PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COPING STRES IBU MENYUSUI EKSKLUSIF YANG BEKERJA DI JAKARTA (Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may hav e to delete the image and then insert it again.
Oleh: Vicke Vira Disainta NIM
: 089114031
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Loser make promises they often break, winners make commitments they always keep.” - Anonim -
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” - Matius 5:16 -
Untuk semua orang yang tidak pernah berhenti mendukung dan mendoakanku, - Bapak dan mama - Eyang ‘nti, Eyang ‘kung, Opung ewe, dan Opung doli. - Ara, Vinka, Dyca, Laras, Lala, semua adik dan kakakku. - Bu ‘ncis (Tempo), Om Dedy, Om Edu, Tata, Ma’ tua, Pa’ tua, semua keluargaku - Om Donal, Tante Widy, Razan, Didan. - Semua ‘kakak’, ‘adik’, dan sahabatku. Untuk semua pejuang ASI dan anak-anak Indonesia. iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STRESS COPING OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING MOTHERS WHO WORK IN JAKARTA A Descriptive Qualitative Approach Vicke Vira Disainta ABSTRACT The purpose of this study is to describe stress coping in exclusive breastfeeding mothers who works in Jakarta. This topic is worth studied because the low prevalence of breastfeeding practices in Indonesia. Indonesian demographical health survey found out only 32.3% mothers who gave exclusive breastfeeding to their babies in 2007. This finding draws concern considering many studies conducted before found out babies given formulated milk are susceptible to illnesses. From many factors causing mothers not giving exclusive breastfeeding to their babies, it was known that one factor mothers do not give exclusive breastfeeding to their babies is mother working. It is because of stress experienced by working mothers may disrupt breastfeeding process and production. This study conducted to four working mothers in Jakarta who successfully breastfeed exclusively using descriptive qualitative method. According to data analysis, it is known that breastfeeding mothers who work in Jakarta are capable to show 8 forms of stress coping by 2 classifications of coping strategies appeared as effort to face stressors. The forms of stress coping are 4 forms of problem-focused coping such as active coping, planning, suppression of competing, and seeking social support for instrumental action; and 4 forms of emotion-focused coping such as coping positive reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, and seeking social support for emotional reason. Keywords: exclusive breastfeeding, stress coping, problem-focused coping, emotion-focused coping.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COPING STRES IBU MENYUSUI EKSKLUSIF YANG BEKERJA DI JAKARTA Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif Vicke Vira Disainta ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberi gambaran coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta. Hal ini menarik untuk diteliti karena diketahui bahwa praktek menyusui di Indonesia prevalensinya terbilang rendah. Survey demografi kesehatan Indonesia menyebutkan hanya 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya di tahun 2007. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menemukan bahwa bayi yang diberikan susu formula rentan terserang penyakit. Dari banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, diketahui bahwa salah satu penyebab utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif adalah ibu bekerja. Hal ini dikarenakan stres yang dialami oleh ibu bekerja itu sendiri dapat mengganggu proses dan produksi ASI. Penelitian ini dilakukan kepada 4 orang ibu bekerja di Jakarta yang telah berhasil menyusui eksklusif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ibu menyusui yang bekerja di Jakarta mampu memunculkan 8 bentuk coping stres berdasarkan 2 klasifikasi strategi coping yang muncul sebagai usaha untuk menghadapi stressor. Bentuk coping stres tersebut di antaranya adalah 4 bentuk coping yang berfokus pada masalah seperti, active coping, planning, suppression of competing, dan seeking social support for instrumental action serta 4 bentuk coping yang berfokus pada emosi seperti, coping positive reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, dan seeking social support for emotional reason. Kata Kunci: ASI eksklusif, coping stres, coping yang berfokus pada masalah, coping yang berfokus pada emosi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Coping Stres Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta (Dalam Pendekatan Kualitatif Deskriptif). Adapun penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam mendapatkan gelar sarjana psikologi. Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis, 1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku dosen pembimbing akademik dan dekan saya. Terimakasih bu tidak pernah bosan mengingatkan saya untuk segera lulus setiap awal semester. Terimakasih juga sudah menularkan semangat yang luar biasa. 2. Ibu Dr.Tjipto Susana, M.Si selaku dosen matakuliah seminar saya, atas kritik dan masukkannya yang membangun. 3. Ibu Sylvia CMYM, M.Si atas bimbingannya selama saya mengerjakan skripsi, dan untuk segala kesempatan yang pernah diberikan. 4. Ibu A. Tanti Arini, M.Si dan Bapak C.Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan pengetahuan baru bagi saya untuk menjadikan skripsi ini semakin baik. 5. Semua dosen di fakultas psikologi, terutama yang pernah mengajar saya. Terimakasih untuk ilmu yang sudah diberikan dengan rela hati dan ketulusan dalam mendidik saya.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh pengurus dan anggota AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) untuk inspirasi, pengetahuan, dan bantuan-bantuan dalam pencarian subjek. Terutama untuk mbak Sari yang sejak awal membantu saya dan menerima niat saya bekerjasama dengan sangat baik. Serta semua yang telah bersedia menjadi subjek dan berbagi kepada saya. 7. Bapak Anton dan Mama Eva untuk semua dukungan dan doa nya, untuk cinta dan kasih yang luar biasa. Terimakasih buat kesempatan yang tidak pernah habis mama bapak kasih buat Vicke. You’re the best!!! I love you mom dad… 8. Eyang ‘nti, Eyang ‘kung, Opung Doli, dan Opung Ewe, makasih doa dan semangatnya. Makasih untuk kesabarannya menunggu dan kesempatan membuktikan diri hingga semua ini selesai juga. 9. Bu’ncis (Tempo) sebagai sumber inspirasiku, ibuku selama di Jogja. Makasih buat segala kesempatan mengembangkan dirinya bu... Om Dedy makasih buat dukungan dan doanya, Om Du dan Tata buat semua semangat dan doanya. 10. Ara dan Vinka buat celetuk-celetukkannya, isengnya yang selalu buat kangen rumah. Buat semangat dan doanya. Makasih ya adik-adikku yang manis… 11. Om Donal, Tante Widy, Razan, dan Didan yang selalu mendoakan dan menyemangati. Makasih ya… 12. Mas Dian Wibowo alias mas Aconk, makasih buat kehadirannya yang tiba-tiba dan buat dukungan, tantangan, dan semangat, sampai akhirnya
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
skripsi ini selesai juga. Makasih buat 3 modal utamanya. I will always remember!!! 13. Teman-teman seperjuanganku, Nopai (mamak), Rina (bundo), Henri (Om), Cynthia, Dila, Stanley, Anna, Ayu, Dewi, Dessy, Koko Ed, Cece, Fanny, Puji, dan Tiwai. Ingat saat-saat kita galau bersama atau saat-saat saling menguatkan, menyemangati, saat-saat konyol kita. Makasih temanteman ayo lanjutkan perjuangan kalian… 14. Dicky, Christy, Mbak Putri, Mas Pandji, Fany, Nani, Ko Sam, Cha2, Tiok, Wi Badut, dll. Makasih ya buat semangatnya, bantuannya di saatsaat tak terduga. Makasih teman… 15. Anak-anak
Oel
yang
selalu
gak
berhenti
menyemangati
dan
mengingatkanku untuk pulang ke BSD. Tania, Zai-zai, Lelen, Js, Opa, Tsu-tsu, Tin-tin, Merlin, Ta-ta, Raden, dan Angga. Makasih-makasih… special buat zai-zai makasih untuk kesetiaannya menunggu di garis finish. 16. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak. Akhir kata, penulis hendak menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna untuk siapapun yang membacanya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..……………………................….….......…………. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…...…………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………...….. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…….………………….. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………..……..v ABSTRACT………………………………………………………...…….. vi ABSTRAK………………………………………………………….…….. vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.…….. viii KATA PENGANTAR…………………………………………......…….. ix DAFTAR ISI……………………………………………………….…….. xii DAFTAR TABEL………………………………………………….…….. xvi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xvii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…….. xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………….…….. 1 A. Latar Belakang………………………………………….…….. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………...…..
7
C. Tujuan Penelitian…………………………………….……….. 7 D. Manfaat Penelitian…………………………………......……... 7 1. Manfaat Teoritis………………………………………….. 7 2. Manfaat Praktis…………………………………………..
7
a. Bagi Konselor ASI dan Petugas Kesehatan………….
7
b. Bagi Ibu Menyusui……………………………………
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Bagi Pemerintah dan Perusahaan……………………
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….. 9 A. Coping Stres…………………………………………………..
9
1. Stres…………………………………………………..…….. 9 2. Aspek Fisiologis dari Stres………………………….……...
10
3. Pengertian Coping Stres…………………………………..... 11 4. Tipe Strategi Coping………………………………………... 11 B. ASI Eksklusif…….……………………………………...……... 15 1. Pengertian Menyusui Eksklusif……………………...……... 15 2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif………………………..... 16 a. Bagi Bayi………………………………………………. 16 b. Bagi Ibu………………………………………………... 17 3. Gambaran Pemberian ASI di Indonesia…………………..... 18 4. Gambaran Pemberian ASI di Luar Negeri………………….. 20 5. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI……………….. 21 C. Stres dan Tubuh……………………………………………….. 23 1. Mekanisme Tubuh Saat Stres……………………......……..
23
2. Hubungan Stres dengan Terganggunya Praktek Pemberian ASI Eksklusif…………………………….…….. 23 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 26 A. Metode Penelitian Kualitatif………………………………….. 26 B. Responden Penelitian……………………………………..…..
26
C. Batasan Istilah………………………………………….……..
27
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Stres…………………………………………………..…….. 27 2. Coping Stres………………………………………….…….. 28 3. Pengertian Menyusui Eksklusif…………………………….
30
D. Teknik Pengambilan Data.……………………………..……..
30
E. Kredibilitas Penelitian…………………………………..…….. 31 F. Metode Analisis Data…………………………………...…….. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 35 A. Proses Pengambilan Data……………..………………..……..
35
1. Pelaksanaan……………………………………….….…….. 35 2. Data Subjek…….…………………………………………... 36 B. Analisis Hasil…………………………………………..……... 37 1. Bentuk Coping Stres Subjek 1…………………………….
37
a. Problem Focused Coping…………………………….
38
2. Bentuk Coping Stres Subjek 2…………………………….
41
a. Problem Focused Coping…………………………….
41
b. Emotional Focused Coping........................................
45
3. Bentuk Coping Stres Subjek 3…………………………….
47
a. Problem Focused Coping…………………………….
48
b. Emotional Focused Coping…………………………..
50
4. Bentuk Coping Stres Subjek 4…………………………….
52
a. Problem Focused Coping…………………………….
52
b. Emotional Focused Coping…………………………..
54
5. Kesimpulan Umum…………………………………………. 56
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.Pembahasan………………………………………………...…... 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..………………………….………65 A. Kesimpulan…………………………………………………….. 65 B. Saran………………………………………………………..….. 66 a. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah………………………… 66 b. Bagi Pihak Perusahaan……………………………………… 66 c. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………. 66 DAFTAR PUSTAKA….….………………………………………..…….. 68 LAMPIRAN………………………………………………………...…….. 71
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pelaksanaan Konfirmasi Data Subjek……………........... 32 Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek.......... 36 Tabel 4.2 Data Subjek………………………………………………..……..37 Tabel 4.3 Gambaran Coping Stres Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta……………………………………………….. 56
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pola Stres Ibu Bekerja yang Menyusui Eksklusif………….............................................……………. 25 Gambar 4.1 Skema Dinamika Stres Keempat Subjek Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta…………………….....................…... 64
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara…………………….…...… 72 Lampiran 2. Indikator Kriteria Subjek…………..…………….......…….... 74 Lampiran 3. Data Verbatim Wawancara Subjek 1…………….......……... 76 Lampiran 4. Data Verbatim Wawancara Subjek 2…………….......……... 99 Lampiran 5. Data Verbatim Wawancara Subjek 3…………….......……... 125 Lampiran 6. Data Verbatim Wawancara Subjek 4…………….......……... 160
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Praktek pemberian ASI eksklusif prevalensinya terbilang rendah di Indonesia. Survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan hanya 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Marnoto, 2010). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin (Roesli, 2000). Kenyataan bahwa banyak bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sangatlah memprihatinkan. Hal ini dikarenakan bayi yang diberikan susu formula sangat rentan terserang penyakit. Berdasarkan penelitian Dewey, Beudry dan Krammer (dalam Roesli, 2008) diketahui bahwa susu formula dapat menyebabkan bayi menjadi mudah muntah-mencret dan mencret menahun. Bayi yang diberikan susu formula juga mengalami penyakit infeksi saluran pernapasan tiga kali lebih parah dan memerlukan rawat inap dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif (Bachrach, Schwarz & Bacharch, 2003 dalam Roesli 2008). Selain itu, Dr. Widodo Judarwanto SpA, melakukan penelitian berdasarkan uji laboratorium kandungan susu formula terhadap potensi alergi yang dapat terjadi pada anakanak. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa, kandungan dalam susu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
formula dapat berpotensi menyebabkan alergi pada anak-anak yang rentan terhadap zat tertentu, terutama pada usia bayi (Judarwanto, 2009). Amstrong penelitiannya
J, bahwa
dkk
(dalam
pemberian
Roesli,2008) susu
formula
menyimpulkan
dalam
berhubungan
dengan
peningkatan risiko obesitas pada anak-anak. Susu formula juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (Singhal, Cole, Lucas, 2001). Sebuah lembaga penelitian yang memiliki fokus terhadap anakanak dan kanker, UK Childhood Cancer Investigation menemukan bahwa terdapat risiko kanker pada anak yang diberi susu formula (Roesli, 2008). Selain itu, baru-baru ini Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian terhadap kandungan susu formula di Indonesia. Hasilnya, 74 kemasan makanan bayi, 10 di antaranya (13.5%) ditemukan mengandung Enterobacter sakazakii. Bakteri ini merupakan jenis bakteri patogen yang dalam 20 tahun terakhir ini dilaporkan menyebabkan beberapa kasus kematian serta penyakit pada bayi-bayi yang lahir prematur (Meutia, 2008). Ada berbagai hambatan yang menyebabkan para ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Penelitian mengenai pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya oleh Muhamad Arifin Siregar pada tahun 2004 menyebutkan salah satu penyebab utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya adalah ibu bekerja (Siregar, 2004). Meningkatnya tenaga kerja perempuan menjadi salah satu kendala dalam mensukseskan program ASI eksklusif. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Indonesia adalah wanita sedangkan pada tahun 2002 hanya 39,5%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Rejeki tahun 2008 mengenai Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah, telah didapatkan banyak faktor yang menyebabkan ibu bekerja terhambat dalam memberikan ASI eksklusif. Salah satunya adalah stres yang dialami ibu bekerja itu sendiri, menjadi hambatan dalam memberikan ASI eksklusif bagi anaknya (Rejeki,2008). Sebelumnya, peneliti telah melakukan wawancara awal pada bulan November 2011 dan awal Maret 2012 melalui pertanyaan singkat yang dikirim melalui e-mail untuk mendapatkan gambaran dari dua orang ibu yang telah berhasil menyusui eksklusif sambil bekerja. Peneliti bertanya mengenai pengalaman menyusui mereka dan hambatan apa yang menyebabkan mereka merasa tidak nyaman dan bahkan mungkin tertekan selama praktek menyusui eksklusif sambil bekerja. Mereka semua menjawab, selain jarak tempuh yang begitu jauh stres terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja untuk tetap memberikan ASI. Sebagai contoh tidak adanya ruangan untuk memerah ASI membuat ibu-ibu tersebut harus rela memerah ASI-nya di tempat yang kurang nyaman. Hal lainnya adanya gangguan-gangguan selama memerah seperti rekan kerja yang penasaran dan rekan kerja pria yang ingin mengintip membuat ibu merasa malu dan risih. Tidak adanya dukungan dari teman sesama ibu yang memiliki anak seusia anaknya juga menambah rasa tertekan ibu-ibu yang sedang berjuang menyusui eksklusif tersebut. Hal lainnya adalah tidak adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dukungan dari manajemen tempatnya bekerja yang berpendapat pekerjaan lebih penting daripada memberikan ASI eksklusif yang bagi mereka dapat diganti dengan susu formula. Ada pula masalah dari lingkungan interen keluarga seperti tanggapan negatif dari mertua yang masih beranggapan bahwa ASI adalah darah dan jika diperah akan basi juga membuat ibu-ibu ini merasa mendapat tekanan lagi. Ibu-ibu ini tetap memberikan ASI eksklusif karena sadar betul akan kebaikan ASI yang tidak tergantikan oleh nutrisi apapun. Selain itu, terdapat keinginan untuk memiliki ikatan dan kelekatan dengan anaknya yang mereka yakini bisa terbentuk melalui proses menyusui. Mereka juga meyakini bahwa memberikan ASI eksklusif merupakan hak anak-anak mereka yang harus mereka penuhi. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012. Tentang pemberian ASI eksklusif. Hak ibu menyusui dan anak untuk mendapatkan ASI eksklusif pelaksanaannya,
sebetulnya dilindungi oleh peraturan
tersebut
belum
negara meskipun dalam didukung
oleh
petunjuk
pelaksanaan yang jelas serta sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggarnya, sehingga banyak tempat bekerja tidak membuat regulasi khusus
yang
mendukung
praktek
pemberian
ASI
eksklusif.
(http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf, diakses tanggal 4 April 2012, 13.15 WIB.) Hal ini menyebabkan semakin lemahnya perlindungan bagi ibu menyusui ekskusif yang bekerja. Stres dapat menghambat refleks hormon oksitosin. Hormon oksitosin berperan pada refleks pengeluaran ASI (let down reflex). Pelepasan oksitosin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
dihambat oleh katekolamin yang diproduksi jika ibu stres. Jika hormon oksitosin terhambat maka ASI yang keluar pun ikut terhambat. Kondisi seperti ini jika terus berlangsung, dapat menghambat pengosongan payudara, sehingga lama kelamaan produksi ASI pun akan berkurang dan semakin lama,
bisa
menghentikan
ASI.
Pengosongan
payudara
merupakan
perangsangan diproduksinya ASI kembali. Maka, jika ASI semakin sering dikeluarkan atau payudara semakin sering dikosongkan, ASI akan terus diproduksi dan begitu pula sebaliknya (Lawrence, 2005). Hambatan dalam praktek pemberian ASI eksklusif yang disebabkan oleh stres menyusui yang terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan kerjanya untuk tetap memberikan ASI eksklusif bagi bayinya pada ibu bekerja membuat peneliti tertarik untuk melihat keberhasilan para ibu yang bekerja di kota besar seperti Jakarta dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terlihat bagaimana ibu yang bekerja di kota besar seperti Jakarta dapat menenangkan dirinya dan dapat tetap memberikan ASI eksklusif pada anaknya tanpa masalah kekurangan produksi ASI. Jakarta dipilih untuk menjadi lokasi penelitian karena merupakan ibu kota dan dapat dikatakan sebagai kota besar. Populasi penduduk yang cukup padat, persaingan pekerjaan yang sangat ketat, tuntutan perekonomian yang sangat tinggi, serta tekanan pekerjaaan yang sangat berat di Jakarta dapat memunculkan stres dan kesibukkan kerja yang cukup berat bagi ibu-ibu bekerja yang menyusui eksklusif. Walaupun ada kemungkinan masalah lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
seperti kemacetan dan jarak, tetapi kedua hal tersebut tidak dimasukkan sebagai salah satu alasan pemilihan lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas seperti jasa kurir ASI di Jakarta yang sudah mulai marak dan dapat memudahkan ibu untuk mengirimkan ASI kepada anaknya. Banyaknya informasi dari internet, buku, dan majalah serta dari media lainnya juga turut serta memudahkan ibu menyusui untuk mendapatkan pengetahuan mengenai cara memompa dan menyimpan ASI. Hal ini menyebabkan ibu bekerja tidak lagi kesulitan untuk mendistribusikan ASI nya sendiri dengan mengetahui cara memompa dan menyimpan ASI yang benar. Hal-hal tersebut membuat kemacetan dan jarak tidak lagi menjadi masalah yang dapat menambah stres ibu menyusui dewasa ini. Penelitian berdasarkan keberhasilan ibu-ibu bekerja mengatasi stres menyusui yang terjadi akibat stres harus menyusui eksklusif sambil tetap bekerja di kantor dengan minimnya dukungan dari lingkungan perusahaan ataupun lingkungan keluarga, dapat menjadi pembuktian ilmiah bagi banyak ibu bekerja lainnya terutama pada mereka yang bekerja di luar rumah dan bukan usaha milik sendiri bahwa masalah stres menyusui pada ibu bekerja masih dapat diatasi dengan cara yang tepat, sehingga tidak ibu bekerja dapat tetap memberikan ASI eksklusif bagi anaknya. Pada ibu yang bekerja di luar rumah dan bukan bisnis milik sendiri, tentunya terikat dengan sistem yang ada pada tempat mereka bekerja dan hal tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan ASI eksklusif. Peneliti memilih Ibu bekerja dari kalangan menengah ke atas, agar dapat memastikan bahwa ibu memberi ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
eksklusif karena kesadaran akan manfaat ASI bukan karena faktor lain seperti ketidaksanggupan membeli susu formula. Selain itu, gambaran coping stres pada ibu bekerja ini dapat juga menjadi masukan bagi para ibu bekerja lainnya dalam praktek pemberian ASI eksklusif dan dasar dukungan terhadap perlindungan bagi ibu bekerja yang menyusui agar dibuatkan regulasi khusus, serta fasilitas pendukung menyusui di tempatnya bekerja.
B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta?
C. TUJUAN PENELITIAN Melihat gambaran coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pengetahuan di bidang psikologi, terutama psikologi klinis dan kesehatan karena nantinya akan diketahui gambaran coping stres ibu menyusui yang bekerja di Jakarta. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Konselor ASI dan Petugas Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dan konselor ASI dalam upaya membantu ibu yang menyusui atau akan menyusui eksklusif dalam mengatasi stres-nya. b. Bagi Ibu Menyusui Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai strategi coping stres yang baik bagi ibu bekerja yang akan menyusui eksklusif, sehingga prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia dapat meningkat. c. Bagi Pemerintah dan Perusahaan Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
acuan
dalam
memperjuangkan regulasi yang jelas, serta fasilitas pendukung menyusui yang memadai di tempat bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. COPING STRES 1. Stres Hans Seyle mengungkapkan bahwa stres adalah suatu bentuk respon tubuh yang tidak spesifik terhadap segala tuntutan yang dialami dan diterima seseorang (Landy dan Conte, 2004). Pengertian stres yang dikemukakan oleh Hans Seyle (dalam Landy dan Conte, 2004) digolongkan dalam pengertian stres sebagai respon. Dalam pendekatan ini, seseorang dapat mengalami stres atau tidak dipengaruhi oleh bagaimana ia bereaksi terhadap stimulus (Cooper, 2001). Suatu keadaan dapat direspon secara berbeda oleh individu, sehingga dalam pengertian ini, perbedaan dan keunikan individu mulai diperhatikan sebagai salah satu faktor yang memperngaruhi terjadinya stres pada seseorang (Ogden, 2007). Lazarus (dalam Ogden, 2007) mengungkapkan stres tidak dapat hanya dipandang sebagai stimulus atau respon saja. Stres adalah pola transaksi manusia dengan lingkungan yang terjadi terus menerus. Sumber atau penyebab terjadinya stress dinamakan stressor. Individu merasa stres tergantung bagaimana ia menginterpretasi suatu situasi yang dihadapinya (Lazarus dalam Nairne, 2003). Stres merupakan hal yang bersifat subjektif atau tergantung pada cara individu memahami dan memandangnya serta sumber daya yang dimiliki individu. Berdasarkan hal 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa stres adalah terganggunya keseimbangan antara kondisi biologis, psikologis serta sosial akibat suatu kejadian tertentu yang menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan dalam diri individu.
2.
Aspek Fisiologis dari Stres Seyle (dalam Wade & Tavris, 2009) menggambarkan respon tubuh terhadap segala jenis stresor eksternal sebagai general adaptation syndrome, tahapan rangkaian tersebut adalah sebagai berikut: a. Fase alarm (the alarm phase) Fase saat tubuh menggerakkan sistem saraf simpatetik untuk menghadapi ancaman langsung. Walter Cannon (1929, dalam Wade & Tavris, 2009) menggambarkan perubahan-perubahan ini sebagai respon “flight or flight” (melawan atau melarikan diri). b. Fase penolakan (the resistance phase) Saat tubuh berusaha menolak atau mengatasi stresor yang tidak dapat dihindari. Pada fase ini, respon fisiologis yang terjadi pada fase alarm terus berlangsung, sehingga tubuh rentan terhadap stresor-stresor lain. c. Fase kelelahan (the exhaustion phase) Saat
stres
yang
berkelanjutan
menguras
energi
tubuh,
meningkatkan kerentanan terhadap masalah fisik dan akhirnya dapat memunculkan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
3. Pengertian Coping Stres Coping stres menurut Lazarus dan Launier tahun 1978 adalah proses pengelolaan stressor yang dinilai melelahkan atau melebihi sumber daya seseorang sebagai upaya untuk mengelola tuntutan lingkungan dan internal (Lazarus & Launier, 1978 dalam Ogden, 2007). Dalam konteks terhadap stress, coping menggambarkan cara individu berinteraksi dengan stressor.
Folkman,
dkk
(dalam
Lyons
&
Chamberlain,
2006)
mendefinisikan coping stres sebagai upaya yang melibatkan kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal dari situasi yang melelahkan atau melebihi sumber daya orang tersebut. Stres bisa diikuti dengan ketegangan fisik maupun psikologis. Ketegangan ini menyebabkan perasaan tidak nyaman. Situasi seperti ini menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk meredakan stres-nya. Tindakan yang dilakukannya ini disebut dengan coping (Sarafino, 2006).
4. Tipe Strategi Coping Lazarus dan Folkman (dalam Lyons & Chamberlain, 2006) membagi dua cara strategi coping, yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotional focused coping). Pada coping yang berfokus pada masalah seseorang biasanya berusaha untuk menekan atau mengurangi kondisi yang menyebabkan terjadinya masalah dan meningkatkan sumber dayanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
untuk menyelesaikan permasalahan. Pada coping yang berfokus pada emosi, seseorang biasanya menghindari suatu hal yang menyebabkan masalah dalam dirinya, sehingga ia tidak menyelesaikan masalah melainkan hanya menghindari masalah. Carver, Weintraub & Scheier (1989) mengklasifikasikan strategi coping tersebut menjadi seperti di bawah ini: a. Coping yang Berfokus pada Masalah (Problem Focused Coping): 1) Active coping
: Pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan
tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya. 2) Planning
: Membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan,
memikirkan tindakan. 3) Suppression of competing : Berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah, mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu. 4) Restraint coping
: Menahan diri dalam melakukan respon
(tindakan) sampai ada waktu yang dirasa tepat. 5) Seeking social support for instrumental action : Upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi. b. Coping yang Berfokus pada Emosi (Emotional Focused Coping). 1. Positive reinterpretation and growth : Memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Acceptance
: Menerima stressor, dalam arti mengakomodasinya,
karena mungkin keadaan permasalahan tersebut sulit diubah. 3. Denial
: Menyangkal realita agar tidak terlalu menyakiti
perasaan (menjaga agar emosi stabil). 4. Behavioral disengagement : Agak menyerah (dalam hal tindakan) dalam melakukan suatu usaha mengatasi permasalahan. 5. Mental disengagement : Agak menyerah (secara mental), bahkan menggunakan aktivitas alternatif untuk melupakan masalah. 6. Turning to religion : Kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif. 7. Focus on and venting emotion : Memfokuskan pada segala sesuatu yang menyedihkan dan mengekspresikan perasaan tersebut. 8.
Seeking social support for emotional reason : Mencari
dukungan sosial, untuk membantu emosi kita, misalnya mencari rasa simpati, pengertian, dan dukungan moral. Wade & Tavris (2009) memberikan beberapa cara-cara sukses mengatasi stres yang dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut, a. Strategi fisik. Cara yang paling sederhana dalam mengatasi tekanan fisiologis dari stress adalah dengan menenangkan diri dan mengurangi rangsangan fisik tubuh melalui meditasi atau relaksasi. Cara efektif lain adalah dengan pemijatan sehingga tubuh dapat menjadi lebih tenang. Hendrix, dkk (1991, dalam Wade & Tavris, 2009) mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
olahraga juga dapat mengurangi stres. Semakin sering orang berolahraga, maka kecemasan, depresi, dan sensitivitas mereka berkurang. b. Strategi yang berorientasi terhadap masalah. Pada strategi yang berorientasi terhadap masalah, terdapat emotionfocused coping yang berfokus pada emosi yang muncul akibat dari masalah yang dihadapi baik marah, cemas, atau duka cita. Pada coping yang berfokus pada emosi seseorang tidak memfokuskan diri untuk menyelesaikan masalah, namun hanya melampiaskan emosi yang disebabkan oleh masalah. Selain itu ada problem-focused coping. Pada strategi coping yang berfokus pada masalah, seseorang berusaha untuk tahu cara mengatasi permasalahannya dan melakukan suatu hal untuk mengatasi masalahnya tersebut. c. Strategi kognitif. Saat kita tidak dapat menyelesaikan suatu masalah, kita dapat mengubah cara pikir mengenai masalah tersebut. 1) Menilai atau meninjau kembali situasinya (reappraisal). Masalah dapat diubah menjadi tantangan dan kehilangan dapat diubah menjadi keuntungan yang tidak terduga. 2) Belajar dari pengalaman. 3) Membuat perbandingan sosial. Pada situasi sulit, orang yang sukses bertahan seringkali membandingkan kondisi mereka dengan orang lain yang mereka rasa kurang beruntung dibandingkan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
d. Strategi sosial. Dukungan sosial juga dapat menjadi strategi coping stres bagi diri kita. Dukungan sosial dapat kita dapatkan dengan mengandalkan teman dan keluarga, menemukan kelompok dukungan, dan membantu orang lain. Dukungan sosial meningkatkan kesehatan sebagian karena kita memililki locus of control internal dan perasaan optimisme.
B.
ASI EKSKLUSIF 1. Pengertian Menyusui Eksklusif Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin (Roesli, 2000). Bayi dianjurkan diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Kemudian, setelah 6 bulan, dilanjutkan dengan didampingi makanan pendamping ASI selama dua tahun. Makanan padat, dapat diperkenalkan pada bayi pada usia 6 bulan untuk melengkapi nutrisi ASI (Hegar, 2010). Badan kesehatan dunia (WHO) (dalam Trihono, Suradi, Oswari, dan Hendarto, 2011) menganjurkan ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan dan untuk selanjutnya, bayi tetap diberi ASI beserta makanan pendamping ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Dalam artikel ilmiah berdasarkan review yang dilakukan Hegar terhadap penelitian yang dilakukan oleh Department of Nutrition for Health and Development dan Department of Child and Adolescent Health and Development WHO pada tahun 2002, serta penelitian yang dilakukan oleh Carfoot, Williamson, dan Dickson tahun 2005, dan juga penelitian yang dilakukan oleh Kostrya dan Mazur pada tahun 2002 membuktikan bahwa ada banyak manfaat yang ditemukan dalam praktek pemberian ASI eksklusif (Hegar, 2010). Manfaat tersebut antara lain: a. Bagi Bayi 1. Perlindungan kesehatan bayi. Menyusui eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan risiko yang lebih kecil terhadap berbagai penyakit infeksi dan penyakit lainnya di kemudian hari. 2. Kesehatan saluran cerna. Keuntungan lainnya adalah ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula, sehingga saluran cerna dapat melakukan kerjanya secara optimal. Selain itu, ASI keluar langsung dari payudara, sehingga kemungkinan tercemarnya pun menjadi lebih kecil ketimbang susu formula. 3. Kecerdasan Bayi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Berdasarkan
kajian
ilmiah,
ditemukan
bahwa
ASI
berpengaruh terhadap perkembangan intelektual anak. 4. Rasa aman, nyaman, dan hangat selama menyusui. Bayi menikmati rasa aman, nyaman, hangat, serta keberadaan ibunya selama menyusu. Khususnya bila terjadi ‘kontak kulit-dengan-kulit’ selama menyusu.
b. Bagi Ibu 1.
Praktis dan Ekonomis. Pemberian ASI tidak perlu melalui proses penyajian dan pensterilan alat makan seperti dot bayi sehingga menjadi lebih praktis. Selain iu, ASI diproduksi oleh tubuh ibu sehingga lebih ekonomis.
2.
Meningkatkan kadar antibodi dalam darah ibu. Menyusui dapat membuat antibodi yang ada dalam darah ibu secara otomatis akan bertambah, sehingga ibu tidak mudah terpapar penyakit dan jika ibu terkena penyakit, tubuh ibu akan memproduksi antibodi untuk dirinya sendiri dan juga untuk anaknya melalui ASI.
3.
Menunda kehamilan. Menyusui dapat berperan sebagai alat kontrasepsi alami. Selama menyusui, ovulasi akan tertekan, sehingga kemungkinan hamil selama menyusui lebih kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3. Gambaran Pemberian ASI di Indonesia. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012. Tentang pemberian ASI eksklusif. Hak ibu menyusui dan anak untuk mendapatkan ASI eksklusif sebetulnya dilindungi oleh negara meskipun dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut belum tersosialisasikan dengan baik dan tidak didukung dengan sanksi yang kuat bagi siapa saja yang melanggarnya. Berikut adalah uraian peraturan pemerintah dalam tentang permberian ASI eksklusif. a. Inisiasi Menyusui Dini Dalam Pasal 9, pada ayat 1 dikatakan bahwa tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan wajib melakukan inisiasi menyusui dini. Pada bayi yang baru lahir selama 1 jam. Pada ayat 2 juga dijelaskan bagaimana cara melakukan inisiasi dini sesuai standarat yang benar. b. Rawat Gabung Pada pasal 10, ayat 1 dan 2 dikatakan bahwa penyelenggara fasilitas kesehatan wajib menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan kecuali ada indikasi dokter untuk memudahkan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. c. ASI Eksklusif 6 Bulan Pada pasal 2 dijelaskan bahwa pengaturan pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Serta memberikan perlindungan kepada ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pada pasal 6 dikatakan bahwa setiap ibu harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang baru dilahirkannya. Sebenarnya, ibu bekerja yang menyusui juga dilindungi hak menyusuinya oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui peraturan perundangan sebagai berikut: a. Pada pasal 30, ayat 1 dikatakan bahwa pengurus tempat kerja dan penyelengara tempat umum harus mendukung program pemberian ASI eksklusif. Pada ayat 3 dikatakan bahwa pengurus tempat kerja dan penyelenggara sarana umum harus menyediakan
fasilitas
khusus untuk menyusui/ memerah ASI. b. Pada pasal 34, dikatakan bahwa pengurus tempat kerja wajib memberikan kesempatan pada ibu bekerja untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi, atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja. c. Pada pasal 35, juga pemerintah mengharuskan pengurus tempat kerja untuk membuat peraturan internal yang mendukung keberhasilan program ASI eksklusif. Meskipun peraturan pemerintah tersebut sudah dirumuskan. Namun, petunjuk pelaksanaannya belum diterbitkan, sehingga peraturan ini belum mampu ditegakkan secara tegas. Selain itu peraturan pemerintah
ini
juga
belum
disosialisasikan
dengan
baik,
pelaksanaannya pun belum sepenuhnya didukung dengan peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
pemerintah daerah, sehingga sanksi atas segala bentuk pelanggaran ataupun penghalangan dalam praktek pemberian ASI eksklusif bisa dikatakan kurang tegas, sebagian rumah sakit di beberapa kota besar di Indonesia telah memberlakukan praktek rumah sakit sayang ibu dan bayi. Tercatat, ada 26 rumah sakit terbaik dari 26 provinsi yang telah memenuhi 10 kriteria sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 273/1997 tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Di antaranya adalah tidak memasang iklan susu formula serta mendukung upaya ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
4.
Gambaran Pemberian ASI di Luar Negeri Berbeda dengan di Indonesia, sebagian Negara di luar Negeri seperti Kanada memberikan perlindungan yang lebih ketat pada hak ibu menyusui dan anak untuk mendapatkan ASI eksklusif, bahkan tempat kerjanya pun memberlakukan cuti bagi ibu menyusui hingga 54 minggu dan para ibu menyusui tersebut tetap mendapatkan gajinya selama cuti menyusui sebagai hak atas karyawan (Association of Registered Nurses of Newfoundland and Labrador et al, 2006). Provinsi-provinsi di Kanada saling bekerja sama dengan pemerintah dan sektor-sektor lain seperti swasta, pendidikan, dan organisasi sukarela untuk membantu melindungi hak ibu menyusui dan bayi mendapatkan ASI eksklusif. Di Kanada provinsi Newfoundland dan Labrador contohnya saling bekerja sama memajukan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
menyusui di wilayahnya. Kedua provinsi ini menetapkan kebijakan untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui bagi kemajuan kesehatan Kanada. Kedua provinsi ini sungguh-sungguh mendedikasikan sumber daya keuangan untuk pengembangan dan implementasi dari program ini. Mereka membatasi iklan produk susu formula. Mereka sungguh-sungguh memantau inisiasi-inisiasi terkait dan memastikan bahwa praktek pemberian ASI eksklusif berjalan dengan baik dan membatasi pemberian susu formula (Association of Registered Nurses of Newfoundland and Labrador et al, 2006).
5.
Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI. Banyak hal yang menyebabkan ASI Eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini bisa dipengaruhi oleh (Siregar, 2004):
a.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga keluarga pindah ke kota.
b.
Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c.
Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik daripada ASI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
d.
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu formula adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e.
Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f.
Ibu
takut
bentuk
payudara
rusak
apabila
menyusui
dan
kecantikannya akan hilang. g.
Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu formula botol kepada bayi yang baru lahir.
h.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, lukaluka pada puting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada puting susu dan adanya penyakit tertentu. Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
i.
Kurangnya pengertian dan pengertahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu formula.
C. STRES DAN TUBUH 1. Mekanisme Tubuh Saat Stres Para peneliti modern mempelajari bagaimana mekanisme tubuh pada saat stres. Pada saat seseorang dalam kondisi stres, hipotalamus dalam otak mengirimkan pesan ke kelenjar endokrin dalam dua jalur besar. Seperti yang telah diamati oleh Seyle (dalam Wade & Tavris, 2009) di jalur pertama, hipotalamus mengaktifkan bagian simpatetik dari sistem saraf otonom yang menstimulasi adrenal medulla untuk memproduksi epinephrine dan norepinephrine. Hasilnya adalah banyak perubahan tubuh yang berhubungan dengan “lawan atau lari”, di jalur yang lain, pesan berjalan menuju ke aksis HPA (hypothalamus pituitary adrenal cortex) yang kemudian akan mengeluarkan kortisol dan hormon lain yang meningkatkan gula darah dan melindungi jaringan tubuh dari peradangan.
2. Hubungan Stres dengan Terganggunya Praktek Pemberian ASI Eksklusif. Pada payudara, terutama pada puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Perangsangan pada payudara akibat hisapan bayi saat menyusu akan menimbulkan impuls yang menuju hipotalamus, salah satu organ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
dalam otak kita. Impuls dari hipotalamus selanjutnya akan diteruskan ke hipofisis bagian depan yang mengeluarkan hormon prolaktin dan ke hipofisis bagian belakang yang berfungsi mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara, maka terjadilah refleks pembentukan ASI (Roesli, 2009). Stres dapat menghambat refleks hormon oksitosin. Hormon oksitosin berperan pada refleks pengeluaran ASI (let down reflex). Pelepasan oksitosin dihambat oleh katekolamin yang diproduksi jika ibu stres. Jika hormon oksitosin terhambat maka ASI yang keluar pun ikut terhambat. Kondisi seperti ini jika terus berlangsung, dapat menghambat pengosongan payudara, sehingga lama kelamaan produksi ASI pun akan berkurang dan semakin lama, bisa menghentikan ASI. Pengosongan payudara merupakan perangsangan diproduksinya ASI kembali. Maka, jika ASI semakin sering dikeluarkan atau payudara semakin sering dikosongkan, ASI akan terus diproduksi dan begitu pula sebaliknya (Lawrence, 2005). Menurut Lazarus, dkk (dalam Ogden, 2007) tujuan dari coping adalah meminimalisir stresor yang dirasakan oleh individu. Oleh karena itu, memahami coping stres menjadi penting agar seseorang belajar dari pengalaman untuk mengatasi kesulitannya ataupun sekedar membantu mereka bertahan dalam kesulitan (Wade & Tavris, 2009). Coping stres yang tepat, dapat membantu ibu untuk tetap dapat memberikan ASI dengan lancar dan baik kepada bayinya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan dinamikanya melalui skema berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif (Siregar, 2004): - Perubahan struktur masyarakat dan keluarga. - Pengaruh Iklan - Kemudahan yang ditawarkan hasil kemajuan teknologi (makanan olahan) - Informasi dari petugas kesehatan - Ibu sering keluar rumah karena bekerja - Anggapan bahwa susu formula merupakan symbol tingkat sosial yang lebih tinggi - Sakit - Pengetahuan yang kurang
Perlindungan Ibu Menyusui: - Peraturan Pemerintah - Regulasi Tempat Kerja
Ibu Bekerja yang Menyusui
Berjalan
Produksi ASI terganggu
Tidak Berjalan
Stres Menyusui
Coping Stres Problem Focused Coping Emotional Focused Coping
Gambar 2.1 Skema Pola Stres Ibu Bekerja yang Menyusui Eksklusif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN KUALITATIF Penelitian ini akan dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Poerwandari (2005) penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Penelitian deskriptif memberikan gambaran, paparan, dan penjabaran suatu fenomena. (Audifax, 2008) Metode ini dipilih oleh peneliti karena pengalaman mengatasi stres pada ibu bekerja di Jakarta yang menyusui eksklusif berbeda-beda. Begitu pula dengan bagaimana orang tersebut memaknai pengalamannya itu. Dengan menggunakan penelitian kuantitatif tentunya hal ini tidak dapat terlihat, lain halnya dengan menggunakan metode kualitatif.
B. RESPONDEN PENELITIAN Jenis pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan kriteria tertentu. Sebelumnya peneliti telah menentukan kriteria subjek penelitian, yaitu ibu bekerja di Jakarta. Ciri yang lebih spesifik adalah mereka yang bekerja di luar rumah dan bukan bisnis milik sendiri karena, jika mereka bekerja di luar rumah dan bukan bisnis milik sendiri tentunya mereka terikat dengan sistem yang ada pada tempat mereka bekerja dan ada tantangan 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
tersendiri dalam memberikan ASI eksklusif. Selain itu tentu saja mereka sudah memiliki anak dan sudah memiliki pengalaman berhasil menyusui eksklusif, pengalaman tersebut baru berlalu sekitar 3 tahun yang lalu setidaknya masih mudah diingat dan peneliti meyakini bahwa pada kurun waktu 3 tahun belakangan ini kampanye menyusui eksklusif, informasi mengenai penyimpanan ASI dan menyusui eksklusif dari berbagai media sudah cukup banyak beredar. Fasilitas-fasilitas yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah seperti kurir ASI dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini juga sudah ada dan dapat memudahkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif meskipun sambil bekerja. Kriteria subjek yang terakhir adalah ibu bekerja dari kalangan menengah ke atas. Hal ini dipilih peneliti agar dapat memastikan bahwa ibu memberi ASI eksklusif sungguh karena kesadaran akan manfaat ASI bukan karena faktor lain seperti ketidaksanggupan membeli susu formula.
C. BATASAN ISTILAH 1. Stres Stres adalah terganggunya keseimbangan antara kondisi biologis, psikologis serta sosial akibat suatu kejadian tertentu yang menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan dalam diri individu. Sumber atau penyebab terjadinya stres dinamakan stressor. Individu merasa stres tergantung bagaimana ia menginterpretasi suatu situasi yang dihadapinya (Lazarus dalam Nairne, 2003). Stres merupakan hal yang bersifat subjektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
atau tergantung pada cara individu memahami dan memandangnya serta sumber daya yang dimiliki individu. Stres menyusui yang ingin diteliti dalam hal ini adalah stres yang terjadi akibat harus menyusui eksklusif sambil tetap bekerja di kantor dengan minimnya dukungan dari lingkungan perusahaan ataupun lingkungan pendukung seperti keluarga.
2. Coping Stres Stres bisa diikuti dengan ketegangan fisik maupun psikologis. Ketegangan ini menyebabkan perasaan tidak nyaman. Situasi seperti ini menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk meredakan stres-nya. Tindakan
yang
dilakukannya
ini
disebut
dengan
coping
stres
(Sarafino,2006). Dalam penelitian ini, hal-hal yang ingin diungkap berkaitan dengan coping stres ibu bekerja yang menyusui di Jakarta adalah, Tipe Strategi coping: a. Coping yang Berfokus pada Masalah (Problem Focused Coping): 1) Active coping
: Pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan
tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya. 2) Planning
: Membuat rencana bagaiman mengatasi tekanan,
memikirkan tindakan. 3) Suppression of competing : Berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah, mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4) Restraint coping
: Menahan diri dalam melakukan respon
(tindakan) sampai ada waktu yang dirasa tepat. 5) Seeking social support for instrumental action : Upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi.
b. Coping yang Berfokus pada Emosi (Emotional Focused Coping). 1) Positive reinterpretation and growth : Memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi. 2) Acceptance
: Menerima stressor, dalam arti mengakomodasinya,
karena mungkin keadaan permasalahan tersebut sulit diubah. 3) Denial
: Menyangkal realita agar tidak terlalu menyakiti
perasaan (menjaga agar emosi stabil). 4) Behavioral disengagement : Agak menyerah (dalam hal tindakan) dalam melakukan suatu usaha mengatasi permasalahan. 5) Mental disengagement : Agak menyerah (secara mental), bahkan menggunakan aktivitas alternatif untuk melupakan masalah. 6) Turning to religion : Kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif. 7) Focus on and venting emotion : Memfokuskan pada segala sesuatu yang menyedihkan dan mengekspresikan perasaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
8) Seeking social support for emotional reason : Mencari dukungan sosial, untuk membantu emosi kita, misalnya mencari rasa simpati, pengertian, dan dukungan moral.
3. Pengertian Menyusui Eksklusif Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin (Roesli, 2000). Bayi dianjurkan diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Kemudian, setelah 6 bulan, dilanjutkan dengan didampingi makanan pendamping ASI selama dua tahun. Makanan padat, dapat diperkenalkan pada bayi pada usia 6 bulan untuk melengkapi nutrisi ASI (Hegar,2010).
D. TEKNIK PENGAMBILAN DATA Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Peneliti tetap membuat daftar pertanyaan sebagai panduan dalam melakukan wawancara agar tetap mengacu pada fokus penelitian dan mendalam.
Beberapa hal yang
peneliti lakukan dalam proses pengambilan data adalah: 1) Mencari subjek yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian dan sesuai dengan kriteria subjek penelitian yang sudah dibatasi sebelumnya 2) Membangun rapport dengan subjek dan menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu meminta subjek untuk menceritakan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
mengatasi stres yang terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan kerjanya untuk tetap memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. Peneliti juga menyampaikan bahwa saat wawancara nanti peneliti meminta ijin untuk merekam suara subjek. Hal ini bertujuan agar subjek bersedia berproses bersama peneliti. 3) Menyusun jadwal wawancara agar antara peneliti dan subjek penelitian terjadi kesepakatan, sehingga tidak mengganggu aktivitas dari subjek penelitian. 4) Langkah selanjutnya adalah menyusun panduan pertanyaan yang bersifat semi-terstruktur. Pertanyaan semi-terstruktur bertujuan untuk mendorong subjek penelitian menceritakan tentang pengalamannya mengatasi stres yang terjadi akibat tekanan dan tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar dan kerjanya untuk tetap memberikan ASI eksklusif bagi bayinya, dengan sesedikit mungkin komentar yang diberikan peneliti. 5) Melakukan Wawancara.
E. KREDIBILITAS PENELITIAN Kredibilitas dalam penelitian kualitatif dipilih untuk menggantikan konsep validitas. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi kompleks. Penelitian dilakukan dengan cara tertentu yang menjamin bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Kredibilitas penelitian ini tercapai dengan cara: a. Mengkonfirmasikan data dan analisisnya kepada reponden penelitian (validitas komunikatif). Peneliti melakukan pengecekan pemahaman yang peniliti dapatkan dengan subjek melalui e-mail ataupun pertemuan langsung yang kemudian direspon oleh subjek.
Tabel 3.1 Daftar Pelaksanaan Konfirmasi Data Subjek
Subjek
b.
Hari / Tanggal
1.
Senin, 28 Mei 2012
2.
Rabu, 30 Mei 2012
3.
Selasa, 24 Juli 2012
4.
Rabu, 25 Juli 2012
Presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik dan rasional, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah (validitas argumentatif).
c.
Penelitian dilakukan pada kondisi alamiah dari subjek ‘apa adanya’ dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting penelitian (validitas ekologis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
F. METODE ANALISIS DATA Dalam penelitan kualitatif, analisis data dapat dilakukan dengan content analysis atau menganalisis isi dari data yang telah didapatkan (Audifax, 2008). Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis data di penelitian ini adalah: 1. Organisasi data Dalam mengorganisasi data, peneliti akan membuat verbatim dengan memindahkan data kasar dalam alat perekam kedalam catatan lengkap dari semua kata ataupun kalimat yang ada dalam rekaman. 2. Pengenalan data Peneliti mengenali mana yang data dan mana yang bukan. Pada tahap ini, peneliti memperkirakan kategori-kategori yang mungkin muncul. Pada tahap ini, peneliti membuat coding tanpa merubah esensi kalimat dan melakukan interpretasi. 3. Pemilahan data Peneliti memberi nama pada setiap domain yang ditemukan berdasarkan penguasaan literatur peneliti. 4. Review terhadap pemilahan Peneliti melakukan check dan recheck mengenai logika peneliti dalam mengkategorikan data dengan orang lain yang diaanggap capable atau memiliki kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
5. Merangkai dan membunyikan data Pada tahap ini, peneliti mencoba melihat apa yang telah didapat dan kemudian dijelaskan dengan pembahasan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENGAMBILAN DATA 1. Pelaksanaan Dalam proses pengambilan data, peneliti mendapatkan subjek dengan menyebar informasi pencarian subjek penelitian melalui media internet, yaitu milis dan jejaring sosial dengan dibantu oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Dari banyak orang yang bersedia menjadi subjek, ditemukan 7 yang dapat menjadi subjek penelitian ini. Akan tetapi, hanya ada 4 orang subjek yang paling sesuai dengan kriteria subjek yang dicari oleh peneliti. Kriteria subjek yang dicari oleh peneliti adalah ibu yang bekerja di Jakarta (bukan usaha milik pribadi), memiliki pengalaman berhasil menyusui eksklusif, dan pengalaman tersebut baru berlalu sekitar 3 tahun yang lalu. Subjek yang gugur disebabkan karena tidak dapat dihubungi kembali, ada juga subjek yang setelah diwawancara baru diketahui bahwa dirinya tidak termasuk dalam kriteria ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan ataupun ternyata hambatan dan tekanan yang dihadapinya tidak sesuai dengan yang ingin peneliti lihat sebagai contoh: Ibu terganggu produksi ASI nya dikarenakan hamil lagi. Hal ini lebih disebabkan oleh gangguan hormonal bukan karena stres akibat tekanan pekerjaan ataupun tidak adanya
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
dukungan dari lingkungan kerja atau keluarga, sehingga peneliti merasa tidak dapat memasukkan ibu ini ke dalam subjek penelitian. Setelah melakukan proses pendekatan melalui media e-mail dan handphone peneliti melakukan wawancara langsung dengan para subjek. Berikut adalah daftar pelaksanaan wawancara langsung dengan subjek:
Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek No.
Inisial
Hari, Tanggal/ jam
Tempat
1.
YH
2.
LM
Rabu, 21 Maret 2012 Café di daerah Menteng, Jakarta Pusat. / 12.05 – 12.32 Kamis, 22 Maret Emporium Mall Pluit, Jakarta Barat. 2012 / 13.00-13.28
3.
AO
Jumat, 6 April 2012 / Rumah Subjek di Kalibata, Jakarta 16.15- 16.46 Selatan.
4.
DW
Senin, 9 April 2012 / Kantin Beltway Office Park, Jakarta 11.46-12.15 Selatan.
2. Data Subjek Keempat subjek, merupakan ibu bekerja di Jakarta yang telah berhasil memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Meski demikian, keempat subjek tersebut memiliki usia, jenis pekerjaan, jam kerja, jenis transportasi untuk ke kantor, dan jarak tempuh dari rumah ke kantor dan sebaliknya yang berbeda-beda.
Perbedaan ini dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dampak, tekanan, dan kesulitan yang bervariasi pula pada tiap subjek. Berikut adalah uraian data subjek:
Tabel 4.2 Data Subjek No
Inisial
Usia
Usia saat
Anak
(Tahun)
menyusui
Ke
Pekerjaan
(Tahun) 1.
YH
34
29
Trans-
Jam
Waktu
portasi
kerja
tempuh
± 8 jam
± 20 – 30 menit (pergi) ± 45 menit (pulang)
±9– 10 jam
± 30 – 60 menit
± 9 jam
± 60 menit (pergi) ± 30 menit (pulang)
±9 jam
± 30 menit
pilihan 1
Sekretaris
Mobil
Presiden Direktur 2.
LM
28
26
1
Guru
Mobil
/
Taksi 3.
4.
AO
DW
30
30
30
30
1
2
Data
Metro
management
mini
specialist
Kereta
Business
Motor
/
Assistant
B. ANALISIS HASIL 1. Bentuk Coping Stres Subjek 1 Secara umum subjek 1 menggunakan tiga bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah saja. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
yang digunakan oleh subjek 1 yang diurutkan berdasarkan yang paling sering digunakannnya. a. Problem Focused Coping a.1 Active Coping Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini sering kali digunakan dalam
situasi
harus
segera
mengambil
langkah
untuk
mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Sebagai contoh, ketika sedang berada di kantor demi memenuhi kebutuhan ASI anaknya, subjek harus mau mencuri-curi kesempatan memerah kapan saja dimana saja. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut: “Sometimes, saya harus meresnya di bawah kolong meja. Itu meja gede gitu. Di bawah kolong meja saya narohnya. Saya memerah manual pake tangan. Jadi saya berusaha pake baju yang ada bukaan di depan gitu. Jadi dengan cepat gw mesti meres ASI secepat mungkin gitu. Soalnya begitu dipanggil gw harus segera… Setiap ada kesempatan saya meres ASI. Kerjaan tetep kerjaan.” WS1 B 41- 43; B 75
Bentuk active coping juga digunakan oleh subjek ketika subjek berusaha menghindari konflik keluarga dengan mengatur distribusi ASI nya sendiri. Dengan memberikan ASI eksklusif kepada anaknya, subjek selalu memastikan bahwa anaknya mendapatkan nutrisi yang terbaik. Usaha subjek menghindari konflik keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
demi memberikan yang terbaik untuk anaknya ini terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Hee cool box gitu, whiches muat berapa botol gitu. Udah gua siapin nih satu hari minumnya sekali minum 120 atau sekali minum 200 udah saya siapin botolnya jadi dia tinggal minum doang tinggal panasin aja. Wah kalau harus delivery ASI lagi nanti orang rumahnya pada marah-marah.” WS1 B 102
a.2. Suppression of Competting Bentuk coping stres lain yang juga seringkali digunakan oleh subjek adalah suppression of competing atau berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah dan mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu (Carver, dkk, 1989). Suppression of competing seringkali digunakan subjek dalam situasi penuh tekanan, sehingga ketenangan dan motivasi sangat dibutuhkan untuk dapat memproduksi ASI. Sebagai contoh ketika subjek harus mengejar target untuk menyediakan ASI perah bagi anaknya dengan beban pekerjaan yang cukup berat di kantor dan ketidaktersediaannya fasilitas di kantor subjek. Subjek harus mempertahankan dirinya agar tetap rileks saat memerah ASI agar produksi ASI tidak terganggu. Salah satu cara yang seringkali dilakukan oleh subjek adalah berusaha fokus pada target dan menenangkan diri dengan memerah sambil mendengarkan musik. Seperti dalam kutipan wawancara berikut: “kadang saya eee ini apa ya.. sambil dengerin lagu. Sambil meras ASI sambil dengerin lagu. Kalau saya udah di bawah kolong meja itu dah gak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
bisa ngapa-ngapain pokoknya saya berusaha sebisa mungkin itu dapet berapa.” WS1 B 74
Subjek selalu menanamkan dalam pikirannya bahwa produksi ASI nya selalu cukup dan subjek terus mengkomunikasikannya kepada anak. Hal ini dilakukan subjek untuk tetap fokus dalam berjuang memenuhi kebutuhan ASI anak. Bagi subjek, demi anak ia harus berjuang. Dalam tekanan seperti apapun, subjek menanamkan hal ini dalam dirinya agar ia tetap bisa memproduksi ASI. Bentuk suppression of competing ini terlihat dalam kutipan wawancara berikut: “Even apapun hambatannya saya pikir kalau buat anak ya loe harus berjuang. Gitu…” WS1 B 66
a.3. Planning Planning atau membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan dan memikirkan tindakan (Carver, dkk, 1989) juga merupakan salah satu bentuk coping yang digunakan oleh subjek. Bentuk coping ini biasa dilakukan oleh subjek pada saat subjek harus mempersiapkan diri menghadapi tekanan-tekanan yang akan diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya. Bentuk coping planning yang dilakukan subjek di awal adalah pada saat subjek memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif dan merencanakan memberi ASI meskipun harus tetap bekerja. Subjek memikirkan management ASI perah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
perharinya agar mampu mencukupi kebutuhan anak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “… menurut refrensi yang saya baca, maksudnya susu yang biasa tuh formula itu gak bisa mengcover semua kebutuhan dia. Semua mau kalsium atau protein, apapun itu. Dengan ASI tuh dia bisa nyesuaiin dengan umurnya. Jadi umurnya berapa, berapa persen kalsium yang dibutuhkan tuh dah langsung diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayinya. Dari situ saya tertarik dan berusaha harus fully. Even saya harus ngantor. Trus sebelumnya saya mesti stok ASI berapa liter dah saya hitung-hitung. Pokoknya gitu. Supaya mencukupi karena anaknya minumnya banyak banget. Sehari kalo ditinggal dia waktu tiga bulan pertama bisa 8,5 literan. Berarti saya harus meres sekitar 850 ml setiap hari. Targetnya harus segitu.” WS1 B28-29
2. Bentuk Coping Stres Subjek 2 Secara umum subjek 2 menggunakan enam bentuk coping stres, yang dapat dibagi menjadi 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah dan 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi emotional focused coping atau coping yang berfokus pada emosi. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek 2 yang diurutkan berdasarkan yang paling sering digunakannnya. a. Problem Focused Coping a.1. Active Coping Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki
dampaknya
(Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini sering kali digunakan dalam situasi harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Sebagai contoh , ketika stok ASI beku yang disimpang subjek tidak dapat digunakan karena kandungan enzim lipase-nya tinggi, sehingga berbau zat besi dan anak subjek menolaknya. Subjek harus segera mengambil langkah mengejar stok ASI dengan cara mengejar stok harian. Subjek memerah hari ini untuk diminum keesokan harinya. Seperti terdapat dalam kutipan wawancara berikut: “Cuman eee ternyata pas waktunya saya kerja lagi, anak saya gak mau minum ASI beku saya. Setelah saya cium-cium emang baunya bau zat besi. Setelah saya cari tahu ternyata enzim lipase nya tinggi. Cuman waktu itu kan saya gak tau mesti diapain. Wah itu dah panik. Lumaya stok nya udah ada sekitar 60 an. Tapi anaknya gak mau minum sama sekali kan panik juga. Jadi ya udah… akhirnya dari saya masuk, 3,5 bulan anak saya sampai 2 tahun itu kerja tayang. Jadi saya pompa hari ini ya buat besok. Jadi ASI bekunya gak kepake sama sekali.” WS2 B 37
Selain itu, bentuk active coping juga terlihat dalam usaha subjek mendistibusikan ASI perahannya setiap hari. Subjek memilih untuk membawa langsung ASI perahannya tanpa mengunakan jasa kurir ASI. Seperti terlihat dalam kutipan wawancara berikut: “Oh gak gak… karena kan deket… tempat kerjanya dan yang saya pumping hasilnya cukup. Untuk besok dia minum. Jadi gak gak… ya tinggal dibawa pulang aja. Jadi, saya pumping siangnya, sorenya tinggal saya bawa pulang buat besok anak saya minum.” WS2 B 70
Dengan jarak tempuh yang relatiif dekat dari rumah subjek yang hanya berkisar 30-60 menit waktu tempuh perjalanan, memudahkan subjek juga untuk dapat mengantar sendiri ASI perahnya tanpa khawatir ASI perahnya akan rusak karena terlalu lama di jalan atau anaknya segera membutuhkan ASI perahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
a.2. Suppression of Competting Ketika subjek berada dalam situasi penuh tekanan, sehingga ketenangan
dan
motivasi
sangat
dibutuhkan
untuk
dapat
memproduksi ASI bentuk coping suppression of competing juga digunakan oleh subjek. Suppression of competing adalah coping stres dengan berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah dan mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu (Carver, dkk, 1989). Sebagai contoh ketika subjek sedang berjuang memberi ASI eksklusif kepada anaknya namun subjek harus tetap bekerja dan di sisi lain, ibu mertua subjek yang turut mengasuh anak subjek tidak mendukung usaha pemberian ASI eksklusif subjek. Maka yang dapat dilakukan
subjek
agar
dirinya
dapat
tetap
bertahan
adalah
menanamkan dalam dirinya bahwa ASI adalah investasi masa depan anak.
Hambatan-hambatan
apapun
hanya
sementara.
Subjek
membangkitkan kembali kerelaan hatinya untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya sambil terus berusaha. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “Dan saya pikir dengan ngasih ASI tuh apa yang saya punya bisa saya kasih buat anak saya. Saya mungkin gak bisa kasih… gedenya nanti mungkin saya gak bisa… ya amit-amit sih ya… mungkin saya gak bisa kasih harta yang belebih. Tapi, saya bisa kasih dia satu fondasi yang kuat. Badannya sehat, psikologisnya baik, dia punya ikatan yang kuat dengan saya. Itu aja. Saya pikir kasih ASI nya untuk anak saya. Gitu loh. Saya pikir hambatan-hambatan itu hanya sementara kok. Tapi masa depan anak saya itu kalau gak saya investasi dari sekarang tuh kapan lagi. Gitu. Itu aja sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dasarnya. Saya pikir apa aja sih buat anak, mau kepala di kaki, kaki-nya di kepala, ya mestinya sih bisa lewat. Gitu…” WS2 B 76
a.3. Seeking Social Support for Instrumental Action Bentuk coping lain yang digunakan oleh subjek adalah seeking social support for instrumental action atau upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini digunakan subjek ketika berada dalam situasi ketidaktahuan terhadap suatu masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain. Sebagai contoh ketika anak subjek menolak menyusu langsung dari payudara subjek. Penolakkan dari anak subjek ini tidak diketahui penyebabnya dan terjadi secara tiba-tiba. Hal ini bahkan berakibat pada terlukanya puting payudara subjek akibat ditarik oleh anaknya (nipple pore). Dalam situasi seperti ini, subjek akhirnya memutuskan untuk pergi ke klinik laktasi dan berkonsultasi langsung dengan dokter. Seperti dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut: “Akhirnya saya ke klinik laktasi, eee… di sana dibilang iya.. ini karena di tarik… gitu kan dan mungkin dah kena dot… yaudah akhirnya disitu saya sama suami saya dibilangin sama dokternya “ini jangan dikasih dot lagi ya… dikasih sendok aja, diajarin pelan-pelan bayi pasti bisa asal yang ngasihnya ikhlas bayi pasti mau. Kalau yang ngasihnya gak tenang, pasti bayinya bisa merasa.”’ WS2 B 52
Selain itu, bentuk coping stres ini juga digunakan oleh subjek ketika ia harus mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dan harus mengatasi tekanan-tekanan terutama dari keluarga yang dirasa kurang mendukung usaha subjek memberikan ASI eksklusif. Karena dalam keluarga subjek tidak ada tradisi menyusui eksklusif, maka terpaksa subjek harus mencari dukungan dari cerita orang lain dalam milis. Seperti dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “Karena soal ASI ini susah lah… di lingkungan keluarga baru saya yang full ASI sampai 2 tahun… gitu. Di lingkungan teman-teman juga baru saya. Malah kadang mereka yang banyak tanya sama saya… jadi saya… ya… gue kemana ya… (hehehe) paling di milis baca-baca sharing orang… cuman kalau saya sharing ya bingung juga mau sharing sama siapa.” WS2 B 86
b. Emotional Focused Coping b.1. Positive Reinterpretation and Growth Positive reinterpretation and growth atau memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi (Carver,dkk, 1989) juga merupakan salah satu bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek. Sebagai contoh adalah ketika subjek mengingat kembali perjuangannya memberikan ASI eksklusif untuk anaknya dan bagaimana dukungan dari suami yang dirasa subjek kurang jika dibandingkan oleh ayah ASI lainnya. Seperti dalam kutipan wawancara beikut: “Eee… Jujur masih ada sedikit sreeet… gitu… (hehehe) kalau diinget-inget ya…. Cuma kalau saya pikir, yaudahlah, masih banyak kelebihan suami saya, kalau saya Cuma inget masalah itu terus ya bisa stres nanti saya sampai saya tua nanti kan. Ya semua manusia punya plus minus nya… ya itu Cuma bagian kecil dari minusnya… ya… jujur masih tetep ngerasa gimana… gitu dihati. Kalau nginget. Cuma ya udahlah… ya udah…” WS2 B 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Bentuk coping stres ini digunakan subjek ketika dirinya berada dalam situasi masih tidak dapat menerima keadaaan dengan kesulitankesulitan, tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
b.2. Acceptance Acceptance
atau
menerima
stressor,
dalam
arti
mengakomodasinya, karena mungkin keadaan permasalahan tersebut sulit diubah (Carver, dkk, 1989) juga merupakan bentuk coping yang digunakan subjek ketika berada dalam situasi berusaha berdamai dengan kesulitan-kesulitan, tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya. Sebagai contoh adalah ketika subjek merasa suaminya kurang mendukung dirinya dalam usaha pemberian ASI eksklusif. subjek berusaha mendukung dan menyemangati dirinya sendiri. Meski demikian subjek berusaha menerima suaminya apa adanya dengan tetap bersyukur dengan keberadaan suaminya. Seperti dalam kutipan wawancara berikut: “(hehehe) susah jawabnya… (hehehe) ya saya sih mungkin lebih banyak support diri saya sendiri sih… kalau support dari keluarga sih… dari suami… ya… saya sih bersyukur ada dia… ya kalau saya mau bandingin sama suami orang lain di milis, yang katanya aduh kalau lagi pumping subuh-subuh suaminya mau pijitin punggungnya. Suami saya kok gak ya?(hehehe)… suaminya mau bela-belain ambil ASI-nya… hm… kok suami saya gak ya… (hehehehe…) tapi ya buat saya, ya… dengan dia gak nyediain susu formula di rumah ya itu sudah dukungan lah… dengan dia mau beliin saya cooler bag, mau beliin botol susu kaca itu sudah dukungan. Kalau gak stres sendiri banding-bandingin sama suami orang kan… (hehehe)” WS2 B 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
b.3. Turning to Religion Dalam situasi tertekan dan tidak tahu harus berbagi kepada siapa, subjek menggunakan bentuk coping turning to religion atau kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif (Carver, dkk, 1989). Sebagai contoh adalah ketika subjek merasa tidak dapat berbagi kepada siapapun mengenai masalahnya karena ia merasa semua orang disekitarnya tidak dapat memahami permasalahannya, subjek selalu membawa dalam doa tiap tekanan selama proses menyusui sambil bekerja. Seperti dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut: “Saya gak bisa sharing sama siapa-siapa. Karena… eeee… saya punya group temen deket gitu ya dari SMA. Tapi yang punya anak baru saya. Jadi mau sharing, ya mungkin mereka mau dengerin tapi solusinya kan gak dapet. Saya mau sharing di tempat kerja yang punya anak baru beberapa dan mereka mix sama formula…. Ya saya bingung juga kan mau sharing sama siapa. Mau sharing sama suami ntar malah bikin BT. Ya jadi saya pikir, yaudahlah… gitu. Dibawa doa aja.” WS2 B 85
3. Bentuk Coping Stres Subjek 3. Secara umum subjek 3 menggunakan lima bentuk coping stres, yang dapat dibagi menjadi 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah dan 2 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi emotional focused coping atau coping yang berfokus pada emosi. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek 2 yang diurutkan berdasarkan yang paling sering digunakannnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
a. Problem Focused Coping
a.1. Active Coping Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini sering kali digunakan dalam situasi harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Sebagai contoh, ketika sedang berada di kantor. Demi memenuhi kebutuhan ASI anaknya, subjek harus mengatur waktu istirahat makan siangnya agar dapat digunakan untuk memerah ASI. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut: “Pernah juga itu dulu sebelum hamil kan saya suka makan di luar. Makan di luar kan gak Cuma sekedar makan tapi juga makan waktu kan. hehehe. Akhirnya saya gak udah gak makan di luar. Karena saya sadar diri. Saya kan juga pumping ambil waktu jam kerja. Dah akhirnya gak. Terus… udah itu. Jadi… Tapi pekerjaan saya juga load-nya tinggi. Kalau misalnya lagi program banyak buat pelanggan, review nya kan ada di saya. Seminggu kan bisa ada 3 program jalan. Otomatis kan saya bikin 3 program review. Pernah waktu itu saya sampai 2 hari gak mompa sama sekali..” WS3 B 43
Active coping juga dilakukan oleh subjek saat berusaha mengkomunikasikan waktu memerah ASI-nya kepada atasan agar mendapat dukungan dan lebih leluasa untuk memompa ASI. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Kemudian bos saya juga bilang waktu saya masuk “ee mas, saya mau… eee ini saya kan ASI, saya butuh waktu buat mompa. 2 kali. Tapi saya mau coba 3 kali. Tapi kalau bisa saya coba 2 kali.” Terus dia nanya “emang sekali pompa butuh waktu berapa lama?” jadi dia nanya… dia sudah beristri, tapi dia belum punya anak. Jadi dia nanya “emang sekali pompa butuh waktu berapa lama.” “gak tau sih mas, saya belum pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
coba di kantor. Saya pernah coba di rumah…” “ya udah gak pa-pa. ini aja. Take your time.” WS3 B 51
a.2. Seeking Social Support for Instrumental Action Bentuk coping lain yang juga sering digunakan oleh subjek adalah seeking social support for instrumental action atau upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini digunakan subjek ketika berada dalam situasi ketidaktahuan terhadap suatu masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain. Sebagai contoh ketika subjek yang merasa tidak tahu apa-apa mengenai ASI eksklusif membutuhkan banyak informasi mengenai pemberian ASI eksklusif sambil bekerja, subjek bertanya kepada senior dan kakak-kakak sepupunya yang sudah lebih berpengalaman, seperti dalam kutipan wawancara berikut: “Trus abis itu akhirnya saya cari-cari tahu dari internet lah, googling segala macem, segala website saya buka, blog-blog saya buka. Tanya-tanya senior-senior, kakak-kakak sepupu yang pernah ASI eksklusif. Udah akhirnya mulai persiapan. Nyari botol-botol, trus ini, persiapan mental, apa segala macem. Kebetulan temen-temen juga ini “kamu mau ASI ken?” “iya…” yaudah akhirnya dikadoin juga pompa itu. Yaudah. Ya trus, waktu itu….” WS3 B 23
Subjek cukup sering melakukan bentuk coping ini. Bahkan ketika produksi ASI nya menurun, subjek berkonsultasi dengan teman-teman yang disebutnya geng mama perah. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan wawancara berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
“Jadi pas yang 2 hari saya pekerjaan banyak jadi lewat waktu mompa siang gak mompa sore gak mompa. Itu akhirnya karena gak ngeluarin kan sakit. Eee… 2 hari setelah itu atau 3 hari setelah itu, produksi ASI ngedrop. Saya biasa pulang bawa 3 atau 4 botol, itu Cuma bawa 2 botol. Jadi nge-drop sekitar 30 persen kali ya. Jadi ngobrol sama genk mama perah di kantor. “Udah gak pa-pa pompa terus. Emang harus segera di kosongin” akhirnya saya sakit. Saya pikir ngedrop itu juga gak semata-mata karena ini gak dikeluarkan. Tapi karena saya juga mengkonsumsi antibiotik itu kan. ada yang bilang konsumsi antibiotik emang bikin seret.” WS3 B 65
a.3. Planning Planning atau membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan dan memikirkan tindakan (Carver, dkk, 1989) juga merupakan salah satu bentuk coping yang digunakan oleh subjek. Bentuk coping ini biasa dilakukan oleh subjek pada saat subjek harus mempersiapkan
diri
menghadapi
tekanan-tekanan
yang
akan
diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya. Bentuk coping planning yang dilakukan subjek adalah pada saat subjek memikirkan management ASI perah perharinya agar mampu mencukupi kebutuhan anak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “Satu bulan masuk kantor ya… saya dapet sekitar 50 an. Dan konsisten. Udahlah target saya segitu. Tinggal verse in verse out aja konsisten segitu…” WS3 B29
b. Emotional Focused Coping b.1. Turning to Religion Dalam situasi tertekan dan tidak tahu harus berbagi kepada siapa agar dapat tetap fokus memberi ASI eksklusif kepada anaknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
subjek menggunakan bentuk coping turning to religion atau kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif (Carver, dkk, 1989). Seperti dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut: “…Udahlah kerja itu ibadah, ngurusin suami sama anak-anak juga ibadah. Kalau saya bisa jalanin dua-duanya ya udah… Trus saya pikir gak ada lah yang bisa nyamain ciptaan Tuhan. Ya itu kenapa saya masih mau tetep itu karena saya mau yang terbaik untuk anak saya…” WS3 B 69
b.2. Seeking Social Support for Emotional Reason. Bentuk coping stres lain yang juga digunakan oleh subjek adalah seeking social support for emotional reason atau mencari dukungan sosial untuk membantu emosi kita. Misalnya mencari rasa simpati, pengertian, dan dukungan moral (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping coping ini dilakukan subjek ketika produksi ASI nya dirasa menurun
dan
membuatnya
tertekan.
Situasi
menekan
yang
membuatnya harus menghibur dirinya sendiri dan menaikkan lagi semangatnya agar dapat kembali fokus membuat bentuk coping ini digunakan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut. “Ya udah hari pertama masih kurang. Udah trus, udah akhirnya ngobrol-ngobrol di BBM apa sama-sama ibu-ibu mama perah juga “udah jangan stres… kalau stres nanti ini. Udah jangan dipikirin… kangen anak… udah pasang foto aja, pasang foto.” Jadi di ruang pumping itu dipasang foto bayi-bayi nya ibu itu buat penyemangat. “ayo semangat-semangat.” Gitu kan. kadang-kadangkan jadwalnya suka beda-bedakan… yaudah itu pompa, sore pompa.” WS3 B 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
4. Bentuk Coping Stres Subjek 4. Secara umum subjek 4 menggunakan lima bentuk coping stres, yang dapat dibagi menjadi 3 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah dan 2 bentuk coping stres berdasarkan klasifikasi strategi emotional focused coping atau coping yang berfokus pada emosi. Berikut adalah gambaran bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek 2 yang diurutkan berdasarkan yang paling sering digunakannnya. a. Problem Focused Coping a.1. Active Coping Bentuk coping stres yang sering subjek gunakan adalah active coping atau pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan dan memperbaiki dampaknya (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini sering kali digunakan dalam situasi harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Sebagai contoh, karena di kantor subjek tidak terdapat fasilitas ruang menyusui, maka subjek harus kreatif menemukan tempat untuk dirinya dapat memerah ASI. Subjek memanfaatkan ruang kesehatan di kantornya untuk dapat memerah ASI. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut: “Kalau di kantor kami gak ada ya. Jadi dia hanya kayak, bukan UGD. Hm… hm… medical room lah ya. Di situ medical room memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
tertutup semuanya, eee… tertutup. Gak ada jendela. Jadi bener-bener kayak gudang. Tapi ada tempat tidurnya. Buat kita istirahat. Di situ kita biasa pumpingnya.” WS4 B 40
Selain itu active coping juga dilakukan oleh subjek dalam rangka memerah dimana saja kapan saja. Subjek harus pandai memanfaatkan kesempatan yang ada. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Oh iya waktu itu mungkin ke Bandung kali ya. Kan itu traveling jarak jauh. Di tol itu saya pumping tetep. Jadi gimana caranya. Di mobil tuh saya pakai sarung gitu. Sampai si supirnya bilang “ibu kalau kedinginan dimatiin aja AC nya” hehehe “oh gak pak. Gak pa-pa…” hehehe. Itu jadi… hm… ada sih saat-saat dimana susah kita mau pumping…” WS4 B 58
a.2. Planning Planning atau membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan dan memikirkan tindakan (Carver, dkk, 1989) juga merupakan salah satu bentuk coping yang digunakan oleh subjek. Bentuk coping ini biasa dilakukan oleh subjek pada saat subjek harus mempersiapkan diri menghadapi tekanan-tekanan yang akan diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya. Bentuk coping planning yang dilakukan subjek adalah pada saat subjek membuat target dan perencanaan harian agar ASI perah selalu tercukupi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “Jadi kalau itu biasanya saya kasih batasan waktu. Kalau udah setengah jam. Pernah waktu itu sampai satu jam atau 2 jam dari jadwal seharunya. Misalnya dari jam 10 jadi jam 11 atau setengah 12. Itu ya… pernah juga. Karena harus mengerjakan sesuatu ya… entah itu meeting atau apa. Tapi ya kalau satu jam saya biasa dapat 100, yang tadinya saya mundur satu setengah jam itu bisa dapet 150. Jadi emang ketutuplah istilahnya. Jadi kalau bawa pulang itu emang targetnya kalau 300ml ketutuplah. Bisa 350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
atau 300. Jadi meskipun dua… tapi ada juga yang 200 ya itu tergantung suasana hati.” WS4 B54
a.3. Suppression of Competting Bentuk coping suppression of competing juga digunakan oleh subjek. Suppression of competing
adalah coping stres dengan
berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah dan mengesampingkan hal-hal yang dianggap tidak perlu (Carver, dkk, 1989). Coping ini digunakan subjek ketika berada dalam situasi penuh tekanan, sehingga ketenangan dan motivasi
sangat
dibutuhkan untuk dapat memproduksi ASI Sebagai contoh ketika subjek mulai tergoda untuk tidak memerah ASI, subjek selalu mengingat rasanya sakit jika ASI tidak dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut: “…Ada sih bisikkan-bisikkan, udahlah gak usah. Masih ada stock
di rumah. Tapi ya itu inget lagi saya pernah sakit. Apa ya… pokoknya gak bisa pegang anak. Dan akhirnya ASIP keluar semua kan. saya langsung mikir ke situ. kalau saya sakit dan di pompa pun gak keluar ntar bagaimana. Akhirnya saya bersemangat lagi untuk pumping.” WS4 B 58
b. Emotional Focused Coping b.1. Seeking Social Support for Instrumental Action Bentuk coping lain yang juga digunakan oleh subjek adalah seeking social support for instrumental action atau upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasehat, dan informasi (Carver, dkk, 1989). Bentuk coping stres ini digunakan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
ketika berada dalam situasi ketidaktahuan terhadap suatu masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain atau sekedar mencari inspirasi untuk menguatkan dirinya. Sebagai contoh ketika subjek merasa tidak bersemangat dan membutuhkan dukungan atau inspirasi untuk mengatasai masalahnya, seperti dalam kutipan wawancara berikut: “Yang biasa saya lakukan… hm… baca milis. Jadi, di milis tuh memang bener-bener kasih inspirasi. Trus kemudian, ketika ada kasus dia lagi sedikit pumpingnya, lagi males, lagi galau lah apa lah… ya itu ada lagi yang menguatkan. Mungkin di satu sisi saya lagi males, lagi capek, lagi… saya coba buka milis itu aja.” WS4 B 66
b.2. Positive Reinterpretation and Growth Positive reinterpretation and growth atau memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi (Carver,dkk, 1989) juga merupakan salah satu bentuk coping stres yang digunakan oleh subjek. Sebagai contoh adalah ketika subjek sedang merasa tidak bersemangat untuk memerah ASI dengan berbagai tekanan dari lingkungan baik pekerjaan yang menumpuk dan lain sebagainya. Subjek membuka video atau foto anak sebagai bahan perenungan. Seperti dalam kutipan wawancara beikut: “Ya… gak juga sih? Hehehe. Kadang saya buka video atau foto anakanak trus, ya juga ya. Kenapa mesti gak pumping. Gitu misalkan. Hehehe akhirnya balik lagi, pumping lagi” WS4 B 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
5. Kesimpulan Umum Dari keempat subjek ibu bekerja di Jakarta yang telah berhasil menyusui eksklusif, terdapat 8 dari 13 bentuk coping stres berdasarkan 2 klasifikasi strategi coping yang telah diungkapkan oleh Carver, dkk (1989) yang muncul sebagai usaha untuk menghadapi stressor. Di antaranya terdapat 4 bentuk problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah dan 4 bentuk emotional focused coping atau coping yang berfokus pada emosi. Berikut adalah gambaran coping stres yang digunakan oleh ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta:
Tabel 4.3 Gambaran Coping Stres Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta Strategi Coping Stres
Problem Focused Coping (Coping yang Berfokus pada Masalah)
Bentuk Coping Stres a. Active Coping Pengambilan langkah aktif untuk menghilangkan tekanan, menghindari tekanan, dan memperbaiki dampaknya. b. Planning Membuat rencana bagaimana mengatasi tekanan dan memikirkan tindakan.
Situasi
Harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya. Subjek harus mempersiapkan diri menghadapi tekanantekanan yang akan diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya.
Uraian Subjek 1
Subjek 2
Memanfaatkan kesempatan memerah kapan saja di mana saja.
Mengejar stok harian karena ASI beku tidak bisa dipakai.
Subjek 3
Subjek 4
Mengatur waktu seefektif mungkin untuk memerah ASI
Memanfaatkan kesempatan memerah ASI di mana saja kapan saja.
WS1 B4143; B 75
WS3 B43
WS4 B40
Memikirkan management ASI perah harian demi mencukupi kebutuhan ASI anak.
Merencanakan management ASI perahnya setelah mampu konsisten dengan target harian.
Membuat perencanaan harian target ASI perah demi memenuhi kebutuhan ASI anak.
WS1 29
B28-
WS2 B37
WS3 B29
WS4 B54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
c. Suppression of Competting Berkonsentrasi penuh pada usaha yang lebih mendekati pemecahan masalah dan mengesampi ngkan halhal yang dianggap tidak perlu. d. Seeking Social Support for Instrumenta l Action Upaya mencari dukungan sosial (dari orang lain), berupa bimbingan, nasihat, dan informasi.
Emotional Focused Coping (Coping yang Berfokus pada Emosi)
e. Positive Reinterpret ation and Growth Memandang ulang masalah secara positif dan mencari manfaat positif dari masalah yang dihadapi.
Subjek merasa penuh tekanan, sehingga ketenangan dan motivasi sangat dibutuhkan agar dapat memproduksi ASI.
Ketidaktahuan subjek terhadap masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain, Subjek kesulitan menerima keadaaan dengan berbagai tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
Bentuk usaha yang dilakukan untuk penyediaan ASI dengan tetap fokus pada target dan menenangkan diri. WS1 B74
Fokus pada pemberian ASI dengan berpegang dengan pandangan bahwa ASI adalah investasi masa depan anak, hambatan apapun hanya sementara. WS2 B76 Membaca sharing orang lain di milis untuk mengatasi tekanan yang dirasa. WS2 B86
Mengingat rasanya sakit karena ASI tidak dikeluarkan saat tergoda untuk tidak memerah ASI. WS4 B58
Mencari informasi mengenai ASI eksklusif dari media internet dan bertanya kepada senior dan kakakkakak sepupunya yang sudah lebih berpengalman.
Membaca milis untuk menguatkan dan media inspirasi di saat merasa tertekan. WS4 B66
WS3 B23
Berusaha berpikir kalau kelebihan suami subjek masih banyak dan segala sesuatu ada kekurang-an dan kelebihannya. WS2 B98
Membuka video atau foto anak sebagai bahan perenungan. WS4 B68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
f. Acceptance Menerima stressor, dalam arti mengakomodasinya, karena mungkin keadaan permasalahan tersebut sulit diubah.
Berusaha berdamai dengan kesulitankesulitan, tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
g. Turning to Religion Kembali pada ajaran agama untuk mendapatkan kekuatan dan pikiran positif.
Tertekan dan tidak tahu harus berbagi kepada siapa.
Subjek bersyukur dengan keberadaan suami meskipun dukungan suami bukan seperti yang diharapkann ya, WS2 B82 Subjek merasa tidak memiliki tempat berbagi perasaan yang tepat. Sehingga selalu membawa dalam doa tiap tekanan selama proses menyusui sambil bekerja.
Subjek berpikir bahwa mengurus anak dan suami merupakan ibadah. WS3 B 69
WS2 B85 h. Seeking Social Support for Emotional Reason Mencari dukungan sosial untuk membantu emosi kita. Misalnya mencari rasa simpati, pengertian, dan dukungan moral.
Situasi menekan yang membuat subjek harus menghibur dirinya sendiri dan menaikkan lagi semangatnya agar dapat kembali fokus.
Berbagi dengan ibuibu lainnya dalam geng mama perah dan saling menyemangati untuk mengatasi tekanan saat harus memerah ASI. WS3 B42
C. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, dihasilkan tema-tema yang menggambarkan bentuk coping stres ibu menyusui eksklusif yang bekerja di Jakarta. Keempat subjek melakukan bentuk coping stres yang berbeda-beda meskipun ada juga beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
bentuk coping
yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti
lingkungan, dukungan, tekanan, serta sumber daya yang dimiliki oleh masingmasing subjek. Seperti yang dikatakan Lazarus (dalam Nairne, 2003) Individu merasa stres tergantung bagaimana ia menginterpretasi suatu situasi yang dihadapinya. Stres merupakan hal yang bersifat subjektif atau tergantung pada cara individu memahami dan memandangnya serta sumber daya yang dimiliki individu, sehingga tekanan yang dapat mempengaruhi para subjek hingga merasa stres pun berbeda-beda. Hubungan stres dengan terganggunya praktek pemberian ASI eksklusif dirasakan oleh keempat subjek. Keempat subjek mengaku harus menjaga dirinya tetap dalam kondisi tenang dan nyaman agar produksi ASI nya tidak terhambat. Hal ini dapat terjadi karena stres dapat menghambat refleks hormon oksitosin. Hormon oksitosin berperan pada refleks pengeluaran ASI (let down reflex). Pelepasan oksitosin dihambat oleh katekolamin yang diproduksi jika ibu stres. Jika hormon oksitosin terhambat maka ASI yang keluar pun ikut terhambat. Kondisi seperti ini jika terus berlangsung, dapat menghambat pengosongan payudara, sehingga lama kelamaan produksi ASI pun akan berkurang dan semakin lama, bisa menghentikan ASI. Pengosongan payudara merupakan perangsangan diproduksinya ASI kembali. Maka, jika ASI semakin sering dikeluarkan atau payudara semakin sering dikosongkan, ASI akan terus diproduksi dan begitu pula sebaliknya (Lawrence, 2005). Coping stres yang tepat, dapat membantu ibu untuk tetap dapat memberikan ASI dengan lancar dan baik kepada bayinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Dalam konteks terhadap stres, coping menggambarkan cara individu berinteraksi dengan stressor. Folkman, dkk (dalam Lyons & Chamberlain, 2006) mendefinisikan coping stres sebagai upaya yang melibatkan kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal dari situasi yang melelahkan atau melebihi sumber daya orang tersebut. Lazarus dan Folkman (dalam Lyons & Chamberlain, 2006) membagi dua cara strategi coping, yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotional focused coping). Dalam coping yang berfokus pada masalah seseorang biasanya berusaha untuk menekan atau mengurangi kondisi yang menyebabkan terjadinya masalah dan meningkatkan
sumber
dayanya
untuk
menyelesaikan
permasalahan.
Sedangkan, dalam coping yang berfokus pada emosi, seseorang biasanya menghindari suatu hal yang menyebabkan masalah dalam dirinya, sehingga ia tidak menyelesaikan masalah melainkan hanya menghindari masalah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan Siregar (2004) mengenai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, faktor-faktor tersebut juga turut serta menjadi masalah yang dialami secara nyata oleh keempat subjek. Seperti yang dialami oleh subjek pertama dan kedua, keduanya mengaku tidak ada tradisi menyusui dalam keluarganya. Hal ini jika dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2004), bisa jadi terjadi akibat hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah adanya perubahan struktur masyarkat dan keluarga. Keluarga pindah ke kota, sehingga tradisi tidak lagi diturunkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Keempat subjek juga merupakan ibu bekerja, sehingga sering keluar rumah. Meskipun demikian, keempat ibu ini seringkali tidak terdapat fasilitas yang baik dan regulasi yang jelas mengenai peraturan menyusui eksklusif dari perusahaan tempat para subjek bekerja, sehingga subjek seringkali merasa terhambat dan repot dalam memberikan ASI sambil bekerja. Hal ini terlihat ironis mengingat sudah adanya peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012. Tentang pemberian ASI eksklusif yang secara jelas juga sebenarnya telah melindungi hak ibu bekerja untuk menyusui yang dapat dilihat pada pasal 30, 34, dan 35. Akan tetapi, ternyata praktek di lapangan tidak sesuai. Masih banyak perusahaan yang tidak menaati peraturan pemerintah tersebut. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik, dan mengikuti perkembangan jaman juga dirasakan oleh ibu subjek pertama dan ibu mertua subjek kedua. Hal ini, menjadi tekanan sendiri bagi para subjek didukung dengan banyaknya iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi. Pengaruh melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin dirasakan oleh hampir keempat subjek, hanya saja dengan pengalaman yang berbeda-beda. Pada subjek pertama, pihak rumah sakit seolah tidak mendukung keputusan subjek memberi ASI eksklusif. Lain hal nya dengan yang dialami oleh subjek ketiga mendapat dukungan penuh dalam usaha memberikan ASI eksklusif oleh pihak rumah sakit. Pada subjek keempat, tidak begitu terlihat apakah rumah sakit mendukung secara penuh usaha pemberian ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan proses IMD (Inisasi Menyusui Dini) tidak dilakukan oleh pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
rumah sakit dengan alasan proses melahirkan ceasar. Meski demikian, rumah sakit memberikan kesempatan bayi dan ibu dirawat dalam satu ruangan. Keempat subjek tersebut membuktikan dengan melakukan coping stres yang tepat, subjek dapat mengatasi segala hambatan yang dihadapinya. Dengan berbagi latar belakang, motivasi, fasilitas yang dimiliki, serta hambatan yang berbeda keempat subjek menunjukkan bahwa dirinya mampu mencapai keberhasilan memerankan peran sebagai ibu bekerja yang juga memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Oleh karena itu, memahami coping stres menjadi penting agar seseorang belajar dari pengalaman untuk mengatasi kesulitannya ataupun sekedar membantu mereka bertahan dalam kesulitan (Wade & Tavris, 2009). Dalam penelitian ini, diperoleh juga data mengenai motivasi ibu untuk menyusui eksklusif meskipun ia harus menyusui sambil bekerja. Ditemukan bahwa semakin kuat motivasi menyusuinya membuat ibu berusaha melakukan segala bentuk coping stres untuk mengatasi hambatan yang dimilikinya. Seringkali, meskipun motivasinya kuat, ibu bekerja yang menyusui juga terhambat dalam mengatasi stres-nya seperti yang dialami oleh subjek 2 yang tetap ingin memberikan ASI eksklusif di tengah stres menyusuinya. Namun, ia bingung sekali bagaimana cara mengatasi stresnya dan kepada siapa ia dapat berbagi. Dalam situasi ini, dukungan dari petugas kesehatan dan konselor ASI dirasa perlu untuk memberikan masukkan yang tidak hanya sebatas pengarahan tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif dan bagaimana memerah ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
yang baik. Namun, juga cara-cara mengatasi stres atau tekanan menyusui pada ibu bekerja yang berusaha memberikan ASI eksklusif. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, belum adanya fasilitas yang baik dan regulasi yang jelas mengenai peraturan menyusui eksklusif dari perusahaan tempat para subjek bekerja meskipun sudah adanya peraturan pemerintah yang secara resmi mengatur hal tersebut sesungguhnya tidak hanya menghambat ibu menyusui eksklusif yang bekerja dan menjadikannya mengalami stres menyusui, namun juga dapat merugikan perusahaan. Seperti yang dikatakan Cohen (1980, dalam Riggio, 2003) bahwa ketika stres yang dialami terasa terlalu berat, maka performansi kerja ibu-ibu tersebut akan menurun atau rendah. Maka, penting bagi tempat bekerja atau perusahaan untuk memfasilitasi ibu menyusui dan memberikan regulasi yang jelas bagi ibu menyusui agar stres menyusui pada ibu bekerja menjadi berkurang dan performansi kerja ibu menyusui dapat tetap stabil. Dinamika stres menyusui yang dialami oleh keempat subjek ibu bekerja di Jakarta, bentuk hambatan dan tekanan yang dialami subjek, motivasi subjek untuk terus menyusui, dampak dari stres yang dialami, dan cara mengatasi atau coping stres yang subjek lakukan akan digambarkan dalam skema berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Ibu Menyusui Eksklusif yang bekerja di Jakarta
Hambatan & Tekanan: Beban pekerjaan Tidak adanya tradisi menyusui eksklusif dalam keluarga. Tidak adanya dukungan dari keluarga (Ibu, Ayah, Mertua, atau Suami). Tidak adanya fasilitas pendukung seperti ruang menyusui di tempat bekerja. Tidak adanya kebijakan khusus terkait menyusui di tempat bekerja. (Waktu memerah, dll). Jarak tempuh (rumah-kantorrumah) Kurangnya pengetahuan mengenai ASI
Motivasi Menyusui Eksklusif: Keinginan menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Naluri keibuan (Naluri untuk menyusui). Kepercayaan bahwa anak ASI memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Ajaran agama yang diyakini subjek: mengurus anak dan suami adalah ibadah. Pandangan bahwa tidak ada yang dapat menyamai ciptaan Tuhan. Pandangan bahwa ASI lebih baik dari pada susu formula. Rasa tidak ingin mengulangi kegagalan memberi ASI eksklusif seperti yang dialaminya pada anak pertama.
Stres Menyusui
Dampak Stres: Produksi ASI terganggu. Merasa sedih. Merasa tidak tenang (gelisah). Merasa berjuang sendiri.
Coping Stres Problem Focused Coping - Active Coping Harus segera mengambil langkah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan ASI anaknya.
-
Planning Subjek harus mempersiapkan diri menghadapi tekanan-tekanan yang akan
-
Suppression of Competting Subjek merasa penuh tekanan, sehingga ketenangan dan
-
Seeking Social Support for Instrumental Action Ketidaktahuan subjek terhadap
diterimanya saat akan memenuhi kebutuhan ASI anaknya. motivasi sangat dibutuhkan agar dapat memproduksi ASI.
masalah yang dihadapinya dan informasi yang dimilikinya dirasa tidak cukup, sehingga subjek merasa membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain,
Emotional Focused Coping - Possitive Reinterpretation and Growth Subjek kesulitan menerima keadaaan dengan berbagai tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya.
-
-
Acceptance Berusaha berdamai dengan kesulitan-kesulitan, tekanan, dan kurangnya dukungan yang dirasa olehnya. Turning to Religion Tertekan dan tidak tahu harus berbagi kepada siapa. Seeking Social Support for Emotional Reason Situasi menekan yang membuat subjek harus menghibur dirinya sendiri dan menaikkan lagi semangat-nya agar dapat kembali fokus.
Gambar 4.1 Skema Dinamika Stres Keempat Subjek Ibu Menyusui Eksklusif yang Bekerja di Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Dari penelitian ini, dapat disimpulkan ibu bekerja yang memutuskan untuk memberi ASI eksklusif di Jakarta tidaklah mudah. Tekanan-tekanan pekerjaan yang luar biasa, tidak adanya regulasi yang jelas mengenai ibu menyusui dari perusahaan, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar terutama keluarga, kurangnya pengetahuan mengenai menyusui, hilangnya tradisi menyusui dalam keluarga, dll menjadi stressor tersendiri bagi ibu-ibu bekerja yang memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif bagi anak mereka. Meskipun demikian motivasi dari dalam diri ibu menyusui dapat membuat mereka tetap bertahan menghadapi segala tekanan. Dampak dari stres seperti terganggunya produksi ASI, perasaan sedih, perasaan tidak tenang (gelisah), dan perasaan berjuang sendiri dapat menggagalkan proses pemberian ASI eksklusif. Meskipun demikian, ibu menyusui yang bekerja di Jakarta ini mampu memunculkan 8 bentuk coping stres berdasarkan 2 klasifikasi strategi coping yang telah diungkapkan oleh Carver, dkk (1989) yang muncul sebagai usaha untuk menghadapi stressor. Bentuk coping stres itu di antaranya adalah 4 bentuk problem focused coping atau coping yang berfokus pada masalah seperti, active coping, planning, suppression of competing , dan seeking social support for instrumental action serta 4 bentuk emotional focused coping atau coping yang berfokus pada 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
emosi seperti, bentuk coping positive reinterpretation and growth, acceptance, turning to religion, dan seeking social support for emotional reason.
B. SARAN a.
Bagi pemerintah pusat dan daerah : Penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
dasar
memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui yang bekerja agar hak ibu dan hak bayi dapat terpenuhi dengan melihat kesulitan ibu bekerja melakukan coping agar dapat memperjuangkan ASI bagi anaknya. b.
Bagi pihak perusahaan : Ada baiknya jika penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan regulasi yang jelas bagi karyawan yang menyusui eksklusif agar mereka menjadi lebih tenang baik dalam bekerja maupun dalam memenuhi kebutuhan ASI anaknya.
c.
Bagi peneliti selanjutnya : Penelitian ini hanya meneliti gambaran coping stres pada ibu menyusui dengan kriteria ibu dengan status ekonomi menengah ke atas untuk menghindari alasan pemberian ASI bukan karena kesadaran akan pentingnya ASI. Maka, ada baiknya apabila dilakukan penelitian yang lebih lanjut bagi seorang ibu bekerja yang memutuskan memberi ASI eksklusif dengan status ekonomi menengah ke bawah. Peneliti menduga dengan jabatan yang lebih rendah maka, gambaran coping stres ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
menyusui
yang dihasilkan
dapat
berbeda dikarenakan
terbatasnya waktu dan tempat memompa ASI.
semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Association of Registered Nurses of Newfoundland and Labrador, et al. (2006). Breastfeeding- A Public Helath Priority: Joint Position Paper. Diunduh 6 Maret 2012, http://www.cpha.ca/uploads/provinces/nlbreastfeedingpaper.pdf Audifax (2008). Re-search: Pengantar untuk “Mencari-Ulang” Metode Penelitian dalam Psikologi. Yogyakarta: Jalasutra Carver, C.S, et al. (1989). Assessing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach, Journal of Personality and Social Psychology, Volume 56, Nomor 2. 1989 (hlm 267-283) Cooper, C.L, et al. (2001). Organizational Stress: A Review and Critique of Theory Research, and Applications. California: Sage Publication, Inc Hegar, B. (2010). Nilai Menyusui, dalam Suradi,dkk (Penyunting). Indonesia Menyusui (hlm. 1-12). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia http://www.datastatistikindonesia.com/component/option,com_tabel/kat,1/task,me nu/Itemssid,959/ diakses tanggal 22 November 2011, 9:18WIB http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf diakses tanggal 4 April 2012, 13.15 WIB Judarwanto, W. (2009). Permasalahan alergi susu, Children allergy clinic, diakses tanggal 10 Desember 2011, http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/01/23/artikel-untukprofessional/ Landy, F.J. & Conte, J.M. (2004). Work In The 21st Century: An Introduction to Industrial & Organizational Psychology. New York: McGraw Hill Company. Lawrence RA, Lawrence RM. (2005). Breasfeeding. A guide for the medical profession (Edisi ke-6), Philadelphia: Mosby Lyons, A.C, Chamberlain K. (2006). Health Psychology: a Critical Introduction, New York: Cambridge University Press Marnoto, B.W. (2010). Pemberian Susu Formula pada Bayi Baru Lahir, dalam Suradi,dkk (Penyunting). Indonesia Menyusui (hlm. 179-188). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Meutia, Y.R. (2008). Enterobacter sakazakii Isolat Asal Susu Formula dan Makanan Bayi: Karakterisasi Gen 16S rRNA dan Perilaku Bakteri Pasca Rekonstitusi, Institut Pertanian Bogor, diakses tanggal 10 Desember 2011, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11688 Nairne, J.S. (2003). Psychology The Adaptive Mind (3rd ed), Amerika Serikat: Thomson Wadsworth Newman J, Pitman T. (2000). The ultimate breasfeeding book of answer, Toronto: Harper Collins Publisher Ogden, J. (2007). Health Psychology a Textbook, 4th ed, New York: McGraw Hill, Open University Press Pramudiarja, Uyung. A.N. (2011). Daftar RS Sayang Ibu dan Bayi Terbaik 2011 di 26 Provinsi. detikHealth, diakses tanggal 2 Maret 2012, http://health.detik.com/read/2011/12/22/070723/1797107/1299/daftarrs-sayang-ibu-dan-bayi-terbaik-2011-di-26-provinsi Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia. Rejeki, S. (2008). Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah, Media Ners, Volume 2, Nomor 1, Mei 2008 (hlm 1 – 44) Rigio, Ronald. E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. New Jersey: Pearson Education, Inc. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta: Trubus Agriwidya -----------, (2008). Inisiasi Menyusui Dini, Jakarta: Pustaka Bunda -----------, (2009). Panduan Praktis Menyusui, Jakarta: Pustaka Bunda Sarafino, Edward .P. (2006). Health Psychology. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc Siregar, Mohamad .A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Universitas Sumatera Utara, diakses tanggal 06 September 2011, library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin4.pdf Smith, J. (2008). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods, (ed) (terj) Qudsy, S. Z. 2009 (Penyunting) Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tasya, A (2011). Hak Ibu Menyusui Indonesia, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, diakses tanggal 5 Maret 2012, http://aimi-asi.org/2011/08/hak-ibumenyusui-di-indonesia Trihono, P.P, dkk (Penyunting). (2011). Menyusui itu Mudah, Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Wade, C & Tavris, C. (2009). Psikologi Jilid 2 edisi 9. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara : Data Umum / Demografi 1) Berapakah usia anda saat ini? :
2) Berapakah usia anda saat memiliki anak? 3) Berapakah usia anak anda saat ini? 4) Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu? 5) Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini? 6) Dimanakah anda tinggal pada saat itu? 7) Berapa jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja anda? 8) Bagaimanakah anda dapat sampai ke tempat kerja dan sebaliknya dari tempa kerja ke rumah? (Dengan menggunakan kendaraan apa?) 9) Kira-kira berapa jam kerja anda setiap harinya?
Pengalaman Sambil Bekerja Stres
Menyusui 10) Bagaimana
pengalaman
anda
menyusui
eksklusif sambil bekerja? 11) Apa saja hambatan yang anda temui ketika memutuskan menyusui sambil bekerja?
Motivasi
12) Mengapa anda tetap memberi ASI eksklusif pada anak anda meskipun banyak hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
yang anda temui? Coping Stres
13) Bagaimana cara anda mengatasi tekanantekanan
tersebut
sehingga
memberikan ASI eksklusif?
tetap
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran 2. Indikator Kriteria Subjek : No. 1.
Kriteria
Indikator
Subjek bekerja di luar rumah, bukan Jenis usaha milik sendiri.
pekerjaan
dan
tempat
bekerja. Contoh pertanyaan: -
Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu?
2.
Sudah memiliki pengalaman berhasil Usia anak saat ini, urutan anak. menyusui eksklusif sambil bekerja.
Contoh pertanyaan: -
Berapakah usia anak anda saat ini
-
Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini?
3.
Pengalaman tersebut baru berlalu Jumlah anak, usia anak saat ini, sekitar 3 tahun yang lalu.
urutan anak. Contoh pertanyaan: -
Berapakah usia anak anda saat ini
-
Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
4.
Ibu bekerja dari kalangan menengah Jenis pekerjaan, tempat tinggal, ke atas.
dan transportasi pilihan. Contoh pertanyaan: -
Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu?
-
Dimanakah anda tinggal pada saat itu?
-
Bagaimanakah anda dapat sampai ke tempat kerja dan sebaliknya dari tempa kerja ke rumah? (Dengan menggunakan apa?)
kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran 3. Data Verbatim Wawancara Subjek 1 Subjek 1 (34 Th) 21 Maret 2012 No.
Refleksi
Cuplikan Transkrip
Analisis awal (Padatan Faktual)
1.
Ok halo mbak Wenta… (hehehe)
2.
Ya, halo juga
3.
Aku ijin ngerekam dulu ya mbak? Buat ini aja sih, supaya saling tahu kalau direkam… (hehehe) kayak gitu. Ini aku mau tahu biodata mbak Wenta bisa sambil cerita misalnya, umurnya, dulu kuliah dimana?, udah gitu… kerja dimana…
4.
Biodata? Saya sekarang umurnya berarti sekarang 34, terus dulu kuliah aku kuliah di Tarki… Tarakanita LPK. Terus… ku… hm… Apalagi?
5.
Dulu waktu menyusui umurnya?
6.
Umurnya… 29… punya anak pertama.
Sekarang
anaknya
umurnya udah umurnya 5 tahun. Dia full ASI sampai 2 tahun. Jadi gak saya campur.
7.
Oh iya…
8.
Terus apalagi ya?
9.
Kerja dimana?
10.
Kerja, pertama saya kerja di Indofood ini saya baru pindah ke Primatek. Pertama saya kerja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Indofood, waktu nyusuin juga di Indofood.
11.
Heeh, trus sebagai apa mbak di situ?
12.
Bogasari, sebagai…
sekertaris
buat presiden direktur.
13.
Jam kerjanya waktu itu?
14.
Jam kerjanya dulu jam 8 sampai jam 5. Tapi saya pulangnya selalu telat sekitar jam 6 sampai jam 7.
15.
Berarti
itu
sekarang
anak
pertama, sekarang dah punya anak lagi?
16.
Belum…
17.
Oh belum… baru satu-satunya itu…
(hehehe) anak laki-laki
atau perempuan?
18.
Laki.
19.
Oh… Laki. Yap yap. Eee waktu itu tinggal dimana ya mbak?
20.
Tinggalnya di Pademongan.
21.
Kantornya di?
22.
Tanjung Priok.
23.
Wow… trus jarak dari kantor sampai rumah?
24.
Gak terlalu jauh sih gak terlalu jauh. Kalau pagi mungkin sekitar 30 menit udah dari rumah ke kantor dah sampai. Kadang 20 lah… 20 sampai 30. Kalau misalnya pulangnya agak muter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
mungkin sekitar 45 menit.
25.
Naik apa biasanya mbak?
26.
Bawa mobil sendiri.
27.
Oh… ehehee.. terus kenapa sih memilih
untuk
menyusui
eksklusif?
28.
Planning
Oh, karena gini pertama sebelum Dari
Keinginan
saya punya anak saya ikut yang subjek dalam milis ASI for baby terus ikut juga ASI for baby dan
menjadi ibu yang baik dengan menyusui anakanya
milis sehat gitu. Dari situ saya tahu, misalnya gini, apa yang bagus buat baby tuh apa… mereka kan suka diskusi tuh ASI tuh
bagus…
Apa…
segala
keikutsertaan
AIMI, pengalamannya yang hanya disusui oleh ibunya hanya 2 bulan,
dan
secara
macem. Dari situ saya gabung
eksklusif
yang ASI for baby cuma sebentar pengetahuannya
Hambatan:
ya sebelum saya punya anak. mengenai ASI dari
ketidakleluas
Terus kemudian saya ketemu tuh beberapa
aan subjek
yang namanya AIMI. Nah dari yang
menyusui
situ kan ditanyain ada yang mau membuat jadi pendiri gak buat AIMI. Baru tertarik
karena harus bekerja pula.
daftar gitu loh waktu itu. Jadi tuh saya daftar dan saya pengen gitu punya keinginan buat nyusuin anak.
Karena dulu mama saya
nyusuin anak tuh Cuma sampai maximum 2 bulan deh.
Anak-
anak nih kan ada 6 ya? (heem) semua ada yang 1 bulan ada yang 2 bulan.. maximum pokoknya 2
refrensi dibacanya, subjek dan
bertekad
untuk
menyusui eksklusif secara
penuh.
Meskipun
subjek
harus bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
bulan deh. Gitu… jadi saya pikir kan gini anak itu, maksudnya menurut refrensi yang saya baca , maksudnya susu yang biasa tuh yang
formula
itu
gak
bisa
mengcover semua kebutuhan dia. Semua mau kalsium atau protein, apapun itu. Dengan ASI tuh dia bisa nyesuain dengan umurnya. Jadi umurnya berapa, berapa persen kalisum yang dibutuhkan tuh dah langsung di produksi sesuai
dengan
kebutuhan
bayinya. Dari situ saya tertarik dan berusaha harus fully. Even saya harus ngantor.
29.
Planning
Trus sebelumnya saya mesti stok Sebelumnya, subjek
Bentuk usaha
ASI berapa liter dah saya hitung- telah memikirkan, hitung… pokoknya gitu. Supaya management ASI
/ perencanaan yang dilakukan subjek untuk memenuhi
mencukupi
karena
anaknya
minumnya
banyak
banget…
sehari kalo ditinggal dia waktu 3 bulan pertama bisa 8,5 literan… berarti kan saya harus meres
kebutuhan
sekitar
ASI anaknya
Targetnya harus segitu.
850
ml
setiap
hari.
dengan memikirkan management ASI perahnya.
30.
e.. itu dari rumah sakit sendiri
perharinya
demi
mencukupi kebutuhan anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
ada dukungan gak sih? Kayak harus diambil, atau apa?
31.
Oh gak. Dulu….
32.
Atau mbak Wenta yang minta?
33.
Active
Iya kita yang minta. Trus mereka
Coping
juga ya gitu. Gak mendukungnya untuk memberikan karena. Apa ya? Dia akan bilang ASI eksklusif
Bentuk usaha subjek meyakinkan pihak rumah sakit demi
gini waktu hari-hari pertama ASI gak bakal keluar…
pokoknya
saya bilang… saya mau full ASI, anak ini gak usah dikasih apaapa. Gitu… sampai… pokoknya
dapat
gini perawatnya selalu bilang ini
menyusui
3 hari pertama gak di kasih apa-
anaknya.
apa nanti bayinya kenapa-kenapa gimana.
Tapi
saya
masih
berusaha nyusuin. Misalnya jadi kalau anaknya nangis suruh kasih ke saya. Sampai bilangnya gini kalau
anaknya
nangis
kalau
malam gak akan saya bawa ke kamar. Karena saya di VIP ya jadi saya minta di bawa ke kamar rooming in, trus diancemnya gini nanti sendiri
kamu ya…
ganti karena
popoknya malem-
malem ntar gak ada suster yang bisa dibangunin ya.
Kalau di
ruang anak kan ada suster yang stand by. Udahlah gak pa pa saya bilang.
34.
Hahaha itu di rumah sakit masih mbak?
Subjek
kepada
berkeras
anaknya
pada pihak rumah sakit dan berusaha untuk
tetap
menyusui anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
35.
Kepercayaan
Itu kan ceasar saya gak lahirin Keinginan
bahwa bayi
normal dulu ceasar kan trus kan untuk membuktikan sakit kan. Trus saya kesel tapi bahwa bayi mampu
mampu bertahan 3 hari tanpa
saya mau buktiin anak itu tuh gak pa pa.
tanpa
3
hari asupan
asupan
apapun dan subjek
apapun.
mampu menyusui.
Keinginan untuk mendapat pengakuan
bertahan
subjek
Bentuk usaha subjek yang dibuat agar anaknya dapat menyusui eksklusif.
36.
Waktu itu IMD mbak?
37.
Aku IMD cuma sebentar sekali. Karena saya juga udah gimana ya. Tapi anak saya cuma nyedot sebentar trus langsung dibawa susternya.
38.
Tapi sukses kan setidaknya…
39.
Ya…
40.
Ya
dapetlah…
gimana
sih
(hehehe) bisa
e…
certain
pengalamannya waktu nyusuin sambil kerja? Segala macem hambatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
41.
Active coping Nah kalau nyusuin sambil kerja Menyusui
Ungkapan perasaan subjek bahwa menyusui sambil bekerja lelah
sambil
tuh repot banget. Bener banget bekerja itu lelah itu capek dan repot. Apalagi dan repot. Subjek kalau misalnya kayak saya kan gak bisa stand by. Saya gak bisa meres jam, jam berapa.
Meres
aja kan mestinya jam nya sama. Supaya produksinya juga bisa
harus secara teratur memerah
agar
produksi ASI nya tidak
terganggu.
Akan tetapi, hal ini
dan repot.
teratur. Ini tuh gak bisa. Jadi
Bentuk usaha
kalau bos nya manggil ya loe tidak
subjek
mesti ada gitu. Karena posisinya dilakukanya,
memanfaatka
juga sekertaris kan. Jadi setiap sehingga
n tiap
saat loe mesti stand by di situ. berusaha mengatur
kesempatan
jadi aku tuh usahanyanya gini. kesempatan Jadi kalau bisa ada jam-jam yang memerah
untuk
meres saya bisa teratur ya teratur.
harus
untuk memerah demi memenuhi
Pasti gini kalau jam makan siang kan saya bisa pergi kan saya pasti meres jam makan siang, trus
kebutuhan
pagi-pagi sebelum saya kerja,
ASI anaknya.
trus sore sekitar jam 4 an itu
mungkin
subjek
hingga
ASI
memerah di kolong meja kerjanya.
tergantung bos nya ada apa gak kan… jadi kadang sometimes saya harus meresnya di bawah kolong meja. Itu meja gede gitu. Di bawah kolong meja saya narohnya. Itu pake yang manual atau?
42. 43.
Active coping Saya manual pake tangan. Jadi Subjek
Usaha yang dilakukan subjek untuk memenuhi
harus
saya berusaha pake baju yang ada memerah bukaan di depan gitu. Jadi dengan dengan cepat gw mesti meres ASI
secepat
mungkin
gitu.
ASI cepat
menggunakan tangan
dibawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
kebutuhan
Soalnya begitu dipanggil gw kolong
ASI anaknya
harus segera… ee jadi harus ke atau di gudang ruangannya. Emang deket sih.. karena pekerjaan dia kan di dalam. Jadi kan
dengan memanfaatka n kesempatan memerah ASI kapan saja dimana saja.
subjek
kedengeran kalo dipanggil. Jadi gw meresnya harus di kolong meja.
Soalnya kalau ada dia
stand by di situ kitanya gak ada dia kan bakal marah kan… Even
Gambaran
misalnya gini, saya juga gak
pekerjaan
enak… ee.. sebenernya dia gak
subjek yang
pa pa sih karena expert ya, dia
mengharuska
ngerti gitu kita harus nyusuin kita
nnya selalu
udah bilang kita nyusuin sampe
siap di
dua tahun ya, gitu… eee… Tapi
tempat. Tidak adanya fasilitas dari perusahaan.
dia gak ngelarang sih. Cuman kitanya gak enak minta ijin, “Eee, gw mau meres ASI nih!” Kan dianya cowok gitu jadi ga enak. Jadi kalo misalnya dia gak ada, saya berusaha gak..gak meres di bawah kolong meja, tapi itu juga itu meresnya di gudang, gudang file, jadi kalo misalnya dia ada ya saya
dibawah
kolong
meja,
meresnya kayak gitu.
44.
Tapi
fasilitasnya
dukungan
dari
kantor
sendiri, sama
sekali ga ada ya..?
45.
mejanya
Gak ada. Karena mereka belum aware juga ya kayak begitu kan artinya, apa sih… Saya kan di Bogasari, yang bikin tepung, tahu
mengharuskannya selalu siap berada di tempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
kan? He-eh tahu.
46. 47.
Pandangan
Nah itu kan campur (tempat Tempat
subjek bahwa
subjek
bekerja
menjadi
tempatnya
dengan
pabrik
tepung
bekerja tidak mendukung ASI.
bekerja
satu subjek milik menjadi
perusahaan) sama pabrik trus orang-orangnya itu juga… ck, gak support lah untuk ASI. Kalo loe jelasin..ee.. capek
yang satu
dengan
pabrik
tepung, serta orangorang di dalamnya tidak
mendukung
ASI. Hahaha, kenapa?
48. 49.
Gambaran
Ya, karena mereka besar ya trus Induk usaha subjek
bahwa
company
perusahaan
menggambarkan
tempat subjek bekerja adalah perusahaan
itu
perusahaanya
(subjek memiliki bahwa usaha
besar
dengan
banyak anak usaha) jadi trus..ee.. dia gak terlalu bener care. Dan Indofood tempat
(induk subjek
perusahaan bekerja)
itu
yang dalam
bisnis produksi dan penjualan formula
susu untuk
anak-anak,
besar dengan
sebenernya
banyak anak
aliansinya itu yang maksudnya sehingga
usaha.
salah satu anak perusahaannya perusahaan
Pandangan
tuh adalah susu formula buat tudak begitu peduli
subjek bahwa
anak.
kan
dia
ada
tempatnya bekerja tidak mendukung program ASI. Iya ya bener bener. Loh itu, ee...Ada gak sih cuti setelah melahirkan?
subjek
dengan pemberian ASI.
perusahaan
50.
bergerak
anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
51.
Oh ada.
52.
Berapa lama?
53.
Fasilitas cuti
Waktu saya itu masih dapat tiga Subjek
melahirkan
bulan,
yang
melahirkan.
diberikan perusahaan.
tiga
prosedur
bulan Nah
mereka,
setelah mendapatkan cuti sekarang, tiga bulan setelah
satu
bulan
melahirkan.
sesudah dan satu bulan sebelum. Wow.. Itu kalo tiga bulan setelah
54.
melahirkan, ee.. udah boleh cuti, nyetok ASI gak?
55.
Active coping Nyetok waktu itu. Jadi pas bulan Sejak bulan keiga,
Bentuk usaha / perencanaan yang dibuat subjek untuk memenuhi kebutuhan
ketiga, kan bulan pertama kedua stok ASI sudah masih,ee.. masih penyesuaian mulai dihitung agar sama bayinya. Bulan ketiga itu udah harus stok, udah saya itung nih sehari misalnya harus minum berapa. Saya stok kurang lebih
saat
ditinggal
bekerja, stok tetap mencukupi.
pokoknya hari itu saya tinggalin,
ASI sebelum
ee.. mulai hari perama saya
ia kembali
ninggalin dia tuh saya ada stok
bekerja.
sekitar empat liter, setiap hari saya stok. Hmm jadi ada target ya mbak
56.
tiap hari, harus…
57.
Active coping Saya nargetin diri saya sendiri Subjek
Perencanaan subjek untuk memenuhi
kalo enggak dia pasti akan target agar bayinya campur ASI, ehh dia akan dapat ASI campur formula, gitu…
eksklusif.
kebutuhan ASI eksklusif. 58.
membuat
Waktu
di
kantor
misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
banyak.. pas lagi banyak kerjaan dah gitu kayak misalnya mau nyusuin aja mesti ngumpet mau merah
aja
mesti
ngumpet-
ngumpet dan lain sebagainya gitu, ada perasaan kayak gimana gitu mungkin terganggu dan risih atau kayak gimana, mengganggu produksi ASI nya sendiri gak mbak?
59.
Suppression
Nah, waktu itu kan orang-orang Subjek
of competing
selalu bilang itu akan menggangu target harian dalam produksi kita ASI kan..? Tapi memerah ASI
Bentuk usaha yang dilakukan untuk penyediaan
bisa ya, pokoknya saya punya target gitu satu hari kalo di kantor aja, saya harus meres sampai 450 sampai 500 ml. Nah kalo target itu kagak tercapai saya akan
ASI dengan
nambah frekuensi meres ASInya.
membuat
Itu gak mengganggu saya supaya
target harian
gak dapet itu pokoknya setiap
memerah ASI
hari saya pulang harus bawa
untuk
segitu.
mengatur
malem saya udah sampai di
stok ASI
rumah trus saya mesti meres lagi,
perah.
Karna
kalo
misalnya
itu kalo misalnya yang di kantor gak sampai 500 atau 450, saya nombok nantinya. Hitunganya gitu. (hehehehe) iya jadi gua totally, jadi nanti pulang gua meres lagi 350 gitu, atau 400 itu kan usaha keras karena ASI saya gak kayak orang
lain
yang
untuk
membuat
mengatur
stok perahannya.
ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
misalnya
sekalai
meres
bisa
berapa ratus gitu. Maksimum saya meres 80 eh gak ding gak 80 paling dikit 100 kurang lebih 120 deh. 120 aja misalnya dari totally saya nyusuin dia 2 tahun paling berapa kali doang sekali meres. Bisa
kebayang
gua
mesti
ngumpulin berapa ratus. Mesti berapa kali gua meres gitu. Tapi berarti gak pernah punya
60.
masalah sama produksi ASI nya dong mbak? Maksudnya tiap hari selalu terpenuhi?
61.
Setiap hari?
62.
Heeh itu selalu terpenuhi sesuai target mbak Wenta kan?
63.
Suppression
Heem ada dimana masa bayi tuh Di
of competing.
namanya growth spurt dia tuh spurt, subjek kejarakan pertumbuhan cepet buat kejaran memenuhi
Bentuk usaha subjek untuk memenuhi kebutuhan ASI dengan
bayi.
Saat itu
mereka
akan
minum ASI lebih dari biasanya. Pokoknya ada umur 6 bulan 9 bulan
gitu.
Mereka
minum
ASInya tambah banyak gitu. Nah
masa
growth
stok ASI perahnya. Jika
target
tidak
mencukupi,
maka
jatah
perah
ASI
mengejar stok itu kejar-kejaran sampai stok ASI yang diberi kepada akan ASI perah habis gitu. Jadi setiap hari harus anaknya harian serta
dapet 850 gitu. Kalo gak dapet dikurangi
dan
mengejar
gitu dia dikurangin minumnya. kebutuhan
itu
kebutuhan
Kurangin
anaknya
pulangnya dia kayak pembalasan subjek gitu. Minumnya lebih banyak. kantor.
dengan menyusui
(hehehe)
dikit
gitu.
Ntar dikejar kembali saat
pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
langsung sepulang kerja. Sebenernya kenapa sih mbak
64.
Wenta tetap mau ngasih ASI, padahal udah tahu hambatannya kan banyak. Banget dah gitu gak didukung
sama
kantornya
pula?tapi tetep mau kasih ASI sama anaknya.
65.
Pandangan
Itu karena saya pikir kan ASI itu Subjek
subjek bahwa
lebih bagus. Udah gitu saya gak bahwa susu yang pusing anaknya itu bakal paling cocok, tepat,
ASI lebih bagus dan paling tepat bagi anaknya.
sembelit atau gak. Cocok atau gak. Itu dah pasti cocok. Terus saya liat proteinya apa itu dah ada di situ. kalau dibaca di buku
berpikir
dan sesuai dengan kebutuhan anaknya adalah ASI.
kan ininya begini gitu.
66.
Suppression
Even apapun hambatannya saya Harus
of competing
pikir kalau buat anak ya loe harus demi anak. berjuang. Gitu…
Bentuk usaha subjek untuk menyusui eksklusif dengan terus fokus dan berjuang memenuhi kebutuhan anak.
Prinsip subjek
berjuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
bahwa, untuk kebaikan anak ia harus rela berjuang. Terus itu yang ngasih ASI nya di
67.
rumah siapa?
68.
Bentuk
Eee kalau di rumah susternya. Suami
dukungan
Kalau di rumah disendokkin gitu memberikan saya gak pernah nyendokkin dia. perah saat
dari suami: membantu memberi ASI perah saat ada
Kalau dia sama saya dia selalu nyusuin. Kalau papanya di rumah dia sama papanya kalau gak sama susternya.
di rumah. 69.
Eee suami dukung mbak?
70.
Dukung…
71.
Hehehe
72.
Dukung dia dukung. Jadi waktu saya gabung AIMI juga dukung dia dukung.
73.
Eee gimana sih cara ngatasin tekanan-tekanan yang ada di kantor
mungkin.
Yang
di
lingkungannya gak ada fasilitas dan
lain-lain.
Trus
mungkin
pusing juga ya kan mbak ya kalau lagi gitu tetep harus ngejar target kayak tadi mbak cerita buat ngambil susu, merah susu… gimana sih caranya supaya bisa tetep rileks, tetep bisa nyusuin, tetep bisa ngeluarin ASI, merah ASI?
rumah.
membantu ASI di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
74.
Suppression
Gimana ya… kadang saya eee ini Berusaha
of competing
apa ya.. sambil dengerin lagu.
Bentuk usaha
Sambil
yang dilakukan untuk penyediaan
target
dan
sambil menenangkan dengerin lagu. Kalau saya udah
diri
meras
pada
fokus
ASI
dengan
di bawah kolong meja itu dah gak bisa
ngapa-ngapain
pokoknya
saya berusaha sebisa mungkin itu
memerah
sambil mendengarkan musik.
dapet berapa.
ASI dengan berusaha fokus pada target dan menenangkan diri. 75.
Active coping Bosnya kan juga gak selalu Berusaha
Bentuk usaha yang dilakukan untuk penyediaan ASI, dengan
duduk di tempat diem gitu. Dia memanfaatkan jalan kemana-mana. Nah itu saya waktu dan setiap untuk merah juga. Pokoknya saya gak harus pake jam ini. Kalau bisa saya tetep. Kalau gak bisa setiap satu jam saya meres. Setiap
ada
kesempatan
saya
berusaha
meres ASI. Kerjaan tetep kerja…
memanfaatka
(hehehe)
n waktu dan setiap kesempatan untuk memerah. 76.
Heeh heeh sambil dengerin lagu (hehehe)
kesempatan kantor
di untuk
memerah ASI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
77.
Active coping (hehehe) iya kadang menghibur Menghibur
diri
diri sendiri kalau anak tuh. sendiri demi anak. Masalahnya gini ini berjuang demi anak nih…
78.
Suppression
Kadang di mind set saya selalu Berusaha
of competing
gini. ASI saya tuh banyak. Itu mensetting pikiran terus yang di set di kepala saya. bahwa produksi
Usaha mensugesti pikiran dan berkomunikas i pada anak
Terus kalau saya nyusuin anak saya, saya tuh bilang eee anak saya namanya Jason
“Jason
minum ASI mama yang banyak ya… soalnya produksi ASI mama
agar ASI
banyak.” Jadi maksudnya saya
selalu cukup.
men-set mind saya tuh kalau ASI
ASI selalu cukup dan mengkomunikasika nnya kepada anak.
saya banyak. Gak tau juga sih mungkin
karena
itu
juga.
Pokoknya saya berusaha… Jadi mensugesti diri sendiri.
79. 80.
Suppression
Ia… heeh karenakan misalnya Setiap
of competing
gini. menurut literature orang tua menyusui, baca kan kalau misalnya mensetting
Usaha mensugesti pikiran sebagai bentuk
dipikiran kita ASI kita seret atau gak ada… itu bener-bener seret. Ya katanya ya… pasti kita akan mengalami yang naik turun mood nya
gitu.
Itu
dia
yang
dukungan
ngaturnya…
kita
harus
bisa
kepada diri
ngatur
sendiri agar
Maksudnya
ASI selalu
sendiri supaya di set di otak kita
cukup.
ASI kita banyak. Gua selalu gitu,
diri
kita maksa
kali
subjek sendiri
dalam
pikirannya
bahwa
ASI
nya
banyak. Meskipun terkadang karena
sendiri. memenuhi diri
akan
kesal kesulitan target
kita ASI dimasa awal.
setiap gua nyusuin gua selalu ngomong kalau ASI gua banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
(hehehe) Even kadang
kesel.
Waktu pertama kali kita coba stok ASI, ASI yang kita dapet itu, yang kita
peres
gak
sampe
nutupin kalau botol-botol gini tuh gak sampe nutupin botol bawah. Ya Cuma paling setetes dua tetes yang
keluar.
Sejam
waktu
pertama kali gua meres, dua jam apa tiga jam tuh baru dapet 40 ml. wow. Ampe tangannya tuh keram… gitu. Karena kan baru belajar meres itu gimana. Ampe keram berhari-hari gitu.
81.
Sambil makan boleh loh mbak…
82.
Iya sambil makan boleh. Ini aku kasih kamu satu ya?
83.
eh gak pa pa mbak aja…
84.
kebanyakan… gimana ya bo… makan deh biar sehat. Astaga.. Saya juga anak ASI kok
85.
mbak.. tenang aja.
86.
Oh ya ya… kamu nyusuin ya?
87.
2 tahun.
88.
Kepercayaan
Kalau keluarga saya gak ada Dalam
subjek bahwa
yang pernah nyusuin. Cuma cici subjek saya satu yang nyusuin. Kan saya yang
anak ASI lebih sehat dan cerdas.
ada cici dua. Yang satu dia nyusuin cuma sampai 3 bulan yang
Perasaan bangga menyusui.
satu
dia
bener-bener
sampai, dah mau sampai 2 tahun lah
at
least…
karena
saya
encourage dia untuk nyusuin
keluarga tidak
ada
menyusui
eksklusif
kecuali
subjek
dan
kakaknya.
Subjek
merasa anak ASI lebuh
sehat
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tidak adanya
juga. Karena
dukungan
Maksudnya gini, ya saya gak tau. dibandingakan Tapi menurut saya anak ASI itu dengan anak lebih cerdas. Setelah… kalau
dari ibu subjek.
dia liat bagus.
cerdas
ketika
lainnya.
diliat dari cara mereka nanti kalau
sama-sama
gini
sama
sepantarannya lagi main cara pikirnya juga beda. Anaknya juga, gak tau ya kalau dilihat
bangga
Subjek
menyusui
meskipun
ibunya
suka marah-marah karena
aktivitas
anaknya juga gak yang hyperaktif menyusui dan menatau apa gitu. Menurut saya gitu. stok ASI termasuk Makanya saya bangga nyusuin. hal
yang
aneh
Walaupun mama saya juga suka baginya. marah-marah “ngapain sih stok ASI segini banyak nih.” Soalnya dia gak pernah dan itu termasuk hal yang aneh buat dia. Oh… iya iya. Mbak sendiri
89.
ngasih pake botol atau kasih pake sloki atau sendok? Pake
90.
sendok
pertama
waktu
masih bayi trus umurnya udah 8 bulanan deh dipakein sloki. Heem trus keluarganya ga pa pa
91.
liatnya…? kan biasanya aduh kasian anaknya gimana….
92.
Tidak adanya
Iya… marahkan anaknya kan Tidak
adanya
dukungan
kalau pertama dikasih minum tradisi kayak gitu gak mau. Trus dalam
menyusui
mamanya ini loh terlalu tega ama
membuat
dari ibu subjek.
Tidak adanya tradisi menyusui
anaknya sebenernya
gini-gini. kalau
terus anaknya
dikasih minum kayak gini nih apa
subjek
keluarga
aktivitas menyusui yang
dilakukan
subjek dan anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
dalam
untungnya, kan susu formula juga tidak
keluaga
iklannya gitu kan, anaknya jadi diterima oleh ibu pinter. Saya jadi bingung. (subjek subjek.
subjek.
darpat
tertawa) Ya soalnya mama saya keluarga yang dulu tuh gak pernah ada yang nyusuin. Satusatunya yang nyusuin sampai 2 tahun
full,
dan
gak
pernah
dicampur tuh saya. Kalau saya bilang kalau orang mau berusaha pasti bisa. Anaknya sendri tuh sehat mbak
93.
dari lahir?
94.
Pandangan
Sehat. Ya betul tuh, dia jadi… Anaknya
subjek
maksudnya sehat paling cuma sakit, tidak pernah pilek aja… 3 hari 4 hari tuh minum obat, dan
mengenai anak ASI yang lebih
sembuh dan dia gak pernah minum obat. Ya obatnya ASI.
jika
jarang
sakit
cepat
pulih.
sehat. 95.
Iya obatnya ASI. Bener-bener.
96.
Saya gak pernah ngasih dia minum obat. Ehm
97.
kalau
waktu
kerja
distribusinya gimana?
98.
Distribusinya?
99.
Heem
100.
Active coping Kan saya pertama kerja tuh saya Subjek Bentuk usaha penyediaan stok dan pendistribusia n ASI perah.
selalu
udah punya stok kan. Udah mengusahakan ASI punya stok saya gak pernah pake perahnya dapat kirim-kirim gitu dari kantor. Saya selalu udah ada stok. Pokoknya besoknya sehari walaupun harus
didistribusikan sendiri dan selalu mencukupi
target
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
kejar-kejaran pun pokonya dalam hariannya. sehari stok udah harus ada. Karena saya gak tau gimana harus distribusi ASInya. Trus mesti siapa yang bawa. Karena papanya kan juga kerja. Heem jadi bawa coolant itu
101.
kemana-mana?
102.
Active coping Hee cool box gitu, whiches muat Subjek Usaha subjek untuk menghindari konflik keluarga dengan
berusaha
berapa botol gitu. Udah gua untuk mengatur siapin nih satu hari minumnya distribusi ASI nya sekali minum 120 atau sekali minum 200 udah saya siapin botolnya jadi dia tinggal minum doang tinggal panasin aja. Wah
sendiri agar tidak ada konflik dalam keluarganya.
kalau harus delivery ASI lagi
mengatur
nanti
distribusi ASI
marah-marah.
orang
rumahnya
pada
nya sendiri. (hehehe)
103. 104.
Usaha subjek
Saya campur biasanya yang fresh Subjek mencampur
memastikan
ASI
anaknya mendapat yang terbaik.
sama
yang
di
kulkas ASI yang masih biasanya yang di kulkas yang segar dengan ASI freezer. Soalnya kalau udah di freezer
kan
vitaminya
jadi
berkurang.
beku agar nutrisi baik yang di dapat anaknya tercukupi.
Iya katanya Cuma bisa bertahan
105.
beberapa jam… eh beberapa jam bener ya…
106.
Kepercayaan
Gak bukan bertahan beberapa Bagi subjek, ASI
subjek bahwa
jam..
ASI lebih
berkurang.
vitaminya Jadi
tuh
jadi beku misalnya sehat
harusnya proteinnya kalorinya
tetap
lebih
disbanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
sehat dari
sekian tuh jadi berkurang karena
susu formula.
ada
beberapa
bakteri
kalau meskipun freezerin gak bakal mati. Jadi dia kandungan lebih baik minum fresh. Tapi tetep aja. Loe lebih sehat minum ASI yang di freezer dari pada minum
formula.
Karena
sebenernya yang di formula tuh kan katanya ada DHA apa itu kan sebenernya promosi marketing mereka aja. Jadi itu gak ada benernya juga. Jadi gua lebih percaya ASI gua aja. (hehehe)
107.
(hehehe)
iya
anak
manusia
minumnya…
108.
Iya betul…
109.
Dari ibu manusia… hehehe
110.
Ya
jadi
nanti
dia
mikirnya
kemanusiaan juga. (hehehe)
111.
Itu berhenti menyusui persis umur 2 tahun mbak?
112.
susu
Eee gak… gak pas 2 tahun kok. 2 tahun lebih jadinya. Kalau benerbener full kan 2 tahun. Jadi di atas 2 tahun tuh saya dah cobacobain susu UHT gitu. Terus dia gak cocok kan. Berhenti dulu 2 minggu trus nyusuin lagi… trus nanti dulu. Jadi 2 tahun lebih berapa lah.. saya lupa. Kayaknya 2 bulanan lah ya baru dia lepas menyusui. Baru dia minum susu UHT sampai sekarang.
vitaminnya berkurang.
formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Tapi mbak Wenta pindah kerja
113.
bukan karena… kemarin gak didukung… Gak… saya mah pindah kerja
114.
bukan karena itu. (hehehe) siapa tahu kan karena
115.
kemarin
gak
didukung
jadi
gimana gitu. Gak sih company juga gak
116.
ngelarang. Kamu mau itu juga gak pa pa.
117.
Iya sih…
118.
Dia
kan
gak
ada
peraturan
ngelarang. Ada perasaan malu atau gimana
119.
gak waktu merah ASI di kantor?
120.
Gak…
121.
Cuek cuek aja…
122.
Perasaan
Saya bangga. Saya kan abis itu, Subjek
bangga akan
banyak temen-temen kantor saya berhasil menyusui yang dateng nanya saya. Gimana eksklusif dan kini ia
keberhasilan, sehingga kini ia dapat berbagi pengetahuan
cara meres ASI. Bantuin dia gimana
caranya
meres
ASI.
Kasih tau dia bagaimana caranya manage jam meres ASI. Kadangkadang kan mereka punya waktu
dan
lebih dari saya karena mereka
pengalamann
gak harus stand by. Ya itu
ya kepada
kesempatan dia… ya sekalian
teman-
mereka konsultasi lah…
temannya. 123.
Iya heeh… ya sekarang udah jadi konselor laktasi tuh berarti.
dapat
bangga
berbagi
pengetahuan
dan
pengalamannya kepada temannya.
teman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
124.
Hah? Belum. Itu mesti ada pelatihannya.
Whiches
mesti
seminggu full ya. Saya gak bisa cuti
seminggu
full.
Karena
kondisi pekerjaan saya tidak memungkinkan
saya
cuti
seminggu full. Even saya di sini pun saya gak bisa.
125.
Iya iya iya.. ok… ok deh mbak. Kayaknya
sih
cukup
sih
pertanyaannya. Nanti kalau ada yang kurang atau ada yang mau saya tanyain lagi mungkin saya bisa contact mbak Wenta lagi.
126.
Iya boleh…
127.
Makasih loh ya mbak ya…
128.
Iya sama sama…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Data Verbatim Wawancara Subjek 2 Subjek 2 (28 Th) 22 Maret 2012 No.
Refleksi
Cuplikan Transkrip
Analisis awal (Padatan Faktual)
1.
Mbak Laureen aku ijin untuk merekam ya?
2.
Oh iya iya ok…
3.
Ok…
4.
Mesti
kenceng
gak
sih
ngomongnya? 5.
Oh gak dia peka kok tenang aja.
6.
Oh dia peka ok…
7.
Dan kebetulan juga gak terlalu berisik.
8.
Hm… majuan deh. Nanti takutnya
gak
kedengeran
repot. 9.
Certain
biodatanya
dulu
mbak…. Umur… 10.
Eee umur saya 28, eee apalagi, anaknya satu baru satu… pekerjaan saya baru resign…
tadinya
saya
teacher… 11.
Teacher…
12.
Heeh tapi saya resign bulan Januari. Anak saya waktu itu umurnya udah dua tahun…
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
anaknya Desember lahirnya. Eeee yaudah apalagi? 13.
Oh iya waktu itu kerjanya di mana mbak?
14.
Kerja di sekolah…
15.
Heeh sekolahnya?
16.
Di sekolah Spring Field.
17.
Kira-kira jarak dari rumah ke kantor?
18.
Eee… kalau naik mobil ya… kalau gak macet mungkin sekitar setengah jam. Kalau lagi macet banget
itu satu
jam. Tapi jarang sih macet banget. 19.
Biasanya naik apa?
20.
Eee naik mobil…
21.
Oh naik mobil. Bawa mobil sendiri?
22.
Eee kalau pagi sama suami, kadang
dianterin
pulang
nanti naik taksi… 23.
Eee terus… tapi berhenti kerja bukan gara-gara mesti nyusuin anaknya kan?
24.
Oh gak gak gak… saya itu berhenti kerja juga dadakan. Kan kalau di sekolah itu kan mestinya kan per satu tahun akademik kan…
cuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
waktu itu tiba-tiba bulan Desember
mama
mertua
saya yang biasa jaga anak saya sakit. Jadi, ya mau gak mau saya mesti resign gitu… bukan masalah ASI nya sih… (hehehe). 25.
(hehehe) kenapa sih milih buat
kasih
ASI
sama
anaknya? 26.
Active
Eee kalau ditanya kenapa, Pada awalnya subjek
coping
awalnya banget sebetulnya tidak
Kepercayaan
saya itu blank tentang ASI rencana
subjek bahwa saya itu gak tau apa-apa memberi
untuk ASI
dan
dirinya
tentang ASI. Eee pas lahiran bahkan tidak banyak
memiliki
pun juga gak sebetulnya gak tahu
naluri untuk
planning mau
menyusui.
Cuman
Usaha subjek
anaknya
belajar untuk
nyusuin…
pada menyusui
dan
memberikan
akhirnya ya udah nyusuin.. keinginan
untuk
ASI
ilmu ASI nya itu dapetnya mulai belajar.
eksklusif.
pelan-pelan. Terus setelah
kasih ASI. menyusui
naluri
aja dan
for baby baru mulai belajar. awal-awalnya cuma
naluri aja mau nyusuin anak. Kira-kira waktu
itu jam
kerjanya
Laureen
mbak
eksklusif. subjek
buat memiliki naluri untuk
bulan baru ketemu milis ASI
Tapi
tentang
ngeliat Namun
waktu
anaknya usia 2 bulan 3
27.
memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
berapa lama? 28.
Saya kerja masuk jam 7 pulang jam 4. Tapi saya pergi setengah
7 pulang
sampai rumah jam setengah 5 jam 5. 29.
Oh gitu…
30.
Berapa jam ya itu ya… 9 jam 10 jam lah ya… eee iya 10 jam lah.
31.
Yang urus anaknya di rumah siapa ya?
32.
Mama
mertua
saya.
Neneknya. 33.
Oh neneknya…
34.
Dulu sempat ada pembantu, terus udah gak ada.
35.
Terus itu mbak Laureen manage ASI nya gimana? Supaya bisa dapet mbak.
36.
Active
Waktu sebelum saya masuk Subjek membekukan
Coping
kerja lagi, sebelum selesai ASI
Usaha subjek
cuti itu saya bekuin.
untuk
nya saya bekuin.
memenuhi kebutuhan ASI selama ia bekerja.
nya
ASI persiapan masuk kerja.
sebagai sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
37.
Active
Cuman eee ternyata pas Karena
Coping
waktunya saya kerja lagi, enzim lipase dalam
Hambatan:
anak saya gak mau minum ASI
stok ASI
ASI beku saya. Setelah saya tinggi,
beku yang
cium-cium emang baunya berbau zat besi dan
disimpan
bau zat besi. Setelah saya anaknya tidak mau
subjek tidak
cari tahu ternyata enzim meminumnya.
dapat
lipase nya tinggi. Cuman Sehingga
digunakan.
waktu itu kan saya gak tau terpaksa
tidak
Bentuk usaha
mesti diapain. Wah itu dah memakai
ASI
untuk
panik. Lumaya stok nya bekunya
dan
penyediaan
udah ada sekitar 60 an. Tapi memutuskan
ASI dengan
anaknya gak mau minum mengejar stok harian.
mengejar
sama sekali kan panik juga.
stok harian.
Jadi ya udah…
Karena ASI
dari saya masuk, 3,5 bulan
beku subjek
anak saya sampai 2 tahun itu
tidak dapat
kerja
dipakai.
pompa hari ini ya buat besok.
tayang.
kandungan
beku
subjek
ASI
subjek
subjek
untuk
akhirnya
Jadi
saya
Jadi ASI bekunya
gak kepake sama sekali. 38.
Wah sayang banget…
39.
Iya dibuang… (hehehe)
40.
Terus eee…. Itu setiap kali mompa mbak Laureen bawa cooler sendiri…
41.
Bentuk usaha
Iya bawa perlengkapannya. Subjek
membawa
subjek
Bawa
keperluan
memenuhi
botol, sama bawa ice pack memerah
dan
kebutuhan
nya…
ASI
cooler
bag,
bawa semua
membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
ASI dengan
kemanapun ia pergi.
membawa semua perlengkapan memerah kemanapun ia pergi. 42.
Eee terus kalau misalnya di sekolah,
maksudnya
di
tempat kerja di dukung gak sih? 43.
Bentuk
Eee kebetulan ada cewek Lingkungan
dukungan
semua…
dari rekan
banget
kerja dan
misalnya
atasan.
saya kan dia bule… dan dia subjek
didukung subjek
jadi
sih… jadi
kerja yang
kayak didominasi
oleh
principal perempuan dan atasan
kayak
mendukung
sangat dukung banget. Dia proses pemberian ASI bahkan kalau ada teacher eksklusif subjek nya pregnant selalu bilangin tempat kerja. “eee iya mesti breastfeeding ya…”
dia
sih
kasih
keleluasaan banget buat saya bisa pumping di sana. Kalau temen-temen kerja juga asikasik aja sih… gak ada yang… gak ada menye-menye
yang…
atau apa…
semuanya dukung. 44.
Terus waktu kasih ASI nya ke anak pake botol atau
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
apa? 45.
Eee saya pake sendok…
46.
Oh… pake sendok…
47.
Iya…
48.
Keluarga juga mendukung?
49.
Active
Eee…
pake
sendok
Coping
sebenernya karena awalnya ASI
Gambaran
sebenernya
kekhawatiran
Cuman waktu saya latih yang
dari ibu
tiba-tiba umur
mertua
anak saya nolak botol sama botol. Meskipun ibu
subjek yang
sekali. Terus ya udah saya mertua
yang
tidak biasa
cari tahu pake apa ya… mengasuh
anak
melihat bayi
eee… ternyata pake sendok subjek khawatir jika
menyusu
dan katanyakan dot itu gak cucunya
dengan
disarankan untuk pake dot. dengan sendok. Dan
sendok.
Yaudah… tapi perjuangan anak
Tekanan
untuk pake sendoknya itu beradaptasi
karena anak
juga
belum dapat
apalagi mama mertua kan.
beradaptasi
Ya orang jaman dulu kan…
menyusui
gak… apa itu minum pake
dengan
sendok anak bayi itu nanti
sendok.
keselek. Dan saya belajar
pake
ini Subjek
Nangis
melalui
minum
masih
sulit minum
panjang… dengan media sendok.
pake
sendok.
jerit-jerit.
Minum
susu cuma 60 cc tuh bisa satu jam dua jam sambil nangis
menolak
dua bulan menyusu
cukup
mau
menggunakan
botol. sendok untuk anaknya
sendiri dan anak saya pun gak
memberikan
jerit-jerit.
Sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
saya kerja pun anak saya masih belum bisa. 50. 51.
Belum bisa… terus…
Active
Iya dan dan… aduh saya Subjek aktif mencari
Coping
kalau inget jadi sedih… tahu
mengapa
Gambaran
kalau saya pulang kan saya anaknya
menolak
kurangnya
siapin banyak ya…
langsung
dukungan
botol itu… eee setiap kali baik melalui media
dari ibu
saya pulang kerja sampai internet
mertua
usia dia lumayan gede 4 mengkonfirmasikann
subjek.
bulan 5 bulan dia satu hari ya
Perasaan
saya tinggal 10 jam cuma yang ternyata diam-
sedih subjek
abis 180 cc, aqua gelas aja diam
karena anak
kan 330 ya… itu gak sampe ASI dengan media dot
menolak
loh saya tinggal 10 jam. pada
menyusu
Kalau saya Tanya mertua Sehingga,
secara
saya ya alasannya minum merasa sangat sedih .
langsung.
segitu
aja
udah
per menyusu
susah.
Nangis jerit-jerit anaknya gak mau…. Gitu kan. Ya saya tahu sih teorinya nanti kalau
mami
anaknya
nya
akan
langsung
pulang nyusu mengejar
ketinggalan. Cuma kan saya kepikiran dong selama 10 jam anak saya kelaperan gak ya… anak saya kehausan gak…
gitu
kan…
ya
sedih… gitu sedih… (subjek
hingga
kepada
mertua,
memberikan
cucunya. subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
menangis).
Saya kalau
inget sedih banget. Cuma saya pikir yaudahlah selama anak
saya
masih
sehat,
masih
bagus
pertumbuhannya
yaudah…
eee tapi akhirnya gak tau kenapa… dan mertua saya umur 5 bulan, 5 setengah bulan
sempet
diem-diem
kasih dot. Saya gak tau, dia juga gak bilang sama dia. Saya tahunya tiba-tiba anak saya gak mau nyusu sama saya . Kadang kalau saya buka, maaf ya… kalau saya buka kancing… anak saya tuh udah ya…
seneng… gitu
dia
bisa
seneng…. Gitu. saya
buka
nyusu Ini kalau
kancing
dia
nangis, apalagi kalau saya kasih nenen dia nangis jeritjerit dan saya ditarik. Anak saya
gak
pernah
begitu.
Terus saya bingung kan… kenapa
ya…
terus
saya
sempat tanya di milis, ada yang
bilang
“ada
kemungkinan pake dot gak?” akhirnya
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
memberanikan diri Tanya ke mertua saya “tadi minumnya pake apa?” “iya dikasih dot.” Wah… saya sempet tek. Dan sempet ya dia tarik, nipple nya luka dan akhirnya kena nipple pore… sampai bengkak, tapi di pompa gak bisa keluar… 52.
Seeking
Akhirnya saya ke klinik Subjek
social
laktasi,
support for
dibilang iya.. ini karena di Laktasi
instrumental
tarik…
action
mungkin dah kena dot… dokter.
eee…
gitu
di
memutuskan
sana untuk pergi ke klinik
kan
dan
dan berkonsultasi dengan
yaudah akhirnya disitu saya sama suami saya dibilangin sama dokternya “ini jangan dikasih dot lagi ya… dikasih sendok aja, diajarin pelanpelan
bayi pasti bisa asal
yang ngasihnya ikhlas bayi pasti
mau.
Kalau
yang
ngasihnya gak tenang, pasti bayinya bisa merasa.” 53.
subjek
Akhirnya,
dukungan
bilangin mertua saya sih… akhirnya
dari suami
saya
dengan
bilanginnya, saya juga gak dengan
berkomunika
mau tahu… tapi sejak saat subjek perihal usaha
si kepada
itu, saya gak tahu entah menyusui
gak
suami
saya Suami
Bentuk
tau
mau
gimana berkomunikasi ibu
mertua
eksklusif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
ibunya
gimana anak saya tiba-tiba ini. Anak subjekpun
perihal usaha
pinter. Minumnya tiba-tiba perlahan mulai pandai
menyusui
hap hap hap… ya saya gak meminum
eksklusif ini.
tahu juga tiba-tiba 6 bulan ya dengan media sendok.
Perasaan
dia pinter aja. Sampai dia 2
senang
tahun ya gak ada masalah
melihat
lagi. Ya masalahnya emang
perkembanga
Cuma di awal-awal aja sih…
n anak yang
sampai dia 6 bulan sampai
sudah
dia bingung puting itu…
mampu
terus lebih dari itu sih dia
beradaptasi
udah gak masalah minum
minum
pake sendok.
susu
dengan media sendok. 54.
(hehehe) berarti masalahnya juga waktu itu lebih ke pemberian ngasih ASInya aja ya mbak?
55.
Hambatan
Iya iya… ngasih ASI nya… Subjek harus kejar-
subjek dalam
kalau
proses
kuantitas ASI sih ya… puji ASI
pemberian
Tuhan sih ya gak terlalu subjek menolak ASI
untuk
masalah kejaran dengan stok karena
ASI eksklusif masalah ya… ada sih saat- beku subjek. : mengejar
saat
dimana
harus
kejar
stok ASI.
tayang karena dia gak mau ASI beku. Ya itu sih ada juga stres juga.
Aduh…
mestinya minum 3 botol nih
anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
cuma
dapet
2
botol
setengah… gimana??? Gitu kan… Cuma ya itu masih level biasa lah… (hehehe) 56.
Ok trus, kalau misalnya kepikiran mungkin juga di rumah begitu di sekolah juga mungkin pekerjaannya banyak gak sih mbak?
57.
Hm…
Kebetulan
saya
kerjanya, saya ngajar di pre school, anak 2 tahun 3 tahun. Jadi,
mungkin
capek
fisik.
capeknya Eee
kalau
kerjaan banyak, ya… ada musim-musimnya sih… tapi yang pasti kerjanya banyak gunting, ngelem… hal-hal yang
kayak
gitu.
kalau
dibilang capek, masih bisa di handle
lah
capeknya.
Menurut
saya sih
setiap
kerjaan pasti ada capeknya. Kalau banyak banget ya masih banyak deh yang lebih capek kerjanya. (hehehe) 58.
Terus
itu
kalau
mau
pumping mau apa segala macem atau?
ada
ruangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
59.
Kemudahan
Saya di ruangan saya sendiri. Subjek memerah di
yang dimiliki
Tutup gitu.. (hehehe)
ruangannya sendiri.
subjek untuk memerah. 60.
Trus udah gitu ada masalah gitu di rumah trus mungkin di sekolah banyak kerjaan capek fisik kan. Rasanya gimana sih ? menurut mbak Laureen sendiri.
61.
Perasaan
Eeee… Sebenernya sih saya Pada
tidak
mungkin yang berat banget menyusui
mendapat
itu di awal-awal apalagi kurangnya dukungan
dukungan
menurut saya sih kurang dari suami dan mertua
dari keluarga
support dari family
terutama ibu
suami. Suami saya, kalau tradisi
menyusui
mertua dan
baik sih baik. Cuma dia dalam
keluarganya,
suami.
bukan
Tidak adanya
(hehehehe).
tradisi
awal-awal juga
menyusui
apa sih ASI…. Karena dia
dalam
punya anak 2 dan dua-
keluarga.
duanya pake susu formula
Perasaan
toh sehat sampai gede. Jadi
berjuang
saya merasa saya berjuang
sendiri.
sendiri…. Ya itu sih… itu…
62.
Itu
ayah
ASI Mertua
awal
proses eksklusif
dari yang tidak memiliki
lah membuat saya merasa
subjek berjuang
gak gak… sendiri.
berpengaruh
sama
produksi ASI nya gak pada waktu itu? 63.
Hambatan
Eee… entah kenapa saya sih Produksi ASI subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
menyusui di
bersyukur saya bukan tipe cukup
saat
yang kalau stres mampet. kalaupun
mensturasi. :
Biasa aja. Stabil aja. Kecuali dikarenakan
produksi ASI
eee anak saya setahun saya malas memerah atau
berkurang.
mulai mens, nah kalau mau mensturasi.
stabil, turun subjek
mens emang berasa lebih dikit aja. Tapi, eeee selama 2 tahun ini sih stabil aja. Paling naik turunnya dikit. Kalau pun turun karena saya mulai males pumping. Kalau stres… eee… gak tau ya…. Mungkin kalau di orang lain berkurang. Kalau di saya sih gak terlalu pengaruh. 64.
Trus
dengan
adanya
hambatan-hambatan itu tadi, tekanan juga kan termasuk. Cara ngatasin nya gimana mbak? 65.
Turning to
Eee kalau saya sih, karena Subjek
religion
saya kan
Perasaan
ke masalah support. Gitu mengurangi
kurang
kan.
dukungan
berjuang untuk kasih ASI ini merasa
dari mertua
sendirian. Kadang binggung sendiri.
dan suami.
gitu loh. Saya mau ngomong
Saya
sebenernya lebih berdoa
mereasa
awal-awal
untuk
saya tekanannya dikala ia
sama suami eee soal mertua misalnya
memilih
saya
takut bikin suami di posisi
berjuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
gak enak. Tapi kalau saya gak ngomong kok sayanya yang makan hati sendiri. Kadang saya bilang kadang capek,
jenuh
pumping…
mau ngomong sama suami, nanti dia jawabnya enak “ya kasih aja susu formula. Kan gak capek.” Jadi kalau saya, dulu mungkin lebih… lebih berdoa. Karena saya mau ngapain
lagi.
Saya
mau
ngomong cuap-cuap nanti malah tambah stres nanti kalau berantem. Jadi kalau dulu sih saya milih untuk berdoa aja. Saya… saya bisa apalagi waktu itu kan… ya… (hehehe) 66.
Iya… (hehehe)
67.
Saya… ya gitu aja sih…
68.
Wah, lumayan kerja keras tuh. (hehehe)
69.
Hm… itu ada pengaruh gak sih mbak, mbak mesti kasih ASi, mbak kasih ASI nya pas bawa
pulang
aja
atau
nganterin, misalnya pakai fasilitas kurir ASI gitu? 70.
Active
Oh gak gak… karena kan Subjek
memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Coping
deket… tempat kerjanya dan membawa
langsung
yang saya pumping hasilnya ASI perahannya tanpa cukup. Untuk besok dia menggunakan
jasa
minum. Jadi gak gak… ya kurir ASI. tinggal dibawa pulang aja. Jadi,
saya
siangnya,
pumping
sorenya
tinggal
saya bawa pulang buat besok anak saya minum. 71.
Jadi sebenernya jarak gak jadi hambatan ya mbak?
72.
Eee… kalau buat saya sih mungkin karena produksinya cukup. Jadi saya gak butuh cepet-cepet
mesti
dikirim
nih…. Gitu loh… yang saya pumping hari ini ya cukup buat besok. Malah kadang bisa buat 2 hari. 73.
Itu kan hambatannya banyak banget. Tapi tetap mau kasih ASI kenapa?
74.
Hubungan
(hehehehe
)Kenapa
yang kurang
karena…
karena
baik antara
(subjek
subjek
hubungan saya sama mama ibunya, sehingga ia
dengan
saya gak baik. Hm… (subjek selalu ingin menjadi
ibunya.
diam cukup lama) dan entah ibu yang sempurna
Keinginan
kenapa ketika
untuk
anak mungkin saya
mulai
ya… Subjek
memiliki
gini… hubungan
yang
menangis) kurang baik dengan
saya punya (perfectionist). jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
menjadi ibu
cenderung pingin
yang
yang perfectionist. Ingin apa
sempurna
yang gak saya dapet dari
(perfectionist
mama saya,
).
kasih
buat
jadi ibu
saya pingin anak
saya…
dan… sorry ya… (hehehe) (subjek tertawa kecil sambil tetap menangis.) 75.
Gak
pa-pa…tenang…
tenang… boleh loh… 76.
Dan
of competing
ngasih ASI tuh apa yang menanamkan
Pandangan
saya punya bisa saya kasih adalah investasi masa
subjek bahwa buat
saya
anak
pikir
dengan Berusaha
Suppression
saya.
Saya depan
anak.
ASI adalah
mungkin gak bisa kasih… Hambatan-hambatan
investasi
gedenya nanti mungkin saya apapun,
masa depan
gak bisa… ya amit-amit sih sementara.
anak,
ya… mungkin saya gak bisa rela
hambatan
kasih harta yang belebih. apapun demi anak.
apapun hanya Tapi, saya bisa kasih dia satu
ASI
sementara.
fondasi yang kuat. Badannya
Bentuk
sehat, psikologisnya baik,
keinginan
dia punya ikatan yang kuat
yang kuat
dengan saya. Itu aja. Saya
dalam diri
pikir kasih ASI nya untuk
subjek untuk
anak saya. Gitu loh. Saya
memberi
pikir hambatan-hambatan itu
yang terbaik
hanya sementara kok. Tapi
bagi anak.
masa depan anak saya itu kalau gak saya investasi dari
hanya Subjek melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
sekarang tuh kapan lagi. Gitu. Itu aja sih dasarnya. Saya pikir apa aja sih buat anak, mau kepala di kaki, kaki-nya
di
kepala,
ya
mestinya sih bisa lewat. Gitu… 77.
Pernah ada masa pingin udah give up. Berhenti… atau gimana
78.
Suppression
Pernah… pernah karena saya Subjek
seringkali
of competing
pikir… aduh… karena saya tergoda
untuk
Perasaan
jadi
ingin
mana mesti bawa cooler memberikan
menyerah
bag… misalanya saya mau eksklusif
terhadap
pulang kerja kan… ya jujur anaknya.
godaan
ya… kadang kan ada rasa sibuk bekerja, beban
Usaha
pingin
memenuhi
sebentar.
kebutuhan
mikir ni ASI nya ntar basi sangat
ASI anaknya
gak ya sampai rumah… terasa
dengan
kadang pingin… ya ya udah tetapi,
berusaha
lah… kadang kalau lagi berusaha untuk fokus
fokus
banyak kerjaan misalnya di kembali pada tujuan
memerah
sekolah
ASI dalam
ambil report
kondisi
banget
apapun.
portofolio,
Pandangan
macem.
bahwa tidak
mau napas aja susah. Tapi
terbatas…
main Tapi
tuh,
kemana- menyerah ASI kepada Di
saat
dulu
ah memenuhi kebutuhan
saya
kan ASI perah menjadi
kalau
siapin
report segala Aduh…
sulit.
dan Akan subjek
mau awal pemberian ASI.
kan sibuk
tuh…
berat
kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
mudah
saya mesti harus pumping.
menyusui
Kadang pingin give up aja.
eksklusif
Kadang pingin eee aduh…
sambil
kasih
bekerja.
kayaknya
susu
formula
aja
kan gampang
tinggal beli aja. Tapi saya balik lagi ke tujuan awal saya ngasih ASI. Udahlah… toh saya gak
selamanya
ngasih ASI. Nanti juga saya bisa jalan-jalan lagi. Saya selalu mikirnya gitu aja. 79.
Dukungan itu dateng dari suami juga gak sih mbak?
80.
Gambaran
Eee… Suami saya bukan Suami subjek bukan
sifat suami
tipe ekspresif.
subjek yang
saya bilang capek ya itu tadi, subjek
mengeluh,
tidak
simple “ya udah… stop aja, suami
akan
ekspresif.
toh
Idealisme
setelah anak saya udah 1 stop
subjek untuk
tahun kan sebetulnya udah subjek
menyusui
bisa di kasih UHT kan… idealisme sendiri ASI
eksklusif
tapi saya punya idealisme eksklusif
hingga 2
sendiri. Saya mau full ASI tahun.
tahun.
sampai
dah
Dan kalau tipe
gede.”
2
ekspresif.
Apalagi menyarankan
tahun.
ASI.
Jika
untuk Namun, punya
hingga
2
Ya….
support ya gimana ya…. Ya… ya… gitu deh… 81. 82.
(hehehe)
Acceptance
(hehehe) susah jawabnya… Subjek lebih banyak
Perasaan
(hehehe)
ya
saya
sih mensupport
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
bersyukur
mungkin
lebih
banyak sendiri.
akan
support diri saya sendiri bersyukur
dengan
keberadaan
sih… kalau support dari keberadaan
suami
suami.
keluarga sih… dari suami… meskipun
Subjek
dukungan
ya… saya sih bersyukur ada suami bukan seperti dia… ya kalau saya mau yang diharapkannya. bandingin sama suami orang lain di milis, yang katanya aduh kalau lagi pumping subuh-subuh suaminya mau pijitin punggungnya. Suami saya kok gak ya?(hehehe)… suaminya mau bela-belain ambil ASI-nya… hm… kok suami
saya
gak
ya…
(hehehehe…) tapi ya buat saya, ya… dengan dia gak nyediain susu formula di rumah
ya
itu
sudah
dukungan lah… dengan dia mau beliin saya cooler bag, mau beliin botol susu kaca itu sudah dukungan. Kalau gak stres sendiri bandingbandingin sama suami orang kan… (hehehe) 83.
Iya… (hehehe) eee… selama menyusui
sambil
kerja
segala macem…trus kalau mau sharing sama siapa mbak? (subjek diam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
minum sejenak) 84.
Atau
ngatasin
semua
sendiri? 85.
Turning to
Saya gak bisa sharing sama Subjek merasa tidak
religion
siapa-siapa.
Perasaan
eeee… saya punya group siapapun.
tidak
temen deket gitu ya dari subjek
memiliki
SMA. Tapi yang punya anak membawa dalam doa
tempat
baru saya. Jadi mau sharing, setiap tekanan selama
berbagi
ya mungkin mereka mau proses
perasaan
dengerin tapi solusinya kan sambil bekerja.
yang tepat.
gak
dapet.
Karena… dapat berbagi pada
Saya
Sehingga, selalu
menyusui
mau
sharing di tempat kerja yang punya anak baru beberapa dan
mereka
mix
sama
formula…. Ya saya bingung juga kan mau sharing sama siapa. Mau sharing sama suami ntar malah bikin BT. Ya
jadi
yaudahlah…
saya
pikir,
gitu. Dibawa
doa aja. 86.
Seeking
Karena soal ASI ini susah Dalam
social
lah… di lingkungan keluarga subjek baru subjek
support for
baru saya yang full ASI yang
instrumental
sampai 2 tahun… gitu. Di hingga
action
lingkungan
Tidak adanya
juga
tradisi
kadang mereka yang banyak milis dilakukan untuk
menyusui
tanya
baru
sama
teman-teman Subjek saya.
saya…
keluarga
menyusui 2
tahun. membaca
Malah sharing orang lain di
jadi mengatasi
tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
eksklusif
saya… ya… gue kemana yang dirasakan.
dalam
ya…
(hehehe) paling di
keluarga
milis
baca-baca
subjek.
orang… cuman kalau saya
sharing
sharing ya bingung juga mau sharing sama siapa. 87.
Waktu….
Ehm…
abis
melahirkan kan ada cuti tuh mbak. Dapet berapa lama sih mbak cutinya? 88.
Fasilitas cuti
Standart
3 bulan,
3 bulan yang
karena anak saya lahirnya 3
diberikan
akhir
oleh tempat
sekolah tuh ada holiday, jadi
subjek
saya dapet bonus setengah
bekerja.
bulan. Jadi saya dapet cuti 3
Desember
Cuma Subjek mendapat cuti
dan
bulan
setelah
di melahirkan.
setengah bulan… 89.
Itu, dari kondisi anaknya dari lahir sampai di kasih saat ini sehat?
90.
Eee…. Pasti ada sakitnya (hehehe)
91.
Maksudnya lahirnya normal sehat? (hehehe)
92.
Oh… ya puji Tuhan normal, sehat, gak ada sakit yang aneh-aneh gitu… (hehehe)
93.
Wah… hebat ya… kayaknya berat tuh…
94.
Perasaan
Gak seberat itu sih (hahaha). Menyusui
2
tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
ingin
Kalau sekarang sih liatnya, hanya berapa persen
berkorban
bisa ya gue dulu kayak dari
demi yang
gitu… Cuma ya… yaudah subjek, sehingga ia
terbaik untuk
kan saya bilang saya nyusuin mau berkorban bagi
anaknya.
gak selamanya. 2 tahun itu anaknya.
Pandangan
cuma berapa persen dari
bahwa
hidup anak saya masak saya
pengorbanan
mau berkorban sedikitpun …
hidup
anak
selama 2 tahun hanya sebagian kecil dari keseluruhan hidup anaknya. 95.
Trus,
perasaannya
ketika
dengan banyak tekanan itu, masih harus kasih ASI, itu… ee…. Iya… macem-macem deh
waktu
itu
tantangannnya, perasaannnya waktu itu apa sih?
Kalau
bisa
mendeskripsikan perasaannya? 96.
Perasaan
Heh… saya merasa sendiri, Subjek merasa sendiri
sendiri dan
saya
kesepian.
berjuang sendiri ya? Saya merasa
ingin
Perasaan
merasa
kesepian
yang
tidak adanya
(subjek
menangis.)
merasa
kok
saya dan
kesepian.
mbak. melakukan
Ia
saya terbaik untuk anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
dukungan
merasa…
hm…
saya namun tidak ada yang
dari keluarga. melakukan hal yang benar sungguh mendukung.
Keinginan
untuk anak saya tapi kok gak Dengan segala yang
mendapat
ada
pujian dan
support.
pengakuan
biasa aja. Dan ini yang pujian
dan
dari suami.
sering jadi saya berantem pengakuan.
Jika
Acceptance
sama suami. Karena kadang dibandingkan dengan
yang
bener-bener subjek
rasakan
Semua dianggap ingin sesekali diberi
jujur… bukannnya saya gak suami
lain,
subjek
ikhlas nyusuin anak saya. selalu
menyatakan
Dengan segala yang saya bahwa
suamiya
rasain,
capeknya,
saya adalah
pingin sekali-sekali dari dia, baik.
suami
yang
Hanya
saja
apa ya… dipuji kek… atau bukan ayah ASI. dibilang apa kek… tapi gak ada. Pengakuan itu gak ada. Dan itu yang membuat saya merasa sedih, kesepian, pasti ngebandingin sama suami orang lain mah pasti ada. Gitu kan… kok suami orang lain
kayaknya
dukung
banget… kok suami gue gak ya??? Ya…. (hehehe) ya dia suami
yang
baik,
cuma
mungkin dia bukan ayah ASI. Ya saya selalu bilang gitu. Dia suami yang baik, tapi dia bukan ayah ASI aja. 97.
ia
Ketika itu sudah berlalu perasaannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
98.
Positive
Eee…
Jujur
masih
reinterpretati
sedikit
on and
(hehehe) kalau diinget-inget subjek masih banyak
growth
ya…. Cuma kalau saya pikir, dan
sreeet…
yaudahlah,
masih
ada Berpikir
gitu… kelebihan
segala
kalau suami
sesuatu
banyak ada kekurangan dan
kelebihan suami saya, kalau kelebihannya. saya Cuma inget masalah itu terus ya bisa stres nanti saya sampai saya tua nanti kan. Ya semua manusia punya plus minus nya… Cuma
bagian
minusnya… masih
ya itu
kecil ya…
tetep
dari jujur
ngerasa
gimana… gitu dihati. Kalau nginget. Cuma ya udahlah… ya udah… 99.
Tapi kan nih udah sukses nih mbak
nih…
perasaannya
gimana nih mbak nih kalau ngeliat anaknya sendiri? 100.
Perasaan
Eee… eee… yaa…. Saya sih Subjek senang dan
senang dan
seneng… seneng sih ketika bangga saat anaknya
bangga
bisa lulus ASI 2 tahun. Saya lulus ASI 2 tahun.
anaknya
seneng sih, bangga. Ya gitu.
berhasil ASI eksklusif 2 tahun. 101. 102.
Belum disapih? Perasaan
Ya… pingin sih (hehehe) Subjek merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
tidak tega
tapi
menyapih
(hehehe) semua suami saya, anaknya dan merasa
anak.
mertua saya, mama saya bahwa
Kepercayaan
bahkan bilang “Anaknya dah mengerti
bahwa anak
kegedean ntar gak bisa lepas sendirinya tanpa perlu
akan
loh…” tapi ya saya pikir disapih.
mengerti
saya gak tega kalau mesti
dengan
saya kasih cabe, saya kasih
sendiri kapan
minyak kayu putih saya gak
ia harus
tega. Yaudah biarin lah ada
berhenti
saatnya nanti dia ngerti dia
menyusu.
lepas sendiri kok…. Hehehe
anaknya
gak
mau. tega
asal gak sampai SD aja. 103.
Cukup sih mbak, makasih ya buat sharingnya….
104.
Ya ok… ya ya… (hehehe)
menyapih
anak
akan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Lampiran 5. Data Verbatim Wawancara Subjek 3 Subjek 3 (30 Th) 6 April 2012 No.
Refleksi
Cuplikan Transkrip
Analisis awal (Padatan Faktual)
1.
Ok, sebelumnya aku ijin merekam dulu gak pa-pa ya mbak?
2.
Oh
gak boleh
mbak…
hehehe 3.
Boleh gak?
4.
Boleh boleh boleh lah… hahaha
5.
Ok,
bisa
ceritain
biodatanya dulu mungkin. Umurnya
sekarang,
umurnya waktu nyusuin? Anak
keberapa,
segala
macem deh. 6.
Ok, nama saya Ayu… working
mom.
Eee…
punya bayi umur sekarang 6 bulan 20 hari. Saya sudah bekerja sekitar 5 tahun. Anak saya ini hamil yang ketiga. Jadi 2 kehamilan yang sebelumnya gak jadi. Ini jadi anak yang ketiga. Trus sudah ASI ya seumur anak saya. 6 bulan 20 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
7.
Trus
waktu
itu
kerja
dimana mbak? Sekarang juga masih sama ya mbak? Hehehe 8.
Sekarang saya bekerja di salah
satu
perusahaan
telekomunikasi
nasional.
Saya sebutin namanya gak pa-pa? 9.
Oh gak pa-pa.
10.
PT.SmartFren Telekom.Tbk.
untuk di
kantor
di
pusat
jalan
Sabang. Jakarta pusat. 11.
Jabatannya sebagai?
12.
Saya
sebagai
data
management specialist. 13.
Oh…
14.
Di department marketing.
15.
Heem kalau boleh tahu jam kerjanya di kantor?
16.
Untuk jam kerjanya, saya senin sampai jumat. Mulai jam setengah 9 pagi sampai setengah 6 sore.
17.
Jaraknya dari rumah ke kantor?
18.
Berangkat saya dari rumah jam setengah 8. Kemudian sampai
rumah
lagi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
biasanya sebelumnya saya kan naik metro mini, keluar kantor setengah 6 saya sampai rumahsekitar setengah 8.
jam
Tapi dua
minggu terakhir saya coba naik kereta. Eee… sampai rumah jam setengah 7. Jadi lebih
cepat
satu
jam.
Untuk pulangnya ya. Kalau berangkatnya saya keluar jam setengah 8. Pokoknya keluar
rumah
harus
setengah 8. Kalau lebih saya pasti telat. 19.
Biasanya
berapa
mbak
perjalanannya
di
sendiri
lama
biasanya
menghabiskan
waktu
berapa lama? 20.
Kalau berangkat satu jam. Kalau pulang mungkin satu setengah jam ya.
21.
Trus
punya
ide
buat
menyusui eksklusif. Kasih ASI itu dapet info dari mana? 22.
Dukungan dari
Eee… sebetulnya waktu Subjek
tidak
tahu
rumah sakit
hamil saya gak begitu tahu banyak
soal
ASI
mendorong
banyak soal ASI eksklusif eksklusif saat hamil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
subjek untuk
gitu.
menyusui
eksklusif itu Cuma sampai memiliki
eksklusif.
6 bulan. Trus waktu hamil untuk ASI eksklusif.
Usaha subjek
saya
Saya
pikir
juga
gak
ASI Subjek
ada Ia
tidak persiapan
hanya
berpikir
untuk memberi
persiapan. Saya cuma pikir untuk IMD. Pada saat
ASI eksklusif
untuk
pada anaknya
ternyata karena ceasar agak bahwa ASI eksklusif
dengan
susah untuk IMD. Dokter hanya
IMD
saja.
Tapi itu subjek hanya tahu
sampai
6
mengumpulkan juga di rumah sakit, saya bulan. Namun, karena info sepulang
juga pokoknya saya pingin rumah
sakit
dari rumah
ASI eksklusif. Waktu itu mendukung
ASI.
sakit.
saya
cuma
pikir
ASI Selama ASI subjek
eksklusif cuma sampai 6 sepanjang
3
hari
bulan. Trus di rumah sakit. belum keluar, bayi Kebetulan rumah sakitnya subjek tidak diberi juga
support ASI.
Jadi susu
formula
oleh
waktu 2 hari pertama kalau pihak rumah sakit. gak salah. Itu, ASI belum keluar.
saya Hingga
Waktu itu ketiga
pada ASI
hari subjek
saya minta ke rumah sakit, keluar, subjek mulai “Tolong jangan diberikan menyusui
dan
apa-apa ke bayi saya.” Oh sepulang dari rumah saya gak bilang gitu, saya sakit, subjek mulai bilang “ASI saya belum mencari
tahu
keluar gimana ini?” trus si mengenai
ASI
suster-suster di rumah sakit eksklusif. bilang. “Gak pa-pa bu, eeee…
mereka
juga
tambahkan susu formula atau terus
apa itu gak.” Tapi prosesnya
dicoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
nyusuin terus. Terus di hari ketiga
allhamdullialah
keluar ASI nya. Udah saya pikir, udah ASI. Sampai 3 bulan… nah, sejak mulai keluar dari rumah sakit saya mulai cari tahu. Kan berhubungan juga dengan dokter
spesialis
anak,
dengan ini… di… apa? saya akhirnya mulai cari tahu.
Ternyata
memang
harus ASI eksklusif. Saya pikir masih 6 bulan saat itu, tapi semakin kesini. Ternyata
gak
Cuma
6
bulan ternyata juga sampai 2 tahun…
ntar kalau
ngantor gimana caranya ya. Kan
saya
Sempat
juga
kerja.
kepikir
untuk
resign saaat itu. Tapi, saya pikir saya coba dulu lah. Bisa kok bisa. 23.
Seeking social
Trus abis itu akhirnya saya Subjek
mencari
support for
cari-cari tahu dari internet informasi
instrumental
lah,
action
macem,
googling segala
segala ASI
mengenai
eksklusif
website media internet dan
saya buka, blog-blog saya bertanya buka. Tanya-tanya senior- senior senior,
dari
kakak-kakak kakak
kepada dan
kakak-
sepupunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
sepupu yang pernah ASI yang
sudah
lebih
eksklusif. Udah akhirnya berpengalaman. mulai
persiapan.
botol-botol, persiapan
Nyari
trus
ini,
mental,
apa
segala macem. Kebetulan temen-temen
juga
ini
“kamu mau ASI ken?” “iya…” yaudah akhirnya dikadoin juga pompa itu. Yaudah. Ya trus, waktu itu…. 24.
Usaha untuk
Waktu cuti hamil saya Subjek
sudah
memenuhi
Cuma berhasil ngumpulin mengumpulkan
kebutuhan ASI
20 botol. Botol UC itu. perah sebanyak 20
anaknya
Kemudian
dengan
kantor ketemu sama genk hamil.
waktu masuk botol
selama
ASI
cuti
mengumpulkan mama perah itu kan di stock ASI
kantor.
perah. 25. 26.
Genk mama perah? Active coping
Iya
mama
perah. Sebelum
memiliki
Allhamdullilah di kantor ruang pompa, subjek saya tuh ada ruang ASI. memerah Tapi, itu pun juga dengan toilet. penuh
perjuangan
dapetinnya.
Dulu
tuh
senior, sekitar 2, 3 tahun yang
lalu
pompa.
minta
ruang
Sebelumnya
di
ASI
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
toilet lah… 27.
Active coping
Trus itu akhirnya dapet Cooler
Usaha subjek
ruang ASI tapi gak ada bertahan
bag 12
yang jam
untuk
kulkas. Nah susah kan. dijadikan alternatif.
memenuhi
akhirnya saya pake cooler
kebutuhan ASI
bag yang tahan 12 jam.
anaknya
Kan saya pikirkan 12 jam.
dengan memeli cooler bag yang bertahan 12 jam. 28.
Active coping.
Trus
Usaha subjek
kantor ngobrol-ngobrol kan kepada teman-teman
akhirnya
udah
di Subjek
bercerita
untuk
sama genk mama perah di sesama ibu menyusui
memenuhi
situ kan. “kamu stocknya di
kebutuhan ASI
berapa yu?” “20…” “wah mengenai stock ASI
anaknya
kurang… “ katanya gitu.” perahnya yang dinilai
dengan aktif
“Nih kamu harus nambahin masih kurang oleh
mencari info
stock,
dari orang lain
nambahin stock gitu.” “tapi mengeluhkan
dan mencari
aku udah gak ada botol.” kacanya yang kurang,
botol kaca.
“udah gampang, ayo ke sehingga
Seeking social
tiap
hari
harus teman-temannya dan
kantin.” Akhirnya di kantin temannya botol-botol
support for
minta
instrumental
UC
action.
Minta 20. Dah gitu gak
itu
yaudah
kantornya
botol
temanmengajak
bekas mencari botol kaca. dapet.
lama kemudian “botolku abis, aku mau minta lagi boleh gak?” “ayo gak papa. wah abis 20?” heem…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
udah minta lagi. Jadi… sampai akhirnya
setelah
satu bulan.
29.
Active coping.
Satu bulan masuk kantor Satu
Planning.
ya… saya dapet sekitar 50 masuk kantor subjek
Usaha subjek
an. Dan konsisten. Udahlah sudah
mampu
untuk
target saya segitu. Tinggal konsisten
dengan
memenuhi
verse in verse out aja targetnya
dan
kebutuhan ASI
konsisten
anaknya
Untungnya
dengan
temen
merencanakan
nambah stock. Kalau gak
management.
mungkin
ASI perahnya.
sekarang udah gak ASI
waktu
saya
itu management
nyaranin perahnya.
anak
saya
Karena apa?
Karena saya sempat sakit. Karena sakit, saya harus minum obat.
Saya gak
disarankan untuk kasih ASI akhirnya
pompa
buang, pompa buang. Ada sekitar 20 botol selama saya
setelah
segitu. merencanakan
eksklusif.
kan.
bulan
saat
itu.
Kalau
ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
stocknya waktu itu Cuma 20 udah nyambung susu formula lagi nyambung… udah. Tapi karena stocknya udah 50 gitu masih ASI eksklusif sampai sekarang. 30.
Hebat. Dari kantor sendiri Selain ruang menyusui itu ada fasilitas apalagi sih yang diberikan kantor?
31.
Gak ada.
32.
Jadi Cuma itu satu-satunya fasilitas.
33.
Active coping.
Jadi
gini. Subjek
bersama
Planning.
dikantor saya itu ruang dengan
teman-
Usaha
menyusui itu. Awalnya 3 temannya
yang
memenuhi
tahun yang lalu ada ibu di tergabung
dalam
kebutuhan ASI
HRD, gitu ya… levelnya “genk mama perah”
anaknya
juga
dengan turut
manager up gitu. Dia ASI berjuang
berjuang
eksklusif sama anaknya. menyediakan
memfasilitasi
Trus
diri di kantor.
ruangan. Tapi, untuk ruang merencanakan pompa.
ceritanya
udah
dia
lumayan, bersama-sama
minta
Tapi
gak
ruang
satu menyusui dan juga
ada fasilitas
tersedia
ruangan
yang menyusui
kosong.
Jadi ada satu kantornya.
ruangan
yang
kosong.
Ruangannya tuh shower. Jadi ada wastafel 3, trus ada sekat-sekat showernya.
pendukung di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Tadinya tuh ruangan buat gym. Tapi karena gym nya gak jadi kan tuh ruangan nganggur.
Akhirnya
semakin banyak yang ASI kan. Akhirnya patungan yang
ikut
genk
mama
perah bayar iuran setiap bulan 20.000. uang itu nanti terkumpul buat apa, buat basah,
beli
tissue,
tissue
pembersih
botol,
bayarin OB untuk bersihin ruangan itu.
Tapi kulkas
belum punya nih. Gitu. Trus
ASInya
dititipin
dimana? ASInya akhirnya Kalau yang di department nya ada kulkas , ditaruh di kulkas
departementnya.
Kalau kayak di department saya gak ada kulkas, saya bingung mau ditaruh mana. Nyimpen
di
department
lain diliatin. Pun orang yang di department nya sendiri ada kulkas pun mau nyimpen ASI di kulkasnya pun orang udah mandang sebelah. Belum lagi waktu ijin pumping kan… yaudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
waktu itu diputusin aja “kita beli kulkas aja yuk, kan uang kas kita juga ada.” Kata ketua genk nya. “ya wis ya wis.” Kebetulan karena kulkas saya 1 pintu. Karena udah gak cukup jadi udah beli aja kulkas aku, aku mau upgrade. Yaudah akhirnya dibeli. 34.
Jadi sekarang ada kulkas di pumping room ya?
35.
Heeh… ada…
36.
Kalau menurut mbak Ayu sendiri,
ada
gak
sih
dukungan dari kantor atau dari atasan dan lain-lain untuk menyusui? 37.
Tidak adanya
Gak
mbak…
dukungan secar dukungan
dari
kalau Dukungan
secara
kantor, resmi dan legal dari
resmi dan legal
kalau dukungan dari kantor kantor dirasa tidak
dari
secara legal, atau secara ada. Meski demikian,
perusahaan.
resmi gitu ya… gak ada… tetap ada dukungan
Adanya
jadi
dukungan
dari langsung dari atasan.
dukungan
usernya.
langsung dari
masing-masing. Jadi kalau yang
atasan.
dari
Usaha untuk
Atasannya Selain itu, karyawan
kantor
sebatas
itu
ruangan
menyusui
yaudah termasuk subjek juga itu berusaha
memenuhi
seadanya. Kalau misalnya memfasilitasi
kebutuhan ASI
suatu
saat
itu
shower sendiri.
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
anak dengan
diperuntukkan
memfasilitasi
sebagaimana
diri sendiri.
untuk shower, kita gak tau
Active coping.
nih nasib ruang pumping
mestinya
gimana. Akan disediakan ruang pumping atau tidak. Kita juga masih belum tahu. Kebetulan kan kantor smartfren
ada di BSD
juga.
temen
Ada
yang
tadinya di kantor Sabang dia pumping kan. trus di kantor smartfren. Dia gak ada ruangan. Dia minta ruangan
gak
Prosesnya
harus
ada. minta
sampai CEO lah dan segala macem
gitu
kan.
Trus
adalah ruangan kosong gitu kan. Ada sofanya dan ada kulkas
nganggur.
Dan
ternyata dia bilang “yu, jangan bilang siapa-siapa dulu ya… karena ruang ini belum tau belum tentu digunakan
untuk
ruang
pumping di BSD. Padahal kita gak bilang siapa-siapa. Ternyata
ruangang
itu
diperuntukkan untuk ruang clinic. Jadi gak tersedia di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
kantor BSD gak ada ruang pumping di BSD. Jadi intinya di kantor saya, mendukung ruang ASI atau tidak saya tidak tahu ya. Cuma yang jelas, buktinya kita memfasilitasi diri kita sendiri. Mulai dari kulkas, terus kebersihan, OB pun kita kalau itu didukung oleh kantor kita gak perlu kasih tip… itu kita kasih tip juga. Masing-masing bawa kunci… kita bawa kunci ruangan itu sendiri. Dan
untuk
waktu
pumpingnya
pun
tergantung atasan masingmasing. Ada temen saya yang di tim nya “pumpingpumping terus loe, kaburkaburan
mulu
loe.”
Padahal
temen
saya
dicarinya jelas. Dicari di ruang pumping juga pasti ada. Ya kayak gitu sih. 38.
Gimana cara mbak Ayu manage ASI nya sendiri selama kerja?
39.
Manage
ASI
nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Maksudnya
anak
saya
gimana gitu minumnya di rumah atau gimana. 40.
Eee… manage maksudnya gimana pompanya apakah selalu teratur setiap jam, trus gimana distribusinya lagi ke rumah… gitu.
41.
Active Coping.
Oh gitu, karena saya kan Subjek
Kepercayaan
sudah ada stock ya. Jadi stock
harian
saya memastikan
dan
subjek bahwa
hari-hari
semakin subjek
tinggal kerja, saya coba harian terpenuhi agar
stres, ASI
siapin 3 botol buat saya stock
semakin tidak
tinggal selama 12 jam itu. tercukupi.
keluar.
Ternyata tengah hari saya merasa, semakin ia
Usaha untuk
pertama
mengatur
telepon ke rumah. Saya kan stres,
ASI
maka
target
perah Subjek
ASI
memenuhi
pumping jam setengah 12 semakin tidak keluar.
kebutuhan ASI
sebelum
anak dengan
sampai jam 1. Sama sore
mengatur stock
jam setengah lima sampai
harian dan
jam 5 atau 5 seperempat
memastikan
lah. Nah itu pas saya
stock ASI
pompa pertama pas siang
perah cukup.
abis makan siang, saya
makan
siang
telepon ke rumah “udah abis berapa botol.” Gitu kan “oh… udah abis 2 botol.” Gitu kan. wah harus dapet 2 botol nih. Tapi semakin stres makin gak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
keluar. Biasanya kalau di rumah selama cuti hamil, kalau di rumah, saya sehari tuh dalam waktu 4 jam. Padahal
udah
disusuin
langsung tuh sekali pompa bisa
dapet
botol…
sampai
2
dalam waktu 4
jam tuh ya… bisa dapet 2 botol… nah ini udah dari jam setengah 9 sampai jam 12. Istilahnya kan udah hampir 4 jam ya. Dapet 1 setengah tuh seret banget. Waktu hari pertama. Udah gitu kan sorenya tekor nih. Tekor. 42.
Seeking social
Ya
udah
hari
pertama Subjek
berbagi
support for
masih kurang. Udah trus, dengan
ibu-ibu
emotional
udah
reason.
ngobrol di BBM apa sama- mama
akhirnya
ngobrol- lainnya dalam geng perah
dan
Usaha untuk
sama ibu-ibu mama perah saling menyemangati
memenuhi
juga “udah jangan stres… untuk mengatasi stres
kebutuhan ASI
kalau stres nanti ini. Udah saat harus memerah
anak dengan
jangan dipikirin… kangen ASI.
mengurangi
anak… udah pasang foto
stres yang
aja, pasang foto.” Jadi di
dapat
ruang
pumping
menghambat
dipasang
foto
produksi ASI.
nya
ibu
penyemangat.
itu
bayi-bayi itu
buat “ayo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
semangat-semangat.” Gitu kan.
kadang-kadangkan
jadwalnya
suka
beda-
bedakan…
yaudah
itu
pompa, sore pompa. 43.
Active coping
Pernah
juga
itu
dulu Subjek
sebelum hamil kan saya waktu
mengatur makannya
suka makan di luar. Makan dengan tidak makan di luar kan gak Cuma di luar agar waktunya sekedar makan tapi juga dapat
digunakan
makan waktu kan. hehehe. untuk memerah ASI. Akhirnya saya gak udah gak makan di luar. Karena saya sadar diri. Saya kan juga pumping ambil waktu jam kerja. Dah akhirnya gak. Terus… udah itu. Jadi… Tapi pekerjaan saya juga load-nya tinggi. Kalau misalnya banyak
lagi buat
program pelanggan,
review nya kan ada di saya. Seminggu kan bisa ada 3 program jalan. Otomatis kan saya bikin 3 program review. Pernah waktu itu saya sampai 2 hari gak mompa sama sekali. 44.
Wow…
45.
Kebayang sakitnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Besoknya
46.
rumah
saya
sakit
masuk
ke
UGD.
Dan… Mastitis… 47.
Itu gak mompa sama sekali anaknya? Pakai stock?
48.
Stock terus. Maksudnya di kantor saya gak mompa. Di rumah nenen langsung kan. trus selama saya di kantor, ambil
dari
stock.
Jadi
sempat keluar tapi gak ada yang
masuk
gantiin.
Sebetulnya sih gak ada masalah soal stock. Masih cukup lah mudah-mudahan waktu
itu.
Yang
jadi
masalah tuh kan karena gak saya pompa jadi sakit, keras, saya sampai demam. Saya masuk UGD kan dan memang
iya
kedokterannya
istilah ada
apa
istilahnya mastits. Atau apa gitu. 49. 50.
Iya mastitis. Adanya
Udah terus, ” udah ini ibu Bos
subjek
dukungan dari
kerja? “
atasan subjek.
gitu. “iya.” “ibu ini kan menyusi dan cukup harus iya…”
kata dokternya bahwa
tahu
dipompa.” gitu.
Bos
“oh mendukung. saya
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
sendiripun tau saya ASI. Bos saya sendiri cukup support.
Tahu
kan
di
department saya belum ada kulkas waktu pertama kali saya masuk. “kamu coba ini,
simpen
kulkas
di
ruangan pak Mersa itu di atas.” Saya bilang “gak akh saya gak kenal.” “udah gak pa-pa
bilang
aja
sama
sekertarisnya.” Gitu. “gak akh…” kan akhirnya saya pakai cooler bag yang 12 jam itu…
cukup support
sih. 51.
Active coping.
Kemudian bos saya juga Subjek
Adanya
bilang waktu saya masuk mengkomunikasikan
dukungan dari
“ee mas, saya mau… eee waktu memerah ASI
atasan subjek.
ini saya kan ASI, saya nya
Usaha untuk
kepada
butuh waktu buat mompa. agar
atasan
mendapat
memenuhi
2 kali. Tapi saya mau coba dukungan dan lebih
kebutuhan ASI
3 kali. Tapi kalau bisa saya leluasa
anak dengan
coba 2 kali.” Terus dia memompa ASI dan
mengatur
nanya
waktu
pompa butuh waktu berapa mendukung.
memerah ASI
lama?” jadi dia nanya…
dan
dia sudah beristri, tapi dia
“emang
sekali atasanpun
mengkomunika belum punya anak. Jadi dia sikannya pada
nanya
“emang
sekali
pompa butuh waktu berapa
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
atasan.
lama.” “gak tau sih mas, saya belum pernah coba di kantor. Saya pernah coba di rumah…” “ya udah gak pa-pa. ini aja. Take your time.” Udah. Bosnya kasih ijin. Tiga kali kok saya rasa saya korupsi waktu banget. Akhirnya saya coba 2 kali itu.
“mas
aku
ke…
menunaikan kewajiban aku dulu ya.” “oh ya…” hehehe gitu.
Kalau
pas
jam
istirahat itu kan gak ya… jadi kalau sore gitu kan. “mas aku ke itu dulu ya.” “oh
ya
udah
monggo
monggo.” Yaudah, gitu sih. 52. 53.
Jadi bisa. Perasaan tidak
Nah, pas waktu yang sakit Beban
pekerjaan
enak dan
itu, saya tahu. Saya gak yang
leluasa untuk
enak nih kalau ijin. Kan membuat
memerah ASI
saya dikejar pekerjaan nih. merasa tidak nyaman
karena beban
Gak
pekerjaan yang
malah ngingetin “kamu gak untuk memerah ASI
banyak.
pompa yu?” “akh udahlah meskipun udah
pompa.
Bos
nanggung
saya dan
kan…
tidak
subjek
leluasa
atasan
jam sudah mengingatkan.
segini.” Itu juga udah rusuh gitu
banyak,
hehehe
pekerjaan belum selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Besoknya juga gitu. “kamu gak pumping lagi ya sore.” “oh
iya…
biarin.”
yaudah Trus
lah
besok
paginya aku masuk UGD. Trus
dapet
istirahat
surat
buat
dokter.
dibilangin
Trus
“kenapa
gak
masuk?” “iya aku sakit demam.” “iya aku sakit demam kenapa?” trus aku certain… malah
“makanya…” aku
dimarahin.
Hehehe tapi saya ngerasa gak
enak
juga
keseringan.
kalau
Sebetulnya
support secara individual personal ya itu ada. Cuma kalau dari HRD bilang oh ada waktu sekian, khusus, itu
gak
ada.
Cuma
kemanusiaan aja sih dari bos masing-masing. 54.
Eee… kalau di rumah yang kasih
ASI
bekunya
itu
siapa biasanya? 55.
Kan ada ibu saya sama mbak
ini
tadi.
Jadi
diasuhnya sama itu. 56.
Itu dikasihnya pakai dot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
kah? Sendok atau sloki? 57.
Active coping
Pakai botol dot. Jadi dari Botol dot digunakan
Perasaan tidak
umur satu bulan, itu saya subjek sebagai media
percaya diri
nenen kan, nenen langsung, pemberian ASI perah.
menyusui
karena saya orangnya kan Saat
langsung
sebelum
nikah
pergi
sebelum rumah, subjek tidak
dengan ditutupi punya anak suka pergi- percaya apron.
pergi jalan-jalan. 3 bulan menyusui cuti
di
rumah
kan dengan
kebayang dong bosennya apron. kayak apa jenuh… trus akhirnya liat suami mau pergi gitu pingin ikut… Cuma masa nenen di ini sih? Trus beli apron. Beli apron
tetep aja gak PD
kan. pakai jubah, pakai apron.
Jadi
gimana
ya
caranya. Udah, di pompapompa pompa. Di pompa. Jadi setiap kali keluar. Saya siapin ASI perahan gitu di botol. Jadi anak saya dari usia 1 bulan udah kenal botol juga. Umur satu bulan. 58.
Tapi dia gak ada masalah kan mbak? Biasanya kan ada yang bingung puting (bingung
keluar
puting)
atau
diri langsung ditutupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
gimana gitu? 59.
Enggak. Sampai sekarang enggak. Gak tau ya. Saya dulu juga gak tau ada istilah bingung puting baru sekarang-sekarang ini aja saya
tahu
ada
bingung puting.
istilah Waduh
untung ya anakku masih mau ini ya. Udah dari umur satu bulan. Katanya kan kalau dari bayi udah kenal botol, susah sama ibunya. Untung ya… waduh. Bisa kayak
gitu.
Untung…
anakku nggak… hehehe 60.
Selain
masalah
fasilitas
dan
lain-lain…
fasilitas
deh.
Selain
masalah
fasilitas, apa sih hambatan yang mbak Ayu rasain mesti
menyusui
sambil
kerja? 61.
Hambatan:
Hambatannya
stressing Stres
kerja
situasi
kerja ya. Ya itu tadi. Yang tuntuttan
menekan
masalah
akibat
pekerjaan
pekerjaan. dan tanggung jawab
akibat tuntuttan Mungkin iya, saya gak yang
besar
pekerjaan dan
merasakan langsung yang merupakan hambatan
tanggung
lingkungan tim itu tidak yang subjek rasakan
jawab yang
mendukung.
Lingkungan saat harus menyusui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
besar.
tim
saya
itu
mendukung
tidak sambil bekerja.
saya
merasakan
tidak
langsung.
Cuman pekerjaan saya nih yang menuntut saya untuk, eeee… apa. Gini, saya kerja. Kalau misalnya saya ambil
waktu
di
waktu
kerjaan saya untuk mompa kan
otomatis pekerjaan
saya kan akan telat ya. Saya gak mau juga pulang lebih malam. Karena saya juga pingin ketemu anak kan.
nah,
justru
mungkin
tanggung
itu
jawab
pekerjaannya sih , yang membuat bosnya
saya. sih
Bukan cuman…
Cuma… 62.
Lebih ke tanggung jawab beban pekerjaannya itu.
63.
Iya beban pekerjaannya itu.
64.
Eee… pernah gak dapet masalah… eee… istilahnya produksi berkurang sibuk
atau
ASI
nya
karena
lagi
hectic
kantor…
lagi
pekerjaan.
Disuruh
di
banyak bos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
ngapa-ngapain gitu… 65.
Seeking social
Pernah banget. Jadi pas Subjek berkonsultasi
support for
yang 2 hari saya pekerjaan dengan geng mama
instrumental
banyak jadi lewat waktu perah
action
mompa siang gak mompa mendapatkan sore
gak
mompa.
akhirnya
karena
untuk
Itu informasi gak mengalami
saat masalah
ngeluarin kan sakit. Eee… saat menyusui. 2 hari setelah itu atau 3 hari setelah itu, produksi ASI ngedrop. Saya biasa pulang bawa 3 atau 4 botol, itu Cuma bawa 2 botol. Jadi nge-drop sekitar 30 persen kali ya. Jadi ngobrol sama genk mama perah di kantor. “Udah gak pa-pa pompa terus. Emang harus segera
di
kosongin”
akhirnya saya sakit. Saya pikir ngedrop itu juga gak semata-mata karena ini gak dikeluarkan. Tapi karena saya juga mengkonsumsi antibiotik itu kan. ada yang bilang konsumsi antibiotik emang bikin seret. Pernah. Pernah ngerasain produksi ASI turun. 66.
Eee… ketika itu apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan di kantor mungkin, tekanan-tekanan di kantor mungkin dan tekanan di lingkungan? 67.
Seeking social
Itu,
curhat
sama
genk Subjek
Di milis untuk
memilih
support for
mama perah.
instrumental
juga… baca-baca di milis informasi
menyusui
action
itu. Oh aku gak sendiri dengan
membuka
mencari
ya… gitu. Curhat sama milis atau berdiskusi genk
mama
perah
itu dengan geng mama
akhirnya. “udah lah yu… perah. disyukuri… allhamdullilah gini gini gitu.” Pokoknya begitu
masuk
ruang
pumping, genk mama perh tuh. Pokoknya di sini gak boleh
ngomong
Ngomong
jorok.
jorok
ngomongin
tuh
kerjaan.
Hehehe udah serasa apa ya? Kayak hiburan sendiri. Gitu
loh.
sambil
Saat
ngobrol
mompa sama
temen-temen sharing. Eh anak ku bisa gini, eh anakku bisa gini. gini gini. nah
itu
produksinya
yang
bikin balik.
Disamping, akhirnya kan dari obrolan itu “eh yu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
makan ini, eh yu makan ini,” semuanya saling kasih tips tips tips yaudah. 68.
Kenapa sih masih mau nyusuin. Padahal kan udah tahu
kantornya
jauh,
kerjaannya banyak, udah gitu ribet juga kan harus bawa cooler bag,dll? 69.
Kepercayaan
Iya, kenapa masih mau Kerja,
subjek bahwa
nyusuin, karena emang apa suami
kerja,
ya… saya gak pingin. Saya merupakan
mengurus
gini, saya semenjak awal.. Jika
anak, dan
setelah lahiran, saya kan menjalankan
mengurus
bingung. Antara kerja atau keduanya ya sudah.
suami adalah
gak. Udahlah kerja
ibadah.
ibadah,
Pandangan
ngurusin
sama
mengurus dan
anak ibadah.
subjek
dapat
itu Subjek berpikir tidak
suami ada ibu yang tidak
anak-anak
juga bisa
menyusui
subjek bahwa
ibadah. Kalau saya bisa anaknya. Ibu manusia
ibu manusia
jalanin
adalah mahluk
udah. Saya pikir gak ada mamaliaberkelenjar
mamalia yang
ibu yang gak bisa nyusuin susu.
berkelenjar
anaknya.
susu.
kondisinya ya. Bahkan ibu menyusui.
Diciptakan
yang punya kendala sakit contoh nyata disekitar
seperti itu oleh
pun. Kecuali sakit yang subjek
Tuhan agar
menular ya. Itupun sudah menunjkkan
bahwa
dapat
dari
jarang
menyusui.
diagnose seperti itu. Ibu itu sakit.
Padangan
kan
dua-duanya
awal
mahluk
ya itu
mahluk
Diciptakan
Apapun seperti itu agar bisa
sudah
di anak
Banyak
yang
ASI
Ketahanan
mamalia. tubuhnya lebih kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
subjek bahwa
Mamalia itu kan mamae, Tidak ada yang dapat
anak yang
berkelenjar
mendapat ASI
diciptakan punya ini tuh Tuhan. Subjek mau
eksklusif
untuk nyusuin. Kita-kita itu tetap
jarang sakit
untuk nyusuin. Ya itu aja. anaknya demi yang
dan memiliki
Saya
ketahanan
contoh nyata buat saya. anaknya.
tubuh yang
Kakak
kuat.
nyusuin sampai 2 tahun.
susu.
Kita menyamai
menyusui
beberapa terbaik
punya
saya
untuk
anaknya
Kepercayaan
Jarang banget sakit. Kakak
subjek bahwa
sepupunya suami saya juga
tidak ada yang
anak
dapat
setengah tahun dan yang
menyamai
kedua udah 2 tahun masih
ciptaan Tuhan.
ASI juga. Jarang sakit juga.
yang
ciptaan
pertama
1
Menyusui demi Dan saya juga semakin yang terbaik
yakin. Oh emang bener.
untuk anaknya.
Memang bener ASI itu
Turning to religion.
bikin
ketahanan
tubuh
makin kuat. Trus saya pikir gak ada lah yang bisa nyamain ciptaan Tuhan. Ya itu kenapa saya masih mau tetep itu karena saya mau yang terbaik untuk anak saya.
70.
Dukungan terbesar yang mbak rasain itu dapet dari siapa?
71.
Active coping.
Eee… suami. Trus orang Pada
awalnya
ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Usaha untuk
tua. Awalnya sih emang… keraguan
dan
memperjuangk
apa ya. Waktu saya hamil pertentangan dari ibu
an ASI
saya bilang, pokoknya saya subjek
eksklusif
mau
kepada ibu dan
anakku. Waktu itu kan ibu demikian,
ibu mertua
sama
subjek dengan
Kebetulankan ibu mertua dan
menunjukkan
kan juga ada di sini kan. kepada ibu dan ibu
artikel-artikel
Apa namanya,” yu, gak mertua subjek bahwa
dan berkeras
dicobain ini apa. Udah menyusui
bahwa
jaga-jaga
menyusui
Beliin susu formula. Susu ibu yang bekerja.
dapat
kaleng. Nanti kan nangis
dilakukan oleh
terus. Kasian.Jaga-jaga aja
ibu yang
jaga-jaga. Gak di kasihin.
bekerja.
Siapa tau nanti kurang.
kasih
ASI
ibu
aja
subjek
mertua. berusaha menjelaskan menunjukkan
eksklusif
jaga-jaga. dapat dilakukan oleh
gak.
Jangan
sampai… trus ibu saya juga. Yaudah ibu saya juga akhirnya saya tunjukkin ini ini ini. Ini ini ini. Saya tunjukkin
ibu
buat mertua subjek. Meski
Apalagi nanti kerja.” Gak. Pokoknya
dan
tulisan
dari
berbagai
sumber.
Saya
kumpulin
gitu.
Trus
akhirnya mereka juga gak percaya. Emang bisa apa dibekuin, emang gak pa-pa pa karena jaman mereka kan gak ada yang namanya ASI beku. Yaudah kalau di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
rumah netein kalau di luar tambahin susu kaleng. Ibu saya juga yang dulunya kerjanya suster juga seperti itu. Gak ada yang namanya ASI
eksklusif-eksklusif
gitu. Yaudah udah 3 bulan aja udah bagus banget. Masuk
kantor
yaudah
campur aja. Aku gak mau, gak mau gitu. Syukurlah sejak lahir sampai sekarang belum
pernah
formula
ini
belum.
susu Dan
semakin kesini ilmu saya semakin banyak ka nada informasi-informasi
gitu.
Ternyata memang kenapa sih ada beberapa ibu yang “gagal”
memberi
ASI
eksklusif. Karena anaknya sudah kenal susu formula. Susu formula tuh kan lebih manis
rasanya.
Lebih
manis,
lebih
enak.
Anaknya
lebih
suka.
Akhirnya
menolak
susu
ibunya. Trus karena gak disedot
produksinya
semakin berkurang. Lamalama
juga
berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
pabriknya. Gitu. 72.
Segitu
kekeuhnya
mesti
nyusuin anaknya ASI. 73.
Harus… hehehe
74.
Perjuangan panjang. Tapi ini dah cukup sukses loh. 6 bulan…
75.
Active coping
6 bulan. Hehehe itu juga Subjek
menyiapkan
Adanya
ya… ya gitu lah. Apa ya… dan
memikirkan
dukungan dari
ada waktu kemarin saya ini perlengkapan
suami dengan
ya waktu anak saya umur 6 pendukung
memberi
bulan
ketegasan
kepuasan batin sendiri loh. mempersiapkan ASI
kepada ibunya
“ikh, gila aku bisa loh.” perahannya selama di
untuk tidak
Bukannya
akan memberi
sombong gitu bukan ya… sangat
susu formula
Cuma saya bisa… ada dengan
pada anaknya
yang bisa saya share, saya ketegasan untuk tidak
dan memberi
bagi,saya
kepercayaan
sekaligus juga itu suatu formula
penuh pada
kebanggan
subjek.
Ketika saya kerja saya bisa juga
Usaha subjek
ASI.
rasanya
trus
ada membawa
dan
jadi kantor. Suami subjek mendukung
ceritakan, dan memberi
buat
Saya
untuk
memberi
susu kepada
saya. ibunya. Suami subjek
bisa kepercayaan
memberi penuh
memberi
memberikan yang terbaik kepada subjek. Di sisi
pengertian
buat anak saya. Ibu saya lain, subjek juga terus
terus-menerus
cerita sama orang-orang di berusaha
kepada ibunya.
Surabaya. Ibu mertua saya pengertian
kepada
juga. Saya jadi, “ikh gila ibunya,
hingga
senang subjek
aku bangga banget bisa ibunya
dapat
karena berhasil
kayak gitu.” Apa ya jadi mengerti. Saat anak
Perasaan
memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
menyusui
terharu sendiri. Kan udah 6 subjek berhasil ASI
eksklusif
bulan nyuapin-nyuapin tuh eksklusif
6
bulan,
selama 6 bulan. juga. Akh ternyata gak sia- subjek merasa sangat sia. Bawa perentengan… senang. cooler bag, bawa tas… lama-lama
pikir,
kok
cooler bag udah ada kulkas kan gak perlu cooler bag yang 12 jam. pakai
tas
Udahlah
merchandise
bekas huggies atau zwittsal ajal kan trus beli ice pack yang kecil. Udah masukkin ransel. Cuma sak pack doang
udah.
Sebetulnya
apa ya. Gak butuh biaya mahal ya buat ASI. Gak butuh pompa yang mahal yang elektrik yang merk ini. Di kantor saya ada ya temen saya rumahnya di Serpong kantornya di sini Sabang,
dia
Cuma
pompanya
Cuma
pakai
tangan. Dan hasilnya saya dia bisa. Saya bisa pulang bawa 500 itu udah rekor itu.
Biasanya
sampai
450.
sih
400
Dia
bisa
sampai 700ml. sampai di panggilnya Ms. Cimory.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Jadi kalau dipanggil Ms. Cimory mana, Ms. Cimory mana. Hahaha. tuh apa ya jadi
asik
banget
tuh
rasanya. Suami saya juga support. Dia supportnya dengan mendukung saya di belakang saya dengan “say no to susu kaleng.” Sama ibunya. Trus dia percaya penuh sama saya. Ibu saya juga kan dulu perawat jadi suka berdebat gitu… tapi akhirnya
bisa
mengerti
juga penjelasan saya. Trus kemarin udah 6 bulan aduh aku kasih award apa ya ke ini ke ini… trus kemarin di kantor ada yang pasang sertifikat S1 ASI 6 bulan. Saya
liat
itu
dapetnya
dimana ya. Trus googling. Oh ada nih lulus S1 untuk bayinya, papanya juga ada papanya,
grandmanya
juga… yaudah bikini buat suamiku,
ibuku,
mertuaku,
ya
ibu udah
pokoknya seneng banget bisa. 76.
Itu di kantor praktis gak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
bisa merah ASI teratur gitu dong waktunya. 77.
Usaha
Gak gak. Kalau teratur iya. Subjek
memerah
memenuhi
Tapi gak bisa dengan relax. dengan teratur selama
kebutuhan ASI
Jadi aku kan istirahat jam bekerja namun tidak
dengan
12 sampai jam 1. Makanya bisa
memerah
aku kan kalau kemarin jadi karena
secara teratur.
sama Vicke setengah 12. waktu.
Perasaan tidak
Aku tuh dah. Ini gimana
tenang saat
nanti caranya ya… paling
memerah
pompanya sore aja. Karena
karena
siang aku gak mungkin
keterbatasan
ambil waktu lagi kan. jadi
waktu dan
itu dah jam 12 sampai jam
pekerjaan.
1 satu itu aku udah cepet-
dengan
relax
keterbatasan
cepet an. Pokoknya jam 1 paling lama 1.15 aku dah di posisi kembali lagi ke pekerjaan. Karena sorenya aku ambil waktu agak lama kan buat pumping, sama shalat. 78.
Kenapa gak bisa relax?
79.
Karena harus buru-buru… hehehe gitu.
80.
Karena
harus
dikejar
waktu buat balik lagi. 81.
Active coping.
Gua belum makan. Aduh Subjek belum
makan,
belum mengatur
shalat, belum pumping… demi
berusaha waktunya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
makanya sekarang aku gak memenuhi
waktu
pernah lagi udah jarang memerah
ASI.
ya… makan keluar. Makan Subjek
rela
rumah. memangkas
waktu
Jadikan menghemat waktu istirahatnya
untuk
aku
bawa
buat
dari
jalan
ke
tempat sementara agar bisa
makan. Padahal dulu pas memerah ASI tanpa hamil kan aku makan jalan mengabaikan sampai ke sarinah, makan pekerjaannya. balik jam 1. Kan gak masalah kan. tapi kalau aku pulang balik-balik jam 1 mompanya butuh waktu 30 menit. Belum shalatnya. Walaupun buatku gak ada complain kerja, aku ambil waktu gak pa-pa. Cuma akunya
sendiri akhirnya
kerjaanku
keteter.
Kalo
kerjaanku
keteter
aku
pulang lebh malem. Kalau aku pulang lebih malem aku gak ada waktu sama anakku.
Akhirnya udah
aku me time ku di kantor aku
pangkas
dulu
lah
sementara. Supaya aku bisa pumping,
nyelesaiin
pekerjaan aku, bisa pulang, tango… 82.
Ok, kayaknya cukup dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
mbak. Mungkin kalau aku ada yang mau ditanyain lagi aku bisa bikin janji ketemu atau lewat e-mail atau gimana ya. 83.
Gak
pa-pa…
kalau
misalnya saya tahu dari BSD kesini jauhlah. Dari BSD ke Sabang juga phew. Gak pa-pa nanti bisa sms atau lewat e-mail, atau telpon aja. Hehehe 84.
Hehehe, ok deh. Makasih ya mbak Ayu…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran 6. Data Verbatim Wawancara Subjek 4 Subjek 4 (30 Th) 9 April 2012 No
Refleksi
Cuplikan Transkrip
Analisis awal
. 1.
(Padatan Faktual) Sebelumnya aku ijin merekam pembicaraan hari ini gak pa-pa ya mbak ya?
2.
Heeh…
3.
Mungkin
bisa
diceritain
biodatanya dulu, nama, usia, pekerjaan gitu? 4.
Eee… simple aja ya… mungkin namaku Dini, dilihat di kartu nama aja. Usianya sekarang 30 tahun.
Trus
pekerjaannya
sekarang di swasta. Eee… sudah kurang lebih 5 tahun lah di kantor Du Pont. Trus… apa lagi ya. Ibu dua anak. Yang satu 3 tahun, yang satu lagi… sekarang 8 bulan. Apalagi ya? Udah. 5.
Dua-duanya udah pakai ASI eksklusif? Sukses?
6.
Yang
pertama
hanya…
gak
eksklusif sih… itu pertama itu dia… sudah sufor malah… dari bayi.
Meskipun
sufornya
sama
perbandinganya
di… jadi ASI 1:3
tuh lah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Maksudnya sufornya 1, ASI nya 3 gitu ya, kurang lebih. Karena dia malam masih nyusu sampai hamil yang kedua itu sekitar kurang lebih 1 setengah tahun… 1 setengah tahun… eee… terus yang kedua ini full ASI dari lahir sampai sekarang. 7.
Sampai 8 bulan… hehehe
8.
Sampai delapan bulan. Hehehe
9.
Eee… kalau boleh tahu dapet ide darimana
mau
kasih
ASI
eksklusif sambil kerja pertama? 10.
Pandangan
Pertama
karena….
Hm… Subjek sudah tahu
subjek,
memang sudah tahu kalau ASI bahwa ASI lebih
bahwa ASI
tuh memang… memang lebih baik
lebih baik
baik
dari susu
formula.
formula.
pertama gagal, itu… itu nyesel menyusui eksklusif
Perasaan
dari… Dan
aja gitu.
daripada ketika
dari
susu
susu formula. yang Kegagalan
Nah trus cari-cari pada anak pertama
menyesal
informasi…
kemudian membuat
rasa
karena
temen pernah nyaranin ikut milis menyesal
dalam
kegagalan
ASI for baby. Dan coba kesitu, diri
subjek.
menyusui
dan disitu memang di endorse Sehingga,
subjek
eksklusif
banget untuk kasih ASI. Ya ya mulai mencari info
pada anak
sudah. Jadi, ketika anak lahir tentang
pertama.
juga sudah berniat full ASI.
Active
dan
ASI
dengan mengikuti milis ASI for baby.
coping.
Jadi,
Munculnya
kedua
pada
anak subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
niat
sudah
menyusui
berniat
eksklusif
eksklusif.
pada anak kedua. 11.
Eee….
Kalau
boleh
tahu
rumahnya dimana mbak? Trus jarak temuh dari rumah ke kantor kira-kira berapa lama? 12.
Ok… kalau rumah itu di Pasar rebo. Jadi kalau dari Pasar rebo kesini… tuh kurang lebih… berapa ya? 30 menit ada kali ya? 30 menit… dan… hm… bolakbalik ya… gak masalah sih kalau kasih anak pakai cooler bag dan satu ice gel yang besar juga dah cukup.
13.
Biasanya ke kantor naik apa mbak?
14.
Ke kantor itu naik motor sih… dianter dan dijemput
sama
suami. 15.
Dan bawa-bawa cooler bag pake motor.
16.
Iya… hehehe
17.
Hehehe
18.
Kecil kok… pokoknya mungkin.
segimana ya… dibuat
sepraktis
mampu ASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
19.
Hm… jam kerja
perharinya
berapa lama kira-kira? 20.
Saya tuh masuk dari jam 8 sampai jam 5… jadi… 8 to 5… eee… kerja dari… eee pergi dari rumah tuh sekitar jam setengah 8 atau jam 7 kalau ada meeting pagi. Trus pulang dari kantor jam 5 atau setengah 6. Paling sampai rumah jam 6.
21.
Kalau
aku
baca
di
kartu
namanya kan. itu pekerjaannya R&D Assistant gitu ya… 22.
Itu
sebenernya
Assistant sih…
Business hehehe saya
belum ganti kartu nama. Ok ok gak masalah. 23.
Oh… heeh heeh, jadi yang bener apa sebenernya mbak?
24.
Business Assistant.
25.
Business
Assistant.
Trus
pekerjaannya gimana kira-kira bisa dijelasin? 26.
Kalau
pekerjaan
Business
Assistant, saya waktu itu dari R&D Assistant ke Bussiness Assistant
tuh… saya terima
tawarannya karena dia lebih banyak di kantor. Waktu R&D Assistant saya lebih… sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
keluar ya… maksudnya… entah itu ke daerah… atau… (subjek bicara dengan pelayan makanan…) Hm… sampai dimana tadi? 27.
Pekerjaannya lebih banyak di kantor.
28.
Jadi di kantor. Karena Business itu lebih ke… eh apa ya…. Lebih ke… kayak agreement… ya gitu deh…
29.
Bisa
certain
pengalamamnya
menyusui sambil kerja? 30.
Menyusui sambil kerja. Hm… maksudnya sambil bekerja trus tetep ASI…?
31.
Heem… maksudnya sambil kerja trus tetep ASI eksklusif.
32.
Active coping. Usaha subjek
Ok… hm… apa ya? Pertama Subjek baru mulai memang
males
pumping
ya memompa
waktu itu. Karena eee… baru 2 menyimpan
dan ASI
untuk
minggu kalau gak salah sebelum perahnya 2 minggu
memenuhi
masuk, itu baru mau nyetock sebelum
kebutuhan
ASI.
ASI anaknya
pumping
dengan
dapetnya… Cuma 30… sekali… sebelum
masuk
Dan itu waktu awal kerja sebanyak 15 tuh
susah
banget botol saja. 2 hari
memerah dan 30ml sekali hasil pumping. Tapi masuk
subjek kerja,
menyimpan
dikumpulin sampai akhirnya 2 sempat terjadi mati
stock ASI
minggu sebelum masuk kantor lampu
perah 2
bisa…
15
botol
selama
4
doang. jam dan selama itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
minggu
Heehehe… 15 botol dan… apa kulkas
tidak
sebelum
ya… sempet mati lampu waktu dibuka-buka. Saat
subjek
itu 2 hari sebelum masuk kantor. ditinggal
kembali
Tapi mati lampunya cuma 4 jam anak minum ASI
bekerja.
dan kulkas gak dibuka-buka lah perah
bekerja,
dengan
Hambatan:
(untuk menjaga suhu freezer). media dot karena,
mati lampu
Gitu… jadi, selama ini sih subjek tidak ingin
selama 4
sejauh ini ketika ditinggal emang merepotkan
jam.
pakai dot sih. Karena yang pengasuhnya
Usaha subjek
ngurus itu kan bukan baby sitter si
tidak
pengasuh mengalami
untuk
ya…
menjada
biasa dan dia gak mau repot. bingung
stock ASI
Bukan gak mau repot. Tapi saya 15 botol stock ASI
perah dengan
gak mau ngerepotin dia. karena perah
memastikan
ada
ASI perah
diurusin juga…
aman saat
sama nenek sebenernya. Jadi itu subjek.
Ada
mati lampu.
pake dot akhirnya, gak binggung beberapa
yang
Karakter
maksudnya
anak
dan
kakaknya
yang
putting.
di
harus cukup
awal bahkan
dan tinggal lebih untuk anak
puting. Jadi 15 botol di stock di sudah
2
bulan
anak subjek
rumah itu cukup dan lebih. Ada lamanya
cenderung
beberapa yang sudah 2 bulan dibuang. Si anak
tidak banyak
saya buang gitu. Pernah sempet tidak
minum saat
tinggal 4 botol… tapi ya… minum
subjek
anaknya juga gak mau minum. ditinggal
bekerja.
Maksudnya gak banyak minum Sempat
Perasaan
ketika ditinggal di kantor. Cuma hanya
dan
banyak ketika bekerja. stock tinggal
4
cemas subjek
2 botol. Sempet ketar ketir juga. botol dan subjek
ketika stock
4 botol cukup gak ya… hehehe. merasa
ASI menipis.
Ditambah lagi juga saya nyusuin Khawatir keponakkan. Karena kakak itu tidak cukup. putingnya flat. Nah… jadi dia
cemas. stock
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
anaknya susah nyusu. Dan sama mertuanya
kakakku
itu…
dipaksa untuk kasih sufor dan akhirnya anaknya jadi bingung puting sendiri.
Gitu. Jadi, ya
sudah. Kalau dia ke rumah ya saya susuin. Jadi… berdua tuh. Bedanya umur sama anak saya cuma 1 setengah bulan lah. Gitu. Dan beberapa stock ASI di kulkas, ASIP di kulkas emang buat si keponakan saya itu. Tapi sekarang kayaknya dia udah full susu formula sih. Gitu aja paling. 33.
Eee… itu management ASInya gimana mbak? Maksudnya tiap hari kan mbak harus ninggalin anaknya. Nah biasanya kan ada ibu-ibu
yang
kasih
batasan
anaknya harus minum cuma berapa ml… atau gimana? 34.
Gambaran
Ok… hm… kalau ngasih sih Tidak
ada
management
sebenernya
jam
ASI saat
patokkan harus 2 jam sekali. untuk
subjek
Karena… kecuali waktu dia lahir menyusui. Setelah
bekerja: 3-4
sampai 3 bulan. Maksudnya, subjek
mulai
botol
ketika saya masih pegang sendiri bekerja,
kapan
@100ml.
itu… setiap 2 jam sekali saya anak
selama 8 jam
bangunin gitu kan. tapi setelah menyusu
disesuaikan
saya tinggal kerja ya sesuka sesuka
saya
gak
ada patokkan
anak
ingin semua anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
dengan
anaknya aja… kalau misalkan saja. Dari 8 jam
keinginan
memang rewel, atau mau tidur subjek
anak.
biasanya
harus
nyusu.
Tapi anak
bekerja, hanya
kalau… Jadi sehari itu hanya menghabiskan 3-4 sekitar 3 botol… 3 atau 4 botol botol ASI perah yang satu botolnya
100ml. @100ml.
Gitu… jadi gak. Dari 8 jam saya kerja… itu Cuma 3 atau 4 botol ya. Kurang lebih segitu. 35.
Hm… waktu ngelahirin anak yang kedua ya… karena dia yang full ASI. Itu usianya mbak Dini waktu itu berapa tahun?
36.
Hm… 29 kurang lebih berarti.
37.
Kondisi
anaknya
sehat
dan
sempat IMD kah? 38.
Subjek tidak
Eee… gak sehat… eh gak sehat. Subjek melahirkan
melakukan
Maksudnya
gak…
Anaknya dengan cara ceasar,
IMD.
sehat tapi gak sempat IMD. Saya sehingga
tidak
melahirkan ceasar karena yang sempat melakukan pertama juga ceasar… trus yang IMD
(Inisiasi
kedua… ceasar itu… awalnya Menyusui Dini). saya
bisa
normal
tapi
dia
menutupi jalan lahir. Karena sudah…
petamanya
ceasar.
Dokter bilang kalau mau usahain normal bisa tapi kemungkinan mesti divakum… saya gak mau ambil risiko. Akhirnya saya ceasar lagi. Trus, gak sempet di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
IMD sih. Padahal saya sudah pernah bilang sampaikan ke dokternya, dan dokter rumah sakit pemerintah kan. Di rumah sakit Pasar rebo. Tapi, gak di IMD.
Room in itu kalau gak
salah setelah saya bisa miring kiri kanan baru dikasih bayinya. 39.
Di kantor sendiri ada fasilitas buat menyusui kayak nursery room gitu kah?
40.
Tidak ada
Kalau di kantor kami gak ada ya. Kantor
fasilitas dari
Jadi dia hanya kayak, bukan tidak
kantor.
UGD. Hm… hm… medical fasilitas untuk ibu
Active coping. Usaha subjek
room lah ya. Di situ medical menyusui. room
memang
memiliki
Hanya
tertutup saja, ada medical
semuanya, eee… tertutup. Gak room yang biasa
untuk
ada jendela. Jadi bener-bener dimanfaatkan oleh
memenuhi
kayak gudang. Tapi ada tempat subjek
kebutuhan
tidurnya. Buat kita istirahat. Di memerah ASI.
ASI anaknya, situ kita biasa pumpingnya. dengan memompa dimanapun termasuk di medical room kantor. 41.
subjek
Eee… tapi kalau misalnya dari atasan atau, temen-temen, dan struktur
kantor
sendiri
ada
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
dukungan
gak
mbak
buat
nyusuin eksklusif gitu? 42.
Tidak adanya Hm…
pertama
mereka
gak Tidak ada larangan
regulasi yang
melarang kita untuk pumping. dari kantor untuk
jelas untuk
Jadi 3 kali sehari kita pumping memerah
ASI.
para ibu
mereka
juga
menyusui di
Terus… hm… dan juga tidak peraturan
kantor
mengharuskan gitu untuk kasih memberi
subjek.
ASI eksklusif. Jadi gak ada iya (memerah)
juga
gak
masalah. Tidak
ada
untuk
ASI
dan gak ada gak. Jadi yasudah dari kantor. biasa saja gitu. Hehehe. Jadi kalau ada temen kita yang mau pumping ya syukur silahkan. Kalau gak yasudah gak usah. Jadi gak ada kok gak sih… gitu. Gak kayak yang lain. Namanya juga bapak-bapak. Sesukanya lah… hehehehe. 43.
Eee… hambatan apa saja sih yang
ditemukan
ketika
memutuskan memberikan ASI eksklusif sambil kerja? 44.
Hambatan:
Hm… apa ya. Mungkin kalau Pada anak kedua,
pada anak
saya melihat anak saya yang proses
pemberian
pertama,
kedua ini gak ada hambatan apa- ASI eksklusif lebih
subjek
apa. Maksudnya lancar-lancar lancar.
banyak
aja. Kecuali waktu itu hambatan seperti pada anak
mendapat
yang pertama mau kasih ASI pertama
yang
tugas yang
eksklusif itu gak bisa. Yang terhambat
tugas
mengharuska
terbesar itu karena saya sering karena
Tidak
sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
nnya
traveling ya… jadi pumping nya berpergian
bepergian.
ribet. Dan gak kebayang aja kurangnya
Kurangnya
punya ice gel…
dan
dan sekarang dukungan
dari
pengetahuan
udah bisa. Dan udah ngerti jadi lingkungan sekitar.
tentang ASI
lebih memudahkan mengurangi Pada anak pertama,
dan
hambatan itu. Jadi yang pertama subjek
pendistribusi
itu memang traveling dan yang mengenal ice gel
annya pada
kedua lingkungan sekitar. Dan yang
saat anak
ketika anak saya yang pertama mempermudah
pertama.
udah
Hambatan:
nangis-nangis,
belum
bisa
tapi distribusi
mungkin dia masih laper. Karena perah
dan
kurangnya
waktu saya tempelin di sini subjek
dukungan
(payudara) dia langsung nyari- menyusui,
dari
nyari begitu.
lingkungan
pencet
sekitar.
Mungkin saya juga sudah stres cukup.
Perasaan
udah
Tapi saya coba produksi gak
ASI saat ingin
ASI
keluar. subjek dirasa tidak
gitu ya. Akhirnya lingkungan
stres karena
sekitar juga “udah kasih susu aja
merasa
kasih susu (yang dimaksud susu
produksi ASI
formula).”
subjek
menggugurkan niat itu… gitu.
kurang.
Itu kali.
Akhirnya
bisa
45.
Itu anak yang pertama.
46.
Heem…
47.
Kalau anak yang kedua sendiri berarti bisa dibilang…
48.
Hambatan:
Anak yang kedua bisa dibilang Pada anak kedua,
perasaan
gak ada yang berarti kali ya subjek
malas
hambatannya.
memompa
hem… malas pumping lah ya. yang berarti selain
merasa
Paling kalau… tidak ada hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
ASI.
Itu… kadang kalau biasanya kita perasaan
malas
4 kali atau 3 kali trus kemudian memompa ASI. 2 kali. Besoknya dah sedikit lagi tuh… trus kemudian baru inget lagi, trus nanti kalau saya sakit gimana… hehehe trus baru getol lagi kasih pumpingnya. Gak ada yang berarti sih kalau untuk yang kedua ini. 49.
Kalau mbak Dini sendiri teratur gak jadwal pumping nya di kantor?
50.
Active coping. Usaha subjek untuk
Teratur gak ya? 3 kali itu Jadwal
biasanya jam 10, habis makan ASI subjek 3 kali siang setengah 2, sama sebelum selama bekerja. pulang setengah 5. Itu sih.
memenuhi kebutuhan ASI anaknya dengan memerah sebanyak 3 kali selama bekerja. 51.
memerah
Dan
itu
pumping
setiap gak
waktunya
pernah
ada
hambatan apapun. Maksudku semacam
kayak
pekerjaan
yang
atau apa?
harus
ada
diselesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
52.
Oh, ya ada… hehehe
53.
Apa yang sering terjadi?
54.
Active coping.
Jadi kalau itu biasanya saya Subjek
membuat
kasih batasan waktu. Kalau udah target
dan
Planning.
setengah jam. Pernah waktu itu membuat
Usaha subjek
sampai satu jam atau 2 jam dari perencanaan harian
untuk
jadwal seharunya. Misalnya dari agar
target
ASI
memenuhi
jam 10 jadi jam 11 atau setengah perah
tiap
hari
kebutuhan
12.
ASI anaknya
Karena
dengan
sesuatu ya… entah itu meeting
membuat
atau apa. Tapi ya kalau satu jam
perencanaan
saya biasa dapat 100, yang
harian ASI.
tadinya
Itu ya… pernah juga. tercukupi. harus
saya
mengerjakan
mundur
satu
setengah jam itu bisa dapet 150. Jadi
emang
istilahnya. pulang
ketutuplah
Jadi
itu
kalau
emang
bawa
targetnya
kalau 300ml ketutuplah. Bisa 350 atau 300. Jadi meskipun dua… tapi ada juga yang 200 ya itu tergantung suasana hati. 55.
Keluarga
sendiri
mendukung
mbak? 56.
Adanya
Iya iya. Untuk saat ini iya. Keluarga
subjek
dukungan
Karena melihat memang yang mendukung proses
dari keluarga
kedua ini dia lebih sehatlah pemberian
subjek untuk
dibanding
menyusui
Kakaknya yang pertama gak melihat anak yang
eksklusif.
gendut-gendut
yang
banget
pertama. eksklusif
kalau kedua
ini
ASI karena
lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
indikatornya sehat ya. Yang sehat dan gemuk sekarang gendut banget. Jadi ya dari anak pertama. semuanya dengan adanya bukti kalau bisa gitu ya semuanya dukung saya kasih ASI. 57.
Pernah gak ada dalam situasi sibuk gitu di kantor. Hectic gitu, trus udah gitu juga mungkin harus
segera
kemana,
atau
segera ngapain tapi tetep harus pumping dan lain sebagainya? 58.
Active coping Suppression
Pernah gak ya? Oh iya waktu itu Subjek
dapat
mungkin ke Bandung kali ya. memerah ASI di Kan itu traveling jarak jauh. Di mana
saja
demi
of
tol itu saya pumping tetep. Jadi memenuhi
competing.
gimana caranya. Di mobil tuh harian, saat tergoda
stock
saya pakai sarung gitu. Sampai untuk
tidak
si supirnya bilang “ibu kalau memerah
ASI,
kedinginan dimatiin aja AC nya” subjek
selalu
hehehe “oh gak pak. Gak pa- mengingat rasanya pa…” hehehe. Itu jadi… hm… sakit karena ASI ada sih saat-saat dimana susah tidak dikeluarkan. kita mau pumping. Ada sih bisikkan-bisikkan, udahlah gak usah. Masih ada stock di rumah. Tapi ya itu inget lagi saya pernah
sakit.
Apa
ya…
pokoknya gak bisa pegang anak. Dan
akhirnya
ASIP
keluar
semua kan. saya langsung mikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
ke situ. kalau saya sakit dan di pompa pun gak keluar ntar bagaimana.
Akhirnya
saya
bersemangat
lagi
untuk
pumping. 59.
Pakai alat apa mbak. Eee.. manual pakai tangan atau pakai alatnya?
60.
Pakai Medella harmoni. Pakai manual.
61.
Oh manual. Oh ok. Kenapa sih masih mau kasih ASI eksklusif. Padahal kerja kan. capek. Ribet kan bawa-bawa alat gitu?
62.
Pandangan
Apa
ya…
hm…
pertama Bagi subjek anak
subjek bahwa memang lihat indikasi anak yang yang
mendapat
anak ASI
ASI eksklusif itu lebih baik lah. ASI eksklusif lebih
lebih baik
Meskipun banyak iklan yang baik, meski banyak
dan sehat
memberitakan
dibanding
formula
anak dengan
sebagainya
dengan
lebih
susu iklan susu formula
pintar
kan.
Saya
dan yang gak menggambarkan
susu formula. termakan itu. Jadi saya buktikan susu formula lebih Pandangan
anak saya aja. Yang pertama dan baik juga. Anak
subjek bahwa kedua. Yang pertama itu sayang subjek ASI eksklusif sekali, giginya udah caries. Gitu pertama
yang sudah
lebih
ya. Karena mungkin dengan dia caries gigi karena
ekonomis
susu formula itu kan manis ya. susu
dibanding
Dan dia terlambat untuk mau Anak subjek yang
susu formula. sikat giginya sendiri. udah
ketika,
udah
formula.
Padahal kedua lebih sehat. tumbuh Selain itu, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
giginya udah saya coba untuk menilai ASI lebih sikat giginya berkali-kali tapi ekonomis emang susah begitu ya. Jadi ya, dibanding nanti saya akan compare yang formula. pertama dengan yang kedua. Dan yang kedua juga mungkin lebih sehat. Semoga semuanya juga lebih sehat gitu ya. Dari situ memang saya lihat ASI emang gak ada dua nya. Hehehe abis gimana lagi ya. Lebih murah. Hehehe
karena
dibandingkan
sama kakak saya. Dia itu beli satu kotak susu formula itu… sekitar 100 sampai 200 ribu dan itu cuma 2 minggu, itu bisa sejuta sebulan. Ok… ya gitu paling. 63.
Lebih
ekonomis
ya
mbak.
Hehehe 64.
Heem…
65.
Hmm….
Dengan
adanya
mungkin tekanan di kantor juga kan ketika harus bekerja, jarak tempuh mungkin… aku gak tau apakah mbak
jarak DIni
mempengaruhi
atau
gak.
Dan
lingkungan sebagainya lah yang mungkin bisa menekan mbak Dini, apa yang biasa mbak
susu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
lakukan
untuk
tetap
bisa
pumping? 66.
Seeking
Yang
biasa
saya
lakukan… Membaca
milis
social
hm… baca milis. Jadi, di milis untuk menguatkan
support for
tuh memang bener-bener kasih dan media inspirasi
instrumental
inspirasi. Trus kemudian, ketika di saat-saat down.
action
ada
kasus
dia
lagi
sedikit
pumpingnya, lagi males, lagi galau lah apa lah… ya itu ada lagi yang menguatkan. Mungkin di satu sisi saya lagi males, lagi capek, lagi… saya coba buka milis itu aja. 67. 68.
Hiburannya milis ya. Hehehe Positive
Ya… gak juga sih? Hehehe. Membuka
reinterpretati
Kadang saya buka video atau atau
on and
foto anak-anak trus, ya juga ya. sebagai
growth.
Kenapa mesti gak pumping. Gitu perenungan.
foto
video anak bahan
misalkan. Hehehe akhirnya balik lagi, pumping lagi. 69.
Pernah punya masalah sama produksi ASI, ketika lagi hectic mungkin, atau apapun itu.
70.
Active coping
Heeh pernah sih… waktu itu Berpikir
positif,
cuma 20 apa sekali pumping. meminum air putih Yang biasanya 100. Itu kalau hangat, dan relax gak salah saya lagi flu deh. Flu dilakukan
subjek
atau apa… begitu. Trus… ya… saat produksi ASI saya
sekali
lagi
harus mulai terganggu.
disyukuri… jadi harus positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
thinking meskipun “hah, cuma segini… sampai setengah jam cuma segini…” yang…. Heh… ok… yaudah postif thinking… minum yang banyak. Karena biasanya kalau udah hectic gak minum. Maksudnya bukan gak minum. Lupalah ya… minum air putih. Jadi minum air putih anget… gitu. Pumping yang kedua,
dua
jam
berikutnya
nambah jadi 50ml. itu yang buat saya.
Oh
iya…
sebenernya
memang relax aja sih harusnya. Hehehe. 71.
Biasanya hectic karena apa sih mbak, yang bisa bikin ganguan produksi?
72.
Kesibukkan
Hm…
hectic
itu
biasanya Kesibukkan karena
pekerjaan
kerjaan sih memang… kerjaan, pekerjaan
mengganggu
dateline kan. harus hari itu masalah di kantor
produksi
dikumpulkan,
ASI.
dilaporkan. Atau ada beberapa menimbulkan
harus hari
atau
itu sesekali
yang bookingan. Saya kan juga gangguan produksi mengkoordinir
untuk booking ASI pada subjek.
meeting, dan sebagainya.
Ada
bookingnan yang tercancel dan sebagainya. Itu bikin problem. Atau misalnya tamu dari luar gak
dapet
kamar,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
sebagainya. Karena saya handle buat
big bos juga soalnya.
Yang cukup riweh. 73.
Keren loh bisa bisa sampai 8 bulan tinggal tunggu sampai 2 tahun lagi. Hehehe
74.
Hmm… ya… kita coba… amin..
75.
Ok mbak, cukup kayaknya. Nanti kalau ada yang kurang saya bisa contact lagi.
76.
Ok gak pa-pa. saya tanya Vicke juga gak pa-pa nih… hehehe
77.
Ok, gak pa-pa.. hehehe