CITRAAN DAN MAKNA DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Arif Kurniawan ¹), Hj. Syofiani²), Romi Isnanda²) 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail :
[email protected] ABSTRACT
This research is conducted to describe imagery and meaning in a collection of poetry “ Hujan Bulan Juni” created by Sapardi Djoko Damono. The theories that are used by researcher are the opinion of Rachmad Djoko Pradopo (1993) about imagery or the illusion illustration that writer uses in showing the rheme, and Waluyo (1987). This research uses qualitative research focus on descriptive method as the research design when conducted this research. The data of this research are gathered by (1) reading and undestanding imagery in a collection of poetry “Hujan Bulan Juni” created by Sapardi Djoko Damono, (2) marking and noting imagery and sensing that are found in a collection of poetry “Hujan Bulan Juni”, (3) collecting the data that have been marked in tabel form. The data are analyzed by: (1) analysing the data that have been classified, (2)the data are analyze from each line, based on the sequences in tabel of data collection, (3) concluding the result of data analysis. Based on the result of data in a collection of poetry “Hujan Bulan Juni” created by Sapardi Djoko Damono sre found 67 imagery that includes 32 the sight imaginary, 15 hearing imagery, 3 feeling imagery, 2 sense of smell imagery, 18 the movement imagery. In addition, there are 2 poetry that use the hermaneutik meaning code, 5 proairetik code, and also there are 8 poetry that use simbolic meaning code. It can be concluded that there are imagery and meaning in a collection of poetry “Hujan Bulan Juni” created by Sapardi Djoko Damono that can construct a poetry. Key words: imagery, meaning, poetry, hujan bulan juni PENDAHULUAN
Sastra adalah suatu bentuk dan
kehidupannya dengan menggunakan
hasil pekerjaan seni kreatif yang
bahasa sebagai mediumnya (Semi,
objeknya
1984:2).(Endut, 2008: 131) Sastra
adalah
manusia
yang
adalah
bagian
membicarakan dasar
sastra,
membangun
ilmu
yang
pengertian-pengertian unsur-unsur karya
yang
sastra,
dan
Secara
umum
karya
sastra
terbagi atas tiga jenis yaitu berbentuk puisi, berbentuk prosa, dan berbentuk drama,
(Purwandari
dan
Qoni’ah,
pendapat
tersebut,
perkembangan, serta kerangka pikiran
2012:121).Dari
para pakar tentang apa yang mereka
maka dapat disimpulkan secara umum
namakan sastra. Di samping itu, sastra
bahwa jenis karya sastra terdiri atas
adalah
jika
tiga macam, yaitu karya sastra prosa,
dibandingkan dengan karya tulis yang
karya sastra puisi, dan karya sastra
lain memiliki berbagai ciri keunggulan
drama.
karya
tulis
yang
seperti keorisinalan, keartisikan, serta
Jika mengacu pada jenis karya
keindahan dalam isi dan ungkapannya
sastra, maka puisi adalah salah satu
(Purwandari dan Qoni’ah, 2012:121).
bentuk karya sastra dengan kata-kata
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, ilmu sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia yang
kehidupannya
menggunakan
dengan
bahasa
mediumnya,
serta
membicarakan
pengertian-pengertian
dasar
sastra,
ilmu
sebagai
unsur-unsur
yang
yang
membangun karya sastra.Sastra bisa juga diartikan sebagai karya tulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartisikan, serta keindahan dalam isi dan ungkapannya.
yang terindah dalam susunan terindah. Penyair
memilih
kata-kata
yang
setepatnya dan disusun secara sebaikbaiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. (Samuel dalam Pradopo, 1993:6). Salah satu kajian
terhadap
karya sastra adalah stilistika.Menurut Semi (2008:01) menyatakan bahwa stilistika berasal dari style yang diberi makna atau disinonimkan dengan kata “gaya”.Bahasa
puisi
merupakan
bahasa pilihan, mengandung makna yang dalam.Pilihan kata-kata dalam puisi
merupakan
kata-kata
yang
istimewa, kata-kata yang dikemukakan
Salah
seorang
penyair
oleh penyair bukan saja sebagai alat
Indonesia yang telah banyak menulis
penghubung
sastra
dengan
intuisi
adalah
Sapardi
Djoko
penyair.Namun, yang paling penting
Damono.Sapardi Djoko Damono lahir
adalah bahwa dengan bahasa puisi
di Solo, 20 Maret 1940.Ia menulis
itulah pembaca dapat menemukan
puisi sejak tahun 1957 ketika masih
makna puisi.Seorang penyair melalui
menjadi murid SMA tetapi baru
karyanya mengkonsentrasikan segala
menebitkan buku puisi pertama, duka-
kekuatan bahasa dan gagasan dalam
Mu abadi, tahun 1969.
melahirkan puisi agar bermakana,
Kumpulan sajaknya : Mata
dapat menggugah perasaan, pikiran,
Pisau, Akuarium, Perahu kertas, Sihir
dan imajinasi pembaca sehingga puisi
Hujan, Hujan Bulan Juni, Arloji, Ayat-
dapat dikatakan puitis.
ayat api, Mata Jendela, Ada Berita
Salah satu kepuitisan adalah citraan.Citraan
gambaran-
Namaku Sita, dan Sutradara Itu
gambaran dalam pikiran dan bahasa
Menghapus Dialog Kita. Tahun 2012
yang menggambarkannya Alternbernd
Supardi menerima penghargaan dari
(dalam Pradopo, 1993:80).Selain itu,
Akademi Jakarta untuk pencapaiannya
citraan merupakan kata atau susunan
di bidang kebudayaan; tahun 2003
kata
menerima penghargaan serupa dari
yang
adalah
Apa Hari Ini, Den Sastro?, Kolam,
dapat
mengungkapkan
pengalaman
sensoris,
penglihatan,
pendengaran
seperti
Freedom Institute.Ia menerima S.E.A
dan
Write Award dari Thailand tahun
perasaan. Jadi, citraan adalah gambarangambaran dalam pikiran dan bahasa
1986, Hadiah Puisi Putra dari Malaysia tahun 1984, dan Cultural Award dari pemerintah Australia tahun 1978.
yang menggambarkannya yang dapat
Salah satu kumpulan puisi
mengungkapkan pengalaman sensoris,
Sapardi Djoko Damono adalah Hujan
seperti penglihatan, pendengaran, dan
Bulan
perasaan.
diterbitkan oleh Grasindo, tahun 1994,
Juni.Hujan
Bulan
Juni
berisi sepilihan sajak yang ditulis
struktur
penyair tahun 1964 sampai 1994.
digunakan
Sajak-sajak itu berasal dari beberapa
ini.Puisi ini mampu menyulap kata-
buku puisi, yakni Duka-Mu abadi
kata sederhana menjadi pesan yang
(1969), Mata Pisau (1974), Akuarium
penuh
(1974), dan Perahu Kertas (1994). Di
menciptakan imaji bagi pembaca.Puisi
samping itu, ada sejumlah sajak yang
Hujan Bulan Juni ini meminjam
belum pernah dimuat dalam buku puisi
istilah-istilah yang kontradiktif untuk
penyair sebelumya.Hujan Bulan Juni
mewakili makna yang dikandungnya.
sempat dicetak ulang beberapa kali,
Sebut saja kata Hujan Bulan Juni,
dan setiap kali cetak ulang ada sedikit
hubungan antara kata hujan dan bulan
perubahan
koreksi,
Juni agaknya sedikit kurang konsisten.
pengurangan
Karena mengingat sejarah permusiman
mengalami
Indonesia ketika puisi ini diciptakan,
perubahan, terutama yang menyangkut
bulan Juni bukanlah bulan dimana
jumlah
hujan turun, melainkan bulan Juni
yang
penambahan, sajak.Buku
berupa
atau ini
pun
dan
penulisannya.Beberapa
waktu sajak
yang
fisik
dan
untuk
makna
merupakan
musim
struktur
batin
meneliti
puisi
yang
mampu
kemarau.
Dan
ditulis sejak tahun 1959 ditambahkan
bulan kemarau ini menjadi aneh ketika
agar ada gambaran yang lebih lengkap
harus disandingkan dengan istilah
tentang puisi yang penyair tulis sampai
hujan.
tahun 1994. Perubahan lain pada
Pernyataan
yang
menjadi
umumnya menyangkut sedikit koreksi
alasan penulis memilih kumpulan puisi
atas salah tulis atau salah cetak.
Hujan Bulan Juni karena puisi ini
Melalui media struktur batin
memiliki
pengimajian
yang
pasti
dan struktur fisiknya, suatu puisi
memiliki makna dan tujuan tertentu
mengandung pesan dan makna hasil
dalam menyampaikan maksud serta
kreatif dari penyair.Oleh karena itu,
memiliki
dalam puisi Hujan Bulan Juni karya
kesederhanaan
Sapardi
katanya.Kesederhanaan
Djoko
Damono
analisis
kekuatan
pada katatkata-katanya
ini tidak menimbulkan kelemahan,
Lebih lanjut, Purwandari dan
sebaliknya merupakan kekuatan dari
Qoni’ah,(2012:121)
puisi ini. Bahasanya yang lugas, penuh
karya tulis yang jika dibandingkan
dengan
dengan karya tulis yang lain memiliki
perumpamaan,
dibungkus
adalah
dengan teknik yang rapi, sehingga
berbagai
dengan membacanya kita akan dibawa
keorisinalan,
pada dimensi lain yang sebenarnya
keindahan dalam isi dan ungkapannya.
menjelaskan
atau
menggambarkan
bagian hidup yang dekat dengan keseharian kita. Berdasarkan tersebut,
penulis
pernyataan tertarik
untuk
mengangkat sebuah penelitian sastra yang berkaitan dengan larik kumpulan puisi
karya
Damono.Adapun
Sapardi
Djoko
judul
dalam
ciri
sastra
keunggulan
seperti
keartisikan,
serta
b. Stilistika Menurut
Semi
(2008:1)
stilistika merupakan sesuatu hal yang tidak mudah karena di dalam kata stilistika itu berasal dari kata style yang secara umum diberi makna ataudisinonimkan dengan kata “gaya”. Selanjutnya, Pradopo (1993:48-49)
penelitian ini ialah “Citraan dan
menyatakan bahwa, tata bahasa
Maknaa
stilistika merupakan grametikal yang
dalam
Kumpulan
Puisi
HujanBulan Juni Karya Sapardi Djoko
membicarakan efek dan kesan yang
Damono.
ditimbulkan oleh peneliti kata dan penyusun (penempatan kata).
KERANGKA TEORITIS
c. Citraan
a. Karya Sastra Menurut Semi (1984:2) Sastra
Menurut
Pradopo
(1993:79)
hasil
mengemukakan bahwa, dalam puisi
pekerjaan seni kreatif yang objeknyan
untuk memberikan gambaran yang
adalah manusia yang kehidupannya
jelas
dengan menggunakan bahasa sebagai
khusus, untuk membuat lebihgambaran
mediumnya.
dalam pikiran dan penginderaan dan
adalah
suatu
bentuk
dan
menimbulkan
suasana
yang
juga untuk menarik perhatian, penyair
pancaindra. Dengan kata lain, signifie
juga menggunakangambaran angan-
itu
angan di samping alat kepuitisan yang
suatutanda bunyi, sedangkan signifiant
lain.
adalah bunyi-bunyi yang terbentuk Sedangkan,
menurut
(1987:78)
Waluyo
pengimanijasian
(pencitraan) adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
sensoris,
penglihatan,
pendengaran,
adalah
konsep
atau
makna
dari fonem-fonem bahasa tersebut. Jadi, tanda bahasa itu terdiri atas unsur bentuk
dan
unsur
makna
adalah
pengertian atau konsep.
seperti
Sedangkan, menurut Waluyo (1984:
dan
103-106) bahasa puisi adalah bahasa
perasaan.
figuratif yang bersusu-susun. Sebuah kata memiliki kemungkinan makna
d. Makna dan Pemaknaan Saussure
(dalam
ganda.Kata yang nampaknya tidak Manaf,
bermakna
diberi
makna
oleh
2008:2) menyatakan tanda linguistik
penyair.Makna kata mungkin diberi
(signe linguistsik) mempunyai 2 unsur,
makna baru.Nilai rasa diberi nilai rasa
yaitu (1) yang ditandai (dalam bahasa
baru.Tidak semua kata, frasa, dan
Prancis signifie; dalam bahasa Prancis
kalimat
signified).
ditandai
baris puisi yang terdiri atas satu kata
diistilahkan dengan petanda.Jadi, tanda
menunjukan suatu kesatuan makna
bahasa adalah sebuah sistem tanda
yang bulat. Kata-kata dalam puisi
yang terdiri atas unsur signifie dan
sering menyimpang
signifiant.
makna yang biasa. Sering sebuah kata
Sesuatu
Signifie
yang
berarti
‘yang
bermakna
tambahan.Baris-
maknanya dari
ditandai’ atau ‘penanda’ merupakan
memperoleh
makna yang ada dalam benak kita,
pengaruh konteksnya, namun sering
sedangkan signifiant berarti ‘yang
pula penyair memberikan makna baru
menandai’
adalah
pada kata-kata yang dipergunakan.
bentuk yang dapat ditangkap oleh
Kiasan dan lambang yang merupakan
atau
‘penanda’
makna
lain
karena
pengungkapan
tidak
langsung
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
menampilkan makna tidak langsung
metode penngumpulan
data dapat
dari sebuah puisi.
dilakungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN jenis penlitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2010: 4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
1. Membaca
dan
memahami
citraan dalam kumpulan puisi Hujan
Bulan
Juni
Karya
Sapardi Djoko Damono. 2. Menandai
dan
mencatat
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
citraan atau gambaran angan-
atau
angan dan pemaknaan yang
lisan
dari
orang-orang
dan
perilaku yang diamati.
ditemukan
Metode yang dipakai dalam penelitian
ini
adalah
metode
deskriptif.(Moleong, 2010: 11) metode deskripstif
merupakan
dikumpulkan
berupa
data
yang
kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka.Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah citraan dan pemaknaan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono.
dalam
kumpulan
puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. 3. Mengumpulkan data yang telah ditandai ke dalam bentuk table. HASIL PENELITAN a. Deskripsi data Aspek stilistika (citraan) dan makna secara keseluruhan pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Adapun puisi tersebut adalah: (1) Hujan Bulan Juni, (2) Pada SuatauHari Nanti, (3) Kita Saksikan, (4) Mata Pisau, (5) Bunga 1, (6) Cermin 1, (7) Cermin 2 (8 ) Sonet X,
(9)
Kami
Bertiga,
(10)
Tentang
Matahari, (11) Bunga 2, (12) Perahu Kertas,
(13)
Sihir
Hujan,
Hujan Turun Sepanjang Jalan.
analisis data dari citraan dan makna yang terdapat dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
yaitu
dengan
tujuan
mendeskripsikan
citraan dan makna yang terdapat dalam
puisi
yang
terdapat pada kumpulan puisi “Hujan
kode Symbolik, dimana Makna yang terkandung pada puisi-puisi tersebut lebih mengarah pada kode bahasa sastra
yang
mengungkapkan
atau
melambangkan suatu hal dengan hal lain. Kode simbolik lebih cenderung memakai makna lambang dalam puisi,
tersebut
3. Pembahasan
gambaran dalam pikiran dan bahasa menggambarkannya.
Citraan
terbagi ke dalam enam jenis, yaitu
simbol
dari
sajak tersebut, seperti pada puisi Sihir Hujan, Percakapan Malam Hujan, Hujan Turun Sepanjang Jalan, Cermin 1, cermin 2, mata pisau.
citraan penglihatan, citraan perabaan, pencecapan,
merupakan
suasana penyair dalam membuat sajak-
Citraan merupakan gambaran-
citraan
pada
dan kata hujan dalam puisi-puisi
puisi.
yang
Makna
Damono banyak menggunakan makna
Pada bagian ini akan diuraikan
penelitian
lebih
Bulan Juni” karya Sapardi Djoko
2. Analisis Data
sesuai
tersebut
didominasi oleh citraan penglihatan.
(14)
Percakapan Malam Hujan, dan (15)
Damono
kumpulapuisi
citraan
Puisi-puisi
tersebut
banyak
menceritakan perjalan hidup penyair,
penciuman, dan citraan gerak.Di dalam
tentang
penelitian ini, bahwa tidak semua jenis
mengkaji
citraan dapat ditemukan pada puisi
kehidupan dan sifat yang ada pada diri
yang terdapat dalam kumpulan puisi
setiap manusia. Hal ini tergambar pada
“Hujan Bulan Juni” karya Sapardi
puisi yang berjudul “Kami Bertiga,
Djoko
Damono.Pencitraan
dalam
makna lebih
dari
hujan,
dalam
dan
tentang
Pada suatu hari Nanti ”, Bunga, Hujan
terdahulu
Bulan Juni, dan Tentang Matahari.
stilistika khususnya citraan, maka
Di
dalam
kumpulan
puisi
tersebut penyair juga menorehkan nilai-nilai religi serta pada puisi “Sonet X”.Penyair
juga
menggambarkan yang
terjadi
diantaranya
berupaya
kehidupan didalam
pada
puisi
sosial
masyarakat “Perahu
Kertas”.
yang
aspek
dapat ditemukan perbedaan temuan penelitian. Pada penelitian sebelumnya ditemukan keenam bentuk citraan, sedangkan dalam penelitian ini hanya ditemukan lima citraan. Selain itu penelitian ini mengkaji kedua struktur pembangun sastra, khususnya karya sastra puisi.Ada pun dua struktur yang dimaksud
Setelah dilakukan pengamatan
mengkaji
adalah
struktur
fisik
(citraan) dan struktur batin (makna).
antara penelitian ini dengan penelitian pendengaran, 3 citraan perabaan, 2 citraan penciuman, dan 24 citraan
KESIMPULAN DAN SARAN
gerak.Selanjutnya, untuk kode makna
a. Kesimpulan
yang
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa citraan dan makna dalam kumpulan puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono
lebih
menekankan
pada
pemakaian citraan penglihatan dan tidak
menggunakan
citraan
pencecapan. Citraan yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat 105 citraan dengan uraian sebagai berikut, 58 citraan penglihatan, 18 citraan
ditemukan
penelitian
ini
pada
terdiri
analisis
dari
uraian
sebagai berikut, 2 kode Hermaneutik (Penafsiran),
5
kode
Proairetik
(perbuatan), dan 8 yang menggunakan kode makna Simbolik. Sedangkan, kode makna Budaya dan kode makna Sememe (simantik) tidak ditemukan. Jadi,
dapat
pemaknaan
disimpulkan dari
kumpulan
kode puisi
“Hujan Bulan Juni“ karya Sapardi Djoko
Damono
lebih
cenderung
menggunakan kode makna Simbolik
yaitukode makna yang mengarah pada
sebagai
kode
dalam proses pengajaran sastra,
bahasa
sastra
yang
bahan
pendukung
mengungkapkan atau melambangkan
terutama
suatu hal dengan hal lain.
pengajaran citraan dalam puisi.
b. Saran Berdasarkan
analisis
yang
peneliti
mengemukakan
beberapa
telah
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar
dapat
Semantik Bahasa Indonesia.
saran
Jakarta: Rineka Cipta
sebagai berikut: Bagi
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
siswa,
penelitian
ini
dapat memberi gambaran dan pemahaman yang
tentang
digunakan
citraan dalam
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwandari, Qoni’ah. 2012. Buku
kumpulan puisi “Hujan Bulan
Pintar Bahasa Indoenesia.
Juni” karya Sapardi Djoko
Yogyakarta: Familia
Damono.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1993.
2. Peneliti lainnya, penelitian ini dapat
dijadikan
sebagai
dan
bahan
pedoman perbandingan melakukan
dalam penelitian
berbeda,
khususnya
Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press Semi, M Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya
yang
sejenis dengan objek yang dalam
kajian Sastra, dan 3.
proses
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan,
1.
dalam
Bagi guru atau calon guru, penelitian ini dapat dijadikan
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan ApresiasiPuisi. Jakarta: Erlangga