Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
CLUSTERING ASPEK KOGNITIF MAHASISWA TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Danny Kriestanto1), Dini Fakta Sari2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Jl. Raya Janti 143 Karang Jambe, Yogyakarta e-mail: 1)
[email protected], 2)
[email protected] ABSTRAK Kemampuan memahami sebuah aplikasi merupakan hal yang wajib dimiliki, khususnya bagi mahasiswa strata satu. Penggunaan teknologi informasi dan aspek kognitif mahasiswa dinilai memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan seseorang dalam menyerap informasi baru dari lingkungannya sehingga mencapai tingkat kreativitas yang tinggi. Penelitian ini akan menggali kemampuan mahasiswa strata satu, dalam kasus ini adalah mahasiswa jenjang strata satu pada salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa tersebut di dalam enam tahapan aspek kognitif yang dicetuskan oleh Bloom. Walaupun tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan kluster dengan menggunakan metode K-Means, namun akan juga digunakan metode pohon keputusan sebagai bahan perbandingan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat gap yang cukup besar di para mahasiswa dalam hal aspek kognitif. Kata Kunci : Aspek kognitif, data mining, K-Means, Bloom, teknologi informasi, pohon keputusan
A. PENDAHULUAN
Informasi, sehingga mahasiswa di perguruan
1.1. Latar Belakang
tinggi tersebut seharusnya memiliki kemampuan
Peningkatan kebutuhan perusahaan akan
kognitif yang tinggi.
skill seorang tenaga kerja semakin lama
Namun, kondisi mahasiswa di PT. X saat
semakin tinggi. Seorang mahasiswa semakin
ini sangatlah beragam, baik dari sisi daerah asal
dituntut untuk menguasai Teknologi Informasi
mahasiswa maupun kemampuan intelektual
untuk setidaknya dapat bertahan di era yang
yang dimiliki. Jika ditinjau dari sisi kemampuan
semakin global dengan adanya Internet.
akademik, di dalam sebuah kelas dengan jumlah
Kemampuan kognitif untuk menyerap
mahasiswa yang cukup besar dan berkisar
teknologi dan tools berbasis desktop maupun
antara 50 hingga 60 orang, terlihat perbedaan
berbasis Internet sangatlah dibutuhkan untuk
yang sangat signifikan. Jumlah mahasiswa yang
dapat mengikuti perkembangan dunia TI yang
berprestasi
bergerak dengan sangat cepat. Para mahasiswa,
beberapa orang jika dibandingkan kelas yang
terutama dari jurusan Informatika, diwajibkan
lebih kecil.
dari
kelas
tersebut
hanyalah
untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut
Di sisi yang lain, ada kesenjangan yang
dengan cepat untuk dapat bekerja dengan baik
terlihat antara kenyataan dengan hasil analisis
lebih di dunia kerja yang semakin kompetitif.
penelitian
PT.
X
merupakan
sebuah
institusi
pendidikan yang bergerak di bidang Teknologi
dimana
sebelumnya mahasiswa
(Kriestanto,
secara
sekilas
2013) terlihat
berkumpul pada tingkat ketiga (Applying) dari
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
Revisi
Taksonomi
ini
aspek kognitif seorang mahasiswa yang
diangkat bertujuan untuk menggali informasi
memanfaatkan Teknologi Informasi secara
lebih
terus-menerus adalah metode K-Means.
lanjut
Bloom.
mengenai
Penelitian
ISSN : 1907-2430
kondisi
sebaran
mahasiswa PT. X yang sesungguhnya. Penelitian
ini
tentang
mengimplementasikan
metode
2.
Mahasiswa yang memanfaatkan Teknologi
bagaimana
Informasi
secara
terus-menerus
K-Means
dijadikan
objek
penelitian
yang adalah
terhadap pengenalan pola aspek kognitif yang
mahasiswa yang masih aktif kuliah di PT.
terbentuk ketika seorang mahasiswa PT. X
X.
memanfaatkan
Teknologi
secara
Pengambilan data menggunakan kuesioner
terus-menerus, baik di dalam maupun di luar
dengan sampel mahasiswa di dua program studi
lingkungan kampus.
pada perguruan tinggi yang sama, yakni: Teknik
Permasalahan
Informasi
yang
dibahas
pada
Informatika,
dan
Sistem
Informasi,
penelitian ini adalah bagaimana membangun
dilakukan secara acak.
sebuah sistem komputer yang mampu menggali
B. METODE PENELITIAN
informasi
mengenai
2.1. Tinjauan Pustaka
terbentuk
ketika
memanfaatkan
aspek
kognitif
seorang
Teknologi
yang
mahasiswa
Informasi
secara
Churches
(2010)
menganalogikan
secara
dan
terperinci
penggunaan
teknologi
terus-menerus.
informasi dalam proses pembelajaran. Fokus
1.2. Tujuan Penelitian
utama Churches terdapat pada aspek kognitif,
Penelitian ini memiliki tujuan:
meski secara tidak langsung juga mencakup
a.
Merancang sistem komputerisasi agar
aspek afektif dan aspek psikomotorik, seperti
dapat memberikan informasi data secara
yang dijabarkan oleh Bloom pada tahun 1956.
cepat, lengkap dan akurat. b.
c.
Penelitian Nachmias (2000) menemukan
Mengaplikasikan metode K-Means dan
penggunaan
merancang
dapat
siswa usia sekolah menemukan bahwa sebagian
melakukan tugas dalam melakukan proses
besar waktu penggunaan Teknologi Informasi
pengenalan pola untuk aspek kognitif
dilakukan oleh anak laki-laki jika dibandingkan
seorang mahasiswa yang memanfaatkan
dengan anak perempuan. Dengan demikian,
Teknologi Informasi secara terus-menerus.
akan mempengaruhi aspek kognitif pada anak
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan
laki-laki dan anak perempuan. Nachmias juga
Teknologi Informasi terhadap kemampuan
menemukan
mahasiswa
dan
Teknologi Informasi untuk mengerjakan tugas
penerapannya dalam kehidupannya sehari-
adalah sekitar 70% sedangkan 30% untuk hal
hari, terutama dalam menunjang proses
yang lain.
suatu
dalam
sistem
yang
pemanfaatan
perkuliahan. 1.3. Batasan Penelitian Adapun batasan penelitian ini adalah: 1.
Teknologi
bahwa
Informasi
rata-rata
terhadap
pemanfaatan
Penggunaan laptop dan mendapat lebih banyak akses terhadap informasi, akan ada peningkatan
dalam
tugas-tugas
keseharian
Metode yang digunakan dalam proses
(Rockman, 2004). Tersedianya berbagai tool
pengenalan pola untuk pengelompokan
juga dapat meningkatkan proses pembelajaran,
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
munculnya kemampuan untuk belajar sendiri,
lebih, dan menunjukkan adanya kemungkinan
dan bertambahnya keahlian dalam hal teknologi
untuk menerapkan apa yang telah didapat di
terkait. Penggunaan teknologi di kelas akan
kemudian hari (Anonim, 2002).
meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil
Tujuan pemanfaatan TI yakni:
word
yang lebih baik, memiliki pemahaman yang
processor, spreadsheet, database, information
lebih, dan menunjukkan adanya kemungkinan
retrieval,
untuk menerapkan apa yang telah didapat di
processor, programming, game, dan Internet
kemudian hari (Kriestanto, 2010).
untuk
Teknologi Informasi menunjuk ke arah
graphic
segala
Pemanfaatan
processor,
tujuan Internet
audio/video
(Nachmias, digunakan
2000). sebagai
teknologi secara spesifik, seperti perangkat-
variabel terikat dan dibagi atas 6 area, yaitu:
keras,
jaringan
information gathering, download resources,
telekomunikasi, baik yang berwujud seperti
communication, web site creation, distant
server, PC, router, dan kabel jaringan, maupun
learning, dan school work (Nachmias, 2000).
yang tidak berwujud fisik seperti beragam
Pemanfaatan TI atas tujuan penggunaan TI dan
perangkat-lunak.
Informasi
tujuan penggunaan Internet adalah karena
pemrosesan,
tujuan penggunaan TI dikhususkan untuk
penyebaran
mempresentasikan tujuan dari subyek penelitian
informasi dan segala sesuatu yang bersifat
dalam menggunakan tool dan software yang
digital. Teknologi Informasi telah mulai marak
berbeda (Nachmias, 2000).
perangkat-lunak,
memfasilitasi penyimpanan,
dan
Teknologi perolehan, penyajian,
dan
digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
saat ini.
berkorelasi erat dengan taksonomi Bloom yang
2.2. Rancangan Penelitian
dianalogikan oleh Churches (2010). Hasil
2.2.1. Pemanfaatan Teknologi Informasi
analisis
Rockman (2004a) menyatakan bahwa hasil
dengan
menggunakan
regresi
menunjukkan adanya variabel terikat yang
observasi penggunaan laptop dan mendapat
secara
lebih banyak akses terhadap informasi, akan ada
terhadap pembelajaran. Akan tetapi, hasil
peningkatan
analisis korelasi kanonik menunjukkan bahwa
Tersedianya
dalam
tugas-tugas
berbagai
memiliki
pengaruh
semua variabel, baik variabel bebas maupun
meningkatkan proses pembelajaran, munculnya
variabel terikat, memiliki hubungan yang erat
kemampuan
antara satu dengan yang lain (Kriestanto, 2013).
belajar
juga
tidak
dapat
untuk
tool
keseharian.
terpisah
sendiri,
dan
bertambahnya keahlian dalam hal teknologi
2.2.2. Taksonomi Bloom
terkait. Rockman (2004b) juga menyatakan
Hayon (Cohen, 2000) yang melakukan
bahwa dalam beberapa kasus siswa yang
penelitian mengenai profesionalisme terhadap
menggunakan laptop mendapat nilai yang lebih
para guru dan menyimpulkan bahwa kognitif
tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak
adalah ‘specific body of knowledge, teaching
memiliki laptop, meski tidak terlalu signifikan.
skills and theory and research’. Eynsek
Penggunaan
akan
(Turban, 2005) memberi beberapa contoh
meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil
kognitif, yaitu kecerdasan, pengetahuan, dan
yang lebih baik, memiliki pemahaman yang
keterampilan.
teknologi
di
kelas
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
Menurut Turban (2005), kognitif adalah
ISSN : 1907-2430
implementasi.
Apply
berkaitan
dan
kemampuan untuk merasa dan memahami
menunjuk pada situasi ketika material
informasi. Elkins (Turban, 2005) membahas
yang dipelajari digunakan dalam bentuk
bagaimana seseorang dapat mengamati dan
produk
belajar dengan lebih baik untuk memperbaiki
wawancara, dan simulasi.
kerangka masalah dan akhirnya mengambil
4.
keputusan. Dengan
seperti
model,
presentasi,
Analyze: Memecah material atau konsep menjadi bagian-bagian kecil, menentukan
demikian
dapat
disimpulkan
bagaimana
bagian-bagian
tersebut
bahwa kognitif adalah kemampuan untuk
berhubungan, interelasi dari satu ke yang
mengenali dan memahami akan masalah yang
lain,
dihadapi dan yang terkait secara langsung
struktur/tujuan. Tindakan mental meliputi
dengan seorang individu.
membedakan, mengatur, memberi atribut,
2.2.3. Analogi Taksonomi Bloom
serta kemampuan untuk membedakan
Keenam kategori pada bagian kognitif Taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson &
atau
terhadap
keseluruhan
komponen-komponen tersebut. 5.
Evaluate: Membuat keputusan berdasarkan
Krathwohl pada tahun 2001 (Churches, 2010)
kriteria dan standarisasi melalui checking
menjadi seperti berikut.
dan critiquing.
1.
Remember: ketika
2.
3.
Proses
memori
mengingat digunakan
terjadi
6.
untuk
Create: Menyatukan semua elemen untuk membentuk suatu fungsi atau logika yang
menghasilkan definisi, fakta atau daftar,
utuh;
atau menyimpan dan mengambil materi.
menjadi suatu pola atau struktur baru
Understand:
dengan
Membangun
arti
fungsi-
mengorganisasi
generating,
ulang
elemen
planning,
atau
fungsi yang berbeda baik itu berupa tulisan
producing.
maupun gambar.
Adapun perbedaan antara Taksonomi
Apply: Menggunakan sebuah prosedur
Bloom dan Revisi Taksonomi Bloom dapat
dengan cara mengeksekusi atau melakukan
dilihat
pada
Gambar
1.
Gambar 1 Taksonomi Bloom dan Revisi Taksonomi Bloom 2.3. Rancangan Penelitian
-
Jenis data: meliputi data kualitatif yang
2.3.1. Bahan Penelitian
merupakan data
Adapun bahan dari penelitian ini terdiri atas:
keterangan
yang diperoleh dari
responden
mengenai
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
-
ISSN : 1907-2430
pemanfaatan TI dan aspek-aspek dalam
signifikan berkorelasi secara bersama-sama
tiap tahapan kognitif.
dengan Variabel aspek Kognitif, maka pada
Sumber data: meliputi data primer yang
penelitian
didapat dari hasil penyebaran kuesioner
pengelompokan item kuesioner seperti yang
terhadap responden dan data sekunder
tampak pada Gambar 2.
ini
menggunakan
model
yang didapat dari kajian pustaka, hasil
Hasil kuesioner pada penelitian ini akan
penelitian terdahulu, dan berbagai sumber
dihitung rata-ratanya berdasarkan kelompok
di internet.
yang telah ditunjukkan oleh Gambar 3.3. Kedua
2.3.2. Jalan Penelitian
kelompok tersebut akan digunakan sebagai
Proses pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:
input untuk melakukan proses perhitungan
1.
2.
Menyebarkan kembali kuesioner yang
dengan K-Means. Hasil akhir dari penelitian ini
telah valid pada penelitian sebelumnya
adalah
(Kriestanto, 2013) kepada responden baru.
berdasarkan kemampuan tingkat kemampuan
Hasil dari semua item kuesioner tersebut
kognitif-nya, seperti yang terlihat pada Gambar
akan dikelompokkan berdasarkan variabel-
3.
variabel
dari
penelitian
kelompok-kelompok
mahasiswa
sebelumnya
(Kriestanto, 2013) yakni “Pemanfaatan Komputer” dan “Aspek Kognitif”. Nilai dari kedua variabel ini dicari nilai rataratanya. Hasil dari perhitungan nilai rata-rata tersebut akan diproses dengan menggunakan KMeans untuk memperoleh clustering yang
Gambar 2 Model Pengelompokan
dibagi atas enam tahapan pada aspek kognitif
Variabel Penelitian
Bloom. 2.3.3. Alat Penelitian Dalam
mengumpulkan
data,
akan
digunakan teknik survei sehingga dibuat sebuah kuesioner yang disusun berdasarkan konstrukkonstruk dari teori-teori yang telah ada. Penelitian ini akan menggunakan teknik data mining
dengan
metode
K-MEANS
Gambar 3 Diagram Alir Proses
untuk
Penelitian
mencari infromasi baru yang tidak diperoleh dari
penelitian-penelitian
sebelumnya
dan
dibantu dengan pohon keputusan untuk melihat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Jika dilihat dalam bentuk grafik, hasil
perbandingannya dengan K-Means.
perhitungan K-Means untuk pemanfaatan TI
2.3.4. Model Penelitian
tampak
seperti
pada
Gambar
4.
Untuk
Oleh karena pada hasil penelitian tersebut
Pemanfaatan TI, Gambar 4 menunjukkan bahwa
terbukti bahwa Variabel Pemanfaatan TI secara
kluster ke-6 masih dominan berada di atas
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
kluster
1
disusul
kluster
5,
ISSN : 1907-2430
sehingga
Hasil Perbandingan Kluster terhadap dan
Pemanfaatan TI ternyata berperan penting
Pemanfaatan TI dan Aspek Kognitif dapat
dalam kreativitas (kluster 6).
dilihat pada Gambar 6 berikut. Secara visual,
Sementara hasil perhitungan K-Means untuk variabel Aspek Kognitif yang tampak
apa yang terlihat pada Gambar 6 sama dengan Gambar 5.
seperti pada Gambar 5 menunjukkan bahwa aspek kognitif mahasiswa yang paling dominan juga berada pada kreativitas yang diikuti dengan kemampuan
mengaplikasikan
namun
kemampuan untuk memahami mendapat tingkat paling rendah. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk dapat memahami kenapa hal ini dapat terjadi dalam studi kasus ini, walaupun Churches (2010) telah mengatakan bahwa setiap
Gambar 6 Perbandingan Kluster terhadap Pemanfaatan TI dan Aspek Kognitif
level pada aspek kognitif tidak wajib memenuhi level di bawahnya sebelum mencapai level yang
Hasil analisis kluster dengan metode KMeans dari pemanfaatan TI tampak seperti
lebih atas.
Gambar 7. Jika dilihat dari data jumlah mahasiswa, baik Gambar 7, Gambar 8 maupun Gambar 9 tidak begitu jelas sebaran mahasiswa. Hal ini dapat terjadi karena setiap mahasiswa memiliki beberapa tahap Aspek Kognitif yang berbeda-beda tingkatnya.
Gambar 4 Perbandingan Kluster terhadap Pemanfaatan TI Gambar 7 Grafik Analisis K-Means Pemanfaatan TI Grafik histogram analisis kluster Aspek Kognitif dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut. Apabila diperhatikan, bentuknya sedikit bergeser dari Gambar 7 namun tidak begitu signifikan. Bentuk yang paling mirip terlihat ketika Gambar 5 Perbandingan Kluster terhadap Aspek Kognitif
kedua
variable
digabungkan menjadi satu.
/
atribut
tersebut
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
merah, 29 mahasiswa di kluster 3 (Applying) yang berwarna biru muda, 38 mahasiswa di kluster 4 (Analyzing) yang berwarna biru keabuan,
19
mahasiswa
di
kluster
5
(Evaluating) yang berwarna pink, dan kluster 6 (Creating) yang berwarna hijau. Sebarannya Gambar 8 Grafik Analisis K-Means Aspek Kognitif
berbeda-beda
berdasarkan
penelitiannya,
seperti
tiap
yang
tampak
atribut pada
Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9. Atribut-atribut hasil analisis K-Means kemudian dievaluasi kembali dengan Principal Components
dan
dengan
metode
Ranker
sehingga diperoleh matriks korelasi dan nilai Eigen seperti yang tampak pada Gambar 10. Gambar 9 Grafik Analisis K-Means Gabungan Pemanfaatan TI dan Aspek Kognitif Jika nilai atribut Pemanfaatan TI dan Aspek Kognitif digabung kemudian dianalisis bentuk awalnya, tampilannya adalah seperti yang terlihat pada Gambar 5.9. bentuknya
Selanjutnya dilakukan analisis klasifikasi menggunakan pohon keputusan dengan metode J48 untuk dapat menentukan termasuk dalam tahapan apakah seorang mahasiswa sekaligus melihat kekonsistenan dari nilai K-Means. Hasil akhirnya dapat dilihat pada Gambar 11.
sangat mirip dengan Gambar 8, sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa sebenarnya penggunaan enam tahap aspek kognitif saja sudah cukup dapat mewakili penelitian ini secara keseluruhan. Dari hasil perhitungan terdapat setidaknya 46 mahasiswa yang berada di kluster 1 (Remembering) yang berwarna biru, 18 di
Gambar 5.11 Nilai Matriks Pohon Keputusan
kluster 2 (Understanding) yang berwarna Dari hasil Gambar 11 terlihat bahwa 45%
kesalahan sebesar 2,3529%. Dari hasil ini
mahasiswa tergolong pada tahap Remembering,
terlihat bahwa level paling tinggi mahasiswa
18% pada tahap Understanding, 27% pada
berada
tahap Applying, 38% pada tahap Analyzing,
Remembering. Perlu diketahui bahwa masing-
19% pada tahap Evaluating dan 19% pada tahap
masing persentase tiap-tiap tahapan tersebut
Creating. Ada tingkat kesalahan penempatan
adalah persentase dari seluruh mahasiswa yang
kluster sebesar 1% masing-masing pada tahap
dianalisis datanya sehingga jika dijumlahkan
Remembering dan Creating, dan 2% pada tahap
totalnya bukanlah 100%.
pada
tahap
pertama,
yakni
Applying. Total instan yang diklasifikasikan
Matriks tersebut menunjukkan bahwa 45%
dengan benar adalah sebesar 97,6471% dan
dari mahasiswa AKAKOM yang berada dalam
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
tahap Remembering. Sisanya dapat tersebar di
terlihat pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar
tahapan-tahapan lainnya, oleh karena sangat
9.
dimungkinkan bagi seorang mahasiswa berada
Dari
hasil-hasil
tersebut
terlihat
ada
di tahapan lain tanpa harus berada di tahap
ketidakkonsistenan antara nilai matriks pohon
Remembering. Tahapan kognitif tertinggi nomor
keputusan dengan hasil yang didapat dari K-
dua adalah Analyzing. Berdasarkan nilai matriks
Means. Apapun diagram pohon-nya dapat
tersebut, dari 38% mahasiswa telah berada di
dilihat
tahap ini. Hal ini konsisten dengan apa yang
Gambar 5.12 Pohon Keputusan
pada
Gambar
1
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
Berdasarkan pohon keputusan tersebut jika
ISSN : 1907-2430
6.
Adanya
ketidakkonsistenan
antara
hasil
rata-rata nilai gabungan lebih besar dari 3,137374
perhitungan dengan K-Means dan hasil
maka mahasiswa tersebut dapat tergolong pada
perhitungan dari pohon keputusan.
tahap
Remembering
jika
pengukuran
nilai
7.
Clustering dengan K-Means kurang baik
gabungan berikutnya kurang dari atau sama dengan
diterapkan untuk kasus kuesioner karena nilai
3,006349 atau berada pada tahap Creating jika
yang diperoleh dari kuesioner tersebut adalah
angka pengukuran berikutnya melebihi 3,006349.
data diskret dari skala Likert dan bukan data
Demikian halnya dengan tahap Evaluating, jika
kontinu.
nilai pengukurannya kurang dari atau sama dengan 2,594213. Begitu seterusnya untuk tahapan-tahapan
5. SARAN
yang lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan
Adapun
bahwa
penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
tahapan
aspek
kognitif
yang
paling
mendekati untuk mahasiswa AKAKOM adalah
2.
pada tahapan Remembering atau Creating.
saran
yang
dapat
diberikan
untuk
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu apa penyebab perbedaan yang sangat signifikan antara tahap Remembering dan
4.
KESIMPULAN
tahap Creating pada mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Untuk
mencari
tahapan
3.
Perlu adanya penelitian dengan metode clustering
aspek
kognitif
yang
lain
untuk
sebagai
pembanding.
mahasiswa, atribut aspek kognitif dinilai
2.
3.
sudah dapat mewakili penggunaan atribut
DAFTAR PUSTAKA
secara keseluruhan.
_____, (2002), The Impact of Technology on
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan
Student’s
antara kelompok-kelompok mahasiswa yang
Research,
terbagi pada berbagai tahapan aspek kognitif.
http://www.apple.com/education/research/index
Dengan
2.html, Diakses tanggal 17 Maret 2008, Pukul
metode
K-Means,
kemampuan
mahasiswa dalam berkreasi mendapat nilai paling tinggi, disusul dengan kemampuan
Education
10.14 Churches, A., (2010), Bloom’s Digital Taxonomy v.3.01,
gap yang cukup besar dikalangan mahasiswa,
http://edorigami.wikispaces.com/file/view/bloo
dimana sebagian besarnya berada di dua sisi
m%27s+Digital+taxonomy+v3.01.pdf.
Kemampuan
memahami,
Cohen, L; Manion L; Morrison K, (2000), menerapkan,
mengaplikasikan, dan menganalisa mahasiswa masih sangat rendah. 5.
Apple
untuk mengingat. Dengan kata lain, terdapat
yang berbeda jauh tingkatannya. 4.
Achievement,
Hasil
pohon
keputusan
Research Methods in Education, Routledge Falmer, New Jersey. Kriestanto, D, (2010), Analisa Korelasi Kanonik
memperlihatkan
pada
Proses
Pembelajaran
dengan
bahwa sebanyak 45% mahasiswa dapat
Pemberdayaan Teknologi Informasi, Majalah
digolongkan berada pada tahap Remembering.
FORMAT
Selebihnya tersebar pada tahapan-tahapan
AKAKOM, Yogyakarta.
aspek kognitif yang lain.
ISSN
1410-9158,
STMIK
Vol . XI Nomor 31 Maret 2016 - Jurnal Teknologi Informasi
Kriestanto, D (2013), Analisa Statistik Kemampuan Kognitif dari Penggunaan Teknologi Informasi
ISSN : 1907-2430
Intelligent System”, Fifth Edition, Pearson Education Inc., New Jersey.
(Studi Kasus Mahasiswa STMIK AKAKOM Yogyakarta), Proceeding SRITI Vol. VII ISSN.
Biodata Penulis
1907-3526, STMIK AKAKOM, Yogyakarta.
Danny Kriestanto, lahir di Ambon pada tanggal 3
Nachmias, R; Mioduser D; Shemla A, (2000),
Juni 1980 menyelesaikan studi S1 dari jurusan
Information and Communication Technologies
Teknik Informatika di Universitas Kristen Duta
Usage by Students in An Israeli High School,
Wacana pada tahun 2005 dan mengikuti program
http://muse.tau.ac.il/publications/ICT.pdf,
Strata-2
diakses tanggal 13 Mei 2008, Pukul 20.43 WIB
mengambil Magister Teknologi Informasi pada
Universitas
Gadjah
Mada
dengan
Rockman, S, (2004a), “Kamehameha School Maui
tahun 2008. Saat ini bekerja sebagai dosen tetap di
Laptop Project: Findings from Classroom
STMIK AKAKOM Yogyakarta dengan minat
Observation
penelitian basis data dan Informatika sosial.
and
Teacher
Interview”,
http://www.rockman.com, Diakses tanggal 17
Dini Fakta Sari, lahir di Pohgading pada tanggal 7
Maret 2008, Pukul 10.34
Oktober 1984, menyelesaikan studi S1 di Jurusan
Rockman, S, (2004b), “Year Three: Students at Center
of
Teknik Elektro di Universitas Islam Indonesia pada
Learning”,
tahun 2006, dan menyelesaikan studi S2 di
http://www.microsoft.com/Education/aalresearc
Program Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro di
h3.msp, Diakses tanggal 17 Maret 2008, Pukul
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
10.34
pada tahun 2010. Saat ini bekerja sebagai dosen
Turban, E; Eronson J; Liang T. P; McCarthy R. V., (2005),
“Decision
Support
System
and
STMIK AKAKOM Yogyakarta.