Committee’s General Comment No. 7 Committee’s General Comment No. 7 . . . . . . . . . 242 Pelaksanaan hak anak di masa usia dini (Implementing child rights in early childhood) Committee on the Rights of the Child, General Comment No. 7, 2005: Ringkasan Komentar Umum muncul dari keprihatinan Komite tentang sedikitnya informasi yang diberikan oleh Negara pelapor mengenai anak usia dini. Komentar Umum ini bertujuan memperkuat pemahaman Negara Peserta terhadap hak anak usia dini dan untuk meningkatkan perwujudan hak anak lewat kebijakan, UU, program, praktek-praktek, pelatihan dan penelitian. Komite mengusulkan sebuah deifnisi tentang ‘masa anak usia dini’ sebagai periode dari lahir sampai usia 8 tahun (agar memasukkan masa transisi anak menuju masa sekolah). Selama masa ini, anak-anak: • mengalami pertumbuhan fisik dan intelektual dan yang sangat cepat; • meletakkan dasar bagi kesehatan fisik dan mental, identitas budaya dan pribadi serta mengembangkan kompetensi; • membentuk ikatan emosional yang kuat terhadap orang tua atau pengasuhnya, darimana mereka mendapatkan pengasuhan, perlindungan dan bimbingan; • membentuk hubungan dengan anak-anak lain dimana mereka belajar perilaku sosial. Pertumbuhan dan perkembangan akan bervariasi sesuai dengan sifat individu anak, serta jenis kelaminnya, kondisi kehidupan, bentuk perawatan dan system pendidikan serta sangat terbentuk oleh keyakinan budaya serta peran mereka dalam keluarga dan masyarakat. Badan riset yang berkembang menegaskan pentingnya hubungan anak dengan orang lain, tetapi juga mengungkapkan variasi antar budaya dalam harapan mereka pada masa usia dini. Negara didorong untuk menghormati nilai-nilai tradisi, sejauh hal itu bisa menegakkan hak anak. Pelaksanaan hak-hak ini di masa usia dini merupakan cara efektif untuk mencegah masalahmasalah di masa berikutnya. Prinisp Umum (The general principles) Hak atas kehidupan, kelangsungan hidup dan perkembangan (pasal 6). (Right to life, survival and development (article 6)).
DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
Negara didorong untuk mengambil semua langkah yang sesuai untuk meningkatkan perawatan sekitar kelahiran, mereduksi kematian anak dan memerangi kekurangan gizi serta penyakitpenyakit yang bisa dicegah. Kesehatan dan kesejahteraan saling bergantung: keduanya bisa rusak oleh kemiskinan, penelantaran, pelanggaran dan kurangnya kesempatan. Hak atas kelangsungan hidup dan perkembangan hanya bisa terlaksana dengan cara yang holistic (menyeluruh) lewat implementasi KHA secara menyeluruh. Hak atas non-diskriminasi (Right to non-discrimination)(pasal 2)). Anak usia dini secara khusus beresiko terhadap diskriminasi yang bisa berbentuk pengurangan nutrisi, perawatan kurang memadai, terbatasnya kesempatan untuk bermain, belajar atau mengungkapkan perasaan, perlakuan kasar dan eksploitasi ataupun harapan-harapan yang berlebihan. Sebagai contoh, anak perempuan bisa menjadi korban aborsi atau pembunuhan bayi, mutilasi kelamin atau penelantaran fisik; mereka mungkin harus menerima tanggungjawab yang berlebihan atau hilangnya kesempatan untuk belajar. Anak-anak dengan disabilitas mungkin diperlakukan lebih buruk daripada anak-anak lainnya, meskipun mereka sering membutuhkan bantuan tambahan untuk merealisasikan hak-haknya. Anak-anak yang menderita HIV/AIDS mungkin juga menderita diskriminasi dari kebijakan publik serta praktek-praktek keseharian. Anak juga menjadi subyek diskriminasi karena asal etnis orangtuanya, kelas/kasta ataupun keyakinan, atau karena mereka terlahir diluar ikatan perkawinan atau karena orangtuanya adalah pengungsi. Negara memiliki tanggungjawab untuk memerangi diskriminasi dalam segala bentuknya, khususnya mengenai pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Mereka harus secara sistematis memonitor ketersediaan pelayanan tersebut bagi semua anak usia dini dan jika perlu menjamin persamaan akses.
Kepentingan Terbaik Anak (Best interests of the child) (pasal 3). Karena belum dewasa, anak sering bergantung pada orang tua dan pemerintah untuk menegakkan kepentingan terbaik mereka. Terkait dengan keputusan hukum yang berhubungan dan individu anak, Negara didesak untuk memberikan perwakilan independen bagi kepentingan terbaik anak. Disamping itu, semua perundang-undangan, kebijakan, pelaksanaan dan pemberian layanan yang langsung atau tidak langsung berdampak pada anak usia dini, harus mempertimbangkan kepentingan terbaik mereka. TANGGUNGJAWAB BERSAMA ORANGTUA YANG DIBANTU NEGARA (PARENTS’ JOINT RESPONSIBILITIES ASSISTED BY THE STATE) 243 DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
Penghormatan atas pandangan dan perasaan anak usia dini (pasal 12). (Respect for the views and feelings of young children (article 12)). Penghormatan atas anak sebagai seorang partisipan dalam keluarga, komunitas dan masyarakat sering kali dikesampingkan atau ditolak. Di banyak tempat, kepercayaan tradisi menekankan kebutuhan anak akan sosialisasi, dengan menganggap mereka sebagai kekurangan kapasitas dasar untuk memahami, berkomunikasi atau membuat pilihan serta membuat mereka tak berdaya, tak memiliki suara, dan tak terlihat. Komite menegaskan bahwa pasal 12 berlaku bagi anak usia dini, yang bisa mengungkapkan keinginannya dengan berbagai cara sebelum mereka bisa menulis, atau bahkan berbicara. Komite mendesak Negara Peserta untuk mengambil semua langkah guna menjamin hak anak untuk mengekspresikan pandangannya serta dikonsultasikan dari usia yang sangat dini. Hak ini harus ada dalam kehidupan rumah setiap harinya dan dalam masyarakat dimana anak tinggal. Orang dewasa yang terkait harus mengadopsi sikap yang berpusat pada anak, dengan mendengarkan dan menghormati martabat anak usia dini, serta menunjukkan kesabaran dan kreatifitas dalam mencari jalan untuk berkomunikasi dengan tingkat pemahaman yang sesuai. Orang tua dan Negara (Parents and the State) Keluarga – berbagai macam, termasuk keluarga inti dan keluarga besar, yang diciptakan untuk mengasuh anak usia dini – merupakan inti bagi kesejahteraan anak. Bayi dan anak usia dini membentuk ikatan dengan orang tuanya (atau pengasuh utamanya) dan lewat hubungan ini mereka membangun identitas mereka, mendapatkan perilaku yang bernilai budaya dan merealisasikan hak-haknya. Menghormati kapasitas yang berkembang dari anak usia dini sangat penting dan khususnya sangat dibutuhkan selama periode perubahan yang cepat ini. Meningkatnya kebutuhan anak usia dini untuk bimbingan tidak boleh menjadi alasan bagi praktek otoriter yang membatasi otonomi serta ekspresi diri. Negara harus menghormati keutamaan orang tua dalam meningkatkan kesejahteraan dan MEDNUKUNG (SUPPORT) mereka dengan mengurangi situasi yang menghambat dalam memenuhi tanggungjawab mereka. Tugas orang tua bisa berdampak negatif jika orangtua mengalami stress fisik ataupun psikis, lalai, melakukan kekerasan atau tidak konsisten. Maupun ada konflik antar orang tua. Perkembangan juga terancam jika anak terpisahkan dari orangtuanya, dan dengan rendahnya mutu pelayanan lembaga. Meskipun struktur dan ukuran keluarga bervariasi, tetapi semua anak usia dini membutuhkan hubungan yang konsisten dan penuh kasih sayang. Keluarga yang berantakan, tekanan ekonomi memaksa orang tua pergi bekerja dan menjauh, dan penyakit atau kematian akan merusak hubungan ini. Keluarga, khususnya orang tua muda, harus didukung dalam tugasnya yang menantang. Contoh dukungan Negara misalnya pengenaan pajak dan fasilitas yang memadai, serta perumahan, jam kerja yang tidak berlebihan, pelayanan kesehatan sekitar kelahiran, pendidikan orang tua dan penyediaan kunjungan fasilitas kesehatan. Pelayanan Negara (State services) DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
Terlalu sering anak usia dini memiliki prioritas rendah dalam pemerintahan, dengan pelayanan dan tanggungjawab yang tak terencana dan tidak terkoordinasi dari beberapa departemen, atau sebagian besar diberikan oleh sektor swasta atau sukarelawan. Negara didesak untuk mengembangkan STRATEGI BERBASIS HAK, TERKOORDINIR, MULTISEKTORAL yang mengakui prioritas perkembangan anak yang senantiasa berubah bagi kelompok usia tertentu. Staf harus dilatih praktek yang berpusat pada anak, dengan pembayaran yang bernilai sosial dan layak. Negara harus menjamin agar semua anak, khususnya mereka yang paling beresiko diskriminasi, memiliki akses ke pelayanan-pelayanan terebut. Sebuah langkah untuk menjamin akses pencatatan kelahiran umum (universal), yang mungkin memerlukan pengaturan yang fleksibel (seperti unit pencatatan bergerak (mobile) atau pencatatan bagi mereka yang terlambat). Strategi lain yang penting adalah penurunan kemiskinan karena pertumbuhan dalam kemiskinan absolut atau relative memiliki dampak yang serius bagi kesejahteraan dan perlembangan. Negara harus menjamin agar semua anak memiliki akses pada standar tertinggi untuk perawatan kesehatan, khususnya dengan cara menjamin akses pada air minum bersih, sanitasi yang mamadai, imunisasi, gizi yang baik, (termasuk penurunan obesitas) serta pelayanan obat-obatan. Semua langkah yang sesuai harus diambil untuk mencegah penularan HIV/AIDS antara orangtua dan anak usia dini serta memberikan diagnose yang akurat, perawatan yang efektif, dan dukungan bagi orang tua dan anak yang terkena penyakit tersebut, serta perawatan alternative bagi anak yatim/piatu. Komite mencatat dengan penghargaan kepada beberapa Negara yang membuat program pendidikan pra-sekolah selama setahun secara gratis bagi semua anak. Pendidikan ini harus diarahkan kepada tujuan pendidikan (pasal 29), yang berpusat pada anak dan menghormati martabat anak. Tentu saja, orangtua, yang merupakan pendidik pertama dan Negara harus meningkatkan pemahamannya atas peran orangtua. Program pendidikan harus bertujuan bekerjasama dengan orang tua. Dan meskipun pendidikan pra-sekolah terbukti bermanfaat bagi transisi yang berhasil menuju masa sekolah, namun ia harus merupakan pendidikan yang memiliki arti luas dan terpadu secara baik dengan dilengkapi perawatan anak bagi banyak orang tua yang bekerja.
Komite merekomendasikan dukungan bagi program berbasis masyarakat bagi anak usia dini dimana pemberdayaan orangtua menjadi ciri utama. Negara didorong untuk bekerja bersama komunitas lokal dalam menciptakan program berkualitas dan relevan secara budaya yang membangun kepercayaan diri anak dan antusiasme belajar. Komite merekomendasikan agar Negara mendukung kegiatan masa usia dini dari sektor nonpemerintah yang mencari keuntungan (for profit) ataupun “non-profit” dan menjamin agar ketentuan ini menghormati prinsip-prinsip KHA. Negara memiliki tanggungjawab utama dan peran di masyarakat dan harus melengkapi, bukan mengganti, peran Negara. DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
Komite merekomendasikan agar Negara Peserta memasukkan pendidikan HAM dalam pendidikan dan perawatan anak usia dini, yang disesuaikan dengan kepentingan dan kapasitas yang berkembang dari kelompok usia ini. Perhatian yang kurang memadai telah diberikan untuk implementasi pasal 31, yang menjamin hak anak untuk istirahat, waktu luang, dan bermain. Lewat permainan, anak menikmati dan memperluas kapasitasnya, meskipun demikian sering ada kurangnya kesempatan, khususnya di lingkungan perkotaan, bagi anak usia dini untuk memenuhi dan berinteraksi dengan lingkungan yang berpusat pada anak, aman, penuh dukungan, menstimulasi dan bebas stress. Desain perumahan, industri dan transportasi, kebisingan, polusi dan bahaya keamanan sering menjadi hambatan; hak anak untuk bermain juga bisa dirusak oleh tugas rumah yang berlebihan atau oleh sekolah yang kompetitif. Negara didorong untuk memberikan perhatian besar dan mengalokasikan sumber daya secukupnya untuk hak ini. Masa anak usia dini adalah sebuah pasar bagi para penerbit dan produser media, yang harus didorong untuk menyebarkan materi yang sesuai dan bermanfaat yang mencerminkan keragaman nasional, dengan perhatian khusus pada kelompok minoritas. Pasal 17 menuntut Negara untuk melindungi anak dari materi yang merugikan; teknologi modern yang menjadi penyebab baru untuk masalah ini. Negara didorong untuk membuat peraturan produksi media dan penyampaiannya dengan cara yang melindungi anak usia dini. Anak usia dini yang membutuhkan perlindungan khusus (Young children in need of special protection). Komite mancatat bahwa sejumlah besar anak usia dini tumbuh dalam situasi yang melanggar hak-haknya. Anak usia dini kurang mampu mengenali ataupun menolak kerugian, khususnya ketika orangtuanya tidak mampu memberikan perlindungan yang memadai. Dan namun demikian, anak usia dini, karena perkembangan mereka yang cepat, lebih rentan terhadap dampak kerugian tersebut. Komite mendorong agar Negara Peserta memperhatikan beberapa masalah utama yang memiliki implikasi atas hak anak usia dini: • Anak usia dini sering menjadi korban pelanggaran dan penelantaran, seringkali didalam keluarganya sendiri. Hal ini bisa membawa dampak negatif terhadap perkembangan termasuk langkah-langkah terukur tentang pendewasaan otak dalam diri anak usia dini. Negara harus mengambil semua langkah yang diperlukan dan memberikan bantuan yang tidak menciptakan stigma bagi korban kekerasan. • Perkembangan anak juga bisa rusak ketika mereka menjadi yatim/piatu, terbuang, terampas dari perawatan keluarga. Riset menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pengasuhan oleh lembaga bisa mengakibatkan dampak yang negative terhadap anak usia dini, khususnya mereka yang berusia dibawah 3 tahun. Penempatan awal dalam pengasuhan berbasis keluarga atau mirip keluarga adalah yang terbaik dan Negara didorong untuk menginvestasikan perawatan yang menjamin kesempatan bagi anak usia dini untuk DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
membentuk ikatan jangka panjang, misalnya lewat orang tua asuh atau penempatan yang didukung dalam keluarga besar. Jika adoposi dirasa perlu, kepentingan terbaik anak harus menjadi pertimbangan “paling utama” [paramount] (bukan sekedar “utama” [primary]). • Anak usia dini yang menjadi pengungsi paling besar kemungkinannya mengalami disorientasi, kehilangan banyak hal yang telah menjadi sesuatu yang familiar. Komite menawarkan bimbingan rinci dalam General Comment No. 6 tentang masalah ini. Young children who are refugees are most likely to be disorientated, having lost much that is familiar. The Committee offers detailed guidance in General Comment No. 6 on this issue. TANGGUNGJAWAB BERSAMA ORANG TUA YANG DIBANTU NEGARA [PARENTS’ JOINT RESPONSIBILITIES ASSISTED BY THE STATE] 245 • Setiap masa kanak-kanak adalah masa dimana disabilitas diketahui. Anak usia dini tidak boleh dilembagakan atas dasar disabilitas dan Negara harus, sebagai prioritas, menjamin agar anakanak ini berpartisipasi sepenuhnya dalam pendidikan dan kehidupan masyarakat, dengan memberikan bantuan spesialis kepada mereka (dan juga orangtuanya). Anak-anak dengan disabilitas harus selamanya diperlakukan sesuai martabatnya dan dengan cara yang mendorong kemandirian mereka. • Di beberapa Negara, anak-anak disosialisasikan untuk bekerja dari usia dini, termasuk pekerjaan yang cenderung berbahaya atau mengandung unsur eksploitasi, yang sering menjadi bagian dari perusahaan keluarga. Bahkan anak usia dini mungkin juga rentan, ketika mereka dipakai untuk mengemis. Eksploitasi anak usia dini dalam industry hiburan juga menjadi akar permasalahan. Negara memiliki tanggungjawab berkaitan dengan “bentuk-bentuk terburuk dari buruh anak” “worst forms of child labour” menurut Konvensi ILO (No. 182). • Meskipun anak usia dini tidak mungkin menjadi pengguna obat terlarang, mereka mungkin membutuhkan perawatan spesialis jika terlahir dari ibu yang kecanduan atau membutuhkan perlindungan dimana anggota keluarga adalah para pengguna. • Anak-anak usia dini, khususnya anak perempuan (misalnya mereka yang menjadi pekerja rumah tangga) rentan terhadap kekerasan seksual, dan mungkin juga menjadi korban produser pornografi. • Komite seringkali menyatakan keprihatinannya terhadap penjualan dan perdagangan anak yang terlantar atau terpisah dari orang tua, untuk tujuan adopsi pelacuran anak dan buruh anak. Negara didesak untuk meratifikasi Protokol Opsional tentang penjualan anak, pelacuran anak dan prostitusi anak serta pornografi anak dan Konvensi Hague 1993 tentang Perlindungan anak dan Kerjasama dalam hal Adopsi Antar-negara. • Dalam keadaan apapun anak usia dini tidak boleh dimasukkan dalam definisi hukum pertanggungjawaban pidana. Mereka yang melanggar membutuhkan bantuan simpatik dan DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465
pemahaman, dengan tujuan meningkatkan kapasitas mereka untuk kendali pribadi, empati sosial, dan resolusi konflik. Dalam semua hal ini, Negara harus mendukung langkah pemulihan fisik, psikis dan sosial anak yang menjadi korban. Peningkatan Kapasitas [Capacity-building] Negara didesak untuk mengadopsi rencana yang komprehensif, terikat waktu bagi masa anak usia dini. Hal ini menuntut meningkatnya sumber daya manusia dan finansial. Komite mengakui permasalahan yang dihadapi Negara berkaitan dengan masalah ini, tetapi penting diberikan investasi yang memadai dalam anak masa usia dini untuk alasan yang sudah dikemukakan. Negara didorong untuk mengembangkan kemitraan dengan pelayanan publik, LSM, sector swasta dan keluarga. Jika pelayanan tidak terpusat, maka hal tersebut tidak boleh merugikan anak usia dini. Komite sadar akan kekurangan Negara dalam hal system pengumpulan data yang memadai dan mendesak untuk mengembangkan indikator yang terpilah berdasarkan jenis kelamin. Usia, struktur keluarga, dan tempat tinggal perkotaan ataupun pedesaan. Komite juga mendorong lebih banyak lagi riset untuk anak usia dini karena bukti banyak diberikan terkait dengan pengembangan kebijakan dan praktek-prakteknya. Komite mancatat bahwa riset yang ada dibatasi pada wilayah dan konteks tertentu, dan tidak cukup mengatasi hak anak, khususnya hak partisipasi mereka. Negara Peserta didorong untuk memberikan pelatihan hak anak yang sistematis kepada anak, orang tua dan semua professional dan pengelola yang bekerja bersama anak. Negara Peserta juga didorong untuk melakukan kampanye peningkatan kesadaran bagi publik. Komite merekomendasikan agar lembaga donor, termasuk Bank Dunia dan badan PBB lainnya, mendukung program perkembangan anak usia dini dan membuat mereka menjadi target utama atas bantuan internasional (international assistance). (Committee on the Rights of the Child, General Comment No. 7, “Implementing child rights inearly childhood”, 2005, CRC/C/GC/7/Rev.1. For full text see www.ohchr.org/english/bodies/crc/comments.htm.)
DITERJEMAHKAN UNTUK KEPERLUAN SENDIRI OLEH YAYASAN MASYARAKAT SEHAT (YMS) DAN YAYASAN BAHTERA BANDUNG
[email protected] 081360358465