimia dua untai DNA Keterangan: pasangan tetap basa nitrogen purin-pirimidin yaitu, guanin dengan sitosin, adenin dengan timin. Adenin dengan timin membentuk dua ikatan hidrogen, sedaangkan guanin dan sitosin membentuk tiga ikatan hidrogen.
NM
N o 11.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Pasangan Basa Keterangan: ikatan antara basa adenin dan timin, guanin dan sitosin. Adenin dan timin memiliki dua ikatan hidrogen dan guanin sitosin memiliki tiga ikatan hidrogen. (Sumber: Solomon, 2008: 267) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
105
Gambar: ikatan hidrogen pasangan tetap nitrogen pada DNA. Keterangan: Basa terdiri dari purin pirimidin. Purin terdiri dari guanin adenin, pirimidin terdiri dari sitosin timin. NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
basa dan dan dan
UG
228
Gambar: empat basa nitrogen penyusun nukleotida. Keterangan: Diatas adalah simbol-simbol untuk basa nitrogen penyusun nukleutida (adenin, guanin, sitosin, dan timin). Struktur sitosin dan timin memiliki satu cincin, sedangkan adenin dan guanin memiliki cincin rangkap. Sumber: (BSCS, 2006: 41) Keterangan
N o 12.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
106
Gambar: kedua untai polinukleotida DNA Gambar: Pasangan basa dan ikatan hidrogen anti paralel. Keterangan: ikatan hydrogen menghubungkan kedua Keterangan: DNA heliks ganda mempunyai untai DNA. Kedua untai bersifat antipalel yang polaritas di kedua ujung untai polinukleotida artinya berorientasi ke arah yang berlawanan. yang berlawanan. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010 335) NM
N o 13.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
107
Gambar: tiga model replikasi Keterangan: a. konservatif: kedua untai polinukleotida induk tidak berubah dan berfungsi sebagai cetakan. Heliks ganda yang baru tidak mengandung polinukleotida lama. b. semikonservatif: kedua untai polinukleotida berpisah,kemudian masingmasing untai nukleotida membuat untai polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi diperoleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung satu untai polinukleotida lama dan satu polinukleotida baru. c. dispersif: beberapa bagian kedua untai polinukleotida lama secara tersebar sebagai cetakan, kemudian masing-masing bagian tersebut embuat bagian-bagian polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi diperoleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung molekul DNA lama dan DNA baru secra berselang seling pada kedua untai polinukleotida.
229
Gambar: Tiga model replikasi DNA Keterangan: a. semikonsevatif: dua untai rantai spiral double heliks memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru. b. konservatif: double heliks DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru. c. dispersif: kedua rantai DNA parental terputusputus kemudian segmen-segmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan basa-basa yang sama dengan molekul DNA parental. Sumber: (Lewis, 2010: 137
NM
N o 14.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
108
Gambar: Model replikasi DNA dengan pasangan basa nitrogen Keterangan: a. DNA induk mempunyai dua untai DNA yang komplementer dan mempunyai ikatan idrogen pada pasangan basa nitrogen yang spesifik, yaitu A-T, G-C. b. kedua untai DNA memisah, masingmasing untai DNA lama berfungsi sebagai cetakan dalam menentukan urutan nukleotida baru sebagai pelengkapnya c. nukleotida baru terangkai satu sama lainnya membentuk tulang belakang gula fosfat. Terbentuklah dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung satu untai DNA lama dan untai DNA baru
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
230
Gambar: skema replikasi DNA. Keterangan: a. molekul DNA induk memiliki dua untai DNA kompelmenter. Setiap basangan basa berpasangan melalui ikatan hidrogen dengan pasangan yang spesifik. A dengan T, G dengan C. b. pemisahan kedua untai DNA. c. setiap untai induk kini dapat berperan sebagai cetakan yang menentukan urutan-urutan nukleotida di sepanjang untai baru komplementer. d. nukleotida-nukleotida komplementer berjejer dan dihubungkan untuk membentuk tulang punggung gula-fosfat dari untai baru. Setiap molekul DNA “anakan” terdiri atas satu untai induk dan satu untai baru. Sumber: (Adrian, 1965: 137) Keterangan
N o 15.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Mekanisme replikasi DNA Keterangan:
Gambar: Replikasi DNA Keterangan: Sumber:(Lewis, 210, 300) Keterangan
109
NM
N o 16.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
112
Gambar: Ilustrasi untai tunggal mRNA. Keterangan: mRNA merupakan untai tunggal panjang yang terdiri dari atas ratusan nukleotida. Setiap urutan basa (triplet) nitrogen pada mRNA merupakan satu kodon dan menentukan satu asam amino.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: mRNA Keterangan: mRNA hanya memiliki satu untai panjang yang tersusun oleh ratusan nukleotida. Setiap triplet basa mRNA meerupakan kodon dan menentukan satu asam amino. Sumber: (Solomon, 2008: 283) Keterangan
UG
231
N o 17.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: a.struktur dua dimensi, b. struktur tiga dimensi tRNA. Keterangan: struktur tiga dimensi molekul tRNA dan terjadi ikatan hidrogen antara basa nitrogen pada tempat-tempat tertentu. tRNA memiliki ujung tempat pelekatan asam amino dan ujung lain yang mengandung antikodon.
Gambar: Struktur tRNA Keterangan: Gambar atas menunjukkan tRNA dalam tiga dimensi berbentuk daun semanggi. Pada ujung tRNA terdapat suatu triplet nukleotida yang disebut anticodon, pada salah satu ujung lainnya digunakan untuk menempelnya asam amino. Sumber: (Marks,2000:160)
113
NM
N o 18.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
114
Gambar:mRNA,tRNA, dan ribosom dalam sintesis protein. Keterangan: Sintesis protein terjadi di dalam ribosom, dengan bahan dasar asam amino, melibatkan RNA dan dipengaruhi DNA.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Komponen dalam sintesis protein Keterangan: Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein. Asam amino merupakan bahan dasar dalam proses sintesis protein. tRNA dan mRNA ikut berperan dalam proses ini. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 313)
Keterangan UG
232
N o 19.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
116
Gambar: Tahapan transkripsi dalam sintesis protein: Keterangan: tahapan transkripsi dalam sintesis protein adalah dimulai dari inisiasi transkripsi, elongasi rantai RNA dan terminasi transkripsi.
NM
N o 20.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Tahap-tahap transkripsi Keterangan: tahap – tahap dalam transkripsi; inisiasi, pemanjangan dan terminasi. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 360)
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Proses inisiasi Keterangan: Proses inisiasi meliputi pelekatan subunit ribosom kecil ke mRNA dan molekul tRNA met (asam amino metionin) berpasangan dengan kodon AUG (kodon start). Ribosom memiliki tiga sisi pelekatan sisi P untuk peptida, sisi A untuk asam amino, dan sisi E untuk keluarnya tRNA. Subunit ribosom besar melengkapi ribosom tRNA inisiator menempati sisi P. Sisi A siap menerima tRAN lainnya.
Gambar: inisiasi translasi Keterangan: Proses inisiasi diawali dengan subunit ribosom kecil berikatan dengan sebuah molekul mRNA sekaligus tRNA inisiator spesifik, yang mengangkut asam amino metionin. tRNA inisiator, dengan antikodon UAC, berpasangan basa dengan kodon mulai, AUG. tRNA ini mengangkut asam amino metionin. Kedatangan subunit ribosom besar melengkapi kompleks inisiasi. Faktor inisiasi diperlukan untuk penyatuan semua komponen
117
233
translasi. GTP menyediakan energi untuk perakitan. tRAN inisiator berada di sisi P. Sisi A tersedia untuk tRNA yang membawa asam amino berikutnya. Sumber: (Campbell dan Reece. 2010:368) NM
N o 21.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
118
Gambar: Proses elongasi. Keterangan: Pada proses elongasi, tRNA dengan asam amino yang sesuai masuk ke sisi A. Dua tRNA dapat menempel sekaligus pada ribosom, antikodon berpasangan dengan kodon. Ikatan peptida melekatkan rantai polipeptida ke asam amino yang baru. Polipeptida pindah ke asam amino dari tRNA. Kemudian mRNA serta tRNA yang membawa peptida bergeser ke sisi P. tRNA lama pindah ke sisi E. Ribosom bergerak, “kosong” keluar dari sisi E, asam amino tRNA berikutnya mendekati ribosom.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
234
Gambar: Siklus pemanjangan translasi Keterangan: Antikodon dari tRNA aminoasil yang datang akan berpasangan basa dengan kodon mRNA komplementer di sisi A. Molekul rRNA subunit besar ribosom mempermudah pembentukan ikatan peptida di antara asam amino baru di sisi A dan ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh di sisi P. Langkah ini menyingkirkan polipeptida dari tRNA di sisi P dan melekatkannya ke asam amino pada tRNA di sisi A. Ribosom menstranslokasikan tRNA di sisi A ke sisi P. tRNA kosong di sisi P bergerak ke sisi E dan dilepaskan disana. Mrna bergerak terus bersama tRNA-tRNA yang berikatan dengannya, membawa kodon berikut untuk ditranslokasikan ke dalam sisi A. Ribosom siap untuk tRNA aminoasil berikutnya. Sumber: (Campbe dan Reece, 2010: 369) Keterangan
N o 22.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
119
Gambar: Proses terminasi Keterangan: Pada proses terminasi, tRNA mempunyai antikodon yang merupakan pasangaan dari salah satu dari tiga kodon pemberi sinyal pengenti (kodon stop), misalnya kodon UGA, seperti yang terlukis di atas. Ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Faktor pelepas melekat pada sisi kanan. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA terakhir di sisi P dengan polipeptida dan melepaskannya. Subunit ribosom terlepas. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 23.
Hal
Gambar: Terminasi translasi Keterangan: Ketika ribosom mencapai kodon stop di mRNA, situs A ribosom menerima sebuah faktor pelepasan, protein yang berbentuk seperti tRNA sebagai ganti tRNA aminoasil. Faktor pelepasan mengidrolisis ikatan antara tRNA di sisi P dan asam amino terakhir pada rantai polipeptida. Polipeptida pun terlepas dari ribosom. Kedua subunit ribosom dan komponen –komponen rakitan lain memisahkan diri. Sumber: (Campbell dan Reece, 2011: 370)
Keterangan
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Mekanisme sintesis protein: transkripsi dan translasi. Keterangan: mekanisme sintesis protein diawali dengan terjadinya transkripsi, kemudian pemrosesan RNA dan selanjutnya translasi.
Gambar: Rangkuman transkripsi dan translasi Keterangan: transkripsi; terjadi penerjemahan RNA dari cetakan DNA, pemrosesan RNA: pada eukariotik, pre mRNA dimodifikasi untuk mengasilkan mRNA yang berpindah dari nukleus menuju sitoplasma. Mrna meninggalkan nukleus dan berikatan dengan ribosom. Aktivasi asam amino: setiap asam amino terikat ke tRNA yang sesuai dengan bantuan enzim spesifik dan ATP.
119
235
Translasi: penggantian tRNA menambahkan asam amino ke rantai polipeptida, sedangkan mRNA dipindahkan mealui ribosom satu kodon secara bersamaan, setelah selesai polipeptida dilepaskan dari ribosom. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 376)
NM
N o 24.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
163
Gambar: Eksperimen Gregor Johann Mendel Keterangan: Dalam eksperimennya Mendel melakukan penyerbukan terhadap kepala putik kacang ercis berbunga ungu dengan serbuk sari yang berasal dari kacang ercis berbunga putih. Persilangan ini menghasilkan keturunan berupa biji-biji kacang ercis yang jika ditanam akan menghasilkan bunga warna ungu. Selanjutnya tanaman hasil penyilangan pertama disilangkan dengan sesamanya. Keturunan yang diperoleh dari persilangan kedua adalah sebagian besar tanaman berbunga warna ungu dan sebagian kecil berbunga warna putih Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
236
Gambar: Percobaan Mendel. Keterangan: Percobaan penyilangan Mendel menggunakan dua varietas tanaman galur murni. Mendel menyerbukan benang sari ercis berbunga putih dengan putik tanaman ercis berbunga ungu. Biji yang dihasilkan kemudian ditanam kembali, dan ternyata berbunga ungu semua. Mendel kemudian membiarkan tanaman ercis melakukan penyerbukan secara alami dan menanam biji yang dihasilkan. Hasilnya 705 tanaman memiliki bunga ungu dan 224 tanaman berbunga putih. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 284)
Keterangan
N o 25.
Hal
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
164
Gambar: Tujuh karakter tanaman kacang ercis Keterangan: Mendel memillih kacang ercis sebagai objek penelitian dengan alasan memiliki varietas dengan sifat yang kontras. a. Warna biji dan bentuk dan (abu-abu dan bulat; putih dan keriput), b. Biji kotiledon (kuning dan hijau) c. Warna bunga (putih dan ungu) d. Bentuk polong ( penuh dan tidak penuh) e. Warna polong (kuning dan hijau) f. Tempat batang ( polong di aksial bersama bunga dan polong di terminal, bunga diujung atas) g. Ukuran batang (panjang dan pendek).
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Tujuh karakteristik tanaman kacang Keterangan: a. Bentuk polong (bulat dan keriput) b. Warna embrio/kotiledon (kuning dan hijau) c. Warna bunga (ungu dan putih ), warna kulit biji (abu-abu dan putih) d. Bentuk kulit kacang polong ( menggembung dan mengerut) e. Warna polong ( hijau dan kuning) f. Posisi bunga (axsial dan terminal) g. panjang batang ( panjang dan pendek) Sumber: (BSCS, 2006: 346)
Keterangan UG
237
N o 26.
Hal
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
171
Gambar: Persilangan Backcross Keterangan: Persilangan backcross menghasilkan progeny yaitu keturunan yang berasal dari induk yang sama. Gambar atas persilangan backcross dengan induk dominan. Gambar bawah persilangan bawah dengan induk resesif.
NM
N o 27.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Persilangan Backross Keterangan: Persilangan kembali antara F1 dengan induk jantan homozigot dominan (gambar atas) dan homozigot resesif (gambar bawah). Persilangan ini akan menghasilkan progeny yaitu keturunan yang berasal dari induk yang sama Sumber: (Suryo, 2008: 93) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
Gambar: Diagram penyilangan yang menunjukkan dominansi tidak sempurna pada
Gambar: Dominansi tidak penuh Keterangan: Persilangan bunga
178
238
snapdragon
bunga snapdragon. Keterangan: Persilangan bunga snapdragon merah dengan snapdragon putih akan menghasilkan FI yang semuanya berwarna merah muda. Jika F1 (berwarna merah muda) disilangkan dengan sesamanya, rasio fenotip F2, merah:merah muda: putih adalah 1:2:1. NM
N o 28.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
berbunga merah dengan snapdragon berwarna putih, akan mengasilkan keturunan FI snapdragon berwarna merah muda. FI disilangkan dengan individu sesamnya, hasil rasio fenotip merah;merah muda:putih adalah 1:2:1 Sumber: (Campbell, 2010: 287) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
179
Gambar: Warna bulu kelinci Keterangan: Warna rambut kelinci dengan peraturan dominannya, yaitu warna penuh abu-abu (CC, Ccch, Cch, Cc), Chinchilla (abuabu keperakan) (cchcch ), abu-abu muda cchch, cchc, Himalayan atau putih dengan bagian tungkai, ekor, telinga, hidung berwarna hitam (chch, chc), albino atau tidak menghasilkan warna (cc).
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Variasi warna bulu kelinci Keterangan: Warna penuh bergenotip (CC,C-) Chinchilla bergenotip (CchCch, CchC) Himalayan bergenotip (chch, chc) Albino bergenotip (cc) Sumber: (Klug, 2012:124)
Keterangan UG
239
N o 29.
Hal
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
183
Gambar: Berbagai bentuk jengger ayam akibat atavisme. Keterangan: bentuk jengger ayam secara berurutan jengger tunggal, jengger walnut, jengger mawar, jengger kacang
NM
N o 30.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Berbagai tipe jengger ayam Keterangan: Gambar atas kiri = jengger rose/ mawar Gambar bawah kiri = jengger pea/ kacang Gambar atas kanan = jengger walnut Gambar bawah kanan = jengger tunggal. Sumber: (Willey & Sons, 1962: 113) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
199
Gambar: Mekanisme crossing over
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: pindah silang Sumber: (Jenkins, 1983: 237) Keterangan UG
240
N o 31.
Hal
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
200
Gambar: Diagram perkawinan lalat buah Drosophila melanogaster yang menunjukkan adanya nondisjunction selama oogenesis. Keterangan: Perkawinan lalat buah betina yang diduga mengalami gagal berpisah saat meiosis ketika membentuk gamet dengan jantan normal. Persilangan ini mengasilkan FI berupa 25% betina super, 25% betina fertil, 25% jantan fertil, dan 25% letal. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 32.
Hal
Gambar dalam buku B MATERI GENETIK
Gambar:. Gagal berpisah pada lalat buah Keterangan: Adanya nondisjunction selama pembentukan sel telur pada lalat Drosopila betina terjadilah berbagai kelainan dalam keturunan antara lain: betina super 25%, betina fertile 25%, jantan fertile 25%, dan letal 25%. Sumber: (Suryo, 994: 181) Keterangan
Gambar literature
75
Gambar: DNA Keterangan: Struktur DNA adalah terdiri dari dua benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk double heliks
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: DNA Keterangan: DNA tersusun oleh polinukleotida yang membentuk heliks ganda. Sumber: (Jenkins, 1983: 72) Keterangan
UG
241
N o 33.
Hal
Gambar dalam buku B MATERI GENETIK
Gambar literature
77
Gambar: Struktur kromosom Keterangan: Kromosom terdiri atas bagianbagian berikut: sentromer, kromatid, kromonema, kromomer, kromiol, satelit, telomer, matriks dan lokus gen
NM
N o 34.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Struktur Kromasom Keterangan: Bagian penyusun kromosom antara lain: sentromer, kromatid, satelit, matriks, kromonema, kromomer, kromiol, telomer, heterokromatin dan eukromatin. Sumber: (Strickberger, 1985: 24) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
82
Gambar: Tipe-tipe kromosom Keterangan: Secara berurutan tipe-tipe kromosom antara lain: a. metasentrik, jika sentromer terletak di tangahtengah antara lengan b. submetasentrik, submetasentrik, jika sentromer terletak agak tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang c. akrosentrik , jika sentromer terletak di dekat ujung kromosom telosentrik. jika sentromer terletak di ujung lengan kromosom
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Berbagai bentuk kromosom berdasarkan letak sentromer. Keterangan: a. metasentris, apabila sentromer terletak kira-kira di tengah kromosom b.submetasentris, apabila sentromer terletak keara salah satu ujung kromosom c.akrosentris, apabila sentromer terletak didekat ujung kromosom D. telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom. s = sentromer. Sumber: (Suryo, 2008: 10)
Keterangan UG
242
N o 35.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
90
Gambar: Struktur DNA Keterangan: DNA terdiri atas dua benang polinukleotida yang membentuk double heliks. Seutas polinukleotida tersusun oleh rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun oleh gula deoksiribosa, fosfat dan basa nitrogen. Antara 2 rantai polinukleotida dihubungkan oleh ikatan hydrogen pada masing-masing pasangan basa nitrogennya. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 36.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar: Struktur DNA Keterangan: sttuktur kimia DNA tersusun oleh gula dan fosfat sebagai induk /ibu tangga. Basa nitrogen saling berpasangan, oleh ikatan hidrogen. Adenin dengan Timin, Sitosin dengan Guanin. Sumber: (Lewis, 2010: 45)
Keterangan
Gambar literature
90
Gambar: Struktur DNA double helix Keterangan: Basa nitrogen terdiri dari golongan purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (timin dan sitosin). Adenin akan berpasangan dengan timin, dan guanin berpasangan dengan sitosin.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
243
Gambar: Struktur DNA Keterangan: Keterangan: Model struktur DNA yang double helix, tersusun oleh gula pentosa, fosfat dan basa. Ikatan gula dan fosfat diilustrasikan sebagai “tulang belakang “ (back bone) gula fosfat. Basa nitogen purin pada suatu nukleotida akan membentuk ikatan hidrogen sebagai pasangan tetap dengan pirimidin dari nukleotida lainnya. Ikatan basa nitrogen, adenin dengan timin, guanin dengan sitosin Sumber: (BSCS, 2006: 45) Keterangan
N o 37.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Replikasi DNA Keterangan: Tiga model replikasi DNA antara lain: a. Model semikonservatif, dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan DNA lama sebagai cetakan. Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai DNA baru hasil sintesis. b. Model konseratif, dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Dua rantai DNA baru hasilnya sama persis dengan DNA lama. c. Model dispersif, beberapa bagian kedua rantai DNA lama digunakan sebagai ctakan untuk sntesis rantai DNA baru. Akhirnya dihasilkan rantai DNA lama dan baru. Replikasi ini mengasilkan dua molekul DNA lama dan baru yang saling berselang-seling pada setiap untai.
Gambar: Keterangan: a. model replikasi semikonsevatif: dua untai rantai spiral double heliks memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru. b. model replikasi konservatif: double heliks DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru. c. model replikasi dispersif: kedua rantai DNA parental terputus-putus kemudian segmen-segmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan basa-basa yang sama dengan molekul DNA parental. Sumber: (Lewis, 2010: 137)
91
NM
N o 38.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
92
Gambar: Struktur RNA satu untai Keterangan: RNA tersusun dari polinukleotida. Saatu nukleotida tersiri dari gula, basa dan fosfat. Rantai polinukleotida RNA bersifat tunggal. Gulanya ribosa dan tidak mempunyai basa nitrogen timin, melainkan urasil.
244
Gambar: Struktur nukleotida RNA Keterangan: RNA beruntai tunggal yang disusun oleh banyak nukleotida. Basa RNA tidak memiliki timin melainkan digantikan dengan urasil dan gula berupa gula ribosa.
Sumber: (Solomon, 2008: 282) NM
N o 39.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
93
Gambar: Satu nukleotida Keterangan: Satu nukleotida terdiri dari gula, basa dan fosfat. NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Satu nukleotida Keterangan: Satu nukleotida terdiri dari gula, basa dan fosfat. Sumber: (Lewis, 2010: 45)
Keterangan UG
v N o 40.
Hal
Gambar dalam buku A MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Sintesis protein Keterangan: 1. DNA dalam nukleus berfungsi sebagai template, 2. Mrna diproses sebelum meninggalkan nukleus, 3. mRNA membentuk kodon, 4. mRNA bergerak ke sitoplasma dan berikatan dengan ribosom, 5. tRNA, dengan antikodon membawa asam amino ke mRNA, 6. terjadi pasangan basa-basa kolementer antikdon-kodon, 7. rantai polipeptida ditransfer dari tRNA untuk masuk tRNA, 8. tRNA pergi dan akan segera mengambil asam amino lain.
Gambar: Rangkuman transkripsi dan translasi Keterangan: transkripsi; terjadi penerjemahan RNA dari cetakan DNA, pemrosesan RNA: pada eukariotik, pre mRNA dimodifikasi untuk mengasilkan mRNA yang berpindah dari nukleus menuju sitoplasma. mRNA meninggalkan nukleus dan berikatan dengan ribosom. Aktivasi asam amino: setiap asam amino terikat ke tRNA yang sesuai dengan bantuan enzim spesifik dan ATP. Translasi: penggantian tRNA menambahkan asam amino ke rantai polipeptida, sedangkan mRNA dipindahkan mealui ribosom satu kodon secara bersamaan, setelah selesai polipeptida dilepaskan dari ribosom.
96
245
Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 376) NM
N o 41.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
140
Gambar: Berbagai bentuk jengger ayam akibat atavisme. Keterangan: bentuk jengger ayam secara berurutan jengger tunggal, jengger walnut, jengger mawar, jengger kacang
NM
N o 42.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Berbagai tipe jengger ayam Keterangan: Gambar atas kiri = jengger rose/ mawar Gambar bawah kiri = jengger pea/ kacang Gambar atas kanan = jengger walnut Gambar bawah kanan = jengger tunggal. Sumber: (Willey & Sons, 1962: 113) Keterangan
UG
Gambar dalam buku A POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
150
Gambar: Gen terangkai Keterangan: gambar I: Gen-gen A,a, B, dan b letaknya lepas satu sama lain dalam kromosom. Gambar II: Gen A terangkai dengan gen B pada kromosom yang sama, sedangkan alelnya a dan b terangkai pada kromosom homolognya.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Gen terangkai Keterangan: gambar I: Gen-gen A,a, B, dan b letaknya lepas satu sama lain dalam kromosom. Gambar II: Gen A terangkai dengan gen B pada kromosom yang sama, sedangkan alelnya a dan b terangkai pada kromosom homolognya. Sumber: (Suryo, 1994: 293) Keterangan
UG
246
N o 43.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Rumus bangun gula basa. Keterangan: Sitosin dengan guanin,dihubungkan oleh ikatan lemah 3 atom hidrogen. Timin dan adenine diubungkan oleh ikatan lemah 2 atm hidrogen.
Gambar: Pasangan basa DNA Keterangan: Basa DNA itu ada dua yaitu pirimidin dan purin. Pirimidin terdiri sitosin dan timin, sedangkan purin terdiri dari guanin dan adenin. Sitosin dipasangan dengan guanin oleh ikatan 3 hidrogen, sedangkan timin dipasangkan dengan adenin oeh 2 ikatan hidrogen. Sumber: (Marks, 2000: 149). Keterangan
83
NM
N o 44.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
83
Gambar: a. Struktur DNA berpilin ganda, b. Susunan pasangan pasangan basa DNA, C. Struktur DNA jika tidak berpilin. Keterangan: DNA berbentuk double heliks, tersusun oleh molekul-molekul nukleotida yang terdiri dari ikatan gula basa dan fosfat . Basa saling berpasangan melalui ikatan hidrogen, antara Adenin dan Timin, Guanin dan Sitosin. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
247
Gambar: Struktur DNA Keterangan: DNA berstruktur dobel heliks (bagian kiri), sttuktur kimia DNA (bagian kanan) gula dan fosfat sebagai induk /ibu tangga. Basa nitrogen saling berpasangan. oleh ikatan hidrogen. Adenin dengan Timin, Sitosin dengan Guanin. Sumber: (Lewis, 2010: 45)
Keterangan
N o 45.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
84
a. b. c. Gambar: Model replikasi DNA Keterangan: a. Model replikasi DNA Konservatif: double helix yang lama tidak berpisah dan langsung terbentuk double helix yang baru. b. Model replikasi DNA semikonservatif: dua pita double helix memisakan diri dan masingmasing pita yang lamam mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangan yang lama, sehingg terbentuk dua DNA baru yang sama persis. c. Model replikaasi DNA dispersif: double helix yang lama terputus-putus. Kemudian potongan-potongan tersebut memisah dan membentuk potongan-potongan baru yang akan bersambungan dengan potonganpotongan lama sehingga kembali menjadi dua DNA baru yang sama persis. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 46.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar: Tiga model replikasi DNA Keterangan: a. semikonsevatif: dua untai rantai spiral double heliks memisahkan diri, tiap rantai dari DNA berlaku sebagai pencetak membentuk rantai pasangan komplemen yang baru. b. konservatif: double heliks DNA parental tetap utuh, tetapi keseluruhan molekul DNA dapat mencetak molekul DNA baru. c. dispersif: kedua rantai DNA parentalterputusputus kemudian segmen-segmen parental saling bersambungan dengan membentuk dua molekul DNA baru dengan urutan basa-basa yang sama dengan molekul DNA parental Sumber: (Lewis, 2010: 137)
Keterangan
Gambar literature
85
Gambar: Enzim yang bekerja pada replikasi DNA. Keterangan: Proses replikasi DNA melibatkan beberapa enzim, antara lain: helikase, primase, polimerase, dan ligase.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
248
Gambar: Enzim dalam proses replikasi DNA Keterangan: Enzim yang terlibat dalam proses replikasi DNA antara lain: helikase, primase, polymerase dan ligase. Sumber: (Strickberger, 1985: 77) Keterangan
N o 47.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
85
Gambar: Struktur RNA yang merupakan rantai tunggal. Keterangan: RNA tersusun dari polinukleotida. Satu nukleotida tersiri dari gula, basa dan fosfat. Rantai polinukleotida RNA bersifat tunggal. Gulanya ribosa dan tidak mempunyai basa nitrogen timin, melainkan urasil.
NM
N o 48.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Struktur nukleotida RNA Keterangan: RNA beruntai tunggal yang disusun oleh banyak nukleotida. Basa RNA tidak memiliki timin melainkan digantikan dengan urasil dan gula berupa gula ribosa. Sumber: (Solomon, 2008: 282) Keterangan UG
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
87
Gambar: proses inisiasi Keterangan: Subunit ribosom kecil menempel pada Mrna; tRNA inisiator yang memiliki antikodon UAC berpasangan dengan kodon AUG. Subunit rbosom besar melengkapi ribosom, tRNA inisiator menepel menempaati sisi P. Sisi A siap menerima tRNA lainnya.
249
Gambar: inisiasi translasi Keterangan: Proses inisiasi diawali dengan subunit ribosom kecil berikatan dengan sebuah molekul mRNA sekaligus tRNA inisiator spesifik, yang mengangkut asam amino metionin. tRNA inisiator, dengan antikodon UAC, berpasangan basa dengan kodon mulai, AUG. tRNA ini mengangkut asam amino metionin. Kedatangan subunit ribosom besar melengkapi kompleks inisiasi. Faktor inisiasi diperlukan untuk penyatuan semua komponen translasi. GTP menyediakan energi untuk perakitan.
NM
N o 49.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
tRAN inisiator berada di sisi P. Sisi A tersedia untuk tRNA yang membawa asam amino berikutnya. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 368). Keterangan UG
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
88
Gambar: Proses Elongasi Keterangan; Pada proses elongasi, tRNA dengan asam amino yang sesuai masuk ke sisi A, polipeptia pindah ke asam amino dari tRNA. Kemudian, mRNA serta tRNA yang membawa peptide bergeser ke sisi P. tRNA lama pindah ke sisi E.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
250
Gambar: Siklus pemanjangan translasi Keterangan: Antikodon dari tRNA aminoasil yang datang akan berpasangan basa dengan kodon mRNA komplementer di sisi A. Molekul rRNA subunit besar ribosom mempermudah pembentukan ikatan peptida di antara asam amino baru di sisi A dan ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh di sisi P. Langkah ini menyingkirkan polipeptida dari tRNA di sisi P dan melekatkannya ke asam amino pada tRNA di sisi A. Ribosom menstranslokasikan tRNA di sisi A ke sisi P. tRNA kosong di sisi P bergerak ke sisi E dan dilepaskan disana. mRNA bergerak terus bersama tRNA-tRNA yang berikatan dengannya, membawa kodon berikut untuk ditranslokasikan ke dalam sisi A. Ribosom siap untuk tRNA aminoasil berikutnya. Sumber: (Campbe dan Reece, 2010: 369) Keterangan
N o 50.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
89
Gambar: Proses terminasi Keterangan: Pada proses terminasi,tRNA mempunyai anticodon yang merupakan pasangan dari salah satu dari tiga kodon pemberi sinyal penghenti (kodon star), misalnya kodon UGA. seperti yang terlukis di atas. Ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Faktor pelepas melekat pada sisi kanan. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA terakhir di sisi P dengan polipeptida dan melepaskannya. Subunit ribosom terlepas. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 51.
Hal
Gambar: Terminasi translasi Keterangan: Ketika ribosom mencapai kodon stop di mRNA, situs A ribosom menerima sebuah faktor pelepasan, protein yang berbentuk seperti tRNA sebagai ganti tRNA aminoasil. Faktor pelepasan mengidrolisis ikatan antara tRNA di sisi P dan asam amino terakhir pada rantai polipeptida. Polipeptida pun terlepas dari ribosom. Kedua subunit ribosom dan komponen –komponen rakitan lain memisahkan diri. Sumber: (Campbell dan Reece, 2011: 370) Keterangan
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Kariotip kromosom sel tubuh manusia Keterangan: kromosom autosom (nomor 122) dan gonosom (XX atau YY).
Gambar: Kromosom Keterangan: kromosom autosom (nomor 1-22) dan gonosom (XX atau YY). Sumber: (Jenkins, 1983: 67)
93
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
251
N o 52.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
94
Gambar: Macam kromosom menurut letak sentromernya. Keterangan: a. metasentrik, jika sentromer terletak di tangah-tengah antara lengan b. akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung kromosom. c.submetasentrik, jika sentromer terletak agak tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang. d. telosentrik, jika sentromer terletak di ujung lengan kromosom.
NM
N o 53.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Berbagai bentuk kromosom berdasarkan letak sentromer. Keterangan: a.metasentris, apabila sentromer terletak kira-kira di tengah kromosom. b.submetasentris, apabila sentromer terletak keara salah satu ujung kromosom. c. akrosentris, apabila sentromer terletak didekat ujung kromosom. d. telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom. s = sentromer. Sumber: (Suryo, 2008: 10) Keterangan
UG
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
94
Gambar: Struktur kromosom Keterangan: Secara garis besar kromosom terdiri dari sentromer dan lengan. Sentromer untuk mekekatnya benang spindel, lengan mengandung kromonema. selubung pembungkus kromonema disebut matriks, bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut kromomer. Bagian ujung kromosom yang mengalangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya disebut telomer, bagian tambahan di ujung kromosom disebut satelit. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
252
Gambar: Struktur kromosom Keterangan: Bagian-bagian dari kromosom ialah, kromonema, kromomer, sentromer, satelit, matriks, eukromatin, heterokromatin. Terdapat dua lekukan yaitu lekukan primer dan sekunder. Sumber: (Strickberger, 1985: 24)
Keterangan
N o 54.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
95
Gambar: Kromosom Drosophila melanogaster jantan dan betina, disusun secara berpasangan . Kromosom sel tubuh lalat buah hanya berjumlah 4 pasang yang terdiri dari atas 3 pasang autosom (kromosom tubuh) dan 1 pasang gonosom (kromosom kelamin) XX atau YY. Keterangan:
NM
N o 55.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Gambar: Kariotip Drosophila melanogaster jantan dan betina. Keterangan: Lalat buah memiliki 4 paasang kromosom, tiga pasang autosom dan sepasang kromosm seks (XY untuk jantan, XX untuk betina). Sumber: (Strickberger,1985: 200) Keterangan
UG
Gambar dalam buku C POLA HERIDITAS
Gambar literature
123
Gambar: Sifat beda yang mencolok pada tanaman kacang kapri. Keterangan: a. bentuk biji (bulat dan kisut) b. warna biji (kuning dan hijau) c. warna bunga (ungu dan putih) d. sifat kulit ( halus dan kasar) e. buah muda (hijau dan kuning) f. letak bunga ( di ketiak dan di ujung) g. tinggi batang ( 2-25 m dan 25-50 m)
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
253
Gambar: Tujuh karakteristik dari tanaman kacang. Keterangan: a. Bentuk polong (bulat dan keriput) b. Warna embrio/kotiledon (kuning dan hijau) c. Warna bunga (ungu dan putih ), warna kulit biji (abu-abu dan putih) d. Bentuk kulit kacang polong ( menggembung dan mengerut) e. Warna polong ( hijau dan kuning) f. Posisi bunga (axsial dan terminal) g. panjang batang ( panjang dan pendek) Sumber: (BSCS, 2006: 346) Keterangan
N o 56.
Hal
Gambar dalam buku C POLA HERIDITAS
Gambar literature
Gambar: Variasi warna bulu pada kelinci Keterangan: Kelabu bergenotip (WW, Wwk, Wwh, Ww) Chinchilla bergenotip (whwh, wkwh, wkw) Himalaya (whwh, whw) Albino (ww)
Gambar: Keterangan: Warna penuh bergenotip (CC,C-) Chinchilla bergenotip (CchCch, CchC) Himalayan bergenotip (chch, chc) Albino bergenotip (cc) Sumber: (Klug, 2012: 124) Keterangan
131
NM
N o 57.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
Gambar dalam buku C POLA HERIDITAS
Gambar literature
137
Gambar: Berbagai bentuk jengger ayam Keterangan: Berbagai bentuk jengger ayam antara lain : Biji (pea) bergenotip rrP-, sumpel (walnut) bergenotip R-P-, gerigi bergenotip R-pp, belah (single) bergenotip rrpp. NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
254
Gambar: Bentuk jengger ayam Keterangan: Rose bergenotip R-pp Pea bergenotip rrPWalnut bergenotip R-P Single bergenotip rrpp Sumber: (Tamarin, 1985: 28) Keterangan
N o 58.
Hal
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
155
Gambar: Kromsom lalat buah Drosophila Keterangan: Di dalam inti sel lalat buah hanya terdapat 8 kromosom (4 pasang). Depalapan kromosom itu dibedakan atas 6 buah (3 pasang ) autosom (kromosom tubuh) dan 2 buah (1 pasang ) gonosom (kromosom kelamin). Lalat betina memiliki dua kromosom XX dan kromosom lalat jantan adalah XY Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 59.
Hal
Gambar: Kariotip Drosophila melanogaster jantan dan betina. Keterangan: Lalat buah memiliki 4 paasang kromosom, tiga pasang autosom dan sepasang kromosm seks (XY untuk jantan, XX untuk betina). Sumber: (Strickberger, 1985: 200). Keterangan
Gambar dalam buku C POLA-POLA HERIDITAS
Gambar literature
Gambar: Tipe kromosom manusia. Keterangan: Setiap sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri dari 44 (22 pasang) autosom dan 2 gonosom (satu pasang). Pada perempuan kromosom kelamin berupa dua kromosom XX, sedangkan pada laki-laki berupa sebuah kromosom X dan Y.
Gambar: Tipe kromosom manusia , sistem X-Y. Keterangan: Pada manusia jenis kelamin anak bergantung pada sel sperma yang mengandung kromosom X dan Y. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 313)
157
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Keterangan UG
255
N o 60.
Hal
Gambar dalam buku C POLA HERIDITAS
Gambar literature
157
Gambar: Terjadinya anak perempuan dan laki-laki Keterangan: Pada mamalia seperti manusia, jenis kelamin betina memiliki kromosom XX, dan kromsom XY untuk jantan. jika spermatozoa pembawa kromosom X membuahi ovum pembawa kromosom X, akan dihasilkan anak perempuan, dan jika spermatozoa pembawa kromosom Y membuahi ovum akan dihasilkan anak lakilaki. Kategori Miskonsepsi NM MI OS OG OC UG
N o 61.
Hal
Gambar: Penenetuan jenis kelamin pada manusia. Keterangan: sel telur memiliki kromosom X sedangkan, sel sperma memiliki kromosom X dan Y. Ketika sel sperma yang mengan dung kromosom Y membuahi sel telur, maka dihasilkan zigot jantan (XY). Jika sel seperma mengandung kromosom X membuahi sel telur, maka dihasilkan zigot betina (XX). Sumber: (Edlin, 1983: 107)
Keterangan
Gambar dalam buku C MATERI GENETIK
Gambar literature
Gambar: Tipe kromosom berbagai organisme. Keterangan: a. Tipe XO, berlaku untuk banyak jenis serangga, misalnya belalang. Serangga betina memiliki dua bua kromosom X sehingga disebut XX, sedangkan serangga jantan memiliki satu kromosom X sehingga disebut XO. Belalang berkromosom XO adalah jantan fertil. b. Tipe ZW, misalnya pada burung, kupukupu dan ikan. Pada tipe ini, organisme heterogamet adala betina, sedangkan organisme jantan bersifat homogamet. Jadi, burung betina aadalah ZW atau XY, sedangkan burung jantan ZZ atau XX. c. Tipe haploid-diploid, misalnya pada serangga. Pada tipe ini, organisme yang memiliki kromosom haploid adalah jantan
Gambar: Beberapa sistem penentuan kromosom seks Keterangan: Gambar paling atas, pada belalang, jangkrik, dan beberapa jenis serangga lain, anya ada satu jenis kromosom seks X. Betina adalah XX, jantan hanya memiliki satu kromosom X (XO). Gambar tengah, pada burung, bberapa ikan, dan beberapa serangga, kromosom seks yang terdapat dalam sel telur (bukan sperma) mnentukan jenis kelamin anank. Kromosom seks disimbolkan sebagai Z dan W. Betina adalah ZW, sedangkan jantan adalah ZZ. Gambar paling bawah, tidak ada kromosom seks pada sebagian besar spesies lebah dan semut. Betina berkembang dari sel telur yang terfertilisasi, sehingga bersifat diploid. Jantan berkembang dari sel telur yang ak terfertilisasi dan bersifat haploid.
157
256
dan yang diploid adala betina. NM
N o 62.
Hal
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 313) Keterangan UG
Gambar dalam buku C POLA HERIDITAS
Gambar literature
158
Gambar: Tautan seks pada lalat buah. Keterangan: Morgan mengawinkan lalat jantan bermata putih dengan lalat betina normal (bermata merah). Hasinya, semua lalat FI bermata merah, sedangkan F2 memperlihatkan perbandingan ¾ bermata merah dan ¼ bermata putih. Lalat F2 yang bermata merah adalah betina, setengah jumlah lalat jantan bermata merah dan setengah lagi bermata putih. Dengan kata lain, semua keturunan yang bermata putih adalah jantan.
NM
Kategori Miskonsepsi MI OS OG OC
UG
257
Gambar: Persilangan untuk menunukkan tautan pada lalat buah. Keterangan: Morgan mengawinkan lalat betina bermata merah dan jantan mutan berwarna putih. Hasinya generasi FI semuanya bermata merah. Kemudian morgan mengawinkan betina FI bermata merah dengan jantan FI bermata merah untuk menghasilkan F2. Hasilnya generasi F2 menunjukkan rasia berupa 3 lalat bermata merah : 1 lalat brmata putih. Tidak ada betina yang menunjukkan sifat mata putih, Semua lalat yang berwarna putih adalah jantan. Morgan menyimpulkan bahwa gen warna mata ini terletak pada kromosom X, dan tidak ada lokus yang bersesuain pada kromosom Y. Sumber: (Campbell dan Reece, 2010: 312) Keterangan