Correlation Service Time Efficiency With Satisfaction Of Patient In The Outpatient Unit Gedangan Health Centers Diyan Maulid, Kusdariah, SKM., M.Kes. ABSTRACT Service time efficiency affects satisfaction of patient. Many patients who complain about the length of the service counter, drug services and the timing consul between doctors and patients so that patient dissatisfaction that can not be explained. This research aimed to analyze correlation between service time efficiency with satisfaction of patient in the outpatient unit Gedangan health centers. The research method used observational analytic to cross sectional. The population of this research were 40 respondents who came to medical treatment in outpatient unit. Total sample were 36 respondents who chosen by simple random sampling. The research instrumental used satisfaction of patient questioner that modified by researcher also using observation. Data had been analyzed by Spearman Rank with significance ρ ≤ 0,05. The research result shown that from 22 respondents who got service time efficiently, 13 respondents (59,1%) feel satisfied. Meanwhile from 14 respondents who got service time unefficiently, 5 respondent (35,7%) feel dissatisfied, could be conclude that there was significant correlation between service time efficiency with satisfaction of patient in the outpatient unit Gedangan health centers (ρ = 0,003). Implication of this research was it needs to ascend work motivation and adequate facilities to complete satisfaction of patient and reach service quality. Keyword : Efficiency, Service Time, Satisfaction Of Patient PENDAHULUAN Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan pelayanan lainnya di wilayah kerja puskesmas selain rumah sakit (Dermawan, 2012). Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standart profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai STIKES HANG TUAH SURABAYA 2014
dengan norma dan etika yang baik (Azrul Azwar, 1999 dalam bustami, 2011). Menurut Brown et. al. (1992, dalam bustami 2011) efisiensi adalah dimensi yang penting dari kualitas karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya kesehatan pada umumnya terbatas. Efisiensi merujuk pada penggunaan tenaga, waktu, saran/alat, dan dana. Dari pengamatan peneliti di Puskesmas Gedangan, masih banyak pasien yang mengeluh tentang lamanya pelayanan loket, pelayanan obat dan sedikitnya waktu konsul antara dokter dan pasien sehingga terjadi ketidakpuasan pasien yang belum dapat dijelaskan. Berdasarkan hasil penelitian di puskesmas Tataba Kec. Buko yang dilakukan oleh Suryanti Kasim, dkk, (2013) Page 1
menunjukkan bahwa ada hubungan antara disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan dengan kategori tepat waktu terdapat 10 orang atau (83,8%) dengan penilaian baik dan 2 orang atau (16,7%) dengan penilaian kurang baik. Sedangkan disiplin waktu dengan kategori lambat terdapat 8 orang atau (40%) dengan penilaian disiplin dan 12 orang atau (60%) dengan penilaian kurang disiplin. Hasil penelitian di puskemas Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa pada reliabilitas (baik) responden merasa puas sebesar 47,5% dan responden yang merasa tidak puas sebesar 26,3%, pada reliabilitas (kurang) responden merasa puas sebesar 4% dan responden yang merasa tidak puas sebesar 22,2%. Sedangkan daya tanggap (baik) responden merasa puas sebesar 44,4% dan responden yang merasa kurang puas sebesar 25,3 (Adhytyo, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 8 Mei 2014 dengan melakukan observasi pada 10 orang menunjukkan waktu pelayanan cepat (< 30 menit) sebesar 70% atau 7 orang dan waktu pelayanan lambat (> 30 menit) sebesar 30% atau 3 orang. Sedangkan hasil kepuasan pasien dinilai dengan melakukan wawancara langsung dengan 10 orang pasien menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap waktu pelayanan dengan kategori tidak puas sebesar 70% atau sebanyak 7 orang dan kepuasan pasien terhadap waktu pelayanan dengan kategori puas sebesar 30% atau sebanyak 3 orang. Pelayanan kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, atau institusi pelayanan kesehatan lainnya, merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, saling tergantung, dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan STIKES HANG TUAH SURABAYA 2014
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek pelayanan. Donabedian (1980, dalam Bustami, 2011) mengemukakan bahwa komponen pelayanan tersebut dapat terdiri dari masukan (input), beberapa aspek penting yang harus mendapat perhatian dalam hal ini adalah kejujuran, efektivitas dan efisiensi, serta kuantitas dan kualitas dari masukan yang ada; proses, yaitu semua kegiatan atau aktivitas dari seluruh karyawan dan tenaga profesi dalam interaksinya dengan pasien; dan output, hasil yang diharapkan dapat berupa perubahan yang terjadi pada pelanggan, baik secara fisik-fisiologis maupun sosial-psikologis, termasuk kepuasan pelanggan. Kepuasan pasien tergantung pada semua komponen pelayanan sekaligus mutu jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pasuraman, Zeithaml dan Berry (1998, dalam Bustami, 2011) dimensi kualitas jasa terbagi menjadi lima aspek komponen mutu, yaitu Tangibles (kenyataan) perlu dimasukkan perbaikan sarana komunikasi dan perlengkapan pelayanan yang tidak langsung seperti tempat parkir dan kenyamanan ruang tunggu; Emphaty (empati), perlu meningkatkan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf kepada setiap pengguna jasa (pasien) untuk memberi kemudahan dalam memperoleh bantuan; untuk meningkatkan Reliability (kehandalan) di bidang pelayanan kesehatan, pada manajemen puncak perlu membangun budaya kerja bermutu yaitu budaya tidak ada kesalahan atau corporate culture of no mistake yang diterapkan dari pimpinan puncak sampai ke front line staff (yang langsung berhubungan dengan pasien); Responsiveness (cepat tanggap), memperbaiki sikap staf dalam berhubungan dengan para pengguna jasa dan keluarganya, baik melalui tatap muka, komunikasi nonverbal, langsung atau melalui telepon; dan Assurance (jaminan) perlu Page 2
dikembangkan oleh pihak manajemen institusi pelayanan kesehatan dengan melakukan investasi, tidak saja dalam bentuk uang melainkan keteladanan manajemen puncak, perubahan sikap dan kepribadian staf yang positif, dan perbaikan sistem remunerasinya (pembayaran upah). Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Efisiensi Waktu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Poli Umum Puskesmas Gedangan”.
lembar observasi dan lembar kuesioner kepuasan pasien. Lembar observasi memuat lama waktu setiap responden mendapat pelayanan di poli umum mulai dari loket hingga ruang obat dengan menggunakan bantuan stopwatch. Lembar kuesioner kepuasan pasien terdiri dari 5 karakteristik yaitu Tangible, Empathy, Responsiveness, Realiability, dan Assurance dengan 4 penilaian. Dengan rincian: SS untuk Sangat Setuju, S untuk Setuju, TS untuk Tidak Setuju, dan STS untuk Sangat Tidak Setuju.
VARIABEL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN Data Umum Data umum menampilkan data demografi dan distribusi responden dalam bentuk tabel yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan pelayanan kesehatan yang pernah dikunjungi. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
DAN
METODE
Desain yang dipakai pada penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang hanya diobservasi sekali saja untuk mempelajari korelasi antara efisiensi waktu pelayanan dengan kepuasan pasien di poli umum Puskesmas Gedangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat di poli umum sebanyak 40 orang dan jumlah sampel 36 orang. Sampel pada penelitian ini memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi: a. Pasien yang berusia 20 tahun – 55 tahun. b. Pasien yang bersedia menjadi responden. 2. Kriteria eksklusi: a. Pasien yang rawat inap. b. Pasien Rujukan Teknik sampling yang digunakan adalah Probability sampling dengan teknik simple random sampling, yaitu setiap responden dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan di Poli Umum Puskesmas Gedangan pada tanggal 16 – 18 Juni 2014 dengan menggunakan STIKES HANG TUAH SURABAYA 2014
No. 1 2 3 Total
Karateristik 20 - 35 tahun 35 - 50 tahun > 50 tahun
Frekuensi (orang) 12
Presentase (%) 33,3
13
36,1
11 36
30,6 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden adalah sebanyak 12 orang (33,3%) berumur 20-35 tahun, sebanyak 13 orang (36,1%) berumur 35-50 tahun dan sebanyak 11 orang (30,6%) berumur >50 tahun. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Karakteristik
1 2 Total
Laki – Laki Perempuan
Frekuensi (orang) 16 20 36
Presentase (%) 44,4 55,6 100
Page 3
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 20 orang (55,6%) dan laki-laki sebanyak 16 orang (44,4%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan No.
Karakteristik
1