COPING STRES DALAM MENGHADAPI KEMACETAN LALU LINTAS PADA DEWASA AWAL
Anes Eka Widya Pertiwi 10509673
LATAR BELAKANG Fenomena kemacetan merupakan permasalahan yang hingga sekarang belum terpecahkan menjadi sumber stres tersendiri. Jakarta memiliki tingkat stress paling tinggi dibanding kota-kota lainnya. Dampak negative adalah terjadinya Traffic Stress Syndrom (TSS) yang dialami baik pengemudi, penumpang mobil maupun pengendara motor. Stres berdampak bagi kesehatan seperti peningkatan detak jantung, telapak tangan berkeringat hingga kram perut dan apabila terjadi bertahun-tahun akan menyebabkan masalah kejiwaan (Bob, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami TSS (Traffic Stress Syndrom atau sindrom stres akibat macet) akan memperlihatkan gejala stres dalam waktu 3-5 menit, sedangkan orang yang tidak mengalami TSS, baru memperlihatkan gejala stress sesudah 13-14 menit.
LATAR BELAKANG Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran coping stres pada dewasa awal dalam menghadapi kemacetan ?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran coping stress pada dewasa awal dalam menghadapi kemacetan.
KEMACETAN Pengertian Kemacetan ::> Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. (MKJI, 1997). Penyebab kemacetan, yaitu
1. physical bottlenecks,
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemacetan 1. Tingkat peleyanan, 2. Kapasitas jalan, dan 3. karakteristik volume lalu lintas.
kecelakaan lalu lintas (traffic incident), area pekerjaan (work zone), cuaca buruk (bad weather), alat pengatur lalu lintas (poor signal timing), 6. acara khusus (special event), dan 7. fluktuasi pada arus normal (fluctuations in normal traffic) 2. 3. 4. 5.
STRES Pengertian stres ::> Stres yaitu keadaan yang muncul apabila tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang .
Gejala stres Menurut Rice (1998), dapat dibedakan ke dalam empat macam jenis, yaitu 1. Perilaku 3. Kognitif 2. Emosi 4. Fisik
Penyebab stres (stresor) menurut Lazarus dan Cohen serta Evans dan Cohen (dalam Divasari, 2012), yaitu 1. fenomena catalismic : kejadian yang tibatiba dan menyangkut banyak orang 2. kejadian yang memerlukan penyesuaian : respon seseorang terhadap suatu kejadian 3. daily hassels : masalah yang sering ditemui setiap hari 4. ambient stressor : kondisi yang di latar belakangi oleh lingkungan
STRES Proses terjadinya stres 1. alarm reaction : respon awal yang merupakan tandatanda bahaya akibat hadirnya sumber stres 2. resistance : dimana tubuh mampu beradaptasi dengan stres yang berkepanjangan 3. Exhaustion : kondisi yang muncul jika stres berkelanjutan sehingga individu menjadi kehabisan energi Jenis-jenis stres menurut Quick J. C dan Quick J. D (dalam Divasari, 2012) Eustress Stres yang berdampak positif dan merupakan pengalaman yang menantang serta meningkatkan produktivitas Distress Stres yang berdampak negatif dan merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan
COPING Pengertian Coping Coping adalah suatu proses seseorang mencoba untuk mengelola perasaan ketidakcocokan antara tuntutan-tuntutan dan kemampuan yang ada dalam situasi penuh stres (Sarafino, 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi coping Menurut Mu`tadin (2002), meliputi 1. kesehatan fisik/energi, 2. keterampilan memecahkan masalah, 3. keterampilan sosial dan 4. dukungan sosial dan 5. materi.
Fungsi dan Jenis Coping oProblem Focus Coping berfokus pada masalah dilakukan dengan cara memodifikasi atau melakukan pengembangan yang dimiliki individu oEmotion Focus Coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres dan pengaturan ini melalui perilaku individu
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seorang laki-laki warga Jakarta berusia 28 tahun, bertempat tinggal di daerah Matraman, Jakarta Timur. Bekerja sebagai karyawan swasta di daerah Tj. Priuk dan sering juga pergi ke kantor lain di daerah MT. Haryono.Jumlah subjeknya adalah satu orang sebagai informan kunci (key informant).
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
1. Panduan wawancara 2. Panduan observasi 3. Alat tulis 4. Alat perekam
1. Wawancara : wawancara terstruktur 2. Observasi : observasi non - partisipan
Keakuratan Penelitian 1. Keabsahan Konstruk (triangulasi data, pengamat, teori dan metode)
2. Keabsahan Internal
3. Keabsahan Eksternal
4. Keajegan (Reliabilitas)