Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
PERBANDINGAN BESARAN RUN OFF (ALIRAN PERMUKAAN) LAHAN TERBANGUN DAN LAHAN TIDAK TERBANGUN DI DESA PURWOMARTANI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA COMPARISON OF RUN OFF AMOUNT BETWEEN DEVELOPED AND UNDEVELOPED LAND IN PURWOMARTANI VILLAGE KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Dwi Sulistyaningrum, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besaran run off lahan terbangun di Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman, (2) Besaran run off lahan tidak terbangun di Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman, (3) Perbandingan besaran run off lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif dengan pendekatan kelingkungan yang dilaksanakan di Kompleks Perumahan Pertamina sebagai lahan terbangun. Variabel penelitian ini adalah intensitas curah hujan, debit aliran, dan penggunaan lahan. Metode pengambilan data berupa sampel intensitas curah hujan dan debit aliran dengan selang waktu 10 menit dengan observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dengan menggunakan rumus debit aliran. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Kompleks Perumahan Pertamina sebagai daerah terbangun menunjukkan debit terbesar yaitu 162 liter per detik. Jumlah curah hujan yang berlangsung selama 100 menit sebesar 58 mm, (2) Volume limpasan pada lahan terbangun sebesar 412.800 literatau 412,8 m3, (3) Koefisien limpasan pada lahan terbangun sebesar 0,237. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat infiltrasi yang ada di Perumahan Purwomartani masih sangat tinggi. Penggunaan lahan yang masih belum diperkeras semuanya juga mengurangi limpasan yang ada, (4) Lahan tidak terbangun yang berupa lahan yang digunakan untuk pertanian, perkebunan, dan lahan kosong yang masih berupa tanah dan tidak diperkeras. Lahan tidak terbangun menunjukkan bahwa sampai pada jumlah curah hujan 58 mm selama 100 menit tidak ada genangan maupun aliran permukaan yang terjadi selama hujan berlangsung. Koefisien limpasan yang dihasilkan pada lahan tidak terbangun adalah 0 pada intensitas curah hujan 58 mm per 100 menit. Angka ini menunjukkan seluruh air yang jatuh di daerah lahan tidak terbangun seluruhnya terserap ke dalam tanah (terinfiltrasi), perbandingan antara lahan terbangun dan lahan tidak terbangun menunjukkan perbedaan. Desa Purwomartani yang memiliki tekstur tanah berpasir mudah meresapkan air hujan yang ada, namun jika tanah pada daerah ini diperkeras akan menimbulkan permasalahan yaitu banjir.
1
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
Kata Kunci :Curah Hujan, Debit, Run Off (Limpasan), Banjir. ABSTRACT The aim of this study is to determine: (1) Run off amount of developed land in Purwomartani Village Kalasan Sleman; (2) Run off amount of undeveloped land in Purwomartani Village Kalasan Sleman; (3) Comparison of run off amount between developed and undeveloped land in Purwomartani Village Kalasan Sleman. This study was a quantitative descriptive study with ecological approach which held in Pertamina Cluster Area as developed land. This study variables were rainfall intensity, flow and land use. Data collection methods were rainfall and flow samples which observed and documented in 10 minutes intervals. Data was analyzed with flow formula. The results showed that: (1) Pertamina Cluster Area as developed land showed the biggest debit was 162 liters per second. The rainfall amount that lasted for 100 minutes was 58 mm. (2) Run off volume in developed land was 412.800 liters or 412,8 m3, (3) Run off coefficient in developed land was 0,237. This value showed that the level of infiltration in Purwomartani cluster was still very high. The land use that has not been hardened all also reduced existing run off. (4) Undeveloped land were land used for agriculture, plantations and vacant lands that still in the form of land and not hardened. The undeveloped lands showed that until rainfall amount up to 58 mm for 100 minutes there were no puddles or run off happened during the rain. The run off coefficient in undeveloped lands was 0. This value showed that all water that falls on the undeveloped land absorbed into the ground (infiltrated). Comparison between developed and undeveloped land showed differences. Purwomartani Village which has sandy soil texture could absorbed existing rainwater, but if land in this area was hardened would cause problems with flood. Keywords: rainfall, flow, run off, flood
2
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
salah satu proses yang terganggu
I. PENDAHULUAN Air
merupakan
maka akan mengganggu proses
elemen
yang lain dan akan menimbulkan
penting bagi kehidupan manusia.
suatu permasalahan. Salah satu
Air memberikan banyak sekali keuntungan
bagi
para
penggunanya,
baik
untuk
permasalahan yang terkait dengan ilmu hidrologi yaitu meningkatnya banjir
memenuhi kebutuhan hidup sehari
suatu wilayah berkaitan dengan
mempunyai siklus tersendiri.
pertumbuhan penduduk. Jumlah
Air yang menguap ke udara
penduduk
dari permukaan tanah dan laut,
lahan.
permukaan
bumi
tiba
yang digunakan
sebagian
semakin memperluas lahan yang kedap
tanah, sebagian akan tertahan oleh
air,
jika
lahan
yang
diperkeras semakin meluas maka
tumbuh – tumbuhan di mana
proses infiltrasi air hujan ke dalam
dan
tanah
sebagian lagi akan jatuh atau
semakin
berkurang,
akibatnya sebagian besar air hujan
mengalir melalui dahan – dahan ke tanah
tempat
berupa bangunan dan jalan – jalan
semuanya mencapai permukaan
permukaan
untuk
Peningkatan insfrakstruktur yang
Hujan yang jatuh ke bumi tidak
menguap
jumlah
tinggal maupun fasilitas lainnya.
sebagian tiba di permukaan bumi.
akan
dengan
semakin meningkat juga lahan
ke
langsung menguap ke udara dan
sebagian
Seiring
penduduk yang meningkat maka
salju ke permukaan laut atau Sebelum
semakin
terjadinya perubahan penggunaan
dan
kemudian jatuh sebagai hujan atau
daratan.
yang
meningkat akan berdampak pada
berubah menjadi awan sesudah proses
oleh
Bentuk penggunaan lahan di
Air di bumi bersifat tetap dan
beberapa
disebabkan
perubahan penggunaan lahan.
– hari maupun kebutuhan lainnya.
melalui
yang
yang turun tidak dapat diserap oleh
(Suyono
tanah
Sosrodarsono, 2006 : 1).
dan
run
off
(limpasan
permukaan) semakin meningkat.
Siklus hidrologi berlangsung
Faktor
secara terus menerus dan teratur,
penggunaan
lahan
mempengaruhi besarnya limpasan
jika dalam siklus tersebut ada
3
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
yang terjadi. Penggunaan lahan
Yogyakarta,
dapat
pendorong
laju
apabila penggunaan lahan yang
wilayah
menjadi
digunakan adalah permukiman dan
perkotaan.
meningkatkan
limpasan
jalan beraspal yang tidak dapat
telah
perkembangan
Pengerasan
kawasan
lahan
yang
karena
adanya
meresapkan air. Penggunaan lahan
semakin
berupa
seperti
pembangunan
yang
meningkat.
perkebunan, sawah, dan lahan
Pembangunan
yang
terjadi
kosong
Kabupaten Sleman sangat cepat,
vegetasi
dapat
memperkecil
limpasan
permukaan
vegetasi
dapat
karena
luas
menjadi
di
salah satu wilayah di Kabupaten
membantu
Sleman
yang
pembangunan
meningkatkan besarnya infiltrasi
perumahan
dan sebagai penyangga.
sangat cepat dan luas adalah Desa
Sejak awal tahun 1980-an sejalan
dengan
sebagai
perkembangan
Provinsi
pusat
Yogyakarta, pertumbuhan
Kecamatan
Kalasan. Perubahan penggunaan lahan
layanan
Daerah
untuk
permukiman
di
Desa
Istimewa
Purwomartani semakin meningkat.
termasuk
Lahan yang dulunya sebagai lahan
perguruan
tinggi,
pertanian,
pekebunan,
maka wilayah Kabupaten Sleman
sungai,
lahan
yang
berubah
menjadi
berbatasan
insfrasuktur
Purwomartani
Kota Yogyakarta yang tumbuh pesat
atau
dengan
Kota
hutan,
peresapan bangunan
air –
Yogyakarta
menjadi
sasaran
bangunan
ruralisasi
yang
terjadi.
Pembangunan
tersebut
Kabupaten
menyebabkan
perubahan
Pembangunan Sleman
di
dengan
penggunaan lahan yang ada di
oleh
Desa Purwomartani. Penutup lahan
perumnas dan pembangunan Jalan
yang dulunya adalah lahan hijau
Lingkar (Ring-road Utara) serta
yang digunakan sebagai peresapan
pembangunan
air
pembangunan
diawali
permanen.
perumahan
kampus-kampus
berubah
fungsi
menjadi
perguruan tinggi pada wilayah
bangunan – bangunan keras (aspal,
yang
konblok, cor, rumah, dan lain -
berbatasan
dengan
Kota
4
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
lain). Berkurangnya lahan yang
Run Off (Aliran Permukaan) Lahan
digunakan untuk peresapan air
Terbangun
mengakibatkan air yang meresap
Terbangun Di Desa Purwomartani
ke dalam tanah semakin sedikit.
Kecamatan
terjadi
perumahan
pembangunan
yang
Lahan
Kalasan
Tidak
Kabupaten
Sleman Yogyakarta”
Desa Purwomartani sedang marak
Dan
II. METODE PENELITIAN
mengubah
Penelitian
ini
merupakan
penggunaan lahan beralih fungsi
penelitian
menjadi bengunan – bangunan
dengan pendekatan kelingkungan.
yang intensitas resapannya sedikit.
Data pada penelitian ini berasal dari
Salah satu perumahan yang sering
data
mengalami
intensitas curah hujan serta debit
banjir
adalah
diskriptif
primer
kuantitatif
dengan
Kompleks Perumahan Pertamina.
aliran
Komples perumahan yang berada
menggunakan
di
ini
Penelitian ini dilaksaksanakan pada
merupakan perumahan yang sudah
bulan Januari-Februari 2015. Lokasi
lama ada di Desa Purwomartani.
penelitian
Perumahan ini sering terjadi banjir
Purwomartani, Kecamatan Kalasan,
karena sebagian besar lahan sudah
Kabupaten
diperkeras. Hal ini membuat run
Variabel
off (aliran permukaan) semakin
intensitas curah hujan, debit aliran,
banyak. Besar run off yang berada
dan penggunaan lahan.
Dusun
pada
perumahan
data
metode
berada
diolah statistik.
di
Sleman,
Desa
Yogyakarta.
penelitian
ini
adalah
(lahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terbangun) sangat berbeda dengan
A. Deskripsi Daerah Penelitian
lahan
lahan
Bromonilan
kemudian
mengukur
kosong
(lahan
tidak
1.
terbangun) yang masih banyak
Letak,
Batas
dan
Luas
Daerah Penelitian
vegetasi dan lahan yang tidak
Desa
diperkeras.
Purwomartani
merupakan salah satu desa
Berdasarkan latar belakang di
di Kecamatan Kalasan yang
atas maka peneliti tertarik untuk
terletak
mengadakan
Yogyakarta dan berbatasan
penelitian
yang
berjudul “Perbandingan Besaran
langsung
5
paling
dengan
timur
Jawa
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
Tengah. Luas wilayah Desa Purwomartani
adalah
2. Topografi
1. 244,35 ha yang terdiri
Desa
dari 21 dusun. Secara Desa
Purwomartani
memiliki wilayah berupa administratif
dataran rendah dan relatif
Purwomartani
datar. Desa Purwomartani
berbatasan langsung oleh:
terletak
sebelah utara adalah Desa
antara 50 sampai 200 meter
Selomartani, sebelah timur
diatas permukaan air laut.
adalah Desa Tirtomartani,
sebelah
ketinggian
3. Jenis Tanah
sebelah selatan adalah Desa Kalitirto,
pada
Desa
barat
yang
Purwomartani
berada
di
lereng
adalah Desa Maguwoharjo
Gunung Merapi ini semua
dan Desa Wedomartani.
wilayahnya
merupakan
Lokasi yang dijadikan
tanah regosol. Tanah ini
penelitian adalah Kompleks
merupakan tanah hasil dari
Perumahan
erupsi
Pertamina.
gunung
berapi.
Perumahan ini berada pada
Tanah regosol merupakan
7o44’38” LS - 7o44’57” LS
tanah kasar dan berpasir.
o
–
Tanah yang berpasir dapat
110o27’5” BT. Perumahan
dengan mudah meloloskan
ini dijadikan sebagai lahan
air
terbangun yang memiliki
menyerap air lebih banyak
luas wilayah tiga hektar.
dan lebih cepat.
dan
110 26’57”
Lahan
kosong
BT
yang
sehingga
dapat
4. Iklim
sebagai
Jumlah rata – rata
pembanding berada tepat di
curah hujan pada tahun
sebelah
dari
2005 – 2014 adalah 1793,8
perumahan pertamina yang
mm. Desa Purwomartani
mempunyai
merupakan wilayah dengan
digunakan
timur
luas
lima
hektar.
tipe curah hujan D yaitu beriklim sedang.
6
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
B. Hasil Penelitian Pembahasan 1. Analisa Curah Hujan
5. Hidrologis Desa berada
Purwomartani
di
DAS
Opak.
a. Hujan
Sungai Kuning berada di sebelah
barat
Purwomartani
Ketersediaan
sedangkan
timur
permukaan
Desa
data dari tahun 2005 –
Berdasarkan
2014. Besar rata – rata data
curah hujan pada tahun
diTabel 6 dapat diketahui
ini 1793,8 mm. Jumlah
bahwa penggunaan lahan di
tertinggi 3470 mm pada
Desa Purwomartani tahun didominasi
bulan
oleh
26
persen.
Permukiman sebesar 132,6
menunjukkan
2014 jumlah
hujan
di
Desa
tipe
37.275
terjadi
jiwa
D
di
penelitian
dengan jumlah laki – laki
yaitu
daerah hanya
berdurasi kurang dari 2
19.388 jiwa dan perempuan
kepadatan
curah
b. Hujan sesaat di Kompleks Perumahan Purwomartani Hujan sesaat yang
Kecamatan
tahun
jiwa
Tipe
beriklim sedang.
Data Monograf Desa
17.887
Agustus.
dalam
7. Kependudukan
penduduk
dan
Purwomartani termasuk
ha atau 10,6 persen.
Purwomartani
Januari
terendah 114 pada bulan
persawahan sekitar 324 ha
Kalasan
bersumber
penelitian ini digunakan
6. Penggunaan Lahan
atau
air
dari air hujan, dalam
Tirtomartani.
2014
Desa
Purwomartani
Desa
Sungai Opak berada di sebelah
di
dan
jam. Jumlah curah hujan
dengan penduduk
selama
100
menit
sebesar
58
mm.
2
mencapai 3.093 per km .
Ketebalan hujan paling tinggi terjadi pada menit ke 4 dan 5 yaitu pada
7
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
pukul 14.45 WIB– 15.05
volume terkecil sebesar
WIB sebesar 10 mm.
18.600
liter.
Total
volume limpasan yang 2.
Analisa Limpasan Lahan
terjadi di daerah lahan
Terbangun
terbangun (perumahan)
a. Debit Limpasan
sebesar
outlet air yang berada di
c.
selatan
perumahan menampung
3
Koefisien Limpasan Volume limpasan di
yang
Perumahan
blok
Purwomartani
sebesar
dengan luas seluruhnya
412.800 liter (412,8 m3),
3 ha. Pengukuran debit
sedangkan luas lahan di
yang
perumahan tersebut 3
dilakukan
tanggal 2015
pada
(30.000
m2).
19
Februari
hektar
debit
terbesar
Tebal limpasan adalah
terjadi pada pukul 15.15
b.
liter
atau 412,8 m3.
Debit diukur pada
sebelah
412.800
0,01376 m.
WIB atau setelah 60
Jumlah curah hujan
menit terjadinya hujan
yang ada di Perumahan
sebesar 162 liter per
Purwomartani
detik, sedangkan debit
58 mm dengan tebal
terendah
limpasan
terjadi
pada
sebesar
sebesar
sepuluh menit pertama
0,00486 m (13,76 mm).
saat hujan dimulai yaitu
Koefisien limpasan yang
pukul
14.25
WIB
ada di daerah penelitian
sebesar
15
per
sebesar 0,237. Angka ini
liter
detik.
menunjukkan
Volume Limpasan
sebesar 24 persen dari
Volume
air hujan yang turun di
terbesar
didapat pada 20 menit
daerah
ketiga
merupakan
yaitu
sebesar
179.400 liter, sedangkan
bahwa
penelitian air
larian
atau limpasan dan 76
8
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
persen terinfiltrasi dan
IV. Kesimpulan dan Saran
terevaporasi (menguap). 3.
A. Kesimpulan
Analisa Limpasan Lahan
Berdasarkan
Tidak Terbangun
penelitian
Koefisien
hasil
yang
sudah
limpasan
dilakukan, maka dapat diambil
yang ada pada lahan tidak
berbagai kesimpulan sebagai
terbangun dengan jumlah
berikut :
curah hujan 58 mm selama
1.
100 menit
menunjukkan
Kompleks
Perumahan
Pertamina sebagai daerah
angka 0, artinya seluruh air
terbangun
hujan
pada
debit terbesar yaitu 162
tanggal 19 Februari 2015 di
liter per detik. Jumlah
daerah
curah
yang
turun
ini
semuanya
terinfiltrasi
dan
terevaporasi.
Air
hujan
menjadi
hujan
yang
berlangsung selama 100 menit sebesar 58 mm.
tidak ada yang menggenang maupun
menunjukkan
2.
aliran
Volume limpasan pada lahan terbangun sebesar
permukaan (run off).
412.800 liter dengan tebal
Perbandingan
limpasan
0,01376
m
lahan terbangun dan lahan
menghasilkan
tidak
dapat
limpasan sebesar 0,237.
terlihat dengan jelas pada
Angka ini menunjukkan
wilayah ini. Koefisien pada
bahwa sebesar 24 persen
lahan
dari air hujan yang turun
0,237
terbangun
terbangun yang
berpotensi
mengakibatkan bahkan
sebesar
di
daerah
koefisien
penelitian
limpasan
merupakan air larian atau
berbeda
limpasan dan 86 persen
banjir
dengan daerah lahan tidak
terinfiltrasi
terbangun dengan koefisien
terevaporasi (menguap).
sebesar
0
yang
menghasilkan
tidak
3.
genangan
dan
Koefisien limpasan yang dihasilkan sampai pada
maupun limpasan.
jumlah curah hujan 58
9
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
mm
pada
lahan
terbangun
adalah
B. Saran
0.
Berdasarkan
kesimpulan
Angka ini menunjukkan
di atas, maka dapat diajukan
seluruh air hujan yang
saran – saran sebagai berikut :
jatuh di daerah lahan tidak
1.
terbangun
4.
tidak
seluruhnya
Lahan
resapan
yang
berupa taman perlu di
terserap ke dalam tanah
pertahankan
(infiltrasi) dan menguap
masyarakat
(evaporasi). Lahan tidak
pembangunan perumahan,
terbangun
hal ini bertujuan untuk
menunjukkan
oleh dalam
bahwa tidak ada genangan
mengurangi
maupun aliran permukaan
limpasan
permukaan
yang terjadi selama hujan
sehingga
tidak
berlangsung.
menyebabkan
banjir.
Pembangunan
di
Perbandingan
lahan
adanya
terbangun dan lahan tidak
Kompleks
terbangun dapat terlihat
Pertamina dapat menjadi
dengan jelas pada wilayah
acuan bagi pembangunan
ini. Koefisien pada lahan
perumahan yang lainnya.
terbangun sebesar 0,237 yang
2.
berpotensi
Perumahan
Perlu adanya kebijakan pemerintah
setempat
mengakibatkan limpasan
untuk
mengatur
bahkan
pembangunan (khususnya
banjir
berbeda
dengan daerah lahan tidak
pembangunan
terbangun
perumahan)
dengan
seperti
koefisien sebesar 0 yang
melarang mengubah lahan
tidak
kosong
genangan
menghasilkan maupun
terbangun
limpasan.
dalam
menjadi
lahan
(diperkeras) kurun
waktu
tertentu. 3.
Perlu adanya penelitian yang
10
lebih
lanjut
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
mengenai
dampak
perubahan lahan
atau
Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka LP3ES.
dari
penggunaan pengerasan
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka LP3ES.
lahan terhadap besaran limpasan permukaan..
Moh.
DAFTAR PUSTAKA AdminKalasan2. 2013. Peta Wilayah Kecamatan Kalasan.http://Kalasankec.slema nkab.go.id/profile/peta-wilayah. Diakses pada tanggal 10 Desember 2014. Ance
Nurul Khotimah. 2008. Diktat Mata Kuliah Hidrologi. Yogyakarta : FISE UNY. Otto
Gunarsih Kartasaputra. 2008. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Soemarwoto. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : UGM Press.
Pusparini Indrasari. 2011. Pengaruh Perubahan Penggunaan lahan terhadap Koefisien Limpasan Permukaan di Kecamatan Ngglik Kabupaten Sleman. Tesis. UGM.Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung : Nova.
Astrivo Hardian Sari. (2010). Aplikasi SIG untuk Estimasi Koefisien Limpasan Permukaan DAS Bogowonto Hilir, Kabupaten Purworejo. Tugas Akhir. UGM. Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta. Chay
Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara
Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung : Nova
Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : GMU Press.
Su Ritohardoyo. 2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta :
Hadi Sabari Yunus. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ombak. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Kartika. (2013). Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Limpasan Permukaan di DAS Code, Yogyakarta. Skripsi. UGM.Masri Singarimbun dan
11
Perbandingan Besaran Run Off .....(Dwi Sulistyaningrum)
12