Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
1
PERBEDAAN FREKUENSI DIARE ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANDRUNGMANGU I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2006 Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana**
Abstract This research aim is to know about the difference frequency of diarrhoe between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk in 1st Gandrungmangu Public Health Centre of Cilacap Regency Working Area. This researched use the descriptive study with comparative researched type. Researched population are babies in the age 11-12 month. Sample was taking using purposive sampling and there are 36 babies who fulfill the inclusion criterion. Collecting data technique using enquette, then analysed with the chi square. This research held in 15-30 Juni 2006. The result found that the number of diarrhoea at baby who given Exclusif Mother Milk are 36,1%, while the number of diarrhoea at baby who given formula milk are 52,8%. Based on calculation result obtained calculate chi square value 21,42 its meaning there is difference frequency of diarrhoea between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk. This research conclution is there are significant difference frequency of diarrhoea between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk. Key words: diarrhoea baby, exclusif mother milk, formula milk.
pemberantasan penyakit diare tahun 2000
PENDAHULUAN Diare diartikan sebagai buang air
bahwa angka kesakitan atau insiden diare
besar yang tidak normal atau bentuk tinja
terdapat 301 per 1000 penduduk di
yang encer dan frekuensinya lebih banyak
Indonesia. Angka kesakitan diare pada
dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare
balita adalah1,0 – 1,5 kali per tahun
bila frekuensi buang air besar sudah lebih
(Depkes RI, 2000).
dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur
Menurut Survey Kesehatan Rumah
lebih dari satu bulan dan anak dikatakan
Tangga (SKRT) DepKes RI tahun 2000,
diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali
bahwa 10% penyebab kematian bayi
(Staf Pengajar IKA FKUI, 2000).
adalah diare. Data statistik menunjukkan
Diare masih merupakan salah satu
bahwa setiap tahun diare menyerang 50
penyakit utama pada bayi di Indonesia
juta
sampai
pertiganya adalah bayi dengan korban
saat
ini.
Menurut
survey
penduduk
Indonesia
dan
dua
Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
2
meninggal sekitar 600.000 jiwa (Widjaja,
kebutuhan nutrisi bayi selama 4-6 bulan
2002).
menjelaskan
pertama kehidupannya. Susu formula yang
tentang angka kesakitan dan kematian pada
disesuaikan disusun agar komposisi dan
anak usia 1-4 tahun dikarenakan diare
kadar
sebagai akibat pengaruh gizi buruk, anak
kebutuhan bayi secara fisiologis serupa
di bawah 1 tahun rata-rata mendapat diare
dengan komposisi ASI. Beberapa peran
1 kali dalam setahun, sedangkan usia 1-5
ASI lainnya belum mampu digantikan oleh
tahun mendapat lebih dari 2 kali setahun
susu formula misalnya peran bakteriostatik
terserang diare.
anti alergi atau peran psikososial (Markum,
Supriyasa
(2001)
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
nutrisinya
dapat
memenuhi
2002).
eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sangat
Jumlah bayi usia 0-6 bulan pada
berpengaruh terhadap frekuensi kejadian
bulan
diare.
pengamatan
Puskesmas Gandrungmangu I sebanyak
praktik lapangan, bayi yang mendapat ASI
479 bayi. Jumlah bayi yang diberi ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama frekuensi
eksklusif sebanyak 136 bayi, berarti 343
terkena diare sangat kecil bahkan mulai
bayi mendapat susu formula dengan ASI
minggu ke 4 sampai bulan ke 6. Keadaan
atau tanpa ASI. Angka kejadian diare pada
ini menggambarkan seluruh produk ASI
bayi di Puskesmas Gandrungmangu I
dapat terserap oleh sistem pencernaan bayi.
tahun 2006 (bulan Januari-Mei 2006)
Hasil penelitian Roesli (2000, dalam
sebanyak 39 bayi. Pertanyaan dalam
Purwanti, 2004) menunjukkan bahwa bayi
penelitian ini adalah berapakah frekuensi
yang
eksklusif
diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif
mempunyai kemungkinan 14,2 kali lebih
dan bayi yang diberi susu formula di
sering terkena diare dibandingkan dengan
Wilayah
bayi yang mendapat ASI eksklusif. Hal ini
Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap
dapat disebabkan karena ASI mengandung
Tahun 2006.
Berdasarkan
tidak
diberi
hasil
ASI
April
2006
di
wilayah
Kerja
kerja
Puskesmas
nilai gizi yang tinggi, adanya antibodi, selsel leukosit, enzim, hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi terhadap berbagai infeksi (Soetjiningsih, 1997).
METODOLOGI PENELITIAN Tujuan
penelitian
ini
untuk
mengetahui perbedaan frekuensi diare
Susu formula merupakan formula
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan
pemula yang dapat memenuhi semua
bayi yang diberi susu formula di Wilayah
Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
Kerja
Puskesmas
Gandrungmangu
3
I
bayi; frekuensi diare bayi dalam setahun
Kabupaten Cilacap Tahun 2006. Desain
yang dikategorikan menjadi 3 yaitu tidak
yang
deskriptif
pernah diare, diare jarang (1X dalam
komparatif. Variabel yang diukur meliputi
setahun) dan diare sering (> 1X dalam
karakteristik bayi (umur dan jenis kelamin)
setahun).
digunakan
adalah
dan frekuensi diare (bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi susu
HASIL DAN PEMBAHASAN
formula).
Hasil penelitian yang disajikan
Penelitian dilakukan di Wilayah
berikut ini meliputi karakteristik responden
I
berdasarkan usia (N=36) terdiri dari usia
Kabupaten Cilacap Tahun 2006 dengan
11 bulan 38,89% dan usia 12 bulan
populasi 39 bayi. Sampel diambil secara
61,11%. Jenis kelamin responden adalah
purposive sample yaitu bayi yang berusia
perempuan 66,67% dan laki-laki 33,33%.
Kerja
Puskesmas
Gandrungmangu
11-12 bulan. Jumlah sampel 36 bayi. Data
dikumpulkan
melalui
kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur pada bulan Juni, 2006 (N=36) Umur
Frekuensi
Prosentasi
11 Bulan 12 Bulan
14 22
38.89% 61.11%
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada bulan Juni, 2006 (N=36) Jenis kelamin
Frekuensi
Prosentasi
Perempuan Laki-laki
24 12
66.67% 33.33%
Idealnya bayi yang diberi ASI
bayi dan sesuai dengan kondisi sistem
eksklusif tidak terkena diare karena ASI
pencernaan bayi yang belum matur
(pada
merupakan makanan alami yang ideal bagi
bayi
tidak
0-6
bulan)
sehingga
Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
4
menyebabkan alergi pada bayi (Purwanti,
terjadinya diare seperti tidak mencuci
2004). ASI juga mudah tersedia pada suhu
tangan setelah buang air besar dan sesudah
yang sesuai dan tidak memerlukan waktu
membuang tinja anak atau sebelum makan
dalam persiapannya. Susu yang dihasilkan
dan menyuapi anak (Depkes RI, 2002).
segar dan bebas dari kontaminasi bakteri
Diare yang terjadi pada bayi yang
yang akan mengurangi peluang terjadinya
mendapat susu formula sebanyak 58,3%
diare (Behrman, 1999). ASI mengandung
(21 responden); dengan diare jarang 5,6%
Ig A yang berfungsi untuk melindungi bayi
(2 responden) dan diare sering 52,8% (19
dari mikroba patogen yang berasal dari
responden).
sekitarnya. Ig A juga melindungi bayi dari
bayi yang mengalami diare sering lebih
protein
banyak
asing
sehingga
tidak
mudah
Terlihat bahwa prosentase
dibanding
yang
jarang.
Hal
yang
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
meminum ASI lebih jarang sakit, terutama
antara lain kebersihan dalam persiapan,
pada awal kehidupannya (Soetjiningsih,
alergi, proses pencernaan bayi yang belum
1997).
sempurna.
terkena
alergi
sehingga
bayi
Hasil analisis frekuensi diare bayi
Susu merupakan media yang baik
yang mendapat ASI eksklusif adalah
bagi
41,7% (15 responden); dimana yang
kontaminasi mudah terjadi terutama jika
mengalami
persiapan
diare
jarang
36,1%
(13
pertumbuhan
dan
bakteri,
sehingga
pemberian
responden) dan diare sering 5,6% (2
mengindahkan
responden). Lihat tabel 3. Hasil penelitian
formula disusun agar komposisi dan kadar
menunjukkan ada bayi yang diberi ASI
nutrisinya
eksklusif terkena diare baik jarang maupun
secara fisiologis serupa dengan komposisi
sering. Hal ini bisa terjadi karena beberapa
ASI, namun beberapa peran ASI belum
faktor baik dari bayi maupun perilaku ibu.
mampu digantikan oleh susu formula
Menurut Staff Pengajar IKA FKUI (2000),
seperti peran bakteriostatik, anti alergi atau
bahwa penyebab diare dari faktor bayi
peran psikososial (Markum, 2000). Hal
adalah adanya infeksi baik di dalam
tersebut terjadi karena bayi sebelum usia 6
ataupun di luar saluran pencernaan baik itu
bulan sistem pencernaan bayi belum matur
infeksi bakteri, virus, maupun infeksi
dan belum mampu menolak faktor alergi
parasit.
dapat
ataupun kuman yang masuk (Purwanti,
risiko
2004).
Perilaku
menyebabkan
ibu
juga
meningkatnya
segi
memenuhi
antiseptik.
kurang
kebutuhan
Susu
bayi
Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
5
Tabel 3 Distribusi frekuensi diare pada bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula (N=36)
Jenis Susu ASI Eksklusif Susu Formula
Terkena Diare Jarang 13 (36.1%) 2 (5.6%)
Sering 2 (5.6%) 19 (52.8%)
Prosentase Total 41.7% 58.3%
Tabel 3 menunjukkan frekuensi
frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI
diare bayi yang mendapat ASI Eksklusif
eksklusif dengan bayi yang diberi susu
adalah 15 responden (41,7%) dan bayi
formula dilakukan uji chi square (x2).
yang mendapat susu formula adalah 21
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
responden (58,3%).
nilai r tabel sebesar 21,424 dengan derajat
Berdasarkan data di atas terlihat
kebebasan 1 dan taraf signifikansi 5%.
bahwa prosentase bayi yang mengalami
Dengan demikian berarti r hitung > r tabel,
diare sering pada bayi yang diberi susu
artinya ada perbedaaan frekuensi diare
formula lebih banyak dibanding bayi yang
antara bayi yang diberi ASI eksklusif
mendapat ASI ekslusif. Untuk mengetahui
dengan bayi yang diberi susu formula.
apakah memang benar ada perbedaan
Tabel 4 Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula
Pearson Chi-Square Cintinuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher’s Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value
df
21.424b 18.367 23.913
1 1 1
Asymp. Sig (2sided) .000 .000 .000
Exact Sig (2-sided)
.000 20.829 36
1
Exact Sig. (1-sided)
.000
Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006
6
Selain dilakukan uji Chi Square,
Beberapa saran untuk mencegah
untuk mengetahui apakah hasil diperoleh
terjadinya diare adalah tetap memberikan
dari perhitungan tersebut signifikan atau
ASI eksklusif yaitu pemberian ASI selama
ada
maka
0-6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
dilakukan uji signifikansi. Pada kolom
dan tanpa perantara apapun. Ibu yang
Asymp. Sig (2 sided) menunjukkan 0,000
memberikan
susu
atau probabilitasnya dibawah 0.005. Hal
Eksklusif
hendaknya
ini berarti terdapat perbedaan frekuensi
kebersihan dalam persiapan dan selama
diare yang bermakna antara
pemberian susu formula maupun ASI.
hubungan
yang
bermakna
bayi yang
formula
dan
ASI
memperhatikan
diberi ASI eksklusif dan yang diberikan susu formula. Lihat Tabel 4
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
*Citra Puspitaningrum: Prodi Kebidanan STIKES Al-Irsyad **Yuni Sapto E.R.,S.Kep.,Ns: Bagian Keperawatan Komunitas STIKES Al-Irsyad **Rusana, S.Kep., Ns: Bagian Keperawatan Anak STIKES Al-Irsyad
Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap tentang perbedaan frekuensi diare antara
KEPUSTAKAAN
bayi yang diberi ASI ekslusif dengan bayi
Behrman, et. al. 1999. Ilmu Kesehatan Anak.Vol. 1. Edisi 15. Jakarta: EGC. Depkes RI. 2000. Diare. Jakarta: Depkes RI. Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: FKUI. Roesli, U. 2000. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Sri Purwanti, H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Staf Pengajar IKA. FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika. Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
yang
diberi
susu
formula
dapat
disimpulkan bahwa prosentase bayi yang mengalami diare sering yaitu lebih dari sekali dalam setahun lebih tinggi pada bayi yang diberikan susu formula. Perbedaan frekuensi diare pada kedua kelompok bayi dibuktikan
secara
statistik
dengan
menggunakan uji chi square. Perbedaan tersebut bermakna yang dibuktikan dengan perhitungan tingkat probabilitas kurang dari 0,005.