“c
intaku padamu nggak akan luntur oleh gemuruh pasang sapuan gelombang, terjangan
halilintar, tamparan badai, ledakan gempa... Langkah kaki berarah kepadamu dan akan selamanya padamu… Percayalah, Honey…” Bila ungkapan seperti itu meluncur dari bibir Si Doi, dengan suara yang mendesah berbisik di daun telingamu, kira-kira bagaimana sih perasaan yang berdenyar di dalam jantungmu? Iihh, geli kali ya…! Bukan itu maksudnya dong, tapi pastilah kamu semua akan ngomong kompak:” Aduuuuhh, romantis banget, nyeneeeeengin banget...!!” Tapi, eiiitt!! Jangan keburu senang! Ungkapan memabukkan semacam itu tidak sebanding dengan arti sesungguhnya. Liat aja jika benar ada gemuruh pasang sapuan gelombang, terjangan halilintar, tamparan badai, ledakan gempa, dan langkah kaki beneran wuih…yang ada malah bencana yang mengerikan, dan pasti bising banget tuh. Iya, khan? Waah ngomong-ngomong bising nich, jadi keinget peristiwa yang terjadi beberapa minggu di kos. Sering banget dengerin suara-suara bising tapi aneh yang ngebuat risih. Ya kalo suara manusia sich masih masuk akal kalo bukan? Nah lo…bisa berabe ni…! Yang ada ngapa-ngapain juga nggak enak. So…dengerin tu suara dengan seksama, takut tapi gimana lagi? Keluar pintu kamar kos, nyari-nyari dari mana sumber tuch suara? Eee…ternyata langkah kaki atau hentakan kaki yang dirasa emang kuat banget dari anak kos lantai atas. Hem…pikiran dah terlanjur jalan kemana-mana. Bising diartikan ramai ato hiruk-pikuk yang berasa di telinga seakan-akan pekak, bahkan yang sangat pelan sekalipun. Ya…bahasa inggrisnya any unwanted sounds alias bunyi yang tidak dikehendaki gitu de(he…he…). Metode peredam kebisingan yang datang memang sudah banyak solusi yang ditawarkan, misal ni dalam salah satu rancangan elemen bangunan, aspek yang penting untuk diperhatikan pembangunan noise barrier dsb. Tapi jika usaha yang dilakukan belum memberikan hasil yang diharapkan, diperlukan peredam dari elemen mendatar (horizontal) bangunan. Bisa jadi gangguan kebisingan yang disertai getaran hebat tuch ngebuat resonansi bunyi nggak hanya terjadi pada elemen vertikal bangunan tapi juga pada elemen horizontal.
Lantai Ruangan
Meskipun lantai bukan elemen yang secara langsung menerima perambatan gelombang bunyi dari luar bangunan, tapi pada bangunan berlantai banyak, emang lantai bangunan menjadi elemen yang menerima perambatan gelombang bunyi secara langsung. Wuih… Bunyi yang umumnya muncul pada elemen mendatar ni berupa impact sound, ya…bunyi yang langsung terjadi di permukaan lantai. Contohnya langkah ato hentakan kaki gitu… liat deh langkah kaki dengan sepatu beralas keras pada permukaan lantai yang keras tapi tipis dan ringan. Kayak gini ni gambarannya.
Gambar 1. Langkah kaki dengan sepatu beralas keras pada permukaan lantai yang keras namun ringan dan tipis, potensial menimbulkan impact sound. Nah bisa kamu bayangin khan, jika lantai nggak dirancang untuk memberikan peredaman, maka sumber bunyi yang langsung ngsung mengenai lantai akan dengan gampang dirambatkan ke ruangan di bawah lantai tersebut. Gimana…udah …udah dikit ngerti khan? Yuk lanjut, mari… Lantai dari material ringan kayak kayu yang gunain satu lapis aja,, dapat dipastiin gampang merambatkan bunyi langkah ato hentakan kaki. Kalo lantai yang terbuat dari material lebih berat dan permanen kayak beton cor lebih mampu menahan bunyi langkah ato hentakan kaki. Tapi pada keadaan dimana getaran yang muncul emang melebihi kekuatan hentakan kaki, redaman lantai beton beton satu lapis juga masih dinggap kurang. Bisa jadi getaran yang hebat tadi digunain untuk suatu kegiatan seperti olahraga ato ruang bermain musik (drum) dsb. So…penyelesaian So… lantai berlapis sangat dianjurkan. Penggunaan lantai model berlapis sebagaimana digunain igunain pada lantai ganda akan memberikan memberikan redaman yang lebih baik bila dibanding model lantai tai tunggal dengan ketebalan yang sama sebagaimana lantai berlapis. Hal ini dikarenakan pada model lantai berlapis, prinsip refraksi diterapkan secara maksimal. maksimal Apaan tuch? Maksudnya ni gelombang bunyi yang mengalami refraksi, yaitu peristiwa membias ato membeloknya arah perambatan gelombang bunyi karena melewati material yang berbeda kerapatannya. Kayak gambar dibawah ini.
Gambar 2. Refraksi ato pembiasan rambatan gelombang bunyi ketika melewati material dengan kerapatan molekul yang berbeda-beda. berbeda beda. Ketika melalui molekul yang lebih rapat, gelombang bunyi akan membias ke bawah dan sebaliknya.
Gimana dah ngerti khan? Kembali lagie nich bawasannya lantai berlapis dapat diterapkan pada keseluruhan lantai secara utuh ato hanya sebagian saja. Bila nggak semua ruang dalam suatu bangunan memiliki lantai berlapis, maka pada ruangan yang lantainya ditambah lapisan akan terasa mengalami peninggian lantai. Pada keadaan ini, lantai ruangan tersebut disebut sebagai raised floor ato floating floor. Finishing permukaan Plat beton tebal min.10 cm, masa 250 kg/m2
Spasi 1 49 dB
Finishing permukaan Plat beton tebal min.15 cm, masa 365 kg/m2
Spasi 1 51 dB Finishing permukaan Plat beton tebal min.10 cm, masa 250 kg/m2
Rongga udara min.15 cm
Plafon gantung dari bahan lembaran gipsum
50 dB
Gambar 3. Beberapa contoh penggunaan lantai ganda dan kemampuan redamnya. (Lord dan Templeton, 1996) Wuih keren ya…kalo semua remaja bacaannya kayak gini bakal lebih banyak mencetak arsitektur dan building scientist baru ni. Makin seru khan ulasannya…ya…ya…diterusin yuks…penasaran banget sich…!! Guys, sistem lantai berlapis secara menyeluruh pada umumnya menggunakan material yang terpasang permanen, seperti beton. Pada lantai semacam ini lapisan lantai berupa plat beton, rongga udara
(dapat diisi pasir ato material akustik seperti glasswol) pada bagian atasnya dicor plat lantai beton lagi. Pada keadaan ini kondisi plat lantai berlapis tidak akan dirasakan oleh pengguna bangunan. Apa sich Raised floor??
Raised floor itu pada umumnya adalah lantai yang ditambahkan kemudian setelah keseluruhan bangunan diselesaikan. Bahkan adakalanya kebutuhan lantai berlapis datang ketika fungsi ruang berubah, sebagai contoh ruko alias rumah toko yang berubah fungsi menjadi tempat karaoke. Penggunaan raised floor pada keadaan ini akan jauh lebih ideal. Dan material raised floor kebanyakan semi permanen dan ringan. Ok… Nah lo makin asik khan bahasannya. Raised floor ini terdiri dari rangka untuk mendudukkan papan lantai yang akan digunakan, papan penutup dan lapisan akhir. Keberadaan rangka guna terbentuk rongga udara antara plat lantai permanen dengan plat lantai tambahan, rongga udara juga ada yang serta merta tak terisi gitu aja, tapi juga ada yang diisi bahan penyerap sehingga menghambat perambatan gelombang bunyi dari lantai tambahan karena adanya refraksi gelombang bunyi. Jadikan rongga tadi memberikan fungsi redaman yang lebih baik disbanding meletakkan pelapis lantai langsung diatas lantai permanen alias menyatu dengan lantai. Nggak seru kalo belum liat gambarnya, kayak apa sich raised floor?!? check it dot!
Gambar 4. Raised floor untuk fungsi panggung ato pertunjukkan tari.
Gambar 5. Rangka lantai raised floor yang pada bagian bawahnya dimanfaatkan untuk kabel-kabel instalasi .
Gambar 6. Sebuah pengangkat ubin suction-cup, mempermudah pengangkatan jika rangka lantai raised floor.
Plafon Ruangan
Guys…pastinya peredaman rambatan gelombang bunyi di dalam ruang akan lebih efektif tidak hanya dalam lantai ruangan saja, bisa juga plafon tidak secara langsung menempel pada struktur bangunan ato sering disebut plafon gantung. Dengan sistem plafon gantung akan tercipta apa yang namanya jarak ato rongga yang merupakan elemen peredam, sehingga plafon nggak gampang mengalami resonansi karena adanya getaran pada struktur ato konstruksi. Plafon gantung ni bermanfaat untuk meredam getaran dan bunyi pada bangunan yang menderita kebisingan dari arah atas, for example kegiatan olahraga yang disertai hentakan kaki maupun alat olahraga. Pemilihan rangka penggantung dari bahan tipis tapi kuat guna meminimalkan terjadinya resonansi.
Gambar 7. Penggunaan material lunak sebagai panel yang ditempatkan di plafon untuk menambah kemampuan redam.
Gambar 8. Penenpatan rangka plafon, mesti bukan plafon gantung tapi keberadaan rongga udara mampu memberikan redaman yang baik.
Gambar 9. Contoh penggunaan plafon gantung. Guys, gimana jadi tambah tertarik buat belajar tentang kebisingan? Say “YES” tuk baca ya…tambah pengetahuan dan kamu nggak jadi remaja popular, gaul aja tapi juga smart. Bersiap tuk jadi generasi yang terdepan he…he…Good Luck!
Model sepatu
Guys, pernah tau nggak sandal bakiak alias theklek dari teropah kayu, biasanya sih buat orang tua gitu. (he…he…). Hentakan pada lantai menimbulkan suara yang nggak enak banget. Risih khan ujungujungnya. Bete juga khan kalo kita beli sepatu bagus tapi ada bunyinya, pede hilang jadinya dan serasa diliatin orang dengan muka masam bakal bilang di hatinya, “ siapa sih yang pake sepatu bunyi dan bikin berisik lagi?”. Kita mencela tapi nggak mau dicela. (ha…ha…). Wah…tapi tunggu dulu buat para remaja putri ni, putra juga boleh deh ada tips agar kita nggak keliru beli sepatu. Pastinya semua bakal nyobain khan sebelum mutusin buat beli, pas ato nggak, cocok or nyaman buat kita pa nggak? Nah, ni dia tips saat mencoba sepatu : 1. Jika tersedia, ukurlah kedua kaki dengan menggunakan Brannock (alat pengukur panjang kaki). Gunakan ukuran yang di dapat sebagai patokan saat akan mencoba sepatu. Jika salah satu kaki lebih besar (pada kebayakan kasus / umumnya), maka pertama kali cocokkanlah kaki yang paling besar dahulu. 2. Saat mencoba sepatu, pakailah kaos kaki yang baik dan mewakili kaos kaki yang akan kita pakai nanti di lapangan. 3. Ikatlah sepatu dan berdirilah. Sepatu sebaiknya terasa nyaman di bagian tumit dan bagian dalamnya, tapi cukup longgar agar bisa melenturkan otot kaki bagian depan. Tumit kita seharusnya diam ditempat dan tidak bergeser. Jika bagian dalam sepatu terasa seperti "mengambang" cobalah ukuran setengah dibawahnya dan jika sepatu terasa sempit atau jari kaki menyentuh bagian depan sepatu, cobalah ukuran yang lebih besar. 4. Berjalanlah dan rasakan seberapa nyaman sepatu kita. Periksalah kelonggaran, pergerakan kaki dan atau pergerakan tumit. Sepatu yang pas akan menahan kaki pada tempatnya tanpa mengikat atau menjepitnya. Tetapi ingat juga bahwa sepatu baru awalnya akan terasa sedikit kaku tapi lama kelamaan akan terasa nyaman. Dan pastikan sepatu nggak menimbulkan bunyi saat berjalan dipermikaan datar yang menggangu ketika ada gesekan antara alas sepatu dan lantai. 5. Setelah mencoba berjalan dipermukaan datar, cobalah berjalan pada medan menurun (jika tersedia), ini berfungsi untuk melihat kelicinan kaki. Kaki kita sebaiknya tidak bergeser ke depan atau ke samping. Jika salah satu bagian terasa bergeser, cobalah sepatu yang lebih kecil. Jika jari kita menyentuh bagian depan sepatu tanpa banyak bergerak maju, cobalah ukuran lebih besar atau sepatu boot yang lain / berbeda. 6. Cobalah periksa kembali dengan seksama nomor sepatu pilihan kita sebelum memutuskan salah satunya, meskipun pasangan pertama tersebut sudah terasa nyaman.