Indonesian Journal of Computer Science ISSN 2302-4364 (print) dan 2549-7286 (online)
Jln. Khatib Sulaiman Dalam, No. 1, Padang, Indonesia, Telp. (0751) 7056199, 7058325 Website: ijcs.stmikindonesia.ac.id | E-mail:
[email protected]
Criminal and Civil Case Files Filing Information Systems in Class IA Padang District Court Rifa Turaina, Elizamiharti, dan Huriza Eka Rahma STMIK Indonesia Padang Article History
Abstract
Received : March 2017 Accepted : April 2017 Published : April 2017
Archiving is storing data activity in various ways and means in certain places, make safe from being damaged or lost as a center of memory or resources of an organization. Class IA Padang District Court, was not using the information system in terms of filing criminal and civil case files. Thus experiencing difficulties in the management of file archiving criminal and civil cases from receipt of the file. Report and storaging are all done manually. Therefore, it is necessary to conduct research for the making application program of criminal and civil case files filling information systems in Class IA Padang District Court. This research is conducted by data collection method which includes field research, library research and laboratory research. System development method uses System Development Life Cycle (SDLC) concept. With this archiving information system the archiving becomes easier and faster, fast data search process, a well documenting and in terms of making the report would be easier, so it helps ease the worker of archivist.
Keywords archive, case, civil, criminal
Sistem Informasi Pengarsipan Berkas Perkara Pidana dan Perdata pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang Kata Kunci
Abstrak
arsip, perkara, pidana, perdata
Pengarsipan adalah kegiatan menyimpan warkat dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman agar tidak rusak atau hilang sebagai pusat ingatan atau sumber informasi suatu organisasi. Pengadilan Negeri Klas IA Padang belum menggunakan sistem informasi dalam hal pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata sehingga mengalami kesulitan dalam pengelolaan pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata mulai dari penerimaan berkas, pembuatan laporan, dan penyimpanan semua dilakukan secara manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk pembuatan program aplikasi sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data yang meliputi penelitian lapangan, penelitian perpustakaan, dan penelitian laboratorium. Metode pengembangan sistem menggunakan konsep System Development Life Cycle (SDLC). Dengan adanya sistem informasi pengarsipan ini, maka pengarsipan menjadi lebih mudah dan cepat, proses pencarian data cepat, dokumentasi rapi dan dalam hal pembuatan laporan pun akan lebih mudah sehingga sangat membantu meringankan pekerjaan petugas arsip.
Corresponding author:
[email protected]
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 12
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
A. Pendahuluan Saat ini hampir semua perusahaan milik pemerintah maupun perusahaan swasta berhati-hati dan serius dalam melaksanakan penyimpanan arsip. Arsip menjadi saksi bisu sejak perkara (pidana) mulai diselidiki, hingga ke tahap penuntutan, putusan, upaya hukum hingga eksekusi. Arsip-arsip ini merekam setiap detail penting dalam proses penanganan perkara. Begitu pula halnya dengan perkara-perkara perdata. Karena itu, arsip berkas perkara menjadi hal penting dan perlu diperhatikan. Semakin lama, berkas-berkas yang harus diarsipkan juga semakin banyak dan beragam jenisnya, dan tentunya akan semakin banyak memakan ruang dan waktu dalam pencarian kembali, ditambah lagi arsip yang disimpan dalam periode lama akan mengalami kerusakan dengan sendirinya meskipun selalu dibersihkan dengan maksimal, karena setiap bahan dari material arsip memiliki umur tersendiri yang menyebabkan informasi tersebut rusak atau hilang. Menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi di era globalisasi ini, perlu adanya sistem informasi pengarsipan yang efektif dan efisien. Sistem informasi adalah cara terorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, mengolah, mengontrol dan melaporkan data untuk dapat disajikan dalam bentuk sebuah informasi yang bermanfaat bagi penerimanya. Pengarsipan adalah kegiatan menyimpan warkat dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman agar tidak rusak atau hilang sebagai pusat ingatan atau sumber informasi suatu organisasi. Pengadilan Negeri Padang adalah salah satu Pengadilan Negeri berstatus kelas IA yang berada dibawah lingkungan Pengadilan Tinggi Sumatera Barat sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan umum yang bersih, merdeka dan bebas dari pengaruh kekuasaan Eksekutif maupun kekuasaan Legislatif. Pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang, belum menggunakan sistem informasi dalam hal pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata. Sehingga mengalami kesulitan dalam pengelolaan pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata mulai dari penerimaan berkas, pembuatan laporan dan penyimpanan semua dilakukan secara manual. Maka diperlukannya sebuah database untuk pengembangan sistem dengan menggunakan konsep system development life cycle yaitu aplikasi sistem informasi pengarsipan supaya pengolahan arsip menjadi lebih mudah dan cepat, dokumentasi rapi dan dalam hal pembuatan laporan pun akan lebih mudah. Berdasarkan permasalahan diatas maka kami melakukan penelitian tentang membuat Sistem Informasi Pengarsipan Berkas Perkara Pidana dan Perdata pada Pengadilan Negeri kelas IA Padang. Menurut Teguh Prasetyo (2010:9) bahwa “Hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh negara, yang isinya berupa larangan maupun keharusan sedang bagi pelanggar terhadap larangan dan keharusan sedang bagi pelanggar terhadap larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi yang dapat dipaksakan oleh negara”. Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan-perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan berakibat diterapkannya sanksi berupa pemindanaan atau bagi para pelanggarnya. Dalam hukum pidana dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 13
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
1.
Kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat. Pelaku pelanggaran berupa kejahatan mendapatkan sanksi berupa pemindanaan, contohnya: Mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya. 2. Pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh peraturan perundangan namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara langsung kepada orang lain, seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam berkendaraan, dan sebagainya. Menurut Abdul Kadir Muhammad dalam Ishaq (2014:2) bahwa “Hukum perdata adalah segala peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dan orang lain”. Perkara perdata ada 2 yaitu sebagai berikut. 1. Perkara Contentiosa (gugatan) yaitu perkara yang didalamnya terdapat sengketa 2 pihak atau lebih yang sering disebut dengan istilah gugatan perdata. Artinya ada konflik yang harus diselesaikan dan harus diputus pengadilan, apakah berakhir dengan kalah menang atau damai tergantung pada proses hukumnya. Misalnya sengketa hak milik, warisan, dll. 2. Perkara Voluntaria yaitu yang didalamnya tidak terdapat sengketa atau perselisihan tapi hanya semata-mata untuk kepentingan pemohon dan bersifat sepihak (ex-parte). Disebut juga gugatan permohonan. Contoh: meminta penetapan bagian masing-masing warisan, mengubah nama, pengangkatan anak, wali, pengampu, perbaikan akta catatan sipil, dll. Prosedur sistem pengarsipan berkas perkara dan pidana pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang adalah sebagai berikut. 1. Tahap pertama: Panitera Muda Hukum menerima, memilah dan menyusun berkas perkara dari Majelis Hakim atau Panitera pengganti. Petugas arsip mendata dan memisahkan arsip aktif dan tidak aktif. Petugas arsip menyusun arsip berkas perkara yang masih aktif secara Vertikal/Horizontal sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Petugas arsip menata arsip berkas perkara dan dimasukkan dalam box dengan diberikan catatan berupa nomor urut box, tahun perkara, jenis perkara dan nomor urut perkara. 2. Tahap kedua: Petugas arsip membuat daftar isi yang ditempel dalam box. Petugas arsip menyusun arsip menurut jenis perkara, dan memisahkan menurut klasifikasi perkaranya dan disimpan dalam box tersendiri. Kemudian Petugas arsip menghimpun salinan resmi putusan untuk dijilid sesuai klasifikasi masing-masing dan menyimpannya di perpustakaan. Setelah itu, Petugas arsip memasukkan berkas perkara ke dalam box, dan menyimpannya dalam rak atau lemari yang telah disediakan di perpustakaan. Dengan mengembangkan sistem yang ada menjadi sebuah sistem informasi maka prosedur sistem pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata, tentu akan mempermudah petugas arsip dalam pengarsipan berkas perkara. Sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata diharapkan dapat menyimpan data dalam sebuah database berupa db_arsip, data yang ada dapat tersimpan dengan rapi, data yang dapat dicari kapan saja diperlukan, dan mempermudah petugas arsip dalam mengklasifikasikan berkas-berkas perkara yang sesuai dengan jenis dan tahun perkaranya. Yang diharapkan pada sistem baru ini dapat
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 14
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
menghasilkan informasi-informasi yang efektif dan efisien dalam mengarsipkan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang. B. Metode Penelitian Dalam pengumpulan data dan informasi untuk penelitian ini dilakukan beberapa cara, yaitu sebagai berikut. 1. Penelitian lapangan (field research) dengan melakukan pengamatan objek penelitian melalui wawancara langsung dengan Kepala SMP Negeri 2 Kota Solok dan memperoleh data yang dibutuhkan. 2. Penelitian perpustakaan (library research) dengan cara mencari, membaca, mempelajari, serta memahami buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan di Perpustakaan STMIK Indonesia Padang dan tempat lain yang tersedianya data yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Penelitian laboratorium (laboratory research), yaitu dengan menggunakan sebuah laptop yang hardware dan software yang sudah terpasang dengan baik. Data yang digunakan dalam penyusunan sistem informasi berbasiskan komputer harus diolah dengan program aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai, agar tidak terjadinya kesalahan dalam pengolahan data. 4. Pembuatan program aplikasi sistem informasi ini menggunakan konsep System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup sistem. Menurut Jogiyanto (2008:433-447) “Metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle (SDLC) mempunyai beberapa tahapan, dari suatu tahapan awal ke tahapan akhir, lalu kembali lagi ke tahapan awal membentuk suatu siklus atau daur hidup”. Tahapan-tahapan dalam SDLC adalah sebagai berikut. a. Perencanaaan sistem (system design), sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. b. Analisis sistem (system analyze) Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. c. Perancangan sistem (system design) yang merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file. Perancangan sistem yang penulis lakukan yaitu membuat sebuah aplikasi sistem penunjang keputusan yang akan memudahkan pihak sekolah dalam menentukan siswa yang pantas masuk ke kelas unggul. d. Implementasi sistem (system implementation), yaitu proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem. Tahapan ini untuk memastikan apakah hasil dari perancangan sistem telah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pihak sekolah. e. Operasi dan perawatan sistem (operation and maintenance system), yaitu pemeliharaan yang dilakukan dalam mengoperasikan sistem bertujuan apakah sistem sudah memenuhi semua kebutuhan.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 15
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hierarchy Plus Input Process Output (HIPO) HIPO (Hierarchy Plus Input Process Output) yang dirancang merupakan gambaran sistem pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata yang memiliki input, proses dan output dengan penjelasan sebagai berikut. a. Input dari sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri kelas IA Padang adalah entry pasal, entry terdakwa, entry pihak berperkara, dan entry petugas. b. Proses dari sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri kelas IA Padang adalah Pengarsipan berkas perkara pidana dan Pengarsipan berkas perkara perdata. c. Output dari sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri kelas IA Padang adalah: Laporan pasal pidana, laporan pasal perdata, laporan perkara pidana perbulan, laporan perkara perdata perbulan, label box pidana, label box pidana, laporan perkara pidana perhari, laporan perkara pidana pertahun, laporan perkara perdata perhari, laporan perkara perdata pertahun. 0.0 SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN BERKAS PERKARA PIDANA DAN PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG
1.0
2.0
3.0
ENTRY DATA
PROSES DATA
LAPORAN
1.1
2.1
3.1
ENTRY PASAL
PENGARSIPAN BERKAS PERKARA PIDANA
LAPORAN PASAL PIDANA
1.2 ENTRY TERDAKWA
2.2 PENGARSIPAN BERKAS PERKARA PERDATA
3.4 LAPORAN PASAL PERDATA
1.3 ENTRY PIHAK BERPERKARA
3.3 LAPORAN PERKARA PIDANA PERBULAN
1.4 3.2 ENTRY PETUGAS LAPORAN PERKARA PERDATA PERBULAN
3.5 LABEL BOX PIDANA 3.6 LABEL BOX PERDATA
3.7 LAPORAN PERKARA PERDATA PERHARI
3.8 LAPORAN PERKARA PERDATA PERTAHUN
3.9 LAPORAN PERKARA PIDANA PERHARI
3.10 LAPORAN PERKARA PIDANA PERTAHUN
Gambar 1. Hierarchy Plus Input Process Output 2. Context Diagram Context diagram merupakan level tertinggi dalam Data Flow Diagram (DFD). Context diagram digunakan untuk menggambarkan secara global mengenai sistem yang dikembangkan. Context diagram yang dirancang untuk pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 16
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online) Data : pihak berperkara, pasal, perkara perdata
Data : terdakwa, pasal, perkara pidana
Panmud Pidana
Panmud Perdata
0.0
Laporan berkas perkara pidana perhari, perbulan, pertahun
Laporan berkas perkara pidana perhari, perbulan, pertahun
SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN BERKAS PERKARA PIDANA DAN PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG
Panmud Hukum
- Laporan Pasal Pidana dan Perdata - Laporan Berkas perkara Perdata Perhari - Laporan Berkas perkara Pidana Perhari - Laporan Berkas perkara perdata Perbulan - Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan - Laporan Berkas Perkara Perdata Pertahun - Laporan Berkas Perkara Pidana Pertahun
data : terdakwa, pasal, pidana, perdata, pihak berperkara
Petugas Arsip - Laporan Pasal Pidana, dan Perdata - Laporan Berkas perkara perdata dan Pidana
Gambar 2. Context Diagram Proses dari context diagram diatas ada 4 entity, antara lain sebagai berikut. a. Panitera Muda Pidana (Panmud Pidana) Yaitu memberikan berkas perkara pidana kepada petugas arsip dan menerima laporan berkas perkara pidana. b. Panitera Muda Hukum (Panmud Hukum) Yaitu penerima laporan dan mengesahkan laporan berkas perkara pidana, laporan berkas perkara perdata dan rekap. c. Panitera Muda Perdata (Panmud Perdata) Yaitu memberikan berkas perkara perdata dan menerima laporan berkas perkara perdata. d. Petugas arsip Yaitu menerima berkas perkara pidana dan berkas perkara perdata, lalu memberikan laporan berkas perkara pidana dan perdata. 3. Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) yang dirancang untuk pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 17
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
data : terdakwa, pasal, pidana, perdata, pihak berperkara
Petugas Arsip
1.0
Data Terdakwa
F Terdakwa
Data Pasal - Laporan Pasal Pidana dan Perdata - Laporan Berkas Perkara Perdata dan pidana
ENTRY DATA
F Pasal
Data pihak berperkara
F Pihak berperkara
2.0 Data Pihak berperkara F Pidana
Data Pasal
PROSES DATA
F Perdata
Data Terdakwa
data : terdakwa, pasal, pidana, perdata, pihak berperkara Laporan Berkas Perkara Pidana Perhari, Perbulan, Pertahun
3.0 Data Perdata
Panmud Pidana
Data Pidana Laporan Berkas Perkara Perdata Perhari, Perbulan, Pertahun
LAPORAN
Panmud Perdata
- Laporan Pasal Pidana dan Perdata - Laporan Berkas Perkara Perdata Perhari - Laporan Berkas Perkara Pidana Perhari - Laporan Berkas perkara Perdata Perbulan - Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan - Laporan Berkas Perkara Perdata Pertahun - Laporan Berkas Perkara Pidana Pertahun
Panmud Hukum
Gambar 3. Data Flow Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang dapat dilihat pada gambar berikut. 4.
Id_Rekap
Noperkarapdn
Noperkarapdt
No_Identitaspdn
no_identitaspdt
nama_terdakwa
nama_berperkara
id_petugas
No_identitaspdt nama_berperkara
no_identitaspdn alamat
Arsip
jenisperkara
jenkel
Pihak Berperkara
1
1
Notelp
jenkel
alamat_terdakwa
1
1
Memiliki
nama_terdakwa
Terdakwa 1
1 no_pasal
Memiliki
pasal
Memiliki
Id_petugas
1 Perkara Perdata
1 1
M
Memiliki
M
Pasal
1
Memiliki
Perkara Pidana
M Noperkarapdt
Noperkarapdn
nopasal
Id_petugas
Memiliki no_identitaspdt
no_identitaspdn
pasal
nama_berperkara tglmasukarsip
pasal
namaterdakwa
jenisperkara
1
ket
nopasal
tgldiarsipkan
Petugas Arsip
Id_petugas
Id_petugas nama_petugas
password username
Gambar 4. Entity Relationship Diagram
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 18
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
C. Hasil dan Pembahasan Program diuji untuk tiap-tiap modul dan lanjutan dengan pengetesan untuk semua modul yang telah dirangkai. Adapun hasil dari pengujian adalah sebagai berikut. 1. Menu Login Halaman login bertujuan untuk membatasi hak akses pengguna / user dalam menggunakan sistem yang ada. Dengan kata lain sistem ini hanya dapat digunakan oleh user tertentu yang sudah dikenal sistem. Tampilan halaman login seperti dibawah ini.
Gambar 5. Halaman Login. 2. Menu Utama
Gambar 6. Halaman Utama Halaman utama terdiri dari beberapa menu yaitu menu entri data, menu cari data, menu laporan dan keluar. 3. Menu Entri a. Entri Data Petugas Arsip Entri data petugas arsip merupakan sub menu pertama entri data. Pada halaman entri data petugas arsip terdapat form entri untuk memasukkan data petugas arsip yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 19
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7. Form Entri Data Petugas Arsip b. Entri Data Terdakwa Entri data terdakwa merupakan sub menu kedua entri data. Pada halaman entri data terdakwa terdapat form entri untuk memasukkan data terdakwa yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Form Entri Data Terdakwa
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 20
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
c.
Entri Data Pihak Berperkara Entri data pihak berperkara merupakan sub menu ketiga entri data. Pada halaman entri data pihak berperkara terdapat form entri untuk memasukkan data pihak berperkara yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 9. Form Entri Data Pihak Berperkara d. Entri Data Pasal Entri data pasal merupakan sub menu keempat entri data. Pada halaman entri data pasal terdapat form entri untuk memasukkan data pasal yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 10. Form Entri Data Pasal
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 21
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
e.
Entri Berkas Perkara Pidana Entri berkas perkara pidana merupakan sub menu kelima entri data. Pada halaman entri berkas perkara pidana terdapat form entri untuk memasukkan data berkas perkara pidana yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 11. Form Entri Berkas Perkara Pidana f.
Entri Berkas Perkara Perdata Entri berkas perkara perdata merupakan sub menu keenam entri data. Pada halaman entri berkas perkara perdata terdapat form entri untuk memasukkan data berkas perkara perdata yang dapat disimpan ke dalam database dengan cara menekan tombol SIMPAN dan untuk membersihkan pengisian form dengan cara menekan tombol BATAL. Setelah proses penyimpanan data, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 12. Form Entri Berkas Perkara Perdata Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 22
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
4. Menu Cari Data a. Cari Data Pasal Cari data pasal merupakan sub menu pertama dari menu cari data. Pada halaman Cari Data Pasal terdapat form cari untuk mencari data pasal yang telah tersimpan di dalam database dengan cara menekan tombol CARI. Setelah proses pencarian data ditemukan, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 13. Form Cari Data Pasal b. Cari Data Terdakwa Cari data terdakwa merupakan sub menu kedua dari menu cari data. Pada halaman Cari Data Terdakwa terdapat form cari untuk mencari data terdakwa yang telah tersimpan di dalam database, dengan cara menekan tombol CARI. Setelah proses pencarian data ditemukan, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 14. Form Cari Data Terdakwa
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 23
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
c.
Cari Data Pihak Berperkara Cari data pihak berperkara merupakan sub menu ketiga dari menu cari data. Pada halaman Cari Data pihak berperkara terdapat form cari untuk mencari data pihak berperkara yang telah tersimpan di dalam database, dengan cara menekan tombol CARI. Setelah proses pencarian data ditemukan, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 15. Form Cari Data Pihak Berperkara d. Cari Data Perkara Pidana Cari data perkara pidana merupakan sub menu keempat dari menu cari data. Pada halaman Cari Data perkara perdata terdapat form cari untuk mencari data perkara pidana yang telah tersimpan di dalam database, dengan cara menekan tombol CARI. Setelah proses pencarian data ditemukan, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 16. Form Cari Data Perkara Pidana
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 24
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
e.
Cari Data Perkara Perdata Cari data perkara perdata merupakan sub menu kelima dari menu cari data. Pada halaman Cari Data perkara perdata terdapat form cari untuk mencari data perkara perdata yang telah tersimpan di dalam database, dengan cara menekan tombol CARI. Setelah proses pencarian data ditemukan, maka data tersebut langsung tampil pada tabel. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 17. Form Cari Data Perkara Perdata 5. Menu Laporan dan Output Lainnya Laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi ini adalah laporan berkas perkara pidana perbulan, laporan berkas perkara perdata perbulan dan laporan pengarsipan. Berikut laporan yang dihasilkan.
Gambar 18. Menu Laporan Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 25
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
a.
Laporan Berkas Perkara Pidana Perhari Laporan Berkas Perkara Pidana Perhari berisi informasi perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip berdasarkan tanggal masuk arsip setiap harinya. Laporan berkas perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 19. Laporan Berkas Perkara Pidana Perhari b. Laporan Berkas Perkara Perdata Perhari Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan berisi informasi perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip setiap periode atau perbulan. Laporan berkas perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 20. Laporan Berkas Perkara Perdata Perhari
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 26
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
c.
Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan berisi informasi perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip setiap periode atau perbulan. Laporan berkas perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 21. Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan d. Laporan Berkas Perkara Perdata Perbulan Laporan Berkas Perkara Pidana Perbulan berisi informasi perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip setiap periode atau perbulan. Laporan berkas perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 22. Laporan Berkas Perkara Perdata Perbulan e.
Laporan Berkas Perkara Pidana Pertahun Laporan Berkas Perkara Pidana Pertahun berisi informasi perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip setiap tahunnya. Laporan berkas perkara pidana yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar berikut.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 27
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
Gambar 23. Laporan Berkas Perkara Pidana Pertahun f.
Laporan Berkas Perkara Perdata Pertahun Laporan Berkas Perkara Perdata Pertahun berisi informasi perkara perdata yang telah dibuat oleh petugas arsip setiap tahunnya. Laporan berkas perkara perdata yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 24. Laporan Berkas Perkara Perdata Pertahun g.
Laporan Pasal Pidana dan Perdata. Laporan Pasal Pidana dan Perdata berisi informasi pasal-pasal yang telah dilanggar oleh terdakwa dan pihak berperkara. Laporan pasal pidana dan perdata yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar berikut.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 28
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
Gambar 25. Laporan Pasal Pidana
Gambar 26. Laporan Pasal Perdata h.
Label Box Label box berisi Noperkara pidana dan perdata yang akan ditempelkan pada berkas perkara pidana dan perdata. Label box pidana dan perdata yang telah dibuat oleh petugas arsip seperti gambar dibawah ini.
Gambar 27. Label Box Pidana
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 29
ISSN 2302-4364 (print)
ISSN 2549-7286 (online)
Gambar 28. Label Box Perdata D. Simpulan Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada bab sebelumnya tentang pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata pada Pengadilan Negeri Padang Klas IA, dapat diambil kesimpulan bahwa Dengan adanya sistem informasi pengarsipan berkas perkara pidana dan perdata dengan metode pengembangan sistem menggunakan konsep system development lifa cycle maka data yang ada pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga Petugas arsip tidak perlu lagi mencatat di buku register setiap ada data yang baru tapi langsung menginputkan data tersebut kedalam sistem sehingga data tersimpan kedalam database, dan apabila petugas membutuhkan laporan tentang data pidana dan perdata tinggal memanggil data tersebut pada database yang telah dibuat. E. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada STMIK Indonesia Padang serta rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan penelitian ini sampai selesai. F. Referensi Aji Supriyanto. (2015). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta, Indonesia: Salemba Infotek. Bambang Wahyudi. (2008). Konsep Sistem Informasi dari Bit sampai ke Database. Yogyakarta, Indonesia: Andi. Ishaq. (2014). Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta, Indonesia: PT. Raja Grafindo Persada. Tata Sutabri. (2012). Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta, Indonesia: Andi. Tata Sutabri. (2012). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta, Indonesia: Andi. Th. Ari Prabawati. (2010). Pengembangan Aplikasi Database Berbasis Java DB Dengan Netbeans. Yogyakarta, Indonesia: Andi.
Indonesian Journal of Computer Science
Vol. 6, No. 1, April 2017 | page 30