LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
2014
2014
2014 LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
COMMITTED TO SUSTAINABILITY
COMMITTED TO SUSTAINABILITY
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Jl. Pasoso No. 1, Tanjung Priok Jakarta 14310, Indonesia T. (+6221) 4301080 F. (+6221) 4351225 www.indonesiaport.co.id
www.indonesiaport.co.id
Committed to Sustainability Komitmen kami untuk keberlanjutan adalah dengan terus-menerus mengasah kompetensi, meningkatkan kualitas layanan serta membangun infrastruktur modern yang semuanya difokuskan untuk menghasilkan produk dan layanan kepelabuhanan yang berdaya saing global dan memaksimalkan profit. Kami senantiasa bekerja keras untuk terus bertumbuh tanpa melupakan tanggung jawab kami terhadap berbagai aspek kemasyarakatan dan lingkungan hidup di sekitar kami. Kami percaya, keberlanjutan usaha IPC akan terwujud melalui keseimbangan antara pencapaian kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan. Sudah selayaknya nilai ekonomi yang kami peroleh juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan. Our commitment to sustainability is realized by continuously sharpening our competence, improving service quality and building modern infrastructure, and all of which were focused to provide port services and products of global competitive edge that can help to achieve profit maximization. We always work hard to continuously grow without compromizing our responsibility toward community and environment. We believe, the sustainability of our business can be achieved by striking a balance of economic, social and environmental performances. As much as is proper, with the economic value that we generate, we can always be of benefit for local community and for environment preservation efforts.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
1
DAFTAR ISI | CONTENTS
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN STAKEHOLDER ENGAGEMENT
Tema | Theme : Committed to Sustainability
1
Tabel Kelompok Pemangku Kepentingan Table of Stakeholder Groups
55
Daftar Isi Contents
2
Pendekatan dalam Pelibatan Pemangku Kepentingan Approaches in Stakeholder Engagement
56
Tentang Laporan Ini About This Report
4
Penerapan Standar Eksternal External Standards
65
Keanggotaan dalam Asosiasi dan Organisasi Lainnya Membership in Associations and Other Organizations
66
Pengantar dari Direktur Utama Message from the President Director
10
Profil Organisasi Organization Profile
22
Ikhtisar Kinerja 2014 Performance Highlights 2014
46
Jejak Langkah Milestones
48
Penghargaan & Sertifikasi Awards & Sertification
50
TATA KELOLA BERKELANJUTAN SUSTAINABLE GOVERNANCE
2
Kegiatan GCG Tahun 2014 GCG activities 2014
71
Asesmen GCG GCG Assessment
72
Struktur Tata Kelola Governance Structure
73
Kode Etik Perseroan Corporate Code of Conduct
78
Manajemen Risiko Risk Management
80
IPC Bersih Clean IPC
82
Kebijakan Anti Korupsi Anti-Corruption Policy
82
Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System
82
Kebijakan Manajemen Anti Kejahatan (Anti Fraud) Anti Crime (Anti Fraud) Management Policy
83
Pedoman Pengelolaan Gratifikasi Gratuity Management Guidelines
85
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
MENGEMBANGKAN SDM IPC DEVELOPING IPC’S HUMAN RESOURCES
Kinerja Sosial: Memberi Manfaat Nyata bagi Masyarakat Social Performance: Providing Real Benefits for the Community
128
Program Kemitraan Partnership Program
129
Program Bina Lingkungan Community Development Program
131
Kisah Sukses Mitra Binaan: Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Safira Success Story of Fostered Partner: Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Safira
132
IPC Peduli: Operasi Katarak Gratis di Jambi IPC Cares: Free Cataract Surgery in Jambi
133
Culture Transformation Phase III Culture Transformation Phase III
95
Membangun Budaya Keselamatan Building a Safety Culture
134
Sistem Rekrutmen yang Adil dan Transparan Fair and Transparent Recruitment System
96
Sistem Manajemen K3 OHS Management System
134
Kesetaraan dalam Pengembangan Karir Equality in Career Development
97
Organisasi K3 OHS Organization
136
Demografi Karyawan Employee Demographics
100
Program dan Kegiatan K3 OHS Programs and Activities
136
Kesejahteraan Karyawan Employee Welfare
103
Pelatihan K3 OHS Training
137
Program Pensiun Pension Plan
104
138
Waktu Kerja Working Time
105
Kinerja Lingkungan: Menjaga Lingkungan untuk Bisnis yang Berkelanjutan Environmental Performance: Maintaining the Environment for Sustainable Business
Kebebasan Berserikat Freedom of Association
105
Dampak Lingkungan dari Kegiatan Usaha Environmental Impact of Business Activities
139
Upaya-upaya IPC untuk Perlindungan Lingkungan IPC Efforts for Environmental Preservation
139
Konsumsi Energi Energy Consumption
140
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Air Efficient Use of Water Resources
141
Pengendalian Emisi Emissions Control
143
Pengelolaan Limbah Waste Management
144
Kepatuhan Compliance
145
Pelabuhan Berwawasan Lingkungan Environmentally Sound Ports
146
Eco-Green Port Eco-Green Port
147
Reception Facilities Reception Facilities
148
Limbah yang Dapat Dikelola Manageable Wastes
149
KINERJA KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY PERFORMANCE Kinerja Ekonomi: Meraih Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan Economic Performance: Achieving Sustainable Growth
118
Kinerja Usaha Business Performance
119
Distribusi Nilai Ekonomi Distribution of Economic Value
120
Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Economic Impacts
122
Pembangunan Terminal NewPriok Construction of NewPriok Terminal
123
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
3
TENTANG LAPORAN INI |
4
ABOUT THIS REPORT
[G4-28]
Periode Pelaporan Reporting Period
:
1 Januari 2014 – 31 Desember 2014 1 January 2014 – 31 December 2014
[G4-29]
Tanggal Laporan Terdahulu Date of Previous Report
:
Juli 2014 July 2014
[G4-30]
Siklus Pelaporan Reporting Cycle
:
Tahunan Annual
[G4-31] [G4-3] [G4-5]
Contact Point
:
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Jl. Pasoso No. 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara – 14310 Tel: +62-21-4301080 Fax: (62-21) 43911704 e-mail:
[email protected] Website: www.indonesiaport.co.id
[G4-32]
Tabel Index GRI GRI Index Table
:
Lihat halaman 150 See page 150
[G4-33]
Penjaminan Laporan Report Assurance
:
Belum dilakukan penjaminan oleh pihak eksternal atas Laporan Keberlanjutan Perseroan No external assurance has been taken on the Company’s Sustainability Report
Pembaca yang terhormat,
Dear valued readers,
Laporan Keberlanjutan 2014 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) – selanjutnya disebut IPC atau Perseroan - adalah laporan keberlanjutan kedua yang kami terbitkan sebagai bentuk komitmen kami untuk melaporkan secara berkala dan lebih rinci kepada para pemangku kepentingan, mengenai kinerja berkelanjutan IPC di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan sepanjang tahun 2014. Kinerja sosial dan lingkungan pada tahun pelaporan juga mencakup aktivitas kami dalam melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagaimana diamanatkan pasal 66 ayat 2C, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang diimplementasikan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Sustainability Report 2014 of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) - hereinafter referred to IPC or the Company - is our second sustainability report that we have published as part of our commitment to report regularly and in more details to the stakeholders, regarding IPC sustainable performance economic, social and environmental aspects throughout 2014. The social and environmental performance in the reporting year also includes our activities in implementing social and environmental responsibility (TJSL) as mandated in Article 66 paragraph 2C, Law No.40 of 2007 on Limited Liability Companies which were implemented through Partnership and Community Development Program.
Pedoman Pelaporan Laporan ini disusun mengacu pada Pedoman Pelaporan Keberlanjutan (Sustainability Reporting Guidelines) dari Global Reporting Initiative Generasi ke-4 (GRI-G4). Laporan ini disiapkan “sesuai dengan” (in accordance) Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI-G4 dengan opsi “inti” (core). [G4-32]
Reporting Guidelines This report was compiled with reference to Sustainability Reporting Guidelines of Global Reporting Initiative 4th Generation (GRI-G4). This report was prepared “in accordance with” Sustainability Reporting Guidelines GRI-G4 with the “core” option. [G4-32]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Walaupun belum sempurna, kami berusaha untuk mengikuti sejumlah prinsip dalam GRI, yakni kemampuan diperbandingkan (comparability), keandalan (reability), akurasi (accuracy), kejelasan (clarity), aktualitas (timeliness) dan keseimbangan (balance). Penyajian data kuantitatif dan/atau kualitatif serta analisisnya dilengkapi dengan kode khusus dengan huruf merah dalam tanda kurung pada akhir paragraf dimaksud, sebagai penanda dari setiap indikator GRI yang terpenuhi. Referensi silang antara informasi yang tersaji dengan indikator GRI dapat dilihat di halaman 150. [G4-32]
Although it’s not perfect, we have made efforts to adhere to a number of principles in GRI, which are comparability, reliability, accuracy, clarity, timeliness and balance. Presentation of quantitative and / or qualitative data as well as the accompanying analysis comes with special codes with letters in red and parentheses at the end of each respective paragraph, as a marker of each GRI indicator being met. Cross-reference between the presented information and GRI indicators can be found on page 150. [G4-32]
Cakupan Pelaporan Dalam laporan ini kami ingin memaparkan kinerja IPC dan entitas anak pada topik-topik yang relevan dan material bagi IPC dan bagi para pemangku kepentingan dalam konteks keberlanjutan untuk mencapai keseimbangan prinsip “triple bottom line”, yakni profit (menghasilkan laba untuk pertumbuhan), people (memberdayakan sumber daya manusia) dan planet (serasi dengan alam).
Reporting Coverage In this report we would like to describe the performance of IPC and its subsidiaries on relevant and material topics to IPC and the stakeholders in the context of sustainability in achieving a balanced principle of “triple bottom line”, which are profit (generating profit for growth), people (empowering human resources) and planet (in harmony with nature).
Data dan informasi yang disajikan dalam laporan ini mencakup kinerja keberlanjutan IPC sebagai perusahaan induk dan tidak termasuk data keberlanjutan yang dikelola oleh entitas anak atau entitas lain dari luar Perseroan. Sedangkan untuk data dan informasi keuangan seperti nilai-nilai ekonomi yang diterima dan didistribusikan yang kami sajikan dalam laporan ini telah mencakup entitas anak sebagaimana tercantum dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II dan Entitas Anaknya untuk tahun yang berakhir pada tangal 31 Desember 2014. [G417][G4-20]
Data and information presented in this report include sustainability performance of IPC as a holding company and exclude sustainability data managed by subsidiaries or other entities outside the Company. Whereas financial data and information, such as obtained and distributed economic values that we present in this report have covered the subsidiaries as stated in Consolidated Financial Statements of Company (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II and Its Subsidiaries for the year ended December 31, 2014. [G4-17][G4-20]
Daftar Entitas Anak dan Entitas Asosiasi yang Dikonsolidasikan ke dalam Laporan Keuangan Perseroan [G4-17]
List of Subsidiaries and Associated Entities which are Consolidated into Financial Statements of the Company [G4-17]
Nama Entitas Anak Name of Subsidiaries
Kegiatan Usaha Nature of Business Activities
Lokasi Location
PT Pengerukan Indonesia (PT Rukindo)
Pengerukan Alur Dredging
Jakarta
Kerjasama Operasi (KSO) Terminal Petikemas Koja (TPK Koja)
Terminal Petikemas Container Terminal
Jakarta
PT Jakarta International Container Terminal (JICT)
Terminal Petikemas Container Terminal
Jakarta
PT Rumah Sakit Pelabuhan (RSP)
Rumah Sakit Hospital
RSP Jakarta, RSP Cirebon, RSP Boom Baru Palembang dan RS Port Medical Center, Jakarta
PT Multi Terminal Indonesia (MTI) *)
Terminal Petikemas dan Konvensional serta Logistik Container and Multicargo Terminal and Logistic
Jakarta
PT EDI Indonesia (EDII)
Sistem Informasi Information System
Jakarta, Surabaya, Medan
PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS)
Sistem Informasi Information System
Jakarta
PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT)
Terminal Kendaraan Car Terminal
Jakarta
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
5
Nama Entitas Anak Name of Subsidiaries
Kegiatan Usaha Nature of Business Activities
PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI)
Jasa Peralatan Pelabuhan Port Equipment Services
Jakarta (kantor pusat) dan seluruh wilayah operasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Jakarta (head office) and all operational areas of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PPI)
Pengembangan Pelabuhan Port Development
Jakarta
PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI)
Penyedia Energi Listrik Electricity Provider
Jakarta
PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI)
Jasa Pelatihan dan Pendidikan Maritim dan Logistik Maritime and Logistic training and education services
Jakarta
PT Jasa Armada Indonesia (JAI)
Penyedia Jasa Transportasi Laut Ship Transportation Services Provider
Jakarta (kantor pusat) dan seluruh wilayah operasi IPC Jakarta (head office) and all operational areas of IPC
PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) *)
Terminal Petikemas dan Konvensional Container and Multicargo Terminal
Pelabuhan Tanjung Priok Port of Tanjung Priok
PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK)
Terminal Petikemas dan Konvensional Container and Multicargo Terminal
Pelabuhan Tanjung Priok Port of Tanjung Priok
PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI)
Terminal Petikemas Container Terminal
Belawan, Jakarta, Surabaya, Makasar
*) Seluruh kegiatan bongkar muat yang dilakukan oleh Cabang Tanjung Priok dan MTI dialihkan ke PT PTP masing-masing sejak tanggal 1 November 2014 dan 1 Januari 2015.
*) All multicargo activities operated by Tanjung Priok Branch and MTI will be transferred to PT PTP effective November 1, 2014 and January 1, 2015, respectively.
Batasan Spesifik Pelaporan Aspek Keberlanjutan IPC [G4-21]
Specific Boundaries of IPC Sustainability Reporting Aspect [G4-21] Data yang dicakup dalam Laporan Keberlanjutan 2014 Included in the 2014 Sustainability Report
Unit
6
Lokasi Location
Ekonomi Economy
Sosial* Social
Lingkungan* Environment
Kantor Pusat Head Office
√
√
√
Cabang Pelabuhan (12 Pelabuhan/Port) Port Branches
√
√
-
Entitas Anak Subsidiaries
√
-
-
*) Tidak seluruh data indikator lingkungan dan sosial disajikan karena keterbatasan data tersedia.
*) Not all environmental and social indicator data presented due to limitations of data available.
Karena keterbatasan data terkait aspek lingkungan, pada laporan kali ini Perseroan hanya melaporkan kinerja lingkungan di Kantor Pusat dan Cabang Tanjung Priok. Pada laporan periode berikutnya kami akan berusaha menyajikan data mengenai aktivitas terkait lingkungan yang material di seluruh cabang Perseroan.
Because of data limitation related to environmental aspect, in this report the Company only reports environmental performance at Head Office and Tanjung Priok Branch. In the next period report we shall attempt to present data on material environmentally-related activities at all branches of the Company.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Perubahan Signifikan Tidak ada perubahan signifikan pada struktur, prinsip akuntansi maupun metode pengukuran data dari Laporan yang disajikan pada tahun sebelumnya sehingga tidak ada pernyataan ulang atas pengungkapan dalam laporan sebelumnya. Selama masa pelaporan tidak terjadi perubahan signifikan pada struktur usaha, struktur kepemilikan dan struktur organisasi IPC. Perbedaan dengan Laporan sebelumnya hanya pada format penyajian informasi yang disajikan dengan opsi “inti” (core). [G4-13] [G4-22][G4-23]
Significant Change There was no significant change in structure, accounting principles and data measurement methods from the Report presented in the previous year therefore there is no restatement on disclosures in the previous report. During the reporting period there was no significant change in business structure, ownership structure and organizational structure of IPC. The difference with the previous Report is only the presentation format of information which is presented with the “core” option. [G413][G4-22][G4-23]
Penetapan Isi Laporan Keberlanjutan [G4-18] Topik yang diungkapkan dalam Laporan ini merupakan aspek material dan batasan-batasannya yang mengungkapkan kebijakan, capaian, dan tantangan keberlanjutan IPC sepanjang periode pelaporan. Topik ini ditetapkan sebelum penulisan Laporan berdasarkan kesepakatan pihak-pihak internal yang hadir dalam sebuah workshop yang difasilitasi oleh tim konsultan yang kami tunjuk.
Determination of Sustainability Report Contents [G4-18] Topics disclosed in this Report are material aspects and their limitations which disclose sustainability policies, achievements, and challenges of IPC during the reporting period. The topics were determined prior to Report preparation upon agreement of internal parties who were present in a workshop facilitated by our designated consultant team.
Peserta workshop yang terdiri dari wakil seluruh divisi/unit kerja yang mengelola aspek-aspek operasional, tata kelola, sumber daya manusia, CSR dan umum, mengindentifikasi semua aspek dan topik yang relevan dengan keberlanjutan IPC dan bersama-sama melakukan uji materialitas terhadap semua aspek yang relevan, yang mempengaruhi pemangku kepentingan dan kinerja keberlanjutan IPC. Aspek yang material adalah aspek yang disepakati berada di ambang batas (menengah ke atas) dalam matriks materialitas sebagaimana disajikan di bawah ini.
Workshop participants consisted of representatives of all divisions/units, which manage operational, governance, human resources, CSR and general aspects, to identify all relevant aspects and topics to IPC sustainability and to jointly conduct test of materiality on all relevant aspects, which affect the stakeholders and IPC sustainability performance. Material aspect is an aspect within the threshold (middle up) in materiality matrix as presented below.
Tahap berikutnya, masing-masing unit kerja mempersiapkan informasi atas aspek material (data pendukung) dengan memperhatikan konteks keberlanjutan, pandangan pemangku kepentingan terkait, memeriksa kelengkapan data dan informasi berdasarkan aspek tersebut, untuk kemudian disusun dalam Laporan Keberlanjutan.
The next stage, each work unit prepared information disclosure on material aspects (supporting data) by taking into account the context of sustainability, the views of relevant stakeholders, checked completeness of data and information based on these aspects, and then incorporated them in Sustainability Report.
Data dan Informasi Data dan informasi disajikan secara kualitatif dan kuantitatif yang merupakan penjelasan kebijakan, upaya dan pencapaian yang dilakukan Perseroan. Data numerik disajikan secara metrik, kecuali diindikasikan lain. Data finansial yang disajikan adalah data yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk keperluan Laporan Keuangan Perseroan, kecuali diindikasikan lain. Penyajian data sedapat mungkin menggunakan data perbandingan dua tahun berturut-turut, sehingga pembaca dapat melakukan analisa komparasi. Semua data yang dimuat dapat dipercaya karena didukung oleh dokumen yang ada dan dapat diverifikasi oleh pemangku kepentingan yang ingin melakukannya.
Data and Information Data and information are presented qualitatively and quantitatively to explain the Company’s policies, efforts and achievements. Numerical data are presented in metric, unless indicated otherwise. Presented financial data are data that have been audited by Public Accounting Firm for the purpose of the Company’s Financial Statements, unless indicated otherwise. Data presentation as much as possible used data comparison of two consecutive years, so that the readers can make a comparative analysis. All presented data are reliable because they are supported by existing documents and can be verified by stakeholders who wish to do so.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
7
Pemilihan Topik dalam Materialitas [G4-18]
Laporan
dengan
Uji
Selection of Topic in the Report through Materiality Test [G4-18] 1
6
PENTING BAGI PEMANGKU KEPENTINGAN Important to stakeholders
13
10
9
14
2 11
TINGGI 5 High
16
RENDAH Low
3 4
SEDANG Medium
8 12
15
7
PENTING BAGI ORGANISASI Important for the organization
Daftar Isu dan Topik yang Relevan untuk IPC [G4-19]
List of Relevant Issues and Topics to IPC [G4-19]
Kategori Ekonomi
Kategori Sosial
Category: Economy
Category: Social
❶ Kinerja Ekonomi |Economic Performance
Sub Kategori Praktik Kepegawaian dan Pekerjaan yang Layak
❷ Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Sub-category: Labor Practices and Decent Work
|Indirect Economic Impacts
❾ Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kategori Lingkungan
❿ Pendidikan dan Pelatihan |Training and Education
Category: Environmental
⓫ Mekanisme Sengketa Perburuhan
❸ Konsumsi Air |Water Consumption
|Labor Practices Grievance Mechanism
|Occupational Health and Safety
❹ Konsumsi Energi |Energy Consumption ❺ Emisi |Emissions
Kategori Sosial
❻ Efluen dan Limbah |Effluent and Waste
Category: Social
❼ Transportasi |Transportation
Sub Kategori Kemasyarakatan
❽ Kepatuhan |Compliance
Sub-category: Society ⓬ Masyarakat Setempat | Local Community ⓭ Anti Korupsi |Anti-Corruption ⓮ Perilaku Anti Persaingan |Anti-Competitive
Behaviour
⓯Kepatuhan |Compliance Kategori Sosial Category: Social Sub. Kategori Tanggung Jawab Produk Sub. Category Product Responsibility ⓰ Pelabelan Produk dan jasa |Product and Service Labelling
8
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Aspek Material dan Boundary terhadap Cakupan Usaha IPC No.
Material Aspect and Boundary to IPC’s business Scope Batasan Aspek yang Material Boundary on the material Aspects
Aspek yang Material Material Aspects
Di Dalam Organisasi [G4-20] Within the Organization
Di Luar Organisasi [G4-21] Outside the Organization
Kategori: Ekonomi Category: Economy 1
Kinerja ekonomi Economic Performance
IPC dan entitas anak IPC and Subsidiaries
-
2
Dampak ekonomi tidak langsung
IPC dan entitas anak IPC and Subsidiaries
Masyarakat Society
Kategori: Lingkungan Category: Environmental 3
Konsumsi air Water Consumption
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
4
Konsumsi energi Energy Consumption
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
5
Emisi Emission
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
6
Efluen dan Limbah Effluent and Waste
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
7
Transportasi Transportation
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
8
Kepatuhan Compliance
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan Head Office and Tanjung Priok Branch
-
Kategori: Sosial Category: Social Sub Kategori: Praktik Kepegawaian dan Pekerjaan yang Layak Sub-category: Labor Practice and Decent Work 9
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Occupational Health and Safety
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
Karyawan Employees
10
Pendidikan dan pelatihan Training and Education
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
Karyawan Employees
11
Mekanisme sengketa perburuhan Labor Practice Grievance Mechanism
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
Karyawan Employees
Kategori: Sosial Category: Social Sub Kategori: Masyarakat Sub-category: Society 12
Masyarakat setempat Local Community
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
Masyarakat Society
13
Anti korupsi Anti-Corruption
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
-
14
Perilaku anti persaingan Anti-Competitive Behaviour
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
-
15
Kepatuhan Compliance
Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan*) Head Office and Tanjung Priok Branch
-
-
Pelanggan/Pengguna Jasa Customers
Kategori: Sosial Category: Social Sub Kategori: Tanggung Jawab Produk Sub-category: Product Responsibility 16
Pelabelan produk dan jasa (Survey Kepuasan Pelanggan) Product and Service Labelling (Customer Satisfaction Survey)
*) Beberapa data hanya tersedia untuk operasi Kantor Pusat dan beberapa Kantor Cabang.
*) Some data only available for Head Office and Tanjung Priok Branch operations.
Umpan Balik Kepada pemangku kepentingan IPC; karyawan, mitra usaha, pelanggan, pemegang saham dan pihak-pihak terkait lainnya, kami mengundang anda untuk menyampaikan segala pertanyaan, umpan balik maupun kritik di Lembar Tanggapan pada bagian akhir dari laporan ini, sehingga kami dapat meningkatkan kinerja keberlanjutan kami di masa mendatang. Anda dapat menghubungi kami pada contact point di atas. [G4-31]
Feedback To IPC stakeholders, employees, business partners, customers, shareholders, and other related parties, we invite you to submit any questions, feedback or criticism on Response Sheet at the end of this report, so that we can improve our sustainability performance in the future. You can contact us at the above contact point. [G4-31]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
9
PENGANTAR DARI DIREKTUR UTAMA | MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR [G4-1]
IPC memainkan peran kunci dalam mendukung program poros maritim dan tol laut serta mewujudkan struktur biaya logistik nasional yang efisien sebagai bagian dari gagasan reformasi logistik kemaritiman. IPC plays a key role to support the world maritime fulcrum and marine toll as well as to realize efficient cost structure of national logistics as part of the maritime logistics reform aspiration.
R.J. Lino Direktur Utama President Director
10
Para Pemangku Kepentingan yang terhormat,
Dear Valued Stakeholders,
Laporan Keberlanjutan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 2014 ini dibuat untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan mengenai apa yang telah kami lakukan sepanjang tahun 2014 untuk memperkuat tata kelola, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan menyeimbangkan pencapain kinerja di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Semuanya kami lakukan agar Perseroan dapat mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, memberi manfaat bagi pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
Sustainability Report of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 2014 is prepared to provide information to stakeholders on what we have done throughout 2014 to reinforce governance, to improve the quality of Human Resources (HR), and to balance the achievement of economic, social and the environmental performances. We do all that is required for the Company to achieve sustainable business growth and to benefit the stakeholders and the wider community.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Relevansi Keberlanjutan bagi IPC Indonesia saat ini memasuki paradigma baru pembangunan yang berbasis kelautan. Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan konsep poros maritim dan tol laut agar Indonesia sebagai negara kelautan dapat sejajar dengan negara-negara maritim di dunia. Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa kepelabuhanan, Perseroan memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan gagasan tersebut.
Sustainability Relevance for IPC Indonesia is now entering a new paradigm of marine-based development. The President of the Republic of Indonesia launched the concept of the world maritime fulcrum and marine toll for Indonesia as a maritime country can stand in line with other maritime countries in the world. As a provider of port services, the Company has an important role in the effort to realize this aspiration.
Menurut data World Bank, biaya logistik di Indonesia saat ini masih sekitar 24,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Hal ini terutama disebabkan masih tingginya inventory carrying cost akibat rendahnya keterandalan pemasok barang, disparitas yang lebar dari waktu tunggu (dwelling time) serta mahalnya biaya distribusi melalui moda transportasi darat.
According to World Bank data, logistics cost in Indonesia is still about 24.6% of Gross Domestic Product (GDP), the highest compared with other Asian countries. This is mainly due to the high inventory carrying cost because of the low reliability of goods suppliers, the wide disparity of dwelling time, as well as the high distribution cost of land transportation modes.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
11
12
Perseroan berupaya membantu mengurangi beban jalan raya dengan mengurangi penggunaan truk angkut khususnya dari Pelabuhan Tanjung Priok ke kawasan industri karena selain mengakibatkan kemacetan di dalam kota juga menyebabkan biaya tinggi. Salah satu solusinya adalah mengembangkan konsep tiga moda transportasi, yaitu jalan darat, jalur laut dan jalur kereta api.
The Company strives to help reduce the road burden by reducing the use of haul trucks, especially from Tanjung Priok Port to industrial areas because this leads to traffic jam in the city and higher costs. One of the solutions is to develop the concept of three transportation modes, which are land roads, sea lanes and railways.
Perseroan ikut mendorong realisasi pengembangan jalan tol lingkar Jakarta II Cibitung – Cilincing sebagai solusi moda jalan darat yang akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan daerah industri dan logistik. Untuk moda jalur kereta api, jalur baru kereta api akan dibangun untuk menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan daerah industri Cikarang bersisian dengan akses Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2.
The Company also contributes to the development of Jakarta ring road II Cibitung - Cilincing as a land road solution mode that will connect Tanjung Priok Port with industrial and logistics areas. For railway mode, a new railway lines will be built to connect Tanjung Priok Port with Nusantara Bonded Zone (KBN) and Cikarang industrial area adjacent to the access to Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2.
Sedangkan moda jalur laut, Perseroan berencana memanfaatkan kanal (water way) yang telah ada sepanjang 40 km dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang Jawa Barat yang disebut kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL). Kanal tersebut nantinya akan menjadi jalur transportasi yang bisa dilewati kapal tongkang berkapasitas muatan maksimal 60 peti kemas. Untuk mendukung rencana ini, akan dibangun sebuah terminal tongkang di wilayah Cikarang (Cikarang inland water way).
Whereas for the sea lanes mode, the Company plans to use the existing water way of 40 km length from Tanjung Priok to Cikarang industrial area of West Java called Cikarang-Bekasi-Sea (CBL) water way. The water way will become a transportation lane passable for barges with maximum loading capacity of 60 containers. To support this plan, a barge terminal in Cikarang inland water way will be built.
Salah satu dukungan Perseroan untuk mewujudkan jaringan logistik nasional yang lebih efisien dan modern adalah pembangunan Terminal NewPriok yang merupakan proyek pembangunan pelabuhan terbesar di Indonesia saat ini. Pembangunan yang direncanakan selesai 2023 ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap I direncanakan selesai 2017 dan akan dibangun 3 terminal peti kemas dengan kapasitas 4,5 juta TEUs dan pembangunan tiga terminal curah cair dengan kapasitas 10 juta meter kubik per tahun. Sedangkan pembangunan tahap II direncanakan pada 2018–2023 meliputi pembangunan 4 terminal peti kemas dengan total kapasitas 8 juta TEUs per tahun.
One of the Company’s supports to realize a more efficient and modern national logistics network is the construction of New Priok Terminal which is the largest port construction project in Indonesia today. The construction is scheduled to be completed by 2023 and is divided into two phases. Phase I is scheduled to be completed by 2017 and will build 3 container terminals with a capacity of 4.5 million TEUs and 3 liquid bulk terminals with a capacity of 10 million meters cubic per year. Whereas the second phase is scheduled during 2018-2023 including construction of 4 container terminals with a total capacity of 8 million TEUs per year.
Ke depan, Perseroan berharap pola angkutan barang khususnya di pulau Jawa yang menjadi pusat konsentrasi industri dan konsumsi, beralih ke pola angkutan laut. Studi dari sebuah lembaga riset internasional menyimpulkan bahwa jika 50% pola distribusi barang intra pulau Jawa dan Jawa-Sumatera dapat dialihkan dari angkutan darat ke angkutan laut, maka akan terjadi penghematan biaya logistik sekitar Rp 300 triliun yang artinya ada penurunan biaya logistik sebesar 3,69% dari PDB.
Going forward, the Company expects that the trend of cargo transportation, especially on Java island, which is the center of industry and consumption concentration, will shift to sea transport. The study of an international research institution concluded that if 50% of cargo distribution of intra-Java and Java-Sumatra could be shifted from land transport to sea transport, there would be a logistics cost saving of approximately Rp 300 trillion, meaning a decrease in logistics costs by 3.69 % of GDP.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Strategi dan Inisiatif Di tahun 2014, sejumlah program strategis telah direalisasikan. Untuk mendukung rencana investasi, Perseroan telah mendapatkan komitmen pendanaan dari perbankan dalam dan luar negeri yang menunjukkan tingkat kepercayaan para kreditur terhadap Perseroan. Sesuai perjanjian, IPC akan memperoleh fasilitas kredit pinjaman luar negeri senilai USD 2 milliar, dengan eksisting draw down senilai USD 550 juta yang akan digunakan untuk membiayai investasi pengembangan sejumlah pelabuhan baru dan infrastruktur penunjang.
Strategies and Initiatives In 2014, a number of strategic programs have been realized. To support the investment plan, the Company has secured funding commitments from domestic and overseas banks that shows creditors confidence level on the Company. According to the agreement, IPC will acquire foreign loan facilities worth USD 2 billion, with existing draw down of USD 550 million which will be used to finance investments in development of a number of new ports and supporting infrastructure.
Apa yang sudah dan akan dilakukan oleh Perseroan untuk mendukung program poros maritim dan tol laut serta mewujudkan struktur biaya logistik nasional yang efisien merupakan bagian dari gagasan reformasi logistik kemaritiman yang membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan dalam rantai distribusi nasional. Ke dalam, Perseroan melakukan pembenahan dari halhal yang mendasar bagi perbaikan kualitas layanan dan fasilitas seperti perbaikan hard dan soft infrastructure, rekonfigurasi lahan serta penambahan alat demi meningkatkan kapasitas di pelabuhan. Perbaikan soft infrastructure yang telah dilakukan diantaranya adalah program change management, penyederhanaan sistem birokrasi hingga penyediaan truck booking system, sistem pengelolaan peti kemas OPUS, Auto Gate, serta layanan pelabuhan 24/7 yang berlaku untuk semua pihak dan instansi yang terlibat di dalam operasi pelabuhan.
What has been and will be done by the Company to support the world maritime fulcrum and marine toll program as well as to realize efficient cost structure of national logistics is part of the maritime logistics reform aspiration which needs the support of all stakeholders in the national distribution chain. Internally, the Company enhances the basic concerns in improvement of the quality of services and facilities, such as hard and soft infrastructure improvement, land reconfiguration, and additional equipment in order to increase the port capacity. Soft infrastructure improvement that has been done includes change management program, simplification of the bureaucratic system, provision of truck booking system, OPUS container management system, Auto Gate, as well as 24/7 port services that apply to all parties and agencies involved in port operations.
Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sekaligus menurunkan biaya logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Perseroan terus berupaya menurunkan dwelling time, yaitu waktu yang dibutuhkan dalam proses ekspor dan impor sejak dimulai dengan proses pre-clearance, clearance hingga post clearance. Penyempurnaan sistem yang dilakukan diantaranya adalah “Auto Gate System” (Sistem Pintu Otomatis) yang telah diterapkan di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2014, Pelabuhan Tanjung Priok telah menerapkan auto gate system di seluruh wilayah terminal operasi. Sistem baru ini berhasil meningkatkan kecepatan layanan pemasukan dan pengeluaran peti kemas di Pintu (gate) kawasan pelabuhan (TPS). Auto gate system juga diterapkan di JICT.
To improve competitive advantage as well as to reduce logistics costs and to boost national economic growth, the Company continuously strives to reduce dwelling time, which is the time required in export and import process including pre-clearance, clearance, and post clearance processes. The refined systems include “Auto Gate System” which has been implemented since 2014 in all operation terminals of Tanjung Priok Port. This new system has accelerated the speed of incoming and outgoing container services at the gate of the port area (TPS). An auto gate system is also implemented in JICT.
Pembenahan sistem juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja operasional peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama dengan menerapkan NBS (New Billing System) untuk mempercepat pelayanan, pembayaran, dan meningkatkan fungsi customer care di Pelabuhan Tanjung Priok.
System improvement is also made to increase operational performance of containers at major ports by applying NBS (New Billing System) to speed up services and payments, as well as to improve customer care function at Tanjung Priok Port.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
13
14
Di bidang sumber daya manusia, strategi pengelolaan SDM di tahun 2014 difokuskan pada optimalisasi dan peningkatan kompetensi yang mendukung tercapainya visi dan target Peseroan. Peseroan sangat fokus dalam upaya peningkatan kinerja karyawan dengan merancang berbagai program pengembangan individu, baik untuk menunjang keterampilan soft skill maupun hard skill. Berbagai pelatihan, workshop serta beasiswa pendidikan diberikan kepada karyawan dari berbagai level, mulai dari karyawan baru hingga anak perusahaan. Seluruh karyawan memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berkembang dalam rangka membangun jenjang karirnya.
In human resources aspect, HR management strategy in 2014 was focused on competencies optimization and improvement that support achievement of the Company’s vision and targets. The Company is very focused in improving employee performance by designing various individual development programs, to support soft skills and hard skills. Various trainings, workshops and educational scholarships were provided to employees at various levels, ranging from new employees to subsidiaries. All employees have equal rights and opportunities for their career path development.
Untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan, Perseroan telah melaksanakan sejumlah perbaikan seperti evaluasi tarif pelayanan jasa kepelabuhan di tiap Cabang Pelabuhan, implementasi Terminal Operation System (TOS) Multipurpose, Warehousing, Ro-Ro, penyempurnaan proses perencanaan, pelayanan, dan pengendalian operasi secara terintegrasi, implementasi Port Marine Service (PMS), penerapan standar keselamatan sesuai International Safety Management Code (ISM Code) untuk pemenuhan standar keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran laut, serta standardisasi pola operasi penanganan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
To improve service quality and customer satisfaction, the Company has implemented a number of improvements, such as evaluation of port service tariffs in each Port Branch, implementation of Terminal Operation System (TOS) Multi-purpose, Warehousing, Ro-Ro, improvement of planning process, services, and operations control in an integrated manner, implementation of Port Marine Service (PMS), application of safety standards according to International Safety Management Code (ISM Code) for compliance with safety standards of ship operations and sea pollution prevention, and standardization of container handling operations model at Tanjung Priok Port.
Penyempurnaan sistem ke arah otomatisasi pelayanan operasional terminal pelabuhan harus didukung oleh teknologi informasi yang andal. Di tahun 2014 pembenahan sistem Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu prioritas utama untuk mengantisipasi teknologi yang terus berkembang. Beberapa aplikasi yang dikembangkan diantaranya adalah:
Systems improvement towards automation of port terminal operational services should be supported by reliable information technology. In 2014 Information Technology (IT) system improvement is one of the main priorities in anticipation of the continuously evolving technology. Several developed applications, among others, are:
1. Penerapan TI berstandar internasional yaitu terminal operating system (TOS) untuk mendukung operasional Terminal Peti kemas. Penerapan TOS dilakukan secara bertahap, dimulai dari Terminal III Tanjung Priok, dan akan dikembangkan di tempat lain dengan memperhatikan kesiapan fasilitas terminal peti kemas dan volumenya.
1. IT implementation with international standards, namely terminal operating system (TOS) to support Container Terminal operations. TOS is implemented gradually, starting from Terminal III of Tanjung Priok, and will be developed in other ports taking into account the readiness and volume of container terminal facilities.
2. Penerapan TI untuk mendukung layanan terminal kendaraan (car terminal operating system) di PT Indonesia Kendaraan Terminal. Solusi ini diterapkan di terminal internasional maupun terminal domestik dengan menggunakan barcode yang menempel di badan kendaraan sebagai vehicle identification number sehingga dapat mempercepat proses bongkar muat di dermaga.
2. IT implementation to support car terminal operating system in PT Indonesia Kendaraan Terminal. This solution is implemented in international and domestic terminals using barcodes attached to the vehicle body as vehicle identification number in order to accelerate loading and unloading process at the docks.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
3. Penerapan TI untuk mendukung layanan logistik dan pergudangan untuk kebutuhan operasional di PT Multi Terminal Indonesia. Solusi ini merupakan modul terintegrasi mulai dari pergudangan, pengangkutan, freight forwarding dan third party logistic.
3. IT implementation to support logistics and warehousing services for operational needs in PT Multi Terminal Indonesia. This solution is an integrated module covering warehousing, transportation, freight forwarding, and third party logistics.
4. Implementasi dashboard system untuk menyajikan data/informasi dalam bentuk grafis yang dapat digunakan sebagai sarana bantu analisa serta pengambilan keputusan. Implementasi ini dibagi menjadi dua fase. Pada fase 1 telah dikembangkan sistem informasi dwelling time nasional (www.dwelling. indonesiaport.co.id) untuk menyajikan jumlah dwelling time di pelabuhan terminal peti kemas di Jakarta, yaitu JICT, TPK Koja, Terminal III Tanjung Priok. Sedangkan, pada fase 2, telah dikembangkan sistem informasi untuk menyajikan data kinerja peti kemas seperti throughput/productivity, turn-round-time, dan sebagainya.
4. Dashboard system implementation to present data/ information in graphic form that can be used as analysis and decision-making tools. This implementation is divided into two phases. In phase 1, national dwelling time information system (www.dwelling.indonesiaport. co.id) has been developed to present dwelling time in container terminal ports in Jakarta, which are JICT, TPK Koja, Terminal III of Tanjung Priok. Whereas, in phase 2, information system has been developed to present container performance data, such as throughput/ productivity, turn-round time, and so forth.
Untuk mendukung keberlanjutan usaha serta sejalan dengan komitmen Perseroan untuk “Committed to Progress”, investasi pengembangan terus dilaksanakan. Realisasi investasi konsolidasian pada tahun 2014 yang merupakan investasi induk perusahaan dan entitas anak mencapai Rp 3,84 triliun, naik 21,90% dibandingkan Rp 3,15 triliun di tahun 2013.
In order to support business sustainability and to be in line with the Company’s spirit “Committed to Progress,” development investment is continuous. The consolidated investment realization in 2014 by the parent entity and its subsidiaries reached Rp 3.84 trillion, increased by 21.90% compared to Rp 3.15 trillion in 2013.
Kinerja Operasi dan Finansial Kondisi ekonomi makro sepanjang tahun 2014 belum juga membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perekonomian global dan domestik yang masih melambat mempengaruhi aktivitas pada pelabuhan yang menjadi bisnis utama Perseroan.
Operating and Financial Performance Macroeconomic conditions throughout 2014 had not been recovered compared to the previous year. The continuously slowing global and domestic economy affected port activities which are the Company’s main business.
Pada tahun 2014, realisasi kunjungan kapal mencapai 220.222.610 GT atau naik 0,05% dibandingkan 220.116.560 GT pada tahun 2013. Kunjungan kapal luar negeri mencapai 8.725 unit, turun 2,07% dibandingkan 8.909 unit di tahun 2013. Namun dari sisi GT terjadi peningkatan 0,14% dari 117.554.270 GT pada tahun 2013 menjadi 117.714.577 GT pada tahun 2014. Sedangkan kunjungan kapal dalam negeri mencapai 39.481 unit pada tahun 2014, turun 1,26% dibandingkan 39.983 unit pada tahun 2013. Dari sisi GT juga mengalami penurunan sebesar 0,04% dari 100.894.837 GT pada tahun 2013 menjadi 100.852.054 GT pada tahun 2014.
In 2014, ship arrivals reached 220,222,610 GT or increased by 0.05% compared to 220,116,560 GT in 2013. Foreign ship arrivals reached 8,725 units, decreased by 2.07% compared to 8,909 units in 2013. However, in terms of GT, there was an increase of 0.14% from 117,554,270 GT in 2013 to 117,714,577 GT in 2014. Whereas local ship arrivals reached 39,481 units in 2014, decreased by 1.26% compared to 39,983 units in 2013. In terms of GT, there was also a decrease of 0.04% from 100,894,837 GT in 2013 to 100,852,054 GT in 2014.
Arus barang mencapai 145.568.088 ton, naik 0,30% dibandingkan 145.134.254 ton pada tahun 2013. Arus barang untuk perdagangan luar negeri meningkat 0,57% menjadi 60.884.878 ton pada tahun 2014 dari 60.539.340 pada tahun 2013. Sedangkan untuk pedagangan dalam negeri meningkat 0,10% menjadi 84.683.210 ton pada tahun 2014 dibandingkan 84.594.915 ton pada tahun 2013.
The cargo flow reached 145,568,088 tons, increased by 0.30% compared to 145,134,254 tons in 2013. The cargo flow for foreign trade increased by 0.57% to 60,884,878 in 2014 tons from 60,539,340 tons in 2013. Whereas for domestic trade increased by 0.10% to 84,683,210 tons in 2014 compared to 84,594,915 tons in 2013.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
15
16
Arus peti kemas mencapai 4.857.089 boks pada tahun 2014, mengalami penurunan 2,28% dibandingkan 4.970.169 boks pada tahun 2013. Dalam satuan TEUs arus peti kemas turun 2,23% dari 6.589.982 TEUs pada tahun 2013 menjadi 6.442.968 TEUs pada tahun 2014. Arus peti kemas di terminal konvensional dalam boks sebesar 1.969.211 boks atau turun 4,51% dibandingkan 2.062.136 boks pada tahun 2013. Dari sisi satuan TEU’s juga turun 4,45% dari 2.499.034 TEUs pada tahun 2013 menjadi 2.387.824 TEUs pada tahun 2014. Sedangkan arus peti kemas di terminal peti kemas dalam boks sebesar 2.887.878 boks atau turun 0,69% dibandingkan 2.908.033 boks pada tahun 2013. Dari satuan TEUs, terjadi penurunan sebesar 0,88% dari tahun 2013 sebesar 4.090.948 TEUs menjadi 4.055.144 TEUs.
Container flow reached 4,857,089 boxes in 2014, decreased by 2.28% compared to 4,970,169 boxes in 2013. In terms of TEUs, container flow decreased by 2.23% from 6,589,982 TEUs in 2013 to 6,442,968 TEUs in 2014. Container flow at conventional terminals in boxes amounted to 1,969,211 boxes or decreased by 4.51% compared to 2,062,136 boxes in 2013. In terms of TEUs, there was also a decrease of 4.45% from 2,499,034 TEUs in 2013 to 2,387,824 TEUs in 2014. Whereas container flow at container terminal in boxes amounted to 2,887,878 boxes or decreased by 0.69% compared to 2,908,033 boxes in 2013. In terms of TEUs, there was a decrease of 0.88% from 2013 which amounted to 4,090,948 TEUs to 4,055,144 TEUs.
Sementara arus penumpang mencapai 1.245.541 orang, mengalami penurunan 13,92% dibandingkan 1.447.013 orang pada tahun 2013.
Whereas passenger flow reached 1,245,541 people, decreased by 13.92% compared to 1,447,013 people in 2013.
Perseroan mencatat pendapatan usaha bersih sebesar Rp 6,41 triliun, naik 5,40% dibandingkan Rp 6,08 triliun pada tahun 2013. Pendapatan usaha tersebut terutama berasal dari pendapatan jasa terminal yang naik 5,53% dari Rp 1,96 triliun di tahun 2013 menjadi Rp 2,07 triliun, pendapatan jasa kapal yang naik 35,27% dari Rp 979,08 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 1,32 triliun serta pelayanan terminal peti kemas yang naik 7,18% dari Rp 924,05 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 990,38 miliar.
The Company recorded net operating revenue of Rp 6.41 trillion, increased by 5.40% compared to Rp 6.08 trillion in 2013. The operating revenue is primarily derived from terminal services revenue which increased by 5.53% from Rp 1.96 trillion in 2013 to Rp 2.07 trillion, ship services revenue which increased by 35.27% from Rp 979.08 billion in 2013 to Rp 1.32 trillion and container terminal services which increased by 7.18% from Rp 924.05 billion in 2013 to Rp 990.38 billion.
DI sisi lain, akumulasi beban usaha sepanjang tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 11,08% dari Rp 4,83 triliun di tahun 2013 menjadi Rp 5,36 triliun. Kontribusi terbesar beban usaha berasal dari kerja sama mitra usaha yang naik 7,97% dari Rp 1,60 triliun di tahun 2013 menjadi Rp 1,73 triliun, beban pegawai yang naik 9,87% dari Rp 1,07 triliun di tahun 2013 menjadi Rp 1,17 triliun serta beban umum yang naik 6,72% dari Rp 843,69 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 900,37 miliar.
On the other side, the accumulated operating expenses in 2014 also increased by 11.08% from Rp 4.83 trillion in 2013 to Rp 5.36 trillion. The main contributions to operating expenses came from partnership which increased by 7.97% from Rp 1.60 trillion in 2013 to Rp 1.73 trillion, employee expenses which increased by 9.87% from Rp 1.07 trillion in 2013 to Rp 1.17 trillion and general expenses which increased by 6.72% from Rp 843.69 billion in 2013 to Rp 900.37 billion.
Hasilnya, Perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 2,04 triliun, turun 12,85% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp 2,34 triliun. Selain disebabkan peningkatan beban usaha, penurunan laba usaha juga disebabkan adanya restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp 200 miliar, sehingga meningkatkan beban tambahan pada Perseroan.
As a result, the Company recorded a pre-tax profit of Rp 2.04 trillion, decreased by 12.85% compared to 2013 which reached Rp 2.34 trillion. In addition due to the increase in operating expenses, a decrease in operating income was also caused by restructuring in subsidiary, PT Rukindo with an incurred loss of approximately Rp 200 billion, contributing to additional expenses of the Company.
Kinerja Sosial Keberlanjutan usaha Perseroan tidak hanya diukur dari pertumbuhan kinerja finansial saja, tetapi juga kemampuan dalam memahami permasalahan sosial dan lingkungan di komunitas sekitar wilayah operasional Perseroan serta sejauh mana kepedulian dan keterlibatan kami dalam pembangunan masyarakat secara utuh.
Social Performance The Company’s business sustainability is not only measured by financial performance growth, but also its ability to comprehend the social and environmental issues in the community surrounding the Company’s operational areas as well as the extent of our concern and involvement in the community development as a whole.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perseroan ingin memberikan manfaat nyata dari hasil usaha yang kami peroleh dengan merancang programprogram berkelanjutan berbasis kebutuhan masyarakat. Perseroan berkomitmen untuk ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan membangun masyarakat yang mandiri.
With corporate social responsibility (CSR) programs and Partnership and Community Development Program (PKBL), the Company would like to provide real benefits from our obtained business results by designing sustainable programs based on the community needs. The Company is committed to encourage economic growth and develop independent community.
Sepanjang tahun 2014, Program Kemitraan telah melaksanakan kegiatan penyaluran sebesar Rp 6,024 miliar, penyaluran Program Bina Lingkungan dengan sumber dana berasal dari sisa alokasi penyisihan laba tahun sebelumnya sebesar Rp 1,192 miliar dan penyaluran Program Bina Lingkungan dengan sumber dana berasal dari pembiayaan perusahaan sebesar Rp 11,64 miliar. Sedangkan untuk pelaksanaan program-program CSR, Perseroan mengeluarkan investasi senilai Rp 1,27 miliar.
In 2014, our Partnership Program distributed Rp 6.024 billion. The Community Development Program distributed Rp 1.192 billion from the remaining allocated profit of the previous year, and an amount of Rp 11.64 billion from the Company’s financing. Whereas for CSR programs, the Company invested an amount of Rp 1.27 billion.
Dari sisi wilayah cakupan aktivitas PKBL, Perseroan telah menjangkau 12 wilayah operasi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sorong dan Bangka Belitung.
Coverage area of the Company’s CSR activities has reached 12 operational areas, namely: Jakarta, West Java, Lampung, South Sumatra, West Sumatra, Banten, Jambi, Bengkulu, West Kalimantan Sorong, and Bangka Belitung.
Sektor-sektor kegiatan masyarakat yang menjadi sasaran Program Kemitraan, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah adalah: sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, pendidikan, dan lainnya. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan, bantuan yang diberikan mencakup berbagai sektor seperti bantuan kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
The Partnership Program’s targeted sectors of communal activities, in the form of loans and grants are: industry, trade, agriculture, animal husbandry, agriculture, fishery, services, education, and so forth. As for Community Development Program, the provided aids are distributed to various sectors, such as aid for victims of natural disasters, aid for education and training, aid for health improvement, aid for development of infrastructure / public utilities, aid for religious facilities, aid for nature conservation, and aid for social community in order to eradicate poverty.
Kinerja Lingkungan Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap inisiatif mengatasi perubahan iklim berskala global yang dilakukan masyarakat dunia, Perseroan ikut berupaya memelihara lingkungan hidup di komunitas sekitar dengan langkah-langkah kecil namun nyata. Perseroan mengajak semua pemangku kepentingan di lingkungan pelabuhan untuk berperan serta membuat lingkungan sekitarnya menjadi nyaman, sehat serta ramah lingkungan. Secara internal kami melakukan berbagai upaya efisiensi dalam penggunaan energi listrik, bahan bakar minyak dan air bersih.
Environmental Performance As part of awareness and support for initiatives to overcome climate change on a global scale being made by the world community, the Company proactively participates in maintaining environment in the surrounding community with small but concrete steps. The Company persuades all port stakeholders to participate in creating an environment that is comfortable, healthy, and environmentally friendly. Internally, we make efficiency efforts in the use of electricity, fuel and clean water.
Sejak tahun 2011, IPC telah berkomitmen untuk secara bertahap menerapkan konsep eco-green port di semua cabang pelabuhannya. Eco-green port merupakan konsep operasional pelabuhan berwawasan lingkungan yang telah diadopsi oleh pelabuhan-pelabuhan kelas dunia.
Since 2011, IPC has committed to gradually implement eco-green concept in all its branch ports. Eco-green port is a concept of environmentally sound port operations that has been adopted by the world-class ports.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
17
18
Konsep eco-green port pada dasarnya adalah upaya untuk melindungi lingkungan dan komunitas sekitar pelabuhan dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasional pelabuhan. Diharapkan, dengan penerapan eco-green port, pelabuhan sebagai kawasan ekonomi yang melakukan aktivitas bongkar muat barang dan tempat singgah kapalkapal angkut dapat dikondisikan menjadi pelabuhan berwawasan lingkungan yang nyaman bagi pemangku kepentingan, masyarakat umum maupun komunitas yang berada di sekitar pelabuhan.
The eco-green port concept is essentially an effort to protect the port’s surrounding environment and community from negative impact caused by the port operations. It is expected that with the eco-green port implementation, the port as an economic district that conducts cargo loading and unloading and transport ships transit can be conditioned into an environmentally sound and convenient port for the stakeholders, the public, and the port’s surrounding community.
Menurut standar internasional dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setiap pelabuhan harus memiliki fasilitas pengumpulan dan penyimpanan limbah berbahaya dan beracun yang berasal dari kegiatan kapal yang disebut sebagai Reception Facilities (RF). Setiap kapal hanya boleh membuang limbahnya di pelabuhan untuk ditangani oleh operator pelabuhan melalui RF agar limbah tersebut tidak membahayakan lingkungan maupun manusia.
According to the international standards and the applicable laws and regulations in Indonesia, each port must have facilities for collection and storage of hazardous and toxic wastes generated from the ships activities, called Reception Facilities (RF). Each ship may only dispose its wastes at port to be handled by port operator through RF so that the wastes will not harm the environment and humans.
Pelabuhan Tanjung Priok sejak lama telah memiliki fasilitas RF. Di wilayah kerja Pelabuhan Tanjung Priok, pengoperasian fasilitas RF ditangani oleh Divisi Properti. RF juga menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengambilan atau pengumpulan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dari kapal. RF memisahkan antara limbah cair dan padat dimana penanganan limbah padat bekerja sama dengan operator sampah, sedangkan pengelolaan limbah cair seperti oli dan material B3 dikelola oleh RF. Saat ini operasional RF belum dapat beroperasi secara optimal karena terkendala beberapa regulasi mengenai penanganan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang harus melibatkan banyak pihak ketiga yang mempunyai perijinan untuk menangani masing-masing jenis limbah.
Tanjung Priok Port has developed RF for a long time. In the working area of Tanjung Priok Port, RF operations are handled by Property Division. RF also provides facilities for reception or collection of B3 wastes (hazardous and toxic materials) from ships. RF sort liquid and solid wastes wherein solid wastes are managed in cooperation with garbage operators, while liquid wastes, such as oil and B3 materials are managed by RF. RF current operations is not optimal due to regulatory constraint concerning B3 waste management of the Ministry of Environment and Forestry that require involvement of many licensed third parties to manage each type of waste.
Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Perseroan berkomitmen untuk mengelola dan menjaga reputasi perusahaan dengan menjalankan praktikpraktik tata kelola (Good Corporate Governance/GCG) terbaik di setiap aktivitas bisnisnya. Perseroan meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten merupakan hal mendasar untuk dapat mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Nilai-nilai perusahaan dan IPC Way adalah landasan bagi setiap Insan IPC dalam berinteraksi dan bertransaksi dengan semua pemangku kepentingan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan kejujuran. Segala prestasi, pencapaian target dan tujuan yang diperoleh dengan mengorbankan kode etik tidak dapat diterima dan bukan merupakan pilihan.
Improving Governance Quality The Company is committed to managing and maintaining its reputation by implementing the best Good Corporate Governance (GCG) in each of its business activity. The Company believes that consistent GCG implementation is essential to achieve sustainable business growth. Corporate values and IPC Way are the principles of every IPC personnel in their interaction and transaction with all stakeholders by upholding the values of integrity and honesty. Every accomplishment, achieved target and obtained objective at the expense of code of conduct violation is not acceptable and is not an option.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Perseroan menerapkan program IPC Bersih untuk mewujudkan tempat kerja yang bersih dari tindakan curang, korupsi dan pemerasan. Melalui sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system, Perseroan memberikan kesempatan kepada seluruh Insan IPC dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat menyampaikan laporan mengenai indikasi pelanggaran terhadap nilai-nilai etika yang berlaku, berdasarkan buktibukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik.
The Company implements IPC Bersih program to create a workplace that is free of cheating, corruption and extortion. With whistleblowing system, the Company provides opportunity to all IPC personnel and other stakeholders to report any indication of violation against the applicable ethical values, based on accountable evidence and good faith.
Berbagai kebijakan anti korupsi termasuk Kode Etik Bisnis, Pedoman Pelaporan Pelanggaran, Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan Penerapan Whistleblowing System secara langsung maupun tidak langsung menjaga reputasi dan integritas Perseroan dalam menjalankan usaha yang senantiasa mematuhi koridor peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Various anti-corruption policies, including Code of Business Conduct, Violation Reporting Guidelines, Gratuity Management Guidelines and Whistleblowing System Implementation directly or indirectly uphold the Company’s reputation and integrity in running its business in an ongoing compliance with the applicable laws and regulations.
Penutup Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung kegiatan usaha Perseroan selama ini. Kami sampaikan juga apresiasi yang tinggi kepada seluruh karyawan yang telah bekerja keras untuk mencapai kinerja terbaik. Ke depan, kami akan terus meningkatkan kualitas program-program keberlanjutan agar manfaatnya semakin dapat dirasakan langsung oleh para pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat. Kami berharap, IPC tetap berada di hati dan persepsi masyarakat dan terus tumbuh sehingga dapat terus berkontribusi bagi kemajuan negeri ini.
Closing Remarks Finally, we would like to express our gratitude to the shareholders and all stakeholders for supporting the Company’s business to date. We also highly appreciate all employees who have worked hard to achieve the best performance. Going forward, we will continue to improve the quality of the sustainability programs in order to provide more benefits to the stakeholders and the whole society. We hope that IPC remains in the hearts and perceptions of the public and continuously grows to contribute to the development of the country.
Atas nama Direksi On behalf of Board of Directors
R.J. Lino Direktur Utama President Director
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
19
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
20
Profil Organisasi Organization Profile
22
Sekilas Perusahaan Company at A Glance
24
Struktur Organisasi Direktorat Directorate Organization Structure
28
Visi Vision
30
Target Pencapaian Goals
32
Nilai Perusahaan Value
34
IPC Way IPC Way
36
Bidang Usaha Line of Business
38
Bagan Alur Operasional Operational Workflow
40
Produk dan Jasa Product and Services
41
Wilayah Kerja & Cabang Pelabuhan Operational Areas & Port Branches
42
Entitas Anak Subsidiaries
44
Ikhtisar Kinerja 2014 Performance Highlights 2014
46
Jejak Langkah Milestones
48
Penghargaan & Sertifikasi Awards & Certification
50
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
21
PROFIL ORGANISASI |
22
ORGANIZATION PROFILE
NAMA ORGANISASI [G4-3] ORGANIZATION NAME
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
BIDANG USAHA [G4.4] LINE OF BUSINESS
Jasa Kepelabuhanan dan Logistik Port and Logistics Services
LOKASI KANTOR PUSAT [G4-5] HEADQUARTERS LOCATION
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Jl. Pasoso No.1, Tanjung Priok Telepon: (+6221) 430 1080 Fax: (+6221) 435 1225 Email:
[email protected] Website: www.indonesiaport.co.id
JUMLAH DAN NAMA NEGARA OPERASI [G4-6] NUMBER AND NAME OF COUNTRY OF OPERATION
1, Indonesia
KEPEMILIKAN DAN BADAN HUKUM [G4-7] OWNERSHIP AND LEGAL FORM
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimiliki Pemerintah Republik Indonesia 100% A State-Owned Enterprise (SOE) 100% owned by the Government of the Republic of Indonesia
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
WILAYAH KERJA & PELABUHAN [G4-8] OPERATIONAL AREAS & PORT BRANCHES
Terdapat 10 wilayah kerja dan 12 pelabuhan, yaitu: 1. Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat 2. Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu 3. Pelabuhan Jambi, Jambi 4. Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan 5. Pelabuhan Pangkal Balam, Bangka Belitung 6. Pelabuhan Panjang, Lampung 7. Pelabuhan Tanjung Pandan, Bangka Belitung 8. Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta 9. Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat 10. Pelabuhan Banten, Banten 11. Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat 12. Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta 10 operational areas and 12 port branches across: 1. Port of Teluk Bayur, West Sumatra 2. Port of Pulau Baai, Bengkulu 3. Port of Jambi, Jambi 4. Port of Palembang, South Sumatra 5. Port of Pangkal Balam, Bangka Belitung 6. Port of Panjang, Lampung 7. Port of Tanjung Pandan, Bangka Belitung 8. Port of Tanjung Priok, DKI Jakarta 9. Port of Pontianak, West Kalimantan 10. Port of Banten, Banten 11. Port of Cirebon, West Java 12. Port of Sunda Kelapa, DKI Jakarta
SKALA ORGANISASI [G4-9] ORGANIZATION SCALE Jumlah karyawan Employees
1.750 Karyawan/Employees
Pendapatan Usaha Bersih Net Operating Revenue
Rp 6.406,94 miliar | Billion
Jumlah Liabilitas Total Liablilities
Rp 11.795,60 miliar | Billion
Jumlah Ekuitas Total Equity
Rp 9.887,34 miliar | Billion
Kuantitas produk atau jasa yang diberikan Quantity of product or services provided
Lihat Ikhtisar Keberlanjutan halaman 46 See Sustainability Highlights on page 46
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
23
SEKILAS PERUSAHAAN |
24
COMPANY AT A GLANCE
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perhubungan yang bergerak dalam jasa kepelabuhanan dan logistik yang didirikan pada tahun 1960. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) is one of the State-Owned Enterprises (SOE) in transportation sector established in 1960, which engages in port and logistics service.
Sekilas Perusahaan
Company at a Glance
Sejak 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau
Since 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) or Pelindo
Pelindo II memiliki identitas baru yaitu Indonesia Port
II has a new identity, which is Indonesia Port Corporation
Corporation (IPC). Namun, status Perseroan sebagai
(IPC). However, the Company’s status as a State-Owned
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perhubungan
Enterprise (SOE) in transportation sector that operates
yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik,
in port service and logistics remains unchanged. The new
tetap tidak berubah. Perubahan identitas ini untuk
identify is to formed to cement the Company’s position
meneguhkan posisi Perseroan sebagai perusahaan
as a leading port services company in Indonesia, that is
penyedia layanan kepelabuhanan di Indonesia yang lebih
more efficient and modern in every aspect of operations
efisien dan modern dalam berbagai aspek operasinya
in order to achieve its goal to become a world class port
untuk mencapai visi menjadi operator pelabuhan kelas
operator.
dunia. Sejak 2 tahun lalu, Perseroan juga hadir dengan logo baru
Since 2 years ago, the Company also has a new logo that
yang mewakili semangat transformasi. Logo tersebut juga
represents transformative spirit. The logo also become
menjadi simbol kebanggaan bagi semua pihak untuk terus
a symbol of pride for everyone to always strive forward
membawa IPC menjadi perusahaan pelabuhan bertaraf
for IPC becoming a world-class port company. Changes,
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
25
SEKILAS PERUSAHAAN | COMPANY AT A GLANCE
Internasional. Perubahan, kemajuan, dan pencapaian
advancement, and achievement, the Company gives a new
Perseroan memberikan semangat baru untuk dunia
spirit to Indonesia’s port sector.
kepelabuhanan bagi Indonesia. Committed to Progress
Committed to Progress
IPC telah mengembangkan strategi jangka panjang untuk
IPC has developed a long-term strategy to capture
merespon peluang menjadi perusahaan pelabuhan
opportunity to become an international port company in
internasional di Indonesia. PT Pelabuhan Indonesia II
Indonesia. At present, the Company remains its prominent
(Persero) saat ini masih menjadi pemain utama dalam
role in Indonesia port industry, having good management
industri kepelabuhanan dengan kontrol manajemen
control, satisfactory business portfolio, as well as healthy
serta portofolio bisnis yang baik, disertai pertumbuhan
company growth backed with great financial.
perusahaan yang stabil dengan finansial yang sangat baik. Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, baik dari sisi
Although faced with several challenges, from regulation,
regulasi, dinamika ekonomi, politik, dan budaya, namun
to changes in economy and political environment, IPC
IPC tetap teguh untuk membangun rencana strategis demi
is committed to implement its strategic plan in order to
kemajuan perusahaan. Saat ini IPC telah mengembangkan
grow the Company. To date, IPC has developed long-term
rencana strategis jangka panjang untuk menjawab
strategic initiatives to combat identified challenges.
tantangan-tantangan tersebut. Di antara rencana dimaksud, yaitu membangun Terminal
One part of the plan its to build the NewPriok Terminal.
NewPriok. Pembangunan Terminal NewPriok ini sekaligus
The development of NewPriok Terminal is also a forms of
bentuk
mendukung
commitment by the Company to support Indonesia and to
kemajuan bangsa Indonesia dan berkontribusi terhadap
contribute to national growth, or “committed to progress”.
komitmen
Perseroan
untuk
pertumbuhan nasional atau “committed to progress”.
26
Terminal NewPriok akan menjadi jaringan logistik nasional
NewPriok Terminal will become part of national port
yang lebih efisien dan lebih mutakhir untuk menarik lebih
network, which is more efficient and modern attracting
banyak investasi ke Indonesia. Hal ini akan meningkatkan
more investment into Indonesia. With the new network,
level produktivitas dibandingkan dengan pelabuhan-
Indonesia port productivity will be improved, and will also
pelabuhan besar lainnya di seluruh dunia, yang akhirnya
be comparable to other major/large ports around the
dapat memenuhi janji IPC untuk dapat meningkatkan
world. In turn, this will increase growth of trade activities
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
perdagangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi
as well as economy in Indonesia. Hence, IPC fulfills its
Indonesia melalui pengembangan Terminal NewPriok.
promise to contribute to the national growth.
Pembangunan
merupakan
The development of NewPriok Terminal as also the biggest
proyek pembangunan terbesar di Indonesia saat ini
development project in Indonesia to date, which will be
yang mampu memperkuat mata rantai logistik Indonesia
able to strengthen the chain of Indonesia logistics system
secara signifikan. Peresmian Terminal NewPriok dilakukan
significantly. The inauguration of NewPriok Terminal was
oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang
done by the 6th President of Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono (2009-2014) pada tanggal 22 Maret 2013.
Yudhoyono (2009-2014) on March 22, 2013.
Pembangunan yang direncanakan selesai 2023 ini terbagi
The development that is planned to finish in 2023 has
menjadi dua tahap. Tahap pertama direncanakan selesai
two stages. The first stage is planned to complete in
2017 dan akan dibangun 5 terminal yakni: 3 terminal
2017 – where there will be built 5 terminals, comprising
dengan kapasitas 4,5 juta TEUs dan 2 Terminal Curah Cair
3 terminals with capacity of 4.5 million TEUs and 2 Liquid
dengan kapasitas 10 juta meter kubik/tahun. Sementara
Bulk terminals with capacity of 10 million cubic meter
pembangunan tahap II direncanakan pada 2018–2023
per year. The second stage of development is planned in
meliputi pembangunan 4 terminal peti kemas dengan
year 2018-2023 that covers development of 4 container
total kapasitas 8 juta TEUs per tahun.
terminal with total capacity of 8 million TEUs per year.
Terminal NewPriok juga akan meningkatkan kapasitas dan
The NewPriok Terminal will also improve capacity and
efisiensi dari jaringan logistik nasional Indonesia dengan
efficiency of Indonesia is logistics system, such that it will
level produktivitas yang sebanding dengan pelabuhan-
be comparable to other large ports around the world. This
pelabuhan besar di dunia. Pelabuhan ini juga akan
port also improves the capacity to serve bigger container
meningkatkan kemampuan dalam melayani kapal peti
vessels.
Terminal
NewPriok
juga
kemas yang lebih besar. Terminal NewPriok memungkinkan kapal peti kemas kelas
The NewPriok Terminal allows container vessel Triple E
Triple E melewati Indonesia tanpa perlu transshipment di
class to cross Indonesia without trans-shipment in other
pelabuhan lain. Hingga saat ini, kapal Triple E merupakan
port. At present, Triple E class vessel is the largest of its
kelas terbesar dari kapal peti kemas ini, dengan daya
kind and able to carry up to 12,000–15,000 TEUs.
angkut hingga 12.000–15.000 TEUs.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
27
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT [G4-34] | DIRECTORATE ORGANIZATION STRUCTURE
Kepala Satuan Pengawas Intern Head of Internal Control Unit
VP PKBL & CSR VP CSR & PKBL
Kepala Biro Strategi Perusahaan Head of Corporate Strategic Bureau
Kepala Biro Sistem Informasi Head of Information System Bureau
SM Layanan SDM & Umum HR Services & General Senior Manager
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Human Resources and General Affairs Director
SM Pemetaan SDM & Manajemen Karir HR Mapping & Career Management
SM Pengembangan SDM & Diklat HR Development & Training & Education Senior Manager SM Perencanaan & Kesejahteraan SDM HR Planning & Welfare Senior Manager
Direktur Pembinaan Cabang & Anak Perusahaan & Bisnis Pendukung Branches, Subsidiary & Supporting Business Development Director
SM Pembinaan Cabang & Anak Perusahaan Subsidiary & Development Senior Manager
SM Perencanaan & Pengembangan Bisnis II Planning & Business Development Senior Manager II
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Commercial and Business Development Director
SM Perencanaan & Pengembangan Bisnis I Planning & Business Development Senior Manager I
SM Pemasaran Marketing Senior Manager
Direktur Utama President Director
Manager Pusat Layanan Keuangan Pelanggan (CSC) CSC Finance Operational Manager
Manager Pajak Tax Manager
Direktur Keuangan Finance Director
Manager Akuntansi & Sistem Keuangan Account Manager & Financial System
SM Perbendaharaan & Keuangan Perusahaan Treasury & Corporate Finance SM
SM Akuntansi Manajemen & Mitra Bisnis Management Accounting & Bussiness Partner SM
SM Peralatan Equipment Senior Manager
Direktur Teknik Technical Director
SM Teknik Sipil Civil Engineering Senior Manager
SM Perencanaan Planning Senior Manager
SM Pengembangan & Proses Development & Process Senior Manager
SM Manajemen Risiko & Jaminan Mutu Risk Management & Quality Control Senior Manager
Direktur Operasi Operational Director
SM Kapal & Pemanduan Ship & Pilotage Senior Manager
SM Non-Peti Kemas Non Container Senior Manager
SM Peti Kemas Container Senior Manager
Kepala Biro Pengadaan Head of Procurement Bureau
Kepala Biro Hukum Head of Legal Bureau
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
28
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Kepala Sekretariat SPI
Chief Secretariat of Internal Control Unit
AVP IPC CSR & Pemb. CSR Koordinator Wilayah DKI Jakarta
AVP CSR IPC & Development CSR Coordinator DKI Jakart Region
AKB Perencanaan Strategis
Head Assistant of Strategic Plan
AKB Strategi Bisnis & Manajemen Informasi
Pengawas Bidang I
Supervisor of Division II
AVP IPC CSR & Pemb. CSR Koordinator Wilayah Perbatasan/Terpencil
AVP Mitra Binaan
AVP CSR IPC & Development CSR Border Regional Coordinator/Remote
AKB Perencanaan Perusahaan
AKB Pengembangan & Quality Assurance Sistem Informasi
AKB Pengoperasian & Pemeliharaan Sistem Informasi
ASM Administrasi SDM & Perkantoran
ASM Rumah Tangga & Pengamanan
ASM Program Pengembangan SDM Human
ASM Pendidikan & Pelatihan
ASM Perencanaan SDM & Organisasi
ASM Pengembangan & Pengendalian I
Development & Control I ASM
ASM Pengembangan Bisnis II
Business Development ASM II
ASM Pengembangan Bisnis I
Head Assistant of Operations & Maintenance Information System
ASM Manajemen Karir
Career Management ASM
Organizational & Human Resources Planning ASM
AVP Keuangan & Administrasi
AVP Finance & Administration
Household & Security ASM
Assessment and HR Mapping ASM
Resources Development Program ASM
AVP Pendukung Teknik
AVP Engineering Support
AKB Restrukturisasi & Manajemen Perubahan
Head Assistant of Change Management & Restructuring
Head Assistant of Development & Quality Assurance of Information System
ASM Asesmen & Pemetaan SDM
AVP Partners
Head Assistant of Corporate Plan
Head Assistant of Business Strategy & Information Management
Human Resources Administration & Offices ASM
Pengawas Bidang II
Supervisor of Division I
Training & Education ASM
ASM Kesejahteraan SDM & Hubungan Industrial
Human Resources Welfare & Industrial Relations ASM
ASM Pengembangan & Pengendalian II
Development & Control II ASM
ASM Properti II
Property ASM II
ASM Properti I
Business Development ASM I
Property ASM I
ASM Pentarifan
ASM Kerja sama Usaha
General Manager Cabang/Unit
Branches/Unit General Manager Pricing ASM
Business Corporation ASM
ASM Pengelolaan Pelanggan
Customer Development Management ASM Programe Management Office (PMO)
Kepala Satuan Kerja (KASATKER)/PEMPRO
Head of Unit (KASATKER)/PEMPRO
Spesialis Pajak
Tax Specialist
ASM Akuntansi & Pelaporan
ASM Transaksi & Proses Data
ASM Accounting & Reporting
ASM Transaction & Data Process
ASM Perbendaharaan
ASM Keuangan Perusahaan
Treasury ASM
ASM Anggaran
Budget ASM
ASM Alat Apung
Floating Equipment ASM
ASM Pengendalian Proyek
Project Controlling ASM
ASM Pengembangan Fasilitas & Pengelolaan Lingkungan
Facilities Development & Environmental Management ASM
ASM Perencanaan Proses
Planning Process ASM
ASM Manajemen Risiko
Corporate Finance ASM
ASM Akuntansi Biaya
Cost Accounting ASM
ASM Alat Bongkar Muat
Loading Equipment ASM
Design ASM
ASM Implementasi Proses
Implementation Process ASM
ASM Jaminan Mutu
ASM Penundaan
ASM Pengoperasian Peti Kemas
ASM Pengendalian Operasi Peti Kemas
AKB Pengadaan Barang & Jasa I
AKB Pengadaan Barang & Jasa II
AKB Penelaahan Hukum dan Peraturan Perusahaan
ASP Humas
Public Relation ACS
Security Facilities & SMK3 ASM
ASM Pengendalian Operasi Non Peti Kemas
Non-Container Operations Control ASM
Head Assistant of Review of Company Law and Regulations
ASM Pengamanan Fasilitas & SMK3
Towage ASM
Non-Container Operation ASM
Head Assistant of Procurement of Goods & Services I
Mechanical Engineering, Electrical, and Telecommunications ASM
ASM Rancang Bangun
ASM Pemanduan
Container Operation ASM
ASM Teknik Mesin, Listrik & Telekomunikasi
ASM Pemeliharaan Fasilitas & Pengerukan
Quality Control ASM
ASM Pengoperasian Non Peti Kemas
ASM Mitra Bisnis
Bussiness Partner ASM
Facilities Maintenance & Dredging ASM
Risk Management ASM
Pilotage ASM
ASM Manajemen Aset
Assets Management ASM
Container Operations Control ASM
Head Assistant of Procurement of Goods & Services II
AKB Penanganan Masalah Hukum
Head Assistant of Legal Handling
ASP Hubungan Antar Lembaga
Inter-Institutional Relations ACS
AKB Administrasi & Dokumentasi
Head Assistant of Administration & Documentation AKB Jaringan & Dokumentasi Hukum
Head Assistant of Network & Legal Documentation
ASP Tata Usaha Direksi
Administration to the Board of Directors ACS
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
29
VISI DAN MISI [G4-56] |
VISION AND MISSION
To be the preferred partner for reliable, best in class port & logistics services by creating an exciting enterprise for our people and contributing to national growth.
30
Telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.56/2/17/ PI.II-13 tanggal 4 Juni 2013 perihal Penetapan Visi, Goals, Nilai-Nilai Perusahaan dan IPC Way PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
It has been stipulated in Decree of Directors PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.56/2/17/ PO.II-13 date 4 June 2013 about Induction of Vision, Goals, Corporate Values and IPC Way of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Unsur-Unsur Visi
Vision Elements
1. Dipilih sebagai mitra yang paling diinginkan dan memiliki nilai lebih. Untuk pelanggan kami: - Kami membantu pelanggan untuk tumbuh bersama kami dan menjadi mitra yang terpercaya dalam mengembangkan bisnisnya. - Kami berkolaborasi dengan pelanggan dan menyelesaikan masalah yang ada bersama-sama. - Kami memberikan solusi yang sesuai bagi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
1. Chosen as more desirable and as having more value. To our customers:
- We help customers grow with us, our customer can rely on us in growing their business. - We collaborate with customers and solve problems together. - We provide customized solutions in line with our customers requirements.
Kepada vendor kami: - Kami menunjukan kredibilitas dan integritas dalam menjalankan bisnis dengan memperlakukan para vendor kami dengan etika terbaik.
To our vendors:
- We demonstrate credibility and integrity in doing business in the most ethical manner with our vendors.
2. Secara konsisten memberikan jasa yang berkualitas dengan standar internasional. - Kami berkomitmen untuk memahami dan berusaha sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. - Kami memberikan pelayanan secara konsisten dan berkualitas, yang bermanfaat bagi pelanggan serta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Provide consistent international-standard quality services. - We are committed to understanding our customers’ needs and strive to fulfil them. - We deliver consistent and quality service that our customers value, and continue to improve the customer experience.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
-
-
Kami secara berkelanjutan melakukan benchmark, inovasi, serta fokus dalam memperbaiki kinerja dan pelayanan yang berstandar internasional. Kami berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan kami.
-
-
We constantly benchmark, innovate, and focus on refining our service delivery and performance level to international standards. We collaborate with all the relevant port stakeholders in delivering exceptional service to our customers.
3. Membangun antusiasme di antara orang-orang kami. - Kami akan menjadi tempat bekerja yang paling menyenangkan dan nyaman sehingga menumbuhkan semangat bekerja bagi orangorang kami. - Kami menginspirasi dan memotivasi orang-orang kami untuk selalu memberikan kontribusi terbaik setiap hari. - Kami menciptakan para pemimpin di organisasi kami yang mampu membangun masa depan industri ini. - Kami mengembangkan lingkungan bekerja yang menyenangkan, nyaman dan bersemangat dimana orang-orang kami dapat: a. Secara berkelanjutan terus belajar dan berkembang b. Berpikiran terbuka dan kreatif untuk menciptakan ide-ide baru c. Membangkitkan kembali energi mereka, merasa senang dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya - Kami percaya dapat mencapai tujuan kami apabila orang-orang kami merasa senang dan nyaman.
3. Build enthusiasm among our people. - We will be one of the world’s most exciting enterprises to work in. - We inspire and motivate our people to contribute their best everyday. - We build leaders in our organization who can shape/build the future of the industry. - We foster an exciting work environment where our people can: a. Continuously learn and grow b. Be open-minded for generative new ideas c. Recharge their energy and have fun at work - We believe that we can achieve our goals if our people are happy.
4. Bukan hanya menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan semata tetapi melihat lebih jauh daripada itu. - Kami melayani dan mendukung komunitas di tempat kami beroperasi. - Sebagai pusat kekuatan logistik Indonesia, kami menumbuhkan, mendorong, dan menghidupkan perdagangan melalui pelayanan yang prima dengan biaya logistik yang kompetitif. - Kami menumbuhkan, mendorong, dan menghidupkan Indonesia melalui bisnis kami dengan menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. - Kami hidup dalam semangat “Energizing Trade. Energizing Indonesia”.
4. Look beyond being a profit-making organization. - We serve and support the communities in which we operate. - We energize trade through more reliable service and competitive logistics cost, as powerhouse of Indonesia logistics. - We truly energize Indonesia: we create a multiplier effect for national growth through our business. - We live in the spirit of our tagline, “Energizing Trade. Energizing Indonesia.”
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
31
TARGET PENCAPAIAN [G4-1] |
Target Organisasi IPC |
GOALS
IPC Organization Target
WAVE 1 (W1)
WAVE 2 (W2)
2013
2015
•
•
• •
• • •
Menyeragamkan dan memantapkan kegiatan operasional inti. Memperkuat kapabilitas sumber daya manusia. Menetapkan batas pertumbuhan aset hingga sebesar 20%. Standardize and stabilize core operational activities. Strengthen people capability. Limit assets growth to 20%.
• • • • • •
• • • • • • •
32
Menyelesaikan bagian-bagian infrastruktur dasar dan Container Terminal 1 NewPriok. Konsisten dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Menetapkan standar terbaik bagi pelabuhan lain di Indonesia. Terus mendorong pertumbuhan aset sebesar 20%. Mulai mengembangkan bisnis logistik yang terintegrasi. Berperan aktif mendukung program Tol Laut Pemerintah. Memulai pertumbuhan perusahaan secara non-organik. Finishing basic infrastructure sections and Container Terminal 1 NewPriok. Consistency in best customer service experience. Setting threshold standard to other ports in Indonesia. Accelerating assets growth to 20%. Start integrated logistics business development. Actively support “Sea Toll” program of Government. Start the Company non-organic growth.
Odo et nulputat adio consequam ipsum erit Menetapkan Pondasi vero exero conse feugiat in ut ut lum vulput (Tahun Operasional Prima) wis nullum quat. Duisim vulputem nosto
Odo et nulputat adio consequam ipsum erit Memberikan vero exero conse feugiat Layanan in ut ut lum vulput Pelanggan yang Prima wis nullum quat. Duisim vulputem nosto
Establish the Foundation (Year of Operational Excellence)
Delivering Service Customer Excellence
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
WAVE 3 (W3) 2017 • • • • •
• • • • •
Beyond
Menyelesaikan pembangunan NewPriok. Melakukan integrasi Pelabuhan Tanjung Priok dengan jaringan jalan tol ke hinterland. Secara sukses menyelesaikan transformasi perusahaan. Mendorong pertumbuhan perusahaan secara non-organik. Ikut berpartisipasi dalam meningkatkan logistics performance index Indonesia, yang diharapkan menjadi termasuk dalam peringkat 20 besar. Finishing NewPriok construction. Integrating Tanjung Priok port with toll road network to hinterland. Successfully completed Company transformation. Accelerating Company non-organic growth Participate to increase Indonesia’s logistic performance index, to top 20.
Odo et nulputat adio consequam ipsum erit Melakukan vero exero conse feugiat in ut ut lum vulput Lompatan Kuantum wis nullum quat. Duisim vulputem nosto
Taking the Quantum Leap
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
33
NILAI PERUSAHAAN [G4-56] | VALUE
People First
•
•
•
•
•
• •
•
34
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta dapat mendorong para pegawai untuk memberikan yang terbaik setiap harinya. Mengutamakan keragaman untuk menciptakan lingkungan kerja yang terbuka. Mendorong budaya meritokrasi yang menghasilkan serta menghargai pegawai berkinerja tinggi serta pemikiran-pemikiran yang inovatif. Memberikan kesempatan belajar dan berkembang kepada para pegawai secara berkelanjutan.
Create a safe, fun, and exciting work environment that enables our people to contribute their best everyday. Pursue diversity as a priority to create an inclusive work environment. Foster a meritocracy culture that delivers and rewards high performance and innovative thinking. Provide continuous learning and development opportunities to our people.
Integrity
•
•
•
• • •
Menumbuhkan rasa percaya dengan mengatakan apa yang kita rasakan serta melakukan apa yang kita ucapkan. Menunjukkan sikap profesional dan jujur dalam berinteraksi dengan pihak internal maupun eksternal. Berperilaku disiplin dan patuh terhadap kode etik bisnis di dalam melakukan pekerjaan kita seharihari.
Inspire trust by saying what we mean and doing what we say. Demonstrate professionalism and honesty in our interactions with internal and external stakeholders. Demonstrate discipline and adherence to our code of business ethics in our day-to-day work.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Customer Centric
•
•
•
• • •
Secara proaktif mencari tahu serta memahami kebutuhan pelanggan untuk memberikan solusi-solusi yang inovatif. Membangun hubungan jangka panjang yang baik dengan para pelanggan. Secara konsisten memberikan pelayanan terbaik dan berkualitas untuk membantu para pelanggan tumbuh dan berkembang. Proactively seek and understand customer needs to provide innovative solutions. Build long-term sustainable relationships with customers. Consistently provide reliable and best in class service to help our customers grow.
Sustainability
•
•
•
Menunjukkan fleksibilitas, kecepatan, dan ketangkasan dalam menghadapi perubahan pegawai, pelanggan, dan perkembangan pasar. Memberikan komitmen untuk membangun bangsa dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Menumbuhkembangkan para pemimpin berkinerja tinggi untuk organisasi yang lebih kuat hari ini dan di masa depan.
Quality
• •
•
• •
• •
•
Demonstrate agility in responding to changing employee, customer, and market trends. Deliver on our commitment towards nation building in a responsible manner (community and environment). Nurture and build highperforming leaders for a stronger organization today and tomorrow.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
•
Menunjukkan pemikiran dan perilaku yang berwawasan global. Menciptakan dan mengadaptasi proses dan teknologi yang sesuai dengan standar kualitas internasional. Secara berkelanjutan memonitor, mengevaluasi, serta menyempurnakan proses bisnis kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Demonstrate a mindset of a truly global organization. Design and adopt processes and technology that adhere to international quality standards. Rigorously monitor, evaluate and improve our current processes to deliver best in class service.
35
IPC WAY [G4-56] | IPC WAY
MENUMBUHKAN PEMIMPIN BERKINERJA TINGGI • Jadilah Pemimpin – Mengembangkan kemampuan memimpin dalam diri sendiri dan orang lain. • Memimpin dengan Memberikan Contoh – Merealisasikan setiap perkataan menjadi tindakan; menjadi panutan. • Proaktif & Agresif – Memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan organisasi. • Fokus pada Eksekusi – Beriorientasi pada hasil, mendelegasikan dengan efektif dan menyelesaikan setiap pekerjaan. • Optimis dan Positif – Berpikir positif dan optimis dalam bertindak. • Bertanggung Jawab dan Rasa Memiliki – Menumbuhkan dan menunjukkan perilaku kewirausahaan di seluruh organisasi. • Profesionalisme – Menghargai kemampuan/keahlian individu dan mendukung perkembangan mereka. NURTURING HIGH-PERFORMING LEADERS • Be a Leader – Develop leadership skills in yourself and others. • Lead by Example – Walk the talk; be a role model • Proactive & Aggressive – Seize every opportunities to add value for the customers and the organization. • Focus On Execution – Be result-oriented, delegate effectively and get things done. • Optimistic & Positivity – Approach all actions with optimism and positive thinking. • Accountability & Ownership – Encourage and demonstrate entrepreneurship across the organization. • Professionalism – Respect individuals capability/
36
MENGGERAKKAN PERTUMBUHAN NASIONAL SERTA BERWAWASAN INTERNASIONAL • Memikul Bersama Visi Perusahaan – Mengartikulasikan visi perusahaan dengan jelas dalam rangka menyelaraskan para pegawai serta pihak terkait mengenai cita-cita besar perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. • Tidak Mudah Berpuas Diri – Tanggap terhadap perkembangan pasar dan mengantisipasi kebutuhan yang akan datang untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik. • Menggerakkan Organisasi yang Berstandarkan Kinerja Internasional – Mengelola bisnis berdasarkan standar industri global. • Fokus Terhadap Pelanggan – Membantu pelanggan untuk tumbuh dan berkembang melalui solusi inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. ENERGIZING NATIONAL GROWTH WHILE MAINTAINING AN INTERNATIONAL OUTLOOK • Share Big Vision – Clearly articulate the organization’s vision to align our people and other stakeholders with the bigger picture of supporting national growth. • Do Not Be Complacent – Be responsive to market trends and anticipate future needs to deliver best in class service, always. • Drive International Performance Standards in the Organization – Manage our business based on global standards in the industry. • Customer Centric– Help our customers grow through innovative solutions customized to their needs.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
MENCIPTAKAN ORGANISASI YANG LINCAH • Be Brutal – Tegas dan tepat sasaran. • Menghilangkan Batasan dalam Berorganisasi – Hilangkan proses birokrasi apabila itu menghalangi kita dalam memberikan nilai tambah bagi pegawai dan pelanggan. • Kolaborasi – Bekerja selaras dengan visi dan tujuan bersama serta bertanggung jawab untuk hasil yang dicapai. • Fleksibel – Secara proaktif menyambut perubahan dan beradaptasi dengan cepat. • Kreatif & Inovatif – Berfikir “Out of The Box” untuk memberikan nilai tambah dan terbuka terhadap ideide baru. • Nilai-Nilai Keunggulan – Menjadikan pelayanan terbaik sebagai tanggung jawab setiap pegawai. FORGING AGILE ORGANIZATION • Be Brutal – Be direct and straightforward. • Boundary – less Organization – Get rid of bureaucratic processes if they stop from delivering customer and employee value. • Collaboration – Work harmoniously with a shared vision and goals, and take collective responsibility for the results. • Flexible – Proactively embrace change and adapt quickly. • Creative and Innovative – Think out of the box ito deliver value and be open to new ideas. • Valuing Excellence – Make high-quality service the job of every employee.
MEMBANGUN TEMPAT KERJA YANG LUAR BIASA • Integritas – Menunjukkan kejujuran, disiplin, dan patuh terhadap kode etik bisnis. • Menghargai Setiap Individu – Menghargai dan menerima keragaman dengan menunjukkan rasa saling percaya. • Kesempatan yang Sama – Menciptakan atmosfir kerja yang adil serta memberikan pengembangan kesempatan karir yang sama. • Perusahaan yang Menyenangkan, Nyaman, dan Dapat Menumbuhkan Semangat Kerja – Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong para pegawai untuk memberikan yang terbaik setiap harinya. • Pembelajaran dan Pengembangan yang Berkelanjutan – Berinvestasi melalui pengembangan bakat karyawan yang berkinerja tinggi. • Komunikasi Terbuka – Mendorong terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan saling menghargai pendapat individu. • Safety First – Menciptakan budaya kerja dan lingkungan yang aman untuk pekerja kami. DEVELOPING A GREAT PLACE TO WORK FOR OUR PEOPLE • Integrity – Demonstrate honesty, discipline, and adherence to a strict code of business ethics. • Respect for Individual – Foster inclusion and diversity by demonstrating mutual trust. • Equal Opportunities – Foster an atmosphere of fair and equal employment/career opportunities. • Fun and Exciting Enterprise – Create a stimulating work environment that engages people to deliver their best everyday. • Continuous Learning & Development – Invest on our talent development to create a high performing workforce • Open Communication – Encourage a non-threatening work environment that respects individual points of view. • Safety First – Adopt a zero harm culture to provide a safe work environment to our people.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
37
BIDANG USAHA [G4-4] | LINE OF BUSINESS
38
Bidang usaha Perseroan meliputi kegiatan usaha utama yaitu:
The main business activities of the Company include:
1. Pelayanan Kapal Pelayanan kapal merupakan jasa kegiatan operasional kapal mulai dari masuk hingga keluar pelabuhan. Pelayanan kapal meliputi: • Jasa Labuh • Jasa Tambat • Jasa Pandu • Jasa Tunda • Jasa Pelayanan Air • Jasa Kepil
1. Ship Services The Company provides ship services, from the time ships enter the port until their departure. The services provided are: • Anchorage Service • Mooring Service • Pilotage Service • Towage Service • Fresh Water Service • Near Service
2. Pelayanan Barang Pelayanan barang merupakan pelayanan bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik barang. Pelayanan barang meliputi: • Dermaga Umum • Gudang Penumpukan • Lapangan Penumpukan • Dermaga Khusus
2. Cargo Services The Cargo Services provide a stevedoring services of the ships to the delivery of the cargoes to the owners. The provided services are: • Public Berth • Storage Warehouse • Storage Yard • Private Berth
3. Pelayanan Rupa-Rupa Pelayanan rupa-rupa merupakan jasa pelayanan yang menunjang kegiatan yang ada di pelabuhan. Pelayanan rupa-rupa meliputi: • Jasa Pemeliharaan Alat-Alat Pelabuhan • Jasa Penyewaan Tanah, Bangunan, Air, dan Listrik (TBAL) • Jasa Fasilitas Rupa-Rupa Usaha
3. Other Services Other services cover services that support port activities. The other services are: • Port Equipment Maintenance Services • Land Rental, Buildings, Water & Electricity • Miscellaneous Business Services
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Selain berbagai usaha utama tersebut, Perseroan juga mengembangkan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan, meliputi jasa angkutan; jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan; jasa perawatan kapal dan peralatan di bidang kepelabuhanan; jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (ship to ship transfer) termasuk jasa ikutan lainnya; properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan; kawasan industri; jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan; jasa komunikasi dan informasi; jasa konstruksi kepelabuhanan; jasa forwarding/ekspedisi; jasa kesehatan; tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus; jasa penyelaman (salvage); jasa tally; jasa pas pelabuhan; serta jasa timbangan.
Aside from several major business activities mentioned above, the Company also develops other business activities that supports the Company’s goals and optimizes the Company’s resources. The business activities are: transportation service, equipment and facility rental and repair services, ship and port equipment maintenance service, ship to ship transfer service, and other derivative business: property outside the ports’ main activities; industrial park; port consultant and surveyor services; information and communication services; port construction; forwarding/expedition; health services; parking lot and shuttle bus; salvage service; tally service; port pass; and measurement service.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
39
BAGAN ALUR OPERASIONAL [G4-4] [G4-12] |
OPERATIONAL WORKFLOW
Pelayanan Peti Kemas Container Terminal Services
Pelayanan Barang | Cargo Service
Pelayanan Barang | Cargo Service Bongkar Muat | Stevedorings
Bongkar Muat | Stevedorings
Gudang Penumpukan | Storage Warehouse
Lapangan Penumpukan | Storage Yard
Distribusi | Distribution
Konsumen | Customer
40
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PRODUK DAN JASA | PRODUCT AND SERVICES
Retribusi dan Fasilitas Lainnya Retribution and Other Facilities
Penyewaan Alat Equipment Lease
Penyediaan Fasilitas Telekomunikasi Telecomunication Facilities
Penyediaan Air Bersih Clean Water Supply
Penyediaan Listrik Electricity
Pelayanan Kapal Ship Services Pelayanan Pandu & Tunda Pilotage & Towage Services
Tambat dan Labuh Kapal Moorings and Anchorage
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
41
WILAYAH KERJA & CABANG PELABUHAN [G4-6][G4-8] | OPERATIONAL AREAS & PORT BRANCHES
JAMBI PONTIANAK PALEMBANG
PANGKAL BALAM L
C
A
E
D
TELUK BAYUR
G
B
BENGKULU
TANJUNG PANDAN F
CIREBON H
PANJANG
I
J K
BANTEN
SUNDA KELAPA
TANJUNG PRIOK
42
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
A
PELABUHAN TELUK BAYUR, SUMATERA BARAT
B
PELABUHAN PULAU BAAI, BENGKULU
C
PELABUHAN JAMBI, JAMBI
D
PELABUHAN PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
E
PELABUHAN PANGKAL BALAM, BANGKA BELITUNG
F
PELABUHAN PANJANG, LAMPUNG
G
PELABUHAN TANJUNG PANDAN, BANGKA BELITUNG
H
PELABUHAN BANTEN, BANTEN
I
PORT OF TELUK BAYUR, WEST SUMATRA
PORT OF PULAU BAAI, BENGKULU
PORT OF JAMBI, JAMBI
PORT OF PALEMBANG, SOUTH SUMATRA
PORT OF PANGKAL BALAM, BANGKA BELITUNG
PORT OF PANJANG, LAMPUNG
PORT OF TANJUNG PANDAN, BANGKA BELITUNG
PORT OF BANTEN, BANTAM
PELABUHAN SUNDA KELAPA, DKI JAKARTA PORT OF SUNDA KELAPA, DKI JAKARTA
J
PELABUHAN TANJUNG PRIOK, DKI JAKARTA
K
PELABUHAN CIREBON, JAWA BARAT
L
PELABUHAN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
PORT OF TANJUNG PRIOK, DKI JAKARTA
PORT OF CIREBON, WEST JAVA
PORT OF PONTIANAK, WEST KALIMANTAN
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
43
ENTITAS ANAK [G4-17] |
44
SUBSIDIARIES
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PT PELABUHAN INDONESIA II (Persero)
BISNIS INTI CARGO HANDLING Cargo Handling Core Business
LOGISTIK DAN SERVICE Logistic and Services
PT IPC Terminal Peti Kemas
PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PT PPI)
CONTAINER TERMINAL
PORT DEVELOPER
PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT)
PT Jasa Armada Indonesia (PT JAI)
BISNIS PENDUKUNG Supporting Business
PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (PT ILCS)
PT Electronic Data Interchange Indonesia (PT EDII)
MARINE SERVICE
KSO Terminal Peti Kemas Koja
PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (PT JPPI)
PT Energi Pelabuhan Indonesia (PT EPI)
PORT EQUIPMENT
PT Pelabuhan Tanjung Priok (PT PTP)
PT Pengerukan Indonesia
PT Rumah Sakit Pelabuhan (PT RSP)
DREDGING & SHIPYARD PORT OF TANJUNG PRIOK
PT. RUMAH SAKIT PELABUHAN
PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI)
PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PT PMLI)
Member of IPC
MULTI TERMINAL
PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT)
CAR TERMINAL
PT Terminal Peti Kemas Indonesia
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
45
IKHTISAR KINERJA 2014 | PERFORMANCE HIGHLIGHTS 2014
6,41T Pendapatan Usaha Bersih pada 2014 tetap tumbuh positif di tengah penurunan ekspor-impor.
Net Operating Revenues in 2014 posted a positive growth amid the decline in export-import.
21,68T Aset Perseroan pada 2014 tumbuh 44,60% dibandingkan Rp14,99 triliun pada 2013.
46
The Company managed to grow its assets by 44.60% compared to year 2013 from Rp14.99 trillion.
1,32T Laba usaha pada 2014 tetap besar sebagai bukti kinerja operasional yang positif.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Operating income remained high in 2014 reflecting a positive operating performance.
Tren Peningkatan Pendapatan Jasa Pelabuhan Increasing Income from Port Services Trend Dalam situasi perekonomian tahun 2014 yang secara makro mengalami pelambanan, sehingga aktivitas pada pelabuhan yang menjadi bisnis utama Perseroan ikut terpengaruh, sebagian besar pendapatan dari jasa-jasa Peseroan tetap menunjukkan tren peningkatan.
In 2014, macroeconomic condition suffered a slowdown, adversely affected port activities which were the main business of the Company. Nevertheless, most revenue generated from the Company’s services has still showed increasing trend.
7,18%
35,27% Pendapatan dari pelayanan jasa kapal mengalami kenaikan, dari Rp979,08 miliar pada 2013 menjadi Rp1,32 triliun di tahun 2014.
Revenue from ship service increased from Rp 979.08 billion in 2013 to Rp 1.32 trillion in 2014.
Pendapatan dari pelayanan jasa peti kemas tumbuh menjadi Rp990,38 miliar pada tahun 2014, dari Rp924,05 miliar pada tahun sebelumnya.
12,41% Pendapatan dari pengusahaan alat tumbuh dari Rp105,85 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp118,98 miliar pada tahun 2014.
Revenue from equipment services increased from Rp105.85 blllion in 2013 to Rp118.98 billion at the end of 2014.
Revenue from container services grew from Rp924.05 billion last year to Rp990.38 billion in 2014.
5,53% Pendapatan dari jasa terminal sepanjang tahun 2014 mengalami kontraksi, dari Rp1,96 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp2,07 triliun.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Revenue from terminal service during 2014 shrank from Rp1.96 trillion in 2013 to Rp2.07 trillion.
47
JEJAK LANGKAH | MILESTONES
1969-1983
1960 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) didirikan dengan status Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19/1960 tentang pengelolaan pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) was formed with the status as State Enterprise (PN) in accordance to Government Regulation Number 19/1960 about the management of ports by the Port Management Agency (BPP).
1964-1969 Kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga Pemerintah yang disebut Otoritas Pelabuhan, meskipun PN masih menangani aspek komersial.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18/1969, BPP dikelola masingmasing pelabuhan. BPP menggantikan PN setelah Otoritas Pelabuhan dibubarkan. According to the government Regulation Number 18/1969, the BPP managed each seaport. BPP replaced PN after the Port Authority was dissolved.
1985
The port’s operational activities were coordinated by a government agency called the Port Authority though PN still handled its commercial aspects.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15/1983 juncto PP Nomor 5 tanggal 5 Februari 1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi menjadi 4 wilayah operasi, dengan nama Perum Pelabuhan I sampai IV. Keempat Perum itu merupakan BUMN yang berada di bawah pembinaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Based on Government Regulation Number 15/1983 juncto PP Number 5 dated February 5, 1985, Perum Pelabuhan was merged and divided into 4 operational areas, under the names of Perum Pelabuhan I to IV. The four Companies later on became State-Owned Enterprises under the supervision of Ministry of Transportation of Republic of Indonesia.
48
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
2014 2012 1992 Badan hukum Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57/1991, yang sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang mengakibatkan perubahan pada nama Perusahaan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II, dan berada di bawah pembinaan Kementerian BUMN, sebagaimana diatur dalam Akta Notaris Nomor 3 tertanggal 1 Desember 1992. The legal form of Perum was changed into Limited Liability Company (PT) based on the Government Regulation Number 57/1991, whose shares are fully owned by the Republic of Indonesia resulted in changes to the Company’s name to Perseroan Company (Persero) of PT Pelabuhan Indonesia II , under the management of the Ministry of SOEs, stipulated in Notarial deed Number 3 dated December 1, 1992.
Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) meluncurkan identitas baru dan bertransformasi menjadi IPC, sebuah perusahaan penyedia jasa pelabuhan terkemuka di Indonesia, yang lebih efisien dan modern dalam berbagai aspek operasional, dalam rangka mencapai tujuan menjadi operator pelabuhan kelas dunia. On 22 February 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) launched its
new identity and transformed into IPC, a leading port services company in Indonesia, that is more efficient and modern in every aspect of operations in order to achieve its goal to become the world-class port operator.
Pada tahun 2014, Perseroan melakukan banyak investasi pada Entitas Anak, yang nilainya sebesar Rp1,43 triliun, meningkat 33,64% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,07 triliun. Selain itu, Perseroan juga menanamkan investasi pada pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang pendidikan yang dilakukan di dalam dan luar negeri. Dalam rangka terus meningkatkan kinerja, Perseroan juga telah melakukan sejumlah studi dan riset terkait dengan industri maritim. Di antaranya dilakukan bersama World Bank tentang “Implementation of reducing logistic cost in Indonesia & Port Development priority projects and financing strategy”. Untuk mewujudkan pelayanan satu atap yang memuaskan bagi seluruh pelanggan, Perseroan melalui Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha bekerja sama dengan Direktorat Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pilot project, telah menyediakan tempat pelayanan dengan suasana yang nyaman, terbuka, fleksibel, dan modern. In 2014, the Company committed an investment of Rp1.43 trillion to subsidiaries, up 33.64% compared to 2013 amounted Rp1.07 trillion. In addition, the Company also invested on human resources development, particularly in domestic and overseas education. In order to perform better, the Company has also conducted several studies and researches related to maritime industry. Among them are jointly carried out with the World Bank on “Implementation of Reducing Logistic Cost in Indonesia & Port Development Priority Projects and Financing Strategy”. To establish one-stop service to meet customers’ demand, the Company provides an open, convenient, flexible and modern service area through cooperation between its Directorate of Commercial/Business Development and Directorate of Operations and Branches of Tanjung Priok Port.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
49
PENGHARGAAN & SERTIFIKASI | AWARDS & CERTIFICATION
Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah berhasil meraih sejumlah penghargaan. Hal ini merupakan apresiasi terhadap kinerja segenap pemangku kepentingan Perseroan, yang diberikan pihak eksternal. In year 2014, the Company has succeeded to obtain a number of awards. It is an appreciation to the performance of all Company’s stakeholders from external party.
01
02
“Anugerah Seabad Indonesia 2045” diberikan oleh Pusat Data Bisnis Indonesia “Anugerah Seabad Indonesia 2045” presented by Pusat Data Bisnis Indonesia
50
KPU AWARD 2014 diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2014 kategori “TPS TERBAIK” KPU Award 2014 presented by National Election Committee (KPU) 2014 category “TPS TERBAIK”
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
03
04
5th The Best Marketing Management of The Year 2014 diberikan oleh Anugerah Business Review 5th The Best Marketing Management of The Year 2014 presented by Anugerah Business Review
Penghargaan Perunggu BIMA (BUMN Internal Media Awards) 2014 diberikan oleh BUMN TRACK Bronze Award BIMA (SOE Internal Media Awards) 2014 presented by BUMN TRACK
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
51
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN STAKEHOLDER ENGAGEMENT
52
Tabel Kelompok Pemangku Kepentingan Table of Stakeholder Groups
55
Pendekatan dalam Pelibatan Pemangku Kepentingan Approaches in Stakeholders Engagement
56
Penerapan Standar Eksternal External Standards
65
Keanggotaan dalam Asosiasi dan Organisasi Lainnya Membership in Associations and Other Organizations
66
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
53
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN | Stakeholders Engagement
54
Keberlanjutan usaha Perseroan dalam jangka panjang sangat bergantung pada kemampuan manajemen dan seluruh karyawan dalam membangun hubungan yang positif dan saling memberi manfaat dengan para pemangku kepentingan. Salah satu contoh pendekatan untuk membangun hubungan tersebut adalah pelaksanaan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan yang memberi manfaat bagi komunitas.
The Company’s business sustainability in the long run is highly dependent on the ability of management and all employees in building positive relationships and providing mutual benefits to the stakeholders. An example of approaches to building that relationship is the implementation of social responsibility and environmental conservation programs that benefits the community.
Bagi pemangku kepentingan, proses pelibatan pemangku kepentingan yang dilakukan Perseroan akan dimaknai sebagai empati dan keinginan Perseroan untuk memenuhi kepentingan masing-masing pemangku kepentingan. Sementara bagi Perseroan, berinteraksi dengan pemangku kepentingan akan menumbuhkan pemahaman yang memadai dalam memenuhi harapan para pemangku kepentingan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, dengan cara yang seefisien mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelibatan pemangku kepentingan bersifat terbatas, melalui wadah atau media yang tersedia, namun tidak melebihi ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
For the stakeholders, stakeholders engagement process conducted by the Company is perceived as empathy and willingness of the Company to meet the interests of each stakeholder. As for the Company, interaction with the stakeholders will develop a sufficient understanding to meet the expectations of the stakeholders by utilizing available resources, in an efficient and accountable manner. Stakeholders engagement is limited, through available forum or media, but not to breach the applicable laws and regulations.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Melalui sebuah Focus Group Discussion (FGD), Perseroan telah mengidentifikasi dengan seksama kelompok pemangku kepentingan utama Perseroan, berdasarkan pengaruh dominan kelompok-kelompok tersebut terhadap keberlangsungan usaha Perseroan atau sebaliknya, di bidang ekonomi, sosial, atau lingkungan. Faktor lain yang menjadi dasar pemilihan pemangku kepentingan utama adalah jarak geografis kelompok tersebut dengan pusat kegiatan Perseroan. [G4-25]
Through a Focus Group Discussion (FGD), the Company has carefully identified its key stakeholder groups, based on dominant influence of these groups on the Company’s business sustainability or the other way around, in the economic, social, or environmental aspects. Another factor on which to base the selection of key stakeholders is the geographical distance of the group to the Company’s activities center. [G4-25]
Tabel Kelompok Pemangku Kepentingan [G4-24][G426][G4-27]
Table of Stakeholder Groups [G4-24] [G4-26] [G4-27]
Pemangku kepentingan [G4-24] / Stakeholders Pelanggan / Customers
Metode Pelibatan [G4-26] / Engagement Method
Frekuensi / Frequency
Topik Utama Diajukan [G4-27 / Proposed Main Topics
- Coffee Morning
- 2X Setahun/Sesuai kebutuhan / twice a year / based on needs
- Sharing Session / Gathering
- 1X Setahun/Sesuai kebutuhan / once a year / based on needs
- Survei
- 1X Setahun / Once a year
Karyawan / Employees
Serikat Pegawai / Employee Union
Setiap saat diperlukan / at any time if necessary
- Ketenagakerjaan / Workforce - Kesejahteraan / Welfare
Pemegang Saham / Shareholders
- RUPS /GMS - Rapat rutin bulanan / monthly routine meeting
- Bulanan & Tahunan / Monthly & annually
- Operasional / Operational - Keuangan / Finance - Organisasi / Organization
Pemerintah / Government
- Pelaporan Kinerja / Performing reporting
- Rutin / routine
- Pembangunan Infrastruktur / Infrastructure Construction - Pengembangan Masyarakat / Community Development
Mitra Kerja / Business Partners
- Koordinasi Operasional / Operational Coordination
- Setiap Saat / Anytime
- Hubungan Komersional / Commercial Relationship - Pemenuhan Kontrak/ SLA & SLG / Agreement Compliance/SLA & SLG
Media Massa / Press
- - - -
- Setiap Saat / Anytime
- Kinerja Usaha / Business performance - Perkembangan Perusahaan dan Anak Perusahaan / Company and Subsidiary Development
Masyarakat / Public
- Rekrutmen Tenaga Kerja / Employee recruitment - Program Kemitraan, CSR & PKBL / Partnership program, CSR & PKB
- Tahunan & Setiap saat diperlukan / Annual & at any time if necessary
- Program CSR, Kemitraan dan Bina Lingkungan / CSR Programs, Partnership, and Community Relief - Kesempatan kerja / Job opportunities
Press Conference Media Visit Port Visit Media gathering
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
- Pelayanan / Service - Hubungan Komersial / Commercial Relationship - Pemenuhan Kontrak / Agreement Compliance
55
56
PENDEKATAN DALAM PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN IPC terus mengembangkan dan menyempurnakan berbagai sarana komunikasi dua arah untuk mengetahui harapan para pemangku kepentingan secara cepat sekaligus untuk mengkomunikasikan program, kebijakan ataupun produk dan pelayanan baru atau yang telah ada. Berbagai mekanisme digunakan untuk membuka komunikasi yang berkualitas, seperti kegiatan coffee morning, customer gathering dan survei kepuasan pelanggan, pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), konperensi pers, program CSR serta forum-forum internal yang melibatkan karyawan dan manajemen. [G4-26][G4-27]
APPROACHES IN STAKEHOLDERS ENGAGEMENT
Pelanggan Bagi IPC, kepuasan pelanggan adalah tolok ukur utama dari keberhasilan usaha yang berkelanjutan. Perseroan berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan standar yang ditetapkan dan harapan pelanggan. Untuk itu berbagai upaya telah dan akan dilakukan Perseroan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Customers For IPC, customer satisfaction is the key benchmark of sustainable business success. The Company is committed to always providing the best services in accordance with the established standards and customer expectations. To that end, various efforts have been and will be conducted by the Company to improve customer service and satisfaction.
Secara umum, kebijakan hubungan dengan pelanggan dilakukan berlandaskan pada aturan Standar Kinerja sesuai SK Dirjen Perhubungan Laut No. UM.002/38/18/ DJPL-11 tahun 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.
In general, customer relationship policy is conducted based Performance Standard regulation according to Decision of Director General of Sea Transportation No. UM.002/38/18/ DGLT-11 of 2011 concerning Performance Standards of Port Operational Services.
A. Survey Kepuasan Pelanggan [G4-PR5] Untuk mendapatkan umpan balik atau harapan pelanggan, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Survei diselenggarakan untuk mengukur indeks kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang telah diberikan. Survei ini diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, selaras dengan IPC way “Customer Centric”, yakni perusahaan senantiasa memprioritaskan pelanggan.
A. Customer Satisfaction Survey [G4- PR5] To obtain customer feedback or expectations, the Company conducts customer satisfaction and loyalty survey. The survey is conducted to measure customer satisfaction index on the quality of services rendered. This survey is conducted annually, in line with the IPC way “Customer Centric,” which means that the Company always prioritizes their customers.
Pengukuran kepuasan pelanggan dinilai oleh perusahaan sebagai elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan efektif dan efisien.
Measurement of customer satisfaction is considered by the Company as an important element in providing better, more efficient, and more effective services. If the customers are satisfied with the offered services, then these services are deemed as effective and efficient.
Survei kepuasan pelanggan dilakukan secara rutin setiap tahun untuk medapatkan indeks kepuasan pelanggan. Mulai tahun 2014, survei juga mengukur indeks ketidakpuasan pelanggan dan indeks loyalitas pelanggan. Indeks kepuasan pelanggan dibangun dari 5 faktor servqual yaitu tangibles, emphaty, reability, responsiveness, dan assurance. Sedangkan indeks loyalitas pelanggan dibangun dari 3 faktor utama yaitu
Customer satisfaction survey is conducted on an annual basis to obtain customer satisfaction index. Commencing in 2014, the survey also measures customer dissatisfaction index and customer loyalty index. Customer satisfaction index consists of 5 servqual factors, which are tangibles, empathy, reability, responsiveness, and assurance. While customer loyalty index is comprised of 3 key factors, which are switching barrier, attitude, and emotional. In 2014, the
IPC continues to develop and improve various twoway communication means to promptly understand expectations of the stakeholders as well as to communicate its programs, policies or new and existing products and services. Various mechanisms are used to initiate quality communication, such as coffee morning, customer gathering and customer satisfaction survey, General Meeting of Shareholders (GMS), press conferences, CSR programs and internal forums involving employees and management. [G4-26 ] [G4-27]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
switching barrier, attitude, dan emotional. Pada tahun 2014, survei dilakukan di 12 cabang pada tanggal 9 – 18 Februari 2015 dengan jumlah responden sebanyak 706 responden, pengisian kuesioner dilakukan secara bebas dan rahasia. Responden dikelompokkan pada pelanggan nakhoda, shipping agent, peti kemas dan non peti kemas.
survey was conducted in 12 branches on February 9 – 18, 2015 with 706 respondents who filled in the questionnaires freely and confidentially. The respondents were classified into customer, ship captain, shipping agent, container and non container.
Indeks kepuasan pelanggan yang dihasilkan dari kegiatan survei ini adalah indeks yang menggambarkan tingkat layanan perusahaan berdasarkan pengalaman pelanggan ketika berinteraksi dengan produk atau layanan tersebut. Indeks kepuasan pelanggan perusahaan hasil survei periode tahun 2014 adalah 3,87 (skala likert 1-5) yang berarti berada pada kategori tingkat kepuasan “baik”. Indeks kepuasan pelanggan perusahaan tahun 2014 ini meningkat dibandingkan periode tahun 2013 yaitu 3,42 (skala likert 1-5).
Customer satisfaction index resulted from this survey represents the Company’s service level based on customer experience when interacting with the respective products or services. The Company’s customer satisfaction index resulted from the survey for 2014 was 3.87 (Likert scale of 1-5) meaning at “good” satisfaction level. The Company’s customer satisfaction index for 2014 improved from 2013 period which was 3.42 (Likert scale of 1-5).
Indeks ketidakpuasan pelanggan perusahaan menggambarkan persentase pelanggan perusahaan yang belum berhasil dipuaskan, yaitu yang menjawab sangat tidak puas dan tidak puas. Indeks ketidakpuasan perusahaan periode tahun 2014 adalah 5,27%.
The Company’s customer dissatisfaction index represents the percentage of the Company’s customers who were not satisfied, those who answer very dissatisfied and dissatisfied. The Company’s dissatisfaction index in 2014 was 5.27%.
Sedangkan indeks loyalitas pelanggan menggambarkan tingkat loyalitas pelanggan perusahaan yang menyatakan akan tetap menggunakan pelayanan/produk perusahaan secara keseluruhan. Indeks loyalitas pelanggan perusahaan periode tahun 2014 adalah 3,94 (skala likert 1-5).
Whereas customer loyalty index represents the Company’s customer loyalty level, those customers who mentioned that they would continue to use the Company’s overall services / products. The Company’s customer loyalty index for 2014 was 3.94 (Likert scale of 1-5).
3.87 3.42
3.38 3.48
3.25
3.23
3.49
2012
Pelayanan Kapal Ship Services
3.32
2013
Pelayanan Peti Kemas Container Terminal Services
• Indeks Kepuasan Pelanggan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Tahun 2014 adalah 3,87 (Kategori: Baik). • Kenaikan indeks dari tahun sebelumnya sebabkan oleh naiknya kepuasan terhadap pelayanan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) terutama Pelayanan Peti Kemas dan Non Peti Kemas.
3.94
3.86
3.82
3.28
2014
Pelayanan Non Peti Kemas Non-Container Terminal Services
Overal CSI Overal CSI
• Customer Satisfaction Index of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) for 2014 is 3.87 (Category: Good) • The improved index compared to the previous year was caused by increasing satisfaction on the services of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) particularly Contained and Non Container Terminal Services.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
57
58
B. Temu Pelanggan Temu pelanggan diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan citra Perseroan dan loyalitas pelanggan dalam upaya mempertahankan posisi dominan di pasar jasa kepelabuhanan. Oleh karena itu, Perseroan melakukan strategi pemasaran yang fokus pada pembentukan komunitas dan loyalitas pelanggan, khususnya pelanggan utama yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar.
B. Customer Gathering Customer gathering is held to improve the Company’s image and customer loyalty in order to maintain a dominant position in the market of port services. Therefore, the Company established a marketing strategy that focuses on community building and customer loyalty, particularly key customers who provide the largest revenue contributions.
Sepanjang tahun 2014, kegiatan temu pelanggan telah diselenggarakan baik di tingkat cabang maupun tingkat pusat, di antaranya adalah: 1. Gathering IPC dan shipping lines khususnya di wilayah Pelabuhan Banten yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2014 di Jakarta. Acara ini bertujuan sebagai sarana membangun komunikasi dan sinergi yang baik dalam bisnis kepelabuhanan. 2. IPC Stakeholder Awards 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014 di Jakarta. Acara tahunan ini merupakan sarana apresiasi kepada pelanggan yang telah memberikan kontribusi dan dampak positif kepada bisnis di tiap cabang Pelabuhan Perseroan. Penghargaan yang diberikan dalam acara ini adalah shipping lines terbaik dan cargo owner terbaik.
Throughout 2014, customer gatherings were held both at the branch and national levels, among others: 1. IPC and shipping lines gathering, particularly in Banten Port area, which was held on October 14, 2014 in Jakarta. This event was intended to establish communication and excellent synergy in port business. 2. IPC Stakeholder Awards 2014 which was held on October 22, 2014 in Jakarta. This annual event is to appreciate the customers who have provided contribution and positive impact on the business of each Branch Port of the Company. The awards presented in this event were the best shipping lines and the best cargo owners.
C. Penyediaan Physical Outlet Dalam rangka mewujudkan pelayanan satu atap yang memuaskan bagi seluruh pelanggan Perseroan, pada tahun 2014 Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha bekerja sama dengan Direktorat Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok membuka physical outlet, yaitu tempat pelayanan dengan suasana yang nyaman, terbuka, fleksibel, dan modern. Penyediaan physical outlet yang dinamakan IPC Group Service Center merupakan strategi pemasaran Perseroan dan kolaborasi antar fungsi yaitu Pemasaran, Operasional, Keuangan dan Cabang sebagai pengelola. Tujuan dibukanya physical outlet di Cabang Pelabuhan Tanjung Priok adalah untuk: 1. Memindahkan secara fisik kantor pelayanan IPC untuk mengurangi beban trafik pelabuhan, memberikan alternatif tempat pelayanan bagi pelanggan dan sebagai pilot project untuk pembangunan physical outlet di cabang lainnya. 2. Menyediakan pelayanan online secara bertahap. 3. Memfasilitasi dan edukasi pemanfaatan pelayanan online. 4. Tempat diskusi/sosialisasi komunitas pelabuhan. 5. Tempat promosi dan customer service.
C. Physical Outlet In order to realize the one-stop service that is satisfactory to all customers of the Company, in 2014 the Directorate of Commercial and Business Development in collaboration with the Directorate of Operations and Tanjung Priok Branch Port opened physical outlet, which is a service center with a cozy, open, flexible, and modern ambiance. The physical outlet, named IPC Group Service Center, is the Company’s marketing strategy and collaboration among functions, namely Marketing, Operations, Finance and Branch as the manager. The purposes of opening a physical outlet in Tanjung Priok Branch Port are to: 1. Physically move IPC service office to reduce port traffic load, provide an alternative service center for customers and as a pilot project for construction of physical outlets in other branches. 2. Gradually provide online services. 3. Facilitate and educate the benefits of online services. 4. Provide a place for discussions/socialization of the port community. 5. Provide a place for promotion and customer service.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Jenis pelayanan yang akan diberikan untuk pelanggan Perseroan melalui physical outlet: 1. Service; yang meliputi (1) General info, (2) Registration & Transaction, (3) Complain handling, dan (4) Pelayanan jasa kapal. 2. Retention; dimana Perseroan akan menyediakan meeting center bagi komunitas logistik sebagai salah satu strategi retensi pelanggan. Dengan adanya sarana tersebut, para pelanggan dapat berinteraksi satu sama lain dalam rangka pengembangan bisnis ataupun hubungan bisnis yang lebih baik. Komunitas logistik meliputi antara lain: forwarder, shipping agent, port operator, serta warehouse operator. 3. Customer education and exhibition area; adalah salah satu area yang berfungsi untuk menampilkan profil seluruh layanan yang bisa diberikan kepada pelanggan kelompok usaha Perseroan. Kedua area ini dapat dimanfaatkan juga oleh grup IPC untuk mensosialisasikan kebijakan proses pengiriman/ penerimaan kargo. Pelanggan Perseroan dari perusahaan-perusahaan komunitas logistik pun dapat memanfaatkan area ini untuk sharing kepada pelaku bisnis logistik lainnya yang berada pada jaringan bisnis grup IPC.
The types of services to be provided to the Company’s customers through physical outlet are: 1. Services; including (1) General info, (2) Registration & Transaction, (3) Complain handling, and (4) Shipping services. 2. Retention; where the Company will provide a meeting center for the logistics community as a customer retention strategy. With these facilities, customers can interact with one another for business development or better business relationship. The logistics community includes: forwarder, shipping agent, port operator, and warehouse operator. 3. Customer education and exhibition area; is an area to exhibit the profile of the entire services offered to the Company’s business group customers. Both of these areas can also be utilized by IPC group to disseminate cargo shipping/receiving policies. The Company’s customers from logistics community can also utilize this area for sharing with other players of logistics business within IPC group business network.
D. Rencana Ke Depan [G4-1] 1. Customer Relationship Management (CRM) Sejak tahun 2012, Perseroan telah melakukan transformasi untuk mendorong perbaikan proses logistik di Indonesia, termasuk dengan upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi. Melalui business process re-engineering (BPR) yang dilakukan di tahun 2012, diformulasikan strategi, proses-proses, struktur, dan blueprint/roadmap untuk pembangunan sistem CRM Perseroan.
D. Future Plan [G4- 1] 1. Customer Relationship Management (CRM) Since 2012, the Company has been transforming to encourage the improvement of logistics process in Indonesia, among others by increasing productivity and efficiency. Through a business process reengineering (BPR) conducted in 2012, the Company has formulated the strategy, process, structure, and blueprint/roadmap for its CRM system development.
Dalam jangka pendek hingga menengah, sistem CRM diproyeksikan untuk berfungsi sebagai tulang punggung bagi inisiatif strategis seperti One-Stop-Shop dan Key Account Management. Inisiatif-inisiatif strategis ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun pelanggan.
In the short to medium term, the CRM system is projected to serve as the backbone for strategic initiatives such as One-Stop-Shop and Key Account Management. These strategic initiatives are aimed to enrich customer experience and to provide value added to the Company and the customers.
CRM implementation is gradual and sustainable so that requires an ongoing learning and development process. CRM is expected to become a system and foundation of corporate end-to-end strategic marketing for the Company to grow and develop in line with the opportunities and market dynamics, as reflected in the consistently increasing performance of revenue and profit.
Penerapan CRM dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan sehingga memerlukan proses pembelajaran dan pengembangan yang terusmenerus. CRM diharapkan dapat menjadi sistem dan landasan corporate end-to-end marketing strategis bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang sejalan dengan peluang dan dinamika pasar, sebagaimana direfleksikan dalam peningkatan kinerja pada pendapatan dan laba secara konsisten.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
59
60
Pada tahun 2014, penerapan CRM difokuskan kepada pemutakhiran data dan profil pelanggan agar diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang perilaku, tren bisnis dan kebutuhan pelanggan. Hal ini menjadi dasar pengembangan pelayanan dan kerja sama bisnis dengan pelanggan secara berkesinambungan.
In 2014, CRM implementation was focused on updating customer data and profiles in order to obtain a more accurate picture of the customer behavior, business trends and needs. This serves as a basis for service development and business cooperation with customers on an ongoing basis.
2. Key Account Management Key Account Management bertujuan untuk meningkatkan dan membangun proses bisnis serta standarisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan dengan mempertemukan/menyesuaikan kebutuhan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang mencakup pelayanan, penjualan, pemasaran, dan loyalitas secara terkoneksi di 12 cabang pelabuhan di lingkungan Perseroan serta anak perusahaan untuk tumbuh bersama secara menguntungkan.
2. Key Account Management Key Account Management aims to improve and develop business processes and standardization of the Company’s key customers management by bringing/adjusting the needs of the customers and the Company including interconnected services, sales, marketing, and loyalty at 12 branch ports within the Company and its subsidiaries to grow together in a profitable manner.
Melalui organisasi khusus yang menangani pelanggan utama, Perseroan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan (fungsi service) maupun peningkatan pendapatan dari cross-selling atau up-selling (fungsi sales) serta mampu menjawab kebutuhan jasa pelanggan dan kebutuhan Perseroan untuk bermitra dan tumbuh bersama secara menguntungkan.
Through a specialized organization that handles its key customers, the Company is able to increase customer satisfaction and loyalty (service function), to increase revenue from cross-selling or up-selling (sales function) as well as to address the customers’ service needs and the Company’s need to build partnership and to grow together profitably.
3. One Stop Shop One Stop Shop adalah pengembangan dari physical outlet yang sudah dioperasikan di Pelabuhan Tanjung Priok dan direncanakan akan di kembangkan di 12 cabang Pelabuhan Perseroan.
3. One Stop Shop One Stop Shop is the expansion of physical outlet that has operated at Tanjung Priok Port and is planned to be developed at the Company’s 12 Branch Ports.
Karyawan Sumber daya manusia merupakan aset utama bagi IPC. Seluruh capaian prestasi dan kinerja Perseroan dapat diraih melalui dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan. Oleh karena itu Perseroan berkomitmen untuk menjaga dan memelihara suasana kerja yang kondusif dengan melaksanakan interaksi timbal balik dengan karyawan.
Employees Human resources are IPC’s major asset. The entire accomplishments and performances of the Company’s can be achieved with dedication and hard work of all employees. Therefore, the Company is committed to protecting and maintaining conducive working environment by encouraging reciprocal interaction with employees.
IPC berupaya menyelenggarakan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan harapan karyawan untuk memperoleh remunerasi yang baik, jenjang karir yang jelas dan adil, termasuk upaya peningkatan kompetensi. Semua upaya tersebut dilakukan secara seimbang dengan kebutuhan Perseroan, demi tercapainya seluruh program operasional secara efektif dan efisien untuk menjamin pertumbuhan usaha secara keberlanjutan.
IPC strives to manage its Human Resources (HR) to be able to maintain a balance between the needs and the expectations of employees to obtain a proper remuneration, a clear and equitable career path, including competencies improvement. All these efforts are conducted to balance the Company’s needs, in order to achieve all operational programs effectively and efficiently to ensure sustainable business growth.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Hasil employee engagement survey 2014 yang dilaksanakan oleh Louis Allen Worldwide menunjukan peningkatan yang signifikan dibandingkan survei tahun 2013, di mana terdapat kenaikan dari 4,11 menjadi 4,24 (skala 1-5). Dengan pencapaian tersebut, IPC berada pada posisi di atas persentil 75% yang artinya keterkaitan pekerja terhadap IPC masuk pada top 25 perusahaan dunia dengan tingkat keterkaitan pekerjaan yang baik. Hal ini menunjukan bahwa program-program yang sudah dijalankan oleh Perseroan terkait dengan pengembangan sumber daya manusianya sudah berjalan dengan sangat baik.
The result of an employee engagement survey conducted in 2014 by Louis Allen Worldwide shows significant improvement compared to the survey in 2013, where there is an increase from 4.11 to 4.24 (scale of 1-5). With this achievement, IPC’s position is in the top 75% percentile, which means that the engagement of employees to IPC is among the world’s top 25 companies with excellent work engagement level. This shows that the programs conducted by the Company which are related to its human resources development have been running very well.
Hal terpenting yang menjadi perhatian Perseroan adalah peningkatan kualitas karyawan melalui upaya-upaya peningkatan kompetensi dan keahlian. Hal itu dilakukan agar mereka dapat berperan aktif dalam pertumbuhan usaha Perseroan serta mampu beradaptasi dengan dinamika bisnis yang berkembang pesat.
The Company’s most crucial concern is development of employees’ quality by improving competence and expertise. This is done so that they can play an active role in the Company’s business development and be able to adapt to the rapidly evolving business dynamics.
Hubungan Industrial Perseroan menjalin hubungan industrial yang harmonis dengan seluruh karyawan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif demi keberlanjutan usaha perusahaan. Manajemen memandang Serikat Pekerja merupakan mitra dalam pengembangan sumber daya manusia. Sebagai wujud dari komitmen tersebut, manajemen bersama dengan Serikat Pekerja telah menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Induk yang memayungi seluruh anak perusahaan. Dengan begitu, seluruh karyawan di lingkungan IPC baik di entitas induk maupun entitas anak memiliki panduan yang sama dalam menjalankan hubungan industrial.
Industrial Relations The Company establishes harmonious industrial relations with all employees to create conducive working environment for its business sustainability. Management considers the Labor Union as a partner in human resources development. To realize this commitment, the management and the Labor Union prepared a Master Collective Labor Agreement (PKB) covering all subsidiaries. By doing so, all IPC employees at the parent company and its subsidiaries have common guidelines in carrying out industrial relations.
Pertemuan antara karyawan dengan manajemen dilakukan secara berkala untuk mendapatkan masukan dan menyampaikan berbagai program/rencana yang harus mendapat perhatian seluruh pihak. Komunikasi dengan karyawan juga dilakukan melalui email, media intranet dan buletin internal.
Meeting between employees and management is done on a regular basis to obtain feedback and to disseminate various programs / plans that should get attention of all parties. Communication with employees is also done by email, intranet media and internal bulletin.
Pemegang Saham Pemegang saham adalah pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan langsung dengan IPC melalui investasi kepemilikan saham atau modal yang ditanamkannya. Dengan demikian, pemegang saham sangat berkepentingan atas kinerja operasional dan keuangan Perseroan.
Shareholders Shareholders are stakeholders who have a direct interest in IPC through stock ownership or capital investments. Accordingly, shareholders are very concerned over the operational and financial performance of the Company.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
61
62
Perseroan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya (100%) dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, yang dalam hal ini kewenangan sebagai pemegang saham PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berada pada Kementerian BUMN Republik Indonesia. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah dalam penetapan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta dalam penetapan strategi perusahaan sangat besar karena kedudukan pemerintah (Kementerian BUMN) adalah sebagai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
The Company is a State-Owned Enterprise (BUMN) which is wholly (100%) owned by the Republic of Indonesia, in this case the authority as a shareholder of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) is at the Ministry of SOE of the Republic of Indonesia. Hence, government involvement in the appointment of Board of Commissioners and Board of Directors members as well as in determination of the Company’s strategy is very significant because of the role of the government (the Ministry of SOE) as General Meeting of Shareholders (GMS).
Komunikasi dan pelibatan pemegang saham sedikitnya dilakukan satu kali dalam setahun dalam forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Dalam RUPS, Perseroan melaporkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Melalui pembahasan pokok-pokok agenda rapat, pemegang saham dapat ikut menetapkan arah perkembangan dan kebijakan strategis perusahaan, termasuk keputusan investasi dan menyetujui besaran dividen yang dibagikan.
Communication and engagement of shareholders take place at least once a year in the Annual General Meeting of Shareholders (GMS). In GMS, the Company reported its overall performance. Through the discussion of the key meeting agenda, the shareholders can determine the direction of the Company’s strategic development and policies, including investment decisions and approval of the amount of distributed dividends.
Pemerintah Dalam menjalankan kegiatan operasional kepelabuhanan, Perseroan memiliki hubungan dengan Kementerian Perhubungan selaku kementerian teknis yang salah satu kewenangannya di bidang kepelabuhanan serta instansi terkait lainnya seperti Otoritas Pelabuhan selaku penyelenggara pelabuhan dan Syahbandar.
Government In carrying out port operations, the Company builds a relationship with the Ministry of Transportation as the authorized technical ministry in ports and other relevant agencies such as Port Authority as port organizer and harbor master.
Disamping itu, dalam pelaksanaan kegiatan operasional, Perseroan juga selalu berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya seperti Kementerian Kesehatan, untuk kegiatan kekarantinaan dan Kementerian Keuangan, untuk kegiatan kepabeanan dan cukai.
Moreover, in its operational activities, the Company always coordinates with other related agencies, such as the Ministry of Health, for quarantine activities and the Ministry of Finance, for customs and excise activities.
Kegiatan penyelenggaraan jasa kepelabuhanan dipengaruhi oleh regulasi yang ada karena seluruh badan usaha yang melakukan kegiatan bisnis kepelabuhanan harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Indonesia. Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pelabuhan melalui pemberlakuan UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, maka saat ini PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bertindak sebagai operator pelabuhan. Setiap kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan akan selalu disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dengan cara melihat bagaimana ketentuan yang terkait mengatur mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Port services management is influenced by the existing regulations because all business entities that conduct port business must comply with the applicable laws and regulations in Indonesia. With the paradigm shift in port management based on the Law No. 17 of 2008 concerning Shipping, then currently PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) acts as the port operator. Every business activity undertaken by the Company will always be adjusted to the applicable provisions by observing how they govern activities to be performed by PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Mitra Kerja Mitra kerja/pemasok merupakan pemangku kepentingan yang memiliki peran strategis sebagai bagian dari mata rantai operasional usaha. Hubungan dengan mitra kerja dilakukan berdasarkan asas profesionalisme dalam membangun hubungan timbal balik jangka panjang yang saling menunjang, termasuk di dalamnya menerapkan berbagai persyaratan yang mencakup standar mutu, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta Sistem Manajemen Lingkungan (SML).
Business Partners Business partners/suppliers are stakeholders who have a strategic role as part of value chain of business operations. Relationship with business partners is based on professionalism principle in establishing long-term mutually support relationship, including implementation of various requirements that consist of quality standards, Occupational Safety and Health Management System (SMK3), and Environmental Management System (SML).
Perseroan berinteraksi dengan mitra kerja/vendor dengan mengacu pada Kode Etik Perseroan yang ditetapkan sesuai SK Direksi No. HK.56/6/17/PI.II-13 tanggal 28 November 2013 tentang Penetapan Kode Etik Bisnis PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Kode Etik merupakan standar etika yang wajib dijalankan dan ditaati oleh semua pihak dalam menjalankan seluruh aktivitas di lingkungan Perseroan.
The Company interacts with its business partners/vendors according to the Company’s Code of Conduct based on Decision of Board of Directors No. HK.56/6/17/PI.II-13 dated November 28, 2013 concerning Establishment of Code of Business Conduct of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). The Code of Conduct is ethical standard that is mandatorily implemented and adhered to by all parties in carrying out all activities within the Company.
Kode Etik juga mengatur hubungan dengan mitra kerja/ vendor. Hubungan dengan vendor adalah hubungan yang membangun kepercayaan untuk kemakmuran kedua belah pihak berdasarkan hukum yang berlaku. Oleh karena itu setiap insan IPC harus selalu: • Berkolaborasi dengan para vendor dengan cara menguraikan segala kesepakatan dalam dokumen tertulis yang didasari maksud baik dan menguntungkan kedua belah pihak. • Melakukan pendekatan yang terbuka, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mematuhi undang-undang yang berlaku. • Percaya dalam memberikan kesempatan yang setara kepada vendor dalam menjalankan bisnis. • Menghentikan hubungan bisnis dengan vendor manapun apabila mereka tidak memenuhi Kode Etik Bisnis IPC dan menjalankan bisnis dengan cara yang dapat merusak reputasi IPC mengancam lingkungan dan komunitas tempat Perseroan beroperasi atau melanggar hak asasi manusia. • Menciptakan transparansi dan membangun kepercayaan dengan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis yang dapat membantu para vendor membangun pemahaman yang lebih baik mengenai bisnis Perseroan. • Secara tegas mematuhi kode etik bisnis IPC dan akan mendorong para vendor untuk mengikuti hal yang sama dimana IPC memiliki hak penuh untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka apabila terjadi pelanggaran.
The Code of Conduct also governs the relationship with business partners/vendors. Vendor relationship is a relationship that builds trust for the interests of both parties according to the the applicable laws. Therefore, every member of IPC should always: • Collaborate with vendors by describing all agreements in written documents based on good faith and beneficial to both parties. • Initiate to approach in an open, transparent and accountable manner to comply with the applicable laws. • Put trust in providing equal opportunities to vendors in doing business. • Discontinue business relationships with any vendors should they be not in compliance with IPC’s Code of Business Conduct and run business in ways that could damage IPC’s reputation, threaten the wellbeing of the environment and the community in which the Company operates or violate human rights. • Create transparency and build trust by providing appropriate information with business needs that can help vendors obtain better understanding regarding the Company’s business. • Strictly adhere to IPC’s Code of Business Conduct and encourage vendors to comply accordingly wherein IPC has full rights to take legal action against them in case of violation.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
63
64
Media Massa Hubungan dengan media massa merupakan bagian dari pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan. Perseroan membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara Perseroan dengan publik untuk mencapai tujuan perusahaan. Perseroan menggunakan media massa sebagai medium untuk mengungkapkan informasi dan citra perusahaan kepada publik.
Mass Media Mass media relation is part of Corporate Secretary duties. The Company promotes and develops good relationship with mass media as a communication means between the Company and the public to achieve its goals. The Company uses mass media as a medium to disclose information and corporate image to the public.
Sepanjang tahun 2014, Sekretaris Perusahaan menyelenggarakan 29 kegiatan bersama media massa berupa siaran pers kegiatan perusahaan dan peristiwa yang perlu diketahui masyarakat, kunjungan ke proyek pembangunan pelabuhan Tanjung Priok, serta diskusi dan media gathering.
Throughout 2014, Corporate Secretary held 29 joint activities with mass media in form of press release pertaining to the Company’s activities and events for public information, visit to Tanjung Priok Port construction project, as well as discussion and media gathering.
Masyarakat Kegiatan usaha IPC secara langsung maupun tidak langsung menumbuhkan dampak ekonomi di masyarakat secara luas. Perseroan secara aktif berupaya mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat dengan merancang dan merealisasikan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta tanggung jawab sosial perusahaan yang diselaraskan dengan potensi yang dimiliki masyarakat setempat. Dalam pelaksanaannya, program kemasyarakatan tersebut dilakukan di wilayahwilayah operasi Perseroan agar masyarakat sekitar dapat menerima manfaatnya.
Community IPC’s business activities directly or indirectly foster economic impact in the community at large. The Company actively encourages economic growth of the community by designing and realizing Partnership and Community Development Program (PKBL) and corporate social responsibility which are aligned with potential of the local community. In practice, the social programs are carried out in the Company’s operational areas so that the surrounding community can enjoy the benefits.
Sepanjang tahun 2014, Program Kemitraan telah melaksanakan kegiatan penyaluran sebesar Rp 6,024 miliar, Program Bina Lingkungan dengan sumber dana berasal dari sisa alokasi penyisihan laba tahun sebelumnya sebesar Rp 1,192 miliar dan Program Bina Lingkungan dengan sumber dana berasal dari pembiayaan perusahaan sebesar Rp 11,64 miliar. Sedangkan biaya program CSR (Corporate Social Responsibility) sebesar Rp 1,27 miliar.
Throughout 2014, Partnership Program distributed Rp 6.024 billion, Community Development Program with funding from the remaining allocated profit of the previous year of Rp 1.192 billion and Community Development Program with funding from the Company’s financing of Rp 11.64 billion. Whereas the cost of CSR (Corporate Social Responsibility) amounted to Rp 1.27 billion.
Dari sisi wilayah cakupan aktivitas PKBL, Perseroan telah menjangkau 12 wilayah operasi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sorong dan Bangka Belitung.
In terms of coverage area of PKBL activities, the Company has reached 12 operation areas, namely: Jakarta, West Java, Lampung, South Sumatra, West Sumatra, Banten, Jambi, Bengkulu, West Kalimantan, Sorong, and Bangka Belitung.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Sektor-sektor yang menjadi jangkauan kegiatan Program Kemitraan adalah sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, pendidikan, dan lainnya. Sementara penyaluran dana Program Bina Lingkungan ditujukan kepada 7 (tujuh) kelompok program, yaitu bantuan kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, dan bantuan social kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
Sectors covered by Partnership Program activities are industry, trade, agriculture, animal husbandry, agriculture, fishery, services, education, and others. While distribution of Community Development Program funds are intended for 7 (seven) program groups, namely aid for victims of natural disasters, aid for education and training, aid for health improvement, aid for development of infrastructure/public utilities, aid for religious facilities, aid for nature conservation, and aid for social community in order to eradicate poverty.
Salah satu bentuk program CSR yang dilakukan Perseroan adalah merekrut calon karyawan dengan tingkat pendidikan SMA/SMK atau sederajat yang memiliki prestasi, namun dari keluarga kurang mampu yang tinggal di lingkungan sekitar pelabuhan.
One form of the Company’s CSR programs is to recruit prospective employees with education level of high / vocational school or equivalent who have accomplishments, but come from unfortunate families living in the surrounding areas of the port.
PENERAPAN STANDAR EKSTERNAL [G4-15]
APPLICATION OF EXTERNAL STANDARDS [G4-15]
Standar Eksternal External Standard
Aplikasi Application
The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO)
Pedoman sistem pengendalian internal yang telah ditetapkan dengan surat keputusan Direksi No. 56/6/19/PI.II-2013 Tanggal 10 Desember 2013 Guidelines on internal control system which has established by Board of Directors Decision Letter No. 56/6/19/PI.II-2013 Dated December 10, 2013
ISO 31000:2009 – Risk management Standard
Pedoman penerapan manajemen risiko Guidelines on risk management
OHSAS 18001:2007 – Occupational Health and Safety Management Systems for port management for pilotage, ship services, support utilities, technical support, financial support and customer services
Standar internasional untuk penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). International standard for occupational helath and safety management system
ISO 9110:2000 – Quality Management Systems
Standar internasional untuk penerapan sistem manajemen mutu. International standard for quality management system
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
65
66
KEANGGOTAAN DALAM ASOSIASI DAN ORGANISASI LAINNYA [G4-16]
MEMBERSHIP IN ASSOCIATIONS ORGANIZATIONS [G4-16]
AND
OTHER
IPC ikut aktif sebagai anggota beberapa asosiasi profesional dan organisasi lainnya. Tujuannya untuk memperluas jaringan bisnis, menjalin komunikasi dan bagian dari upaya pelibatan pemangku kepentingan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan operasional. Organisasi dimana Perseroan menjadi anggota adalah sebagai berikut:
IPC actively participates as a member of several professional associations and other organizations. The objective is to expand business network, to establish communication and to be part of stakeholders engagement in resolving every encountered problem in carrying out operational activities. The Company becomes a member of the following organizations:
Organisasi Organization
Peran/Kedudukan Role/Position
Manfaat Organisasi Organizational Benefits
International Association of Port and Harbors (IAPH)
• Dalam asosiasi ini Direktur Utama IPC juga menjabat sebagai Executive Committee Member of Asia/Oceania Region. In this association IPC’s President Director also serves as an Executive Committee Member of Asia/Oceania Region. • Dengan tergabung dalam asosiasi ini, IPC memaksimalkan fungsi keanggotaannya dengan berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh asosiasi. By joining this association, IPC maximizes its membership by participating actively in activities organized by the association. • Pada tahun 2017, IPC bersama PT Pelabuhan Indonesia I, III & IV akan menjadi host penyelenggaraan IAPH World Port Conference ke-30, di Bali. In 2017, IPC and Permanent Secretariat of PT Pelabuhan I, II, III and IV will host the 30th biannual meeting of IAPH called World Port Conference (WPC) in Bali.
• Membuka peluang kerja sama dengan pengusaha bisnis kepelabuhanan dunia. Seizing cooperation opportunities with key players of port business in the world. • Mengetahui perkembangan dan teknologi kepelabuhanan terkini. Getting updates on the latest port trend and technology. • Mempromosikan perkembangan dan proyekproyek Perseroan kepada dunia kepelabuhanan internasional. Promoting the Company’s development and projects to the world of international port. • Berperan aktif dalam pembahasan dan kerja sama lingkup Asia Oceania. Playing an active role in discussion and cooperation within the scope of Asia Oceania . • Partisipasi pada IAPH Women Forum dan kegiatan-kegiatan turunan IAPH lainnya. Participation in IAPH Women Forum and other accompanied activities of IAPH.
ASEAN Port Association (APA)
• Adalah asosiasi perusahaan pelabuhan di Asia Tenggara. Is an association of ports in Southeast Asia. In this organization. • Di organisasi ini, IPC turut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan baik pertemuan tahunan maupun berbagai seminar serta kompetisi yang diadakan. IPC participates actively in all activities including annual meeting and various seminars and competitions. • IPC bersama Sekretariat Tetap PT Pelabuhan I, II, III dan IV telah beberapa kali menjadi tuan rumah dalam acara-acara tahunan, diantaranya menjadi tuan rumah APA Meeting ke-39 di Bali pada tahun 2013. IPC and Permanent Secretariat of PT Pelabuhan I, II, III, and IV have hosted several annual events, including the 39th APA Meeting in Bali in 2013.
• Membuka peluang kerja sama dengan pengusaha bisnis kepelabuhanan dalam lingkup ASEAN. Seizing cooperation opportunities with key players of port business within the scope of ASEAN • Pertukaran informasi kepelabuhanan dengan pelabuhan ASEAN lainnya. Information exchange with other ASEAN ports. • Berpartisipasi pada acara-acara asosiasi, seperti seminar-seminar dan acara keolahragaan. Participation in association events, such as seminars and sports events.
International Maritime Organization (IMO)
•
• Mengetahui perkembangan dan regulasi bidang kemaritiman yang diberlakukan di dunia. Getting updates on maritime development and applicable regulations in the world. • Berperan serta dalam merumuskan kebijakan maritim dunia, khususnya bidang transportasi laut atau navigasi. Participating in formulation of the world maritime policies, particularly in maritime transportation or navigation.
IPC menjadi bagian dari tim perwakilan Indonesia yang tergabung dalam IMO dan aktif di berbagai kegiatan yang diadakannya. IPC is part of Indonesian representatives that join IMO and is active in various held activities. • Indonesia juga menjadi anggota C Council yang merupakan organ IMO yang terdiri dari negara-negara yang menaruh perhatian pada transportasi dan navigasi maritim. Indonesia is also a member of C Council which is an IMO organ consisting of the countries concerned with maritime transportation and navigation. • Agar tetap terpilih menjadi anggota C Council, setiap tahunnya Indonesia mengadakan reception event untuk menggalang suara dari negara lain agar tetap terpilih menjadi anggota C Council. In order to remain as a member of C Council, every year Indonesia holds a reception event to garner votes from other countries.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Organisasi Organization
Peran/Kedudukan Role/Position
Manfaat Organisasi Organizational Benefits
PIANC (The World Association for Waterborne Transport Infrastructure)
• Adalah forum para profesional seluruh dunia untuk memberikan saran ahli infrastruktur hemat biaya, dapat diandalkan dan berkelanjutan untuk memfasilitasi pertumbuhan transportasi air. Didirikan pada tahun 1885, PIANC terus menjadi mitra utama bagi pemerintah dan sektor swasta dalam desain, pengembangan dan pemeliharaan pelabuhan, saluran air dan daerah pesisir. Is a forum of the world professionals to provide expert advices on infrastructure that is costeffective, reliable, and sustainable to facilitate water transportation development. Established in 1885, PIANC has become the main partner of the government and private sector in design, development, and maintenance of ports, waterways and coastal areas. • Sebagai organisasi non-politik dan non-profit, PIANC menyatukan para ahli internasional terbaik pada masalah teknis, ekonomi dan lingkungan yang berkaitan dengan infrastruktur transportasi air. As a non-political and non-profit organization, PIANC unites the best international experts on the technical, economic, and environmental issues related to water transportation infrastructure. • Anggota PIANC termasuk pemerintah nasional dan otoritas publik, perusahaan dan individu yang tertarik. PIANC members include national governments and public authorities, as well as interested companies and individuals.
• Mengetahui perkembangan dalam bidang infrastruktur yang hemat biaya juga tentang masalah teknis, ekonomi dan lingkungan yang berkaitan dengan infrastruktur transportasi air. Getting updated information on trend in costeffective infrastructure as well as on the technical, economic and environmental issues related to water transportation infrastructure.
AIVP (Association Internationale Villes et Ports)
• Adalah organisasi internasional non-profit yang bertujuan menyatukan para pemangku kepentingan pelabuhan di kota-kota pelabuhan dunia. Is a non-profit international organization that aims to bring together stakeholders in the world port cities.
• Mengetahui informasi penyedia layanan dalam proyek arsitek kota pelabuhan, arsitek landscape dan perencana kota pelabuhan. Getting updates and information on service providers in port city, landscape architects and port city planners architectural projects. • Menjalin hubungan baik dengan operator pelabuhan dan pemerintah-pemerintah kota pelabuhan. Building good relationships with port operators and port city governments.
ASBUPI (Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia)
• Asosiasi ini menghimpun pelaku badan usaha pelabuhan yang diusahakan secara komersial dalam satu wadah organisasi nirlaba, baik badan usaha negara maupun swasta. This association brings together port commercial business players in a forum of non-profit organization, both state and private enterprises. • Sebagai bagian dari Sekretariat Tetap PT Pelabuhan Indonesia I, II, III & IV (Persero), IPC juga tergabung dalam keanggotaan ASBUPI dan termasuk dalam salah satu pendiri asosiasi. As a part of Permanent Secretariat of PT Pelabuhan Indonesia I, II, III & IV (Persero), IPC is also a member of ASBUPI, and is one of the founders of the association.
• Komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan di pelabuhan, seperti operator pelabuhan, pemerintah dan atau penyelenggara pelabuhan (Otoritas Pelabuhan atau unit penyelenggara pelabuhan), maupun badan legislatif mengenai kegiatan usaha kepelabuhanan. Effective communication with stakeholders in ports, such as port operators, the government and or port organizers (Port Authority or port organizer units), as well as the legislative body on port business activities.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
67
TATA KELOLA BERKELANJUTAN SUSTAINABLE GOVERNANCE
68
Kegiatan GCG Tahun 2014 GCG activities 2014
71
Asesmen GCG GCG Assessment
72
Struktur Tata Kelola Governance Structure
73
Kode Etik Perseroan Corporate Code of Conduct
78
Manajemen Risiko Risk Management
80
IPC Bersih Clean IPC
82
Kebijakan Anti Korupsi Anti-Corruption Policy
82
Sistem Pelaporan Pelanggaran Violations Reporting System
82
Kebijakan Manajemen Anti Kejahatan (Anti Fraud) Anti Crime (Anti Fraud) Management Policy
83
Pedoman Pengelolaan Gratifikasi Gratuity Management Guidelines
85
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
69
TATA KELOLA BERKELANJUTAN |
70
Sustainable Governance
Sebagai pelaku usaha jasa kepelabuhanan, IPC telah menempuh perjalanan panjang di industrinya dengan menghadapi berbagai tantangan yang tak mudah di tengah lingkungan bisnis yang dinamis dan semakin kompetitif. Namun kami meyakini bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG) secara konsisten merupakan hal mendasar untuk dapat mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip GCG sesuai kebijakan dan peraturan perundang-undangan harus melekat dalam sikap, perilaku, pola pikir, dan cara kerja setiap karyawan sebagaimana terangkum dalam nilai-nilai perusahaan yaitu People First, Integrity, Customer Centric, Sustainability dan Quality.
As a player in port services business, IPC has come a long way in this industry and overcome the challenges that are not easy in the midst of the increasingly dynamic and competitive business environment. Nevertheless, we believe that consistent implementation of Good Corporate Governance (GCG) is essential in achieving sustainable business growth. GCG principles which are in accordance with the policies, laws, and regulations must be inherent in the attitude, behavior, point of view, and performance of each employee as concluded in the Company’s values which are People First, Integrity, Customer Centric, Sustainability, and Quality.
Sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG dilakukan untuk semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan. Secara berkala, seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan menandatangani Pakta Integritas dan Janji Kode Etik yang menyatakan bahwa karyawan telah mengetahui, memahami, serta akan menjalankan ketentuan yang berlaku di Perseroan secara konsisten. Diharapkan, para karyawan tidak melakukan pelanggaran atas hal-hal yang telah disepakati dan integritas karyawan meningkat.
Socialization and internalization of GCG principles are conducted to all members of Board of Commissioners, Board of Directors and employees. Periodically, Board of Commissioners, Board of Directors and Employees sign an Integrity Pact and Code of Conduct Pledge stating that are aware of, understand, and will adhere to the applicable stipulations in the Company consistently. It is expected that employees are not in violation of the agreed upon stipulations and employee integrity will improve.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
KEGIATAN GCG TAHUN 2014
GCG ACTIVITIES 2014
Pada tahun 2014, Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan kembali melakukan penandatanganan Pakta Integritas berdasarkan pedoman GCG serta janji Kode Etik Bisnis. Hal ini merupakan komitmen Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan untuk menjalankan praktik bisnis yang adil, transparan dan beretika di seluruh kegiatan operasional Perseroan serta sebagai bentuk kepatuhan peraturan dan regulasi sesuai dalam Kode Etik Bisnis IPC.
In 2014, the Board of Commissioners, Board of Directors and all employees renewed their signing of Integrity Pact based on GCG guidelines and Code of Business Conduct Pledge. This is the commitment of the Board of Commissioners, Board of Directors and all employees to fair, transparent and ethical business practices in all the Company’s operational activities as well as realization of compliance to rules and regulations according to IPC Code of Business Conduct.
Pakta Integritas juga mencakup pernyataan bebas dari benturan kepentingan, yaitu bahwa anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun keluarganya tidak mempunyai kepemilikan saham ataupun menjadi pengurus pada Perseroan maupun kegiatan usaha yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan bidang usaha jasa kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan anak perusahaannya. Terkait dengan benturan kepentingan, Direksi juga telah menetapkan mekanisme baku untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan Senior Manager yang dituangkan dalam Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa.
The Integrity Pact also includes free of conflicts of interest statement, mentioning that the members of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as their families do not have an ownership interest, or management position in the Company as well as business activities that are related directly or indirectly to port services business of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) and subsidiaries. Pertaining to conflicts of interest, the Board of Directors has also established a standard mechanism to prevent Board of Directors and Senior Managers from taking personal advantage as stipulated in Goods and Services Procurement Policy.
Untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG secara berkelanjutan, Perseroan melakukan penyempurnaan Pedoman Tata Kelola, Board Manual, Pedoman Etika (Kode Etik Bisnis), Pedoman Pelaporan Pelanggaran dan melengkapi organ GCG. Selain itu, pada tahun 2014 Perseroan telah menyusun buku “Pedoman Pengelolaan Gratifikasi & Penerapan Whistleblowing System” PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Agar perbaikan kualitas GCG dapat dilakukan secara terukur dan berkesinambungan, secara berkala Perseroan melaksanakan asesmen GCG dan audit yang komprehensif. [G4-56]
To improve the quality of sustainable GCG, the Company has refined its Governance Guidelines, Board Manual, Ethics Guidelines (Code of Business Conduct), Violation Reporting Guidelines and has completed the GCG organs. Moreover, in 2014 the Company prepared the book of “Gratuity Management Guidelines and Implementation of Whistle blowing System” of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). In order to improve GCG quality in a measured and continuous manner, periodically the Company conducts GCG assessment and comprehensive audit. [G4-56]
Untuk mengingatkan karyawan dan menanamkan budaya GCG yang melekat dalam menjalankan tugas, Perseroan membuat pengumuman larangan gratifikasi kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau menerima hadiah dalam segala bentuk, baik langsung maupun tidak langsung. Pengumuman tersebut diumumkan di harian media cetak dan papan pengumuman di sekitar lingkungan kerja manajemen IPC. Dukungan dan kerja sama para pemangku kepentingan tentu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan agar senantiasa meningkatkan implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja.
To remind employees and instill an inherent GCG culture in performing their duties, the Company has made an announcement of prohibition of gratification to all employees so they shall not ask for, give or accept any gift in any form, either directly or indirectly. The announcement was published in the daily print media and bulletin boards in the working environment of IPC management. Support and cooperation of all stakeholders are essentially required in realizing the Company’s commitment to constant improvement of GCG principles implementation in the various work programs.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
71
ASESMEN GCG
GCG ASSESSMENT
Perseroan melakukan asesmen implementasi GCG secara berkala untuk memastikan bahwa penerapan GCG di Perseroan telah dijalankan secara optimal. Hasil evaluasi akan menjadi masukan yang sangat penting bagi perbaikan penerapan GCG dan pengambilan keputusan terkait GCG pada masa mendatang.
The Company conducts periodic assessment of GCG implementation to ensure that GCG implementation in the Company has been optimal. The evaluation result will be a crucial input for improvement of GCG implementation and GCG-related decision making going forward.
Asesmen GCG periode tahun 2014 merupakan self assessment dengan menggunakan metodologi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, dengan sejumlah penyesuaian.
GCG assessment for 2014 period was a selfassessment using a methodology that refers to Decision of Secretary of Ministry of SOE SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012, concerning Indicator/Parameter of Assessment and Evaluation On Implementation of Good Corporate Governance (GCG) in State-Owned Enterprises, with several adjustments.
Hasil asesmen penerapan GCG pada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) mencapai skor 83,48 dari skor maksimal 100,00 atau 83,48%, dengan predikat “BAIK”. Dibandingkan dengan hasil asesmen periode 2013 yang memperoleh skor 78,12, terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan ini terutama didorong oleh semangat penerapatan tata kelola, pengungkapan informasi dan transparansi yang meningkat.
The assessment result of GCG implementation in PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) reached a score of 83.48 out of a maximum score of 100.00, or 83.48%, with “GOOD” rating. Compared with the assessment result for 2013 period which obtained a score of 78.12, there was a significant improvement, which was mainly driven by the strengthened determination to implement GCG, information disclosure, and transparency.
Hasil asesmen GCG tahun 2014 dan perbandingannya dengan skor tahun 2013 adalah sebagai berikut:
GCG assessment result for 2014 period and its comparison with 2013 period are as follows:
NO
ASPEK PENILAIAN
BOBOT POINT
CAPAIAN TAHUN 2013 ACHIEVEMENTS IN 2013 SKOR/ SCORE
SKOR/ SCORE
PERSENTASE/ PERCENTAGE
KETERANGAN DESCRIPTION
ASPECT GOVERNANCE
I
Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
7,00
4,35
5,97
85,29
Sangat Baik Excellence
II
Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
9,00
7,44
7,45
82,78
Baik Good
III
Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas
35,00
27,45
30,77
87,91
Sangat Baik Excellence
Board of Commissioners/ Supervisory Board
IV
Direksi
35,00
31,12
31,5
90,00
Sangat Baik Excellence
Board of Directors
V
Pengungkapan Informasi dan Transparansi
9,00
7,75
7,79
85,86
Sangat Baik Excellence
Disclosure of Information/ Transparency
VI
Aspek Lainnya TOTAL
5,00
0,00
0,00
0,00
-
100,00
78,12
83,48
83,48
Baik/Good
Hasil asesmen menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aspek komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan dan aspek Dewan Komisaris.
72
CAPAIAN TAHUN 2014 ACHIEVEMENTS IN 2014
Commitment to Continuous Corporate Governance Implementation Shareholders and GMS/ Investor
Other Aspects TOTAL
The assessment results indicate a significant improvement in the aspect of commitment to implementation of sustainable governance and Board of Commissioners.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Peningkatan dalam aspek komitmen penerapan GCG, diantaranya didukung oleh hal-hal berikut: • Perusahaan memiliki kebijakan whistleblowing system (WBS) dengan saluran pelaporan yang mampu menerima dan memproses informasi dari pelapor secara memadai. • Perusahaan melaksanakan sosialisasi program WBS. • Perusahaan memiliki pedoman pengendalian gratifikasi di seluruh wilayah kerja. • Program pengendalian gratifikasi disosialisasikan kepada seluruh karyawan. • Perusahaan melakukan pembaharuan pada dokumen Board Manual dan Code of Conduct. • Perusahaan memiliki kebijakan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). • Perusahaan melaporkan LHKPN para pejabatnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Improvement in the aspect of commitment to GCG implementation, among others, was supported by the following: • The Company established a whistle blowing system (WBS) policy equipped with a reporting channel that is capable of receiving and processing information from whistleblower in a proper manner. • The Company socialized the WBS program. • The Company established guidelines for gratification control in all working areas. • Gratuity control program was socialized to all employees. • The Company refined its Board Manual and Code of Conduct documents. • The Company established a policy of State Officials Wealth Report (LHKPN). • The Company reported LHKPN of its officials to the Corruption Eradication Commission (KPK).
Peningkatan dalam aspek Dewan Komisaris terutama karena Dewan Komisaris memiliki serangkaian kebijakan yang terangkum dalam SOP (Standard Operating Procedure) Dewan Komisaris yang antara lain mengatur: • Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris secara formal. • Kebijakan atas akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. • Kebijakan atas kepatuhan perusahaan. • Kebijakan pelaporan terjadinya gejala menurunnya kinerja perusahaan. • Pedoman tata tertib rapat Dewan Komisaris. • Kebijakan pengukuran dan penilaian kinerja Dewan Komisaris. • Kebijakan penilaian kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham. • Kebijakan pemantauan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Improvement in the aspect of Board of Commissioners was mainly because the Board of Commissioners has a series of policies which are compiled in SOP (Standard Operating Procedure) of Board of Commissioners, which stipulate, among others: • Formal decision-making mechanism of Board of Commissioners. • Policies on accounting and financial reporting preparation. • Policy on corporate compliance. • Policy on reporting the indication of declining corporate performance. • Guidelines for Board of Commissioners meeting order. • Policy on measurement and assessment of Board of Commissioners performance. • Policy on assessment of Board of Directors performance and reporting to Shareholders. • Policy on monitoring of Good Corporate Governance principles implementation.
STRUKTUR TATA KELOLA
GOVERNANCE STRUCTURE
Sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas, struktur tata kelola Perseroan terdiri dari 3 (tiga) organ yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris serta Direksi. RUPS adalah forum pengambilan keputusan tertinggi bagi pemegang saham. Dewan Komisaris bertugas mengawasi jalannya pengelolaan perusahaan, dan Direksi bertugas mengelola perusahaan. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki wewenang dan tanggung jawab terpisah sesuai fungsinya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Pedoman Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual). Dalam kepengurusan Perseroan maupun anak usahanya, tidak ada anggota Dewan Komisaris yang juga merangkap sebagai anggota Direksi. [G4-34]
According to the Law of Limited Liability Company, the Company’s governance structure consists of 3 (three) organs, namely the General Meeting of Shareholders (GMS), Board of Commissioners, and Board of Directors. GMS is the highest decision making forum for shareholders. The Board of Commissioners role is to supervise management of the Company, and the Board of Directors role is managing the Company. The Board of Commissioners and the Board of Directors have segregated authorities and responsibilities according to their respective functions as stipulated in the laws and regulations, the Articles of Association, and Board Manual. In the management of the Company and its subsidiaries, there is no member of the Board of Commissioners who holds multiple positions as a member of Board of Directors. [G4-34]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
73
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholder
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komite Audit Audit Committee
74
Direksi Board of Directors
Komite Pemantau Manajemen Risiko Risk Management Monitoring Committee
Satuan Pengendalian Internal Internal Control Unit
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Satuan Pengawasan Internal/Unit Audit Internal Internal Monitoring/ Internal Audit Unit
Perseroan telah melengkapi perangkat kerja dan sarana yang dibutuhkan bagi setiap organ untuk mendukung penerapan GCG. Dewan Komisaris memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko (KPMR). Sedangkan Direksi membawahi Satuan Pengendalian Internal, Sekretaris Perusahaan dan Unit Audit Internal/ Satuan Pengawasan Internal (SPI). Semua perangkat tersebut bertugas membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjalankan fungsinya dan memberi saran sesuai lingkup tugas masing-masing. [G4-34]
The Company has completed the required working instruments and facilities for each organ to support GCG implementation. Board of Commissioners has Audit Committee and Risk Management Committee (KPMR). Whereas Board of Directors supervises Internal Control Unit, Corporate Secretary and Internal Audit Unit (SPI). All these instruments assist Board of Commissioners and Board of Directors in carrying out their functions and provide advices within the scope of their respective duties. [G4-34]
A. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi di Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak dimiliki oleh Dewan Komisaris atau Direksi. RUPS mempunyai wewenang untuk meminta pertanggungjawaban kinerja Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan perusahaan, mengubah Anggaran Dasar serta mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi.
B. General Meeting of Shareholders The General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest organ in the Company which has authority that is not granted to the Board of Commissioners or the Board of Directors. GMS has the authority to request accountability of the Board of Commissioners and the Board of Directors performance related to management of the Company, to amend the Articles of Association, and to appoint and dismiss the Board of Commissioners and Board of Directors.
Melalui RUPS, para pemegang saham dapat mengambil keputusan menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui penunjukan auditor eksternal dan menyetujui besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS juga berwenang mengevaluasi kinerja Direksi dan Dewan Komisaris dengan melihat capaian Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya. KPI menjabarkan secara jelas target kinerja
Through GMS, the shareholders can make a decision to accept or reject accountability report of the Board of Commissioners and the Board of Directors, to approve appointment of external auditors, and to approve remuneration amount for the Board of Commissioners and the Board of Directors. GMS is also authorized to evaluate the performance of the Board of Directors and the Board of Commissioners by reviewing achievement of the predetermined and agreed upon Key Performance
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
yang harus dicapai di bidang prespektif keuangan dan pangsa pasar, perspektif fokus pelanggan perspektif efektivitas produk dan proses, perspektif fokus pegawai dan perspektif kepemimpinan, tata kelola dan tanggung jawab kemasyarakatan.
Indicator (KPI). KPI clearly describes performance targets to be achieved in the perspectives of finance and market share, customer focus, effectiveness of products and processes, employee focus and leadership, governance and social responsibility.
Pada tahun 2014, Perseroan menyelenggarakan dua kali RUPS. RUPS pertama diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 2014 dengan agenda sebagai berikut: 1. Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2014. 2. Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan tahun 2014. 3. Persetujuan penghapusan aset tetap yang tidak produktif.
The Company held GMS twice in 2014. The first GMS was held on January 22, 2014, with the following agenda: 1. Approval for Corporate Work Plan and Budget (RKAP) for 2014. 2. Approval for Work Plan and Budget of SOE Partnership Program with Small Business and Community Development Program for 2014. 3. Approval for written-off non-productive fixed assets.
RUPS kedua diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2014 dengan agenda sebagai berikut: 1. Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris. 2. Pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2013 sekaligus pemberian pelepasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013. 3. Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2013. 4. Penetapan gaji/honorarium, tunjangan, dan fasilitas tahun 2014 dan tantiem atas kinerja tahun 2013 bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 5. Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2014.
The second GMS was held on June 9, 2014 with the following agenda: 1. Approval for Annual Report 2013 including Supervisory Report of Board of Commissioners. 2. Ratification of the Company’s Financial Statements and PKBL Annual Report for Financial Year 2013 as well as granting of acquit et decharge to Board of Directors and Board of Commissioners for the Company’s management and supervision for the financial year 2013. 3. Determination of the use of the Company’s Net Income for Financial Year 2013. 4. Determination of salaries/honorarium, benefits and facilities for 2014 and annual bonus for 2013 performance for members of Board of Directors and Board of Commissioners. 5. Appointment of Public Accounting Firm (KAP) to audit the Company’s Financial Statements and PKBL Financial Reports for Financial Year 2014.
Uraian lengkap mengenai RUPS tahun 2014 termasuk keputusan RUPS, arahan Dewan Komisaris dan realisasi keputusan RUPS pada tahun buku 2014 disajikan dalam segmen Tata Kelola di Laporan Tahunan 2014 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
A more detailed explanation on GMS in 2014, including GMS decisions, Board of Commissioners direction, and realization of GMS decisions in the financial year 2014 is presented in Governance segment of Annual Report 2014 of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
75
B. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberi nasihat terkait pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi, terutama mengenai strategi usaha, tata kelola perusahaan, implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Board of Commissioners The Board of Commissioners is the Company’s organ which has a role to perform supervisory function and provide advices related to the management of the Company by Board of Directors, particularly regarding business strategy, corporate governance, internal control implementation, and corporate compliance with the applicable laws and regulations.
Susunan Dewan Komisaris Perseroan hingga tanggal 10 Juni 2014 adalah sebagai berikut:
Composition of the Board of Commissioners as at June 10, 2014, is as follows:
Dewan Komisaris (9 Januari - 10 Juni 2014) Nama | Name Luky Eko Wuryanto M. Djali Yusuf
Board of Commissioners (9 January - 10 June 2014)
Jabatan
Position
Keputusan Menteri BUMN | Decree of Minister of SOE
Komisaris Utama
President Commissioner
Komisaris
Commissioner
Albert Inkiriwang
Komisaris
Commissioner
KEP-35/MBU/2012 (30 January 2012)
Retno Pudji Budi Astuti
Komisaris
Commissioner
SK-148/MBU/2012 20 (March 2012)
Gunadi
Komisaris
Commissioner
SK-210/MBU/2013 (10 April 2013)
Herman Hidayat
Komisaris
Commissioner
SK-08/MBU/2014 (9 January 2014)
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kementerian BUMN SK-126/MBU/2014 tanggal 10 Juni 2014, Bapak Herman Hidayat diberhentikan dan Bapak Agus Suharyono diangkat sebagai Komisaris. Dengan keputusan tersebut, susunan Dewan Komisaris Perseroan menjadi:
Furthermore, based on Decision of Ministry of SOE SK-126/ MBU/2014 dated June 10, 2014, Bapak Herman Hidayat was dismissed and Bapak Agus Suharyono was appointed as a Commissioner. With this decision, composition of the Company’s Board of Commissioners is as follows:
Dewan Komisaris (10 Juni 2014 - sekarang) Nama | Name Luky Eko Wuryanto M. Djali Yusuf
76
KEP-35/MBU/2012 (30 January 2012) KEP-66/MBU/2010 (3 May 2010)
Board of Commissioners (10 June 2014 - now)
Jabatan
Position
Keputusan Menteri BUMN | Decree of Minister of SOE
Komisaris Utama
President Commissioner
Komisaris
Commissioner
KEP-35/MBU/2012 (30 January 2012) KEP-66/MBU/2010 (3 May 2010)
Albert Inkiriwang
Komisaris
Commissioner
KEP-35/MBU/2012 (30 January 2012)
Retno Pudji Budi Astuti
Komisaris
Commissioner
SK-148/MBU/2012 (20 March 2012)
Gunadi
Komisaris
Commissioner
SK-210/MBU/2013 (10 April 2013)
Agus Suharyono
Komisaris
Commissioner
SK-126/MBU/2014 (10 June 2014)
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh 2 (dua) komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris yaitu Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko (KPMR).
In performing its duties, the Board of Commissioners is assisted by 2 (two) committees which are appointed by and report to Board of Commissioners, namely Audit Committee and Risk Management Monitoring Committee (KPMR).
Komite Audit adalah komite yang dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Perseroan sesuai dengan prinsipprinsip tata kelola yang baik. Komite Audit bekerja dengan panduan Piagam Komite Audit dan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara profesional dan independen. Tugas utama Komite Audit adalah melakukan evaluasi dan pengawasan tentang proses pelaporan keuangan, proses audit internal dan eksternal serta memastikan
The Audit Committee is a committee established to assist the Board of Commissioners in supervising the management of the Company in accordance with the good governance principles. The Audit Committee works with reference to Audit Committee Charter and performs its roles and responsibilities professionally and independently. The main role of Audit Committee is to perform evaluation and supervision of financial reporting process, internal and external audit process, and to ensure
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
praktik tata kelola perusahaan berjalan dengan baik dan sesuai prosedur. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit berkoordinasi dan memberi arahan kepada Satuan Pengawas Internal (SPI). [G4-34]
implementation of good corporate governance practices is in accordance with the procedure. In performing its roles, Audit Committee coordinates with and provides direction to Internal Audit Unit (SPI). [G4-34]
Komite Pemantau Manajemen Risiko (KPMR) dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris meningkatkan kualitas pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris dalam pengelolaan risiko perusahaan (Enterprise Risk Management/ERM). Komite memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi Perseroan khususnya yang berpotensi mengancam kelangsungan usaha dan bekerja sama dengan manajemen menjalankan komitmen pimpinan puncak untuk menerapkan ERM secara berkelanjutan. Komite dapat merekomendasikan langkah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan pengendalian risiko yang dihadapi Perseroan. [G4-14][G4-34]
Risk Management Monitoring Committee (KPMR) was established to assist Board of Commissioners improve supervisory and advisory quality of Board of Commissioners in Enterprise Risk Management (ERM). The Committee monitors various potential risks faced by the Company, particularly those that potentially threaten business continuity and works closely with management to realize the commitment of top management to implement sustainable ERM. The Committee may recommend effective and efficient measures in mitigating the risks faced by the Company. [G4-14][G4-34]
C. Direksi Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab untuk untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Perseroan berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip-prinsip GCG. Direksi senantiasa melaksanakan pengelolaan usaha sekaligus mengelola dan melindungi kekayaan perusahaan, strategi, dan rencana anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari perusahaan baik secara internal maupun eksternal. [G4-34]
C. Board of Directors The Board of Directors is the Company’s organ which has a responsibility for ensuring that all the Company’s management activities are efficient, effective, and in accordance with GCG principles. Board of Directors at all times performs business management as well as management and protection of the Company’s assets, strategy, and budget plan on a regular basis in addition to being representative of the Company both internally and externally. [G4-34]
Secara khusus, Direksi wajib melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai visi, goals, nilainilai perusahaan, dan “IPC Way” perusahaan. Untuk itu, Direksi menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Direksi juga memastikan agar seluruh komponen Perseroan bekerja dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten.
In particular, the Board of Directors is obliged to implement the predetermined strategy in the efforts to achieve the Company’s vision, goals, corporate values, and “IPC Way.” To that end, the Board of Directors prepares a Long Term Plan (RJP) which is a strategic plan that includes targets and objectives to be achieved within a 5 (five)-year period. The Board of Directors also ensures that all the Company’s components consistently work in the corridor of corporate values.
Selain mengembangkan budaya organisasi, Direksi bersama eksekutif senior mengembangkan, menyetujui, dan memperbaharui tujuan, pernyataan nilai-nilai atau misi, strategi, kebijakan, dan sasaran organisasi yang berkaitan dengan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial untuk kemudian disetujui oleh Dewan Komisaris dan disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan internal dan eksternal.
In addition to developing a corporate culture, the Board of Directors together with senior executives develop, approve, and refine the purpose, statement of values or mission, strategies, policies, and objectives of the organization related to economic, environmental and social impact for Board of Commissioners approval and disseminate to all internal and external stakeholders.
Direksi bertugas secara kolegial dengan Direktur Utama sebagai koordinator Direksi yang bertanggung jawab selaku pimpinan Perseroan dan bertugas membuat kebijakan umum Perseroan serta menjadi pengambil
The Board of Directors performs its roles collegially with the President Director as the coordinator who is responsible as leader of the Company and in charge of preparation of the Company’s general policy as well as
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
77
keputusan strategis baik yang berdampak pada aspek ekonomi, lingkungan maupun sosial. [G4-34]
good strategic decision maker with impact on economic, environmental, and social aspects. [G4-34]
Sampai dengan 31 Desember 2014, susunan Direksi Perseroan sesuai Keputusan RUPS tanggal 9 Juni 2014 adalah sebagai berikut:
As at December 31, 2014, composition of the Company’s Board of Directors in accordance with GMS Decision dated June 9, 2014 is as follows:
Susunan Direksi
Board of Directors
Nama | Name
78
Jabatan
Position
Keputusan Meneg BUMN | Decree of the Minister of SOE
R.J. Lino
Direktur Utama
President Director
SK-48/MBU/2014 (11 March 2014)
Dana Amin
Direktur Operasi
Operations Director
SK-126/MBU/2013 (4 February 2013)
Ferialdy Noerlan
Direktur Teknik
Technical Director
SK-48/MBU/2014 (11 March 2014)
Orias Petrus Moedak
Direktur Keuangan
Financial Director
SK-432/MBU/2013 (31 December 2013)
Saptono R. Irianto
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha
Commercial and Business Development Director
SK-48/MBU/2014 (11 March 2014)
Dede R. Martin
Direktur Pembinaan Anak Perusahaan
Subsidiary Development Director
SK-48/MBU/2014 (11 March 2014)
Kode Etik Perseroan [G4-56]
Corporate Code of Conduct [G4-56]
Perseroan memiliki Kode Etik Perseroan yang ditetapkan dengan SK Direksi No. HK.56/6/17/PI.II-13 tanggal 28 November 2013 tentang Penetapan Kode Etik Bisnis PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Kode Etik merupakan standar etika yang mempengaruhi seluruh aktivitas di lingkungan Perseroan dan wajib diterapkan di seluruh lingkungan Perseroan. Perseroan juga telah menyusun Etika Perilaku yang harus ditaati dan dijalankan oleh semua pihak dalam melakukan aktivitasnya di lingkungan Perseroan.
The Company has a Corporate Code of Conduct as stipulated in Decision of Board of Directors No. HK.56/6/17/PI.II-13 dated November 28, 2013, concerning Establishment of Code of Business Conduct of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Code of Conduct is ethical standards that affect all activities in the Company and shall be applied throughout the Company. The Company has also established Ethical Conduct to be adhered to and implemented by all parties in performing their activities within the Company.
Secara ringkas, Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal sebagai berikut:
In summary, the Company’s Code of Conduct stipulates the following:
Etika 1. Insan IPC • Kami percaya bahwa tujuan kami dapat tercapai jika Insan IPC merasa senang dan bangga akan budaya IPC • Keragaman • Kesempatan yang Setara • Meritrokrasi dan Kinerja • Zat-Zat, Obat-Obatan Terlarang dan Tindakan Asusila • Tata Cara Berpakaian • Lingkungan Kerja Aman dan Bebas dari Pelecehan • Tanggung Jawab dalam Penggunaan Aset dan Waktu Perseroan • Kami Sebagai Insan IPC turut bertanggung jawab untuk penggunaan aset Perseroan • Penggunaan Komunikasi elektronik • Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Masyarakat
Ethics 1. IPC Person • We believe that we would achieve our goal if IPC person feels happy and proud of IPC culture. • Diversity • Equal Opportunity • Meritocracy and Performance • Substances, Illegal Drugs and Immoral Conduct. • Dress Code • Safe and Free from Harassment Work Environment • Responsibility in Utilizing the Company’s Assets and Time • We, as IPC personnel also responsible for the use of Company’s assets • The Use of Electronic Communication • Health, Occupational Safety and Community Environment
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
2. Pelanggan Kami Selaras dengan fokus IPC pada customer centricity, insan IPC harus berkomitmen untuk memberikan perhatian, harga, kualitas, waktu dan keamanan yang setara melalui pemberian layanan dengan standar kualitas yang baik kepada pelanggan internal dan eksternal.
2. Our Customers Aligned with IPC focus on customer centricity, IPC personnel must commit to give equal attention, price, quality, time and security through providing service to internal and external customer with good standard of quality.
3. Vendor Kami Kami di IPC secara terus-menerus berusaha untuk membangun hubungan berbasis kepercayaan dan kemakmuran dengan para vendor kami berdasarkan hukum yang berlaku.
3. Our Vendors We, at IPC, always seek to establish trustworthy and prosperous relationship with our vendors based on prevailing law and regulation.
4. Kompetitor Kami IPC berkomitmen untuk mematuhi persaingan bisnis baik secara tertulis maupun tidak tertulis .
4. Our Competitor IPC commits to obey business competition both in writing and unwritten.
5. Komunitas dan Lingkungan Kami IPC adalah sebuah organisasi dan Insan IPC selalu berkomitmen untuk mendukung kelangsungan ekonomi, lingkungan dan sosial.
5. Community and Our Environment IPC is an organization and IPC personnel always commit to support sustainable economy, environment and social.
6. Institusi Pemerintah IPC berkolaborasi penuh dengan regulator dan institusi lain terkait dengan tujuan membangun hubungan yang harmonis serta memastikan kelancaran fungsi bisnis.
6. Government Institution IPC fully collaborates with regulator and other related institution with objective to build harmonize relationship and to ensure the smoothness of business function.
7. Aktivitas Politik IPC mempertahankan sikap netral terhadap partai politik. Oleh karena itu, IPC tidak memberikan bantuan dana ke partai politik, politisi atau calon pejabat manapun di negara manapun. IPC juga melarang insan IPC untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik baik sebagai pengurus maupun anggota partai.
7. Political Activities IPC maintain neutral stance towards political party. Therefore, IPC does not provide financial support to political party, politician or any official candidate in any country.
Etika Kerja • Dalam hubungan dengan bawahannya, Pimpinan Perseroan berusaha untuk memberikan teladan bagi seluruh karyawan dalam unit kerjanya dengan berpegang pada etos kerja yang kuat, proaktif, dan memiliki integritas yang tinggi, serta berperilaku baik dan membina para bawahan. • Perseroan berusaha menjaga kepercayaan serta membangun kesetiaan pelanggan. • Perseroan mengedepankan efektivitas dan efisiensi di segala bidang kegiatan sebagai modal untuk menentukan hasil usaha Perseroan. • Pimpinan dan seluruh karyawan Perseroan dilarang untuk mengumpulkan atau membentuk dana taktis (off balance sheet/own account transactions) dari sumber manapun dan membiayai/mengeluarkan dana melalui dana taktis untuk keperluan apapun.
Work Ethics • In fostering relationship with the employees, the Company’s Leaders strives to become role models in his/ her work unit with a strong, proactive, and high integrity of work ethics, as well as respectively and fostering their subordinates •
The Company strive to uphold trust and build customer loyalty, • The Company emphasizes the effectiveness and efficiency in all areas of activity as capital to determine the Company’s results of operations. • The management and all employees of the Company are prohibited from collect or establish tactical funds (off balance sheet/ own account transactions) from any source, and finance/spend funds through the tactical funds for any purpose.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
79
80
Penegakan dan Sanksi Pelanggaran Etika Perseroan Perseroan mengupayakan agar standar etika yang berlaku dapat ditegakkan dengan ketat bagi seluruh elemen Perseroan. Dukungan terhadap penerapan ini juga dilakukan melalui pemberian sanksi terhadap pelanggaran Etika Perseroan.
Reinforcement and Sanction of the Company’s Code of Conduct’s Violation The Company ensures that the prevailing ethical standards could be highly reinforced towards all elements in the Company. The support of this implementation is also performed through sanctions given to the violations upon the Company’s Code of Ethics.
Uraian lengkap mengenai Kode Etik disajikan dalam segmen Tata Kelola di Laporan Tahunan 2014 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
A more detailed explanation on Code of Conduct is presented in Governance segment of Annual Report 2014 of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Manajemen Risiko
Risk Management
Pengelolaan manajemen risiko di Perseroan mengacu pada standar ISO 31000:2009 yang merupakan salah satu standar implementasi manajemen risiko yang ditujukan untuk memberikan struktur dan pedoman yang berlaku generik terhadap semua operasi yang terkait dengan manajemen risiko. Dasar pengelolaan risiko di Perseroan adalah Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.56/14/8/1/PI.II-14, tanggal 14 Agustus 2014 tentang Penerapan Kebijakan Manajemen Risiko dan Kebijakan Kerangka Kerja Manajemen Risiko di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Anak Perusahaan. [G4-56]
Risk management in the Company refers to ISO 31000:2009 which is one of risk management standards aimed at providing structure and generic guidelines for all operations related to risk management. The basis of risk management in the Company is the Decision of Board of Directors of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.56/14/8/1/PI.II-14, dated August 14, 2014 concerning Implementation of Risk Management Policy and Risk Management Framework Policy of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) and Subsidiaries. [G4-56]
Perseroan mengelola risiko dengan menerapkan konsep yang disebut sebagai Pertahanan Tiga Lapis. Hal ini merupakan model pertahanan internal yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan Perseroan terhadap segala risiko yang dihadapi. Fungsi dan tanggung jawab setiap lapis pertahanan adalah sebagai berikut: [G4-14]
The Company manages risks by applying a concept called Three-Layer Defense. This is an internal defense model which aims to improve the Company’s resilience against all encountered risks. Functions and responsibilities of each layer of defense are as follows: [G4-14]
1. Pertahanan lapis pertama dilaksanakan oleh pemangku risiko yang melakukan aktivitas operasional sehari-hari. 2. Pertahanan lapis kedua dilaksanakan oleh Unit Manajemen Risiko dan dibantu oleh Risk Officer. Dalam hal ini Unit Manajemen Risiko harus terpisah dengan bagian operasional maupun bisnis agar terdapat independensi dalam membuat kebijakan. Unit Manajemen Risiko bertanggung jawab dalam membuat suatu kebijakan terhadap limit dan toleransi risiko tersebut. Seluruh limit dan toleransi risiko yang dapat diterima perusahaan harus disetujui oleh Direksi. 3. Pertahanan lapis ketiga dilaksanakan oleh auditor baik internal maupun eksternal. Peran auditor internal jauh lebih intens dalam model Pertahanan 3 Lapis ini karena merupakan bagian internal Perseroan
1. The first layer of defense is performed by risk owner who conducts daily operational activities. 2. The second layer of defense is performed by Risk Management Unit and assisted by Risk Officer. In this case Risk Management Unit should be separated from operations and business functions for independence in policy making. Risk Management Unit is responsible for policy making on risk limit and tolerance. All acceptable risk limit and tolerance of the Company must be approved by Board of Directors. 3. The third layer of defense is performed by internal and external auditors. The role of internal auditor is more intense in this Three-Layer Defense model because it is the Company’s internal part that is independent from other functions. In this case, internal auditor has a role to review and evaluate the framework and implementation of the overall risk management, and to
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
yang bersifat independen terhadap fungsi-fungsi lainnya. Dalam hal ini, auditor internal bertugas untuk melakukan kaji ulang dan evaluasi terhadap kerangka dan implementasi manajemen risiko secara keseluruhan, dan memastikan bahwa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
ensure that the first and second layers of defense run as expected.
Hasil Evaluasi Manajemen Risiko Pelaksanaan program penanganan risiko di lingkungan Perseroan terus mengalami peningkatan. Pengendalian risiko eksisting yang sifatnya rutin seperti koordinasi antar divisi terkait masalah tertentu, implementasi prosedur mutu, dan instruksi kerja terus dilakukan oleh pemangku risiko pada divisi masing-masing. Hingga tahun 2014, kemajuan penanganan risiko operasional sudah mencapai 84,52%. Sedangkan penanganan risiko non-operasional mencapai 79,24%. Untuk realisasi kemajuan fisik investasi sudah mencapai 88,60%.
Risk Management Evaluation Result Risk management program in the Company continues to improve. The existing routine risk control, such as coordination among divisions related to particular problem, implementation of quality procedure, and work instruction are continuously done by risk owner in each division. At end of 2014, the progress of operational risk management reached 84.52%, non-operational risk reached 79.24%, and realized physical progress of investment reached 88.60%.
Proporsi Identifikasi Risiko Operasional Objek Risiko
Proportion of Identified Operational Risk Hasil Identifikasi Risiko (%) | Result of Risk Identification (%) 2014
Risk Objects
2013
Perencanaan dan Pengendalian Operasi
7
14
Service Planning and Operations
Pelayanan Pemanduan Kapal
9
20
Ship Pilotage Service
Dukungan Teknik
12
19
Technical Support
Pelayanan Rupa-rupa Usaha
18
9
Assorted Business Service
Pelayanan Barang Non Peti Kemas
22
21
Non-Container Goods Service
Pelayanan Peti Kemas
32
17
Container Service
Proporsi Identifikasi Risiko Non Operasional Objek Risiko
Proportion of Identified Non-Operational Risks Hasil Identifikasi Risiko (%) | Result of Risk Identification (%) 2014
Pengadaan Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan
Risk Objects
2013
6
13
Procurement
16
17
Marketing and Customer Service
Pengelolaan SDM
22
16
HR Management
Pengelolaan Keuangan
25
23
Financial Management
Pengendalian Kinerja dan ISPS Code
31
31
Performance Control and ISPS Code
Laporan lebih lengkap mengenai proses pengelolaan risiko, dan realisasi penanganan risiko manajemen risiko (rencana dan realisasi mitigasi) di Perseroan diuraikan dalam segmen Tata Kelola di Laporan Tahunan 2014 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
A more detailed explanation on risk management process and realization of risk management (planning and realization of mitigation) is presented in Governance segment of Annual Report 2014 of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
81
82
IPC BERSIH
CLEAN IPC
Kebijakan Anti Korupsi Perseroan menegakkan nilai-nilai anti korupsi dalam seluruh aktivitas perusahaan yang diterapkan sejalan dengan nilai-nilai perusahaan, aturan dasar serta Kode Etik. Untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kebijakan anti korupsi, Perseroan terus mengkomunikasikan melalui berbagai media baik melalui media buletin internal, sosialisasi secara verbal maupun melalui spanduk/poster. Walaupun Perseroan tidak menyelenggarakan pelatihan khusus terkait anti korupsi, berbagai sosialisasi dan internalisasi mengenai Pedoman Etika (Kode Etik Bisnis), Pedoman Pelaporan Pelanggaran, Pedoman Pengelolaan Gratifikasi dan Penerapan Whistleblowing System merupakan sarana untuk menanamkan budaya anti korupsi yang diberikan kepada karyawan sejak menjalani masa orientasi. [G4-SO4]
Anti-Corruption Policy The Company upholds anti-corruption values in all activities which are implemented in line with corporate values, basic rules, and Code of Conduct. To increase employee awareness of anti-corruption policy, the Company continues to communicate through various media, including internal bulletin, verbal socialization, and banners/posters. Although the Company does not hold specific training related to anti-corruption, various socialization and internalization pertaining to Code of Business Conduct, Violations Reporting Guidelines, Gratification Management Guidelines and Implementation of Whistle blowing System are means to instill anticorruption culture into employees since their orientation period. [G4-SO4]
Berbagai kebijakan anti korupsi yang telah termasuk Kode Etik Bisnis secara langsung maupun tidak langsung menjaga reputasi dan integritas Perseroan dalam menjalankan usaha yang senantiasa mematuhi koridor peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Sepanjang tahun 2014 Perseroan tidak pernah menerima tindakan hukum terkait pelanggaran peraturan perundang-undangan termasuk undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. [G4-SO7] [G4-SO8]
Various anti-corruption policies including Code of Business Conduct directly or indirectly uphold the Company’s reputation and integrity in running business in continuous compliance with the applicable laws and regulations. Throughout 2014, there was no legal action imposed on the Company related to violation of laws and regulations including Law No. 5 of 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. [G4-SO7][G4-SO8]
Sistem Pelaporan Pelanggaran [G4-14] Sebagai wadah bagi karyawan, manajemen, pelanggan serta mitra bisnis untuk melaporkan adanya tuduhan atau indikasi perilaku yang tidak benar, tidak etis maupun tindakan ilegal, Perseroan telah membentuk Sistem Pelaporan Pelanggaran serta Kebijakan Anti Tindak Kejahatan melalui Surat Keputusan Direksi No. HK.56/3/3/9/ PI.II-14 tanggal 3 Maret 2014 tentang Pembentukan Komite “IPC Bersih” dalam pelaksanaan Manajemen Anti Tindak Kejahatan dan Penerapan Whistleblowing System, mencakup Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) dan Kebijakan Manajemen Anti Tindak Kejahatan (Anti Fraud).
Whistleblowing System [G4-14] As a means for employees, management, customers and business partners to report any allegation or indication of improper, unethical behavior, or illegal actions, the Company established Whistleblowing System and AntiCrime Policy based on Decision of Board of Directors No. HK.56/3/3/9/PI.II-14 dated March 3, 2014 concerning Establishment of “IPC Bersih” (Clean IPC) Committee in implementation of Anti-Crime Management and Whistle Blowing System, including Whistle Blowing System and Anti-Fraud Management Policy.
Para pelapor (Whistle Blower) yang mengindikasikan adanya pelanggaran oleh insan IPC dapat melaporkannya secara langsung melalui saluran-saluran yang telah disediakan sebagai berikut:
Whistle Blower who indicates violation by IPC personnel can report directly through various provided channels, as follows:
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Telepon : +62-21 1500979 Faksimili : +62-21 1500969 SMS : +62 81290060606 Email :
[email protected] Situs : http ://www.tipoffs.asia/ipcbersih Alamat Surat : IPC Bersih, PO BOX 3325 JKP10033
Telephone : +62-21 1500979 Facsimile : +62-21 1500969 SMS : +62 81290060606 Email :
[email protected] Website: http ://www.tipoffs.asia/ipcbersih Mail : IPC Bersih, PO BOX 3325 JKP10033
Setiap laporan yang diterima akan dikelola oleh pihak ketiga yang independen, yaitu PT Deloitte Konsultan Indonesia (PT DKI). PT DKI kemudian menyampaikan laporan tersebut kepada Komite IPC Bersih untuk dilakukan investigasi. Setiap pelapor diberikan pilihan untuk mengungkap atau tidak mengungkap identitas dirinya dalam laporan yang disampaikan PT DKI kepada Komite IPC Bersih.
Each report received will be managed by an independent third party, namely PT Deloitte Konsultan Indonesia (PT DKI). PT DKI then submits the report to IPC Bersih Committee for investigation. Each whistleblower shall be given options to reveal or not to reveal his/her identity in the report submitted by PT DKI to IPC Bersih Committee.
Komite IPC Bersih dan manajemen menjamin kerahasiaan setiap laporan yang masuk dan memberikan perlindungan kepada pelapor yang mengungkapkan jati dirinya dari kemungkinan tindakan balasan oleh pihak terlapor.
IPC Bersih Committee and management ensure confidentiality of each incoming report and provide protection to whistleblowers who reveal their identities from possible retaliation by the reported party.
Sanksi Pelanggaran Pada tahun 2014 terdapat dua kasus korupsi yang sudah dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi dan telah terbit Surat Keputusan Direksi terkait dengan hukuman terhadap yang bersangkutan. [G4-SO5]
Sanctions for Violations In 2014, there were two corruption cases that have been inspected and clarification and Decision of Board of Directors has been issued pertaining to sanctions imposed on the respective personnel. [G4-SO5]
Kebijakan Manajemen Anti Kejahatan (Anti Fraud) Fraud adalah perbuatan melanggar peraturan internal, hukum, dan perundangan lainnya yang sengaja dilakukan dengan niat berbuat curang/menipu untuk memperoleh uang atau keuntungan/manfaat lain, demi kepentingan pribadi atau pihak lain dimana pelaku tidak berhak atas keuntungan/manfaat tersebut.
Anti Crime (Anti Fraud) Management Policy Fraud is a violation of internal rules, laws, and other regulations deliberately conducted with the intention to cheat/ trick to obtain money or other benefits/ gains, for the sake of personal interest or others where the offender is not entitled to the benefits/ gains.
Bagan sistem klasifikasi penipuan dan penyalahgunaan di tempat kerja ditunjukkan melalui diagram di bawah ini:
Fraud and abuse in the workplace classification system chart is shown in the diagram below:
Korupsi Coruption
Benturan Kepentingan Conflict of Interest
Suap/ Penyuapan Bribes
Penyalahgunaan Aset Asset Misuse
Gratifikasi/ Illegal Illegal Gratification
Pemerasan Extorsion
Pencurian Uang Tunai Cash Theft
Kas/Tunai Cash
Pencurian Penerimaan Uang Money Receipt Theft
Penyalahgunaan Persediaan dan Aset Lainnya Inventory and Other Assets Misuse
Pernyataan Keuangan Palsu False Financial Statement
Melebihkan Nilai Aset Asset Value Preference
Mengecilkan Nilai Aset Asset Value Understatement
Pencairan Palsu False Liquefaction
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
83
Sedangkan Instrumen Pencegahan Fraud yang dikelola Perseroan seperti tampak pada gambar di bawah:
While the Fraud Prevention Instrument managed by the Company is as shown below:
Budaya Anti Fraud Anti Fraud Culture
Sosialisasi, Pelatihan, dan Pemberian Sanksi Dissemination, Training, and Penalties
Fraud Fraud
Kebijakan Risiko Operasional Operational Risk Policies
Alur Tindak Lanjut Laporan Bagan di bawah ini merupakan alur tindak lanjut dari laporan pelanggaran yang diterima oleh Perseroan:
Laporan Haasil Analisa Whistle Blowing System dari Konsultan Independen Report of Whistle Blowing System Analysis Result from Independent Consultant
84
Pedoman Perilaku Code of Conduct
Reporting Follow Up Flow The chart below is a violations reporting follow-up flow received by the Company:
Dewan Komisaris Board of Commissioners Komite IPC Bersih IPC Clean Committee
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Audit Audit Committee
Direktur Utama President Director
Kepala Satuan Pengawasan Internal Head of Internal Monitoring Unit
Investigasi Internal Internal Investigation
Investigasi Eksternal External Investigation
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Kementerian BUMN Ministry of SOE
Keputusan Direktur Utama The Decision of President Director
Direktorat SDM Menetapkan Reward, Sanksi, Perlindungan Saksi, Pemulihan Nama Baik, dll HR Stipulates the Reward, Sanctions, Witness Protection, Reputation Recoverty, etc
Pedoman Pengelolaan Gratifikasi Sebagai perusahaan yang profesional, independen dan berintegritas, Perseroan terus melakukan upaya-upaya untuk membersihkan diri dari praktik KKN, termasuk di dalamnya upaya pengendalian praktik gratifikasi.
Gratuity Management Guidelines As a company with professionalism, independence and integrity, the Company continuously makes efforts to rid itself of corruption, collusion, and nepotism, including efforts to control gratuity.
Dalam menjalin hubungan kerja dengan pihak ketiga, baik pemangku kepentingan maupun vendor, dibutuhkan perangkat dan pedoman untuk mencegah terjadinya praktik gratifikasi sehingga seluruh Insan IPC memiliki pemahaman yang sama tentang perlakuan terhadap gratifikasi serta membantu Insan IPC untuk tidak terjerat dalam praktik gratifikasi yang termasuk tindak pidana suap, sebagaimana diatur pada pasal 12 B Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
In building working relationships with third parties, both stakeholders and vendors, tools and guidelines are required to prevent gratuity practice so that all IPC personnel have the same understanding of treatment on gratuity and help IPC personnel not entangled in gratuity practice which is considered as bribery crime, as stipulated in article 12 B paragraph (1) of Law No. 20 of 2001 concerning Amendment of Law No. 31 of 1999 concerning Corruption Crime Eradication.
Untuk itu Perseroan menerbitkan Pedoman Pengelolaan Gratifikasi yang ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama sebagai acuan bagi seluruh Insan IPC untuk memahami bentuk gratifikasi, mengelola serta mengambil sikap terhadap praktik gratifikasi ketika berhubungan dengan pihak ketiga. Pedoman ini merupakan salah satu rangkaian dokumen penegakan GCG Perseroan yang isinya selaras dengan Pedoman GCG, Kode Etik Bisnis dan juga Tata laksana Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Therefore, the Company established the Gratuity Management Guidelines signed by President Commissioner and President Director as a reference for all IPC personnel in understanding the forms of gratification, managing and taking a stand against gratification practice when dealing with third parties. This guideline is one of a series of the Company’s GCG enforcement documents whose content is aligned with GCG Guidelines, Code of Business Conduct, and Performance Organization of Board of Directors and Board of Commissioners of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Definisi-Definisi 1. Gratifikasi adalah pemberian dan/atau penerimaan hadiah/cinderamata dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik yang diberikan atau diterima oleh Insan IPC yang terjadi karena berkaitan dengan jabatan/wewenangnya di Perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dan/ atau mempengaruhi independensinya dalam bekerja (merujuk Pasal 12 B ayat (1) UU No.31 tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2011). 2. Hadiah/cinderamata adalah pemberian yang dapat berupa uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, berbagai macam bentuk hiburan dan fasilitas lainnya. 3. Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku, kegiatan yang dapat menjadi penghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi namun tidak terbatas pada undangan makan, musik, film, opera, drama, pesta, atau permainan, olah raga, wisata dan lainnya.
Definitions 1. Gratuity is giving and/or receiving gift/souvenir and other facility, either received within or outside the country and is done by using electronic means or without electronic means which is given to or received by IPC personnel which occurs in relation with his/ her position/authority in the Company which may give rise to conflicts of interest and/or affect his/ her independence at work (refers to Article 12 B of paragraph (1) of Law No. 31 of 1999 jo Law No.20 of 2011). 2. Gift/souvenir is a present that may be in form of money, goods, rebate (discount), commission, interestfree loan, travel ticket, accommodation facility, tourism travel, free medication, various forms of entertainment and other facilities. 3. Entertainment is all forms of words, places, things, behaviors, activities which can be entertainer and fun for a person, including but not limited to dining invitation, music, film, operas, drama, party, or games, sports, tourism, and so forth.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
85
4. Keluarga Inti adalah suami atau isteri dan anak-anak dari Insan IPC. 5. Suap adalah memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
4. Core Family is husband or wife and children of IPC personnel. 5. Bribery is giving or promising something to civil servant or state official with intention so that the respective civil servant or state official does or does not do something in his/her position, which is contrary to his/ her obligations, done or not done in his/her position.
Jenis Gratifikasi Diagram berikut menunjukkan jenis gratifikasi yang dimaksud dalam pedoman Pengelolaan Gratifikasi:
Type of Gratuities Type of gratuities that included in this guideline, are as follows:
Hiburan Entertainment
Komisi Commission
Tiket Perjalanan Travel Tickets
Fasilitas Pengobatan Treatment Facilities
Pinjaman Tanpa Bunga No Interest Loans
BENTUK GRATIFIKASI GRATUITY SHAPE
Perjalanan Wisata Travel
Pemberian Uang Giving Money
Fasilitas Penginapan Lodging Facilities
Dianggap Suap Bribery
PENJELASAN:
Jika diterima oleh Insan IPC karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Pemberian dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Penerimaan tidak dilaporkan kepada atasan langsung dalam kurun waktu 7 hari dan kepada KPK dalam kurun waktu 7 hari.
EXPLANATION:
If accepted by IPC personnel due to his/her authorities and against his/ her duties or tasks. This provision is intended to affect the decision making process. The retrieval that has not been reported to direct supervisor within 7 days and to KPK within 7 days.
86
Pemberian Barang Provision of Goods
Rabat/Voucher Rebate / Vouchers
Wajib Lapor KPK Mandatory Report to KPK
CONTOH:
• Bingkisan dari rekanan peserta lelang/pengadaan. • Pemberian fasilitas perjalanan wisata dari pihak ketiga yang ingin bekerja sama. • Pemberian parsel pada Hari Raya Keagamaan dari pihak ketiga. • Hiburan dari pihak ketiga dengan nilai finansial tinggi.
Tidak Dianggap Suap Not Considered as Bribery
PENJELASAN:
Jika diterima oleh Insan IPC karena berhubungan dengan jabatannya namun tidak berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
EXPLANATION:
If received by IPC personnel since it is related to his/her position, but not contrary to his/her duties or tasks.
EXAMPLE:
• Parcel from bidder/procurement partner. • Provision of travelling facilities from third parties who intend to cooperate • The parcel during Religious Holidays from third party. • The entertainment with high financial value from third party
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Tidak Wajib Lapor KPK Not Mandatory Report to KPK
CONTOH:
Suvenir dalam acara kedinasan, yang tidak bernilai finansial tinggi. Honorarium rapat dari pihak ketiga. Biaya akomodasi dan transportasi dan fasilitas lain pada acara kedinasan dari pihak ketiga (sepanjang bukan pembiayaan ganda). Hadiah pribadi (pernikahan, ulang tahun, dsb) dengan nilai finansial tidak tinggi.
EXAMPLE:
Honorarium of meeting from third party. Accomodation and transportation fees and other facilities in official event from third parties (as long there is no double financing) Personal gifts (wedding, birthday, etc) which financially is not high value.
Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan Insan IPC DILARANG secara langsung atau tidak langsung memberi hadiah/cinderamata dan/atau hiburan kepada setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing IPC yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.
Gift/Souvenirs and Entertainment Provision IPC personnel is not allowed to directly or indirectly accept the Gift/Souvenirs and/or Entertainment from all parties who have business relations or IPC competitors, that intend to gain information, or something that is not allowed by applicable regulations, or to influence the targeted parties to conduct and/or not conduct something related to his/her level/position.
Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan Insan IPC yang karena jabatannya dan/atau anggota keluarganya (keluarga inti), DILARANG untuk menerima atau meminta secara langsung atau tidak langsung hadiah/cinderamata dan/atau hiburan dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing IPC, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundangundangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya. Insan IPC apabila ditawarkan/diberikan hadiah/cinderamata dan/atau hiburan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman Pengelolaan Gratifikasi, wajib MELAKUKAN PENOLAKAN dengan cara santun terhadap tawaran/pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini kepada Pihak Ketiga.
Receiving Gift/Souvenirs and Entertainment IPC personnel due to his/her position and/or family members (elementary family), IS NOT ALLOWED to accept or ask directly or indirectly the Gift/Souvenirs and/or Entertainment from all parties who have business relations or IPC competitors, that intend to gain information, or something that is not allowed by applicable regulations, or to influence the targeted parties to conduct and/or not conduct something related to his/her level/position. If IPC personnel is offered or given the Gift/Souvenirs and/ or Entertainment which incompatible with the applicable regulations within this Guidelines, must REJECT the offerings/provision politely, by giving explanation about these policy and regulation to the Third Parties.
Gratifikasi yang Termasuk Kategori Suap Suatu gratifikasi akan berubah menjadi tindak pidana suap apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: • Gratifikasi tersebut berhubungan dengan wewenang/ jabatan Insan IPC di Perseroan; • Gratifikasi yang berupa penerimaan hadiah/ cinderamata dan hiburan tidak dilaporkan kepada Sekretaris Perusahaan.
Gratuity Included in The Categories of Bribery A gratuity will turn into the crimes of bribery if it meets the following elements: • The gratuities is related to the authorities/position of IPC personnel in Company; • The gratuities received in term of gift/souvenirs and Entertainment is not reported to Corporate Secretary.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
87
BATASAN GRATIFIKASI A. Batasan Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan Batasan Pemberian hadiah, cinderamata dan/atau hiburan oleh Insan IPC adalah sebagai berikut: 1. Pemberian hadiah/cinderamata dan/atau jamuan makan dan/atau hiburan, DIPERBOLEHKAN sepanjang pemberian tersebut dimaksudkan untuk membina hubungan baik dalam batas-batas yang sesuai dengan kewajaran dan memperhatikan hubungan yang setara, saling menghormati dan tidak bertujuan untuk menyuap pihak yang bersangkutan untuk memberikan sesuatu hal kepada Perusahaan yang tidak menjadi hak Perusahaan secara hukum. Contoh pemberian dimaksud misalnya jamuan makan, kegiatan olah raga, tiket pertunjukan kesenian, buku, rekaman musik dan sebagainya. 2. Pemberian hadiah/cinderamata dan/atau hiburan TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk uang tunai (cash payment). 3. Pemberian hadiah/cinderamata dan/atau hiburan TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk-bentuk yang melanggar kesusilaan dan hukum. 4. Pemberian hadiah/cinderamata berupa barang yang dimaksudkan untuk promosi Perusahaan, DIWAJIBKAN mencantumkan logo Perusahaan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari barang dimaksud (logo Perusahaan pada barang dimaksud tidak dapat dihilangkan). 5. Pemberian honorarium kepada Pihak Ketiga, DIPERBOLEHKAN sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan. 6. Pemberian hadiah/cinderamata berupa barang/ uang/setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan IPC menghadiri acara pernikahan, khitanan, kelahiran, atau musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) untuk setiap acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi pihak penerima, untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya. 7. Jamuan makan tidak dibatasi, sejauh memenuhi kewajaran dan dilakukan di tempat yang terhormat dan tetap menjaga citra positif Perusahaan. 8. Seluruh pemberian hadiah/cinderamata dan/ atau jamuan makan dan/atau Hiburan hanya diperbolehkan dengan seijin atasan langsung masing-masing dengan sebelumnya dilaporkan kepada Sekretaris Perusahaan.
88
GRATUITIES LIMITATION A. The Limitation of Gift/Souvenirs and Entertainment Provision The Limitation of Gift, Souvenirs, and/or Entertainment Provision to IPC Personnel, are as follows: 1. Giving gift/souvenirs, and/or meal invitation and/or Entertainment, is ALLOWED as long the provision is intended to maintain the good relationship in accordance with the reasonable limits and egalitarian relation, mutual respect and not intended to bribe the related parties in order to give something to Company in which Company is not legally entitled. For instead, the provision refers to the banquet, sport activities, art performance ticket, book, musical recordings, and so forth. 2. Giving gift/souvenirs, and/or Entertainment, is NOT ALLOWED in form of cash payment. 3. Giving gift/souvenirs, and/or Entertainment, is not ALLOWED in form of violation toward morality and law. 4. Giving gift/souvenirs in form of goods, which intended to promote the Company, is MANDATORY to attach the Company’s logo as the integral part of the concerned goods (Company’s logo on the goods could not be removed). 5. Giving honorarium to third parties is ALLOWED as long as accordance with the applicable rules in Company. 6. Giving gift/souvenirs in form of goods/money/ cash equivalents, is ALLOWED in the case of IPC personnel attending the Wedding party, Circumcision, Birth, or Accident, with a maximum value of gifts Rp 1,000,000 (one million rupiah) for each event, as long as the provision is not intended to influence the recipient, to do and/or not do something related to his/her authorities/position. 7. Meal invitation is not restricted, as long as fulfilling the fairness and conducted in the honored place and maintains the Company’s positive image. 8. All the provision of gift/souvenirs, and/or meal invitation and/or Entertainment, are only allowed with the respectively permission of direct supervisor which previously have been reported to Corporate Secretary.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
B. Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan Batasan hadiah/cinderamata dan/atau hiburan yang boleh diterima Insan IPC adalah sebagai berikut: 1. Menerima hadiah/cinderamata yang mencantumkan logo/nama perusahaan pemberi, dengan batasan-batasan yang harus dipenuhi seluruhnya sebagai berikut: a. Logo dan/atau nama perusahaan/pihak yang memberikan benda-benda dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan/ promosi perusahaan pemberi dan merupakan benda-benda yang lazim sebagai bentuk promosi perusahaan. b. Benda-benda yang tidak memiliki nilai finansial yang tinggi, seperti buku, compact disc dan sebagainya. c. Bukan berupa pemberian yang melanggar kesusilaan dan hukum. 2. Menerima honorarium dari Pihak Ketiga DIPERBOLEHKAN, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan IPC untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/ jabatannya. 3. Menerima Hadiah/Cinderamata berupa barang/ uang/setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan IPC menyelenggarakan acara pernikahan, khitanan, kelahiran, atau terkait dengan musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) per acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan IPC, untuk melakukan dan/ atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya. 4. Menerima hiburan yang masih dalam batas kewajaran, dengan memenuhi batasan-batasan secara keseluruhan, sebagai berikut: a. Hiburan tidak dilakukan secara terus-menerus oleh pihak pemberi kepada Insan IPC atau anggota keluarganya. b. Penolakan terhadap hiburan dimaksud dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan bisnis secara institusi antara Perusahaan dengan Pihak Ketiga yang menawarkan Hiburan. c. Tidak mengganggu waktu kerja Insan IPC yang bersangkutan. 5. Tidak melakukan pembicaraan mengenai pemberian informasi internal Perusahaan yang dapat menimbulkan kecurangan dan benturan kepentingan.
B. The Limitation of Receiving Gift/Souvenirs and Entertainment The Limitation of Gift/Souvenirs and/or Entertainment which are allowed to be received by IPC Personnel, are as follows: 1. Receive the Gift/Souvenirs which attach the logo/ name of the provider company, with limits that must be fulfilled, as follows: a. Logo and/or company’s name/parties who give the goods, is the integral part of policy/ promotion of Provider Company and the common objects as the form of company’s promotion. b. The goods that do not have high financial value, such as book, compact disc, and so forth. c. Not the objects that violating morality and law. 2. Receiving honorarium from Third Parties is ALLOWED as long it is not intended to influence the IPC personnel to do and/or not do something that related to his/her authorities/position. 3. Receiving Gift/Souvenirs in form of goods/ money/cash equivalents, is ALLOWED in the case of IPC personnel holding the Wedding party, Circumcision, Birth, or Accident, with a maximum value of gifts Rp 1,000,000 (one million rupiah) for each event, as long as the provision is not intended to influence the recipient, to do and/or not do something related to his/her authorities/position. 4. Receiving the Entertainment that still meet the reasonable limits, by complying this entirely limitations , as follows: a. Entertainment is not continuously conducted by the grantor to IPC personnel or his/her family members. b. Rejection toward the Entertainment considerably could affect the business relations institutionally between Company and Third Parties who offer the entertainment. c. Not interfere the working time of IPC personnel. 5. Do not conduct the talks regarding the internal provision information of Company that could lead the fraud and conflict of interest.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
89
90
PENANGANAN GRATIFIKASI Dalam kondisi tertentu, di mana Insan IPC tidak dapat menghindar untuk menerima pemberian dari Pihak Ketiga di mana pemberian tersebut di luar ketentuan yang telah disebutkan di atas, atau pemberian tersebut sudah ada di suatu tempat yang dititipkan kepada/melalui orang lain tanpa sepengetahuan Insan IPC tersebut, maka yang bersangkutan wajib mengembalikannya. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada Sekretaris Perusahaan dengan sepengetahuan Atasan Langsung secara tertulis sesuai mekanisme yang diatur dalam Pedoman ini.
HANDLING GRATUITIES Within certain conditions, where the IPC personnel could not avoid the gratuities from Third Party where the gratuities against the aforementioned regulations, or the gratuities has already existed in a place that is put to/through others without the knowledge of the IPC personnel, consequently, the related party must return it. If this thing is impossible to be undertaken, then the related parties must immediately report to Corporate Secretary with the written consent from Direct Supervisor in accordance with the regulated mechanism in this Guideline.
A. Mekanisme Pelaporan 1. Apabila terdapat penerimaan hadiah/cinderamata dan/atau hiburan di luar batasan yang sudah diatur Perusahaan, maka Insan IPC wajib melaporkan hal tersebut melalui: a. Sekretaris Perusahaan, dengan sepengetahuan Atasan Langsung masing-masing, oleh Insan IPC penerima hadiah/cinderamata selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan, dengan menyampaikan form penerimaan hadiah/cinderamata. b. Whistleblowing System “IPC Bersih” dapat dilakukan apabila pelapor adalah Insan IPC atau pihak-pihak lainnya (pelanggan, mitra kerja dan masyarakat) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui gratifikasi di Perusahaan yang memiliki potensi untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang/jabatan. Pelaporan melalui Whistleblowing System “IPC Bersih” dilaksanakan sesuai dengan mekanisme tersendiri yang mengatur mengenai Whistleblowing System “IPC Bersih” di Perusahaan. 2. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang cepat kadaluwarsa (makanan dan minuman), maka dapat diserahkan kepada lembaga sosial dengan menyampaikan bukti tanda penyerahan kepada Sekretaris Perusahaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal penerimaan sebagaimana dimaksud, dengan contoh format sebagaimana diatur dalam Pedoman. 3. Sekretaris Perusahaan membuat rekapitulasi penerimaan hadiah/cinderamata serta melaporkannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sejak tanggal penerimaan tersebut oleh Insan IPC.
A. Reporting Mechanism 1. If receiving the gift/souvenirs and/or Entertainment beyond the limits that has been set out by Company, the IPC personnel is required to report the problem through: a. Corporate Secretary, with the recognition of Direct Supervisors respectively, by IPC personnel who receive the gift/souvenirs no later than 7 (seven) working days from the acceptance date of Gift/ Souvenirs along with format sample as set out in this Guideline Appendix. b. Company’s Whistle blowing System ‘Clean IPC’ if the informant is IPC individual or other parties (Customer, Business Partner, and Community) which do not have direct involvement, but recognize the Gratuities in Company which have potential to cause the abuse of authorities/ position. Reporting through the Whistle blowing System ‘Clean IPC’ is conducted in accordance with the its own mechanism which regulating the Whistle blowing System ‘Clean IPC’ in Company. 2. For the acceptance in term of quickly expired goods (such as: food and beverages), it can be submitted to the Social Institutions by attaching the proof of submission to Corporate Secretary no later than 14 (fourteen) days after the acceptance date as mentioned, along with format sample as set out in the Guideline. 3. Corporate Secretary makes the recapitulation of the acceptance of Gift/Souvenirs, and report it to the Corruption Eradication Commission (KPK) no later than 30 (thirty days) since the acceptance date by IPC individual.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
4. Dalam hal Insan IPC sudah terlanjur menerima gratifikasi, maka yang bersangkutan harus: a. Melaporkan kepada atasan langsung dalam jangka waktu 7 hari kerja sejak penerimaan, untuk kemudian atasan langsung menyampaikannya kepada Sekretaris Perusahaan. b. Melaporkan kejadian penerimaan gratifikasi melalui sarana Whistleblowing System “IPC Bersih” jika melihat Insan IPC menerima gratifikasi yang berindikasikan suap atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan Perusahaan.
4. In case the IPC personnel has already accepted the gratuities, then he/she has to: a. Report to direct supervisor within 7 working days, since the acceptance, then the direct supervisor will submit it to the Corporate Secretary. b. Report the incidence of receiving gratuities through the Whistle Blowing System ‘Clean IPC’ if seeing the IPC individual received the gratuities which indicating bribery or can affect the decision making process in Company.
Sanksi atas Pelanggaran Gratifikasi Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Pengelolaan Gratifikasi akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. Untuk pelanggaran gratifikasi kategori berat dapat dikenakan sanksi pemberhentian pekerjaan hingga pidana penjara. Sedangkan untuk pelanggaran kategori ringan akan dikenakan skorsing hingga penurunan kelas jabatan. Sanksi pelanggaran gratifikasi diatur dalam SK Direksi Nomor. HK.560/16/12/1/PI.11-14.
Sanction for Violation The violations of regulations in the Gratuities Guideline, will be penalized in accordance with the applicable rules and regulations in the Company. For the serious violation of gratuities, would result the termination of employment to the imprisonment while the minor violation, would be subjected to the suspension to the demotion. The sanctions for violation of gratuities are regulated by the Decision Letter of the Board of Directors No. HK.560/16/12/1/PI.11-14.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
91
MENGEMBANGKAN SDM IPC
DEVELOPING IPC’S HUMAN RESOURCES
92
Culture Transformation Phase III Culture Transformation Phase III
95
Sistem Rekrutmen yang Adil dan Transparan Fair and Transparent Recruitment System
96
Kesetaraan dalam Pengembangan Karir Equality in Career Development
97
Demografi Karyawan Employee Demographics
100
Kesejahteraan Karyawan Employee Welfare
103
Program Pensiun Pension Plan
104
Waktu Kerja Working Time
105
Kebebasan Berserikat Freedom of Association
105
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
93
SUMBER DAYA MANUSIA | HUMAN RESOURCES
94
Sejalan dengan komitmen IPC untuk ”Committed to Progress”, Perseroan telah mengembangkan strategi jangka panjang untuk merespon peluang menjadi perusahaan pelabuhan internasional di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, Perseroan membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, berintegritas dan mampu menjadi agen perubahan bagi kemajuan Perseroan.
In line with IPC spirit “Committed to Progress,” the Company has developed a long-term strategy to respond to opportunities to become an international ports company in Indonesia. To achieve this, the Company needs human resources (HR) support with quality, integrity and capability to become agents of change for the Company’s development.
Bagi IPC, pengembangan SDM yang berkelanjutan diyakini akan memberikan kontribusi positif bagi kinerja organisasi. Untuk itu, strategi pengelolaan SDM Perseroan difokuskan pada optimalisasi dan peningkatan kompetensi SDM melalui program-program pengembangan kemampuan (skills and abilities) dan pengetahuan bagi para karyawan. Upaya-upaya peningkatan kompetensi dan keahlian bagi seluruh karyawan dilakukan agar mereka dapat berperan aktif dalam pertumbuhan usaha Perseroan serta mampu beradaptasi dengan dinamika bisnis yang berkembang pesat.
For IPC, sustainable HR development is believed to be a positive contribution to the organization’s performance. To that end, the Company’s HR strategy management is focused on optimizing and improving HR competence through skills, abilities, and knowledge development programs for employees. Efforts to improve all employees’ competence and expertise are made so that they can play an active role in the Company’s business growth and be able to adapt to the rapidly evolving business dynamics.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Culture Transformation Phase III Culture transformation (transformasi budaya) yang dimulai sejak tahun 2012 adalah inisiatif yang dikembangkan untuk menanamkan nilai-nilai baru perusahaan kepada seluruh karyawan agar dapat menunjang pencapaian visi dan strategi perusahaan. Transformasi budaya dilakukan dengan menanamkan Visi, IPC Way dan nilai-nilai perusahaan kepada seluruh karyawan melalui sosialisasi, implementasi dan kerja sama dengan seluruh fungsional Perseroan.
Culture Transformation Phase III Culture transformation, which began in 2012 is an initiative developed to instill the Company’s new values into all employees in order to support the Company’s to achieve its vision and strategy. Culture transformation is done by embedding the Vision, IPC Way, and corporate values in all employees through socialization, implementation, and cooperation with all the Company’s functions.
Transformasi budaya telah berjalan selama 3 fase. Fase pertama fokus pada pembangunan Change Agents Network (CAN) serta sosialisasi visi, nilai, dan IPC Way sebagai desired culture. Pada fase kedua difokuskan pada pengimplementasian IPC Way melalui programprogram seperti 3i (Ikut Inovasi bersama IPC Way) dan communication campaign.
Culture transformation has been running for 3 phases. The first phase focused on building Change Agents Network (CAN) and socialization of vision, values, and IPCWay as desired culture. The second phase focused on implementation of IPC Way through programs, such as 3i (Ikut Inovasi bersama IPC Way) and communication campaign.
Months
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Workstream 1 : Quick Wins and Engagement Continuation Culture Transformation Phase III
Workstream 2 : Culture Transformation at Subsidiaries
Workstream 3 : Brings Culture to The Ground
Pada tahun 2014, transformasi budaya memasuki fase ketiga dengan cakupan sasaran yang lebih luas. Secara garis besar, culture transformation fase ketiga memiliki 3 buah workstream. Workstream pertama merupakan kelanjutan dari program-program yang pernah dilaksanakan pada fase pertama dan kedua yang telah dievaluasi dan disempurnakan. Workstream kedua, lingkup transformasi budaya ditambah dengan mengikutsertakan anak-anak perusahaan. Fokus utama workstream kedua adalah untuk mensosialisasikan IPC Way dan menciptakan Change Agents Network (CAN) hingga ke anak-anak perusahaan. Sedangkan pada workstream ketiga, ruang lingkup pekerjaannya menyangkut program-program pada taraf operasional pelabuhan. Workstream ini difokuskan pada perubahan perilaku bekerja pada bagian operasional pelabuhan sehingga dapat secara nyata mendukung dan memberikan manfaat dari perubahan budaya.
In 2014, the culture transformation entered the third phase with a broader scope. Essentially, the third phase of culture transformation has 3 workstreams. The first workstream is a continuation from the previous programs undertaken in the first and the second phases that have been evaluated and refined. The second workstream, the scope of culture transformation was complemented by including the subsidiaries. The main focus of the second workstream was to socialize IPC Way and to build Change Agents Network (CAN) within the Company and its subsidiaries. Whereas in the third workstream, the scope of work is related to programs at the port operational level. This workstream is focused on changing the work behavior in port operations so that it can significantly support and benefit from the culture change.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
95
96
Sistem Rekrutmen yang Adil dan Transparan Untuk menjamin ketersediaan SDM dan kesinambungan regenerasi organisasi, Perseroan mengutamakan rekrutmen internal dan pembenahan pola pembinaan karir. Meskipun demikian, Perseroan tetap melakukan rekrutmen tenaga berpengalaman eksternal secara terbatas untuk memenuhi urgensi kebutuhan tenaga profesional agar terjadi proses transfer pengetahuan kepada karyawan internal dan menjembatani proses regenerasi. Program rekrutmen yang ditujukan bagi para profesional dan berpengalaman dilaksanakan melalui program Head Hunter, Networking, dan Expatriate.
Fair and Transparent Recruitment System To ensure HR availability and sustainable regeneration of the organization, the Company prioritizes internal recruitment and improvement of career guidance. Nevertheless, the Company still restrictedly recruits external experienced personnel to meet the urgent need for professionals to transfer their knowledge to internal employees and bridge the regeneration process. Recruitment program is aimed at professionals and experienced personnel through Head Hunter, Networking, and Expatriate programs.
Sistem perekrutan internal dilakukan melalui tiga metode yaitu promosi, rotasi, dan mutasi. Perekrutan internal di IPC telah dilakukan secara online yang disebut dengan Job Portal. Melalui Job Portal, karyawan dapat mengetahui lowongan jabatan yang tersedia di Perseroan dan para karyawan dapat mengajukan lamaran apabila berminat dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
The internal recruitment system has three methods, namely promotion, rotation, and mutation. Internal recruitment in IPC has been done online, called Job Portal. Through Job Portal, employees can find out available vacancies in the Company and they may apply if they are interested and meet the specified requirements.
Dengan Job Portal, karyawan dapat menempati posisi yang sesuai dengan minat dan kompetensinya. Sedangkan perusahaan mendapatkan kandidat-kandidat potensial internal untuk mengisi jabatan secara efisien dan transparan. Dalam proses rekrutmen, Perseroan berkomitmen untuk tidak melakukan praktik-praktik pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun termasuk faktor Suku, Agama, Ras, antar Golongan (SARA), diskriminasi gender maupun status sosial.
With Job Portal, employees can occupy the positions that match their interests and competencies. Whereas the Company gets potential internal candidates to fill the positions in an efficient and transparent manner. In the recruitment process, the Company is committed not to practice restriction or discrimination of any kind, including Ethnicity, Religion, Race, Intergroup (SARA), gender or social status.
Proses rekrutmen eksternal dilakukan dengan secara online melalui e-recruitment (www.ipc.e-seleksi.com), baik untuk mendapatkan tenaga kerja non-pengalaman (fresh graduated) maupun profesional (experienced).
External recruitment process is done online with e-recruitment (www.ipc.e-seleksi.com), to obtain fresh graduated and experienced candidates.
Rekrutmen bagi fresh graduated terdiri dari 3 program: 1. Program “Goes to Campus” untuk merekrut mahasiswa yang baru lulus dengan nilai memuaskan. 2. Program rekrutmen umum yang membuka kesempatan bagi masyarakat umum yang memenuhi kualifikasi untuk bekerja di IPC, termasuk anak kandung para karyawan dan pensiunan. 3. Program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk merekrut calon karyawan dengan tingkat pendidikan SMA/SMK atau sederajat yang memiliki prestasi, namun berasal dari keluarga kurang mampu yang tinggal di lingkungan sekitar pelabuhan.
Recruitment for fresh graduated consists of 3 programs: 1. Goes to Campus” program to recruit recently graduated students with excellent grades. 2. General recruitment program that provides opportunity to qualified people to work in IPC, including the offspring of employees and retirees. 3. CSR (Corporate Social Responsibility) program to recruit prospective employees with SMA/ SMK or equivalent education level and excellent achievements, but come from unfortunate families living in the port’s surrounding environment.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Pelaksanaan rekrutmen Perseroan dilakukan secara terpusat dimana Kantor Pusat menerima kebutuhan formasi dari Cabang dan Anak Perusahaan. Setelah mendapatkan kriteria karyawan yang memenuhi persyaratan formasi, Kantor Pusat mengirim karyawan tersebut ke wilayah kerja/anak perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
The Company’s recruitment is centralized at Head Office that receives the formation need of Branches and Subsidiaries. After determining the eligible criteria for employees formation, Head Office shall assign the employees to work in areas/subsidiaries as needed.
Pada tahun 2014 Perseroan telah merekrut 392 karyawan baru melalui program Professional Hire, program rekrutmen umum untuk mengisi kebutuhan formasi yang dilakukan secara online melalui www.ipc.e-seleksi.com, program CSR untuk merekrut karyawan dengan tingkat SMA/SMK/sederajat berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik seperti bidang olahraga dan musik, serta program pengangkatan tenaga kerja nonorganik menjadi karyawan.
In 2014, the Company recruited 392 new employees through Professional Hire program, general recruitment program to fill the formation need which is done online ar www.ipc.e-seleksi.com, CSR program to recruit employees with SMA/SMK or equivalent education level and excellent academic and non-academic achievements, such as in sports and music, as well as promotion program for nonorganic employees to become organic employees.
Pegawai baru yang diterima selama tahun 2014, sebanyak 70,9% ditempatkan di Kantor Pusat, 14,03% ditempatkan di anak perusahaan seperti PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, dan PT Pelabuhan Tanjung Priok, dan 15,05% ditempatkan di cabang-cabang seperti di Banten, Bengkulu, Jambi, Palembang, Panjang, Pontianak, Sunda Kelapa dan Teluk Bayur.
Out of the new employees hired during 2014, 70.9% were placed in Head Office, 14.03% in subsidiaries, such as PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, and PT Pelabuhan Tanjung Priok, and 15.05% in Branches, such as Banten, Bengkulu, Jambi, Palembang, Panjang, Pontianak, Sunda Kelapa and Teluk Bayur.
Kesetaraan dalam Pengembangan Karir Setiap karyawan memiliki peluang yang sama untuk mengembangkan karirnya melalui proses penilaian kinerja dan metode asesmen lainnya yang mencakup aspekaspek potensi dan bakat, tingkat kecukupan kompetensi, hasil kerja dan pengalaman. Perseroan memiliki sejumlah perangkat untuk mendukung program pengembangan karir, yaitu:
Equality in Career Development Every employee has an equal opportunity to develop his/ her career through performance appraisal and other assessment methods that include aspects of potential and talent, competence adequacy level, performance and experience. The Company has a number of tools to support the career development program, as follows:
1. Peningkatan Sistem Pengelolaan Kinerja Melalui Penyusunan Direktori P2B Salah satu sistem pengelolaan kinerja di Perseroan adalah Penilaian Performansi Bulanan (P2B) bagi karyawan. Perseroan melakukan pengelolaan data P2B dari seluruh unit kerja. Data ini dijadikan buku direktori yang menjadi acuan penyusunan rencana kerja bagi pekerja, acuan manajemen IPC untuk memberikan penilaian yang berasaskan keadilan bagi para karyawan dan bahan evaluasi kinerja individu selama 2 tahun terakhir.
1. Improvement of Performance Management System with P2B Directory Preparation One of the performance management systems in the Company is monthly performance assessment (P2B) for employees. The Company manages P2B data of all work units. This data is used as directory book to guide work plan preparation for employees, IPC management reference to fairly assess the employees and individual performance evaluation over the last 2 years.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
97
2. Implementasi Knowledge Management Kegiatan sharing knowledge dilakukan secara berkala melalui penerapan E-Learning (pembelajaran berbasis elektronik)di lingkungan Perseroan. Implementasi knowledge management dalam bentuk E-Learning telah diterapkan untuk pembelajaran IPC Culture bagi karyawan sehingga dapat diketahui berapa skor pemahaman mereka terhadap budaya perusahaan. Melalui E-Learning, karyawan IPC dapat mengakses berbagai modul pembelajaran. Sejumlah modul yang telah dikembangkan diantaranya adalah IPC Culture, Pengenalan Penilaian Performansi Bulanan (P2B), IPC Virtual Office, Program Orientasi Pelabuhan, Efektif Mengelola Stres, Pelatihan Ahli Kepelabuhanan, dan Pemecahan Masalah Berbasis Isu.
2. Implementation of Knowledge Management Knowledge sharing is conducted regularly through E-Learning (electronic-based learning) within the Company. Knowledge management in form of E-Learning has been implemented for IPC Culture learning for employees to acknowledge their comprehension score on the corporate culture. Through E-Learning, IPC employees can access various learning modules. A number of modules have been developed, including IPC Culture, Introduction to Monthly Performance Assessment (P2B), IPC Virtual Office, Port Orientation Program, Effective Stress Management, Port Expert Training, and Issue-Based Problem Solving.
3. Individual Career Planning (ICP) Program ICP bertujuan untuk menjadi wadah aspirasi karyawan dalam merancang jenjang karir sesuai harapannya sendiri. Melalui ICP, karyawan diperbolehkan membuat rencana karir yang sesuai dengan minat, kompetensi, dan bakatnya. Hingga saat ini, proses penyusunan ICP oleh seluruh karyawan masih berlangsung dan diharapkan pada akhir 2015 sudah selesai dan siap digunakan dalam proses pengelolaan karir.
3. Individual Career Planning (ICP) ICP program aims to become a forum for employee aspirations in designing their own expected career path. Through ICP, the employees are allowed to develop career plans that match their interests, competences, and talents. To date, ICP preparation process by all employees is still ongoing and is expected to be completed by the end of 2015 and will be ready for use in the career management process.
4. Individual Development Plan (IDP) Asesmen kompetensi merupakan penilaian terhadap kompetensi karyawan pada posisi atau jabatannya saat ini. Dari Asesmen ini dapat diketahui gap kompetensi pegawai yang bersangkutan terhadap persyaratan jabatan yang diembannya. Dari gap kompetensi dapat diketahui kebutuhan pengembangan bagi masingmasing karyawan.
4. Individual Development Plan (IDP) Competence assessment is assessment on employees’ competence in their current positions or levels. Based on this assessment, competence gap of the respective employee can be identified against requirements of their positions. Competence gap informs development need of each employee.
Di tahun 2014, karyawan dapat mengajukan dan menentukan sendiri aktivitas-aktivitas pengembangan yang ingin diikutinya melalui IDP. IDP merupakan rencana pengembangan pribadi yang disusun oleh karyawan sendiri melalui diskusi dengan atasan langsung berdasarkan hasil asesmen kompetensi yang dimilikinya. Proses penyusunan IDP melibatkan atasan langsung secara aktif.
5. Accelerating Leadership Development Stage II Perseroan kembali membuat program pengembangan kepemimpinan yang disebut Accelerating Leadership Development dengan tahapan sebagai berikut:
5. Accelerating Leadership Development Stage II The Company re-launch a leadership development program called Accelerating Leadership Development with the following stages:
•
98
Accelerating Leadership Development Batch 1 dengan kegiatan yang telah dilaksanakan berupa: Workshop Mindfulness, Mid Review Group Action Learning Project, Mentoring, Group Action Learning Project. Program ini melibatkan konsultan
In 2014, employees could propose and determine their own development activities to participate in through IDP. IDP is a personal development plan prepared by the employees themselves through discussions with their direct supervisors based on their competence assessment. IDP preparation process actively involves the direct supervisors.
•
Accelerating Leadership Development Batch 1 with the following conducted activities: Workshop Mindfulness, Mid Review Group Action Learning Project, Mentoring, Group Action Learning Project. This program involves Accenture
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Accenture sebagai Subject Matter Expert, dan Project Sponsor dari Direksi IPC. Peserta yang terlibat pada periode ini sebanyak 20 peserta yang merupakan Senior Leader yang telah diseleksi dengan ketat.
consultant as Subject Matter Expert, and IPC Board of Directors as Project Sponsor. There were 20 participants involved in this period who were strictly selected Senior Leaders.
•
Sebagai kelanjutan program, Perseroan menyelenggarakan Leadership Development Program Batch 2 yang terdiri dari workshop unleashing personal purpose workshop, workshop build a coaching workshop dan action learning project. Workshop diselenggarakan oleh Accenture sebagai Subject Matter Expert dengan IPC sebagai Project Sponsor. Periode kedua ini diikuti oleh 27 peserta.
•
As a program continuation, the Company held Leadership Development Program Batch 2 consisting of unleashing personal purpose workshop, build a coaching workshop and action learning project. The workshops were organized by Accenture as Subject Matter Expert with IPC as Project Sponsor. This second period was attended by 27 participants.
•
Untuk menyiapkan generasi muda, Perseroan menyelenggarakan program Young Workforce Management yang telah menghasilkan 16 inisiatif pengembangan yang mewakili values yang dikembangkan di Perseroan, di antaranya: leadership support, work environment, meaningful work, fun at work, rewards, opportunities yang menjadi aspirasi dari young workforce.
• To prepare the younger generation, the Company organized Young Workforce Management which resulting 16 development initiatives which represent the Company’s developed values, including: leadership support, work environment, meaningful work, fun at work, rewards, opportunities that are aspirations of the young workforce.
6. Mengembangkan Kultur Menghargai Prestasi Melalui Pembangunan Multirater Assessment Multirater adalah sistem penilaian karyawan yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (rater) secara 360 derajat, yaitu atasan, rekan kerja, bawahan, dan diri sendiri. Saat ini masih berlangsung pengumpulan data melalui kuesioner penilaian yang mengukur 7 aspek yaitu: kode etik bisnis, efektivitas kepemimpinan, tingkat keberhasilan tugas, antusiasme, keahlian bidang, kompetensi inti dan menghargai orang lain. Peserta Multirater Assessment batch pertama merupakan pekerja manajerial IPC di lingkungan Direktorat SDM dan Umum, Direktorat Keuangan, Direktoriat Teknik, anak perusahaan IPC yaitu PT Pelabuhan Tanjung Priok dan sebagian besar cabang pelabuhan di bawah manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Dengan sistem ini, dapat diketahui berapa level kompetensi karyawan berdasarkan penilaian lingkungannya.
6. Development of Achievement Appreciation Culture through Multirater Assessment Multirater is employee appraisal system conducted by more than one rater covering 360 degrees, which are superiors, peers, subordinates, and selfassessment. To date, data collection is still ongoing through questionnaire assessment that measures 7 aspects: code of business conduct, leadership effectiveness, task success rate, enthusiasm, expertise in the field, core competencies, and respect for others. Participants of the first batch of Multirater Assessment are IPC managerial personnel in HR and General Directorate, Finance Directorate, Engineering Directorate, IPC subsidiaries, namely: PT Pelabuhan Tanjung Priok and most of branch ports under the management of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). With this system, employee competence levels can be identified based on the background assessment.
7. Pemilihan Karyawan Terbaik Program pemilihan karyawan terbaik telah diadakan setiap tahun sejak 2009. Karyawan terbaik dipilih dari karyawan organik dan karyawan non-organik di kantor pusat, cabang pelabuhan, dan anak perusahaan. Salah satu proses pemilihan adalah tes tertulis dan wawancara oleh Tim Seleksi Pusat yang harus dilalui para kendidat yang terpilih dari seleksi di tingkat cabang/unit kerja.
7. Selection of the Best Employees The best employee selection program has been held annually since 2009. The best employees are selected from organic and non-organic employees at head office, branch ports, and subsidiaries. The selection processes include written test and interview by the Selection Team that the chosen candidates should go through at branch/work unit level.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
99
100
Pada tahun 2014, terdapat 10 kategori pemilihan, yaitu GM (General Manager) Terbaik, Managerial Terbaik, Pandu Terbaik, ABK Terbaik (organik/nonorganik), Operator Terbaik (organik/non–organik), Staf/ Pelaksana Terbaik, Staf/Pelaksana Operasional Terbaik, dan Staf/Pelaksana Non–Organik. Dari masing-masing kategori dipilih 3 pemenang yaitu; terbaik I, terbaik II dan terbaik III.
In 2014, there were 10 selection categories, which were the Best GM (General Manager), the Best Managers, the Best Pilots, the Best Ship Crews (organic/nonorganic), the Best Operators (organic/non-organic), the Best Staff, the Best Non-Organic Operational Staff. From each category, 3 winners were selected: the first best, the second best, and the third best.
8. Promosi Pada tahun 2014, jumlah karyawan yang mendapat promosi sebanyak 372 orang atau sekitar 21% dari total karyawan Perseroan dengan perincian sebagai berikut: [G4-LA11] • Level Manajerial sebanyak 136 orang terdiri dari 123 karyawan pria dan 13 karyawan wanita. • Level Staf sebanyak 236 orang terdiri dari 185 karyawan pria dan 51 karyawan wanita.
8. Promotion In 2014, there were 372 promoted employees or about 21% of the Company’s total employees with the following details: [G4-LA11] • 136 employees at Managerial level consisting of 123 male employees and 13 female employees. • 236 employees at Staff Level consisting of 185 male employees and 51 female employees.
Demografi Karyawan Pada tahun 2014, jumlah karyawan IPC (tidak termasuk karyawan non-organik) berjumlah 1.750 orang, tersebar di 12 wilayah kerja Perseroan. Jumlah karyawan mengalami penurunan 32,13% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 2.590 orang. Hal ini antara lain disebabkan oleh perubahan komposisi karena alih tugas ke anak perusahaan, pekerja yang berhenti, pensiun termasuk pensiun atas permintaan sendiri, program golden handshake atau meninggal dunia.
Employee Demographics In 2014, IPC had 1,750 employees (excluding nonorganic employees), spread over 12 working areas of the Company. The number of employees decreased by 32.13% compared to 2013 that reached 2,590 employees. This is partly due to composition change because of assignment to subsidiaries, resigned employees, retirement including voluntantary retirement, golden handshake program or death.
Karena karakteristik dan lingkungan kerja pelabuhan, secara alamiah jumlah karyawan pria lebih dominan yaitu 1.458 orang (84%) dibandingkan karyawan wanita yang berjumlah 287 orang (16%).
Due to the characteristics of and work environment at port, naturally the number of male employees is more dominant (1,458 employees or 84%) than female employees (287 employees or 16%).
Sebanyak 312 karyawan bertugas pada kegiatan operasional langsung seperti pelayanan kapal, pelayanan barang, pelayanan terminal dan pelayanan terminal petikemas, tanah-air-gedung-listrik, pelabuhan khusus dan rupa-rupa usaha. Sedangkan 1.438 karyawan bertugas pada kegiatan operasi tidak langsung, penunjang operasional dan pengelolaan.
There were 312 employees who were assigned to direct operations, such as ship services, cargo services, terminal services and container terminal services, land-waterbuilding-electricity, special ports and miscellaneous businesses. Whereas 1,438 employees were assigned to indirect operations, operational support, and management.
Pada tahun 2014, berdasarkan kelompok usia, 853 karyawan atau 49% adalah karyawan dalam rentang usia antara 18 hingga 36 tahun, yaitu kelompok muda yang penuh semangat, memiliki etos kerja tinggi, produktif dan menyukai tantangan.
In 2014, by age group, 853 employees or 49% were employees in the age range between 18 and 36 years, representing a group of young, energetic, have high work ethic, productive and fond of challenge.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian [G4-10]
Employee by Employment Status [G4-10]
2014
Status Kepegawaian
Level Manajemen
2013
Employee Status
609
866
Management Level
Permanen (Staf)
1.141
1.724
Permanent (Staff)
Jumlah (1+2)
1.750
2.590
Total (1+2)
Non-Organik
805
3.445
Non-Organic
Jumlah (3+4)
1.141
6.035
Total (3+4)
Catatan | Note: Karyawan level manajemen adalah tingkat 1 – 10 Karyawan permanen adalah staf tingkat 11 – 17C
Note: Management level employees are in the grades 1 to 10 Permanent employees (staffs) are in the grades 11 to 17C
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan [G4-10]
Employee by Education [G4-10]
Tingkat Pendidikan
2014
2013
Education level
Pasca Sarjana
155
189
Post Graduate
Sarjana
670
962
Bachelor
Sarjana Muda/D3
310
450
Diploma
SLTA
582
915
High School
SMP
14
49
Junior High School
SD
19
25
Elementary School
1.750
2.590
Total
Jumlah
Jumlah Pegawai berdasarkan Wilayah Kerja [G4-10] Wilayah Kerja
Kantor Pusat
Employee by Operational Area [G4-10]
2014
2013
Operational Areas
880
656
Head Office
-
804
Tanjung Priok Branch
Cabang Palembang
172
175
Palembang Branch
Cabang Panjang
184
207
Panjang Branch
0
201
Pontianak Branch
134
148
Teluk Bayur Branch
Cabang Cirebon
56
63
Cirebon Branch
Cabang Sunda Kelapa
48
44
Sunda Kelapa Branch
108
111
Banten Branch
Cabang Bengkulu
75
68
Bengkulu Branch
Cabang Jambi
42
58
Jambi Branch
Cabang Pangkal Balam
32
35
Pangkal Balam Branch
19
20
Tanjung Pandan Branch
1.750
2.590
Total
Cabang Tanjung Priok
Cabang Pontianak Cabang Teluk Bayur
Cabang Banten
Cabang Tanjung Pandan Total
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
101
Jumlah Pegawai berdasarkan Usia [G4-10] Usia (tahun)
Employee by Age [G4-10] 2014
2013
≤26
198
279
≤26
26<x≤36
654
737
26<x≤36
36<x≤46
544
831
36<x≤46
46<x<51
176
252
46<x≤51
51<x≤55
95
242
51<x≤55
>55
83
249
>55
1.750
2.590
Total
Jumlah
Employee by Grade Level [G4-10]
Jumlah Pegawai berdasarkan Level Jabatan [G4-10] Level Jabatan
2014
2013
Grade Level
1
0
0
1
2
1
0
2
3
6
4
3
4
39
46
4
5
19
15
5
6
20
19
6
7
95
113
7
8
48
70
8
9
128
172
9
10
253
427
10
11
333
433
11
12
191
502
12
13
220
449
13
14
78
129
14
15
267
194
15
16A
2
2
16A
16B
1
1
16B
16C
-
1
16C
17A
12
13
17A
17B
-
0
17B
17C
37
0
17C
1.750
2.590
Total
Jumlah
Employee by Group Category [G4-10]
Jumlah Pegawai berdasarkan Level Golongan [G4-10] Level Golongan
2014
2013
Group Category
Golongan IV
773
146
Group IV
Golongan III
862
1.391
Group III
Golongan II
115
1.053
Group II
-
-
Group I
1.750
2.590
Total
Golongan I Jumlah
102
Age (year)
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Kesejahteraan Karyawan Program kesejahteraan karyawan terus ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan yang dicapai Perseroan. Penetapan remunerasi dilakukan berdasarkan analisis terhadap industri dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan perusahaan. Tidak ada perbedaan standar upah karyawan berdasarkan gender. Besaran imbal jasa pekerjaan dan tunjangan/fasilitas yang diterima karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, kelas jabatan, masa kerja dan penilaian kinerja.
Employee Welfare Employee welfare program is continuously improved in line with the Company’s growth. Remuneration determination is based on industry analysis and adjusted to the Company’s capability. The wage standard is not different by gender. The amount of compensation and benefits/facilities received by employees is determined based on position, position class, service tenure, and performance assessment.
Besaran persentase upah bagi karyawan baru dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta tahun 2014 untuk level terendah (17C) adalah sebesar 113%. Pola pengupahan di cabang menggunakan standar yang sama dengan kantor pusat.
The percentage of wages for new employees compared to the provincial minimum wage (UMP) in Jakarta in 2014 for the lowest level (17C) was 113%. Wage structure in branches uses the same standard with the head office.
Sistem kompensasi dan benefit diterapkan untuk mendukung tujuan strategis Perseroan secara keseluruhan, bersifat atraktif dan kompetitif sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dan memperkuat employee engagement. Beberapa kompensasi dan benefit yang diterima karyawan tetap adalah sebagai berikut: 1. Tunjangan perumahan. 2. Tunjangan transpor. 3. Insentif performansi (sesuai dengan performa kerja). 4. luran tambahan manfaat purna bakti. 5. luran THT Jiwasraya. 6. Tunjangan cuti tahunan (1,5x penghasilan tetap). 7. THR (2x penghasilan tetap). 8. Gaji 13 (1x penghasilan tetap). 9. Bonus (sesuai dengan pencapaian target perusahaan). 10. Tunjangan jabatan (khusus level 1-9). 11. Uang pengganti fasilitas kendaraan dinas (khusus level 1-9) 12. Bantuan bahan bakar (khusus level 1-9) 13. Bantuan pulsa (khusus level 1-9 dan jabatan tertentu)
Compensation and benefits system is implemented to support the Company’s overall strategic objectives, which are attractive and competitive in order to improve employee motivation and to reinforce employee engagement. Some of compensation and benefits received by permanent employees are as follows: 1. Housing allowance. 2. Transport allowance. 3. Performance incentive (according to work performance). 4. Additional contribution for after-service benefits. 5. Contribution for Jiwasraya retirement benefits. 6. Annual leave allowance (1.5x fixed income). 7. Religious holiday allowance (2x fixed income). 8. The 13th salary (1x fixed income). 9. Bonus (according to the Company’s achieved target). 10. Position allowance (only for 1-9 levels). 11. Reimbursed money for operational vehicle facility (only for 1-9 levels). 12. Fuel support (only for 1-9 levels). 13. Telecommunication voucher support (only for 1-9 levels and certain positions).
Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan secara berkesinambungan, pada tahun 2014 telah dilakukan berbagai kebijakan terkait kesejahteraan. Diantaranya adalah pemberian bonus kepada karyawan berdasarkan pencapaian target Perseroan serta prestasi kerja individual dan prestasi kerja cabang/unit serta absensi/tingkat kehadiran.
In line with the Company’s commitment to improvement of employee welfare on an ongoing basis, in 2014, it applied various welfare-related policies. Among them were bonus provision to employees based on the Company’s achieved target, individual performance, branch/unit performance, and attendance rate.
Perseroan memiliki kebijakan program pensiun dipercepat (atas permintaan sendiri) yang dilaksanakan secara selektif. Pada tahun 2014, tercatat sebanyak 79 karyawan yang mengikuti program ini.
The Company has a policy of early retirement program (voluntary) which is applied selectively. In 2014, there were 79 employees who participated in this program.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
103
Program Pensiun Sebagai penghargaan kepada karyawan yang akan memasuki masa pensiun, Perseroan menyelenggarakan program pensiun melalui dua program yakni: 1. Karyawan yang diangkat sebelum tahun 2001 diikutkan dalam program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap yang telah memenuhi kriteria dan liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai yang ditentukan berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku. 2. Karyawan yang diangkat setelah tahun 2001 diikutkan dalam program pensiun iuran pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Pension Plan As an appreciation to the employees who will retire, the Company provides pension plan through two programs, as follows: 1. Employees appointed prior to 2001 are included in defined benefit pension plan for all permanent employees who meet the criteria and unfunded employee benefits liabilities are determined based on the applicable Collective Labour Agreement (PKB).
Perusahaan memberikan imbalan kerja lainnya, seperti imbalan kesehatan dan uang penghargaan. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Diharapkan imbalan yang diberikan Perseroan dapat membantu karyawan tersebut mengelola masa purna baktinya. Imbapan tersebut diantaranya adalah: a. Penghargaan Masa Bhakti (diterima sekaligus). b. Pelayanan kesehatan bagi karyawan pensiun dan atau janda sampai meninggal dunia. c. Uang duka dan sumbangan kematian yang diterima oleh karyawan pensiun yang meninggal dunia. d. Bantuan biaya pindah (diterima sekaligus). e. DP4/DPLK Simponi (diterima bulanan/diterima sekaligus). f. THT Taspen (diterima sekaligus). g. THT Taspen Multiguna (diterima bulanan). h. THT Jamsostek (diterima sekaligus). i. THT BNI Life (diterima sekaligus). j. THT Jiwasraya (diterima sekaligus).
The Company provides other employee benefits, such as health care benefits and cash rewards. The rights to these benefits are generally given to employees reaching retirement age and meeting certain service period. It is expected that the benefits provided by the Company can support the employees during their post-service period. The benefits include the following:
Untuk mempersiapkan karyawan yang akan memasuki masa pensiun, Perseroan memberikan pelatihan/ workshop Pembekalan Purnabhakti. Melalui workshop tersebut, karyawan yang akan memasuki masa pensiun mendapat pelatihan diberikan materi mengenai kesehatan, kewirausahaan, spiritual dan motivasi. Pada tahun 2014, Perseroan telah menyelenggarakan workshop untuk tujuh angkatan dimana masing-masing angkatan diikuti oleh 50 (lima puluh) peserta terdiri dari karyawan dan pasangannya. [G4-LA10]
104
2. Employees appointed after 2001 are included in defined contribution pension plan of Financial Institution Pension Fund (DPLK).
a. Post Service Reward (lump sum). b. Health benefits for retired employees and or widows up to their deaths. c. Death donation and benefits received by died retired employees. d. Moving cost support (lump sum). e. DP4/DPLK Simponi (received monthly/lump sum). f. THT (retirement benefits) Taspen (lump sum). g. THT TASPEN Multiguna (received monthly). h. THT Jamsostek (lump sum). i. THT BNI Life (lump sum). j. THT Jiwasraya (lump sum).
To prepare the employees who will retire, the Company provides Post-service Debriefing training/ workshop. Through this workshop, the retiring employees are provided with materials on health, entrepreneurship, spiritual and motivation. In 2014, the Company held workshop for seven batches, each batch was attended by 50 (fifty) participants consisting of employees and their spouses. [G4-LA10]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Waktu Kerja Perseroan menetapkan batasan waktu kerja bagi karyawan untuk menghindari pemanfaatan tenaga kerja secara berlebihan, dan disesuaikan dengan porsi serta sifat pekerjaannya. Waktu kerja terdiri dari waktu kerja biasa dan waktu kerja shift dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Working Time The Company sets a time limit for employees to avoid excessive labor exploitation, and adjusted to the work load and nature. Working time consists of regular working time and shift working time with reference to the labor law.
Pembagian waktu kerja diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI II) Pasal 16, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jumlah hari kerja Perusahaan adalah 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu; 2. Jumlah Jam Kerja Perusahaan adalah 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan maksimum 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu; 3. Pelaksanaan waktu hari kerja adalah sebagai berikut: a. Hari Senin sampai Kamis pukul 08.00 -17.00 WIB Istirahat pukul 12.00 -13.00 WIB. b. Hari Jum’at pukul 08.00 -16.30 WIB - Istirahat pukul 11.30 -13.00 WIB. 4. Bagi Karyawan operasional, pembagian kerja dilakukan secara shift yang terbagi menjadi 3 shift yaitu shift pertama jam 08.00 - 16.00 WIB, shift kedua jam 16.00 - 24.00 WIB, dan shift ketiga pukul 24.00 - 08.00 WIB untuk memberikan pelayanan 24/7 (24 jam 7 hari seminggu). 5. Dalam hal pekerjaan yang bersifat khusus, manajemen dapat mengatur hari dan jam kerja yang ditentukan lain.
The provision of working time is stipulated in Collective Labor Agreement (PKB) between PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) and the Labor Union of Pelabuhan Indonesia II (SPPI II) Article 16, with the following provisions: 1. The Company applies 5 (five) working days in 1 (one) week; 2. The Company applies 8 (eight) working hours in 1 (one) day and a maximum of 40 (forty) hours in 1 (one) week; 3. Implementation of working days is as follows: a. Monday to Thursday 08:00-17:00 WIB - Break Hour 12:00-13:00 WIB. b. Friday 08:00-16:30 WIB - Break Hour 11:30-13:00 WIB. 4. For operational employees, work assignment is in shifts, divided into 3 shifts: the first shift 8:00-16:00 WIB, the second shift 16:00-24:00 WIB, and the third shift 24:00-08:00WIB to provide 24/7 (24 hours 7 days a week) service. 5. In the case of specific work, management can otherwise set the days and hours.
Kebebasan Berserikat Perseroan menjamin hak karyawan untuk berserikat dengan membentuk organisasi atau serikat pekerja di lingkungan perusahaan, termasuk kebebasan untuk menjadi pengurusnya. Serikat Pekerja yang ada di IPC adalah Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI II).
Freedom of Association The Company guarantees the right of employees to associate by establishing organization or labor union within the Company, including the freedom to become the managers. Labor Union in IPC is the Labor Union of Pelabuhan Indonesia II (SPPI II).
Manajemen Perseroan bersama Serikat Pekerja telah menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Induk yang memayungi seluruh anak perusahaan. PKB mengatur dan menjamin hak-hak karyawan terkait hubungannya dengan Perseroan yang mencakup: • Kepastian hak dan kewajiban Perseroan maupun karyawan, meliputi pola hubungan kerja, syarat-syarat dan kondisi kerja serta tata tertib perusahaan. • Pengaturan penyelesaian perbedaan pendapat, penyampaian pendapat dan prosedur permusyawaratan. • Pengaturan pengakhiran masa kerja maupun insentif masa purna bakti.
The Company’s management together with the Labor Union has prepared a Master Collective Labor Agreement (PKB) covering all subsidiaries. PKB regulates and guarantees the rights of employees related to their relationship with the Company which include: • Assurance of rights and obligations of the Company and employees, including employment model, terms and conditions, as well as the Company’s rules. • Settlement of dissenting opinions, expression of opinions and consultative procedure. • Termination of employment and after-service incentives.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
105
106
Hak-hak seluruh karyawan di lingkungan IPC baik di entitas induk maupun entitas anak dilindungi dalam PKB yang ditinjau dan diperbaharui secara berkala yang secara langsung mengikat serta melindungi seluruh karyawan IPC Group. [G4-11]
The rights of all employees within IPC in the parent entity and its subsidiaries are protected according to PKB which are reviewed and updated regularly and directly bind and protect all employees of IPC Group. [G4-11]
Untuk menangani dan menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan, Perseroan telah memiliki prosedur operasi standar (Standard Operating Procedure/SOP) Indisipliner di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang mengatur mengenai mekanisme (alur) penananganan indisipliner.
To handle and solve labor problems, the Company has a Standard Operating Procedures (SOP) of indiscipline of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) regulating mechanism (flow) of indisciplinary handling.
Di dalam SOP tersebut diatur mengenai keberadaan Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Pekerja (Tim Disiplin) yang bertugas melaksanakan pemeriksaan, klarifikasi dan konfirmasi kepada pekerja yang melakukan pelanggaran peraturan disiplin pekerja/peraturan perusahaan, serta kepada pekerja lain yang terkait dengan pelanggaran disiplin yang dimaksud.
The SOP regulates about the existence of Worker Discipline Violation Investigation Team (Discipline Team) in charge of carrying out the examination, clarification and confirmation to workers who violate the labor discipline rules/Company regulation, as well as to other workers associated with disciplinary offenses.
Laporan mengenai adanya kasus indisipliner diterima Tim Disiplin dari Direksi yang menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari SPI atau Cabang. Tim Disiplin akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memeriksa LHP SPI/Laporan Cabang, 2. Mengkonfirmasi/klarifikasi ke Cabang terkait, 3. Mengkonfirmasi/klarifikasi ke pihak terkait, 4. Mengumpulkan bukti, 5. Melakukan evaluasi pelanggaran dengan pada peraturan disiplin, peraturan perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 6. Membuat dan menyampaikan laporan dan rekomendasi kepada Direksi sebagai dasar Direksi menerbitkan Surat Keputusan. 7. Bila yang bersangkutan mengajukan keberatan atas SK Direksi, Direksi meminta rekomendasi dari Tim Banding sebelum dikeluarkan keputusan akhir.
Reports of indisciplinary cases received by the Discipline Team from the Board of Directors who received the examination report (LHP) from SPI or Branch. The Discipline Team will perform the following steps: 1. Check the report (LHP) from SPI/Branch. 2. Confirm/request clarification to the relevant Branch. 3. Confirm/request clarification to the related parties. 4. Collect evidences. 5. Evaluate the violation by the disciplinary regulation, company regulations, Collective Labor Agreement (CLA). 6. Create and submit a report and recommendation to the Board of Directors as a basis for issuing a Decision Letter. 7. When the employee object to the Board of Directors’ decision, Board of Directors asked for recommendations from Appeal Team before issued a final decision.
Pada tahun 2014 terdapat 12 (dua belas) pelanggaran/ permasalahan ketenagakerjaan yang ditangani oleh Tim Indisipliner.i[G4-LA16]
In 2014 there were 12 (twelve) violations/employment issues handled by the Discipline Team. [G4-LA16]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
No.
Kasus Case
Unit Kerja Working Unit
Jenis Hukuman Type of Punishment
1
Pidana penjara Imprisonment
Cabang Panjang Panjang Branch
PHK karena dijatuhi pidana penjara Termination
2
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Sunda Kelapa Sunda Kelapa Branch
Disiplin sedang pemotongan penghasilan tetap sebesar 20% selama 3 bulan Medium disciplinary sanction of 20% deduction of basic salary for 3 months
3
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Sunda Kelapa Sunda Kelapa Branch
Disiplin sedang pemotongan penghasilan tetap sebesar 20% selama 3 bulan Medium disciplinary sanction of 20% deduction of basic salary for 3 months
4
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Banten Banten Branch
Disiplin berat penurunan kelas jabatan/jabatan setingkat lebih rendah dari sebelumnya Heavy disciplinary sanction of one grade/position demotion
5
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Bengkulu Bengkulu Branch
Disiplin sedang pemotongan penghasilan tetap sebesar 10 % selama 3 bulan Medium disciplinary sanction of 10% deduction of basic salary for 3 months
6
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Teluk Bayur Teluk Bayur Branch
Disiplin rigan teguran tertulis atasan langsung Light disciplinary sanction of given a written warning from direct superior
7
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Teluk Bayur Teluk Bayur Branch
Disiplin rigan teguran tertulis atasan langsung Light disciplinary sanction of given a written warning from direct superior
8
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Tanjung Priok Tanjung Priok Branch
Disiplin berat pemutusan hubungan kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri Heavy disciplinary sanction of termination with respect not by own request
9
Penjualan pas pelabuhan Sale of passport illegally
Cabang Tanjung Priok Tanjung Priok Branch
Disiplin sedang pemotongan penghasilan tetap sebesar 10 % selama 3 bulan Medium disciplinary sanction of 10% deduction of basic salary for 3 months
10
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Tanjung Priok Tanjung Priok Branch
Disiplin Berat Pemutusan Hubungan Kerja Penurunan Kelas Jabatan/Jabatan Setingkat Lebih Rendah Heavy disciplinary sanction of termination grade/position demotion
11
Ketidakhadiran Absenteeism
Cabang Tanjung Priok Tanjung Priok Branch
Disiplin Berat Pemutusan Hubungan Kerja Penurunan Kelas Jabatan/Jabatan Setingkat Lebih Rendah Heavy disciplinary sanction of termination grade/position demotion
12
Kelalaian yang menyebabkan kerugian perusahaan Negligence caused the company's losses
Cabang Pontianak Pontianak Branch
Disiplin berat pembebasan dari jabatan dan penurunan kelas jabatan 2 tingkat lebih rendah Heavy disciplinary sanction of non-job and two grade/position demotion
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
107
108
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERKELANJUTAN
SUSTAINABLE COMPETENCE DEVELOPMENT
Untuk mencapai tujuan Perseroan menjadi operator pelabuhan kelas dunia dengan pelayanan bertaraf internasional, IPC membutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompeten serta memiliki budaya kerja yang produktif, kreatif dan andal. SDM yang memiliki kompetensi unggul merupakan salah satu kunci keberhasilan transformasi IPC. Berbagai penguatan sistem dan infrastruktur membutuhkan adanya dukungan SDM untuk mencapai kinerja yang maksimal.
To achieve the Company’s objective to become a worldclass port operator with international standard services, IPC needs human resources (HR) support that is excellent and competent with productive, creative and reliable work culture. HR with excellent competence is a key to the success of IPC transformation. System and infrastructure empowerment requires HR support to achieve maximum performance.
Peseroan sangat fokus dalam upaya peningkatan kinerja karyawan dengan merancang berbagai program pengembangan individu, baik untuk menunjang keterampilan soft skill maupun hard skill. Berbagai pelatihan, workshop serta beasiswa pendidikan diberikan kepada karyawan dari berbagai level, mulai dari karyawan baru hingga anak perusahaan. Seluruh karyawan memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berkembang dalam rangka pengembangan karirnya.
The Company is very focused in improving employee performance by designing individuals development program, to support soft skills and hard skills. Various trainings, workshops and scholarships are provided to employees of various levels, ranging from new employees to subsidiaries. All employees have equal rights and opportunities for their career development.
Program pelatihan dan pengembangan karyawan diselenggarakan sebagai upaya untuk menjamin bahwa seluruh karyawan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan perusahaan. Untuk mengetahui gap kompetensi karyawan, Perseroan melakukan asesmen secara berkala dan selanjutnya dilakukan upaya mengatasi gap yang teridentifikasi yang salah satunya melalui pelatihan dan pengembangan.
Employee training and development program is organized in an effort to ensure that all employees have the competencies required by the Company. To identify employee competency gap, the Company conducts periodic assessment and subsequently addresses the identified gap, including through training and development.
Setiap tahun Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh seluruh karyawan di semua jenjang jabatan maupun fungsi. Secara umum, jenis dan bentuk pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan diikuti seluruh karyawan adalah pelatihan wajib, pelatihan bersertifikat, pelatihan program orientasi teknis, dan pelatihan berkompetensi.
Every year the Company organizes various education and training activities are attended by all employees at all levels of positions and functions. In general, the types and forms of training conducted by the Company and attended by all employees are mandatory training, certified training, program training of technical orientation, and training with competence.
Pada tahun 2014, tercatat sebanyak 3.422 karyawan telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri. Dengan demikian, rata-rata setiap karyawan mendapat dua kali pelatihan setiap tahun. [G4-LA9]
In 2014, 3,422 employees attended education and training programs organized within and outside the country. Hence, on average, each employee attended two trainings per year. [G4-LA9]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan tahun 2014 No. 1
Pendidikan dan Pelatihan
Education and Training Recapitulation in 2014 Peserta Participants
Education and Training
Dalam Negeri
Domestic
Pendidikan Formal
98
Formal Education
Penataran/Seminar
703
Workshop/Seminar
Perjenjangan Manajerial
Managerial Leveling
Teknik Substansial
2
Substantial techniques
-
Bidang Keuangan
64
-
Bidang Manajemen
37
-
Bidang Operasional
766
-
Bidang PUM dan Hukum
-
Bidang Teknik dan Data Informasi
- -
106
Management -
1.543
- -
Finance Operation
PUM and Legal
Engineering and Data Information
Luar Negeri
Overseas
Pendidikan Formal
44
Penataran/Seminar
1
Formal Education Workshop/Seminar
Penjenjangan Managerial
Managerial Leveling
Teknik Substansial
13
-
Bidang Keuangan
19
-
Bidang Manajemen
9
-
Bidang Operasional
0
-
Bidang PUM dan Hukum
0
-
Bidang Teknik dan Data Informasi
0
JUMLAH
Program Pendidikan Pasca Sarjana International Postgraduate Education Program
Substantial techniques - -
- - -
3.422
Program Pelatihan dan Seminar Training and Seminar
Program Orientasi Pegawai Employee Orientation Program
Training of Trainers (ToT) Training of Trainers (ToT)
Port Performance Workshop Port Performance Workshop
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PUM and Legal
TOTAL
Program Executive MBA Executive MBA Program
Leadership Development Program Leadership Development Program
Operation
Engineering and Data Information
Change Agent Development Program Change Agent Development Program
Program Modern Port Management Training Modern Port Management Training Program
Finance
Management
Advanced Leadership Program Advanced Leadership Program
109
110
Program-program pelatihan dan pengembangan di IPC adalah sebagai berikut:
Training and development programs in IPC are as follows:
Program Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana Dalam dan Luar Negeri Perseroan melakukan investasi besar pada karyawan dengan memberikan beasiswa pendidikan pasca sarjana di berbagai universitas ternama baik di dalam dan di luar negeri. Tujuan program ini adalah untuk memberikan kesempatan pada karyawan berprestasi untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi dalam rangka membangun profesionalisme. Perseroan meyakini bahwa SDM yang profesional dan handal merupakan kunci utama keberhasilan Perseroan di masa mendatang.
Post Graduate Education Scholarship Program Within and Outside the Country The Company makes major investment in employees by providing post-graduate education scholarships at various top universities within and outside the country. The program’s objective is to provide opportunities for top performers to enhance the capabilities and competencies in order to build professionalism. The Company believes that professional and reliable HR is the main key to the Company’s success in the future.
Dimulai sejak tahun 2009, hingga tahun 2014 Perseroan telah memberikan beasiswa kepada 153 karyawan berprestasi baik yang berasal dari cabang pelabuhan dan anak perusahaan maupun kantor pusat untuk melanjutkan pendidikan program pasca sarjana di luar negeri ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jerman, Belgia, China, Belanda, dan Swedia. Pada periode yang sama, sebanyak 14 orang karyawan mendapatkan beasiswa pendidikan pasca sarjana di Universitas Gadjah Mada kelas Jakarta dan Universitas Indonesia.
Beginning in 2009, until 2014 the Company has provided scholarships to 153 outstanding employees from the branch ports and subsidiaries as well as head office to continue their post-graduate education program in several countries, such as USA, UK, Australia, Germany, Belgium, China, the Netherlands, and Sweden. In the same period, 14 employees obtained post-graduate scholarships at Gadjah Mada University Jakarta class and University of Indonesia.
Seluruh karyawan yang memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus dalam ujian seleksi potensi akademik berhak mengikuti program ini. Universitas yang menjadi tujuan pelaksanaan program adalah:
All employees who meet requirements and passed academic potential selection test are eligible for this program. Universities of the program’s destination are:
A. Universitas Dalam Negeri • Universitas Indonesia – Jakarta. • Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta.
A. Local Universities • University of Indonesia – Jakarta. • University of Gadjah Mada – Yogyakarta.
B. Universitas Luar Negeri • Shanghai Maritime University – Tiongkok (www. en.shmtu.edu.cn) • Renmin University of Tiongkok – Tiongkok (www. en.ruc.edu.cn) • Victoria – Australia (www.vu.edu.au) • Institute of Transport and Maritime Management Antwerp, University of Antwerpen - Belgia (www. itmma.ua.ac.be) • Maritime Economic and Logistic, Erasmus University Rotterdam - Belanda (www.maritimeeconomics. com) • UNESCO-IHE, Institute for Water Education Belanda (www.unesco-ihe.org) • Netherlands Maritime University – Belanda (www. stc-nmu.eu) • World Maritime University, Swedia (www.wmu.se) • Kuhne Logistics University - Jerman (www.the-klu. org)
B. Overseas Universities • Shanghai Maritime University – China (www. en.shmtu.edu.cn) • Renmin University of China – China (www.en.ruc. edu.cn) • Victoria – Australia (www.vu.edu.au) • Institute of Transport and Maritime Management Antwerp, University of Antwerpen - Belgium (www. itmma.ua.ac.be) • Maritime Economic and Logistic, Erasmus University Rotterdam - Netherlands (www. maritimeeconomics.com) • UNESCO-IHE, Institute for Water Education Netherlands (www.unesco-ihe.org) • Netherlands Maritime University – Netherlands (www.stc-nmu.eu) • World Maritime University, Sweden (www.wmu.se) • Kuhne Logistics University - Germany (www.theklu.org)
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
• • • • • • • •
University of Wollongong - Australia (www.uow. edu.au) Liverpool Jhon Moores University – Inggris (www. ljmu.ac.uk) Plymouth University – Inggris (www.plymouth. ac.uk) Newcastle University – Inggris (www.ncl.ac.uk) Southampton University – Inggris (www. southampton.ac.uk) Birmingham University – Inggris (www.birmingham. ac.uk) Manchester University – Inggris (www.manchester. ac.uk) Reading University – Inggris (www.reading.ac.uk)
• • • • • • • •
University of Wollongong - Australia (www.uow. edu.au) Liverpool Jhon Moores University – UK (www.ljmu. ac.uk) Plymouth University – UK (www.plymouth.ac.uk) Newcastle University – UK (www.ncl.ac.uk) Southampton University – UK (www.southampton. ac.uk) Birmingham University – UK (www.birmingham. ac.uk) Manchester University – UK (www.manchester. ac.uk) Reading University – UK (www.reading.ac.uk)
Pada tahun 2014, sekitar 50 karyawan telah menyelesaikan program pasca sarjana dari luar negeri dan menempati berbagai posisi strategis manajemen di bidang hukum, corporate secretary, pengadaan, keuangan, operasional, komersial dan pengembangan usaha, baik di kantor pusat, cabang dan anak perusahaan.
In 2014, about 50 employees completed post-graduate program from abroad and held various strategic management positions in the fields of law, corporate secretary, procurement, finance, operations, commercial, and business development, at head office, branches and subsidiaries.
Beberapa bidang studi yang dipelajari sangat relevan dengan kepentingan pengembangan Perseroan seperti bidang logistik, manajemen, transportasi pengiriman, transportasi internasional, teknik sipil, teknik mekanika, teknik kelautan, bisnis kepelabuhanan, akuntansi dan keuangan, sistem informasi manajemen, dan pengembangan portal.
Several studied subjects are very relevant to the interest of the Company’s development, such as logistics, management, delivery transportation, international transportation, civil engineering, mechanical engineering, marine engineering, port business, accounting and finance, management information systems, and portal development.
Program Executive MBA Program Executive MBA adalah program yang dirancang untuk jajaran pemimpin perusahaan (1 dan 2 level di bawah Direksi). Program ini dimaksudkan agar para calon pemimpin puncak di jajaran IPC memiliki referensi best practice dan intuisi bisnis yang kuat di dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan.
Executive MBA Program Executive MBA Program is a program designed for the Company’s leaders (the first and second levels below Board of Directors). The program is intended for leader candidates within IPC to gain best practices reference and sound business intuition in decision/policies making processes.
Program Executive MBA yang diselenggarakan bekerja sama dengan Kuhne Logistics University – Germany pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Thesis Defense Executive MBA KLU Batch I, diikuti oleh 21 peserta dari IPC Group dan 3 peserta dari Instansi di luar IPC yang diberi apresiasi oleh perusahaan atas prestasinya. b. Executive MBA KLU Batch II, diikuti oleh 14 peserta dari IPC Group (2 orang dari PT JICT dan PT JPPI). Perkuliahan terakhir berlangsung pada 20-24 Oktober 2014 di Kuhne Logistics University–Germany. c. Executive MBA KLU Batch III, diikuti oleh 18 peserta terdiri 15 peserta dari IPC Group dan 3 peserta dari Instansi di luar IPC yang diberi apresiasi oleh perusahaan atas prestasinya. Perkuliahan pertama berlangsung pada 20 Oktober 2014 di Jakarta.
Executive MBA programs organized in collaboration with Kuhne Logistics University - Germany in 2014 is as follows: a. Thesis Defense Executive MBA KLU Batch I, attended by 21 participants from IPC Group and 3 participants from institutions other than IPC who were appreciated by the Company for their achievements. b. Executive MBA KLU Batch II, attended by 14 participants from IPC Group (2 participants from PT JICT and PT JPPI). The last lectures took place on October 20-24, 2014 at Kuhne Logistics University - Germany. c. Executive MBA KLU Batch III, attended by 18 participants comprising of 15 participants from IPC Group and 3 participants from institutions other than IPC who were appreciated by the Company for their achievements. The first lecture took place on October 20, 2014 in Jakarta.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
111
112
Pelatihan, Seminar dan Workshop Secara berkala Perseroan menyelenggarakan berbagai acara pelatihan/seminar/workshop yang melibatkan karyawan mulai dari jajaran Direksi, anak perusahaan hingga karyawan baru sebagai peserta. Kegiatan pelatihan/seminar/workshop bertujuan untuk memberikan wawasan, membentuk pola pikir baru serta meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill karyawan yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas Perseroan.
Trainings, Seminars and Workshops The Company regularly organizes various trainings/ seminars/workshops involving employees ranging from Board of Directors, subsidiaries to new employees as the participants. The trainings/seminars/workshops are aimed to provide insight, to shape new mindset and to improve soft skills and hard skills of employees that will ultimately have an impact on increasing the Company’s productivity.
Perseroan bekerja sama dengan berbagai lembaga tinggi negara, universitas ternama di Indonesia serta perusahaan berskala internasional, seperti Sekolah Polisi Negara LIDO, ITB, UGM, PT Hutama Karya, Oracle, Sucofindo, John Robert Power dan sebagainya untuk memberikan materi pelatihan/seminar/workshop yang berkualitas. Selain kegiatan yang bersifat in-house, Perseroan juga memberi kesempatan kepada karyawan untuk secara proaktif mengajukan usul untuk mengikuti kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh pihak eksternal.
The Company cooperates with various state institutions, well known universities in Indonesia, and international companies, such as State Police School LIDO, ITB, UGM, PT Hutama Karya, Oracle, Sucofindo, John Robert Power and so forth to provide quality materials for trainings/ seminars/workshops . In addition to in-house activities, the Company also provides opportunity for employees to proactively propose to attend similar activities organized by external parties.
Selain di dalam negeri, Perseroan juga menjalin kerja sama dengan mitra-mitra di luar negeri untuk mengirimkan karyawan mengikuti pelatihan/seminar/workshop di luar negeri seperti Pelatihan Kepelabuhanan APEC-AntwerpBelgia, IAPH 28th, Board of Director Meeting in SydneyAustralia, serta program pelatihan atau seminar lainnya yang diadakan di Perancis, Singapura, Hongkong, Dubai, Rotterdam, Belgia, Kuala Lumpur, Jepang, dan Afrika.
Other than within the country, the Company also cooperates with overseas partners to send employees to attend trainings/seminars/workshops outside the country, such as Ports Training APEC-Antwerp-Belgium, the 28th IAPH, Board of Directors Meeting in Sydney-Australia, as well as other training programs or seminars held in France, Singapore, Hong Kong, Dubai, Rotterdam, Belgium, Kuala Lumpur, Japan, and Africa.
A. Change Agent Development Program Program pengembangan soft skill ini adalah kerja sama Perseroan dengan Rumah Perubahan yang bertujuan untuk mendorong para change agent di lingkungan IPC menjadi role model dan prime mover. Selama tahun 2014, telah dilaksanakan 7 batch program dimana masing-masing batch diikuti oleh 40 orang change agent. Program ini dilaksanakan di Rumah Perubahan, Bekasi. Materi yang diberikan meliputi: 1. Knowing yourself (peserta mampu mengenali dan menggali potensi diri); 2. Limiting Belief (peserta mengetahui momentum penting dalam hidupnya, serta hal-hal yang dapat membatasi dan hal-hal yang berpotensi untuk dapat meningkatkan kualitas diri); 3. Building commitment (peserta memperoleh gambaran mengenai dirinya sendiri sehingga melalui pemahaman tersebut peserta dapat diarahkan untuk dapat mengoptimalisasi potensi dan fokus pada kekuatan yang dimiliki); 4. Be a driver (peserta memahami bahwa proses transformasi budaya di Perseroan ditentukan oleh sejauh mana change agent mengoptimalkan peran mereka sebagai penggerak perubahan).
A. Change Agent Development Program Soft skill development program is the Company’s cooperation with Rumah Perubahan which is aimed at encouraging change agents in IPC to be role model and prime mover. During 2014, 7 batches of this program were held wherein each batch was attended by 40 change agents. This program is held at Rumah Perubahan, Bekasi. The provided materials include: 1. Knowing yourself (participants are able to recognize and explore their self-potential); 2. Limiting Belief (participants identify important momentum in their lives, and factors that can limit and factors that potentially improve their selfquality); 3. Building commitment (participants picture themselves so with that picture, participants can be directed to optimize their potentials and focus on their strengths); 4. Be a driver (participants understand that culture transformation in the Company is determined by the extent to which the change agents can optimize their role as change drivers).
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
B. Program Modern Port Management Training English-Speaking Network Cycle 3 Program ini merupakan kerja sama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I, II, III, dan IV dengan United Nations Conference in Trade and Development (UNCTAD)–Swiss dan diikuti oleh 23 peserta. IPC group mengikutsertakan 12 peserta terdiri dari 11 orang dari karyawan IPC Group dan 1 orang dari Instansi di luar IPC yang diberi apresiasi oleh Perseroan atas prestasinya. Kegiatan yang berlangsung pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Modern Port Management Modul 3 & 4 dengan tema Module 3: “The Functioning of a Port System” dan Module 4: “Future Chalenges To Ports” berlangsung pada pada 17-28 Februari 2014 oleh tuan rumah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) bertempat di Batam. 2. Modern Port Management Modul 5 & 6 dengan tema Module 5: “Methods and Tools of Modern Management” dan Module 6: “Future Commercial and Economic Management” berlangsung pada 1122 Agustus 2014 oleh tuan rumah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) bertempat di Bali.
B. Modern Port Management Training Program English-Speaking Network Cycle 3 This program is a cooperation of PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I, II, III, and IV with United Nations Conference in Trade and Development (UNCTAD)Switzerland and attended by 23 participants. IPC group sent 12 participants consisting of 11 employees of IPC Group and 1 person from an institution other than IPC who was appreciated by the Company for his achievement. The activities that took place in 2014 were as follows: 1. Modern Port Management Module 3 & 4 with themes of Module 3: “The Functioning of a Port System” and Module 4: “Future Chalenges to Ports” took place on February 17-28, 2014 hosted by PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) in Batam. 2. Modern Port Management Module 5 & 6 with themes of Module 5: “Methods and Tools of Modern Management” and Module 6: “Future Commercial and Economic Management” took place on August 11-22, 2014 hosted by PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) in Bali.
C. Leadership Development Program Program ini bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan leadership bagi para pemimpin di lingkungan IPC. Pada tahun 2014, sebanyak 19 orang pejabat satu level di bawah Direksi mengikuti short course bekerja sama dengan IMD International–Swiss yang terselenggara sebagai berikut: 1. IMD Swiss dengan tema “A Toolkit to Enhance Performance” pada 17-25 Maret 2014 bertempat di Kampus IMD Lausanne-Swiss. 2. IMD Singapore dengan tema “Gaining Commitment” pada 16-20 Juni 2014 bertempat di IMD Singapura.
C. Leadership Development Program The program aims to build and develop leadership for leaders in IPC. In 2014, 19 officials below at the first level below Board of Directors attended the short course in collaboration with IMD InternationalSwitzerland, organized as follows: 1. IMD Switzerland with the theme “A Toolkit to Enhance Performance” on March 17-25, 2014 held at IMD Campus in Lausanne-Switzerland. 2. IMD Singapore with the theme “Gaining Commitment” on June 16-20, 2014 held in IMD Singapore.
D. Advanced Leadership Program Merupakan program kerja sama dengan Executive Center for Global Leadeship (ECGL) yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 dan diikuti sebanyak 4 orang pegawai IPC level manajerial muda guna mempercepat dan membantu mengembangkan gagasan-gagasan baru pada para manajer muda. Materi yang diberikan pada program ini adalah: 1. Transforming Vision Into Action: Value, Stategy, and Integrity; 2. Integrated Risk Management; 3. Managing Execution and Engagement; 4. Transformational Strategy for Global Competition; 5. Transforming To Market-driven Organization; 6. High impact Leadership for Transformational Culture; 7. Operational Excellence for Business Transformation;
D. Advanced Leadership Program Is a collaboration program with Executive Center for Global Leadeship (ECGL) which was held in 2014 and attended by 4 IPC employees at young managerial level to accelerate and help develop new ideas of the young managers. The materials provided in this program were: 1. Transforming Vision Into Action: Value, Stategy, and Integrity; 2. Integrated Risk Management; 3. Managing Execution and Engagement; 4. Transformational Strategy for Global Competition; 5. Transforming To Market-driven Organization; 6. High impact Leadership for Transformational Culture; 7. Operational Excellence for Business Transformation;
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
113
114
8. Leading Transformation tn the Digital Economy; 9. Good Governance: Effective Collaboration at The Top; 10. Transformational Management for Sustainable Competitive Growth; 11. Leading Change : Wisdom and Courage.
8. Leading Transformation tn the Digital Economy; 9. Good Governance: Effective Collaboration at The Top; 10. Transformational Management for Sustainable Competitive Growth; 11. Leading Change : Wisdom and Courage.
E. Training of Trainers (ToT) Pelatihan yang diselenggarakan di Dublin, Irlandia pada tangggal 25 Maret - 3 April 2014 ini bekerja sama dengan UNCTAD yang menjadi kesempatan bagi para level Senior Manager untuk dapat secara mandiri meraih tongkat estafet pengetahuan manajemen kepelabuhanan modern di Indonesia. Pada ToT UNCTAD 2014, IPC mendelegasikan 3 orang karyawan dari IPC Group.
E. Training of Trainers (ToT) The training was held in Dublin, Ireland from March 25 to April 3, 2014 in collaboration with UNCTAD provided opportunity to Senior Manager level to be able to independently reach the relay baton of modern port management knowledge in Indonesia. In ToT UNCTAD 2014, IPC delegated 3 employees of IPC Group.
F. Port Performance Workshop Workshop ini diselenggarakan oleh UNCTAD bekerja sama dengan Philippine Port Authority pada tanggal 28-31 Oktober 2014 bertempat di Manila, Filipina. Tujuannya adalah untuk ikut mendukung perkembangan pelabuhan-pelabuhan di negara berkembang yang berada pada komunitas yang sama agar dapat lebih efisien dan kompetitif dalam mengelola pelabuhan. IPC Mendelegasikan 2 orang karyawan untuk mengikuti program ini
F. Port Performance Workshop This workshop was organized by UNCTAD in collaboration with the Philippine Port Authority on October 28-31, 2014 held in Manila, Philippines. The objective is to support the ports development in developing countries within the community in order to be more efficient and competitive in managing ports. IPC delegated 2 employees to join this program.
G. Program Orientasi Calon Karyawan Program orientasi calon karyawan mencakup aktivitas class room dan on-the-job training yang bertujuan menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk mengenal perusahaan, bisnis dan nilai-nilai perusahaan. Program ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi (knowledge, skill dan attitude) untuk menghadapi perubahan yang semakin cepat serta kesiapan sebagai calon karyawan. Program orientasi diselenggarakan selama 3 (tiga) bulan yang dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Tahapantahapan tersebut antara lain Program Orientasi Pelabuhan (POP), Terminal Operations (TO), Character Building (CB), pelatihan kesamaptaan, dan pelatihan peran staf.
G. Prospective Employee Orientation Program Prospective employee orientation programs includes class room activity and on-the-job training which aim at creating conducive environment to understand the Company, business and corporate values. This program is held to improve competencies (knowledge, skills, and attitude) to face the rapid changes and readiness as a prospective employee. This orientation program is held for 3 (three) months and conducted in several stages, including Port Orientation Program (POP), Terminal Operations (TO), Character Building (CB), attentive training, and staff role training.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
H. IPC Corporate University IPC Corporate University didirikan pada tahun 2013. Berawal dari lahirnya anak perusahaan IPC pada tahun 2012 yang didedikasikan untuk mengelola pusat pelabuhan yaitu PT Pusat Study Maritime & Logistics Indonesia yang kemudian berubah menjadi Pusat Studi Maritim dan Logistik dan akhirnya pada akhir tahun 2013 berubah menjadi IPC Corporate University.
H. IPC Corporate University IPC Corporate University was established in 2013. Triggered by the incorporation of IPC subsidiary in 2012 dedicated to manage the central port, namely PT Pusat Study Maritime & Logistics Indonesia, which later changed into Pusat Studi Maritim dan Logistik and finally at the end of 2013 changed into IPC Corporate University.
IPC Corporate University memiliki komitmen untuk mengoptimalkan SDM Indonesia serta meningkatkan efisiensi, produktivitas, keamanan, dan keandalan di bidang kepelabuhan, maritim dan logistik. Sebagai pusat pengembangan kompetensi unggul bidang kepelabuhanan dan logistik, IPC Corporate University berperan dalam mempersiapkan karyawan profesional dan kader-kader pemimpin di industri kepelabuhanan. IPC Corporate University bekerja sama dengan institusi terbaik di Eropa, Amerika, Asia Pasifik dan Indonesia.
IPC Corporate University is committed to optimizing Indonesian HR and improving efficiency, productivity, security, and reliability in the areas of port, maritime and logistics. As a development center for excellent competence in the fields of ports and logistics, IPC Corporate University has a role in preparing professionals and future leaders in the port industry. IPC Corporate University collaborates with the best institutions in Europe, USA, Asia Pacific, and Indonesia.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
115
KINERJA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABILITY PERFORMANCE
116
Kinerja Ekonomi: Meraih Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan Economic Performance: Achieving Sustainable Growth
118
Kinerja Usaha Business Performance
119
Distribusi Nilai Ekonomi Distribution of Economic Value
120
Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Economic Impacts
122
Pembangunan Terminal NewPriok Construction of NewPriok Terminal
123
Kinerja Sosial: Memberi Manfaat Nyata Bagi Masyarakat Social Performance: Providing Real Benefits for the Community
128
Program Kemitraan Partnership Program
129
Program Bina Lingkungan Community Development Program
131
Kisah Sukses Mitra Binaan: Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Safira Success Story of Fostered Partner: Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Safira
132
IPC Peduli: Operasi Katarak Gratis di Jambi IPC Cares: Free Cataract Surgery in Jambi
133
Membangun Budaya Keselamatan Building a Safety Culture
134
Pelabuhan Berwawasan Lingkungan Environmentally Sound Ports
146
Sistem Manajemen K3 OHS Management System
134
Eco-Green Port Eco-Green Port
147
Organisasi K3 OHS Organization
136
Reception Facilities Reception Facilities
147
Program dan Kegiatan K3 OHS Programs and Activities
136
Limbah Yang Dapat Dikelola Manageable Wastes
148
Pelatihan K3 OHS Training
137
Kinerja Lingkungan: Menjaga Lingkungan untuk Bisnis yang Berkelanjutan Environmental Performance: Maintaining the Environment for Sustainable Business
138
Dampak Lingkungan dari Kegiatan Usaha Environmental Impact of Business Activities
139
Upaya-upaya IPC Untuk Perlindungan Lingkungan IPC Efforts for Environmental Preservation
139
Konsumsi Energi Energy Consumption
140
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Air Efficient Use of Water Resources
141
Pengendalian Emisi Emissions Control
143
Pengelolaan Limbah Waste Management
144
Kepatuhan Compliance
145
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
117
KINERJA EKONOMI |
ECONOMIC PERFORMANCE
Meraih Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Achieving Sustainable Growth
118
Lebih dari 20 tahun IPC berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia, menyediakan jasa dan fasilitas kepelabuhanan dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi sebagai bagian dari mata rantai sistem logistik nasional.
For more than 20 years IPC has been existing in the midst of the people of Indonesia, providing port services and facilities and becoming one of the drivers of economic growth as a part of national logistics system chain.
Untuk mencapai visinya, IPC terus melancarkan program-program pembenahan, pengembangan dan pemberdayaan sebagaimana tertuang dalam target jangka menengah yang disebut Wave 1 hingga Wave 3. Program-program tersebut dapat diketegorikan menjadi dua yaitu secara hard side, seperti pengembangan pelabuhan NewPriok, penambahan alat dan penataan ulang pelabuhan, dan secara soft side seperti kajian-kajian pendukung pengembangan hard side dan sumber daya manusianya.
To achieve its vision, IPC continuously initiates programs of reformation, development, and empowerment as stipulated in the medium-term targets, so-called Wave 1 to Wave 3. These programs are divided into two categories, which are hard side, such as NewPriok port development, tools addition and ports rearrangement; and soft side, such as supporting reviews for development of hard side and human resources.
Diberlakukannya pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015) yang akan memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan arus barang dan jasa di kawasan ASEAN khususnya Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi IPC. Seluruh komponen Perseroan harus bekerja keras mempersiapkan diri untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan kapasitas
The implementation of ASEAN single market, known as ASEAN Economic Community (MEA 2015) that will have an impact on the increasing flow of goods and services in ASEAN region particularly Indonesia is a challenge for IPC. All components of the Company should work hard to prepare themselves to improve service performance and port capacity in order to support the increasing trade
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
pelabuhan dalam rangka menunjang peningkatan perdagangan ke depannya. IPC terus berusaha mencari peluang-peluang baru yang dapat memberikan benefit kepada perusahaan dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional.
going forward. IPC continues to seize new opportunities that can provide benefits to the Company and contribute to the national economic development.
Kinerja Usaha Pendapatan usaha IPC sangat dipengaruhi oleh frekuensi lalu lintas kapal barang dan penumpang dari dan ke pelabuhan yang dikelola Perseroan. Pencapaian kinerja Perseroan diukur dengan parameter jumlah kunjungan kapal, arus barang, arus peti kemas dan arus penumpang. Sebagai operator pelabuhan, pertumbuhan usaha Perseroan sangat bergantung dari kemampuan untuk menjawab tren dunia di bidang kepelabuhanan, seperti persaingan jasa kepelabuhanan dari lingkungan regional maupun domestik serta kebutuhan alur dan kolam pelabuhan yang lebih dalam untuk menangani kapal-kapal berukuran besar dan waktu bongkar muat yang lebih cepat.
Business Performance IPC operating revenues are strongly influenced by traffic frequency of cargo and passenger ships from and to ports managed by the Company. The Company’s performance is measured by several parameters including number of ship arrivals, as well as flow of goods, containers and passengers. As a port operator, the Company’s business growth is highly dependent on its ability to respond to the world trends in port field, such as port services competition at regional and domestic levels as well as the needs for deeper channels and port basins to handle larger ships and faster dwelling time.
Sejalan dengan kondisi perekonomian domestik maupun global yang belum membaik, arus kunjungan kapal sebagai salah satu indikator pergerakan dalam kegiatan ekonomi ikut mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2014, jumlah kunjungan kapal di pelabuhan dalam kelolaan Perseroan menurun 1,64% dari 53.366 unit pada tahun 2013 menjadi 52.491 unit. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 56.865 unit, realisasi jumlah kapal yang berkunjung pada tahun 2014 mengalami deviasi 7,69%. Penurunan terjadi baik pada pelayaran dalam negeri maupun luar negeri.
In line with the unrecovered domestic and global economic conditions, ship arrivals as one of the indicators of economic activity also experienced a decline. Throughout 2014, the number of ship arrivals at ports managed by the Company decreased by 1.64% from 53,366 units in 2013 to 52,491 units. Compared to the predetermined target of 56,865 units, the actual number of ship arrivals in 2014 deviated by 7.69%. The decrease was experienced by both domestic and foreign shipping.
Tabel berikut menampilkan pencapaian kinerja operasional Perseroan dalam 3 tahun terakhir.
The following table shows the Company’s operating performance in the last 3 years.
Uraian Arus Kapal (GT)
Satuan | Unit GT
2014
2013
2012
Description
220.222.610
220.116.560
211.590.956
Current Ship (GT) Current Ship (Unit)
Arus Kapal Barang (Unit)
Unit
52.491
53.366
55.725
Arus Luar Negeri (Ton)
Ton
60.884.878
60.539.340
60.089.566
Foreign Trade (Tonnes)
Arus Barang Dalam Negeri (Ton)
Ton
84.683.210
84.594.915
89.424.002
Domestic Goods (Tonnes)
Arus Peti Kemas (TEUs)
TEUs
6.442.968
6.589.982
6.738.562
Containers (TEUs)
Arus Peti Kemas (Boks)
Boks
4.857.089
4.970.169
5.071.220
Containers (Boxes)
Orang
1.245.541
1.447.013
1.459.570
Passenger (Persons)
Arus Penumpang (Orang) Pendapatan Operasi
Rp Juta/Million
6.406,94
6.078,93
5.420,61
Operating Revenue
Laba Bersih Tahun Berjalan
Rp Juta/Million
1.575,99
1.818,03
1.770,06
Net Profit Current Year
Total Laba komprehensif Tahun Berjalan
Rp Juta/Million
1.511,06
2.102,04
1.818,84
Total comprehensive income Current Year
Investasi
Rp Juta/Million
3.841.608
3.153.505
2.123.991
Investment
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
119
120
Secara keseluruhan, pada tahun 2014 Perseroan melayani 14.160.900 ton general cargo, 42.497.108 ton peti kemas, 49.497.108 ton dry bulk, dan 27.384.394 liquid bulk. Dari empat BUMN yang bergerak di bidang kepelabuhanan, Perseroan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 44%. Sementara dari jumlah peti kemas, Perseroan menangani 53% dari total peti kemas yang melalui pelabuhan di Indonesia.
Overall, in 2014 the Company served 14,160,900 tons of general cargo, 42,497,108 tons of container, 49,497,108 tons of dry bulk, and 27,384,394 tons of liquid bulk. Of the four SOEs involved in port field, the Company contributed to 44% of revenues. Whereas in terms of the number of containers, the Company handled 53% of total containers passing through ports in Indonesia.
Realisasi pendapatan usaha bersih di tahun 2014 mencapai Rp 6,41 triliun, naik 5,40% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan tersebut masih di bawah target sebesar Rp 9,48 triliun. Hal ini disebabkan tidak tercapainya realisasi dari elemen-elemen pendapatan.
Realization of net operating revenues in 2014 reached Rp 6.41 trillion, increased by 5.40% compared to the previous year. However, the revenues were still below the target of Rp 9.48 trillion. This was due underachievement of realized revenue elements.
Pendapatan yang realisasinya di bawah anggaran diantaranya adalah pendapatan jasa barang, pendapatan rupa-rupa usaha, dan pendapatan pelayanan terminal. Elemen pendapatan lain yaitu pelayanan jasa kapal, dan pelayanan terminal peti kemas, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan TBAL juga berada di bawah target meskipun tidak signifikan.
Realized revenues which were under budget include cargo services revenue, other operating revenues, and terminal services revenue. Other operating revenues including ship services, container terminal services, equipment services, TBAL services were also under budget although not significantly.
Perseroan membukukan laba usaha tahun berjalan sebesar Rp 1,32 triliun, turun 18,19% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp 1,61 triliun. Di antara penyebabnya adalah restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp 230 miliar sehingga meningkatkan beban Perseroan. Termasuk dalam beban tersebut adalah penyelesaian terhadap sumber daya manusia yang ada melalui kebijakan pemutusan hubungan kerja dan restrukturisasi Rukindo.
The Company booked an operating income of the current year of Rp 1.32 trillion, decreased by 18.19% compared to 2013 which reached Rp 1.61 trillion. Among the triggers was restructuring of a subsidiary company, namely PT Rukindo with a loss of approximately Rp 230 billion, thereby increasing the Company’s expenses. Included in the expenses is settlement of the existing human resources through termination policy and Rukindo restructuring.
Distribusi Nilai Ekonomi [G4-EC1] Selama periode pelaporan, hasil kinerja ekonomi IPC yang memberikan gambaran mengenai perolehan nilai ekonomi dan pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan dapat dilihat pada tabel berikut, yang disusun mengacu pada indikator kinerja ekonomi berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan Global Reporting Initiative/GRI G4.
Distribution of Economic Value [G4-EC1] During the reporting period, the results of IPC economic performance which gives an overview of the acquired economic value and its distribution to stakeholders are shown in the following table, prepared with a reference to indicators of economic performance based on sustainability reporting guidelines of Global Reporting Initiative/GRI G4.
Kinerja usaha Perseroan memberikan kontribusi untuk penerimaan negara melalui pembayaran pajak serta untuk kesejahteraan masyarakat melalui program-program PKBL dan CSR, disamping memberikan nilai ekonomi yang dinikmati oleh karyawan dan pemegang saham.
The Company’s business performance contributes to the country’s revenues through tax payments as well as the community welfare through PKBL and CSR programs, in addition to providing economic value benefited by employees and shareholders.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Tabel berikut menyajikan gambaran mengenai kinerja ekonomi Perseroan, termasuk besaran nilai-nilai ekonomi yang didistribusikan kepada para pemangku kepentingan yang meliputi mitra kerja, karyawan, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat. Tabel tersebut juga memberi gambaran seberapa besar nilai tambah yang diberikan Perseroan terhadap perekonomian nasional sebagai dampak dari efek berantai yang ditimbulkan oleh pemangku kepentingan.
The following table presents an overview of the Company’s economic performance, including the amount of economic value distributed to stakeholders which include business partners, employees, shareholders, government and the community. The table also illustrates how much value added that the Company contributed to the national economy as a result of the domino effect initiated by stakeholders.
Nilai Ekonomi yang Dihasilkan
Direct Value Generated 2014
dalam ribuan Rupiah
2013
In thousand Rupiah
Nilai ekonomi yang dihasilkan
Direct value generated
a. Pendapatan (Pendapatan operasi + pendapatan konstruksi + pendapatan operasi lainnya + pendapatan keuangan + bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama)
10.082.554.766
8.602.376.462
a. Revenues (Operating revenues + construction revenues + other operating income + finance income + equity in net income of associates and joint control entity)
Nilai ekonomi yang didistribusikan
Economic value distributed
b. Biaya-biaya (Beban operasi + beban konstruksi + beban operasi lainnya + beban keuangan - beban pegawai - penyusutan dan amortisasi - beban asuransi)
6.356.571.440
4.745.226.613
b. Expenses (Operating expenses + construction expenses + other operating expenses + finance cost – Employee expenses – Depreciation and amortization expenses – Insurance expenses)
c. Biaya pegawai
1.174.631.499
1.069.124.002
c. Employee expenses
796.314.089
589.723.070
d. Payments to providers of capital Dividend (fiscal year 2013 and 2012)
1.150.722.670
1.098.129.104
e. Payments to government (taxes)
17.633.273
42.654.077
f. Community investment Partnership program + community development + CSR)
9.495.872.971
7.544.856.866
Total economic value distributed
586.681.795
1.057.519.596
Economic value retained (a – b – c – d – e – f)
d. Pembayaran kepada penyandang dana Dividen (tahun buku 2013 dan 2012 e. Pengeluaran kepada pemerintah (pajak) f. Investasi komunitas (Program Kemitraan + Bina Lingkungan + CSR) Jumlah nilai ekonomi yang didistribusikan Nilai ekonomi yang ditahan (a – b – c – d – e – f)
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
121
Dampak Ekonomi Tidak Langsung [G4-EC8] Pada tahun 2014, Perseroan melakukan beberapa studi lanjutan dimana salah satunya adalah studi mengenai dampak pengembangan infrastruktur dan peralatan IPC terhadap perekonomian regional dan nasional (Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy).
Indirect Economic Impacts [G4-EC8] In 2014, the Company performed several advanced studies, including a study of Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy.
Studi ini bertujuan untuk melihat dampak ekonomi dari investasi IPC dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan, yang meliputi infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda, alat bongkar muat di dermaga (ship to shore crane), lapangan (yard crane) dan alat produksi pendukung, terhadap perekonomian regional dan nasional.
This study aims to look at the economic impact of IPC investment in port infrastructure development, which includes major infrastructure such as docks, storage yards, pilot and tug ships, ship to shore crane, yard crane, and supporting production equipment, towards regional and national economy.
Dari studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013 IPC secara total telah menyumbangkan gross value added sebesar Rp 7,2 triliun terhadap GDP Indonesia atau setara dengan ¼ GDP dari provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan multiplier effect sebesar 1,63. Artinya, setiap pengeluaran Rp 1 triliun, menciptakan nilai tambah sebesar Rp 630 miliar pada perekonomian Indonesia. Dari hasil studi tersebut dapat diprediksi bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan, investasi IPC akan berkontribusi direct value-added senilai Rp 12,5 triliun (adjusted inflation). Ditambah dengan perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasok (supply chain) pada tahun 2018 sebesar Rp 5,9 triliun terhadap GDP, secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai tambah sebesar Rp 20,4 triliun terhadap GDP Indonesia.
Based on this study, it is noted that in 2013 IPC in total contributed gross value added amounting to Rp 7.2 trillion to Indonesian GDP or equal to ¼ of GDP of Bengkulu province. IPC investment also initiated a multiplier effect of 1.63. Meaning, each spending of Rp 1 trillion creating value added of Rp 630 billion in Indonesian economy. According to the results of this study it is predicted that by 2018, based on the 5-year investment plan, IPC investment would contribute to a direct value-added worth Rp 12.5 trillion (adjusted inflation). Combined with an estimated direct value-added from supply chain in 2018 of Rp 5.9 trillion to GDP, in total IPC is predicted to provide valueadded of Rp 20.4 trillion to Indonesian GDP.
Diagram: Kontribusi Ekonomi IPC Pada Tahun 2013
Diagram: IPC’s Economic Contribution 2013
Total Impact Induced Indirect Direct Tax Revenue (Rp trillion)
1.4
0.2
0.5
0.7
4.4
1.7
1.1
7.2
Contribution to GDP (Rp trillion)
6,540 11,250 14,950 32,740 Employment
Source: Oxford Economics
122
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Studi lanjutan lainnya yang dilakukan pada tahun 2014 adalah studi terkait upaya mengurangi biaya logistik yang bekerja sama dengan World Bank (Implementation of reducing logistic cost in Indonesia). Studi ini berfokus pada optimalisasi pelayaran domestik peti kemas di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik secara agregat di Indonesia. Studi ini diperkirakan akan selesai pada Januari 2015.
Other advanced study conducted in 2014 was related to Implementation of reducing logistics costs in Indonesia in collaboration with the World Bank. This study focused on optimizing domestic container shipping in Indonesia to reduce logistics cost in aggregate in Indonesia. This study is expected to be completed in January 2015.
Selain itu, World Bank juga melakukan studi lain yang bernama port development priority projects and financing strategy dimana fokus utama dalam studi ini adalah untuk mengidentifikasi pelabuhan-pelabuhan (existing) mana yang dapat dijadikan prioritas pengembangan. Studi ini dimaksudkan untuk mendukung konektivitas domestik dan menetapkan strategi pembiayaan pengembangan pelabuhan tersebut.
In addition, World Bank also conducted a study titled port development priority projects and financing strategy with a main focus on identification of the existing ports for prioritized development. This study was intended to support domestic connectivity and to establish the port development financing strategy.
Hasil studi tersebut akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kontribusi IPC dalam mereduksi biaya logistik pada rantai distribusi nasional hingga ke titik optimal yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Results of the aforementioned studies would provide a more accurate picture of IPC contribution in reducing logistics costs in the national distribution chain up to the optimum point that would ultimately have an impact on increasing Indonesia’s competitiveness and economic growth.
Pembangunan Terminal NewPriok [G4-EC7]
Construction of NewPriok Terminal [G4-EC7]
IPC telah mengembangkan strategi jangka panjang untuk merespon peluang menjadi perusahaan pelabuhan internasional di Indonesia. Saat ini IPC telah mengembangkan berbagai rencana strategis jangka panjang, diantaranya adalah pembangunan Terminal NewPriok yang merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk mendukung kemajuan bangsa Indonesia dan berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional atau “committed to progress”.
IPC has developed a long-term strategy to respond to opportunities to become an international port company in Indonesia. IPC currently has developed various long-term strategic plans, including the construction of NewPriok Terminal which represents the Company’s commitment to support development of the Indonesian nation and to contribute to the national growth, or “committed to progress”.
Terminal NewPriok akan menjadi jaringan logistik nasional modern yang lebih efisien untuk menarik lebih banyak investasi ke Indonesia. Hal ini akan meningkatkan level produktivitas dibandingkan dengan pelabuhanpelabuhan besar lainnya di seluruh dunia, yang akhirnya dapat meningkatkan perdagangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Disamping itu, pembangunan Terminal NewPriok juga merupakan proyek pembangunan terbesar di Indonesia saat ini yang mampu memperkuat mata rantai logistik Indonesia secara signifikan.
NewPriok Terminal will be a modern national logistics network that is more efficient to attract more investments coming to Indonesia. This will increase productivity level compared to other major ports in the world, which can ultimately increase trade and accelerate economic growth in Indonesia. In addition, the construction of NewPriok Terminal is also the largest construction project in Indonesia today that is able to significantly strengthen Indonesia’s logistics chain.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
123
124
Terminal NewPriok juga akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi dari jaringan logistik nasional Indonesia dengan level produktivitas yang sebanding dengan pelabuhan-pelabuhan besar di dunia. Pelabuhan ini juga akan meningkatkan kemampuan dalam melayani kapal petikemas yang lebih besar sehingga memungkinkan kapal petikemas kelas Triple E melewati Indonesia tanpa perlu transshipment di pelabuhan lain. Hingga saat ini, kapal Triple E merupakan kelas terbesar dari kapal petikemas ini, dengan kemampuan mencapai 15.000 TEUs.
NewPriok Terminal will also increase capacity and efficiency of Indonesia’s logistics network with a productivity level comparable to major ports in the world. This port will also improve the capability to serve larger container ships allowing Triple E class container ships passing through Indonesia without the need for transshipment at other ports. To date, Triple E is the largest class of container ships, with a capacity of up to 15,000 TEUs.
Dimulai secara resmi pada tanggal 22 Maret 2013, pembangunan Terminal NewPriok direncanakan selesai tahun 2023 terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yang direncanakan selesai 2017 adalah pembangunan 5 terminal yakni: 3 terminal dengan kapasitas 4,5 juta TEUs dan 2 Terminal Curah Cair dengan kapasitas 10 juta meter kubik/tahun. Sedangkan pembangunan tahap II yang direncanakan dimulai pada tahun 2018 hingga 2023 meliputi pembangunan 4 terminal peti kemas dengan total kapasitas 8 juta TEUs per tahun.
Officially commenced on March 22, 2013, the construction of NewPriok Terminal is expected to be completed by 2023 and divided into two phases. The first phase which is expected to be completed by 2017 is the construction of 5 terminals, consisting of: 3 terminals with a capacity of 4.5 million TEUs and 2 Liquid Bulk Terminals with a capacity of 10 million cubic meters/year. Whereas the second phase which is planned to begin in 2018 and to be completed by 2023 includes the construction of 4 container terminals with a total capacity of 8 million TEUs per year.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Rencana Pengembangan Terminal NewPriok Tahap/Phase
Tahap/Phase1
Terminal
NewPriok Terminal Development Plan
Jenis/Type
Kapasitas/Capacity
Daya Muat/Draft
Panjang/Length
Container Terminal 1
Container
1.500.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
850m
Container Terminal 2
Container
1.500.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
800m
Container Terminal 3
Container
1.500.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
800m
Product Terminal 1
Petroleum Product
5.000.000 m3/year
19 m (Design Depth 20m)
800m
Product Terminal 2
Petroleum Product
5.000.000 m3/year
16 m (Design Depth 20m)
800m
Container Terminal 4
Container
2.000.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
1.000m
Container Terminal 5
Container
2.000.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
1.000m
Container Terminal 6
Container
2.000.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
1.000m
Container Terminal 7
Container
2.000.000 TEUs/year
16 m (Design Depth 20m)
1.000m
Tahap/Phase2
Latar Belakang Pembangunan Terminal NewPriok Pertumbuhan arus petikemas tercatat lebih dari 20% dalam 3 tahun terakhir (2009-2013) dan sekitar 5% pada 10 tahun terakhir (2002-2012). Total realisasi throughput peti kemas di Tanjung Priok pada tahun 2011 sebesar 5,6 juta TEUs, meningkat menjadi 6,2 juta TEUs di tahun 2012/2013. Sementara kapasitas Terminal Peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok saat ini adalah 7-8 juta TEUs. Hal ini menunjukkan kebutuhan yang mendesak untuk melakukan penambahan fasilitas dan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan arus peti kemas di tahuntahun mendatang.
Background of NewPriok Terminal Construction The recorded growth of container traffic is more than 20% in the last 3 years (2009-2013) and around 5% in the last 10 years (2002-2012). Total realized containers throughput in Tanjung Priok in 2011 was 5.6 million TEUs, up to 6.2 million TEUs in the year 2012/2013. Whereas the capacity of Container Terminal at Tanjung Priok Port is currently 7-8 million TEUs. This shows the urgent need for additional facilities and capacity to anticipate the increasing containers flow in the coming years.
Fasilitas terminal pelabuhan eksisting di Pelabuhan Tanjung Priok hanya melayani kapal dengan kapasitas maksimum 6.000 TEUs, sedangkan tren pertumbuhan penggunaan kapal peti kemas di dunia saat ini menggunakan kapal dengan kapasitas >10.000 TEUs dalam rangka mengurangi biaya logistik per TEUs. Sehingga untuk melayani kapal Direct Call dengan ukuran besar harus disiapkan fasilitas yang memadai.
The existing port terminal facilities at Tanjung Priok Port only serve ships with a maximum capacity of 6,000 TEUs, while the growing trend of the use of container ships in the world today is ships with a capacity of >10,000 TEUs in order to reduce logistics cost per TEU. Therefore, to serve Direct Call ships with large size requires adequate facilities to be prepared.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
125
126
Manfaat Pembangunan Terminal NewPriok • Kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok akan meningkat dari kapasitas semula 7-8 juta TEUS menjadi 12,5 juta TEUs (tahap I tahun 2018) dan 20 juta TEUs (Tahap II tahun 2023), untuk menghindari risiko kongesti akibat pertumbuhan peti kemas di pelabuhan yang tinggi.
Benefits from Construction of NewPriok Terminal • Tanjung Priok Port capacity will increase from its existing capacity of 7-8 million TEUs to 12.5 million TEUs (phase I in 2018) and 20 million TEUs (phase II in 2023), to avoid congestion risk due to the high growth of containers at the port.
• Pelabuhan Tanjung Priok akan mampu melayani kapal-kapal di atas 10.000 - 15.000 TEUs dengan draft 16 m.LWS di terminal. Terminal ini akan memberikan pelayanan cepat dan tepat dengan fasilitas modern sehingga dapat meningkatkan daya saing menjadi “port of choice” (pelabuhan pilihan) bagi kapal liner internasional dan regional sehingga akan menjadi HUB PORT di Indonesia.
•
• Dengan tersedianya dedicated terminal untuk Product Terminal (Oil and Gas) dengan kapasitas 10 juta kubik meter, terminal ini sekaligus dapat berfungsi sebagai “buffer stock” nasional untuk persediaan minyak bumi dan gas untuk wilayah barat Indonesia.
• With the availability of dedicated terminal for Product Terminal (Oil and Gas) with a capacity of 10 million cubic meters, this terminal can simultaneously function as the national “buffer stock” for oil and gas stock for western Indonesia.
• Mendorong investor asing untuk menanamkan investasi di Indonesia khususnya investor asing di bidang maritim dan kepelabuhanan.
•
Encourage foreign investors to invest in Indonesia in particular foreign investors in maritime and port field.
• Membantu penurunan biaya logistik dengan tersedianya terminal yang didukung dengan peralatan dan produkvitas tinggi disertai dengan pelayanan berstandar internasional. Hal ini akan memberikan kontribusi pada efisiensi biaya transportasi yang ditanggung oleh pelanggan/pemilik barang yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian nasional.
•
Help decrease logistics costs with an available terminal supported by equipment and high producvity accompanied with international standard services. This will contribute to efficiency of transport cost borne by the customers/cargo owners, which in turn will have an impact on the national economic growth.
Tanjung Priok Port will be capable of serving ships above 10,000-15,000 TEUs with drafts of 16 m. LWS at the terminal. This terminal will provide fast and precise services with modern facilities in order to to improve competitiveness to become “port of choice” for international and regional ship lines so as becoming a HUB PORT in Indonesia.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
• Tercipta lapangan pekerjaan selama pembangunan maupun setelah terminal dioperasikan. Terminal NewPriok, tidak hanya di dalam operasi pelabuhan, tetapi juga di seluruh sektor kepelabuhanan dan yang berhubungan dengan jaringan distribusi logistik barang.
•
•
Peningkatan aktivitas dan operasional pelabuhan yang diimbangi dengan produktivitas dan standar pelayanan internasional akan berdampak pada peningkatan penghematan biaya operasional kepelabuhanan dan penghematan nilai waktu (value of time).
• Increased port activities and operations with higher productivity and international service standard will have an impact on higher savings of port operational costs and value of time.
•
Peningkatan nilai lahan (land value) hasil reklamasi lahan dan di sekitar koridor pelabuhan.
•
•
Memberikan citra yang positif bagi kegiatan operasional di Pelabuhan Tanjung Priok mengingat tersedianya akses jalan yang memadai antara pelabuhan dengan kawasan industri sehingga lebih mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan di masa mendatang.
• Build a positive image for operational activities at Tanjung Priok Port considering the availability of adequate road access between the port and industrial area hence better capability to meet customer needs and expectations in the future.
Create jobs during construction period and after the terminal is operated. NewPriok Terminal, not only in port operations, but also in all port sectors and other secrots related to cargo logistics distribution network.
Increased land value of reclaimed land surrounding the port corridor.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
127
KINERJA SOSIAL | SOCIAL PERFORMANCE
Memberi Manfaat Nyata bagi Masyarakat
Providing Real Benefits for the Community
128
Hubungan IPC dengan masyarakat terutama komunitas yang berada di sekitar wilayah operasi Perseroan berlandaskan keinginan tulus untuk senantiasa memberikan manfaat atas keberadaan kami dan memberi nilai tambah dari apa yang kami miliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perseroan ingin memberikan manfaat nyata dari hasil usaha yang kami peroleh dengan merancang program-program berkelanjutan berbasis kebutuhan masyarakat. Perseroan berkomitmen untuk ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan membangun masyarakat yang mandiri.
IPC relationship with the community, particularly those who reside in the surrounding area of the Company’s operations, is based on a sincere desire to always provide benefits from our existence and value added from what we have to improve welfare of the community. With corporate social responsibility (CSR) programs and Partnership and Community Development Program (PKBL), the Company would like to provide real benefits from our business outcome by designing sustainable programs that are based on the community needs. The Company is committed to participate to encourage economic growth and to build independent community.
Pelaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. 09/ MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara tanggal 3 Juli 2015 Program Kemitraan BUMN bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN.
Implementation of Partnership and Community Development Program refers to Regulation of the Minister of SOE No. 09/MBU/07/2015 concerning Partnership Program and Community Development Program of State Owned Enterprises dated July 3, 2015 which mentions that SOE Partnership Program aims to improve the capability of small businesses to be tough and independent by benefiting from SOE funds.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Pada tahun 2014, Program Kemitraan telah menyalurkan dana sebesar Rp 6,024 miliar. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan telah disalurkan dana sebesar Rp 1,192 miliar yang berasal dari sisa alokasi penyisihan laba tahun sebelumnya dan sebesar Rp 11,64 miliar yang berasal dari pembiayaan Perseroan. Untuk pelaksanaan programprogram CSR, dana yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp 1,27 miliar. Dengan demikian, total manfaat yang dikembalikan kepada masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan IPC pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 20,126 miliar.
In 2014, Partnership Program distributed Rp 6.024 billion. Whereas Community Development Program distributed Rp 1.192 billion from the remaining allocated profit of the previous year and an amount of Rp 11.64 billion came from the Company’s financing. For CSR programs, disbursed funds in 2014 amounted to Rp 1.27 billion. Hence, the total benefit returned to the community as one of IPC’s stakeholders in 2014 amounted to Rp 20.126 billion.
Aktivitas PKBL IPC mencakup seluruh wilayah operasi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Banten, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sorong dan Bangka Belitung. Sektor-sektor kegiatan masyarakat yang menjadi sasaran Program Kemitraan, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah adalah: sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, pendidikan/pelatihan dan pemasaran.
IPC PKBL activities cover the entire operational areas, including: Jakarta, West Java, Lampung, South Sumatra, West Sumatra, Banten, Jambi, Bengkulu, West Kalimantan, Sorong, and Bangka Belitung. The Partnership Program’s targeted sectors of communal activities, in form of loans and donations are: industry, trade, agriculture, animal husbandry, agriculture, fishery, services, education/ training, and marketing.
Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan, Perseroan membagi kegiatan dalam 7 (tujuh) sektor, yaitu bantuan kepada korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Selain itu, Perseroan juga memberikan bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan bentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas mitra binaan Program Kemitraan,
As for Community Development Program, the Company classifies the activities into 7 (seven) sectors, namely aid for victims of natural disasters, aid for education and training, aid for health improvement, aid for development of infrastructure / public utilities, aid for religious facilities, aid for nature conservation, and aid for social community in order to eradicate poverty. In addition, the Company also provides education, training, apprenticeship, marketing, promotion and other forms of support related to efforts to improve the capacity of the fostered partners of Partnership Program.
Program Kemitraan [G4-SO1] Program Kemitraan IPC telah dilaksanakan sejak tahun 1992 dengan jangkauan area di seluruh cabang operasional Perseroan serta wilayah-wilayah lain, yang antara lain meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur dan TimorTimur.
Partnership Program [G4-SO1] IPC Partnership Program has been implemented since 1992 with covered areas in all operating branches of the Company and other areas, which include Central Java, East Java, Yogyakarta, East Nusa Tenggara and East Timor.
Dalam pelaksanaannya, Perseroan memberikan perhatian kepada usaha kecil dan menengah (UKM) yang berpotensi memiliki daya saing, namun mengalami kesulitan pemasaran, SDM, manajemen, permodalan dan teknologi. Dengan bantuan yang diberikan, baik berupa permodalan maupun pendampingan teknis, diharapkan para mitra binaan tersebut dapat mengatasi kendala-kendala usahanya dan mampu berkembang dan meningkatkan skala usahanya.
In the implementation, the Company pays attention to small and medium enterprises (SME) with competitiveness potential, yet having difficulties in marketing, HR, management, capital and technology. With the provided support, either in form of capital or technical assistance, it is expected that the fostered partners can overcome their business obstacles and be able to grow and improve their business scale.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
129
130
Perseroan telah menetapkan kebijakan bahwa pemberdayaan mitra binaan dilakukan dengan 3 program yang saling mendukung, yaitu: 1. Pemberian pinjaman modal kerja, 2. Pemberian wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan usaha dalam bentuk pendidikan dan pelatihan manajerial, 3. Mengikutsertakan mitra binaan pada pameranpameran UKM untuk membuka dan mengembangkan jaringan pemasaran produk, investasi, maupun kerja sama bisnis.
The Company has established a policy that empowerment of the fostered partners is carried out by conducting three mutually supportive programs, as follows: 1. Provision of working capital loans, 2. Provision of insight and skills to develop business in form of managerial education and training, 3. Involvement of the fostered partners in SME exhibitions to open and develop product marketing network, investment, as well as business cooperation.
Secara umum, Program Kemitraan Perseroan hingga saat ini masih berjalan baik, dengan segala kelebihan maupun permasalahan yang dihadapi. Umumnya kendala yang terjadi disebabkan karena seluruh mitra binaan merupakan kelompok usaha mikro/kecil yang belum bankable dan tidak memiliki persyaratan legal formal yang lengkap.
In general, the Company’s Partnership Program is running well, with various improvements and encountered problems. Generally, the problems occur because the fostered partners are micro/small business groups which are not bankable yet and not able to provide the complete formal legal requirements.
Pada tahun 2014, berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas Program Kemitraan dilakukan Perseroan seperti: 1. Telah dilakukan pemilihan sektor usaha secara lebih selektif terhadap usaha calon mitra binaan (CMB) per wilayah dengan prioritas sektor usaha industri terutama industri andalan daerah binaan yang bersangkutan. 2. Telah dilakukan penyeragaman metode dan format evaluasi serta analisis, termasuk penyeragaman model format proposal usaha yang teregistrasi. Format baru ini telah dievaluasi dan disosialisasikan, Sehingga diharapkan dapat digunakan secara benar dan tepat. 3. Telah dilakukan survei lapangan secara hati-hati dan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip analisis dan evaluasi pemberian pinjaman guna memperoleh data usaha yang akurat dari CMB yang secara administratif dinyatakan memenuhi persyaratan. 4. Penyeragaman dan penyesuaian format Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman Modal, antar cabang. 5. Telah diberlakukan jaminan yang mengikat terhadap MB dalam bentuk sertifikat tanah atau BPKB. 6. Telah dilakukan koordinasi dengan Koordinator BUMN Pembina di masing-masing wilayah penyaluran guna menghindari terjadinya duplikasi pembinaan.
In 2014, various efforts to improve the quality and effectiveness of Partnership Program had been conducted by the Company, such as: 1. Selective selection of business sectors of the prospective fostered partners (CMB) by region with priority in industry sector particularly the core industry of the respective fostered area. 2. Standardization of method and format of evaluation and analysis, including standardized format of the registered business proposals. This new format has been evaluated and socialized, so it can be used in properly and accurately. 3. Rigorous field survey according to the principles of analysis and evaluation for loan provision in order to obtain accurate business data from CMB which are administratively considered as qualified. 4. Standardization and modification of format of Capital Loan Agreement, inter branch. 5. Enactment of binding collateral on MB in form of land certificate or BPKB. 6. Coordination with Fostering SOE Coordinator in the respective distribution areas in order to avoid fostering duplication.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Program Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan sosial masyarakat di wilayah usaha, terutama di wilayah Perseroan beroperasi, melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sejalan dengan hal itu, pelaksanaan Bina Lingkungan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Perseroan terhadap lingkungan sosial masyarakat sekitar wilayah operasi. Melalui Program Bina Lingkungan, kondisi sosial masyarakat sekitar diharapkan dapat menjadi lebih berdaya, berkembang dan mandiri.
Community Development Program Community Development Program is a social community empowerment program in business area, particularly where the Company operates, by benefitting from the Company’s allocated profit. In line with that, Community Development is a form of the Company’s awareness towards social environment of the community in the surrounding operational areas. With Community Development Program, the social condition of the surrounding community is expected to become more empowered, developed and independent.
Perseroan memprioritaskan pelaksanaan Program Bina Lingkungan untuk masyarakat sekitar Perseroan dengan tujuan untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling memberi manfaat. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta suasana yang kondusif bagi kelangsungan kegiatan usaha dan pengamanan aset Perseroan. Dengan adanya komunikasi dua arah yang baik dengan komunitas sekitar, berbagai persoalan terkait aktivitas Perseroan yang berdampak bagi masyarakat dapat diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu. Hingga akhir tahun 2014 Perseroan tidak pernah menerima pengaduan atau keluhan masyarakat terkait dampak negatif signifikan dari kegiatan operasi IPC. [G4-SO2]
The Company prioritizes Community Development Program for its surrounding community with the aim to build a harmonious and mutually beneficial relationship. It is expected to create conducive environment for the Company’s business sustainability and assets protection. With proper two-way communication with the surrounding community, various problems related to the Company’s activities that have impact on the community can be well addressed without unnecessary conflict. Until the end of 2014, the Company has never received public complaints or objections related to significant negative impact of IPC’s operations. [G4-SO2]
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
131
Kisah Sukses Program Binaan |
Success Story of Fostered Partner
Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Safira Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Safira
132
Pengrajin Songket Sanggar Sabillah Safira Sanggar Sabillah Safira yang dikelola oleh Hj. Desi Adi adalah salah satu dari 172 UKM mitra binaan IPC Cabang Palembang. Sanggar ini fokus untuk melestarikan dan mengembangkan kerajinan kain tenun tradisional khas Palembang yang dikenal sebagai kain songket.
Songket Craftsmen Sanggar Sabillah Safira Sanggar Sabillah Safira, which is managed by Hj. Desi Adi, is one of 172 fostered SME partners of IPC Palembang Branch. Their focus is on preservation and development of traditional woven cloth from Palembang known as songket.
Kelebihan produk sanggar ini terletak pada disain yang dibuat sendiri oleh Hj. Desi dibantu beberapa rekannya. Sanggar Sabillah Safira saat ini mampu memproduksi 4 hingga 5 potong kain lengkap (berikut selendangnya) per hari. Sekitar 60% kain songket produksi Sabillah Safira dijual di Palembang, sementara sekitar 30% masuk pasar Jakarta dan 10% dipasarkan di Medan. Produk unggulan yang digemari konsumen adalah kain songket model Lumar Antik atau Limar Papan.
The unique characteristic of this sanggar lies in the designs that are exclusively made by Hj. Desi herself assisted by her several colleagues. Sanggar Sabillah Safira is currently capable of producing 4 to 5 pieces of full clothing (including the shawl) per day. Approximately 60% of songket produced by Sabillah Safira are sold in Palembang, while about 30% in Jakarta and 10% in Medan. The best selling products that are favored by the customers are Lumar Antik or Limar Papan.
Hingga kini kain songket masih mempunyai pasar tersendiri di tengah-tengah perkembangan fashion modern saat ini. Hj. Desi sendiri tetap optimis bahwa kain songket akan tetap diminati oleh masyarakat. Bahkan penggemar dan pengguna kain songket saat ini tidak saja masyarakat yang berasal dari Sumatera Selatan, tetapi juga masyarakat daerah lain yang menyukai busana modern dengan aksen etnik.
Until now songket still has its own market in the midst of today’s modern fashion trend. Hj. Desi remains optimistic that songket will remain in demand by the public. Even enthusiasts and users of songket are now not only the people from South Sumatra, but also people from other areas who love modern fashion with ethnic accents.
Sebagai mitra binaan, Sanggar Sabillah Safira mendapat pinjaman modal usaha dari IPC Cabang Palembang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi, pembelian alat tenun dan barang modal lainnya. Selain itu, seperti juga mitra binaan lainnya, Sanggar Sabillah Safira diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai acara pameran dan dipromosikan dalam berbagai kegiatan IPC.
As a fostered partner, Sanggar Sabillah Safira obtained working capital loan from IPC Palembang Branch which was used to increase production capacity, purchase of looms and other capital goods. In addition, like other fostered partners, Sanggar Sabillah Safira is allowed to participate in various exhibitions and is promoted in various IPC activities.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
IPC Peduli |
IPC Cares
Operasi Katarak Gratis di Jambi Free Cataract Surgery in Jambi
Operasi Katarak Gratis di Jambi Dengan menggandeng PERDAMI (Persatuan Dokter mata Indonesia), IPC dengan tajuk program IPC Peduli menyelenggarakan kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu. Kegiatan ini bertujuan untuk ikut membantu mengurangi risiko kebutaan akibat katarak yang ikut menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas massyarakat.
Free Cataract Surgery in Jambi By cooperating with PERDAMI (Association of Indonesian Optometrists), IPC Cares program organizes social activity to provide free cataract surgery for the unfortunate people. This activity is aimed at helping reduce the risk of cataract blindness, which would lead to the low productivity of the community.
Program yang diadakan di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dr. Bratanata, Jambi ini diikuti oleh penderita katarak mulai dari usia 17 tahun hingga 78 tahun. Kegiatan bakti sosial dibuka secara resmi oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada tanggal 19 Desember 2014.
The program, which was held at the Hospital of the Army Health Service (DKT) dr. Bratanata, Jambi, involved cataract patients ranging in age from 17 years to 78 years. This social activity was officially commenced by the Minister of Social Services Khofifah Indar Parawansa on December 19, 2014.
Kegiatan operasi katarak gratis IPC dan PERDAMI ini telah berlangsung sejak tahun 2013 dan telah mengoperasi 678 penderita hingga sembuh. Program ini telah diadakan di berbagai wilayah Indonesia seperti Jakarta, Medan, Ambon, NTT, Lampung dan Jambi.
IPC and PERDAMI have been organizing this free cataract surgery activity since 2013 and have treated 678 patients up to recovery. This program has been held in many other areas in Indonesia, such as Jakarta, Medan, Ambon, NTT, Lampung, and Jambi.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
133
MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN | BUILDING A SAFETY CULTURE
134
Dengan semangat menjadi perusahaan kelas dunia, IPC terus melakukan pembenahan dan perbaikan di segala aspek operasi untuk mencapai kinerja kelas dunia, termasuk aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berstandar kelas dunia.
With the commitment to becoming a world-class company, IPC continues to make enhancements and improvements in all aspects of operations to achieve the world-class performance, including a world-class Occupational, Health and Safety (OHS) aspect.
Aspek K3 memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan Perseroan. Aktivitas operasional di pelabuhan memiliki risiko kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) bila dijalankan tanpa mematuhi prosedur operasi standar. Risiko ini akan meningkat seiring dengan jumlah karyawan yang terlibat, bertambahnya intensitas kegiatan dan penggunaan handling equipment. Kecelakaan kerja berpotensi mendatangkan kerugian aset dan korban jiwa serta dapat menghentikan kegiatan operasional perusahaan.
OHS aspect has a significant role in the Company’s success. If conducted not according to the standard operating procedures, operational activities at port have risks of occupational accidents and occupational diseases. This risk will increase with the number of employees involved, increasing the intensity of activity and use of handling equipment. Occupational accident may lead to potential assets losses, fatalities, and termination of the Company’s operations.
Oleh karena itu, K3 menjadi prasyarat utama untuk mencapai keunggulan operasional (operational excellence). K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Perseroan bertekad untuk mencapai standar setinggitingginya dalam pengelolaan K3 dan menjadikannya salah satu prioritas utama dalam setiap aktivitas operasional
To that end, OHS is a major prerequisite for achieving operational excellence. OHS aims to prevent, reduce, and even nullify the risk of occupational accidents (zero accident). The Company is committed to achieving the highest standards in OHS management and making it one of the top priorities in all the Company’s operational activities. Every employee must comply with
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Perseroan. Setiap karyawan wajib mematuhi kebijakan dan prosedur operasi standar termasuk menciptakan dan menjaga keamanan kerja, memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai persyaratan.
policies and standard operating procedures, including creating and maintaining work safety, Wearing Personal Protective Equipment and Work Safety Equipment as required.
Untuk membangun budaya keselamatan dan memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan, aturan mengenai K3 telah dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama oleh manajemen dan serikat Pekerja. Pada Bab VII tentang Keselamatan Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 29 tentang Keselamatan Kerja dinyatakan sebagai berikut: [G4-LA8]
To build a safety culture and to provide insight to all employees, OHS rules are stipulated in Collective Labor Agreement jointly established by management and the labor union. In Chapter VII concerning Occupational Safety and Social Security of Labor, Article 29 on Occupational Safety states as follows: [G4-LA8]
Butir (1): Untuk Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, Pengusaha melaksanakan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik melalui pelatihan keselamatan kerja kepada semua Pekerja maupun menyediakan fasilitas penunjang keselamatan kerja bagi para Pekerja sesuai dengan bidang tugasnya.
Point (1): To prevent and reduce the likelihood of occupational accidents and diseases, Employer implements Occupational, Health and Safety (OHS) advisory, by providing occupational safety training to all Employees and support facilities for occupational safety of the employees in their respective work fields.
Butir (2): Perusahaan menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja berupa: a. Tanda-tanda peringatan pada lokasi yang beresiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, b. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) pada lokasi kerja, c. Pakaian dan perlengkapan kerja Alat Pelindung Diri sesuai persyaratan K3 untuk pekerja-pekerja operasional.
Point (2): The Company provides occupational safety and health facilities including: a. Warning signs at locations with risks of occupational safety and health, b. First aid on accident equipment at work locations, c. Personal protective clothes and equipment according to OHS requirements for operational employees.
Butir (3): Pekerja harus mematuhi peraturan keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Point (3): Employees must comply with occupational safety regulations in accordance with the applicable regulations.
Butir (4): Pekerja harus bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri dan orang lain yang mungkin terkena akibat dari kegiatan operasionalnya serta mengambil tindakantindakan pro aktif untuk menghindari bahaya yang timbul di tempat kerja.
Point (4): Employees must take responsibility for safety of themselves and others who may be affected as a result of their operations and taking proactive measures to avoid hazards arising in the workplace.
Sistem Manajemen K3 Untuk memastikan bahwa standar K3 telah dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan, Perseroan telah mengadopsi standar internasional sistem manajemen Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 untuk Pelabuhan Tanjung Priok yang telah diakreditasi oleh PT SGS Indonesia. Selain itu, Perseroan juga mengacu pada Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
OHS Management System To ensure that OHS standards have been implemented consistently and continuously, the Company adopts international standards of Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 management system for Tanjung Priok Port, which has been accredited by PT SGS Indonesia. In addition, the Company also refers to Government Regulation No. 50 of 2012 concerning SMK3 Implementation.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
135
136
Organisasi K3 Untuk mendukung konsistensi penerapan aspek K3 di lingkungan Perseroan, manajemen telah membentuk Kepanitiaan K3 dan mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program-program K3. Perseroan memiliki organisasi yang khusus menangani masalah K3 di setiap Cabang ataupun anak Perusahaan dimana salah satu syarat kompetensi personelnya adalah Ahli K3. [G4-LA5]
OHS Organization To support consistent OHS implementation within the Company, management has established OHS Committee and allocates budget for implementation of OHS programs. The Company has a specialized organization to manage OHS issues in each Branch or Subsidiary in which one of the required personnel competences is OHS Expert. [G4-LA5]
Program dan Kegiatan K3 Program dan kegiatan terkait K3 yang dilaksanakan secara berkala di perusahaan diantaranya adalah: • Pemeriksaan kesehatan (medical check-up) bagi karyawan secara periodik. • Pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan sesuai kebutuhan dan jenis pekerjaannya. • Melakukan uji sertifikasi/kelayakan bagi operator alat handling. • Melakukan uji sertifikasi bagi handling equipment. • Melakukan sosialisasi/awareness K3 secara berkesinambungan. • Melakukan safety briefing/tool box meeting pada setiap pergantian shift kerja. • Melakukan inspeksi bulanan terhadap sarana proteksi kebakaran, gedung, gudang dan lapangan. • Melakukan kegiatan drill/simulasi bagi tim keadaan darurat. • Melakukan kegiatan pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan setiap hari. • Melakukan kegiatan penghijauan/planting di lingkungan Pelabuhan. • Penanganan limbah dan sampah dari kapal maupun darat. • Menyediakan personil welfare yang dibutuhkan di lapangan (toilet, tempat istirahat). • Membentuk Forum K3L yang beranggotakan institusi dan perusahaan-perusahaan di lingkungan kerja Pelabuhan Utama Tanjung Priok. • Membentuk Safety Forum yang beranggotakan mitra kerja PBM.
OHS Programs and Activities OHS-related programs and activities are conducted regularly in the Company including: • Periodic medical check-up for employees. • Provision of Personal Protective Equipment (APD) for employees according to their work needs and types. • Certification/fitting test for operators of handling equipment. • Certification test for handling equipment. • Continuous socialization/awareness dissemination of OHS. • Safety briefing/tool box meeting on every work shift. • Monthly inspection on fire protection facilities, building, warehouse and field. • Drill/simulation for emergency team. • Daily cleaning of port basin. • Planting activities within Port environment. • Handling of waste and garbage from ships and land. • Provision of required personnel welfare in field (toilet, rest area). • Establishment of OHS Forum involving institutions and companies within Tanjung Priok Main Port work environment. • Establishment of Safety Forum involving PBM business partners.
Saat ini Perseroan sedang melaksanakan Safety Improvement Project dengan percontohan di beberapa Terminal Pelabuhan. Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas aspek keselamatan di lingkungan kerja. Salah satu sasarannya melakukan review dan penyempurnaan implementasi program kesehatan kerja dan keselamatan (K3) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Currently the Company conducts Safety Improvement Project with a pilot in several Port Terminals. The project is intended to improve the quality of safety aspects in the workplace. One of the objectives is to review and to improve implementation of occupational, health and safety (OHS) programs in accordance with the applicable laws and regulations.
Pada saat yang bersamaan, IPC telah mencanangkan Transformasi Budaya di seluruh unit di Perseroan. Salah satu target budaya kerja yang ingin dicapai adalah budaya K3 (safety first) yang selaras dengan sasaran Safety Improvement Project.
At the same time, IPC has launched Culture Transformation in all units of the Company. One of the targets of the work culture is OHS (safety first) culture which is in line with the objective of the Safety Improvement Project.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Pelatihan K3 Untuk meningkatkan kompetensi dan awareness di bidang K3 bagi seluruh karyawan, Perseroan telah menyelenggarakan berbagai pelatihan dan simulasi sebagai berikut: • Pelatihan OHS Management System & Continual Improvement. • Pelatihan Safety Awareness. • Pelatihan Safety Inspector/Safety Officer. • Pelatihan melakukan Tool Box Meeting dan Safety Talk. • Pelatihan Accident Reporting. • Drill kebakaran (tanggap darurat) di lapangan. • Drill penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di Kantor Pusat.
OHS Training To improve the competence and awareness in OHS aspect for all employees, the Company has organized various trainings and simulations as follows: • OHS Management System & Continual Improvement Training. • Safety Awareness Training. • Safety Inspector/Safety Officer Training. • Tool Box Meeting and Safety Talk Training. • Accident Reporting Training. • Fire drill (emergency responsiveness) at field. • APAR (Light Fire Extinguisher) drill at Head Office.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
137
KINERJA LINGKUNGAN |
ENVIRONMENTAL PERFORMANCE
Menjaga Lingkungan untuk Bisnis yang Maintaining the Environment for Sustainable Business Berkelanjutan
138
Di kalangan industri, fenomena industri hijau sudah semakin menguat sejak beberapa tahun terakhir. Industri hijau adalah industri yang menerapkan upaya-upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Meningkatnya kesadaran akan industri hijau karena hal ini bukan hanya sekedar soal peduli lingkungan, tetapi ada nilai bisnis yang memberikan keuntungan pada perusahaan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan, penggunaan bahan baku yang tidak membahayakan kelestarian sumber daya alam, efisiensi bahan baku dan material pendukung (zero waste), efisiensi energi dan penggunaan energi alternatif terbarukan, daur ulang bahan baku dan sebagainya yang pada akhirnya akan menghasilkan efisiensi biaya operasional.
Among industry players, the green industry phenomenon has intensified in recent years. Green industry is an industry that implements efficiency and effectiveness efforts in the use of resources in a sustainable manner. The awareness of green industry increases because it is not just a matter of care for the environment, but there is business value that provides advantage to a company through environmentally friendly technology, the use of raw materials that do not harm natural resources preservation, efficiency of raw materials and supporting materials (zero waste), energy efficiency and the use of renewable alternative energy, raw materials recycling and so forth which will ultimately result in operational cost efficiency.
Di sisi lain, dengan persaingan usaha yang semakin berat, upaya efisiensi sudah menjadi kebijakan operasional IPC agar menghasilkan struktur biaya logistik yang kompetitif. Walaupun belum memiliki program yang terintegrasi menuju industri hijau, upaya efisiensi dari sisi operasional dan penggunaan sumber daya alam terus dilakukan.
On the other hand, with the tighter business competition, efficiency has become IPC operational policy in order to build a competitive logistics cost structure. Although an integrated program towards the green industry has not been initiated, the efficiency efforts in operations and the use of natural resources continue to be made. As a
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Sebagai pelaku usaha yang bertanggung jawab, kami ingin berpartisipasi melakukan langkah-langkah kecil namun nyata untuk mewujudkan bumi yang layak bagi generasi mendatang.
responsible corporate citizen, we would like to participate by doing small but concrete steps to realize a decent earth for future generations.
Dampak Lingkungan dari Kegiatan Usaha Kegiatan utama IPC adalah mengelola jasa yangberhubungan dengan pelayanan kapal, pelayanan barang serta pelayanan lain-lain di pelabuhan. Meski aktivitas operasional IPC tidak melibatkan kegiatan produksi yang menghasilkan limbah, tetapi kami menyadari bahwa kegiatan IPC pada skala tertentu tetap menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Environmental Impact of Business Activities IPC main activity is to manage services related to ship services, cargo services, and other services at ports. Although IPC operational activities do not involve production activities that generate waste, however we are aware that IPC activities on a certain scale still have impact on the environment.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari aktivitas operasi IPC adalah akibat yang timbul dari pembukaan lahan untuk pembangunan maupun perluasan pelabuhan. Dampak yang timbul terutama berkaitan dengan perubahan kontur muka bumi. Selain itu, kami menyadari bahwa kegiatan operasional IPC telah turut menggunakan energi listrik sebagai peneranganbaik bagi aktivitas perkantoran, lapangan, maupun untuk mengoperasikan peralatan operasional pelabuhan.
One of the impacts of IPC operational activities is the consequences from land clearing for port development and expansion. The impact primarily relates to changes in the earth surface contour. In addition, we realize that IPC operational activities use electrical energy for lighting in offices and field activities, as well as to operate the port operational equipment.
Perseroan juga menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi kendaraan dinas, memakai kertas untuk berbagai macam tujuan serta refrigerant dari alat pendingin. Berbagai hal tersebut turut berdampak terhadap lingkunganbaik menambah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) atau emisi karbon (CO2) di atmosfer dan emisi gas perusak ozon yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
The Company also uses fuel (BBM) for vehicles, uses paper for various purposes, and refrigerant for coolers. These have an impact on the environment in terms of Higher Greenhouse Gases (GHG) or carbon emissions (CO2) in the atmosphere and the emissions of ozone-depleting gases that cause global warming.
Upaya-upaya IPC Untuk Perlindungan Lingkungan Sejalan dengan meningkatnya kesadaran terhadap perbaikan mutu lingkungan, IPC memberikan perhatian pada dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa Perseroan. Kinerja lingkungan menjadi bagian penting dari pencapaian kinerja Perseroan secara keseluruhan. Untuk mencapai kinerja lingkungan yang baik diperlukan komitmen seluruh komponen Perseroan untuk melakukan pendekatan yang sistematis dan penyempurnaan yang berkelanjutan dalam suatu sistem manajemen lingkungan.
IPC Efforts for Environmental Preservation In line with the increasing awareness of environmental quality improvement, IPC pays more attention to the environmental impact of its activities, products and services. Environmental performance has become a crucial part in achieving the Company’s overall performance. To achieve excellent environmental it requires the commitment of all the Company’s components to undertake a systematic approach and continuous improvement in an environmental management system.
Sebagai bentuk komitmen IPC dalam menjalankan seluruh kegiatan operasi yang berwawasan lingkungan, PT Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan salah satu anak perusahaan di bawah manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) telah menerapkan sistem manajemen bersertifikasi internasional yaitu Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 pada area Terminal Operasi III, Kantor Cabang Pelabuhan Tanjung Priok, Reception Facilities (RF) dan Terminal Penumpang.
As a realization of IPC commitment to running operational activities that are environmentally sound, PT Pelabuhan Tanjung Priok, a subsidiary company under the management of PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), has implemented an internationally certified management system which is Environmental Management System ISO 14001:2004 in the area of Operations Terminal III, Branch Office of Tanjung Priok Port, Reception Facilities (RF), and Passenger Terminal.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
139
140
Terkait upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, PT Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya Terminal Operasi III, dan Mitra Bongkar Muat di Terminal Operasi III telah melakukan kerja sama dalam bentuk “Safety & Environment Forum” sebagai media komunikasi dan implementasi Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).
Related to the efforts for sustainable environmental management, PT Pelabuhan Tanjung Priok, particularly Operation Terminal III, and Mitra Bongkar Muat at Operation Terminal III have been cooperating in “Safety & Environment Forum” as a communication media and have implemented Occupational Health, Safety and Environment Management System (SMK3L).
Secara rutin, di wilayah PT Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan pemantauan lingkungan dengan pengambilan sampel air dan udara ambien untuk memastikan bahwa parameter lingkungan sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan sesuai peraturan lingkungan hidup.
Routinely, within its operational areas, PT Pelabuhan Tanjung Priok conducts environmental monitoring by taking water and air ambient samples to ensure that the environmental parameters are in accordance with the quality standards required in Environmental Document and are in compliance with the environmental regulations.
Upaya pengendalian pencemaran udara, air dan limbah antara lain dengan melakukan penghijauan penanaman pohon, meminimalisir limbah dari kegiatan bongkar muat, memaksimalkan pengoperasian road sweeper untuk penyapuan debu di badan jalan, pengoperasian kapal dan perahu penangkap sampah di wilayah kolam pelabuhan dan penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL) yang telah memiliki ijin pengoperasian dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Efforts to control air, water and waste pollutions are made among others by carrying out tree planting program, minimizing waste from loading and unloading activities, maximizing the operation of road sweeper to sweep dusts on the road, the operation of ships and boats to collect garbage in the port basin and the construction of Domestic Waste Treatment Plant (IPAL) which has obtained an operating license from the Ministry of Environment.
Konsumsi Energi Penggunaan energi dalam jumlah yang substansial dalam aktivitas operasional Perseroan adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan konsumsi listrik. Perseroan berupaya menggunakan sumber-sumber energi secara efisien dengan berupaya menyiapkan sistem, sarana dan prasarana serta sumber daya lainnya yang mendorong IPC menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Salah satu strategi Perseroan untuk menekan biaya operasional terkait konsumsi listrik sekaligus meningkatkan sumber pendapatan adalah menjalin sinergi dengan PT Haleyora Power, anak perusahaan PT PLN (Persero), untuk mendirikan PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) sebagai penyedia pasokan energi listrik untuk kawasan pelabuhan dan sekitarnya.
Energy Consumption The use of energy in a substantial amount in the Company’s operational activities includes fuel (BBM) and electricity consumption. The Company strives to use energy resources efficiently by preparing the system, facilities, infrastructure, and other resources to support IPC to become an environmentally friendly company. One of the Company’s strategies to reduce operating costs related to electricity consumption as well as to increase revenue is to establish a synergy with PT Haleyora Power, a subsidiary of PT PLN (Persero), to establish PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) as a electricity supply provider for the port and its surrounding areas.
Data konsumsi BBM untuk aktivitas operasional di IPC (Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan) tahun 2014 dan perbandingannya dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Fuel consumption data for operational activities in IPC (Head Office and Branch Ports) in 2014 and its comparison with the year 2013 are as follows:
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Tabel: Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) [G4-EN3]
Table: Fuel Consumption [G4-EN3]
2014
2013
Jenis BBM
Liter
Kilo Joule (kj)
Liter
Kilo Joule (kj)
Fuel Types
Bensin
1.811
62.174.817,36
1.305
44.802.946,80
Gasoline
Jumlah
1.811
62.174.817,36
1.305
44.802.946,80
Total
Catatan: • Data konsumsi BBM adalah untuk kendaraan operasional dan genset di PT Pelabuhan Tanjung Priok. • Data tahun 2013 dimulai dari bulan Juli-Desember. • BBM jenis bensin termasuk konsumsi Pertamax dan Premium. Untuk memudahkan perhitungan diambil nilai kalori Pertamax saja. • Nilai kalori Pertamax = 20.500 BTU/lb = 47.683.005,98 Joule/kg, 1 liter Pertamax = 0,72 kg = 0,72x47.683.005,98= 34.331.764,30 J (Joule) = 34.331,76 kJ. • Referensi konversi : http://www.endmemo.com/sconvert/j_kgbtu_lb.php http://www.pengetahuanlengkap.com/2015/01/nilai-kalori-bahan-bakar.html
Note: • Data is fuel consumption for operational vehicles and generators at PT Pelabuhan Tanjung Priok. • Data in 2013 started from July to December. • Gasoline including consumption of Pertamax (RON92) and Premium (RON88). To simplify the conversion calculation,it is determined to using the calorific value of Pertamax only. • Calorific value of Pertamax (RON92) = 20,500 BTU/lb = 47,683,005.98 Joule/kg, 1 liter of Pertamax = 0.72 kg = 0,72x47.683.005,98 = 34,331,764.30 J (Joule) = 34,331.76 kJ , • Convertion reference: http://www.endmemo.com/sconvert/j_kgbtu_lb.php http://www.pengetahuanlengkap.com/2015/01/nilai-kalori-bahan-bakar.html
Sedangkan konsumsi daya listrik di Kantor Pusat dan Cabang adalah sebagai berikut:
Whereas the electricity consumptions at Head Office and Branches are as follows:
Tabel: Konsumsi Listrik Kantor Pusat dan Cabang [G4-EN3]
Table: Electricity Consumption at Head Office and Branches [G4-EN3]
2014
2013
Kwh (Kilo watt hour)
Juta Joule (kj) million Joule
Kwh (Kilo watt hour)
Juta Joule (kj) million Joule
4.344.737
15.641.053,2
2.038.822
7.339.759,2
Catatan: • Data konsumsi listrik adalah pada Kantor Pusat dan PT Pelabuhan Tanjung Priok. • Konversi KWh ke Joule: 1kWh = 3.600.000 J = 3,6x106J = 3,6MJ (Referensi:http://www.rapidtables.com/convert/energy/kWh_to_Joule.htm)
Note: • Electricity consumption data is at Head Office and PT Pelabuhan Tanjung Priok. • Conversion of KWh to Joule: 1kWh = 3.600.000 J = 3,6x106J = 3,6MJ (Reference:http://www.rapidtables.com/convert/energy/kWh_to_Joule.htm)
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Air Kebutuhan suplai air bersih di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagian besar diperoleh dari fasilitas pengelolaan air bersih dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yaitu sistem instalasi pemurnian air laut untuk didestilasi menjadi air bersih yang digunakan untuk kebutuhan non konsumsi seperti untuk toilet/kamar mandi dan penunjang operasional pelabuhan lainnya serta untuk memasok kebutuhan air untuk kapal.
Efficient Use of Water Resources The need for clean water supply at Head Office and Branch Office of Tanjung Priok Port is mostly obtained from clean water management facility with Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) technology, which is a purification installation system for sea water to be distilled into clean water to be further used for non-consumption purposes, such as for toilet/shower, other port operational supports, and water supply for the ships.
Water Treatment Plant (WTP) berada di dalam area Pelabuhan Tanjung Priok dengan 2 unit instalasi SWRO dengan kapasitas masing-masing sebesar 1.000 ton/hari dan 500 ton/hari dengan didukung oleh 4 unit Pump House yang dilengkapi dengan reservoir pada masing Pump House.
The Water Treatment Plant (WTP) is located within Tanjung Priok Port area with 2 units of SWRO plants with a capacity of each of 1,000 tons/day and 500 tons/day, supported by 4 units of Pump House which are equipped with a reservoir in each Pump House.
Perseroan meyakini bahwa inisiatif pemurnian air laut untuk mendukung kebutuhan air bersih memberikan kontribusi pada perlindungan dan pelestarian sumber daya air. Namun hingga saat ini suplai air dari Perusahaan Air Minum (PAM) tetap terhubung dengan instalasi
The Company believes that the sea water purification initiative to meet the need for clean water contributes to the protection and preservation of water resources. However, until now the water supply from Drinking Water Company (PAM) remains connected with the water pipelines at
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
141
jaringan pipa air bersih di dalam pelabuhan untuk menjaga keseimbangan suplai air bersih khususnya untuk kebutuhan komersial apabila terjadi kerusakan maupun keterbatasan suplai akibat kendala teknis.
142
port to maintain clean water supply stability, particularly for commercial needs in case of supply disruption or restriction due to technical constraints.
Gambar1 : SWRO Pre-Treatment Figure 1: SWRO Pre-Treatment
Gambar2 : SWRO Kapasitas 500 m3/hari Figure 2. SWRO Capacity 500 m3/day
Gambar 3. SWRO Kapasitas 1.000 m3/hari Figure 3. SWRO Capacity 1.000 m3/day
Gambar 4. Diagram Alir Jaringan Suplai Air Bersih di Pelabuhan Tanjung Priok Figure 4. Flow of Water Supply Network in Tanjung Priok
Perseroan tidak mengambil air dari sumber air tanah sehingga tidak mempengaruhi lingkungan dengan menurunkan tinggi muka air, mengurangi volume air yang tersedia untuk digunakan, atau mengubah kemampuan ekosistem dalam menjalankan fungsinya. [G4-EN9]
The Company does not use ground water so it has no impact on the environment by lowering the water level, reducing the volume of water available for use, or changing the ecosystem’s ability to perform its functions. [G4-EN9]
Pada prinsipnya, Perseroan ingin menggunakan air secara bijaksana. Sebagai upaya sosialisasi gerakan efisiensi, dilakukan pemasangan stiker di setiap lokasi strategis berisi himbauan untuk menggunakan air dan listrik secara efektif dan efisien.
Principally, the Company would like to use water wisely to socialize efficiency effort, by placing sticker on every strategic location encouraging the effective and efficient use of water and electricity.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Tabel: Jumlah Pemakaian Air di Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan [G4-EN8][G4-EN10]
Table: Total Usage of Water at Head Office and Port Branches [G4-EN8][G4-EN10]
2014 Volume pemurnian air laut (m3)
2013 -
-
Piped water (m3)
123.617
176.848
Sea Water Purification (m3)
Volume air dari PAM (m3)
Pengendalian Emisi Kami menyadari bahwa kegiatan operasional kami secara tidak langsung ikut menyumbangkan emisi karbondioksida (CO2) terutama akibat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasional dan aktivitas kendaraan angkutan di area pelabuhan. Oleh karena itu, walaupun belum ada data perhitungan mengenai jumlah pengurangan emisi CO2, Perseroan melakukan beberapa inisiatif yang secara langsung berdampak pada pengurangan emisi gas buang seperti kegiatan uji emisi untuk kendaraan operasional secara berkala dan melakukan perbaikan yang diperlukan agar mesin kendaraan tetap bekerja dengan pembakaran sempurna. [G4-EN19]
Emissions Control We realize that our operations indirectly contribute to the emission of carbon dioxide (CO2) mainly due to the use of fuel (BBM) for operational vehicles and freight vehicles at the port. Therefore, although there is no calculation data of the reduced amount of CO2 emissions, the Company has launched several initiatives that have a direct impact on emissions reduction, such as emission test for operational vehicles on a regular basis and necessary maintenance so that the vehicle engines keep working with perfect combustion. [G4-EN19]
Sumber emisi gas rumah kaca (GRK) paling utama adalah pembakaran bahan bakar. Jenis GRK utama hasil pembakaran bahan bakar adalah karbon dioksida (CO2), Metana (CH4) dan N2O. Emisi GRK langsung (cakupan 1) yang berasal dari kegiatan Perseroan diambil dari data konsumsi BBM selama satu tahun berdasarkan data sebagai berikut:
The main source of greenhouse gas (GHG) emission is fuel combustion. The main GHG types generated from fuel combustion are carbon dioxide (CO2), Methane (CH4) and N2O. Direct GHG emissions (scope 1) generated from the Company’s activities are taken from fuel consumption data for one year based on the following data:
Bahan Bakar Premium
Pemakaian Consumption (liter) (a)
Nilai Kalor Calorific (b)
1.811
33x10-6 TJ/liter
Nilai Kalor Calorific (b) 59,763x10-3 TJ/year
Faktor Emisi Default IPCC 2006 sumber bergerak (ton/GJ) CO2
CH4
N2O
69.300
33
3,2
Fuel Types
Gasoline
Catatan Data dari Kantor Pusat dan PT Pelabuhan Tanjung Priok: • Premium termasuk Pertamax dan Premium. • Referensi: Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional – Buku II - Volume 1 Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Pengadaan dan Penggunaan Energi – Kementerian Lingkungan Hidup 2012, halaman 12. • Emisi hasil pembakaran bahan bakar = Emisi GRK [kg/tahun] = Pemakaian Energi [TJ/thn] x Faktor Emisi [kg/TJ].
Note: Data from Head Office and PT Pelabuhan Tanjung Priok: • Premium includes Pertamax (RON92) and Premium (RON88) gasoline. • Reference: Implementation Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories - Book II - Volume 1 Calculation Methodology of Greenhouse Gas Emissions Level Procurement and Energy Use Activities - Ministry of Environment, 2012, page 12. • Fuel combustion emissions = GHG emissions [kg/year] = Energy consumption [TJ/yr] x emission factor [kg/TJ].
Maka diperoleh hasil sebagai emisi GRK langsung sebagai berikut:[G4-EN15]
So that the calculated direct GHG emissions are as follows: [G4-EN15]
Faktor Emisi Default IPCC 2006 sumber bergerak (ton/GJ) CO2
CH4
N2O
Jumlah Total (kg/year)
Premium
4.141,58
1,97
0,19
4.143,74
Premium Gasoline
Jumlah
4.141,58
1,97
0,19
4.143,74
Total
Bahan Bakar
Catatan: Data konsumsi BBM Kantor Pusat dan PT Pelabuhan Tanjung Priok.
Fuel Types
Note: Fuel consumption data from Head Office and PT Pelabuhan Tanjung Priok.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
143
Sedangkan sumber emisi GRK tidak langsung (cakupan 2) yang berasal dari energi dari luar diambil dari data konsumsi listrik (dalam kWh) per tahun dengan faktor konversi 0,891 kg/kWh (Surat Menteri ESDM no. 3783/21/600.5/2008) dengan hasil sebagai berikut:[G4-EN16]
Whereas the source of indirect GHG emissions (scope 2) generated from outside energy are taken from the electricity consumption data (in kWh) per year with a conversion factor of 0.891 kg / kWh (Letter of the Minister of Energy and Mineral Resources no. 3783/21/600.5/2008) with the following results: [G4-EN16] Jumlah Emisi (Kg/thn) Emision (Kg/year) (Total konsumsi listrik x 0,891 kg/kWh) (Total electricity consumption x 0.891 kg/kWh)
Konsumsi Listrik 2014 (kWh) Electricity Consumption in 2014 (kWh)
4.344.737
144
3.871.160.667
Catatan: • Data konsumsi listrik Kantor Pusat dan Cabang Pelabuhan. • Referensi: https://randyismail.wordpress.com/2010/11/27/cara-mudah-hitungemisi-karbon/
Note: • Electricity consumption data at Head Office and Port Branches. • Reference: https://randyismail.wordpress.com/2010/11/27/cara-mudahhitung-emisi-karbon/
Saat ini Perseroan tidak memiliki data emisi bruto GRK tidak langsung lainnya (cakupan 3) yang bersumber dari aktivitas Perseroan namun berasal dari sumber yang tidak dimiliki atau dikontrol oleh Perseroan seperti bahan bakar dalam kendaraan (termasuk kendaraan angkutan) yang tidak dimiliki atau dikontrol oleh Perseroan.[G4-EN17]
The Company currently has no data of other indirect GHG gross emissions (scope 3) generated from the Company’s activities but come from sources that are not owned or controlled by the Company, such as fuel in vehicles (including transport vehicles) that are not owned or controlled by the Company. [G4-EN17]
Sebagai upaya mengurangi emisi bahan perusak ozon, Perseroan berkomitmen untuk tidak menggunakan sistem pendingin udara yang menggunakan material pendingin CFC R22 yang dapat merusak ozon dan merupakan gas rumah kaca. Pendingin udara pada gedung baru telah menggunakan refrigerant non-CFC R410 yang bersifat “ozone free”, tidak merusak lapisan ozon bila terlepas ke udara. Secara bertahap, alat pendingin udara di Container Office di lapangan juga beralih ke refrigerant non-CFC R410. Selain tidak merusak ozon, keunggulan R410 adalah mempunyai Coefficient of Performance (COP) tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan R22. COP yang tinggi mengindikasikan efek pendinginan yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan energi yang dikonsumsi sehingga lebih efisien. [G4-EN20]
In an effort to reduce emissions of ozone depleting substances, the Company is committed not to use air conditioning systems that use CFC R22 refrigerant which is a greenhouse gas that can deplete the ozone. Air conditioning in the new building have been using nonCFC R410 refrigerant which is “ozone free”, not depleting ozone layer when released into the air. Gradually, air conditioning in Container Office in the field will also be switched to non-CFC R410 refrigerant. In addition to not deplete the ozone, R410 advantage is having three times higher Coefficient of Performance (COP) than R22. High COP indicates the produced cooling effect is higher than the consumed energy making it more efficient. [G4-EN20]
Pengelolaan Limbah Kegiatan operasional kantor sehari-hari tentu menghasilkan limbah domestik. Kantor Pusat Perseroan dan PT Pelabuhan Tanjung Priok telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas masingmasing sebesar 50 m3 sehingga air yang dibuang ke badan air sudah memenuhi baku mutu sebagaimana yang dipersyaratkan.
Waste management Daily office activities surely generate domestic waste. Head Office of the Company and PT Pelabuhan Tanjung Priok has a Waste Treatment Plant (IPAL) with a capacity of each of 50 m3 so that the water discharged into water bodies already meets the required quality standard.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
Gambar 5. SKEMA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) Figure 5. SCHEMATIC INSTALLATION OF WASTE WATER TREATMENT PLANT (WWTP)
BAK EQUALIZATION
BIO REAKTOR BAK EFLUENT
BAK INDIKATOR HIDUP
BAK KONTROL
Untuk pengelolaan limbah B3 padat yang dihasilkan perkantoran, PT Pelabuhan Tanjung Priok telah membangun fasilitas Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang berlokasi di wilayah Reception Facilites dan sedang dilakukan pengurusan ijin pengumpulan limbah B3 padat tersebut. Sedangkan limbah kertas bekas dokumen dan limbah IT diserahkan kepada pihak ketiga. Kami tidak menghitung secara pasti dan tidak memiliki data mengenai berapa volume limbah yang dibuang setiap bulannya. [G4EN22][G4-EN23]
To manage solid B3 waste generated by the offices, PT Pelabuhan Tanjung Priok has built a Temporary Storage Place (TPS) located in Reception Facilites and is currently obtaining a permit for solid B3 waste collection. As for the used document papers and IT wastes are outsourced to third parties. We do not have exact calculation and data on the volume of month disposed wastes. [G4-EN22][G4EN23]
IPC telah memulai inisiatif untuk mengelola limbah dari kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan melalui fasilitas pengangkutan dan pengumpulan sementara limbah berbahaya dan beracun (B3) yang berasal dari kegiatan kapal yang disebut Reception Facilities (RF). Mengenai kegiatan RF disajikan pada bagian akhir dari segmen Kinerja Lingkungan ini.
IPC has initiated management of wastes from ships docked at the port with transportation facility and temporary collection of toxic and hazardous waste (B3) generated from ships activities called Reception Facilities (RF). RF activities are presented at the end of this Environmental Performance segment.
Kepatuhan Perseroan senantiasa menunjukkan komitmen tinggi dalam upaya pelestarian lingkungan termasuk dengan cara mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang lingkungan. Perseroan berusaha melaksanakan kegiatan operasional dengan mematuhi semua ketentuan yang berlaku termasuk peraturan mengenai lingkungan hidup.
Compliance The Company has always demonstrated a high commitment in efforts to environment preservation, including by complying with the applicable laws and regulations in environmental aspect. The Company strives to perform its operations in compliance with all applicable regulations, including environmental regulations.
Pada akhir tahun 2014, Perseroan mendapat sanksi administratif untuk pelabuhan cabang Cirebon dari Kementerian Lingkungan Hidup agar melakukan kewajiban perubahan dokumen lingkungan dan membuat izin lingkungan. Pelabuhan Cirebon dianggap telah
At the end of 2014, administrative sanction was imposed on the Company for Cirebon branch port by the Ministry of Environment to conduct obligation of environmental document amendment and to obtain environmental permit. Cirebon Port is considered to have breached
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
145
melakukan pelanggaran dalam dokumen lingkungan AMDAL karena tidak mencantumkan perubahan penambahan bongkar muat dan penyimpanan batubara. Dari terbitnya surat keputusan tersebut, pihak pelabuhan cabang Cirebon berkoordinasi dan meminta arahan untuk membuat addendum AMDAL kepada Kementerian Lingkungan Hidup. Hingga saat ini Perseroan masih berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memutakhirkan dokumen lingkungan berupa pembuatan Surat Rekomendasi UKL/UPL untuk prasyarat diterbitkannya ijin operasional. [G4-EN29]
AMDAL document because it does not include the addition of coal loading and unloading and storage. Following up on the decree, Cirebon branch port has coordinated and requested a direction to prepare an addendum to AMDAL from the Ministry of Environment. Until now the Company has been coordinating with the Ministry of Environment to update the environmental document by preparing Recommendation Letter of UKL/UPL as a requirement to obtain the operations permit. [G4-EN29]
Terkait Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2012 tentang ijin Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Domumen Lingkungan Hidup, Seluruh pelabuhan IPC telah memiliki dokumen AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) sebagai berikut:
Pertaining to Government Regulation (PP) No. 27 of 2012 concerning Environmental Permit and Regulation of the Minister of Environment No. 16 of 2012 concerning Preparation of Environmental Domument, all IPC ports have obtained AMDAL (Environmental Impact Assessment) as follows:
Cabang Pelabuhan Port Branches
146
Nomor Dokumen Document Number
Tanjung Priok
Studi Evaluasi Lingkungan (SEL ) Tahun 1991 SK 1/LT.504/Phb Tahun 1995 Kep.Men LH No.31 Tahun 2004
Panjang
51/KOMDAL/II.04/2008
Teluk Bayur
No. 543 Tahun 2009
Banten
15/CWD-AMDAL Tahun 2008
Palembang
SK.17/LT.504/PHB-96
Pontianak
SK.18/LT.504/PHB-96 BLH Kab.Sambas No.13 Thn 2011 Kep. Kepala BLHD Kal-Bar No.02 Thn 2011 Kep. Kepala BLHD Kal-Bar No.03 Thn 2011
Cirebon
SK.2/LT.504/PHB-96
Bengkulu
SK.28/LT.504/PHB-97
Pangkal Balam
Kep.Gubernur Kep. Bangka Belitung No. 188.44/387.E/BLHD/2009
Sunda Kelapa
SK.24/LT.504/PHB-97
Jambi
SK.10/LT.504/PHB-99 287/Kep.Gub/BLHD/2010
Tanjung Pandan
SK.4/LT.504/PHB-96
Bojonegara
No. 126 Tahun 2011
Pelabuhan Berwawasan Lingkungan
Environmentally Sound Ports
Aspek kelayakan lingkungan yang memperhatikan daya dukung lingkungan harus menjadi dasar dalam penentuan lokasi, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan. Namun seringkali masalah-masalah lingkungan muncul sebagai dampak dari kegiatan pada pelabuhan yang telah beroperasi. Masalah lingkungan yang paling utama berasal dari hal-hal sebagai berikut: 1. Pembuangan limbah kapal seperti air limbah (waste water) bekas air ballast, oli bekas, minyak bekas dan sampah padat (solid waste). Limbah-limbah tersebut sering kali dibuang secara ilegal di perairan sekitar pelabuhan.
Environmental feasibility aspect that takes into account the environment supporting capacity should be the basis in determining the location, construction and operation of the port. But often the environmental problems arise as a result of activities at the operating port. The main environmental problems may arise from the followings: 1. Ship waste disposal, such as waste water, used ballast water, used lubricant, used oil and solid waste. These wastes are often dumped illegally in the port surrounding waters.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
2. Kecelakaan yang terjadi pada kapal-kapal atau fuel tank storage yang berakibat terjadi tumpahan atau ceceran minyak (oil spill), bahan bakar atau oli. 3. Penanganan dan penyimpanan kargo sebelum dimuat ke kapal atau setelah dibongkar dari kapal. 4. Pemeliharaan kapal. 5. Pengangkutan oli, bahan bakar dan minyak mentah.
2. Ships or fuel storage tank accidents that cause spills of oil, fuel or lubricant. 3. Handling and storage of cargo before loaded onto ships or after unloaded from ships. 4. Ships maintenance. 5. Transportation of lubricant, fuel, and crude oil.
Bila tidak ditangani dengan benar, lah-hal tersebut dapat berkembang menjadi masalah lingkungan seperti pencemaran (air, udara dan tanah), kebisingan dan keselamatan kerja, polusi bau, debu, dan degradasi kualitas lingkungan hidup, kekeruhan dan pencemaran perairan yang berdampak pada keanekaragaman hayati perairan.
If not handled properly, the above issues can develop into environmental problems, such as pollution (water, air and soil), noise and occupational safety, odor pollution, dust, and degradation of environmental quality, turbidity and water pollution that have impact on waters biodiversity.
Eco-Green Port Sejak tahun 2011, IPC telah berkomitmen untuk menerapkan konsep eco-green port di semua cabang pelabuhannya, yang dimulai pertama kali dari Pelabuhan Tanjung Priok. Eco-green port merupakan konsep operasional pelabuhan berwawasan lingkungan. IPC bertekad untuk mencapai standar yang setara dengan pelabuhan-pelabuhan kelas dunia lainnya yang selain menyelenggarakan kegiatan operasional pelabuhan, juga dapat menjadi daerah tujuan wisata bahari yang menarik.
Eco-Green Port Since 2011, IPC has committed to implementation of the eco-green port concept in all its branch ports, which was initiated at Tanjung Priok Port. Eco-green port is a concept of environmentally sound port operations. IPC is determined to achieve the standards equivalent to the other world-class ports that in addition to conducting port operations, they can also become attractive maritime tourism destination.
Konsep eco-green port pada dasarnya adalah upaya untuk melindungi lingkungan dan komunitas sekitar pelabuhan dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasional pelabuhan. Diharapkan, dengan penerapan eco-green port, pelabuhan sebagai kawasan ekonomi yang melakukan aktivitas bongkar muat barang dan tempat singgah kapalkapal angkut dapat dikondisikan menjadi pelabuhan berwawasan lingkungan yang nyaman bagi pemangku kepentingan, masyarakat umum maupun komunitas yang berada di sekitar pelabuhan.
The eco-green port concept is essentially an effort to protect the port’s surrounding environment and community from negative impact caused by the port operations. It is expected that with the eco-green port implementation, the port as an economic district that conducts cargo loading and unloading and transportation ships transit can be conditioned into an environmentally sound and convenient port for the stakeholders, the public, and the port’s surrounding community.
Pelabuhan berwawasan lingkungan memiliki karakteristik antara lain; (a) dalam pelaksanaan kegiatannya, baik saat pembangunan maupun operasional, tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup, (b) memelihara keindahan lingkungan sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman, (c) mengurangi emisi udara akibat aktivitas peralatan bergerak maupun tidak bergerak, (d) mengendalikan pembuangan bahan pencemar di pelabuhan (oli, minyak, bahan kimia, sampah), dan (e) memperhatikan konservasi energi dalam merancang dermaga pelabuhan dan pembangunan fasilitas lainnya.
Environmentally sound port has several characteristics, among others: (a) in its activities, during construction and operations, always preserves the environmental sustainability, (b) maintains the beauty of the environment that creates a sense of security and comfort, (c) reduces air emissions generated from the moveable nonmoveable equipment, (d) controls pollutant disposal at the port (lubricant, oil, chemicals, garbage), and (e) pays attention to energy conservation in designing the port and developing other facilities.
Reception Facilities Menurut standar internasional dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setiap pelabuhan harus memiliki fasilitas pengumpulan dan penyimpanan limbah berbahaya dan beracun yang berasal dari kegiatan kapal. Fasilitas ini dikenal sebagai Reception Facilities (RF).
Reception Facilities According to the international standards and the applicable laws and regulations in Indonesia, each port must have facilities to collect and storage the hazardous and toxic wastes generated from the ships activities. These facilities are known as Reception Facilities (RF).
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
147
148
Pengadaan fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan merupakan bagian dari pelaksanaan Konvensi Internasional tahun 1973 tentang pencegahan pencemaran dari kapalkapal yang telah dimodifikasi oleh Protokol 1978 yang terkait dengan MARPOL 1973 jo 1978 (yang selanjutnya disebut MARPOL 73/78). MARPOL 73/78 telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1986 tanggal 9 September 1986. MARPOL 73/78 mempersyaratkan kepada setiap negara yang termasuk dalam konvensi ini untuk menyediakan fasilitas pengelolaan yang memadai di pelabuhan tanpa menyebabkan penundaan pelayaran.
Procurement of waste management facilities at port is part of implementation of International Convention of 1973 concerning prevention of pollution from ships which was modified by Protocol of 1978 related to MARPOL 1973 jo 1978 (hereinafter referred to as MARPOL 73/78). MARPOL 73/78 was ratified by the Government of Indonesia with Presidential Decree No. 46 of 1986 dated September 9, 1986. MARPOL 73/78 requires each country joining the convention to provide adequate management facility at the port without causing shipping delays.
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan RF adalah Undang Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim, serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan.
Laws and regulations related to RF are Act (UU) No. 32 of 2009 concerning Environmental Protection, Government Regulation No. 21 of 2010 concerning Maritime Environmental Protection, Regulation of the Ministry of Transportation No. PM 29 of 2014 concerning Prevention of Maritime Environmental Pollution, and Regulation of the Minister of Environment No. 05 of 2009 concerning Waste Management at Port.
Pada dasarnya, RF merupakan fasilitas yang wajib ada dan disediakan oleh operator pelabuhan, karena setiap kapal yang melakukan kegiatan pelayaran pasti menghasilkan limbah. Limbah dari kapal dapat berupa limbah cair (sludge oil, oli pelumas bekas kapal, minyak kotor dan sebagainya) dan limbah padat (sisa-sisa sampah crew). Meskipun kapal-kapal tersebut berlayar bebas tetapi peraturan internasional melarang pembuangan limbah sembarangan di laut. Setiap kapal hanya boleh membuang limbahnya di pelabuhan untuk ditangani oleh operator pelabuhan melalui RF agar limbah tersebut tidak membahayakan lingkungan maupun manusia.
Basically, the RF are required facilies that must be provided by the port operator, because every ship surely generates wastes. Waste from ships can be in form of liquid wastes (sludge oil, used ship lubricant, dirty oil, and so forth) and solid wastes (crew leftovers). Although the ships are sailing free but international regulations prohibit the indiscreet wastes disposal to the sea. Each ship may only dispose its wastes at the port to be handled by the port operator through RF so that the wastes will not harm the environment and humans.
Pelabuhan Tanjung Priok sejak lama telah memiliki fasilitas RF. Di wilayah kerja Pelabuhan Tanjung Priok, pengoperasian fasilitas RF ditangani oleh Divisi Properti. RF juga menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengambilan atau pengumpulan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari kapal. RF memisahkan antara limbah dari pemakaian dari ruang mesin kapal dengan sampah akibat kegiatan kru kapal dimana penanganan sampah kapal bekerja sama dengan operator sampah, sedangkan. Selain itu, terdapat limbah air kotor yang saat ini belum siap fasilitas penanganannya.
Tanjung Priok Port has developed RF for a long time. In the working area of Tanjung Priok Port, RF operations are handled by Property Division. RF also provide facilities for reception or collection of B3 wastes (hazardous and toxic materials) from ships. RF separates waste resulted from the ship engine room and waste from the crew activities wherein the management of ships wastes is in cooperation with the garbage operator. In addition, there is a sewage; however, its treatment facilities is currently not yet ready.
Limbah yang Dapat Dikelola Klasifikasi limbah yang dapat diserahkan ke RF sesuai dengan klasifikasi limbah menurut MARPOL 73/78. Jika limbah-limbah yang disimpan dan dikumpulkan juga termasuk limbah B3 maka RF tersebut dapat dikategorikan sebagai penyimpan dan pengumpul limbah B3 dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
Manageable Wastes Wastes classification that can be delivered to RF is in line with the wastes classification according to MARPOL 73/78. If the stored and collected wastes are classified as B3 wastes, accordingly the RF can be categorized as B3 wastes storage and collection based on Government Regulation No. 101 of 2014 concerning Management of
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, maka persyaratan sebagai penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 wajib diberlakukan.
Hazardous and Toxic Wastes, then the requirements for B3 wastes storage and collection shall be applied.
RF di pelabuhan dapat menerima limbah dari hasil kegiatan ruang mesin kapal maupun dari kegiatan kru kapal. Umumnya pada kapal-kapal, limbah-limbah tersebut terlebih dahulu sudah dilakukan pemisahan menurut klasifikasinya sebelum diserahkan ke RF di pelabuhan.
RF at port can receive wastes from ship engine room and the crew leftovers. Generally on the ships, these wastes have been sorted according to their classification before being delivered to RF at port.
Dalam penanganan limbah cair, sepanjang tahun 2014 tidak terdapat tumpahan bahan kimia, minyak dan bahan bakar dengan jumlah/volume yang signifikan untuk dilaporkan. [G4-EN24]
In liquid waste treatment, throughout 2014 there were no spills of chemicals, oil and fuel in significant amount/ volume to report. [G4-EN24]
4A Perusahaan Mitra Perusahaan PT Nusaantararindo Abadi Pesona bersama PELINDO II melaksanakan kegiatan pelayanan pengambilan limbah B3 dan Menyerahkan Manifest ke PELINDO II
PT PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO)
Syahbandar Kelas Utama
2
1
3
Agent pelayaran mengajukan permintaan pelayaran kepada RF
RF/PT NAP mengurus 2 suart ijin kepada Syahbandar (Ijin Gerak dan D/M Limbah D3)
Kapal menginformasikan keberadaan limbah kepada agent pelayaran
4 Crew RF melakukan pengambilan limbah ke kakap
Agen Pelayaran
RF melakukan pengambilan limbah B3 kapal dan memberikan bukti pelayaran berupa Sertifilat
8 Truk keluar Pelabuhan menuju perusahaan pengolahan, pemanfaat atau pemusnah limbah B3
5
7
Crew RF membawa limbah ke pangkalan RF
6 Crew RF dan PT NAP melakukan transfer/ pengeluaran limbah dari tongkang ke tempat pengumpulan atau langsung ke mobil tangki
Saat ini SDM RF Pelabuhan Tanjung Priok telah bersertifikat untuk menangani pekerjaannya dan terus ditingkatkan kompetensinya melalui berbagai pelatihan agar mampu mengikuti perkembangan pengolahan limbah dan mengikuti standar keselamatan dalam menangani bahan berbahaya.
Crew RF dan PT NAP melakukan transfer/pengeluaran limbah dari tempat pengumpulan ke truk tangki
Currently HR of RF at Tanjung Priok Port has been certified to handle their works and continues to improve their competence with various trainings in order to be able to keep up with the development of waste treatment and to comply with the safety standards in handling hazardous materials.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
149
Referensi Silang GRI-G4 | GRI-G4 CROSS REFERENCE [G4-32]
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Halaman Page
Strategi dan Analisis G4-1
Strategy and Analysis
Pernyataan dari pembuat keputusan yang paling senior di organisasi (seperti CEO, Pimpinan, atau posisi senior yang setara) tentang relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strategi organisasi untuk menghadapi keberlanjutan.
10, 32, 59
Profil Organisasi G4-3
Statement from the most senior decision maker of the organization (e.g., CEO, chair, or equivalent senior position) about the relevance of sustainability to the organization and its strategy for addressing sustainability Organizational Profile
Nama Organisasi.
4, 22
Name of the organization.
G4-4
Merek, produk, dan/atau layanan utama.
22, 38, 40
Primary brands, products, and/or services.
G4-5
Lokasi kantor pusat organisasi.
4, 22
Location of the organization headquarters.
G4-6
Jumlah negara tempat organisasi beroperasi, dan nama negara tempat organisasi menjalankan operasi yang signifikan maupun yang relevan secara khusus dengan topik keberlanjutan yang dibahas dalam laporan.
22, 42
Report the number of countries where the organization operates, and names of countries where either the organization has significant operations or that are specifically relevant to the sustainability topics covered in the report.
G4-7
Sifat kepemilikan dan badan hukum.
G4-8
Pasar yang dilayani (termasuk pengelompokan geografis, sektor yang dilayani, jenis pelanggan / penerima manfaat).
G4-9
Skala organisasi yang melaporkan a. Jumlah total karyawan; b. Penjualan/Pendapatan Bersih; c. Total kapitalisasi diperinci dalam hutang dan ekuitas; d. Kuantitas produk dan jasa yang diberikan.
G4-10
G4-11
150
GENERAL STANDARD DISCLOSURES
a. Jumlah total karyawan menurut kontrak kerja dan gender. b. Jumlah total karyawan tetap menurut jenis pegawai dan gender. c. Total tenaga kerja menurut pekerja dan pengawas/mandor menurut gender. d. Total tenaga kerja menurut wilayah dan gender. e. Laporkan jika sebagian besar pekerjaan organisasi dilakukan oleh pekerja yang secara hukum dianggap sebagai wirausaha, atau oleh individu selain karyawan atau pengawas/ mandor, termasuk karyawan dan karyawan kontraktor yang diawasi. f. Variasi yang signifikan dalam jumlah pekerjaan (misalnya variasi pekerjaan musiman dalam industri pariwisata atau pertanian).
22
Nature of ownership and legal form.
23, 43
Markets served (including geographic breakdown, sectors served, and types of customers/beneficiaries).
23
Scale of the reporting organization, including: § Total number of employees; § Net sales (for private sector organizations) or net revenues (for public sector organizations); § Total capitalization broken down in terms of debt and equity (for private sector organizations); and § Quantity of products or services provided.
101, 102
a. Total number of employees by employment contract and gender. b. Total number of permanent employees by employment type and gender. c. Total workforce by employees and supervised workers and by gender. d. Total workforce by region and gender. e. Report whether a substantial portion of the organization’s work is performed by workers who are legally recognized as self-employed, or by individuals other than employees or supervised workers, including employees and supervised employees of contractors. f. Report any significant variations in employment numbers (such as seasonal variations in employment in the tourism or agricultural industries).
Prosentase total karyawan yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama.
106
Percentage of total employees covered by collective bargaining agreements.
G4-12
Penjelasan mengenai rantai pasokan organisasi.
40
Describe the organization’s supply chain.
G4-13
Perubahan yang signifikan selama periode pelaporan sehubungan dengan ukuran, struktur, kepemilikan, atau rantai pasokan organisasi, termasuk: a. Perubahan lokasi, atau perubahan di dalam operasi-operasi organisasi, termasuk pembukaan, penutupan, dan ekspansi fasilitas. b. Perubahan dalam stuktur modal saham dan bentuk permodalan lainnya, pemeliharaan, dan perubahan operasi (untuk organisasi sektor swasta). c. Perubahan pada lokasi pemasok, struktur rantai pasokan, atau yang berhubungan dengan pemasok, termasuk pemilihan dan pemutusan hubungan.
7
Significant changes during the reporting period regarding the organization’s size, structure, ownership, or its supply chain, including: Ÿ a. Changes in the location of, or changes in, operations, including facility openings, closings, and expansions. b. Changes in the share capital structure and other capital formation, maintenance, and alteration operations (for private sector organizations). c. Changes in the location of suppliers, the structure of the supply chain, or in relationships with suppliers, including selection and termination
G4-14
Laporkan apakah dan bagaimana pendekatan atau prinsip kehati-hatian dilakukan oleh organisasi.
77, 80, 82
Report whether and how the precautionary approach or principle is addressed by the organization.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Halaman Page
GENERAL STANDARD DISCLOSURES
G4-15
daftar piagam, prinsip-prinsip, atau inisiatif lainnya di bidang ekonomi ekonomi, lingkungan dan sosial, yang dikembangkan secara eksternal, di mana organisasi ikut serta atau memberikan dukungan.
65
List externally developed economic, environmental and social charters, principles, or other initiatives to which the organization subscribes or which it endorses.
G4-16
Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan organisasi advokasi nasional atau internasional di mana organisasi: a. Memegang posisi di badan tata kelola, b. Berpartisipasi dalam proyek atau komite, c. Memberikan pendanaan yang substantif di luar biaya keanggotaan rutin, d. Menganggap keanggotaan itu sebagai strategis.
66
List memberships of associations (such as industry associations) and national or international advocacy organizations in which the organization: a. Holds a position on the governance body Ÿ Participates in projects or committees . b. Provides substantive funding beyond routine membership dues. c. Views membership as strategic.
Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi
Identified Material Aspects and Boundaries
G4-17
a. Daftar semua entitas yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi organisasi atau dokumen lain yang setara. b. Laporkan apabila entitas yang disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi organisasi atau dokumen lain yang setara tidak dicakup dalam laporan.
5, 44
a. List all entities included in the organization’s consolidated financial statements or equivalent documents. b. Report whether any entity included in the organization’s consolidated financial statements or equivalent documents is not covered by the report.
G4-18
a. Jelaskan proses untuk menentukan konten laporan dan Aspek Boundary. a. Jelaskan bagaimana organisasi telah menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan untuk Menentukan Konten Laporan.
7, 8
a. Explain the process for defining the report content and the Aspect Boundaries. b. Explain how the organization has implemented the Reporting Principles for Defining Report Content.
G4-19
Cantumkan semua aspek material yang terindentifikasi dalam proses untuk menentukan konten laporan.
8
G4-20
Untuk setiap aspek material, laporkan aspek boundary dalam organisasi, sebagai berikut: a. Laporkan apakah Aspek tersebut bersifat material di dalam organisasi. b. Jika Aspek tersebut tidak material untuk semua entitas dalam organisasi (seperti yang dijelaskan dalam G4-17), pilih salah satu dari dua pendekatan berikut dan laporkan: - Daftar entitas atau kelompok entitas sebagaimana disebutkan dalam G4-17 di mana Aspek-aspek tersebut tidak menjadi material atau - Daftar entitas atau kelompok entitas yang disebutkan dalam G4-17 di mana Aspekaspek tersebut menjadi material c. Laporkan setiap batasan spesifik terkait dengan Aspek Boundary di dalam organisasi
5, 9
For each material aspect, report the aspect boundary within the organization, as follows: a. Report whether the Aspect is material within the organization. b. If the Aspect is not material for all entities within the organization (as described in G4-17), select one of the following two approaches and report either: - The list of entities or groups of entities included in G4-17 for which the Aspect is not material or - The list of entities or groups of entities included in G4-17 for which the Aspects is material. c. Report any specific limitation regarding the Aspect Boundary within the organization
G4-21
Untuk setiap Aspek Material, laporkan Aspek Boundary di luar organisasi, sebagai berikut: a. Laporkan apakah Aspek tersebut bersifat material di luar organisasi. b. Jika Aspek tersebut adalah material di luar organisasi, identifikasi entitas, kelompok entitas atau elemen di mana Aspek-aspek tersebut menjadi material. Selain itu, jelaskan lokasi geografis di mana Aspek tersebut menjadi material bagi entitas yang teridentifikasi c. Laporkan batasan spesifik terkait dengan Aspek Boundary di luar organisasi
6, 9
For each material Aspect, report the Aspect Boundary outside the organization, as follows: a. Report whether the Aspect is material outside of the organization. b. If the Aspect is material outside of the organization, identify the entities, groups of entities or elements for which the Aspect is material. In addition, describe the geographical location where the Aspect is material for the entities identified. c. Report any specific limitation regarding the Aspect Boundary outside the organization
G4-22
Pengaruh dari pernyataan ulang atas informasi yang diberikan pada laporan sebelumnya dan alasan pernyataan ulang tersebut.
7
Report the effect of any restatements of information provided in previous reports, and the reasons for such restatements.
G4-23
Perubahan yang signifikan dari periode pelaporan sebelumnya pada Cakupan dan Aspek Boundary.
7
Report significant changes from previous reporting periods in the Scope and Aspect Boundaries.
List all the material aspects identified in the process for defining report content.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
151
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Halaman Page
Hubungan Dengan Pemangku Kepentingan
Stakeholder Engagement
G4-24
Daftar kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi.
55
Provide a list of stakeholder groups engaged by the organization.
G4-25
Dasar identifikasi dan pemilihan pemangku kepentingan yang akan dilibatkan.
55
Report the basis for identification and selection of stakeholders with whom to engage.
G4-26
Laporkan pendekatan organisasi dalam hubungan dengan pemangku kepentingan, termasuk frekuensi hubungan menurut jenis dan menurut kelompok pemangku kepentingan, dan sebuah indikasi mengenai apakah terdapat hubungan yang dilakukan secara khusus dalam proses persiapan laporan.
55, 56
Report the organization’s approach to stakeholder engagement, including frequency of engagement by type and by stakeholder group, and an indication of whether any of the engagement was undertaken specifically as part of the report preparation process.
G4-27
Laporkan topik dan permasalahan utama yang pernah diajukan melalui hubungan dengan pemangku kepentingan dan bagaimana organisasi menanggapi topik dan permasalahan utama tersebut, termasuk melalui pelaporan ini. Laporkan kelompok pemangku kepentingan yang pernah mengajukan topik dan permasalahan utama.
55, 56
Report key topics and concerns that have been raised through stakeholder engagement, and how the organization has responded to those key topics and concerns, including through its reporting. Report the stakeholder groups that raised each of the key topics and concerns.
Profil Laporan
Report Profile
G4-28
Periode pelaporan (misalnya tahun fiskal atau tahun kalender) untuk informasi yang diberikan.
4
Reporting period (such as fiscal or calendar year) for information provided.
G4-29
Tanggal laporan sebelumnya yang paling terakhir (jika ada).
4
Date of most recent previous report (if any).
G4-30
Siklus pelaporan (misalnya tahunan, dua tahunan).
G4-31
Berikan kontak yang dapat dihubungi bila ada pertanyaan mengenai laporan atau kontennya.
4 4, 9
Reporting cycle (such as annual, biennial). Provide the contact point for questions regarding the report or its contents.
G4-32
a. Laporkan opsi ‘sesuai’ yang dipilih organisasi. b. Laporkan Indeks Konten GRI untuk opsi yang dipilih. c. Laporkan referensi ke Laporan Assurance eksternal, jika laporan telah dijamin secara eksternal. GRI merekomendasikan penggunaan assurance eksternal, namun hal ini bukan persyaratan agar dapat ‘sesuai’ dengan Pedoman.
4, 5, 150
a. Report the ‘in accordance’ option the organization has chosen. b. Report the GRI Content Index for the chosen option. c. Report the reference to the External Assurance Report, if the report has been externally assured. GRI recommends the use of external assurance but it is not a requirement to be ‘in accordance’ with the Guidelines.
G4-33
a. Laporkan kebijakan organisasi dan praktik yang sedang berjalan sehubungan dengan memperoleh assurance eksternal untuk laporan. b. Jika tidak disertakan dalam laporan assurance yang menyertai laporan keberlanjutan, laporkan cakupan dan dasar assurance eskternal yang diberikan. c. Laporkan hubungan antara organisasi dan penyedia assurance. d. Laporkan apakah badan tata kelola tertinggi atau eksekutif senior terlibat dalam memperoleh assurance untuk laporan keberlanjutan organisasi.
4
a. Report the organization’s policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report. b. If not included in the assurance report accompanying the sustainability report, report the scope and basis of any external assurance provided. c. Report the relationship between the organization and the assurance providers. d. Report whether the highest governance body or senior executives are involved in seeking assurance for the organization’s sustainability report.
Tata Kelola G4-34
Governance Struktur tata kelola organisasi, termasuk komitekomite badan tata kelola tertinggi. Identifikasi komite yang bertanggung jawab dalam pembuatan keputusan terkait dengan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial.
28, 73, 74, 77
Etika dan Integritas G4-56
152
GENERAL STANDARD DISCLOSURES
Report the governance structure of the organization, including committees of the highest governance body. Identify any committees responsible for decisionmaking on economic, environmental and social impacts. Ethics and Integrity
Nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku organisasi seperti pedoman perilaku dan kode etik.
30, 34, 36, 71, 78, 80
Describe the organization’s values, principles, standards and norms of behavior such as codes of conduct and codes of ethics.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS Specific Standard Disclosures
INDIKATOR BERDASARKAN ASPEK
Halaman Page
KATEGORI: EKONOMI
CATEGORY: ECONOMIC
DMA-EC
118
Aspek: Kinerja Ekonomi G4-EC1
Indicators by Aspects
Aspect: Economic Performance
Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan .
120
Direct economic value generated and distributed.
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Aspect: Indirect Economic Impacts
G4-EC7
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan.
123
Development and impact of infrastructure investments and services supported.
G4-EC8
Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak.
122
Significant indirect economic impacts, including the extent of impacts.
KATEGORI: LINGKUNGAN
CATEGORY: ENVIRONMENTAL
Aspek: Energi G4-EN3
Aspect: Energy Konsumsi energi dalam organisasi.
141
Energy consumption within the organization.
G4-EN8
Total pengambilan air berdasarkan sumber.
143
Total water withdrawal by source.
G4-EN9
Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air.
142
Water sources significantly affected by withdrawal of water.
G4-EN10
Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali.
143
Percentage and total volume of water recycled and reused.
G4-EN15
Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung.
143
Direct greenhouse gas (GHG) emissions.
G4-EN16
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung.
144
Energy indirect greenhouse gas (GHG) emissions.
G4-EN17
Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya.
144
Other indirect greenhouse gas (GHG) emissions.
G4-EN18
Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK).
n.r.
Greenhouse gas (GHG) emissions intensity.
G4-EN19
Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
143
Reduction of greenhouse gas (GHG) emissions.
G4-EN20
Emisi bahan perusak ozon (BPO).
144
Emissions of ozone-depleting substances (ODS).
G4-EN21
NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya.
n.r.
NOX, SOX, and other significant air emissions.
Aspek: Air
Aspect: Water
Aspek: Emisi
Aspect: Emissions
Aspek: Efluen dan Limbah
Aspect: Effluents and Waste
G4-EN22
Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
145
Total water discharge by quality and destination.
G4-EN23
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan.
145
3 Total weight of waste by type and disposal method.
G4-EN24
Jumlah dan volume total tumpahan signifikan.
149
Total number and volume of significant spills.
Aspek: Kepatuhan G4-EN29
Aspect: Compliance
Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi Non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undangundang dan peraturan lingkungan.
146
Aspek: Transportasi G4-EN30
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for non-compliance with environmental laws and regulations. Aspect: Transport
Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja.
n.a.
Significant environmental impacts of transporting products and other goods and materials for the organization’s operations, and transporting members of the workforce.
KATEGORI: SOSIAL
CATEGORY: SOCIAL
Sub Kategori: Praktik Kepegawaian dan Kenyamanan Bekerja
Sub-category: Labor Practices and Decent Work
Aspek: Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Aspect: Occupational Health And Safety
G4-LA5
Prosentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja.
136
Percentage of total workforce represented in formal joint management–worker health and safety committees that help monitor and advise on occupational health and safety programs.
G4-LA6
Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender.
n.r.
Type of injury and rates of injury, occupational diseases, lost days, and absenteeism, and total number of workrelated fatalities, by region and by gender.
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
153
INDIKATOR BERDASARKAN ASPEK
Halaman Page
Indicators by Aspects
G4-LA7
Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka.
n.r.
Workers with high incidence or high risk of diseases related to their occupation.
G4-LA8
Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja.
135
Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions.
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
Aspect: Training And Education
G4-LA9
Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan.
108
Average hours of training per year per employee by gender, and by employee category.
G4-LA10
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberkelanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti.
104
Programs for skills management and lifelong learning that support the continued employability of employees and assist them in managing career endings.
G4-LA11
Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan.
100
Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews, by gender and by employee category.
Aspek: Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan G4-LA16
Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
Aspect: Labor Practices Grievance Mecanisms 106
Sub Kategori: Masyarakat
Number of grievances about labor practices filed, addressed, and resolved through formal grievance mechanisms. Sub Category: Society
Aspek: Masyarakat Setempat
Aspect: Local Community
G4-SO1
Prosentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan.
129
Percentage of operations with implemented local community engagement, impact assessments, and development programs.
G4-SO2
Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal.
131
Operations with significant actual or potential negative impacts on local communities.
Aspek: Anti Korupsi
Aspect: Anti-Corruption
G4-SO4
Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi.
82
Communication and training on anti-corruption policies and procedures.
G4-SO5
Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil.
83
Confirmed incidents of corruption and actions taken.
Aspek: Perilaku Anti Persaingan G4-SO7
Aspect: Anti-Competitive Behaviour
Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya.
82
Aspek: Kepatuhan G4-SO8
Aspect: Compliance
Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan.
82
Sub Kategori: Tanggung Jawab atas Produk Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan.
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for non-compliance with laws and regulations. Sub Category: Product Responsibility
Aspek: Pelabelan Produk dan Jasa G4-PR5
Total number of legal actions for anti-competitive behavior, anti-trust, and monopoly practices and their outcomes.
Aspect: Product And Service Labeling 56
Results of surveys measuring customer satisfaction.
n.a. : not applicable n.r. : not reported AR : Annual Report
154
IPC • 2014 Laporan Keberlanjutan • Sustainability Report
LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
2014
2014
2014 LAPORAN KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY REPORT
COMMITTED TO SUSTAINABILITY
COMMITTED TO SUSTAINABILITY
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Jl. Pasoso No. 1, Tanjung Priok Jakarta 14310, Indonesia T. (+6221) 4301080 F. (+6221) 4351225 www.indonesiaport.co.id
www.indonesiaport.co.id