CRITICAL DISCOURSE ANALISYS SEBUAH MODEL ANALISIS SOSIAL KRITIS DALAM TEKS MEDIA Abd. Ghafur
(Universitas Negeri Surabaya/ Email:
[email protected])
Abstract:
The word discourse is not only called in discourse analysis of texts media, or rather the communication, but also some disciplines, among others such as psychology, sociology, political or literature and others. Because of the difference in the scope of science, a word that has been popular usually have multiple meanings or different definition as well according to various scientists from the scientific fields above and what is circulating in the community. Discourse is meant here is the analysis of the packaging on the shape of the structure or form of an interview as well as the practices of the communicator. Language here becomes a tool as an intermediary extend the hand of power in the point of politics through the depiction of subjects in which there are the interests of ideology. Key Terms: Discourse Analysis of Social Critic, Text Media A. Pendahuluan
framing, wacana, maupun semiotika.
Mempelajari media merupakan
Dilihat dari wujud kekuasaan, bentuk
tantangan yang menarik tanpa pernah
hegemoni
habis dimakan waktu, bahkan cukup
dominan yang tersampaikan dalam teks
banyak
1
penelitian
sebelumnya
yang
serta
dampak
idiologi
. Namun penulis juga mulai memahami
berkutat pada permasalahan seputar
bahwa kemampuan masyarakat dalam
media.
memilah
Beberapa
diantaranya
media
serta
mengartikan
mengangkat tema yang menarik, atau
makna, menjadi semacam perisai yang
sudut
membatasi
pandang
permasalahan
yang
terpaan-terpaan
informasi
berbeda. Akhirnya penulis menjatuhkan
dari berbagai media. Tentunya sebagai
pilihan pada konstruksi wacana media
bagian dari pelaku akademik, penulis
dengan paradigma kritis.
hanya berupaya memenuhi tuntutan
Analisis Wacana Kritis media, merupakan
bentuk
kesimpulan
dalam usaha untuk lebih memahami
dari
sudut pandang yang penulis kemukakan mengenai
media,
yang
1
Eriyanto, Analisis wacana: pengantar analisis teks media (PT LKiS Pelangi Aksara, 2001); Analisis wacana: pengantar analisis teks media (PT LKiS Pelangi Aksara, 2001).
bersentuhan
dengan perihal analisis isi, analisis
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 177
fungsi
serta
peran
media,
dan
Indonesia.2
kabar
Pemahaman
memperlihatkan wacana idiologi media
perspektif teks media juga diteliti oleh
kepada masyarakat sebagai bagian dari
Suroso yang memetakan empat macam
alur
perspektif media Indonesia yang pro
mediasi
pembentukan
realitas
melalui teks berita.
masyarakat, negara, yang lain, dan
Penulisan
ini
dimaksudkan
netral.
sebagai salah satu referensi dalam penulisan karya ilmiah mengenai media
B. Kajian Teori
yang mengarah pada paradigma kritis,
1. Tiga Paradigma Analisis Wacana
dengan tujuan mengkritisi konstruksi
Istilah analisis wacana adalah
wacana media yang selama ini menjadi
istilah umum yang dipakai dalam banyak
wadah idealisme pelaku media. Penulis
disiplin
berharap
pengertian.
dapat
lebih
kekuasaan
terhadap
menemukan
konsep
perihal
jauh teks, yang
kekuatan
melihat
wacana
dan
dan
dengan
berbagai
Dalam
studi
linguistic,
menunjuk
suatu
kesatuan
bahasa yang lengkap, yang umumnya
menarik
media,
ilmu
lebih
serta
besar
dari
kalimat,
baik
mengungkap makna yang tersembunyi
disampaikan secara lisan atau tertulis3.
dengan
Wacana adalah rangkaian kalimat yang
pandangan
kritis
terhadap
serasi yang menghubungkan proporsi
wacana media. wacana,
satu dan yang lain, kalimat satu dengan
khususnya dalam bidang analisis teks
yang lain, membentuk satu kesatuan.
media
melahirkan
varian
Kesatuan bahasa itu bisa panjang, bisa
analisis
yang
akhirnya
pendek. Sebagaai sebuah teks, wacana
Munculnya
memunculkan
analisis berbagai pada
persinggungan
bukan
antara
urutan
kalimat
yang
tidak
model analisis yang satu dengan yang
memmpunyai ikatan sesamanya, bukan
lain. Analisis model teks media versi
kaliamat yang dideretkan begitu saja.
Norman
Fairclogh dan Teun
A
Analisis
Van
wacana
berhubungan
Dijk misalnya, keduanya menekankan
dengan
analisis teks berdasarkan konteks sosial.
bahasa/pemakaian
Dalam versi Indonesia teori analisis teks
menjelaskan lebih lanjut tentang analisis
media
wacana, kita perlu bertanya Bagaimana
disadur
cukup
baik
bahasa
oleh Eryanto. Dalam bukunya, Eryanto
studi
dipandang
mengenai bahasa.
dalam
Untuk
analisis
memaparkan berbagai kompilasi model analisis
teks
media
dari
berbagai
2
Eriyanto, Analisis wacana. David Brazil et al., Discourse Intonation and Language Teaching (Am Assoc Appl Ling, 1980), http://applij.oxfordjournals.org/content/I/2/local/fro nt-matter.pdf; Gillian Brown, Discourse Analysis (Cambridge University Press, 1983). 3
perspektif yang dikemukakan Foulcault, Roger Fowler, Theo van Leeuwen, Sara Mills, Teun A Van Dijk, dan Norman Fairclouch dengan contoh teks surat
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 178
wacana?. Dalam hal ini, A.S Hikam
adalah kohesi dan koherensi. Wacana
menyampaikan adanya tiga paradigma
yang baik selalu mengandung kohesi
analisis yang digunakan untuk melihat
dan koherensi di dalamnya. Kohesi
bahasa.
analisis
merupakan keserasian hubungan antar
wacana ini yang akan mendapatkan
unsur-unsur dalam wacana, sedangkan
porsi banyak untuk di jelaskan dalam
koherensi merupakan kepaduan wacana
tulisan ini selanjutnya.
sehingga membawa ide tertenti yang
Ketiga
paradigma
Pandangan pertama diwakili oleh
dipahami oleh khalayak.
kaum Positivisme - Empiris. Penganut aliran
ini
melihat
bahasa
Pandangan kedua dalam analisis
sebagai
wacana
adalah
konstruktivisme.
jembatan antara manusia dengan objek
Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh
yang ada di luar dirinya. Pengalaman
pemikiran
manusia
secara
menolak
melalui
positivisme/empirisme
dianggap
langsung
dapat
diekspresikan
fenomenologi.
Aliran
ini
pandangan dalam
analisis
penggunaan bahasa tanpa ada kendala
wacana yang memisahkan subyek dan
aatau distorsi, sejauh ia dinyatakan
objek
dengan
pernyataan-
konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya
pernyataan yang logis, sintaksis, dan
dilihat sebagai alat untuk memahami
memiliki hubungan dengan pengalaman
realitas objektif belaka yang dipisahkan
empiris. Salah satu cirri dari pemikiran
dari
ini
antara
pernyataan.
Dalam
menganggap bahwa subjek adalah aktor
wacana,
utama atau faktor sentral dalam kegiatan
menggunakan
adalah
ide/pemikiran kaitannya
pemisahan dan
dengan
realitas. analisis
bahasa.
subjek
konsekuensi logis dari pemahaman ini
wacana
adalah oranng tidak perlu mengetahui
sosialnya.
Dalam
pandangan
sebagai
penyampai
Konstruktivisme
serta
justru
hubungan-hubungan
makna-makna subjektif atau nilai yang
Dalam hal ini, mengutip A.S
mendasari pernyataannya, sebab yang
Hikam yang mengatakan bahwa, subjek
penting adalah apakah pernyataan itu
memiliki kemampuan melakukan kontrol
dilontarkan
terhadap
secara
benar
menurut
maksud-maksud
tertentu
kaidah sintaksis dan seemantik. Oleh
dalam setiap wacana. Bahasa yang
karena itu, kebenaran sintaksis (tata
dipahami dalam paradigma ini diatur dan
bahasa) adalah bidang utama dari aliran
dihidupkan
positivisme tentang wacana.
pernyataan
yang
bertujuan.
Setiap
telah
pernyataan
pada
dasarnya
dalah
dijelaskan di atas, titik perhatian utama
penciptaan
makna,
yakni
aliran
positivisme
pembentukan diri serta pengungkapan
benar
tidaknya
Sebagaimana
yang didasarkan
bahasa
itu
pada secara
dalam
pernyataan-
tindakan
jatidiri dari sang pembicara.
gramatikal. Istilah yang sering disebut OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 179
Oleh karena itu, analisis wacana
pikirannya, karena sangat berhubungan
dimaksudkan sebagai suatu analisis
dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
yang membongkar makna dan maksud-
sosial yang adal dalam masyarakat.
maksud tertentu. Wacana adalah suatu
Bahasa disini tidak dipahami sebagai
upaya
medium netral yang terletak di luar diri si
pengungkapan
maksud
tersembunyi dari sang subjek yang memngemukakan
pembicara.
suatu
Bahasa dalam pandangan kritis
pernyataan.pengungkapan itu dilakukan
dipahami sebagai representasi yang
diantaranya dengan menempatkan diri
berperan
pada posisi sang pembicara dengan
tertentu, tema-tema tertentu, maupun
penafsiran mengikuti struktur makna dari
strategi-strategi
sang pembicara.
karena itu, analisis wacana digunakan
Pandangan pandangan
ketiga
kritis.
mengoreksi
Pandangan
pandangan
dalam
membentuk di
subjek
dalamnya.
Oleh
disebut
untuk membongkar kuasa yang ada
ingin
dalam setuap proses bahasa seperti,
pandangan
batasan-batasan
apa
yang
menjadi
wacana,
konstruktivisme yang kurang sensitif
diperkenankan
pada proses produksi dan reproduksi
perspektif yang mesti dipakai, topik apa
makna yang terjadi ssecara historis
yang
maupun secara institusional. Seperti
semacam ini, wacana melihat bahasa
ditulis
selalu
A.S
Hikam,
konstruktivisme menganalisis
pandanga
masih
belum
faktor-faktor
hubungan
dibicarakan.Dengan terlibat
kekuasaan, pembentukan
pandangan
dalam
hubungan
terutama subjek,
dalam
dan
berbagai
kekuasaan yang inhern dalam setiap
tindakan representasi yang
terdapat
wacana, yang pada gilirannya berperan
dalam masyarakat. Karena memakai
dalam membentuk jenis-jenis subjek
perspektif kritis, (paradigma) analisis
tertentu berikut perilaku-perilakunya.hal
wacana yang ketiga ini sering juga
inilah yang melahirkan paradigma kritis.
disebut Critical Discourse Analysis/CDA.
Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran atau ketidakbenaran struktur
tata
proses
Tulisan ini ingin mendeskripsikan
pandangan
model analisis Wacana Teun A van
konstruktivisme. Analisis wacana dalam
Dijk yang dalam banyak hal diteruskan
paradigma
model
penafsiran
bahasa
seperti kritis
atau
C. Pembahasan
pada
menekankan
pada
analisisnya
oleh Norman
konstelasi kekuatan yang terjadi pada
Fairclouch. Untuk memperkaya bahan
proses produksi dan reproduksi makna.
analisis juga disinggung pemahaman
Individu tidak dianggap sebagai subjek
wacana dan ideologi dalam pers Roger
yang
Fowler, dengan kasus analisis surat
netral
yang
bisa
menafsirkan
secara bebas sesuai dengan pikiran-
kabar Indonesia pasca era reformasi.
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 180
1. Analisis Wacana Model Teun Van
anti Pancasila. Kata-kata itu berdampak
Dijk
buruk pada golongan oposisi. Ketiga, Menurut
penelitian
penciptaan
analisis wacana tidak cukup hanya
mengerem
didasarkan pada analisis teks semata,
masyarakat. Kata-kata ini sering diambil
karena teks hanya hasil dari suatu
dari leksikon bahasa Jawa, misalnya
praktik produksi. Pemahaman produksi
mendhem jero mikul dhuwur, jer basuki
teks pada akhirnya akan memperoleh
mawa
pengetahuan
bisa
pemakian kata yang referensinya tidak
melihat
jelas sperti demi kepentingan umum,
demikian.
Van
Dijk,
mengapa
Van
Dijk
teks juga
kata-kata dan
bea,
yang
bisa
menurunkan
emosi
lengser
keprabon dan
bagaimana struktur sosial, dominasi,
mengencangkanikat
dan kelompok kekuasaan yang ada
pinggang, dll. Keempat,
dalam
istilah. Hal ini dilakukan oleh pejabat dan
masyarakat
kognisi/pikiran
dan
dan
bagaimana
kesadaran
yang
birokrat,
penyeragaman
misalnya SDSB
bukan
judi,
membentuk dan berpengaruh terhadap
darah pengacau halal hukumnya, siapa
teks-teks tertentu.
pun
Kopasus
bahasa dengan beberapa cara. Pertama, pengertian
yang
kekuasaan.
bersentuan
Penghalusan
melenyapkan membahayakan Pemasyarakatan
ini
partai
eufemisme
baru,
bahasa.
Pemakaian kalimat “Keterlibatan 7 oknum
konsolidasi kekuasaan dilakukan melalui konsep-konsep
mendirikan
dll. Kelima,
Pada rezim Soeharto misalnya
penghalusan
boleh
dan dengan
merupakan
pil
diganti
dengan bantuan
luar
pelacur
diganti dengan
pekerja
komersial, penjara menjadi
untuk
pahit” utang negeri, seks
lembaga
pemasyarakatan, dst.
konsep
yang
Orde
Baru.
Wacana digambarkan oleh Van Dijk
bakti,
mempunyai tiga dimensi/bangunan yaitu
ketahanan
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
daerah
Inti analisis model van Dijk adalah
kemiskinan,
menggabungkan tiga dimensi wacana
kata masa
persatuan dan kesatuan, nasional,
rawan
pangan,
tertinggal,
pengentasan
negara hukum, dll. Rawan pangan lebih
tersebut
baik dari kelaparan dan masa bakti lebih
analisis. Dimensi teks yang diteliti adalah
baik
bagaimana struktur teks dan strategi
dari masa
memperkasar,
jabatan. Kedua, bertujuan
dalam
satu
kesatuan
untuk
wacana yang dipakai untuk menegaskan
menyudutkan kekuatan lain yang dapat
suatu tema tertentu. Pada level kognisi
mengancam kekuasaan. Pemroduksian
sosial dipelajari
kata-kata SARA, GPK, subfersif, bersih
berita yang melibatkan kognisi individu
diri, ekstrim kanan, ekstrim kiri, golongan
dari
frustasi, OTB (organisasi Tanpa Bentuk),
aspek konteks
proses produksi teks
wartawan.
Sedangkan
mempelajari bangunan
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 181
wacana
yang
dalam
bisa menjadi contoh, bahwa mahasiswa
masyarakat akan suatu masalah. Analisis
dihadirkan dengan image bahwa mereka
van
analisis
adalah kelompok yang anarkis, sering
yang
merusak dan senang membuat rusuh.
komprehensif bagaimana teks diproduksi,
Segala bentuk pencitraan seperti itu
baik
dilakukan
Dijk
tekstual
berkembang
menghubungkan ke
arah
dalam
analisis
hubungannya
dengan
individu wartawan dan masyarakat.
hanya
merepresentasikan
dengan
suatu
kejadiaan
yang benar terjadi menjadi susunan teks 2. Representasi
Peristiwa
dalam
dengan pilihan kata dan bentuk kalimat.
Berita menurut Theo Van Leeuwen Membicarakan
sebuah
Dalam Analisis Wacana, Eriyanto
makna
menyampaikan bahwa salah satu agen
tersirat dari sebuah berita tidak lepas
terpenting
dari bagaimana sebuah teks hadir atau
kelompok
dihadirkan
pemberitaan
yang
Pada berita cetak, suatu berita yang
disebarkan,
media
telah diamati oleh seorang wartawan
langsung membentuk pemahaman dan
kemudian direpresetasikan kedalam teks
kesadaran
berita, dalam proses representasi berita
mengenai sesuatu. Wacana yang dibuat
yang berbentuk suatu kejadian tertentu
oleh media itu bisa jadi melegitimasi
menjadi
suatu
menjadi
sebuah
susunan
diperhatikan
kalimat.
teks,
dapat
bagaimana
wartawan
menyampaikan
kenyataan,
pembaca
memperhaikan
seorang
berita
bagaimana
hal
dalam
mendefinisikan media4.
adalah
di
terus
menerus
secara
kepaala
atau
mendelegitimasi
Lewat tidak
khalayak
kelompok
atau
dan
memarginalkan
sebuah
kelompok lain. Kita seringkali merasa
dapat
adanya ketidak adilan dalam berita
suatu
mengenai
pemerkosaan
terhadap
kelompok mendominasi wacana dalam
wanita. Bagaimana pihak yang menjadi
berita tersebut.
korban ini digambarkan secara buruk,
Mendominasi
wacana
yang
sehingga khalayak tidak bersimpati dan
dimaksudkan adalah, adanya kekuatan
justru lebih bersimpati kepada laki-laki
yang dimiliki oleh sebuah kelompok
yang menjadi pelaku.
untuk memegang kendali penafsiran
Dalam kasus seperti ini, bahwa
pembaca dari sebuah berita. Dominasi
berita di media menyampaikan sebuah
yang terjadi dalam teks berita berbentuk
wacana tertentu. Theo van Leeuwen
sebuah
terhadap
memperkenalkan sebuah model dalam
pelaku dan korban dalam sebuah berita.
analisis wacana, model analisis tersebut
Misalnya, kaum buruh, tani, pengemis,
untuk
pencitraan
media
mendeteksi
atau
mengetahui
anak jalanan adalah golongan yang meresahkan
masyarakat.
Atau
demonstrasi mahasiswa yang marak
4
Eriyanto, Analisis wacana.
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 182
bagaimana
sebuah
kelompok
hadir
melakukan
5
sebagai kelompok yang dimarginalkan . Secara Leeuwen
umum,
analisis
menampilkan
demonstrasi
pantas
mendapatkan tembakan hingga tewas.
van
Kedua adalah proses pemasukan
bagaimana
(inclusion). Proses ini adalah lawan dari
pihak-pihak dan aktor (perorangan atau
proses
kelompok)
berhubungan
ditampilkan
dalam
exclusion,
proses
dengan
ini
pertanyaan
pemberitaan. Menurutnya, terdapat dua
bagaimana seseorang atau kelompok
titik focus perhatian. Pertama, proses
aktor dalam suatu kejadian dimassukkan
pengeluaran (exclusion) yaitu apakah
atau direpresentasikan ke dalam sebuah
dalam suatu teks berita ada kelompok
berita. Baik exclusion maupun inclision,
atau aktor yang dikeluarkan dalam
terdapat
pemberitaan, yang dimaksudkan dengan
Dengan menggunakan kata, kalimat,
pengeluaran
aktor
informasi atau susunan bentuk kalimat
perilaku
tertentu, cara bercerita tertentu, masing-
menyamarkan
masing kelompok dirempresentasikan ke
dalam
seseorang
pemberitaan
menghilangkan pelaku/aktor
atau
adalah,
atau
dalam
berita,
sebuah
strategi
wacana.
sehingga
dalam sebuah teks. Pada pembahasan
dalam berita korbanlah yang menjadi
selanjutnya. Akan dijelaskan lebih detai
peerhatian berita.
tentang bagaimana pola kerja exclusion
Proses pengeluaran ini secara tidak
langsunng
bisa
dan inclusion dalam representasi aktor
mengubah
dalam berita.
pemahaman khalayak akan suatu isu 3. Analisis Wacana Kritis Norman
dan melegitimasi posisi pemahaman tertentu.
Katakanlah
mengenai
dalam
“demonstrasi
Fairclough
berita
Norman
mahasiswa
Fairclough
dikenal
yang berlangsung ricuh sehingga polisi
dengan pemikirannya tentang analisis
melepaskan
wacana kritis. Konsep yang ia bentuk
seorang
tembakan,
mahasiswa
akhirnya
tewas
menitikberatkan
karena
pada
tiga
level,
tertembak”. Dari kejadian demonstrasi
pertama, setiap teks secara bersamaan
mahasiswa di atas, apakah pemberitaan
memiliki tiga fungsi, yaitu representasi,
kemudian
relasi, dan identitas. Fungsi representasi
mengeluarkan
pemberitaan,
polisi
sehingga
dari
berkaitan
korban
dengan
cara-cara
yang
penembakan yang ditonjolkan dalam
dilakukan untuk menampilkan realitas
suatu berita, sehingga kesan yang hadir
sosial ke dalam bentuk teks. Kedua,
kemudian
praktik wacana meliputi cara-cara para
bahwa
mahasiswa
yang
pekerja media memproduksi teks. Hal ini berkaitan dengan wartawan itu sendiri selaku
5
Theo van Leeuwen, Discourse and Practice: New Tools for Critical Discourse Analysis (Oxford University Press, 2008).
pribadi;
wartawan
sifat
dengan
jaringan
sesama
kerja
pekerja
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 183
media lainnya; pola kerja media sebagai
wacana dapat memproduksi hubungan
institusi, seperti cara meliput berita,
kekuasaan yang tidak imbang antara
menulis berita, sampai menjadi berita di
kelas
dalam media.
kelompok
Ketiga,
praktik
sosial,
laki-laki
mayoritas
dan dan
wanita, minoritas
sosial-budaya
dimana perbedaan itu direpresentasikan
menganalisis tiga hal yaitu ekonomi,
dalam praktik sosial. Analisis Wacana
politik (khususnya berkaitan dengan isu-
melihat pemakaian bahasa tutur dan
isu kekuasaan dan ideologi) dan budaya
tulisan sebagai praktik sosial. Praktik
(khususnya berkaitan dengan nilai dan
sosial dalam analisis wacana dipandang
identitas)
mempengaruhi
menyebabkan hubungan yang saling
wacananya.
berkaitan antara peristiwa yang bersifat
yang
istitusi
juga
media,
Pembahasan meliputi
dan
praktik
tiga
sosial
tingkatan
budaya
melepaskan
Tingkat
realitas, dan struktur sosial.
situasional, berkaitan dengan produksi dan
konteks
situasinya
diri
Dalam
Tingkat
dari
dari
memahami
sebuah wacana
(naskah/teks) kita tak dapat melepaskan
institusional, berkaitan dengan pengaruh
dari
institusi
konteksnya.
Untuk
menemukan
internal
maupun
”realitas” di balik teks kita memerlukan
sosial,
berkaitan
penelusuran atas konteks produksi teks,
dengan situasi yang lebih makro, seperti
konsumsi teks, dan aspek sosial budaya
sistem politik, sistem ekonomi, dan
yang mempengaruhi pembuatan teks.
sistem
Dikarenakan dalam sebuah teks tidak
secara
eksternal.
Tingkat
budaya
masyarakat
secara
keseluruhan.
lepas akan kepentingan yang yang
Fairclough sebenarnya bukanlah akademisi
ilmu
komunikasi.
bersifat subjektif.
Dia
Didalam
sebuah
teks
juga
meminati masalah kajian kritis wacana
dibutuhkan penekanannya pada makna
dalam teks berita dimulai sejak tahun
(Meaning) (lebih jauhdari interpretasi
1980-an.
dengan
Dia
melihat
bagaimana
kemampuan
integratif,
yaitu
penempatan dan fungsi bahasa dalam
inderawi, daya piker dan akal budi)
hubungan
sosial
dalam
Artinya: Setelah kita mendapat sebuah
kekuatan
dominan
ideologi.
teks yang telah ada dan kita juga telah
Faiclough berpendapat bahwa analisis
mendapat sebuah gambarang tentang
wacana kritis adalah, bagaimana bahasa
teori
menyebabkan kelompok sosial yang ada
membedah masalah, maka kita langkah
bertarung dan mengajukan ideologinya
selanjutnya adalah kita memadukann
masing-masing.
ini
kedua hal tersebut menjadi kesatuan
mengasumsikan dengan melihat praktik
yaitu dengan adanya teks tersebut kita
wacana bias jadi menampilkan efek
memakai
sebuah kepercayaan (ideologis) artinya
membedahnya.
khususnya dan
Konsep
yang
akan
sebuah
dipakai
teori
untuk
untuk
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 184
Kemudian
Norman
mengklasifikasikan
Fairclough
sebuah
mudah menentukan isi dari teks yang
makna
ada.
dalam analisis wacana sebagai berikut: Translation
Meaning (lebih
(mengemukakan)
interpretasi
jauh
dengan
dari
kemampuan
subtansi yang sama dengan media).
integrative, yaitu inderawi, daya piker
Artinya: Pada dasarnya teks media
dan akal budi). Artinya: Setelah kita
massa bukan realitas yang bebas nilai.
mendapat sebuah teks yang telah ada
Pada titik kesadaran pokok manusia,
dan kita juga telah mendapat sebuah
teks selalu memuat kepentingan. Teks
gambarang tentang teori yang akan
pada prinsipnya telah diambil sebagai
dipakai
realitas yang memihak. Tentu saja teks
maka kita langkah selanjutnya adalah
dimanfaatkan
kita memadukann kedua hal tersebut
pertarungan ideologi
untuk idea,
memenangkan
kepentingan
tertentu
kelas
untuk
membedah
masalah,
atau
menjadi kesatuan yaitu dengan adanya
tertentu.
teks tersebut kita memakai sebuah teori
Sedangkan sebagai seorang peneliti
untuk membedahnya.
memulainya dengan membuat sampel
Dan menurutnya dalam analisis
yang sistematis dari isi media dalam
wacana
berbagai kategori berdasarkan tujuan
memberikan tingkatan, seperti sebagai
penelitian.
berikut:
Interpreatation (berpegang pada
Norman
Analisis
Fairclough
juga
Mikrostruktur (Proses
materi yang ada, dicari latarbelakang,
produksi): menganalisis teks dengan
konteks
cermat
agar
dapat
dikemukakan
dan
fokus
supaya
dapat
data
yang
dapat
konsep yang lebih jelas). Artinya: Kita
memperoleh
konsen
pokok
menggambarkan representasi teks. Dan
dalam
juga secara detail aspek yang dikejar
menafsirkan sebuah teks tersebut kita
dalam tingkat analisis ini adalah garis
bisa
besar atau isi teks, lokasi, sikap dan
terhadap
permasalahan mendapat
satu
supaya latar
belakang
dari
masalah tersebut sehingga kemudian
tindakan tokoh tersebut dan seterusnya.
kita bisa menentukan sebuah konsep rumusan masalah
untuk
Analisis
membedah
Mesostruktur (Proses
interpretasi): terfokus pada dua aspek yaitu
masalah tersebut.
produksi teks dan konsumsi teks.
Ekstrapolasi (menekankan pada
Analisis
Makrostruktur (Proses
daya pikir untuk menangkap hal dibalik
wacana)
yang tersajikan). Artinya: kita harus
dimana teks dibuat.
memakai
sebuah
teori
untuk
bisa
terfokus
Dengan
pada
demikian,
fenomena menurut
menganalisis masalah tersebut, karena
Norman Fairclough untuk memahami
degnan teori tersebut kita bisa dengan
wacana (naskah/teks) kita tak dapat melepaskan
dari
konteksnya.
Untuk
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 185
menemukan ”realitas”di balik teks kita
membentuk
memerlukan penelusuran atas konteks
surat kabar di Indonesia. Mereproduksi
produksi teks, konsumsi teks, dan aspek
pemikiran van Dijk tentang analisis
sosial
wacana
budaya
yang
mempengaruhi
pembuatan teks. 6
pemberitaan
media,
berikut
dipaparkan strategi penyajian informasi (SPI)
4. Pendekatan
perspektif
terhadap
Fenomena
dan
bentuk-bentuk
ekspresi
bahasa.
Perspektif dalam Studi Wacana Fenomena perspektif dapat dikaji dalam
tiga
fokalisasi,
pendekatan dan
yaitu
empati. Visi
1. Strategi Penyajian Informasi
visi,
Dalam wacana tulis atau teks,
adalah
perspektif
dibangun
sejak
penulis
pendekatan yang lebih mendasarkan diri
memutuskan apa yang dipilih sebagai
pada
tema
bidang
sosiologi
politik
dan
dalam
tulisannya.
Tema
mengaitkan kajian perspektif dengan
merupakan apa yang dipakai penulis
ideologi.
sebagai
Fokalisasi
merupakan
titik
tolak
tulisannya. Pemilihan
permulan
tema
tertentu
pendekatan yang memasukkan teori
sebagai titik tolak pembicaraan akan
naratif
mendasari
dalam
analisisnya.
Seorang
pengembangan
tulisannya
narator dapat menjadi seorang individu
lebih lanjut dan membawa konsekuensi
lain
pada
yang
telah
atau
sedang
masuknya
informasi-informasi
menyaksikan peristiwa. Pendekatan ini
tertentu, baik berupa keadaan, kejadian,
lazim
atau peristiwa serta partisipan-partisipan
digunakan
Wartawan
pun
dalam
sastra.
dapat
menggunakan
ini
dalam
pendekatan
yang relevan. Selain pilihan tema, perspektif
menulis features berita
yang
dapat
mengungkapkan
emosi
yang
judul. Judul wacana berbeda dengan
reflektif.
topik, judul dalam hal ini berfungsi
bersifat
unsur
sugestif
dan
Pendekatan empati mendasarkan
juga
diri
dibangun
sebagai
melalui
upaya
tematisasi.
pemilihan
Upaya
pada bidang psikolinguistik. Pembicara
tematisasi menggunakan judul ini selain
mengenalkan
menjadi
seseorang
atau
objek
titik
tolak
pengembangan
yang merupakan bagian dari peristiwa
mengenai
yang dideskripsikan dalam kalimat.
dengan tulisan, juga memiliki titik tolak
Pengkajian perspektif (kekuasan) dalam surat kabar Indonesia memanfaatkan
pendekatan
bertujuan
mengungkap
ideologi
yang
6
yang
relevan
membatasi tafsiran makna dari informasi
dapat
yang dikembangkan dalam isi berita.
visi,
Lima
aspek-aspek
mendasari
informasi
judul
berprestasi
dan
berita
tentang
sekolah
dan
ujian
nasional
(UN) ditulis media yang sama berikut ini memiliki perspektif berbeda.
Eriyanto, Analisis wacana.
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 186
(1) UN Pemetaan Mutu yang Penuh
Cliff Muntu akibat kekerasan seniornya,
Kejutan.
DPR
(2) Mereka Punya Kiat “Menaklukkan”
harus
segera
turun
tangan
menyelidiki kekerasan di IPDN, apalagi
UN.
seorang dosen yang kritis dinonaktifkan
(3) Ujian
Nasional
dan
Kultur
(7), 17 anggota DPRD sulut meminta
Akademik.
kepada Depdagri membubarkan IPDN,
(4) Dari Bangil untuk Indonesia.
menyusul kematian Cliff Muntu, praja
(5) Ujian Nasional
asal
Berdasar ke lima judul berita
Sulut
mendorong
(8),
dan
IPDN
Depdiknas
dan
lembaga
tersebut wartawan kompas mengajak
pendidikan lain di bawah departemen
pembaca
atau
mentertawakan
kekerasan
lembaga
pemerintah
yang dilakukan oleh negara dengan
nondepartemen
penyelenggaraan UN yang kurang jelas
dengan
ketentuan
dalam
parameter mutunya (1) kurang tepat
undang
No
tentang
dalam proses ujiannya, (2) salah dalam
Pendidikan Nasional (9)
penilaian
data (10) adalah ketakutan siswa dalam
proses
parameter
belajar, (3)
kemajuan
dan
sekolah
menyesuaikan 20
diri
UndangSistem
Sedangkan
menyongsong Unas.
dibandingkan sekolah lain, (4) monster 2. Bentuk Bentuk Ekspresi Bahasa
yang menakutkan siswa, (5) Demikian
Perspektif dalam produksi bahasa
juga dalam headlinetentang kekerasan di IPDN, wartawan menulis judul berikut
ternyata tidak
dengan pespektif yang berbeda.
keberadaannya dalam struktur wacana
(6) IPDN Tunda Terima Praja Baru I
tetapi dapat juga diamati dalam struktur
Nyoman Sumaryadi Dilaporkan ke
yang
Mabes Polri.
Perspektif suatu ideologi dipengaruhi secara
(7) DPR Harus Ikut Selidiki IPDN
lebih
hanya dapat diamati
rendah
sistematis
dari
wacana.
pada
pemilihan
Penonaktifan Inu Kencana sebagai
bentuk-bentuk ekspresi linguistik baik
Pengajar Dipertanyakan IPDN.
pada
leksikal
pemakaian
IPDN Kaburkan
ketransitifan,
Penyebab
kosakata, struktur
(8) IPDN Harus Disesuaikan UU
struktur informasi.
(9) Terpidana Kasus Kematian Wahyu
a. Kosakata
Hidayat Belum Dieksekusi. ke
sistem nominalisasi,
modalitas, tindak tutur, metafora, dan
Kematian Cliff Muntu.
Berdasarkan
(kosakata),
sintaksis (kalimat) dan wacana seperti
(8) DPRD Sulut Minta Pembubaran Formalin
tatanan
empat
Pemakaian
kosakata
bukan
judul
semata persoalan teknis tetapi sebagai
tersebut pemerintah menghentikan tidak
praktik ideologi. Pilihan kata dalam suatu
menerima praja baru menyusul kematian
teks
menandai
secara
sosial
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 187
dan
ideologis
bidang
pengalaman
kata benda. “Korban Polisi itu adalah
yang
ayah
dari
seorang
balita”.
berbeda dari penulisanya baik berupa
seorang
nilai eksperiental, nilai relasional, dan
Hubungan juga bersifat atributi, benda
nilai
dihubungkan dengan kata sifat untuk
ekspresif. Nilai
eksperiental berkaitan
dengan
menunjukkan
yang
tertentu.
dibawakan oleh kata-kata tersebut. Nilai
garang”.
pengetahuan rasional
dan
keyakinan
berkaitan
dengan
dengan
kualitas
Misalnya
Bentuk
atau
“Polisi
transitif
penilaian
itu
sangat
memasukkan
hubungan-hubungan sosial yang tercipta
suatu pandangan dan sikap penulis
oleh
ekspresif
yang berbeda tentang peristiwa yang
berkaitan dengan pemilihan atau evaluasi
dilaporkan, Berikut disajikan klausa yang
tentang sesuatu yang dicerminkan oleh
memiliki berbagai perspektif.
kata
(10) Polisi
kata
tersebut. Nilai
tersebut.
Perkosaan
dapat
dimaknai “memperkosa,
meniduri,
menindih,
menodai,
menggagahi,
menembak
mati
demonstran. (11) Enam demosntran ditembak mati.
memerawani, dst”. Pembunuhan dapat
(12) Enam demosntan tewas.
diganti
(13) “Enam
dengan
“digebug”,
“dilibas”,
“diamankan dan “disukabumikan”.
demosntran ditembak mati”
Ujar saksi mata. (14) Saksi
b. Sistem Ketransitifan model
yang
transitifitas berhubungan
enam
diantaranya Elang Mulya. Lesmana, Hendriawan Sie, dan Hafidin R.
yaitu transitif,
intransitive dan relasional. Dalam model transitif
melihat
(15) Enam mahasiswa yang tewas itu
mengubungkan
antara objek dan peristiwa. Terdapat tiga model
mata
demosntran mati tertembak.
Menurut Fowler bahasa dipandang sebagai
enak
dengan
c. Struktur Nominalisasi
proses
Nominalisasi adalah transformasi
melihat suatu tindakan dan bagian-bagian
sintaksis secara radikal dalam suatu
lain sebagai akibat suatu tindakan. “Polisi memukul transitif.
mahasiswa”adalah Polisi
sebagai
klausa
bentuk
aktor
“memukul”.
Model
memiliki
konsekuensi
struktural yang luas dan memberikan
yang
kesempatan
menyebabkan suatu tindakan melakukan sesuatu
yang
menyampaikan
ideologi.
Dalam bahasa Indonesia predikat verba
intransitif
direalisasikan secara sintaksis menjadi
seorang aktor dihubungkan dengan suatu
nomina.
proses tetapi tanpa menjelaskan atau
dengan memberi imbuhan “pe-an”. Kata
menggmbarkan akibat atau objek yang
memperkosa
dikenai.
“Polisi
Mengamankan”.
menembak”,
“Polisi
Sedangkan
model
Salah
satunya menjadi
dilakukan perkosan,
membunuh
menjadi
pembunuhan,
menembak
menjadi
penembakan.
relasional menggambarkan sama-sama OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 188
Contoh berikut ini memiliki perspektif
(24) Tindakan
berbeda:
penangkapan
Tommy
Soeharto dinilai sangat tepat.
(16) Seorang ayah memperkosa anak
Pemakaian
modalitas
harus,
gadisnya sendiri yang berusia 12
seharusnya dan sangat tepat pada (20),
tahun.
(21), dan (25) menunjukkan dukungan
(17) Perkosaan menimpa
anak
gadis
tindakan
yang beru berumur 12 tahun.
yang
tercermin
dalam
proposisi. Sementara (22) dan (23)
(18) Polisi menembak secara membabi-
memperlihatkan
buta dalam insiden semanggi.
sikap
netral
bila
dibandingkan dengan (20), (22), dan
(19) Penembakan secara membabi buta
(25).
terjadi dalam insiden Semanggi. e. Tindak Tutur d. Modalitas
Bentuk ekspresi bahasa yang
Modalitas
diartikan
sebagai
dapat digunakan untuk menunjukkan
komentar atau sikap yang berasal dari
perbedaan perspektif adalah elemen-
teks, baik secara eksplisit atau implisit
elemen
diberikan oleh penulis terhadap apa
tutur (Speech
yang
dilaporkan,
peristiwa,
dan
interpersonal
yakni
keadaan,
melandasi
tindakan.
Modalitas
mengatakan
seperti
tindak
acts).Pandangan
tindak
tutur,
sesuatu,
yang
jika
orang
orang
akan
memiliki peluang besar untuk digunakan
melakukan sesuatu untuk tuturan itu. Hal
jurnalis dalam membangun perspektif
itu
pemberitaan yang mempengaruhi opini
interpersonal bahasa. Contoh (26) dan
pembaca. Dengan modalitas, penulis
(27) berikut dapat menjelaskan tindak
dapat memasukkan pandangan pribadi
tutur yang dapat menimbulkan perspektif
atau institusinya ke dalam proposisi
berbeda. (26)
yang ditulisnya melalui pilihan modalitas.
Kongres Umat Islam merekomendasikan
Modalitas sebagai komentar atau sikap
presiden dan wapres mendatang harus
penulis yang tertuang dalam teks dibagi
pria,
menjadi empat yaitu (1) Kebenaran, (2)
tuturan (26) dituturkan oleh seorang
Keharusan,
polisi, tidak sekedar menginformasikan
Contoh
(3)
berikut
Izin,
(4)
Keinginan.
modalitas
yang
merupakan
Ada
beriman,
dan
unjuk
fungsi
rasa, (27)
bertaqwa
Pada
sesuatu,tetapi juga berfungsi sebagai
menyiratkan perspektif pemberitaan.
perintah
(20) Setya Novanto harus ditangkap
pengamanan.
(21) Setya
maknanya
Novanto
aspek dalam
seharusnya
ditangkap.
ke Hal jika
lokasi
untuk
itu
berbeda
dituturkan
oleh
mahasiswa di kampus, ujaran itu bukan
(22) Setya Novanto mungkin ditangkap
informasi tetapi ajakan. Demikian pula
(23) Tommy
dalam
Soeharto
tidak
akan
ditangkap.
(27),
bagi
mereka
yang
mengikuti perkembangan pasca Pemilu
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 189
1999,
maka
dengan
cepat
dapat
time, tinggal
menangkap bahwa ilokusi yang tersirat
Metaforik
Putri maju menjadi presiden.
injury time menggambarkan sedikitnya
Abdul
PT Garuda Indonesia untuk melunasi
Wahab, metafora
hutang.
merupakan ungkapan kebahasaan yang menyatakan
uangkapan
(30) Debitor Nakal Perlu Dicekal
kebahasaan
(31) Amin, Gus Dur, Hamzah, dan Nur
yang menyatakan hal-hal yang bersifat
Mahmudi Bertemu mereka bahas “
umum untuk hal-hal yang bersifat khusus sebaliknya7.
digunakan
Buah Simalakama” Mega.
Metafora
sebagai
Kata nakal dalam (30) memiliki
ungkapan
adanya tiga kesamaan sifat nakal yaitu
kebahasaan yang maknanya tidak bisa
(1) masih kanak-kanak, sehingga kurang
dijangkau secara langsung dari lambang
mampu membedakan mana yang benar
karena makna yang dimaksud terdapat
dan mana yan salah, (2) sudah tahu
pada predikasi ungkapan kebahasaan itu. Artinya,
metafora
aturan yang sudah disepakati tetapi
merupakan
tetap
pemahaman pengalaman sejenis hal digunakan
membangun
jurnalis
perspektif
dalam
menimbulkan
tetapi
mendatangai
Sebaliknya jika Megawati tidak terpilih
perspektif mahasiswa
Gedung
DPR
berbasis
massa
memang
tidak
Kita
dewan ikut mengusut 4 mahaiswa di
buruk.
Bagi
Islam
partai
perempuan
diijinkan
menjadi
pemimpin.
Senayan mendesak agar anggota ditembak
memperbaiki.
keadaan belum tentu bertambah baik. akan berpotensi
(28) Gelombang
tidak
sudah
jika Megawati terpilih menjadi presiden
surat
berbeda.
yang
melanggar, (3)
Demikain dengan “buah simalakama”,
untuk
kabar. Berikut adalah contoh metafora dapat
saja
dinasihati
yang dimaksudkan untuk perihal lain.
yang
untuk
gulung dan menakutkan (28) metaforik
Menurut Aristoteles seperti yang
Metafora
gelombang
menggambarkan laut yang bergulung-
f. Metafora
dan
peluit
panjang.
yang menghambat megawati Soekarno
dikutib
menunggu
perlu
memahami
praktik
diskursif dari komunitas pemakai bahasa
Universita
yang
Trisakti.
disebut
sebagai order
discourse. Ketika
(29) Ibarat pemain sepakbola, saat ini
berita
penyelesaian utang PT Garuda
Sebelum
dianalisis perlu
Indonesia sduah memasuki injury
menganalisis dimensi
melihat
of teks
tersebut
dulu oder
of
discourse, apakah bentuknya hardnews, features, artikel, atau editorial. Ini akan membantu peneliti
untuk memaknai
7
Abdul Wahab, Butir-butir linguistik (Airlangga University Press, 1990).
teks, produksi teks, dan konteks sosisal
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 190
dari
teks
yang
discoursesecara
dihasilkan. Order
Andi Ghalib yang akan berangkat ke
seperti
Swiss dan Austria.
layaknya pakaian: pakaian di kantor
(35) Pesimisme seperti
itu
dikemukakan
Wakil
berbeda
sederhana
of
dengan
pakaian renang.
pakaian
tidur
dan
Pemakaian bahasa
oleh
juga Ketua
Komisi VIII DPR-RI Syaiful Anar
menyesuaikan dengan praktik diskursif
Hussein
di tempat mana ia berdada, ia tidak bebas memakai bahasa.
Perbedaan
Paparan berikut ini merupakan
wartawan
atau
pengalaman surat
para
kabarnya
perspektif
tentang “penyelidikan harta Soeharto ke
Indonesia
Swiss dan Austria oleh Muladi dan
dalam bentuk ekspresi bahasa. Data
Ghalib” secara jelas diwujudkan dalam
diambil
enam pilihan kata tidak akan efektif,
contoh
manifestasi
pemberitaan
surat
dari
kabar
berita
media
pasca
reformasi
merasa
pesimis,
pesimisme,
tidak
percaya, sandiwara politik, dan hanya 1) Pilihan Kata
sia-sia.
Berikut dicontohkan pilihan kata tentang “penyelidikan
harta
2) Struktur Informasi Pengaturan struktur informasi atau organisasi isi proposisi dalam kalimat atas informasi latar dan informasi baru dapat dipergunakan menandai perspektif pemberitaan. Perspektif pemberitaan akan telihat dari memilihan bagian proposisi tertentu sebagai informasi baru dan bagian proposisi lain sebagai informasi latar. Berikut contoh fenomena pengaturan informasi. (39) Sebelum bentrok sebenarnya sempat dilakukan negosiasi dengan tawaran 50 wakil PRD berdialog dengan KPU di ruang sidang, dengan catatan yang lain menunggu di jalan. (40) Sebelum terjadi bentrokan, aparat keamanan yang menjaga pintu masuk kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, sempat
mantan
Presiden Soeharto Rp 120 triliun di Bank Swiss” (32) Pakar hukum pidana dari Univesitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Bambang Purnomo, S.H. menilai langkah Habibie mengirim Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman ke Swiss dan Austria untuk menyelidiki kebenaran akan
harta
efektif karena
Soeharto tidak diumumkan
secara terbuka. (33) Ketua Gempita (Gerakan Peduli Harta
Negara_
Hasibuan,
S.H.
Dr.
Albert Merasa
pesimis pemerintah sekarang bisa mengusut dan mengadili mantan Presiden Soeharto. (34) Berbagai kalangan pesimis, dengan hasil yang bakal dicapai oleh Tim yang dipimpin oleh Jaksa Agung
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 191
membiarkan pengunjuk rasa dengan atribut PRD lengkap di sekujur tubuh mereka membaswakan orasi 50 menit.
Dari struktur proposisi pada data (39)
dan
(41)
konteks
terlihat
data
bahwa
PRD merupakan
sebelumnya
proposisi Demo
informasi
latar.Kedua
Kedua proporsisi di atas menginformasikan tentang bentrokan antara PRD dengan aparat kepolisian di KPU. Perbedaan itu tampak dalam proposisi pengisi informasi latar baru. Jika disederhanakan , struktur proposisi kedua data (39) dan (40) adalah sebagai berikut.
informasi itu dapat ditemukan rujukannya
a) Bentrok PRD dan polisi—negosiasi PRD dan polisi, 50 perwakilan PRD bertemu wakil KPU—bentrok PRD dan Polisi 28 luka-luka . b) Bentrok PRD dan Polisi—PRD dibiarkan polisi berorasi 50 menit— aparat keamanan membubarkan orsi PRD—bentrok polisi dengan PRD 28 luka-luka.
pengisi informasi latar baru dapat dilihat
dalam data (41) yakni penembakan massa PRD
pada
hari
Bhayangkara
makin
memperburuk citra polisi. Sementara itu, proposisi demonstrasi fanatik sekira 500 massa berubah berdarah tidak ditemukan dalam rujukannya. Perbedaan Proposisi dalam tabel berikut. Data
39
Pada kedua data tersebut yang ditulis dengan huruf miring adalah data informasi baru dan yang ditulis dengan huruf tegak adalah informasi latar. Untuk mendukung analisis ini, berikut disajikan kalimat yang mendahului kedua kalima tersebut. (41) Pengamat kepolisian Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H. menyatakan, insiden penembakan massa PRD oleh aparat keamanan justru bertepatan dengan peringatan hari Bhayangkara makin memperburuk momentum tersebut. (42) Demontrasi fanatik sekitar 500 massa Partai Rakyat Demokratik (PRD) di depan Gedung KPU, kemarin berubah berdarah.
40
Informasi Latar
Informasi baru
Bentrok di
Negosiasi 50
KPU antara
perwakilan
PRD dan
PRD berdialog
Polisi
dengan KPU
Bentrok di
Polisi
KPU antara
membiarkan
PRD dan
PRD berorasi
Polisi
50 menit
Dari tabel tesebut dapat disimpulkan bahwa proposisi yang mengisi informasi latar sama yaitu Bentrok di KPU antara PRD dan Polisi, namun informasi baru yang dimunculkan oleh wartawan berbeda yaitru Negosiasi 50 perwakilan PRD berdialog dengan anggota KPU (Suara Pembaruan) dan Polisi membiarkan PRD berorasi 50 menit (Media Indonesia). Berdasarkan struktur dan konteks kedua data, serta pra-anggapan masingmasing pengisi informasi latar dan informasi baru disimpulkan bahwa surat kabar Suara Pembaruan pro masyarakat.
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 192
Seharusnya polisi tidak perlu bentrok dengan PRD, apalagi dengan menembak, menendang, memukul,dan menginjakinjak.
tanda ini bila mau berkomunikasi dalam wacana dengan sesamanya. Dengan kata lain, diri manusia dihadapkan pada kode-kode bahasa yang merupakan konsensus-konsensus dan konvensi bersama masyarakat pengguna bahasa mengenai makna kata, nuansa bahasa yang dalam sistem tanda dirumuskan menjadi semiotika. Kemudian, dalam perkembangan wacana yang dinamis, kode tanda bahasa yang diaksarakan dan menjadi simbol-simbol yang lebih luas dari cakupan bahasa sementara ini disepakati sebagai teks. Di sinilah letak pentingnya memahami dan menangkap kode bahasa dan artinya dari teks melalui dialog-dialog bukan hirarkis atau dikotomis dua posisi (oposisi biner) tetapi antar teks (intertextuality). Untuk memahami kode bahasa dalam menangkap makna teks itu, ilmu menafsirkan teks yaitu hermeneutika diluaskan dari teks eksegese (menafsir teks-teks kitab suci) menjadi hermeneutika tekstual antar teks berkat jasa Dilthey dan tokoh Gadamer---yang berutang budi pada Martin Heidegger lantaran bahasa eksistensi meng-ada manusia sebagai Dasein dalam ruang dan waktu harus diperbarui agar manusia menjadi sang pendengar Sabda dan sang pencipta bahasa. Hermeneutika teks dalam konteks diri manusia dengan relasi sosialnya, dan dalam relasi berbahasa dan berelasi sistem tanda itulah dirumuskan “siapa aku atau diri ini dan siapa diri yang lain atau ‘the other’ (alterity) itu? Bila tafsirannya “terlalu menyempit” pada identitas diri secara relasi politis yang
D. Penutup Analisis wawaca berdasarkan perspektif sosiokultural pada dasarnya menggunakan pola analisis teks, preses produksi teks, dan konteks. Analisis teks digunakan untuk melihat struktur teksnya untuk memahami struktur kata, kalimat, dan makna. Pada langkah selanjutnya penganalisis memahami proses produksi teks dengan menganalisis struktur tema dan konteks sosial budaya teks itu dihasilkan. Baik van Dijk maupun Fairclouch masih sepakat memahami wacana dari teks. Namun keduanya masih melengkapi pemahaman teks itu dengan memahami kognisi sosial dan konteks (van Dijk) dan proses produksi dan proses interpretasi bedasarkan konteks sosial budaya. Dalam hubungannya dengan aspek produksi kekerasan oleh media sangat tergantung bagaimana teks tersebut dikonstruksi oleh orang-orang di belakangnya berkait dengan sistem politik, ekonomi, dan struktur budaya media. Sekreatif apa pun, manusia sebagai “diri’ merupakan pencipta makna dalam bahasa atau karya seni. Manusia tidak hanya subjek perajut makna kata dan makna estetika, tetapi pada saat bersamaan, distrukturkan oleh sistem tanda atau kode bahasa yang ada. Artinya, manusia dikonstruksi oleh kode bahasa dan ia harus patuh mengikuti kode
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 193
Halliday, M.A.K, and Hassan, R. 1985. Language, Context and Text. Geolong Victoria: Deakin University Press.
muncul hanyalah keramaian wacanawacana politik identitas dalam pidator retorik tanpa studi penafsiran-penafsiran teks yang mendalam apalagi antar teks. Namun, kode bahasa yang digunakan secara kreatif untuk bersastra tekstual tertulis bisa amat memperjuangkan pemuliaan diri manusia merdeka, egaliter Indonesia melawan seluruh konstruksikonstruksi kultur yang menjajah, feodal dan memperbudak.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (Terj. MDD Oka). Jakarta: UI Press. Van Dijk, Teun A (ed). 1985 “Structures of News in the Press” Discourse and Communication New Approachs to the Analysis of Mass Media Discourse and Communication. New York: Walter de Gruyter.
Daftar Pustaka Brazil,
David, Malcolm Coulthard, Catherine Johns, and Catherine Johns. 1980. Discourse Intonation and Language Teaching. Am Assoc Appl Ling. http://applij.oxfordjournals.org/conte nt/I/2/local/front-matter.pdf.
Renkema, Jan, 1993. Discourse Studies: An Introductory Texbook. Amsterdam: John Benjamin Publising Company. Suroso. 2001.”Bahasa Propaganda Pers Rejim Orde Baru” dalam Menuju Pers Demokratis. Yogyakarta: LSIP.
Brown, Gillian and Yule, George. 1983. Discourse Analysis. Cambridge University Press. Brazil,
Suroso, 2002. Bahasa Jurnalistik Perspektif Berita Utama Politik dalam Surat Kabar Indonesia pada Awal Reformasi. Jakarta: UNJ.
David, Malcolm Coulthard, Catherine Johns, and Catherine Johns. 1980. Discourse Intonation and Language Teaching. Am Assoc Appl Ling.
Van Dijk, Teun A (ed). 1985. “Structures of News in the Press” Discourse and Communication New Approachs to the Analysis of Mass Media Discourse and Communication. New York: Walter de Gruyter.
Eryanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Lkis. Fairclough, Norman. 1995. Critical Discourse Analysis. New York: Longman Publishing..
Leeuwen, Theo van. 2008. Discourse and Practice: New Tools for Critical Discourse Analysis. Oxford University Press.
Fairclough, Norman. 1995 Media Discourse. New York: Arnold. Fowler, Roger. 1991. Language in the News: Discourse and Ideology in the Press. London: Routledge.
Wahab, Abdul. 1995. Isu Linguistik dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press, 1995.
OKARA Journal of Languages and Literature, Vol. II, Tahun X, November 2016 194