Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Compassionateness in a Difficult Year
2007
Annual Report 2007
1
2
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Tema Laporan 2007 Theme of the Year 2007 Report
Compassionateness Compassionateness in a Difficult Year
2007
in a
Difficult Year
Menghadapi tahun berat 2007 — yang ditandai dengan harga Obat Generik Berlogo (OGB, produk utama Perusahaan) yang rendah di tengah kenaikan tinggi harga bahan baku — Indofarma berpaling ke dalam, ke nilai-nilai yang mendasari keberadaan Perseroan. Memutuskan untuk mengambil kebijakan yang memihak kepentingan lebih luas seraya mengupayakan tercapainya Visi Perusahaan, Indofarma terus memproduksi dan mendistribusikan kategori obat yang menjadi penopang sistem kesehatan nasional tersebut. Pilihan kebijakan ini disadari akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan jangka pendek Perseroan. Tetapi dalam jangka panjang hal ini dapat diharapkan akan memberikan keuntungan intangible. Volume penjualan yang tetap tinggi setidaknya akan membuat momentum upaya peningkatan berkelanjutan operational excellence terjaga.
Annual Report 2007
Banyak kalangan mungkin menilai langkah yang kami ayun di tahun berat 2007 sebagai bagian dari sebuah strategi besar untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang. Kami dengan rendah hati menyebutnya sebagai bagian dari perwujudan salah satu corporate values Indofarma: Compassionate...
FACING the difficult year of 2007 — that was marked by low price of Generic Drugs Product (OGB, the Company’s main products) amid highly elevated price of raw materials — Indofarma looked inwardly into values that have always been the foundation of the Company’s existence. Decided to follow the policy that is beneficial for greater good and to make real efforts to achieve its Corporate Vision, Indofarma continued to produce and distribute the product category that is crucial for our national health system. The policy chosen, we were fully aware, would certainly give negative impacts toward the Company’s short-term financial performance. However, in the long-term, it could be expected to give intangible benefits. Sales volume that stayed high would at least make the momentum of continuous improvement efforts on operational excellence well maintained. Some parties may see the decision we made in the difficult year of 2007 as a part of grand strategy for long-term business growth. We simply call it a part of realization of one of Indofarma’s corporate values: Compassionate...
Contents
Daftar Isi 02 03 04 04 05 07 08 09 10 12 14 16 20 22 28 31 32 35 38 40 42 44 46 47 49 51 58 59
Tema Laporan Tahun 2007 Pencapaian Perusahaan 2007 Jatidiri Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Sekilas Indofarma Bagan Organisasi Indofarma Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Saham Peristiwa Penting 2007 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris Laporan Direksi Direksi Tatakelola Perusahaan Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Kinerja Keuangan Proses Internal Hubungan dengan Pelanggan Pertumbuhan dan Pembelajaran Kinerja Anak Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pernyataan Komite Audit Laporan Auditor 2007 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Profil Usaha Indofarma Global Medika Informasi Perusahaan Produk Kami
Theme for the Year 2007 Report Corporate Achievement 2007 Corporate Identity Corporate Vision and Mission Indofarma, An Overview Indofarma's Organization Chart Financial Highlights Stock Highlight Important Event 2007 The Board of Commissioners’ Report The Board of Commissioners The Board of Directors’ Report The Board of Directors Corporate Governance Risk Management Management Discussion and Analysis Financial Performance Internal Operations Customer Relations Learning and Growth Performance of Subsidiary Company Corporate Social Responsibility Statement of the Audit Committee Auditor’s Report 2007 Statement of the Board of Commissioners and Directors Business Profile of Indofarma Global Medika Corporate Information Our Products
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Pencapaian Perusahaan 2007 Corporate Achievement 2007 Indofarma mencatat beberapa prestasi menonjol pada 2007 yang di antaranya memiliki dampak positif jangka panjang.
Indofarma posted some notable achievements, among which have long-term positive impacts.
• Restrukturisasi Lanjutan. Sebagai kelanjutan dari pemisahan cabang dan unit distribusi Indofarma menjadi PT Indofarma Global Medika (IGM), pada 2007 cakupan tugas IGM diperluas untuk melayani penjualan ke semua segmen pasar. Dengan otonomi yang lebih luas, IGM mengembangkan diri melalui pembentukan dua divisi, distribusi dan trading, serta menambah personel khusus yang menangani kedua divisi tersebut. Dengan demikian Indofarma dapat lebih fokus pada aktivitas manufacturing dan IGM pada distribusi dan perdagangan, sehingga masing-masing dapat lebih optimal meningkatkan kinerja bisnis dan daya saing.
• Further Restructuring. Continuing the "spin-off" of Indofarma's distribution branches and units into PT Indofarma Global Medika (IGM), in 2007 IGM's business scope was expended to provide services to all market segment. With greater autonomy, IGM's organization evolved into two divisions, distribution and trading, and also adding personnel to help smoothly run the two divisions. Indofarma could therefore be more focused to manufacturing and IGM to distribution and trading, allowing both companies to be better able to improve their business performance and competitiveness.
• Diversifikasi Pasar dan Produk. Setelah merintis pemasaran produk yang digunakan untuk menghambat meluasnya wabah flu burung secara nasional sejak 2005, Indofarma memperluas pasar rapid diagnostic test kit untuk flu burung dan disinfektan ke kalangan perusahaan besar di bidang peternakan unggas dan beberapa institusi Pemerintah.
• Market and Product Diversification. After pioneering the nation-wide marketing of products to contain avian flu epidemic since 2005, Indofarma expanded the market of rapid diagnostic test kit for avian flu and disinfectants to big poultry companies and several Government institutions.
• Peluncuran Produk Baru. Sepanjang 2007, Indofarma telah meluncurkan 22 item produk baru, 12 di antaranya adalah OTC generik yang dikenal dengan nama Indo Obat Serbu, satu Obat dengan Nama Dagang (OND, branded generic), dan selebihnya adalah Obat Generik Berlogo (OGB). Peluncuran OND dan Obat Serbu diharapkan akan memberikan portofolio produk yang lebih menguntungkan. • Peningkatan Fasilitas Produksi. Pada 2007, selain melakukan renovasi sistem produksi air untuk sediaan steril (injeksi), Indofarma mempersiapkan renovasi gedung produksi utama untuk menyesuaikan dengan ketentuan current-Good Manufacturing Practice, serta konversi bahan bakar dari solar ke gas, yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan demikian, Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensinya. • Kinerja Bisnis yang Mengesankan. Di tengah kondisi eksternal yang menekan dan berbagai pembenahan internal yang menyerap sumberdaya besar, pada 2007 Indofarma masih berhasil membukukan pertumbuhan Penjualan Bersih yang tinggi, yaitu 24,0%. Hal ini menandakan bahwa Indofarma berada pada jalur yang benar untuk menjawab tantangan yang ada dan menyiapkan sumberdaya Perseroan untuk menggapai pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkelanjutan manakala lingkungan usaha mendukung.
• Launching of New Products. Throughout 2007, Indofarma launched 22 items of new products, among them 12 were generic OTC known as Indo Obat Serbu, one Own-brand Products (OND, branded generic), and the other were Generic Drugs Product (OGB). The launching of ONDs and Obat Serbu is expected to give the Company more profitable product portfolio. • Improvement of Production Facilities. In 2007, in addition to the renovation of water production system for sterile preparations (injectable), Indofarma made final preparation on renovation of the main production building to satisfy currentGood Manufacturing Practice (cGMP) requirements, as well as energy source conversion from diesel fuel to gas, that is both more environmentally friendly and economic. The Company would therefore be able to highly improve its productivity and efficiency. • Impressive Business Performance. Amid the unfavorable external condition and various internal improvements that absorbed a lot of resources, in 2007 Indofarma booked growth on Net Sales that was quite high, i.e. 24,0%. This arguably indicated that Indofarma has been on the right track to weather challenges and develop the Company's resources to attain longterm sustainable growth provided that business environment would be more favorable.
3
INDOFARMA Jatidiri Perusahaan Perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. Berkedudukan di Jakarta Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Telepon (021)-8832 3971 Faksimili (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Kantor Komersial Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Telepon (021)-8590 8350 Faksimili (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Pembentukan Perusahaan 2 Januari 1996 Modal Dasar 10.000.000.000 lembar saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.099.267.500 lembar saham Nilai Nominal Rp100 per lembar saham Kepemilikan Saham Pemerintah 80,66% Publik 19,34% Bidang Usaha Industri farmasi dan kesehatan
Corporate Identity Company PT Indofarma (Persero), Tbk. Headquartered in Jakarta Address Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Phone (021)-8832 3971 Facsimile (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Commercial Office Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Phone (021)-8590 8350 Facsimile (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Founded 2 January 1996 Authorized Capital 10,000,000,000 shares Issued and Fully Paid Capital 3,099,267,500 shares Nominal Price Rp100 per share Share Ownership Government 80.66% Public 19.34% Line of Business Pharmaceutical and Health Care Industry
Visi Perusahaan Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Corporate Vision To become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.
Misi Perusahaan • Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat • Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi • Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.
Corporate Mission • Providing high quality products and services in affordable price • Conducting innovative research and development with priority to address the most prevalent health problems. • Improving human resources competence to raise the spirit of compassionateness, professionalism and entrepreneurship.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Sekilas Indofarma Indofarma, an Overview
Sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero), Tbk. telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang saat ini menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang didirikan pada 1918 oleh Pemerintah kolonial Belanda.
As one of leading pharmaceutical companies in the Indonesia, PT Indofarma (Persero), Tbk. has been serving the society for almost nine decades by providing quality pharmaceutical products. The root of the pharmaceutical company now acknowledged as one of the pillars supporting national health system was Pabrik Obat Manggarai that was established in 1918 by the Dutch colonial administration.
Pada awal pendiriannya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat ini hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi obat-obatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, perusahaan diambilalih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Kemudian, dinasionalisasi pada 1950, pengelolaan diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
In its early years, with very limited production facilities, the Company’s plant was located in the same area as The Central Hospital and manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first development into Pabrik Obat Manggarai that produced such pharmaceutical preparations as tablets and injections was started in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and put under Takeda management. Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put under the Department of Health, the Republic of Indonesia.
Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma — disingkat Perum Indofarma.
In 1979, with special mission to produce essential drugs for the public, Pabrik Obat Manggarai was transformed into Pusat Produksi Farmasi, which was also non-profit in nature and still under the Department of Health. Further development, in 1981, with added responsibilities, the Government upgraded the Company’s status into Perusahaan Umum Indonesia Farma — later known as Perum Indofarma.
Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu.
Another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the Company started to found high capacity modern manufacturing facilities on a-20 hectares land in Cibitung, West Jawa. In 1991, all production activities in Manggarai, Jakarta, were moved to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that was awarded certification of Good Manufacturing Practices (Cara Pembuatan Obat yang Baik, CPOB).
Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). Untuk menjaring lebih banyak peluang, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga merambah usaha distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.
To anticipate future development and enhance its competitiveness, in 1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma (Persero). To pursue business opportunities, the Company then expanded downstream into such businesses as distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.
Selanjutnya, pada 2000, bisnis distribusi dan trading dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Later, in 2000, the distribution and trading businesses were then spinned-off and transferred to a newly established subsidiary company, PT Indofarma Global Medika (IGM). This allowed Indofarma to focus to its core business both in manufacturing and marketing of pharmaceutical products.
5
6
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Pada 2001 Indofarma melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang sekarang telah digabung menjadi Bursa Efek Indonesia), serta resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero), Tbk. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Indofarma mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obatobat esensial dan generik, melainkan juga Obat dengan Nama Dagang (OND) baik etikal maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.
In 2001 Indofarma made initial public offering (IPO) and listed all the Company’s shares in both the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public company named PT Indofarma (Persero), Tbk.. Having stronger capital structure, Indofarma expanded its production activities from essential and generic drugs product only to include Own-brand Products (OND) of both ethical and OTC, traditional (herbal) products, and even food supplements.
Manajemen Indofarma yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di era globalisasi adalah operational execellence. Guna memperkuat struktur bisnis, pada 2007 Perseroan mengoptimalkan fungsi bisnis yang ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada IGM. Dengan demikian, Indofarma dapat fokus pada kegiatan produksi dan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.
Indofarma’s Management firmly believed that the key success factor to win the highly tight competition in the era of globalization is operational excellence. To strengthen its business structure, in 2007 the Company optimized its existing business functions through further restructuring that granted broader autonomy to IGM. Therefore, Indofarma can be more focus to production activities and IGM to distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.
Terserapnya sumberdaya Perseroan oleh restrukturisasi terpadu inilah — selain pasar OGB, produk utama Indofarma, yang belum kondusif — antara lain yang membuat Indofarma pada 2007 hanya membukukan Laba Bersih Rp11,08 miliar dari Penjualan Bersih yang mencapai Rp1.273,16 miliar. Tetapi, pada tahun-tahun mendatang, organisasi baru yang lebih terspesialisasi dapat diharapkan akan mencetak kinerja yang lebih baik.
It was among others the depletion of the Company’s resources by the integrated restructuring — aside from the unfavorable OGB (Indofarma’s main products) market — that made Indofarma in 2007 only registered Net Income of Rp11.08 billion from Net Sales of Rp1,273.16 billion. The new, highly specialized organization however can be expected to attain better business performance, in the years to come.
Saat ini, Indofarma memproduksi 218 item obat, 53 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. Dari portofolio Perusahaan yang cukup lengkap ini, 60 item adalah OND, termasuk enam jenis obat herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision.
At present, Indofarma produces 218 items of pharmaceutical product, among them 53 are actively distributed in the market. Among the Company’s complete portfolio, 60 items are ONDs, including six widely recognize herbal products such as Prolipid and Biovision.
Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, pada 2007 Indofarma meluncurkan 22 item produk baru, satu di antaranya adalah OND. Selebihnya adalah OGB dan 12 item Indo Obat Serbu yang merupakan produk OTC khas Indofarma. Perusahaan telah mempersiapkan peluncuran 24 item produk baru, termasuk enam item produk branded ethical dan tujuh item produk OTC, dalam waktu dekat ini.
To strengthen its product portfolio, in 2007 Indofarma launched 22 items of new products, among them one was OND. The rest were OGB and 12 item Indo Obat Serbu, various OTC products specially developed by Indofarma. The Company also prepared to launch 24 items of new products, including six items of branded ethical and seven items of OTC product, in the near term.
Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk bermerek dan/atau teknologi yang diperlukan, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan.
To strengthen its business structure, the Company strives to forge strategic alliances with international partners possessing needed branded products and/or technologies, both through the Holding and Subsidiary Companies.
Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, Manajemen Indofarma terus berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Indofarma telah menandatangani komitmen untuk penerapan GCG pada 22 Februari 2007. Yang tak kalah penting, Manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa Indofarma memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan ASEAN.
To develop strong business foundation, Indofarma’s management makes continuous efforts to consistently implement Good Corporate Governance (GCG). Indofarma has signed a declaration of commitment to implement GCG on 22 February 2007. More importantly, the Management also strives to improve its personnel professional competence through well-planned human resources development programs, to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the ASEAN region, in the future era of free trade.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Bagan Organisasi Organization Chart
President Director
Internal Auditor
Production Director
Marketing & General Affair Director
Finance & HR Director
Corporate Secretary
Production Unit I
Marketing – Ethical Products
Information Technology
Srategic Business Development
Production Unit II
Marketing – OTC
Accounting
Risk Management and GCG
Herbal and Infant Food
Finished Product Logistics
Finance
Herbal & Food Supplement Development
Engineering and Maintenance
Business Management
Budgeting & Control
PPIC
Business Institution
Human Resources
R&D
Procurement
Office Support
Quality Assurance Raw Material Logistics
Quality Control
7
8
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Keterangan
Item 2007
2006
2005
2004
2003
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar) Penjualan bersih Laba kotor Laba (rugi) usaha EBIT EBITDA Laba (rugi) bersih
1.273,16 289,95 44,71 38,19 48,37 11,08
1.026,67 255,96 62,23 57,79 60,37 15,24
684,04 199,27 35,08 31,62 43,40 9,59
689,52 216,55 50,63 40,84 53,94 7,24
498,21 136,84 (48,48) (128,20) (113,13) (130,58)
Income Statements (Rp billion) Net sales Gross profit Operating income (loss) EBIT EBITDA Net income (loss)
Neraca (Rp miliar) Total Aktiva Aktiva lancar Aktiva tidak lancar Aktiva tetap Total kewajiban Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Ekuitas
1.009,44 899,31 110,13 82,01 717,87 686,30 31,58 291,56
686,94 563,17 123,77 89,50 406,45 379,34 27,11 280,49
518,82 373,76 145,07 98,44 253,58 230,32 23,26 265,25
523,92 369,69 154,24 100,41 268,26 240,88 27,38 255,66
629,21 440,46 188,75 114,51 373,71 335,97 37,74 248,42
Balance Sheet (Rp billion) Total Assets Current assets Non-current assets Fixed assets Total liabilities Current liabilities Non-current liabilities Equity
1,10 3,80 22,77 3,51 131,04 3,57
2,22 5,43 24,93 6,06 148,46 4,92
1,85 3,62 29,13 5,13 162,27 3,10
1,38 2,83 31,41 7,34 153,47 2,34
(20,75) (15,32) 17,9 (7,6) 173,4 (19,3)
Financial Ratios & Other Information Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross profit margin (%) Operating profit margin (%) Current ratio (%) Earning (loss) per share (Rp)
1.000,00 309,93
1.000,00 309,93
1.000,00 309,93
1.000,00 309,93
Rasio Usaha dan Informasi Lain Laba terhadap Aktiva (%) Laba terhadap Ekuitas (%) Margin laba kotor (%) Margin laba usaha (%) Rasio lancar (%) Laba (rugi) bersih per saham (Rp) Modal dan Saham (Rp miliar) Modal dasar Modal ditempatkan
Penjualan Bersih Net Revenues (dalam miliar rupiah)
Capital and Stock Capital stock—Authorized 1.000,00 309,93 Capital stock—Subscribed & Paid-up
Laba Usaha Operating Income (dalam miliar rupiah)
Laba Bersih Net Income (dalam miliar rupiah)
1300 1200 1100 1000
100
50
900
90
45
800
80
40
700
70
35
600
60
30
500
50
25
400
40
20
300
30
15
200
20
10
100
10
5
0
0 ‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07
0 ‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07
‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07
(48,48) (130,58)
9
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership Per 31 Desember 2007 As of 31 December 2007
Modal dan Saham I Capital Stock
10.000.000.000
Modal dasar I Authorized capital Modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital
3.099.267.500
Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition
Lembar I Shares
(%)
2.500.000.000 364.000 598.903.000
80,66 0,02 19,32
3.099.267.500
100,00
Pemerintah I Government P. Sudibyo (Direktur I Director) Masyarakat I Public
Jumlah I Total
Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek Jakarta Indofarma’s Stock Price Fluctuation at the Jakarta Stock Exchange 180
350
2007 2008
140 120
200
100
150
80 60
100
40 50
20 0
ar y Fe br u
ar y
Ja nu
D
ec em
be r
be r m ov e
N
ct ob er O
be r
Se pt em
Au gu st
Ju ly
Ju ne
M
ay
ril Ap
ar ch M
y ua r Fe br
nu ar
y
0
Ja
Price
250
Month Volume Transaksi I Volume of Transaction Harga Penutupan I Closing Price
Harga Saham INAF 2006 dan 2007 I INAF Stock Price 2006 and 2007 Tertinggi I Highest
Terendah I Lowest
Periode I Period
2007
2006
2007
2006
Penutupan I Closing 2007
2006
Volume rata-rata I Average volume 2007 (unit)
2006 (unit)
Semester I Semester II
320 290
135 110
93 170
105 90
260 205
110 100
15.774.376 4.190.983
3.073.318 981.550
Volume of Transaction (million)
160
300
10
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Peristiwa Penting 2007 Important Events 2007
2 Januari. Restrukturisasi Lanjutan. Indofarma Global Medika (IGM) diberi otonomi lebih besar — diberdayakan — sehingga Anak Perusahaan ini maupun Induk Perusahaan masing-masing dapat fokus menjalankan bisnis intinya. IGM kemudian melakukan reorganisasi, membentuk Divisi Distribusi (yang fokus ke pasar reguler) dan Divisi Trading (yang fokus ke pasar institusi).
2 January. Further Restructuring. Indofarma Global Medika (IGM) was given greater autonomy — empowered — to allow both the Subsidiary and its Holding Company to be more focused in running its core business. The, IGM made reorganization, forming Distribution Division (that focuses to the regular market) and Trading Division (that focuses institution market).
8 Mei. Peluncuran Indo Obat Serbu. Untuk mengurangi ketergantungan usaha terhadap Obat Generik Berlogo (OGB), Indofarma meluncurkan produk obat bebas (over the counter, OTC) generik. Dipasarkan dengan harga yang lebih murah dibanding obat sejenis yang bermerek, Indo Obat Serbu ini mendukung Sistem Kesehatan Nasional dari sisi yang berbeda dibanding OGB yang masih merupakan produk utama Indofarma.
8 May. Launching of Indo Obat Serbu. To ease its business dependence toward Generic Drugs Product (OGB), Indofarma launched generic over the counter (OTC) products. Marketed with lower price than its branded competitors, the product category that is called Indo Obat Serbu support the National Health System from different side than OGB’s that has still been Indofarma’s main product.
11 Mei. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan RUPS Luar Biasa. Pengangkatan kembali Komisaris Utama oleh RUPS. Selain itu, RUPSLB membatalkan sebagian keputusan RUPSLB tanggal 21 November 2002 mengenai Rencana Investor Strategis dan melakukan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
11 May. Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders (GMoS and Extraordinary GMoS). Re-election of the President Commissioner by the GMoS. In addition, the Extraordinary GMoS annulled some resolutions made by the Extraordinary GMoS dated on 21 November 2002 regarding Plans on Strategic Investor(s) and amended the Corporate Decree.
3 Desember. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perubahan Direksi dengan memberikan anggota Direksi title dan job description baru. Selain itu, RUPSLB kedua pada 2007 ini juga memperbaharui persetujuan pemegang saham untuk menjaminkan lebih dari 50% aset Perseroan.
3 December. Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS). Changes on Board of Directors, giving the Board members new job titles and job descriptions. In addition, the second 2007 EGMoS also renewed shareholders' agreement to put over 50% of the Company’s assets as collateral.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
11
12
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Laporan Dewan Komisaris The Board of Commissioners’ Report
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama | President Commissioner
Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Valued Shareholres,
Selama tahun 2007, kami selaku Dewan Komisaris menyaksikan tantangan yang harus dihadapi Direksi Indofarma. Daya beli masyarakat yang melemah dan harga Obat Generik Berlogo (OGB) yang dikendalikan Pemerintah memaksa Manajemen Perseroan menghadapi pilihan sulit. Karena itu, Dewan Komisaris sangat menghargai keputusan Manajemen yang tetap memproduksi dan mendukung ketersediaan OGB untuk masyarakat, demi memenuhi tanggung jawab moral Perseroan sebagai pendukung sistem kesehatan nasional.
THROUGHOUT 2007, we are, the Board of Commissioners (BoC), witnessed huge challenges faced by Indofarma’s Board of Directors (BoD). Weakening customers’ purchasing power and price of Generic Drugs Product (OGB) that was still controlled by the Government brought the Company’s Management into dilemma. The BoC therefore highly appreciated decisions made by the Management to continuously produce and support OGB availability to broad consumers, to fulfil the Company’s moral obligation as the main supporter of national health system.
Keputusan tersebut disadari mengandung konsekuensi besar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Untuk itu kami juga memberikan penghargaan yang tinggi karena dalam kondisi sulit seperti ini Indofarma masih berhasil meningkatkan Penjualan Bersih dan meraih Laba Bersih yang cukup baik meskipun, seperti yang telah diperhitungkan, mengalami penurunan.
The Management was fully aware that the decision might bring heavy consequences toward the Company’s financial performance. We therefore highly appreciated that in such unfavorable condition Indofarma was successful to increase Net Sales and to post Net Income although, as predicted, not as high as that in the previous year.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Dalam berbagai rapat dengan Direksi, selain keputusan taktis dihasilkan juga beberapa keputusan strategis, antara lain yang terkait dengan persiapan renovasi fasilitas produksi Perseroan yang pelaksanaannya dimulai pada 2008. Renovasi yang dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan ketentuan currentGood Manufacturing Practice (cGMP) itu dapat diharapkan akan memberikan Indofarma competitive advantage jangka panjang dalam bentuk sustainable operational excellence.
In various meeting with the BoD, aside from tactical decisions we also made some strategic ones, among others the one related to the preparations of renovation on the Company’s production facilities that would be started in 2008. The renovation to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) can be expected to give Indofarma long-term competitive advantage in form of sustainable operational excellence.
Selain itu, kami juga melakukan berbagai pembahasan terkait Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Dengan Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi, kami menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundangundangan, merumuskan sistem dan prosedur nominasi Direksi, serta memberikan usulan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi. Pada 2007, Komite GCG memfasilitasi sebuah lembaga independen untuk melaksanakan assessment penerapan GCG — dan Perseroan memperoleh skor 71,58 (dengan predikat “cukup baik”).
In addition, we also made various reviews concerning Good Corporate Governance (GCG). With the GCG, Remuneration and Nomination Committee, we reviewed the Company’s adherence toward rules and regulations, drafted system and procedures on nomination of BoD, as well as made a proposal on remuneration of both the BoC and BoD. In 2007, the GCG Committee facilitated an independent institution to assess implementation of GCG — and the Company achieved score of 71.58 (with remark “quite good”).
Sementara itu, dibantu Komite Audit, kami telah melakukan penelaahan atas Laporan Keuangan, evaluasi sistem pengendalian internal dan kinerja Satuan Pengawasan Intern (SPI), dan juga pemantauan pelaksanaan manajemen risiko serta kegiatan dan hasil audit yang dilakukan Auditor Eksternal.
Meanwhile, with the help of the Audit Committee, we made reviews on Financial Reports, evaluations on internal control system and Internal Audit Unit (IAU)’s performance, and also monitoring on the implementation of risk management as well as on activities and audit results made by External Auditor.
Kami menyadari bahwa keberhasilan Indofarma dalam mempertahankan kinerja bisnis yang baik di tengah kondisi eksternal yang kurang menguntungkan pada 2007 tak akan tercapai tanpa peran-serta seluruh pelanggan, mitra bisnis, maupun masyarakat di sekitar Perusahaan, serta dukungan penuh dari para pemegang saham. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh stakeholders.
We acknowledge that Indofarma’s success in maintaining its quite good business performance amid the unfavorable external condition in 2007 might not be achieved without the support of all customers, business partners, communities surrounding the Company and, especially, our shareholders. We therefore would like to express our highest appreciation to all our stakeholders.
Kepada segenap jajaran Direksi dan Karyawan yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami mengajak seluruh jajaran Indofarma untuk terus meningkatkan kreativitas sehingga dapat menempatkan Indofarma sebagai perusahaan farmasi nasional yang berperan signifikan sesuai dengan Visi Perusahaan. Kami yakin dengan kinerja yang dicapai tahun ini, ditunjang kerja keras seluruh jajaran Indofarma dan peluang usaha bisnis obat generik yang diperkirakan akan semakin kondusif, prospek usaha Perseroan pada 2008 juga akan jauh lebih baik.
We would also like to express our appreciation and gratitude to the BoD and Employees at all levels for their hard works and dedication. Finally, let us all continuously improve our creativity to ensure that Indofarma will be one of the leading national pharmaceutical companies that has a significant role as pledged in the Company’s Vision. We are convinced that with this year’s performance, supported by the hard works of Indofarma’s employees at all levels and business opportunities on generic drugs product that will certainly be better, the Company’s business prospect will also be much better in 2008. May Allah the Most Benevolent always bless us all. Amen.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rakhmat-Nya kepada kita semua. Amien. Jakarta, 21 April 2008
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama I President Commissioner
Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto Komisaris [Independen] [Independent] Commissioner
Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Komisaris [Independen] [Independent] Commissioner
Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Komisaris Commissioner
13
14
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Dewan Komisaris The Board of Commissioners
1
2
3
4
2
1
3
4
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
15
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. Komisaris Utama
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H. President Commissioner
Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak 2004. Beliau mendapatkan gelar Dokter dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia. Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI)Di Pemerintahan, beliau pernah menjabat Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan.
Born in Kotacane, 6 June 1945. Indonesian Citizen. He has been President Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since 2004. He earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a first degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in 1972 and 1976, Master of Public Health degree from University of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine (graduated cum laude) from the University of Indonesia. Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he had also been Chairman of Indonesian Medical Doctor Association (IDI), Chairman of National Board of Indonesian Family Planning Association (PKBI), and Chairman of the University of Indonesia Alumni Association (ILUNI). As a government officer, he had been Director General of Public Health Development, Department of Health.
Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto. Komisaris
Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto. Commissioner
Lahir di Kebumen, 31 Agustus 1942. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau mendapatkan gelar Insinyur di bidang Teknik Kimia dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1967, serta gelar Doktor di bidang Penyuluhan Pembangunan dari Institut Pertanian Bogor (dengan predikat cum laude). Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto meniti karir profesionalnya di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Pusdiklat Pegawai Depdikbud (1991–1994), Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) (1994–1998), dan Staf Ahli Mendikbud Bidang Pengembangan Organisasi dan Administrasi Pendidikan dan Kebudayaan (1998–2000). Beliau kemudian diangkat menjadi Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik (2000–2006) sebelum terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 31 Agustus 2006, di Jakarta.
Born in Kebumen, 31 August 1942. Indonesian Citizen. He has been a Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since August 2006. He obtained a first degree in Chemical Engineering from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1967, and Doctorate degree in Development Studies (graduated cum laude) from Bogor Institute of Agriculture. Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto started his professional career at the Department of Education and Culture (Depdikbud) and had been Head of Pusdiklat Pegawai Depdikbud (1991–1994), President Director of PT Balai Pustaka (Persero) (1994–1998), and Expert Staff for the Minister of Education on Organization Development and Education and Culture Administration (1998–2000). He had also been promoted to Deputy Secretary for Vice President on Political Affair (2000–2006) before elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS), 31 August 2006, in Jakarta.
Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Komisaris
Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. Commissioner
Lahir di Pekalongan, 27 Desember 1946. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau meraih gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker pada 1975 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, serta gelar Sarjana Ekonomi bidang Manajemen pada 1984 dari Universitas Indonesia. Memulai karir profesionalnya sebagai pegawai Departemen Kesehatan, Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. pernah menjabat Kepala Biro Keuangan (1991–1992), Kepala Biro Umum (1998–2000), Kepala Biro Organisasi (2000–2002), dan Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2002–2004) sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi (2004–2007). Beliau pernah pula menjabat Direktur Keuangan PT Kimia Farma Tbk. (1992–1997). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.
Born in Pekalongan, 27 December 1946. Indonesian Citizen. He has been a Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since August 2006. He earned first and professional degrees in Pharmacy (Apoteker) in 1975 from Gadjah Mada, Yogyakarta University, and a first degree in Economics specializing in Management in 1984 from the University of Indonesia, Jakarta. Started his professional career as an employee at Department of Health, Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E. had been Head of Finance Bureau (1991–1992), Head of Organization Bureau (2000–2002), Director of Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2002–2004) before appointed as Expert Staff of Minister of Health on Institutional Capacity Improvement and Decentralization (2004–2007). He had also been Finance Director at PT Kimia Farma Tbk. (1992–1997). He was elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 31 August 2006, in Jakarta.
Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Komisaris Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Agustus 2006. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi pada 1982 dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan pada 2003 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah meniti karir di bidang audit selama 22 tahun sampai menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2001–2004), Drs. Mochammad Ichsani, M.M. kemudian diangkat sebagai Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan (2004–2005) sebelum menduduki jabatan Kepala Inspektorat Kantor Menneg BUMN (2005–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.
Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Commissioner Born in Banyuwangi, 5 January 1957. Indonesian Citizen. He has been a Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since August 2006. He obtained a first degree in Accounting in 1982 and Magister Manajemen specializing in Finance Management in 2003 from Gadjah Mada University, Yogyakarta. After following career path as an auditor for 22 years and held a position of Head of BPKP Office Province of Riau (2004–2005), Drs. Mochammad Ichsani, MM was then appointed as Director for Agrobusiness Monitoring, Construction Industry and Trade at BPKP (2005–2006) before holding a position of inspector at State Ministry of BUMN (2006–present). He was elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 31 August 2006, in Jakarta.
16
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Laporan Direksi The Board of Directors’ Report
P. Sudibyo Direktur Utama | President Director
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Valued Shareholders,
Tahun 2007 merupakan masa yang berat bagi PT Indofarma (Persero), Tbk. Kenaikan harga bahan baku, di satu sisi, dan rendahnya harga Obat Generik Berlogo (OGB) yang merupakan produk utama Indofarma, di sisi lain, membuat pilihan bisnis yang dapat dilakukan Perseroan sangat terbatas.
Year 2007 has been a difficult time for PT Indofarma (Persero), Tbk.. The steep rise of raw materials price, on one hand, and the unrealistically low Generic Drugs Product (OGB, which is Indofarma’s main products) price, on the other hand, made the Company’s business choices severely limited.
Dalam kondisi eksternal yang kurang kondusif tersebut, guna memenuhi kebutuhan masyarakat luas Perseroan memilih untuk tetap memproduksi dan mendistribusikan OGB yang beberapa item di antaranya memberikan marjin laba negatif. Pilihan kebijakan dalam situasi yang sulit ini telah membuat Laba Bersih Perseroan mengalami penurunan pada 2007. Namun demikian, melalui upaya yang tidak mengenal lelah, Perseroan berhasil meningkatkan Penjualan Bersih dengan laju pertumbuhan yang signifikan.
Amid the unfavorable external condition, to fulfil broader consumers’ need the Company continued to produce and distribute OGB of which some items gave negative profit margins. The policy chosen in such hard time made the Company’s Net Income experienced decrease in 2007. However, with continuous efforts and hard works, the Company was successful to increase Net Sales with significant growth rate.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Di luar pencapaian bottom line yang menurun tersebut, ada beberapa indikator yang memberikan gambaran positif, yaitu: • Struktur Neraca yang sehat dengan Jumlah Aktiva dan Ekuitas yang meningkat. • Likuiditas keuangan yang cukup baik dengan Arus Kas dari Kegiatan Operasi yang positif dan mengalami kenaikan cukup signifikan, 14,0%. • Portofolio produk yang lebih beragam dengan peluncuran beberapa Obat dengan Merek dagang (OND) dan Indo Obat Serbu. • Perseroan mampu mempertahankan posisi sebagai leader di pasar obat generik nasional dengan pangsa pasar 22,0%. • Keberhasilan Perusahaan meningkatkan penjualan
Aside from the lower bottom line, there were some other indicators that gave positive pictures, among others: • Healthy Balance Sheet structure with the increase of both the Company’s Total Assets and Equity • Quite good financial Liquidity with positive and significantly, 14.0%, higher Cash Flows from Operating Activities. • More varied product portfolio with the launching of several Own-brand Products (OND) and Indo Obat Serbu. • The Company was able to maintain its position as the leader on generic drugs product in national market with market share of 22.0%. • The Company’s successful efforts to increase Net Sales.
Di sisi organisasi, pada 2007 Indofarma melanjutkan proses restrukturisasi. Optimalisasi fungsi Anak Perusahaan ini telah membuat baik Indofarma sebagai Induk Perusahaan maupun Indofarma Global Medika (IGM) lebih fokus pada kegiatan intinya. Diharapkan Indofarma secara keseluruhan akan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan — suatu hal yang krusial dalam menghadapi tantangan di masa depan yang akan semakin berat.
In term of organization, in 2007 Indofarma continued its restructuring process. The optimizing of the Subsidiary allowed both Indofarma as Holding Company and Indofarma Global Medika (IGM) to be more focus to their respective core activities. It is expected that Indofarma as a whole can will be more adaptive toward rapidly changing market — something that is highly crucial in dealing with greater challenges in the future.
Salah satu tantangan berat tersebut adalah harmonisasi pasar ASEAN yang akan mulai berlaku dalam waktu dekat. Harmonisasi pasar, sebagai bagian dari penerapan AFTA (ASEAN Free Trade Area), akan membuka peluang pasar ekspor tetapi juga memicu persaingan ekstra-ketat dengan membanjirnya produk-produk industri farmasi dunia yang masuk ke Indonesia.
Among the great challenges is ASEAN market harmonization that will be effective in the near future. The market harmonization, as part of the implementation of AFTA (ASEAN Free Trade Area), not only will open opportunities to explore export market but also trigger much keener competition with the flooding of global pharmaceutical companies’ products to domestic market.
Guna mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang kian ketat itu, Indofarma memfokuskan diri pada lima butir prioritas. Secara singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:
To make itself well positioned in the fiercer competition, Indofarma focused its efforts on five points of priority. In brief, the Company’s achievements on the five priorities are as follows:
Peningkatan Kemampuan Organisasi Perusahaan. Sebagai tindak lanjut pemberdayaan IGM, Indofarma melakukan reorganisasi baik di Perusahaan Induk maupun Anak Perusahaan. Di IGM, misalnya, kegiatan distribusi dan trading masing-masing diwadahi ke dalam divisi yang berbeda sehingga upaya yang dilakukan dapat lebih fokus dalam menjalankan bisnisnya. Upaya bisnis yang lebih fokus pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan organisasi seperti yang terbukti dengan meningkatnya Penjualan Bersih Perusahaan pada 2007.
Improvement of the Company’s Organization Ability. To followup the empowerment of IGM, Indofarma made reorganization both in the Holding Company and its Subsidiary. In IGM, for example, distribution and trading activities were separated into two different division, allowing the Subsidiary Company to be even more focus in its business activities. The more focus business efforts would in turn boost organization ability as shown by the increase of the Company’s Net Sales in 2007.
Peningkatan Operational Excellence. Sebagai perusahaan farmasi yang sebagian besar penjualannya berasal dari produk OGB, Indofarma harus memiliki cost-leadership. Untuk mencapai hal ini, Perseroan melakukan upaya terpadu, karena pengadaan produk dan jasa sampai ke tangan konsumen akhir merupakan serangkaian proses — yang sebagian dapat dikontrol dan sebagian lainnya lebih ditentukan oleh faktor eksternal.
Improvement of Operational Excellence. As a pharmaceutical company that makes most sales from OGB products, Indofarma must command cost-leadership. To realize this, the Company made integrated efforts, since products and services delivery through end customers is a series of processes — of which some parts are controllable and in the other are greatly determined by external factors.
17
18
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Di sisi produksi, Perseroan meningkatkan efektivitas jam kerja dengan pengaturan-ulang waktu kerja, optimalisasi peran PPIC, dan upaya keras memenuhi persyaratan current-Good Manufacturing Practice (cGMP) — antara lain melalui renovasi fasilitas produksi. Sertifikasi cGMP akan membuka lebih lebar peluang toll-in manufacturing yang meningkatkan utilisasi dan, pada gilirannya, kian memantapkan cost-leadership.
In the production side, the Company improved effective working hours by redesigning of working time, optimizing PPIC roles, making utmost efforts to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) requirements — among others through renovation of production facilities. Certification of cGMP would open wider opportunity for toll-in manufacturing that increase utilization and, in turn, strengthen cost-leadership position.
Selain itu, Perseroan juga meningkatkan sistem teknologi informasi (TI). Sejak akhir 2007, seluruh cabang IGM telah terhubung secara online dan real time sehingga pemantauan persediaan dapat dilakukan dengan lebih baik.
In addition, the Company also improved its technology information (IT) system. Since the end of 2007, all IGM's Branch Offices have been connected online and on real-time basis, allowing better monitoring of inventories.
Pengembangan Portofolio Produk dan Pasar. Pada 2007, selain meluncurkan beberapa produk baru dan menambah keagenan alat kesehatan yang menjanjikan marjin laba lebih tinggi, Indofarma juga berhasil menembus pasar reguler baru, yaitu kalangan perusahaan peternakan unggas, dengan produk rapid-test kit untuk diagnosis flu burung. Dalam upaya pengembangan portofolio produk dan pasar ini, Perseroan menggandeng sebuah perusahaan internasional terkemuka sebagai mitra strategis.
Improving Product and Market Portfolio. In 2007, aside from launching several new products and acquiring new principals on medical devices that both give higher profit margins, Indofarma was also able to penetrate a new regular market, i.e. poultry companies, by offering rapid-test kit for diagnosing avian flu. In its endeavor to improve both product and market portfolio, the Company took a leading international company as a strategic partner.
Peningkatan Arus Kas. Pada 2007, Indofarma berhasil meningkatkan Arus Kas dari Kegiatan Operasi. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kemampuan Perseroan menutup kewajiban jangka pendeknya guna mengamankan operasional bisnis.
Improving Cash-Flows. In 2007, Indofarma was able to improve its Cash-Flows from Operating Activities. The improvement allowed the Company to serve its short-term liabilities, ensuring the continuation of business operations.
Peningkatan Sumber Daya Manusia. Guna meningkatkan pengelolaan organisasi perusahaan sehingga lebih adaptif terhadap perubahan pasar, Indofarma terus berupaya memperkuat SDM di lapangan, terutama di IGM yang menjadi ujung tombak penjualan Indofarma. Melalui proses rekrutmen yang ketat, Perusahaan menarik talenta baru di bidang pemasaran. Dengan pendidikan dan pelatihan yang terencana dan berkelanjutan, tenaga-tenaga yang masih segar tersebut dapat diharapkan akan menjadi aset penting bagi pengembangan jangka panjang Indofarma.
Improving Human Resorces. To better manage its highly adaptive business organization that allows the Company to be more adaptive toward market changes, Indofarma makes continuous efforts to strengthen its HR, particularly in IGM, the sales arm of Indofarma. Through highly selective process, the Company recruits cadre of new talents in marketing. By giving well planned, continuous education and training, it can be expected that the fresh talents will be valuable asset for Indofarma’s long-term growth.
Pada 2007, upaya tersebut memberikan hasil yang menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh peningkatan Penjualan Bersih yang signifikan, 24,0%, di tengah harga OGB yang pada umumnya lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya.
In 2007, the endeavor started to bear fruits. This among other was indicated by the significant, 24,0%, increase of Net Sales, amid the generally lower OGB’s price compared to that in the previous year.
Dengan pencapaian tersebut di atas, Indofarma mengakhiri tahun 2007 dengan kinerja yang dapat dikatakan cukup baik mengingat kondisi eksternal yang belum kondusif. Apalagi, pada 2007 itu Perseroan juga banyak melakukan "investasi" — baik di bidang SDM (terutama di IGM yang organisasinya mengalami pemekaran setelah pemisahan menjadi dua divisi) maupun fisik (berupa renovasi) — yang baru akan memberikan hasil pada 2008 dan tahun-tahun selanjutnya.
With all these achievements, Indofarma ended year 2007 with quite good business performance considering the highly unfavorable external condition. Moreover, in 2007 the Company also made quite big "investment" — both in human resources (particularly at IGM of which its organization experienced expansion after the reorganization into two divisions) and physical things (in form of renovation) — all of them will not give any dividend before 2008 and beyond.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Laporan rinci tentang kinerja Indofarma sepanjang 2007 disampaikan pada bagian selanjutnya dari buku ini. Secara umum, kinerja usaha Indofarma pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2007 cukup baik dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Detailed reports on Indofarma’s performance throughout 2007 are presented in the subsequent parts of this Annual Report. In general, Indofarma’s business peformance in the year ended 31 December 2007 was considerably good, allowing the Company to achieve long-term growth.
Di tengah berbagai kemajuan yang telah dicapai, Direksi mencatat masih ada beberapa area for improvements yang perlu mendapatkan perhatian di masa mendatang. Di antara hal yang masih perlu ditingkatkan itu adalah optimalisasi kemampuan cross-selling. market intelligence, supply chain management, serta pengelolaan hubungan dengan pemasok dan pelanggan.
In spite of various progress made, the Board of Directors noted that there are still some area for improvements we have to address in the future. Among things needed to be improved are optimization of cross-selling capability, market intelligence, better implementation of supply chain management, and relation management both with suppliers and customers.
Harus diakui, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan Perseroan, prestasi ini sulit dicapai. Untuk semua pencapaian tersebut, Direksi menyampaikan terima kasih penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris serta seluruh staf dan karyawan atas kontribusi mereka yang besar pada tahun berat 2007. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada para mitra bisnis, kreditor, pemasok, pemegang saham, Pemerintah, dan seluruh stakeholder yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Indofarma.
However, without dedications and hard works of the Company’s employees at all levels, the achievements might not be realized. The Board of Directors would therefore like to express gratitude and highest appreciation to the Company’s Board of Commissioners as well as staffs and employees at all levels for their extraordinary contribution in the difficult year of 2007. We would also like to thank all or business partners, creditors, suppliers, shareholders, the Government, and all stakeholder for their unfailing support and trust to Indofarma.
Jakarta, 21 April 2008
P. Sudibyo Direktur Utama I President Director
Yuliarti R. Merati Direktur Produksi Production Director
M. Munawaroh
Direktur Pemasaran dan Umum Marketing and General Affair Director
Deden Edi Soetrisna Direktur Keuangan dan SDM Finance and HR Director
19
20
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Direksi Board of Directors
1
2
3
4
1
3
2
4
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
21
P. Sudibyo Direktur Utama
P. Sudibyo President Director
Lahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2007) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN, antara lain PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Bank Exim, dan juga Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993-1995). Setelah itu, beliau bekerja untuk Indofarma sebagai Corporate Secretary (2000–2003) dan Direktur Keuangan (2003–2007) sebelum terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 3 Desember 2007, di Jakarta.
Born in Yogyakarta, 5 October 1950 Indonesian Citizen. He has been the President Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. Started his tertiary education in Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained a first degree in Accounting from Faculty of Economy of the same university in Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from State University of New York, in 1987, and deepened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering in the Ohio State University (1990–1991). Sudibyo started his professional career as lecturer in his alma mater, Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2007) and has been a consultant in various StateOwned Enterprises (BUMN), among others PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Bank Exim, and also Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. He is active member of Indonesian Accountant Association and has been Secretary General of Asean Federation of Accountants (1993-1995). Afterward, he transferred to Indofarma and became Corporate Secretary (2000–2003) and Finance Director (2003–2007) before elected as President Director in the Extraordinary Annual General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 3 December 2007, in Jakarta.
Yuliarti R. Merati Direktur Produksi
Yuliarti R. Merati Production Director
Lahir di Jakarta, 29 Juli 1954 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur PT Indofarma (Persero), Tbk. yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982. Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di Kimia Farma terus meningkat sampai menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003), sebelum terpilih menjadi Direktur Produksi Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 30 Juni 2003, di Jakarta.
Born in Jakarta, 29 July 1954 Indonesian Citizen. She has been Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. in charge of Production Department since July 2003. She obtained first and professional degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982. Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma rapidly advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003) before elected as Production Director of Indofarma at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) held in 30 June 2003, in Jakarta.
M. Munawaroh Direktur Pemasaran dan Umum
M. Munawaroh Marketing and General Affair Director
Lahir di Purwokerto, 17 Mei 1965 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran dan Umum PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Hewan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991. Memulai karirnya di PT Pharos Indonesia, beliau pernah menduduki jabatan Associate Product Manager Ethical (2000–2001), dan Senior Product Manager OTC (2002–2004) sebelum pindah ke PT Indofarma Tbk. sebagai Manajer Pemasaran Branded (2004) dan Manajer Strategic Business Development (2005). Beliau terpilih menjadi Direktur Pemasaran Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta, kemudian menjadi Direktur Pemasaran dan Umum pada RUPSLB, Desember 2007, di Jakarta.
Born in Purwokerto, 17 May 1965 Indonesian Citizen. He has been Marketing and General Affair Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. He earned a first degree in Veterinary Medicine from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1991. Started his professional career at PT Pharos Indonesia, he had been Associate Product Manager Ethical (2000–2001), and Senior Product Manager OTC (2002–2004) before transferred to PT Indofarma Tbk. as Marketing Manager of Branded Products (2004) and Manager of Strategic Business Development (2005). He was elected as Marketing Director of Indofarma at Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS), 31 August 2006, in Jakarta, then Marketing and General Affair Director at EGMoS, 3 December 2007, in Jakarta.
Deden Edi Soetrisna Direktur Keuangan dan Sumberdaya Manusia
Deden Edi Soetrisna Finance and Human Resources Director
Lahir di Jakarta, 28 Januari 1966 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan dan SDM PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Gelar Sarjana Kedokteran Gigi diperolehnya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002. Deden Edi Soetrisna memulai karirnya Indofarma, beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), dan Manajer Pemasaran (2004–2006). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta, kemudian Direktur Keuangan dan SDM pada RUPSLB, Desember 2007, di Jakarta.
Born in Jakarta, 28 January 1966 Indonesian Citizen. He has been Finance and HR Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. He earned a first degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen in Marketing from HAMKA University, Jakarta, in 2002. Deden Edi Soetrisna started his professional career at Indofarma and had been Group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), and Marketing Manager (2004–2006). He was elected as Finance Director of Indofarma at Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS), 31 August 2006, in Jakarta, then Finance and HR Director at EGMoS, 3 December 2007, in Jakarta.
22
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governence, GCG) merupakan sebuah komitmen bagi PT Indofarma (Persero), Tbk dalam upaya terpadu restrukturisasi yang dilakukan. Saat ini Indofarma telah memiliki perangkat normatif yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, termasuk Komite Audit, Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi, serta Komisaris Independen seperti yang diamanatkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam-LK.
Good Corporate Governance (GCG) is a commitment for PT Indofarma (Persero), Tbk in its integrated restructuring efforts. At present, Indofarma has already had the normative infrastructure to comply GCG principles, including Audit Committee, GCG, Remuneration and Nomination Committee, as well as Independent Commissioner as required by the Indonesia Stock Exchange and Capital Market Supervisory Agency (Bapepam-LK).
Tanggal 27 Februari 2007 merupakan tonggak yang menandai awal penerapan secara formal prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik melalui penandatanganan pernyataan komitmen implementasi GCG oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.
For Indofarma, 27 February 2007 is a milestone — the day when the Company started implementing formally Good Corporate Governance principles through the signing of a Pledge of Commitment on Implementation of GCG by the President Director.
Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja Direksi dan memberikan nasehat jika dipandang perlu. Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui rapat rutin yang diadakan setiap akhir bulan guna membahas kinerja Direksi pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.
The Board of Commissioners and Directors The Board of Commissioners (BOC)’s duty is to monitor the Board of Directors (BOD)’s performance and provide necessary guidance. Formal communication between the BOC and the BOD is performed through regular meetings held at the end of the month to review the BOD’s performance for the previous month and the BOD’s plan for the coming month.
Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi Attendance at Formal BoC and BoD Meetings 2007 Peserta Rapat Meeting Attendant Komisaris | Commissioners Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH. Drs. Mochamad Ichsani, MM. Drs. Dwidjo Susono, Apt., SE. Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
20 20 20 20
12 12 12 12
Direksi | Board of Directors P. Sudibyo Yuliarti R. Merati M. Munawaroh Deden Edi Soetrisna
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors
43 43 43 43
20 20 20 20
Komite Audit Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. telah dibentuk dengan tujuan untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Audit Committee PT Indofarma (Persero), Tbk’s Audit Committee has been established to support and facilitate the Board of Commissioners in performing its supervisory function.
Sejalan dengan ketentuan, Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau
In accordance with the regulation, Audit Committee duties and responsibilities are to provide professional, independent opinions to the Board of Commissioners on reports and/or other things
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
hal-hal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris.
presented by the Board of Directors, to identify matters that need the Board of Commissioners attention, and carry out other assignments given by the Board of Commissioners.
Sepanjang 2007, Komite Audit telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Throughout 2007, the Audit Committee conducted the following activities:
• Merekomendasikan penunjukan akuntan publik/auditor eksternal yang akan memeriksa PT Indofarma (Persero), Tbk. dengan memperhatikan independensi dan obyektivitas, cakupan dan kecukupan pemeriksaan, serta penelaahan kewajaran biaya pemeriksaan. • Melakukan pertemuan secara berkala dengan auditor eksternal guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan, antara lain kemajuan pemeriksaan, temuan-temuan penting, dan kendala dalam pemeriksaan. • Melakukan penelaahan atas laporan keuangan interim baik yang akan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, terutama dengan memperhatikan perubahan angka pos-pos Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas yang material. • Melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak-lanjut hasil pemeriksaan auditor eksternal. • Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI) guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan internal dan kepatuhan, temuan-temuan penting lainnya, serta tindak-lanjut audit. • Melakukan pemantauan atas penerapan Manajemen Risiko. • Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris, antara lain penelaahan atas usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, serta evaluasi pedoman pengadaan barang dan jasa.
• Recommended the appointment of public accountant/external auditor that will be hired to audit PT Indofarma (Persero), Tbk. by taking considerations to factors such as independence and objectivity, scope and completeness of the audit, as well as review on fairness of auditing fee. • Made regular, scheduled meetings with external auditor to review effectiveness of auditing conducted, including auditing progress, critical findings, and constraints faced in the auditing process. • Made analysis both on would be and not to be published interim financial reports, particularly by closely reviewing significant changes on items in the Company’s Balance Sheet, Income Statements, and Cash-Flow. • Made monitoring on implementation of follow-up on External Auditor findings. • Made regular meetings with the Internal Control Unit (SPI) to review effectiveness of internal audit process, findings related to internal control process and compliance, other critical findings, as well as follow-up audits. • Made monitoring on implementation of Risk Management. • Carried out other assignments specially requested by the Board of Commissioners, among others analysis on proposal on the Company’s Work Plans and Budget, as well as evaluation on guidance for procurement of goods and services.
Komite Audit Indofarma I Indofarma’s Audit Committee Posisi I Position
Nama I Name Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt. .Abdullah Sayidi, Akt, C.F.E. Drs. Warga Murad
Independent Commissioner / Chairman and Member of Audit Committe Commissioner / Vice Chairman and Member of Audit Committe Member of Audit Committe Member of Audit Committe Secretary of Audit Committe
Drs. Muhammad Asawir, Akt. Anggota Komite Audit Lahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Gelar Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara. Pada 1984, beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum menjadi anggota Komite Audit Indofarma, beliau mengemban jabatan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara (sampai 1 September 2007).
Drs. Muhammad Asawir, Akt. Member of Audit Committee Born in Padangsidempuan, 11 August 1946 Indonesian Citizen. He has been a Member of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. He obtained a first degree in Accounting from Institute of Finance in 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. started his professional career as Auditor of Central and Regional Government-owned Enterprises at State Accounting Office. In 1984, he was transferred to the Financial and Development Supervisory Board (BPKP). Prior to become a member of Indofarma’s Audit Committee, he was the Deputy Government Accounting at BPKP (until 1 September 2007).
23
24
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. Anggota Komite Audit Lahir di Malang, 27 Mei 1965 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Setelah menamatkan program D3 pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada 1987, beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di Univesitas Airlangga, pada 1991. Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum menjadi Anggota Komite Audit Indofarma, beliau antara lain pernah menjabat Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Kedinasan BPKP dan Supervisor Audit pada Inspektorat Kementerian Negara BUMN. Drs. Warga Murad Sekretaris Komite Audit Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947 Warga Negara Indonesia.
Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. Member of Audit Committee Born in Malang, 27 May 1965 Indonesian Citizen. He has been a member of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. After finishing 3-year diploma program at the State Accountancy School in 1987, he continued his study in Airlangga University and earned a first degree in accounting in 1991. Abdullah Sayidi, Akt., C.F.E. started his professional career as Auditor at Financial and Development Supervisory Board (BPKP). Prior to become a member of Indofarma’s Audit Committee, he among others held positions of Head of Education and Practical Training Subdivision at BPKP and Audit Supervisor at State Ministry of BUMN. Drs. Warga Murad Secretary of Audit Committee Born in Bukitinggi, 1 July 1947 Indonesian Citizen.
Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Gelar Sarjana Muda dan Sarjana diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977. Drs. Warga Murad memulai karir profesionalnya sebagai Inspektur Muda di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, Departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan Nara Sumber Pusinfo (Agustus 2001–Juli 2005).
He has been the Secretary of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. He earned a bachelor degree and S-1 degree from Institute of Finance in 1971 and 1977. Drs. Warga Murad started his professional career as a Junior Inspector at Directorate General of State Financial Supervisory, Department of Finance, in 1972. In 1984 he was transferred to Financial and Development Supervisory Board (BPKP) and among others held positions of Head of data and Information Management Division (June 2001–July 2003) and Resource Person of Pusinfo (August 2001–July 2005).
Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Sejak September 2006, Dewan Komisaris telah membentuk Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggungjawab pelayanan kepada stakeholders Perseroan, terutama dalam hal: • Pengelolaan dan pengembangan prinsip-prinsip corporate governance • Penetapan sistem remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris • Perumusan sistem nominasi Direksi, Komisaris, Komite-komite Komisaris.
GCG, Remuneration and Nomination Committee Since September 2006, the Board of Commissioners (BoC) has set up GCG, Remuneration and Nomination Committee to assist the BoC in carying out its duty to serve the Company’s shareholders, among others in: • Managing and developing corporate governance principles. • Determining remuneration system for the Board of Directors, the Board of Commissioners, Secretary of the Board of Directors Commissioners • Drafting nomination system for candidates of the Company’s Directors, Commissioners, and Committees assisting the BoC.
Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration of the BoD and the BoC Komponen Remunerasi Components
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Direktur Utama President Director
Direktur Director
Gaji Dasar I Basic Salary Tunjangan I Allowances • Perumahan I Housing • Kendaraan I Cars • Lainnya I Other Total Tunjangan I Total Allowances
Rp11.100.000
Rp 9.990.000
Rp27.750.000
Rp24.975.000
0 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 6.000.000
0 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 6.000.000
Rp 8.000.000 Rp17.500.000 Rp 7.500.000 Rp33.000.000
Rp 8.000.000 Rp15.750.000 Rp 7.500.000 Rp31.250.000
Take Home Pay [per bulan I monthly]
Rp17.100.000
Rp15.990.000
Rp60.750.000
Rp56.225.000
Komposisi anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Indofarma terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan tiga anggota. Keanggotaan Komite GCG mengacu pada standar independensi
Composition of members of Indofarma’s GCG, Remuneration and Nomination consist of Chairman, Vice Chairman and three members. The GCG Committee’s membership is in accordance
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) Perseroan, ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bapepam-LK.
with independence standard as stated in the Corporate Code of Corporate Governance of the Company, Indonesia Stock Exchange (ISX) and Bapepam-LK's Regulations.
Selama 2007, Komite GCG telah melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut: • Menelaah penerapan dan sosialisasi GCG • Menelaah tindak-lanjut area for improvement yang ditemukan dalam assessment GCG • Merumuskan usulan remunerasi Direksi dan Komisaris untuk tahun buku 2007 • Merumuskan sistem dan prosedur seleksi calon anggota direksi Perseroan • Memfasilitasi penyelenggaraan assessment yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga eksternal yang independen
Throughout 2007, the GCG Committee conducted several activities as follows: • Reviewed implementation and socialization of GCG • Reviewed follow-up of area for improvement found on GCG assessment. • Drafted proposal on remuneration of Directors and Commissioners for the yearbook 2007 • Drafted system and procedures on selection of candidates for the Company’s Directors • Facilitated assessment conducted by an external, independent institution.
Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Indofarma Indofarma’s GCG, Remuneration and Nomination Committee Posisi I Position Nama I Name Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, M.P.H. Drs. Mohammad Dwidjo Suseno, Apt., S.E. Ir. Gunawan Adji, M.T., Ph.D. .Ir. Stephanus Trisnanto, ANZIIF (Sr. Assoc.), CIP, ICAP, Dip Busi (Loss Adj.), ACLA
President Commissioner / Chairman and Member of the GCG Committee Commissioner / Member of the GCG Committee Member of the GCG Committee
Ir. Gunawan Adji, M.T., Ph.D. Anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Lahir di Sidoarjo, 25 Juli 1970 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Setelah mendapat gelar Sarjana di bidang Teknik Industri dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, pada 1995, beliau meneruskan pendidikannya dan memperoleh gelar Magister Teknik dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1999, dan Doktor di bidang Industrial Management dari School of Management, Universiti Utara Malaysia, Kedah, pada 2006. Selain menjadi anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Indofarma, Ir. Gunawan Adji, M.T., Ph.D. aktif sebagai Konsultan GCG pada Klinik GCG Kadin Jakarta dan dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan Indonesia (STEKPI), Jakarta. Ir. S. Trisnanto, ANZIIF [Sr. Assoc.], CIP, ICAP, Dip Busi, ACLA. Anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Lahir di Solo, 11 April 1965 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Setelah mendapat gelar Sarjana di bidang Teknik Mesin dari Universitas Atmajaya, Jakarta, pada 1988, beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang asuransi dan loss adjuster dari Australian New Zealand Insurance Institute & Finance, pada 1997. Selain menjadi anggota Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi Indofarma, Ir. Stephanus Trisnanto adalah karyawan PT Satria Dharma Pusaka Crawford Thomal Howell Group, sebuah perusahaan internasional di bidang loss adjuster.
Member of the GCG Committee
Ir. Gunawan Adji, M.T., Ph.D. Member of GCG, Remuneration and Nomination Committee Born in Sidoarjo, 25 July 1970 Indonesian Citizen. He has been a member of GCG, Remuneration and Nomination Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. After obtaining a first degree in industrial engineering from Sepuluh November Institute of Technology, Surabaya, in 1995, he continued his study and earned a Master degree in engineering from University of Indonesia, Jakarta, in 1999, and a Doctorate degree in Industrial Management from School of Management, Universiti Utara Malaysia, Kedah, in 2006. Aside from a member of Indofarma’s GCG, Remuneration and Nomination Committee, Ir. Gunawan Adji, M.T., Ph.D. is also a GCG Consultant at GCG Clinic of Jakarta Chambers of Commerce (Kadin) and a lecturer at Indonesia School of Economics and Banking (STEKPI), Jakarta. Ir. S. Trisnanto, ANZIIF [Sr. Assoc.], CIP, ICAP, Dip Busi, ACLA. Member of GCG, Remuneration and Nomination Committee Born in Solo, 11 April 1965 Indonesian Citizen. He has been a Member of Audit Committee of PT Indofarma (Persero), Tbk. since September 2006. After obtaining a first degree in Mechanical Engineering from Atmajaya University, Jakarta, in 1988, he earned a degree in insurance (loss adjuster) from Australian New Zealand Insurance Institute & Finance, in 1997. Aside from a Member of Indofarma’s GCG, Remuneration and Nomination Committee, Ir. Stephanus Trisnanto works at PT Satria Dharma Pusaka Crawford Thomal Howell Group, an international loss adjuster company.
25
26
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Satuan Pengawas Internal (SPl) Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan yang tak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen lainnya. Salah satu fungsi pokok audit internal — yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) — adalah memberikan masukan yang konstruktif dan konsultatif kepada manajemen sehingga antisipasi risiko usaha dapat dilakukan lebih baik.
Internal Audit Unit (IAU) Internal Audit is an integral part of supervisory function, inseparable from other management functions. Among internal audit’s main functions — that are carried out by the Internal Audit Unit (IAU) — is to give constructive and consultative inputs to the management, allowing better anticipation toward business risks.
Sejalan dengan restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi lebih luas kepada Anak Perusahaan, dilakukan peningkatan pengendalian, yaitu dengan memperkuat peran SPI. Sepanjang 2007, SPI melaksanakan audit terhadap 14 bidang di lingkungan Induk dan Anak Perusahaan.
In line with further restructuring that granted the Subsidiary Company greater autonomy, Management increased control function by strengthening IAU' roles. Throughout 2007, IAU conducted audit on 14 sectors within the Holding and Subsidiary Companies.
Laporan audit secara berkala disampaikan kepada Direktur Utama dan ditembuskan ke Komite Audit. SPI juga melakukan pertemuan berkala dengan Komite Audit untuk kepentingan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian internal Perusahaan. Selain itu, SPI juga mengambil peran sebagai counterpart auditor eksternal and melakukan pemantauan atas tindak-lanjut temuan audit.
Audit report is periodically submitted to the President Director and a copy is sent to the Audit Committee. IAU also conducts regular meetings with Audit Committee to coordinate implementation of the Company’s internal control system. In addition, IAU also plays a role as External Auditor's counterpart and monitors follow-ups on audit findings.
Akuntan Publik Guna keperluan audit tahun buku 2007, telah dilakukan penunjukan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BapepamLK. Berdasarkan kriteria dan pengalaman audit untuk perusahaan terbuka serta sesuai keputusan RUPS tahun buku 2006, Dewan Komisaris telah menunjuk kembali Kantor Akuntan Publik HLB Hadori & Rekan. Biaya audit tahun buku 2007 adalah Rp435,16 juta.
Public Accountant To audit the Company’s book for year 2007, there has been a selection to appoint a Public Accountant Office among those listed in Bapepam-LK. Based on some criteria, including their experiences in auditing public companies and in accordance with the results Annual General Meeting of Shareholders year 2006, BoC has re-appointed Public Accountant Office of HLB Hadori & Partners. Auditing fee for year book 2007 is Rp435.16 million.
Hasil audit tahun buku 2007 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasian Indofarma telah disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit results for 2007 financial year stated that Indofarma’s consolidated financial report was in accordance with the generally accepted accounting principles.
Sekretaris Perusahaan Indofarma telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.4, fungsi Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung Perusahaan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan.
Corporate Secretary Indofarma has appointed a Corporate Secretary. Referring to Regulation of Bapepam-LK No.IX.1.4, Corporate Secretary function is in essence to bridge the Company with its shareholders, capital market authority and financial regulators, and other stakeholders. Corporate Secretary is also responsible to disseminate all important information to the Company’s stakeholders timely, accurately, responsibly, and transparently.
Aktivitas yang dilakukan Sekretaris Perusahaan Indofarma selama 2007 meliputi penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Keterbukaan informasi dan pelaporan juga menjadi tugas Sekretaris Perusahaan, termasuk mengkoordinasi event yang mengundang pihak-pihak eksternal perusahaan, seperti pada kegiatan stakeholder relations, analyst meeting, dan investor relations.
Activities conducted by Indofarma’s Corporate Secretary throughout 2007 among others were organizing Annual General Meeting for Shareholders (RUPS) and Extraordinary General Shareholders Meeting (RUPSLB). Transparency on information and reports are also the Corporate Secretary’s responsibility, including coordinating events that invite external parties, like on such activities as stakeholder relations, analyst meeting, and investor relations.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Sekretaris Perusahaan memelihara hubungan baik Perseroan dengan media massa melalui berbagai program media relations, media update, dan publikasi berkala. Lebih lanjut, seorang Sekretaris Perusahaan juga memiliki tugas lain, yaitu: • Sebagai Liaison Perseroan ke forum kehumasan, termasuk Forum Humas BUMN, Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, dan Asosiasi Emiten Indonesia. • Memelihara akses informasi terhadap Indofarma, termasuk yang terkait dengan manajemen situs Web, media internal, public expose, press release.
Corporate Secretary maintains the Company’s good relation with mass media through various programs of media relation, media update, and also periodical publications. In addition a Corporate Secretary also has duties: • As the Company’s Liaison to public relation forum, including Forum Humas BUMN, Communication Center of the Department of Health, and Asosiasi Emiten Indonesia. • Maintains access toward Indofarma, including those related to Website management, internal media, public exposes, press releases.
Sekretaris Perusahaan Indofarma memiliki pula fungsi membantu Manajemen Puncak, yang pada 2007 meliputi: • Pengorganisasian peluncuran obat baru, termasuk Indo Obat Serbu. • Kesekretariatan Direksi. • Sebagai Liaison dengan Dewan Komisaris dan Komite-komite di lingkungan Perseroan. • Legal Support dan Administrasi Kontrak Bisnis. • Menangani sebagian hubungan resmi, termasuk kunjungan pihak eksternal ke pabrik, dan hubungan dengan karyawan.
Indofarma's Corporate Secretary also served the Company’s Top Management that, in 2007, to include: • Organized launching of new products, including Indo Obat Serbu. • Managed the BoD' Secretariat Officice. • As Liaison to the Board of Commissioners and Committees within the Company. • Legal Support and Business Contract Administration. • Handled some official relations, including plant visits by external parties, and also employee relations.
Akses Informasi Sebagai perusahaan terbuka, Indofarma membuka seluas-luasnya akses informasi, baik bagi pemegang saham, investor maupun stakeholders lainnya. Penyampaian informasi terkini yang lengkap, cepat, tepat waktu, dan mudah diakses dapat diharapkan akan meningkatkan citra Perseroan.
Access to Information As a public company, Indofarma widely opens access for information for shareholders, investors and other stakeholders. Disclosures of most current, complete information, that are fast, timely, and easy to access can be expected to boost the Company’s image.
Untuk itu, Indofarma menyediakan situs Web — www.indofarma.co.id — yang menyampaikan semua informasi yang terus diperbaharui secara berkala.
For this purpose, Indofarma makes available a Corporate Website — www.indofarma.co.id — for disseminating all information that is periodically updated.
27
28
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Manajemen Risiko Risk Management
guna mengantisipasi risiko bisnis, pada 2007 Indofarma melakukan penanganan risiko: • Membentuk unit khusus yang menangani manajemen risiko, yang langsung bertanggung jawab kepada Direksi • Melakukan identifikasi dan analisis potensi risiko secara menyeluruh, baik di Induk Perusahaan maupun Anak Perusahaan • Secara terbatas menggunakan hasil analisis tersebut untuk perencanaan manajemen dan audit yang dilakukan oleh SPI.
TO ANTICIPATE business risks, in 2007 Indofarma made some measures: • Formed a special unit to assess risk management, reporting directly to the Board of Directors • Made identification and analysis of potencies of risk, both within the Holding Company and its Subsidiary • Used the analysis results in drafting management plans and for the IAU to do audits.
Risiko bisnis yang dihadapi Indofarma dapat berasal dari eksternal maupun internal Perusahaan. Secara ringkas, risiko tersebut adalah sebagai berikut:
Business risks must be weathered by Indofarma may come from both outside and inside the Company. In brief, the risks are as follows:
Risiko Eksternal
External Risks
• Risiko Perekonomian Kinerja Indofarma di sektor pasar reguler secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian, penurunan PDB dan inflasi tinggi memberikan dampak negatif terhadap kinerja Perusahaan di sektor pasar nonpemerintah ini. Sementara itu, di sektor pasar Pemerintah, kinerja Perseroan dipengaruhi oleh besaran belanja obat Pemerintah.
• Economics Risk Indofarma’s performance in regular market sector is dependent of the broad consumers’ purchasing power. Decline on GDP and high inflation rate are therefore negatively affected the Company’s performance in this non-government market sector. Meanwhile, in the Government market sector, the Company’s performance is dependent upon the Government expenditure on medicals.
Untuk meminimalkan risiko ini, Indofarma berupaya senantiasa meningkatkan penjualan di sektor pasar reguler yang permintaannya lebih kontinyu dan pertumbuhannya lebih stabil.
To minimize the risk, Indofarma makes continuous efforts to increase sale in regular market sector that offers both more continuous demands and more stable growth.
• Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Bagi industri farmasi, fluktuasi nilai tukar rupiah (IDR) sangat berpengaruh terhadap struktur biaya, mengingat ketergantungan yang cukup besar pada bahan baku impor.
• Foreign Exchange Fluctuation Risk For pharmaceutical industry, due to its high dependence on imported raw materials, fluctuation of rupiah (IDR)’s exchange rate significantly affects cost structure.
Untuk mengantisipasi risiko ini, Indofarma mendapatkan fasilitas perbankan yang memadai untuk melaksanakan lindung nilai yang siap digunakan pada saat diperlukan.
To anticipate the risk, Indofarma has an appropriate banking facility for hedging that can be used whenever the Company needs it.
• Risiko Persaingan Usaha Industri farmasi Indonesia sangat terbuka, tidak terdapat pembatasan dari Pemerintah bagi sebuah perusahaan farmasi untuk memproduksi jenis obat tertentu. Dengan demikian, banyak produsen farmasi yang menawarkan produk sejenis pada target pasar yang sama. Kondisi ini menyebabkan persaingan usaha lebih banyak mengarah ke segi harga sehingga mempengaruhi secara langsung kinerja usaha perusahaan farmasi yang ada.
• Business Competition Risk Pharmaceutical industry in Indonesia is in very open competition, the Government does not require any pharmaceutical company to produce only a certain kind of drug medicines. Therefore, there is no clear segmentation within the industry — many existing pharmaceutical companies offer the same or similar products. This leads businesses to compete mostly on price, directly affecting the Country’s pharmaceutical companies’ business performance.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Guna mengantisipasi risiko ini, Indofarma senantiasa meningkatkan efisiensi untuk mempertahankan posisi cost leadership. Beberapa cara yang telah ditempuh Perseroan antara lain mencari bahan baku yang harganya lebih kompetitif, melakukan kontrak pembelian bahan baku berjangka panjang, dan mereformulasi beberapa sediaan obat yang volume penjualannya tinggi. • Risiko Harga Obat Generik Harga Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA, harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen OGB di Indonesia. Guna mengurangi tekanan risiko ini, pada 2007 Indofarma melakukan penataan-ulang portofolio produk, antara lain dengan meluncurkan berbagai Obat dengan Nama Dagang (OND), termasuk Indo Obat Serbu. • Risiko Harga Bahan Baku Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi dalam negeri pada bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, harga dan ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan industri farmasi di Tanah Air. Indofarma mengatasi hal ini dengan mengadakan kontrak jangka panjang yang memungkinkan Perseroan melakukan negosiasi-ulang persyaratan dan harga yang disepakati.
To anticipate the risk, Indofarma continuously improves its efficiency to maintain the Company’s cost-leadership position. Measures has been taken by the Company among others are finding raw materials that are more competitive in price, making long-term buying contract on raw materials, and reformulating some products that command high volume sales. • Generic Drugs Price Risk Price of Generic Drugs Product (OGB) in Indonesia is controlled by the Government by fixing the net price in the pharmacies’ level (Harga Neto Apotik, HNA) and imposing the price to all OGB producers. To minimize the pressure of this OGB price risk, in 2007 Indofarma restructured its product portfolio, among others by launching Own-brand Products (OND), including Indo Obat Serbu. • Raw Material Price Risk So far, domestic pharmaceutical industry is highly dependent on imported raw materials. Therefore, price and availability of the imported raw materials remains the main factor significantly effecting pharmaceutical industry in the Country. Indofarma overcomes the threat by making long-term contracts that allow the Company to renegotiate term and price that have been agreed upon.
• Risiko Atas Pemalsuan Produk Kasus pemalsuan produk farmasi cukup tinggi di Indonesia, dan tampilan barang palsu yang ada semakin sulit dibedakan dari produk aslinya.
• Counterfeit Product Risk Incidence of counterfeit drugs product is quite high in Indonesia, and appearances of the counterfeits are increasingly harder to differentiate from the original ones.
Indofarma mengantisipasi risiko ini dengan memberikan ciri khas pada produk asli Perseroan — baik untuk preparasi obat maupun kemasannya — yang mencerminkan standard kualitas yang tinggi. Selain itu, Indofarma juga melakukan pemantauan terhadap produk-produk Perseroan yang beredar di pasar dan memastikan bahwa produk-produk tersebut didistribusikan melalui jalur distribusi yang benar.
Indofarma anticipates the risk by ensuring the Company’s original products have special feature(s) — both for the drug preparations and their packaging — that reflect its high standard quality. In addition, Indofarma also continuously monitors the Company’s products in the market and ensures that the products are distributed through legit distribution channels.
• Risiko Tuntutan Konsumen Guna meminimalkan kemungkinan risiko melepas produk yang tak memenuhi standar mutu, keamanan dan khasiat ke pasar — sehingga memicu tuntutan oleh konsumen — Indofarma terus meningkatkan kemampuan produksi dan jaminan mutunya. Pada 2007, Indofarma telah menyelesaikan persiapan renovasi fasilitas produksi dalam rangka memenuhi persyaratan currentGood Manufacturing Practice (cGMP). Selain itu, Perseroan juga senantiasa meningkatkan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang produksi dan pemastian mutu serta melakukan pengujian ketersediaan hayati dan kesetaraan hayati (BA/BE) untuk beberapa formula produk obat.
• Consumers’ Claim Risk To minimize the risk for the Company to unintentionally releases products that do not complying quality, safety and efficacy standard — a thing that may trigger claims by consumers — Indofarma continuously improves its production capability and quality assurance. In 2007, Indofarma has finished the preparation step for renovation to satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) requirements. In addition, the Company also makes continuous improvements on its human resources (HR), particularly in production and quality assurance as well as conducts bioavailability and bioequivalent (BA/BE) tests for some drug product formulations
29
30
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Risiko Internal
Internal Risk
• Risiko Likuiditas Perusahaan Besarnya porsi penjualan kepada Pemerintah yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun, sedangkan proses pengadaan bahan dan produksi harus dilakukan sejak awal menyebabkan terjadinya risiko kekurangan likuiditas secara temporer.
• Risk Related to Corporate Finance High sales share to the Government that is usually realized in the very late month of the year, whereas raw materials procurement and production process must be carried out far earlier, lead to risk of temporarily cash-flow mismatch.
Untuk mengatasi masalah ini, Indofarma memiliki fasilitas kontrak kredit modal kerja dari perbankan yang dijamin dengan lebih dari 50% aset perusahaan.
To solve the problem, Indofarma maintains working capital loan contract, a banking facility, secured by more than 50% of the Company’s asset.
• Risiko Dampak Lingkungan Pencemaran lingkungan, walau secara tak sengaja, dapat mendatangkan tuntutan hukum. Untuk meminimalisasi risiko ini, pada 2007 Indofarma telah meningkatkan sistem pengolahan limbahnya.
• Environmental Risk Polluting environment, although unintentionally, may bring legal consequences. To minimize the risk, in 2007 Indofarma improved its waste processing system.
• Risiko Produk Rusak Risiko ini mungkin saja terjadi pada saat produk Indofarma dikirim, disimpan, atau diperdagangkan oleh para pengecer. Untuk meminimalkan risiko ini, pada 2007 Perseroan telah meningkatkan sistem teknologi informasi di IGM, Anak Perusahaan yang menangani distribusi produk Indofarma, sehingga dapat dilakukan pemantauan terhadap produk yang mereka distribusikan secara real time.
• Product Defect Risk This particular risk may occur when Indofarma’s products transported, stored, or traded by retailers. To minimize the risk, in 2007 the Company improved system and information technology in IGM, the Company’s Subsidiary that handle the distribution of Indofarma’s products, allowing it to monitor all the products it distributed on real time basis.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
31
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
32
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Kinerja Keuangan Financial Performance
Compassionateness di Tahun yang Berat
Compassionateness
DiLIHAT dari perspektif keuangan, pada 2007 PT Indofarma (Persero), Tbk. membukukan kinerja yang cukup menggembirakan, setidaknya untuk jangka panjang. Dalam kondisi eksternal yang masih belum kondusif dan restrukturisasi organisasi terpadu yang menyerap sumberdaya besar, secara konsolidasian Perseroan meraih Laba Bersih yang cukup berarti, Rp11,08 miliar, walau masih lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya.
From financial perspective, in 2007 PT Indofarma (Persero), Tbk. registered quite encouraging performance, at least on long-term basis. Amid the still unfavorable external condition and integrated restructuring that required high amount of resources, the Company registered quite significant consolidated Net Income, Rp11.08 billion, although lower than that of the previous year.
Di sisi top line, di tengah pertumbuhan industri farmasi nasional yang hanya sekitar 9% pada 2007, Indofarma membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan, 24,0%, dari Rp1.026, 68 miliar menjadi Rp1.273,16 miliar. Sementara itu, Beban Pokok Penjualan mengalami peningkatan 27,6%, dari Rp770,72 miliar menjadi Rp983,21 miliar. Namun demikian, Laba Kotor Perseroan tetap tumbuh cukup signifikan, 13,3%, dari Rp255,96 miliar menjadi Rp289,95 miliar.
On top line side, amid the Country’s pharmaceutical industry growth that was only about 9%, in 2007, Indofarma posted quite significant growth rate, 24.0%, i.e. from Rp1,026.68 billion to Rp1,273.16 billion. Meanwhile, Cost of Goods Sold experienced increase of 27.6%, from Rp770.72 billion to Rp938.21 billion. Therefore, the Company’s Gross Income continued to grow quite significant, 13.3%, from Rp255.96 billion to Rp289.95 billion.
Perlu dicatat, pada 2007 itu, potensi peningkatan Beban Pokok Penjualan yang dialami Indofarma secara nominal terutama disebabkan oleh faktor eksternal yang sulit dielakkan, yaitu kenaikan harga bahan baku. Namun demikian, dengan berbagai upaya efisiensi yang dilakukan, biaya bahan baku yang digunakan hanya meningkat dari Rp272,03 miliar menjadi Rp319,28 miliar.
It is worthy to note, in 2007 the potential increase of Cost of Goods Sold experienced by Indofarma was nominally caused by external factors that were inevitable, i.e. the rise of raw materials price. However, thanks to various efficiency efforts, the Cost on Raw materials Used only increased from Rp272.03 billion to Rp319.28 billion.
Sebagai ilustrasi, Amoxicillin, misalnya. Pada Januari 2007, bahan baku antibiotika ini masih US$31,5/kg, memasuki Mei harganya sudah melonjak jadi US$53,0/kg, lalu sedikit turun pada Juni (US$48,0/kg), Juli (US$49,0/kg), dan Agustus (US$49,5/kg) dan mencapai puncaknya pada September (US$54,5/kg). Harga ini terus bertahan tinggi pada Oktober (US$54,4/kg), November (US$52,0/kg) dan Desember (di atas US$50,0/kg). Padahal, dengan kondisi biaya pada 2007, produk kaplet Amoxicillin sudah memberikan margin laba kotor negatif kalau harga bahan baku Amoxicillin lebih dari US$43,6/kg.
As an illustration, take for example Amoxicillin. In January 2007 the price of this raw material of antibiotic was only US$31.5/kg, but entering May it increased to US$53.0/kg, then slightly decreased in June (US$48.0/kg), July (US$49.0/kg), and August (US$49.5/ kg) and reached its highest in September (US$54.5/kg). The price continued on high level in October (US$54.4/kg), November (US$52.0/kg) and December (over US$50.0/kg). The case was, in the 2007 cost structure, Amoxicillin caplet product started to give negative gross profit margin when the price of Amoxicillin raw material reached a point beyond US$43.6/kg.
Pada periode yang sama, harga Obat Generik Berlogo (OGB) yang merupakan produk utama Perseroan belum juga membaik. Harga sekitar 99 item OGB masih di bawah Beban Pokok Penjualan atau memberikan margin laba kotor kurang dari 10% sehingga tak dapat menutup biaya-biaya lain. Hal yang lebih memberatkan, item produk yang harganya dipatok rendah tersebut umumnya adalah OGB yang volume penjualannya besar, termasuk Amoxicillin. Pada 2007, harga bahan baku produk antibiotika ini terus meningkat — bahkan dalam dollar Amerika.
During the same period, price of Generic Drugs Product (OGB) that were (and still are) the Company’s main products have not been improved. The price of about 99 item of OGB were still below Cost of Goods Sold or gave gross profit margin less than 10%, hence could not cover other costs. Another thing that was highly burdening, product items which prices were fixed at low level were mostly OGB with huge sales volume, including Amoxicillin. In 2007, the price of this raw material of antibiotic was steadily rising — even in the U.S. dollar term.
in a
Difficult Year
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
300 275 250 225 200
Perkembangan Laba Indofarma, 2004–2007. Pada 2007, Laba Kotor Perseroan mengalami peningkatan walau Laba Usaha, Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih turun dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Indofarma's Income Development, 2004–2007. In 2007, the Company's Gross Income experienced increase although its Operating Income, Income Before Tax, and Net Income decreased compare to those in the previous years.
175 150 125 100 75 50 25 0 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07
Kenyataan bahwa Amoxicillin merupakan antibiotika lini terdepan untuk penanggulangan penyakit infeksi, membuat Indofarma secara moral sulit untuk mengurangi, apalagi menghentikan, produksi dan penjualannya hanya demi meningkatkan keuntungan jangka pendek karena akan memberikan efek negatif terhadap kemaslahatan orang banyak. Kebijakan Perseroan yang memegang teguh falsafah bisnis compassionateness ini disadari berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan Laba Bersih jangka pendek. Tetapi, dalam jangka panjang, kebijakan yang sarat pertimbangan moral tersebut diharapkan akan memberikan hasil positif.
The fact that Amoxicillin is a front-line antibiotic for treating infection diseases, make it morally wrong for Indofarma to stop, or even to reduce, its production and sales just to increase the Company’s short-term profit for it would make negative impacts toward people’s well-being. The Company’s policy that was highly committed to its business philosophy of compassionateness, we were well aware, would negatively affect short-term growth of Net Income. However, in the longer-term, the policy that was largely due to moral obligations could be expected to give positive results.
Pertumbuhan laba negatif pada 2007 mulai terbentuk dengan peningkatan tajam, 26,6%, pada Beban Usaha Perusahaan. Peningkatan Beban Usaha yang secara nominal mencapai Rp51,52 miliar ini, yaitu dari Rp193,72 miliar menjadi Rp245,24 miliar, membuat Laba Usaha Indofarma mengalami penurunan 28,2%, dari Rp62,23 miliar menjadi Rp44,71 miliar.
In 2007, negative growth on the Company’s income in 2007 was started to realize with the high, 26.6%, increase of Operating Expenses. The increase of Operating Expenses that nominally reached Rp51.52 billion, i.e. from Rp193.72 billion to Rp245.24 billion, made Indofarma’s Operating Income experienced decrease of 28.2%, from Rp62.23 billion to Rp44.71 billion.
Pada 2007, kedua komponen Beban Usaha Perseroan, baik Beban Penjualan maupun Beban Umum dan Administrasi, meningkat secara signifikan. Terkait dengan restrukturisasi organisasi Perseroan yang diharapkan memberikan keuntungan jangka panjang, peningkatan keduanya tak dapat dielakkan. Peningkatan Beban Usaha yang tinggi ini juga terjadi sebagai akibat dari volume kegiatan yang relatif lebih besar dibanding pada tahun sebelumnya.
In 2007, the two items of Operating Expenses, Sales Expenses and General and Administrative Expenses, increased significantly. In part due to restructuring of the Company’s organization that was expected to give long-term benefits, the rise of both expense components was inevitable. The high increase of Operating Expenses was also due to the volume of activities that was relatively high compared to that in the previous year.
Beban Penjualan, misalnya. Peningkatan 31,6%, dari Rp127,51 miliar menjadi Rp167,76 miliar, komponen Beban Usaha yang satu ini terutama disebabkan kenaikan signifikan, 57,7%, pada Beban Pemasaran, yaitu dari Rp67,57 milar menjadi Rp106,57 miliar, yang utamanya terjadi karena peningkatan biaya distribusi.
Sales Expense, for example. The 31.6% rise, from Rp127.51 billion to Rp167.76 billion, of this particular component of Operating Expenses was mainly resulted from significant increase, 57.7%, on Marketing Expense, i.e. from Rp67.57 billion to Rp106.57 billion, that emerged mostly due to the increase of distribution expense.
Sementara itu, peningkatan Beban Umum dan Administrasi yang mencapai 17,0%, yaitu dari Rp66,21 miliar menjadi Rp77,49 miliar, terutama disebabkan oleh meningkatnya Beban Kantor (36,1%) serta Gaji dan Tunjangan (25,3%) karena restrukturisasi yang dilakukan. Dalam restrukturisasi yang memisahkan fungsi distribusi dari trading ini terjadi pemekaran jumlah kantor cabang PT Indofarma Global Medika (IGM) yang menyebabkan penambahan jumlah karyawan tetap sehingga mengakibatkan lonjakan biaya yang hanya terjadi pada tahun dilakukannya restrukturisasi. Dengan demikian, pada tahun-tahun mendatang tidak akan terjadi kenaikan Beban Umum dan Administrasi yang terlalu tinggi.
Meanwhile, the increase on General and Administrative Expenses that reached 17.0%, i.e. from Rp66.21 billion to Rp77.49 billion, was mostly caused by the surge of Offices Expenses (36.1%) as well as Salaries and Allowance (25.3%) resulted from the restructuring. In the restructuring that separated distribution from trading function, PT Indofarma Global Medika (IGM) expanded its branch offices network which boosted the number of full-time employees, allowing expenses surge that only occurred in the year of restructuring. Therefore, there would be no excessive increase on General and Administrative Expenses in the few years to come.
33
34
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
1200
Perbandingan Penjualan Bersih Produk Indofarma berdasarkan Kelompok Produk. Penjualan Alat Kesehatan yang tumbuh cepat menunjukkan tren positif ke arah meluasnya portofolio produk yang lebih seimbang, namun penjualan Obat masih menentukan Penjualan Bersih Indofarma.
1000 800 600 400
Comparison of Indofarma's Net Sales by Product Group. The higher growth of sales on Medical Devices indicated a positive trend toward more balanced product portfolio, but sales on Medicines still largely determined Indofarma's Net Sales.
200 0 '05
'06
'07
Pada 2007, semua kenaikan beban yang disebut di atas, ditambah kenaikan Beban Lain-lain yang Rp466,32 juta, membuat Laba Sebelum Pajak Indofarma mengalami penurunan 44,9%, yaitu dari Rp40,06 miliar menjadi Rp22,07 miliar. Laba Sebelum Pajak yang menurun ini pada gilirannya menyebabkan Laba Bersih Perseroan juga turun menjadi Rp11,08 miliar dari Rp15,24 miliar pada tahun sebelumnya.
In 2007, the expenses hike described above, and also Rp466.32 million increase on Other Expenses, made Indofarma’s Income Before Tax to experience decrease of 44.9%, i.e. from Rp40.06 billion to Rp22.07 billion. The lower Income Before Tax in turn made the Company’s Net Income to decline to Rp11.08 billion from Rp15.24 billion in the previous year.
Dalam hal Neraca, pada 2007 Jumlah Aktiva Indofarma mengalami peningkatan signifikan, dari Rp686,94 miliar menjadi Rp1.009,44 miliar. Peningkatan yang mencapai 46,9% ini disebabkan oleh kenaikan Aktiva Lancar Perseroan, dari Rp563,17 miliar menjadi Rp899,31 miliar, terutama pada komponen Kas dan Setara Kas serta Persediaan. Di sisi lain, Kewajiban Lancar Perseroan juga mengalami kenaikan signifikan, 80,9%, dari Rp379,34 miliar menjadi Rp686,30 miliar, terutama pada komponen Hutang Bank dan Hutang Usaha.
On the Balance Sheet side, in 2007 Indofarma’s Total Assets experienced significant increase, from Rp686.94 billion to Rp1,009.44 billion. The increase that reached 46.9% was due to the Company’s Current Assets rise, i.e. from Rp563.17 billion to Rp899.31 billion, particularly on Cash and Cash Equivalent as well as Inventory items. On the other hand, the Company’s Current Liabilities also experienced significant increase, 80.9%, from Rp379.34 billion to Rp686.30 billion, particularly on Bank Loans and Trade Payables accounts.
Dengan demikian, Jumlah Aktiva Lancar (Rp899,31 miliar) yang jauh lebih besar dibanding Jumlah Kewajiban Lancar (Rp686,30 miliar) membuat posisi keuangan Indofarma pada 2007 cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Apalagi, Arus Kas dari Aktivitas Operasi juga positif dan mengalami kenaikan cukup berarti,14,0%, dari Rp73,15 miliar menjadi Rp83,42 miliar.
Nevertheless, Total Current Assets (Rp899.31 billion) that was far higher than Total Current Liabilities (Rp686.30 billion) made Indofarma’s financial condition in 2007 quite liquid to cover all the Company’s short-term liabilities. Moreover, Cash-Flows from Operating Activities was also positive and experienced quite significant increase,14.0%, from Rp73.15 billion to Rp83.42 billion.
Komponen Aktiva Lancar lainnya yang mengalami peningkatan tinggi adalah Persediaan, yaitu dari Rp128,93 miliar menjadi Rp205,87 miliar. Peningkatan Persediaan yang mencapai 59,7% ini merupakan konsekuensi dari upaya Indofarma untuk mengatasi kecenderungan kenaikan harga bahan baku. Perolehan Laba Bersih pada 2007, walau mengalami pertumbuhan negatif, telah memperkuat basis permodalan Indofarma. Pada 2007 itu, Ekuitas Perseroan meningkat dari Rp280,49 miliar menjadi Rp291,56 miliar.
Other account on Current Assets that experienced high increase was Inventories, i.e. from Rp128.93 billion to Rp205.87 billion. The increase on Inventories that reached 59.7% was resulted from Indofarma’s efforts to circumvent the price increase trend of raw materials. Net Income posted in 2007, although experienced negative growth, strengthened Indofarma’s capital base. In 2007, the Company’s Equity increased from Rp280.49 billion to Rp291.56 billion.
Perbandingan Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Kelompok Produk Comparison of Indofarma's Net Sales by Product Group (Rp miliar I Rp billion) Obat I Medicine Alat Kesehatan I Medical Equipments MPASI I MPASI Lain-lain I Others .Total
2007
2006
Tahun I Year 2005
810,35 326,27 127,53 9,67
764,99 244,61 12,74 4,34
533,89 127,91 16,14 6,10
1.273,82
1.026,68
684,04
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Proses Internal Internal Operations
Mengasah Efisiensi dan Fleksibilitas
Improving Efficiency and Flexibility
Secara umum, kinerja bisnis Indofarma pada 2007 memberikan harapan besar untuk pertumbuhan jangka panjang. Di tengah pertumbuhan industri farmasi nasional yang hanya sekitar 9%, Perseroan mampu meningkatkan Penjualan Bersih (Konsolidasian) sampai 24,0%, yaitu dari Rp1.026,68 miliar menjadi Rp1.273,16 miliar.
In general, Indofarma’s business performance in 2007 was quite encouraging for long term growth. In consolidated term, amid the Country's pharmaceutical industry's growth that was only about 9%, the Company was successful to increase its Net Sales up to 24.0%, i.e. from Rp1,026.68 billion to Rp1,273.16 billion.
Pada 2007 itu terjadi kenaikan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih Perseroan, yaitu dari 75,1% menjadi 77,4%. Untuk kelompok Obat Generik Berlogo (OGB) kenaikan rasio ini terutama disebabkan oleh penurunan harga jual produk yang dibarengi dengan peningkatan biaya produksi. Sementara itu, untuk produk-produk lainnya kenaikan rasio tersebut terjadi karena besarnya komponen biaya yang ditentukan oleh faktor eksternal yang berada di luar kendali Perseroan, termasuk kenaikan harga bahan baku. Kenaikan Biaya Bahan Baku yang digunakan saja, dari Rp272,03 miliar menjadi Rp319,28 miliar, telah menyumbang 17,4% peningkatan Beban Pokok Penjualan yang pada 2007 mencapai Rp222,49 miliar. Dengan harga OGB yang lebih rendah, Indofarma harus menjual volume produk yang jauh lebih tinggi untuk meningkatkan nilai penjualan. Pada 2007, nilai penjualan obat hasil produksi Indofarma — yang sekitar 95% adalah OGB — mengalami peningkatan menjadi Rp517,77 miliar dari Rp511,75 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa volume produk yang dijual tersebut meningkat tinggi . Volume penjualan yang jauh lebih tinggi ini meningkatkan biaya distribusi, termasuk transportasi, sehingga juga menjadi penyebab kenaikan Beban Pokok Penjualan pada 2007. Komponen lain yang mengalami kenaikan signifikan, 26,3%, adalah Biaya Pabrikasi, dari Rp47,19 miliar menjadi Rp59,62 miliar. Kenaikan Biaya Pabrikasi ini juga dipengaruhi oleh, antara lain, meningkatnya biaya toll-out manufacturing karena melonjaknya permintaan menjelang akhir tahun, terutama dari Pemerintah. Selama ini, pesanan Pemerintah tersebut sulit diprediksi, baik dari sisi kuantitas maupun jenis produknya. Dengan demikian, keharusan untuk mengalihdayakan produksi guna memenuhi lonjakan permintaan tersebut sulit pula untuk dihindari. Pada 2007, renovasi fasilitas produk sediaan steril (injeksi) ikut meningkatkan biaya toll-out manufacturing.
In 2007, the Company's Cost of Goods Sold to Net Sales ratio experienced increase, i.e. from 75.1% to 77.4%. For Generic Drugs Product (OGB) category the increase on this ratio was mainly due to the reduction of the product price that coincided with the rise on production costs. Meanwhile, for other products, the increase on Cost of Goods Sold to Net Sales ratio was largely resulted from cost components that were highly affected by external factors which could not be controlled by the Company, including the increase on raw materials price. Increase on Expense of Raw Material Used alone, i.e. from Rp272.03 billion to Rp319.28 billion, has contributed 17.4% of the increase on Cost of Goods Sold that in 2007 reached Rp222.49 billion. With lowered OGB price, Indofarma must sell the product far higher in volume to get increased sales value. In 2007, the sales value of pharmaceutical products manufactured by Indofarma — of which about 95% was OGB — experienced increase to Rp517.77 billion from Rp511.75 billion in the previous year. This indicated that the volume of product sold highly increased. The far higher sales volume would directly increase distribution costs including transportation that, in turn, contributed to higher Cost of Goods Sold in 2007. Another cost component that experienced significant increase, 26.3%, was Manufacturing Expenses, from Rp47.19 billion to Rp59.62 billion. The increase on Manufacturing Expenses was also largely due to, among others, the rise of expense on toll-out manufacturing resulted from surging demand(s) within the last few months of the year, particularly from the Government. Over the years, the demand(s) have been almost impossible to predict, both in term of quantity and the item of the products. Hence, the necessity to outsource production to fulfil the highly surging demands is inevitable. In renovation on production facilities of sterile preparations (injectables) also contributed to the rise of expense on toll-out manufacturing.
35
36
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
1200 1000
Penjualan Bersih Produk Indofarma vs Produk Pihak Ketiga. Penjualan Produk Pihak Ketiga yang tumbuh lebih cepat menunjukkan perkembangan positif IGM sebagai sebuah entitas bisnis yang bergerak di bidang distribusi dan trading.
800 600 400
Net Sales of Indofarma's Products vs Third-party Products. The higher growth of the sales on Third-party Products indicated positive development at IGM as a business entity in distribution and trading.
200 0 '05
'06
'07
Penjualan Bersih Produk Indofarma vs Produk Pihak Ketiga Net Sales of Indofarma's Products vs Third-party Products (Rp miliar I Rp billion) Non-INAF INAF .Total
2007
2006
Tahun I Year 2005
755,39 517,77
514,93 511,75
179,78 504,26
1.273,16
1.026,68
684,04
Faktor lain yang menyebabkan peningkatan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih Perseroan pada 2007 adalah peningkatan tinggi pangsa produk Non-Indofarma — yaitu yang terkait dengan kegiatan distribusi dan trading. Karena industri jasa distribusi dan trading umumnya menjanjikan marjin laba yang sangat tipis, porsi Penjualan Bersih dari kedua kegiatan tersebut yang kelewat tinggi menarik turun marjin laba rata-rata Perseroan.
Other factor causing the rise on the Cost of Goods Sold to Net Sales ratio in 2007 was the high increase of Non-Indofarma products' share within the Indofarma's sales portfolio — i.e. those related to Company's activities on distribution and trading. Because distribution and trading generally offer razor thin profit margin, the high portion of the two business activities within the Company's Net Sales lowered the Company's averaged profit margin.
Pada 2007, walau persentase Harga Pokok Penjualan naik lebih tinggi dibanding Penjualan Bersih, Indofarma membukukan kenaikan Laba Kotor yang cukup signifikan, 13,3%, yaitu dari Rp255,96 miliar menjadi Rp289,95 miliar. Namun demikian, kenaikan Laba Kotor ini masih belum mampu mengimbangi peningkatan tajam, 26,6%, Beban Usaha sehingga Laba Usaha Perseroan mengalami pertumbuhan negatif, dari Rp62,23 miliar menjadi Rp44,71 miliar.
In 2007, although in percentage Cost of Goods Sold increased higher than Net Sales, Indofarma registered quite significant, 13.3%, increase on Gross Income, i.e. from Rp255.96 billion to Rp289.95 billion. However, the increase on Gross Income could not compensated the high rise, 26.6%, of Operating Expenses, allowing the Company's Operating Income to experience negative growth, i.e. from Rp62.23 billion to Rp44.71 billion.
Pemisahan bidang distribusi dan trading dalam restrukturisasi Indofarma Global Medika (IGM) telah mendorong naik komponen biaya Gaji dan Tunjangan karena adanya peningkatan status sejumlah besar karyawan kontrak menjadi karyawan tetap. Pada tahun-tahun selanjutnya dapat dipastikan tak akan terjadi lonjakan tinggi pada komponen biaya yang satu ini.
The separation of distribution from trading in Indofarma Global Medika (IGM)'s restructuring has boosted the rise on cost component of Salaries and Allowance due to status upgrade of a number of personnel from non-permanent to permanent employees. There would be no such excessive increase on this cost component in the (few) years to come.
Masih terkait restrukturisasi, pada 2007 IGM melakukan pula penambahan jumlah kantor cabang dan fasilitas transportasi serta peningkatan sistem teknologi informasi (TI). Hal ini antara lain tercermin pada peningkatan Beban Kantor serta Gaji dan Tunjangan yang juga dapat dipastikan tak akan terjadi sampai setinggi ini lagi pada beberapa tahun-tahun mendatang.
As a part of restructuring, in 2007 IGM expanded its branch office-network and transportation facility, and also improved its information technology (IT) system. These among others were reflected on the increase of Office Expenses and Salaries and Allowance. Again, the rise of these components of cost would not be as high in the few years to come.
Karena baik penambahan jumlah kantor cabang dan fasilitas transportasi, peningkatan sistem TI maupun berbagai promosi yang dilakukan pada 2007 merupakan investasi, dapat diharapkan peningkatan biaya tersebut — yang setidaknya sebagian bersifat once for all — akan memberikan hasil positif pada tahun-tahun mendatang. Jika promosi yang dilakukan dapat meningkatkan penjualan Obat Serbu secara signifikan, akan terbentuk portofolio penjualan produk yang lebih seimbang, mengurangi ketergantungan Perseroan terhadap penjualan OGB. Pada 2007, penjualan Obat Serbu telah menyumbang peningkatan penjualan OTC di pasar domestik, dari Rp12,50 miliar menjadi Rp19,91 miliar.
Because expansion of branch office-network and transportation facility, improvement of IT system and various promotions campaigned in 2007 in essence were investments, the high increase on the related expenses — that at least some parts were once for all in nature — would give positive results in the years to come. If that the promotion campaigns could significantly increase the sales of Indo Obat Serbu, Indofarma would have more balanced product sales portfolio, reducing the Company's dependence toward OGB sales. In 2007, Indo Obat Serbu sales have contributed to the increase of overall OTC sales in domestic market, i.e. from Rp12.50 billion to Rp19.91 billion.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
1200 1000 800
Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Segmen Pasar. Penjualan ke pasar reguler terus tumbuh, namun institusi masih merupakan pasar yang penting bagi Indofarma.
600 400
Indofarma's Net Sales by Market Segment. Sales to regular market have been continuously growing, but institution remained an important market for Indofarma.
200 0 '05
'06
'07
Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Segmen Pasar Indofarma's Net Sales by Market Segment (Rp miliar I Rp billion) Reguler I Regular Institusi I Institution .Total
2007
2006
Tahun I Year 2005
370,71 902,45
317,55 709,13
299,67 384,37
1.273,16
1.026,68
694,04
Selain itu, restrukturisasi di IGM juga telah memberikan hasil awal yang mengesankan. Pada 2007, yang merupakan tahun pertama bagi IGM untuk fokus pada kegiatan distribusi dan trading, Anak Perusahan Indofarma ini telah mampu meningkatkan Penjualan Bersih Alat Kesehatan secara signifikan, 33,4%, dari Rp244,61 miliar menjadi Rp326,27 miliar dan produk pihak ketiga lainnya sebesar 55,2%, dari Rp283,06 miliar menjadi Rp439,24 miliar.
In addition, IGM's restructuring has also given early impressive results. In 2007, that was the first year for IGM to focus on both distribution and trading activities, the Company's Subsidiary has been able to increase Net Sales of Medical Devices significantly, 33.4%, from Rp244.61 billion to Rp326.27 billion, and other third-party products by 55.2%, i.e. from Rp283.06 billion to Rp439.24 billion.
Di sisi produksi, walau delakukan renovasi pada fasilitas produksi sediaan steril (injeksi). pada 2007 Indofarma berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan mempertahankan output tetap tinggi,
On the production side, despite the renovation of facilities for production of sterile preparations (injectable), in 2007 Indofarma successfully increased its production capacity and maintained its high output.
Untuk pertumbuhan jangka panjang, Indofarma akan terus mengupayakan pengembangan portofolio produk maupun pasar. Pada 2007, Perseroan telah meluncurkan 22 item produk baru, 12 di antaranya OTC generik yang dikenal dengan nama Obat Indo Serbu, satu Obat dengan Nama Dagang (OND, branded generic) dan selebihnya adalah OGB yang relatif baru karena pasarnya belum disesaki produk serupa dari pesaing.
For long-term growth, Indofarma will continue its efforts to broaden both products and market portfolios. In 2007, the Company launched 22 items of new product, among them 12 were branded generic OTC known as Indo Obat Serbu, one was Own-brand Products (OND, branded generic), and the other were Generic Drugs Product (OGB) that were relatively new — their market has not been packed with similar products from competitors.
Peluncuran OND dan Indo Obat Serbu dapat diharapkan akan memberikan portofolio produk yang lebih seimbang. Melanjutkan upaya peningkatan portofolio produk ini, pada 2007 Indofarma telah mempersiapkan peluncuran 24 item produk baru, enam di antaranya adalah OND dan tujuh produk OTC.
The launching of OND and Indo Obat Serbu can be expected to give the Company more balanced product portfolio. Continuing the endeavor to improve its product portfolio, in 2007 Indofarma has prepared the launching of 24 items of new product, among them six are OND and seven OTC products.
37
38
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Hubungan dengan Pelanggan Customer Relations
Memperluas Basis Kemitraan Bisnis
Broadening Business Networks
Jaringan mitra bisnis yang luas, Indofarma menyadari, merupakan kunci sukses dalam memenangi persaingan bisnis. Untuk memperluas basis pelanggan — mitra bisnis terpenting Indofarma — Perseroan melakukan upaya terpadu, termasuk restrukturisasi organisasi guna memberi kemudahan untuk pengembangan bisnis baru. Pendekatan inilah yang membuat Indofarma yakin terhadap prospek kinerja bisnis jangka panjang walau pada 2007 membukukan Laba Bersih yang menurun dari Penjualan Bersih Perusahaan yang meningkat.
Extensive network of business partners, Indofarma realizes, is the key success in winning business competition. To broaden its customer base — Indofarma’s most important business partner — the Company makes integrated efforts, including organization restructuring to facilitate development of new businesses. This approach allowed Indofarma to be optimistic toward the Company's long-term business prospects although in 2007 it registered lower Net Income from higher Net Sales.
Pada 2007, restrukturisasi yang memungkinkan Indofarma Global Medika (IGM) untuk fokus pada kegiatan distribusi maupun trading telah meningkatkan sumbangan Penjualan Bersih dari Produk Obat Non-Indofarma dan Alat Kesehatan, dari Rp514,93 miliar menjadi Rp755,39 miliar, atau 46,7% dari Penjualan Bersih konsolidasian Indofarma yang mencapai Rp1.273,16 miliar.
In 2007, the restructuring that allowed Indofarma Global Medika (IGM) to focus on both distribution and trading activities has increased contributions of both Non-Indofarma's Drug Products and medical Devices to the Company's Net sales, i.e. from Rp514.93 billion to Rp755.39 billion, or 46.7% of Indofarma's consolidated Net Sales that reached Rp1,273.16 billion
Other development that gave Indofarma long-term growth Perkembangan lain yang memberikan kemungkinan pertumbuhan opportunity was the Company's Net sales growth that was quite jangka panjang adalah pertumbuhan Penjualan Bersih Indofarma high, 16.7%, in regular market, i.e. to Rp370.71 billion from yang cukup tinggi, 16,7%, di pasar reguler, yaitu menjadi Rp370,71 Rp317.55 billion in the previous year. miliar dari Rp317,55 miliar pada tahun sebelumnya. In its endeavor to make international market one of Indofarma's Sebagai upaya menjadikan pasar internasional salah satu pilar marketing pillars in the era of global trading, the Company will pemasaran Indofarma di era perdagangan global, Perusahaan continue to expand its business networks internationally. In akan terus memperluas jaringan bisnis di mancanegara. Pada 2007, Indofarma has made final preparation to penetrate deeper 2007, Perseroan telah mempersiapkan penetrasi yang lebih to such markets as the Philippines, Vietnam and some other dalam ke pasar-pasar Filipina, Vietnam dan beberapa negara countries by registering a number of the Company's leading lainnya dengan mendaftarkan sejumlah produk andalan ke otoritas products to food and drugs control authorities in these South pengawasan obat dan makanan negara-negara Asia Tenggara East Asia countries. tersebut. To better serve the highly expanded business networks, Indofarma Guna melayani jaringan bisnis yang lebih luas itu, Indofarma akan will continuously strengthen its marketing forces, particularly those in the frontline, with new talents. While maintaining zero growth terus memperkuat barisan pemasaran, terutama yang di lapangan, policy on human resources, expansion of marketing department dengan talenta baru. Masih mempertahankan kebijakan zero will accelerate the development of more market-oriented growth untuk SDM, penambahan jajaran pemasaran ini sekaligus mempercepat pembentukan organisasi yang lebih berorientasi pasar. organization. Peluncuran 22 item produk baru dan persiapan 24 item produk baru lainnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam.
The launching of 22 items of new product and preparation of other 24 items new products to be lunched were aimed to satisfy increasingly diverse customer’s need.
Produk yang Diluncurkan pada 2007 Products Launched in 2007 Nama Produk I Product Name
Nama Produk I Product Name
Obat Generik Berlogo (OGB) I Generic Pharma Products • Cefadroxil 125 mg / 5 ml sirop kering • Fixed-Dose Combination Paket Stop TB • Levofloxacin 500 mg • Meloxicam 7,5 mg • Meloxicam 15 mg • Nimesulide 100 mg • Ondansetron 4 mg / 2 ml injeksi • Ondansetron 8 mg / 4 ml injeksi • Piracetam 3 gr injeksi
Generik OTC I Generic OTC Products • Indo Obat Asma • Indo Obat Batuk Berdahak • Indo Obat Batuk Cair • Indo Obat Batuk dan Flu • Indo Obat Cacing • Indo Obat Cacing Anak • Indo Obat Flu • Indo Obat Maag • Indo Obat Penurun Panas • Indo Obat Penurun Panas Anak • Indo Obat Sakit Kepala • Indo Obat Tambah Darah
Obat dengan Nama Dagang I Own-Brand Products • Cetaler 10 mg
Guna mendukung upaya pengembangan produk baru untuk jangka panjang, pada 2007 Indofarma telah mempersiapkan kerjasama penelitian dengan LIPI yang Nota Kesepahamannya akan ditandatangani pada awal 2008. Kerjasama penelitian ini akan diarahkan untuk optimasi formula, standardisasi dan uji praklinis produk-produk herbal, termasuk Prolipid dan Prouric.
To strengthen its efforts in developing new products in the long-term, in 2007 Indofarma has initiated joint-research with the Indonesian Science Institute (LIPI) of which the Memorandum of Understanding will be signed in early 2008. The cooperation in research will be prioritized to optimize formulas, standardization and pre-clinic tests of herbal products, including Prolipid and Prouric.
40
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Pertumbuhan dan Pembelajaran Learning and Growth
Upaya Terpadu Mempertajam Daya Saing
Integrated Efforts to Sharpen Competitiveness
Dalam iklim persaingan bisnis yang ketat, hanya mereka yang adaptif terhadap perubahan yang akan mampu bertahan. Keyakinan terhadap kaidah yang diambil dari teori evolusi ini telah mendorong Indofarma untuk melakukan restrukturisasi. Dengan restrukturisasi yang memisahkan fungsi produksi dan distribusi dapat diharapkan Indofarma dan Indofarma Global Medika (IGM) masing-masing fokus pada kegiatan intinya.
In very keen business competition, only they who are adaptive toward changes will survive. Firmly believed in the principle that has been adopted from evolutionary theory, Indofarma was encouraged to make restructuring. With the restructuring that separated production from distribution functions, Indofarma and Indofarma Global Medika (IGM) would be more focus to its respective core activities.
Dengan otonomi lebih besar yang diberikan kepada IGM, diharapkan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan trading ini dapat lebih cepat mengembangkan organisasi yang lentur, yang diperlukan untuk menghadapi perubahan pasar yang cepat. Otonomi memungkinkan manajemen lebih leluasa menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat dengan menerapkan secara konsisten prinsip-prinsip Competency-Based Organization (CBO).
With greater autonomy granted to IGM, it was expected that the Subsidiary Company in distribution and trading would be more agile in developing flexible organization it needed to deal with rapidly changing market. The autonomy would allow the management to freely put the right person in the right position by consistently implementing Competency-Based Organization (CBO) principles.
Upaya pembenahan menyeluruh dalam restrukturisasi lanjutan yang dilakukan pada 2007 telah memberikan hasil positif. Indofarma sebagai Induk Perusahaan yang fokus di bidang produksi berhasil mempertahankan kapasitas terpakai tetap tinggi walau melakukan renovasi beberapa fasilitas produksi, termasuk sistem air untuk pembuatan sediaan steril (injeksi).
Integrated improvement efforts through further restructuring conducted in 2007 has produced positive results. Indofarma as the Holding Company focused on manufacturing successfully maintained its utilized capacity in high level despite the renovation of some production facilities, including water system for production of sterile preparations (injectables).
Di tengah kondisi eksternal yang belum membaik — harga OGB yang rendah dan daya beli masyarakat yang lemah — IGM berhasil meningkatkan Penjualan Bersih, termasuk di pasar reguler yang sangat terfragmentasi sehingga ketat persaingannya namun relatif stabil demand-nya. Kemampuan mengalihkan sumber daya ketika pasar institusi sedang menurun untuk menembus lebih dalam pasar reguler sehingga penjualan OGB relatif terjaga menunjukkan organisasi pemasaran Indofarma yang adaptif terhadap perubahan pasar.
Amid the unfavorable external condition — low OGB price and weakening consumers' purchasing power — IGM successfully increased Net Sales, including in regular market that is highly fragmented and hence allows tight competition but offers relatively stable demands. The ability to shift resources when institution market weakened to penetrate deeper to regular market, ensuring the Company to enjoy relatively stable OGB sales, showed Indofarma's organization that is adaptive toward changing market.
Keandalan adaptasi organisasi Indofarma juga tercermin pada kemampuan meningkatkan Penjualan Bersih produk obat over the counter (OTC), alat kesehatan maupun produk kesehatan lainnya, termasuk makanan tambahan untuk bayi.
Indofarma’s highly adaptive organization was also reflected on the Company's ability to increase Net Sales of over the counter (OTC) products, medical devices and other health products, including food supplements for infants.
Dalam jangka pendek, Indofarma akan terus meningkatkan kinerja produksi, antara lain melalui penyempurnaan fasilitas produksi dalam rangka memenuhi persyaratan cGMP (Current Good Manufacturing Practices). Dalam jangka panjang, pemenuhan persyaratan cGMP tersebut bukan hanya menjamin eksistensi Indofarma sebagai sebuah perusahaan farmasi terkemuka namun juga akan memberikan peluang untuk peningkatan utilisasi kapasitas produksi, terutama setelah AFTA berjalan penuh pada 2010.
In the short term, Indofarma will continuously improve its production performance, among others through improvement of its production facilities to satisfy Current Good Manufacturing Practices (cGMP) requirements. In the longer-term, the conformation to cGMP will not only ensure Indofarma's existence as a leading pharmaceutical company but also open tremendous opportunities to boost utilized production capacity, particularly after the full implementation of AFTA in 2010.
Dalam hal sumber daya manusia, per 31 Desember 2007 Indofarma memiliki 1.758 karyawan, 1.419 di antaranya adalah karyawan tetap — dan di antara karyawan tetap ini, 544 adalah karyawan IGM. Sementara, pada tahun sebelumnya Perseroan memiliki 1.782 karyawan dan hanya 1.374 yang merupakan karyawan tetap, termasuk 464 karyawan di IGM. Pemekaran jumlah karyawan tetap pada 2007 itu, yang terutama diambil dari karyawan tidak tetap IGM sendiri, merupakan suatu kebutuhan untuk menjalankan organisasi bisnis IGM yang berkembang cepat pasca-restrukturisasi.
In term of human resources, as of 31 December 2007 Indofarma employed 1,758 persons, among them 1,419 were full-time employees — and among the full-time employees, 544 were IGM employees. Meanwhile, in the previous year the Company had 1,782 employees and only 1,374 were on full-time basis, including 464 with IGM. The increased number of full-time employees in 2007, (that mostly promoted from non-full-time employees within the Subsidiary Company), was a necessity to better manage IGM's business organization that has been rapidly evolving after rhe restructuring.
Untuk meningkatkan kualitas para profesionalnya, Indofarma menerapkan program pelatihan berkelanjutan yang terarah. Beberapa kegiatan juga diciptakan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan memperkuat teamwork. Pada 2007, Perseroan memberikan pelatihan kepada 725 karyawan, meningkat 38,7% dibanding 523 karyawan pada tahun sebelumnya, termasuk Training on Trainers (TOT) yang diyakini dapat mempercepat upaya pengembangan sumberdaya manusia.
To improve the skill of its professionals, Indofarma implements well-planned, continuous training program. The Company also creates some other activities to enhance team spirit and strengthen teamwork. In 2007, the Company gave training to 725 personnel, increased by 38.7% compared to 523 personnel in the previous year. The training given in 2007 included Training on Trainers (ToT) that was believed would speed up human resources development.
Guna menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif, Indofarma akan terus menerapkan prinsip-prinsip Competency-Based Organization secara konsisten. Pada 2007, Perseroan telah menyempurnakan deskripsi kerja, terutama untuk manajemen tingkat menengah, dan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) untuk setiap unit kerja. Kedua management tools ini membuat Perseroan semakin siap untuk menerapkan sepenuhnya sistem reward dan punishment yang dapat diharapkan akan lebih meningkatkan motivasi kerja.
To create and nurture highly conducive working environment, Indofarma will continue to consistently implement CompetencyBased Organization principles. In 2007, the Company completed the revision of job description for middle-level management and stated Key Performance Indicator (KPI) for each and every unit. The two management tools made the Company better prepared to fully implement reward and punishment system that is expected to get all employees motivated more.
Pada 2007, kerja sama produksi dan keagenan dengan berbagai pihak eksternal telah berhasil memperluas portofolio produk Indofarma sehingga Perseroan mampu memenuhi kebutuhan pasar makanan kesehatan dan alat kesehatan.
In 2007, cooperation on production and agency with various external parties has made Indofarma successfully expanding its product portfolio, allowing the Company to fulfil demands posed by healthy foods and medical devices market.
Dalam jangka panjang, kemitraan strategis ini akan terus diperluas. Kerja sama luas yang terbentuk dengan berbagai pihak di luar lingkaran bisnis konvensional Perseroan, pada gilirannya, dapat mengurangi ketergantungan Indofarma terhadap produk OGB yang marjinnya terus tergerus itu.
In the long term, the strategic partnership will be continuously expanded. Broad cooperation formed with various parties outside the Company's conventional business circle could, in turn, reduce Indofarma's dependence toward the increasingly thin-profit margin OGB.
Komposisi Sumber Daya Manusia Indofarma | Composition of Indofarma’s Human Resources Departemen Pemasaran Non-pemasaran Sub-jumlah Jumlah
2007 Operational Non-ops 680 302 452 324 1.132 626 1.758
2006 Operational 749 409 1.158
Non-ops 285 339 624 1.782
Department Marketing Non-marketing Sub-total Total
42
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Kinerja Anak Perusahaan Performance of Subsidiary Company
Tumbuh Besar Menunjang Indofarma
Growing Strong to Support Indofarma
Secara umum, pada 2007 kinerja PT Indofarma Global Medika (IGM), anak perusahaan Indofarma yang bergerak di bidang distribusi dan trading produk dan alat kesehatan, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Penjualan Bersih maupun Laba Bersih IGM mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
In general, in 2007 PT Indofarma Global Medika (IGM), Indofarma's Subsidiary in distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices, showed encouraging development. Both IGM's Net Sales and Net Income experienced increase compared to those in the previous year.
Penjualan bersih meningkat sebesar 81,2% dari Rp692,94 miliar menjadi Rp1.255,97 miliar. Peningkatan penjualan terjadi sejalan dengan mulai diberlakukannya kebijakan penjualan satu pintu menempatkan IGM untuk mengelola penjualan yang semula dilaksanakan oleh Indofarma. Selain itu, peningkatan penjualan juga merupakan hasil dari restrukturisasi organisasi yang membuat masing-masing unit organisasi lebih fokus pada bidang tugasnya.
The Net Sales rose by 81.2%, from Rp692.94 billion to Rp1,255.97 billion. The increased sales was in coincidence with the implementation of a single window policy on selling that allows IGM to manage sales that has previously been handled directly by Indofarma. In addition, the increased sales also resulted from organization restructuring that encourage each organization unit within IGM to be more focused on its core activities.
Pada 2007 itu, Laba Bersih IGM meningkat 757,3% — enam kali lipat lebih — menjadi Rp25,68 miliar dari hanya Rp3,39 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan bottom line yang tinggi ini diraih ketika IGM melakukan pemekaran yang mencakup penambahan karyawan tetap, peningkatan sistem teknologi informasi (TI), dan pembukaan dua kantor cabang baru. Terjadinya efisiensi ditunjukkan oleh rasio biaya yang membaik. Pada 2007, rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih IGM sedikit menurun, dari 84,96% menjadi 84,47%. Demikian pula rasio Beban Usaha terhadap Penjualan Bersih turun menjadi 12,2% dari 14,0%, pada tahun sebelumnya. Jika ditilik lebih dalam, pada 2007 secara nominal komponen Beban Umum dan Administrasi meningkat, dari Rp17,98 miliar menjadi Rp28,18 miliar. Peningkatan sebesar 56,69% ini dapat dikatakan wajar mengingat bahwa dalam pemekaran organisasinya, IGM menambah jumlah karyawan tetapnya, yaitu dari 464 menjadi 544 personel. Selain itu, seperti yang telah disebutkan di bagian atas, IGM juga meningkatkan sistem TI sehingga pada 2007 seluruh kantor cabang yang berjumlah 30 dan tersebar di seluruh Nusantara telah terintegrasi di dalam sistem Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis Oracle Database. Kedua investasi ini bisa dipastikan juga membutuhkan biaya operasional yang mendorong naik komponen Beban Umum dan Administrasi.
In 2007, IGM's Net Income increased 757.3% — or over six times — to Rp25.68 billion from a mere Rp3.39 billion in the previous year. The high increase on the bottom line was achieved when IGM made organizational expansion that included addition of full-time employees, improvement of information technology (IT) system, and opening of two new branch offices. Improved efficiency was reflected on various cost-ratios. In 2007, IGM's Cost of Goods Sold to Net Sales ratio slightly decreased, from 84.96% to 84.47%. In addition, the Subsidiary Company's Operating Expenses to Net Sales ratio also declined to 12.2% from 14.0%, in the previous year. On deeper analysis, in 2007 the cost component of General and Administrative Expense nominally increased, from Rp17.98 billion to Rp28.18 billion. The 56.69% increase is reasonable considering that in its organization expansion IGM increased the number of full employees, i.e. from 464 to 544 personnel. Aside from this, as mentioned above, IGM also improved its IT system, allowing all 30 branch offices throughout the Archipelago in 2007 fully integrated under Oracle (data)based Enterprise Resource Planning (ERP) system. These two investments were certainly needed operating expenses that catapulted the cost component of General and Administrative Expense.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Ikhtisar Keuangan I Financial Highlights Keterangan
Item 2007
2006
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar) Penjualan bersih Laba (rugi) bersih
1.255,97 25,68
692,94 3,39
Income Statements (Rp billion) Net sales Net income (loss)
Angka Akhir Tahun (Rp miliar) Jumlah aktiva/pasiva Ekuitas
712,59 118,66
434,17 92,98
At the Year End (Rp billion) Total assets/liabilities Equity
Rasio Keuangan Laba terhadap Aktiva (%) Laba terhadap Ekuitas (%) Margin laba kotor (%) Margin laba (%) Rasio lancar (%)
3,60 21,64 15,53 2,04 117,6
0,78 3,65 15,04 0,49 121,1
Financial Ratios Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross profit margin (%) Profit margin (%) Current ratio (%)
Fasilitas Bisnis Jumlah kantor cabang Gudang (m2) Jumlah karyawan tetap
30 9.640 544
28 8.990 464
Business Facilities Number of branch offices Warehouse (m2) Number of employees
Dari sisi sumberdaya manusia, pada 2007 IGM berhasil meningkatkan rasio karyawan yang bertugas di lapangan menjadi 61,6% dibanding 50,9%, pada tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah karyawan pemasaran menjadi 768 dari 528 personel dimaksudkan agar organisasi bisnis IGM kian berorientasi pasar.
In term of human resources, in 2007 IGM was able to improve percentages of its field employees to 61.6% from 50.9%, in the previous year. The increase of employees in marketing to 768 from 528 personnel was aimed to make IGM business organization more market oriented.
Neraca pada 2007 menunjukkan peningkatan Jumlah Aktiva dari Rp434,17 miliar menjadi Rp712,59 miliar. Peningkatan Jumlah Aktiva yang mencapai 64,1% ini terutama disebabkan peningkatan Kas dan Setara Kas, yaitu dari Rp66,24 miliar menjadi Rp334,82 miliar.
The 2007 Balance Sheet shows significant increase on Total Assets, i.e. from Rp434.17 billion to Rp712.59 billion. The Total Assets increase that toppled 64.1% particularly attributable to the increase of Cash and Cash Equivalent, i.e. from Rp66.24 billion to Rp334.82 billion.
Di sisi lain, pada akhir 2007, Jumlah Kewajiban IGM juga mengalami peningkatan dari Rp341,18 miliar menjadi Rp593,39 miliar yang, antara lain, berasal dari Hutang Bank Rp80 miliar dan Hutang Usaha Rp113,28 miliar. Kendati demikian, Aktiva Lancar IGM yang tinggi menunjukkan bahwa anak perusahaan Indofarma ini cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya walau Rasio Lancarnya mengalami sedikit penurunan, dari 121,1% menjadi 117,6%. Likuiditas yang tinggi ini antara lain didukung oleh Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi yang positif — mencapai Rp188,34 miliar — dan mengalami peningkatan tinggi, 353,3%, dari hanya Rp41,55 miliar pada tahun sebelumnya.
On the other hand, at the end of 2007, IGM's Total Liabilities also experienced increase from Rp341.18 billion to Rp593.39 billion that, among others, contributed by Bank Loans of Rp80 billion and Trade Payables of Rp113.28 billion. However, IGM's high Current Assets indicated that the Subsidiary Company was quite liquid to cover its short-term liabilities although its Current Ratio experienced slight decrease, from 121.1% to 117.6%. The high liquidity was among other strengthened by positive Net Cash-Flows from Operating Activities — that reached Rp188.34 billion — and experienced high increase, 353.3%, from only Rp41.55 billion in the previous year.
Pada akhir 2007, IGM mulai memprakarsai pengembangan sebuah divisi baru, yaitu Divisi Makanan Kesehatan. Untuk pengembangan bisnis jangka panjang, jaringan kemitraan strategis diperluas dengan menggandeng prinsipal dan/atau perusahaan distribusi lain. Dalam waktu dekat, IGM akan menggandeng lima prinsipal baru.
In late 2007, IGM started to initiate development of a new business division, i.e. Health Foods Division. For long-term business development, the Company expands its strategic partnership network by recruiting more principals and/or distribution companies. In the near future, IGM will take five new principals.
43
44
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Menuju Kesejahteraan Bersama
Achieving Prosperity Together
Komunitas sosial, terutama di sekitar pabrik dan kantor, merupakan stakeholder yang sangat penting untuk sebuah perusahaan. Karena itu, Indofarma selalu berupaya mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari komunitas sekitar. Salah satu caranya adalah melalui kegiatan community development dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Social communities, particularly those in the plant and office vicinities, are stakeholders highly affecting the future of a company. Indofarma therefore makes continuous efforts to identify itself as an integral part of the surrounding communities, among other through community development in form of a partnership programs called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Sejak 1989, Indofarma telah melakukan pembinaan terhadap 1.129 Mitra Binaan. Di antara Mitra Binaan, 782 bergerak di bidang bidang perdagangan dan sisanya di bidang industri manufaktur (44), jasa (49), pertanian, (88), peternakan (8), perikanan (1), dan lain-lain (dalam bentuk koperasi, 15). Sepanjang tahun 2007, realisasi dana yang tersalur mencapai Rp960 juta dalam bentuk pinjaman modal, pinjaman khusus, dan hibah ke 45 Mitra Binaan.
Since 1989, PT Indofarma (Persero) Tbk. has been nurturing 1.129 Mitra Binaan (small businesses and/or co-operative nurtured). Among them, 782 are in trading, while the rest are in manufacturing industry (44), services (49), agriculture, (88), animal husbandry (8), fishery (1), and others (co-operative, 15). Throughout 2007, fund channelled to 438 Mitra Binaan reached Rp960 in form of capital loan, special loan, and grants to 45 Mitra Binaan .
Sementara itu, untuk Program Bina Lingkungan, pada 2007 Indofarma memberikan bantuan obat-obatan dan perbekalan kesehatan lainnya untuk masyarakat yang menjadi korban bencana. Kegiatan sosial lain yang dilakukan Indofarma adalah pemberian bantuan alat kesehatan dan MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) untuk keluarga pra-sejahtera. Indofarma juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, terutama di sekitar Pabrik. Selain itu, pada 2007 Perseroan membagikan pula beasiswa kepada murid SD, SLTP, dan SLTA dari kalangan keluarga kurang mampu.
Meanwhile, for “Program Bina Lingkungan” (nurturing or supporting social environments), in 2007 Indofarma distributed aids, i.e. medicines and other medical supplies, to victims of (natural) disaster. Other social activities were distribution of medical devices and MP ASI (foods supplementing mother milk) for families below poverty line. Indofarma also gave vocational training for people, especially from the Plant vicinities. In addition, in 2007 the Company also provided scholarship to students of elementary school, junior high school, and senior high school from unfortunate families.
Indofarma memiliki kepedulian khusus pada masalah pendidikan nasional. Sejak lama telah dikenal sebagai teaching factory, setiap tahun Perseroan membuka pintunya lebar-lebar untuk belasan bahkan puluhan pelajar dan mahasiswa magang, terutama di Pabrik yang juga merupakan lingkungan Kantor Pusat.
Indofarma has special interests to matters concerning national educations. Have long been known as a teaching factory, every year Indofarma widely opens its door to teens or even tens of students of both high schools and universities who are taking apprenticeship, largely in the Factory Plant where the Company's Head Office also located.
Adalah hal yang membanggakan bahwa pelajar, dan terutama mahasiswa, yang magang berasal dari sekolah dan universitas terkemuka di seluruh penjuru Nusantara, bukan hanya dari Jakarta atau Pulau Jawa.
We are proud that the apprenticing high school, and especially university, students come from leading schools and universities throughout the Archipelago, and not only from Jakarta nor the Island of Jawa.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
45
PERNYATAAN KOMITE AUDIT
STATEMENT OF THE AUDIT COMMITTEE
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan sepanjang tahun 2007, Komite Audit menyatakan hal-hal berikut ini :
Based on Audit Committee evaluation during 2007, we present the followings :
1. Secara umum, fungsi Pengendalian Internal Perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.
1. In general, implementation of internal control function is adequate.
2. Secara umum, kegiatan operasional Perusahaan telah dilaksanakan sesuai norma-norma yang berlaku.
2. Indofarma has carried out its business activities in accordance with generally accepted principles.
3. Penunjukan Auditor Independen telah memenuhi kaidah perusahaan dan peraturan perundangan pasar modal.
3. The appointment of independent auditor is with the company’s rules and Capital Market law and regulation.
4. Pelaksanaan audit oleh Auditor Independen telah memenuhi standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
4. The audit carried out by independent auditor complied with the auditing standard set by Indonesian Accountant Association.
5. Komite Audit telah melakukan evaluasi terhadap Laporan Keuangan PT Indofarma (Tbk) untuk tahun buku 2007 dan 2006. Sesuai dengan Komite Audit Charter, Komite Audit telah menyampaikan hasil evaluasi tersebut secara lengkap kepada Dewan Komisaris.
5. Audit Committee has conducted evaluation on Indofarma Financial Statements for the year end 2007 and 2006, and has submitted full reports on the evaluation to BoC.
Demikian pernyataan dari Komite Audit disampaikan kepada Dewan Komisaris.
We hope that our report will be useful inputs for BoC.
Jakarta, 31 Maret 2008 Jakarta, 31 March 2008
Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto Ketua/Chairman
Drs. Muhammad Asawir, Ak
Anggota/Member
Drs. Mochamad Ichsani, MM Wakil Ketua/Vice Chairman
Abdullah Sayidi,Ak,CFE
Anggota/Member
Drs. Warga Murad
Sekretaris/Secretary
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Laporan Auditor 2007 Auditor’s Report 2007
47
48
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Daftar Isi l Index 1
Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report
3
Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements
4
Neraca Konsolidasian tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 Consolidated Balance Sheets as of December 31, 2007 and 2006
6
Laporan Laba - Rugi Konsolidasian untuk Tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 Consolidated Income Statements for the Years then ended December 31, 2007 and 2006
7
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian untuk Tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 Consolidated Changes in Equity Statements for the Years then ended December 31, 2007 and 2006
8
Laporan Arus Kas Konsolidasian untuk Tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 Statements of Cash Flow as of December 31, 2007 and 2006
9
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Notes to Consolidated Financial Statements
43
Lampiran Appendices
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
1
2
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
3
4
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Profil Usaha Indofarma Global Medika Business Profile of Indofarma Global Medika
54
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Berawal dari sebuah unit distribusi PT Indofarma
STARTED from a distribution unit of PT Indofarma
(Persero), PT Indofarma Global Medika (IGM) telah
(Persero), PT Indofarma Global Medika (IGM)
berkembang menjadi sebuah perusahaan distribusi
has been growing into a distribution and trading
dan trading produk farmasi dan alat kesehatan
company specializing on pharmaceutical products
dengan Jumlah Aset Rp712,59 miliar dan Penjualan
and medical devices with Total Assets of Rp712.59
Bersih Rp1.255,97 miliar. Sejak didirikan pada
billion and Net Sales of Rp1,255.97 billion. Since
1996 itu, jaringan distribusi IGM telah berkembang
its founding in 1996, IGM's distribution network has
dari hanya empat kantor cabang yang semuanya
proliferated from only four branch offices that all
berlokasi di Pulau Jawa menjadi 22 (pada 1999) dan
were located in the Island of Jawa to 22 (in 1999)
28 (pada 2006) yang tersebar di seluruh Nusantara.
and 28 (in 2006) throughout the Archipelago.
Pada 2007, jaringan distribusi IGM bukan hanya
In 2007, IGM's distribution network did not only
bertambah menjadi 30 kantor cabang melainkan juga
grow to 30 branch offices but also fully integrated
telah terintegrasi penuh dengan sistem Enterprise
under an Oracle (data)based Enterprise Resource
Resource Planning (ERP) dengan Oracle database.
Planning (ERP) system. Having the sophisticated
Dengan fasilitas online, real time yang canggih ini
online, real time facility — and strong commitment
— dan komitmen kuat untuk memberikan kepuasan
to provide highest satisfaction for our customers
kepada pelanggan melalui pelayanan dan upaya
through services and extended efforts — we are
terbaik — kami yakin IGM akan berkembang lebih
strongly believed that IGM will grow more rapidly,
pesat dan mendukung pertumbuhan Indofarma
supporting Indofarma's overall growth in the
secara keseluruhan di masa mendatang.
future.
Misi Perusahaan
Corporate Mission
Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan dan upaya terbaik.
Ensuring highest satisfaction for our customers through services and extended efforts
• Menyediakan produk yang bermutu kepada para pelanggan, dengan harga yang bersaing • Memiliki produk yang paling diinginkan dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan pengiriman segera • Memberikan pelanggan pengalaman bisnis secara total, dengan memenuhi harapan pelanggan dalam pelayanan, kenyamanan maupun standar etika bisnis.
• Providing quality products to the customers at competitive price • Maintaining stocks of popular products for immediate delivery • Giving the customers a more complete business understanding in term of services, comfort and ethical standard of doing business.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Mitra Strategis Indofarma Global Medika Indofarma Global Medika’s Strategic Partners Perusahaan | Company Recordati S.p.A Edan Instruments Inc. Yama Medica Prima Alkesindo PT Andini Sarana Sysmex Farapan Engineering Co. SMB Corporation of India PT Medquest Jaya Global PT Graha Farma Pharmaceutical Industries PT Widatra Bhakti PT Atra Widiya Agung PT Bio Farma PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Borimex
Asal | Origin Italy China Singapore Indonesia Indonesia Japan Iran India Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
Direktur Utama
President Director President Director
Direktur Keuangan,
Trading Direktur Director
Finance, HR, & Umum, dan SDM Distribution Director
Trading
Direktur Distribusi
Finance & Manajer Bisnis Controller Distribusi Manager
Manajer Operasional Distribusi Wilayah Timur
Accounting Manager
Manajer Operasional Distribusi Wilayah Barat
TaxBisnis Manajer Distribusi Manager
Manajer Operasional Distribusi Wilayah Timur
T.I. Manager
SM Manajer Operasional Distribusi Distribution − Wilayah Barat Branch
H.R. Manager
Business & Manajer Bisnis Development Distribusi Manager
Internal Auditor Manager
Manajer Operasional Distribusi Wilayah Timur
Assistant
Manajer Operasional Supply-Chain Distribusi Manager Wilayah Barat
Managers
Manajer Operasional SM Manajer Operasional SMManajer Trading Operational Trading − Bisnis − Distribusi Distribusi Distribusi Head Office Manager Branch Wilayah Timur Wilayah Barat
SM Food Division
Manajer Operasional Distribusi Wilayah Barat
55
56
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors
1
2
3 1
3
4 2
4
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
57
P. Sudibyo Komisaris Utama
P. Sudibyo President Commissioner
Lahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1980, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2007) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN, antara lain PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Bank Exim, dan juga Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (19931995). Setelah itu, beliau bekerja untuk Indofarma sebagai Corporate Secretary (2000–2003), Direktur Keuangan Indofarma (2003–2007), dan Direktur Utama (2007–sekarang).
Born in Yogyakarta, 5 October 1950 Indonesian Citizen. He has been the President Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. After finishing tertiary education in Faculty of Economy, Gadjah Mada University, in 1980, he contiued his study and earned a Master degree in Accounting from State University of New York, in 1987, and deepened his expertise in corporate finance and computeraided software engineering in the Ohio State University (1990–1991). Sudibyo started his professional career as a lecturer in his alma mater, Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2007) and had been a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN), among others PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Bank Exim, and also Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. He is an active member of Indonesian Accountant Association and had been Secretary General of Asean Federation of Accountants (1993-1995). Afterward, he transferred to Indofarma and became Corporate Secretary (2000–2003), Finance Director (2003–2007), and President Director (2007–present) at the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMoS) held in 3 December 2007, in Jakarta.
Meinarwati Komisaris
Meinarwati Commissioner
Lahir di Solo, 20 Mei 1957 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, kemudian meraih gelar Magister Kesehatan dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1995. Memulai karir profesionalnya di PT Rajawali Nusindo (1983–1984) dan PT Kalbe Farma Tbk. (1984–1986), beliau kemudian bergabung dengan Departemen Kesehatan dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan. Beliau terpilih menjadi Komisaris IGM pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
Born in Solo, 20 May 1957 Indonesian Citizen. She has been a Commissioner of PT Indofarma PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. She obtained first and professional degrees in Pharmacy from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and then earned a Master degree in Health Sciences from the University of Indonesia, Jakarta, in 1995. Started her professional career at PT Rajawali Nusindo (1983–1984) and PT Kalbe Farma Tbk. (1984–1986), she later joined the Department of Health and presently holds a position of Secretary of Directorate General of Pharmaceutical Services dan Medical Devices. She was elected to become Commissioner of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) 2006, in Jakarta.
Ary Gunawan Direktur Utama/Trading
Ary Gunawan President/Trading Director
Lahir di Magelang, 13 Mei 1959 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama dan Trading PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Setelah lulus dari Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, pada 1983, beliau meneruskan pendidikannya hingga memperoleh gelar Master of Business Administration dari American Institute of Management Studies, pada 2000, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Bisnis Indonesia, pada 2003. Sebelum pada 2003 bergabung dengan IGM sebagai Direktur Operasi, beliau pernah bekerja di bidang meteorologi dan geofisika (1983–1985), kemudian di bagian pemasaran PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Utama dan Trading IGM pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
Born di Magelang, 13 May 1959 Indonesian Citizen. He has been the President and Trading Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. Graduated from Meteorology and Geophysics Academy, Jakarta, in 1983, he continued his study and obtained Master of Business Administration degree from American Institute of Management Studies, in 2000, and Indonesian Business School, in 2003. Before joining IGM in 2003 as Operation Director, he had been working in the field of meteorology and geophysics (1983– 1985) and marketing department at PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). He was elected to become President/Trading Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) 2006, in Jakarta.
Elfiano Rizaldi Direktur Distribusi
Elfiano Rizaldi Finance/HR/Distribution Director
Lahir di Batusangkar, 26 Februari 1964. Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan, SDM dan Distribusi PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Beliau mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1986. Sebelum pada 2003 bergabung dengan IGM sebagai Direktur Keuangan dan SDM, beliau pernah bekerja di beberapa perusahaan terkait farmasi, termasuk PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), dan PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan/SDM/Distribusi IGM pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
Born in Batusangkar, 26 February 1964 Indonesian Citizen. He has been Finance, HR and Distribution Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. He earned a first degree in economics frpm Parahyangan University, Bandung, in 1986. Before joining IGM in 2003 as Finance and HR Director, he had been with various pharmaceutical related companies, including PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), and PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). He was elected to become Finance/ HR/Distribution Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMoS) 2006, in Jakarta.
16
12
4
30
14
17
28
13
19
31
3 26
8 29
5 6
10 9
18
23
7
15
22
Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM) Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM)
20
1&2 24 21
25
11
27
58 Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
INDOFARMA Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM) Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM) 1
Jakarta Satu (Kantor Pusat) Jl. Tambak No. 2 Kebon Manggis, Jakarta 13150 Tel. (021) 819 9099 Fax. (021) 819 9198, 390 3978
12 Padang Jl. Bagindo Azis Chan No. 6 Padang Tel. (0751) 22034, 810 347 Fax. (0751) 25664
22 Kupang Jl. RW. Monginsidi VI No. 3 Walikota Baru - Kupang Tel. (0380) 838 041, 821 191 Fax. (0380) 820 028
2
Jakarta Dua Jl. Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Tel. (021) 722 7432, 726 8325-6 Fax. (021) 722 7431
13 Palembang Jl. Letnan Hadin Km-3,5 No. 1867 Kel. 20 Ilir D3, Kec. Ilir Timur I Palembang Tel. (0711) 351 123, 351 323 Fax. 321 230
23 Mataram Jl. Bung Karno No. 76 Karanganyar - Mataram Tel. (0370) 626 378 Fax. (0370) 623 065
3
Bandung Jl. Bapak Husein Dalam No. 2 Cihampelas Bandung 40131 Tel. (022) 204 0966-7 Fax. (022) 203 8320
4
5
6
7
8
9
Medan Jl. H. Adam Malik No. 126, Medan Tel. (061) 661 7665, 661 7093 Fax. (061) 661 9890 Semarang Jl. Pamularsih Raya Kav. 67 No. 60 Semarang 50148 Tel. (024) 761 3648-9, 0888 680 1203 Fax. (024) 762 5826 Surabaya Jl. Raya Margorejo Indah, Blok A-137/58 Surabaya 60238 Tel. (031) 841 9377 Fax. (031) 843 5444 Makassar Jl. Dr. Sutomo No. 39 Makassar Tel. (0411) 334 485, 332 731 Fax. (0411) 332 732 Yogyakarta Jl. Ring Road Utara No. 17 Kembang, Maguwoharjo Depok Sleman Tel. (0274) 746 0130-1, 0888 687 2815 Fax. (0274) 488 069 Denpasar Jl. Gunung Agung No. 21 Denpasar 80118 Tel. (0361) 411 888, 416 286-7 Fax. (0361) 411 888, 416 287
10 Malang Jl. Sunandar Trio Soedarmo No. 20 Kav. D, Malang Tel. (0341) 402 150-51 Fax. (0341) 402 100 11 Manado Jl. DR. Sam Ratulangi No. 28 Manado 95000 Tel. (0431) 870 199, 854 363 Fax. (0431) 863 166
14 Pekanbaru Jl. H. Imam Munandar No. 237 D-E Tankerang - Pekanbaru Tel. (0761) 856 036, 35112 Fax. (0761) 45516 15 Samarinda Jl. Basuki Rahmat No. 74 Samarinda 75117 Tel. (0541) 78572, 748 147 Fax. (0541) 741 095 16 Banda Aceh Jl. Teuku Imeum Lueng Bata Km-3 No. 111 - Banda Aceh 23247 Nangroe Aceh Darusalam Tel. (0651) 26773, 23119 Fax. (0651) 23119 17 Bandar Lampung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 68 Banda Lampung Tel (0721) 487 131, 482 689 Fax. (0721) 482 686 18 Banjarmasin Jl. Manggis No. 33-B RT. 36 Kec. Banjar Timur, Kel. Kebun Bunga Banjarmasin 70235 Tel. (0511) 325 9359-60 Fax. (0511) 325 1884 19 Batam Komp. Crown Hill Estate Blok E/9 Batam Center - Batam Tel. (0778) 468 265-6 Fax. (0778) 461 434 20 Bogor Jl. Puter No. 4 Tanah Sereal - Bogor Utara Tel. (0251) 357 246 Fax. (0251) 333 406 21 Cirebon Jl. Raya Kesambi No. 72 Cirebon 45134 Tel. (0231) 202 950, 204 670 Fax. (0231) 204 670
24 Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 99 A/B Duren Jaya - Bekasi Timur Tel. (021) 880 3450, 880 0798 25 Pontianak Jl. Tanjung Pura No. 6 Pontianak 78117 Tel. (0561) 765 976-7 Fax. (0561) 741 208 26 Purwokerto Jl. Ragasemangsang No. 44 Purwokerto Tel. (0281) 63465, 621 907 Fax. (0281) 635 769, 0888 667 3416 27 Papua Jl. Kelapa Dua No. 39 Entrop - Jayapura Tel. (0967) 550 867 Fax. (0967) 550 913 28 Jambi Jl. TP. Sriwijaya No. 2 RT. 2 Kel. Beliung - Kec. Kota Baru Jambi Tel. (0741) 63680 Fax. (0741) 63680 29 Solo Jl. Ceplok No. 8 Purwosari - Laweyan Solo 51742 Tel. (0271) 729 772, 728 860 Fax. (0271) 714 850 30 Bengkulu Jl. Iskandar No. 72 RT. 08 Tengah Padang Teluk Segara Bengkulu Tel. (0736) 24191 Fax. (0736) 24191 31 Tangerang Jl. Honoris Raya Blok RV No. 38 Ruko Versail - Modern Land Tangerang Tel. (021) 557 49876
59
60
Laporan Tahunan 2007 PT Indofarma Tbk.
Informasi Perusahaan Corporate Information
Jatidiri Perusahaan Perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. Berkedudukan di Jakarta Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Telepon: (021)-8832 3971, 8832 3975 Faksimili: (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Kantor Komersial Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Telepon: (021)-8590 8350 Faksimili: (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Sekretaris Perusahaan Ahdia Amini Ponsel: 0811 135 233 E-mail:
[email protected] Hubungan Perusahaan Jefrie Moza Ponsel: 0811 925 040 E-mail:
[email protected] Saham Tercatat Bursa Efek Indonesia Biro Administrasi Efek Datyndo Entrycom Wisma Diners Club Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220 Telepon: (021)-570 9009 Faksimili: (021)-570 9026 Informasi lain Akuntan Publik HLB Hadori & Rekan Wisma Staco Lt.3, Suite D Jalan Casablanca Kav.19 Jakarta 12870 Telepon: (021)-831 7046 – 48 Faksimili: (024)-831 7050 E-mail:
[email protected]
Corporate Identity Company PT Indofarma (Persero), Tbk. Headquartered in Jakarta Address Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 Phone: (021)-8832 3971, 8832 3975 Facsimile: (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected] Commercial Office Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Phone: (021)-8590 8350 Facsimile: (021)-857 4503 E-mail:
[email protected] Corporate Secretary Ahdia Amini Cell-phone: 0811 135 233 E-mail:
[email protected] Investor Relations Jefrie Moza Cell-phone: 0811 925 040 E-mail:
[email protected] Share Listed Indonesia Stock Exchange Share Register Datyndo Entrycom Wisma Diners Club Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220 Phone: (021)-570 9009 Facsimile: (021)-570 9026 Other Information Independent Auditor HLB Hadori & Partners Wisma Staco Lt.3, Suite D Jalan Casablanca Kav.19 Jakarta 12870 Phone: (021)-831 7046 – 48 Facsimile: (024)-831 7050 E-mail:
[email protected]
Annual Report 2007 PT Indofarma Tbk.
Produk Kami I Our Products Generic Drugs Product (OGB): • Acyclovir 200mg Tablet • Acyclovir 400mg Tablet • Acyclovir 5% Krim • Albendazole 400mg Tablet Salut Selaput • Allopurinol 100mg Tablet • Ambroxol 15mg/5ml Sirop • Ambroxol 30mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amitriptyline 25mg Tablet Salut Selaput • Amoxicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Amoxicillin 250mg Kaplet • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 1,0g Injeksi Kering • Ampicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Ampicillin 250mg Tablet • Ampicillin 500mg Kaplet • Antalgin 500mg Tablet • Antasida DOEN Tablet • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Atropine 0,25mg/ml Injeksi • Atropine 0,5mg Tablet • Bacitracin Polymyxin B Salep Kulit • Captopril 12,5mg Tablet • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cefadroxil 500mg Kapsul • Cefadroxil 125 mg / 5 ml Sirop Kering • Cefixime 100 mg kapsul • Cefotaxim 1,0g Injeksi Kering • Cefritaxone 1,0g Injeksi Kering • Cephalexin 500mg Kapsul • Cetirizine 10mg Kapsul • Chloramphenicol 0,5% Obat Tetes Mata • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Chloroquine 150mg Tablet • Chlorpheniramine (CTM) 4mg Tablet • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 250mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Clindamycin 150mg Kapsul • Clindamycin 300mg Kapsul • Clonidine 0,15mg Tablet • Co Amoxiclav 625mg Tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 120mg Tablet • Cotrimoxazole 240mg/5ml Suspensi • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Cyanocobalamine 500mcg/ml Injeksi • Dexamethason 0,5mg Tablet • Dexamethason 5mg/ ml Injeksi • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirop • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Diazepam 2mg Tablet • Diazepam 5mg Tablet • Diazepam 5mg/ml Injeksi • Diethylcarbamazine 100mg Tablet • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Domperidon 10mg Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Ephedrine 25mg Tablet • Erythromycin 200mg/5ml Sirop Kering • Erythromycin 250mg Kapsul • Erythromycin 500mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 250mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 20mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Furosemide 10mg/ml Injeksi • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Gemfibrozil 600mg Tablet • Gentamycin 0,1% Salep Kulit • Gentamycin 0,3% Obat Tetes Mata • Gentamycin 40mg/ml Injeksi • Glibenclamide 5mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Haloperidol 0,5mg Tablet • Haloperidol 1,5mg Tablet • Haloperidol 5mg Tablet • Hydrochlorthiazide (HCT) 25mg Tablet • Hydrocortisone 2,5% Krim • Ibuprofen 200mg Tablet Salut Selaput • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Isoniazide 100mg Tablet • Isoniazide 300mg Tablet • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Kategori 1 Paket 642 • Kategori 2 Paket 1116 • Kategori 3 Paket 462 • Kombipak Anak Paket 660 • Kombipak Sisipan Paket 240 • Lansoprazole 30mg Kapsul • Levofloxacin 500mg Tablet • Lidocaine Compositum 2%/2ml Injeksi • Lincomycin 500mg Kapsul • Loratadine 10mg Tablet • Magnesium Sulfat 30g Serbuk • Mebendazole 100mg Tablet • Mebendazole 100mg/5ml Sirop • Methylprednisolone 16mg Tablet • Methylprednisolone 4mg Tablet • Metoclopramide 10mg Tablet • Metoclopramide 5mg/5ml Sirop • Metoclopramide 5mg/ml Injeksi • Meloxicam 7,5mg • Meloxicam 15mg • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • Na Diklofenak 50mg Tablet Salut Enterik • Nausin 10mg Tablet • Nifedipine 10mg Tablet Salut Selaput • Nimesullide 100mg • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Ondansetron 4mg/2 ml • Ondansetron 8mg/4 ml • Oralit 200ml Serbuk • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 1% Salep Mata • Oxytetracycline 3 % Salep Kulit • Papaverina 40mg Tablet • Papaverina 40mg/ml Injeksi • Paracetamol 100mg Tablet • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 500mg Tablet • Phenobarbital 100mg Tablet • Phenobarbital 30mg Tablet • Piracetam 3g Injeksi • Piracetam 1200mg Tablet Salut Selaput • Piroxicam 10mg Kapsul • Piroxicam 20mg Kapsul • Pravastatin 10mg Tablet Salut Selaput • Pravastatin 20mg Tablet Salut Selaput • Prednison 5mg Tablet • Propanolol 40 mg Tablet • Propylthiouracyl 100mg Tablet • Pyrantel 125mg (Basa) Kaplet • Pyrazinamide 500mg Tablet • Pyridoxine 10mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Ranitidine 25mg/ml Injeksi • Reserpine 0,1mg Tablet • Reserpine 0,25mg Tablet • Rifampicin 300mg Kapsul • Rifampicin 450mg Kapsul • Rifampicin 600mg Tablet Salut Selaput • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Spiramycin 500mg Tablet Salut Selaput • Sulfadoxine Pyrimehamine 525mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525 Tablet • Tablet Tambah Darah • Tetracycline 250mg Kapsul • Thiamine 50mg Tablet • Thiamphenicol 500mg Kapsul • Tramadol 50 mg Kapsul • Tramadol 50mg/ml Injeksi • Trihexyphenidyl 2mg Tablet • Health Foods: • Bioginko Plus Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Licensed Product: • Urispas 200mg Tablet Salut Selaput • Branded Generic: • Cetaler 10mg Tablet • Dextina 2,5mg Kapsul • Flamesin 100mg Tablet • Floxinaf 400mg Kaplet Salut Selaput • Gluconin 5mg Tablet • Hitrol Kapsul Lunak • Inacid 500mg Tablet Salut Selaput • Inamox 500mg Kaplet • Inamycin 125mg/5ml Sirop • Inamycin 500mg Tablet Salut Selaput • Inapril 25mg Tablet • Inastan 500mg Kaplet • Inatrim 960mg Kaplet • Inavir 200mg Tablet • Inavir 400mg Tablet • Inavir 5 % Krim • Inazol 30mg Kapsul • Incephin 1,0g Injeksi Kering • Incetax 1,0g Injeksi Kering • Inciclav 625mg Tablet Salut Selaput • Incifam 40mg Tablet Salut Selaput • Inciflox 500mg Tablet Salut Selaput • Indoran 25mg/ml Injeksi • Indrol 16mg Tablet • Indrol 4 mg Tablet • Ineuron 1200mg Tablet Salut Selaput • Ineuron 3g/15ml Injeksi • Infix 100mg Kapsul • Infix 100mg/5 ml Sirop Kering • Inflasic 25mg Tablet Salut Enterik • Inflasic 50mg Tablet Salut Enterik • Insetron 4mg Tablet Salut Selaput • Insetron 4mg/2ml Injeksi • Insetron 8mg Tablet Salut Selaput • Insetron 8mg/4ml Injeksi • Intradol 50mg/ml Injeksi • Invastin 10mg Tablet Salut Selaput • Invastin 20mg • Branded OTC: • Bioralit 200ml Serbuk • Indomag Suspensi • OBH INDO Plus Sirop • Proflu Tablet • Indo Obat Asma • Indo Obat Batuk Berdahak • Indo Obat Batuk Cair • Indo Obat Batuk dan Flu • Indo Obat Cacing • Indo Obat Cacing Anak • Indo Obat Flu • Indo Obat Maag • Indo Obat Penurun Panas • Indo Obat Penurun Panas Anak • Indo Obat Sakit Kepala • Indo Obat Tambah darah • Herbal Products: • Pro asi Kapsul • Pro uric Kapsul • Probagin Eliksir • Prolipid Kapsul • Prorhoid Kapsul • MP ASI: • Delvita 100g • MP-ASI 100g Rasa Beras Merah • MP-ASI 100g Rasa Kacang Hijau • MP-ASI 100g Rasa Madu • MP-ASI 100g Rasa Pisang • MP-ASI 100g Rasa Vanila • MP-ASI 200g Non Rasa • MP-ASI 200g Rasa Beras Merah • MP-ASI 200g Rasa Kacang Hijau • MP-ASI 200g Rasa Madu • MP-ASI 200g Rasa Pisang • MP-ASI 200g Rasa Vanila • MP-ASI Beras Merah + Susu 200g • MP-ASI Kacang Hijau + Susu 200g • MP-ASI Rasa Pisang + Susu 200g • MP-ASI Ready to Cook 100g • MP-ASI Ready to Use 500g • Protakid Rasa Coklat 100g • Protakid Rasa Mocca 100g • Protakid Rasa Strawberry 100g • Protakid Rasa Vanila 100g • Protamil Rasa Coklat 100g • Protamil Rasa Mocca 100g • Protamil Rasa Strawberry 100g • Protamil Rasa Vanila 100g • Exported Products: • Acyclovir 5 % Krim • Allopurinol 100mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amoxicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Amoxicillin 250mg Kapsul • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 125mg/5ml • Ampicillin 500mg Kaplet • Asam Mefenamat 250mg Kapsul • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Bioginko Plus • Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cephalexin 500mg Kapsul • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 250mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirop • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Erythromycin 250mg Kapsul • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Ferro Folat 200, 25mg Tablet Salut Selaput • Ferrolat Tablet Salut Selaput • Fitoslim Serbuk Efervesen • Fitoslim Serbuk Efervesen • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Glibenclamide 5mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Inamox 125mg/5ml Sirop Kering • Inamox 500mg Tablet • Inciflox 500mg Tablet Salut Selaput • Indomag Suspensi • Iodina Test 10ml • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Mebendazole 100mg/5ml Sirop • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • OBH Plus Sirop • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 1 % Salep Mata • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 500mg Tablet • Piroxicam 20mg Kapsul • Piroxina 20mg Kapsul • Prednison 5mg Tablet • Pro uric Kapsul • Probagin Eliksir • Probagin Kapsul • Proflu Tablet • Prolipid Kapsul • Prorhoid Kapsul • Pyrazinamide 500mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Rifampicin 300mg Kapsul • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525mg Tablet • Vitamin A - 100.000 IU (Warna Biru) Kapsul • Vitamin A - 200.000 IU (Warna Merah) Kapsul •
61
Kantor Pusat dan Pabrik Head Office and Manufacturing Plant
Kantor Komersial Commercial Office
Jl. Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530 Telp. (021) 8832 3975, 8832 3971 Fax. (021) 8832 3972, 8832 3973 e-mail:
[email protected] Website: www.indofarma.co.id
Jl. Tambak No. 2, Kebon Manggis, Jakarta 13150 Telp. (021) 8590 8350 Fax. (021) 857 4503 e-mail:
[email protected] Website: www.indofarma.co.id