BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 s/d 2019
BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015
1
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
KATA PENGANTAR Sesuai kebijakan strategis yang telah dituangkan pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015 s/d 2019, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian perlu menyusun Rencana Strategis Operasional yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 s/d 2019. Rencana Strategis Operasional Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berisi rencana kegiatan yang mendukung kebijakan Badan Karantina Pertanian sesuai Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM). Rencana kegiatan strategis yang disusun Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta juga dalam rangka mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis terutama di wilayah Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Rencana kegiatan yang disusun juga merupakan kesinambungan dari kegiatankegiatan yang telah disusun pada Rencana Strategis Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Tahun 2010 s/d 2014 dan evaluasi pelaksanaan kegiatannya. Rencana Strategis Operasional Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Tahun 2015 s/d 2019 ini selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan kegiatan dan pelaksanaan evaluasi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sepanjang Tahun Anggaran 2015 s/d 2019.
Tangerang,
Pebruari 2015
K e p a l a,
Dr.Ir.M.Musyaffak Fauzi,SH M.Si NIP : 19611231 199003 1 004
2
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
I. PENDAHULUAN KONDISI UMUM Pembangunan perkarantinaan di Indonesia merupakan upaya untuk melindungi pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian ketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati. Terkait dengan dengan upaya tersebut, maka peranan karantina pertanian meliputi aspek pengamanan pelestarian sumberdaya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya OPTK/HPHK, kelestarian lingkungan keamanan pangan yang sehat, utuh dan halal. Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi rakyat, peranan karantina harus mempu membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary dan Phytosanitary dari negara tujuan ekspor. Dalam perdagangan bebas dimana negara-negara berupaya menekan tarif bea masuk, maka instrumen non tarif dan SPS-WTO akan mengemuka sebagai intrumen perdagangan, terkait hal tersebut maka institusi perkarantinaan di Indonesia harus diperkuat secara bertahap seiring dengan perkembangan iptek di bidang perkarantinaan. Badan Karantina Pertanian yang merupakan institusi yang mengemban tugas pelaksanaan perkarantinaan di Indonesia, harus secara terus menerus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam rangka mengamankan tuntutan dan tanggung jawab yang telah diamanatkan pada Undang-undang No.16 Tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal April 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian, UPT Karantina Pertanian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan, serta Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.
2. TUJUAN 1. Terjaganya sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK yang terkontaminasi melalui media pembawa HPHK dan OPTK yang dilalulintaskan melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma; 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma ; 3
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya media pembawa HPHK dan OPTK yang dilalulintaskan melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma; 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma; 5. Mewujudkan pelayanan prima karantina pertanian di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma.
3. Profil Unit Pelaksana Teknis (UPT)
KARAKTERISTIK Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran, sumberdaya manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta dilengkapi SDM yang terdiri dari perangkat struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri atas 1 (satu) Eselon IIb, 4 (empat) Eselon IIIb dan 9 (sembilan) Eselon IVa. Perangkat fungsional terdiri dari fungsional khusus dan fungsional umum. Fungsional khusus Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli berjumlah 22 orang, POPT Terampil 31 orang, Medik Veteriner (MV) 19 orang, Paramedik Veteriner (PMV) 26 orang dan Fungsional PMPHP 1 orang, Fungsional Umum berjumlah 42 orang dan jumlah struktural 14 orang. Total SDM Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta berjumlah 156 orang. Sampai tahun 2015 beberapa pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta masih menempuh pendidikan S2 sebanyak 5 orang dan S3 sebanyak 1 orang. Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta berupa infrastruktur bangunan kantor seluas 1.378 M2, laboratorium karantina tumbuhan seluas 285,69 M2, laboratorium karantina hewan 193,14 M2, Cool room karantina tumbuhan 162,42 M2, Cool room karantina hewan 42,73 M2, instalasi karantina hewan seluas 6,950,85 M2 dan instalasi karantina tumbuhan termasuk laboratorium seluas 4.600,80 M2 dan screen house seluas 383,18 M2. Lahan dan gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi merupakan aset PT Angkasa Pura II, demikian pula lahan instalasi karantina hewan dan tumbuhan merupakan aset PT Angkasa Pura II sedangkan gedung/bangunan instalasi karantina hewan
4
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
dan tumbuhan serta gedung laboratorium karantina hewan merupakan aset Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sejak September 2012 laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah telah terakreditasi SNI ISO/IEC. 17025:2008, antara lain untuk laboratorium karantina hewan ruang lingkup pemeriksaan dengan metode Eliza rabies menggunakan Kit Pusvetma dan Kit Simbiotik, dan karantina tumbuhan ruang lingkup pemeriksaan Bakteri PSS dan CMM dengan metode Eliza. Fasilitas penunjang lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan laboratorium, perangkat manajemen informasi, serta kendaraan operasional. Untuk menunjang operasional karantina hewan dan tumbuhan Balai besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dilengkapi dengan 27 unit kendaraan Rd-4 dan 42 unit kendaraan operasional Rd-2.
GEOGRAFIS Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian bertanggungjawab atas pelaksanaan perkarantinaan di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta selalu berusaha secara terus menerus meningkatkan kinerjanya sebagai upaya mendukung tugas pokok dan fungsi karantina pertanian secara nasional. Wilayah atau tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK dan OPTK yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta meliputi 30 titik, yang terdiri dari: Terminal I-A, I-B, dan I-C (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal II-D, II-E, dan II-F (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal III (Domestik Masuk, Domestik Keluar, Impor dan Ekspor), Kargo (DHL, FEDEX, Domestik GIA dan Non GIA, UNEX, Ekspor dan Impor Gapura, Impor GIA dan JAS), Kargo Rush Handling (RH), Kantor POS Tukar Soekarno Hatta, dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma (Terminal dan Kargo). Kecenderungan lalu-lintas media pembawa HPHK maupun OPTK yang melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pengembangan Bandara yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui Grand Desaign Bandara Internasional Soekarno Hatta. Terkait dengan Grand Design Soekarno-Hatta International Airport (GDSHIA), target dari revitalisasi SHIA adalah meningkatkan kapasitas bandara agar dapat melayani 62 juta penumpang per tahun pada 2015. Adapun agenda/ jadwal pembangunan Grand Design tersebut: a) pengembangan T3 telah selesai tahun 2014; b) revitalisasi T1 telah selesai 2014; c) revitalisasi T2 ; d) terminal kargo 3; e) fasilitas penunjang telah dilakukan paralel mulai
5
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
2011 hingga 2014 dan tahun berikutnya; f) integrated building antara T1 dan T2. Progres pembangunan terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta pada tahun 2015 telah mencapai 85% dan diharapkan dapat beroperasi penuh pada tahun 2016 sehingga mampu melayani penumpang sebanyak 25 juta orang/tahun yang diprioritaskan untuk maskapai Garuda dan anggota Skyteam lainnya. Pembangunan terminal 3 Ultimate merupakan upaya PT Angkasa Pura II untuk menjadikan Bandara Soekarno Hatta sebagai Bandara terbaik kedua se Asia Tenggara setelah Bandara Changi Singapura. Dalam rangka mengurangi beban Bandara Internasional Soekarno Hatta beberapa maskapai penerbangan telah membuka layanan penerbangan melalui Bandara Halim Perdana Kusuma dan kedepan jumlah maskapai yang melayani penerbangan serta lalu-lintas penumpang melalui Bandara Halim Perdana Kusuma diperkirakan akan semakin meningkat.
VISI Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistis yang akan dicapai yang dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Rumusan umum mengenai kondisi ideal yang diinginkan harus bersifat terjangkau, dipercaya, meyakinkan serta mengandung daya tarik sehingga memberikan motivasi kepada seluruh pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Selain yang tersebut diatas visi juga sekaligus merupakan refleksi kondisi internal dan sekaligus potensi kemampuan serta keliatan (fleksibility) organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Terkait dengan tugas pokok dan fungsi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian, maka visi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah : " Menjadi Balai Besar Karantina Pertanian yang Tangguh dan Terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan Tahun 2019” Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan setiap tindakan karantina pertanian yang dilaksanakan di Balai Besar Karantina Pertanian selalu berdasarkan peraturan nasional maupun internasional serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Scientific justified). Dalam rangka mencapai Visi tersebut maka segenap petugas di Balai Besar Karantina dituntut untuk memiliki semangat untuk : 6
BBKP Soekarno-Hatta
a.
b. c.
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
Menjadi benteng terdepan yang harus mampu melindungi Indonesia dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri dan mampu melaksanakan peraturan perundang-undangan secara tegas dan konsekuen; Memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi pada tugas pokok dan fungsi; Jujur dan bertanggungjawab serta kreatif dalam melaksanakan tugas dan tuntutan masyarakat;
MISI Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan tersebut, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta mengemban Misi : 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Melaksanakan pengawasan terhadap lalu-lintas Media Pembawa Hama/Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam hayati secara berkesinambungan; Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit Zoonosis dan menjamin keamanan pangan hayati dan nabati; Mendukung daya saing komoditas hewan dan tumbuhan dalam perdagangan domestik dan internasional melalui sertifikasi; Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan pertanian; Mengembangkan transparansi pelayanan melalui teknologi informasi; Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.
Tugas Pokok Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta menyelenggarakan fungsi: 1. 2.
Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa
7
BBKP Soekarno-Hatta
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. Pengelolaan system informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Data Frekuensi/volume lalulintas
Tindakan Karantina
Pemeriksaan Dokumen (frekuensi)
Pemeriksaan Laboratorium (frekuensi)
Pengasingan/ Pengamatan (frekuensi)
Pemusnahan (frekuensi)
Perlakuan (frekuensi)
Hewan Ekspor
18.215
Impor
16.142
Domestik Masuk
6.062
Domestik Keluar
18.294
Ekspor
15.205
Impor
5.131
1 1.720
2.197
60
Tumbuhan
Domestik Masuk
11
Domestik Keluar
42.593
8 2.751
111
435
38
4. PERMASALAHAN
NON OPERASIONAL Dengan perkembangan pesat lalu lintas barang dan penumpang yang melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma, maka potensi ancaman yang dapat menggangu kelestarian sumber daya alam, ketenteraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, produksi sektor pertanian serta lingkungan juga akan meningkat. Badan Karantina Pertanian yang melaksanakan fungsi menjaga kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati perlu meningkatkan 8
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
kesiapannya dalam penyelenggaraan perkarantinaan di kedua bandara tersebut antara lain untuk mencegah: 1) masuk dan tersebarnya ancaman terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan; 2) jenis asing invasif (invasive species); 3) penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5) pangan yang tidak sehat termasuk Genetic Modified Organism (GMO) yang belum diidentifikasi keamanannya; 6) kelestarian plasma nutfah/keanekaragaman hayati; 7) hambatan teknis perdagangan; dan 8) ancaman terhadap kestabilan perekonomian nasional. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya untuk menjalankan sistem perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma, agar lalu-lintas media pembawa HPHK maupun OPTK yang dilalu-lintaskan memperoleh jaminan mutu dan terbebas dari HPHK, OPTK serta aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga harus mampu melaksanakan kegiatan pengawasan dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian persyaratan teknis dalam rangka mewujudkan daya saing pasar internasional serta sertifikasi antar area yang cepat, mudah, murah dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun administratib. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan karantina, diamanahkan bahwa perlunya kekayaan tanah air dan wilayah Negara Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam hayati untuk dijaga, dilindungi dan dilestarikan dari ancaman dan gangguang HPHK dan OPTK. Adanya perjanjian-perjanjian internasional yang mengatur tentang tata cara dan prosedur perdagangan yang terkait dengan perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan hidup dan keamanan hayati mengharuskan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dalam penyelenggaraan kegiatan perkarantinaan di Bandara Internasional Soeakarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma dilaksanakan secara efektif, efisien, akuntabel serta teknik dan metode yang tepat dalam rangka: a) mencegah masuknya HPHK dan OPTK kedalam wilayah Negara Republik Indonesia serta dari satu area ke area lain didalam wilayah Negara Republi Indonesia, b) mencegah keluarnya HPHK keluar negeri, c) mencegah keluarnya OPTK tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia ke luar negeri apabila dipersyaratkan oleh Negara tujuan.
9
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
OPERASIONAL Keberhasilan penyelenggaraan perkarantinaan di Bandara Internasional Soekarno dan Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma tidak terlepas dari faktor pendukung yang memadai. Terdapat 30 titik pengeluaran dan pemasukan media pembawa diwilayah Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma yang meliputi terminal penumpang dan cargo, sehingga membutuhkan tenaga pengawas fungsional karantina hewan dan tumbuhan yang cukup banyak dan yang berkualitas. Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang saat ini dimiliki oleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta masih jauh dari jumlah ideal yang seharusnya dimiliki dalam rangka penyelenggaraan perkarantinaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma. Berdasarkan analisa kebutuhan pegawai, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta minimal harus diperkuat sebanyak 640 personil untuk melaksanakan pengawasan ekspor, impor dan antar area. Sebagai perbandingan Bea Cukai yang hanya melakukan pengawasan impor dan ekspor barang saat ini diperkuat sebanyak 582 personil sedangkan petugas Imigrasi diperkuat oleh 600 personil, sehingga agar penyelenggaraan perkarantinaan dapat berjalan optimal maka perlu dilakukan penambahan jumlah personil. Tuntutan penyelenggaraan pelayanan public guna mewujudkan good government dan clean government sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 penerapan pelayanan pemerintah yang terstandar dan telah melibatkan masyarakat yang dilayani merupakan suatu keniscayaan, oleh karena itu pelayanan karantina di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta harus sesuai standar yang telah ditetapkan dalam rangka pemberian jaminan pelayanan yang pasti, transparan dan akuntabel. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan termasuk ketersediaan laboratorium uji yang memadai di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sudah merupakan keharusan. Laboratorium dengan metode pengujian yang telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan publik akan selalu dilakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.dari waktu ke waktu (continual improvement). Lingkungan stratejik yang terus berkembang mempengaruhi pencapaian sasaran pelaksanan kegiatan perkarantinaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma. Dalam analisa 10
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
lingkungan stratejik beberapa factor yang mendukung tingkat keberhasilan pelaksanaan perkarantinaan antara lain:
5. ANALISA RESIKO
FAKTOR INTERNAL A.
Kekuatan (Strength) a.
Telah dimilikinya peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dalam melaksanakan operasional karantina pertanian di Bandara Internasional Soekarno Hatta yaitu Undang-undang Nomor : 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; b. Karantina Pertanian merupakan unsur CIQS (Custom, Immigration, Quarantine dan Security) yang harus ada disetiap pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran antar negara; c. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan sistem perkarantinaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta; d. Memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kemitmen dan kapabilitas yang tinggi, serta skill yang baik disebabkan strata pendidikan yang memadai; e. Status kelembagaan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta; f. Terjalin kerjasama yang baik antar instansi terkait di lingkungan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma; g. Telah dimilikinya laboratorium karantina hewan dan karantina tumbuhan yang representative yang mampu mendeteksi terhadap HPHK/OPTK yang terkontaminasi pada media pembawa; h. Dimilikinya instalasi karantina hewan dan karantina tumbuhan yang representative; i. Dimilikinya sistem informasi yang mampu memberikan akses data setiap saat selama 24 jam sehari; j. Telah terimplementasikannya sistem SAI, SABMN, Simpeg, Eqvet, EPalq, Simonev, NSW, PPK On line; k. Telah terimplementasikannya jaringan LAN, internet, Flight Schedule penerbangan dan data cetak arus lalu-lintas komoditas wajib periksa karantina; l. Telah terimplementasikannya On Farm Inspection; m. Telah terimplementasikannya In Line Inspection; n. Terakreditasinya laboratorium SNI 17025 di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta;
11
BBKP Soekarno-Hatta
o.
B.
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
SMM ISO 9001-2008 dan SPP penyelenggaraan karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta.
Kelemahan (Weaknesses) a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Anggaran kegiatan yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan; Kurangnya jumlah pegawai dibandingkan jumlah pintu-pintu pemasukan yang harus dilakukan pengawasan selama 24 jam; Masih kurangnya jumlah tenaga laboratorium; Belum adanya MOU antara penggunaan X-Ray bersama antara institusi yang berkepentingan; Masih belum optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana yang telah dimiliki; Belum optimalnya sistem informasi dalam rangka untuk mendukung pengawasan karantina pertanian; Belum optimalnya tindak lanjut terhadap pelaku pelanggaran peraturan karantina pertanian; Belum sempurnanya fasilitas instalasi karantina hewan dan karantina tumbuhan; Budaya kerja SDM belum sepenuhnya memadai sebagai upaya sistem manajemen pelayanan prima.
FAKTOR EKSTERNAL A.
Peluang (Oppurtunity) a. Meningkatnya komitmen pemerintah kepada karantina pertanian sebagai upaya mengamankan ketahanan pangan nasional; b. Tuntutan masyarakat terhadap ketersediaan pangan yang sehat dan layak konsumsi; c. Meningkatnya isu tentang Bio Terorism yang mampu menghancurkan perekonomian nasional; d. Tersedianya forum komunikasi dan koordinasi dengan organisasi/instansi terkait di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta; e. Adanya dukungan dari PT Angkasa Pura II, Ad Bandara dan institusi terkait terhadap pelaksanaan perkarantinan di Bandara Soekarno Hatta; f. Adanya forum seminar FAL Bandara yang berkomitmen untuk memfasilitasi sarana operasional instansi di Bandara termasuk instansi karantina.
12
BBKP Soekarno-Hatta
B.
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
Tantangan (Threats) a. Tingginya frekuensi lalu-lintas media pembawa yang meningkatkan resiko pemasukan HPHK/OPTK ke wilayah RI melalui Bandara Soekarno Hatta; b. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian sumber daya alam hewani dan nabati yang mengkibatkan banyaknya upaya penyelundupan flora dan fauna yang dilindungi keluar negeri; c. Tuntutan masyarakat terhadap kinerja aparat pemerintah sebagai upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good govermence) dan pemerintahan yang bersih (clean govermence); d. Tuntutan pelayanan prima masyarakat terhadap karantina pertanian; e. Tuntutan penyelenggaraan karantina yang memenuhi standar internasional; f. Meningkatnya ancaman penyakit zoonosis dan penyakit eksotik; g. Meningkatnya upaya pemasukan secara ilegal komoditas wajib periksa karantina ke wilayah Republik Indonesia; h. Diijinkannya pemasukan komoditas pertanian dari negara yang berpotensi masuknya HPHK/OPTK.
6. RENCANA KERJA 2015 s/d 2019
Penguatan kelembagaan 1.
Meningkatkan pengawasan lalu-lintas media pembawa HPHK dan OPTK dan pengawasan keamanan hayati di 30 pintu pemasukan dan pengeluaran yang efektif dan efisien. 2. Terselenggaranya pemeriksaan media pembawa HPHK dan OPTK yang cepat dan akurat. 3. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan Keamanan Hayati 4. Terselenggaranya teknik dan metode pemeriksaan media pembawa HPHK dan OPTK yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan teknologi. 5. Meningkatkan kualitas pemeriksaan laboratorium sesuai standar SNI ISO 17025:2008. 6. Terselenggaranya penambahan ruang lingkup pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi SNI/ISO 17025:2008. 7. Tersedianya peta penyebaran HPHK dan OPTK. 8. Meningkatkan hubungan kerja dengan instansi terkait. 9. Terselenggaranya penyusunan program dan rencana kerja yang berbasis kinerja. 10. Terselenggaranya Evaluasi dan Laporan SAI/SABMN. 11. Terselenggaranya penyusunan dan pengiriman laporan tepat waktu. 13
BBKP Soekarno-Hatta
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
12. Meningkatkan kegiatan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dengan meningkatkan kegiatan Public awareness. 13. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian. 14. Pemberdayaan dan peningkatan PPNS. 15. Pembinaan dan pengawasan IKHS dan IKT sementara milik pengguna jasa. 16. Pelayanan karantina pertanian sesuai Sistem Manajemen Mutu SNI/ISO 9001:2008 dan Standar Pelayanan Publik (SPP). 17. Terselenggaranya kegiatan perkarantinaan di Bandara Intersional Soekarno Hatta sesuai Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan Standar Pelayanan Publik (SPP). 18. Pengembangan teknologi yang mampu menampilkan data dan pelayanan setiap saat selama 24 jam. 19. Pelaksanaan tindakan karantina sesuai dengan SOP. 20. Pemantauan, surveylens dan penyelenggaraan In Line Inspection. 21. Peningkatan pelayanan melalui PPK On Line dan NSW. 22. Net Working dengan wilker dan tempat pemasukan/pengeluaran. 23. Meningkatnya pelayanan karantina berbasis IT. 24. Pembuatan leaflet, poster dan visualisasi.
Penguatan SDM 1.
2. 3. 4.
Penguatan sumberdaya manusia yang profesional yang memiliki integritas tinggi melalui kegiatan peningkatan kapasitas SDM, pendidikan S2 dan S3. Meningkatnya kualitas petugas laboratorium melalui kegiatan magang, mengikuti pelatihan dan in house training In House Training, magang bidang teknis dan administrasi sesuai keterampilan yang dibutuhkan. Mengikutsertakan petugas fungsional karantina hewan dan tumbuhan serta admnistrasi untuk mengikuti pelatihan di institusi lain yang lebih maju.
Pengembangan Infrastruktur 1.
2. 3. 4.
Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana dengan menambah dan melengkapi sehingga mampu beroperasi secara sempurna. Melengkapi sarana dan prasarana IKH, IKT, laboratorium KH, laboratorium KT yang berstandar internasional. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan karantina Pembangunan gedung laboratorium karantina hewan dan karatina tumbuhan berstandar nasional. 14
BBKP Soekarno-Hatta
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
[RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019]
Pembanguan gedung pelayanan karantina yang terintegrasi dan sesuai Standar Pelayanan Publik (SPP). Melengkapi peralatan pemeriksaan laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan laboratorium keamanan pangan. Melengkapi sarana dan prasaran instalasi karantina hewan dan karantina tumbuhan. Renovasi instalasi karantina hewan dan tumbuhan. Renovasi pagar instalasi karantina hewan dan tumbuhan. Renovasi gedung pelayanan karantina pertanian. Renovasi gudang arsip. Melengkapi sarana pengolah data. Melengkapi sarana informasi. Melengkapi sarana transportasi Melengkapi dan penggantian pendingin udara. Pengadaan genset yang berkapasitas besar. Pengadaan mebelair sarana kerja. Tanah untuk kantor dan IKH dan IKT
7. Matrik Rencana Kerja Tahun 2015 s/d 2019
NO 1 2 3
3 Pilar Karantina Pertanian Penguatan kelembagaan Penguatan SDM Pengembangan Infrastruktur/sarana/prasarana
I 6,77 0,53
(milyard) TAHUN II III IV V 7,10 8,92 9,36 9,82 0,55 0,57 0,59 0,61
0,88
9,15
9,65
1,85
51,2
15