1
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN SISTEM PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS WEB DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN (STP) JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN (JURLUHKAN) BOGOR
DADAN SYACHRULRAMDHANI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
2
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Perpustakaan Digital Berbasis Web Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir dari tugas akhir ini. Bogor, Juli 2012
Dadan Syachrulramdhani NRP G65208013
3
ABSTRACT DADAN SYACHRULRAMDHANI. The Feasibility Studies Of Web-Based Digital Library System Development In Library Of Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor. Under supervision of ABDUL RAHMAN SALEH and MEUTHIA RACHMANIAH.
The rapid progress of IT must be balanced and anticipated library by developing a web-based digital library so we need a feasibility study on the development of digital library STP Jurluhkan Bogor to determine and recommend the feasibility of a must-have. The approach is to analyze and compare the elements of the ideal conditions with the conditions of objective conditions STP Jurluhkan Bogor digital library. A series of procedures performed, namely the study of literature, initial data collection and describe the basic elements of the ideal digital library. Design research is a descriptive study of case studies by conducting a feasibility study to the stages: the creation of the interview and a list of suitable instruments, collection and analysis of interview data. Retrieved Conditions eligibility level of the basic elements of digital library library jurluhkan STP Bogor 50.00% HR, 21.40% collection, infrastructure 95.20%, 0.00% SOP, 58.3% of management, 11.11% of the budget or the average average 39.34%, so the library STP Bogor Jurluhkan not 100% worth it to make a web-based digital library development and the need to increase the feasibility of the basic elements in order to develop a webbased digital library system. Keywords: feasibility studies, digital libraries, web, College of Fisheries
4
RINGKASAN DADAN SYACHRULRAMDHANI. Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Perpustakaan Digital Berbasis Web Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor. Dibimbing oleh ABDUL RAHMAN SALEH dan MEUTHIA RACHMANIAH. Pesatnya kemajuan TI, ledakan informasi, tuntutan pengguna dan pemberdayaan sumberdaya pengetahuan serta peningkatan daya saing layanan harus mampu diimbangi dan diantisipasi pesatnya kemajuan perpustakaan sebagai salah satu information provider dan knowledge repository. Salah satu strateginya dengan mengembangkan perpustakaan digital berbasis web. Sejalan dengan itu perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam mendukung visi dan misi lembaga induknya bertugas memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan, penyimpanan dan pelayanan informasi, serta sebagai mitra dosen dan taruna (mahasiswa) berkepentingan untuk dapat memberdayakan sumber pengetahuan yang dimiliki (knowledge resources). Untuk itu perlu dilakukan studi kelayakan (feasibility study) pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. Pengembangan perpustakaan digital berbasis web tersebut perlu didukung oleh elemen dasar (basic elements) perpustakaan digital yang ideal, yaitu: SDM, koleksi, infrastruktur, SOP, manajemen dan anggaran yang berpedoman pada grand design perpustakaan digital Pustaka Bogor. Karena itu perlu dikaji kondisi obyektif elemen dasar Perpustakaan STP dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar ideal perpustakaan digital berbasis web. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan elemen dasar yang dimiliki dan memformulasikan saran dan rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. Penelitian dilaksanakan di perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan Pustaka Bogor. Pendekatan penelitian dilakukan dengan cara menganalisis kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Kemudian membandingkan (benchmarking) ketiga kondisi standar elemen dasar perpustakaan tersebut. Dengan cara ini dapat diketahui sejauh mana elemen dasar ideal perpustakaan digital dapat terpenuhi oleh kondisi elemen dasar standar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Selanjutnya diolah, dianalisis dan digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan serta merekomendasikan kondisi standar elemen dasar di perpustakan digital STP Jurluhkan Bogor. Pada studi kelayakan ini tahapan pelaksanaan penelitian tersebut dilakukan melalui serangkain prosedur yaitu: studi literatur untuk mendapatkan pemahaman mengenai standar kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, pengumpulan data awal untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi dan mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web. Kondisi ideal disusun berdasarkan sumber-sumber data dari lembaga-lembaga standardisasi antara lain ANTA dari CAUDIT (2001), PPAUME dan APJII dari ITB (2000), IEEE (2009), NISO
5
(2007) dan IFLA (2009). Sumber data lain berupa buku dan jurnal, sumber litertur offline dan online serta sumber data berupa orang yaitu para pengelola perpustakaan. Desain penelitian berupa penelitian deskriptif studi kasus (case study) dengan melakukan studi kelayakan, yaitu studi kasus yang bersifat evaluatif yang ditujukan pada layak tidaknya suatu tindakan atau usaha dilakukan. Tahapan desain penelitian, yaitu: pembuatan instrumen wawancara (interview guide) dan daftar cocok (cheklist), pengumpulan data dan analisis data hasil wawancara. Analisis data dengan membandingkan (benchmarking) dan menganalisis kondisi standar dan kondisi obyektif terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital, menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital dan memformulasikan serta merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital Penelitian dilakukan bulan Februari 2011, berlokasi di Pustaka Bogor dan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Pasca Sarjana Ilmu Komputer-FMIPA, Barangansiang Bogor. Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan Pustaka Bogor mencapai 100 %. Kondisi tingkat kelayakan tersebut membuktikan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web. Sedangkan kondisi tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yaitu 50,00 % kondisi elemen dasar SDM, 21,40 % kondisi elemen dasar koleksi, 95,20 % kondisi elemen dasar infrastruktur, 0,00 %, kondisi elemen dasar SOP dan 58,30 % kondisi elemen dasar manajemen serta 11,11 % kondisi elemen dasar anggaran, atau sama dengan rata-rata kondisi elemen dasar 39,34 %. Berdasarkan tingkat kelayakan tersebut kondisi elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum 100% layak untuk mendukung pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Rekomendasi hasil penelitian agar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor secara bertahap meningkatkan kondisi elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital berbasisi web, yaitu: peningkatan tingkat kelayakan SDM, koleksi digital, infrastruktur, SOP dan manajemen serta anggaran. Kata Kunci: studi kelayakan, perpustakaan digital, web, sekolah tinggi perikanan
6
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tampa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tampa seizin IPB
7
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN SISTEM PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS WEB DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN (STP) JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN (JURLUHKAN) BOGOR
DADAN SYACHRULRAMDHANI
Tesis sebagai salah satu syarat gelar Magister Profesional pada Program Studi Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
8
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Drs. Badollahi Mustafa, M.Lib
9
Judul Penelitian
Nama NRP Program Studi
: Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Perpustakaan Digital Berbasis Web Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor : Dadan Syachrulramdhani : G652080135 : Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
Disetujui Komisi pembimbing
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. Ketua
Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi MTP
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Aziz Kustiyo,S.Si, M.Kom
Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian: 14 Juli 2012
Tanggal Lulus: 10 September 2012
10
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2011 ini ialah Perpustakaan digital berbasis web, dengan judul Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Perpustakaan Digital Berbasis Web Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Badollahi Mustafa, M.Lib selaku penguji luar komisi, Bapak Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc dan Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc selaku pembimbing, serta Bapak Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom selaku ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan yang telah banyak memberi bimbingan, saran dan motivasi. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Maksum, M.Si sebagai Kepala Bidang Perpustakaan Pustaka Bogor dan Bapak Ir. Eka Kusmayadi, M.Hum sebagai Pustakawan Pustaka Bogor atas informasinya yang telah bapak-bapak berikan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada unsur pimpinan dan kolega di lingkungan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Ungkapan terima kasih teristimewa penulis sampaikan kepada istri dan anak-anakku serta Bapak, Ibu dan adik-adik dan seluruh keluarga yang terkasih dan tersayang atas dukungan, do’a dan kesabaran serta pengorbanannya yang luar biasa. Terakhir ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabatsahabat MTP Ilkom Fakultas MIPA IPB atas do’a dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2 ini.
Bogor, Juli 2012 Dadan Syachrulramdhani
11
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28 Desember 1965 dari Ayah H. Badrudin, BA dan Ibu Hj. Siti Aisyah. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1989 penulis menyelesaikan kuliahnya di Diploma 3 Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan tahun 2001 S1 Biologi Fakultas MIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor dan mendapat gelar Sarjana Sains. Pada tahun 1991 penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan S2 pada program studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008.
12
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxiii 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah..................................................................................... 5 1.3 Tujuan.......................................................................................................... 6 1.4 Manfaat........................................................................................................ 6 1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................ 6
2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Perpustakaan ....................................................................... 9 2.2 Pengertian Perpustakaan Digital .................................................................. 10 2.2.1 Sistem Perpustakaan Digital.............................................................. 10 2.2.2 Definisi Perpustakaan Digital ........................................................... 11 2.2.3 Tujuan Perpustakaan Digital ............................................................. 13 2.2.4 Kelebihan Perpustakaan Digital ........................................................ 15 2.3 Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.................................... 15 2.3.1 Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital ...................................... 15 2.3.2 Komponen Utama Pengembangan Perpustakaan Digital.................. 16 2.3.3 Metode Utama Pengambangan Perpustakaan Digital ....................... 18 2.3.4 Elemen Utama Perpustakaan Digital................................................. 19 2.4 Elemen Dasar Perpustakaan Digital ............................................................ 20 2.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM) .......................................................... 21 2.4.2 Koleksi .............................................................................................. 25 2.4.3 Infrastruktur ....................................................................................... 26 2.4.4 Standar Operation Procedure (SOP) ................................................ 33 2.4.5 Manajemen ........................................................................................ 35 2.4.6 Anggaran ........................................................................................... 37 2.5 Perpustakan dan Penyebaran Teknologi Pertanian(Pustaka) Bogor ............ 39 2.6 Studi Kelayakan ........................................................................................... 42
3
METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 45 3.2 Pendekatan .................................................................................................. 46 3.3 Kerangka Penelitian .................................................................................... 46 3.4 Prosedur Penelitian...................................................................................... 46 3.4.1 Studi Literatur ................................................................................... 46 3.4.2 Pengumpulan Data Awal ................................................................... 46 3.4.3 Desain Penelitian ............................................................................... 47 3.4.4 Analisis Data ..................................................................................... 48 3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 48
13
4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Awal ............................................................................ 49 4.1.1 Sumber Informasi .............................................................................. 49 4.1.2 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perputakaan Digital Berbasis Web ...... 50 4.2 Instrumen Penelitian .................................................................................... 54 4.3 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor ................................... 54 4.3.1 Kondisi SDM .................................................................................... 54 4.3.2 Kondisi Koleksi ................................................................................. 56 4.3.3 Kondisi Infrastruktur ......................................................................... 56 4.3.4 Kondisi SOP ...................................................................................... 57 4.3.5 Kondisi Manajemen .......................................................................... 58 4.3.6 Kondisi Anggaran ............................................................................. 59 4.3.7 Kondisi Rekapitulasi Hasil Perbandingan ......................................... 59 4.4 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ......... 60 4.4.1 Kondisi SDM .................................................................................... 60 4.4.2 Kondisi Koleksi ................................................................................. 61 4.4.3 Kondisi Infrastruktur ......................................................................... 62 4.4.4 Kondisi SOP ...................................................................................... 63 4.4.5 Kondisi Manajemen .......................................................................... 64 4.4.6 Kondisi Anggaran ............................................................................. 65 4.4.7 Kondisi Rekapitulasi Hasil Perbandingan ......................................... 66 4.5 Hasil Studi Kelayakan Kondisi Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web ............................................................................................... 66 4.5.1 Kondisi SDM .................................................................................... 67 4.5.2 Kondisi Koleksi ................................................................................. 68 4.5.3 Kondisi Infrastruktur ......................................................................... 69 4.5.4 Kondisi SOP ...................................................................................... 70 4.5.5 Kondisi Manajemen .......................................................................... 71 4.5.6 Kondisi Anggaran ............................................................................. 71 4.5.7 Kondisi Rekapitulasi Kondisi Elemen Dasar .................................... 72 4.6 Rekomendasi Untuk Perpustakaan Digital Berbasis Web STP Jurluhkan Bogor .......................................................................................... 73
5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 75 5.2 Saran ............................................................................................................ 75 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77 LAMPIRAN ......................................................................................................... 83
14
DAFTAR TABEL Halaman
1.
Perkembangan Perpustakaan Menurut Keragaman Sumberdaya Informasi ....................... 8
2.
Pangkalan Data Elektronik Bidang Pertanian Dan Bidang Terkait Yang Dimiliki Pustaka ...............................................................................................................40
3.
Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Dari Tahun 2007 Sampai Dengan 2011 ......................................................................................42
4.
Pencapaian Target Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Tahun 2007 Sampai Dengan 2011 ..............................................................42
5
Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SDM Perpustakaan Digital Berbasis Web .............51
6.
Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Koleksi Perpustakaan Digital
Berbasis
Web ......................................................................................................................................51 7.
Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Infrastruktur Perpustakaan Digital Berbasis Web ......................................................................................................................................52
8.
Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SOP Perpustakaan Digital Berbasis Web...............53
9.
Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Manajemen Perpustakaan Digital Berbasis Web ......................................................................................................................................53
10. Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Anggaran Perpustakaan Digital Berbasis Web
................................................................................................................................54
11. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital Pustaka Bogor..............55 12. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Koleksi Perpustakan Digital Pustaka Bogor............56 13. Hasil
Wawancara Terhadap Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka
Bogor ...................................................................................................................................57 14. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SOP Perpustakan Digital Pustaka Bogor..................58 15. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor ...................................................................................................................................58 16. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor .......59 17. Rekapitulasi Hasil Perbandingan Tingkat Kelayakan Elemen Dasar Perpustakan Digital Pustaka Bogor .........................................................................................................60 18. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ................................................................................................................................60 19. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Koleksi Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ...................................................................................................................................62
15
20. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ..................................................................................................................62 21. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SOP Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor..... ……… ................................................................................................................................63 22. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Manajem Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ...................................................................................................................................64 23. Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Anggaran Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ...................................................................................................................................65 24. Hasil Rekapitulasi Perbandingan Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ..............................................................................................66
25. Hasil Perbandingan (Benchmark) SDM Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ............................................... 67 26. Hasil Perbandingan (Benchmark) Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor .................................... 69 27. Hasil Perbandingan (Benchmark) Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor .................................... 69 28. Hasil Perbandingan (Benchmark) SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ............................................... 70 29. Hasil Perbandingan (Benchmark) Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor .................................... 71 30. Hasil Perbandingan (Benchmark) Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor .................................... 72 31. Rekapitulasi Hasil Studi Kelayakan Kondisi ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web ............................................................................................... 72 32. Rekomendasi Indikator Elemen Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web ......................................................................................................................................74
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Diagram Model Perpustakaan Digital ................................................................... 20
2.
Infrastruktur Ideal Perpustakaan Digital ............................................................... 27
3.
Diagram Model Jaringan Perpustakaan ................................................................ 32
4.
Alur Kerja Digitalisasi .......................................................................................... 37
5.
System Development Life Cycle ........................................................................... 43
6.
Langkah-Langkah Penelitian ................................................................................ 47
17
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Contoh SOP Digitalisasi dan Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Digital (Sumber Perpustakaan IPB) ..................................................................... 83
2.
Contoh SOP Penanganan Dokumen Digital dan Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital (Sumber Perpustakaan IPB) ..................................................... 87
3.
Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar ................ 89
4.
Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar ............................ 89
5.
Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Besar ........... 90
6.
Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi untuk Perpustakaan Menengah ......... 90
7.
Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Menengah .................... 91
8.
Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Untuk Perpustakaan Menengah ........................................ 92
9.
Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi untuk Perpustakaan Kecil ................. 92
10.
Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil ............................ 92
11.
Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Kecil ........... 93
12.
Anggaran Standar Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web............... 94
13.
Anggaran Pusat Perpustakaan Digital University of Tennesee dalam lima tahun ..................................................................................................................... 96
14.
Unit Kerja Pengembangan Perpustakaan Digital Pustaka Bogor ........................ 97
15.
Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web ........................ 99
16.
Instrumen Wawancara (Interview guide)dan Daftar Cocok (Checklist)............... 102
17.
Nama Responden Pengelola Perpustakan Digital Pustaka Bogor ........................ 105
18.
Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ........... 105
19.
Daftar Nama dan Kualifikasi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor .................................................................................................................... 105
20.
Daftar Karya Ilmiah Digital Berupa KIPA Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor ................................................................................................... 106
21.
Cantuman 3719 Judul Koleksi Bibliografi dalam OPAC Perpustakan STP Jurluhkan Bogor.................................................................................................... 106
18
22.
Koleksi Multimedia Digital Berupa Keping Video Dalam Bentuk DVD ............ 107
23.
Spesifikasi Perangkat Keras Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor ....................... 107
24.
Spesifikasi Perangkat Lunak Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor ...................... 107
25.
Spesifikasi Perangkat Jaringan Perpustakaan TP Jurluhkan Bogor ..................... 107
26.
Konfigurasi Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor................................... 108
27
Anggaran Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor Tahun 2006 s.d. 2011 ................. 109
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan berkembang sangat pesat diberbagai bidang pada umumnya dan khususnya di bidang perpustakaan. Penggunaan komputer di perpustakaan ini menjadi awal dari perkembangan perpustakaan digital. Keinginan manusia untuk mengembangkan perpustakaan digital ini dimulai oleh Vannevar Bush yang pada tahun 1945 sudah menulis artikel berjudul As We May Think tentang memex (baca: mi.meks) machine yaitu mesin yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi komputer untuk temu
kembali informasi (information retrieval) (Harter, 1996). Upaya
Vannever Bush ini kemudian ditindaklanjuti oleh Douglas Engelbart tahun 1968 yang mengembangkan hypertext dan mouse, kemudian Ted Nelson tahun 1974 melanjutkan tentang hypertext dan Xanadu Project tentang jaringan raksasa serta Tim Berners-Lee tahun 1989 tentang jaringan global world wide web. Sebelumnya J.C.R. Licklider pada tahun 1960-an sudah mempelajari bagaimana teknologi komputer akan mengubah perpustakaan dengan menulis buku berjudul Libraries of the Future pada tahun
1965 dan Kenneth Dowlin
tahun 1984
menulis buku berjudul The Electronic Library yang menggambarkan ciri perpustakaan elektronik (Pendit et al, 2007). Di Indonesia TI baru mulai berkembang sekitar tahun 1990-an, bahkan untuk pembangunan perpustakaan digital nasional (PDN) secara resmi Perpustakaan Nasional RI baru memulai pada tahun anggaran 2008 (Supriyanto, 2008). Sudarsono (1994) yang dikutip oleh Sastraatmadja (2003) menyatakan bahwa TI akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi maupun jasa informasi, sehingga antisipasi perkembangan TI harus menjadi perhatian para pengelola perpustakaan dan informasi. Pernyataan Sudarsono tersebut mengacu pada hasil kongres ke-44 International Federation of Information and
Documentation (FID) di Helsinki pada tahun 1988, bahwa
pemakaian TI pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan
2
hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan dan penggabungan informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan. Saat ini ternyata TI sudah sangat mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan. Menurut Supriadi (2009) perkembangan bidang TI sangat pesat, yang ditandai dengan perkembangan perangkat dan sistem komputer, intranet dan internet. Perkembangan tersebut memungkinkan aliran data dan informasi dapat diperoleh secara lebih cepat dan mampu menampilkan lebih banyak keragaman koleksi serta dengan tampilan yang menarik, bahkan mengakibatkan ledakan informasi (information explosion), sebagaimana pernyataaan Stoke (1994) dalam Hasugian dan Rabita (2005) bahwa ketersediaan infrastruktur informasi global memaksa perpustakaan untuk harus memanfaatkan TI agar bisa menangani ledakan informasi. Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) kehadiran personal computer (PC), internet dan Word Wide Web (WWW) memungkinkan terciptanya perpustakaan digital. Sejalan dengan perkembangan TI yang sangat pesat, yang memungkinkan aliran data dan informasi diperoleh secara lebih cepat, beragam dan menarik serta dalam format digital, bahkan menimbulkan ledakan informasi, berdampak nyata pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam pencarian informasi. Hal ini merupakan tuntutan kebutuhan dan kepuasaan pengguna dalam pencarian informasi dan ini terlihat dari intensitas pengguna melakukan penelusuran lewat komputer, baik melalui jalur online maupun offline, sehingga pemanfaatan informasi dari sumber-sumber manual seperti katalog tercetak, bibliografi, indeks, buku-buku cenderung semakin menurun (Maksum dan Darmawiredja, 2007).
Sebelumnya Sweetland (2002) dalam Harmawan
(2008) sudah menyatakan bahwa mayoritas pengguna perpustakaan lebih senang menggunakan ”electronic format” daripada teks secara konvensional (printed materials), khususnya untuk koleksi jurnal. Pesatnya kemajuan TI di bidang perpustakaan terutama untuk temu kembali informasi, ledakan informasi dan tuntutan kebutuhan informasi serta kepuasan penggunanya harus mampu diiringi dengan pesatnya kemajuan perpustakaan itu sendiri sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi. Kedudukan perpustakaan
menjadi sangat strategis dalam kecepatan dan
ketepatan
3
perpustakaan merespon kecepatan perkembangan dan globalisasi informasi dan pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Rufaidah (2007)
sebagaimana
pernyataannya bahwa perpustakaan sebagai sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider and knowledge repository) harus dapat mengimbangi bahkan mengantinsipasinya. Selain itu Rufaidah berpendapat, bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih berfokus pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak, maka pada era teknologi informasi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara elektronis. Salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan perpustakaan digital berbasis web atau berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sebagaimana
pendapat
Pudjiono
(2006)
bahwa
salah
satu
strategi
mengembangkan perpustakaan adalah dengan information and communication technology based
(ICT base).
Sastraatmadja (2003) bahkan menyimpulkan
bahwa pengadaan sarana digital library mutlak diperlukan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan, sehingga cakupan layanan perpustakaan dan informasi lebih luas lagi jangkauannya. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TI, ledakan informasi, tuntutan masyarakat penggunanya dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi maka Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor perlu menjawab tantangan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga dalam mendukung visi, misi lembaga induknya. Hal ini senada dengan pernyataan Seminar (2004) dalam Sutarsyah et.al. (2008) bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan
layanan
modern untuk
mendukung visi, misi dan program pembangunan. STP Jurluhkan Bogor merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bertujuan menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, professional, berkualitas dan memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang perikanan yang berwawasan
4
bisnis, dengan penguasaan teknis dan manajerial yang mampu secara mandiri mengelola dan mengembangkan usaha perikanan secara berkelanjutan. Jurluhkan Bogor merupakan salah dari empat jurusan yang ada di STP Jakarta. Karena lokasinya yang berada di Bogor, maka Jurlukan Bogor memiliki Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tersendiri, sehingga dengan demikian memiliki kewenangan mengatur administrasi keuangannya secara mandiri. Wacananya diwaktu yang akan datang STP Jurluhkan Bogor akan berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan (STPKan) Bogor. Saat ini STP berada dibawah lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Perpustakaan sebagai salah satu unsur penunjang di STP Jurluhkan Bogor berdiri bersamaan dengan kelahiran lembaga induknya yaitu pada tahun 1958. Perpustakaan tersebut bertugas memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan, penyimpanan dan pelayanan informasi serta sebagai mitra dosen dan taruna (mahasiswa), berkepentingan untuk dapat memberdayakan sumber pengetahuan yang dimiliki (knowledge resources) dengan menggali potensi yang dimiliki lembaganya. Perpustakaan STP Jurluhkan lebih cenderung ke jenis perpustakaan khusus. Hal tersebut terlihat dari pengembangan koleksi dokumen yang dimilikinya, walaupun meliputi berbagai bidang ilmu, tetapi yang dominan adalah ilmu pengetahuan terapan mengenai ilmu perikanan. Selain itu dokumen-dokumen andalan yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor adalah laporan praktek akhir (PA) berupa Karya Ilmiah Praktek Akhir (KIPA) beserta proposalnya yang merupakan karya akhir mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Penyuluhan Perikanan (SSt.Pi). Koleksi dokumen andalan lainnya adalah proposal dan laporan praktek kerja lapangan (PKL) serta jurnal perikanan dan publikasi ilmiah perikanan lainnya yang diterbitkan oleh instansi-instansi lingkup KKP RI. Terbitan ini dapat dikatagorikan sebagai terbitan muatan lokal (local content). Mengimbangi dan mengantisipasi perkembangan sistem informasi berbasis TI yang sangat pesat, ledakan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam pencarian informasi, perlu dilakukan studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP
5
Jurluhkan Bogor. Studi kelayakan diperlukan juga agar perpustakaan dapat mengimbangi dan mengantisipasi meningkatkan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan serta dalam rangka memberdayakan sumber daya pengetahuan yang dimiliki.
1.2 Perumusan Masalah Tahap pertama dalam proses pengembangan sistem perpustakaan digital adalah tahap investigasi sistem. Tahap investigasi sistem dalam pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web membutuhkan kajian awal yang disebut studi kelayakan (feasibility study), yaitu kegiatan awal yang akan mengkaji kelayakan berbagai kondisi permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Diantara permasalahan yang mendasari pengembangannya adalah perlunya dukungan dari beberapa elemen dasar (basic elements) dengan kondisi ideal atau kondisi standar. Elemen dasar adalah salah satu komponen dari elemen utama pengembangan perpustakaan digital berbasis web, sedangkan elemen utama adalah
merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital yang dimiliki oleh
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya
dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital berbasis web yang
berpedoman kepada
elemen dasar (basic elements) grand design
perpustakaan digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan, 2006). Mengetahui kondisi obyektif elemen dasar yang dimiliki perpustakaan STP jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar standar perpustakaan Pustaka Bogor, maka diharapkan dapat memberi gambaran seberapa besar tingkat kelayakan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam membangun perpustakaan digital basis web. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
6
rekomendasi bagi Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yang dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web.
1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan: a.
Menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakan digital yang dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital.
b.
Mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan elemen dasar yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
c.
Mendefinisikan kebutuhan elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital minimal yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan perpustakaan digital.
d.
Memformulasikan saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut.
1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah: a.
Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor.
b.
Penelitian dilakukan terhadap salah satu elemen utama pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yaitu elemen dasar (basic elements) pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yang terdiri atas SDM, koleksi, infrastruktur, SOP, anggaran dan manajemen.
7
c.
Penelitian membahas tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu kelayakan SDM, kelayakan koleksi, kelayakan infrastruktur, kelayakan SOP dan kelayakan anggaran serta kelayakan manajemen
d.
Penelitian memformulasikan dan merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital berbasis web.
8
9
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Perpustakaan Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui pengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT base), hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir di bidang perpustakaan adalah perpustakaan digital. Wahono (2006) berpendapat bahwa perkembangan dunia perpustakaan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog. Perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Sementara itu Pendit et. al. (2007) berpendapat mengenai perkembangan perpustakaan berdasarkan keragaman sumberdaya informasinya sebagaimana tertera pada Tabel 1, bahwa teknologi cetak hanya cocok untul teks dan foto, teknologi analog hanya tepat untuk audio-visual, teknologi digital cocok untuk segala jenis persepsi manusia: teks, foto, suara, dan gambar hidup (multimedia). Tabel 1 Perkembangan Perpustakaan Menurut Keragaman Sumberdaya Informasi Perpustakaan Biasa Koleksinya sematamata bahan tercetak, berupa buku, jurnal, surat kabar, peta dan sebagainya. Teknologi cetak
Perpustakaan Multiple Media Koleksinya sama dengan perpustakaan biasa, ditambah media analog dan elektronik. Analog
Perpustakaan Hybrida Koleksinya sama dengan perpustakaan multiple media, ditambah bahan digital yang interaktif
Elektronik Analog
Digital
Perpustakaan Multimedia Digital Koleksinya semua digital, bersifat interaktif, dan dapat merupakan perpustakaan tanpa lokasi fisik (virtual) Multimedia Digital
Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994 sebagaimana diuraikan Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah perpustakaan digital secara relatif dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang didanai bersama oleh National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan National Aeronautics and Space Administration di Amerika. Menurut Rusbridge (1998) dalam Suryati (2009) apabila dikaji dalam sejarah penggunaan istilah
10
perpustakaan digital ini, ternyata ada perbedaan antara perpustakaan digital yang dikembangkan di Amerika Serikat dengan Inggris. Perbedaan terdapat dalam hal pendekatan yang diterapkan di dalam membangunnya. Pendekatan bergaya Amerika Serikat langsung memisahkan proyek perpustakaan digital dalam inisiatif tersendiri, yakni melalui Digital Library Initiatives (DLI). Sebaliknya, pendekatan bergaya Inggris mengembangkan perpustakaan digital secara bertahap (incremental change). Pentahapan ini diawali dari perpustakaan hibrida yang merupakan pengembangan dari konsep perpustakaan elektronik (eLib)
2.2 Pengertian Perpustakaan Digital Ada beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam memahami konsep perpustakaan digital antara lain: sistem perpustakaan digital, definisi perpustakaan digital, tujuan perpustakaan digital dan kelebihan perpustakaan digital.
2.2.1
Sistem Perpustakaan Digital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1988), sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, metode, dan sebagainya. Pengertian lain sistem adalah berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi (Tofik, 2012). Pengertian lainnya menurut Neuschel (2012) sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya sistem terdiri dari
komponen-komponen dalam sistem dan fungsi-fungsi
teknologi di dalamnya. Komponen-komponen tersebut mencakup: perangkat keras, perangkat lunak, prosedur-prosedur, perangkat manusia dan informasi, sedangkan fungsi-fungsi teknologi di dalamnya adalah: input, process, output, storage, communication. Adapun Subrata (2009) menyatakan sistem perpustakaan digital adalah penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan
11
dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital, atau secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.
2.2.2
Definisi Perpustakaan Digital
Ada banyak definisi perpustakaan digital berdasarkan pendapat para ahli, organisasi maupun lembaga, berikut beberapa definisi yang dirumuskan oleh para ahli, organisasi
maupun lembaga tersebut. Surachman (2010) berpendapat
bahwa: “Perpustakaan digital adalah organisasi yang melakukan kegiatan memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital dengan tujuan untuk melestarikan, menjaga, dan terutama mendistribusikan kepada pengguna sehingga pengguna secara mudah, tepat dan luas dapat mengakses ke dalam data dan sumber informasi digital tersebut, sehingga mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan. Selain itu organisasi juga membuat dan merancang jaringan dan kerjasama dengan memanfaatkan infrastruktur yang mendukung sehingga terjadi proses knowledge-sharing yang lebih baik, cepat, tepat, dan luas”. Santoso (2003) dalam Sutarsyah at.al. (2008) berpendapat perpustakaan digital adalah perpustakaan yang memiliki sejumlah sumber informasi dalam format digital yang dapat diakses melalui jaringan. Dengan kata lain bahwa sebuah
perpustakaan
menjadi
perpustakaan
digital
ketika
mayoritas
sumberdayanya ada dalam bentuk elektronik. Berdasarkan konsep teknologi informasi, maka konsep perpustakaan digital
mengarah ke kumpulan jasa
(collection of services) yang bersifat digital. Menurut Wahono (2006) perpustakan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Sedangkan Witten dan Bainbridge (2003) berpendapat bahwa perpustakaan digital adalah suatu kumpulan informasi yang terorganisir, koleksi yang berfokus pada objek digital, termasuk teks, video, dan audio, bersama dengan metode untuk akses dan temu kembali informasi, dan metode untuk seleksi, organisasi, dan pemeliharaan koleksi.
12
Digital Library Federation (DLF,1998) di Amerika Serikat menyatakan bahwa perpustakaan digital
merupakan suatu organisasi yang menyediakan
sumber-sumber informasi, termasuk staf-staf ahli, untuk memilih, menyusun, menawarkan akses intelektual, menterjemahkan, mendistribusikan, memelihara integritas koleksi-koleksi dari pekerjaan-pekerjaan digital sehingga mereka tersedia secara cepat dan ekonomis untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh komunitas tertentu atau kumpulan komunitas. International Conference of Digital Library (2004) dalam Purtini (2010), menyatakan bahwa konsep Perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui format digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi. Pustakawan menghadapi tantangan menyimpan,
memformat,
yang lebih besar dalam mendapat,
menelusur
atau
mendapatkan
kembali,
dan
mereproduksi informasi nonteks. Sistem informasi modern kini dapat menyajikan informasi secara elektronik dan memanipulasi secara otomatis dalam kecepatan tinggi. The Association of Research Libraries (ARL,1995) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai berikut: a.
Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.
b.
Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke berbagai sumberdaya.
c.
Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi pemakai bersifat transparan.
d.
Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi merupakan suatu tujuan.
e.
Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen; koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak. Menurut Chisenga (2003) berdasarkan berbagai definisi dan sejumlah besar
literatur yang tersedia seseorang bisa mendapatkan indikasi fitur perpustakaan digital, yaitu antara lain:
13
a.
Perpustakaan digital adalah organisasi dengan tujuan tertentu atau berbagai tujuan. Kebanyakan tujuan proyek perpustakaan digital ini adalah untuk menghasilkan, mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur informasi dalam format digital, dan membuatnya tersedia untuk kelompok pengguna untuk pencarian, temu kembali dan pengolahan melalui jaringan komunikasi.
b.
Perpustakaan digital memiliki berbagai fungsi dan proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan objektif dari organisasi. Ini termasuk memilih sumber daya, koleksi, akses terhadap sumber daya, mendistribusikan sumber daya dan sebagainya.
Fungsi-fungsi
dan proses-proses ini dilakukan oleh
kombinasi sumber daya manusia dan sumber daya teknologi. c.
Perpustakaan digital terdiri koleksi digital. Perpustakaan digital menyimpan bahan dalam elektronik format. Ini termasuk pengganti dokumen seperti catatan bibliografi (metadata) dan indeks selain teks lengkap dokumen, file audio, video, dan gambar beberapa di antaranya tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format cetak.
d.
Perpustakaan digital pasti melayani masyarakat. Perpustakaan digital melayani pengguna, dan kebutuhan informasi dari masyarakat atau masyarakat menentukan isi informasi dan layanan perpustakaan digital.
e.
Perpustakaan digital yang diakses oleh pengguna melalui antarmuka yang user-friendly.
2.2.3
Tujuan Perpustakaan Digital
Tujuan utama pengembangan perpustakaan digital menurut Pustaka Departemen Pertanian Republik Indonesia (Deptan, 2006) adalah bahwa pembangunan sistem perpustakaan digital bertujuan untuk: a.
Mempermudah dan mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval).
b.
Mempermudah proses pertukaran dan pengiriman informasi (information exchange) antar instansi yang membutuhkan informasi tersebut.
c.
Terkelolanya sistem informasi perpustakaan terutama data hasil penelitian melalui pemanfaatan database offline.
14
d.
Meningkatnya infomation sharing dengan lembaga dunia (misal: FAO, FFTC, AGLINET).
e.
Terkelolanya informasi di Pustaka Data Center.
f.
Terbangunnya database INDONESIANA dan information sharing lingkup litbang. Adapun menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI, 2010),
tujuan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional adalah: a.
Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi tersedia dan layanan perpustakaan yang diselenggarakan oleh seluruh perpustakaan yang tergabung dalam jaringan (resource sharing).
b.
Mempromosikan pemahaman dan kesadaran antar budaya dalam lingkup nasional, menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local content)
c.
Melestarikan sumber informasi tentang Indonesia;
d.
Mendukung penelitian ilmiah melalui pemanfaatan akses Internet. Sedangkan tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research
Libraries (ARL, 1995), adalah sebagai berikut: a.
Untuk
melancarkan
pengembangan
yang
sistematis
tentang:
cara
mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital. b.
Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.
c.
Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
d.
Untuk
memperkuat
komunikasi
dan
kerjasama
dalam
penelitian,
perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan. e.
Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.
f.
Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
15
2.2.4
Kelebihan Perpustakaan Digital.
Perpustakaan digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan perpustakan konvensional sebagaimana diuraikan Subrata (2009) keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah pertama: long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah karena pengguna tidak perlu mencari di katalog dengan waktu yang lama. Ketiga, murah (cost efective), mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan membeli buku. Keempat, mencegah plagiat dan duplikasi. Perpustakaan digital lebih aman dengan penyimpanan koleksi perpustakaan dalam format PDF. Kelima, publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet. Menurut Saleh (2010), kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan perpustakaan konvensional antara lain: menghemat ruangan, akses ganda (multiple acces), tidak dibatasi ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk multimedia dan biaya murah.
2.3 Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web. Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT base) salah satunya yaitu pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web banyak faktor yang mempengaruhinya,
antara lain dasar pengembangan perpustakaan digital,
komponen
pengembangan
utama
pengembangan
perpustakaan
digital
perpustakaan dan
elemen
digital, utama
metode
utama
pengembangan
perpustakaan digital.
2.3.1 Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital Disamping didasari oleh pesatnya perkembangan sistem informasi berbasis TI, ledakan informasi, sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan serta dalam rangka pemberdayaan sumber daya pengetahuan yang dimiliki, ada
16
beberapa motif
lainnya yang mendasari pengembangan perpustakaan digital.
Purtini (2010) menyatakan bahwa motif-motif yang mendasari pengembangan perpustakaan digital adalah: a.
Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya secara lengkap.
b.
Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur, dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharapkan mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.
c.
Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi perpustakaan.
d.
Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke rak, dan lain-lain.
e.
Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.
2.3.2
Komponen Utama Pengembangan Perpustakaan digital
National Information Standards Organization
(NISO, 2007)
dalam
karyanya berjudul: A Framework of Guidance for Building Good Digital Collections menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai standar pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus menjadi perhatian, yaitu: a.
Collection
(organized
groups
of
object),
dengan
prinsip-prinsip
pengembangannya sebagai berikut: a)
Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan pengembangan koleksi yang jelas.
b)
Koleksi sebaiknya dideskripsikan.
c)
Dipelihara sepanjang waktu.
17
b.
d)
Tersedia secara luas.
e)
Menghormati hak atas kekayaan intelektual.
f)
Memiliki mekanisme.
g)
Koleksi interoperable.
h)
Terintegrasi dengan alur kerja yang ada dalam institusi.
i)
Berkelanjutan sepanjang waktu.
Object (digital materials) prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman: a)
Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang diinginkan.
b)
Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan rintangan dan dapat diakses setiap saat.
c)
Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah dipindahkan, bisa digunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.
c.
d)
Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik.
e)
Dapat diautentifikasi.
f)
Memiliki metadata berkaitan.
Metadata (information about objects and collection), prinsip-prinsip yang dapat digunakan: a)
Metadata sesuai dengan standar komunitas.
b)
Mendukung interoperability.
c)
Menggunakan authority control dan standar konten
d)
Mencakup tentang pernyataan tentang syarat- syarat penggunaan obyek digital.
e)
Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang terhadap obyek dalam koleksi.
d.
Initiatives (programs or project to create and manage collections), prinsipprinsip yang dapat diterapkan: a)
Memiliki desain dasar dan komponen perencanaan.
b)
Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
c)
Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.
d)
Memiliki komponen evaluasi.
e)
Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan hasil proyek kepada pemangku kepentingan.
18
2.3.3
Metode Utama Pengembangan Perpustakaan digital
Cleveland (1998) dalam Occasional Paper 8 berjudul Digital Libraries: Definitions, Issues and Challenges yang diterbitkan International Federation of Library of Associations and Institutions (IFLA) menyatakan bahwa membangun koleksi digital dapat dilakukan dengan tiga metode utama yakni: a.
Digitization, merupakan proses konversi koleksi berbentuk cetak, analog atau media lain seperti buku, artikel jurnal, foto, lukisan, bentuk mikro ke dalam bentuk elektronik atau digital.
b.
Acquisition of original digital works, maksudnya adalah mengadakan baik melalui metode membeli atau berlangganan karya digital asli dari penerbit atau peneliti dalam bentuk misalnya jurnal elektronik (e-journal), buku elektronik (e-book) dan basis data online
seperti Ebsco, Proquest, dan
Science Direct. c.
Acces to external materials, maksudnya adalah perpustakaan harus mempunyai semacam jaringan ke sumber lain yang tidak tersedia secara lokal yang disediakan melalui website, koleksi perpustakaan lain atau serverserver milik penerbit-penerbit. Lebih jauh Cleveland (1998) menyatakan beberapa hal yang dapat menjadi
pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya adalah: a.
Kekuatan koleksi Kekuatan
koleksi
sebuah
perpustakaan
menjadi
pertimbangan
bagi
perpustakaan itu sendiri untuk melakukan ekspansi ke dalam format digital. b.
Keunikan koleksi Apabila perpustakaan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau koleksi langka, maka perlu dipikirkan untuk melakukan digitasi terhadap koleksi tersebut. Biasanya koleksi-koleksi yang bernilai sejarah, kuno, langka dan tidak dapat ditemukan di tempat lain menjadi pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi.
c.
Prioritas bagi komunitas penggguna Kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan kurikulum dari
19
universitas yang mewajibkan adanya sumber-sumber informasi digital yang diakses oleh mahasiswa melalui perpustakaan. d.
Kemampuan staf Perpustakaan juga harus dapat mempertimbangkan bagaimana kemampuan staf dalam melakukan manajemen koleksi digital, mulai dari penguasaan terhadap teknologi informasi, bagaimana teknis dan prosedur digitasi, hingga bagaimana melakukan pengelolaan dan perawatan koleksi digital hasil digitasi. Hal ini perlu sebagai jaminan kesinambungan pengelolaan dan perancangan koleksi digital di perpustakaan tersebut.
2.3.4
Elemen Utama Perpustakaan Digital
Dalam Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian (2006) proses pelaksanaan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web mencakup beberapa elemen utama yang harus menjadi perhatian. Elemen utama tersebut sangat menentukan keberhasilan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web. Elemen utama tersebut terdiri atas (a) sarana media, (b) fungsi/jenis layanan (c) sistem pendukung dan (d) hubungan dengan instansi lain serta (e) elemen dasar dan (f) operasi pemeliharaan. Hubungan antar elemen utama pembentuk perpustakaan digital berbasis web tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Elemen
dasar
(basic
element)
sebagai
salah
satu
elemen
utama
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web, terdiri dari: (a) Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, (b) koleksi yang lengkap dan berkualitas, (c) infrastruktur yang compatible, (d) standard operational procedure (SOP) yang lengkap, (e) anggaran yang cukup dan (f) manajemen yang modern.
20
Gambar 1 Diagram Model Perpustakaan Digital (Sumber: Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital PUSTAKA Litbang Deptan, 2006).
2.4 Elemen Dasar (basic elements) Perpustakaan Digital Sebagai salah satu elemen utama perpustakaan digital, elemen dasar berarti bagian dasar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) disebutkan bahwa elemen dasar mengandung pengertian bagian yang penting atau yang dibutuhkan dari keseluruhan yang lebih besar. Elemen dasar perpustakaan digital berarti bagian terpenting yang paling dibutuhkan
dalam
pengembangan
perpustakaan
digital
berbasis
web.
Sebagaimana diuraikan diatas menurut perpustakaan model yang dikembangkan oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor elemen dasar tersebut terdiri atas:
21
a.
SDM
b.
Koleksi
c.
Infrastruktur
d.
SOP
e.
Manajemen
f.
Anggaran
2.4.1
Sumber Daya Manusia (SDM)
Komponen pertama elemen dasar perpustakaan digital adalah SDM yang merupakan salah-satu elemen terpenting dalam pengembangan perpustakaan digital. Menurut Nawawi (2001) dalam Sudayat (2009) ada tiga pengertian SDM yaitu: a.
SDM adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
b.
SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
c.
SDM adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Optimalisasi pengembangan perpustakaan digital membutuhkan SDM
perpustakaan digital yang professional, yaitu SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan
mengelola
perpustakaan
digital.
Menurut
Maksum
dan
Darmawiredja (2007) pengelolaan Perpustakaan Model memerlukan SDM yang memiliki keahlian di bidang manajemen informasi dan dalam pengelolaan TIK. Jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan untuk satu perpustakaan model minimum empat orang, yang akan bertugas sebagai kepala, pelaksana teknis dan pelaksana layanan perpustakaan. Pendidikan formal yang diperlukan adalah bidang perpustakaan minimum D3 untuk tingkat terampil dan S1 untuk tingkat ahli. Untuk spesialisasi lain diperlukan pengalaman mengelola perpustakaan minimum lima tahun. Melalui program pelatihan SDM perpustakaan model harus memiliki kemampuan: a.
Membangun pangkalan data
22
b.
Mendigitasi dokumen
c.
Mengelola jaringan
d.
Memahami instalasi dan konfigurasi perangkat lunak
e.
Memahami sistem perangkat lunak
f.
Memahami perawatan perangkat keras
g.
Membangun dan mengelola Web
h.
Memahami multimedia Menurut Chisenga (2003) SDM yang tersedia untuk perpustakaan digital
harus memiliki syarat keterampilan yang memadai, terdiri dari: hardware specialists, network administrators, database administrators, programmers, content developers, information managers (librarians). Sedangkan menurut Achmad
(2006)
disamping
kompetensi
manajerial,
untuk
membangun
perpustakaan digital dibutuhkan keterampilan teknis kompetensi TI, yaitu: a.
Kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy)
b.
Kemampuan dalam menguasai basis data (database management)
c.
Kemampuan dalam penguasaan peralatan TI (tools and technology skills)
d.
Kemampuan dalam penguasaan jaringan (computer network) Adapun menurut Sulistyo-Basuki (2006)
ada tiga kompetensi yang
diperlukan pengembangan perpustakaan digital, yaitu kompetensi keilmuan, kompetensi bahasa dan kompetensi teknologi informasi (TIK). Kompetensi TIK mencakup kemampuan dalam: a.
Kompetensi dasar TIK
b.
Kompetensi olah kata (word processing)
c.
Kompetensi surat elektronik (e-mail)
d.
Kompetensi internet dan intranet
e.
Kompetensi grafik
f.
Kompetensi penyajian
g.
Kompetensi penerbitan
h.
Kompetensi manajemen proyek dan lembar elektronik (spreadsheet)
i.
Kompetensi pangkalan data
j.
Kompetensi pemeliharaan sistem (system maintenance)
k.
Kompetensi desain dan pengembangan aplikasi dalam lingkungan web
l.
Kompetensi analisis sistem dan pemrograman.
23
Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan digital adalah: a.
Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan tanggungjawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar data selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data.
b.
Network Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap kelancaran operasional jaringan komputer.
c.
System Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak mengakses sistem.
d.
Web Master yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada didalamnya tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.
e.
Web Designer/Content Developer yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi website. Lebih jauh Australian National Training Authorithy (ANTA) dari Council of
Australian University Directors of Information Technology (CAUDIT, 2001), Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dari Institut Teknologi Bandung (2000) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2000) menyatakan kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki semua kategori lapangan pekerjaan bidang teknologi informasi (TI), yaitu: a.
Kemampuan mengoperasikan perangkat keras (ANTA: ICAITU005B)
b.
Mengakses internet (ANTA: ICPMM63bA)
Sedangkan kompetensi per kategori pekerjaan adalah: a.
SDM pengelola komponen countainers yaitu sebagai: a) Network Administrator yang mempunyai tanggungjawab terhadap kelancaran operasional jaringan komputer, dengan kompetensi: -
Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
-
Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
24
-
Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)
-
Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)
-
Monitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A)
-
Memahami routing.
b) System Administrator yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak mengakses sistem serta kompetensi sesuai standar, dengan kompetensi: -
Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
-
Melakukan instalasi Microsoft Windows
-
Melakukan instalasi Linux, memasang dan mengkonfigurasi e-mail server, ftp server, web server
-
Memahami routing yaitu proses untuk memilih jalur yang harus dilalui oleh paket data.
c) Web Developer/Programer yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna, dengan kompetensi: -
Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)
-
Cammon Gateway Interface Programing.
b) SDM pengelola komponen contents yaitu: a) Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar data selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data, dengan kompetensi : -
Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)
b) Web Designer/Content Developer, yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi website dengan konpetensi: -
Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA)
-
Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)
25
Terakhir yang bisa dianggap sebagai salah satu yang paling utama dari kualitas SDM perpustakan digital berbasis web adalah memiliki sertifikat kompetensi SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sertifikat kompetensi TIK tersebut dapat dimiliki melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) telekomunikasi, multimedia dan informatika (Telematika). LSP Telematika dibentuk oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh komunitas Telematika dan bersifat independen serta professional. LSP bertugas menyelenggarakan standarisasi kompetensi kerja, menyiapkan materi uji serta mengakreditasi unit-unit tempat uji kompetensi dan menerbitkan Sertifikat Kompetensi TIK. Kegiatan kerjanya merujuk kepada Sertifikat ISO 17024. Materi uji kompetensi LSP Telematika disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang disahkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penyusun SKKNI merupakan ahli telematika yang berasal dari Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Pendidikan, Kementerian Ristek dan beberapa perusahaan TI di Indonesia (LSP Telematika, 2012)
2.4.2
Koleksi
Elemen dasar kedua perpustakaan digital adalah koleksi digital, Maksum dan Darmawiredja (2007) menyatakan koleksi perpustakaan diutamakan dalam format digital baik untuk offline maupun online, sedangkan koleksi tercetak lebih diutamakan buku-buku tentang formula (standar) dan rujukan. Menurut Hartinah (2009) obyek digital yang mengisi perpustakaan digital sangat bervariasi meliputi teks, grafik, gambar, audio-video, program-program komputer, sedangkan Makarim dan Prastyo (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber daya digital (digital resources) adalah koleksi-koleksi digital yang dimiliki, antara lain; lagu-lagu berformat MP3, film yang diputar dengan VCD/DVD player, ringtone pada handphone, foto digital, e-mail dan dokumen softcopy suatu tulisan. Surachman (2008) menyatakan bahwa koleksi digital dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital tersebut dapat berupa buku elektronik,
26
jurnal elektronik, database online atau statistik elektronik, sedangkan Pendit et.al. (2007) menyatakan secara garis besar ada empat sumberdaya informasi yaitu: a.
Bahan dan sumber full text, termasuk di sini jurnal elektronik, koleksi digital yang bersifat terbuka (open acces), buku elektronik, surat kabar elektronik, dan tesis serta disertasi digital.
b.
Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog, indeks dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang informasi lainnya.
c.
Bahan-bahan multimedia digital.
d.
Aneka situs di internet
2.4.3
Infrastruktur
Sebagai elemen dasar ketiga infrastruktur mempunyai beberapa pengertian di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) infrastruktur disebut prasarana, yaitu: segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses. Pengertian infrastruktur sebenarnya mencakup sarana-sarana teknologis yang berwujud fisik seperti: jaringan kabel, perangkat keras, dan bangunanbangunan. Infrastruktur non fisik seperti struktur sosial budaya, cara kerja dan aspirasi masyarakat tempat infrastruktur itu berada, tersedia dari (PNRI, 2010). Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) berpendapat bahwa dalam
pengembangan
perpustakaan digital perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer adalah sebagai elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital (lihat Gambar 2).
27
Gambar 2 Infrastruktur Ideal Perpustakaan Digital (Sumber:Modifikasi Infrstruktur Perpustakaan, Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007)
2.4.3.1 Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras dalam sistem komputer adalah semua elemen fisik dalam komputer, seperti rangkaian terpadu (integrated circuit)
kabel dan terminal
(Downing dan Covington, 1990). Menurut Maksum dan Darmawiredja (2007) komponen perangkat keras berbasis TI yang diperlukan adalah:
28
a.
Komponen input, yaitu perangkat keras yang digunakan untuk data entri informasi (keyboard, mouse, scanner).
b.
Komponen output, adalah perangkat keras
yang diperlukan untuk
menampilkan data informasi melalui intranet dan internet (monitor, printer). c.
Komponen pengolah untuk melakukan pengolahan dan eksekusi intruksi (processor, motherboard).
d.
Komponen memori untuk menyimpan data dan intruksi dalam bentuk elektronik digital (harddisk). Perangkat keras lainnya yang diperlukan adalah perangkat untuk membangun
jaringan intranet dan internet, yaitu perangkat untuk akses katalog, akses online serta server. Lebih rinci Maksum (2009) mengatakan hardware minimal yang diperlukan untuk mengembangkan perpustakaan digital adalah: 4 unit PC, 1 unit server, 1 unit hub, 1 unit router, 1 unit printer, 1 unit UPS, kabel konektor, instalasi listrik, instalasi jaringan, 1 unit kamera digital. Dalam sebuah paket perpustakaan digital hardware yang dibutuhkan adalah PC dengan spesifikasi processor multicore processor minimal speed 2.2 GHz, memori 2 GB DDR2 SDRAM, hard drive 160 GB SATA-II 7200 RPM, networking ethernet 10/100/1000 Mbps dan monitor LCD 15 (Berkatindo Nusantara, 2010), selain itu saluran telepon dan modem (Pardosi, 2001), scanner (Suryandari,2007) dan komputer server. Menurut
pendapat Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) untuk pencapaian
kinerja yang maksimum, sebuah perpustakaan digital bisa saja mempunyai beberapa server yang masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi yang khusus sebagai berikut: a.
Web server, yaitu server yang akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari para pengguna internet.
b.
Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan digital karena di sinilah keseluruhan koleksi disimpan;
c.
FTP server, yaitu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan komputer;
d.
Mail server, yaitu server yang melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan surat elektronik (e-mail);
29
e.
Printer server, yaitu untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan, mengatur antriannya, dan memprosesnya;
f.
Proxy server, yaitu untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari pemakai-pemakai yang tidak berhak dan juga dapat digunakan untuk membatasi ke situs-situs yang tidak diperkenankan.
2.4.3.2 Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak dalam sistem komputer adalah merupakan kumpulan program yang akan memberitahu komputer apa yang harus dilakukan. Perangkat keras yang membentuk sistem komputer tidak berarti tanpa adanya instruksi yang memberitahukan apa yang harus dilakukannya (Downing dan Covington 1990). Demikian pula pendapat Maksum (2007) software mencakup sekumpulan aturan atau panduan untuk kelangsungan aktivitas sistem informasi, program aplikasi komputer, program pengembangan dan program sistem operasi (operating system). Menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sebuah perpustakaan digital paling tidak memerlukan dua perangkat lunak utama yaitu
perangkat lunak untuk
penyimpanan koleksi dan perangkat lunak untuk pencarian koleksi. Untuk penyimpanan koleksi, dibutuhkan sebuah sistem manajemen basis data yang bisa mendukung proses penambahan, pengubahan, penghapusan termasuk juga pencarian koleksi secara cepat. Oracle, Microsoft SQL server, dan IBM DB2 adalah basis data yang bersifat proprietary dan MySQL dan postgreSQL adalah basis data yang bersifat open source. Manajemen basis data tersebut dalam sebuah perpustakaan digital dapat dijakankan dilingkungan sistem operasi windows yaitu sistem operasi komputer yang bersifat proprietary atau sistem operasi unix/linux yaitu
sistem operasi komputer
yang bersifat open source ataupun berbagai
variasinya atau sistem operasi lainnya Untuk pencarian koleksi umumnya melalui internet, yaitu menggunakan web browser dengan cara mengakses situs web yang menyediakan koleksi yang dibutuhkan. Web browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan halaman-halaman website yang ada di internet. Web browser yang popular adalah internet explorer, netscape navigator dan mozilla firefox. Sedangkan aplikasi
30
interface yang popular antara lain Slims, GDL, Igloo dan Mysipisis. Sementara itu diantara bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membangunnya mulai dari Java, Perl, python, ASP ataupun PHP. Perangkat lunak berikutnya adalah untuk web server, yaitu software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML (World Friend, 2010). Salah satu web server yang paling banyak digunakan adalah web server Apache. Web server ini salah satunya dapat diperoleh dengan menginstal perangkat lunak XAMPP yaitu tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, MySQL dan PHP secara manual. XAMPP akan menginstallasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis (Julie, 2010) Fungsi Apache, MySQL dan PHP adalah: a.
Apache,
merupakan
aplikasi
web
server.
Tugas
utamanya
adalah
menghasilkan halaman web yang benar kepada user. b.
MySQL, merupakan database server. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya, termasuk menambahkan, mengubah dan menghapus data yang berada dalam database.
c.
PHP, merupakan bahasa pemrograman web yaitu bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting yang memungkinkan membuat halaman web yang bersifat dinamis.
2.4.3.3 Jaringan Komputer (computer netware) Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencakup pemakaian database, software aplikasi dan peralatan hardware secara bersamaan (Sopandi, 2008). Sedangkan Maksum dan Darmawiredja (2007) berpendapat bahwa jaringan (netware) merupakan unit telekomunikasi yang terdiri atas media, aliran data (data flow), topologi dan aturan, keamanan serta zona telekomunikasi yang diperlukan untuk mengakses informasi yang tersimpan dalam server untuk mempermudah dan mempercepat
31
para pengguna memperoleh informasi. Pola pengembangannya meliputi aktivitas input, proses dan output. Untuk memerlukan
mengoptimalkan jaringan
tujuan
komputer
tersebut (Gambar
suatu 3),
perpustakaan baik
jaringan
digital lokal
(LAN/intranet/ektranet), maupun jaringan global (internet) sebagaimana pendapat Pudjiono (2006), setelah memiliki koleksi digital, PC dan software maka diperlukan jaringan
intranet minimal 100 Mbps dan internet (layanan global)
minimal 128 Kbps. Selain dari itu kehadiran komputer personal (PC), Internet dan Word Wide Web (WWW) memungkinkan terciptanya perpustakaan digital (Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007).
a.
LAN Jaringan wilayah lokal ( local area network atau biasa disingkat LAN) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbps. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot, (PSB-SMA, 2010]
b. Intranet dan Ekstranet Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perpustakaan. Antar intranet dapat saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalui sambungan internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh.
32
Gambar 3 Diagram Model Jaringan Perpustakan (sumber: Perpustakaan Model Pustaka Bogor)
Jika sebuah perpustakaan
mengekspos
sebagian dari internal
jaringannya ke komunitas di luar, hal ini disebut ekstranet. Perpustakaan dapat melakukan pemblokiran akses ke intranet melalui router dan pengaturan akses ke intranet dengan meletakan firewall (Purbo, 2010).
33
c.
Internet Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya diseluruh dunia (oleh alat pengatur lalu lintas data, yang dinamakan routers) meskipun beda sistem operasi dan mesin. Dengan Internet, komputer dapat saling terhubung untuk berkomunikasi, berbagi dan memperoleh informasi. Internet sebenarnya adalah suatu sistem global jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar internet protokol (TCP/IP) (Wijaya, 2012) Menurut
Ruldeviyani
dan
Sucahyo
(2007)
sesuai
dengan
kepanjangannya, Internet terdiri dari sekumpulan jaringan komputer milik perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun penyedia jasa masingmasing jaringan komputer yang terhubung dan dikelola secara independen. Dengan adanya internet memungkinkan data digital di satu tempat bisa diakses dengan mudah dan cepat dari tempat lain.
d. World Wide Web (WWW) WWW atau sering disebut sebagai web adalah dokumen-dokumen internet yang disimpan di server-server yang terdapat diseluruh dunia. Dokumen web tersebut dibuat dengan menggunakan format hypertext dan hypermadia, yaitu Hypertext Markup Languange (HTML). HTML mempunyai kemampuan untuk menghubungkan (link) sebuah dokumen dengan dokumen yang lain. Halamanhalaman web yang dibuat menggunakan HTML digunakan untuk menyimpan informasi. Informasi yang disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World). Web dapat diakses oleh perangkat lunak web client yang disebut browser. Browser dapat membaca halaman-halaman web
yang
tersimpan dalam web server
atau
sering
tersimpan dalam web server atau yang disebut URL (Sugiono, 2009)
2.4.4 Standard Operation Procedure (SOP) Elemen dasar ke empat adalah SOP, yang diperlukan diberbagai bidang kegiatan termasuk kegiatan pengembangan perpustakaan digital. SOP diperlukan
34
agar proses operasional kegiatan berlangsung secara teratur. Proses yang sudah berlangsung teratur dapat tetap berjalan walaupun orang yang bertanggung jawab pada proses tersebut tidak hadir, karena perannya dapat digantikan orang lain. SOP merupakan suatu rangkaian instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin yang terdapat pada suatu bidang kegiatan. Menurut Mustafa dan Yulia (2005) SOP atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah prosedur baku mutu adalah suatu panduan tertulis dalam menjalankan kegiatan sehari-hari di suatu lembaga untuk menjamin standar mutu hasil pekerjaan. Sedangkan Aries dan Saleh, (2004) mendefinisikan SOP sebagai dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. Dengan adanya SOP,
maka standar
mutu
layanan yang akan
dihasilkan oleh suatu pekerjaan dapat diukur sebelumnya. Demikian juga mutu layanan yang diharapkan diberikan kepada pengguna dapat ditentukan. Selanjutnya dengan SOP akan mudah melaksanakan pekerjaan, karena ada pedoman yang diikuti dan kontrol terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. Perpustakaan digital yang koleksinya berformat digital tersimpan dalam suatu komputer server harus dapat diakses dengan komputer secara cepat dan mudah melalui jaringan komputer. Oleh karena itu maka SOP sangat diperlukan untuk menjalankan operasional sebuah perpustakaan digital agar memberikan manfaat lebih bagi pengguna dan yang menjalankan tugas-tugas sebagai pustakawan.
Dalam grand design perpustakaan
digital Pustaka Litbangtan,
pembuatan SOP terdiri dari: a) SOP untuk digitalisasi bahan perpustakaan b) SOP untuk penanganan dokumen digital c) SOP untuk sistem layanan perpustakaan digital d) SOP untuk pemeliharaan jaringan e) SOP untuk pemeliharaan web Biasanya SOP disusun berbentuk modul-modul, setiap kegiatan dibuat SOP yang berdiri sendiri atau ada keterkaitan dengan modul lainnya. Modul kegiatan perpustakaan terdiri dari nomor kode modul, judul modul, cakupan, tujuan, standar yang digunakan, tahapan kegiatan, alur kerja dalam bentuk diagram, serta
35
formulir-formulir yang mungkin digunakan dan biaya atau keterangan lain yang diperlukan terkait langsung dengan isi modul tersebut (Mustafa dan Yulia, 2005). Contoh SOP yang diperlukan dalam pengembangan perpustakaan digital antara lain SOP digitalisasi bahan perpustakaan dan penanganan dokumen digital (Lampiran 1 s.d 2)
2.4.5
Manajemen
Elemen dasar kelima adalah manajemen yang secara umum adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dalam Daryono, 2008). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidak baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar, dan proses pencapaian tujuan akan terganggu dan mengalami kegagalan. Berdasarkan Standard National Information Standards Organisation (NISO, 2007) pengembangan koleksi digital sebaiknya berpedoman pada kriteria four core types of entities sebagaimana diuraikan dalam komponen utama pengembangan perpustakaan digital tersebut diatas, yaitu: a.
Collection (organized groups of object)
b.
Object (digital materials)
c.
Metadata (information about objects and collections)
d.
Initiatives (program or projects to create and manage collection) Adapun manajemen perpustakaan digital menurut Arif (2003) adalah
penerapan teknologi informasi (TI) sebagai
sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Manajemen pengembangan perpustakaan digital tersebut antara lain melalui proses digitization sebagaimana menurut Suryandari (2007) manajemen perpustakaan di era digital salah satunya dibatasi pada proses digitalisasi. Selanjutnya menurut Cleveland (1998) dari IFLA sebagaimana diuraikan diatas, selain proses digitization membangun koleksi digital dapat dilakukan dengan metoda lainnya yaitu Acquisition of original digital works dan Acces to
36
external materials. Proses digitalisasi (digitization ) menurut Suryandari (2007) adalah proses yang mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Proses tersebut (Gambar 4) dibedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu: a.
Scanning, yaitu proses memindai dokumen dari bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan adalah berkas PDF. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah canon IR2200.
b.
Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya, dengan software adobe acrobat, termasuk proses OCR (Optical Character Recognition). Proses OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks.
c.
Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF yang berisi full text karya tulis dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang telah melalui proses editing. Dibagian akhir diagram pada Gambar 4 terdapat dua server, yaitu : sebuah
server yang terhubung ke intranet dan server yang terhubung ke intranet, server pertama berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat diakses oleh seluruh pengguna di dalam Local Area Network (LAN). Sedangkan server yang kedua adalah yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya akhir tersebut. Sedangkan
menurut
Rufaidah
(2007) pengolahan
mencakup
proses
digitalisasi, pembuatan metadata dan uploading. Pembuatan metadata untuk keperluan penelusuran berbasis web dan uploading adalah memindahkan data atau dokumen ke server web untuk akses dokumen digital melalui jaringan internet, sedangkan penyimpanan dokumen digital di server lokal untuk akses di perpustakaan setempat atau penyimpanan di CD-ROM. Proses terakhir pendistribusian dokumen yaitu proses penyebarluasan hasil penyimpanan dokumen
ke masyarakat pengguna sesuai bentuk penyimpanannya. Proses
lainnya adalah konversi dilakukan jika dokumen sudah dalam bentuk softcopy untuk menyamakan format dan mengatur penamaan file.
37
Gambar 4 Alur Kerja Digitalisasi (Sumber: Modifikasi Alur Kerja Digitalisasi Suryandari,2007)
2.4.6
Anggaran
Elemen dasar keenam adalah anggaran, yaitu rencana penjatahan sumber daya yang dinyatakan dengan angka, biasanya dalam satuan uang (Depdikbud, 1988). Secara garis besar anggaran yang diperlukan dalam pengembangan perpustakaan digital terbagi dua yaitu anggaran untuk investasi awal dan
38
operasional. Besarnya anggaran yang diperlukan tergantung faktor-faktor pendukung perpustakaan digital yang tersedia dalam sebuah perpustakaan. Siregar (1999) menyatakan bahwa penyediaan layanan digital memerlukan pendanaan baik untuk investasi awal maupun operasionalnya. Dana investasi digunakan untuk perangkat keras dan lunak, dana operasional antara lain digunakan untuk proses digitalisasi. Besarnya biaya yang diperlukan tergantung pada berbagai faktor diantaranya infrastruktur dan prasarana yang tersedia, jumlah terminal layanan akses yang akan disediakan, jenis server yang akan digunakan dan tenaga pengembang yang tersedia. Sementara itu Suryandari (2007) berdasarkan hasil pengalaman lapangan membedakan struktur pembiayaan proses digitalisasi pada jumlah anggaran yang tersedia menjadi perpustakaan besar, menengah dan kecil, dengan rincian sebagai berikut: a.
Perpustakaan besar memiliki dana sekitar Rp 57.000.000 (lima puluh tujuh juta rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya tidak rutin dan Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).
b.
Perpustakaan menengah memiliki dana sekitar Rp 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya tidak rutin dan Rp 3.000.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).
c.
Perpustakaan kecil memiliki dana sekitar Rp 11.000.000 (sebelas juta rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya tidak rutin dan Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per bulan untuk biaya operasional proses digitalisasi (400 tesis/4 bulan). Struktur pembiayaan digitalisasi tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu biaya
rutin (bulanan) dan biaya investasi (tidak rutin, dikeluarkan hanya satu kali pada saat proyek akan dimulai). Rincian anggaran dapat dilihat pada Lampiran 3 sampai 11. Sementara itu di Pustaka Bogor selain anggaran pembiayaan investasi dan operasional proses digitization anggaran terbesar lainnya adalah anggaran operasional acquisition of original digital work yaitu pengadaan karya digital asli (born digital).
39
Berdasarkan uraian anggaran investasi dan operasional, struktur pembiayaan proses digitalisasi di atas dan acquisition of original digital work di Pustaka Bogor serta penelusuran harga pada literatur online diperlukan anggaran pengembangan perpustakaan digital berbasis web sebagai tercantum dalam Lampiran 12. Pada lampiran tersebut untuk tahun pertama dibutuhkan anggaran standar biaya investasi sebesar Rp 123.309.000,- dan biaya opersional Rp 495.666.311,- Total anggaran yang dibutuhkan untuk tahun pertama sebesar Rp 618.975.311,Struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital tersebut masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital di perpustakaan perguruan tinggi di negara maju. Sebagai contoh struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital di dalam Proposal for a University of Tennessee Digital Library Center tahun 2001, yang merencanakan anggaran sebesar $ 471.008 atau sama dengan Rp 4.710.080.000 (kurs Rp 10.000 per 1 USD) pada tahun pertama, dengan rincian anggaran pada Lampiran 13.
2.5 Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Bogor Pustaka Bogor adalah pengelola perpustakaan digital dan penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian berbasis TI serta sebagai Pusat Deposit Publikasi (Kepmentan no.433/Kpts/HM.160/9/2003) di lingkup Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Pengembangannya Perpustakaan Digital Pustaka berpedoman pada grand design pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, dan sejak tahun 2007 perpustakaan Pustaka Bogor bertugas sebagai koordinator pengembangan sistem perpustakaan digital di 66 unit kerja lingkup Balitbangtan (Lampiran 14). Tujuan utama pengembangannya antara lain adalah mempermudah dan mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval) dan proses pertukaran serta pengiriman informasi (information exchange). Sedangkan fungsinya antara lain mengelola sumber daya perpustakaan dan pengembangan
40
aplikasi teknologi informasi serta pengelolaan sarana instrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka. Dalam grand design
pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor
tersebut digambarkan bahwa dalam pengembangannya diperlukan satu kesatuan dukungan dari lima elemen utamanya, yaitu sarana media, fungsi atau jenis layanan, sistem pendukung, hubungan dengan lembaga lain, dan elemen dasar serta operasional pemeliharaan.
Elemen utama yang pertama adalah sarana
media. Salah satu sarana media peyebarluasan informasi Pustaka Bogor adalah internet, dimana akses ke pangkalan data perpustakaan menjadi menjadi tidak terbatas, baik oleh
ruang maupun waktu. Menurut Maksum (2010) saat ini
seluruh perpustakaan unit kerja penelitian yang tersebar diseluruh provinsi sudah mendapatkan akses informasi yang tersedia dalam server Pustaka melalui jaringan internet (online). Sebaliknya seluruh perpustakaan unit kerja penelitian telah melakukan upload data OPAC, PDF, DOC, PPT, ke Pustaka. Elemen utama kedua adalah fungsi atau jenis layanan. Salah satu fungsi atau jenis layanan perpustakaan digital Pustaka Bogor adalah layanan Online Public Acces Catalog (OPAC). Layanan penelusuran informasi dalam format digital tersebut sudah dapat dilakukan dengan cepat dan pengguna dapat lebih mudah memperoleh layanan salinan (copy) informasi yang dibutuhkan, baik berupa hasil cetak (print out) maupun salinan (download). Dalam grand design layananlayanan tersebut merupakan sebagian dari vertical service dari fungsi atau jenis layanan perpustakaan digital yang merupakan ujung tombak layanan perpustakaan digital Pustaka Bogor. Kelancaran layanan-layanan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maksum, Buldansyah dan Prawati (2008) antara lain terhadap aksesibilitas informasi dan efektivitas layanan informasi digital di perpustakaan Pustaka Bogor. Aksesibilitas (hal dapat dijadikan akses) informasi terhadap sumber informasi digital baik sumber offline maupun online menunjukan tingkat aksesibilitas yang tinggi. Efektivitas layanan informasi digital berdasarkan ketersediaan fasilitas akses informasi online dan offline dan berdasarkan kepuasan pengguna terhadap kecepatan akes online dan offline menunjukan tingkat yang efektif.
41
Fungsi atau jenis layanan perpustakaan Pustaka Bogor sudah didukung elemen utama ketiga, yaitu sistem layanan umum (common services) berupa sistem jaringan, database, sistem keamanan data dan pelatihan. Untuk pangkalan data Pustaka melanggan dari penerbit luar negeri yang sudah siap saji. Pangkalan data tersebut disajikan pada Tabel 2:
Tabel 2 Pangkalan Data Elektronik Bidang Pertanian Dan Bidang Terkait Yang Dimiliki Digital Perpustakaan Pustaka Bogor No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama pangkalan data ProQuest Science Direct TEEAL AGRICOLA AGRIS CARIS Tropag & Rural CAB Abstract Crops Protection Compendium Indonesiana Warintek Teknologi Tepat Guna Publikasi Badan LitbangPertanian Kumpulan Berita Surat Kabar CD-interaktif
Akses Online Online Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Online Online Offline Offline
Jenis informasi Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Bibliografis Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Audio visual
Elemen utama keempat adalah hubungan dengan lembaga lain untuk berbagai tujuan antara lain untuk meningkatakan information sharing. Untuk keempat elemen utama tersebut telah didukung elemen utama kelima, yaitu elemen dasar (basic elements) yang mencakup SDM yang handal, koleksi yang lengkap dan bermutu, infrastruktur yang mendukung, SOP yang mendukung, dan manajemen yang modern serta anggaran yang cukup. Elemen utama yang terakhir adalah operasi pemeliharaan (maintenance operation). Perpustakaan digital Pustaka Bogor menjadikan pemeliharaan keseluruhan sistem perpustakaan digital menjadi elemen penting untuk bisa menarik pemustaka dan memanfaatkannya tidak hanya sebagai tempat informasi umum, tetapi juga untuk mendukung kinerjanya. Berdasarkan dukungan kelima elemen utama perpustakaan digital tersebut dan mangacu kepada laporan akhir tahun, akses pemustaka terhadap dokumen
42
online yang terdapat pada database Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dalam kurun waktu 2007 sampai dengan 2011 menunjukan jumlah yang tinggi sebagaimana tercantum dalam Tabel 3:
Tabel 3 Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Dari Tahun 2007 sampai dengan 2011 Jumlah Judul Dokumen Yang Diakses Per Tahun (Judul):
Jenis Dokumen Database Online
2007
2008
2009
2010
2011
6.895
26.433
80.846
77.600
69.803
Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.
Jumlah tersebut adalah kondisi yang selalu melampaui capaian target yang ditentukan tiap tahun selama kurun waktu lima tahun, sebagaimana terlihat dalam Tabel 4:
Tabel 4 Pencapaian Target Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Tahun 2007 sampai dengan 2011 Target Akses Dokumen Online Per Tahun : Jenis Dokumen
Database Online
2007
2008
2009
2010
2011
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
4.500
6.895
155,22
4.500
26.433
587,40
4.500
80.846
673,72
50.000
77.600
155,20
55.000
69.830
126,91
Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa dengan dukungan elemen utama yang salah satunya adalah elemen dasar (basic element) pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor sudah berjalan sesuai standar pengelolaan sistem perpustakaan digital berbasis web.
2.6 Studi Kelayakan Dalam systems development life cycle (SDLC) O’Brien (2002) berpendapat bahwa langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah tahap
43
investigasi sistem yang membutuhkan sebuah kajian awal yang disebut studi kelayakan (Gambar 5). Studi kelayakan tersebut merupakan kajian awal yang menyelidiki kebutuhan
informasi dari perspektif pengguna dan
menentukan
kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diajukan. Selanjutnya Lucas (2000) menyatakan
bahwa studi kelayakan menyajikan
beberapa alternatif potensial dan mengevaluasinya secara teknis, ekonomi, dan ukuran-ukuran operasional. Sedangkan Laudon dan Laudon (1996) berpendapat bahwa studi kelayakan dilakukan untuk menentukan solusi apakah yang mungkin atau terjangkau, memberi batasan dan sumber daya organisasi.
Investigation/Planning
Feasibility study
Analysis
Functional Requirement
Design
System Specification
Implementation
System Operational
Maintenance
Improved System
SDLC
ACTIVITIES
PRODUCT
Gambar 5. System Development Life Cycle ( O’Brien, 2002)
Kamus Bahasa Indonesia (1988)
menjelaskan bahwa kata studi berarti
penelitian atau penyelidikan ilmiah sedangkan kelayakan berarti perihal yang dapat (pantas, patut) dilaksanakan. Sedangkan
Setiawan dalam Ensiklopedi
Nasional Indonesia (2004) menjelaskan frasa studi kelayakan adalah analisis untuk mengambil keputusan
tentang kelayakan suatu rencana investasi.
Selanjutnya Kamus Komputer dan Teknologi Informasi (2007) menjelaskan frasa studi kelayakan tersebut merupakan studi yang digunakan apakah proyek yang direncanakan layak untuk diteruskan atau tidak. Salah satu elemen utama pengembangan perpustakaan digital sebagaimana telah diuraikan di atas adalah elemen dasar yang menjadi salah satu elemen
44
yang perlu dianalisis kelayakannya. Elemen dasar yang dianalisis dalam studi kelayakan ini terdiri dari: kelayakan sumber daya manusia, kelayakan koleksi digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard operational procedure (SOP), kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Purbo (1999) dalam Maksum dan
Darmawiredja (2007) bahwa untuk membangun sebuah perpustakaan digital diperlukan infrastruktur, SDM yang memadai dan mandiri, muatan
lokal,
jaringan kerja dan pemanfatan sumber daya secara bersama serta merujuk kepada elemen dasar dalam diagram model pengembangan perpustakaan digital. Untuk melakukan studi kelayakan
dibutuhkan
informasi untuk menilai
kondisi faktual elemen-elemen dasar tersebut sehingga dapat dibuat rekomendasi elemen dasar perpustakaan digital yang paling ideal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam tahap pengembangan sistem tersebut sebagaimana disebutkan oleh O’Brien (2002) antara lain: a.
Wawancara dengan pekerja, pelanggan dan manajer.
b.
Kuisioner kepada pengguna akhir (end users) dalam organisasi.
c.
Pengamatan pribadi, videotaping atau
melibatkan diri dalam aktivitas
pengguna akhir. d.
Menguji dokumen, laporan panduan prosedur dan dokumentasi lain.
e.
Pengembangan, simulasi dan pengamatan model dalam suatu aktivitas.
45
3 METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Perkembangan pesat TI saat ini sudah menjadi salah satu unsur yang sangat
mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan, sehingga salah satu strategi untuk pengembangannya sebagaimana diuraikan dalam latar belakang penelitian adalah melalui pengembangan
perpustakaan
berbasis TIK (ICT based),
dengan
mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web. Hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi pada data digital dan media jaringan komputer. Oleh karena itu pengembangan sistem informasi perpustakaan berbasis TI dalam format digital tersebut menjadi hal yang penting. Permasalahannya adalah bahwa pengembangan perpustakaan digital tersebut salah satunya perlu didukung oleh kondisi ideal elemen dasar (basic elements) perpustakaan digital sebagaimana diuraikan dalam perumusan masalah. Untuk itu salah satu langkah awal yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangannya adalah melakukan studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web terhadap kelayakan elemen dasar perpustakaan digital tersebut, yaitu: kelayakan SDM, kelayakan koleksi, kelayakan
infrastruktur,
kelayakan SOP,
kelayakan
manajemen dan kelayakan anggaran. Kelayakan elemen-elemen dasar tersebut sangat menentukan keberhasilan pengembangan perpustakan digital. Dari studi kelayakan tersebut diharapkan dapat diketahui tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web dan dapat didefinisikan kebutuhan elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital minimal yang harus dimiliki.
Selain
itu
dapat
memformulasikan
saran
serta
menghasilkan
rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki, dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor.
46
3.2 Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web yang diperoleh dari literatur. Kemudian menganalisis kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital perpustakaan STP Jurluhkan Bogor melaui cara wawancara (interview guide) dan daftar cocok (checklist). Selanjutnya membandingkan (benchmarking) kondisi standard an obyektif tersebut dengan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Dengan cara ini dapat diketahui sejauh mana elemen dasar ideal perpustakaan digital dapat terpenuhi oleh elemen dasar standar perpustakaan Pustaka Bogor dan kondisi elemen dasar obyektif perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. Selanjutnya diolah, dianalisis dan digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan serta merekomendasikan kondisi standar elemen dasar di perpustakan STP Jurluhkan Bogor. 3.3 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan rangkain proses bagaimana tahapan suatu penelitian dilaksanakan secara sistematis menggunakan metode ilmiah. Pada studi kelayakan ini tahapan pelaksanaan penelitian tersebut dilakukan melalui serangkain proses penelitian sebagaimana pada Gambar 6: 3.4
Prosedur Penelitian Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Gambar 6, maka tahapan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.4.1 Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai sumbersumber informasi dan standar kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web.
3.4.2 Pengumpulan Data Awal Berdasarkan studi literatur dilakukan pengumpulan data awal berupa sumber informasi untuk mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web.
47
Mulai
Studi Literatur Pengumpulan Data Awal - Sumber informasi data standar elemen dasar perpustakaan digital - Mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital
Desain Penelitian; Studi Kelayakan:
- Pembuatan instrumen wawancara (interview guide) dan daftar cocok (checklist) - Wawancara dan analisis data hasil wawancara dan daftar cocok kondisi elemen dasar perpustakaan digital
Analisis data:
- Membandingkan (benchmark) dan menganalisis hasil perbandingan kondisi standar dan obyektif elemen dasar perpustakaan digital dengan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital. - Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital - Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital
Kesimpulan dan saran SELESAI
Gambar 6 Langkah-langkah Penelitian 3.4.3 Desain Penelitian Berdasarkan data awal dibuat desain penelitian, yaitu proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif studi kasus (case study) dengan melakukan studi kelayakan, yaitu studi kasus yang bersifat evaluatif yang ditujukan pada layak tidaknya suatu tindakan atau usaha dilakukan Komponen masalah yang dianalisis dalam studi kelayakan ini adalah elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu: kelayakan sumber daya manusia, kelayakan koleksi digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard operational procedure (SOP), kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran Tahapan studi kelayakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Pembuatan instrumen wawancara: Instrumen yang dibuat adalah jenis instrumen wawancara (interview guide)
dan daftar cocok (checklist). Untuk memperoleh data dari setiap variabel yang terdapat pada model penelitian, maka instrumen tersebut dibagi terhadap 6 (enam) bagian elemen dasar perpustakaan digital, yaitu:
48
a) Instrumen untuk data SDM b) Instrumen untuk data Koleksi c) Instrumen untuk data Infrastruktur d) Instrumen untuk data SOP e) Instrumen untuk data Manajemen f) Instrumen untuk data Anggaran
b.
Wawancara dan Analisis data hasil wawancara Wawancara dan daftar cocok dilakukan berdasarkan instrument wawancara
dan daftar cocok. Wawancara tersebut dilakukan kepada pengelola Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Analisis data hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan dilakukan untuk membuktikan tingkat kelayakan kondisi elemen dasar standar Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan mengetahui tingkat kelayakan kondisi obyektif tingkat kelayakan elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor.
3.4.4 Analisis Data a.
Membandingkan (benchmarking) dan menganalisis kondisi obyektif dan kondisi standar terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital:
b.
Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital
c.
Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital
3.5
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan bulan Februari 2011, berlokasi di Pustaka Bogor
dan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Pasca Sarjana Ilmu KomputerFMIPA, Baranangsiang Bogor.
49
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pengumpulan data awal pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web, penyusunan instrumen wawancara, wancara dan analisis hasil wawancara mengenai kondisi standar elemen dasar Perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagai perpustakaan digital standar lingkup Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Selanjutnya analisis mengenai kondisi obyektif elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan membahas hasil studi kelayakan kondisi elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Analisis dilakukan dengan membandingkan (benchmarking) antara kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilihat sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web yang sudah dan belum terpenuhi oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Berdasarkan elemen dasar yang sudah dan belum terpenuhi tersebut, maka dapat diketahui tingkat kelayakan elemen dasar Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya. 4.1 Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data awal dimaksud adalah kegiatan mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi agar tujuan penelitian dapat tercapai. Data awal yang terkumpul
adalah (1) sumber informasi dan (2) kondisi ideal elemen dasar
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web. 4.1.1 Sumber Informasi Sumber informasi yang dijadikan sumber pengumpulan data ideal elemen dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web adalah dari beberapa sumber. Sumber data pertama berupa tempat (place) yaitu lembaga-lembaga standardisasi yaitu ANTA, PPAUME, APJII, IEEE, NISO, serta IFLA. Sumber data kedua berupa kertas (paper) yaitu berupa buku-buku maupun jurnal, dan sumber data ketiga sumber data digital berupa literature offline maupun online. Sumber data keempat berupa orang (person) yaitu para pengelola perpustakaan.
50
Data yang diperoleh dari sumber-sumber Informasi tersebut adalah: a.
Australian National Training Authorithy (ANTA) yaitu rekomendasi kompetensi dasar standar (standard core competency) SDM untuk pekerjaan di bidang IT.
b.
Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yaitu standar sertifikasi SDM bidang pekerjaan yang terkait dengan internet.
c.
Institut of Electrical and Electronics Engeneers (sekarang dikenal dengan istilah Eye-triple-E) yaitu standar infrastruktur jaringan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 ethernet dan berbasis pada teknokogi IEEE 802.11b teknologi wi-fi.
d.
National Information Standards Organization (NISO) yaitu standar koleksi digital harus mengacu kepada empat kriteria utama (four core types entities).
e.
International Federation of Library of Associations and Institutions (IFLA) yaitu tiga metode utama membangun koleksi digital, dan dari
f.
Berbagai data dari berbagai buku dan sumber-sumber literatur offline dan online, serta dari
g.
Pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor untuk indikator elemen dasar lainnya.
4.1.2 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web Kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web adalah kondisi yang sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki. Kondisi ideal diramu berdasarkan sumber-sumber informasi tersebut diatas, yaitu berupa indikator kondisi ideal masing-masing elemen dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yaitu: 4.1.2.1 Kondisi Ideal SDM Berdasarkan standar ANTA, PPAUME, APJII dan sumber-sumber literatur serta hasil wawancara dengan pengelola Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor indikator kondisi ideal SDM perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 5. Kondisi ideal SDM ini belum memasukan indikator sertifikat kompetensi SDM perpustakaan digital di bidang TIK.
51
Tabel 5 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SDM Perpustakaan Digital Berbasis Web. 1.
2.
Memiliki komponen countainers sebagai: 1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A) (6) Memahami routing 2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing Memiliki komponen contents sebagai: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: 2)
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)
4.1.2.2 Kondisi Ideal Koleksi Berdasarkan penelusuran sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal koleksi perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 4. Tabel 6 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Koleksi Perpustakaan Digital Berbasis Web. 1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext: (1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital 2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata: 1) Katalog
52
2) Indeks 3) Abstrak 3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio 4. Perpustakaan memiliki koleksi alamat web di internet
4.1.2.3 Kondisi Ideal Infrastruktur Berdasarkan sumber-sumber literatur offline, online dan standar IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b
serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor
dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal infrastruktur perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 7. Tabel 7 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Infrastruktur Perpustakaan Digital Berbasis Web. 1.
2.
3.
Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware): 1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website
4.1.2.4 Kondisi Ideal SOP Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor,
53
indikator kondisi ideal SOP
perpustakaan digital berbasis web sebagaimana
tertera pada Tabel 8. Tabel 8 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SOP Perpustakaan Digital Berbasis Web. Perpustakaan memiliki: 1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan 2. SOP penanganan dokumen digital 3. SOP sistem layanan perpustakaan digital 4. SOP pemeliharaan jaringan 5. SOP pemeliharaan web
4.1.2.5 Kondisi Ideal Manajemen Berdasarkan standar NISO, IFLA dan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal manajemen perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 9.
Tabel 9 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Manajemen Perpustakaan Digital Berbasis Web. 1.
Pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection) 2. Pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning (2) Editing (3) Uploading 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials. 3. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
4.1.2.6 Kondisi Ideal Anggaran Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal anggaran pengembangan perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 10.
54
Tabel 10 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Anggaran Perpustakaan Digital Berbasis Web. 1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi , yaitu: 1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan 2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works.
Indikator kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web selengkapnya terlampir pada Lampiran 15.
4.2 Instrumen Penelitian Instrumen wawancara (instrumen guide) dan daftar cocok (checklist) kondisi elemen dasar perpustakaan digital berbasis web disusun berdasarkan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tersebut di atas. Instrumen tersebut sebagai panduan wawancara pengumpulan data kondisi elemen dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor. Instrumen wawancara terlampir dalam Lampiran 16. 4.3 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Wawancara dengan dua orang pengelola perpustakaan digital Pustaka Bogor (biodata responden terlampir pada lampiran 17). Wawancara dilakukan untuk membuktikan tingkat kelayakan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu tingkat kelayakan: 1) SDM, 2) Koleksi, 3) Infrastruktur, 4) SOP, 5) Anggaran dan 6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 4.3.1
Kondisi SDM
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM perpustakaan digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 11
55
membuktikan bahwa kondisi SDM yang ada di Perpustakaan Digital Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal SDM pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Tabel 11 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal 1.
Ya
Memiliki komponen countainers sebagai: 1) Network Administrator , dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A
-
(6) Memahami routing 2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing 2.
-
-
Memiliki komponen contents sebagai: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: (1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) 2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) Persentase (%)
Tidak
-
100
0
56
4.3.2
Kondisi Koleksi
Koleksi yang dimaksud adalah koleksi digital. Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi koleksi perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana tertera pada Tabel 12 membuktikan bahwa kondisi koleksi yang ada di perpustakaan Pustaka Bogor talah memenuhi indikator kondisi ideal koleksi pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Tabel 12 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal
Ya
1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital 2.
3.
4.
-
Sumberdaya metadata: 1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak
-
Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio
-
Aneka situs di internet
-
Persentase (%)
4.3.3
Tidak
100
0
Kondisi Infrastruktur
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi infrastruktur perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana tertera pada Tabel 13 membuktikan bahwa kondisi infrastruktur yang ada di perpustakaan digital
57
Pustaka
Bogor
telah
memenuhi
indikator
kondisi
ideal
infrastruktur
pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Tabel 13 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal 1.
2.
3.
Tidak
Memiliki komponen perangkat keras (hardware): 1) 1 set computer server 2) 4 set personal computer 3) 1 unit hub 4) 1 unit router 5) 1 buah modem 6) 1 unit UPS 7) 1 set kabel konektor 8) 1 set instalasi listrik 9) 1 set instalasi jaringan 10) 1 unit saluran telpon 11) 1 unit printer 12) 1 unit scanner
-
Memiliki komponen perangkat lunak: (1) Operating system (2) Database management system (3) Web browser (4) Aplikasi interface (5) Web server (6) Bahasa pemrograman (7) Adobe akrobat
-
Jaringan: (1) Local Area Network (2) Internet (3) Website
-
Persentase (%)
4.3.4
Ya
100
0
Kondisi SOP
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SOP perpustakaan digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 14 membuktikan bahwa kondisi SOP perpustakaan digital Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal SOP pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
58
Tabel 14 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
Perpustakaan memiliki: 1. 2. 3. 4. 5.
SOP SOP SOP SOP SOP
digitalisasi bahan perpustakaan penanganan dokumen digital. sistem layanan perpustakaan digital. pemeliharaan jaringan . pemeliharaan web. Persentase (%)
4.3.5
-
100
0
Kondisi Manajemen
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi manajemen perpustakaan digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 15 membuktikan bahwa kondisi manajemen yang ada di perpustakaan digital Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal manajemen pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Tabel 15 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal 1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar kriteria four core types of entities NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection) 2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning (2) Editing (3) Uploading 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
Ya
Tidak
-
-
59
3.
Melakukan kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian Persentase (%)
4.3.6
-
100
0
Kondisi Anggaran
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran sebagaimana tertera pada Tabel 16 membuktikan bahwa anggaran yang ada di perpustakaan Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal anggaran pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Tabel 16 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Indikator Kondisi Ideal
Ya
1. Pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras
-
2) Perangkat lunak
-
3) Perangkat jaringan 2. Pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works. Persentase (%)
Tidak
100
0
4.3.7 Rekapitulasi Hasil Perbandingan Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi
standar elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor diperoleh rekapitulasi kondisi standar masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera pada Tabel 17. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web pada kondisi ideal sebagaimana yang tercantum dalam instrument wawancara sudah 100 % terpenuhi oleh kondisi elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor.
60
Tabel 17 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor No.
Elemen Dasar
Tingkat Kelayakan Indikator (%)
1.
Sumber Daya Manusia
100
2.
Koleksi
100
3.
Infrastruktur
100
4.
SOP
100
5.
Manajemen
100
6.
Anggaran
100
4.4 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Wawancara dengan tiga orang pengelola perpustakaan STP Jurluhkan Bogor, (biodata responden terlampir pada Lampiran 18). Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital perpustakaan STP Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital, yaitu tingkat kelayakan: 1) SDM 2) Koleksi 3) Infrastruktur 4) SOP 5) Anggaran dan 6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
4.4.1
Kondisi SDM
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM sebagaimana tertera pada Tabel 18 di bawah ini dapat diketahui bahwa SDM perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor memiliki 8 dari 16 kompetensi ideal SDM perpustakaan digital berbasis web dengan kualifikasi SDM sebagaimana tertera dalam Lampiran 19. Tabel 18 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Indikator Kondisi Ideal 1.
Memiliki komponen countainers sebagai: 1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
Ya
Tidak
-
61
(2)
Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Memonitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A (6) Memahami routing 2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing 2.
-
Memiliki komponen contents sebagai: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: (1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) 2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) Persentase (%)
4.4.2
-
-
50
50
Kondisi Koleksi
Koleksi dimaksud adalah elemen dasar koleksi digital, data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi koleksi sebagimana tertera pada Tabel 19. Dari tabel tersebut dapat ketahui bahwa perpustakaan STP Jurluhkan Bogor baru memiliki tiga dari 14 jenis koleksi digital. Tiga jenis koleksi tersebut terdiri dari 10 judul karya ilmiah digital fulltext karya ilmiah praktek akhir (KIPA), 3719 cantuman bibliografi dalam online public access catalog (OPAC) dan 6 judul video dalam bentuk digital versatile discs (DVD) sebagaimana terlampir dalam Lampiran 20 s.d 22.
62
Tabel 19 Hasil Wawancara Kondisi Koleksi Digital Perpustakaan Digital Jurluhkan Bogor Indikator Kondisi Ideal 1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital
Ya
Tidak
-
2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog
-
2) Indeks 3) Abstrak
3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) 2) 3) 4)
Images Animation Video Audio
-
4. Aneka situs di internet Persentase (%)
4.4.3
21,40
78,60
Infrastruktur
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kondisi infrastruktur yang ada di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah memiliki 20 dari 21 komponen. Komponen-komponen elemen infrastruktur tersebut tertera pada Tabel 20. Spesifikasi komponennya terdiri dari hardware, software dan netware serta konfigurasi jaringan sebagaimana terlampir dalam Lampiran 23 s.d 26. Tabel 20 Hasil Wawancara Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal 1.
Memiliki komponen perangkat keras (hardware): 1) 1 set computer server 2) 4 set personal computer 3) 1 unit hub
Ya
Tidak
-
63
4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 2.
1 unit router 1 buah modem 1 unit UPS 1 set kabel konektor 1 set instalasi listrik 1 set instalasi jaringan 1 unit saluran telpon 1 unit printer 1 unit scanner
-
Memiliki komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman Jaringan: 1) Local Area Network 2) Internet 3) Website
3.
Persentase (%)
4.4.4
-
95,20
4,80
Kondisi SOP
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi SOP dapat diketahui bahwa di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum memiliki SOP sebagaimana tertera pada Tabel 21. Tabel 21 Hasil Wawancara Kondisi SOP Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
Perpustakaan Memiliki: 1.
SOP digitalisasi bahan perpustakaan.
-
2.
SOP penanganan dokumen digital.
-
3.
SOP sistem layanan perpustakaan. digital.
-
4.
SOP pemeliharaan jaringan .
-
5.
SOP pemeliharaan web.
-
Persentase (%)
0,00
100
64
4.4.5
Kondisi Manajemen
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi manajemen sebagaimana tertera pada Tabel 22. Dari data tersebut diketahui bahwa kegiatan manajemen perpustakaan digital di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan perpustakaan digital berstandar kriteria NISO . Manajemen perpustakaan baru melaksanakan kegitan berstandar
metode
IFLA dan kegiatan lainnya kecuali acquisition of original digital works, yaitu: a)
Digitization
b) Acces works to external materials c)
Penyimpanan
d) Pendistribusian e)
Pelestarian
Secara keseluruhan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah melaksanakan tujuh dari 12 kegiatan manajemen pengembangan perpustakaan digital.
Tabel 22 Hasil Wawancara Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials)
Ya
3) Metadata (information about objects and collections)
-
4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
-
2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning (2) Editing (3) Uploading 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
Tidak
-
65
3.
Melakukan kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
-
58,30
Persentase (%)
4.4.6
41,70
Kondisi Anggaran
Anggaran dimaksud adalah anggaran investasi dan operasional untuk pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Secara khusus anggaran tersebut belum ada, yang ada adalah anggaran yang terkait dengan pengembangan perpustakaan digital berupa anggaran investasi untuk perangkat keras. Perpustakaan STP Jurluhkan juga belum memiliki pendanaan khusus untk operasional digitalisasi, Acquisition of original digital works, Acces to external materials, penyimpanan, pendistribusian dan pelestarian. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran yang tercantum pada Tabel 23 dapat diketahui bahwa anggaran yang ada di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor baru memiliki satu dari sembilan komponen yang terkait pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Anggaran tersebut yaitu anggaran pendanaan investasi untuk perangkat keras. Anggaran investasi untuk perangkat lunak dan jaringan serta anggaran untuk operasional belum tersedia. Selengkapnya anggaran yang ada di perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yang bersumber dari APBN enam tahun terakhir terlampir pada Lampiran 27.
Tabel 23 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaaan Digital STP Jurluhkan Bogor Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras
2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan
-
2. Memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works.
-
66
3) 4) 5) 6)
Acces to external materials. Penyimpanan Pendistribusian Pelestarian
-
Persentase (%)
4.4.7
11,11
88,89
Rekapitulasi Hasil Perbandingan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi obyektif
elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor diperoleh
rekapitulasi kondisi obyektif masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera pada Tabel 24. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan
digital berbasis web pada kondisi ideal
segaimana tercantum dalam instrument wawancara belum 100 % terpenuhi oleh kondisi elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor. Tabel 24
Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
No.
Elemen Dasar
Kondisi Elemen Dasar (%)
1.
Sumber Daya Manusia
50,00
2.
Koleksi
21,40
3.
Infrastruktur
95,20
4.
SOP
0,00
5.
Manajemen
58,30
6.
Anggaran
11,11
4.5 Hasil Studi Kelayakan Kondisi Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web. Studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web dilakukan berdasarkan analisis hasil perbandingan (benchmarking) hasil wawancara kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan kondisi standar perpustakaan digital Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital yang sudah terpenuhi
67
oleh perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan perpustakaan digital Pustaka Bogor. Tujuannya perbandingan adalah untuk membuktikan kelayakan elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan perpustakaan digital berbasis web di perpustakaan STP Jurluhkan Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya. Hasil perbandingan selengkapnya tercantum pada Tabel 25 s.d. 31, sedangkan hasil rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Bogor tercantum dalam Tabel 29. 4.5.1 Kondisi SDM Analisis elemen dasar SDM dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 25, diperoleh persentase tingkat kelayakan SDM Pustaka Bogor terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan Bogor baru mencapai 50% meliputi sebagai Network Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan melakukan konfigurasi sistem operasional yang mendukung network. Sebagai System Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan melakukan instalasi Microsoft Window. Sebagai Web Development Programer dengan kompetensi membuat halaman web dengan multimedia. Dan sebagai Data Base Administrator (DBA) dengan kompetensi memonitor dan administrator sebuah data base. Serta sebagai Web Designer/Content Developer dengan kompetensi kemampuan menangkap digital image dan membuat halaman web dengan multimedia. Hal ini berarti masih diperlukan penyempurnaan 50 % lagi untuk mencapai kriteria yang ideal. Tabel 25 Hasil Perbandingan (Benchmark) SDM Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar SDM
1.
Indikator Elemen Dasar Ideal Komponen Countainers: 1) Sebagai Network Administrator dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang
Pustaka Ya Tidak
STP Ya Tidak
-
-
-
-
68
mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) (1) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A (6) Memahami routing 2) Sebagai System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing 3) Sebagai Web Developer/Programer dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing 2. Komponen Contents: 1) Sebagai Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: (1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) 2) Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) Persentase Tingkat Kelayakan (%)
4.5.2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
100
-
-
-
-
-
-
-
50,00
Kondisi Koleksi
Analisis elemen dasar koleksi dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 26, diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan Bogor hanya mencapai 21.4% yang meliputi indikator karya ilmiah digital, katalog dan video. Hal tersebut berarti 79.6% elemen dasar koleksi belum terpenuhi.
69
Tabel 26 Hasil Perbandingan (Benchmark) Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar Koleksi
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka Ya Tidak
Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital 2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog
STP Ya Tidak
1.
-
2) Indeks 3) Abstrak 3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio
Persentase Tingkat Kelayakan
-
-
-
-
-
4. Aneka situs di internet
-
-
21,40
100
4.5.3 Kondisi Infrastruktur Analisis elemen dasar terkait dengan infrastruktur dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 27, diperoleh persentase tingkat kelayakan infrastruktur Pustaka Bogor terpenuhi 100%, dan STP Jurluhkan Bogor diperoleh prosentase tingkat kelayakan 95,3%, yang berarti bahwa hampir semua indikator elemen dasar ideal sudah terpenuhi, kecuali 1 unit computer server. Tabel 27 Hasil Perbandingan (Benchmark) Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar Infrastruktur
1.
Indikator Elemen Dasar Ideal Komponen perangkat keras (hardware) minimal: 1) 1 set computer server 2) 4 set personal computer 3) 1 unit hub 4) 1 unit router 5) 1 buah modem 6) 1 unit UPS
Ya
Pustaka Tidak
-
Ya
STP Tidak
-
70
2.
3.
7) 1 set kabel konektor 8) 1 set instalasi listrik 9) 1 set instalasi jaringan 10) 1 unit saluran telpon 11) 1 unit printer 12) 1 unit scanner Komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman Jaringan: 1) Local Area Network 2) Internet 3) Website Persentase Tingkat Kelayakan
4.5.4
-
-
-
-
-
95,20
100
Kondisi SOP
Analisis elemen dasar infrastruktur dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 28, diperoleh persentase tingkat kelayakan SOP Pustaka Bogor terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan masih 0 %. Hal ini berarti semua Standard Operation Procedure (SOP) yang meliputi konversi dokumen, upload ke web, pengolahan dokumen digital, sistem pelayanan pustakaan digital, pemeliharaan jarigan dan pemeliharaan web semuanya belum dimiliki oleh STP Jurluhkan Bogor, sehingga perlu dilengkapi. Tabel 28 Hasil Perbandingan (Benchmark) SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar SOP
Indikator Elemen Dasar Ideal Perpustakaan memiliki: 1) SOP konversi dokumen. 2) SOP upload ke web. 3) SOP pengolahan dokumen digital. 4) SOP sistem layanan perpust. digital. 5) SOP pemeliharaan jaringan . 6) SOP pemeliharaan web. Persentase Tingkat Kelayakan
Ya
Pustaka Tidak -
100
Ya 0,00
STP Tidak
71
4.5.5 Kondisi Manajeman Analisis elemen dasar manajemen dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 29, diperoleh persentase tingkat kelayakan manajemen Pustaka Bogor terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan baru mencapai 58,3%. Hal ini berarti yang sudah terpenuhi elemen scanning, editing, uploading, penyipanan, pendistribusian, pelestarian, sedangkan 41,7% belum terpenuh oleh STP Jurluhkan, sehingga perlu dilengkapi. Tabel 29 Hasil Perbandingan (Benchmark) Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar Manajemen
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka Ya Tidak
1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection) 4. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning (2) Editing (3) Uploading 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials. 5. Melakukan kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian Persentase Tingkat Kelayakan
Ya
-
-
-
-
-
-
-
-
STP Tidak
-
-
-
-
-
100
58,30
4.5.6 Kondisi Anggaran
Analisis elemen dasar anggaran dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 30, diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan hanya mencapai 11,11 %. Hal ini berarti hanya
72
anggaran perangkat keras, yang sudah dimiliki STP Jurluhkan Bogor, sehingga elemen dasar lain sebanyak 88,89 % perlu dilengkapi. Tabel 30 Hasil Perbandingan (Benchmark) Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Elemen Dasar Anggaran
Pustaka Indikator Elemen Dasar Ideal
Ya
Tidak
STP Ya
Tidak
1. Pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras
-
-
2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan
-
-
-
-
-
2. Pendanaan operasional : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Digitalisasi. Acquisition of original digital works. Acces to external materials. Penyimpanan Pendistribusian Pelestarian
Persentase Tingkat Kelayakan
100
11,11
4.5.7 Rekapitulasi k Kondisi Elemen Dasar Hasil rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar tercantum dalam Tabel 31. Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Studi Kelayakan Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web. Tingkat Kelayakan (%) No.
Elemen Dasar
Pustaka
STP
1
Sumber Daya Manusia
100
50,00
2
Koleksi
100
21,40
3
Infrastruktur
100
95,20
4
SOP
100
0,00
5
Manajemen
100
58,30
6
Anggaran
100
11,11
73
Berdasarkan analisis hasil wawancara, perbandingan dan rekapitulasi hasil perbandingan tersebut di atas menunjukkan bahwa semua kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital terpenuhi 100 % oleh kondisi
elemen dasar
perpustakaan Pustaka Bogor. Kondisi tingkat kelayakan tersebut membuktikan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web. Sedangkan di Perpustakaan STP Jurluhkkan menunjukkan bahwa semua kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital belum terpenuhi 100 %. Kondisi tingkat kelayakan yang demikian menunjukkan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.
4.6 Rekomendasi Untuk Perpustakaan Digital Berbasis Web STP Jurluhkan Bogor Berdasarkan hasil dan pembahasan yang mencakup hasil wawancara, analisis hasil wawancara dan hasil perbandingan serta rekapitulasi hasil perbandingan tingkat kelayakan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor
semua indikator elemen dasarnya tidak memenuhi kondisi
elemen dasar yang ideal. Untuk dapat memenuhi kondisi elemen dasar yang ideal tersebut, maka direkomendasikan upaya-upaya yang harus dilakukan memenuhinya sebagaimana Tabel 32:
untuk
74
75
5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan a
Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan Pustaka Bogor mencapai 100 %. Kondisi tingkat kelayakan tersebut membuktikan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.
b
Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan STP jurluhkan Bogor yaitu 50,00 % kondisi elemen dasar SDM, 21,40 % kondisi elemen dasar koleksi, 95,20 % kondisi elemen dasar infrastruktur, 0,00 % kondisi elemen dasar SOP dan 58,30 % kondisi elemen dasar manajemen serta 11,11 % kondisi elemen dasar Anggaran, atau rata-rata kondisi elemen dasar adalah 39,35 %.
c
Berdasarkan tingkat kelayakan tersebut kondisi elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak untuk mendukung pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
d
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor perlu meningkatkan kelayakan elemen dasar perpustakaan digitalnya agar dapat mendukung pengembangan perpustakaan digital berbasis web-nya.
5.2. Saran
a.
Kondisi elemen dasar ideal harus agar segera dipenuhi dan dikembangkan, sehingga semua persyaratan tingkat kelayakan perpustakaan digital berbasis web bagi STP Jurluhkan Bogor dapat terwujud dengan layak dan optimal.
b.
Dalam upaya untuk melengkapi semua elemen ideal termaksud serta proses pengembangannya, maka sebaiknya dapat dilakukan dengan berpedoman kepada rekomendasi hasil penelitian ini.
76
c.
Penelitian ini dapat dilanjutkan lebih spesifik dengan melakukan antara lain berupa
analisis
terhadap
masing-masing
komponen
pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
elemen
dasar
77
DAFTAR PUSTAKA Achmad 2006. Perpustakaan Dijital: Tantangan Menawan Bagi Pustakawan. Makalah Lokakarya Pengembangan Teknologi Informasi Perpustakaan Sebagai Salah Satu Tantangan dalam Upaya Pembinaan SDM Mengarah ke Digitalisasi. Bangkalan, Madura. Perpustakaan Universitas Trunojoyo. Aji RF. dan Kurniawan H. 2007. Rdf Dalam Pertukaran Data Perpustakaan Digital. Tersedia dari http://www.google.com/search? hl=&q=RDF+ Resource+Description+Framework+Rizal++Fathoni&sourceid=navclientff &rlz=1B3WZPB_enID351ID353&ie= UTF-8 [3/6/2010] Arif I. 2003. Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan”, Universitas Muhamadiyah Malang 4 Oktober 2003 Aries M. dan Saleh AR. 2005. Penyusunan Standard Operation Procedure. Webblog [online]. Tersedia dari: http://ar-saleh.blogspot.Com/2005/02 /penyusunan-standard-operating.html [8/5/2010] [ARL] Association of Research Libraries 1995. Definition and Purposes of a Digital Library. http://archive.ifla.org.documents/libraries/net/arl-dlib.txt [5/3/2010] Astuti S. dan Kusmayadi E. 2012. Pengadaan Koleksi Di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Bogor: Pustaka. Berkatindo Nusantara 2010. Perpustakaan Digital E-Library 2010[WWW] Berkatindo Nusantara. Tersedia dari: http://indonetwork.co.id/Berkatindo Nusantara/1885480/ perpustakaan-digital-e-library 2010 (19/6/2010) [CAUDIT] Council of Australian University Directors of Information Teknology 2001. Common IT Position Descriptions Project. Australia: Del Cseti Associates, pp. 34-36 Chisenga J. 2003. Digital Libraries and Virtual Libraries: Definitions, Concept and Goals. Paper presented in Workshop on Technical Aspects of Building Digital Libraries and Electronic Information Networks. Addis Abeba, Ethiopia: United Nations Economic and Social Council Clevelend G. 1998. Digital Libraries: Definitions, Issues and Challenges. Occasional Paper 8. Ottawa: Universal Dataflow and telekomunication Core Programme, International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). Daryono 2008. Manajemen Perpustakaan. Tersedia dari: http://daryono.staff.uns. ac .id/2008/09 /24/ manajemen- perpustakaan/ (14/5/2010)
78
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dep. P dan K. [Deptan] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian. Bogor: Deptan. [DLF) Digital Library Federation 1998. A Working Definiton of Library.Tersedia dari: http://www.diglib.org/about/dl definition.htm [9/6/2010] Downing D. dan Covington M. 1990. Kamus Istilah Komputer. Jakarta, Penerbit Erlangga. Harmawan 2008. Membangun Perpustakaan Digital: Suatu Tinjauan Aspek Manajemen. Tersedia dari: http://pustaka.uns.ac.id/ include/ inc_ print.php?nid=37 (7/5/2010) Harter SP. 1996. What is a Digital Library? Definition, Contentand Issues. A Paper Presented at KOLLIS DL’96: International Conference on Digital Library and Information Service for the 21st Century,September 10-13, 1996, Seoul, Korea Hartinah S. 2009. Pemanfaatan Alih Media Untuk Pengembangan Perpustakaan Digital. Visi Pustaka Majalah Perpustakaan Vol. 11 No. 3 Desember 2009 hal. 13-18 Hasugian J. dan Rabita E. 2005. Infrastruktur Informasi Global dan DampaknyaTerhadap Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2005 Julie 2010. Belajar php: “Fungsi/Method. Webblog [online)postine sedia dari://php-mysql-solution. blogspot.com [1/5/2010] Kamus Komputer dan Teknologi Informasi 2007. Studi Kelayakan. Tersedia dari: http://www.total.or.id/info.php?kk= Feasibility%20study [ 20/4/ 2010]) . Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Istilah Proses. Tersedia dari: http://www.total.or.id/info.php?kk=proses [03-November-2010] Kusmayadi E., Mansjur S. 2008. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2008. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. Kusmayadi E., Mansjur S. 2009. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2009. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
79
Kusmayadi E., Maksum. 2010. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. Rufaidah VW., Widaningsih. 2011. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. Laudon KC and Laudon JP. 1996. Management Information System: Organitation and Technology. 4th ed. By Prentice-Hall, Inc. P. 412 [LSP Telematika) Lembaga Sertifikasi Profesi. 2012. LSP Telematika. Tersedia dari: http://home.lsp-telematika.or.id/files/11-1049-635.php [16/8/12] Lucas HC. 2000. Information Technology for Management.7th ed. Irwin McGraw-Hill. P.416 Makarim E. dan Prastyo BA. 2007. Peraturan an Etika Dalam Dunia Digital. Jakarta: CV. Sagung Seto. Maksum, Buldansyah DL. Prawati B. 2008. Aksesibilitas Informasi, Intensitas Komunikasi, dan Efektivitas Layanan Informasi Digital. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 2008 hal. 51-54 Maksum dan Darmawiredja MR. 2007. Perpustakaan Model UK/UPT Departemen Pertanian: Suatu Pendekatan Manajemen dan Organisasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16, Nomor2, 2007 hal. 35-42 Mustafa B. dan Yulia Y. 2005. Memenuhi Harapan Pengguna Tentang Layanan Prima Perpustakaan Melalui Penerapan SOP(Standard Operation Procedure) Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia.volume 7 nomor 1. Neuschel RF. 2012. Definisi, Informasi dan Sistem Informasi. Tersedia dari: http://k4c1r.netau.net/Analisis%20&%20Perancangan%20Sistem%20Infor masi/Definisi%20Sistem_%20Informasi_%20Dan%20Sistem%20Informasi. pdf [26 Juni 2012] [NISO] National Information Standards Organizatio, 2007. A Framework of Guidance for Building Good Digital Cillections. 3rd Edition. Baltimore: NISO with supportfrom the Institut of Museum and Library Services O’Brien J.A. 2002. Management Information System: Managing Information Technol ogy In E-Bussines Enterprise. 4th ed. NY:McGraw-Hill Inc. Pardosi M, 2001. Bimbingan Belajar Internet. Surabaya: Indah.
80
Pendit PL, Suryandari A, Amiprasetyo B, Makarim E, Aditirto IU, Ruldeviyani Y, Sucahyo YG, Wijayanti L.2007. Perpustakaan Digital Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta. CV Sagung Seto. Pudjiono. 2006. Membangun Citra: Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia Menuju Perpustakaan Bertaraf International. Surabaya: Unair. Purbo OW. 2010. Apa Bedanya Internet (WWW) Purbo OW. Tersedia dari http://pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Internet/Apa%20bedanya%20Interne t.pdf [12/9/2010] [PNRI] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 2010. Infrastruktur Digital [WWW] Tersedia dari http://www.perpuspedia.Digilib.pnri.go.id/ index.php/InfrastrukturDigital [5/3/2010]. PPAUME, APJII 2000. Standar Sertifikasi Teknologi Informasi Bidang Internet. Bandung: Institut Teknologi Bandung. PSB-SMA 2010. Cara Pemasangan Jaringan Internet [WWW] PSB-SMA tersedi dari http://www.psb-psma.org/forum/jaringan-dan-internet/jaringan-intranet/ [12/3/ 2010]
Purtini W. 2010. Digital Library From Indonesial DLN. Tersedia dari http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin Digital %library.doc) [6/3/2010]
/Makalah/Materi-depag07/pelatihanunpad/
Rufaidah VW. 2007. Knowledge Commerce: Peluang Implementasinya di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16. No. 2, 2007 hal. 44-50 Ruldeviyani Y. dan Sucahyo, Y.G., 2007. Infarstruktur Perpustakaan Digital. Jakarta. CV Sagung Seto Saleh A.R., 2010. Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta. CV Sagung Seto Sastraatmadja T. 2003. Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa Informasi, di Perpustakaan. Tersedia dari: http://www. google. com/ search?hl=&q=Pengukuhan+pustakawan+utama+Tintin+S+&sourcei=navcli ent-ff&rlz=1B3WZPB_enID 351ID353&ie=UTF-8 [13/3/2010] Seminar KB. 2004. Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB Setiawan B. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas, p.267. Siregar R. 1999. Internet: Strategi PenggnaannyaDi Perpustakaan Perguruan Tinggi. http://library.usu.ac.id/download/lib/Internet.html
81
Sopandi D. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung: Informatika Subrata G. 2009. Perpustakaan Digital. Tersedia dari: http: //library .um. ac.id /images/stories/ pustakawan/kargto/Perpustakaan Sudarsono B., 1994. Peran Pustakawan dalam Pembangunan Nasional Indonesia, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.6, No. 1-2. Sudayat RI. 2009. Sumber Daya http://ridwaniskandar.files.wordpress. [14/4/2010]
Manusia. Tersedia dari: com/2009/1-pengertian-sdm.pdf.
Sugiono. 2009. World Wide Web. Tersedia dari http: //sugiono04 . wordpress. com/artikel-wwwworld-wide-web/ [30/6/2012] Sulistyo-Basuki. 2006. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pustaka Dalam Rangka Pembentukan Perpustakaan Digital; Makalah Seminar Nasional Grand Design Perpustakaan Digital. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Supriadi E. 2009. Pengembangan Perpustakaan Sebagai Sarana Pusat Sumber Informasi Masa Depan. Tersedia dari: http://erisupriadi.blog .unej. ac.id/2009/02023/ pengembangan -perpustakaan sebagai-sarana-pusatsumber-informasi-masa-depan [12/3/2010] Supriyanto 2008. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Perpustakaan Digital Nasional. Makalah yang disampaikan pada acara Konferensi Perpustakaan Digital Indonesi (KPDI) ke-1, 2 Desember 2008 di Hotel Artika Discovery, Kuta-Bali. Surachman A. 2010. Membengun Koleksi Digital. http://arifs.staff.ugm.ac.id/ mypaper/ Dig_coll_Building.doc [15/4/210] Suryandari A. 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital.Jakarta: Sagung Seto, 2007 Suryati E. 2009. Kajian Kapasitas Perpustakaan Digital: Studi Kasus Pada Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Indonesia [Tesis]. Depok: Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Sutarsyah, Seminar K.B., Mulyani, E.S., 2008. Pengembangan Sistem Jasa Konsultasi Botani Online. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 208 hal. 67-68 Tofik. 2012. Pengertian Sistem, Definisi Sistem. Tersedia dari: http://tofikonline.me/pengertian-sistem-definisi-sistem.html.[26/6/2012]
82
Wahono SW. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan. Tersedia dari: http://www.scribd.com/ doc/ 3020850/Perpustakaan-Digital-dan-SistemOtomasi-Perpustakaan(12/3/2010) Wijaya YP. 2012. Pengertian Internet ( interconnected network). Tersedia dari: http://yogapw.wordpress.com/2012/04/08/pengertian-internet-interconnectednetwork/[30/6/2012] Witten IH. and Bainbridge D. 2003. How To Built a Digital Library. San Francisco: Morgan Kaufmann Publisher. World Friend 2010. Pengertian Web Server [WWW]. Word Friend. Tersedia dari http://www.World friend. web.id/pengertian-web-server [16/6/2010]. Wordpress 2010. Perkembangan Perpustakaan Digital [WWW]. Wordpress.com. Tersedia dari: http://fpdp.wordpress.com/perkembangan-perpustakaandigital/ [23 Juni 2012]
83
Lampiran 1 Contoh SOP Digitalisasi (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Digital PERPUSTAKAAN …………………..
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :
Modul : Digitalisasi Bahan Perpustakaan Kode
:
Tujuan : Mengalihbentukkan/dengan cara memindai bahan tercetak ke dalam bentuk elektronik sehingga tersedia sebagai koleksi digital melalui situs web yang ditujukan bagi pengguna perpustakaan digital. Ruang Lingkup : Prosedur operasi standar (SOP) ini mencakup pekerjaan; menyeleksi, memindai, mengatur berkas, menyediakan akses, mendesiminasikan, memelihara berkas, dan memastikan keutuhan karya-karya digital. Standar: Untuk menjamin kelancaran operasional proses digitalisasi bahan perpustakaan diperlukan kebijakan atau aturan sbb: 1. Setiap ketua departemen atau program studi memberikan pernyataan dukungan terhadap inisiatif digitalisasi karya sivitas akademika; 2. Bahan perpustakaan yang akan didigitalisasi termasuk semua disertasi, tesis, skripsi, dan karya lainnya dari sivitas akademika IPB merupakan teks lengkap, mulai dari halaman judul hingga lampiran; 3. Pimpinan perguruan tinggi menerbitkan surat keputusan yang mewajibkan seluruh sivitas akademika untuk menyerahkan berkas elektronik (soft file) karya yang mereka hasilkan, dengan bantuan atau fasilitas dan persetujuan perguruan tinggi kepada perpustakaan. 4. Perpustakaan menyediakan formulir pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif” yang kemudian ditanda-tangani oleh mahasiswa atau dosen pada saat penyerahan karya tersebut. Pernyataan tersebut memberikan hak kepada perpustakaan untuk menyimpan, mengalih-bentukkan, dan menyebar-luaskan karya tersebut untuk tujuan peningkatan kualitas pendidikan dan bersifat non-komersial. Penulis karya tetap memiliki hak eksklusif terhadap hasil karyanya, termasuk hak untuk menerbitkannya dalam bentuk buku atau artikel. 5. Dalam kasus tertentu dimana penulis berkeberatan seluruh isi karyanya disebar-luaskan, maka mereka akan diberikan pilihan seperti: publikasi terbatas yaitu hanya beberapa bab saja yang
84
6.
7.
8.
9.
digitalisasi (ada beberapa bab yang tidak di”upload” ke server); Publikasi setelah periode tertentu, misalnya setelah satu tahun karya diterima perpustakaan, dsb.; Jika penulis karya berkeberatan untuk menanda-tangani surat pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif”, mereka dapat mengajukan surat permohonan kepada ketua departemen atau program studi. Contoh Pernyataan Hak Cipta Non-eksklusif ada pada lampiran Ketua departemen atau program studi akan mengeluarkan suatu peraturan yang mewajibkan mahasiswa untuk menanda-tangani surat pernyataan ”keaslian” karya akhirnya pada halaman pertama karya. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya tersebut adalah hasil bajakan, maka institusi berhak mencabut gelar akademik yang dimilikinya. Untuk melindungi karya tersebut, dipilih format PDF (Portable Document Format) sebagai jenis berkas digital karya. Melalui format ini, berkas tersebut bisa diatur ”hanya baca” atau read only dan diberikan password sebagai pengamannya. Menentukan jenis proteksi yang akan diterapkan pada koleksi digital ini, apakah boleh dicetak atau tidak, apakah perlu diberi password atau tidak, apakah bisa diedit atau tidak, dan lain-lain. Menetapkan mekanisme layanan koleksi digital, misalnya apakah koleksi digital tersebut dapat diunduh, atau dikirim secara offline, dan sebagainya.
Prosedur : 1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital. Bahan-bahan yang akan dialih-bentukkan dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. Sesuai dengan tujuan dan target program digitalisasi maka bahan-bahan yang akan digitalisasi adalah bahan-bahan yang mengandung informasi spesifik dimana perpustakaan lain mungkin tidak memilikinya, misalnya skripsi, tesis dan disertasi serta laporan penelitian bagi perpustakaan perguruan tinggi dan lain-lain. 2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindai (scanner) Proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan tersebut. Untuk penggunaan mesin pemindai atau scanner yang mempunyai fasilitas ADF (Automatic Document Feeder), maka pembongkaran dokumen tercetak dari jilidannya menjadi suatu keharusan. 3. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat pemindai yang kemudian disimpan dalam format file PDF. Jika menggunakan alat pemindai yang memiliki fasilitas ADF (Automatic Document Feeder) maka pembacaan dengan alat pemindai ini bisa dilakukan secara otomatis oleh mesin. Operator
85
4.
5.
6.
7. 8.
tinggal memasukkan sejumlah lembar (misalnya 30 atau 50 lembar atau lebih sesuai kemampuan alat pemindai) kedalam bak kertas. Mesin pemindai secara otomatis akan mengambil lembardemi lembar sampai persediaan lembaran di bak kertas habis. Hasil dari proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer. Pengeditan. Hasil pemindaian tadi walaupun sudah dalam bentuk elektronik, namun masih perlu diedit, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat benar. Oleh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain sehingga hasilnya menjadi lebih enak dibaca. Selain itu perlu dilakukan penggabungan halaman dan bookmarking agar halaman-halaman dokumen dapat diakses dengan cepat. Pembuatan serta pengelolaan metadata (basisdata) agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basisdata ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. Namun bila manajer sistem belum mengenal dan terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak basisdata tertentu, disarankan untuk menggunakan perangkat lunak ISIS for Window atau lebih dikenal dengan WINISIS. Selain gratis, perangkat lunak ini memiliki cukup banyak kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan program lunak lain sejenis. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat seperti teknologi tepat guna dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi saja. Proses selanjutnya adalah pemindahan atau menyimpan (upload) ke server. Penjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar. Jika dokumen tersebut masih diperlukan bentuk tercetaknya, maka dokumen yang sudah dibongkar dan sudah melalui tahapan pemindaian atau scanning, dapat dijilid kembali. Dokumen tersebut dapat dikembalikan ke bagian koleksi yang menyimpan bahan-bahan tercetak.
86
Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Digital
Mulai
Dokumen S/T/D/ LP/dll dalam bentuk tercetak
Seleksi Dokumen
tidak Dialihmediakan?
Dikembalikan ke koleksi
ya
Bongkar jilidan
Pindai dokumen
Edit hasil pemindaian
Edit metadata (untuk tautan ke teks lengkap)
Cek tautan
tidak Berfungsi?
ya Unggah ke server
Selesai
Perbaiki tautan
Selesai
87
Lampiran 2 Contoh SOP Penanganan dokumen Digital (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital PERPUSTAKAAN …………………
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :
Modul : Penanganan Dokumen Digital Kode
:
Tujuan : Penanganan dokumen digital diantaranya untuk memudahkan penyimpanan bahan pustaka sehingga tidak memerlukan tempat dan dapat menghemat tempat penyimpanan Ruang Lingkup : Digital yang ditangani berupa CD yang terdiri dari Skripsi, Tesis dan Disertasi hasil karya mahasiswa Institut Pertanian Bogor Prosedur : 1. Menerima CD dari Bidang Pengembangan Bahan Pustaka 2. Memeriksa CD dan daftar pengantar CD 3. Dari bentuk pdf untuk kemudian di edit metadata 4. Dari bentuk non pdf di konversi ke bentuk pdf kemudian edit metadata 5. Pemetaan (pengelompokan berkas elektronik berdasarkan jenis karyanya 6. Upload atau penggabungan data ke server 7. Membuat berkas cadangan
88
Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital
Mulai
Dokumen S/T/D digital dari Pengolahan
Periksa kondisinya
Baik?
Tidak
Tolak dan kembalikan ke bidang Pengolahan
Tidak
Konversi kedalam format PDF
Ya Periksa format berkasnya
PDF?
Ya Kelompokkan dan simpan berkas kedalam folder berdasarkan jenis karya
Edit Metadata
Unggah ke server dan buatkan berkas cadangannya
Selesai
89
Lampiran 3 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar No.
Tahapan Proses
Material dan Jasa yang Dibutuhkan
1.
Scanning
Biaya sewa mesin scanner canon IR2200 1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan) Gaji 2 orang editor
2.
Editing dan Uploading
Biaya Rutin/Bulan Rp 2.200.000
Total Biaya Rp 2.200.000
400.000
400.000
761.000
1.522.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
4.122.000
Lampiran 4 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar No. 1.
2.
Tahapan Proses Scanning
Editing dan Uploading
Material dan Jasa yang Dibutuhkan Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis Pelatihan cara melakukan scan Satu Unit PC untuk operator scanner Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price) Pembelian software omnipage 15 # US $ 150 Dua buah server untuk intranet dan untuk internet Dua buah unit komputer untuk 2 (dua) orang petugas editor
Biaya non rutin Rp 8.000
Total biaya Rp 12.800.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
2.500.000
2.500.000
1.500.000
1.500.000
10.000.000
20.000.000
5.000.000
10.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN
56.800.000
90
Lampiran 5 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Besar No. 1.
Jenis Biaya Biaya Investasi
Biaya Per Bulan Rp -
Jumlah Bulan
Total Biaya Rp
-
56.800.000
4 bulan
16.488.000
(tidak rutin) 2.
Biaya Rutin
4.122.000
(Bulanan)
TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
73.288.000
Lampiran 6 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Menengah No.
Tahapan Proses
Material dan Jasa yang Dibutuhkan
1.
Scanning
Biaya sewa mesin Scanner Cannon IR-2200 1 orang operator scanner, bekerja 2 jam per hari di dalam jam kerja (tidak perlu lembur) Honor 2 orang petugas, sebesar Rp 4.000/tesis, masingmasing mampu menyelesaikan tesis sebanyak 200 dalam satu bulan
2.
Editing dan Uploading
Biaya Rutin/Bulan Rp 2.200.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
Total Biaya Rp 2.200.000
-
-
800.000
1.600.000
3.800.000
91
Lampiran 7 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Menengah No. 1.
2.
Tahapan Proses Scanning
Editing dan Uploading
Material dan Jasa yang Dibutuhkan Biaya bongkar-pasang tesis sebesar Rp 4.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis Pelatihan cara melakukan scan Satu Unit PC untuk operator scanner (tidak perlu dibeli karena menggunakan komputer yang ada) Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, and Digital library software Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price) Pembelian software omnipage 14 # US $ 75 (used software berdasarkan Amazon.com) Satu buah server untuk intranet dan untuk internet satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas EDITOR. Satu orang editor lainnya menggunakan komputer server sebagai komputer kerja.
Biaya non rutin Rp 4.000
Total biaya Rp
-
-
-
-
5.000.000
5.000.000
2.500.000
2.500.000
750.000
750.000
10.000.000
10.000.000
5.000.000
5.000.000
TOTAL BIAYAINVESTASI/TIDAK RUTIN
6.400.000
29.650.000
92
Lampiran 8
No. 1.
Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Menengah
Jenis Biaya Biaya Investasi
Biaya Per Bulan Rp -
Jumlah Bulan
Total Biaya Rp
-
29.650.000
4 bulan
15.200.000
(tidak rutin) 2.
Biaya Rutin
3.800.000
(Bulanan) TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
44.850.000
Lampiran 9 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil No.
Tahapan Proses
Material dan Jasa yang Dibutuhkan
1.
Scanning
Biaya sewa mesin scanner 1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan) Gaji 2 orang editor
2.
Editing dan Uploading
Biaya Rutin/Bulan Rp
Total Biaya Rp -
-
-
-
200.000
400.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
400.000
Lampiran 10 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil No. 1.
2.
Tahapan Proses Scanning
Editing dan
Material dan Jasa yang Dibutuhkan Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis Pelatihan cara melakukan scan Satu Unit PC untuk operator scanner Pembelian satu unit scanner HP Scanjet C7716A US $ 275 Biaya training software
Biaya non rutin Rp 4.000
Total biaya Rp
-
-
-
-
2.750.000
2.750.000
5.000.000
5.000.000
800.000
93
Uploading
yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software Pembelian software Adobe Acrobat 6 # US $ 150 (used software berdasarkan Amazone.com) Pembelian software omnipage 14 # US $ 75 satu buah server untuk intranet dan untuk internet Satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas editor
1.500.000
1.500.000
750.000
750.000
-
-
-
-
TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN
10.800.000
Lampiran 11 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Kecil No. 1.
Jenis Biaya Biaya Investasi
Biaya Per Bulan Rp -
Jumlah Bulan
Total Biaya Rp
-
10.800.000
4 bulan
1.600.000
(tidak rutin) 2.
Biaya Rutin
400.000
(Bulanan) TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
12.400.000
94
Lampiran 12 Anggaran Standar Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.
Indikator Anggaran
Tipe
Spesifikasi
Harga Satuan
Jumlah Harga
Keterangan
1. Pendanaan Investasi Termasuk untuk Jaringan (network)
1) Perangkat keras (hardware) :
(1) 1 set Computer server
(2) 4 set Personal computer
(3) 1 unit Hub
(4) 1 unit Router
(5) 1 buah Modem
(6) 1 unit UPS
(7) 1 set Kabel LAN (8) 1 set Kabel konektor (9) 1 unit Printer (10) 1 unit Scanner
Dell Pewer Edge R610
HP Toudh Smart 610R160
D-Link DES-1024A
D-Link DIR-457
Tp-link TD w896N
Prolink Pro 1200S
Kabel UTP AMP Connector Fuji Xerox CP305 Canon Canoscan LiDE 700F
2x Intel Xeon E5630 2.53GHz, Dual Port Core i7 2600 3.4Ghz, 8GB DDR3, HDD 1TB, DVDRW, AMD Rodeon HD 5570 2GB TV Turner, Card Reader,K/B+M ouse, LAN, Wufi, camera 24 port 10/100 Mbps, Auto sensing (Rouckmount) Switch 24 Wireless 3G 54 Mbps, Pocket, uilt I Batterry Wifi 300 mbps wireless N ADSL 2 + modem Router 1200VA, Anti petir , Software, Buit in AVR, InputVoltage 140-283 V RJ-45 Cat.5 isi 50 pcs Laser Colour A Stylish compact 9600dpi film sacanner fast, flexible efecient scanner
49.290.000,-
49.290.000,-
15.000.000,-
60.000.000,-
548.000,-
548.000,-
900.000,-
900.000,-
450.000,-
450.000,-
757.000,-
757.000,-
864.000,-
864.000,-
102.000,-
102.000,-
4.928.000,-
4.928.000,-
1.290.000,-
1.290.000,-
4.180.000,Free
4.180.000,-
2) Perangkat lunak:
(1) Sistem Operasi (2) Browser (3) Antivirus (4) Interface web
Windows 7 Mozilla Firefox AVG Free 2012 Senayan
Home Premium
Free Free
Per lima tahun
95
Jumlah Biaya Investasi Rp 2. Pendanaan Operasional 1) Local content Digitizaton 2) Acquisition of original digital works.,antara lain (1) Science Direct
Karya Ilmiah
Disertasi, Thesis, dll
Jurnal online Jurnal (2) ProQuest online Jurnal (3) TEEAL online Surat kabar (4) E-newpaper online Majalah Majalah ilmiah (5) E-zine online populer Jumlah Biaya Operasional Rp TOTAL ANGGARAN TAHUN PERTAMA RP
Sumber: Astuti S. dan Kusmayadi E. (2012)
123.309.000
1.000/ lembar
25.000.000,-
-
408.258.561,-
-
51.150.000,-
-
10.397.750,-
-
500.000,-
-
360.000,495.666.311,618.975.311,-
25.000 hal./Per tahun
Langganan tahunan Langganan tahunan Langganan tahunan Langganan tahunan 12 exemplar/ tahun
96
Lampiran 13 Anggaran Pusat Perpustakaan Digital University Of Tennesee Dalam Lima Tahun. 1.
Costs for Year 1 1) EQUIPMENT (2) Hardware Unix Server- Dell poweredge 4400 $16,420 7 pc workstations @ $3,900 ea. $27,300 3 HP CD Writer Plus 9200 $ 1,050 2 color scanners @ $7000 ea. $14,000 1 slide scanner Nikon LS-2000 $ 1,600 2 laser printers @ $1,500 ea. $ 3,000 3 laptops @ $3,500 ea. $10,500 1 large format digital copier/fax $35,000 1 data/video projector $ 5,000 2 3com Laptop Network Cards $ 338 3 Fast scsi-2 cards for CD Writers $ 450 (3) Software UMich DLXS Membership Yearly Fee $ 5,000 Photoshop 6 $ 200 Flash 5 $ 75 DreamWeaver 4 $ 75 OCR software $ 500 SUBTOTAL …………………………………$ 120,508 2) SPACE ………………………………………………$ 40,000 Possibilities exist in both Hoskins Library and the Library’s White Avenue annex. 3) STAFF.......................................................................$ 260,500 3 Metadata Specialists @ $35,000 ea., plus benefits 2 Programmer/Analysts @ $40,000 ea., plus benefits 1 Graduate Assistant Programmer @ $20,000 [includes tuition] 4) TRAINING/OPERATING .....................................$ 50,000 TOTAL YEAR 1….…………………………………$ 471,008 2. Years 2 – 5 1) Staff $260,500 2) Hardware replacement/service $ 25,000 3) Software maintenance $ 5,000 4) Content $ 50,000 5) Operating $ 40,750 ANNUAL COST $ 381,250 TOTAL YEARS 2- 5 ……………………………….$ 1,525,000 Total Cost Over Five Years ……………………………………….. $ 1,996,008
97
Lampiran 14 Unit Kerja Pengembangan Perpustakaan Digital Pustaka Bogor No. Unit Kerja
Buku Majalah IPTAN TTG Catatan
1
BPTP NAD
2.
BPTP Sumut
1.000
998
952
3.
BPTP Sumbar
1.240
133
609
4.
BPTP Babel
1.240
139
5.
BPTP Jambi
977
95
6.
BPTP Riau
7
BPTP Bengkulu
8.
BPTP Sumsel
9.
BPTP Lampung
10. BPTP Kalbar 11 BPTP Kalteng
database belum jalan
37
0 database majalah masih salah cara entrinya 32 0 Database belum jalan
272 255
2
Database iptan dan majalah masih blm jalan
1.057
108
550
website mash belum diedit
1.043
0
567
0
3
0
84
0
0
0
0
12 BPTP Kalsel
2.608
-
960
0 Majalah belum jalan
13 BPTP Kaltim
1.202
0
221
0
14 BPTP Banten
474
0
202
0
15 DKI Jakarta
360
235
0
22
16 BPTP Jabar
1.004
0
559
0
992
72
159
0
130
72
761 130
1.240
0
17 BPTP Jateng 18 BPTP DI Yogyakarta 19 BPTP Jatim
0
Database belum jalan
0
20 BPTP Sulut 21 BPTP Gorontalo
website belum jalan 0
0
0
22 BPTP Sulteng
1.387
24
110
0 Database belum jalan 0
23 BPTP Sultra
1.240
-
699
32
24 BPTP Sulsel
973
18
235
0
25 BPTP Bali
200
139 14.808
0
26 BPTP NTB
0
0
0
0 database belum jalan
27 BPTP NTT
0
0
0
0 website belum jalan
28 BPTP Maluku
591
231
139
0
29 BPTP Maluku Utara
987
994
- Database belum jalan
30 BPTP Papua
Database belum jalan
31 BPTP Papua Barat
0
0
37
0 Website belum jalan
32 BPTP Sulawesi Barat
0
0
0
0 Website belum diedit
33 Balittro 34 Balitri 35 Balittas
2.525
14.808
3
0
4
0
987
0
999
0
36 Balitka
Website belum jalan
37 Puslitbangnak
Website belum jalan
38 BB Veteriner
3.845
1.108
1.508
0
39 Balitnak
550
235
907
0
40 Lolit Sapi Potong
996
0
0
41 Lolit Kambing Potong
178
155
27
42 Puslitbanghor
339
139
37
98
No. Unit Kerja
Buku Majalah IPTAN TTG Catatan
43 Balithi 44 Puslitbangtan 45 BB Padi
Website belum diedit 105
2
0
6.211
953
699
0
46 Lolit Tungro
Database belum jalan
47 Balitsa
Website belum diedit
48 Balitbu
Website belum jalan
49 Balitjestro 50 Balitkabi
380
49
311
3.303
0
0
51 Baliserealia
878
14.808
52 Puslitbangbun
976
991
53 PSE/KP
8.362
54 BB Biogen
2.177
139
6.736
IPTAN Masih gabungan dengan UK lain Majalah masih data UK lain 0
699
55 BB Pascapanen
Website belum jalan
56 BBSDLP
website belum jalan
57 Balittra
Website belum jalan
58 Balittanah
Website belum jalan
59 Balitklimat
867
60 Balingtan
986
379
61 Sekretariat Balitbang
website belum jalan
62 BB Mekanisasi
1.240
0
39
32
63 BBP2TP
1.364
0 14.808
0
64 BPATP
Website belum jalan
65 Ditjen Hortikultura
Sudah terbangun
66 BPSDMP
Sedang dalam pembangunan
*) Data diambil sampai dengan Mei 2010
99
Lampiran 15 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web Elemen Dasar SDM
Indikator Kondisi Ideal 1.
Komponen Countainers memiliki: 1)
Network Administrator , dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) antara lain kemampuan menghubungkan: - Perangkat keras komputer - Perangkat keras jaringan komputer (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) antara lain kemampuan: - Menginstalasi driver LAN card atau USB wireless - Mengatur work group dari setiap komputer - Mengatur internet protocol (IP) address - Mengatur domain name system (DNS) server untuk koneksi internet (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) antara lain kemampuan melakukan: - Pengecekan kabel LAN, apakah tersambung ke setiap komputer atau tidak. - Pengecekan kartu LAN, apakah terdeteksi dalam OS atau tidak, apakah terpasang atau tidak. - Pengecekan access point, apakah sinyalnya ada atau tidak. - Pengecekan koneksi jaringan komputer, apakah koneksi jaringannya tersambung atau terputus, jika terputus, maka: - Cek workgroup dari masing-masing komputer - Cek IP address dari masing-masing konputer - Cek DNS server - Melakukan packet internet grouper (PING) ke setiap masing-masing komputer (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) anatara lain kemampuan: - Menutup port-port yang tidak dipakai. - Meletakkan firewall - Menggunakan aplikasi yang reliable - Melakukan konfigurasi program-program aplikasi internet - Menggunakan program-program pengamanan (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A antara lain kemampuan: - Menggunakan program trip wire untuk memantau adanya perubahan pada berkas/file direktori. - Menggunakan program logchek untuk membantu memeriksa file-file log dari gangguan terhadap sistem. (6) Memahami routing, antara lain - Pengertian routing - Bentuk routing - Tabel routing - Konfigurasi routing 2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows, misal windows seven (3) Melakukan instalasi Linux, misal Ubuntu 10.04 LTS
100
(4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing 2.
Komponen Contents memiliki: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: (2) Memonitor dan administer sebuah database ICAITS125A) 2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(ANTA:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) Koleksi
1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital 2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata: 1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak 3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio 4. Perpustakaan memiliki aneka situs di internet
Infrastruktur
1.
Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal: 1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner
2.
Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak: 2) Operating system 3) Database management system
101
4) 5) 6) 7) 3.
SOP
Manajemen
Web browser Aplikasi interface Web server Bahasa pemrograman
Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website
Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web 1. Melakukan pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection) 2. Melakukan pengembangan koleksi digital standar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading? 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials. 3. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
Anggaran
1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi untuk: 1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan 2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional untuk: 1) Digitization 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials. 4. Kegiatan lain 4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian
102
Lampiran 16 Instrumen Wawancara (interview guide) dan Daftar Cocok (checklist)
Biodata Responden: 1.
Nama
:..................................................................
2.
NIP
: .................................................................
3.
Pangkat/Gol. ruang
: .................................................................
5
Jabatan/Pekerjaan
: .................................................................
5.
Unit Organisasi
:...................................................................
Elemen Dasar SDM
Indikator Kondisi Ideal
Pustaka Tidak Ya
Ya
STP Tidak
1. Komponen Countainers: 1)
2)
3)
Sebagai Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A (6) Memahami routing Sebagai System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing Sebagai Web Developer/Programer, dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) (2) CGI Programing
(
(
(
(
(
(
( (
( (
(
(
(
(
(
(
103
2. Komponen Contents: 1)
Sebagai Database Administrator (DBA), dengan kompetensi: (1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA:
(
(
(
(
(
(
ICAITS125A)
2)
Koleksi
1.
2.
3.
4. Infrastruktur
1.
2.
Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata: 1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio Perpustakaan memiliki aneka situs di internet Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal: 1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman
104
SOP
Manajemen
Anggaran
3. Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3 ethernet dan IEEE 802.11b wi-fi ) 2) Internet 3) Website Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web 1. Pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO: 1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection) 3. Pengembangan koleksi digital standar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading? 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials. 4. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian 1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan 2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials. 4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian
105
Lampiran 17 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Pustaka Bogor No
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan
1.
Drs. Maksum, M.Si.
195608171985031001
Pembina Tk. 1/IVb
Kepala Bidang Perpustakaan
2.
Ir. Eka Kusmayadi, M.Hum.
196407261992031002
Pembina/IVa
Pustakawan Muda
Lampiran 18 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan
1.
Alvi Yudistira. S.Pi
Penata Muda/IIIa
Pelaksana Komputer
2.
Ari Sriwijaya, A.Md
-
Teknisi IT Perpustakaan
3.
Nasda Suhara
Pengatur Muda Tk 1/IId
Bendaharawan
Lampiran 19 Daftar Nama Dan Kualifikasi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor No. 1.
Nama
Gelar
Ari Sriwijaya
A.Md
Asal pendidikan D3 IPB 1)
2)
Kualifikasi Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network System Administrator dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (2) Melakukan instalasi Microsoft windows
3)
Web develover dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia 4) Database Administrator (DBA) dengan kompetensi: (1) Memonitor dan administer sebuah database 5) Web designer/content developer dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap digital image (2) Membuat halaman web dengan multimedia
Lama (tahun) 2
Pengalaman kerja Teknisi TI di sub unit perpustakaan STP Bogor
106
Lampiran 20 Daftar Karya Ilmiah Digital Berupa KIPA Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor No 1.
Subyek Perikanan
Judul Pembinaan usaha pembesaran ikan lele dumbo (Clarias garipienus) pada kelompok lentin jaya 1 dan waring jaya di Kecamatan Ilir Barat 1 kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
Penyusun Muhammad Arka’is Sujud
2.
Perikanan
Pembinaan Usaha Budidaya Ikan Mas di Kecamatan Cijambe Kab. Subang Prop. Jawa Barat
Ai Siti Aisah
3.
Perikanan
Penyuluhan Partisipatif Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila Sistem Surjan Kec,..Tebas Kab. Sambas Prop. Kalimantan Barat
Adi Roja Suryo Pranoto
4.
Perikanan
Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat
Alfita Khairani
5.
Perikanan
Metode Penyuluhan Dalam Usaha Pembenihan Lele Sangkuriang di Kec. Pemulihan Kab Sumedang Prop. Jawa Barat.
Bahar Nurdini
6.
Perikanan
Penyuluhan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Cianjur Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat
Cecep Yana Yuniar
7.
Perikanan
Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat
Dedeh Rohaeni
8.
Perikanan
Peranan Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Gurame di Kec. Bantar Kalong Kab. Tasikmalaya Prop. Jawa Barat
Andry
9.
Perikanan
Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo Melalui Kegiatan Penyuluhan Perikanan di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
Angga Yudistira
10.
Perikanan
Pemberdayaan Kelompok Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Udang Windu di Kec. Pemangkat Kab Sambas Prop Kalimantan Barat
Budianto
Lampiran 21 Cantuman 3719 Judul Koleksi Bibliografi Dalam OPAC Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor
107
Lampiran 22 Koleksi Multimedia Digital Berupa Keping Video Dalam Bentuk DVD No. 1.
Subyek Perikanan
Judul Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Bandeng Tan-du
Penyusun Pusdik BPSDMKP
2.
Perikanan
Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Kakap Merah
Pusdik BPSDMKP
3.
Perikanan
Modul Interaktif Praktek Budidaya Patin
Pusdik BPSDMKP
4.
Perikanan
Modul Interaktif Penangkapan Ikan Tuna
Pusdik BPSDMKP
5.
Perikanan
Modul Interaktif Praktek Permesinan 1
Pusdik BPSDMKP
6.
Perikanan
Modul Interaktif Praktek Permesinan 2
Pusdik BPSDMKP
Lampiran 23 Spesifikasi Perangkat Keras Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Proccessor RAM Hardisk Optical drive Monitor
Spesifikasi Intel Core i3 3,10 GHz 2 Gb DDR3 500 Gb DVD-RW Acer V193HQV LCD 18,5 inch
Lampiran 24 Spesifikasi Perangkat Lunak Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. 1. 2. 3. 4.
Software Sistem Operasi Browser Antivirus Interface web
Spesifikasi Windows 7 Home Premium Mozilla Firefox AVG Free 2012 Senayan
Lampiran 25 Spesifikasi Perangkat Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. 1. 2. 3.
Hardware Hub Kabel LAN Conector dan terminal
Spesifikasi D-Link 16 port Kabel UTP RJ-45
108
Lampiran 26 Konfigrasi Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor
109
Lampiran 27 Anggaran Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor Tahun 2006 s.d. Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4.
5.
6.
Nama Kegatan/kebutuhan Penyelenggaraan Perpustakaan Pengadaan Buku Perpustakaan ATK dan Komputer Suplies Pencetakan/ Dokumentasi dan Pelaporan Perlengkapan Otomasi Perpustakaan (Hardware) Perjalanan Petugas Jumlah (Rp)
2006
2007
2008
-
-
-
20.000.000
-
-
Tahun (Rp) 2009
2010
2011
-
6.880.000
-
-
49.867.500
75.000.000
49.883.500
-
-
-
-
18.000.000
-
-
-
-
-
14.280.000
-
-
-
-
-
51.650.000
-
-
-
-
-
3.000.000
20.000.000
-
-
49.867.500
81.880.000
136.813.500
110
111
59,314
60,000
50,000
40,430
40,000 30,608 24,175 30,000
28,434 18,884
20,000 10,000
14,6817,599 12,989 14,016 15,776 3,3890 4,2960 7,082 11,238 14,2286,433 3,389 4,296 9,997 7,847 6,511
0 2005
2,582 2006
2007
Science Direct ProQuest Download dari Jurnal Online Sirkulasi Penelusuran
2008
2009
Gambar 4. Perkembangan penyediaan dokumen pada beberapa jenis jasa sejak 2005 s/d 2009