Cinta Kedua Oleh: Banyu Biru Copyright © 2013 by Banyu Biru
Water Publisher
[email protected]
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Cinta Kedua Sekilas Potongan Cerita.... “Lihat teman-temanmu di luar? Apa temanteman seperti itu yang kau pilih? Tidak adakah perempuan-perempuan yang lebih berpendidikan yang lebih layak kau jadikan teman?! Mengatas namakan kaum sosialita, padahal sikap mereka tidak ada jiwa social sama sekali. Mereka hanya suka hurahura dan menghambur-hamburkan uang. Sejak bergaul dengan mereka sikapmu ikut terkontaminasi dan berubah. Mereka yang menjerumuskanmu jadi tante-tante girang. Padahal kamu tidak seperti ini…!” “Jangan salahkan mereka. Mereka teman-teman baikku. Mereka tidak ada diantara masalah kita… lagian kamu juga kan yang melarang aku bekerja dan santai saja di rumah agar aku bisa hamil. Aku bosan menunggu kehamilanku yang tidak juga datang. Atau jangan-jangan, kamu mandul?!” “Dalam keluargaku tidak ada yang mandul!” “Mandul tidak hanya faktor genetik. Mandul juga bisa dipengaruhin aktivitas sehari-hari. Karena kesibukanmu kerja, pergi pagi, pulang malam. Membuat vitalitasmu terganggu…” “Fine, kamu selalu membela mereka, temanteman sosialitamu, kaum jetset, kalangan terpandang, borjuis! Itu kan yang membuatmu bangga?!” Izal
2
mengemasi semua bajunya ke dalam travel bag, “aku sadar…kita memang tidak cocok!” “Apa yang kamu lakukan…?” Nelly panik melihat suaminya memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. “Tampaknya kamu lebih bahagia dengan teman-temanmu. Aku tidak ada artinya di sini. Sebaiknya aku pergi saja, agar kamu bebas dan tidak ada yang melarang lagi bergaul dengan siapa pun, kamu juga tidak perlu bersembunyi-sembunyi membawa berondong ke rumah, dan ML ditempat tidur kita. Aku tidak mau tersakiti untuk yang kesekian kali, cukuplah ini yang terakhir…” “Kita selesaikan ini baik-baik.” “Hal terbaik adalah pisah!” “Kamu bicara apa?” “Ya, hal terbaik adalah pisah…” Izal menarik napas untuk melanjutkan kalimatnya kembali, “Nelly, maafkan semua kesalahanku selama kita hidup bersama. Maaf jika aku belum bisa memberikan keturunan untukmu. Ada baiknya jika seperti itu. Hari ini, saya Izal Suhendra, membebaskanmu dari ikatan sah pernikahan. Aku menjatuhkanmu talak satu. Kita bercerai. Dan mulai saat ini kita tidak ada ikatan suami-istri lagi. Aku pergi…!” Kata-kata Izal bagai petir disiang bolong, seketika itu juga Nelly lunglai tidak berdaya. Tubuhnya lemas dan bersandar di dinding… ****** 3
Izal mengendarai mobil pukul 00.30 wib, malam. Sampai rumah tepat pukul 03.00 dini hari, mobilnya sempat menabrak pagar rumah. Abi yang tidur di ruang depan sejak bertengkar dengan istrinya langsung ke luar melihat apa yang terjadi. Mengetahui Izal mabuk turun dari mobil, Abi segera membantunya, membawanya masuk rumah, dan meletakkan di atas tempat tidur Izal. Izal samar-samar terjaga, dan mulai sadar, ia merasakan perhatian Abi yang begitu dalam padanya, tidak ada orang seperhatian ini selain Abi. Dulu waktu ia mabuk karena bercerai dengan Nelly, Abilah yang membantunya, sekarang waktu Izal dikecewakan dengan wanita lagi Abilah suka rela menolongnya. Dengan perhatian Abi membuka sepatu dan kaos kaki Izal, serta membukakan baju dan celana miliknya. Kemudian menggantinya dengan celana pendek dan kaos oblong. Setelah selesai Abi menatap Izal sesaat, tubuh yang amat dicintainya ini terbaring tidak berdaya. Abi mencium keningnya sebelum pergi untuk kembali tidur ke sofa. Saat Abi hendak pergi Izal menarik lenganya, “mau ke mana, Bi? Di luar dingin. Temani aku tidur di sini…” Izal menarik Abi dan tidur disebelahnya. Abi tidak menolak, ia menurut saja. Diam-diam Izal memperhatikan wajah Abi yang terlelap tidur, ia memberanikan diri untuk 4
mencium keningnya lagi sama seperti waktu itu, ketika mereka berada di Suites Hotel, namun kini Abi membalasnya, ia mencium balik bibir Izal, dan keduanya berpagutan begitu mesra, bagai pasangan yang sudah sangat lama tidak bertemu, keduanya terhanyut dalam lautan percintaan yang luar biasa. Mereka tidak sadar Andini tadi terbangun saat mendengar deru mobil memasuki halaman rumah dan menabrak pagar mereka. Andini tidak bisa tidur sampai memberanikan diri mengendap-endap ke luar kamar dan melihat apa yang terjadi, ternyata suaminya tengah melakukan hubungan badan dengan Izal. Hatinya terasa tersayat dan hancur berkepingkeping. Air matanya menetes tidak henti-henti. Rupanya inilah yang mereka sembunyikan selama ini. Sekarang terjawab mengapa mereka terlihat begitu intens. Akrab satu sama lain. Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri mungkin Andini tidak akan percaya. Kini semua jelas di depan matanya. Ini yang mereka lakukan saat Abi tidak tidur dikamarnya. Andini memang menyadari perubahan suaminya sejak Izal masuk dalam rumah tangganya, namun ia tidak menyangka kalau perubahan itu amat fatal. Sebagai wanita ia merasa tidak berharga lagi. Ia kembali ke kamarnya dan menangis tersedu-sedu. ********
5
Esok paginya, Abi masih terlelap dalam pelukan Izal, keduanya terlihat amat kelelahan… Andini tidak bisa tidur sejak peristiwa semalam. Ia memasukkan seluruh bajunya ke dalam travel bag besar. Hari ini ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Sebelum pergi ia pamitan pada Abi. Andini masuk kamar yang tidak dikunci itu, mungkin Izal lupa melakukannya karena terlalu letih, ke dua pria itu hanya berlapiskan selimut namun masih berpelukan erat, inilah bukti cinta mereka yang tidak pernah Andini dengar, cinta mereka telihat begitu dalam… “Abi…” panggil Andini, matanya sembab karena tangis. Abi dan Izal tergaja, mereka malu tertangkap basah dan bugil, dan tidak ada waktu lagi untuk menyembunyikan semuanya. “…hari ini aku akan pulang kampung. Aku tidak bisa hidup diantara kalian. Mungkin selama ini kehadiranku menjadi penghalang buat kalian, sekarang aku akan pergi, kalian bisa bebas melakukan apa saja tanpa perlu merasa sungkan. Aku hanya berharap kalian bahagia, bisa saling jaga satu sama lain, saling setia dan saling mengasihi…” Andini pun pergi membawa tas besarnya. Izal segera memakai kaos oblongnya dan celana pendek, sementara Abi hanya terbaring di atas kasur tidak berdaya, ia sama sekali tidak memberikan respon untuk istrinya. 6
“Kenapa kau diam saja, Abi?! Cepat kejar istrimu, sebelum ia pergi jauh…!!” “Aku tidak mencintainya…” Jawab Abi enggan beranjak dari tempat tidurnya. Izal tidak mengerti sikap Abi, apakah sesuatu telah mengubah cinta Abi dan Andini? Mengapa sampai begitu fatal… “Aku tidak pernah mencintainya. Yang kulakukan selama ini hanya keterpaksaan saja. Karena rasa hormatku pada orang tua yang menjodohkan kami. Aku menjaga dia tidak lebih dari rasa tanggung jawabku saja. Selebihnya aku tidak mencintainya…” Iza mencoba menyangkal pengakuan Abi, ia harus menyokong Abi agar kembali pada rumah tangganya, “kau jangan bicara sembarangan, kejar Andini?! Ayo..!” “Aku menemukan kamu sebagai cinta sejatiku.” “Bulshit! Yang kita lakukan ini salah!” Izal marah melihat ketololan Abi, “aku tidak mencintaimu! Yang terjadi semalam hanyalah mimpi belaka. Andinilah yang berhak kau cintai!” Abi tidak memberikan reaksi apa-apa, ia memakai baju dan celana, tapi sama sekali tidak ada indikasi untuk mengejar istrinya, “aku hanya ingin jujur pada perasaanku. Aku mencintaimu….”
7
“Dengar Abi, hubungan kita ini salah. Semua yang terjadi semalam karena aku mabuk! Dan aku sama sekali tidak pernah mencintaimu!” kata Izal mulai kasar. “Aku tidak ingin membohongi Andini terusterusan! Lebih baik ia tahu dengan sendirinya. Dengan begitu ia akan mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya…” kata Abi lagi. Di luar rumah Andini menyetop taxi, ia masuk. Duduk termangu dan menangis hebat. Lalu ia menghubungi ibunya di kampung, tangisnya meledak lagi sebelum sempat berkata-kata… “Hallo? Loh, kenapa nangis, Nduk?” terdengar suara perempuan tua dari seberang sana, ibu kandung Andini seperti terkejut sekali mendengar tangisan anaknya, sesuatu yang besar pasti telah terjadi, “ada apa cah ayu, ayo bicara pada ibu….apa kamu bertengkar dengan Abi?” Andini masih sesenggukan hingga kemudian ia mulai berkata, “saya pulang, Bu. Sekarang aku dalam perjalanan…” “Ada apa ini? Kok bisa mendadak gini?” “Abi, dia ternyata tidak mencintai saya, atau tidak pernah mencintai saya. Benar kata orang di desa, Abi tidak suka pada perempuan. Tadi malam Andini melihat sendiri, Abi berciuman dengan teman laki-lakinya. Lebih dari itu mereka melakukannya seperti suami istri. Sepertinya mereka sering melakukan itu. Sejak teman Abi masuk kehidupan 8
rumah tangga kami, Abi berubah, dan yang saya lihat mereka saling mencintai. Saya tidak kuat lagi...” “Sabar, Nduk…” “Saya tidak ingin lagi kembali ke Jakarta, Bu. Aku ingin di kampung saja. Sekarang saya hamil tiga bulan, ini anak Abi. Tapi saya minta pada ibu jangan cerita soal ini pada siapa pun. Saya tidak ingin Abi tahu kalau saya mengandung anaknya…” Tidak ada komentar apa-apa dari ibunya di sana, sampai telepon itu ditutup. Andini memegangi perutnya yang membesar, tatapanya ia lempar ke luar jendela. Ia bertekad untuk mengurus bayi itu sendiri. Sejak ia mengandung tiga minggu Abi tidak pernah tahu, ia lebih sibuk mengurusi bisnis bersama Izal, bahkan sampai perutnya kian besar Abi tidak pernah menyadari perubahan pada dirinya, perhatiannya tidak ada lagi. Percuma jika Andini mengharapkannya, apa lagi setelah ia tahu Abi seorang gay, Andini menutuskan untuk pergi dan tidak ingin kenal pria itu lagi, termasuk tidak ingin mengenalkan anaknya pada Abi, ayah dari anak kandungnya. Lanjutkan baca pada novel “Cinta Kedua”.
-----------------------------------------------------------
Berikut adalah sedikit komentar yang di ambil secara random setelah membaca buku ini:
9
“Saya bukan pecinta novel. Jujur, saya dipaksa membaca buku ini. Namun setelah membaca membuat hati saya tersentuh. Ceritanya begitu
mengalir.
Dan
malu,
karena
saya
sampai
menangis
membacanya…Well, buat saya sih rugi kalau tidak baca buku ini, saya yang bukan pecinta novel saja langsung jatuh cinta, apalagi anda. Kalau tidak percaya intip saja dulu sedikit ceritanya, pasti anda tertarik untuk lanjut membacanya…”-Mardyono, staff PT. Bank ANZ Indonesia. “Kita tidak bisa lagi menutup mata dari kehidupan kaum homoseksual atau lesbian disekitar kita. Novel ini menuturkannya dengan gamblang dan menyentuh. Its hard for some people to be straight because for them, love doesn’t need a special gendre! Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta. Entah itu dengan orang yang lebih tua, lebih muda atau seumuran. Well, let it flow! Let love lead the way and let the judging to God…Selamat membaca!” D.A Sawa Riza: Book Freak, Aktivis, Pencinta Lingkungan, Hewan dan Kehidupan. “Novel ini sangat menginspirasi. Cinta tumbuh karena kebersamaan. Meski cinta sesama jenis dianggap tabu, namun cinta itu tetap ada, bahkan hidup disekeliling kita. Mungkin saja kita tidak menyadari salah satu pecinta sesama jenis itu adalah temen dekat atau saudara kita sendiri. Karena memang cinta tidak memandang gendre!” -Mulyadi, SH. HRD Manager PT. Pesona Putra perkasa. “Satu kata: “WAW!!” Saya tidak menyangka isi ceritanya seperti itu. Sangat berani dan Sangat mengejutkan. Setelah membaca buku ini, saya suka memperhatikan orang-orang disekeliling. Apakah mereka salah satu kriteria dari karakter di buku ini? Karena cerita ini sangat jelas menggambarkan apa yang terjadi pada kehidupan nyata. Its real! Cinta terlarang selalu asik dibahas. Beli deh bukunya, pasti anda suka!” – Didy Rivandy, marketing staff PT. Bank Negera Indonesia.
10
11