CHAPTER I
1.1 Background of the study
Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk. Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya. Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.
1
2
Batasan sastra menurut Plato, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide. Aristoteles murid Plato memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasa yang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal 1. Segala sesuatu yang tertulis 2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya 3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa. Suatu hasil karya baru dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila di dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya. Bentuk dan isi sastra harus saling mengisi, yaitu dapat menimbulkan kesan yang mendalam di hati para pembacanya sebagai prwujudan nilai-nilai karya seni. Apabila isi tulisan cukup baik tetapi cara pengungkapan bahasanya buruk, karya tersebut tidak dapat disebut sebagai cipta sastra, begitu juga sebaliknya.
3
Sastra (Sansekerta , shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata "sastra" bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Sastra memiliki beberapa jenis: Sastra daerah, yaitu karya sastra yang berkembang di daerah dan diungkapkan dengan menggunakan bahasa daerah. Sastra dunia, yaitu karya sastra milik dunia yang bersifat universal. Sastra kontemporer, yaitu sastra masa kini yang telah meninggalkan ciri-ciri khas pada masa sebelumnya. Sastra modern, yaitu sastra yang telah terpengaruh oleh sastra asing(sastra barat). Secara
umum,
yang
dimaksud
teori
adalah
suatu
sistem
ilmu
atau
pengetahuan sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati.teori berisi konsep/uraian tentang hukum-hukum untuk suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu. Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya dan diverifikasi atau dibantah (diversifikasi) pada objek atau gejala-gejala yang diamati tersebut.
4
Pertama-tama yang diperlukan adalah bahwa istilah yang tepat untuk menyebut teorisastra, baik bahasa Indonesia atau Inggris, belum ditemukan. Akibatnya definisi mengenai hakikat, fungsi dan teori sastra tidak mudah dirumuskan. Bahkan istilah-istilah yang digunakan untuk menyebutkan konsep-konsep yang paling mendasar pun berbeda beda. Antara teori dan ilmu sastra belum ada pembatasan yang jelas. Demikianlah pergelutan sastra menjadi ilmu menjadi hambatan-hambatan yang cukup banyak. Juga dalam hal konsep-konsep keilmuannya (Kuntara Wiryamartana, 1992) Menurut Wellek dan Warren (1993), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni. Sedangkan teori sastra adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat diacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadap karya sastra disebut kritik sastra dan sejarah sastra. Ketiga bidang ilmu tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan secara erat. Teori sastra hanya dapat disusun berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria, kategori, dan skema umum mengenai sastra tidak mungkin diciptakan tanpa berpijak pada karya sastra kongkret. Demikian pula, teori sastra
bukan hanya sekadar alat bantu untuk mendukung pemahaman
dan apresiasi perorangan terhadap karya sastra (karena ini bukanlah tujuan sebuah ilmu sistematis). Teori sastra justru diperlukan untuk mengembangkan ilmu sastra itu sendiri. Luxemburg, et.al (1986) menggunakan istilah ilmu sastra dengan pengertian yang mirip dengan teori sastra Wellek dan Warren. Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-teks sastra secara sistematis sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat. Tugas ilmu sastra adalah meneliti dan merumuskan
5
sastra (sifat-sifat atau ciri-ciri khas kesastraan daan fungsi sastra dalam masyarakat) secara umum dan sistematis. Teori sastra merumuskan kaidahkaidah atau konvensi-konvensi kesusastraan umum. Menurut
Lefevere
(1997),
sastra
adalah
Deskripsi
pengalaman
kemanusiaan yang memiliki dimensi personal dan sosial sekaligus pengetahuan kemanusiaan yang sejajar dengan bentuk hidup itu sendiri. Sastra penting dipelajari sebagai sarana berbagi pengalaman (sharing) dalam mencari dan menemukan kebenaran kemanusiaan. Berdasarkan pemahaman ini, Lefevere menyatakan bahwa untuk mencari kedalaman (insight) pengalaman kemanusiaan ini diperlukan tidak saja sekedar ‘persepsi’ tetapi lebih dari itu ‘observasi’ persepsi hanya berfungsi sebagai peta yang kita gunakan untuk mencari
kebenaran
dan
kenyataan
yang
sesungguhnya. Dengan melakukan observasi, kita ikut terlibat secara aktif dan perhatian kita dapat kita arahkan kepada aspek-aspek tertentu yang menarik perhatian kita. Novel merupakan juga salah satu bentuk karya sastra yang dapat mengemukakan sasuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Semua karya sastra termasuk novel merupakan sesuatu totalitas yang memiki nilai seni. Totolitas itu di bangun oleh unsur- unsur pembangun yaitu dari unsur instrinsik dan ekstrinsik. Oleh karena itu penulis berusaha mengatahui unsur-unsur yang terdapat dalam novel Takbir Cinta Zahrana karya sastra Habiburrahman El Sirazy. Yaitu yang ada dalam unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik lebih khusus dari segi
6
perwatakan, kepribadian dan konfilk dari tokoh utama (Zahrana) yang ada pada novel Takbir Cinta Zahrana terutama dalam mengungkapkan tema pada karakter Zahrana. Karakter Zahrana dalam novel Takbir Cinta Zahrana adalah mencari jodoh yang sholeh. Memahami karya sastra pada prinsipnya membantu pembaca dalam upaya memahami segi-segi kejiwaan manusia. Hal itu disebabkan kejiwaan para tokoh cerita merupakan tiruan dari manusia sesungguhnya, sehingga ia mempunyai berbagai kemungkinan karakter yang dimiliki sesungguhnya. Manfaat dari membaca novel ini adalah memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran- kebenaran hidup ini. Selain itu juga memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang berbudaya. Hasil cipta sastra akan selalu berbicara masalah manusia dengan segala permasalah hidupnya, baik hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya maupun manusia dengan penciptanya. Hasil karya sastra novel mengandung keindahan yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian, menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca.
1.2 Statement of the problems Berdasar dari background masalah tersebut di atas penulis akan menganalisa permasalahan sebagai berikut : 1.2.1
Seperti apa tokoh utama (Zahrana) dalam mengungkapkan tema pada novel Takbir Cinta Zahrana?
7
1.2.2
Konflik apa yang dialami tokoh utama (Zahrana) dalam mengungkapkan tema pada novel Takbir Cinta Zahrana?
1.3. Purpose of the study Berdasar statement of the problem di atas tujuan penulis menulis skripsi ini yaitu: 1.3.1
Mendeskripsikan tokoh utama (Zahrana) dalam mengungkapkan tema pada novel Takbir Cinta Zahrana
1.3.2
Mendeskripsikan konflik tokoh utama (Zahrana) dalam mengungkapkan tema pada novel Takbir Cinta Zahrana?
1.4. Significance of the Study Dengan menganalisis karakter Zahrana dalam mengungkap tema di novel “Takbir Cinta Zahrana” karya Habiburrahman El Shirazy, akan memperkaya pengetahuan pembaca tentang sastra.Dan mudah-mudahan, tesis ini memberikan beberapa keuntungan tidak hanya bagi mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Wijaya Putra tetapi juga untuk pembaca umum, diharapkan bahwa penelitian ini akan berguna bagi pembaca lain untuk memahami novel ini pada keseluruhan sesuai dengan kemampuan mereka .
1.5. Scope and Limitation of the study Batasan dari penelitian ini adalah : Dalam studi ini, karena keterbatasan dari skripsi ini, penulis hanya akan fokus pada pembahasan Zahrana karakter utama dan bagaimana kaitannya dalam mengungkapkan tema novel.
8
1.6. Method of the Study Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis membaca buku-buku, artikel, dan materi cetak lainnya yang terkait dengan karya-karya Habiburrahman El Sirazy terutama Zahrana dalam novel” Takbir Cinta Zahrana ".Penulis juga mencoba untuk menemukan informasi dari segala kritikus tertentu yang berhubungan dengan teori-teori sastra dan pendekatan yang akan digunakan dalam analisis.
1.7. Definition of Key Term Untuk membuat penelitian ini mudah dipahami oleh pembaca dan tidak menimbulkan salah pengertian, maka peneliti mendeskripsikan kata-kata yang digunakan pada judul penelitian ini :
1. Karakter
: Mungkin orang yang dibayangkan dalam
cerita,
apakah karakter dalam puisi naratif, novel, cerita pendek atau drama di atas merupakan representasi dari manusia, terutama bagi mereka yang tidak kondisi atau bentuk nya atau lingkungannya (Robert, 1997; 54) 2. Karakterisasi
: Orang
yang
dibayangkan
dalam
cerita
sehari-
hari. Karakterisasi biasanya melalui beberapa metode tergantung pada penulis perlu membawa seluruhnya atau idenya (Kennedy, 1979; 45)
9
3. Karakter
: Mungkin orang yang dibayangkan dalam
cerita,
apakah karakter dalam puisi naratif, novel, cerita pendek atau drama di atas merupakan representasi dari manusia, terutama bagi mereka yang tidak kondisi atau bentuk nya atau lingkungannya (Robert, 1997; 54) 4. Karakterisasi
: Orang
yang
dibayangkan
dalam
cerita
sehari-
hari. Karakterisasi biasanya melalui beberapa metode tergantung pada penulis perlu membawa seluruhnya atau idenya (Kennedy, 1979; 45) 5. Watak
: Pola adaptasi terhadap dorongan instiktual dan dorongan dari lingkungan yang sudah menjadi cirri khas atau kebiasaan bagi si individu dan yang langsung dapat diamati (dibedakan dari ego), seperti perilaku dan cara pembelaan, bereaksi, berfikir dan merasa. (Sigmund Freud dalam buku ilmu kejiwaan : 38,1980)
6. Konflik
: Menurut Alwi dkk. (2005: 587), definisi konflik adalah percekcokan,
perselisihan
atau
pertentangan.
Berdasarkan pengertian kata konflik menurut Alwi tersebut, konflik merupakan pertentangan yang terjadi dalam diri manusia. Pertentangan yang terjadi dalam diri manusia tersebut tentunya terjadi karena adanya gangguan baik dari diri pribadi maupun dari pihak luar. : Ketidak-sepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain. Keadan mental merupakan
10
hasil
impuls-implus,
hasrat-hastrat,
keinginan
–
keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja dalam say yang bersamaan (Kamus psikologi:85,1987) According to Wellek and Warren (in Nurgiyantoro, 2007: 122), conflict is something that is dramatic, referring to the battle between the two the balanced and suggests the actions of children. Opinion was meant to lead to something tangible action that is negative and unpleasant. 7. Plot
: Adi (2011:38) mengemukakan bahwa Plot cerita suatu novel, baik dalam haigh literature maupun populer literature,
dimulai
dengan
perkenalan
keadaan,
perkembangan, dan penutup, atau dimulai dengan eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, dan penutup. 8. Penokohan
: Adi, (2011: 46, 47, dan 48) mengemukakan bahwa kehadiran tokoh cerita, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung selalu ada di semua novel, apakah novel tersebut novel populer atau adiluhung.
9. Tema
: Adi (2011, 45) mengemukakan tema dalam fiksi populer yang lebih sederhana biasanya dapat dengan mudah diketahui oleh pembacanya. Bahkan pembaca fiksi populer dapat segera tahu tema cerita dari judul, gambar sampul, atau penerbitnya dan tidak harus dicari-cari dalam proses pembacaan.
11
10. Latar atau Setting
: Adi, (2011, 49) mengemukakan latar dalam novel populer dapat dipakai sebagai alat menarik perhatian pembaca atau penonton. Latar dapat juga menentukan jenis cerita itu sendiri. Menurut Krakauer dan Bazin (dalam Adi, 2011: 51) hal terpenting adalah cara membuat
suatu
representasi
rekaan
serealistis-
realitisnya. Hal ini disebabkan adanya kekuatan penalaran yang dimiliki oleh penikmat fiksi populer. Dalam menilai suatu adegan realistis atau tidak dengan cara membandingkannya dengan realitas di dunia nyata. Jadi, hokum logika sangat penting dalam pembuatan atau penulisan fiksi populer.
1.8. The Organization of the Study Skripsi ini terdiri dari lima chapter dengan, Chapter I introduction terdiri dari Background of the study, statement of the problem, purpose of the study, significance of the study, scope and limitation of the study, definition of key term, and the organization of the study, Chapter II review of related literature yang terdiri dari beberapa teori yang berhubungan dan dipilih sebagai dasar analisis dari judul skripsi ini, Chapter III research methodology. Chapter IV Finding and analyzing of the Takbir Cinta Zahrana dimana penulis menjelaskan deskripsi dari permasalahan yang telah dipaparkan pada statement of the problem dan pada chapter V Conclusion merupakan kesimpulan dari skripsi ini, yang dilengkapi dengan references, biografi dan sinopsis.
CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE
2.1 Novel
2.1.1 Pengertian Novel Aminuddin (2002: 66) berpendapat bahwa Karya fiksi lebih lanjut dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadarpanjang-pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan. Oleh karena itulah hasil telaah suatu roman, misalnya pemahaman atau ketrampilan lewat telaah tertentu, dapat juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel maupun cerpen.
2.1.2 Jenis Novel
Jakob Sumardjo dan Saini, (1986: 29) berpendapat bahwa novel dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni novel percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi.
1) Novel percintaan merupakan novel yang didalamnya terdapat tokoh perempuan dan pria secara seimbang, bahkan peranan perempuan lebih
12
13
dominan. Sebagai novel yang dibuat oleh pengarang termasuk jenis novel percintaan dan jenis novel ini hampir terdapat semua tema;
2) Novel petualangan melibatkan peranan perempuan lebih sedikit daripada pria. Jenis novel petualangan merupakan bacaan yang banyak diminati kaum pria karena tokoh pria sangat dominan dan melibatkan banyak masalah dunia lelaki yang tidak ada hubungannya dengan perempuan. Jenis novel ini juga terdapat unsur percintaaan, namun hanya bersifat sampiran belaka.
3) Novel fantasi bercerita merupakan novel yang menceritakan peristiwa yang tidak realistis dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3 Struktur Novel
Wellek dan Warren(1993: 283) mengatakan bahwa pada umumnya kritikus yang membedakan novel dengan karya sastra lain akan membedakan tiga unsur pembentuk novel yaitu: alur, penokohan, dan latar.
Adapun dalam lingkup karya fiksi, Stanton ( dalam Rachmat Djoko Pradopo dkk, 2001:56). Mendeskripsikan bahwa struktur karya sastra terdiri dari 3 unsur yakni tema, fakta cerita, dan sarana sastra. Fakta cerita terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa, dan suasana, simbol-simbol imaji, dan juga cara-cara pemilihan judul.
14
2..2. Tema Perrine (1959:137) menyatakan bahwa tema ini dirancang untuk memberikan makna terhadap karya sastra karena tema merupakan elemen yang memberikan fiksi sastra, poin lain yang penting adalah bahwa karya sastra dalam kesatuan. Tema dalam cerita dapat diilustrasikan kita batas suatu negara. Tema dalam bermain adalah peranan penting, karena biasanya menyediakan kesatuan cerita. Lain unsur-unsur cerita seperti; karakterisasi, konflik, dan elemen lainnya memiliki teknik sendiri. Berbicara tentang penggunaan metode untuk mengatur tema dari cerita ini, perlu penting untuk mengatakan bahwa dalam muncul tema dengan menganalisa cerita dan juga karakter yang dibenarkan. Selain tema yang salah satu elemen dasar dari karya sastra yang penulis mengungkapkan beberapa kebenaran tentang kehidupan, sehingga tema didefinisikan sebagai pengendali ide atau wawasan sentral dari cerita, dan itu adalah generalisasi pemersatu tentang kehidupan dinyatakan atau tersirat olehcerita. Dan itu juga membawa beberapa kebenaran tentang hidup yang selalu terjadi dalam cerita. Prinsip merumuskan tema cerita, menurut mengutip L. Perrine, S. Harjono [1987:2.44-2.45] memberikan beberapa macam prinsip untuk merumuskan tema, yaitu: 2.2.1 Tema
harus
dinyatakan
sebagai
generalisasi
tentang
kehidupan
mengekspresikan tema, penggunaan nama karakter dari cerita, menyebutkan nama dia membuat pernyataan yang spesifik, dan harus dihindari untuk menyebutkan nama-nama karakter dan layak untuk digunakan. 2.2.2 Tema sebagai konsep utama, karena harus menutupi dan menjelaskan setiap kejadian detail cerita, dan tema tidak dapat didasarkan pada fakta perkiraan,
15
dinyatakan atau tersirat, dalam cerita, bukan asumsi bahwa satu mendapatkan dari pengalamannya . Tema harus dalam cerita, tidak di luar cerita. 2.2.3 Pendekatan dari cerita tematik dari pendekatan masalah yang hanya memiliki satu tema interpretasi mewakili terikat nilai-nilai kemanusiaan dapat dinyatakan dengan pasti lebih dari satu cara. 2.2.4 Para merumuskan tema dalam cerita, seharusnya negara ide sentral jelas, berarti perusahaan yang penulis telah dipilih topik tertentu yang menjadi gagasan utama dari seluruh cerita, jenis maka negara mendukung ide-ide yang membuat lebih kebohongan sampai akhir. Adi (2011, 45) mengemukakan tema dalam fiksi populer yang lebih sederhana biasanya dapat dengan mudah diketahui oleh pembacanya. Bahkan pembaca fiksi populer dapat segera tahu tema cerita dari judul, gambar sampul, atau penerbitnya dan tidak harus dicari-cari dalam proses pembacaan. Berkaitan dengan uraian tersebut, tema dalam novel Cinta Suci Zahrana dapat ditemukan melalui judulnya yakni kesucian cinta Zahrana yang dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan, saleh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga. Seperti yang dikatakan oleh Adi (2011:46) bahwa cerita romance biasanya mengambil nilai-nilai kesetiaan pria, perjuangan seorang istri, atau keberhasilan wanita dalam memperoleh pasangan yang tampan, baik hati, lembut, dan sebagainya. Pemilihan nilai-nilai yang dijadikan dasar pembuatan tema tersebut karena diasumsikan bahwa nilai tersebutlah yang menjadi keinginan segmen
16
pembacanya. Terbukti pada penulis, penulis memiliki keinginan yang kuat terhadap apa yang dituangkan dalam cerita ini karena mengandung nilai-nilai yang mirip atau sesuai dengan impian penulis.
2.3. Penokohan Mengemukakan bahwa kehadiran tokoh cerita, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung selalu ada di semua novel, apakah novel tersebut novel populer atau adiluhung. Perbedaannya, dalam novel adiluhung, tokoh yang dihadirkan di dalam cerita sangat sedikit, sedangkan dalam novel populer para tokohnya hadir dalam jumlah yang lebih banyak. Karakter dalam novel populer harus berpikir dan bertindak seperti layaknya manusia dalam dunia nyata. Dan juga penokohan dalam fiksi populer sangat tergantung pada segmen pembacanya dan segmen pembaca ini dipengaruhi oleh atau mempengaruhi genre fiksi populer, artinya fiksi populer ditujukan bagi pembaca yang menjadi sasaran dalam menentukan penokohannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita lihat pada novel Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy yang memeiliki tokoh yang cukup banyak. Tokoh-tokoh teresebut adalah, Zahrana, kedua orang tua Zahrana (Ibu Nuriyah, dan Pak Munajat), Sahabat Zahrana (Lina dan Wati), rekan-rekan dosen (Ibu Merlin, Pak Solihin), Mahasiswanya (Hasan, Nina), Ibunya Hasan (dr. Zulaikha), Lelaki yang melamarnya (Pak Gugun, Pak Sukarman, Pak Didik, Rahmad, Hasan). Pak Kiai dan Bu Nyai. Santri, rekan-rekan dosenya di Beijing Vincent Lung, Lilian, dan rector serta rekan-rekan lainnya. Novel ini juga menyajikan kejadian dan karakter manusia sesuai dengan alam yang nyata, Yakni kesungguhan seorang dalam menempuh keinginanya
17
yang tampak baik dari tokoh utama maupun tokoh bawahan atau pembantu.Novel ini menunujukkan segmen pembaca yang begitu banyak terutama kaum perempuan yang mendambakan lelaki yang saleh demi kebahagiaan rumah tangganya. Meskpun, lebih banyak diminati oleh pembaca perempuan, tak dapat dipungkiri juga segmen pembaca ada dari kaum adam atau laki-laki yang ingin memilih pasangan hidupnya sesuai keingiannya yakni perempuan yang salehah dan penuntun anak-anaknya kelak.
2.4. KONFLIK 2.4.1 Inner Conflict Theory According to Alwi et al. (2005: 587), definition of conflict is dispute, controversy or disagreement. Based on the sense of the word conflict according to Alwi, the conflict is a conflict that occurs in man. Conflicts that occur in human beings is certainly occur because of interference from both the self and of outsiders. Menurut Alwi et al. (2005: 587), definisi dari konflik adalah sengketa, kontroversi atau perbedaan pendapat. Berdasarkan pengertian konflik menurut kata Alwi, konflik adalah konflik yang terjadi pada manusia. Konflik yang terjadi pada manusia ini tentunya terjadi karena gangguan dari kedua belah pihak itu sendiri dan dari luar. According to Wellek and Warren (in Nurgiyantoro, 2007: 122), conflict is something that is dramatic, referring to the battle between the two the balanced
18
and suggests the actions of children. Opinion was meant to lead to something tangible action that is negative and unpleasant. Menurut Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2007: 122), konflik adalah sesuatu yang dramatis, mengacu pada pertarungan antara dua seimbang dan menyarankan tindakan pada anak-anak. Opini dimaksudkan untuk mengarah pada tindakan sesuatu yang nyata yang negatif dan tidak menyenangkan. Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik batin merupakan ketegangan atau pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, maupun antara dua tokoh, dan sebagainya. Perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Dalam hal ini, situasi konflik terjadi ketika merasa bimbang karena harus memilih antara dua atau beberapa motif yang muncul secara bersamaan. Dalam penelitian ini, dikaji lebih jauh mengenai bentuk konflik Batin yang dialami tokoh Zahrana karena tokoh Zahrana selaku tokoh utama banyak mengalami konflik batin yang terjadi dalam kehidupannya. Untuk dapat mengetahui konflik batin yang dialami oleh tokoh Zahrana dalam novel bumi cinta, maka penelitian ini akan membagi jenis konflik batin yang dialami tokoh Zahrana menjadi dua jenis sesuai dengan jenis konflikyang disebutkan oleh Dirgagunarsa. Menurut Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2009: 292-293), bahwa konflik mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut.
19
2.4.1 Konflik Mendekat-Mendekat (Approach-Approach Conflict) Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu diantaranya (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009: 292-293). 2.4.2 Konflik Mendekat-Menjauh (Approach-Avoidance Conflict) Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif 23 (menyenangkan), yang lain negatif (tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009: 292293). Penjelasan di atas dapat diartikan bahwa konflik jenis ini terjadi bila hanya ada satu pilihan atau keadaan namun memiliki karakteristik yang positif dan juga negatif. Bila dihadapkan dalam konflik seperti ini dan muncul dilema, biasanya individu merasa bimbang sebelum mengambil keputusan. Ketika waktunya untuk mengambil keputusan semakin dekat, kecenderungan untuk menghindar biasanya semakin mendominasi. 2.4.3. Konflik Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict) Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009: 292-293). Konflik jenis ini dapat dijelaskan lebih lanjut yaitu terjadi ketika individu harus memilih antara dua pilihan yang tidak menarik 24 dan semuanya mengandung unsur negatif, yang sebenarnya ingin dihindari. Negatif maksudnya
20
adalah mengakibatkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan. Individu tersebut mempunyai kebimbangan untuk menjauhi atau memenuhi motif tersebut. Dari berbagai pengertian di atas, akan membagi jenis konflik batin yang dialami tokoh ayyas menjadi dua yaitu: . Konflik Mendekat-Menjauh (Approach-Avoidance Conflict), Konflik ini terjadi saat Zahrana menolak pinangan dari Pak Karman orang yang terkemuka dan nomer satu di Universitas swasta di Semarang. Konflik Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict), konflik ini terjadi saat Zahrana kehidupannya dan calon suaminya Rahmat diteror oleh orang.Tapi Zahrana sudah tahu bahwa terror itu pasti dari Pak Karman.
2.5 Plot Plot cerita suatu novel, baik dalam haigh literature maupun populer literature, dimulai dengan perkenalan keadaan, perkembangan, dan penutup, atau dimulai dengan eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, dan penutup. Dalam hal ini, jalan cerita merupakan unsur yang sangat menonjol dalam sebuah novel, dimulai dengan menceritakan suatu keadaan, kemudian keadaan tersebut mengalami perkembangan, dan akhirnya cerita ditutup dengan sebuah penyelesaian. Sedangkan plot cerita berupa alasan yang menyebabkan terjadinya perkembangan tersebut., Yang sering menjadi ciri novel populer adalah akhir cerita. Berbeda dengan novel adiluhung, cerita biasanya diakhiri dengan happy ending atau berkahir dengan
21
kemenangan tokoh utamadan berakhir dengan kebahagiaan. Karena pada dasarnya novel populer adalah hiburan, ceritanya haruslah memenuhi keinginan pembaca dan happy ending memenuhi keinginan tersebut. Dalam novel Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy, dapat disusun plot sebagai berikut. 1. Diawali dengan tokoh heroin dalam hal ini Zahrana yang merasakan kebahagiaan yang tidak sempurna terhadap prestasi yang diraihnya. Disebabkan teringat oleh orang tuanya yang tidak merespon baik penghargaan yang diraihnya, pada tujuannya adalah untuk membahagiakan orang tuanya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut. “Wajah ayah dan ibunya yang dinginlah yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna, bahkan rasa bahagia itu nyaris seketika. Ia bertanya-tanya dalam hati, bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukir prestasi selama ini untuk membahagiakan kedua orang tuanya.?sebagai anak semata wayang ia tidak mau dimanjakan. Ia belajar keras dan bekerja tiada henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orang tuanya (El Shirazy, 2011: 2) 2. Tokoh heroin, ingin memfokuskan dirinya ke studi, dan belum memikirkan masalah pernikahan. 3. Tokoh heroin mendapat serangan batin dari orang tua dan sahabatnya.Orang tua dan temannya sangat menginginkn Zahrana untuk mementingkan membangun rumah tangga dibandingkan dengan melanjutkan studinya. 4. Tokoh Zahrana mulai menyadari diri, dengan harapan orang tuanya yang menginginkan dia untuk segera menikah. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
22
“Zahrana, ayah dan ibumu saat ini tidak memerlukan lagi penghargaanpenghargaan ilmiah itu. Yang mereka inginkan darimu adalah kamu segera berumah tangga, lalu memberi mereka cucu. (Takbir Cinta Zahrana : 18) 5. Kesadaran tokoh heroin atau Zahrana untuk membangun rumah tangga. Namun, Zahrana hanya ingin menikah dengan calon suami yang berakhlak mulia. Ia tidak ingin menikah denga lelaki yang berakhlak buruk, sehingga kebahagiaannya berumah tangga tidak akan diperolehnya. “Saya tidak menunggu yang bagaimana-bagaimana Bu. Saya menunggu lelaki saleh yang pas di hati saya. Itu saja.” Jawab Zahrana. (Takbir Cinta Zahrana: 23) 6. Zahrana mengalami konflik berupa teror dari tokoh Sukarman, seorang dekan yang ditolak lamarannya oleh Zahrana.Teror tersebut berupa kata-kata pedas yang dikirimkan Pak Sukarman kepada Zahrana.Hal tersebut tampak pada kutipan berikut. ”Sedang apa perawan tua?” ”Ternyata jadi perawan itu indah” ”Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging Tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat”. Zahrana tersentak dan geram. Sebuah teror. Teror paling primitif, dengan katakata yang merendahkan dan menyakitkan. Ia periksa nomornya. Nomor yang tidak ia kenal. Ia nyaris membalas SMS itu dengan kata-kata yang sama pedasnya. Tapi ia urungkan. Ia sudah bisa menduga kira-kira dan mana sms itu berasal. Akhirnya ia memilih diam. Dan tanpa pernah menganggap sms itu
23
ada. Ia merasa diam adalah senjata paling ampuh (Takbir Cinta Zahrana : 36-37) 7. Zahrana berusaha untuk menemukan cinta sucinya dengan meminta bantuan kepada sahabat dan kiyai yang ada di pesantren. ”Baiklah ayah, tak kurang ikhtiar saya. Untuk menemukan yang saya idamkan baiklah saya akan sowan ke tempat Bu Nyai dan Pak Kiai secepatnya.”Jawab Zahrana sambil mengusap air matanya (Takbir Cinta Zahrana : 43) 8. Zahrana menemukan lelaki yang ia idamkan melalui Pak Kiai, yakni Rahmad. Rahmad lelaki saleh yang sesuai dengan kriterianya dalam memilih suami. 9. Zahrana mengalami konflik, dengan meninggalnya calon suaminya yakni Rahmad, sebelum pelaksanaan pernikahan dimulai. Zahrana meyakni bahwa kematian suaminya disebabkan oleh Pak Sukarman yang berencana untuk membatalkan pernikahannya. 10. Zahrana menghadapinya dengan sabar, dan menyerahkan semua musibah yang dialami kepada Allah SWT. 11. Zahrana membaca sebuah koran, tentang penangkapan Pak Sukarman karena melakukan perbuatan susila terhadap; mahasiswanya. 12. Zahrana merasakan kebahagiaan, karena baginya Allah yang telah membalas perbuatan buruk Pak Sukarman kepadanya. 13. Zahrana mendapat lamaran lagi dari Hasan, yang pernah menjadi mahasiswanya. 14. Zahrana menerima lamaran Hasan, karena bagi Zahrana Hasan adalah lelaki yang saleh, cerdas, yang sesuai dengan idamannya.
24
15. Penutup cerita, berakhir dengan penyelesaian happy ending, yakni seorang tokoh utama Zahrana mengalami kebahagiaan karena impiannya untuk menikah dengan lelaki saleh tercapai. Tidak hanya itu, Zahrana juga berbahagia karena setelah menikah, suaminya mengijinkan Zahrana untuk tetap melanjutkan S3-nya di Cina. Akhirnya Zahrana bersama Hasan pun pindah ke Negeri Cina untuk belajar. Hasan melanjtukan S2, dan Zahrana melanjutkan S3. Mereka sama-sama hidup berbahagia dengan penuh cinta. Itulah cinta suci Zahrana yang tergambar dalam novel ini.
2.6 Latar atau Setting Adi, (2011, 49) mengemukakan latar dalam novel populer dapat dipakai sebagai alat menarik perhatian pembaca atau penonton. Latar dapat juga menentukan jenis cerita itu sendiri. Menurut Krakauer dan Bazin (dalam Adi, 2011: 51) hal terpenting adalah cara membuat suatu representasi rekaan serealistis-realitisnya. Hal ini disebabkan adanya kekuatan penalaran yang dimiliki oleh penikmat fiksi populer. Dalam menilai suatu adegan realistis atau tidak dengan cara membandingkannya dengan realitas di dunia nyata. Jadi, hokum logika sangat penting dalam pembuatan atau penulisan fiksi populer. Adapun dalam novel Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki latar tempat di Semarang, UNDIP, Yogyakarta, UGM, Bandung, ITB, China (Beijing), Pesantren, dan di Masjid. Dalam fiksi populer, latar tersebut tampak realitas dan sesuai dengan unsure ceritanya yang membangun cerita mengenai tema yang diangkat.
CHAPTER III METHODOLOGY
3.1 Metode Penelitian Dalam menganalisis masalah, penulis telah melakukan penelitian untuk memperoleh data, menganalisis dan merumuskannya. Penelitian ini disajikan ke dalam desain penelitian, data penelitian, dan objek penelitian, pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penulis menggunakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan semua sumber ini penulis menggunakan metode pembelajaran kualitatif untuk menggambarkan elemen intrinsik yang mencakup karakter dan karakterisasi di mengungkapkan tema pada novel ” Takbir Cinta Zahrana” cerita pendek. 3.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah novel “Takbir Cinta Zahrana” Karya Habiburrahman El Shirazy terbitan Republika novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 dengan jumlah halaman 328 tetapi untuk judul yang penulis ambil dari novel Takbir Cinta Zahrana dengan jumlah halaman 84..Novel tersebut merupakan Novel Best Seller di Semarang Jawa Tengah.
25
26
3.3. Data Penelitian Penelitian ini, berkonsentrasi pada dua jenis data, yaitu data utama dan pendukung. Data utama penelitian ini adalah Habbiburrahman El Shirazy terutama karakter dalam mengungkap tema pada novel “Takbir Cinta Zahrana" Data pendukung ini berasal dari referensi yang mendukung dalam menganalisis data utama adalah karakter, karakterisasi, dan aspek narasi, berikut reverensi tema tidak hanya dari sumber buku tetapi juga dari internet. 3.4. Objek Penelitian Obyek penelitian skripsi ini adalah tokoh karakter utama Zahrana dan Bagaimana karakter Zaharana dalam mengungkapkan tema. 3.5. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan penelitian kepustakaan dan analisis dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Penulis mengumpulkan beberapa dokumen, yang memiliki kesamaan ide. Khusus untuk mengumpulkan data, penelitian ini dilakukan dengan membaca, corement kutip, dan crities pada novel, yang juga didukung oleh referensi terkait. Kutipan mencoba untuk merekam aspek yang memberikan keterangan detail tentang masa hidup karakter utama.
CHAPTER IV FINDING AND ANALYSIS
Dalam bab ini penulis memberikan penjelasan tentang penemuan dan analisa mengenai : karakter Zahrana dalam mengungkapkan tema pada novel “Takbir Cinta Zahrana”, konflik yang dialami tokoh Zahrana dalam novel Takbir Cinta Zahrana” 4.1
Karakter (Zahrana) dalam mengungkapkan tema pada novel “ Takbir Cinta Zahrana” Pada novelet “Dalam Mihrab Cinta” yang berjudul “Takbir Cinta Zahrana”
karya Habbiburahman El Shirazy terdapat beberapa
tokoh sentral yang
mendukung alur dari cerita yaitu: Tokoh
Zahrana, Bpk. H Sukarman,
M.Sc, Orang
Sa`adah
tua
Zahrana,Hasan,Bu
Nyai
al-Hafidzah,Ibu
dr
.Zulaiha.Nama-nama yang tersebut di atas merupakan tokoh-tokoh yang tedapat dalam Takbir Cinta Zahrana. Sesuai dengan judul, cerita berpusat pada tokoh Zahrana. Ia muncul sejak awal cerita. Prinsipnya tentang mencari pasangan hidup yang sholeh banyak mendapatkan kecaman dari bapak Sukarman sebagai orang yang telah ditolak lamarannya. Seorang tokoh tentulah tidak dapat berdiri sendiri atau berlaku sendiri tanpa kehadiran tokoh lain. Oleh karena itu, di dalam novel Takbir Cinta Zahrana pun dihadirkan tokoh-tokoh lain agar cerita benar-benar terasa hidup. Kehidupan itu akan terasakan juga apabila ada interaksi dengan tokoh-tokoh yang lain.
27
28
Tema merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama sekali. Selain itu, tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu cerita. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang pengarang sebagai ide utama atau pemikiran pokok, ke mana sebuah cerita akan diarahkan. Zahrana yang dalam perjalanan hidupnya mencari cinta. Cinta dunia dan akhirat. Cinta yang dapat mengantarkan dirinya serta anak-anaknya kelak menjadi keluarga yang seutuhnya. Bahagia dunia akhirat. Untuk itu tema dari novel ini adalah “mencari jodoh yang shaleh” karena setiapkali seseorang yang akan menikah bukanlah ketaqwaannya kepada Allah, malah justru kekayaan harta yang dijadikan prioritas. Hal ini didukung oleh cerita di mana Zahrana selalu menolak orang-orang yang melamarnya. karena Zahrana ingin mencari pendamping hidup yang baik, baik bagi dirinya dan anak-anaknya kelak. Selain ketaqwaan, Zahrana juga tidak ingin menikah untuk seolah-olah bahagia dengan orang yang tidak ia cintai. Berkaitan dengan uraian tersebut, tema dalam novel Takbir Cinta Zahrana dapat ditemukan melalui judulnya yakni Takbir Cinta Zahrana yang dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan, saleh, cerdas, dan dapat dijadikan iman bagi rumah tangganya Dapat dilihat dari kutipan berikut ini : “Hari ini ia kembali diuji. Seseorang akan datang. Datang kepada orang tuanya untuk meminangnya. Ia masih bimbang harus memutuskan apa nanti. Ia sudah sangat tahu siapa yang akan datang.dan sebenarnya ia sudah tahu apa yang harus ia putuskan. Meskipun pahit ia merasa akan bersabar meniti jalan terjal dan panjang sampai ia menemukan mutiara
29
yang ia harapkan. Tapi bagaimana ia harus kembali memberikan pemahaman kepada ayah-ibunya yang sudah mulai renta? ”(Takbir Cinta Zahrana : 16) Dari uraian tersebut juga dapat dilihat dari kutipan berikut ini: “ Kowe mikir opo nduk? Kowe ngenteni opo? Dadine kapan kowe kawin, nduk?” (Takbir Cinta Zahrana : 18) “ Saya tidak mau tergesa-gesa. Saya juga tidak mau mengecewakan siapapun. Termasuk diri saya sendiri.” (Takbir Cinta Zahrana : 22) Dari uraian kutipan diatas merupakan gambaran dari tokoh Zahrana yang mempunyai keteguhan prinsip dalam mencari pasangan hidup yang sesuai dengan apa yang ia harapkan. Bagaimana kejadian-kejadian dirangkai (biasanya berdasarkan sebab akibat) mulai dari titik awal menanjak terus sampai titik klimaks untuk kemudian menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian.Takbir Cinta Zahrana merupakan novel yang beralur maju atau progresif. Dalam hal ini penulis memulai ceritanya dengan penggambaran sosok Zahrana yang mempunyai pekerjaan yang terhormat dan bisa di banggakan. Soarang wanita yang sukses dalam bidang akademis. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “Matanya berkaca-kaca. Kalau tidak ada iman dalam dada ia mungkin telah memilih sirna dari dunia. Ujian yang ia derita sangat berbeda dengan orang-orang seusianya. Banyak yang memandangnya sukses. Hidup berkecukupan. Punya pekerjaan terhormat dan bisa dibanggakan. Bagaimana tidak, ia mampu meraih gelar master tehnik dari sebuah institute teknologi paling bergengsi dari negeri ini. Dan kini ia dipercaya duduk dalam jajaran pengajar tetap di universitas terkemuka di ibukota Provinsi Jawa Tengah: Semarang.” (Takbir Cinta Zahrana : 13)
Dalam perkembangan alur, tokoh sederhana bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, bahkan adakalanya tidak berubah sama sekali. Bpk. H Sukarman, M.Sc,
30
selalu ditampilkan jahat. Maka, ketika ia berbuat baik sedikit langsung dicurigai oleh Zahrana bahwa ada kaitan antara kematian Rahmad calon suami Zahrana dengan bpk. H Sukarman, M.Sc. Hal ini terjadi di pertengahan cerita ketika ia berbuat baik datang untuk melayat dan berbelasungkawa di hari berkabungnya Zahrana. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Saya ikut berduka. Semoga almarhum berdua diterima disisi-Nya. Saya berharap semoga gaun pengantinmu benar-benar telah kau kembalikan ke Solo!” (Takbir Cinta Zahrana : 68)
Pada cerita selanjutnya tokoh Sukarman ini barulah ketahuan belangnya terlihat oleh umum ketika surat kabar yang menerangkan bahwa S (55 tahun), mencabuli mahasiswinya. Pak Karman meninggal terbunuh di ruang kerjanya (hlm. 74-75). Ia digambarkan sebagai tokoh antagonis yang suka main perempuan, bertindak semena-mena. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Semarang – Sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, akhirnya kecium juga. Peribahasa ini layak untuk S (55 tahun), Dekan Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa Semarang. Perilaku cabulnya kepada mahasiswi yang disembunyikannya akhirnya terkuak. Ia tewas mengenaskan diruang kerjanya ditikam oleh H (26 tahun) mahasiswa Fakultas Teknik yang marah karena istrinya bernama M (24 tahun)dilakukan tidak senonoh oleh dekan jebolan universitas dari Amerika Serikat itu. Dua mahasiswa suami isteri itu, H dan M kini ditahan pihak berwajib untuk penyelidikan lebih lanjut…..”(Takbir Cinta Zahrana: 74-75)
Zahrana dan Orang Tuanya, Ir, Merlin Siregar M.T, Lina, Wati, Ibu dr. Zulaiha, Bpk Didik Hamdani, Hasan, Nina, serta Bu Nyai Sa`adah ditampilkan sebagai orang-orang yang baik, bijaksana dan penyanyang.
31
Dalam penokohan Takbir Cinta Zahrana keadaan fisik dan watak tokohtokoh cerita dideskripsikan, diuraikan dan dijelaskan secara langsung oleh narator atau pencerita. Sebagai tokoh utama pendukung, Zahrana digambarkan kesuksesannya dalam bidang akademis secara berlebihan. Zahrana dapat dikatakan juga sebagai tokoh protagonis atau sentral (tokoh yang banyak mengalami peristiwa). Ia dikenal sebagai seorang dosen dan pengajar yang berdedikasi tinggi, mempunyai keteguhan prinsip, ulet, disiplin dan Tidak hanya itu, sikap Zahrana yang tenang, membuat dia mempunyai wibawa di kalangan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Tidak hanya itu, ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai dosen paling berdedikasi dikampusnya. Ia sangat disegani oleh sesama dosen dan dicintai oleh mahasiswanya. Ia juga disayang oleh keluarga dan tetangganya.” (Takbir Cinta Zahrana : 14) Hasan adalah seorang yang rupawan. Ia juga adalah mahasiswa yang sangat berprestasi. Ia merupakan sesosok lelaki yang mempunyai tanggung jawab, sopan, dan berdedikasi. Semangat juangnya dalam meraih cita-cita begitu tinggi. Penokohan terlalu berlebihan karena sebagai manusia (dalam bidang akademis) seolah tidak memiliki cacat. Kemudian penokohan Orang Tua Zahrana di sini digambarkan sebagai orang tua yang sangat menyayangi anaknya (Zahrana). Berbeda dengan kedua tokoh di atas, orang tua Zahrana dalam penokohannya itu sederhana. Karena layaknya orang tua yang melihat anaknya sudah berkepala tiga namun belum juga menikah, maka orang tua akan merasa sedih
32
Bpk. H Sukarman, M.Sc., ia digambarkan sebagai seorang dekan fakultas Teknik yang mempunyai intelektual. Namun intelektualnya tidak selaras dengan sifatnya yang angkuh. Ia adalah seorang yang berstaus duda dan bertitel haji dengan kekayaan yg melimpah ruah yang akan membuat perempuan mana pun tidak akan berpikir dua kali untuk menerima lamarannya. Di sini, pak Karman digambarkan sebagai tokoh antagonis yang suka main perempuan, bertindak semena-mena. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Bu Nyai Sa`adah al-Hafidzah seorang yang sangat halus tutur bahasanya, begitu perhatian terhadap anak didiknya dan menyenangkan. Sehingga dalam penokohannya dikatakan melalui tangannya banyak lahir santriwati yang hafal alQur`an (hlm. 43). Beliau juga sangat bijaksana dalam memberikan saran .
Rahmad seorang penjual kerupuk keliling yang dikirim oleh ibu nyai
Sa`adah al-Hafidzah sebagai calon suami Zahrana. Ia digambarkan sebagai seorang yang memiliki akhlak yang baik serta tekun dalam beribadah. Tanggung jawabnya dapat diandalkan. Ia merupakan orang yang terjaga kejujurannya serta patuh terhadap guru. Oleh sebab itu, Rahmad dipilih sebagai orang yang pantas bersanding dengan Zahrana. Namun sebelum pesta penikahan digelar, Rahmad meninggal tertarak kereta api. Ir, Merlin Siregar M.T. adalah pembantu dekan, ia adalah seorang pembantu dekan yang sangat tegas. Dibalik ketegasannya, ia adalah sesosok wanita yang lembut dan suka membantu. Wati dan Lina di sini digambarkan sebagai seorang sahabat yang selalu ada untuk Zahrana. Mereka merupakan tokoh sederhana. Rasa
33
simpati serta empati mereka sangat besar, disaat Zahrana rapuh karena cobaan yang datang bertubi-tubi, mereka berdua selalu ada dan memberikan motivasi hidup. Di atas telah dikemukakan bahwa tema sentral Takbir Cinta Zahrana adalah: “mencari jodoh yang shaleh” tema tersebut dibangun oleh masalah pokok: kriteria seorang suami untuk Zahrana. Dengan kehidupan lingkungan yang acapkali menjatuhkan pilihan berdasarkan kekayaan. Untuk menghidupkan masalah dan tema tersebut tersebut dihadirkan tokoh, antara lain tokoh yang mendukung untuk mempunyai pasangan yang baik atau Shaleh (Zahrana, Bu nyai Sa`adah, Orang Tua Zahrana, Rahmad, Lina, Wati, dr Zulaiha, Nina, Hasan), tokoh yang Jahat— (Sukarman). tokoh-tokoh yang mendukung untuk mempunyai pasangan yang baik atau Shaleh digambarkan dengan watak yang baik, bertutur kata sopan dan bijaksan, serta berperilaku mulia. Tidak jarang mereka kebaikan watak itu tercermin pada kesederhanaan dan keindahan paras seperti yang nampak pada tokoh Zahrana, Hasan, Lina, Nina dan Rahmad. Sementara itu, keburukan watak tokoh tercermin pada keburukan fisik seperti bpk Sukarman, yang menyeramkan dan menunjukkan bahwa wataknya kurang baik, bengis. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tema karakter pada tokoh utama Zahrana adalah karakter tetap (Flat Character) yang mana tokoh utama tidak mengalami perubahan dalam penyajian karakternya dalam membawakan alur cerita. Begitu juga dengan tokoh-tokoh pendukung yang lain yang sama halnya tidak mengalami perubahan dalam alur ceritanya. Semua unsur yang dihadirkan di
34
atas, untuk saling melengkapi satu sama lain, tidak berdiri sendiri dan saling berhubungan. Sehingga menjadikannya sebuah karya sastra yang indah. Karakter tokoh Zahrana dalam mengungkapkan tema pada novel “Takbir Cinta Zahrana” yaitu mempunyai keteguhan prinsip, berdedikasi tinggi, tenang dan ulet. Karakter yang dimiliki Zahrana dalam novel tersebut dideskripsikan sebagai berikut : 4.1.1
Zahrana yang mempunyai keteguhan prinsip Zahrana adalah seorang gadis yang berumur 34 tahun, dimana gadis seusia
dia sudah membina rumah tangga dan memiliki anak. Tetapi bagi Zahrana hal tersebut belum dia capai, karena dia masih mencari pendamping hidup yang bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya dan anak-anaknya kelak yang seseuai dengan apa yang dia harapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Bukan sekedar materi dan kedudukan yang ia harapkan dari calon suaminya. Ia mencari calon suami yang bisa dijadikan imam. Imam yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam ibadahnya kala ia mengarungikehidupan.” (Takbir Cinta Zahrana : 20) Hal ini merupakan keteguhan prinsip Zahrana dalam mencari pendamping hidup, ia menginginkan suami yang bisa menjadi imam yang baik dalam kehidupannya kelak. “ Menikah adalah ibadah, tidak boleh asal-asalan. Harus dikuatkan benar syarat rukunnya. Meskipun ia tahu ia sudah jadi perawan tua yang sangat terlambat menikah, namun ia tidak mau gegabah dalam memilih ayah untuk anak-anaknya kelak.” (Takbir Cinta Zahrana : 24) “ Saat ini staus, strata, kedudukan social, pendidikan dan lain sebagainyatidak jadi pertimbangan saya Bu Nyai. Saya hanya ingin suami yang baik agamanya. Baik imannya dan bisa jadi teladan untuk anak-anak kelak. Itu saja.” (Takbir Cinta Zahrana : 45)
35
Hal ini merupakan salah satu ikhtiar Zahrana dalam mencari pendamping hidupnya sekarang ia tidak melihat seseorang dari status, strata, kedudukan social dan pendidikan. Ia mencoba meminta tolong kepada Bu Nyai orang pemilik pesantren STM Al Fatah tempat dimana ia mengajar.
4.1.2
Zahrana Berdedikasi Tinggi Zahrana mempunyai otak yang cerdas itu dapat dilihat dari gelar master
yang ia dapat setelah ia dapat menyelesaikan pendidikannya S2. Selain itu ia menjadi pegajar tetap di Universitas swasta terkemuka di Semarang. Hal ini membuat ia banyak dicintai oleh semua orang. Tak adapun yang kurang dalam diri Zahrana. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut: “ Punya pekerjaan yang terhormat dan bisa dibanggakan. Bagaimana tidak, ia mampu meraih gelar master tehnik dari sebuah institute tehnologi yang paling bergengsi dinegeri ini. Dan kini ia dipercaya duduk dalam jajaran pengajar tetap di universitas swsta terkemuka di ibukota Provinsi Jawa Tengah : Semarang. “ Tidak hanya itu. Ia juga pernah mendapatkan penghargaan dosen paling berdedikasi di kampusnya. Ia paling disegani para dosen dan dicintai mahasiswanya. Ia juga sisayang oleh keluarga dan para tetagganya. Bagi perempuan seusianya, nyaris tidak ada yang kurang pada dirinya.” (Takbir Cinta Zahrana : 13-14) Dari kutipan tersebut merupakan salah satu karakter Zahrana yang berdedikasi tinggi karena diberi kepercayaan menjadi dosen di Uniersitas swasta terkemuka di Semarang. Selain itu ia juga mendapatkan penghargaan dosen paling berdedikasi dikampus. Sehingga ia dicintai banyak orang daan disegani oleh para dosen yang lainnya.
36
4.1.3
Zahrana yang mempunyai sikap tenang Dalam menghadapi suatu masalah Zahrana selalu bersikap tenang dan
tidak mau tergesa-gesa. Ia selalu memikirkan semua apa yang sebelum ia lakukan agar dia tidak menyakiti siapapun. Bahkan orang tuanya sendiri ia tidak mau menyakitinya karena ia terus menolak pinangan orang yang melamarnya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut: “ Ia meneguhkan jiwa, menata hati. Ia juga memperdiksi gaya bahasa yang akan disampaikan pihak pak Karman. Dan ia menyiapakan bahasa yang tepat untuk menjawab.” (Takbir Cinta Zahrana : 19) Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Zahrana dalam menghadapi suatu masalah ia hadapi dengan sikap yang tenang dan ia tidak mau menyakiti perasaan orang lain. Zahrana selalu memikirkan terlebih dahulu apa yang ia lakukan.
“ Saya pernah mendengar Baginda Nabi Muhammad Saw., pernah bersabda,’ Al’ ajalatu minasy syaithan. Tergesa-gesa itu datangnya dari setan!’ Saya tidak mau tergesa-gesa. Saya tidak mau mengecewakan siapapun. Termasuk diri saya sendiri. Maka perkenankan saya menjawab tiga hari kedepan. Saya akan langsung sampaikan kepada Pak Karman yang saya hormati. Maafkan jika saya tidak bisa menjawab sekarang.” (Takbir Cinta Zahrana : 20) Dari kutipan tersebut Zaharana juga menggunakan dalil Al-Quran untuk menyakinkan pendapatnya. Dengan sikap yang tenang dia menyampaikan apa yang tidak bisa ia putuskan agar orang lain tidak merasa tersakiti dengan perkataan yang ia sampaikan. “ Ia meneteskan air mata. Tubuhnya gemetar. Hatinya sakit. Tapi ia harus menang. Diam adalah senjata pamungkasnya untuk menang. Ia tidak akan meladeni kata-kata yang tidak mencerminkan datang dari orang terdidik itu.” (Takbir Cinta Zahrana : 37)
37
Dari kutipan tersebut terjadi saat Zahrana mendapat SMS teror. Ia merasa sangat marah dan harga dirinya terasa terijak-injak, tetapi ia memilih untuk diam dan tenang dalam menghadapinya.
4.1.4
Zahrana yang ulet Sejak Zahrana mengundurkan diri mengajar dikampus. Ia mencoba untuk
mencari pekerjaan baru yang sesuai dengan keahliannya. Ia mencoba melamar pekerjaan di STM Al Fatah Mraggen. Zahrana akhirnya diterima karena sekolahan itu sedang membutuhkan seorang guru baru. Zahrana merasa dirinya tertantang untuk mengetahui seluk beluk pengajaran di pesantren karena ia sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya di pesantren dan mengajari para santri. Itu dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Sejak hari itu Zahrana mengajar siswa-siswi yang sebagian besar adalah santri. Ia berusaha mendalami kultur dan budaya santri. Sebab sejak kecil ia belum pernah menjadi santri sama sekali. Ia merasakn nuansa yang berbeda antara mengajar santri dan mahasiswa. Ada tantangan tersendiri mengajar santri yang masih banyak menganggap ilmu eksak tidak penting, yang menganggap “ilmu umum” lainnya juga tidak penting. “ Dianggap tidak penting, karena para santri berpikiran bahwa ilmu eksak dan “ilmu umum” , kelak tidak ditanyakan di akhirat. Bagi mereka, yang terpenting adalah “ilmu agama” karena ilmu itulah yang akan dibawa hingga akhirat nanti. Pikiran yang perlu diluruskan. Dan Zahrana tertantang untuk meluruskannya.” (Takbir Cinta Zahrana : 34-35)
Dari
karakter
–karakter
diatas
yang
paling
mendukung
dalam
mengungkapkan tema dalam novel “Takbir Cinta Zahrana” adalah karakter Zahrana yang mempunyai keteguhan prinsip dalam mencari pasangan hidup yang shaleh.
38
4.2 Konflik yang dialami tokoh Zahrana dalam novel “Takbir Cinta Zahrana” Novel Takbir Cinta Zahrana mengemukakan kehidupan yang cukup kompleks. Hal ini ditunjukkan oleh pengarangnya bahwa banyaknya masalah yang dihadirkan baik dalam laku atau pun percakapan antar tokoh yang bersangkutan dalam cerita tersebut,justru melengkapi isi dalam cerita tanpa memisahkan satu dengan yang lainnya. Membentuk keindahan suatu karya yang nikmat untuk dibaca. Masalah-masalah tersebut timbul dalam kehidupan Zahrana, seorang wanita yang dapat dikatakan telah terlambat menikah. hal ini tentu menjadi permasalahan yang cukup pelik ketika seorang wanita di usianya yang lebih dari kepala tiga belum kunjung menemukan tambatan hatinya.
4.2.1
Konflik Mendekat - mendekat (Approach-approach Conflict) Konflik Mendekat - mendekat (Approach-approach Conflict) terjadi antara Zahrana dengan orang tuanya. Dalam hal ini Zahrana merasakan kebahagian yang tidak sempurna terhadap prestasi yang diraihnya. Disebabkan teringat oleh kedua orang tuanya yang tidak merespon baik penghargaan yang diraihnya, pada tujuanya untuk membahagiakan orang tuanya. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Wajah ayah dan ibunya yang dinginlah yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna, bahkan rasa bahagia itu nyaris seketika. Ia bertanya-tanya dalam hati, bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukirvprestasi selama ini untuk membahagiakan kedua orang tuanya?sebagai anak semata wayang ia tidak mau dimanjakan. Ia belajar keras dan bekerja tiada henti
39
siang dan malam demi mengangkat derajat kedua oranng tuanya ” (Takbir Cinta Zahrana : 2)
Hal tersebut juga tampak pada kutipan berikut: “ Zahrana berbicara kepada kedua orang tuanya. Ia meminta kepada mereka pengertiannya jika jika ia nanti mengambil keputusan yang mungkin tidak melegakan mereka berdua.” (Takbir Cinta Zahrana : 18) “Zahrana, ayah dan ibumu saat ini tidak memerlukan lagi penghargaan-penghargaan ilmiah itu. Yang mereka inginkan darimu adalah kamu segera berumah tangga, lalu memberi mereka cucu. (Takbir Cinta Zahrana : 18) Dalam konflik ini Zaharana tetap teguh dalam prinsipnya. Kedua ortang tuanya sudah tidak menginginkan penghargaan. Tetapi Ia terus bersihkeras untuk memilih pasangan hidupnya kelak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Ia juga tidak ingin menyakiti siapapun termasuk kedua orang tuanya. “Saya tidak menunggu yang bagaimana-bagaimana Bu. Saya menunggu lelaki shaleh yang pas di hati saya. Itu saja.” Jawab Zahrana. (Takbir Cinta Zahrana : 23)
Zahrana merupakan tokoh utama dalam novel ini, yang digambarkan dengan seorang wanita yang mempunyai keteguhan prinsip. Prinsip bahwa ia akan mencari seorang yang dapat menjadi imam bagi kedupannya. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata keteguhan hati Zahrana di coba oleh Sang Maha Kuasa. Di usia berkepala tiga, yang tidak lagi muda membuat lingkungan sekitanya kasihan terhadap dirinya. Orang tua Zahrana mencoba meluluhkan hati Zahrana ketika datang lamaran dari orang yang kaya raya, untuk segera
40
menerima dan menikah serta tidak perlu menjunjung tinggi prinsip yang dianggap orang tua Zahrana salah. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut: “kowe mikir opo Nduk? kowe ngenteni opo, Nduk? Dadine kapan kowe kawin?” Perkataan sederhana, namun cukup memiliki kekuatan dahsyat untuk menggoyangkan prinsip Zahrana.(Takbir Cinta Zahrana : 18)
4.2.2
Konflik Mendekat – Menjauh (Approach-Avoidance Conflict) Konflik ini terjadi antara Zahrana dengan Dekan Fakultas Teknik Bpk. H.
Sukarman, M.Sc. orang nomer satu di universitas negeri Semarang. Zaharana mendapatkan “ancaman serta teror dari lingkungan kerja Zahrana”. Masalah timbul karena dipicu dari penolakan sebuah lamaran yang di ajukan Bpk. H Sukarman, M.Sc. yang merupakan dekan fakultas Teknik di mana Zahrana mengajar kepada Zahrana. Bpk Sukarman tidak terima, ia merasa di injak-injak harga dirinya karena Zahrana berani meolak lamarannya. Berbagai teror di gencarkannya untuk melukai hati Zahrana. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Suratmu sudah aku terima. Kamu pasti tahu bahwa jawabanmu sangat mengecewakan aku!” (Takbir Cinta Zahrana : 25)
“Apa kabar Perawan Tua?” “Kepala itu semakin tua semakin tua semakin banyak santannya, banggalah jadi Perawan Tua!.” .(Takbir Cinta Zahrana :37 ) Ancaman teror – terror ini dikirimkan kepada Zaharana melalui SMS. Teror tersebut dikirimkan terus menerus pada Zaharana.
41
Konflik ini juga terjadi terus menerus pada Zahrana. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut : ”Sedang apa perawan tua?” ”Ternyata jadi perawan itu indah” ”Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging Tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat”. Zahrana tersentak dan geram. Sebuah teror. Teror paling primitif, dengan kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan. Ia periksa nomornya. Nomor yang tidak ia kenal. Ia nyaris membalas SMS itu dengan kata-kata yang sama pedasnya. Tapi ia urungkan. Ia sudah bisa menduga kira-kira dan mana sms itu berasal. Akhirnya ia memilih diam. Dan tanpa pernah menganggap sms itu ada. Ia merasa diam adalah senjata paling ampuh (Takbir Cinta Zahrana : 36-37)
“ Jangan sebut aku ini Karman jika tidak bisa memberi pelajaran pahit pada perempuan tengik itu!” (Takbir Cinta Zahrana : 58)
“ Apa kabar perawan tua ? jika kau telah beli gaun pengantin. Sebaiknya kaukembalikan saja. Kau tak akan memakainya di hari pernikahan yang telah kau tentukan. Kau akan masih lama menyandang statusmu sebagai perawan tua. Bukankah jadi perawan tua itu indah. Tiap saat dilamar banyak orang dan bisa dengan semenamena menolaknya. Kenapa kau tidak menikmati saja? Kenapa tergesagesa? Demi kebaikanmu sendiri, sebaiknya kaukembalikan saja gaun pengantinmu itu. Jadilah perawan tua selamanya.”
Ancaman teror tersebut terjadi terus menerus pada Zahrana. Pak Karman merasa harga dirinya telah terinjak-injak saat Zahrana tidak mengundangnya dalam pesta pernikahannya. Tetapi ancaman terror tersebut tidak membuat Zahrana menjadi tenang lagi ia membalas ancaman terror dengan kata-kata yang pedas melalui SMS juga. “ Ia sangat kaget. SMS berisi kata-kata terror itu muncul lagi. Entah kenapa, kali ini ia tidak setenang dulu menghadapi SMS terror
42
itu. Kali ini ia sangat marah. Rasanya ia ingin membunuh orang yang mengirim SMS kurang ajar itu. Dengan sangat germ ia membalas. “Semoga laknat Allah mengenaimu hai iblis tua ! Semoga kau menemui ajalmu dalm keadaan hina di mata manusia!” (Takbir Cinta Zahrana : 60)
Konflik ini juga terjadi terus menerus dalam diri Zahrana.Teror itu terus berlanjut hingga akhirnya Zahrana kehilangan calon suaminya yang meninggal karena ditabrak kereta api. Kematian Rahmad calon suami Zahrana membuat ayah Zahrana mendapat serangan jantung. Seketika itu pun ayahnya menyusul calon suami Zahrana. Hal ini cukup membuat Zahrana stress berat. Zahrana hampir kehilangan semangat hidup. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Zahrana belum bisa menerima apa yang terjadi. Ia masih pingsan berkali-kali. Temannya Lina membawa Zahrana ke rumah sakit. Zahrana harus dijauhkan dari rumahnya, dimana ia siap melangsugkan akad nikahnya. Namun, tiba-tiba menciptakan trauma baginya.” “ Lebih baik aku mati saja Lin. Aku nyaris tidak kuat.” (Takbir Cinta Zahrana : 64)
“ Tapi aku bisa gila Lin. Aku bisa gila! Aku shock! Daripada aku gila lebih baik aku mati saja!” (Takbir Cinta Zahrana :64)
Dari kutipan tersebut terjadi pada saat satu hari malam menjelang pernikahan Zahrana. Zahrana merasa sangat kaget atas kematian calon suaminya. Ia merasa kematian suaminya mendadak dan tidak wajar. 4.2.3
Konflik Menjauh – Menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict) Konflik ini terjadi begitu cepat yang membuat diri Zahrana tersentak kaget
yang mana mahasiswa yang meminang dosen. Bagi seorang wanita tentu agak
43
terasa risik (tidak enak hati) jika calon suaminya berbeda jauh umurnya. Zahrana yang saat itu usianya sudah 34 mendapat tawaran menikah dari Hasan yang berumur 29 mahasiswanya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “Apa menurut ibu , Hasan sudah layak menikah? Sudah layak punya isteri? Dan bertanggung jawab menghidupi anak jika punya anak?” “ Pendapat saya sangat subjektif dari saya Bu. Menurut saya Hasan sudah sangat layak menikah. Selama saya tahu dia di kampus, dia bisa diandalkan tanggung jawab dan kepemipinannya. Kenapa Ibu masih ragu dengan anak sendiri?” (Takbir Cinta Zahrana : 78)
Dari kutipan tersebut merupakan konflik diantara Zahrana dengan Ibu Zulaiha. Ibu Zulaiha adalah ibu dari Hasan mahasiswa Zahrana. Ibu Zulaiha meminta pendapat pada Zahrana untuk memberikan pendapatnya tentang Hasan dalam kesiapannya untuk menikah. “ Ibu harus percaya pada saya Bu. Saya tidak punya hubungan apapun dengan Hasan kecuali dosen dengan muridnya Bu. Sungguh Bu!?” (Takbir Cinta Zahrana : 79)
“ Bu Zahrana saya tidak pernah menuduh begitu. Saya percaya pada Ibu. Juga percaya pada anak saya. Saya datang kemari untuk menunaikan janji saya pada anak saya itu. Saya berjanji akan menyunting gadis manapun yang ingin dinikahinya selama akhlak dan agamanya bagus. Dan ketika Hasan ingin menyunting Bu Zahrana, saya langsung setuju. Sebab saya sudah tahu semuanya tentang ibu dari teman ibu yaitu Bu Lina. Saya berharap. Dan saya sangat berharap Bu Zahrana tidak menolak pinangan ini. Ini pinangan serius tapi belum resmi. Jika Bu Zahrana serius nanti saya akan meminang secara resmi dengan membawa Hasan dan ayahnya juga beberapa anggota keluarga.” (Takbir Cinta Zahrana : 79) Dari kutipan tersebut Zaharana merasa sangat kaget, ia tidak percaya mahasiswanya sendiri melamarnya. Ia mencoba untuk menyakinkan ibu Zulaiha bahwa ia tidak mempunyai hhubugan yang sspesial dengan anaknya. Tetapi ibu
44
Zulaiha sudah mengetahuinya dari sahabat Zahrana. Melihat keseriusan ibu Zulaiha, Zahrana merasa bingung tidak tahu harus berbuat apalagi. “ Zahrana tidak tahu harus bagaimana. Ia masih belum tahu apa yang terjadi. Hasan melamarnya? Bagaimana mungkin? Tapi ibunya sedemikian serius. Apa yang harus ia putuskan. Zahrana tetap diam.” (Takbir Cinta Zahrana : 80 )
Disini juga terjadi perdebatan yang sengit, antara ketetapan dalil baik dari al-Qur`an maupun Sunnah dengan rasionalitas. Memang terlihat aneh atau tidak serasi apabila mahasiswa menikah dengan dosen. Hal ini juga akan menimbulkan sisi tidak etis bagi sebagian lingkungan yang kurang berwawasan. Akan tetapi, semua hal itu dipatahkan oleh agama, bahwa tidak ada larangan seorang murid meminang atau menikahi dosennya. Karena memang tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa mahasiswa diharamkan meminang dosen. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : “ Harus bagaimana saya agar ibu percaya. Sumpah demi Allah? Baiklah saya sumpah demi Allah semua yang saya sampaikan benar. Apa lagi? Hal gila? Tidak bu, tidak gila. Melangkah untuk mengikuti sunnah Rasul itu bukan ide gila. Itu ide baik. Dan mahasiswa meminang dosen, apakah ada dalil yang mengharamkannya?” (Takbir Cinta Zahrana :80 )
Dari kutipan tersebut ibu Zulaiha mencoba untuk menyakinkan Zahrana bahwa apa yang ia sampaikan tidak bohong dan todak main-main untuk melamar Zahrana. Ibu Zulaiha juga menyakinkan bahwa seorang mahasiswa yang umurnya jauh lebih muda melamar dosennya yang umurnya lebih tua empat tahun tidak ada dalil yang mengharamkannya dan hal tersebut bukan merupakann hal yang gila.
CHAPTER V CONCLUSION
Karakter tokoh utama Zahrana sebagai tokoh protagonis atau sentral (tokoh yang banyak mengalami peristiwa). Zahrana dikenal sebagai seorang dosen dan pengajar yang berdedikasi tinggi, mempunyai keteguhan prinsip, ulet, disiplin. Dan keteguhan prinsip untuk mencari jodoh yang sesuai dengan hati Zahrana. Hal inilah yang membentuk karakter Zahrana menjadi seseorang yang memegang teguh prinsip untuk mencari pendamping hidup yang sholeh, dan berjuang keras mengukir prestasinya demi mengangkat derajat kedua orang tuanya. Konflik-konflik yang dialami Zahrana muncul karena pertentangan antara dirinya dengan tokoh-tokoh lain serta situasi yang sedang dihadapinya. Kehadiran tokoh-tokoh lain seperti kedua orang tuanya, Bpk. H. Sukarman, M.Sc, ibu Merlin,Hasan,ibu Zulaiha,Lina, Wati dan Rahmad merupakan penyebab munculnya konflik dalam diri Zahrana. Dalam menghadapi konflik ini Zahrana dihadapkan pada situasi serta keadaan yang membuat diri Zahrana mengambil keputusan sendiri demi prinsip yang telah dia pegang tanpa harus mengikuti kemauan dari orang lain. Dia berani dalam mengikuti kata hatinya dalam menghadapi konflik yang dia alami dan bersikap positif dan tenang dalam menghadapi masalahnya. Karakter Zahrana terbentuk dari peristiwa-peristiwa yang terjadi kepadanya serta pertemuannya dengan tokoh lain Hasan seorang mahasiswa yang tampan, cerdas, sholeh dan berpendidikan yang tinggi yang pada akhirnya menjadi suaminya
45