Chapter 1 "Aku harus bisa menyelesaikan puzzle ini," kata seorang gadis yang sedang mencoba menyelesaikan puzzle jigsaw berukuran sangat kecil yang baru dibelinya. Namanya Park Hee Eun, usianya 23 tahun. Ia adalah gadis manis berambut lurus sebahu dengan sepasang mata berwarna cokelat bening. Ia sangat cantik, namun sayangnya, penampilannya tidak sama dengan sifatnya sampai-sampai teman-teman satu kampusnya mengejeknya dengan sebutan ‘Putri Kodok’. Ia sangat kasar dan susah untuk bersikap sopan apalagi pada laki-laki sebayanya. Hee Eun berkuliah di Seoul Women's University di Nowon. Semua mahasiswa di sana wanita dan tidak ada satupun laki-laki. Hee Eun tidak terlalu menyukai dunia percintaan dan hal-hal semacamnya. Menurutnya, hal itu tidak penting dan laki-laki hanya bisa menyusahkan. Ia pun mempunyai satu prinsip yang dipercayainya kalau semua laki-laki hanya bisa menyakiti. Prinsip itu yang menjadi salah satu alasannya berkuliah di kampus itu. Seperti gadis lainnya, Hee Eun mempunyai teman baik yang selalu ada untuknya, Jeong Ye In. Ia merupakan salah satu penasihat terbaik Hee Eun sepanjang masa. Mereka sudah dekat sejak SMA dan bagi Hee Eun, Ye In adalah ibu kedua. Berbeda dengan Hee Eun, Ye In mempunyai sifat yang lebih keibuan, feminin dan lembut. Jika mereka berdua adalah pasangan kekasih, Hee Eun berperan menjadi laki-laki yang kasar dan cuek sedangkan Ye In
menjadi perempuan baik hati yang selalu disakiti. Mereka berdua sahabat yang saling mengisi; jika Hee Eun melakukan kesalahan dan membuat onar, Ye Inlah yang memberikan penjelasan. Ye In persis seperti manager pribadi Hee Eun. Ye In sudah sering mengenalkan teman laki-lakinya yang juga menjadi teman pacarnya, Han Bae Rim. Bae Rim juga salah satu teman dekat Hee Eun yang sering mencarikan pria yang cocok untuk Hee Eun. Hee Eun tidak menolak, ia hanya sering mengerjai setiap laki-laki yang dikenalkan padanya. Bae Rim pernah mengenalkan Hee Eun pada salah satu juniornya yang bernama Chae Ryeol. Ia menyiapkan makan malam spesial di restoran miliknya untuk Hee Eun dan Chae Ryeol. Semua sudah ditata dengan rapih; Ye In meminjamkan dress mini miliknya untuk Hee Eun dan merubahnya menjadi lebih cantik. Chae Ryeol bukan laki-laki yang buruk rupa, setidaknya ia lebih tampan dari seekor kera tapi Hee Eun tidak menyukainya. Hee Eun tidak pernah merasa gugup ataupun merasakan jantungnya berdebar-debar di sekitar pria, ia tidak pernah tertarik pada satupun dari mereka. Anehnya, ia pun tidak tertarik dengan sesama jenis. Saat makan malam dimulai, pesanan mereka sudah siap untuk disantap dan Hee Eun pun siap dengan rencananya membuat pria itu pergi. Hee Eun berpurapura menjadi tuli dan menjawab setiap perkataan Chae Ryeol dengan perkataan yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik yang dibicarakan. Ia terus 2
membuat Chae Ryeol bingung sampai pada puncaknya, Hee Eun ijin ke kamar mandi. Ia berdiri dan berpura-pura tidak sengaja menyenggol gelas di samping Chae Ryeol dan mangkuk berisi sup panas yang berada tidak jauh darinya. Makan malam itu gagal; Chae Ryeol pulang dengan wajah yang tertekuk. Pakaiannya basah dan kotor karena sup. Malam itu benar-benar makan malam terburuk yang pernah dialaminya. Bae Rim dan Ye In hanya bisa menggelenggelengkan kepala mereka. Mencarikan Hee Eun pria lain tidak akan membawa perubahan. Bae Rim sudah mengenalkan tiga pria lain setelah Chae Ryeol dan semuanya berhasil dibuat Hee Eun pergi. Pria pertama dibuatnya lari terbirit-birit karena Hee Eun yang menyamar menjadi hantu di film The Ring, pria kedua dibuatnya jijik dengan ulahnya mengajak pria tersebut ke klub malam dan berpura-pura mabuk hingga muntah pada bajunya, pria ketiga adalah korban terparah selama perjalanan Hee Eun mengerjai laki-laki. Hee Eun membuat pria itu babak belur digebuk massa karena ia berteriak ketakutan. Ye In dan Bae Rim sudah menyerah. Mereka tidak mau lagi ikut campur dalam urusan percintaan Hee Eun. Ia terlalu keras seperti baja, begitu kata Bae Rim. Hari ini, tidak ada kelas yang harus dihadiri dan Hee Eun bebas. Tidak ada tugas yang harus dikerjakan, tidak ada acara yang harus didatanginya. Hee Eun benar-benar tidak harus melakukan apapun hari 3
Jumat ini. Hee Eun adalah anak tunggal dari Park Bae Young, pemilik perusahaan baju yang cukup terkenal di Seoul, TreeMan. Namun setahun terakhir, TreeMan terancam bangkrut karena putusnya kerja sama dengan pabrik tekstil langganan yang selalu mengirimkan bahan dan kain. Hee Eun tidak tahu bagaimana cara untuk membantu ayahnya, ia pun tidak takut jatuh bangkrut jadi ia hanya bersantai di rumah kecil yang disewanya di Jongno-gu. Hee Eun memutuskan untuk hidup mandiri, lepas dari ayah dan ibunya yang terus sibuk bekerja. Ia menyewa rumah kecil berkamar satu, dengan ruang tamu mini yang tergabung dengan dapur yang disekat tembok di antaranya. Ia pun sudah mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga toko buku dan galeri seni di dekat rumahnya untuk membiayai hidupnya sendiri. Ia hanya menggunakan uang dari ayahnya untuk biaya kuliah, selebihnya, ia menanggung semua sendiri. Puzzlenya hampir selesai saat tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu. Hee Eun meninggalkan puzzlenya di meja lalu bergegas menuju pintu rumahnya. "Appa!" Hee Eun melonjak kaget lalu memeluk ayahnya sambil tersenyum. Sudah satu minggu ia tidak bertemu Park Bae Young, ayahnya yang gemuk dan bermata sipit itu,. Bae Young mengusap-usap rambut Hee Eun dan memeluknya dengan erat. "Aku sangat merindukanmu." 4
"Aku juga merindukanmu, Appa. Ayo masuk, aku sudah membersihkan rumah kemarin," Hee Eun menarik tangan ayahnya dan mengajaknya masuk. Bae Young sudah terbiasa datang ke rumah mini ini, walaupun kecil tapi ia merasa bangga. Ia bangga mempunyai anak satu-satunya yang tidak bergantung padanya dan tidak manja. Ia duduk di bawah, melipat kakinya di bawah meja kayu yang ditaruh Hee Eun di tengah ruang tamu kecilnya. Hee Eun berlari menuju dapur, mengambil minuman kaleng dingin yang ada di kulkas. Ia kembali duduk dengan ayahnya dengan wajah yang tidak sabar. "Oh, Appa, Eomma jigeum jarjineyo?1" Bae Young tersenyum. "Ibumu baik-baik saja, dia sedang pergi dengan adiknya ke Busan untuk 3 hari." "Ah…, baguslah. Aku penasaran karena Ibu tidak pernah membalas teleponku." Bae Young menarik nafas, memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengatakan hal yang ingin dikatakannya. Bae Young melipat tangannya dia atas meja dan menghembuskan nafasnya. "Kau... sudah tahu tentang masalah perusahaan Ayah saat ini, kan?" "Ya, Ayah. Jangan khawatir, aku tidak akan merepotkanmu lagi. Tenang saja Ayah, lagipula aku sekarang sudah bekerja, aku bisa membantumu dan Ibu." 1
Oh, Ayah, apa Ibu sekarang baik-baik saja?
5
Bae Young tersenyum dengan wajah yang sungkan. "Ya, aku mengerti, Hee Eun." Hee Eun mengerutkan dahinya, melihat sesuatu yang aneh dari wajah ayahnya. "Museun irieyo, Appa? Naege marhallae?2” Bae Young berdeham. "Ayah sudah menemukan pengganti Tuan Jeong. Pamanmu mengenalkan pada ayah seorang pemilik pabrik tekstil baru, namanya Lee Han Cheol. Pabriknya punya bahan yang hampir sama dengan pemasok kita yang dulu." "Oh, benarkah?” "Tapi..., perusahaan tekstil itu pun mempunyai masalah yang sama dengan ayah. Perusahaannya terancam bangkrut...," "Oh! Lalu… bagaimana??" "Akhirnya kami memutuskan untuk membuat perjanjian kalau mereka akan menjadi pemasok tetap TreeMan dan kita akan menjadi pembeli tetap mereka. Kita sama-sama akan mengambil resiko dengan saling percaya, mereka akan memberi pasokan bahan untuk kita dan kita akan membagi untung 50% dari penjualan untuk mereka." Hee Eun tersenyum sangat lebar dengan kedua tangannya di pipi. "Aku senang sekali, Ayah. TreeMan akan terselamatkan, bukankah ini kabar baik?" 2
6
Ada apa, ayah? Mau bicara padaku?
Bae Young tersenyum dengan gugup. "Ya, tapi...," Bae Young berdeham, "Dia kurang percaya dan takut akan penipuan, jadi Tuan Lee dan aku sepakat membuat perjanjian yang cukup untuk mengikat kami. Dan aku butuh bantuanmu, Hee Eun." "Bantuan apa, Ayah? Aku pasti akan membantu selagi aku bisa, lagipula... aku tidak bisa membalas seluruh kebaikanmu yang sudah membesarkanku sampai sekarang." Bae Young lagi-lagi menghembuskan nafasnya. "Ayah ingin kau menikah dengan putra Han Cheol sebagai perjanjiannya." "Apa?!" __________
"Apa?!" Begitulah reaksi Lee Dae Gi saat diberitahu ayahnya tentang perjodohan yang tiba-tiba direncanakan tanpa pemberitahuan. Dae Gi adalah anak tunggal Lee Han Cheol, pemilik pabrik kain dan tekstil yang cukup besar di Seoul. Dae Gi sangat terkejut saat mendengar kabar dari ayahnya kalau ia akan ditunangkan secara paksa dengan putri pemilik TreeMan yang akan bekerja sama dengan pabriknya. Ia sudah tahu kalau pabrik ayahnya itu terancam bangkrut dan hanya kerja sama dengan TreeMan saja yang akan membantu pabriknya pulih kembali. 7